ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan,...

download ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting

of 29

Transcript of ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan,...

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    1/29

    5

    BAB II

    PENGELOLAAN KASUS

    A.  Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri

    1. 

    Definisi Defisit Perawatan Diri

    Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami

    kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri

    secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, BAB atau

    BAK (toileting) (Nita Fitria,2009).

    Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

    kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah

    kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya

    (Tarwoto dan Wartonah, 2003).

    Pemenuhan  personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,

    keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang

    sehat maupun pada orang sakit. Praktik  personal hygiene  bertujuan untuk peningkatan

    kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan

    infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene  pasien, atau membantu anggota

    keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan

     pasien (Potter & Perry, 2006).

    Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif,

    yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari

    kelima aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau hygiene, berpakaian atau berhias,

    toileting, instrumental) (Lynda Juall, 2007).

    2.  Etiologi

    Kurang perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya

     perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri

    menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,

    makan secara mandiri, dan toileting (Buang air besar atau buang air kecil) secara

    mandiri (Purba dkk, 2011).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    2/29

    6

    Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab kurang perawatan diri adalah

    kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa dampak yang sering timbul

     pada masalah defisit perawatan diri, antara lain:

    a.  Dampak Fisik

    Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara

    kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah:

    gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan

    telinga dan gangguan fisik pada kuku.

     b. 

    Dampak Psikososial

    Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

    kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

    aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

    3. 

    Jenis-jenis Perawatan Diri

    Menurut NANDA (2012), jenis-jenis perawatan diri dapat terbagi menjadi empat

     bagian, antara lain:

    a.  Kurang perawatan diri: Mandi atau kebersihan

    Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

    aktivitas mandi/kebersihan diri.

     b.  Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian atau berhias

    Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan

    memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

    c.  Kurang perawatan diri: Makan

    Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan

    aktivitas makan.

    d.  Kurang perawatan diri: Toileting

    Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

    atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    3/29

    7

    4.  Tanda dan Gejala

    Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri,

    maka tanda dan gejala yang dapat diperoleh melalui observer pada pasien yaitu:

    a.  Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki

    dan bau, kuku panjang dan kotor.

     b.  Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian

    kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada

     pasien wanita tidak berdandan.

    c.  Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan

    mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.

    d. 

    Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada

    tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK (Purba dkk,

    2011).

    5.  Defisit Perawatan Diri menurut NANDA, 2012-2014

    Menurut NANDA (2012-2014), defisit perawatan diri dapat terbagi menjadi

    empat, yaitu:a.  Defisit Perawatan Diri Mandi

    Defisit perawatan diri mandi adalah hambatan kemampuan untuk melakukan

    atau menyelesaikan mandi atau aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. Batasan

    karakteristik defisit perawatan diri mandi antara lain:

    a.  Ketidakmampuan mengakses kamar mandi

     b.  Ketidakmampuan mengeringkan tubuh

    c.  Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi

    d. 

    Ketidakmampuan menjangkau sumber air

    e.  Ketidakmampuan mengatur air mandi

    f.  Ketidakmampuan membasuh tubuh

    b. Defisit Perawatan Diri Berpakaian

    Defisit perawatan diri berpakaian adalah hambatan kemampuan untuk

    melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.

    Batasan karakteristik defisit perawatan diri berpakaian antara lain:

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    4/29

    8

    1. 

    Ketidakmampuan mengancing pakaian

    2.  Ketidakmampuan mendapatkan dan mengenakan atribut pakaian

    3.  Ketidakmampuan mengenakan sepatu dan kaus kaki

    4.  Ketidakmampuan melepas atribut pakaian

    5.  Ketidakmampuan melepas sepatu dan kaus kaki.

    6. 

    Hambatan memilih pakaian

    7.  Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan

    8.  Hambatan mengambil pakaian

    9. 

    Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah

    10. Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas

    11. Hambatan melepas sepatu dan kaus kaki

    12. Hambatan melepas pakaian

    13. Hambatan melepas sepatu

    14. 

    Hambatan menggunakan resleting

    c.  Defisit Perawatan Diri Makan

    Defisit perawatan diri makan adalah hambatan kemampuan untuk melakukan

    atau menyelesaikan aktivitas makan sendiri. Batasan karakteristik defisit perawatan dirimakan antara lain:

    1.  Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukkan ke mulut.

    2.  Ketidakmampuan mengunyah makanan.

    3. 

    Ketidakmampuan menghabiskan makanan.

    4.  Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan.

    5.  Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan.

    6. 

    Ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat di terima secara

    sosial.

    7. 

    Ketidakmampuan memakan makanan dengan aman.

    8. 

    Ketidakmamouan memakan makanan dalam jumlah yang mewadai.

    9.  Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut.

    10. Ketidakmampuan membuka wadah makanan.

    11. Ketidakmampuan mengambil gelas atau cangkir.

    12. 

    Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan.13.

     

    Ketidakmampuan menelan makanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    5/29

    9

    14. 

    Ketidakmampuan menggunakan alat bantu.

    d. Defisit Perawatan Diri Eliminasi

    Defisit perawatan diri eliminasi adalah hambatan kemampuan untuk melakukan

    atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri. Batasan karakteristik defisif perawatan

    diri eliminasi antara lain:

    1.  Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat.

