A. Biografi Jumari Hasibuaneprints.walisongo.ac.id/6461/4/BAB III.pdfmahasiswa Jurusan Akuntansi...
Transcript of A. Biografi Jumari Hasibuaneprints.walisongo.ac.id/6461/4/BAB III.pdfmahasiswa Jurusan Akuntansi...
65
BAB III
DESKRIPSI BUKU “TENTANG JEJAK YANG HILANG”
A. Biografi Jumari Hasibuan
Nama lengkap Jumari HS adalah Jumari Hasibuan.
Jumari HS adalah nama pena yang sering ia gunakan dalam
setiap karyanya. Nama belakang Hasibuan diambil dari marga
sang nenek yang berasal dari luar Jawa. Jumari HS lahir di
kota Kretek, Kudus pada tanggal 24 November 1965, sebagai
putra ke 7 dari 9 bersaudara dari pasangan Kardjo (Alm) dan
Kayatun. Masa kecilnya dihabiskan dengan bekerja keras,
yaitu berjualan balon, kayu, dan koran. Walaupun saat itu,
orang tua Jumari HS masih dapat bekerja, semangat Jumari
untuk membantu perekonomian keluarga membuatnya turut
ikut bekerja sembari melanjutkan sekolah. Masa kecil yang
dipenuhi dengan usaha itulah yang membuatnya kini menjadi
orang yang banyak dikenal. Menjadi sastrawan yang
dihormati, serta telah turut berkontribusi bersama PT. Djarum
Kudus.
Jumari memiliki tiga orang anak dari pernikahannya
dengan Suminah. Ketiga anaknya yaitu Arina Gusvia yang
merupakan lulusan S1 Sastra Indonesia Universitas Semarang.
Sekarang telah memberikan seorang cucu bernama
Muhammad Arina Ali Pradana. Putra kedua adalah Arina
Andika yang merupakan lulusan S1 Jurusan Pemerintahan
66
UT, yang akhirnya juga mengikuti jejak sang ayah bekerja di
PT Djarum. Telah dikaruniai 3 orang putra-putri yaitu Arina
Maharani (5 tahun), Arina Mutiara Sani (3,5 tahun), dan Arina
Sergio Mandella (1 tahun). Putra terakhir Jumari HS adalah
mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Muria Kudus, yang
masih menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, bernama Arina
Zuniar.
Pendidikan Jumari HS dimulai dari SD Loramkulon
2, yang ditempuh selama 6 tahun yakni sejak tahun 1971 dan
lulus pada tahun 1977. Dilanjutkan menyelesaikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Muhammadiyah 2 pada tahun
1977 sampai tahun 1980. Pendidikan terakhirnya di SMA
Negeri 2 Kudus yang lulus pada tahun 1984. Dibangku
sekolah Jumari belum begitu menyukai dunia tulis-menulis.
Hanya sekedar membaca beberapa karya sastra dari
sastrawan-sastrawan Indonesia. Penyair yang karyanya ia
gemari adalah sastrawan Chairul Anwar, yang menurutnya
memiliki pemikiran dan ide yang sama dalam
mengekspresikan karya sastranya.
Awal memulai menulisnya adalah saat dimana Jumari
mendapat Ilham dari Allah SWT, dimana singkat ceritanya
pada waktu malam hari, kediamannya seperti dijatuhi
rembulan yang seketika membuat pikirannya menjadi kosong.
Selama satu minggu, ia merasa bahwa pikirannya tak terisi
apapun sehingga setelah kejadian tersebut, ia merasa Allah
67
SWT menuntun dan menggerakkan hati serta pikiran untuk
memulai menulis sebuah karya.
Proses menulisnya diawali dari Radio Muria pada
tahun 1984, yaitu setelah Jumari menyelesaikan sekolah
Menengahnya. Mulai tertarik dengan dunia sastra dan terus
belajar secara otodidak. Karya-karya yang ia buat selalu
dikirimkan ke Radio Muria selebihnya beberapa karya akan
ada yang dimuat. Di Radio Muria pun Jumari sembari belajar
untuk menulis lebih baik lagi dengan dibimbing oleh Yudi
MS yang menjabat sebagai Redaktur di Radio Muria.
Melalui acara yang bertajuk “Ladang Sastra” yang ia
ikuti pada tahun 1990, Jumari dapat meraih juara I dalam
lomba puisi tersebut. Mengalahkan 60 peserta lainnya, Jumari
membuat juri dalam acara tersebut terkesan dengan
menciptakan karya puisi berjudul “Elegi Gunung Muria”.
