KETERKAITAN MUSIK DENGAN ARSITEKTUR SKRIPSIlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308934-S42866...terlihat...
Transcript of KETERKAITAN MUSIK DENGAN ARSITEKTUR SKRIPSIlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308934-S42866...terlihat...
-
UNIVERSITAS INDONESIA
KETERKAITAN MUSIK DENGAN ARSITEKTUR
SKRIPSI
STELLA NINDYA
0806332616
FAKULTAS TEKNIK
ARSITEKTUR
DEPOK
JUNI 2012
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
i
UNIVERSITAS INDONESIA
KETERKAITAN MUSIK DENGAN ARSITEKTUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S.Ars
STELLA NINDYA
0806332616
FAKULTAS TEKNIK
ARSITEKTUR
DEPOK
JUNI 2012
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik dan tepat waktu. Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali kendala
yang saya hadapi sehingga dibutuhkan usaha dan kemauan yang keras untuk
memecahkan masalah yang timbul selama pembuatan skripsi ini.
Beberapa pihak yang membantu, membimbing, mendukung, hingga
mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu,
terima kasih diucapkan kepada:
1. Dosen pembimbing, Pak Emirhadi Suganda yang begitu sabar
memberikan arahan dan masukan yang sangat banyak kepada
penulis, memberikan sebagian ilmunya lewat bimbingan sehingga
laporan ini dapat diselesaikan dengan maksimal, yang selalu
tertawa menghadapi kami, anak bimbingan yang ngeyel dan
malas.
2. Ketua Departemen Arsitektur Universitas Indonesia, Kemas
Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., yang memberikan waktu
untuk mengurus kelancaran proses skripsi.
3. Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., M.U.P., Rini Suryantini, S.T.,
M.Sc., dan Mohammad Nanda Widyarta, B.Arch., M.Arch.;
selaku tim koordinator skripsi yang mengurus kelancaran proses
skripsi.
4. Para penguji sidang skripsi; Rini Suryantini, S.T., M.Sc. dan Dr.
Embun Kenyowati Ekosiwi yang memberikan kritik dan saran
sehingga revisi skripsi menjadi lebih terarah.
5. Oom Susanto dan Pak Budi yang bertugas di Sekretariat Gereja
Katedral Jakarta, yang membantu kelancaran proses survei studi
kasus skripsi ini.
6. My mom, yang selalu menyediakan waktu kapanpun untuk
menemani ke percetakan, baik pagi hingga subuh sekalipun, yang
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
v
menyokong segala keperluan, mengerti akan tugas anaknya yang
“tidak biasa”, memberikan bantuan dalam hal apapun yang sangat
dibutuhkan anaknya ini, dan selalu mendukung secara moral
maupun materiil, Tante Fie “Orang baik” yang memberi
dukungan, Oom Sofyan yang selalu siap sedia mengantar
keponakannya ini ke percetakan dan kemanapun, Koko dan Jason
yang memberikan dukungan dan semangat, serta Paudin yang
selalu setia mengantar-jemput kemanapun.
7. Teman seperjuangan bimbingan bersama Pak Emir, Adlina „Nina‟,
Annisa „Nichan‟, dan Novita; yang memberikan dukungan dan
motivasi secara tidak langsung, seiya sekata dalam urusan
bergadang, selalu memberikan ceria lewat cemilan dan minuman.
8. Nicholas Hakim, yang memberikan hiburan dan tentunya
diimbangi dengan selesainya pekerjaan dan tugas apapun dengan
cepat dan „agak‟ efisien. Dhian dan Kania dalam menceriakan
melalui Kakao-Talk Messenger berempat dengan Nicho. Vera,
Tria, Yolanda, Karina, Gita, Ajeng Nadia, Leta yang selalu
ketawa-ketiwi kapanpun, dimapapun (mostly di kantek, tentunya)
sambil berbincang mengenai masa depan (tepatnya pasangan
hidup. Maklum, despo), membahas dari hal penting sampai tidak
penting, dan tentunya selalu seiya-sekata dalam urusan makanan.
Apalah arti hidup dan perut saya kalau tanpa kalian, guys :”); Agi
yang memberikan nasihat hidup.
9. Ncan yang membantu dalam hal apapun –dari A hingga Z- , Ucrit
yang selalu memberikan warna (kebanyakan warna hitam -_-),
Vna yang memberikan ilmu membangkitkan hati, Glo dengan
segala perhatian kecil yang kebayakan orang luput, serta Ilo dan
Christy yang mendukung dari jauh sana. Mereka inilah yang
menyokong mental dan kehidupan saya hingga sekarang.
10. Teman-teman Ars „08 yang superkompak.
11. Dunia per-orkestra-an, segala jenis musiknya dan hiburannya di
kala hectic dalam mengerjakan skripsi, yang dengan kurang
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
vi
ajarnya selalu saya sempat-sempatkan untuk bermain dalam
orkestra walaupun deadline di depan mata. Terlebih kepada my
hanibaniYELOpuppyPOMPOM.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
membatu dalam proses penulisan laporan ini.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang dilakukan selama
proses penyusunan skripsi. Oleh sebab itu, saya ingin meminta maaf jika terdapat
kesalahan selama dalam penulisan skripsi. Saya juga menerima masukan, saran,
dan kritik yang membangun sebagai bahan pembelajaran untuk memperbaiki
kinerja di lain kesempatan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang-orang
yang membacanya.
Jakarta, Juni 2012
Penulis
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
viii
ABSTRAK
Nama : Stella Nindya
Program Studi : Arsitektur
Judul : Keterkaitan Musik dengan Arsitektur
Skripsi ini membahas tentang proses berarsitektur yang dilihat dari sudut pandang
musik. Topik ini dapat dikatakan jarang dibahas oleh peneliti yang ada.
Musik dan arsitektur masing-masing memiliki elemen yang menjadi dasar dalam
penyusunannya sehingga menjadi suatu lagu atau bangunan. Elemen-elemen dasar
musik yang utama, yaitu melodi, harmoni, tempo, dan ritme; setara dengan
elemen bentuk bangunan, fungsi, program ruang, dan pola pada arsitektur.
Elemen-elemen ini yang menjadikan arsitektur dapat dilihat dan diteliti melalui
musik.
Musik (music) merupakan suatu wujud atau cara melakukan kegiatan seni, dengan
hasilnya berupa lagu (song). Begitu pula dengan arsitektur (architecture) dengan
bangunan fisik (building). Dalam mengaji bangunan fisik, studi kasus skripsi ini
menelaah tiap bagian bangunan yang dilihat dari elemen penyusun musik. Elemen
penyusun musik merupakan dasar pembuatan lagu. Lagu yang indah dan enak
didengar memiliki elemen penyusun yang relatif sama. Elemen-elemen penyusun
musik antara lain adalah pembukaan (opening) yang biasa disebut intro lagu
dimana bagian ini menarik perhatian orang untuk mendengar lebih lanjut. Hal ini
terlihat pada bait lagu (atau verse 1, verse 2, dst) sebagai nyanyian, chorus yang
merupakan inti dari lagu, bridge dan interlude yang berfungsi sebagai jembatan
untuk menyambungkan bagian lagu, dan penutup lagu (ending).
Sama seperti musik, bangunan terdiri dari elemen penyusun yang mirip dengan
musik. Entry—pintu masuk, Second space—ruang yang lebih kecil, transit
space—ruang perpindahan, transportasi vertikal dan horizontal, major space—
ruang utama, dan exit—pintu keluar.
Proses berarsitektur mempunyai kaitan yang cukup erat dengan proses bermusik.
Hal ini dapat dilihat dari elemen-elemen dasar dan elemen-elemen penyusun yang
dimiliki oleh musik ternyata dimiliki pula oleh arsitektur. Ternyata, proses
berkarya dalam arsitektur dapat dilakukan melalui pendekatan musik dan sangat
berhubungan dengan kegiatan manusia.
Kata kunci:
musik, arsitektur, lagu, unsur
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
ix
ABSTRACT
Name : Stella Nindya
Study Program: Architecture
Title : The Relationship of Music with Architecture
This thesis discusses about the process of architecture from the perspective of
music. This topic is rarely discussed by previous researchers, so that I take this
topic for thesis.
Each music and architecture have elements that are the basis for the formulation
so that it becomes a song or a building. The basic elements of music namely
melody, harmony, tempo, and rhythm. The equivalent of elements of building
form namely function, program space, and the pattern on the architecture. These
elements that makes the architecture can be seen and studied through music.
Music is a form or way of doing art activities, with the result is song. Similarly,
the architecture with the physical structure (building). In studying the building,
this paper examines case studies of each part of the building seen from the
constituent elements of music. Constituent elements of music are the basis of
making the song. The song is beautiful and pleasant to hear, have relatively the
same constituent elements. Constituent elements of music –opening, is commonly
called the intro song where part of this interests man's ear to hear more, the temple
of the song (or verse 1, verse 2, etc.) as a song, the chorus which is the core of the
song, bridge and interlude that serves as a bridge to connect the songs, and a cover
song (ending).
Just like the music, the building consists of constituent elements that are similar to
music. Entry, Second space, transit space (vertical and horizontal transportation),
major space, and exit.
Architecting has a fairly close relationship with the music. It can be seen from the
basic elements and constituent elements that are owned by the music was also
owned by the architecture. The architecture can be done through a musical
approach and related to human activities.