    2. 

    Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air besar (commode).

    3.  Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode.

    4.  Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi.

    5. 

    Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode.

    6.  Ketidakmampuan untuk duduk di tailet atau commode.

    Faktor-faktor yang berhubungan dengan Defisit Perawatan Diri menurut NANDA

    yaitu:

    a.  Gangguan kognitif

     b. 

    Penurunan motivasi

    c.  Ketidaknyamanan

    d.  Kendala lingkungan

    e.  Keletihan

    f.  Gangguan muskuloskeletal

    g. 

    Gangguan neuromuskular

    h.   Nyeri

    i. 

    Gangguan persepsi

     j.  Ansietas berat

    k.  Kelemahan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    6/29

    10

    B.  Proses Asuhan Keperawatan

    Proses asuhan keperawatan dengan prioritas masalah Defisit Perawatan Diri

    terdiri dari:

    1.  Pengkajian

    Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien,

     pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka ditemukan

     beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu:

    a.  Gangguan kebersihan diri (mandi/hygiene)

    Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh

    atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,

    mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar

    kamar mandi.

     b.  Berpakaian/berhias

    Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan

     pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien

     juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, meilih

     pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,

    mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil

     pakaian dan mengenakan sepatu.

    c. 

    Makan

    Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan

    makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat

    tambahan, mendapatkan makanan,mengambil cangkir atau gelas.

    d.  BAB/BAK

    Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban

    atau kamar atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi

     pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan

    menyiram toilet atau kamar kecil (Fitria, 2010).

    Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang

    cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah),

    sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal mandi,

     berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK (Fitria, 2010).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    7/29

    11

    2.  Analisa Data

    Analisa data yang didapat pada Tn. P ialah:

    Data Subyektif:

    1.  klien mengatakan mandi bukanlah hal yang penting

    2.  klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri seperti mandi,

    memakai sabun, shampo, sikat gigi, dan menggunting kuku kaki dan tangannya.

    Data Obyektif:

    1.  Klien tampak tidak rapi

    2.  Klien tampak mengeluarkan air liur pada saat diam atau pun berbicara

    3.  Badan klien bau dan berdaki

    4. 

    Rambut acak-acakan

    5. 

    Tampak ketombe

    6.  Giginya terlihat kuning dan kotor

    7.  Mulut berbau

    8.  Kuku kotor dan panjang

    3. 

    Rumusan Masalah

    Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan

    atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan

    intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah

    kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2009).

    4. 

    Perencanaan

    Berdasarkan diagnosa yang muncul, maka yang menjadi prioritas masalah

    adalah defisit perawatan diri.

    1.  Tujuan

    Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti

    mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.

    2.  Rencana tindakan keperawatan

    •  Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

    -  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.

    Perkenalkan diri dengan sopan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    8/29

    12

    Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

    -  Jelaskan tujuan pertemuan.

    -  Jujur dan menepati janji.

    -  Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

    -  Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.

    •  Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri, berdandan,

    makan, dan BAB/BAK.

    •  Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan

    terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya meminta klien menjelaskan

    kembali pentingnya kebersihan diri.

    •  Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri, dengan

    tahapan tindakan sebagai berikut;

    -  Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri.

    -  Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk

    membersihkan diri.

    -  Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri.

    •  Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.

    STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN

    KURANG PERAWATAN DIRI

    No. Kemampuan/Kompetensi

    A Kemampuan Merawat Pasien

    1.

    (SP1) 

    1. 

    Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

    2.  Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

    3. 

    Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

    4.  Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    2.(SP2)

    1. 

    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2.  Menjelaskan cara makan yang baik

    3.  Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik

    4. 

    Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian

    3.

    (SP3

    1. 

    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

    2.  Menjelaskan cara eliminasi yang baik

    3.  Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan

    memasukkan dalam jadwal

    4.  Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    4.

    (SP4)

    1.  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

    2. 

    Menjelaskan cara berdandan

    3. 

    Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan4.

     

    Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    9/29

    13

    C.  Asuhan Keperawatan Kasus

    FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

    I. 

    BIODATA

    IDENTITAS PASIEN

     Nama : Tn. P

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 25 tahun

    Status Perkawinan : Belum Kawin

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMPPekerjaan : Bertani

    Alamat : Dusun Lau Kersik Ds. Kuta Gajah Kec.

    Kutambaru Kab. Langkat

    Tanggal Masuk RS : 13 Januari 2013

     No. Register : 02.91.57

    Ruangan/Kamar : Sibual-buali

    Tanggal pengkajian : 18 juni 2013

    Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

    II.  KELUHAN UTAMA :

    Klien sering mengamuk kepada ibunya karena tidak dibelikan rokok;

    menghancurkan barang-barang seperti kaca, lemari, dan jendela; bicara dan

    tertawa sendiri; dan tidak bisa tidur.

    III. 

    RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

    A.  Provocative/palliative

    1. 

    Apa penyebabnya :

    Klien mengatakan jika putus rokok ia merasa stress lalu memarahi dan

    memukul ibunya. Teman-teman klien juga sering mengejek dirinya

    karena bau badan. Klien malas mandi karena menurutnya mandi itu

     bukanlah hal yang penting.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    10/29

    14

    2. 

    Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

    Untuk memperbaiki keadaannya, klien mengatakan harus diberikan

    rokok setiap hari.

    B. 

    Quantity/Quality

    1. 

    Bagaimana dirasakan :

    Klien mengatakan sudah merasa tenang selama di rawat di Rumah Sakit

    Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, akan tetapi masih sering

    melihat bayangan laki-laki lewat pada malam hari dan mendengar

    suara-suara yang mengatakan bahwa klien di suruh untuk merokok dan

    memukul temannya pada malam hari saja.

    2.  Bagaimana di lihat :

    Klien tampak binggung dan gelisah.

    C.  Severity 

    Klien merasa tidak terganggu dengan kondisinya saat ini yaitu sering

    mendengar suara-suara palsu pada malam hari yang menyuruhnya untuk

    merokok dan memukuli temannya, melihat bayangan laki-laki yang lewat

     pada malam hari, dan badannya yang berbau dan kotor karena malas mandi.

    IV.  RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

    A.  Penyakit yang pernah dialami

    Lebih kurang 1 tahun yang lalu, klien mengalami gangguan jiwa dan di

    rawat di RS. Jiwa PROV.SU. Akan tetapi, setelah 6 bulan tinggal di rumah,

    klien kembali di rawat di RS. Jiwa PROV.SU karena tidak mengkonsumsi

    obat selama tinggal di rumah.

    B.  Pengobatan/tindakan yang dilakukan

    Usaha pengobatan yang pernah dilakukan pada klien yaitu dengan di rawat

    RS. Jiwa PROV.SU dan dengan meminum obat.

    C.  Pernah dirawat/dioperasi

    Lebih kurang 1 tahun yang lalu, klien pernah di rawat di RS. JiwaPROV.SU.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    11/29

    15

    D. 

    Lama dirawat

    Klien pernah dirawat di RS. Jiwa PROV.SU selama 380 hari.

    E. 

    Alergi

    Klien tidak memiliki riwayat alergi

    V.  RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

    A. 

    Orang tua

    Saat ini kedua orang tua klien masih hidup dan tidak memiliki riwayat

     penyakit yang sama dengannya. Orang tua klien hanya pernah menderita

     penyakit demam biasa.

    B. 

    Saudara Kandung

    Saudara kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti

    yang di deritanya yaitu gangguan jiwa.

    C.  Penyakit keturunan yang ada

    Keluarga klien tidak mempunyai penyakit keturunan gangguan jiwa seperti

    yang dialaminya.

    D. 

    Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

    Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami

     penyakit gangguan jiwa sepertinya.

    E. 

    Anggota keluarga yang meninggal

    Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

    F.  Penyebab meninggal

    Tidak ada

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    12/29

    16

    VI.  RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

    A.  Persepsi pasien tentang penyakitnya

    Klien mempunyai persepsi bahwa dirinya mengalami Gangguan Jiwa dan

    sedang di rawat di RS. Jiwa PROV.SU. Klien berharap cepat sembuh agar

    klien dapat pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya.

    B.  Konsep Diri

    1.  Gambaran diri : Klien mengatakan bahwa ia menyukai matanya,

    karena mempunyai bulu mata yang lentik.

    2.  Ideal diri : Klien mengatakan bahwa ia ingin cepat sembuh

    dan pulang ke rumahnya.

    3.  Harga diri : Klien merasa bahwa ia tidak mampu melakukan

    apa-apa.

    4. 

    Peran diri : Klien berperan sebagai anak ke 3 dari 4 s audara

    dan bekerja membantu orang tuanya sebagai petani di

    sawah milik orang tuanya.

    5.  Identitas : Klien seorang laki-laki yang pendidikan

    terakhirnya SMP dan bekerja sebagai seorang petani

    di sawah milik orang tuanya.

    C.  Keadaan Emosi

    Klien tidak bisa mengontrol emosinya jika tidak diberikan rokok, jika di

     paksa mandi oleh orang tua nya, dan jika mendengar suara-suara pada

    malam hari yang menyuruh memukul temannya.

    D. 

    Hubungan sosial

    1.  Orang yang berarti :

    Klien mengatakan orang yang berarti dihidupnya ialah kedua orang tua

    nya.

    2.  Hubungan dengan keluarga :

    Menurut klien hubungannya dengan keluarga saat ini kurang baik karena

    orang tuanya sering melarangnya untuk tidak merokok dan membuang

    kebiasaan buruknya yaitu malas untuk mandi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    13/29

    17

    3.  Hubungan dengan orang lain :

    Hubungan klien dengan orang lain kurang baik karena orang-orang

    terutama temannya sering mengejeknya kotor dan berbau badan.

    4. 

    Hambatan dengan berhubungan dengan orang lain :

    Menurut klien hambatannya berhubungan dengan orang lain karena

    selalu curiga dengan orang lain yang sering sekali mengatainya kotor dan

     berbau badan.

    E.  Spiritual

    1.  Nilai dan keyakinan :

    Klien menganut agama Islam dan percaya akan adanya Tuhan Yang

    Maha Esa di dunia ini.

    2. 

    Kegiatan ibadah :

    Selama di rawat di RS. Jiwa PROV.SU klien jarang melakukan kegiatan

    ibadah dan shalat lima waktu karena malas.

    VII. 

    STATUS MENTAL

    1. 

