A. Biografi Jumari Hasibuaneprints.walisongo.ac.id/6461/4/BAB III.pdfmahasiswa Jurusan Akuntansi...

28
65 BAB III DESKRIPSI BUKU “TENTANG JEJAK YANG HILANG” A. Biografi Jumari Hasibuan Nama lengkap Jumari HS adalah Jumari Hasibuan. Jumari HS adalah nama pena yang sering ia gunakan dalam setiap karyanya. Nama belakang Hasibuan diambil dari marga sang nenek yang berasal dari luar Jawa. Jumari HS lahir di kota Kretek, Kudus pada tanggal 24 November 1965, sebagai putra ke 7 dari 9 bersaudara dari pasangan Kardjo (Alm) dan Kayatun. Masa kecilnya dihabiskan dengan bekerja keras, yaitu berjualan balon, kayu, dan koran. Walaupun saat itu, orang tua Jumari HS masih dapat bekerja, semangat Jumari untuk membantu perekonomian keluarga membuatnya turut ikut bekerja sembari melanjutkan sekolah. Masa kecil yang dipenuhi dengan usaha itulah yang membuatnya kini menjadi orang yang banyak dikenal. Menjadi sastrawan yang dihormati, serta telah turut berkontribusi bersama PT. Djarum Kudus. Jumari memiliki tiga orang anak dari pernikahannya dengan Suminah. Ketiga anaknya yaitu Arina Gusvia yang merupakan lulusan S1 Sastra Indonesia Universitas Semarang. Sekarang telah memberikan seorang cucu bernama Muhammad Arina Ali Pradana. Putra kedua adalah Arina Andika yang merupakan lulusan S1 Jurusan Pemerintahan

Transcript of A. Biografi Jumari Hasibuaneprints.walisongo.ac.id/6461/4/BAB III.pdfmahasiswa Jurusan Akuntansi...

65

BAB III

DESKRIPSI BUKU “TENTANG JEJAK YANG HILANG”

A. Biografi Jumari Hasibuan

Nama lengkap Jumari HS adalah Jumari Hasibuan.

Jumari HS adalah nama pena yang sering ia gunakan dalam

setiap karyanya. Nama belakang Hasibuan diambil dari marga

sang nenek yang berasal dari luar Jawa. Jumari HS lahir di

kota Kretek, Kudus pada tanggal 24 November 1965, sebagai

putra ke 7 dari 9 bersaudara dari pasangan Kardjo (Alm) dan

Kayatun. Masa kecilnya dihabiskan dengan bekerja keras,

yaitu berjualan balon, kayu, dan koran. Walaupun saat itu,

orang tua Jumari HS masih dapat bekerja, semangat Jumari

untuk membantu perekonomian keluarga membuatnya turut

ikut bekerja sembari melanjutkan sekolah. Masa kecil yang

dipenuhi dengan usaha itulah yang membuatnya kini menjadi

orang yang banyak dikenal. Menjadi sastrawan yang

dihormati, serta telah turut berkontribusi bersama PT. Djarum

Kudus.

Jumari memiliki tiga orang anak dari pernikahannya

dengan Suminah. Ketiga anaknya yaitu Arina Gusvia yang

merupakan lulusan S1 Sastra Indonesia Universitas Semarang.

Sekarang telah memberikan seorang cucu bernama

Muhammad Arina Ali Pradana. Putra kedua adalah Arina

Andika yang merupakan lulusan S1 Jurusan Pemerintahan

66

UT, yang akhirnya juga mengikuti jejak sang ayah bekerja di

PT Djarum. Telah dikaruniai 3 orang putra-putri yaitu Arina

Maharani (5 tahun), Arina Mutiara Sani (3,5 tahun), dan Arina

Sergio Mandella (1 tahun). Putra terakhir Jumari HS adalah

mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Muria Kudus, yang

masih menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, bernama Arina

Zuniar.

Pendidikan Jumari HS dimulai dari SD Loramkulon

2, yang ditempuh selama 6 tahun yakni sejak tahun 1971 dan

lulus pada tahun 1977. Dilanjutkan menyelesaikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Muhammadiyah 2 pada tahun

1977 sampai tahun 1980. Pendidikan terakhirnya di SMA

Negeri 2 Kudus yang lulus pada tahun 1984. Dibangku

sekolah Jumari belum begitu menyukai dunia tulis-menulis.

Hanya sekedar membaca beberapa karya sastra dari

sastrawan-sastrawan Indonesia. Penyair yang karyanya ia

gemari adalah sastrawan Chairul Anwar, yang menurutnya

memiliki pemikiran dan ide yang sama dalam

mengekspresikan karya sastranya.