Keywords:
Music, Architecture, Song, Constituent
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.5 Metode Penelitian ............................................................................... 4
1.6 Kerangka Berpikir .............................................................................. 4
1.7 Urutan Penulisan ................................................................................ 5
2. MUSIK DAN ARSITEKTUR ................................................................ 6
2.1 Seni dan Ruang ................................................................................... 6
2.1.1 Seni ............................................................................................ 6
2.1.2 Ruang ........................................................................................ 8
2.1.3 Teori tentang ruang ................................................................... 9
2.2 Musik ................................................................................................... 12
2.2.1 Musik ......................................................................................... 12
2.2.2 Elemen Dasar Musik ................................................................. 14
2.3 Arsitektur ............................................................................................. 22
2.3.1 Arsitektur ................................................................................... 22
2.3.2 Elemen Dasar Arsitektur ........................................................... 23
2.4 Sejarah Perkembangan Musik dan Arsitektur ................................... 26
2.4.1 Sejarah Musik Dunia ................................................................ 26
2.4.2 Sejarah Perkembangan Arsitektur Dunia ................................ 29
2.5 Keterkaitan Musik dan Arsitektur ....................................................... 35
2.5.1 Faktor Yang Memengaruhi Musik dan Arsitektur .................... 36
2.5.2 Elemen Penyusun Musik dan Arsitektur ................................... 37
2.5.2.1 Elemen dasar Musik dan Arsitektur .............................. 40
2.5.2.2 Aspek Internal Musik dan Arsitektur ............................ 41
2.5.3 Interpretasi Musik dan Arsitektur Serta kajiannya .................... 47
2.5.4.Hubungan Zaman dengan Seni Musik dan Arsitektur .............. 48
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
xi
3. KETERKAITAN ELEMEN PENYUSUN MUSIK PADA
BANGUNAN ( KATEDRAL DAN CRYSTAL CATHEDRAL) ......... 51
3.1 Gereja Katedral, Jakarta ..................................................................... 52
3.1.1 Profil .......................................................................................... 52
3.1.2 Sejarah ....................................................................................... 52
3.1.3 Bentuk Arsitektur dalam Bahasa Musik Secara Umum ............ 55
3.1.4 Elemen Penyusun Musik Terhadap Bangunan .......................... 56
3.2 Crystal Cathedral, California US ......................................................... 65
3.2.1 Profil .......................................................................................... 65
3.2.2 Sejarah ....................................................................................... 68
3.2.3 Bentuk Arsitektur dalam Bahasa Musik Secara Umum ............ 69
3.2.4 Elemen Penyusun Musik Terhadap Bangunan .......................... 71
3.3 Kesimpulan Studi Kasus ..................................................................... 75
4. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 76
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 76
4.2 Saran .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jenis Bentuk Nada dan Nama Nada ...................................... 20
Tabel 2.2. Nilai not, Ketukan, dan Notasi ............................................... 21
Tabel 2.3. Tabel Tanda Mula (Time Signature) ...................................... 21
Tabel 2.4. Sejarah Musik di Barat ........................................................... 26
Tabel 2.5. Sejarah Perkembangan Arsitektur Dunia ............................... 29
Tabel 2.6. Hubungan Musik dan Arsitektur dari Elemen Dasar ............. 40
Tabel 2.7. Proses Pembentukan Lagu dan Bangunan .............................. 40
Tabel 2.8. Kajian Tabel Don Fedorko ..................................................... 42
Tabel 2.9. Hubungan Musik dan Arsitektur dari Elemen Penyusun ....... 50
Tabel 3.1. Tabel Kesimpulan Katedral Jakarta dan Crystal Cathedral .... 74
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. (Kiri-Kanan) Unsur Api – Piramid (4 bidang), Udara –
Oktahedron (8 bidang), dan Bumi – Kubus (6 bidang). ........ 11
Gambar 2.2. (Kiri-Kanan) Unsur Kosmos – Dodekahedron (12 bidang)
dan Air – Ikosahedron (20 bidang) ......................................... 11
Gambar 2.3. Jarak Tiap Not Pada Tuts ....................................................... 16
Gambar 2.4. Contoh cadence dominant dan cadence tonic
pada lagu Mary Had a Little Lamb......................................... 17
Gambar 2.5. Akor tiga nada Tonika, Sub-Dominan, dan Dominan ............ 18
Gambar 2.6. Pembagian Nilai Not .............................................................. 22
Gambar 2.7. Bagan hubungan musik dengan arsitektur .............................. 39
Gambar 2.8. Grafik Interpretasi Musik dan Arsitektur ............................... 47
Gambar 3.1.1. Gereja Katedral Jakarta .......................................................... 52
Gambar 3.1.2. Bagian-bagian gereja dari tampak Selatan ............................ 54
Gambar 3.1.3. Gerbang Utama Gereja Katedral ............................................ 57
Gambar 3.1.4. Denah dan nama-nama ruang lantai dasar ............................. 58
Gambar 3.1.5. Denah dan Tampak Depan Gereja Katedral .......................... 59
Gambar 3.1.6. Foto menghadap entrance dan bridge .................................... 60
Gambar 3.1.7. Foto dari arah entrance menghadap altar .............................. 62
Gambar 3.1.8. Foto dari lantai 2 mengarah ke altar ....................................... 63
Gambar 3.2.1. Crystal Cathedral, CA ............................................................ 65
Gambar 3.2.2. Denah kawasan The Crystal Cathedral .................................. 66
Gambar 3.2.3. Denah Crystal Cathedral Campus dalam 3D ......................... 67
Gambar 3.2.4. Bentuk bintang pada denah The Crystal Cathedral ............... 72
Gambar 3.2.5. Interior Crystal Church .......................................................... 73
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
“Writing about music is like dancing about architecture”
Thelonious Monk - Jazz Pianist
Arsitektur dan musik merupakan dua cabang kesenian yang mendukung
kehidupan manusia dari awal hingga akhir. Karena keterkaitan dua faktor ini,
maka sangat menarik dilakukan pembahasan sampai sejauh mana kedua cabang
ini saling memengaruhi.
Musik dan arsitektur mempunyai kemiripan dalam hal penyusunan sebuah
karya baru. Musik tidak terlepas dari kesatuan antara melodi, harmoni, tempo, dan
ritme. Jika salah satu unsur tidak ada, maka sebuah karya musik tidaklah terjadi.
Demikian halnya dengan arsitektur yang terbentuk dari bentuk, fungsi, program
ruang, dan pola dalam mewujudkan sebuah karyanya, yakni bangunan arsitektural.
Dari unsur-unsur dasar pembentuk musik dan arsitektur ini terlihat adanya
kemiripan dalam penyusunan karya tersebut. Keduanya mempunyai proses yang
sama, dan dapat dikatakan bahwa pembuatan karya musik mirip dengan
pembuatan karya arsitektur, bahkan mendukung, begitu juga sebaliknya. Tujuan
dari penyusunan unsur-unsur itu memengaruhi keselarasan kehidupan manusia.
Musik dan arsitektur merupakan wadah aspirasi keseharian manusia. Keduanya
memengaruhi sisi personal manusia yang bersifat universal, yakni dapat dinikmati
beragam kalangan usia, status, budaya, sosial, dan segala aspek kehidupan.
Arsitektur merupakan penumpahan ide dari pergerakan manusia,
sedangkan musik adalah ide dan aspirasi itu sendiri. Ide dan aspirasi. Jika
dikaitkan, terdapat penumpahan ide melalui musik menjadi sebuah karya
arsitektur. Kekuatan musik dapat dikatakan menembus ruang dan waktu1. Musik
tidak memandang segala aspek, karena musik itu sudah hadir dalam hidup
1Wawancara Samuel A. Budiono, M.Arch, BSAS, IAI oleh satulingkar.com 30 November 2011, 5
Maret 2012 pukul 23.49.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
2
manusia bahkan sebelum manusia ada di muka bumi ini. Musik dari sebelum
manusia lahir sudah diperkenalkan melalui ibu, contohnya memperdengarkan lagu
klasik pada bayi dalam kandungan; seperti pada halnya musik tetap ada setelah
manusia penciptanya meninggal, contohnya jika penyanyi meninggal, lagu-
lagunya tetap berkumandang dalam masyarakat.
“Music as a parallel to architecture”
“Architecture as a translation of music”2
Seni musik sejajar dengan seni arsitektur, hal ini dapat dibuktikan melalui
penjelasan sebagai berikut. Musik terkait dengan angka, seperti pada intervals,
yang berupa jarak antar dua not yang memiliki kualitas dan jumlah yang berbeda
sesuai keinginan3
. Interval memiliki jarak yang harus diperhitungkan untuk
menciptakan suatu harmoni nada. Keakuratan hitungan nada sangat menentukan,
jika berbeda setengah jarak dari nada yang diinginkan, kualitas yang dihasilkan
juga akan berbeda. Demikian juga halnya dengan arsitektur yang membutuhkan
keakuratan angka dan hitungan. Jika terdapat perbedaan hitungan, maka proporsi
ruang akan berbeda sehingga dapat memengaruhi kualitas ruang yang diinginkan.
'Arsitektur yang bernyanyi'. Tema ini lebih dari sekedar melodi dalam
musik, tapi harus didukung oleh unsur-unsur lainnya berdasarkan suatu konsep
yang hakiki. Ekspresi yang orisinal dan pengetahuan yang mendalam mengenai
teknik bangunan sangat diperlukan. Sebuah karya arsitektur akan terlihat megah
jika terkait dengan melodi musik.
Skripsi ini akan membahas bagaimana unsur-unsur pembentuk musik
mempunyai analogi konsep dengan unsur-unsur pembentuk karya arsitektur.
2 Elizabeth Martin, Architecture as translation of Music (Pamphlet Architecture 16), Princeton
Architectural Press, 1996, New Jersey. 3 My Music Theory Online, http://www.mymusictheory.com/grade5/lessons/7-intervals.html, 25
Maret 2012.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
3
1.2 Rumusan Masalah
Seni musik sejajar dengan seni arsitektur. Namun belum diketahui apakah
ada keterkaitannya atau tidak. Skripsi ini akan menelaah musik sebagai
pendekatan dalam bidang arsitektur melalui elemen penyusun musik. Hal ini
dilakukan karena keterkaitan antara musik dengan arsitektur belum banyak
dibahas oleh peneliti. Musik adalah salah satu pendekatan yang jarang digunakan
dalam membuat karya arsitektur. Pembahasan akan dibatasi oleh pengkajian awal
mengenai keterkaitan musik dan arsitektur dalam kehidupan manusia. Hal ini
akan ditinjau dari kesetaraan unsur dasar musik dan arsitektur yang saling
memengaruhi.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, pertanyaan
penelitian yang timbul adalah:
1) Sejauh mana musik dan arsitektur saling terkait?
2) Bagaimana penerapan musik dalam berarsitektur?
3) Apakah karya arsitektur dapat dilakukan melalui pendekatan musik?