    Tingkat kesadaran

    Tingkat kesadaran klien binggung karena sering melihat penampakan laki-

    laki pada malam hari dan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya

    merokok pada malam hari.

    2. 

    Penampilan

    Penampilan klien terlihat tidak rapi, tampak jorok karena jarang mandi,

    mengeluarkan air liur saat diam maupun berbicara, kulit tampak kusam dan

     berdaki, kuku terlihat panjang dan kotor, mulut dan giginya tampak kotor dan

     berbau.

    3. 

    Pembicaraan

    Klien selalu berbicara dengan nada yang keras, cepat, tampak berfikir pada

    waktu berbicara, dan mampu memulai pembicaraan pada saat di wawancara.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    14/29

    18

    4.  Alam perasaan

    Klien terlihat periang, sering tertawa berlebihan pada hal tidak ada cerita

    yang lucu untuk ditertawakan, tidak pernah merasa ketakutan jika melihat

    sosok laki-laki pada malam hari, mendengar suara-suara pada malam hari

    yang menyuruhnya merokok dan memukul temannya.

    5.  Afek

    Klien terlihat labil saat di wawancara, mimik wajahnya tidak sesuai dengan

    cerita yang sedang di ceritakannya.

    6.  Interaksi selama wawancara

    Klien kooperatif atau nyambung saat di wawancara, terlihat curiga saat di

    wawancara, akan tetapi tidak mudah tersinggung, dan kontak matanya

    tampak melotot.

    7.  Persepsi

    Klien sering melihat bayangan laki-laki lewat, mendengar suara-suara yang

    menyuruhnya merokok dan memukul temannya hanya pada malam hari saja.

    8.  Proses pikir

    Klien tampak mengulangi perkataannya agar lawan bicaranya percaya dengan

    apa yang dikatakannya.

    9. 

    Isi pikir

    Jika diberikan pertanyaan klien mampu menjawab pertanyaan yang sesuai

    dengan jawaban dari pertanyaan tersebut.

    10.  Waham

    Klien selalu curiga jika melihat orang karena merasa orang-orang

    membicarakan tentang dirinya. Akan tetapi, sikap curiga klien belum bisa

    dikatakan waham curiga karena rasa curiganya masih batas normal.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    15/29

    19

    11. Memori

    Klien mampu mengingat kejadian jangka panjang maupun kejadian jangka

     panjang, akan tetapi semua ingatannya tidak tahu kebenarannya karena belum

    dipastikan kebenarannya dengan pihak keluarga.

    VIII.  PEMERIKSAAN FISIK

    A.  Keadaan Umum

    Compos Mentis (CM)

    B.  Tanda-tanda vital

    Pada saat di periksa tekanan darah klien 120/70 mmHg, dengan suhu tubuh

    37°c, nadi 78x/menit, pernafasan 20x/menit, tinggi badan 160 cm, dan berat

     badannya 61 kg. 

    C. 

    Pemeriksaan Head to toe

    Kepala dan rambut:

    Bentuk kepala klien simetris, ubun-ubunnya terlihat normal, dan kulit

    kepalanya kotor karna tidak pernah memakai shampo.

    Rambut:

    Penyebaran rambut klien tampak merata di seluruh kepala, rambutnya

     berwarna hitam dan berbau.

    Wajah:

    Struktur wajah klien berbentuk oval dan berwarna kuning langsat, pucat,

    kusam, dan berdaki.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    16/29

    20

    Mata:

    Kedua mata klien masih baik dan simetris janan dan kiri, tidak ada kelainan

     pada palpebra, konjungtiva isokor kanan dan kiri, pupil sama besar antara

    kanan dan kiri, cornea dan iris matanya berwarna bening, visus jernih, tidak

    ada tekanan pada bola matanya, akan tetapi pada saat berbicara dengan

    orang lain klien tampak melotkan matanya.

    Hidung:

    Tidak ada kelainan pada tulang hidung dan posisi septum nasi klien, lubang

    hidung klien kotor, dan cuping hidungnya normal.

    Telinga:

    Klien masih bisa mendengar dengan baik, bentuk dan ukuran telinga

    simetris kanan dan kiri, akan tetapi lubang telinga klien tampak kotor.

    Mulut dan faring

    Mulut klien berbau, keadaan bibirnya terlihat basah karena klien selalu

    mengeluarkan air liur, tidak ada peradangan pada gusi, lidah tampak

     berwarna putih , gigi atas bagian depan terlihat ompong karena pernah di

     pukul temannya hal itu terjadi akibat halusinasi pendengaran yang

    menyuruh klien memukuli temannya sehingga temannya membalas

    memukul bagian mulutnya.

