Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan...
-
Upload
armula-pratama-gumay -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan...
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
1/11
Keterlibatan Laki-Laki dalam Persiapan Persalinan dan Tanggap terhadap Komplikasi untuk Rujukan
Persalinan Darurat di Perdesaan di Uganda
LATAR BELAKANG
Abstrak
Latar Belakang: Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang mengancam kesehatan
kandungan. Sebuah paket persiapan (persalinan) kelahiran mempromosikan persiapan aktif dan
membantu dalam pengambilan keputusan untuk mencari perawatan kesehatan dalam kasus seperti
komplikasi. Tujuannya adalah untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan persiapan
persalinan (kelahiran) dan tanggap terhadap komplikasi seperti tingkat partisipasi laki-laki dalam
rencana persalinan (kelahiran) seperti rujukan darurt obstetri di Uganda pedesaan.
Metode: Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang dilakukan di rumah sakit bersalin daerah
Kabale antara 140 wanita yang terdaftar sebaga rujukan darurat obtetric di antenatal, persalinan atau
periode setelah melahirkan. Data yang dikumpulkan adalah sosio-demografi dan persiapan bersalin(kelahiran) dan apa peran pasangan yang terlibat selama pengembangan rencana persalinan (kelahiran).
Setiap wanita yang menghadiri pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, menerima pendidikan kesehatan
mengenai kehamilan dan tanda bahaya persalinan, uang tabungan untuk keadaan darurat, membuat
rencana di mana untuk menyampaikan dari dan dibuat persiapan untuk pendamping persalinan
(kelahiran), persepsi rencana kelahiran. Analisis multivariat regresi Logistik dilakukan untuk menganalisis
faktor-faktor yang secara independen terkait dengan memiliki rencana persalinan.
Hasil: Rata-rata usia adalah 26,8 6,6 tahun, sedangkan usia rata-rata dari pasangan adalah 32,8 8,3
tahun. Lebih dari 100 (73,8%) perempuan dan 75 (55,2%) dari pasangan mereka tidak memiliki
pendidikan formal atau hanya tingkat dasar pendidikan masing-masing. Pada analisis peubah ganda,primigravida dibandingkan dengan multigravidae, OR 1,8 95% CI (1,0-3,0), tingkat pendidikan pasangan
yang sekunder atau lebih tinggi dibandingkan tingkat dasar atau tidak, OR 3,8 95% CI (1,2-11,0),
pekerjaan formal versus resmi pendudukan pasangan, OR 1,6 95% CI (1,1-2,5), adanya komplikasi
kehamilan OR 1,4 CI 95% (1,1-2,0) dan antisipasi cara pemilihan caesar dibandingkan persalinan normal,
OR 1,6 95% CI (1,0-2,4) yang dihubungkan dengan kepunyaan rencana persalinan (kelahiran).
Kesimpulan: wanita individu, keluarga dan masyarakat perlu diberdayakan untuk memberikan kontribusi
positif untuki membuat kehamilan lebih aman dengan membuat rencana persalinan.
pengantar
Kematian ibu masih merupakan tantangan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dan rasio kematian
maternal sedunia 342, 900/100, 000 kelahiran hidup per tahun masih belum dikatakan tinggi [1]. Sebuah
beban yang amat tinggi dari kematian ibu ini ditanggung oleh negara-negara berkembang seperti
Uganda, dengan rasio kematian ibu 432 per 100.000 kelahiran hidup [2]. Kematian ini dikarenakan
kehamilan, melahirkan atau komplikasi-komplikasi setelah melahirkan. Sebuah kunci strategi yang dapat
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
2/11
mengurangi jumlah kematian perempuan karena komplikasi setelah kelahiran adalah dengan membuat
rencana persalinan (kelahiran) yang terdiri dari persiapan persalinan (kelahiran) dan tanggap terhadap
komplikasi untuk wanita hamil, pasangan mereka dan keluarga mereka [3]. Persiapan persalinan
(kelahiran) dan tanggap terhadap komplikasi adalah sebuah paket komprehensif yang bertujuan
mempromosikan akses yang tepat untuk kemampuan (keterampilan)ibu dan layanan neonatal. Paket
kesiapan kelahiran mempromosikan persiapan keaktifan dan cara pengambilan keputusan oleh wanita
hamil dan keluarga mereka [3]. Hal ini berasal dari fakta bahwa setiap wanita hamil menghadapi resiko
secara tiba-tiba dan tak terduga untuk mengalami komplikasi yang bisa berakhir dengan kematian atau
cedera pada dirinya sendiri atau bayinya [4].