Awal memulai menulisnya adalah saat dimana Jumari

mendapat Ilham dari Allah SWT, dimana singkat ceritanya

pada waktu malam hari, kediamannya seperti dijatuhi

rembulan yang seketika membuat pikirannya menjadi kosong.

Selama satu minggu, ia merasa bahwa pikirannya tak terisi

apapun sehingga setelah kejadian tersebut, ia merasa Allah

67

SWT menuntun dan menggerakkan hati serta pikiran untuk

memulai menulis sebuah karya.

Proses menulisnya diawali dari Radio Muria pada

tahun 1984, yaitu setelah Jumari menyelesaikan sekolah

Menengahnya. Mulai tertarik dengan dunia sastra dan terus

belajar secara otodidak. Karya-karya yang ia buat selalu

dikirimkan ke Radio Muria selebihnya beberapa karya akan

ada yang dimuat. Di Radio Muria pun Jumari sembari belajar

untuk menulis lebih baik lagi dengan dibimbing oleh Yudi

MS yang menjabat sebagai Redaktur di Radio Muria.

Melalui acara yang bertajuk “Ladang Sastra” yang ia

ikuti pada tahun 1990, Jumari dapat meraih juara I dalam

lomba puisi tersebut. Mengalahkan 60 peserta lainnya, Jumari

membuat juri dalam acara tersebut terkesan dengan

menciptakan karya puisi berjudul “Elegi Gunung Muria”.

Semenjak itu, banyak puisi maupun karya lainnya yang

diminati dan tersebar kebeberapa media se Indonesia, seperti

koran Republika, Jawa Pos, koran Merapi, Suara Merdeka,

koran Kedaulatan Rakyat, Suara Karya, Majalah Horison,

Penerbitan Kalimantan, dan lain sebagainya.

Selain meraih juara dalam lomba sastra, beberapa

prestasi seni yang pernah diraih Jumari adalah sebagai

berikut:

1. Juara 2 dalam penghargaan penerima sastra Award

Bekasi tahun 2008. Dikalahkan oleh Alfisal Manan yang

68

meraih juara pertama. Dalam acara ini, Jumari membuat

karya berjudul “Gelisah Terbangnya Burung-Burung”,

yang mengangkat fenomena lingkungan saat itu.

Kegelisahannya terhadap fenomena lingkungan lah yang

membuat Jumari memiliki ide untuk membuat sebuah

karya yang mampu menggetarkan hati pembaca

sastranya. Sehingga dengan karya inilah Jumari

mendapatkan sebuah penghargaan.

2. Pernah mendapatkan kehormatan berupa penghargaan

dari University Hangkuk Korea Selatan sebagai dosen

tamu. Dalam acara tersebut, Jumari mendapatkan

kesempatan untuk membacakan puisi-puisinya dihadapan

para tamu undangan yang tidak hanya warga Korea tetapi

juga dari sastrawan lain Negara. Selain Negara Korea,

juga berkesempatan pula mengisi di Negara Malaysia,

Singapura dan Brunai Darussalam.

3. Mendapatkan penghormatan dari acara pertemuan

penyair Nusantara, yang juga dihadiri oleh 9 Negara

seperti Malaysia, Rusia, Thailand dan lain-lain. Acara

tersebut dilaksanakan di Jambi, dimana Jumari ditunjuk

sebagai salah satu sastrawan perwakilan Jawa Tengah

yang membacakan karya puisinya berjudul “Negeri

Bohong.” Ketertarikan penonton waktu itu,

menghantarkan 15 puisi lainnya karya Jumari untuk

didokumentasikan oleh Estein di Universitas Prancis.

69

4. Menjadi pemenang sayembara dalam puisi Qur‟ani yang

dilaksanakan pada tanggal 28 September 2016.

Mengalahkan 1119 penyair dari berbagai daerah

diseluruh Indonesia. Puisi yang menghantarkanya

menjadi seorang pemenang berjudul “Mengaji Surat Al-

Ikhlas”. Jumari meyakinkan atas pemikirannya bahwa

Allah itu tunggal, yang dikemas dalam bahasa puisi. Puisi

“Mengaji Surat Al-Ikhlas” di Lanchingkan oleh Wakil

Presiden Indonesia, M. Jusuf Kalla yang bertempat di

Hotel Grand Sahid Jakarta.

5. Menjadi dosen sehari dalam pemaparan sastra di

Universitas Muria Kudus pada tahun 2016.

Prestasi yang sudah Jumari raih selama ini, tentunya

tidak mudah untuk didapatkan. Perlu usaha, kegigihan serta

kreativitas dalam berfikir sehingga muncul ide-ide yang

menarik untuk dituangkan menjadi sebuah karya sastra.

