keterampilan dasar konseling
-
Upload
lhiie-dwie-ningrum-ii -
Category
Documents
-
view
1.173 -
download
87
description
Transcript of keterampilan dasar konseling
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor dan
klien. Sebagai suatu proses komunikasi, konseling melibatkan keterampilan
konselor dalam menangkap atau merespon pernyataan klien dan
mengkomunikasikannya kembali kepada klien. Agar proses komunikasi
tersebut efektif dan efisien, maka konselor hendaknya memiliki kemampuan
dalam memberikan bantuan terhadap klien. Kemampuan tersebut yaitu
keterampilan dan teknik-teknik berkomunikasi dengan klien.konselor yang
profesional sebaiknya harus mengalami seluk beluk seperti konseli,
sehingga konselor akan mendapatkan pengalaman yang berarti untuk
peningkatan diri sebagai terapis. konseling dapat juga dipandang sebagai
keterampilan minimal seorang konselor profesional, sehingga penguasan
akan keterampilan-keterampilan ini dapat sedikit banyak menjamin
keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan konseling.
1.2 Rumusan Maslah
1. Apa pengertiaan dari Keterampilan dasar konseling?
2. Bagaimana Keterampilan Dasar Menyimak?
3. Bagaimana Keterampilan Dasar Leading?
4. BagaimanaKeterampilan Dasar Memantulkan?
5. Bagaimana Keterampilan Dasar Merangkum?
6. Bagaimana Ketrampilan Dasar Memperhadapkan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertiaan dari Keterampilan dasar konseling?
2. MengetahuiKeterampilan Dasar Menyimak?
3. MengetahuiKeterampilan Dasar Leading?
4. Mengetahui Keterampilan Dasar Memantulkan?
5. Mengetahui Keterampilan Dasar Merangkum?
6. Mengetahui Ketrampilan Dasar Memperhadapkan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan dasar konseling
Keterampilan dasar konseling merupakan suatu proses komunikasi
antara konselor dan klien. Sebagai suatu proses komunikasi, konseling
melibatkan keterampilan konselor dalam menangkap atau merespon
pernyataan klien dan mengkomunikasikannya kembali kepada klien. Agar
proses komunikasi tersebut efektif dan efisien, maka konselor hendaknya
memiliki kemampuan dalam memberikan bantuan terhadap klien.
Kemampuan tersebut yaitu keterampilan dan teknik-teknik berkomunikasi
dengan klien.Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor hendaknya
menggunakan respon-respon yang fasilitatif untuk tercapainya tujuan
konseling.Respon-respon fasilitatif inilah yang biasa dikenal dengan
sebutan Teknik Dasar Komunikasi dalam Konseling.
2.2 Keterampilan dasar konseling Menurut Beberapa ahli menyebutkan:
2.2.1 Keterampilan konseling Menurut (Carl Rogers, 1983: 261).
konselor yang profesional sebaiknya harus mengalami
seluk beluk seperti konseli, sehingga konselor akan mendapatkan
pengalaman yang berarti untuk peningkatan diri sebagai
terapis. Jadi secara sederhana konseling dapat diberikan rumusan
yang sangat sederhana yaitu “wawancara atau percakapan dengan t
ujuan menolong” (Dinkmeyer & Caldwell), namun tidak boleh
dilupakan bahwa konseling adalah teknik menolong yang
kompleks, sehingga konselor harus memahami setiap keterampilan
yang dilakukan.
Uraian tersebut sesuai dengan pendapat Aryatmi
Siswohardjono (1992) bahwa agar konselor sekolah mampu
melaksanakan konseling secara efektif maka mereka harus
memiliki keterampilan konseling.Keterampilan Konseling yang
2
efektif berarti konselor mampu menciptakan suasana kondusif,
hangat (warmth), menyenangkan dan mententramkan hati konseli.
Dengan suasana yang demikian itu konselor akan mudah
melakukan eksplorasi masalah yang ada pada diri konseli.
