KETETAPAN/KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG PARISADA...

14
U- / KETETAPAN/KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TGL: 28 PEBRUARI —2 MARET1990 Dl DENPASAR PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT JL. RATNA NO. 99 TATASAN DENPASAR TELP. 24965 P.O. BOX. 288

Transcript of KETETAPAN/KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG PARISADA...

U-

/KETETAPAN/KEPUTUSAN

PESAMUHAN AGUNG

PARISADA HINDU DHARMAINDONESIA

TGL: 28 PEBRUARI —2 MARET1990Dl DENPASAR

PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSATJL. RATNA NO. 99 TATASAN DENPASAR

TELP. 24965 P.O. BOX. 288

r

I i 1

I. '.

I •, r I \

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIATANGGAL 28 PEBRUARI s/d. 2MARET1990

DI DENPASAR - BAU

KEPUTUSANNO.: 01/KepAII/PA.FHDIP/1990

Tentang.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERADILANAGAMA HINDU.

Atas wara nugraha Ida Hyang Widhi/Tuhan Yang Mahaesa, Pesamu-nan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Menimbang

Mengingat

1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan KetelapanMahaSabha VParisada Hindu Dharma Indonesia No. : II/Tap/M.Sabha/1986 tentangusul/permohonan umat Hindu kepada Pe-merintah Republik Indonesia untuk memben-tuk Peradilan Agama Hindu di Indonesia.

2. Bahwa untuk merealisasi usul/permohonantersebut dipandang perlu dirumuskan Ran-canpn Undang-Undang Peradilan Agamabagi umat Hindu Indonesia.

1. Pancasila dan UUD. 1945 ps. 29 ayat (1) dan

2. Tap MPR No. II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.

3. Undang-Undang No. : l/DRT/1951 tentangtindakan-lindakan sementara untuk menye-lenggarakan Kesatuan, susunan, kekuasaandan acara Pengadilan Sipil. jo. UU. No. 1/1961.

4. Undang-Undang No.: 14 lahun 1970 tentangketentuan-ketenluan pokok kekuasaanKehakiman (lembaran negara tahun 1970nomor 74 tambahan lembaran Necara No2951).

Memperhatikan

Menetapkan:Pcrtama :

Kedua

Kcliga

5. Kitab Undang-Undang Hukum Hindu,Dharma Sastra khususnya Manawadhar-masastra lentangCon tpodium Hukum Hindu.

1. Sambutan dan Pcngarahan Mcntcri AgamaRepublik Indonesia pada Pesamuhan AgungParisadaHinduDharma Indonesia langgal 28Pcbruari 1990.

2. Pengarahan Direktur Jenderal BimbinganMasyarakat Hindu dan Budha DcparlemenAgamaRepublikIndonesia pada PesamuhanAgung Parisada Hindu Dharma Indonesiatanggal 28 Pebruari 1990.

3. Pengarahan Ketua Parisada Hindu DharmaIndonesia PusatpadaPesamuhan AgungParisada Hindu Dharma Indonesia tanggal 20Pcbruari 1990.

4. Masukan yang berupa pendapat dan pandan-gan-pandanganpeserta SidangPleno Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia pada tanggal 28Pebruari s.d. 2 Maret 1990.

MEMUTUSKAN.

Menerima konsep Rancangan Undang-Undangtc'ntang Pcradilan Agama Hindu untuk dijadikanRancangan Undang-Undang Pcradilan Agnmabagiumat Hindu Indonesia.

Menugaskan kepada Pcngurus Parisada HinduDharma Ind(mcsia Pusat mclalui Badan Pckerjaunliik mcngadakanpcnyempuri\aan mengenai :kon-sideran, dasaf hukum, Diktum, matcri dan sasaranyang hendak dicapai sesuai dcngan masukan-masukan dari pcscrla Pesamuhan Agung.Kcputusan ini bcrlaku scjakditctapkan dan apabilatcrdapat kekcliruan akan diperbaiki scbagaimanamestinya.

DitctapkanPada tanggal

di Dcnpasar.2 Maret 1990

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1. Pesamuhan Sulinggih.Ketua,

ttd

2. Pesamuhan Walaka.Ketua,

ttd

Ida Fedanda Gde Ngurah Bajing ^ Drs. I B. Oka Puniaatmadja

Sekretaris Jenderal.

ttd

Drs. 1GJEC AdiaWiratmaja

• 1.