Menjalani lika-liku kehidupan yang sangat keras, tidak

membuatnya patah semangat. Jumari melihat hal-hal di

lingkungan sekitarnya sebagai ide yang perlu dikisahkan

dalam karya. Fenomena-fenomena yang beragam,

membuatnya menjadi sosok yang sangat kuat dalam

mengapresiasi sisi-sisi baik dan buruk Negeri tercintanya.

Perjalanan yang panjang selama lebih dari setengah

abad dari umurnya, menjadikannya memiliki banyak jabatan

70

dengan tanggung jawab besar. Beberapa jabatan kesenian

yang pernah Jumari pegang adalah sebagai berikut :

1. Menjabat sebagai ketua Teater Djarum selama 14 tahun

sejak tahun 2002 sampai sekarang. Awalnya, sesudah

diterima menjadi karyawan Djarum, Jumari ingin

mendirikan sebuah teater. Teater yang ia dirikan awalnya

bernama „Terater 76‟ kemudian berganti menjadi “Teater

Djarum‟. Memiliki 60 anggota teater yang kesemuanya

merupakan karyawan dari semua PT. Djarum se Kota

Kudus. Pementasan pertama dilaksanakan di Tangerang

dengan menampilkan musikalisasi puisi. Teater ini,

didirikan dengan upaya mengangkat derajat karyawan

Djarum yang juga memiliki bakat kesenian. Serta

mengangkat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini,

dengan menjadikannya sebuah cerita yang dipentaskan.

2. Menjabat sebagai ketua 2 Komunitas Sastra Indonesia

(KSI), selama 2 tahun sejak tahun 2014 sampai sekarang.

Komunitas ini beranggotakan seluruh sastrawan se

Indonesia. Dengan upaya meningkatkan produktivitas

dan kreativitas sesama sastrawan dalam membuat karya-

karya sastra.

3. Menjadi Penasehat Keluarga Penulis Kudus (KPK),

jabatan ini dipengangnya mulai tahun 2014 hingga

sekarang. Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas ini,

salah satunya adalah „Tadarus’ puisi yang dilaksanakan

71

selama sebulan sekali. Beranggotakan seluruh penulis se

Kota Kudus. Dapat dikatakan sebagai forumnya

pembahasan mengenai karya sastra. Selain itu, juga

mendiskusikan banyak karya ataupun fenomena sosial

yang dapat dijadikan karya, membahas mengenai ide-ide

yang dapat dikemukakan.

4. Penghuni “Rumah Air Mata”. Jumari menempatkan

kediamannya ini sebagai rumah singgah bagi para

sastrawan atau siapapun yang ingin belajar sastra.

Dimulai pada tahun 2013 hingga sekarang, kediamannya

dipenuhi buku sastra dan buku lainnya layaknya

perpustakaan pribadi. Rumah Air Mata merupakan nama

yang dipilih untuk kediaman Jumari HS. Di tempat

tersebutlah bimbingan sastra diberikan oleh Jumari

maupun sastrawan lainnya. Peminatnya kebanyakan

berasal dari pelajar sebanyak 30-50 anggota. Tidak hanya

pelajar, masyarakat umum juga berhak untuk „sinau’

sastra di Rumah Air Mata. Pelaksanaannya memang tidak

setiap hari, yaitu hanya sebulan sekali, tetapi antusias dari

penikmat sastra yang ingin belajar cukup banyak.

Harapan dari adanya Rumah Air Mata ini adalah tempat

persinggahan para sastrawan Nusantara, semua penyair

diterima disana.

5. Pernah pula menjabat sebagai Redaktur Buletin Buni

Putra. Tanggung jawab tersebut dibebankan kepada

72

Jumari selama 5 tahun, yaitu sejak tahun 2008 hingga

2013.

6. Pernah menjadi seorang wartawan Majalah Serapo

Kalimantan dari tahun 2010 sampai 2013.

7. Redaktur Buletin Wanita Indonesia sejak tahun 2013

hingga sekarang

B. Karya-Karya Jumari Hasibuan

Sebagai sastrawan yang selalu bergelut dengan

berbagai ide dan coretan, Jumari termasuk sastrawan yang

sangat produktif dalam menghasilkan karya-karya sastra.