2.2.2 Keterampilan konseling menurut Ivey (dalam Willis 2007)
Mengatakan bahwa keterampilan konseling dapat juga
dipandang sebagai keterampilan minimal seorang konselor
profesional, sehingga penguasan akan keterampilan-keterampilan
ini dapat sedikit banyak menjamin keberlangsungan suatu proses
konseling untuk mencapai tujuan konseling. Dengan harapan
bahwa konseli dapat memecahkan masalahnya sendiri demi
perkembangan optimal diri konseli sendiri.Di dalam proses
konseling dikenal adanya tiga tahap, dan ini harus diketahui oleh
konselor sekolah. Tiga tahap tersebut adalah tahap awal, tahap
pengembangan, dan tahap terminal konseling (Pieter B. Mboeik,
1988). Setiap tahap ada keterampilan-keterampilan tertentu yang
menyatu di dalam membangun suatu proses konseling yang utuh.
Apabila proses ini gagal untuk dibangun maka suatu keterampilan
yang dilakukan dapat mengganggu konseling secara keseluruhan.
2.3 Keterampilan Dasar Menyimak
Merupakan dasar untuk dapat memperhatikan (attending), dapat
menyebutkan berita ulang dan mengecek pemahaman konselor/bidan, serta
dapat memberikan klasifikasi dan verifikasi terhadap kebenaran persepsi
konselor.
Keterampilan menyimak terdiri atas :
a. Menunjukkan perhatian
- Kontak yang biasanya dilakukan dengan mata (melihat,
memandang)
3
- Posture (sikap tubuh). Misalnya dengan membungkuk ke arah
kliendengan santai
- Gesture (gerak tubuh) sebagai saluran mengungkapkan perhatian
kepada klien
- Verbal behavior (komunikasi dengan kata-kata)
b. Memparafrasekan (menyebut ulang berita klien)
Menyebutkan ulang berita klien adalah menguji apakah pemahaman
konselor benar. Selain itu untuk mengatakan kepada klien bahwa
penolong sedang berusaha memahaminya.
Hal yang bahaya adalah jika usaha mengulang kembali pengecekan ini
dapat menjengkelkan klien, karena itu konselor harus melakukannya
dengan tidak berlebihan.
c. Clarifying
Bertujuan memperjelas bahan berita yangdisampaikan oleh klien.
Untuk itu, pertama-tama konselor harus menangkap isi berita. Kadang
ini sukar dilakukan karena klien berbicara berputar-putar, tidak atau
sambil menangis. Konselor, selain berusaha memahami, juga berusaha
mempertajam fokus sehingga tidak hanya menjadi lebih jelas bagi
konselor, tetapi juga bagi klien.
d. Perception checking
Adalah mengecek persepsi penangkapan atau pemahaman terhadap
berita. Tujuan aktivitas ini adalah verifikasi kebenaran persepsi
konselor, biasanya mengenai beberapa pernyataan klien. Minta umpan
balik apakah pemahaman tepat.
2.5 Keterampilan Dasar Leading (memberi arah)
Merupakan upaya untuk mendorong klien mengadakan eksplorasi
perasaan dan dapat memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang
dikatakannya. Tujuan umum keterampilan ini adalah menolong klien
untuk memberi tanggapan terhadap komunikasi terbuka meskipun teknik
4
ini dapat dipakai sepanjang konseling, terutama berguna pada permulaan
hubungan. Sedangkan tujuan khusus pada keterampilan ini adalah
mendorong klien mengadakan eksplorasi terhadap perasaannya atau
memberi penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang telah dikatakan,
memberi kesempatan kepada klien agar berpartisipasi secara aktif dalam
proses konseling dan memegang tanggung jawab utama.
Keterampilan leading terdiri atas :
- Indirect Leading (Pengarahan secara tidak langsung)
Bertujuan monolong klien memulai dan memberi kesempatan
kepada klien untuk tetap memegang tanggung jawab atas konseling
- Focusing (memberi fokus / pusat perhatian)
Bertujuan mengarahkan pembicaraan pada hal tertentu yang
diperkirakan akan memberi hasil bila digali. Ini terutama dipakai
bila klien berbicara berbelit-belit atau tidak terarah.