I .' I.. .

.1 .s:

• -\=T .T,

.1 J n ^

I I • II -J - [

j'' .1 =

1,1.,- • I

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Tgl. 28 Feb. s.d. 2 Maret 1990di Denpasar, Bali

KEFimJSANNomor: 02/Kep/III/PA.FHDI/1990

BHISAMA

tentang

CATUR MARGA.

Atas wara nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Ma-haesa, Pesamuhan Agung ParisadaHindu Dharma Indonesia.

Menimbang

Mengingat

Memperhatikan

1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan KetetapanMaha Sabha V Nomor : n/Tap/M.Sabha/1986, tentang Program Kerja dan Keputusantentang Pesamuhan Agung No.; 01/Tap/II/PA.PHDlP/1988 tentang Pedoman Pembi-naan Umat Hindu Dharma Indonesia.

2. Bahwa pembinaan umat Hindu Dharma diIndonesia perlu secara terus mcnerusditingkatkan.

1.

Pancasila.U.U.D. 1945.Tap. MPRCBHN.

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama danMenteri Dalam Negeri No.: 1/1979 tentangpelaksanaan pcnyiaran Agama.Bab. IIPasal6,Anggaran DasarParisadaHinduDharma Indonesia.

No. n/MPR.RI/1988 tentang

Sambutan dan pengarahan Menteri AgamaR.I. pada pembukaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tanegal 28Pebruari 1990.

Menetapkan'

Cm Dirghayur astu.

2. Sambutan dan pengarahan GubemurKepalaDaerah Propinsi Tk. I Bali.Pengarahan Direktur Jendoral Bimas Hindudan Budha Departemcn Agama R.I.Pendapat yang berkembang dalam Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tahun 1990.

MEMUTUSKAN.

Keputusan Pesamuhan Agung Parisada HinduDharma Indonesia tentang Bhisama mengenaiCatur Marga sebagai terlampir.Keputusan Pesamuhan Agung Parisada HinduDharma Indonesia tentang Bhisama iniuntukdi-laksanakan sebagaimana mestinya.

3.

4.

DitetapkanPada tanggal

di Denpasar.2 Maret 1990

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1. Pesamuhan Sulinggih.Kelua,

ttd

2. Pesamuhan Walaka.Kotua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngurah Bajing Drs. I B. Oka Funiaatmadja

Sekretaris Jenderal.

ttd

Drs. I GJC AdiaWiratmaja

Kepulusan ini disampaikan kepada Yth:1. Ketua MPR. RI.di Jakarta.2. Presiden Republik Indonesia.3. Ketua DPR.RI di Jakarta.4. Menteri Dalam Negeri di Jakarta.5.Menteri Agama R.I. diJalirta.6. Ketua Parisada Hindu Dharma se Indonesia.7. A r s i p.

Lampiran : Kcputusan Pesamuhan AgungParisada Hindu Dharma IndonesiaNo. : 02/Kcp/U/PA.PHDI/90Tgl.: 2 Marct 1990.

BHISAMA TENTANGCATURMARGA.

Om Swastyastu

Bahwa sumber ajaran agama Hindu adalah Weda, yakni WahyuTuhan Yang Mahacsa yang dijabarkan dalam kitab-kitabSrutL SmrtiItihasa dan Purana.

Bahwa untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Hinduterutarra dalam usaha mendekatkan diri dengan Sanghyang Widhiun^t Hindu dibcnarkan untuk mongikuli jalan atau Marga dan DharmaSadana sesuai kemampuannya masing-masing. Jalan atau ajaran yangdilempuh itu discbut Catur Marga, yang tcrdiri dari:

a. Bhakli Marga,b. Karma Marga,c. Jnana Marga,d. Yoga Marga.Dalam pongamalan ajaran Catur Marga ini umat mendapat pcn-

gayoman dan pembinaan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia:Bahwa sesuai dengan tingkat pemahaman umat Hindu terhadap

ajaran agamanya telah berkembang kegiatan untuk mendalami ajaranagama Hindu Icbih intensif dan mendalam sesuai dengan metodapcrnbinaan umat yang telah ditotapkan oleh Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia 1988.

Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun 1990mcmandang perlu mcnctapkan Bhisama, sebagai berikut:1. Segala kegiatan untuk meningkatkan kerohanian umat Hindu

melalui Catur Marga dan Dharma Sadana mendapat pengayomandan pcmbmaan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia

2. Segala kegiatan terscbul di atas lidak boleh bertentangan denganta^a kehidupan beragama Hindu yang telah melembaga di Indono-

3. ^^ '̂S'̂ n-kcgiatan kerohanian umat Hindu yangnampaknya bertentangan dengan tata pelaksanaan kehidupan beragama Hindu yangtelah melembaga di Indonesia, dikaji dan dipcrtimbangkan olehPansada Hindu Dharma Indoncia.

4. Kcgiatan-kegiatan kerohanian yang bclum mcnd-ipatkanpcrselujuan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia, baik yancdilakukansccaramdividualatauberkelompoktidakdipcrkenankanmempergunakan sarana kcagamaan yang bcrsifat umuni sepertipura dan scjcnisnya.Jika kegiatan-kegiatan itu meresahkan kehidupan umat yaneber-

agarna Hindu, Parisada Hindu Dharma Indonesia mengambil lanekah-

Irerwcnan dipandang pcrlu mengajukan kepada pihak yangDomikian Bhisama ini untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya,Om Santi, Santi, Santi, Om.- '

DitetapkanPada tanggal

di Dcnpasar.2Maretl990

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1.Pesamuhan Sulinggih. 'Ketua,

ttd

2. Pesamuhan Walaka.Ketua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngurah Bajing Drs. I B. Oka Puniaatmadja

10

Sekretaris Jenderal.

ttd

Drs. I G.K. Adia Wiratmaja

i

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Tgl. 28 Feb. s/d. 2 Maret 1990di Denpasar, Bali

KEPUTUSAN

NOMOR : 03/Kep/IiyPA.PHDIP/1990

TentangPEMBANGUNAN PAMARAJAN/SANGGAR PAMUJAAN

UNTUK KELUARGA UMAT HINDU

Om Awighnamastu,

Atas wara nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Ma-haesa, Pesamuhan AgungParisada Hindu Dharma Indonesia :

Menimbang

Mengingat

Mcmperhatikan

1. Bahwa dalam rangka pclaksanaan ketctapanMahasabhaV,Nomor:II/Tap/M.Sabha/1986tentang program Kcrja dan Kcputusan Pesamuhan Agung, Nomor : 01/Tap/II/PA.PHDI/1988 tentangPedoman PembinaanUmat Hindu Dharma Indonesia.Bahwa pembina umat Hindu Dharma Indonesia perlu sccara torus mcnerus ditingkatkanmelaiui sarana tempat p>emujaan.

2.

1. Pancasila.

2. Undang-Undang Dasar 1945.3. Tap. MPR, Nomor II/MPR RI/1988 tentang

Garis-Garis Besar Haluan Negara.4. Surat Kcputusan Bersama Mentch Dalam

Negori dan Montcri Agama Nomor 01 /Bcr/mdn-mag/1969 tentang pendirian tempatibadah.

5. BabIIpasal 6anggaran Dasar Parisada HinduDharma Indonesia.

1. Sambutan dan Pengarahan Menleri Agma Ro-publik Indonesia pada pembukaan Pesamu-

11

Menetapkan

Pertama

Kedua

Ketiga

Keempat

12

han Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tanggal 28 Februari 1990.

2. Sambutan dan Pcngarahan Gubcmur KcpalaDacrah Propinsi Hngkat I Bali.

3. Pcngarahan Direktur Jcndral Bima^ Hindudan Buddha Departcnien Agama RcpublikIndonesia.

4. Pcndapat yang bcrkcmbang dalam Pcsamu-han Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia 1990.

MEMUTUSKAN

Keputusan Pcsamuhan Agung Parisada HinduDharma Indonesia tentang Pembangunan Pamara-jan/SanggarPamujaan untuk keluarga Uma IHindusebagai bcrikut: 'Pembangunan Pamarajan/Sanggar Pamujaan bagikeluarga Umat Hindu mcrupakan bagian yang ti-dak terpisahkan dari sctiap pekarangan/b.mgunanrumah dan mcrupakan satu kesatuan sesuai ajaranTri Hita Karana,untukmewujudkanhubunganyangharmonisanlara umat manusia dcnganTuhan YangMahacsa, sesama umat manusia dan manusia den-gan lingkungannya.Pcmanfaa tan tcmpat pamujaan tcrsebut adalah untukmemantapkan keimanan keluarga umat Hindu dalam mcngamalkan ajaran agamanya.Pembangunan tcmpat Pamujaan untuk keluargaumat Hindu baik dalam pokarangan maupu nrumahumat Hindu tidak memerlukan ijin scperti yangdimaksudkan dalam Surat Keputusan bcrsamaMcnleri Dalam Negcri dan Menteri Agama Rcpublik Indonesia, Nomor :Ol/Bor/mdn-mag/1969 ten-tang pendirian tcmpat ibadah.Keputusan ini ditctapkan untuk dapat dilaksanakanscbagaimana mestinya.