    Leher

    Posisi trachea klien normal, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

    memiliki suara yang normal, tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe,

    tidak ada peningkatan tekanan pada vena jugularis, dan denyut nadi karotis

    teraba dengan jelas.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    17/29

    21

    Pemeriksaan integumen

    Integumen klien terlihat kotor karena malas mandi memakai sabun, bagian

    akralnya hangat, berwarna kuning langsat dan berdaki, turgor kulit kembali

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    18/29

    22

    IX.  POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

    I.  Pola makan dan minum

    Setiap harinya klien makan 3 kali sehari dengan nafsu makan yang baik,

    tidak ada nyeri pada ulu hati, tidak memiliki riwayat alergi, tidak mual dan

    muntah, tampak bergabung dengan temannya pada saat makan. Pada pagi

    hari klien makan pukul 08.30 wib, siang hari pukul 12.30 wib, san sore hari

     pukul 18.00 wib. Setiap makan klien dapat menghabiskan makanannya 1

     piring nasi beserta lauk dan pauk, akan tetapi klien tidak dapat makan

    seperti layaknya manusia normal. Klien terlihat berlepotan dan nasinya

     banyak yang berjatuhan di pakaian dan lantai.

    II.  Perawatan diri/  personal hygiene 

    Klien tidak dapat merawat kebersihan tubuhnya, terlihat dari tubuh klien

    yang terlihat kotor, berbau, dan berdaki; gigi klien kuning; mulutnya berbau,

    kuku kaki dan tangan tampak panjang dan kotor karena tidak di rawat. 

    III. Pola kegiatan/Aktivitas

    Klien dapat melakukan aktivitas makan, mandi, BAB/BAK, ganti pakaian

    dengan sendirinya, akan tetapi harus diingatkan terlebih dahulu oleh

     perawat ruangan. Selama di RS. Jiwa PROV.SU klien jarang melakukan

    kegiatan ibadah dan shalat 5 waktu karena malas.

    IV. 

    Pola Eliminasi 

    1.  BAB

    Klien mengatakan bahwa dirinya BAB 2 kali dalam sehari, karakter

    fesesnya kadang keras dan kadang lembek, tidak ada perdarahan pada

    saat BAB, BAB terakhir pada saat malam hari, tidak terkena diare, dan

    tidak menggunakan laksatif.

    2.  BAK

    Klien mengatakan bahwa dirinya BAK 5 kali dalam sehari, karakter

    urine tidak menentu terkadang kuning dan putih, tidak merasakan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    19/29

    23

    kesulitan dan tidak merasa nyeri saat BAK, tidak mempunyai riwayat

     penyakit ginjal.

    V.  Mekanisme Koping

    a. 

    Adaptif

    Klien terlihat kooperatif saat berbicara dengan orang lain, dapat

    melakukan teknik relaksasi dengan baik, dan melakukan kegiatan olah

    raga setiap pagi dengan teman-temannya.

    b.  Malaptif

    Klien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah minum alkohol, klien

    tampak mempunyai reaksi yang berlebihan saat berbicara, dan tidak

     pernah mencederai dirinya sendiri.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    20/29

    24

    ANALISA DATA

    No. Data Masalah Keperawatan

    1. DS:- Klien mengatakan selalu mandi

    asal-asalan karena malas mandi. 

    Klien mengatakan malas mandi pakai sabun.

    - Klien mengatakan malas menyikat

    giginya.

    - Klien mengatakan malas untuk

    memotong kuku kaki dan

    tangannya

    DO:- Klien tampak kotor dan tidak

    rapi.

    Kulit klien tampak kusam, kotor,

    dan berdaki. 

    Mulut klien tampak kotor, giginya

     berwarna kuning, dan berbau

    mulut. 

    - Pada saat makan klien terlihat

    asal-asalan sehingga nasinya

     berlepotan di sekitar wajahnya

    dan jatuh di lantai. 

    - Klien terlihat mengeluarkan air

    liur saat diam maupun berbicara. 

    Defisit Perawatan Diri

    2. DS:- Klien Mengatakan seringmendengarkan suara-suara

     pada malam hari yang

    menyuruhnya untuk merokok,

    memukul ibu nya jika tidak

    di beri rokok, dan

    memukul temannya tanpa

    sebab.

    - Klien mengatakan sering

    terbangun dan melihat bayangan

    laki-laki yang lewat di

    hadapannya pada malam hari.- 

    Karena sering melihat sosok laki-

    laki yang muncul dihadapannya

     pada malam hari, klien jadi

    sulit untuk tidur kembali.

    DO: - Klien terlihat tersenyum sendiri.

    - Klien sering tampak binggung. 

    - Mata klien tampak sedikit

    merah karena mengantuk. 

    Kantung mata klien sedikitkehitaman. 

    Halusinasi Penglihatan danPendengaran

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    21/29

    25

    No. Data Masalah Keperawatan

    - Klien terlihat menguap saat di

    wanancara. 

    - Wajah klien terlihat kusam 

    3. DS:- Klien mengatakan sering

    marah-marah karena tidakdibelikan rokok pada ibunya. 

    Klien mengatakan pernah

    memukuli ibunya jika tidak

    dibelikan rokok.

    - Klien mengatakan pernah

    memecahkan jendela tetangga,

    memecahkan kaca lemari di

    rumahnya karena sering di

    ejek bau badan dan gila oleh

    teman-temannya.

    Klien mengatakan pernahmemukuli temannya karena ada

    suara-suara yang menyuruhnya. 

    DO:- Wajah klien terlihat kesal saat

    mengatakan tidak dibelikan

    rokok oleh ibunya, saat di ejek

     bau badan dan gila oleh teman

    temannya. 

    - Mata klien tampak melotot

    dengan nada suara yang keras. 