Selain puisi, Jumari juga menulis cerpen, essay, artikel,

kolom, dan sebagainya tentang berbagai tema. Banyak karya

yang dihasilkan dengan berbagai macam tema, baik itu sosial

maupun budaya bahkan tak sedikit pula karyanya yang

bernuansa religi. Selain itu, Jumari juga telah menghasilkan

banyak puisi yang telah dimuat atau diterbitkan bahkan

dibacakan di beberapa forum sastra baik Nasional maupun

Internasional. Jumlah karya puisinya mencapai 1067 puisi,

tulisan Essaynya sebanyak 94 Essay, karangan cerpennya

sebanyak 49 karya, dan Jumari juga membuat naskah drama /

teater sebanyak 6 naskah. Diantara karya-karyanya yaitu :

1. Karya yang sudah dibukukan diantaranya :

a. Sajak-sajak Jumari HS dalam buku “Tembang

Tembakau” :

73

1) Tahun 1992

a) Fitrah

b) Abstraksi kehidupan

c) Senja dalam cemas

d) Kecemasan

e) Anak-anak zaman

2) Tahun 1994

a) Surat pengembara

b) Ingin bersama waktu

3) Tahun 1995 sebanyak 7 puisi, 4 diantaranya :

a) Luka kehidupan

b) Sketsa air mata

c) Ramadhan

d) Senja di ujung waktu

4) Tahun 1996

a) Dzikir kerinduan

b) Menyeduh cahaya

c) Kasidah haji

d) Ketakberdayaan

e) Makrifat

5) Tahun 1997

a) Hujan debu semakin deras

b) Kematian yang lain

c) Membakar diri sendiri

d) Kepada wanita pekerja malam

74

e) Burung-burung tak lagi menggambar

cakrawala

6) Tahun 1998 sebanyak 11 sajak, 4 diantaranya :

a) Negeri aneh

b) Ajari mereka sembahyang

c) Nyanyian kampung halaman

d) Keterbatasan

7) Tahun 1999 sebanyak 19 puisi, 4 diantaranya :

a) Angin tasawuf

b) Dzikirku membaca

c) Betapa sulit kita mengaji sunyi

d) Catatan doa

8) Tahun 2000

a) Romantisme lupa diri

b) Doa seorang anak

c) Aku menjelma hujan

d) Masihkah ada sunyi

e) Air mata

f) Taqwa

9) Tahun 2001 sebanyak 10 puisi, 4 diantaranya :

a) Tasawuf

b) Tangan-tangan bercahaya

c) Tetes air mata

d) Jika aku iblis

75

10) Tahun 2002

a) Sayap-sayap siapa berguguran

b) Fragmentasi tarian jari jemari

c) Rahasia angin

11) Tahun 2003

a) Orasi semut

b) Semut dalam ombak

c) Kehilangan lagu hati

12) Tahun 2005 sebanyak 11 puisi, 4 diantaranya :

a) Mencari jejak yang hilang

b) Sembahyang hati

c) Tarian keringat

d) Balada air mata

13) Tahun 2006 sebanyak 8 puisi, 3 diantaranya :

a) Negeri batu

b) Negeri gersang

c) Surat pendek

14) Tahun 2007

a) Aku tak ingin

b) Kita satu

c) Burung camar, itulah Indonesia

d) Wanita berahim kata-kata

15) Tahun 2008 sebanyak 23 puisi, 4 diantaranya :

a) Laut ibu

b) Merindukan perahu Nuh

76

c) Di sungai mengaji air

d) Rindu pada cahaya

16) Tahun 2009 sebanyak 12 puisi, 4 diantaranya:

a) Tasawuf tembakau

b) Negeri air mata

c) Pengembara kalbu

d) Memandang Gunung Muria, memandang

resah

17) Tahun 2010 sebanyak 26 puisi, 4 diantaranya :

a) Sajak buah khuldi

b) Tasawuf cinta

c) Doa

d) Catatan peziarah

18) Tahun 2011 sebanyak 15 puisi, 4 diantaranya :

a) Garuda di dada

b) Bencana-bencana berisyarat

c) Masihkah sunyi

d) Masihkah engkau sunyi

b. Antologi bersama puisi Jumari HS dalam buku

“Trinetra Walgita” bersama dengan Aji Ramadhan

dan Imam Khanafi. Dalam buku tersebut puisi Jumari

terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

1) Memo Suara Rakyat, dalam kategori ini terdapat

22 puisi Jumari HS, 4 diantaranya :

a) Memo suara rakyat

77

b) Belajar pada ilalang

c) Durna

d) Bendera

2) Peradaban Batu, dalam kategori ini terdapat 31

puisi, 4 diantaranya :

a) Notasi kebenaran

b) Sembahyang cinta

c) Pesan kematian

d) Kebenaran

c. Kumpulan cerita pendek karya Jumari yang sudah

dibukukan berjudul “Bayang-Bayang Kematian”.