Elemen-elemen kunci dari paket rencana persalinan meliputi pengenalan tanda-tanda bahaya, sebuah
rencana untuk penolong persalinan, sebuah rencana untuk tempat persalinan, dan menyimpan uang
untuk transportasi atau biaya lainnya dalam hal kebutuhan yang biasanya muncul [4]. Selain itu, untuk
persiapan persalinan, seorang pendonor darah potensial dan pembuat keputusan (dalam kasus darurat)
harus diidentifikasikan [5]. Hal ini karena komplikasi seperti perdarahan yang tidak terduga dan sangat
fatal jika pengobatan yang tepat waktu (perlakuan yang sesuai) tidak diperoleh. Hal ini membuat paketini adalah sebuah strategi yang sangat penting di negara berkembang, di mana pelayanan kebidanan
(kandungan) rendah (miskin). Para rujukan persalinan adalah wanita yang status rendah dan
berkontribusi signifikan terhadap kematian ibu, dan neonatal morbidity dan kematian [5].
Di sub-Sahara Afrika, kehamilan dan persalinan berlanjut dipandang sebagai semata-mata adalah isu-isu
(masalah) wanita [4]. seorang pendamping laki-laki pada perawatan antenatal (sebelum kelahiran)
jarang dan di banyak masyarakat, tidak terpikirkan untuk menemukan pendamping laki-laki menyertai
seorang wanita ke ruang kerja (ruang persalinan) selama persalinan [6] Bagaimanapun, pria memiliki
kekuatan sosial dan ekonomi, tanpa terkecuali di Afrika dan memiliki kontrol yang luar biasa atas
pasangan mereka. Mereka memutuskan waktu dan kondisi hubungan seksual, ukuran keluarga, danapakah mereka akan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia [7]. Oleh karena itu, situasi ini
membuat keterlibatan pasangan laki-laki penting jika peningkatan kesehatan ibu dan pengurangan
morbiditas dan mortalitas ibu akan direalisasikan. Strategi-strategi untuk melibatkan laki-laki dalam
pelayanan kesehatan ibu harus bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya
obstetri(kandungan) kondisi, dan melibatkan mereka dalam persiapan persalinan (kelahiran) dan
tanggap terhadap komplikasi [4]. Keterlibatan pria akan memungkinkan pria untuk mendukung
pasangan mereka untuk memanfaatkan layanan persalinan darurat lebih awal dan pasangan akan cukup
mempersiapkan kelahiran dan mepersiapkan diri mereka sendiri terhadap komplikasi. Hal ini akan
mengakibatkan penurunan semua tiga fase penundaan[8] dan dengan demikian dampak positif
persalinan (kelahiran) muncul (berhasil).
Kabupaten Kabale adalah sebuah pedesaan berdataran tinggi di barat daya Uganda, sekitar 560 km dari
ibu kota, Kampala. Topografinya adalah jalur utama untuk menghubungkan dengan daerah lainnya dan
sulit diperbaiki bukit-bukit dengan lembah yang dalam. Tiga kabupaten Rubanda, Rukiga dan Ndorwa,
bersama-sama dengan Kabale Kota dari Kabale Kabupaten yang tahun 2002 sensus nasional
memperkirakan populasi 471.800, dan tingkat pertumbuhan tahunan populasi 3%. Rumah Sakit Daerah
Kabale adalah rumah sakit umum, yang didanai oleh Departemen Kesehatan Uganda, dengan kapasitas
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
3/11
tempat tidur mencapai 200. Penelitian dilakukan di unit kebidanan rumah sakit Kabale,yang berfungsi
sebagai pusat rujukan utama untuk orang lainnya dan rumah sakit-rumah sakit swasta di kabupaten
Kabale, barat daya Uganda. Selain menyediakan layanan persalinan (kebidanan) darurat bagi perempuan
yang dirujuk dari pusat lainnya, rumah sakit juga menyediakan perawatan antenatal (sebelum kelahiran)
dan layanan persalinan untuk perempuan berisiko kehamilan rendah dan tinggi. Walaupun pasien tidak
diharapkan untuk membayar layanan mereka, dalam situasi darurat, mereka dapat memanfaatkan
sarana sumber daya yang ada, dan sering harus membeli serba serbi dan pengobatan mereka sendiri.