DitctapkanPada tanggal

di Dcnpasar.2 Marot 1990

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1. Pcsamuhan Sulinggih.Ketua,

ttd

2. Pcsamuhan Walaka.Ketua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngurah Bajing Drs. I B. Oka Puniaatmadja

Sekretaris Jendcral.

ttd

Drs. I G.K. Adia Wiratmaja

Keputusan ini disampaikan kepada:

Yth.1. Ketua MPR RI di Jakarta2. Presiden RI di Jakarta3. Ketua DPR RI di Jakarta4. Menteri Dalam Negcri di Jakarta5. Menteri Agama di Jakarta6. Para Gubcmur Kepala Dati. I di Seluruh Indonesia7. Ketua Parisada Propinsi di Seluruh Indonesia8. A r 5 i p.

13

PESAMUAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Tgl. 28 Feb. s/d. 2 Maret 1990di Denpasar - Bali.

KEPUTUSANNomor: 04/Kep/III/PA.PHDI/199a

tenlang

PENUGASAN KEPADA PARISADA HINDU DHARMAINDONESU PROP. BAU

UNTUK MENGKAJIPANGALANTAKA, PANAMPIH SASIHDAN PENYUSUNAN

KALENDER PADEWASAAN BERDASARKAN WARIGA

Dm Awighnam Astu,

Atas wara nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan YangMahaesa, Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Menimbang

Mengingat

14

1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan KetelapanMaha Sabha V No. li/Tap/M.Sabha/1986tenlang program Kcrja dan Keputusan ten-tang Pesamuhan Agung Nomor : 01/TAP/II/PA.PHDIP/1988 tcntang Pedoman Pem-binaan Umat Hindu Dharma Indonesia.

2. Bahwa pombinaan umat Hindu Dharma diIndonesia perlu sccara terus menerusditingkatkan.

1. Pancasila

2. Undang-Undang Dasar 19453. Tap. MPR. Nomor: II/MPR RI/198S tentang

Garis-Garis Besar Haluan Negara.4. SuratKcputusanbersamaMcntcri Agamadan

Monleri Dalam Nogeri, Nomor: 1/1979 tcntang PelaksanaanPenyaran Agama.

5. BabIIPasal6,Anggaran DasarParisada HinduDharma Indonesia.

i

Memperhatikan

Menetapkan

Pertama

Kedua

: 1. Sambutan dan pengarahan Mentcri AgamaRcpublikIndonesiapada pembukaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tanggal 28 Pebruari 1990.

2. Sambutan dan Pengarahan Mcnteri Dal^mNegeri Republik Indonesia.

3. Sambutan dan Pengarahan Gubemur KepalaDaerah Propinsi Tingkat I Bali.

4. Pengarahan Direktur Jendral Bimas Hindudan Budha Departcmcn Agama Republik Indonesia.

5. Pendapat yang berkembang dalam Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tahun 1990.

MEMUTUSKAN

Keputusan Pesamuhan Agung tentang Penugasankepada Parisada Hindu Dharma Indonesia Prop.Bali, untuk:Mengadakan pengkajian tcntang Pangalantaka, Pe-nampihSasihdanmembentuksobuahTimPenyusunKalender Padewasaan berdasarkan wariga untukdapat dijadikan pedoman olch seluruh umat Hindudi Indonesia.Penugasan ini untuk segera dilaksanakan danmelaporkan hasilnya kepada Parisada HinduDharma Indonesia Pusat untuk dilelapkan se-bagaimana mestinya.

Om Santi, Santi, Santi, Om.