Semenjak itu, banyak puisi maupun karya lainnya yang
diminati dan tersebar kebeberapa media se Indonesia, seperti
koran Republika, Jawa Pos, koran Merapi, Suara Merdeka,
koran Kedaulatan Rakyat, Suara Karya, Majalah Horison,
Penerbitan Kalimantan, dan lain sebagainya.
Selain meraih juara dalam lomba sastra, beberapa
prestasi seni yang pernah diraih Jumari adalah sebagai
berikut:
1. Juara 2 dalam penghargaan penerima sastra Award
Bekasi tahun 2008. Dikalahkan oleh Alfisal Manan yang
68
meraih juara pertama. Dalam acara ini, Jumari membuat
karya berjudul “Gelisah Terbangnya Burung-Burung”,
yang mengangkat fenomena lingkungan saat itu.
Kegelisahannya terhadap fenomena lingkungan lah yang
membuat Jumari memiliki ide untuk membuat sebuah
karya yang mampu menggetarkan hati pembaca
sastranya. Sehingga dengan karya inilah Jumari
mendapatkan sebuah penghargaan.
2. Pernah mendapatkan kehormatan berupa penghargaan
dari University Hangkuk Korea Selatan sebagai dosen
tamu. Dalam acara tersebut, Jumari mendapatkan
kesempatan untuk membacakan puisi-puisinya dihadapan
para tamu undangan yang tidak hanya warga Korea tetapi
juga dari sastrawan lain Negara. Selain Negara Korea,
juga berkesempatan pula mengisi di Negara Malaysia,
Singapura dan Brunai Darussalam.
3. Mendapatkan penghormatan dari acara pertemuan
penyair Nusantara, yang juga dihadiri oleh 9 Negara
seperti Malaysia, Rusia, Thailand dan lain-lain. Acara
tersebut dilaksanakan di Jambi, dimana Jumari ditunjuk
sebagai salah satu sastrawan perwakilan Jawa Tengah
yang membacakan karya puisinya berjudul “Negeri
Bohong.” Ketertarikan penonton waktu itu,
menghantarkan 15 puisi lainnya karya Jumari untuk
didokumentasikan oleh Estein di Universitas Prancis.
69
4. Menjadi pemenang sayembara dalam puisi Qur‟ani yang
dilaksanakan pada tanggal 28 September 2016.
Mengalahkan 1119 penyair dari berbagai daerah
diseluruh Indonesia. Puisi yang menghantarkanya
menjadi seorang pemenang berjudul “Mengaji Surat Al-
Ikhlas”. Jumari meyakinkan atas pemikirannya bahwa
Allah itu tunggal, yang dikemas dalam bahasa puisi. Puisi
“Mengaji Surat Al-Ikhlas” di Lanchingkan oleh Wakil
Presiden Indonesia, M. Jusuf Kalla yang bertempat di
Hotel Grand Sahid Jakarta.
5. Menjadi dosen sehari dalam pemaparan sastra di
Universitas Muria Kudus pada tahun 2016.
Prestasi yang sudah Jumari raih selama ini, tentunya
tidak mudah untuk didapatkan. Perlu usaha, kegigihan serta
kreativitas dalam berfikir sehingga muncul ide-ide yang
menarik untuk dituangkan menjadi sebuah karya sastra.
Menjalani lika-liku kehidupan yang sangat keras, tidak
membuatnya patah semangat. Jumari melihat hal-hal di
lingkungan sekitarnya sebagai ide yang perlu dikisahkan
dalam karya. Fenomena-fenomena yang beragam,
membuatnya menjadi sosok yang sangat kuat dalam
mengapresiasi sisi-sisi baik dan buruk Negeri tercintanya.
Perjalanan yang panjang selama lebih dari setengah
abad dari umurnya, menjadikannya memiliki banyak jabatan
70
dengan tanggung jawab besar. Beberapa jabatan kesenian
yang pernah Jumari pegang adalah sebagai berikut :
1. Menjabat sebagai ketua Teater Djarum selama 14 tahun
sejak tahun 2002 sampai sekarang. Awalnya, sesudah
diterima menjadi karyawan Djarum, Jumari ingin
mendirikan sebuah teater. Teater yang ia dirikan awalnya
bernama „Terater 76‟ kemudian berganti menjadi “Teater
Djarum‟. Memiliki 60 anggota teater yang kesemuanya
merupakan karyawan dari semua PT. Djarum se Kota
Kudus. Pementasan pertama dilaksanakan di Tangerang
dengan menampilkan musikalisasi puisi. Teater ini,
didirikan dengan upaya mengangkat derajat karyawan
Djarum yang juga memiliki bakat kesenian. Serta
mengangkat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini,
dengan menjadikannya sebuah cerita yang dipentaskan.
