Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan...

download Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan Darurat Di Perdesaan Di Uganda

of 11

Transcript of Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan...

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    1/11

    Keterlibatan Laki-Laki dalam Persiapan Persalinan dan Tanggap terhadap Komplikasi untuk Rujukan

    Persalinan Darurat di Perdesaan di Uganda

    LATAR BELAKANG

    Abstrak

    Latar Belakang: Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang mengancam kesehatan

    kandungan. Sebuah paket persiapan (persalinan) kelahiran mempromosikan persiapan aktif dan

    membantu dalam pengambilan keputusan untuk mencari perawatan kesehatan dalam kasus seperti

    komplikasi. Tujuannya adalah untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan persiapan

    persalinan (kelahiran) dan tanggap terhadap komplikasi seperti tingkat partisipasi laki-laki dalam

    rencana persalinan (kelahiran) seperti rujukan darurt obstetri di Uganda pedesaan.

    Metode: Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang dilakukan di rumah sakit bersalin daerah

    Kabale antara 140 wanita yang terdaftar sebaga rujukan darurat obtetric di antenatal, persalinan atau

    periode setelah melahirkan. Data yang dikumpulkan adalah sosio-demografi dan persiapan bersalin(kelahiran) dan apa peran pasangan yang terlibat selama pengembangan rencana persalinan (kelahiran).

    Setiap wanita yang menghadiri pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, menerima pendidikan kesehatan

    mengenai kehamilan dan tanda bahaya persalinan, uang tabungan untuk keadaan darurat, membuat

    rencana di mana untuk menyampaikan dari dan dibuat persiapan untuk pendamping persalinan

    (kelahiran), persepsi rencana kelahiran. Analisis multivariat regresi Logistik dilakukan untuk menganalisis

    faktor-faktor yang secara independen terkait dengan memiliki rencana persalinan.

    Hasil: Rata-rata usia adalah 26,8 6,6 tahun, sedangkan usia rata-rata dari pasangan adalah 32,8 8,3

    tahun. Lebih dari 100 (73,8%) perempuan dan 75 (55,2%) dari pasangan mereka tidak memiliki

    pendidikan formal atau hanya tingkat dasar pendidikan masing-masing. Pada analisis peubah ganda,primigravida dibandingkan dengan multigravidae, OR 1,8 95% CI (1,0-3,0), tingkat pendidikan pasangan

    yang sekunder atau lebih tinggi dibandingkan tingkat dasar atau tidak, OR 3,8 95% CI (1,2-11,0),

    pekerjaan formal versus resmi pendudukan pasangan, OR 1,6 95% CI (1,1-2,5), adanya komplikasi

    kehamilan OR 1,4 CI 95% (1,1-2,0) dan antisipasi cara pemilihan caesar dibandingkan persalinan normal,

    OR 1,6 95% CI (1,0-2,4) yang dihubungkan dengan kepunyaan rencana persalinan (kelahiran).

    Kesimpulan: wanita individu, keluarga dan masyarakat perlu diberdayakan untuk memberikan kontribusi

    positif untuki membuat kehamilan lebih aman dengan membuat rencana persalinan.

    pengantar

    Kematian ibu masih merupakan tantangan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dan rasio kematian

    maternal sedunia 342, 900/100, 000 kelahiran hidup per tahun masih belum dikatakan tinggi [1]. Sebuah

    beban yang amat tinggi dari kematian ibu ini ditanggung oleh negara-negara berkembang seperti

    Uganda, dengan rasio kematian ibu 432 per 100.000 kelahiran hidup [2]. Kematian ini dikarenakan

    kehamilan, melahirkan atau komplikasi-komplikasi setelah melahirkan. Sebuah kunci strategi yang dapat

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    2/11

    mengurangi jumlah kematian perempuan karena komplikasi setelah kelahiran adalah dengan membuat

    rencana persalinan (kelahiran) yang terdiri dari persiapan persalinan (kelahiran) dan tanggap terhadap

    komplikasi untuk wanita hamil, pasangan mereka dan keluarga mereka [3]. Persiapan persalinan

