Keterampilan Berbicara

15
Kelompok 1 : Wida Wahyuni Sawalia Safitri Rezky Arlyani Putri Rahmawati

Transcript of Keterampilan Berbicara

Kelompok 1 :

Wida Wahyuni

Sawalia Safitri

Rezky Arlyani Putri

Rahmawati

Komponen – Komponen

Keterampilan

Berbahasa

Berbicara sebagai

Suatu Keterampilan

Berbahasa

Berbicara sebagai

suatu Cara

Berkomunikasi

Batasan dan Tujuan

BerbicaraBerbicara sebagai

Seni dan Ilmu Ragam Seni Berbicara

Metode Penyampaian

dan Penilaian

Berbicara

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

:

1) Keterampilan menyimak (listening skills)

2) Keterampilan berbicara (speaking skills)

3) Keterampilan membaca (reading skills)

4) Keterampilan menulis (writing skills)

Gambar 1 : Keterampilan berbahasa dan hubungannya satu sama lain.

Langsung

apresiatif

reseptif

fungsional

menyimakKomunikasi

tatap mukaberbicara

Langsung

produktif

ekspresif

keterampilan

berbahasa

Tak langsung

produktif

ekspresif

menulis

Komunikasi

tidak

tatap muka

membaca

Tak langsung

apresiatif

reseptif

fungsional

Gambar 2 : Komponen – komponen yang perlu mendapat perhatian pada tes keterampilan berbahasa.

Komponen

KETERAMPILAN

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Fonologi

Ortografi

Struktur

Kosakata

Kecepatan

kelancaran

umum

1. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak

a) Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).

b) Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang yang

mereka temui dalam menyampaikan ide-ide.

c) Ucapan, intonasi, kosa kata, penggunaan kata-kata, dan pola-pola kalimat.

d) Memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit tinimbang kalimat-kalimat yang dapat

diucapkannya.

e) Meningkatkan keterampilan menyimak = meningkatkan kualitas berbicara

f) Bunyi atau suara merupakan faktor penting.

g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids).

2. Hubungan antara Berbicara dan Membaca

a) Performansi atau penampilan membaca berbeda dengan bahasa lisan.

b) Pola-pola ujaran yang tuna-aksara mungkin mengganggu pelajaran membaca bagi anak-anak.

c) Membaca turut membantu meningkatkan bahasa lisan anak-anak.

d) Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung.

3. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis

a) Sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan kosa kata, pola-pola

kalimat merupakan dasar bagi ekspresi tulis.

b) Mengatur ide-ide sebelum mulai menulis sesuatu.

c) Ekspresi lisan cenderung ke arah kurang berstruktur. Sebaliknya, komunikasi tulis

cenderung lebih unggul dalam isi pikiran maupun struktur kalimat.

d) Rangka ide-ide yang akan disampaikan akan menolong untuk mengutarakan ide-ide

tersebut kepada para pendengar.

Delapan Prinsip Dasar Bahasa

1. Sistem

2. Vokal

3. Lambang arbiter

4. Unik

5. Kebiasaan

6. Komunikasi

7. Berhubungan

dengan budaya

8. Berubah-ubah

1. Sistem

2. Simbol arbiter

3. Vokal

4. Makna / arti

5. Komunikasi

6. Budaya

7. Kemanusiaan

8. Diperoleh dengan

cara yang hampir

sama

Gambar 3 : Delapan Prinsip Dasar Bahasa (Kolom kiri memuat pendapat Prof. Anderson dan kolom kanan mengetengahkan gagasan Brown)

Kedua pendapat tersebut

mengatakan bahwa “bahasa

dipergunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi”.

Halliday (1973) merangkumkan adanya tujuh fungsi bahasa, perhatikan Gambar 4.

Fungsi

instrumental Fungsi

regulatori

Fungsi

representasio

nal

Fungsi

interaksional

Sapta

Guna Basa

Fungsi

imajinatif

Fungsi

heuristik

Fungsi

Personal

Gambar 4: Tujuh fungsi bahasa atau Sapta Guna Basa

D. Batasan dan Tujuan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara

adalah untuk berkomunikasi.

Agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif.

Pada dasarnya berbicara

mempunya 3 maksud umum,

yaitu :

1) Memberitahukan dan

melaporkan;

2) Menjamu dan menghibur;

3) Membujuk, mengajak,

mendesak, dan

meyakinkan.