Pada buku ini Jumari HS terlihat lebih matang dalam

menghayati karyanya. Baik dari spesifikasi tema,

karena terdapat cerpen yang hanya berbicara soal

kebatinan diri dan sosial yang dialami secara

langsung, bahkan penyunting dari buku ini

berpendapat bahwa yang ditulis Jumari adalah

pengalaman pribadi dan penglihatan pada hal-hal

disekitarnya.

Cerpen berjudul “Bayang-Bayang Kematian,

misalnya. Cerpen ini bercerita tentang kisah misteri

kematian. Cerita menyoroti pada sejumlah

kemungkinan penyebab kematian. Tokoh yang

digunakan adalah tokoh yang terlibat disepanjang

kehidupannya. Cerpen ini, Jumari telah berhasil

78

membangun irama keterkejutan kepada pembaca,

karena teknik penceritaan yang dipaparkan Jumari

berhasil memberikan ketegangan kepada pembaca.

Pada buku “Bayang-Bayang Kematian” ini, terdapat

13 judul cerita pendek, yaitu :

1) Ilalang menusuk mendung

2) Kembalikan air mataku

3) Maut itu menyapaku

4) Bayang-bayang kematian

5) Tikus

6) Angka-angka hitam

7) Protes

8) Oyot mimang

9) Ledhek

10) Anjing penggali kubur

11) Burham

12) Jangan ajari aku menjadi pengemis

13) Terusir

d. Ontologi bersama dalam judul buku “Matahari Cinta

Samodra Katanya” pada tahun 2016. Sebanyak 216

penyair dari seluruh Indonesia turut menyumbangkan

karya terbaik mereka. Jumari HS turut

menyumbangkan sebanyak 10 puisi karyanya,

diantaranya puisi berjudul :

79

1) “Pohon Kelapa”, penyair mengungkapkan

ketaatannya kepada Tuhannya dengan

menciptakan puisi “Pohon Kelapa”. Jumari

mengisyaratkan bahwa manusia sebaiknya dapat

belajar dari sebuah pohon kelapa. Dihadapan

Allah pun, manusia dapat bersikap seperti pohon

kelapa. Semua yang ada dari pohon kelapa dapat

dimanfaatkan. Baik itu batang, buah bahkan

daunnya. Selayaknya manusia dihadapan Tuhan

dapat menjadi seperti pohon kelapa yang dapat

memanfaatkan segala hal yang ada pada diri

manusia. Setiap bagian tubuh manusia selayaknya

digunakan dalam hal kebaikan. Semata-mata tidak

hanya Hablum MinAllah, tetapi juga Hablum

Minannas.

2) “Doa Pagi”, merupakan puisi yang diciptakan

Jumari untuk mengingatkan kepada pembaca

bahwa rahmat Allah selalu menyertai manusia

yang mau berdoa kepadaNya.

3) “Rindu”, merupakan puisi yang diciptakan dari

perasaan sang penyair. Puisi “Rindu” adalah

bentuk dari kerinduan Jumari kepada

Penciptanya. Mengingatkan pembaca agar tidak

selalu memikirkan duniawi tetapi juga selalu ingat

kepada Tuhannya.

80

2. Karya yang sudah dimuat di media, diantaranya :

a. Koran Merapi di tahun 2016 sudah menerbitkan 5

puisi Jumari yang diberi judul dari sebuah buku yaitu

“Pasie Karam”. Kelima puisi tersebut berjudul :

1) Membaca Rumput-Rumput

2) Pagi, Selamat Tinggal Embun

3) Tengah Malam, Aku Rindu Tuhan

4) Kopi Aceh I

5) Kopi Aceh II

b. Penerbitan Kalimantan di tahun 2016 memuat puisi

Jumari yang berjudul “Duka Sungai”. Selain itu,

sebanyak 250 penyair juga mengirimkan karya puisi

untuk dimuat. Setiap penyair Indonesia

berkesempatan mengirimkan satu dari karyanya untuk

dimuat.

c. Batam Pos juga menerbitkan puisi-puisi Jumari pada

tanggal 18 September 2016 dengan menyumbangkan

10 karya puisinya, yang berjudul :

1) Kerinduan Pada Pohon-Pohon

2) Aku Menemukan Tuhan

3) Aku Ingin Menjadi Cinta

4) Bersarang Di Daun Tembakau

5) Kopi Aceh I

6) Kopi Aceh II

7) Tangis Tembakau

81

8) Di Dalam Pori-Pori Tembakau

9) Elegi Nelayan

10) Pendakian

d. Cerpennya banyak dimuat di media seperti cerpen

berjudul “Ledhek”, “Burham”, “Besek”, dan cerpen

bernuansa religi ada “Bayang-Bayang Kematian”.