1.4 Tujuan Penelitian
Musik dapat dijadikan sebagai pembuat ide, tema, konsep awal, maupun
prinsip dasar dalam pembuatan sebuah karya arsitektur. Proses ini memerlukan
suasana, pemahaman pribadi terhadap sebuah karya seni, serta pengalaman ruang
yang dibayangkan dan dirasakan oleh pembuat karya arsitektur. Tujuan skripsi ini
adalah untuk menarik minat pembaca agar mengenal unsur penyusun arsitektur
melalui pendekatan oleh musik. Hal ini akan dapat tercetus menjadi sebuah ide,
tema, konsep awal, maupun prinsip dasar karya arsitektur. Skripsi ini akan
menguraikan juga bagaimana kemiripan proses pembuatan dan komposisi musik
dan arsitektur, yang ternyata saling memengaruhi.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
4
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan untuk penulisan ini adalah deskriptif
dengan menjelaskan bagaimana musik dan arsitektur berpengaruh dalam ruang
gerak manusia.
Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah secara kualitatif, sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu primer dan sekunder. Data
primer merupakan pengumpulan data dengan cara observasi (studi lapangan) dan
interview. Hal ini untuk mendukung penulisan sebagai pembahasan akan
pengalaman ruang, dalam keterkaitannya antara musik dan arsitektur. Data
sekunder merupakan pengumpulan data dengan cara kepustakaan (studi literatur)
yang dilakukan untuk menelaah dan mengkaji proses dan pemahaman yang terkait
dengan musik dan arsitektur, melalui buku teks, jurnal, penjelajahan melalui
internet.
1.6 Kerangka Berpikir
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
5
1.7 Urutan Penulisan
Skripsi ini akan disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, kerangka berpikir,
dan urutan penulisan yang diterapkan pada skripsi ini.
BAB 2: MUSIK DAN ARSITEKTUR
Menjelaskan keterkaitan musik dan arsitektur pada karya manusia
dan ruang gerak, sejarah perkembangan musik dan arsitektur,
faktor-faktor yang memengaruhi, sampai pada hubungan proses
bermusik pada proses berarsitektur.
BAB 3: KETERKAITAN ELEMEN PENYUSUN MUSIK PADA
BANGUNAN ( KATEDRAL DAN CRYSTAL CATHEDRAL)
Membandingkan hasil observasi (studi lapangan) dan melakukan
analisa untuk melihat bagaimana arsitektur dilihat dari pendekatan
oleh musik melalui elemen penyusun; memaparkan hasil
wawancara dengan berbagai narasumber. Analisa juga dilakukan
untuk mengetahui bangunan Katedral Jakarta dan Crystal Cathedral
termasuk dalam golongan musik jenis apa.
BAB 4: KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari pembahasan musik, arsitektur, dan elemen
penyusun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta saran
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
6
Universitas Indonesia
BAB 2
MUSIK DAN ARSITEKTUR
Skripsi ini akan membahas tentang keterkaitan musik, arsitektur, serta
elemen yang terkait. Skripsi ini bukan merupakan penelitian yang pertama kali
membahas topik mengenai musik dan arsitektur, sebab sebelumnya sudah ada
penelitian sejenis yang membahas mengenai keterkaitan diantara kedua hal ini.
Penelitian sejenis yang membahas topik musik dan arsitektur adalah:
- Skripsi “Kajian Awal Interpretasi Ruang Dalam Musik dan Arsitektur
Dilihat Dari Pembentukan Karakter Ruang”, Natasya Arry Indriani,
Arsitektur Universitas Indonesia, 2003.
- Skripsi “Hubungan Musik dan Arsitektur Baroque Dilihat Dari
Karakter Elemen-elemen Dasarnya”, Alia Permata Nur, Arsitektur
Universitas Indonesia, 2005.
2.1 Ruang dan Seni
Seni dan ruang perlu diketahui dan dipahami terlebih dahulu, sebagai aspek yang
mendasari musik dan arsitektur.
2.1.1 Seni
Kata „seni‟ telah umum dipakai sebagai padanan kata Inggris art. Kata
seni sendiri berasal dari bahasa Melayu yang berarti kecil4. Dalam majalah
Pujangga Baru, 10 April 1935, dalam sebuah esai tulisan R.D., yakni “Pergerakan
„80”, telah dipakai kata seni dalam pengertian seperti yang sekarang kita pakai,
yaitu art. Dalam esai tersebut termuat kata-kata sebagai berikut.
“Seni menjadi de aller-individueelete expressie van der individueelste
emotie5. Seni tidak mempedulikan ukuran kesusilaan (ethics) lagi, tidak ingin
4Jakob Sumardjo, 2000, Filsafat Seni, Bandung: Penerbit ITB, hal. 41
5Bahasa Belanda, yang artinya: kelahiran yang sekhusus-khususnya dari perasaan yang sekhusus-
khususnya
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
7
memberi petuah. L’art port l’art, seni untuk seni. Ukurannya kedapatan dalam
dirinya sendiri”
Seni itu sendiri merupakan suatu wujud yang terindera. Karya seni
merupakan benda yang dapat dilihat, didengar, ataupun didengar sekaligus dilihat
(visual, audio, dan audio-visual). Contohnya adalah lukisan, musik, dan teater.
Manusia berkaitan dengan kesenian, baik secara estetika (menciptakan) atau
rasional (menginvestasikan). Ada tiga bagian yang memengaruhi pengalaman
estetika dari seni, yaitu bentuk, ide (unsur pembentuk), dan content (isi atau
makna yang terkandung)6. Bentuk, ide, dan makna akan terlihat melalui
komposisi dan karakter ruang dari nada yang merupakan media ekspresi musik.
Untuk arsitektur, media ekspresi dan pemenuh kebutuhan gerak manusia
diperlihatkan oleh komposisi ruang dan elemen pembentuknya.
Berdasarkan cara menciptakan kesatuan, karya seni terbagi dalam dua
kategori7; seni dinamis (temporal arts) dan seni statis (spatial arts). Contoh dari
seni dinamis adalah tari dan musik, karena seni ini diekspresikan melalui gerakan
dan alunan yang tumbuh dan berbeda setiap waktunya. Sementara contoh seni
statis adalah seni patung, seni lukis, dan seni arsitektur; dimana manusia
menciptakan harmonisasi dari alam ke dalam bentuk-bentuk nyata dengan
menggunakan material yang solid dan tidak berubah.
Untuk menciptakan kesatuan (unity) dalam seni statis perlu adanya
prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip itu antara lain simetri, radial, keseimbangan,
penekanan (emphasis), proporsi, dan harmoni. Sedangkan untuk menciptakan
kesatuan dalam seni dinamis perlu adanya manipulasi suara atau gerakan yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu (interval). Prinsip ritme, melodi, harmoni,
tempo, proporsi merupakan prinsip yang harus diterapkan untuk memperoleh
kesatuan.
Dalam skripsi ini, definisi seni adalah suatu karya yang yang dapat
dirasakan secara nyata maupun tidak nyata, dapat diapresiasi keindahannya, dan
bersifat subjektif.
6 Raymond S. Stites, 1940, The Arts and Man, New York: McGraw-Hill Book Company. Inc, hal.
3 7 Raymond S. Stites, 1940, The Arts and Man, New York: McGraw-Hill Book Company. Inc, hal.
24
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
8
2.1.2 Ruang
Berikut definisi ruang menurut beberapa sumber.
ruang ru.ang8
[n] (1) sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (di
bawah kolong rumah): rumah itu mempunyai empat buah --; (2) Fis rongga yg
berbatas atau terlingkung oleh bidang; (3) Fis rongga yg tidak berbatas, tempat
segala yg ada: sejak dulu para ahli pikir kerap memperbincangkan soal -- dan
waktu; (4) petak dl buah (durian, petai); pangsa
Seperti pada Kamus Besar Bahasa Indonesia nomor satu, definisi ruang
adalah sela-sela antara dua tiang atau sela-sela antara empat tiang. Hal ini yang
biasa diilhami oleh masyarakat awam sebagai pengertian ruang; yakni area yang
dibatasi oleh empat dinding sekitarnya, atau langit-langit, dan sebuah alas ruang
atau lantai.
Mahasiswa arsitektur terbiasa mengenal ruang (room) sebagai suatu ruang
(space) yang maknanya lebih dalam dari sebatas sela-sela antara empat tiang.
Turunan kata space dan room keduanya adalah ruang. Jika dilihat dari definisi
dalam bahasa Inggris;
Room9 noun\ˈrüm, ˈru̇m\
1: an extent of space occupied by or sufficient or available for something
2 aobsolete: an appropriate or designated position, post, or station; b: place,
stead
3 a: a partitioned part of the inside of a building; especially: such a part used as
a lodging; b: the people in a room
4: a suitable or fit occasion or opportunity: chance
8 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org/RUANG#ixzz1vCLyn92M, 18 Mei 2012 9Merriem-Webster Online,http://www.merriam-webster.com/dictionary/room, 18 Mei 2012
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
9
Space10
noun,often attributive\ˈspās\
1: a period of time; also: its duration
2 a: a limited extent in one, two, or three dimensions : distance, area, volume; b:
an extent set apart or available c: the distance
from other people or things that a person needs in order to remain comfortable
3: one of the degrees between or above or below the lines of a musical staff —
compare line.
4 a: a boundless three-dimensional extent in which objects and events occur and
have relative position and direction b: physical space
independent of what occupies it —called also absolute space
5: the region beyond the earth's atmosphere or beyond the solar system
6 a: a blank area separating words or lines b: material used to produce such
blank area; especially: a piece of type less than one en in width
7: a set of mathematical elements and especially of abstractions of all the points
on a line, in a plane, or in physical space; especially: a set of mathematical
entities with a set of axioms of geometric character — compare metric space,
topological space, vector space
8 a: linage; b: broadcast time available especially to advertisers
9: accommodations on a public vehicle
10 a: the opportunity to assert or experience one's identity or needs freely b: an
opportunity for privacy or time to oneself.
Dapat disimpulkan bahwa room berarti suatu ruang terbatas yang menjadi
tempat segala sesuatu yang ada. Space berarti lahan terbuka, atau open land.
