Ketidakadilan gender

45
KETIDAKADILAN GENDER

Transcript of Ketidakadilan gender

Page 1: Ketidakadilan gender

KETIDAKADILAN GENDER

Page 2: Ketidakadilan gender

Ketidakadilan gender atau ketidaksetaraan gender adalah segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki yang bersumber pada keyakinan gender. Ketidakadilan gender diartikan sama dengan ketidak setaaan gender (Gender Inequality). Secara bersamaan kedua istilah ini sah-sah saja dipakai, atau akan dipakai salah satunya, tergantung pilihan penulis atau yang memakainya.

Michelle Rosaldo, dia mendefinisikan ketidaksetaraan sebagai sebuah kondisi di mana perempuan secara universal di bawah laki-laki; di mana laki-lkai menjadi dominan karena partisipasi mereka dalam kehidupan publik dan merendahkan perempuan ke lingkup domestik.

PENGERTIAN

Page 3: Ketidakadilan gender

KETIDAKADILAN GENDER

TEMPATKERJA/PUBLIK

KEYAKINAN PRIBADI

KYAKINAN GENDER

NEGARA

MASYARAKAT

BUDAYA/KEYAKINAN

RUMAH TANGGA

Page 4: Ketidakadilan gender

KEYAKINAN GENDER BENTUK KETIDAKADILAN

GENDER

Perempuan lembut dan bersifat

emosional

Tidak boleh menjadi manajer atau

pemimpin sebuah institusi

Perempuan pekerjaan utamanya di

rumah dan kalau bekerja hanya

membantu suami (nafkah

tambahan)

Kalau begitu boleh dibayar lebih

rendah dan tidak perlu kedudukan

yang penting

Lakai-laki berwatak tegas dan

rasional

Cocok menjadi pemimpin dan tidak

pantas kerja di rumah dan memasak

Keyakinan Gender Masyarakat Menimbulkan Bentuk Ketidakadilan Gender

Page 5: Ketidakadilan gender

Ketidakadilan gender tersebut dialami perempuan dan terjadi di berbagai bidang kehidupan seperti Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Pertanian, Politik, dan Keamanan (masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan). Perempuan yang secara statistik jumlahnya lebih besar daripada laki-laki (perempuan 52% dan laki-laki 48%) ternyata:

Tidak mempunyai akses yang sama pada sumber daya pembangunan

Belum berpartisipasi yang sama dalam proses pengamblan keputusan

Belum memiliki kontrol yang sama dalam penguasaan sumber daya pembangunan

Belum mendapatkan manfaat yang sama dari hasil-hasil pembangunan.

 

Page 6: Ketidakadilan gender

STEREOTIP(STEREOTYPE

S)

pelabelan atau

penandaan

KELOMPOK TERTENTU INDIVIDU

merugikan pihak lain

KETIDAKADILAN

Page 7: Ketidakadilan gender

NO PERILAKU/PERISTIWA STEREOTIP GENDER

1 Seorang buruh perempuan

dipanggil dan diajak bicara

mandor atau manajer di

kamarnya. Seorang buruh lelaki

diajak bicara oleh mandor

Untuk perempuan: ”ah...pasti ada

apa-apanya, dan untung sekali dia

ditaksir mandor”

Untuk laki-laki: ”Wah... dia hebat,

pasti mau naik pangkat, memang

pantas dia”

2 Buruh perempuan tidak masuk

kerja/cuti. Buruh laki-laki tidak

masuk kerja/cuti

Untuk perempuan:...............

Untuk laki-laki:...................

3 Beberapa buruh perempuan

berkumpul dan ngobrol. Beberapa

buruh laki-laki berkumpul dan

mengobrol

Untuk perempuan:................

Untuk laki-laki:.....................

Page 8: Ketidakadilan gender

4 Seorang buruh atau manjer

perempuan, tempat kerjanya

berantakan. Serang buruh laki-laki/

mandor, tempat kerjanya

berantakan

Untuk perempuan:................

Untuk laki-laki:.....................

5 Seorang buruh perempuan

menggoda mandor atau buruh laki-

laki. Seorang laki-laki atau mandor

menggoda buruh perempuan

Untuk perempuan:................

Untuk laki-laki:.....................

6 Seorang wanita karier pulang larut

malam bahkan sampai beberapa

hari baru pulang. Seorang laki-laki

karier pulang larut malam bahkan

sampai beberapa hari baru pulang.

Untuk perempuan:................

Untuk laki-laki:.....................