Karangan cerpennya pernah termuat di Koran

Kedaulatan Rakyat.

e. Novel garapan Jumari yang masih dalam proses

pembuatan saat ini merupakan karya novel

pertamanya dengan judul “Semut Bernyanyi Dalam

Gelombang”. Mengisahkan kondisi sosial keagamaan

dari hal-hal yang terjadi disekitarnya.

3. Naskah drama dan teaternya yang sudah pernah

dipentaskan berjudul :

a. Aku Masih Rindu Suara Itu, dipentaskan oleh pelajar

sekolah di daerah Kudus

b. Kematian Cinta, sempat dipentaskan di IAIN Serang

Banten

c. Cinta Kasih Mi Dan Min, dipentaskan di daerah

Ngawi Jawa Tengah

d. Minak Jinggo Kehilangan Cinta, dipentaskan di

Universitas Muria Kudus

82

e. Dongeng Ibu Di bulan Purnama, dipentaskan di

daerah Kudus dan Pati

f. dan, Ledhek

C. Gambaran Puisi dalam Buku “Tentang Jejak Yang

Hilang”

Keseluruhan dari buku “Tentang Jejak Yang Hilang”

berisi 161 puisi dengan berbagai macam judul. Dari 161 puisi

tersebut, terbagi menjadi 10 bagian, yaitu dimulai pada tahun

2005 hingga 2015, terkecuali pada tahun 2006. Jumlah puisi

yang paling banyak terdapat pada tahun 2015, yaitu 42 puisi.

Sedangkan yang paling sedikit terdapat pada tahun 2005 dan

2013.

Antologi puisi “Tentang Jejak Yang Hilang” besar

kemungkinan merupakan hasil yang diperoleh Jumari ketika

mencari, mengumpulkan, serta memuliakan kembali

perjalanan kehidupannya yang „hilang‟. Kumpulan dari

berbagai peristiwa, kesan, dan kenangan perjalanan kehidupan

pribadi Jumari, yang sempat terhapus, tertindih, atau

terlupakan ketika menempuh perjalanan masa depan. Buku

"Tentang Jejak Yang Hilang” adalah upaya Jumari untuk

mendokumentasikan puisi-puisinya secara spiritual kepada

pembaca yang berkenan mengapresiasikan karyanya.

Deskripsi dari buku TJYH ini, peneliti tidak akan

menguraikan keseluruhan dari puisi-puisi yang ada.

83

Melainkan akan mengambil beberapa puisi dari masing-

masing kelompok puisi sesuai dengan tahun pembuatan, yang

menurut pengamatan peneliti memuat pesan-pesan

keagamaan, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat terwujud.

Di bawah ini akan diuraikan lebih lanjut terkait dengan

gambaran puisi Jumari, yaitu :

1. Bagian Pertama, tahun 2005

Tahun 2005 ini terdiri dari 4 puisi yang memiliki

nilai keagamaan, seperti dalam puisi sebagai berikut :

DISTORSI

Mati mata

Hidup batin

Selamat!

Mati mata

Mati bathin

Celaka!

Hidup mata

Matin bathin

Terkutuk!

Mata dan bathin

Ada Tuhan!

2. Bagian Kedua, tahun 2007

Tahun 2007 ini terdiri dari 9 puisi, penyair

mengungkapkan puisi keagamaan, seperti yang Jumari

ungkapkan pada puisi berikut :

84

CATATAN 1

Kalau boleh kupinjam mataMu

Malam itu juga, akan kulihat

Rahasia cinta yang menggeriap

Menggelap-terang hidup

Kalau boleh kupinjam telingaMu

Hari itu juga, akan kudengar

Suara air mata yang mengeja makna-makna

Kalau boleh kupinjam hidungMu

Saat itu juga, akan kucium

Bau tanah yang menumbuhkan jiwa

Dari kematian

Kalau aku bisa melihat wajahMu

Saat itu juga, aku tak akan mengabdi

Dan lari dariMu

3. Bagian Ketiga, tahun 2008

Pada tahun ini terdiri dari 6 puisi, yang

mengungkapkan tentang kritik sosial, terdapat dalam puisi

sebagai berikut :