DiletapkanPada tanggal

di Denpasar.2 Marot 1990

15

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1. Pesamuhan Sulinggih.* Ketua,

ttd

2. Pesamuhan Walaka.Ketua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngurah Bajing Drs. I B. Oka Puniaatmadja

Sekrelaris Jcnderal.

ttd

Drs. I G.K. Adia Wixatmaja

Keputusan ini disampaikan kepada:1. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Prop. Bali.2. Lembaga Pengkajian dan Pcngembangan Agama Hindu (Hindu

Dharma Widya Mandala di Dcnpasar.3. A r s i p.

16

PESAMUHAN AGUNGPARISADAHINDU DHARMA INDONESIA

Tgl. 28 Feb. s.d. 2 Maret 1990di Denpasar - Bali

KEPUTUSANNomor: a5/Kep/ni/PAJ?HDI/1990.

tentang

PENCATATAN PERKAWINAN BAGI UMAX HINDUDAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJAKANTOR DEPARTEMEN AGAMA DARI TINGKATFROFINSI SAMPAI TINGKAT KECAMATAN

Atas wara nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Ma-haesa, Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia ;

Menimbang

Mengingat

Memperhatikan

1. Bahwa dalam rangka polaksanaan KetetapanMahasabhaV,Nomor;II/Tap/M.Sabha/1986tentang Program Kerja dan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, Nomor : 03/Kep/PA.PHDl/1988tentangusu) Penca ta tan Perkawinanbagi umatHindu.Bahwa pcmbinaan umat Hindu DKirma Indonesia perlu secara tcrus nienerusditingkatkan.

2.

1. Pancasila.2. UUD1945.3. Tap MPR Nomor : II/MPR/1988 lentane

CBHN. ^4. UU No. 1/1974 dan PP. Nomor: 9/1975.5. Bab IIPasal 6Anggaran DasarParisada Hindu

Dharma Indonesia.

1. Sambutan dan PcngaraVan Mentcri AgamaRcpublik Indonesia padaPcmbukaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tanggal 28 Pebruari 1990.

17

Mcnetapkan

Pertama

Kedua

18

2.

3.

4.

Sambutan dan pengarahan Gubemur KepalaDacrah Tingkal I Bali.Pengarahan Dircktur Jcndcral Bimas Hindudan Buddha Departcmcn Agama RepublikIndonesia.Pendapat yang berkembang dalam Pesamu-han Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun 1990.

MEMUTUSKAN

Kepulusan Pesamuhan Agung Parisada HinduDharma Indonesia tentangPencatatan Perkawinanbagi umat Hindu dan Struktur Organisasi serta latakerja Kantor Departemen Agama dari tingkat Pro-pinsi sampai tingkat Kecamatan.

Mcnugaskan kembali kcpada Pengurus ParisadaHindu Dharma Indonesia Pusat, untuk :a. Mongusulkan pclaksanaan Poncalatan Perkaw

inan agar dilaksanakan di bawah satu atap, yaituDepartemen Agama Republik Indonesia.Memohon kebijaksanaan Menteri Dalam NegeriRepubliklndonesia agarpcnetapanbiaya perkawinan tidakdirasakansebagai hambatan bagi umatHindu yangberkepentingan untuk menlaatiUn-dang-Undang No. 1/1974Mengusulkan kepada Menteri Agama RepublikIndonesia agar struktur organisasi dan tata kerjakantor Departemen Agama dari Tingkat Propinsi sampai dengan Tingkat Kecamatan ditinjaukembalidandisesuaikandengankebutuhan umatHindu.

Keputusan ini agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan pcnuh tanggung jawab.

b.

c.

DitetapkanPada tanggal

di Dcnpasar.2 Ma ret 1990

PESAMUHAN AGUNGPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1. Pesamuhan Sulinggih.Ketua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngurah Bajing

2. Pesamuhan Walaka.

Ketua,

ttd

Drs. I B. Oka Puniaatmadja

Sekretaris Jendoral.

ttd

Drs. I G.K. Adia Wiratmaja

Keputusan ini disampaikan kepada:

Yth. 1. Ketua MPR RI di Jakarta.2. Presiden RI di Jakarta.3. Ketua DPR RI di Jakarta.4. Menteri DalamNegen RI di Jakarta.5. Menteri Agama RI di Jakarta.6. Para Gubemur Kdh. Tk. I di seluruh Indonesia.7. Ketua PHDI Propinsi di seluruh Indonesia.8. A r s i p.