2.1.3 Teori Tentang Ruang11
Pemikiran mengenai aspek-aspek atau gatra-gatra dari ruang dalam
falsafah dan ilmu pengetahuan sudah dimulai sejak dahulu. Di Timur
dikembangkan oleh Lao Tzu dan di Barat dikembangkan oleh Plato.
10
Merriam-Webster Online, http://www.merriam-webster.com/dictionary/space, 18 Mei 2012 11
http://antariksaarticle.com/2008/03/arsitektur-dan-dimensi-ruang.html 18 Mei 2012
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
10
Pemikiran ruang dari Lao Tzu
Lao Tzu memulai pemikiran ruang ini sejak 550 SM dengan bukunya yang
sangat terkenal, TAO THE CHING (The Way of Becoming). Buku ini
diklasifikasikan sebagai dasar falsafah Timur. Konsep filosofinya adalah “yang
„tidak ada‟ adalah yang utama/pokok sekaligus menjadikan ruang itu „ada‟”
Untuk lebih jelasnya, tersirat dalam puisi Lao Tzu berikut12
.
Thirty spokes converge upon a single hub;
It is on the hole in the center that the purpose of axle depends
We make a vessel from a lump of clay;
It is the empty space within the vessel that makes it useful
We make doors and windows for a room;
But it is these empty spaces that make the room habitable
Thus while the tangible has advantages;
It is the intangible that makes it useful
- Lao Tzu (c. 550 SM)
Ada tiga tingkatan klasifikasi ruang menurut Lao Tzu, yaitu: 1) Ruang
yang dihasilkan dari penggabungan tektonik (ruang yang diakibatkan oleh struktur
yang terdiri dari berbagai unsur-unsur kecil, balok, usuk, kolom, dan sebagainya);
2) Ruang yang dihasilkan dari bentuk stereotomic (bentuk yang didapat dari
elemen lentur/plastik); dan 3) Ruang-ruang transisional (ruang yang
menghubungkan ruang dalam dan ruang luar).
Pemikiran ruang dari Plato
Plato kemudian muncul 200 tahun sesudah Lao Tzu. Pola pemikirannya
sangat berpengaruh di Barat. Konsep filosofinya adalah barang nyata itu yang bisa
12
Cornelis van de Ven, Ruang Dalam Arsitektur, Edisi Ketiga: Revisi, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1995, hal. 3
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
11
dilihat, diraba, dan yang ada. Falsafah Plato banyak dilakukan melalui ungkapan
fisik dari arsitektur, yaitu proporsi, yang diambil dari dasar falsafah kosmis yang
telah diterjemahkan dalam doktrin proporsi bangunan.
Pengikut teori Plato merupakan seluruh kalangan dan profesi. Para ahli
yang bukan arsitek juga banyak yang mengikuti teori Plato. Seorang pengikut
yang menonjol adalah Johan Kepler (1571- 1830). Johan Kepler mencoba
memberi batasan pada beberapa unsur yang ada di dunia. Api – piramida (4
bidang), Udara – oktahedron (8 bidang), Bumi – kubus (6 bidang), Kosmos –
dodekahedron (12 bidang), dan Air – ikosahedron (20 bidang).
Gambar 2.1: (Kiri-Kanan)
Unsur Api – Piramid (4 bidang), Udara – Oktahedron (8 bidang), dan Bumi – Kubus (6 bidang).
(Sumber gambar: http://www.clker.com/clipart.html)
Gambar 2.2: (Kiri-Kanan)
Unsur Kosmos – Dodekahedron (12 bidang) dan Air – Ikosahedron (20 bidang)
(Sumber gambar: http://www.clker.com/clipart.html)
Dari uraian pemikiran ruang oleh Lao Tzu dan Plato, dapat disimpulkan bahwa
teori tentang ruang dalam skripsi ini adalah suatu space yang memberi batasan
nyata maupun tidak nyata, memberikan perasaaan nyaman dan terhubung dari
dalam maupun luar ruang.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.google.co.id/imgres?q=octahedron&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=fflb&biw=1268&bih=616&tbm=isch&tbnid=UaZAC0H6TSYccM:&imgrefurl=http://www.clker.com/clipart-octahedron.html&docid=_mGexXrkNMYvhM&imgurl=http://www.clker.com/cliparts/h/c/A/g/j/2/octahedron-md.png&w=300&h=297&ei=bQ_GT421IsnQrQeY9ajiBQ&zoom=1&iact=hc&vpx=562&vpy=62&dur=1425&hovh=223&hovw=226&tx=112&ty=127&sig=109407311447415708520&page=1&tbnh=137&tbnw=138&start=0&ndsp=21&ved=1t:429,r:10,s:0,i:85http://www.google.co.id/imgres?q=octahedron&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=fflb&biw=1268&bih=616&tbm=isch&tbnid=UaZAC0H6TSYccM:&imgrefurl=http://www.clker.com/clipart-octahedron.html&docid=_mGexXrkNMYvhM&imgurl=http://www.clker.com/cliparts/h/c/A/g/j/2/octahedron-md.png&w=300&h=297&ei=bQ_GT421IsnQrQeY9ajiBQ&zoom=1&iact=hc&vpx=562&vpy=62&dur=1425&hovh=223&hovw=226&tx=112&ty=127&sig=109407311447415708520&page=1&tbnh=137&tbnw=138&start=0&ndsp=21&ved=1t:429,r:10,s:0,i:85javascript:edit(68517)
-
Universitas Indonesia
12
2.2 Musik
I call architecture frozen music – Johann Wolfang von Goethe
Music expresses that which cannot be said and on which it is impossible to be
silent – Victor Hugo
2.2.1 Musik
Berikut definisi musik menurut beberapa sumber.
Verb music
mu·sic \ˈmyü-zik\
Middle English music
Anglo-French musike
Latin musica
Greek mousikē any art presided over by the Muses, especially music, from
feminine of mousikos of the Muses, from Mousa Muse13
Roma ars musica embraced poetry as well as instrument-oriented music
a: the science or art of ordering tones or sounds in succession, in combination,
13
Muse adalah Dewi Kesenian. Musica, asal kata musik dari latin. Musica dibagi menjadi tiga,
musica universalis, musica mundana, dan musica instrumentalis. (sumber:
http://www.oocities.org/zimbabwem/defination_of_music.htm, 2 Juli 2012)
Musica universalis, menunjuk pada aturan dari dunia, seperti Tuhan telah
menciptakannya dalam “ukuran, angka, dan berat”. Proporsi dari sphere/bola/bidang/bulatan dari
planet-planet dan bintang-bintang (yang pada masa itu masih dianggap berputar mengelilingi
bumi) diterima sebagai bentuk musik, tanpa perlu dinyatakan secara tidak langsung bahwa
berbagai bunyi yang akan didengar – musik mengacu hanya pada proporsi matematisnya. Dari
konsp ini dihasilkan ide romantik dari musik dari bola dunia (music of the spheres).
Musica mundana, mendesain proporsi dari tubuh manusia. Hal ini dianggap untuk
merefleksikan proporsi dari Surga dan menjadi ekspresi dari kehebatan Tuhan. Untuk pemikiran
masa abad pertengahan, segala hal saling berhubungan satu sama lainnya – cara pemikiran yang
menemukan jejaknya saat ini di occult sciences/ilmu pengetahuan gaib atau esoteric
thought/pemikiran yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu – dan astrologi sampai
mempercayai mineral tertentu memiliki efek menguntungkan tertentu. Daripada dilihat sebagai hal
yang konyol dan tidak berdasar pada ilmu pengetahuan, pemikiran Abad Pertengahan harus dilihat
sebagai sistem yang konsisten di dalam dirinya dan tercermin di dalam pemikiran keagamaan atau
spiritual dari berbagai kebudayaan lainnya – sebagai contoh dari India – beberapa di antaranya
menjadi mode di masyarakat Barat saat ini.
Musica instrumentalis, adalah bagian terendah dari tiga disiplin dan menunjuk pada
manifesto dari proporsi matematis yang sama dalam bunyi – baik itu dinyanyikan atau dimainkan
pada instrumen. Organisasi polifoni dari melodi yang berbeda untuk berbunyi pada masa yang
sama adalah penemuan yang relatif baru, dan dimengerti bahwa hubungan matematis atau fisikal
di dalam frekuensi yang memberi peningkatan pada interval musikal seperti yang kita dengar,
harus menjadi yang terutama dari keasyikan dari musisi abad pertengahan.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.oocities.org/zimbabwem/defination_of_music.htm
-
Universitas Indonesia
13
and in temporal relationships to produce a composition having unity and
continuity
b: vocal, instrumental, or mechanical sounds having rhythm, melody, or harmony
[n] (1) ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan
(2) nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu)14
Musik merupakan serangkaian unsur-unsur harmoni yang digabungkan
menjadi satu dan membentuk melodi berupa lagu. Unsur pembentuk musik dapat
diinterpretasikan setara dengan arsitektur15
.
Musik adalah bentuk komunikasi unik dengan peraturan konstruksi yang
dikembangkan dengan baik seperti grammar dalam bahasa. Walau kita tidak
mengerti bahasanya tetapi kita dapat tahu emosi pembicara ketika berbicara,
apakah itu bersemangat, lelah, marah, atau senang, dari pola bicara (keras/lembut,
cepat/lambat, dll). Hal ini dihasilkan dari variabel musik (dinamika, artikulasi,
legato, dll). Pada kenyataannya, manusia akan lebih menikmati percakapan, jika
percakapan tersebut terjadi apabila pembicara dan pendengar mengerti bahasa
yang diucapkan. Yang terucap tentu yang berbunyi atau bersuara, sebab
komponen utama musik adalah bunyi atau suara.
Komponen utama musik adalah bunyi atau suara, yang memiliki definisi
berbeda tergantung cara pandang16
:
1. Secara fisik, bunyi didefinisikan sebagai penyimpangan tekanan dan
pergeseran partikel dalam medium elastik, sehingga bunyi tersebut
menghasilkan getaran yang merambat di udara hingga ke telinga
manusia dan akhirnya manusia dapat mendengar bunyi tersebut.