Page 9: Ketidakadilan gender

Beban ganda (double burden) berkaitan dengan beban kerja, yakni pembagian tugas dan tanggungjawab yang selalu memberatkan perempuan

Adanya anggapan bahwa perempuan secara alamiah memiliki sifat memelihara, merawat, mengasuh dan rajin, mengakibatkan semua pekerjaan domestic rumah tangga menjadi tanggungjawab kaum perempuan.

Konsekuensinya, banyak perempuan yang harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapihan rumah tangganya, serta menjaga kelangsungan sumber-sumber tenaga kerja produktif, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci, memasak, mencari air, memelihara anak dan lainnya.

Beban Ganda (Double Burden)

Page 10: Ketidakadilan gender

Istilah Marginalisasi merepresentasikan realitas sosial dan material dari banyak perempuan.

merupakan konstruksi filsafat yang bermakna tidak rasional dan pinggiran.

Pemiskinan adalah suatu proses penyisihan yang mengakibatkan kemiskinan bagi kaum (biasanya) perempuan

Proses marginalisasi disebut juga sebagai proses pemiskinan, seringkali menimpa baik laki-laki maupun perempuan di sebuah negera karena berbagai peristiwa, misalnya oleh bencana alam, konflik bersenjata, penggusuran, proses eksploitasi atau bahkan kebijakan pembangunan. Ada salah satu bentuk pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan, disebabkan oleh keyakinan gender.

MARGINALILASI

Page 11: Ketidakadilan gender

1. Sebagai proses pengucilan (exclusion), artinya perempuan dikucilkan dari kerja upahan atau dari jenis-jenis kerja upahan tertentu.

2. Sebagai proses penggeseran perempuan ke pinggiran (margins) dari pasar tenaga kerja, artinya kecenderungan bagi perempuan untuk bekerja pada jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kelangsungan hidup yang tidak stabil; yang upahnya rendah; atau yang dinilai tidak terampil.

3. Sebagai proses feminisasi atau segregasi, sengan adanya pemusatan tenaga kerja perempuan ke dalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, bisa dikatakan bahwa jenis-jenis pekerjaan tersebut sudah ter ’feminisasi’ (dilakukan semata-mata oleh perempuan).

4. Sebagai proses ketimpangan ekonomi yang makin meningkat (gejala ini kurang lebih sama dengan gejala yang kedua tersebut diatas. Biasanya dalam pengertian ini, marginalisasi menunjuk pada ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan

KONSEP MARGINALISASI

Page 12: Ketidakadilan gender

MARGINALISASI

RELATIFbentuk marginalisasi yang dialami perempuan harus

dibandingkan dengan yang dialami laki-laki

PROSESUAL

marginalisasi harus dilihat berdasarkan perjalanan waktu

Page 13: Ketidakadilan gender

CONTOH PROSES PEMISKINAN

PEREMPUANtidak perlu sekolah tinggi, karena

nantinya juga hanya akan mengusrusi pekerjaan dapur. Jadi

perawan tuaDampaknya, jika perempuan harus bekerja, maka sektor

pekerjaan yang dapat mereka masuki adalah sektor pekerjaan

subsisten atau buruh dnegan upah yang rendah karena mereka berpendidikan rendah dan tidak

memiliki keterampilan. LAKI-LAKI

Sama halnya dengan anak perempuan tidak sedikit yang

drop out sekolah karena mereka harus bekerja

karena anggapan bahwa laki-laki adalah penyangga keluarga, maka mereka berkewajiban membantu

orangtua ikut mencari nafkah, bahkan sejak usia dini.

Page 14: Ketidakadilan gender

Beuvoir, 1953• teori feminis

kontemporer mulai dengan pernyatan bahwa laki-laki memandang perempuan sangat berbeda secara mendasar dibandingkan dia melihat dirinya sendiri maka perempuan direduksi ke status kelas kedua dan oleh karenanya berada dalam status subordinat

Millet, 1970• menyataka

n bahwa perempuan merupakan kelas jenis kelamin yang tergantung di bawah dominasi patriarkhis

