Ketidakadilan gender
-
Upload
luluk-wulandari-hariyanto -
Category
Documents
-
view
54 -
download
4
Transcript of Ketidakadilan gender
![Page 1: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/1.jpg)
KETIDAKADILAN GENDER
![Page 2: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/2.jpg)
Ketidakadilan gender atau ketidaksetaraan gender adalah segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki yang bersumber pada keyakinan gender. Ketidakadilan gender diartikan sama dengan ketidak setaaan gender (Gender Inequality). Secara bersamaan kedua istilah ini sah-sah saja dipakai, atau akan dipakai salah satunya, tergantung pilihan penulis atau yang memakainya.
Michelle Rosaldo, dia mendefinisikan ketidaksetaraan sebagai sebuah kondisi di mana perempuan secara universal di bawah laki-laki; di mana laki-lkai menjadi dominan karena partisipasi mereka dalam kehidupan publik dan merendahkan perempuan ke lingkup domestik.
PENGERTIAN
![Page 3: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/3.jpg)
KETIDAKADILAN GENDER
TEMPATKERJA/PUBLIK
KEYAKINAN PRIBADI
KYAKINAN GENDER
NEGARA
MASYARAKAT
BUDAYA/KEYAKINAN
RUMAH TANGGA
![Page 4: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/4.jpg)
KEYAKINAN GENDER BENTUK KETIDAKADILAN
GENDER
Perempuan lembut dan bersifat
emosional
Tidak boleh menjadi manajer atau
pemimpin sebuah institusi
Perempuan pekerjaan utamanya di
rumah dan kalau bekerja hanya
membantu suami (nafkah
tambahan)
Kalau begitu boleh dibayar lebih
rendah dan tidak perlu kedudukan
yang penting
Lakai-laki berwatak tegas dan
rasional
Cocok menjadi pemimpin dan tidak
pantas kerja di rumah dan memasak
Keyakinan Gender Masyarakat Menimbulkan Bentuk Ketidakadilan Gender
![Page 5: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/5.jpg)
Ketidakadilan gender tersebut dialami perempuan dan terjadi di berbagai bidang kehidupan seperti Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Pertanian, Politik, dan Keamanan (masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan). Perempuan yang secara statistik jumlahnya lebih besar daripada laki-laki (perempuan 52% dan laki-laki 48%) ternyata:
Tidak mempunyai akses yang sama pada sumber daya pembangunan
Belum berpartisipasi yang sama dalam proses pengamblan keputusan
Belum memiliki kontrol yang sama dalam penguasaan sumber daya pembangunan
Belum mendapatkan manfaat yang sama dari hasil-hasil pembangunan.
![Page 6: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/6.jpg)
STEREOTIP(STEREOTYPE
S)
pelabelan atau
penandaan
KELOMPOK TERTENTU INDIVIDU
merugikan pihak lain
KETIDAKADILAN
![Page 7: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/7.jpg)
NO PERILAKU/PERISTIWA STEREOTIP GENDER
1 Seorang buruh perempuan
dipanggil dan diajak bicara
mandor atau manajer di
kamarnya. Seorang buruh lelaki
diajak bicara oleh mandor
Untuk perempuan: ”ah...pasti ada
apa-apanya, dan untung sekali dia
ditaksir mandor”
Untuk laki-laki: ”Wah... dia hebat,
pasti mau naik pangkat, memang
pantas dia”
2 Buruh perempuan tidak masuk
kerja/cuti. Buruh laki-laki tidak
masuk kerja/cuti
Untuk perempuan:...............
Untuk laki-laki:...................
3 Beberapa buruh perempuan
berkumpul dan ngobrol. Beberapa
buruh laki-laki berkumpul dan
mengobrol
Untuk perempuan:................
Untuk laki-laki:.....................
![Page 8: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/8.jpg)
4 Seorang buruh atau manjer
perempuan, tempat kerjanya
berantakan. Serang buruh laki-laki/
mandor, tempat kerjanya
berantakan
Untuk perempuan:................
Untuk laki-laki:.....................
5 Seorang buruh perempuan
menggoda mandor atau buruh laki-
laki. Seorang laki-laki atau mandor
menggoda buruh perempuan
Untuk perempuan:................
Untuk laki-laki:.....................
6 Seorang wanita karier pulang larut
malam bahkan sampai beberapa
hari baru pulang. Seorang laki-laki
karier pulang larut malam bahkan
sampai beberapa hari baru pulang.