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,
http://kamusbahasaindonesia.org/musik#ixzz1reMKBdAR, 20 April 2012 15
Penggabungan musik dan arsitektur menurut penulis 16
Irwan Tel, Skripsi Kajian Tentang Bunyi Sebagai Pembentuk Persepsi Ruang, FTUI Jurusan
Arsitektur, 1999
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://kamusbahasaindonesia.org/musik#ixzz1reMKBdAR
-
Universitas Indonesia
14
2. Secara psikologi, bunyi didefinisikan sebagai sensasi atau persepsi
pendengaran yang disebabkan oleh penyimpangan fisik manusia
karena merasakan rangsangan atau stimulus dengan indera
pendengaran.
Musik dapat memengaruhi emosi atau perasaan manusia, baik
secara fisik (fungsi tubuh) ataupun psikis (memori, pemikiran, dan
persepsi). Two-component theory of emotion, merupakan suatu teori
yang menjelaskan bahwa emosi manusia (ketika mendengarkan musik
atau kegiatan lain) dapat dipengaruhi oleh interaksi antara komponen
fisik dan komponen psikis dari manusia17
. Komponen fisik
menentukan intensitas dari emosi yang ditimbulkan, sementara
komponen psikis menentukan kualitas emosi yang timbul.
2.2.2 Elemen Dasar Musik
Terdapat unsur dasar untuk komposisi musik. Esensi material dari musik
terletak dari melodi, harmoni, irama, dan dinamika. Melodi memberikan musik
sebuah soul (nuansa), sedangkan ritme (rhythm) merupakan campuran ekspresi
harmoni dan dinamika dengan tempo yang sama. Semua ini diperlukan untuk
menciptakan sebuah pola yang lebih dikenal dengan “lagu‟
Terdapat 4 elemen dasar yang utama dalam penyusunan musik yang tidak dapat
dipecah-pecah untuk membentuk suatu “musik”.
1. Melodi
Melody as a musical line
Melodi (dari Yunani μελῳδία - melōidía, bernyanyi, berteriak) atau disebut
juga „suara‟ adalah suksesi linear nada musik yang dianggap sebagai satu
kesatuan. Dalam arti yang paling harafiah, melodi adalah urutan nada dan
jangka waktu nada, sementara, dalam arti lain, istilah tersebut memasukkan
suksesi unsur musik lain seperti warna nada. Melody: An organized sequence
of single notes18
17
Philip G. Zimbardo, Essential of Psychology and Life, 10th
edition, USA: Scott, Poresman and
Company, 1971, hal.283 18
Pocket Music Dictionary, Milwaukee: Hal Leonard Publishing Corporation, 1993
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
15
Melodi merupakan susunan rangkaian tiga nada atau lebih dalam musik
yang terdengar berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan
suatu gagasan19
. Menurut Kamus Musik, melodi adalah rangkaian dari
sejumlah nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi-
rendah atau naik-turunnya. Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada
secara horizontal. Dapat merupakan satu bentuk ungkapan penuh, atau hanya
berupa penggalan ungkapan. Melodi dapat dimainkan tanpa harmoni atau
dengan harmoni. Pada zaman abad pertengahan, atau saat harmoni belum
digunakan secara luas pada musik Barat maupun non-Barat, melodi
digunakan secara lebih bebas, rumit, dan ekspresif.
Selain memberikan pengaruh pada pendengarnya, melodi juga berfungsi
sebagai alat salur ekspresi dari komposer musik. Paul Hindemith (Komponis
Jerman, konduktor, pemain biola, guru) mengatakan bahwa melodi adalah
elemen dalam musik dimana karakteristik pribadi dari komposer akan terlihat
dengan paling jelas.
Melodi sering terdiri dari satu atau lebih frasa musik atau motif, dan
biasanya diulang-ulang dalam lagu dalam berbagai bentuk. Melodi juga dapat
digambarkan oleh gerak melodis mereka atau nada atau interval (terutama yg
diperbantukan atau terpisah-pisah atau dengan pembatasan lebih lanjut),
rentang pitch, dan melepaskan ketegangan, kontinuitas dan koherensi, irama,
dan bentuk.
Melodi sangat memengaruhi pembentukan suatu rangkaian musik. Dalam
menyusun melodi, terdapat unsur-unsur yang berpengaruh pada melodi, yaitu
phrase, cadance, major scale, minor scale, dan sequence.
Nada-nada yang menyusun rangkaian musik terdiri dari nada-nada tunggal
yang memiliki frekuensi tertentu. Dalam musik barat, dikenal not-not dalam
satu oktaf yang terdiri dari 12 nada dengan jarak antar-tuts ½, ada juga nada
yang berjarak 120
(lihat Gambar 2.3).
19
http://kamusbahasaindonesia.org/melodi#ixzz1v9dYJbR1, 22 April 2012 20
Jarak ½ adalah jarak interval terkecil dalam oktaf. Dapat juga disebut dengan istilah half
step.Yang berjarak 1 disebut whole step.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://kamusbahasaindonesia.org/melodi#ixzz1v9dYJbR1
-
Universitas Indonesia
16
Gambar 2.3: Jarak tiap not pada tuts
(Sumber gambar: http://wowok-musik.blogspot.com/2009_02_01_archive.html -telah diolah)
Oktaf merupakan interval suatu not dengan not lain dengan frekuensi dua
kalinya. Perbandingan frekuensi antara dua not yang terpisah oleh interval
satu oktaf adalah 2:1.
Interval satu oktaf contohnya adalah (dapat dilihat pada gambar) dari nada
C hingga c, atau dari c hingga c‟. Dengan nada yang sama namun lebih
tinggi. Dalam satu oktaf terdapat 13 nada (termasuk C dan c), yang jika
dikelompokan dengan nada-nada lain disebut scale (tangga nada). Tangga
nada mempunyai dua jenis yang paling terkenal dari dunia barat, yaitu tangga
nada mayor (major scale) dan tangga nada minor (minor scale).
Ketika disusun sedemikian rupa, nada-nada membentuk rangkaian yang
disebut phrase. Setiap phrase diakhiri oleh cadence, yang dapat diartikan
sebagai poin istirahat atau berhenti. Terdapat dua jenis cadence21
, yaitu
cadence dominant dan cadence tonic. Cadence dominant yaitu akhiran yang
memberikan kesan belum selesai, biasanya dibentuk meninggi ketika
mengakhiri phrase. Cadence tonic yaitu akhiran yang memberikan kesan
bahwa musik belum selesi namun ada yang datang untuk menyelesaikannya.
Cadence tonic inilah yang menyelesaikannya, dibentuk dengan
mengembalikan nada penyelesaian pada nada dasar lagu tersebut dimulai.
21
Elliot Schwartz, Music: Ways of Listening, New York: CBS College Publishing, 1982, hal. 31
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://wowok-musik.blogspot.com/2009_02_01_archive.html
-
Universitas Indonesia
17
Mary Had A Little Lamb English language nursery rhyme of nineteenth-century American origin
Cadence dominant
Phrase 1
Cadence tonic
Phrase 2
Gambar 2.4: Contoh cadence dominant dan cadence tonic pada lagu
Mary Had a Little Lamb
(Sumber gambar: http://www.enchantedlearning.com/music/sheetmusic/
maryhadalittlelamb.shtml - telah diolah)
Pada phrase 1, cadence dominant terasa seperti koma, memastikan akan
ada phrase 2 yang mengikuti setelah nada akhir tinggi. Dan phrase 2 diakhiri
dengan nada kembali seperti nada semula.
Dari 12 nada yang dikenal secara umum, manusia dapat menciptakam
berbagai macam musik, dengan variasi dan susunan yang berbeda.
Tidak semua melodi dalam musik tercipta berdasarkan inspirasi. Ada juga
musik yang mendukung suatu kondisi atau memperdalam kesan yang ingin
didapat dari suatu hal, contohnya OST (Original Soundtrack). OST adalah
komposisi lagu yang dibuat untuk menonjolkan suasana yang ingin
ditampilkan dalam suatu adegan tertentu. Musik menjadi bagian yang penting
untuk film karena dapat meningkatkan respon emosional penonton22
.
22
http:/library.thinkquest.org/musical.composition.html, 19 Mei 2012
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.enchantedlearning.com/music/sheetmusic/
-
Universitas Indonesia
18
2. Harmoni
Harmoni adalah sambungan/hubungan dari satu nada ke nada lain, dari
akor ke akor lain dan dimainkan secara berurutan/bersamaan. Pola harmonik
adalah pola dalam nada yang dibentuk dari nada-nada dan akor-akor pada
urutan tertentu. Interval melodik adalah nada yang dibentuk secara linear dan
berbunyi secara terpisah, sedangkan interval harmonik bunyi pada saat yang
sama. Harmoni sangat dipengaruhi oleh selera pribadi orang-orang karena
terdapat konsonan dan harmoni disonan yang dapat „memanjakan‟ telinga
orang lain.
Harmoni diibaratkan menjadi pemberi tekstur pada musik yang dimainkan.
Tekstur ini dimaksudkan mengombinasi beberapa suara yang berbeda pada
waktu yang bersamaan23
.
Struktur penggunaan harmoni pada komposisi musik dapat berupa
harmonik dalam sebuah tangga nada sebagai pernyataan akan theme dari nada
tersebut24
. Harmoni bisa mendirikan kesan timbulnya tegangan, aktif bila
membentuk dissonance, atau kesan penyelesaian atau relaksasi jika
membentuk consonance. Aturan dissonance/consonance sama dengan
pengaturan cadence pada melodi.
Sebuah akor yang terdiri dari tiga nada, yang setiap nadanya terpisah satu
sama lain oleh interval tiga (third ), disebut trinada (triad ). Jika dibangun di
atas nada pertama maka ia disebut trinada Tonika. Pada skala C mayor akor
tonikanya tersusun dari tiganada yang tepisah oleh interval tiga, yaitu C-E-G.