19

PCSA.VfL'HAN AGUNGPAIUSADA HINDU DHARMA INDONESIA

Tgl. 28 Peb s/d. 2 Maret 1990di Denpasar - Bali

KEPUTUSAN

Nomor : 06/Kep/liyPA.PHDIP/1990

tentang

USUL PENARIKAN BUKU-BUKU YANG MENDISKREDTTKANAGAMA HINDU

Atas wara nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Ma-hacsa Pcsamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia :

Mcnimbang

Mengingat

Mcmpcrhalikan

20

1. Bahwa dalam rangka pclaksanaan KetetapanMahasabha V,Nomor: II?Tap/M.Sabha/1986tentang Program Kerja dan Keputusan Pes-amuhan Agung Nomor : 01 /Tap/PA.PHDI/1988 tentang Pcdoman Pembinaan UmatHindu.

2. Bahwa pembinaan umat Hindu Dharma diIndonesia perlu secara torus menerusditingkatkan.

Pancasila.

Undang-Undang Dasar 1945.Tap MPR Nomor II/MPR/1978 tentang P.4.Tap MPRNomorlI/MPR/1988 tentangGaris-CarisBcsar Haluan Ncgara.BabnPasal6Anggaran DasarParisada HinduDharma Indonesia.

Sambutan dan Pcngarahan Menteri AgamaRcpublik Indonesia pada Pcmbukaan Pes-amuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia, tanggal 28 Pcbruari 1990.Sambutan danpengarahan Cubcmur KcpalaDacrah Tingkat I Bali.

Menetapkan

Pertama

Kedua

Keliga

3. Pcngarahan Dircklur Jenderal Bimas Hindudan Buddha Departemen Agama R.I.

4. Pendapat yang borkembang dalam Pesamu-han AgungParisadaHindu Dharma Indonesia lahun 1990.

MEMUTUSKAN

Keputusan Pesamuhan Agung Parisada HinduDharma Indonesia tentang usul Penarikan Buku-buku yang mendiskreditkan ajaran agama Hindu,sebagai berikut:

Mengusulkan kepada Pemcrintah R.I. untuk segeramenarik buku-buku sbb:a. Alquran terbilan Departemen Agama R.I., yang

pada bagiankalapcngantamyamendiskreditkanWeda.

b. Sistematika Filsafat (I), karya Drs. Sidi Gazalba.c. Agama dan Kebudayaan, karya Drs. Faisal Is

mail.

d. Adal-istiadat Daerah Lampung terbitan KantorWilayah Pendidikan dan Kebudayaan PropinsiLampung, Proyck Inventarisasi dan Dokumen-tasi Kebudayaan Dacrah Lampung, 1985/1986yang di dalamnya mendiskreditkan wanitaHindu.

Penjelasan mengapabuku ini dipandang meresahkanumat Hindu di Indonesia dilampirkan dalam keputusan ini.

Keputusan iniditetapkan untukdilaksanakan serlabila terdapat kekeliruan dapat dilinjau kembali.

DitetapkanPada tanggal

di Denpasar.2 Maret 1990

21

PESAMUHAN AGUNGFARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1.Pesamuhan Sulinggih.Ketua,

ttd

2. Pesamuhan Walaka.Ketua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngurah Bajing Drs, I B. Oka Puniaatmadja

Sekretaris Jenderal.

ttd

Drs. I G.K. AdiaWiratmaja

Keputusan ini disampaikan kepada;

Yth.

22

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Ketua MPR RI di Jakarta.Presiden R.I. di Jakarta.Ketua DPR RI di Jakarta.Menteri Dalam Negeri di Jakarta.Menteri Agama R.I. diJalirta.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I di Jakarta.Para Gubemur Kdh. Tk. I di seluruh Indonesia.

8. Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi diseluruh Indonesia.

9. Kepala Kantor VVilayah Dep. Agama Propinsi di seluruh Indonesia.

10. Ketua PHDI di seluruh Indonesia.11. Arsip.

1.

2.

Lampiran:Keputusan Pesamuhan Agung ParisadaHindu Dharma IndonesiaNomor: 06/Kep/III/PA.PHDI/1990Tanggal 2 Maret 1990Tentang : Usul Penarikan Buku-bukuyang mendiskreditkan agama Hindu.