    (kelahiran) dan tanggap terhadap komplikasi adalah sebuah paket komprehensif yang bertujuan

    mempromosikan akses yang tepat untuk kemampuan (keterampilan)ibu dan layanan neonatal. Paket

    kesiapan kelahiran mempromosikan persiapan keaktifan dan cara pengambilan keputusan oleh wanita

    hamil dan keluarga mereka [3]. Hal ini berasal dari fakta bahwa setiap wanita hamil menghadapi resiko

    secara tiba-tiba dan tak terduga untuk mengalami komplikasi yang bisa berakhir dengan kematian atau

    cedera pada dirinya sendiri atau bayinya [4].

    Elemen-elemen kunci dari paket rencana persalinan meliputi pengenalan tanda-tanda bahaya, sebuah

    rencana untuk penolong persalinan, sebuah rencana untuk tempat persalinan, dan menyimpan uang

    untuk transportasi atau biaya lainnya dalam hal kebutuhan yang biasanya muncul [4]. Selain itu, untuk

    persiapan persalinan, seorang pendonor darah potensial dan pembuat keputusan (dalam kasus darurat)

    harus diidentifikasikan [5]. Hal ini karena komplikasi seperti perdarahan yang tidak terduga dan sangat

    fatal jika pengobatan yang tepat waktu (perlakuan yang sesuai) tidak diperoleh. Hal ini membuat paketini adalah sebuah strategi yang sangat penting di negara berkembang, di mana pelayanan kebidanan

    (kandungan) rendah (miskin). Para rujukan persalinan adalah wanita yang status rendah dan

    berkontribusi signifikan terhadap kematian ibu, dan neonatal morbidity dan kematian [5].

    Di sub-Sahara Afrika, kehamilan dan persalinan berlanjut dipandang sebagai semata-mata adalah isu-isu

    (masalah) wanita [4]. seorang pendamping laki-laki pada perawatan antenatal (sebelum kelahiran)

    jarang dan di banyak masyarakat, tidak terpikirkan untuk menemukan pendamping laki-laki menyertai

    seorang wanita ke ruang kerja (ruang persalinan) selama persalinan [6] Bagaimanapun, pria memiliki

    kekuatan sosial dan ekonomi, tanpa terkecuali di Afrika dan memiliki kontrol yang luar biasa atas

    pasangan mereka. Mereka memutuskan waktu dan kondisi hubungan seksual, ukuran keluarga, danapakah mereka akan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia [7]. Oleh karena itu, situasi ini

    membuat keterlibatan pasangan laki-laki penting jika peningkatan kesehatan ibu dan pengurangan

    morbiditas dan mortalitas ibu akan direalisasikan. Strategi-strategi untuk melibatkan laki-laki dalam

    pelayanan kesehatan ibu harus bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya

    obstetri(kandungan) kondisi, dan melibatkan mereka dalam persiapan persalinan (kelahiran) dan

    tanggap terhadap komplikasi [4]. Keterlibatan pria akan memungkinkan pria untuk mendukung

    pasangan mereka untuk memanfaatkan layanan persalinan darurat lebih awal dan pasangan akan cukup

    mempersiapkan kelahiran dan mepersiapkan diri mereka sendiri terhadap komplikasi. Hal ini akan

    mengakibatkan penurunan semua tiga fase penundaan[8] dan dengan demikian dampak positif

    persalinan (kelahiran) muncul (berhasil).