Gambar 2.5: Akor tiga nada Tonika, Sub-Dominan, dan Dominan
(Sumber gambar: http://www.myartmusic.co.cc/2009/11/harmoni.html)
23
Elliot Schwartz, Music: Ways of Listening, New York: CBS College Publishing. 1982, hal. 47 24
Charles W. Hughes, The Human Side of Music. New York: DA. Capo Press, 1970, draft hal. 297
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.myartmusic.co.cc/2009/11/harmoni.html
-
Universitas Indonesia
19
3. Tempo
Tempo adalah ukuran kecepatan dalam birama lagu. Tanda ini digunakan
untuk menyatakan kecepatan yang tepat, atau dianjurkan sang komposer,
untuk memainkan atau menyanyikan sebuah karya musik. Ukuran kecepatan
bisa diukur dengan alat bernama metronom dan alat bernama keyboard.
Tempo standard lagu pop antara 64-80 atau 100-120, untuk lagu mars bisa
antara 140-160, dan dixieland atau country ballad bisa sampai 220.
Dalam penggunaannya, tempo diberikan agar komposer bisa
menyampaikan kepada mereka yang memainkan atau menyanyikan karyanya
mengenai kecepatan yang dia inginkan untuk karya musiknya. Pengguna
karya tersebut harus menyesuaikan diri terhadap tempo yang diinginkan agar
maksud yang ingin disampaikan sang komposer bisa tercapai.
Contoh dari tempo:
Very slow : Largo (broad)
Grave (solemn)
Slow : Lento
Adagio (gently, leisurely, slowly)
Moderate : Andante (going-at a walking pace)
Andantino : ( a little andante, somewhat faster thanandante)
Moderato
Fairly fast : Allegreto (a little lively-not as fas as allegro)
Fast : Allergro (happy, cheerful, lively)
Very fast : Allegro molto (very lively)
Vivace (vivacous, Italy)
Presto (very quick)
Prestissimo (as quick as possible)
4. Ritme
Ritme berasal dari kata Yunani yang berarti mengalir. Ritme berjalan melalui
waktu. Ritme terbentuk dari ketukan. Ketukan adalah unit dasar dari not-not
dengan nilai ¼, ½, ¾, dengan ketukan 2 atau 3. Jika ⅜ atau ⅞, ketukan yang
ada adalah 2 dan 3. Ketukan juga menentukan berapa lama suatu not ditahan
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
20
atau seberapa istirahat dimainkan. Ketukan ini biasanya dikumpulkan pada
pola reguler dalam satu bar, dan hal ini yang mengindikasikan time pada
sebuah karya musik. Misalnya apabila tanda time signature yang tertulis
adalah 4/4, maka tiap bar terdiri dari 4 beat ¼. Walaupun ritme adalah bagian
penting yang menentukan karakter dan karya, yang digunakan Chopin25
,
dapat memberikan gambaran dari orang Polandia dalam kostum nasional atau
berjuang untuk melawan negaranya.
Tabel 2.1: Jenis bentuk nada dan nama nada
(Sumber gambar: http://www.myartmusic.co.cc/2009/11/ritme.html)
25
Frederyk Chopin adalah composer kelahiranPolandia yang lama menetap di Perancis.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.myartmusic.co.cc/2009/11/ritme.html
-
Universitas Indonesia
21
Tabel 2.2: Nilai not, ketukan, dan notasi
Nilai not Ketukan Notasi not Tanda diam
¼ 1
2/4 2
¾ 3
4/4 (penuh) 4
Tabel 2.3: Tabel tanda mula (Time Signature)
(Sumber gambar: http://www.all-guitar-chords.com/lesson.php?id=166)
Nilai pada nada-nada biasanya dipahami langsung dengan melihat
langsung perbandingan jumlah nadanya. Sebuah nada penuh sebanding dengan
dua buah nada setengah, sebanding dengan empat nada seperempat, dan
seterusnya.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.all-guitar-chords.com/lesson.php?id=166
-
Universitas Indonesia
22
Gambar 2.6: Pembagian Nilai Not
(Sumber gambar: http://www.soundpiper.com/mln/notation.htm)
Pendekatan yang dilakukan untuk menelaah arsitektur, salah satunya
melalui musik. Musik dan arsitektur merupakan suatu karya seni khusus yang
tidak dapat ditumbuhkan secara mendadak. Perlu adanya suatu proses bertahap
sehingga tercipta karya akhir dari musik maupun arsitektur. Proses bertahap ini
merupakan proses yang panjang dan beragam. Data dikumpulkan dan disusun
sehingga membentuk modal utama dalam proses pembentukan karya seni
tersebut, yaitu ide. Data tersebut dikumpulkan dan disebut referensi. Proses ini
juga dipengaruhi oleh gaya dan perkembangan zaman, dimana tiap zaman
memiliki ciri khas gaya tersendiri.
2.3 Arsitektur
2.3.1 Arsitektur
Berikut definisi arsitektur menurut beberapa sumber.
Verb architecture26
ar·chi·tec·ture noun\ˈär-kə-ˌtek-chər\
26
Merriem-Webster Online, http://www.merriam-webster.com/dictionary/architecture, 20 April
2012
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.soundpiper.com/mln/notation.htmhttp://www.merriam-webster.com/dictionary/architecture
-
Universitas Indonesia
23
1: the art or science of building; specifically: the art or practice of designing and
building structures and especially habitable ones
2 a: formation or construction resulting from or as if from a conscious act b: a unifying or coherent form or structure
[n] (1) seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan,
dsb; (2) metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan27
Menurut Eugene Raskin28
, arsitektur terdiri dari tiga macam emosi. Emosi
tersebut adalah emosi yang diinginkan (emotion intended), emosi yang melekat
(inherent emotion), dan emosi yang bangkit atau terjadi (evoked emotion).
Arsitektur sangat menggunakan emosi. Bila emosinya hebat, arsitekturnya juga
hebat. Bila tidak ada emosi, tidak ada arsitektur disana. Yang ada hanyalah
bangunan.
2.3.2 Elemen Dasar Arsitektur
Menurut Eugene Raskin, arsitektur mempunyai beberapa elemen dasar.
Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut.
- Gaya (style)
- Kesatuan (unity)
- Skala
- Ritme
- Orisinalitas
- Proporsi
- Sekuens
- Komposisi
- Fungsi
- Karakter dan kejujuran
27
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 20 April 2012
http://kamusbahasaindonesia.org/arsitektur#ixzz1soCeH9j0, 20 April 2012. 28
Eugene Raskin , 1954, Architecturally Speaking, Bloch Pub Co; 1st ed edition
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
24
Disini elemen tersebut tidak akan dijabarkan secara rinci satu per satu.
Yang akan dijelaskan adalah elemen yang menunjang analisis studi kasus yang
terdapat pada bab 3.
1. Komposisi
Komposisi merupakan susunan beberapa macam bentuk yang
terjalin dalam satu kesatuan sehingga terwujud bentuk baru yang sesuai
dengan kondisi tertentu. Peletakkan tidak secara acak, tapi menurut
rencana, skema, dan tujuan. Mata harus dikontrol menurut keinginan sang
perancang, diarah dari satu gambar menuju gambar lainnya melalui transisi
tertentu. Dalam arsitektur, komposisi sangat penting keberadaannya, baik
dalam pengaturan denah untuk kegunaan dan kenyamanan pengguna,
maupun komposisi bentuk bangunan secara fasad. Komposisi juga
berkaitan erat dengan proporsi, karena jika proporsi tidak tepat, komposisi
pun menjadi tidak enak.
2. Fungsi
Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan. Fungsi juga
dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan. Fungsi
timbul sebagai akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan
dan mengembangkan hidup.
Menurut Larry R. Ligo, fungsi adalah tugas atau efek yang
ditimbulkan arsitektur. Menurut Ligo, terdapat 5 macam fungsi, yaitu:
- Fungsi Struktur (Structure Functional)
- Fungsi Fisik (Physical Function)
- Fungsi Psikologis (Psychological Function)
- Fungsi Sosial (Social Function)
- Fungsi Budaya (Culture/Existential Function)
Dalam arsitektur, fungsi memiliki peran penting dalam membuat bentuk
arsitektur jika teracu pada kalimat:
Form Follows Function,
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
25
yang diperkenalkan oleh Louis Henri Sullivan pada tahun 1896 pada salah
satu artikelnya “The Tall Building Artistically Considered”.
Form follows function muncul pada awal abad ke-20. Form follows
function sering diasosiasikan dengan arsitektur modern dan desain
perindustrian. Kalimat ini diartikan sebagai bentuk bangunan atau suatu
objek harus disesuaikan dengan fungsi atau kegunaan dari bangunan itu.
Segala rancangan arsitektur terjadi karena adanya suatu fungsi yang
mendasari sebagai tujuan dibangunnya bangunan tersebut. Rancangan
bangunan tercipta untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
menggunakan bangunan tersebut. Bentuk hanya mengikuti fungsi, atau
dapat berasal dari keinginan pemakai bangunan.
3. Pola
Ritme atau pola bangunan adalah sesuatu yang berhubungan
dengan perasaan dan emosi. Pada tampak bangunan, misalnya, kita dapat
merasakan ritme tersebut dari penyusunan kolom-kolom, pintu, jendela,
dekorasi, dan lain-lain. Kolom-kolom yang berjarak jauh akan
memberikan pola renggang, atau berjarak dekat akan memberikan pola
rapat. Pada skripsi ini akan dibahas secara lanjut mengenai pola arsitektur
dalam bahasa musik, yaitu ritme musik.
4. Proporsi
Proporsi adalah sesuatu yang berhubungan dengan ukuran dengan
ukuran dari seluruh aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang dijadikan
standar (Vitruvius, 1486). Proporsi berasal dari kata concinnitas, yang
artinya suatu keberhasilan kombinasi dari angka, ukuran, dan bentuk
(numerus, flinitio, collocatio) (Alberti, 1404-1472)
Proporsi merupakan hubungan antar bagian dari suatu desain atau
hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu perbandingan (ratio) yang menjadi patokan suatu benda berproporsi.
Ratio, yang kemudian akan menjadi dasar dari setiap sistem proporsi,
adalah suatu nilai yang memiliki harga tetap. Ratio dapat digunakan
sebagai pembanding suatu proporsi, baik yang terletak pada hubungan
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
26
antara bagian dengan bagian pada suatu bangunan, maupun antara bagian
bangunan dengan bangunan secara keseluruhan.