Untuk perempuan:................
Untuk laki-laki:.....................
![Page 9: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/9.jpg)
Beban ganda (double burden) berkaitan dengan beban kerja, yakni pembagian tugas dan tanggungjawab yang selalu memberatkan perempuan
Adanya anggapan bahwa perempuan secara alamiah memiliki sifat memelihara, merawat, mengasuh dan rajin, mengakibatkan semua pekerjaan domestic rumah tangga menjadi tanggungjawab kaum perempuan.
Konsekuensinya, banyak perempuan yang harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapihan rumah tangganya, serta menjaga kelangsungan sumber-sumber tenaga kerja produktif, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci, memasak, mencari air, memelihara anak dan lainnya.
Beban Ganda (Double Burden)
![Page 10: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/10.jpg)
Istilah Marginalisasi merepresentasikan realitas sosial dan material dari banyak perempuan.
merupakan konstruksi filsafat yang bermakna tidak rasional dan pinggiran.
Pemiskinan adalah suatu proses penyisihan yang mengakibatkan kemiskinan bagi kaum (biasanya) perempuan
Proses marginalisasi disebut juga sebagai proses pemiskinan, seringkali menimpa baik laki-laki maupun perempuan di sebuah negera karena berbagai peristiwa, misalnya oleh bencana alam, konflik bersenjata, penggusuran, proses eksploitasi atau bahkan kebijakan pembangunan. Ada salah satu bentuk pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan, disebabkan oleh keyakinan gender.
MARGINALILASI
![Page 11: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/11.jpg)
1. Sebagai proses pengucilan (exclusion), artinya perempuan dikucilkan dari kerja upahan atau dari jenis-jenis kerja upahan tertentu.
2. Sebagai proses penggeseran perempuan ke pinggiran (margins) dari pasar tenaga kerja, artinya kecenderungan bagi perempuan untuk bekerja pada jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kelangsungan hidup yang tidak stabil; yang upahnya rendah; atau yang dinilai tidak terampil.
3. Sebagai proses feminisasi atau segregasi, sengan adanya pemusatan tenaga kerja perempuan ke dalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, bisa dikatakan bahwa jenis-jenis pekerjaan tersebut sudah ter ’feminisasi’ (dilakukan semata-mata oleh perempuan).
4. Sebagai proses ketimpangan ekonomi yang makin meningkat (gejala ini kurang lebih sama dengan gejala yang kedua tersebut diatas. Biasanya dalam pengertian ini, marginalisasi menunjuk pada ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan
KONSEP MARGINALISASI
![Page 12: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/12.jpg)
MARGINALISASI
RELATIFbentuk marginalisasi yang dialami perempuan harus
dibandingkan dengan yang dialami laki-laki
PROSESUAL
marginalisasi harus dilihat berdasarkan perjalanan waktu
![Page 13: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/13.jpg)
CONTOH PROSES PEMISKINAN
PEREMPUANtidak perlu sekolah tinggi, karena
nantinya juga hanya akan mengusrusi pekerjaan dapur. Jadi
perawan tuaDampaknya, jika perempuan harus bekerja, maka sektor
pekerjaan yang dapat mereka masuki adalah sektor pekerjaan
subsisten atau buruh dnegan upah yang rendah karena mereka berpendidikan rendah dan tidak
memiliki keterampilan. LAKI-LAKI
Sama halnya dengan anak perempuan tidak sedikit yang
drop out sekolah karena mereka harus bekerja
karena anggapan bahwa laki-laki adalah penyangga keluarga, maka mereka berkewajiban membantu
orangtua ikut mencari nafkah, bahkan sejak usia dini.
![Page 14: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/14.jpg)
Beuvoir, 1953• teori feminis
kontemporer mulai dengan pernyatan bahwa laki-laki memandang perempuan sangat berbeda secara mendasar dibandingkan dia melihat dirinya sendiri maka perempuan direduksi ke status kelas kedua dan oleh karenanya berada dalam status subordinat
Millet, 1970• menyataka
n bahwa perempuan merupakan kelas jenis kelamin yang tergantung di bawah dominasi patriarkhis
Rosaldo dan Lamphere, !974; Ortner,
1974pemisahan
dunia publik dan domestik
dan penurunan perempuan ke domestik
Firestone, 1970• subordinasi
perempuan ini dalam keterbatasan reproduksi dan kelahiran anak
![Page 15: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/15.jpg)
Bentuk subordinasi terhadap perempuan antara lain
Lebih banyak perempuan buta aksara dibandingkan laki-laki
Mengurus pekerjaan rumah tangga dianggap kodrat
perempuan
Laki-laki lebih bebas memilih pekerjaan/profesi ketimbang
perempuan
![Page 16: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/16.jpg)
16
UU NO 23 TAHUN 2004
![Page 17: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/17.jpg)
Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1984 Setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis
kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi
17
![Page 18: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/18.jpg)
18
FISIK
PSIKOLOGISSEKSUAL
FINANSIALSPRITUAL
![Page 19: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/19.jpg)
19
Memukul, Menanpar, mencekik, Melempar benda ke tubuh korban, Menginjak-injak, Melukai dengan tangan, senjata, Membunuh.