    Kabupaten Kabale adalah sebuah pedesaan berdataran tinggi di barat daya Uganda, sekitar 560 km dari

    ibu kota, Kampala. Topografinya adalah jalur utama untuk menghubungkan dengan daerah lainnya dan

    sulit diperbaiki bukit-bukit dengan lembah yang dalam. Tiga kabupaten Rubanda, Rukiga dan Ndorwa,

    bersama-sama dengan Kabale Kota dari Kabale Kabupaten yang tahun 2002 sensus nasional

    memperkirakan populasi 471.800, dan tingkat pertumbuhan tahunan populasi 3%. Rumah Sakit Daerah

    Kabale adalah rumah sakit umum, yang didanai oleh Departemen Kesehatan Uganda, dengan kapasitas

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    3/11

    tempat tidur mencapai 200. Penelitian dilakukan di unit kebidanan rumah sakit Kabale,yang berfungsi

    sebagai pusat rujukan utama untuk orang lainnya dan rumah sakit-rumah sakit swasta di kabupaten

    Kabale, barat daya Uganda. Selain menyediakan layanan persalinan (kebidanan) darurat bagi perempuan

    yang dirujuk dari pusat lainnya, rumah sakit juga menyediakan perawatan antenatal (sebelum kelahiran)

    dan layanan persalinan untuk perempuan berisiko kehamilan rendah dan tinggi. Walaupun pasien tidak

    diharapkan untuk membayar layanan mereka, dalam situasi darurat, mereka dapat memanfaatkan

    sarana sumber daya yang ada, dan sering harus membeli serba serbi dan pengobatan mereka sendiri.

    Satu konsultan dokter kandungan, 2 pendaftar dan 12 bidan di unit kebidanan rumah sakit selama

    ulasan periode. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan

    persiapan persalinan (kelahiran) dan tanggap terhadap komplikasi dengan tingkat partisipasi laki-laki

    dalam rencana persalinan (kelahiran) dan pencarian layanan kesehatan untuk rujukan obstetrik darurat

    di Uganda pedesaan.

    METHODS

    Desain study

    Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang dilakukan di bangsal persalinan rumah sakit daerah

    Kabale dari Juli hingga Oktober tahun 2010. Kriteria yang tercakup dalam study ini telah diakui oleh

    pihak rumah sakit sebagai rujukan darurat sebelum proses persalinan, selama persalinan atau pasca

    persalinan dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam studi ini. Responden diamati sampai dia keluar dari

    rumah sakit atau bahkan meninggal dunia.

    Asisten penelitian yang merupakan petugas kesehatan yang ada di bangsal persalinan merekrut para

    responden. Sebagai pewawancara yang memakai kuesioner yang telah dibuat, data dikumpulkan dari

    antara 140 wanitaantara lain i) variabel sosial kependudukan meliputi umur, tingkat pendidikan, status

    perkawinan (belum kawin atau kawin) dan status pekerjaan ; ii) Riwayat kesehatan seperti pemeriksaansebelum persalinan(selama hamil), riwayat persalinan, alasan rujukan, komplikasi kandungan dan

    perawatan yang diterima serta cara persalinan yang tercatat; iii)Persiapan persalinan, bedasarkan

    banyaknya persiapan yang telah dibuat oleh wanita, termasuk membeli perlengkapan persalinan,

    menabung untuk persalinan, perencanaan dalam hal transportasi yang akan digunakan saat persalinan

    dan membuat rencana darurat atau mencari orang yang akan menjaga rumah selama persalinan di

    rumah sakit. (Beberapa wanita yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, menerima

    pendidikan kesehatan pada kehamilan dan tanda bahaya persalinan, menabung untuk keadaan darurat,

    membuat rencana di mana tempat untuk persalinannya dan membuat persiapan siapa yang akan

    mendampingi selama pesalinan, dan pertimbangan-prtimbangan yang diperlukan untuk persalinan);

    iv)Dikumpulkan pula data tambahandan peran dari pasangan (suami) yang terlibant dalam perencanaan

    persalinan. Dari tinjauan terhadap catatan medis, data dikumpulkan yaitu komplikasi kandungan, alasan

    rujukan, perawatan yang diperoleh saat rujukan dan menunjuk pada tempat dan adanya sebuah

    rencana persalinan.