PENJELASAN usul PENARIKAN BUKU-BUKU YANGMENDISKREDITKAN AGAMA HINDU

Buku-buku tersebut di bawah ini dapat meresahkan kehidupanumat rtndu d. Indonesia karena berlentangan dengan Pancasila^ Undang-Undang Dasar 1945 serta etika kerukunan hidupberagama di Indonesia.Buku-buku tersebut, antara lain:

a. jM-Qur'an dan terjemahannya, yang diterbitkan oleh YayasanPenyelengpra Penterjemah/Penafsir A1 Qur'an, yane kemu-

disebarluaskan oleh Proyek Pengadaan Kitab SuciQur'an, Departemen Agama R.I., dari tahun ke tahun.

Pada bagian Mukaddimah, Bab II, A. Perlunya Al-Qur'an di-turunkan. Sub b. halaman 40 dinyatakan :

b. Kitab Weda adalah kitab untuk sesuatu golongan

•4, pengikul-pengikut Weda, maka membaca kitab Weda

Apabila orangSudra kebetulan mendengarkan kitab Wedadibaca, maka adalah kcwajiban raja untuk mengecorCorcoran timah dan malam dalam kupingnya; apabila seorangbudra membaca mantra-mantra Weda, maka raja harusmemotonglidahnya,danapabila berusaha membaca Weda,^ka raja harus memotong badannya. (Gotama Smarti :

Kutipan terjemahan tersebut di atas yang oleh pengutipnva diam-bil dan Smarb Gotama bab 12 (Gotama Smarti 12) adalah'terjemahan yang kehm. Scharusnya pcngutip mcncrjemahkan daii bahasaaslmya, yakni bahasa Sanskerta, sehingga terjemahan ke dalambahasa Indonesia sesuai dengan apa yang dimaksud dalam Smarti

23

itu sendiri.

Untuk Icbih jclasnya dalam mcmahami arti sosungguhnya dariSmarti Risyi Gotama bab12 itu, kami kutipkan sloka asli darikitabSmarti Gotama bab(adhyaya) 12, scbagai berikut:

Vedam upa smvatas trapu jatubhyam srotra prati pu-ranam ud aharane juhvac chedo dharane sarira bhodaasana sayana vak pathisu sama prcpsur dandyah satam.

(Gotama, 12 kal. 3)

Teijemahait dalam baliasa Indonesia :

bagi orang-orang pekerja atau kcbanyakan (Sudra) yangmungkin ingin mendengar atau ingin mendekati (mem-pelajari) Weda, supaya berhasil dengan baik,yakni denganmendekatkan telinga pendengarannya mulaid ari awalp)engertian-pengerlian dan bahasa ucapannya denganmonutup pengaruh-pengaruh dari luar. Badan duduktenang(tidakdigoyangkan) di bawahdi tempatajaran(ditempat belajar W^a) dan ucapan-ucapannya di ulang-ulang torus sampai akhir).

Keterangan Kosakata;

weda

upa

smvatas

trapu = (trapu-N)jatubhyamsrotram

pratipuranamud (p.V)aharanejihvacchedodharanesarira

bheda asana

24

= acc (Weda-M) = pengelahuan Weda.s dekat.

= 3Du. Sub), (sru) yangmungkin inginmendengar-kan.

- supaya berhasil baik.5 instr. Plur(jatu-N) dengan mendekatkan telinga.: pendengaran, telinga.: menuju •: dahulu, sejak semula, kuno.5 atas, keluar, luar.: (Lok-aharana) = pada pcngertian.: jihvat - abl = dari bahasa = dari ucapan.' chedah = chcda = penutup, jalan pinas.: Lok (dharana - dharana) = pengaruh, ingatan.

badan.

duduk bergoyang-goyang.

sayanavak

pathisusama

prcpsur

dandyahsatam

bertcmpat di bawah, di bawah.kata-kata, ucapan.Lok (pathin - btk II pathi) di tempatajaran.dengan, bcrsama-sama.(prcpsu) = pencaharian, penuntulan.(dandya) = akhir, Icbih baik, borakhir baik.seratus, scratus kali, bcrulang-ulang.

Dari terjemahan bahasa Indonesia beserta kosakatanya tidak dijumpaikata-kata yang menyatakan bahwa Weda adalahkitab suci hanva untuksatu golongan. Justru mempelajari Weda adalah tugas yang wajibdilakukan umat manusia di muka bumi ini, tiada mcmbeda-bedakanWarna (profesi) bukan Kasta, seperti wahyu Tuhan Yang Mahawsa(Brahman/Apuruseya) dalam kitab suci Yayur Weda, 26.2, yang buny-inya sebagai berikut:

Yathe mamvacam kalyanim avadani janebhyah,Bhrahma rajanyabhyam sudraya caryasa casvaya

(Yajur Weda, 26, 2)Terjemahannya dalam bahsa Indonesia :Sabda suci ini kusampaikan kepada masyarakat umum,yailu Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra dan kepada yanglainnya.