NEGERI AIR MATA

Disinilah,

Mata merah lembab memandang jalan tak ada arah

Segala kesedihan mengusap sia-sia

Cahaya pun kehilangan makna

Kegelapan mengusik dimana-mana

: air mata tumpah pada ironi sunyi

debu begitu mudah tertemukan

85

disetiap langkah kaki, kesesatan terus bernyanyi

menggores wajah puisi

kata-kata menyampah disetiap mulut

lalu dimuntahkan dan menjelma danau luka

tak peduli perih

tak peduli sakit

tak peduli sembilu

disinilah,

berjuta rakyat kehilangan wajah

mereka merangkak-rangkak

ke tepi, sambil menahan lapar

kehilangan rumah

kehilangan negeri

hanya air mata yang mengiris jiwa sendiri

4. Bagian Keempat, tahun 2009

Pada tahun 2009 terdiri dari 10 puisi yang

mengungkapkan perasaan penyair terkait kritik sosial,

yaitu :

NEGERI HEWAN 2

Inilah negeri hewan

Negeri tanpa kemanusiaan

Di antara teman saling menikam dari belakang

Mereka berjalan dalam belukar bersarang kegelapan

Langit hitam dan bumi berbatu seperti jiwanya

Yang tak kenal kalbu

Kalau bicara Cuma janji-janji melulu

Kalau duduk pun tertidur

Kalau makan tak peduli halal dan haram

Inilah negeri hewan

86

5. Bagian Kelima, tahun 2010

Tahun 2010 terdiri dari 15 puisi yang diungkapkan oleh

penyair terkait dengan moral, seperti :

CERMIN

Pada cermin

Melihat wajah sendiri

Memar dan luka

Aku malu

melupakanMu

Pada cermin

Ada bayang-bayang

Bergentayangan

Masa silam

Menebar perih

Pada cermin

Aku kecil

Tak ubahnya debu

Di perjalanan

Pada cermin

Ada rindu

kelahiran

6. Bagian keenam, tahun 2011

Puisi karya Jumari ditahun 2011 lebih banyak dari

tahun sebelumnya, yaitu terdiri dari 32 judul puisi dengan

berbagai macam ungkapan perasaan penyair. Penyair

mengungkapkan mengenai puisi dengan sisi religiusitas

yang tinggi. Berikut puisi Jumari pada tahun 2011, yaitu :

87

SUJUD TENGAH MALAM

Aku temukan sunyi menjadi laut

Lalu aku mendayung perahuku dengan zikir

Menyusuri ombak yang membuka pintu demi pintu cahaya

Di atas, ada bintang-bintang tersenyum dan menyapa

Dengan bahasa cinta, tapi aku gagap dengan diriku yang

penuh luka

Aku sembunyikan wajahku dalam sujud

Diriku yang muasal tanah, mengajarkan kerendahan hati

Iba anak yatim, rintih duafa bertautan seperti Tuhan

bernyanyi

Dan iramanya, menggelayut di urat nadi

Aku menangis, berenangan dalam air mata sendiri

Sujudku pun semakin khusuk

Sampai negeri keheningan aku tempuh

Sejauh mata memandang, dan darah bergolak

Dan gemetar yang membangunkan bulu kuduku

Mengelupas luka dari perih yang menggigil selama ini

Sujudku tengah malam

Aku temukan negeri embun

Dinginnya tanpa warna, aromanya mengajariku

Tentang makna-makna

Sujudku tengah malam

Merayap dalam kemenangan-kemenangan

DI ATAS SAJADAH

Di atas sajadah aku belajar Alif

Biar jiwaku tegar dan mampu mendayung

Cahaya-cahayaMu

Di atas sajadah aku memahami Ba’

Biar hatiku senantiasa tenang dalam hidup

88

Dan takut dengan hujatMu

Di atas sajadah aku lihat Ta’

Biar mataku teduh dalam iman

Mengimani segala ciptaanMu

Di atas sajadah aku peluk Sa’

Biar getar nadiku senantiasa pasrah

Sepasrah langit dan bumi

Di atas sajadah

Alif Ba’ Ta’ Sa’

Ada dalam tarikan nafasku

Betapa indah kerinduanku padamu, Tuhan

7. Bagian Ketujuh, tahun 2012

Pada tahun 2012, penyair berhasil menciptakan

sebuah karya yang terdiri dari 12 puisi. Penyair berusaha

mengungkapkan kerinduan kepada Ibu. Karya puisinya,

yaitu:

BAYANGAN IBU

Membayangkan ibu

Aku terbayang dalam kandungan

Dan air susunya yang suci itu, mengingatkan

Tentang kasih sayang, juga senyum Tuhan: betapa

misterinya dan agungnya kehidupan

Ibu, di telapak kakimu ada surga

Aku berusaha masuk kedalamnya

Lewat pintu zikir, merenungi kelahiranku yang kusam

Oleh debu perjalanan, dan angin liar belum juga berhenti

Mengusik desah nafas ketulusan

89

Membayangkan ibu

Aku seperti menemukan samodra di dada

Keleluasaannya begitu anggun

Sampai air mataku berwarna sunyi

Menetes di sajak-sajakku

8. Bagian Kedelapan, tahun 2013

Tahun 2013 hanya terdiri dari 4 puisi, lebih

sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Penyair

mengungkapkan pemikiran religiusnya dan kondisi moral

bangsa. Ungkapan puisinya, yaitu :