    Data dianalisis menggunakan software STATA (Release 9) untuk menyajikan frekuensi dan persentase

    untuk variabel kategorik dan rata-rata serta standar deviasi untuk variabel numerik. Pada analysis dua

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    4/11

    variabel, karakteristik dari responden yang memiliki rencana persalinan dibandingkan dengan responden

    yang tidak memiliki rencana persalinan, dengan menggunakan uji Pearsons chi-square untuk data

    kategorik dan uji T-Student untuk data numerik. Analisis Regresi Logistik dengan Peubah Ganda

    digunakan untuk menganalisis faktor yang secara independent berhubungan dengan ada tidaknya

    rencana kelahiran, ketika menaksir interaksi dan kolinieritas. Dalam pemilihan model dengan stepwise

    untuk analisis regresi, semua variabel klinis penting dengan p-value kurang dari sama dengan 0,2 suatu

    variabel dianggap signifikan dalam analisis dua peubah. Perijinan secara etisdiperoleh dari Rumah Sakit

    Daerah Kabale. Responden diwawancarai setelah diberitahukan bahwa penelitian ini sudah mendapat

    ijin, dan pada saat mereka telah sembuh dari komplikasi kandungan akut yang membutuhkan ijin dari

    mereka juga.

    Hasil

    Selama masa penelitian, 140 wanita direkrut dari 158 peserta yang memenuhi syarat, 12 tidak terlalu

    setuju dan 6 menolak untuk berpartisipasi. Tabel 1 menunjukkan karakteristik sosial-demografi dan

    indikasi untuk rujukan pada 140 perempuan. Usia rata-rata adalah 26,8 6,6 tahun, sedangkan usia

    rata-rata dari pasangan adalah 32,8 8,3 tahun. Lebih dari 100 (73,8%) perempuan dan 75 (55,2%) dari

    asangan mereka tidak memiliki pendidikan formal atau hanya tingkat pendidikan dasar masing-masing,

    dan 114 (81,8%) berada pada hubungan perkawinan. Tabel 2 menunjukkan indikasi untuk rujukan pada

    kandungangan saat keadaan darurat. Dari 140 wanita yang terdata sebagai pasien rujukan, indikasi

    untuk kendala untuk ijin persalinan ada 63 (45,0%) dan jkeadaan bahaya bagi janin untuk 15 perempuan

    (10,5%) dan 7 (5,0%) untuk uterus pecah.

    Tabel 3 menunjukkan. 62 perempuan (44,3%) membuat tabungan untuk segala kemungkinan seperti

    komplikasi kehamilan, 60 (42,9%) adalah didampingi oleh suami ke klinik persalinan, sedangkan 65

    (43,4%) didampingi suami di bangsal persalinan.

    Tabel 4 menunjukkan faktor yang berkaitan dengan memiliki Rencana kelahiran. Pada analisis satu

    variabel, kelompok usia remaja dibandingkan wanita yang lebih tua (Odds ratio (OR) 1,04 (95% batas

    kepercayaan (CI) 1,0-1,17), kehamilan yang pertama dibandingkan untuk kehamilan yang kedua dan

    seterusnya, OR 1,3 (95% CI 1,1-1,6), pendidikan menengah tingkat atau lebih tinggi dibandingkan tingkat

    pendidikan primer atau tidak memiliki tingkat pendidikan (OR 2,2 95% CI (1,3-3,6), pekerjaan resmi

    dibandingkan pekerjaan informal, OR 1,5 (95% CI (1.1- 2.0)) dan usia pasangan di atas 25 tahun

    dibandingkan dengan 24 tahun atau lebih muda (OR 1,1 95% CI (1,0-1,2), Tingkat pendidikan pasangan

    menengah atau lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan dasar atau tidak, OR 2,0 95% CI (1,3-3,2),