Rosaldo dan Lamphere, !974; Ortner,

1974pemisahan

dunia publik dan domestik

dan penurunan perempuan ke domestik

Firestone, 1970• subordinasi

perempuan ini dalam keterbatasan reproduksi dan kelahiran anak

Page 15: Ketidakadilan gender

Bentuk subordinasi terhadap perempuan antara lain

Lebih banyak perempuan buta aksara dibandingkan laki-laki

Mengurus pekerjaan rumah tangga dianggap kodrat

perempuan

Laki-laki lebih bebas memilih pekerjaan/profesi ketimbang

perempuan

Page 16: Ketidakadilan gender

16

UU NO 23 TAHUN 2004

Page 17: Ketidakadilan gender

Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1984 Setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis

kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi

17

Page 18: Ketidakadilan gender

18

FISIK

PSIKOLOGISSEKSUAL

FINANSIALSPRITUAL

Page 19: Ketidakadilan gender

19

Memukul, Menanpar, mencekik, Melempar benda ke tubuh korban, Menginjak-injak, Melukai dengan tangan, senjata, Membunuh.

Page 20: Ketidakadilan gender

20

Berteriak-teriak,menyumpah, mengancam, merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit memata-matai, tindakan-tindakan lain yang menyebabkan rasa takut (termasuk yang diarahkan ke keluarga dekat korban)

Tidak memenuhi kebutuhan finansial, mengawasi secara detail penggunaan uang dan mengendalikannya

KEKERASAN SEKSUALMenyentuh, meraba, mencium, dan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang

tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, guarauan seksual yang tidak dikehendaki korban, ucapan yang melecehkan

yang mengarah ke jenis kelamin, memaksa melakukan hubungan seks tanpa persetujuan dengan ancaman kekerasan atau tidak, memaksa melakukan aktivitas-aktivitas seksual yang tidak dikehendaki, merendahkan menyakiti

korban.

Page 21: Ketidakadilan gender

21

Merendahkan keyakinan dan kepercayaan korban, memaksa korban untuk meyakinai hal-hal yang tidak

diyakininya, memaksa korban melakukan mempraktikan ritual dan keyakinan tertentu

Page 22: Ketidakadilan gender

22

Orang Asing

Orang Terdekat

Orang yang mempunyai

Otoritas

Negara atau

wakilnya

Page 23: Ketidakadilan gender

23

SOSIALISASIBUDAYA PATRIARKHI

PANDANGAN BIOLOGIS

MENGAPA TERJADI TINDAK KEKERASAN

TERHADAP PEREMPUAN

Page 24: Ketidakadilan gender

24

Aspek Biologis

Alasan Psikologis

Aspek Sosio-kultural

Aspek Ekonomi dan Politis

Relasi Gender yang tidak Iambang

ARGUMENTASINYA

Page 25: Ketidakadilan gender

25

Barang” baru termasuk bagi kaum perempuan, sehingga menimbulkan

sikap ambiguitas.

“Belum dianggap penting untuk dijadikan acuan hukum, karena kemauan “setengah hati”

Kendala sosialisasi pada kalangan bawah dan menengah atas

UU NO 23

TAHUN 2004

Page 26: Ketidakadilan gender

26

PENGERTIAN KDRT DALAM UU NO 23 TH

2004 PASAL 1 (1)

PENGERTIAN KDRT DALAM UU NO 23 TH

2004 PASAL 1 (1)

• Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama

perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk

ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan

hukum dalam lingkup rumah tangga

Page 27: Ketidakadilan gender

Adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga

27

PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (PASAL 12)

Page 28: Ketidakadilan gender

28

SIAPA PELAKU DAN KORBAN KDRT

MENURUT UU NO 23 TH 2004

SIAPA PELAKU DAN KORBAN KDRT

MENURUT UU NO 23 TH 2004

Suami, Isteri, dan Anak

Orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan (Suami,Isteri, Anak) karena

hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap

dalam rumah tanga

Orang yang bekerja membantu rumah tanga

dan menetap dalam rumah tanga tersebut

Page 29: Ketidakadilan gender

Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga

29

Page 30: Ketidakadilan gender

30

ASAS UU NO 23 TAHUN 2004

ASAS UU NO 23 TAHUN 2004

Penghormatan hak asasi manusia Keadilan dan

kesestaraan gender

Nondiskriminasi

Perlindungan korban

Page 31: Ketidakadilan gender

31

TUJUAN UU NO 23 TH 2004TUJUAN UU

NO 23 TH 2004

Mencegah segala bentuk kekerasan

dalam rumah tangga

Melindungi korban kekerasan dalam

rumah tangga

Menindak pelaku KDRT

Memelihara keutuhan rumah tangga yang

harmonis dan sejahtera

Page 32: Ketidakadilan gender

32

BENTUK-BENTUK KDRT (PASAL 5 UU

NO 23 TH 2004)