2.4 Sejarah Perkembangan Arsitektur dan Musik
2.4.1 Sejarah Musik Dunia
Musik sudah ada dari zaman purbakala, digunakan untuk upacara
kepercayaan atau adat dan tradisi. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu dan
teknologi semakin maju dan memengaruhi sejarah permusikkan dunia.
Kebudayaan sangat memengaruhi perkembangan arsitektur, yang dipengaruhi
pula oleh iklim, topografi, serta faktor lingkungan lainnya. Hal ini juga dapat
memengaruhi perkembangan musik yang dipengaruhi oleh kebudayaan dunia.
Tidak semua musik dapat diterima pada tempat dan zaman yang berbeda. Seperti
contoh, musik barat masa kini, mungkin akan dianggap aneh di abad 18. Tidak
mungkin ada definisi yang mutlak tentang musik yang akan diterima oleh semua
orang.
Berikut era sejarah musik di dunia29
.
Tabel 2.4: Sejarah Musik di Barat
No. TAHUN URAIAN JENIS MUSIK
1 1250 – 1450 M Reformasi agama. Zaman
ini sudah tidak
menitikberatkan musik
sebagai kepentingan
keagamaan, tetapi
digunakan juga untuk
sarana hiburan.
Perkembangan
Abad Pertengahan
(Middle Ages)
29
http://dhiazmoo.blogspot.com/2011/11/pembagian-6-zaman-perkembangan-musik.html, 6 april
2012 pk.20.49
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://dhiazmoo.blogspot.com/2011/11/pembagian-6-zaman-perkembangan-musik.html
-
Universitas Indonesia
27
selanjutnya adanya
perbaikan tulisan musik
dan dasar teori music.
2 1450 – 1600 M
Di zaman ini tingkat
kebudayaan sangat tinggi.
Musik dipelajari dengan
ciri-ciri khusus,
contohnya nyanyian
percintaan dan nyanyian
keperwiraan. Sebaliknya
musik Gereja mengalami
kemunduran. Pada zaman
ini alat musik Piano dan
Organ sudah dikenal,
sehingga muncullah
musik Instrumental. Pada
zaman ini juga dikenal
seni Opera, dimana
sandiwara, nyanyian,
serta iringan musik
digabung menjadi satu.
Renaissance
3 1600 – 1750 M
Kemajuan musik periode
sebelumnya ditandai
dengan munculnya aliran
Barok dan Rokoko, yaitu
zaman yang memakai
musik Ornamentik
(hiasan). Zaman Barok
memakai Ornamentik
yang memerlukan
improvisasi spontan oleh
pemain, sedangkan pada
Barok dan
Rokoko
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
28
Rokoko, semua hiasan
ditulis.
4 1750 – 1820 M
Pada zaman ini terjadi
banyak perkembangan,
seperti pengaturan
dinamika, tempo, melodi
yang dihasilkan, serta
penggunaan akor 3 nada.
Pemakaian ornamen
dibatasi di zaman ini.
Peralihan dinamika secara
perlahan-lahan. Sangat
mengutamakan urutan.
Klasik
5 1820 – 1900 M
Sesuai namanya, pada
zaman ini musik sangat
mementingkan perasaan
subyektif. Bukan hanya
digunakan untuk
mencapai keindahan
nada-nada, namun
digunakan juga untuk
mengungkapkan
perasaan. Hal ini
dilakukan dengan cara
mengunakan banyak
dinamika dan perubahan
tempo. Komponis dunia
yang terkenal dari zaman
ini adalah Beethoven.
Romantik
6 1900 – 1940 M
1950 – sekarang
Zaman ini sangat
dipengaruhi oleh
Modern, Avant-
garde, dan
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
29
kemajuan ilmu dan
teknologi yang semakin
pesat, membuat musik
pada zaman ini (dan
sekarang) tidak mengakui
adanya hukum-hukum
dan peraturan-peraturan.
Musik secara bebas
diekspresikan sebagai
suatu hal.
Kontemporer
2.4.2 Sejarah Perkembangan Arsitektur Dunia
Sejalan dengan perkembangan peradaban dan budaya manusia seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didesak oleh kebutuhan manusia, maka arsitektur
selalu berkembang dari masa ke masa. Berikut uraiannya.
Tabel 2.5: Sejarah Perkembangan Arsitektur Dunia
(Sumber gambar: http://www.slideshare.net/arsitekmaya/timeline-sejarah-arsitektur - telah diolah)
NO ZAMAN URAIAN JENIS BANGUNAN
1 Mesir Kuno
(10000 SM)
Dikarakterisasikan oleh
ketegangan antara dunia
kematian yang ilahi dan
kehidupan abadi. Kota
dipengaruhi oleh kesucian
alam luar dan kuil atau
istana akan bertindak
sebagai rumah Tuhan.
Arsitek, menjadi imam
atau raja adalah bukan
yang terpenting. Mereka
hanya bagian dari tradisi
Piramid, Sphinx – Mesir
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.slideshare.net/arsitekmaya/timeline-sejarah-arsitektur
-
Universitas Indonesia
30
yang berkelanjutan.
2 Arsitektur Cina
dan Jepang (10000
SM)
Mengacu pada gaya
arsitektur yang telah
terwujud di Asia dalam
berabad-abad lalu. Sejak
Dinasti Tang, Arsitektur
Cina mempunyai pengaruh
utama pada Jepang, Korea,
Taiwan, dan Vietnam.
Liuhe Pagoda – Hangzhou,
China
3 Yunani (3000 SM) Kebudayaan Yunani Kuno
bukanlah merupakan
kebudayaan tertua dalam
sejarah manusia, namun
sumbangsih peradaban ini
banyak diterapkan hingga
saat ini dalam banyak
disiplin ilmu. Langgam-
langgam seperti pilar dan
scroll tetap dipertahankan
hingga saat ini, dan
sebagian dimodifikasi
untuk disesuaikan dengan
zaman.
Parthenon – Yunani
4 Klasik Romawi
(800 SM - 400 M)
Periode Hellenistik
merupakan zaman klasik
bagi arsitektur dan
merupakan peralihan
perencanaan bangunan
dari Yunani ke Romawi.
Kota Romawi pada waktu
itu telah dirancang dengan
Colosseum – Roma
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
31
gaya klasik oleh Vitruvius.
Banyak penggunaan
ornamen arsitektur30
.
5 Pertengahan Akhir
Gothic
(1100 –
1500 M)
India (400
– 600 M)
Islamic
(600 –
1600 M)
Gaya Gothic dimulai pada
pertengahan abad 12 dan
berakhir pada abad 16.
Seni ini diyakini juga
sebagai perwujudan seni
barbarian. Pada abad 17
sampai 18, seni ini
dianggap sebagai tak
bercita-rasa atau hambar,
menyimpang dari kaidah
seni yang ada.
Sebagian besar merupakan
bentuk campuran dengan
kebudayaan yang pada saat
itu merupakan bagian dari
wilayah kekhalifahan. Ciri
khasnya adalah kubah dan
lengkungan pada bukaan-
bukaan.
Notre Dame de Paris – Paris,
Perancis
Taj Mahal – Agra, India
6 Renaissance (1400
– 1600 M)
Renaissance berarti
kelahiran kembali,
merupakan awal
kebangkitan bangsa-
bangsa Eropa setelah
melewati zaman kegelapan
selama berabad-abad.
Banyak mengangkat gaya-
Château de Chambord –
Chambord, Loir-et-Cher,
France
30
Ornamen dalam arsitektur merupakan detail dari setiap bentuk, tekstur, dan warna yang sengaja
diumbar atau ditambahkan untuk menarik perhatian pengamat.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
32
gaya yang berakar pada
masa kejayaan Yunani
Kuno dan Romawi dengan
tujuan menghidupkan
kembali spirit kejayaan
yang pernah ada dan
mendorong bangsa-bangsa
Eropa untuk meluaskan
pengaruhnya ke seluruh
dunia.
7 Barok dan Rococo
(1600 – 1760 M)
Kelanjutan dari
Renaissance, mulai
melakukan revolusi dalam
desain, mencari hal-hal
yang baru sehingga desain
terkesan dilebih-lebihkan
dengan ornamen yang
lebih megah dan
mencekam, yang
kemudian diteruskan
dengan gaya Rococo dari
Perancis yang lebih halus,
cerah, dan riang. Bersifat
hierarkis, Raja dan agama
menjadi pusat segala
bentuk. Semua berpusat
pada Raja dan agama.
Semua kesenian membuat
karya yang mengacu
Versailes Palaces – Versailes,
France
Sāo Francisco de Assis – Sāo
Joāo del Rei, Brazil
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
33
kepada Raja dan agama.
Absolut dan tinggi.31
8 Imperium dan
Kolonial (1700 –
1800 M)
Banyak ditemukan di
wilayah-wilayah jajahan
bangsa Eropa. Penggunaan
ornamen berlebihan mulai
ditinggalkan sehingga
kesan bangunan menjadi
semakin ringan dengan
tetap mempertahankan
kesimetrisan pada
bangunan formal, karena
banyak digunakan di
gedung-gedung
pemerintahan kolonial.
Museum Fatahillah – Jakarta,
Indonesia
9 Post Renaissance
(abad ke-18
hingga ke-19)
Neoklasik
Amerika
Ekletik
Belcourt Castle – New Port,
Rhode Island
10 Pra Modern (Akhir
Abad ke-19),
Avant-garde
Fungsionalis
me
Kubisme
Assembly building –
Chandigarh, India
31
Wawancara Bapak Haryo Soejoto, ex-dosen Institut Seni Indonesia Jogjakarta, pakar musik, 21
April 2012, Jakarta
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
34
11 Modern
Pertengahan (1920
– 1950)
International-Style
Modern Akhir
(1960an)
Brutalisme
Arsitektur Modern
merupakan suatu gaya
arsitektur yang dapat
menembus budaya dan
geografis, bersifat satu
untuk semua –
internasional dan tanpa
gaya. Bangunan bersifat
idealis dan khayalan,
dengan bentuk mengikuti
fungsi sehingga bentuk
menjadi monoton karena
tidak diolah. Mempunyai
konsep less is more,
semakin sederhana
semakin nilai tambah
terhadap arsitektur
tersebut. Pada zaman ini
penambahan ornamen
dianggap suatu hal yang
tidak efisien karena
dianggap tidak memiliki
fungsi. Desain polos,
simple, bidang-bidang
kaca lebar. Tidak ada apa–
apanya kecuali geometri
dan bahan.