    Perilaku Kekerasan

    MASALAH KEPERAWATAN

    1.  Defisit Perawatan Diri

    2.  Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran

    3.  Perilaku Kekerasan

    DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

    1.  Defisit Perawatan Diri

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    22/29

    26

    PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

    Hari/

    tanggal

    No.

    Dx

    Perencanaan Keperawatan

    Selasa/

    18 Juni2013

    1. Tujuan dan Kriteria Hasil:

    Membina hubungan saling percaya, klien mampu melakukanaktivitas perawatan diri secara mandiri seperti

    mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan

    minum dengan baik, dan BAB/BAK yang benar.

    Rencana Tindakan Rasional

    1. Bina hubungan saling percaya

    dengan menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik.

    Kepercayaan dari klien

    merupakan hal yang

    mutlak serta akan

    memudahkan dalam

    melakukan pendekatan

    dan tindakan keperawatan

    kepada klien SP.1 (Kebersihan Diri)

    2. Identifikasi kemampuan klien

    dalam melakukan kebersihan diri.

    Untuk mengetahui aspek

     positif yang dimiliki klien

    dalam melakukan

    kebersihan diri.

    3. 

    Jelaskan pentingnya kebersihan

    diri dengan cara memberikan

     penjelasan terhadap pentingnya

    kebersihan diri.

    Untuk menambah

     pengetahuan tetnatng

     pentingnya kebersihan diri

    dan memberikan motivasi

     pada diri klien.

    4. 

    Jelaskan peralatan yang

    dibutuhkan dan cara

    membersihkan diri.

    Untuk menambah

     pengetahuan dan

    mempermudah klien

    dalam kebersihan dirinya.

    5. Jelaskan cara-cara melakukan

    kebersihan diri pada klien.

    Untuk mengatasi masalah

    klien dan agar klien bisa

    melakukannya secara

    mandiri.

    6. Latih klien mempraktikkan cara

    menjaga kebersihan diri.

    Untuk melihat

    kemampuan klien

    melakukan carakebersihan diri yang

     benar.

    7. Berikan pujian pada setiap hasil

    tindakan yang dilakukan klien

    saat berlatih. 

    Untuk membuat klien

     puas dan merasa senang,

    sehingga mau dan ingin

    terus melakukan

     perawatan diri.

    SP.2 (Berdandan/berhias)

    8. Identifikasi kemampuan klien

    untuk berdandan dan berhias.

    Untuk mengetahui

    kemampuan yang dimiliki

    klien dalam berdandanatau berhias.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    23/29

    27

    Rencana Tindakan Rasional

    9.  Menjelaskan peralatan yang

    dibutuhkan untuk berhias atau

     berdandan.

    Agar klien mengerti

     peralatan apa saja yang

    dibutuhkan untuk berhias

    atau berdandan.

    10. 

    Menjelaskan cara-caramelakukan berhias atau

     berdandan.

    Agar klien mengerti caramelakukan berhias atau

     berdandan dengan benar

    dan mandiri.

    11. Latih klien mempraktikkan cara

     berhias/berdandan.

    Untuk mengetahui

    kemampuan dan

    membiasakan klien

    melakukan perawatan diri

    secara mandiri.

    12. Berikan pujian pada setiap hasil

    tindakan klien.

    Membuat klien puas dan

    senang sehingga mau dan

    ingin terus melakukan berhias atau berdandan.

    SP.3 (Makan/minum)

    13. Identifikasi kemampuan klien

    untuk melakukan makan dan

    minum.

    Untuk mengetahui

    kemampuan yang dimiliki

    klien pada saat makan dan

    minum.

    14. Menjelaskan peralatan yang

    dibutuhkan untuk makan dan

    minum.

    Agar klien mengerti

     peralatan apa saja yang

    dibutuhkan pada saat

    makan dan minum.15. Menjelaskan cara melakukan

    makan dan minum yang baik. 

    Agar klien mengerti cara

    makan dan minum yang

     baik dan benar.

    16. 

    Latih klien mempraktikkan cara

    makan dan minum yang baik.

    Untuk mengetahui

    kemampuan dan melatih

    klien cara makan dan

    minum yang baik.

    17. Berikan pujian pada setiap hasil

    tindakan klien.

    Membuat klien puas dan

    senang sehingga mau dan

    ingin terus melakukan

     berhias atau berdandan.SP.4 (BAB/BAK)

    18. Identifikasi kemampuan klien

     pada saat BAB/BAK.

    Untuk mengetahui

    kemampuan yang dimiliki

    klien pada saat

    BAB/BAK.

    19. Memberitahu klien tempat

    BAB/BAK yang baik dan

    menjelaskan cara melakukan

    BAB/BAK yang benar.

    Agar klien mengerti dan

    melakukan cara

    BAB/BAK yang benar

    dikesehariannya.

    20. Latih klien cara BAB/BAK

    yang baik dan yang benar.

    Untuk mengetahui

    kemampuan dan melatihklien cara BAB/BAK

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    24/29

    28

    Rencana Tindakan Rasional

    yang baik dan benar.

    21. Berikan pujian pada setiap hasil

    dan tindakan yang dilakukan

    klien. 

    Membuat klien puas dan

    senang sehingga mau dan

    ingin terus melakukan

    makan dan minum secara baik dan benar. 