2. Menjabat sebagai ketua 2 Komunitas Sastra Indonesia
(KSI), selama 2 tahun sejak tahun 2014 sampai sekarang.
Komunitas ini beranggotakan seluruh sastrawan se
Indonesia. Dengan upaya meningkatkan produktivitas
dan kreativitas sesama sastrawan dalam membuat karya-
karya sastra.
3. Menjadi Penasehat Keluarga Penulis Kudus (KPK),
jabatan ini dipengangnya mulai tahun 2014 hingga
sekarang. Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas ini,
salah satunya adalah „Tadarus’ puisi yang dilaksanakan
71
selama sebulan sekali. Beranggotakan seluruh penulis se
Kota Kudus. Dapat dikatakan sebagai forumnya
pembahasan mengenai karya sastra. Selain itu, juga
mendiskusikan banyak karya ataupun fenomena sosial
yang dapat dijadikan karya, membahas mengenai ide-ide
yang dapat dikemukakan.
4. Penghuni “Rumah Air Mata”. Jumari menempatkan
kediamannya ini sebagai rumah singgah bagi para
sastrawan atau siapapun yang ingin belajar sastra.
Dimulai pada tahun 2013 hingga sekarang, kediamannya
dipenuhi buku sastra dan buku lainnya layaknya
perpustakaan pribadi. Rumah Air Mata merupakan nama
yang dipilih untuk kediaman Jumari HS. Di tempat
tersebutlah bimbingan sastra diberikan oleh Jumari
maupun sastrawan lainnya. Peminatnya kebanyakan
berasal dari pelajar sebanyak 30-50 anggota. Tidak hanya
pelajar, masyarakat umum juga berhak untuk „sinau’
sastra di Rumah Air Mata. Pelaksanaannya memang tidak
setiap hari, yaitu hanya sebulan sekali, tetapi antusias dari
penikmat sastra yang ingin belajar cukup banyak.
Harapan dari adanya Rumah Air Mata ini adalah tempat
persinggahan para sastrawan Nusantara, semua penyair
diterima disana.
5. Pernah pula menjabat sebagai Redaktur Buletin Buni
Putra. Tanggung jawab tersebut dibebankan kepada
72
Jumari selama 5 tahun, yaitu sejak tahun 2008 hingga
2013.
6. Pernah menjadi seorang wartawan Majalah Serapo
Kalimantan dari tahun 2010 sampai 2013.
7. Redaktur Buletin Wanita Indonesia sejak tahun 2013
hingga sekarang
B. Karya-Karya Jumari Hasibuan
Sebagai sastrawan yang selalu bergelut dengan
berbagai ide dan coretan, Jumari termasuk sastrawan yang
sangat produktif dalam menghasilkan karya-karya sastra.