    dan pekerjaan formal terhadap pekerjaan informal pasangan, OR 1,5 95% CI (1,1-2,0) dikaitkan dengan

    memiliki rencana kelahiran. Pada analisis multivariabel, kehamilan yang pertama dibandingkan untuk

    kehamilan yang kedua dan seterusnya, OR 1,8 95% CI (1,0-3,0), Tingkat pendidikan pasangan,menengah

    atau lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan dasar atau tidak, OR 3,8 95% CI (1,2-11,0), pekerjaan

    formali terhadap pekerjaan informal pasangan, OR 1,6 95% CI (1,1-2,5), adanya komplikasi kehamilan

    OR 1,4 95% CI (1,1-2,0) dan modus diantisipasi dengan cara kelahiran ,melalui operasi caesar

    dibandingkan persalinan pervaginam, OR 1,6 95% CI (1,0-2,4) dikaitkan dengan memiliki Rencana

    kelahiran.

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    5/11

    Tabel 1. Tabel karakteristik sosial-demografi

    (N=140)

    *karakteristik rerata standar deviasi

    *umur 2.86.6

    *paritas 3.32.3

    *usia kehamilan 38.13.4

    *usia pasangan 32.88.3

    tingkat pendidikan

    tidak ada 24(17.7)

    SD 78(56.1)

    SMP 30(21.6)

    SMA 7(5)

    status perkawinan

    sendiri 25(18.2)

    kawin 114(81.8)

    tingkat pendidikan

    pasangan

    tidak ada 8(5.9)

    SD 67(49.3)

    SMP 45(33.1)

    SMA 20(12)

    pekerjaan

    formal 20(14.1)

    informal atau tidak bekerja 121(85.9)

    catatan: * rerata standar deviasi

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    6/11

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    7/11

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    8/11

    DISCUSSION

    Pelayanan antenatal memberi kesempatan untuk menginformasikan dan mendidik ibu hamil

    mengenai kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga memungkinkan ibu hamil

    memperoleh informasi mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan atau melahirkan. Hal ini

    mengantisipasikan bahwa dari pelayanan antenatal, ibu hamil dibantu untuk membangun perencanaankelahiran yang menjamin kesiapan persalinan dan komplikasinya dalam kehamilan atau komplikasi

    kelahiran [3,4]. Perencanaan kehamilan diharapkan dapat membantu ibu membuat keputusan yang

    berkontribusi pada kehamilannya yang semakin sehat. Penelitian kami menunjukkan bahwa paritas,

    umur pasangan, tingkat pendidikan, pekerjaan pasangan, pernah/tidak mengalami komplikasi

    kehamilan, dan antisipasi komplikasi kehamilan berkaitan dengan kepemilikan perencanaan kehamilan

    bagi pasangan. Wanita berpendidikan memiliki kehamilan yang lebih sehat dibanding wanita yang tidak

    berpendidikan, kemungkinan karena wanita berpendidikan lebih banyak mendapatkan informasi,

    sehingga dapat membuat pilihan-pilihan dengan lebih bijak, lebih mampu mengembangkan dan

    menerapkan rencana kehamilan, dan lebih memiliki kemampuan sosial dan financial untuk mengambil

    keputusan penting jika terjadi keadaan darurat pada kandungannya [2]. Informasi, pendidikan , dankonseling memainkan peran penting dalam pencegahan kematian ibu. Hal ini dapat dilakukan dengan

    membuat ibu hamil (dan pasangannya) menyadari urutan-urutan kejadian dari kondisi terkini yang

    merupakan tanda-tanda bahaya, mulai dari keterlambatan mendapatkan pelayanan sampai

    keterlambatan menerima pelayanan yang mendesak. Program melek kesehatan yang tepat dan

    komunikasi perubahan perilaku, seperti penerapan rencana kehamilan, bisa menghindari urutan ini.