Delapan Butir Ciri Pembicaraan

Minimal dua orang Hubungan langsung dengan yang

lain dan lingkungan

Sandi linguistik dipahami bersama Berkaitan dengan masa kini

Satu daerah referensi umum Melibatkan aparat vokal dan auditori

Pertukaran antara partisipan Menghadapi/memisahkan yang nyata

(real) dari yang didalikan.

Gambar 5 : Delapan ciri pembicaraan

D. Batasan dan Tujuan Berbicara

Pembicara

Kemampuan maksud

makna pikiran

Pemakai bahasa;

membentuk pikiran & perasaan kata-kata

Ingin disimak,

didengarkan

Harus diperhatikan dan dibaca

melalui mata

Woolbert, 1927 :

Seorang pembicara pada

dasarnya terdiri atas empat hal

yang kesemuanya diperlukan

dalam menyatakan pikiran /

pendapatnya kepada orang lain.

Agar lebih jelas, lihat gambar 6

berikut.

Gambar 6 : Hakekat Pembicara

D. Batasan dan Tujuan Berbicara

Powers, 1951 :

Ada empat keterampilan utama yang

merupakan ciri pribadi yang dewasa

(a mature personality), yaitu :

1) Keterampilan sosial,

2) Keterampilan semantik,

3) Keterampilan fonetik,

4) Keterampilan vokal.

Catur terampil

utama ciri kematangan

pribadi

Keterampilan Sosial

Kemampuan berpartisipasi secara efektif

Keterampilan Semantik

Kemampuan mempergunakan

kata-kata dengan tepat

arti

Keterampilan Fonetik

Kemampuan membentuk unsur-unsur

fonemik secara tepat

Keterampilan Vokal

Kemampuan menciptakan efek emosional yang

diinginkan dengan suara

Gambar 7 : Empat keterampilan utama ciri kematangan Pribadi.

Dua bidang umum wilayah “berbicara”, yaitu

:

1) Berbicara terapan atau berbicara

fungsional;

2) Pengetahuan dasar berbicara.

Berbicara dapat ditinjau sebagai seni

dan ilmu.

BERBICARA

SENI ILMU

Berbicara di muka umum; Mekanisme bicara dan mendengar.

Semantik : pemahaman makna

kata ;

Latihan dasar bagi ajaran dan

suara.

Diskusi kelompok ; Bunyi-bunyi bahasa.

Argumentasi ; Bunyi-bunyi dalam rangkaian

ujaran.

Debat; Vowel-vowel.

Prosedur parlementer ; Diftong-diftong.

Penafsiran lisan ; Konsonan-konsonan

Seni drama ; Patologi ujaran

Berbicara melalui udara.

Berbicara

(Speaking)

Berbicara di

muka umum

(Public Speaking)

Berbicara

pada

konferensi

(Conference Speaking)

Berbicara untuk melaporkan

(informative speaking)

Berbicara secara kekeluargaan)

(fellowship speaking)

Berbicara untuk meyakinkan

(persuasive speaking)

Berbicara untuk merundingkan

(Deliberative speaking)

Diskusi kelompok

(group discussion)

Prosedur parlementer

Debat

Tidak resmi

(informal)

Resmi

(formal)

Kelompok studi

Kelompok pembuat kebijaksanaan

Komite

Konferensi

Diskusi Panel

Simposium

Gambar 8 : Ragam Seni Berbicara

Catur Cara Saji Wicara

Penyampaian mendadak

(impromptu delivery)

Penyampaian tanpa

persiapan

(extemporaneous delivery)

Penyampaian dari naskah

(delivery from manuscript)

Penyampaian dari ingatan

(delivery from memory)

Gambar 9 : Catur Cara Saji Wicara (Empat cara penyampaian berbicara)

5 faktor prinsip dalam mengevaluasi keterampilan

berbicara, yaitu :

1) Bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan

dengan tepat.

2) Pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara, serta

tekanan suku kata memuaskan.

3) Ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa

sang pembicara tanpa referensial internal memahami

bahasa yang digunakannya.

4) Kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan

yang tepat.

5) “kewajaran” atau “kelancaran” ataupun “ke-native-

speakeran” tercermin bila seseorang berbicara.