Selain puisi, Jumari juga menulis cerpen, essay, artikel,
kolom, dan sebagainya tentang berbagai tema. Banyak karya
yang dihasilkan dengan berbagai macam tema, baik itu sosial
maupun budaya bahkan tak sedikit pula karyanya yang
bernuansa religi. Selain itu, Jumari juga telah menghasilkan
banyak puisi yang telah dimuat atau diterbitkan bahkan
dibacakan di beberapa forum sastra baik Nasional maupun
Internasional. Jumlah karya puisinya mencapai 1067 puisi,
tulisan Essaynya sebanyak 94 Essay, karangan cerpennya
sebanyak 49 karya, dan Jumari juga membuat naskah drama /
teater sebanyak 6 naskah. Diantara karya-karyanya yaitu :
1. Karya yang sudah dibukukan diantaranya :
a. Sajak-sajak Jumari HS dalam buku “Tembang
Tembakau” :
73
1) Tahun 1992
a) Fitrah
b) Abstraksi kehidupan
c) Senja dalam cemas
d) Kecemasan
e) Anak-anak zaman
2) Tahun 1994
a) Surat pengembara
b) Ingin bersama waktu
3) Tahun 1995 sebanyak 7 puisi, 4 diantaranya :
a) Luka kehidupan
b) Sketsa air mata
c) Ramadhan
d) Senja di ujung waktu
4) Tahun 1996
a) Dzikir kerinduan
b) Menyeduh cahaya
c) Kasidah haji
d) Ketakberdayaan
e) Makrifat
5) Tahun 1997
a) Hujan debu semakin deras
b) Kematian yang lain
c) Membakar diri sendiri
d) Kepada wanita pekerja malam
74
e) Burung-burung tak lagi menggambar
cakrawala
6) Tahun 1998 sebanyak 11 sajak, 4 diantaranya :
a) Negeri aneh
b) Ajari mereka sembahyang
c) Nyanyian kampung halaman
d) Keterbatasan
7) Tahun 1999 sebanyak 19 puisi, 4 diantaranya :
a) Angin tasawuf
b) Dzikirku membaca
c) Betapa sulit kita mengaji sunyi
d) Catatan doa
8) Tahun 2000
a) Romantisme lupa diri
b) Doa seorang anak
c) Aku menjelma hujan
d) Masihkah ada sunyi
e) Air mata
f) Taqwa
9) Tahun 2001 sebanyak 10 puisi, 4 diantaranya :
a) Tasawuf
b) Tangan-tangan bercahaya
c) Tetes air mata
d) Jika aku iblis
75
10) Tahun 2002
a) Sayap-sayap siapa berguguran
b) Fragmentasi tarian jari jemari
c) Rahasia angin
11) Tahun 2003
a) Orasi semut
b) Semut dalam ombak
c) Kehilangan lagu hati
12) Tahun 2005 sebanyak 11 puisi, 4 diantaranya :
a) Mencari jejak yang hilang
b) Sembahyang hati
c) Tarian keringat
d) Balada air mata
13) Tahun 2006 sebanyak 8 puisi, 3 diantaranya :
a) Negeri batu
b) Negeri gersang
c) Surat pendek
14) Tahun 2007
a) Aku tak ingin
b) Kita satu
c) Burung camar, itulah Indonesia
d) Wanita berahim kata-kata
15) Tahun 2008 sebanyak 23 puisi, 4 diantaranya :
a) Laut ibu
b) Merindukan perahu Nuh
76
c) Di sungai mengaji air
d) Rindu pada cahaya
16) Tahun 2009 sebanyak 12 puisi, 4 diantaranya:
a) Tasawuf tembakau
b) Negeri air mata
c) Pengembara kalbu
d) Memandang Gunung Muria, memandang
resah
17) Tahun 2010 sebanyak 26 puisi, 4 diantaranya :
a) Sajak buah khuldi
b) Tasawuf cinta
c) Doa
d) Catatan peziarah
18) Tahun 2011 sebanyak 15 puisi, 4 diantaranya :
a) Garuda di dada
b) Bencana-bencana berisyarat
c) Masihkah sunyi
d) Masihkah engkau sunyi
b. Antologi bersama puisi Jumari HS dalam buku
“Trinetra Walgita” bersama dengan Aji Ramadhan
dan Imam Khanafi. Dalam buku tersebut puisi Jumari
terbagi menjadi dua kategori, yaitu :
1) Memo Suara Rakyat, dalam kategori ini terdapat
22 puisi Jumari HS, 4 diantaranya :
a) Memo suara rakyat
77
b) Belajar pada ilalang
c) Durna
d) Bendera
2) Peradaban Batu, dalam kategori ini terdapat 31
puisi, 4 diantaranya :
a) Notasi kebenaran
b) Sembahyang cinta
c) Pesan kematian
d) Kebenaran
c. Kumpulan cerita pendek karya Jumari yang sudah
dibukukan berjudul “Bayang-Bayang Kematian”.
Pada buku ini Jumari HS terlihat lebih matang dalam
menghayati karyanya. Baik dari spesifikasi tema,
karena terdapat cerpen yang hanya berbicara soal
kebatinan diri dan sosial yang dialami secara
langsung, bahkan penyunting dari buku ini
berpendapat bahwa yang ditulis Jumari adalah
pengalaman pribadi dan penglihatan pada hal-hal
disekitarnya.
Cerpen berjudul “Bayang-Bayang Kematian,
misalnya. Cerpen ini bercerita tentang kisah misteri
kematian. Cerita menyoroti pada sejumlah
kemungkinan penyebab kematian. Tokoh yang
digunakan adalah tokoh yang terlibat disepanjang
kehidupannya. Cerpen ini, Jumari telah berhasil
78
membangun irama keterkejutan kepada pembaca,
karena teknik penceritaan yang dipaparkan Jumari
berhasil memberikan ketegangan kepada pembaca.