    Rabu/

    19 Juni

    2013

    2. Tujuan dan Kriteria Hasil:

    Membina hubungan saling percaya, klien dapat mengenal

    halusinasi yang dialaminya, mampu mengontrol atau

    mengendalikan halusinasi yang dialaminya, dan dapat mengikuti

     program pengobatan secara optimal.

    Rencana Tindakan Rasional

    1.  Bina hubungan saling percaya

    dengan menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik. 

    1. Kepercayaan dari klien

    merupakan hal yang

    mutlak serta akan

    memudahkan dalam

    melakukan pendekatan

    dan tindakan

    keperawatan kepada

    klien.

    .  Bantu klien mengenal

    halusinasinya, identifikasi isi dan

    waktu dari halusinasi klien. 

    Membantu klien untuk

    memilih cara yang tepat

    untuk menghadapi

     perasaannya.

    3.  Diskusikan respon klien saat

     berhalusinasi. 

    Untuk mengetahui

     bagaimana cara klienuntuk menghadapi

    halusinasinya.

    .  Diskusikan dengan klien apa yang

    dilakukan untuk mengatasi

    halusinasinya. 

    Untuk menghardik

    halusinasi klien.

    5.  Diskusikan dan jelaskan cara

    menggontrol halusinasi dengan

    cara menghardik halusinasi,

     bercakap-cakap dengan orang

    lain, melakukan aktivitas, dan

    menggunakan obat secara benar. 

    Untuk menggontrol

    halusinasi klien.

    6.  Latih klien mengontrol halusinasi

    dengan cara menghardik

    halusinasi, bercakap-cakap

    dengan orang lain, melakukan

    aktivitas, dan menggunakan obat

    secara benar. 

    Untuk melihat

    kemampuan klien.

    .  Berikan pujian pada setiap hasil

    dan tindakan yang dilakukan

    klien. 

    Membuat klien puas dan

    senang sehingga mau dan

    ingin terus melakukan

    makan dan minum secara

     baik dan benar. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    25/29

    29

    Hari/

    tanggal

    No.

    Dx

    Perencanaan Keperawatan

    Kamis/

    20 Juni

    2013

    3 Tujuan dan Kriteria Hasil:

    Membina hubungan saling percaya, mendiskusikan penyebab

     perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan perasaannya jika

    dilakukannya perilaku kekerasan, klien dapat mengontrol ataumengendalikan perilaku kekerasan yang dimilikannya.

    Rencana Tindakan Rasional

    1. Bina hubungan saling percaya

    dengan menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik.

    Kepercayaan dari klien

    merupakan hal yang

    mutlak serta akan

    memudahkan dalam

    melakukan pendekatan

    dan tindakan keperawatan

    kepada klien.

    2. Diskusikan bersama klien

     penyebab perilaku kekerasanyang pernah dilakukannya.

    Untuk mengetahui

     penyebab perilakukekerasan yang pernah

    dilakukan klien.

    3. Diskusikan bersama klien tanda

    dan gejala yang dirasakan saat

     berhalusinasi.

    Untuk mengetahui tanda

    dan gejala dari halusinasi

    yang dialami klien.

    4. Diskusikan pada klien perilaku

    kekerasan yang biasa dilakukan

    klien.

    Untuk mengetahui

     perilaku kekerasan yang

     pernah dilakukan klien.

    5. Diskusikan bersama klien akibat

    dari perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.

    Membantu klien melihat

    dampak yang di timbulkanakibat perilaku kekerasan

    yang dilakukan klien.

    6. Ajarkan klien mengontrol

     perilaku kekerasannya secara

    fisik, sosial/verbal, spiritual, dan

    dengan terapi obat.

    Untuk mencegah klien

    agar tidak melakukan

     perilaku kekerasan.

    7. Latih klien mengontrol perilaku

    kekerasan dengan fisik,

    sosial/verbal, spiritual, dan

    dengan terapi obat.

    Untuk mengetahui

    kemampuan klien saat

    mengontrol perilaku

    kekerasan dengan cara

    fisik, sosial/verbal,spiritual, dan minum obat.

    8.  Berikan pujian pada setiap hasil

    dan tindakan yang dilakukan

    klien. 

    Membuat klien puas dan

    senang sehingga mau dan

    ingin terus melakukan

    makan & minum dengan

     baik. 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    26/29

    30

    PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    Hari/

    tanggal

    No.

    Dx

    Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

    Selasa/

    18 Juni2013

    1. 1. Bina hubungan saling percaya

    dengan menggunaka prinsipkomunikasi terapeutik.

    2. Mendiskusikan pada klien

     pentingnya kebersihan diri, cara-cara

    merawat diri, berdandan/ berhias,

    makan dan minum, dan melakukan

    BAB dan BAK yang benar.

    3. Mengajarkan dan melatih klien

     perawatan kebersihan diri yaitu

    mandi menggunakan sabun, shampo,

    menyikat gigi yang benar.

    4. 

    Mengajarkan dan melatih klien berdandan yaitu berpakaian yang

    rapi, menyisir rambut, bercukur, dan

    memotong kuku.

    5. Mengajarkan dan melatih klien

    makan dan minum yang baik.

    6. 