Satu konsultan dokter kandungan, 2 pendaftar dan 12 bidan di unit kebidanan rumah sakit selama
ulasan periode. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan
persiapan persalinan (kelahiran) dan tanggap terhadap komplikasi dengan tingkat partisipasi laki-laki
dalam rencana persalinan (kelahiran) dan pencarian layanan kesehatan untuk rujukan obstetrik darurat
di Uganda pedesaan.
METHODS
Desain study
Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang dilakukan di bangsal persalinan rumah sakit daerah
Kabale dari Juli hingga Oktober tahun 2010. Kriteria yang tercakup dalam study ini telah diakui oleh
pihak rumah sakit sebagai rujukan darurat sebelum proses persalinan, selama persalinan atau pasca
persalinan dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam studi ini. Responden diamati sampai dia keluar dari
rumah sakit atau bahkan meninggal dunia.
Asisten penelitian yang merupakan petugas kesehatan yang ada di bangsal persalinan merekrut para
responden. Sebagai pewawancara yang memakai kuesioner yang telah dibuat, data dikumpulkan dari
antara 140 wanitaantara lain i) variabel sosial kependudukan meliputi umur, tingkat pendidikan, status
perkawinan (belum kawin atau kawin) dan status pekerjaan ; ii) Riwayat kesehatan seperti pemeriksaansebelum persalinan(selama hamil), riwayat persalinan, alasan rujukan, komplikasi kandungan dan
perawatan yang diterima serta cara persalinan yang tercatat; iii)Persiapan persalinan, bedasarkan
banyaknya persiapan yang telah dibuat oleh wanita, termasuk membeli perlengkapan persalinan,
menabung untuk persalinan, perencanaan dalam hal transportasi yang akan digunakan saat persalinan
dan membuat rencana darurat atau mencari orang yang akan menjaga rumah selama persalinan di
rumah sakit. (Beberapa wanita yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, menerima
pendidikan kesehatan pada kehamilan dan tanda bahaya persalinan, menabung untuk keadaan darurat,
membuat rencana di mana tempat untuk persalinannya dan membuat persiapan siapa yang akan
mendampingi selama pesalinan, dan pertimbangan-prtimbangan yang diperlukan untuk persalinan);
iv)Dikumpulkan pula data tambahandan peran dari pasangan (suami) yang terlibant dalam perencanaan
persalinan. Dari tinjauan terhadap catatan medis, data dikumpulkan yaitu komplikasi kandungan, alasan
rujukan, perawatan yang diperoleh saat rujukan dan menunjuk pada tempat dan adanya sebuah
rencana persalinan.
Data dianalisis menggunakan software STATA (Release 9) untuk menyajikan frekuensi dan persentase
untuk variabel kategorik dan rata-rata serta standar deviasi untuk variabel numerik. Pada analysis dua
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
4/11
variabel, karakteristik dari responden yang memiliki rencana persalinan dibandingkan dengan responden
yang tidak memiliki rencana persalinan, dengan menggunakan uji Pearsons chi-square untuk data
kategorik dan uji T-Student untuk data numerik. Analisis Regresi Logistik dengan Peubah Ganda
digunakan untuk menganalisis faktor yang secara independent berhubungan dengan ada tidaknya
rencana kelahiran, ketika menaksir interaksi dan kolinieritas. Dalam pemilihan model dengan stepwise
untuk analisis regresi, semua variabel klinis penting dengan p-value kurang dari sama dengan 0,2 suatu
variabel dianggap signifikan dalam analisis dua peubah. Perijinan secara etisdiperoleh dari Rumah Sakit
Daerah Kabale. Responden diwawancarai setelah diberitahukan bahwa penelitian ini sudah mendapat
ijin, dan pada saat mereka telah sembuh dari komplikasi kandungan akut yang membutuhkan ijin dari
mereka juga.