Pada buku “Bayang-Bayang Kematian” ini, terdapat
13 judul cerita pendek, yaitu :
1) Ilalang menusuk mendung
2) Kembalikan air mataku
3) Maut itu menyapaku
4) Bayang-bayang kematian
5) Tikus
6) Angka-angka hitam
7) Protes
8) Oyot mimang
9) Ledhek
10) Anjing penggali kubur
11) Burham
12) Jangan ajari aku menjadi pengemis
13) Terusir
d. Ontologi bersama dalam judul buku “Matahari Cinta
Samodra Katanya” pada tahun 2016. Sebanyak 216
penyair dari seluruh Indonesia turut menyumbangkan
karya terbaik mereka. Jumari HS turut
menyumbangkan sebanyak 10 puisi karyanya,
diantaranya puisi berjudul :
79
1) “Pohon Kelapa”, penyair mengungkapkan
ketaatannya kepada Tuhannya dengan
menciptakan puisi “Pohon Kelapa”. Jumari
mengisyaratkan bahwa manusia sebaiknya dapat
belajar dari sebuah pohon kelapa. Dihadapan
Allah pun, manusia dapat bersikap seperti pohon
kelapa. Semua yang ada dari pohon kelapa dapat
dimanfaatkan. Baik itu batang, buah bahkan
daunnya. Selayaknya manusia dihadapan Tuhan
dapat menjadi seperti pohon kelapa yang dapat
memanfaatkan segala hal yang ada pada diri
manusia. Setiap bagian tubuh manusia selayaknya
digunakan dalam hal kebaikan. Semata-mata tidak
hanya Hablum MinAllah, tetapi juga Hablum
Minannas.
2) “Doa Pagi”, merupakan puisi yang diciptakan
Jumari untuk mengingatkan kepada pembaca
bahwa rahmat Allah selalu menyertai manusia
yang mau berdoa kepadaNya.
3) “Rindu”, merupakan puisi yang diciptakan dari
perasaan sang penyair. Puisi “Rindu” adalah
bentuk dari kerinduan Jumari kepada
Penciptanya. Mengingatkan pembaca agar tidak
selalu memikirkan duniawi tetapi juga selalu ingat
kepada Tuhannya.
80
2. Karya yang sudah dimuat di media, diantaranya :
a. Koran Merapi di tahun 2016 sudah menerbitkan 5
puisi Jumari yang diberi judul dari sebuah buku yaitu
“Pasie Karam”. Kelima puisi tersebut berjudul :
1) Membaca Rumput-Rumput
2) Pagi, Selamat Tinggal Embun
3) Tengah Malam, Aku Rindu Tuhan
4) Kopi Aceh I
5) Kopi Aceh II
b. Penerbitan Kalimantan di tahun 2016 memuat puisi
Jumari yang berjudul “Duka Sungai”. Selain itu,
sebanyak 250 penyair juga mengirimkan karya puisi
untuk dimuat. Setiap penyair Indonesia
berkesempatan mengirimkan satu dari karyanya untuk
dimuat.
c. Batam Pos juga menerbitkan puisi-puisi Jumari pada
tanggal 18 September 2016 dengan menyumbangkan
10 karya puisinya, yang berjudul :
1) Kerinduan Pada Pohon-Pohon
2) Aku Menemukan Tuhan
3) Aku Ingin Menjadi Cinta
4) Bersarang Di Daun Tembakau
5) Kopi Aceh I
6) Kopi Aceh II
7) Tangis Tembakau
81
8) Di Dalam Pori-Pori Tembakau
9) Elegi Nelayan
10) Pendakian
d. Cerpennya banyak dimuat di media seperti cerpen
berjudul “Ledhek”, “Burham”, “Besek”, dan cerpen
bernuansa religi ada “Bayang-Bayang Kematian”.
Karangan cerpennya pernah termuat di Koran
Kedaulatan Rakyat.
e. Novel garapan Jumari yang masih dalam proses
pembuatan saat ini merupakan karya novel
pertamanya dengan judul “Semut Bernyanyi Dalam
Gelombang”. Mengisahkan kondisi sosial keagamaan
dari hal-hal yang terjadi disekitarnya.