Seagram Building, New York
City (International Style)
National Assembly Building
of Bangladesh – Dhaka,
Bangladesh
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
35
12 Post Modern/
Kontemporer
(1970- kini)
(purna modern,
neo modern, dan
dekonstruksi)
Akibat dari kejenuhan
terhadap arsitektur
modern, arsitek
mengadakan pembenahan
terhadap arsitektur. Gaya
Post Modern memakai
asas atau ideologi sebagai
dasar merancang.
Penampilan bangunan
pada zaman ini mudah
dipahami, karena bentuk–
bentuk yang tercipta
menyiratkan makna atau
tujuan.
Sony Building – New York
City
Terlihat keterkaitan antara zaman dengan seni pada waktu itu, termasuk
seni musik dan seni arsitektur (seni bangunan). Seperti pada zaman Barok (1600-
1750), dimana setiap sudut dan bagian bangunan memiliki ornamen dan hiasan
yang banyak. Sama seperti musik yang pada zaman itu memiliki ornamen yang
meramaikan musik. Zaman ini secara tidak langsung menyebutkan zaman yang
ketakutan pada ruang kosong. Selain itu, pada zaman ini Raja dan Agama
memegang kekuasaan tertinggi. Merekalah yang dipanut oleh segala jenis
kesenian, termasuk seni musik dan seni arsitektur. Maka dari itu, pada zaman ini
seluruh aspek kehidupan selalu mengacu pada agama dan raja.
2.5 Keterkaitan Antara Musik Dan Arsitektur
If architecture is frozen music, then music is architecture in movement –
auroville's quote
Usaha pencarian hubungan antara musik dan arsitektur sudah berlangsung sejak
lama. Banyak perdebatan yang dilakukan untuk memilih melalui aspek apa yang
cocok untuk melihat keterkaitan antara musik dan arsitektur.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
36
2.5.1 Faktor yang memengaruhi musik dan arsitektur
Pengalaman sirkulasi saat pengamat bergerak menuju bangunan dapat diolah
sedemikian rupa sehingga rasa ketertarikan dapat ditimbulkan, dipertahankan dan
bahkan ditingkatkan selama pergerakan tersebut. Tampak bangunan adalah unsur
bangunan yang dapat dinikmati pengamat selama pergerakan. Berikut beberapa
cara yang dapat meningkatkan pengalaman dalam menerima tampak bangunan
khusunya bagian denah bangunan.32
1. Langsung (frontal)
Dilakukan dengan membuat jalur sirkulasi yang langsung menuju ruang
dalam rumah.
2. Tersamar (oblique)
Dengan penggunaan jenis pencapaian ini memungkinkan pengamat
melihat apa yang ada di balik tempat masuk tersebut.
3. Berputar (spiral)
Dengan cara memutar, jalan masuk dapat dilihat; saat menuju bangunan,
sebagai suatu jalan yang terputus. Dengan arah memutar, kejelasan bentuk
tiga dimensi dari bangunan terlihat jelas.
Musik dan arsitektur memiliki banyak faktor yang menghubungkan satu sama
lain. Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang memengaruhi proses
pembuatan musik dan arsitektur. Berikut faktor eksternal yang memengaruhinya.
1. Manusia
Manusia sebagai subjek dan objek. Pelaku dan penikmat hasil
karya seni tersebut. Untuk manusialah musik dan arsitektur itu dibuat. Dari
manusia pulalah musik dan arsitektur terbuat. Semuanya berporos pada
manusia.
2. Ruang
Ada sedikit perbedaaan pengertian pada ruang musik dan ruang
arsitektur, walaupun keduanya memiliki inti arti yang sama. Ruang musik
merupakan kesan yang didapat dari kejelasan perbedaan nada yang
32
F. D. K. Ching, Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Seusunannya, Jakarta: Erlangga, 1985, hal. 248
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
37
ditangkap oleh indera dan diterima sebagai persepsi akan membentuk
kesadaran pendengar terhadap pengalaman ruang dalam musik.33
3. Waktu
Segala sesuatu tidak terlepas dari waktu, karena kita hidup dalam
dimensi waktu yang tak pernah berhenti. Begitu juga dengan musik dan
arsitektur. Mengalami ruang dalam arsitektur dan musik membutuhkan
suatu durasi waktu. Ruang lingkup secara makro berbicara mengenai
waktu dari proses pembuatan kedua hal tersebut. Dari proses ide, proses
mendesain arsitektur atau proses menulis lagu, sampai memperoleh proyek
atau lagu akhir, hingga menghasilkan produk akhir yaitu bangunan
arsitektur atau lagu musik. Sedangkan ruang lingkup secara mikro
berbicara mengenai waktu untuk menikmati hasil akhir karya. Keduanya
membutuhkan durasi untuk mengingat segala persepsi dan proses yang
telah dilakukan, yang kemudian persepsi itu dalam ingatan disatukan satu-
persatu sehingga memperoleh kenikmatan sebuah karya.
Sedangkan ruang arsitektur merupakan ruang secara kasat mata
yang menaungi manusia. Bersifat konkrit dengan tiga dimensi, yaitu lebar,
ketinggian, dan kedalaman.
Namun ruang dalam kedua seni ini sama-sama merupakan suatu
hasil dari batas-batas yang dibuat oleh elemen-elemen dasar musik dan
arsitektur, yang menciptakan suatu jarak dimana manusia merasa berada di
dalamnya.
2.5.2 Elemen Penyusun Musik Dan Arsitektur
Musik memiliki elemen penunjang lain yang ikut membentuk penyusunan
dan memperkaya nilai. Begitu juga dengan arsitektur. Elemen-elemen penunjang
itu mempunyai kesetaraan yang dapat dibandingkan oleh tiap elemen dalam karya
tersebut. Adanya karya-karya dalam bidang arsitektur yang berjalan dalam
lingkup musik menunjukkan adanya kesamaan dalam konsep komposisi34
, dan
33
www.aaredition.com/Peter_Heubner, 11 Mei 2012 34
Steen Eiler Rasmussen, 1974, Experiencing Architecture, Cambridge, MA: MIT Press.
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
http://www.aaredition.com/Peter_Heubner
-
Universitas Indonesia
38
hubungan dan keterkaitan konsep-konsep dalam musik diterapkan ke dalam
kesepadanan konsep-konsep arsitektural.
Dalam mengalami ruang dalam arsitektur, skripsi ini membahas dalam
sudut pandang melalui bermusik. Bermusik disini mempunyai elemen penyusun
yang menjadikan suatu lagu dapat dinikmati secara utuh. Elemen penyusun musik
ini pula yang dapat diterjemahkan ke dalam karya arsitektur, membuat keduanya
saling berkaitan.
Berikut adalah elemen penyusun musik yang akan diaplikasikan terhadap
arsitektur, yang kemudian menjadi dasar inti pembahasan studi kasus pada Bab 3.
1. Pembukaan
Bagian dimulainya sebuah lagu atau kelanjutan kembali dalam sebuah
lagu. Entrace of the song. Bersifat mengorek rasa keingintahuan
pendengar untuk mau mendengarkan lebih lanjut lagi.
2. Verse
Merupakan bait kedua, ketiga, atau seterusnya yang bertema sama
dengan bait satu. Pola bait ini selalu diulang dalam tiap lagu. Isi
syairnya pun berbeda walau permainan musiknya sama.
3. Chorus atau Refrein
Chorus adalah melodi yang bersifat inti dalam keseluruhan lagu. Di
bagian inilah lagu terlihat lebih menentukan citra sebuah komposisi.
Bagian inilah yang sebenarnya bagian yang paling ditunggu-tunggu
untuk didengarkan, karena merupakan puncak lagu serta mendominasi
lagu secara keseluruhan.
4. Bridge
Jembatan pengantar antara Bait dengan chorus, Bait dengan Solo
Instrumental, atau chorus dengan Instrumental. Bait transisi dalam
sebuah lagu memberi jeda antara lagu. Bridge ini biasanya terdiri dari
beberapa bar notasi dan atau tanpa syair.
5. Interlude
Interlude adalah bagian kosong pada lagu seperti layaknya 'intro'
namun berada di tengah lagu. Letak interlude itu biasanya ada setelah
Keterkaitan musik..., Stella Nindya, FT UI, 2012
-
Universitas Indonesia
39
song building
music architecture
reff ke 2 (atau ditengah tengah), banyaknya 8 -12 bar (tergantung, tapi
itu umumnya), atau menjelang akhir lagu yang berupa solo
instrument. Peletakan interlude juga tidak mengikat atau tidak baku
karena pada dasarnya membuat lagu itu sendiri tidak ada aturan yang
menjadi keharusan yang ada hanya teori yang memudahkan
pengerjaan, baik itu dari bentuk, aransemen, komposisi, harmoni, atau
yang lainnya.
6. Penutup
Penutup yang bersifat fade, menghilang secara perlahan. Biasanya
digunakan pada akhir lagu karena bersifat mengakhiri lagu.
Don Fedorko mengembangkan teori arsitektur dengan menggunakan
musik sebagai pendekatan dan sumber inspirasi dalam perancangannya. Dalam
diagramnya, ia menginterpretasikan hubungan antara musik dengan arsitektur
sebagai berikut35
.
Gambar 2.7: Bagan hubungan musik dengan arsitektur
Musik (music) merupakan suatu wujud atau cara berarsitektur (architecture),
dengan hasil dari kegiatan itu adalah lagu (song) dan bangunan fisik (building).
Arsitektur dapat dibaca sebagai musik, karena di dalamnya terkandung kaidah-
kaidah konsep musik. Kaidah ini yang mengaitkan kedua hal tersebut. Berikut
elemen-elemen dasarnya dilihat dari aspek relasi musik dan arsitektur dalam
bentuk tabel.
35
Ant