Di samping hal tcrsebut di atas, dapat pula dilambahkan bahwa me-nafsirkan keimanan/agama umatlaintentunya tidak patut ditafsirkanatau pcndekatan dengan agama lain yang mcnjadi keimanannj'a dilihatdari ctikakerukunan hidup bcragama di Indonesia.

b. Sistematika Filsafat (buku I) karya Drs. Sidi Gazalba, terbitanBulan Bintang, Jakarta, 1976,halaman 82-83,dan buku :

c. Agama dan Kebudayaan,kaiya Drs. Faisal Ismail,terbitanP.T.alam 'arif, Bandung, 1982, halaman 37, menyatakan bahwa ;agama Hindu adalah bukan wahyu atau agama alamiyah. Halini adalah tidak bonar, scbab kitab suci Woda sebagai sumberajaran agama Hindu, adalah wahyu. Kata wahyu dalam bahasaSanskerta adalah Sruti yang artinya lordengar atau yang didengar. Orang-orangSuci (Para Rsi) mcmpcroleh wahyu melaluisabdaNya. Para RsidiscbutMantradrstah (orangyangmemper-oleh Mantra atausyair Weda) danTuhan Yang Mahacsn disebutApuruseya yang artinya bukan manusia. Penjclasanini dijumpai

25

dalam kitab Nirukta, Adhyaya 2, sloka 21 sebagai berikut:Rsayo mantradrstarah rsir darsanatstoman dadarsotya upamanyavah,yadcnan tapasya manana brahmasvayambhuabhyanarsat tadrsona mrstvam iti vijayale

(Nirukta, 2,11)

Terjemahannya dalam bahasa Indonesia :Para Resi adalah mereka yang memperoleh wah}Ti/man-tra Weda. Kata Rsi berarti drsta (yang melihat/memper-oleh). Acharya Upamanyava... menyatakan bahwn merekayang dengan tapanya memperoleh mantra Weda disebutRsi (Rsi atau Risyi).

Berda^rkan penjelasan tersebut di atas, maka agama Hinduadalah agama wah>ai, agama yangdisabdakan oleh Tuhan YangMahaesa yang diterima oleh umat manusia, tenatama merekayang telah menjadi seorang Resi (Rsi atau Risyi).

d. Adat-istiadat Daerah Lampung, terbitan Kantor WilayahPendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung, Proyek Inven-tarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan daerah Lampung, 1985/1986, pada halaman 47, alinea ke-2 menyatakan :

Sepanjang riwayat yang diketahui, walaupun daerah^mpung pemah mengalami zaman Hindu, namun wan-ita-wanilanya tidak diketahui yang bcrjalan bebas denganseparoh telanjang seperti wanita-wanita Bali. Denganmasuknya j^engaruh adama Islam maka kaum wanitanyamenjadi lebih ketat menjaga kehormatannya denganmenutup aurat tubuhnya, !

PenjelaMn tersebut yang merupakan hasil f>enelitian riwayat,adalah jelas bertujuan menyudutkan wanita-wanita Bali yang97% lebih adalah umat Hindu. Apakah wanita-wanita di Balibcrjalan bebas dengan separoh telanjang dimana hal ini dibukti-kan ?Hal ini jelas mengundang kerawanan (SARA) bagi bangsaIndonesia dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Nasio-nal, sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, Pesamuhan AgungParisadaHindu Dhanna Indonesia, tahun 1990mendesakkepadaPcmerintah untuk segera menarik buku-buku tersebut di atasdari peredarannya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

DitetapkanPada tanggal

di Denpasar.2 Maret 1990

PESAMUHAN AGUNG

PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.

1. Pesamuhan Sulinggih.Ketua,

ttd

Ida Pedanda Gde Ngiiiah Bajing

2. Pesamuhan Walaka.

Ketua,

ttd

Dis. I B. Oka Puniaatmadja

Sekretaris Jenderal.

ttd

Drs. IGJC Adia Wiratmaja

27