3. Naskah drama dan teaternya yang sudah pernah
dipentaskan berjudul :
a. Aku Masih Rindu Suara Itu, dipentaskan oleh pelajar
sekolah di daerah Kudus
b. Kematian Cinta, sempat dipentaskan di IAIN Serang
Banten
c. Cinta Kasih Mi Dan Min, dipentaskan di daerah
Ngawi Jawa Tengah
d. Minak Jinggo Kehilangan Cinta, dipentaskan di
Universitas Muria Kudus
82
e. Dongeng Ibu Di bulan Purnama, dipentaskan di
daerah Kudus dan Pati
f. dan, Ledhek
C. Gambaran Puisi dalam Buku “Tentang Jejak Yang
Hilang”
Keseluruhan dari buku “Tentang Jejak Yang Hilang”
berisi 161 puisi dengan berbagai macam judul. Dari 161 puisi
tersebut, terbagi menjadi 10 bagian, yaitu dimulai pada tahun
2005 hingga 2015, terkecuali pada tahun 2006. Jumlah puisi
yang paling banyak terdapat pada tahun 2015, yaitu 42 puisi.
Sedangkan yang paling sedikit terdapat pada tahun 2005 dan
2013.
Antologi puisi “Tentang Jejak Yang Hilang” besar
kemungkinan merupakan hasil yang diperoleh Jumari ketika
mencari, mengumpulkan, serta memuliakan kembali
perjalanan kehidupannya yang „hilang‟. Kumpulan dari
berbagai peristiwa, kesan, dan kenangan perjalanan kehidupan
pribadi Jumari, yang sempat terhapus, tertindih, atau
terlupakan ketika menempuh perjalanan masa depan. Buku
"Tentang Jejak Yang Hilang” adalah upaya Jumari untuk
mendokumentasikan puisi-puisinya secara spiritual kepada
pembaca yang berkenan mengapresiasikan karyanya.
Deskripsi dari buku TJYH ini, peneliti tidak akan
menguraikan keseluruhan dari puisi-puisi yang ada.
83
Melainkan akan mengambil beberapa puisi dari masing-
masing kelompok puisi sesuai dengan tahun pembuatan, yang
menurut pengamatan peneliti memuat pesan-pesan
keagamaan, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat terwujud.
Di bawah ini akan diuraikan lebih lanjut terkait dengan
gambaran puisi Jumari, yaitu :
1. Bagian Pertama, tahun 2005
Tahun 2005 ini terdiri dari 4 puisi yang memiliki
nilai keagamaan, seperti dalam puisi sebagai berikut :
DISTORSI
Mati mata
Hidup batin
Selamat!
Mati mata
Mati bathin
Celaka!
Hidup mata
Matin bathin
Terkutuk!
Mata dan bathin
Ada Tuhan!
2. Bagian Kedua, tahun 2007
Tahun 2007 ini terdiri dari 9 puisi, penyair
mengungkapkan puisi keagamaan, seperti yang Jumari
ungkapkan pada puisi berikut :
84
CATATAN 1
Kalau boleh kupinjam mataMu
Malam itu juga, akan kulihat
Rahasia cinta yang menggeriap
Menggelap-terang hidup
Kalau boleh kupinjam telingaMu
Hari itu juga, akan kudengar
Suara air mata yang mengeja makna-makna
Kalau boleh kupinjam hidungMu
Saat itu juga, akan kucium
Bau tanah yang menumbuhkan jiwa
Dari kematian
Kalau aku bisa melihat wajahMu
Saat itu juga, aku tak akan mengabdi
Dan lari dariMu
3. Bagian Ketiga, tahun 2008
Pada tahun ini terdiri dari 6 puisi, yang
mengungkapkan tentang kritik sosial, terdapat dalam puisi
sebagai berikut :
NEGERI AIR MATA
Disinilah,
Mata merah lembab memandang jalan tak ada arah
Segala kesedihan mengusap sia-sia
Cahaya pun kehilangan makna
Kegelapan mengusik dimana-mana
: air mata tumpah pada ironi sunyi
debu begitu mudah tertemukan
85
disetiap langkah kaki, kesesatan terus bernyanyi
menggores wajah puisi
kata-kata menyampah disetiap mulut
lalu dimuntahkan dan menjelma danau luka
tak peduli perih
tak peduli sakit
tak peduli sembilu
disinilah,
berjuta rakyat kehilangan wajah
mereka merangkak-rangkak
ke tepi, sambil menahan lapar
kehilangan rumah