    Pengelolaan kehamilan yang optimal, waktu saat persalinan, dan persalinan dapat menjamin

    kelangsungan hidup ibu hamil dengan memastikan bahwa ibu hamil (termasuk ibu yang bekerja dan bayi

    mereka yang baru lahir) memiliki akses campur tangan untuk menyelamatkan hidup dengan mengontrol

    kandungan dan komplikasi setelah melahirkannya. [9,10]. Jika perawatan kesehatan ini tidak tersedia didi tempat Si Ibu, maka Ibu di rujuk ke fasilitas kesehatan lain dimana pelayanan kesehatan dapat

    diperoleh. Proses ini pasti akan mengarah pada keterlambatan penerimaan pelayanan kesehatan yang

    tepat dan mendesak. Keterlambatan dapat berakibat dari kesalahan menyadari pentingnya keselamatan

    Ibu, tidak tersedianya transportasi, tidak adanya ongkos transportasi, maupun tidak adanya seseorang

    yang dapat menemani Si Ibu. Setelah diimplementasikan, rencana persalinan sangat penting dalam

    mengantisipasi keterlambatan pertama dan kedua dalam penerimaan pelayaan kehamilan yang tepat

    dan komplikasi persalinan.

    Temuan kami yang sudah disetujui oleh pihak lain bahwa banyak pasien yang baru diakui

    (dilayani) ketika mereka sudah mengalami komplikasi yang berbahaya. Ini adalah cerminan dari kualitas

    pelayanan antenatal pada unit yang kurang memadai (dimana seharusnya dapat dideteksi lebih dini),

    kualitas dari pelayanan kebidanan di unit rujukan dan efisiensi system rujukan. Keterlambatan akses

    pelayanan untuk rujukan mungkin disebabkan oleh jauhnya jarak ke Rumah sakit, karena terletak di

    Kabupaten terpencil, berbukit-bukit, dan rumah-rumahnya tidak dapat diakses kendaraan bermotor.

    Temuan menunjukkan bahwa banyak tempat rujukan berada pada kondisi kritis at admission suggests

    possible delays .. to refer. , keterlambatan mencapai rumah sakit rujukan atau kualitas

    pelayanan kesehatan yang buruk dari tempat rujukan. Memang! Keterlambatan diagnose dan kesalahan

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    9/11

    diagnose bertanggung jawab untuk banyak kematian dan sudah merupakan hal yang umum di rujukan

    persalinan darurat. Kesadaran akan tanda-tanda bahaya dari komplikasi persalinan adalah langkah awal

    yang penting untuk menerima tindakan yang tepat berdasarkan rujukan kebidanan dan pelayanan

    kesehatan bayi baru lahir. Penelitian terdahulu menilai bahwa kesempatan dan penerapan rencana

    persalinan pada ibu hamil seringkali terlewatkan. Penelitian dari Nigeria menunjukkan bahwa 61% Ibu

    hamil belajar membuat persiapan persalinan yang memadai, hanya 4.8% yang siap jika terjadi

    komplikasi/keadaan darurat, (Study di Nigeria) merekomendasikan bahwa tekanan yang lebih besar

    harusnya ditempatkan pada pelajaran mengenai keadaan darurat/kesiap-siagaan jika terjadi komplikasi

    selama pelayanan antenatal. Sebuah studi di Kenya [16], menunjukkan bahwa 87.3% dari responden

    sadar mengenai tanggal dugaan persalinan mereka. 84,3% telah menyiapkan dana transportasi ke

    rumah sakit, 62.9% telah menyiapkan dana jika terjadi kondisi darurat, 67% telah mengetahui minimal

    satu tanda bahaya dalam kehamilan, sedangkan hanya 6.9% yang mengetahui 3 atau lebih tanda

    bahaya dalam kehamilan.