Hasil
Selama masa penelitian, 140 wanita direkrut dari 158 peserta yang memenuhi syarat, 12 tidak terlalu
setuju dan 6 menolak untuk berpartisipasi. Tabel 1 menunjukkan karakteristik sosial-demografi dan
indikasi untuk rujukan pada 140 perempuan. Usia rata-rata adalah 26,8 6,6 tahun, sedangkan usia
rata-rata dari pasangan adalah 32,8 8,3 tahun. Lebih dari 100 (73,8%) perempuan dan 75 (55,2%) dari
asangan mereka tidak memiliki pendidikan formal atau hanya tingkat pendidikan dasar masing-masing,
dan 114 (81,8%) berada pada hubungan perkawinan. Tabel 2 menunjukkan indikasi untuk rujukan pada
kandungangan saat keadaan darurat. Dari 140 wanita yang terdata sebagai pasien rujukan, indikasi
untuk kendala untuk ijin persalinan ada 63 (45,0%) dan jkeadaan bahaya bagi janin untuk 15 perempuan
(10,5%) dan 7 (5,0%) untuk uterus pecah.
Tabel 3 menunjukkan. 62 perempuan (44,3%) membuat tabungan untuk segala kemungkinan seperti
komplikasi kehamilan, 60 (42,9%) adalah didampingi oleh suami ke klinik persalinan, sedangkan 65
(43,4%) didampingi suami di bangsal persalinan.
Tabel 4 menunjukkan faktor yang berkaitan dengan memiliki Rencana kelahiran. Pada analisis satu
variabel, kelompok usia remaja dibandingkan wanita yang lebih tua (Odds ratio (OR) 1,04 (95% batas
kepercayaan (CI) 1,0-1,17), kehamilan yang pertama dibandingkan untuk kehamilan yang kedua dan
seterusnya, OR 1,3 (95% CI 1,1-1,6), pendidikan menengah tingkat atau lebih tinggi dibandingkan tingkat
pendidikan primer atau tidak memiliki tingkat pendidikan (OR 2,2 95% CI (1,3-3,6), pekerjaan resmi
dibandingkan pekerjaan informal, OR 1,5 (95% CI (1.1- 2.0)) dan usia pasangan di atas 25 tahun
dibandingkan dengan 24 tahun atau lebih muda (OR 1,1 95% CI (1,0-1,2), Tingkat pendidikan pasangan
menengah atau lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan dasar atau tidak, OR 2,0 95% CI (1,3-3,2),
dan pekerjaan formal terhadap pekerjaan informal pasangan, OR 1,5 95% CI (1,1-2,0) dikaitkan dengan
memiliki rencana kelahiran. Pada analisis multivariabel, kehamilan yang pertama dibandingkan untuk
kehamilan yang kedua dan seterusnya, OR 1,8 95% CI (1,0-3,0), Tingkat pendidikan pasangan,menengah
atau lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan dasar atau tidak, OR 3,8 95% CI (1,2-11,0), pekerjaan
formali terhadap pekerjaan informal pasangan, OR 1,6 95% CI (1,1-2,5), adanya komplikasi kehamilan
OR 1,4 95% CI (1,1-2,0) dan modus diantisipasi dengan cara kelahiran ,melalui operasi caesar
dibandingkan persalinan pervaginam, OR 1,6 95% CI (1,0-2,4) dikaitkan dengan memiliki Rencana
kelahiran.