kehilangan negeri
hanya air mata yang mengiris jiwa sendiri
4. Bagian Keempat, tahun 2009
Pada tahun 2009 terdiri dari 10 puisi yang
mengungkapkan perasaan penyair terkait kritik sosial,
yaitu :
NEGERI HEWAN 2
Inilah negeri hewan
Negeri tanpa kemanusiaan
Di antara teman saling menikam dari belakang
Mereka berjalan dalam belukar bersarang kegelapan
Langit hitam dan bumi berbatu seperti jiwanya
Yang tak kenal kalbu
Kalau bicara Cuma janji-janji melulu
Kalau duduk pun tertidur
Kalau makan tak peduli halal dan haram
Inilah negeri hewan
86
5. Bagian Kelima, tahun 2010
Tahun 2010 terdiri dari 15 puisi yang diungkapkan oleh
penyair terkait dengan moral, seperti :
CERMIN
Pada cermin
Melihat wajah sendiri
Memar dan luka
Aku malu
melupakanMu
Pada cermin
Ada bayang-bayang
Bergentayangan
Masa silam
Menebar perih
Pada cermin
Aku kecil
Tak ubahnya debu
Di perjalanan
Pada cermin
Ada rindu
kelahiran
6. Bagian keenam, tahun 2011
Puisi karya Jumari ditahun 2011 lebih banyak dari
tahun sebelumnya, yaitu terdiri dari 32 judul puisi dengan
berbagai macam ungkapan perasaan penyair. Penyair
mengungkapkan mengenai puisi dengan sisi religiusitas
yang tinggi. Berikut puisi Jumari pada tahun 2011, yaitu :
87
SUJUD TENGAH MALAM
Aku temukan sunyi menjadi laut
Lalu aku mendayung perahuku dengan zikir
Menyusuri ombak yang membuka pintu demi pintu cahaya
Di atas, ada bintang-bintang tersenyum dan menyapa
Dengan bahasa cinta, tapi aku gagap dengan diriku yang
penuh luka
Aku sembunyikan wajahku dalam sujud
Diriku yang muasal tanah, mengajarkan kerendahan hati
Iba anak yatim, rintih duafa bertautan seperti Tuhan
bernyanyi
Dan iramanya, menggelayut di urat nadi
Aku menangis, berenangan dalam air mata sendiri
Sujudku pun semakin khusuk
Sampai negeri keheningan aku tempuh
Sejauh mata memandang, dan darah bergolak
Dan gemetar yang membangunkan bulu kuduku
Mengelupas luka dari perih yang menggigil selama ini
Sujudku tengah malam
Aku temukan negeri embun
Dinginnya tanpa warna, aromanya mengajariku
Tentang makna-makna
Sujudku tengah malam
Merayap dalam kemenangan-kemenangan
DI ATAS SAJADAH
Di atas sajadah aku belajar Alif
Biar jiwaku tegar dan mampu mendayung
Cahaya-cahayaMu
Di atas sajadah aku memahami Ba’
Biar hatiku senantiasa tenang dalam hidup
88
Dan takut dengan hujatMu
Di atas sajadah aku lihat Ta’
Biar mataku teduh dalam iman
Mengimani segala ciptaanMu
Di atas sajadah aku peluk Sa’
Biar getar nadiku senantiasa pasrah
Sepasrah langit dan bumi
Di atas sajadah
Alif Ba’ Ta’ Sa’
Ada dalam tarikan nafasku
Betapa indah kerinduanku padamu, Tuhan
7. Bagian Ketujuh, tahun 2012
Pada tahun 2012, penyair berhasil menciptakan
sebuah karya yang terdiri dari 12 puisi. Penyair berusaha
mengungkapkan kerinduan kepada Ibu. Karya puisinya,
yaitu:
BAYANGAN IBU
Membayangkan ibu
Aku terbayang dalam kandungan
Dan air susunya yang suci itu, mengingatkan
Tentang kasih sayang, juga senyum Tuhan: betapa
misterinya dan agungnya kehidupan
Ibu, di telapak kakimu ada surga
Aku berusaha masuk kedalamnya
Lewat pintu zikir, merenungi kelahiranku yang kusam
Oleh debu perjalanan, dan angin liar belum juga berhenti
Mengusik desah nafas ketulusan
89
Membayangkan ibu
Aku seperti menemukan samodra di dada
Keleluasaannya begitu anggun
Sampai air mataku berwarna sunyi
Menetes di sajak-sajakku
8. Bagian Kedelapan, tahun 2013
Tahun 2013 hanya terdiri dari 4 puisi, lebih
sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Penyair
mengungkapkan pemikiran religiusnya dan kondisi moral
bangsa. Ungkapan puisinya, yaitu :
LAILATUL QADAR
Airmata terasa hening dan bening
Dalam cahayaNya
Begitu malam menjelma menjadi lautan ampun
Dan sunyi terasa mengalir indah
Doa0doa mmengusir bayang-bayang
Khusuknya menyerupai mimpi Musa
Di puncak Tursina
Malam seribu bulan
Berjuta malaikat turun ke bumi
Seperti rintik gerimis membasah
Di gersangnya hati
JANGAN KATAKAN
Jangan katakan malu
Jika hatimu jujur dan benar
Matahri tak pernah berubah arah
Waktu berdetak pada detik-detiknya
Burung-burung masih berkicau
Begitu pun laut senantiasa melabuhkan kerinduan dan
harapan
90
Jangan katakan malu, selagi kebenaran mengalir dalam
darahmu
Jangan katakan takut
Dengan perutmu yang lapar
Sawah, ladang tinggal mesiu
Sungai, laut tinggal genangan air mata
Jangan katakan takut
Heroik dan nasionalisme ayo dilecutkan
Ayo dikorbankan
Jangan katakan sedih
Waktu masih berdetak
Angin masih berdesir
Burung-burung masih berkicau
Jangan katakan sedih
Kebenaran tak bisa dikalahkan!
9. Bagian Kesembilan, tahun 2014
Setelah 4 puisi di tahun 2013, di tahun 2014
penyair memiliki karya yang cukup banyak, yaitu terdiri
dari 26 karya puisi. Berisi ungkapan penyair tentang
tingkah laku masyarakat di lingkungannya. Karya
puisinya yaitu :
ORANG-ORANG KUDUS
Mereka
Yang tak pernah bosan membaca huruf-huruf suci
Yang tak pernah lelah mencari jubah para nabi
Yang tak pernah berhenti berenang dalam keringatnya
sendiri
Yang tak pernah lupa bersarung dan berpeci
Pada menara mereka memandang langit rindu
91
Pada batang kretek dan lezatnya jenang mereka
bersandar ramah
Pada riwayat wali mereka mengundang burung-burung
berpuisi
Mereka, orang-orang bernafas camar di jantung ombak!
10. Bagian Kesepuluh, tahun 2015
Tahun 2015 adalah tahun terakhir dari puisi yang
terdapat dalam buku “Tentang Jejak Yang Hilang”.
Terdiri dari 43 macam puisi dengan berbagai tema. Tahun
2015 menjadi tahun yang memiliki kumpulan puisi paling
banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berisi
tentang ungkapan tentang sikap manusia, pengalaman
pribadi dan spiritual penyair. Puisi-puisinya yaitu :
KEJUJURAN
Kejujuranlah yang selalu memberi jalan
Banyak kepalsuan hanya berakhir kekalahan
Yang di penuhi kesengsaran
Kejujuran itu karena hati
Mengantarkan kita menuju negeri kemuliaan
Mengenalkan kita pada luasnya lautan
Sebab pelayaran ada ombak, kadang gelombang
Mengerikan
Kejujuran selalu membawa kemenangan
Runhya seperti rembulan di saat malam
Membagi cahaya menemukan kearifan dan ketulusan
Meski kegelapan sering mengusik dengan tipu daya
Maupun wajah-wajah binatang
92
SEMBAHYANG SAAT TERBARING DI RUMAH
SAKIT
Tuhan, aku tidak mampu menyucikan diri
Izinkan aku bersembahyang dalam pembaringan ini
Sampai aku tertidur dan melupakan sakit
Dan dapat mengantarkan kerinduanku padaMU
Amin.
SELAGI IBU
Anak mendamprat ibunya
Geram, sehari lapar tak dimasakkan
Sejak itu, surga semakin jauh
Dalam doa-doaku menggemburuh
Kemiskinan selalu jadi alasan
Selagi ibu belum berhenti menangis dan lapang
Surga itu masih mengatupkan pintunya
ISYARAT GIGI
Di lidahku terasa ada Tuhan
Menghitung gigiku yang tinggal dua batang
Kematian itu rahasia, kata usia tiba-tiba
Wajahnya berkerut membayangkan ada yang hilang
Di belukar perjalanan