LAILATUL QADAR

Airmata terasa hening dan bening

Dalam cahayaNya

Begitu malam menjelma menjadi lautan ampun

Dan sunyi terasa mengalir indah

Doa0doa mmengusir bayang-bayang

Khusuknya menyerupai mimpi Musa

Di puncak Tursina

Malam seribu bulan

Berjuta malaikat turun ke bumi

Seperti rintik gerimis membasah

Di gersangnya hati

JANGAN KATAKAN

Jangan katakan malu

Jika hatimu jujur dan benar

Matahri tak pernah berubah arah

Waktu berdetak pada detik-detiknya

Burung-burung masih berkicau

Begitu pun laut senantiasa melabuhkan kerinduan dan

harapan

90

Jangan katakan malu, selagi kebenaran mengalir dalam

darahmu

Jangan katakan takut

Dengan perutmu yang lapar

Sawah, ladang tinggal mesiu

Sungai, laut tinggal genangan air mata

Jangan katakan takut

Heroik dan nasionalisme ayo dilecutkan

Ayo dikorbankan

Jangan katakan sedih

Waktu masih berdetak

Angin masih berdesir

Burung-burung masih berkicau

Jangan katakan sedih

Kebenaran tak bisa dikalahkan!

9. Bagian Kesembilan, tahun 2014

Setelah 4 puisi di tahun 2013, di tahun 2014

penyair memiliki karya yang cukup banyak, yaitu terdiri

dari 26 karya puisi. Berisi ungkapan penyair tentang

tingkah laku masyarakat di lingkungannya. Karya

puisinya yaitu :

ORANG-ORANG KUDUS

Mereka

Yang tak pernah bosan membaca huruf-huruf suci

Yang tak pernah lelah mencari jubah para nabi

Yang tak pernah berhenti berenang dalam keringatnya

sendiri

Yang tak pernah lupa bersarung dan berpeci

Pada menara mereka memandang langit rindu

91

Pada batang kretek dan lezatnya jenang mereka

bersandar ramah

Pada riwayat wali mereka mengundang burung-burung

berpuisi

Mereka, orang-orang bernafas camar di jantung ombak!

10. Bagian Kesepuluh, tahun 2015

Tahun 2015 adalah tahun terakhir dari puisi yang

terdapat dalam buku “Tentang Jejak Yang Hilang”.

Terdiri dari 43 macam puisi dengan berbagai tema. Tahun

2015 menjadi tahun yang memiliki kumpulan puisi paling

banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berisi

tentang ungkapan tentang sikap manusia, pengalaman

pribadi dan spiritual penyair. Puisi-puisinya yaitu :

KEJUJURAN

Kejujuranlah yang selalu memberi jalan

Banyak kepalsuan hanya berakhir kekalahan

Yang di penuhi kesengsaran

Kejujuran itu karena hati

Mengantarkan kita menuju negeri kemuliaan

Mengenalkan kita pada luasnya lautan

Sebab pelayaran ada ombak, kadang gelombang

Mengerikan

Kejujuran selalu membawa kemenangan

Runhya seperti rembulan di saat malam

Membagi cahaya menemukan kearifan dan ketulusan

Meski kegelapan sering mengusik dengan tipu daya

Maupun wajah-wajah binatang

92

SEMBAHYANG SAAT TERBARING DI RUMAH

SAKIT

Tuhan, aku tidak mampu menyucikan diri

Izinkan aku bersembahyang dalam pembaringan ini

Sampai aku tertidur dan melupakan sakit

Dan dapat mengantarkan kerinduanku padaMU

Amin.

SELAGI IBU

Anak mendamprat ibunya

Geram, sehari lapar tak dimasakkan

Sejak itu, surga semakin jauh

Dalam doa-doaku menggemburuh

Kemiskinan selalu jadi alasan

Selagi ibu belum berhenti menangis dan lapang

Surga itu masih mengatupkan pintunya

ISYARAT GIGI

Di lidahku terasa ada Tuhan

Menghitung gigiku yang tinggal dua batang

Kematian itu rahasia, kata usia tiba-tiba

Wajahnya berkerut membayangkan ada yang hilang

Di belukar perjalanan