    Selama pelayanan antenatal, hanya 60 orang (42.9%) ibu yang melaporkan bahwa mereka

    ditemani oleh pasangan ketika melakukan control, sisanya 58 orang(41.4%) tinggal dirumah sembarimenjaga rumah dan anak-anak. 35 orang ibu (25%) melaporkan bahwa pasangan mereka membantu

    dalam urusan rumah tangga selama masa kehamilan (antenatal period). Selama waktu persalinan, 96

    orang ibu (68.6%) mengaku ditemani oleh pasangannya. Rupanya, wanita yang memiliki rencana

    persalinan mungkin lebih banyak ditemani oleh pasangannya ke fasilitas-fasilitas kesehatan selama

    control dan melihat ruang persalinan sebelum melahirkan. Mereka juga melaporkan bahwa mereka

    mendapatkan lebih banyak dukungan (support) dalam mengurus anak-anak atau membantu urusan

    rumah tangga. Temuan kami ternyata sama dengan studi yang diadakan di Uganda Utara [17] yang

    menemukan bahwa beberapa pria terlibat aktif dalam persiapan kelahiran dan siap-siaga jika terjadi

    komplikasi ketika pasangan mereka sedang hamil atau dalam masa akan melahirkan. Penelitian di

    Uganda Utara [17], pria yang lebih berpengetahuan tentang pelayanan ANC, memperoleh informasikesehatan dari pekerja kesehatan dan beberapa pasangan mendapatkan informasi ketika mereka

    menemani pasangannya cek atau control kehamilan. Temuan ini memperkuat bahwa ketersediaan

    informasi untuk suami (male partners) yang istrinya sedang hamil dan mendatangi pelayanan

    kesehatan antenatal dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mereka. Keterlibatan pria setelah

    melahirkan memberikan hal yang positif bagi ibu dan bayi, termasuk kunjungan pelayanan sehabis

    melahirkan, penghentian konsumsi alcohol dan merokok, partisipasi dan strategi pengurangan

    kebiasaan yang beresiko tinggi untuk mencegah tranmisi HIV secara vertical dan kesiap-siagaan dalam

    hal komplikasi persalinan (7,8,18-22]. Sayangnya, pada banyak penelitian, keterlibatan suami (male

    partner) pada kesehatan bayi dan ibu masih rendah di banyak Negara sub-Sahara Afrika.

    Menurut penilaian kami, kami mengakui beberapa batasan: studi ini berdasarkan rumah sakit

    diantara beberapa pasien rujukan, yang hasilnya tidak bisa digeneralisasi untuk keseluruhan

    komunitasnya. Kedua, pertanyaan mengenai rencana persalinan ditanyakan setelah proses persalinan,

    yang mungkin menyebabkan bias. Idealnya, pertanyaan itu ditanyakan sebelum proses persalinan.

    Ketiga, ada/tidaknya komplikasi persalinan mempengaruhi acquisition dan ketersediaan rencana

    persalinan. Memang, beberapa wanita mungkin mengingat dan memilah informasi mengenai rencana

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    10/11

    persalinan secara selektif, tergantung dari pengalaman melahirkan atau kehamilannya. Keempat,

    informasi mengenai peran pasangan dalam kesiap-siagaan persalinan dan komplikasinya ditanyakan

    setelah melahirkan dan setelah komplikasi persalinan telah terjadi. Akan tetapi, ini adalah tujuan

    penelitian , yang menilai peran serta pasangan dalam rencana persalinan dan kesiapan jika terjadi

    komplikasi. Tidak ada jalan yang dapat memverifikasi bahwa respon yang diberikan bukanlah respon

    yang diinginkan secara sosial, terlebih jika mempertimbangkan bahwa wawancara dilakukan di fasilitas

    kesehatan. Meskipun dengan beberapa keterbatasan, kami percaya bahwa penelitian ini menyediakan

    informasi yang relevan untuk kesiap-siagaan persalinan dan komplikasinya untuk wanita di daerah

    pedesaan dan mengidentifikasi kehilangan kesempatan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan

    darurat.