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
5/11
Tabel 1. Tabel karakteristik sosial-demografi
(N=140)
*karakteristik rerata standar deviasi
*umur 2.86.6
*paritas 3.32.3
*usia kehamilan 38.13.4
*usia pasangan 32.88.3
tingkat pendidikan
tidak ada 24(17.7)
SD 78(56.1)
SMP 30(21.6)
SMA 7(5)
status perkawinan
sendiri 25(18.2)
kawin 114(81.8)
tingkat pendidikan
pasangan
tidak ada 8(5.9)
SD 67(49.3)
SMP 45(33.1)
SMA 20(12)
pekerjaan
formal 20(14.1)
informal atau tidak bekerja 121(85.9)
catatan: * rerata standar deviasi
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
6/11
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
7/11
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
8/11
DISCUSSION
Pelayanan antenatal memberi kesempatan untuk menginformasikan dan mendidik ibu hamil
mengenai kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga memungkinkan ibu hamil
memperoleh informasi mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan atau melahirkan. Hal ini
mengantisipasikan bahwa dari pelayanan antenatal, ibu hamil dibantu untuk membangun perencanaankelahiran yang menjamin kesiapan persalinan dan komplikasinya dalam kehamilan atau komplikasi
kelahiran [3,4]. Perencanaan kehamilan diharapkan dapat membantu ibu membuat keputusan yang
berkontribusi pada kehamilannya yang semakin sehat. Penelitian kami menunjukkan bahwa paritas,
umur pasangan, tingkat pendidikan, pekerjaan pasangan, pernah/tidak mengalami komplikasi
kehamilan, dan antisipasi komplikasi kehamilan berkaitan dengan kepemilikan perencanaan kehamilan
bagi pasangan. Wanita berpendidikan memiliki kehamilan yang lebih sehat dibanding wanita yang tidak
berpendidikan, kemungkinan karena wanita berpendidikan lebih banyak mendapatkan informasi,
sehingga dapat membuat pilihan-pilihan dengan lebih bijak, lebih mampu mengembangkan dan
menerapkan rencana kehamilan, dan lebih memiliki kemampuan sosial dan financial untuk mengambil
keputusan penting jika terjadi keadaan darurat pada kandungannya [2]. Informasi, pendidikan , dankonseling memainkan peran penting dalam pencegahan kematian ibu. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat ibu hamil (dan pasangannya) menyadari urutan-urutan kejadian dari kondisi terkini yang
merupakan tanda-tanda bahaya, mulai dari keterlambatan mendapatkan pelayanan sampai
keterlambatan menerima pelayanan yang mendesak. Program melek kesehatan yang tepat dan
komunikasi perubahan perilaku, seperti penerapan rencana kehamilan, bisa menghindari urutan ini.
Pengelolaan kehamilan yang optimal, waktu saat persalinan, dan persalinan dapat menjamin
kelangsungan hidup ibu hamil dengan memastikan bahwa ibu hamil (termasuk ibu yang bekerja dan bayi
mereka yang baru lahir) memiliki akses campur tangan untuk menyelamatkan hidup dengan mengontrol
kandungan dan komplikasi setelah melahirkannya. [9,10]. Jika perawatan kesehatan ini tidak tersedia didi tempat Si Ibu, maka Ibu di rujuk ke fasilitas kesehatan lain dimana pelayanan kesehatan dapat
diperoleh. Proses ini pasti akan mengarah pada keterlambatan penerimaan pelayanan kesehatan yang
tepat dan mendesak. Keterlambatan dapat berakibat dari kesalahan menyadari pentingnya keselamatan
Ibu, tidak tersedianya transportasi, tidak adanya ongkos transportasi, maupun tidak adanya seseorang
yang dapat menemani Si Ibu. Setelah diimplementasikan, rencana persalinan sangat penting dalam
mengantisipasi keterlambatan pertama dan kedua dalam penerimaan pelayaan kehamilan yang tepat
dan komplikasi persalinan.
Temuan kami yang sudah disetujui oleh pihak lain bahwa banyak pasien yang baru diakui
(dilayani) ketika mereka sudah mengalami komplikasi yang berbahaya. Ini adalah cerminan dari kualitas
pelayanan antenatal pada unit yang kurang memadai (dimana seharusnya dapat dideteksi lebih dini),
kualitas dari pelayanan kebidanan di unit rujukan dan efisiensi system rujukan. Keterlambatan akses
pelayanan untuk rujukan mungkin disebabkan oleh jauhnya jarak ke Rumah sakit, karena terletak di
Kabupaten terpencil, berbukit-bukit, dan rumah-rumahnya tidak dapat diakses kendaraan bermotor.