- Questioning (mempertanyakan)
Lebih banyak menggunakan pertanyan terbuka dan mendorong
klien untuk melakukan eksplorasi. Karena bersifat terbuka teknik
ini bertujuan menolong klien untuk memahami diri.
2.6 Keterampilan Dasar Memantulkan
Merupakan upaya konselor agar dapat memantulkan kata,
perasaan, pengalaman yang di ungkapkan klien kurang jelas. Teknik ini
merupakan salah satu cara untuk menyatakan kepada klien bahwa konselor
berada dalam kerangka penghayatannya, dan menyadari hal-hal yang
menjadi perhatian yang dipantulkan yang dapat berupa perasaan,
pengalaman dan isi.
- Memantukan perasaan
Berarti memantulkan dengan kata-kata sendiri perasaan yang
disebutkan atau tersembunyi, tetapi dengan jelas ada pada klien.
Keterampilan memantulkan perasaan tergantung juga pada
kemampuan konselor mengidentifikasi perasaan yang diungkapkan
5
klien. Tujuannya memberi fokus lebih pada perasaan dan kurang
pada isi dan menolong klien menerima perasaannya.
- Memantulkan pengalaman
Memantulkan pengalaman atau penghayatan adalah lebih dari
memantulkan apa yang diungkapakan klien.
- Memantulkan isi
Memantulkan isi adalah memantulkan apa yang dikatakan oleh
klien.
2.7 Keterampilan Dasar Merangkum
- Mencakup ultur perhatian terhadap hal-hal yang dikatakan klien,
perasaan, dan tujuan serta akibat pernyataan klien selama proses
konseling.
- Biasanya rangkuman ini mengambil hal-hal penting yang meliputi
baik isi maupun perasan dan proses konseling.
2.8 Ketrampilan Dasar Memperhadapkan
Pengungkapan jujur dan langsung mengakui yang terdiri dari
mengakui perasaan, melukiskan perasaan, umpan balik, pemberian
informasi .
- Empati : Melihat keadaan melalui perasaan orang lain
- Apa adanya (genuineness) : Kondisi yang menggambarkan adanya
kejujuran sehingga muncul keadaan saling percaya (Rogers, 1983)
- Menerima (non-possesive warmth) : Menerima apa adanya dari keadaan
klien tanpa membedakan derajatnya
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar proses komunikasi tersebut efektif dan efisien, maka konselor
hendaknya memiliki kemampuan dalam memberikan bantuan terhadap
klien. Kemampuan tersebut yaitu keterampilan dan teknik-teknik
berkomunikasi dengan klien. Dengan suasana yang demikian itu konselor
akan mudah melakukan eksplorasi masalah yang ada pada diri
konseli. Teknik dasar komunikasi dalam konseling digunakan untuk
membantu konseli, dengan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku
verbal maupun non verbalnya. Teknik-teknik ini dimaksudkan untuk
menuntun konselor supaya bisa melaksanakan konseling sesuai dengan
landasan teori yang ada, mencegah konselor untuk melakukan kesalahan-
kesalahan dalam konseling, mencegah konseli menyalahartikan proses
konseling, dan tujuan akhirnya adalah mencapai tujuan konseling itu
sendiri. Pada akhirnya, keseluruhan dari proses konseling diharapkan bisa
membantu konseli untuk bisa tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan
mandiri dalam kehidupannya.
3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini
kita semua dapat mengerti tentang pengertiaan Keterampilan dasar
konseling dan Keterampilan dasar menyimak, lidding, memantulkan,
merangkum dan memperhadapkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Christina,dkk. 2003. Komunikasi kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Soeharto, dkk.2011. ModulPendidikandanLatihanProfesi Guru (PLPG) Modul,
Media, danEvaluasiBimbingandanKonseling. Surakarta: PanitiaSertifikasi
Guru Rayon 113 UniversitasSebelasMaret
8