BENTUK-BENTUK KDRT (PASAL 5 UU

NO 23 TH 2004)

KEKERASAN FISIK

PENELANTARAN RUMAH TANGGA

KEKERASAN SEKSUAL

KEKERASAN PSIKIS

Page 33: Ketidakadilan gender

Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan

33

Page 34: Ketidakadilan gender

34

PERLINDUNGAN MENURUT UU NO 23 TH 2004 Ps 1 (5)

(6)

PERLINDUNGAN MENURUT UU NO 23 TH 2004 Ps 1 (5)

(6)

Perlindungan sementara adalah perlindungan yang langsung diberikan oleh kepolisian

dan/atau lembaga sosial atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan

pengadilan

Perintah perlindungan adalah penetapan yang dikeluarkan oleh

pengadilan untuk memberikan perlindungan kepada korban

Page 35: Ketidakadilan gender

Pemahaman komprehansip mengenai sebab/dimensi yang menyebabkan kekerasan terhadap perempuan agar bisa mencari solusi yang tepat.

Memberikan penyadaran, penguatan kepada perempuan agar dia menjadi berdaya, memahami eksistensinya

Suport bahwa yang bisa menolong perempuan adalah diri perempuan itu sendiri

35

Page 36: Ketidakadilan gender

Menghindari ketergantungan baru Menggeser pandangan budaya yang

patriarkhis ke arah kesetaraan Secara bersama-sama peduli nasib

perempuan, tidak hanya sekedar bicara “tentang perempuan tetapi juga untuk perempuan”

36

Page 37: Ketidakadilan gender

37

KEWAJIBAN PEMERINTAH

DAN MASYARAKAT

(Pasal 11 dan 12)

KEWAJIBAN PEMERINTAH

DAN MASYARAKAT

(Pasal 11 dan 12)

Mencegah terjadinya KDRT

Menyelenggarakan Sosialisasi dan

Advokasi tentang PKDRT

Menyelenggarakan KIE tentang PKDRT

Meyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang sensitif gender dan isu KDRT serta

menetapkan standar dam akreditasi pelayanan yang sensitiv gender

Merumuskan Kebijakan PKDRT

Page 38: Ketidakadilan gender

38

PELAYANAN TERHADAP

KORBAN KDRT

PELAYANAN TERHADAP

KORBAN KDRT

Penyediaan Ruang pelayanan khusus di

kantor kepolisian

Memberikan perlindungan bagi

pendamping, saksi, keluarga dan teman

korban

Pembuatan dan pengembangan sistem mekanisme kerjasama

lintas sektoral yang mudah diakses korban

Penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial, dan pembimbing rohani

Page 39: Ketidakadilan gender

39

UPAYA MENANGANI KDRT

SEBATAS KEMAMPUAN

UPAYA MENANGANI KDRT

SEBATAS KEMAMPUAN

Mencegah berlangsungnya

tindak pidana

Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan

Memberikan pertolongan darurat

Memberikan perlindungan

kepada korban

Page 40: Ketidakadilan gender

KETENTUAN PIDANA PASAL 44

1. Setiap orang orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 15 juta

2. Jika mengakibatkan korban jatuh sakit atau luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak 30 juta rupiah

3. Jika menyebabkan matinya korban dipidana paling lama 15 tahun dan denda 45 juta rupiah

40

Page 41: Ketidakadilan gender

Pasal 44 Ayat 4

Jika kekerasan fisik dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 bulan atau denda paling banyak 5 juta rupiah

41

Page 42: Ketidakadilan gender

Pasal 45

1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga di pidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda paling banyak 9 juta rupiah

2. Kekerasan psikis yang dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian, atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 bulan atau denda paling banyak 3 juta

42

Page 43: Ketidakadilan gender

Pasal 46 Perbuatan kekerasan seksual dipidana

dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak 36 juta rupiah

Pasal 47 Setiap orang yang memaksa orang yang

menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan pidana penjara paling lama 15 tahun atau denda paling sedikit 12 juta rupiah atau denda paling banyak 300 juta rupiah

43

Page 44: Ketidakadilan gender

Pasal 48

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan 47 mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama 4 minggu terus menerus atau 1 tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau menyebabkan tidak berfungsinya alat reproduksi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan pidana penjara paling lama 20 tahun atau denda paling sedikit 25 juta atau denda paling banyak 500 juta rupiah

44

Page 45: Ketidakadilan gender

45