Temuan menunjukkan bahwa banyak tempat rujukan berada pada kondisi kritis at admission suggests
possible delays .. to refer. , keterlambatan mencapai rumah sakit rujukan atau kualitas
pelayanan kesehatan yang buruk dari tempat rujukan. Memang! Keterlambatan diagnose dan kesalahan
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
9/11
diagnose bertanggung jawab untuk banyak kematian dan sudah merupakan hal yang umum di rujukan
persalinan darurat. Kesadaran akan tanda-tanda bahaya dari komplikasi persalinan adalah langkah awal
yang penting untuk menerima tindakan yang tepat berdasarkan rujukan kebidanan dan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir. Penelitian terdahulu menilai bahwa kesempatan dan penerapan rencana
persalinan pada ibu hamil seringkali terlewatkan. Penelitian dari Nigeria menunjukkan bahwa 61% Ibu
hamil belajar membuat persiapan persalinan yang memadai, hanya 4.8% yang siap jika terjadi
komplikasi/keadaan darurat, (Study di Nigeria) merekomendasikan bahwa tekanan yang lebih besar
harusnya ditempatkan pada pelajaran mengenai keadaan darurat/kesiap-siagaan jika terjadi komplikasi
selama pelayanan antenatal. Sebuah studi di Kenya [16], menunjukkan bahwa 87.3% dari responden
sadar mengenai tanggal dugaan persalinan mereka. 84,3% telah menyiapkan dana transportasi ke
rumah sakit, 62.9% telah menyiapkan dana jika terjadi kondisi darurat, 67% telah mengetahui minimal
satu tanda bahaya dalam kehamilan, sedangkan hanya 6.9% yang mengetahui 3 atau lebih tanda
bahaya dalam kehamilan.
Selama pelayanan antenatal, hanya 60 orang (42.9%) ibu yang melaporkan bahwa mereka
ditemani oleh pasangan ketika melakukan control, sisanya 58 orang(41.4%) tinggal dirumah sembarimenjaga rumah dan anak-anak. 35 orang ibu (25%) melaporkan bahwa pasangan mereka membantu
dalam urusan rumah tangga selama masa kehamilan (antenatal period). Selama waktu persalinan, 96
orang ibu (68.6%) mengaku ditemani oleh pasangannya. Rupanya, wanita yang memiliki rencana
persalinan mungkin lebih banyak ditemani oleh pasangannya ke fasilitas-fasilitas kesehatan selama
control dan melihat ruang persalinan sebelum melahirkan. Mereka juga melaporkan bahwa mereka
mendapatkan lebih banyak dukungan (support) dalam mengurus anak-anak atau membantu urusan
rumah tangga. Temuan kami ternyata sama dengan studi yang diadakan di Uganda Utara [17] yang
menemukan bahwa beberapa pria terlibat aktif dalam persiapan kelahiran dan siap-siaga jika terjadi
komplikasi ketika pasangan mereka sedang hamil atau dalam masa akan melahirkan. Penelitian di
Uganda Utara [17], pria yang lebih berpengetahuan tentang pelayanan ANC, memperoleh informasikesehatan dari pekerja kesehatan dan beberapa pasangan mendapatkan informasi ketika mereka
menemani pasangannya cek atau control kehamilan. Temuan ini memperkuat bahwa ketersediaan
informasi untuk suami (male partners) yang istrinya sedang hamil dan mendatangi pelayanan
kesehatan antenatal dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mereka. Keterlibatan pria setelah
melahirkan memberikan hal yang positif bagi ibu dan bayi, termasuk kunjungan pelayanan sehabis
melahirkan, penghentian konsumsi alcohol dan merokok, partisipasi dan strategi pengurangan
kebiasaan yang beresiko tinggi untuk mencegah tranmisi HIV secara vertical dan kesiap-siagaan dalam
hal komplikasi persalinan (7,8,18-22]. Sayangnya, pada banyak penelitian, keterlibatan suami (male
partner) pada kesehatan bayi dan ibu masih rendah di banyak Negara sub-Sahara Afrika.
Menurut penilaian kami, kami mengakui beberapa batasan: studi ini berdasarkan rumah sakit
diantara beberapa pasien rujukan, yang hasilnya tidak bisa digeneralisasi untuk keseluruhan
komunitasnya. Kedua, pertanyaan mengenai rencana persalinan ditanyakan setelah proses persalinan,
yang mungkin menyebabkan bias. Idealnya, pertanyaan itu ditanyakan sebelum proses persalinan.