![Page 20: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/20.jpg)
20
Berteriak-teriak,menyumpah, mengancam, merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit memata-matai, tindakan-tindakan lain yang menyebabkan rasa takut (termasuk yang diarahkan ke keluarga dekat korban)
Tidak memenuhi kebutuhan finansial, mengawasi secara detail penggunaan uang dan mengendalikannya
KEKERASAN SEKSUALMenyentuh, meraba, mencium, dan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang
tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, guarauan seksual yang tidak dikehendaki korban, ucapan yang melecehkan
yang mengarah ke jenis kelamin, memaksa melakukan hubungan seks tanpa persetujuan dengan ancaman kekerasan atau tidak, memaksa melakukan aktivitas-aktivitas seksual yang tidak dikehendaki, merendahkan menyakiti
korban.
![Page 21: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/21.jpg)
21
Merendahkan keyakinan dan kepercayaan korban, memaksa korban untuk meyakinai hal-hal yang tidak
diyakininya, memaksa korban melakukan mempraktikan ritual dan keyakinan tertentu
![Page 22: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/22.jpg)
22
Orang Asing
Orang Terdekat
Orang yang mempunyai
Otoritas
Negara atau
wakilnya
![Page 23: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/23.jpg)
23
SOSIALISASIBUDAYA PATRIARKHI
PANDANGAN BIOLOGIS
MENGAPA TERJADI TINDAK KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN
![Page 24: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/24.jpg)
24
Aspek Biologis
Alasan Psikologis
Aspek Sosio-kultural
Aspek Ekonomi dan Politis
Relasi Gender yang tidak Iambang
ARGUMENTASINYA
![Page 25: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/25.jpg)
25
Barang” baru termasuk bagi kaum perempuan, sehingga menimbulkan
sikap ambiguitas.
“Belum dianggap penting untuk dijadikan acuan hukum, karena kemauan “setengah hati”
Kendala sosialisasi pada kalangan bawah dan menengah atas
UU NO 23
TAHUN 2004
![Page 26: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/26.jpg)
26
PENGERTIAN KDRT DALAM UU NO 23 TH
2004 PASAL 1 (1)
PENGERTIAN KDRT DALAM UU NO 23 TH
2004 PASAL 1 (1)
• Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga
![Page 27: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/27.jpg)
Adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga
27
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (PASAL 12)
![Page 28: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/28.jpg)
28
SIAPA PELAKU DAN KORBAN KDRT
MENURUT UU NO 23 TH 2004
SIAPA PELAKU DAN KORBAN KDRT
MENURUT UU NO 23 TH 2004
Suami, Isteri, dan Anak
Orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan (Suami,Isteri, Anak) karena
hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap
dalam rumah tanga
Orang yang bekerja membantu rumah tanga
dan menetap dalam rumah tanga tersebut
![Page 29: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/29.jpg)
Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga
29
![Page 30: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/30.jpg)
30
ASAS UU NO 23 TAHUN 2004
ASAS UU NO 23 TAHUN 2004
Penghormatan hak asasi manusia Keadilan dan
kesestaraan gender
Nondiskriminasi
Perlindungan korban
![Page 31: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/31.jpg)
31
TUJUAN UU NO 23 TH 2004TUJUAN UU
NO 23 TH 2004
Mencegah segala bentuk kekerasan
dalam rumah tangga
Melindungi korban kekerasan dalam
rumah tangga
Menindak pelaku KDRT
Memelihara keutuhan rumah tangga yang
harmonis dan sejahtera
![Page 32: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/32.jpg)
32
BENTUK-BENTUK KDRT (PASAL 5 UU
NO 23 TH 2004)
BENTUK-BENTUK KDRT (PASAL 5 UU
NO 23 TH 2004)
KEKERASAN FISIK
PENELANTARAN RUMAH TANGGA
KEKERASAN SEKSUAL
KEKERASAN PSIKIS
![Page 33: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/33.jpg)
Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan
33
![Page 34: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/34.jpg)
34
PERLINDUNGAN MENURUT UU NO 23 TH 2004 Ps 1 (5)
(6)
PERLINDUNGAN MENURUT UU NO 23 TH 2004 Ps 1 (5)
(6)
Perlindungan sementara adalah perlindungan yang langsung diberikan oleh kepolisian
dan/atau lembaga sosial atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan
Perintah perlindungan adalah penetapan yang dikeluarkan oleh
pengadilan untuk memberikan perlindungan kepada korban
![Page 35: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/35.jpg)
Pemahaman komprehansip mengenai sebab/dimensi yang menyebabkan kekerasan terhadap perempuan agar bisa mencari solusi yang tepat.