    Mengajarkan dan melatih klien

    melakukan BAB/BAK secara

    mandiri

    7. Memberikan pujian pada setiap hasil

    dan tindakan yang dilakukan klien

    S: Klien mengatakan malas

    mandi dan mengatakankebersihan tidak begitu

     penting untuknya.

    O: Rambut klien kotor dan

    acak-acakan, gigi

    tampak kuning, badan

     bau dan berdaki, kuku

     panjang, jika makan

     berceceran dan jorok.

    A: Masalah sebagianteratasi.

    P: Intervensi selesai 

    Rabu/

    19 Juni

    2013

    2. 1. 

    Bina hubungan saling percaya

    dengan menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik.

    2. 

    Membantu pasien mengenal

    halusinasi.

    3. 

    Mendiskusikan respon klien saat

     berhalusinasi.

    4. Menjelaskan atau mengajarkan cara-

    cara mengontrol halusinasi dengan

    cara menghardik halusinasi,

     bercakap-cakap dengan orang lain,melakukan aktivitas, dan

    menggunakan obat secara benar.

    5. Melatih klien mengontrol halusinasi

    dengan cara menghardik halusinasi.

    6. Melatih klien mengontrol

    halusinasi dengan cara bercakap-

    cakap dengan orang lain.

    7. Melatih klien mengontrol halusinasi

    dengan cara melaksanakan aktifitas

    terjadwal.

    8. 

    Melatih klien mengontrol halusinasidengan mengenal macam-macam

    S: Klien mengatakan akan

    melakukan cara-cara

    untuk mengontrol

    halusinasi yang telah di

    ajarkan & mengucapkan

    terima kasih karena

    telah di ajarkan cara

    mengontrol halusinasi.

    O: Klien tampak cemas,

     binggung, gelisah. Kliendapat melakukan cara

    mengontrol halusinasi

    yang telah diajarkan

    dengan benar.

    A: Masalah sebagian

    Teratasi.

    P: Intervensi selesai 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    27/29

    31

    Hari/

    tanggal

    No.

    Dx

    Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

    obat yang dikonsumsinya dan minum

    obat secara teratur.

    9. Berikan pujian pada setiap hasil dan

    tindakan yang dilakukan klien.Kamis/

    20 Juni

    2013

    3. 1. Bina hubungan saling percaya

    dengan menggunaka prinsip

    komunikasi terapeutik.

    2. Identifikasi penyebab perasaan

    marah klien.

    3. Diskusikan tanda dan gejala perilaku

    kekerasan yang dilakukan klien.

    4. Diskusikan perilaku kekerasan yang

     pernah dilakukan dan akibat dari

     perilaku kekerasan yang pernah

    dilakukan klien.5.

     

    Ajarkan dan latih klien mengontrol

     perilaku kekerasan secara fisik.

    6. Ajarkan dan latih klien mengontrol

     perilaku kekerasan secara sosial atau

    verbal.

    7. Ajarkan dan latih klien mengontrol

     perilaku kekerasan secara spiritual.

    8. 

    Ajarkan dan latih klien mengontrol

     perilaku kekerasan dengan obat.

    9. 

    Berikan pujian pada setiap hasil dan

    tindakan yang dilakukan klien.

    S: Klien mengatakan masih

    Ada merasakan kesal

    atau marah pada ibunya

    karena tidak diberikan

    rokok, mengucapkan

    terima kasih karena

    telah diajarkan cara

    mengontrol perilaku

    kekerasan yang

    dialaminya, dan akan

    melakukan cara-carauntuk mengontrol

     perilaku kekerasan yang

    telah diajarkan padanya.

    O: Klien terlihat senang

    saat di ajarkan cara

    mengontrol perilaku

    kekerasan dan dapat

    melakukan cara

    mengontrol perilaku

    kekerasan dengan baik

    dan benar.

    A: Masalah sebagian

    Teratasi. 

    P: Intervensi selesai 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    28/29

    32

    EVALUASI

    1.  Defisit Perawatan Diri

    Pasien dapat menyebutkan:

    a.  Penyebab tidak merawat diri

     b.  Manfaat menjaga perawatan diri

    c. 

    Tanda-tanda bersih dan rapi

    d.  Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan

    Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:

    a. 

    Kebersihan diri

     b.  Berdandan/berhias

    c.  Makan

    d.  BAB/BAK (Purba dkk, 2011).

    2. 

    Halusinasi

    Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan

    masalah yang harus diatasi:

    a.  Pasien menggungkapkan isi halusinasi yang dialaminya

     b.  Pasien menjelaskan waktu, dan frekuensi halusinasi yang dialaminya

    c. 

    Pasien menjelaskan situasi yang mencetus halusinasinya

    d. 

    Pasien menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi

    e.  Pasien menjelaskan bahwa ia akan berusaha mengatasi halusinasi yang

    dialaminya

    Pasien dapat mengontrol halusinasi, ditandai dengan:

    a.  Pasien mampu memperagakan 4 cara mengontrol halusinasi

     b. 

    Pasien menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:

    Menghardik halusinasi

    -  Bercakap-cakap dengan orang lain disekitarnya bila timbul halusinasi

    -  Menyusun jadwal kegiatan dan melaksanakan jadwal tersebut secara

    mandiri

    -  Mematuhi program pengobatan (Purba dkk, 2011).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/18/2019 ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakma…

    29/29