Ketiga, ada/tidaknya komplikasi persalinan mempengaruhi acquisition dan ketersediaan rencana
persalinan. Memang, beberapa wanita mungkin mengingat dan memilah informasi mengenai rencana
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
10/11
persalinan secara selektif, tergantung dari pengalaman melahirkan atau kehamilannya. Keempat,
informasi mengenai peran pasangan dalam kesiap-siagaan persalinan dan komplikasinya ditanyakan
setelah melahirkan dan setelah komplikasi persalinan telah terjadi. Akan tetapi, ini adalah tujuan
penelitian , yang menilai peran serta pasangan dalam rencana persalinan dan kesiapan jika terjadi
komplikasi. Tidak ada jalan yang dapat memverifikasi bahwa respon yang diberikan bukanlah respon
yang diinginkan secara sosial, terlebih jika mempertimbangkan bahwa wawancara dilakukan di fasilitas
kesehatan. Meskipun dengan beberapa keterbatasan, kami percaya bahwa penelitian ini menyediakan
informasi yang relevan untuk kesiap-siagaan persalinan dan komplikasinya untuk wanita di daerah
pedesaan dan mengidentifikasi kehilangan kesempatan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan
darurat.
Pemeriksaan sebelum persalinan membuka peluang untuk memperoleh informasi, pendidikan
dan komunikasi kepada wanita hamil sehingga mereka dapat menentukan pilihan yan tepat khususnya
ketika mereka sedang dalam bahaya. Bagaimanapun, kesempatan ini sering dilupakan [23,24]. Masalah
ini terjadi karena tidak cukupnya pemahaman tentang perawatan kesehatan dan dan kesalahan dalam
memprioritaskan hal, tidak terjangkaunya informasi kesehatan penting untuk wanita yang palingberesiko, kondisi fisik sebanding dengan keadaan ekonomi dan jarak geografis yang memisahkan
pelayanan kesehatan dari kebanyakan wanita, menjadi tertuda untuk mendapatkan perawatan yang
tepat [25]. Selain itu, kurangnya peralatan kesehatan di tempat penanganan pertama; kurangnya
peralatan, personel dan pengetahuan meskipun di rumah sakit rujukan. Temuan kami yang sudah
mendapat persetujuan di Nigeria [26] bahwa faktor tersebut berpengaruh terhadap penggunaan
pelayanan kesehatan ibu di berbagai tingkatan - individu, rumah tangga, masyarakat dan negara, dan
tergantung pada indikator pelayanan kesehatan ibu, variabel penentu yang relevan.
. Studi observasional menyarankan bahwa memasukan laki-laki pada intervensi pendidikan
kesehatan reproduksi dapat meningkatkan hasil positif pada kesehatan. Ketika wanita hamil danpasangan prianya diberikan pendidikan kesehatan bersama-sama, ada dampak lebih besar pada
perilaku kesehatan ibu (Seperti mencari pelayanan kesehatan) dibandingkan dengan mendidik
perempuan saja [27]. Pendidikan dan pelayanan kesehatan disediakan selama periode sebelum
persalinan, memiliki potensi untuk mengurangi kehamilan dan komplikasi persalinan dan meningkatkan
hasil kelahiran pada saat penghasilan rendah [28,29]. Kemampuan wanita untuk mencari perawatan
kesehatan atau menerapkan pelajaran dari intervensi pendidikan kesehatan (Dengan mengembangkan
rencana kelahiran mereka sendiri ) sering ditentukan oleh kepala rumah tangga, yang biasanya adalah
suami [30,31]. Sedangkan peran penting pasangan pria terkait dalam kesehatan reproduksi perempuan
telah diakui selama beberapa tahun, perhatian lebih perlu berfokus pada keterlibatan laki-laki dalam
intervensi pendidikan kesehatan reproduksi. Pria dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanankesehatan selama kehamilan dan dengan demikian hasil persalinan darurat [32-34] dengan
berkontribusi terhadap pembangunan dari rencana kelahiran. Memang, dalam sebuah penelitian di
Northern Uganda [17], laki-laki yang memliki pengetahuan tentang layanan sebelum persalinan dan
perlengkapan persalinan yang digunakan pada kehamilan terakhir lebih mungkin untuk menemani
pasangan mereka pada perawatan sebelum kelahiran dan mungkin untuk saat kelahiran.
-
7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D
11/11
CONCLUSION
Kesempatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah rencana kelahiran sering
dilupakan hal ini karena wanita yang sedang hamil tidak teliti dalam menentukan pilihan yang tepat
ketika mengalami komplikasi kehamilan. Parity, umur ibu, tingkat pendidikan, umur dan status
pekerjaan dari pasangan (suami) dan adanya komplikasi kehamilan yang dihubungkan dengan ada
tidaknya rencana pesalinan.