Memberikan penyadaran, penguatan kepada perempuan agar dia menjadi berdaya, memahami eksistensinya
Suport bahwa yang bisa menolong perempuan adalah diri perempuan itu sendiri
35
![Page 36: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/36.jpg)
Menghindari ketergantungan baru Menggeser pandangan budaya yang
patriarkhis ke arah kesetaraan Secara bersama-sama peduli nasib
perempuan, tidak hanya sekedar bicara “tentang perempuan tetapi juga untuk perempuan”
36
![Page 37: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/37.jpg)
37
KEWAJIBAN PEMERINTAH
DAN MASYARAKAT
(Pasal 11 dan 12)
KEWAJIBAN PEMERINTAH
DAN MASYARAKAT
(Pasal 11 dan 12)
Mencegah terjadinya KDRT
Menyelenggarakan Sosialisasi dan
Advokasi tentang PKDRT
Menyelenggarakan KIE tentang PKDRT
Meyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang sensitif gender dan isu KDRT serta
menetapkan standar dam akreditasi pelayanan yang sensitiv gender
Merumuskan Kebijakan PKDRT
![Page 38: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/38.jpg)
38
PELAYANAN TERHADAP
KORBAN KDRT
PELAYANAN TERHADAP
KORBAN KDRT
Penyediaan Ruang pelayanan khusus di
kantor kepolisian
Memberikan perlindungan bagi
pendamping, saksi, keluarga dan teman
korban
Pembuatan dan pengembangan sistem mekanisme kerjasama
lintas sektoral yang mudah diakses korban
Penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial, dan pembimbing rohani
![Page 39: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/39.jpg)
39
UPAYA MENANGANI KDRT
SEBATAS KEMAMPUAN
UPAYA MENANGANI KDRT
SEBATAS KEMAMPUAN
Mencegah berlangsungnya
tindak pidana
Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan
Memberikan pertolongan darurat
Memberikan perlindungan
kepada korban
![Page 40: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/40.jpg)
KETENTUAN PIDANA PASAL 44
1. Setiap orang orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 15 juta
2. Jika mengakibatkan korban jatuh sakit atau luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak 30 juta rupiah
3. Jika menyebabkan matinya korban dipidana paling lama 15 tahun dan denda 45 juta rupiah
40
![Page 41: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/41.jpg)
Pasal 44 Ayat 4
Jika kekerasan fisik dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 bulan atau denda paling banyak 5 juta rupiah
41
![Page 42: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/42.jpg)
Pasal 45
1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga di pidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda paling banyak 9 juta rupiah
2. Kekerasan psikis yang dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian, atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 bulan atau denda paling banyak 3 juta
42
![Page 43: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/43.jpg)
Pasal 46 Perbuatan kekerasan seksual dipidana
dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak 36 juta rupiah
Pasal 47 Setiap orang yang memaksa orang yang
menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan pidana penjara paling lama 15 tahun atau denda paling sedikit 12 juta rupiah atau denda paling banyak 300 juta rupiah
43
![Page 44: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/44.jpg)
Pasal 48
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan 47 mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama 4 minggu terus menerus atau 1 tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau menyebabkan tidak berfungsinya alat reproduksi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan pidana penjara paling lama 20 tahun atau denda paling sedikit 25 juta atau denda paling banyak 500 juta rupiah
44
![Page 45: Ketidakadilan gender](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022022402/55ca7573bb61eb4f6c8b4578/html5/thumbnails/45.jpg)
45