    Pemeriksaan sebelum persalinan membuka peluang untuk memperoleh informasi, pendidikan

    dan komunikasi kepada wanita hamil sehingga mereka dapat menentukan pilihan yan tepat khususnya

    ketika mereka sedang dalam bahaya. Bagaimanapun, kesempatan ini sering dilupakan [23,24]. Masalah

    ini terjadi karena tidak cukupnya pemahaman tentang perawatan kesehatan dan dan kesalahan dalam

    memprioritaskan hal, tidak terjangkaunya informasi kesehatan penting untuk wanita yang palingberesiko, kondisi fisik sebanding dengan keadaan ekonomi dan jarak geografis yang memisahkan

    pelayanan kesehatan dari kebanyakan wanita, menjadi tertuda untuk mendapatkan perawatan yang

    tepat [25]. Selain itu, kurangnya peralatan kesehatan di tempat penanganan pertama; kurangnya

    peralatan, personel dan pengetahuan meskipun di rumah sakit rujukan. Temuan kami yang sudah

    mendapat persetujuan di Nigeria [26] bahwa faktor tersebut berpengaruh terhadap penggunaan

    pelayanan kesehatan ibu di berbagai tingkatan - individu, rumah tangga, masyarakat dan negara, dan

    tergantung pada indikator pelayanan kesehatan ibu, variabel penentu yang relevan.

    . Studi observasional menyarankan bahwa memasukan laki-laki pada intervensi pendidikan

    kesehatan reproduksi dapat meningkatkan hasil positif pada kesehatan. Ketika wanita hamil danpasangan prianya diberikan pendidikan kesehatan bersama-sama, ada dampak lebih besar pada

    perilaku kesehatan ibu (Seperti mencari pelayanan kesehatan) dibandingkan dengan mendidik

    perempuan saja [27]. Pendidikan dan pelayanan kesehatan disediakan selama periode sebelum

    persalinan, memiliki potensi untuk mengurangi kehamilan dan komplikasi persalinan dan meningkatkan

    hasil kelahiran pada saat penghasilan rendah [28,29]. Kemampuan wanita untuk mencari perawatan

    kesehatan atau menerapkan pelajaran dari intervensi pendidikan kesehatan (Dengan mengembangkan

    rencana kelahiran mereka sendiri ) sering ditentukan oleh kepala rumah tangga, yang biasanya adalah

    suami [30,31]. Sedangkan peran penting pasangan pria terkait dalam kesehatan reproduksi perempuan

    telah diakui selama beberapa tahun, perhatian lebih perlu berfokus pada keterlibatan laki-laki dalam

    intervensi pendidikan kesehatan reproduksi. Pria dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanankesehatan selama kehamilan dan dengan demikian hasil persalinan darurat [32-34] dengan

    berkontribusi terhadap pembangunan dari rencana kelahiran. Memang, dalam sebuah penelitian di

    Northern Uganda [17], laki-laki yang memliki pengetahuan tentang layanan sebelum persalinan dan

    perlengkapan persalinan yang digunakan pada kehamilan terakhir lebih mungkin untuk menemani

    pasangan mereka pada perawatan sebelum kelahiran dan mungkin untuk saat kelahiran.

  • 7/30/2019 Keterlibatan Laki-Laki Dalam Persiapan Persalinan Dan Tanggap Terhadap Komplikasi Untuk Rujukan Persalinan D

    11/11

    CONCLUSION

    Kesempatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah rencana kelahiran sering

    dilupakan hal ini karena wanita yang sedang hamil tidak teliti dalam menentukan pilihan yang tepat

    ketika mengalami komplikasi kehamilan. Parity, umur ibu, tingkat pendidikan, umur dan status

    pekerjaan dari pasangan (suami) dan adanya komplikasi kehamilan yang dihubungkan dengan ada

    tidaknya rencana pesalinan.