kesurupan

download kesurupan

of 2

Transcript of kesurupan

aa1

123


Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia yang disusun oleh Hassan Shadily, John M. Echols.(Gramedia:1988) menyatakan Trance = kesurupan. Tetapi pada beberapa refe rensi mengatakan bahwa kesurupan berbeda dengan trance. Kosakata bahasa Inggris kesurupan lebih dekat dengan kata possession. Dalam fenomena kesurupan, seseoran g mengalami keadaan trance akan tetapi tidak setiap keadaan trance adalah kesuru pan. Trance dapat terjadi saat seseorang fokus, relaks, menikmati, larut dan ber minat atas sesuatu. Fenomena trance mudah dilihat pada saat orang Aceh sedang menarikan Saman atau m endendangkan kisah perang sabil, Saat orang Batak sedang bagondang, saat penari piring dari ranah minang asyik menari hingga nyaman berdiri dan menggerakkan kak i di atas tumpukan beling, saat para Jawara memainkan debus di Banten, saat Akiaki dari Garsela (Garut Selatan) ngengklak surak ibra, saat penari jaran kepang tegang dan mengunyah beling, saat penari Reog Ponorogo tubuhnya kuat membawa top eng macan dengan bulu merak sambil memanggul warok, saat penari barong di Bali m encabut keris, memejamkan mata dan menusukkan keris ke dadanya, saat penari bugi s membakar tubuhnya dengan api, saat penari maluku memainkan bambu gila, dan saa t tarian perang dilakukan para pemuda dari papua. Walaupun perbedaan tranliterasi antara kesurapan dengan trance atau possession, kali ini kita akan menyamakan persepsi antara kesurupan dengan trance atau posse ssion. Dalam isitilah psikologi kesurupan merupakan kelompok gangguan disosiatif . Kesurupan atau possesion dan trance, kasusnya banyak dijumpai di negara dunia ke tiga. Di India yang kultur dan budayanya mirip Indonesia, kesurupan atau possesi on syndrome atau possesion hysterical merupakan bentuk disosiasi yang paling ser 4% dari populasi umum. ing ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih 1 Studi epidemiologi possesion telah dilaporkan berhubungan dengan krisis sosial d i masyarakat. Dengan begitu banyaknya pemberitaan mengenai kesurupan kita tentun ya sudah tidak asing lagi dengan fenomena tersebut, di mana fenomena kesurupan s ering kali dan bahkan selalu dikaitkan dengan adanya gangguan dari roh-roh halus yang mengambil alih tubuh korban selama beberapa waktu dan membuat korban tidak sadar akan apa yang ia perbuat. Tentunya paham seperti ini merupakan paham trad isional yang ada, diturunkan dan berkembang dalam masyarakat kita. Kesurupan masal yang belakangan ini sering sekali terjadi sebenarnya pada awalny a merupakan kesurupan individual dan kemudian berubah menjadi masal dikarenakan orang lain yang melihat peristiwa tersebut menjadi tersugesti. Kesurupan individ ual yang terjadi muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh indiv idu sebelum proses kesurupan itu terjadi. Melihat prevalensinya, kesurupan banya k dijumpai pada Negara-negara berkembang seperti Indonesia dan India, dimana ked ua Negara ini mempunyai karaktersitik budaya yang hampir sama. Kesurupan menurut Dr.Dadang Hawari adalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi. Reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyada ri realitas di sekitarnya itu, yang disebabkan adanya tekanan fisik maupun menta l. Tetapi kalau kesurupannya massal, itu melibatkan sugesti. Dissociative trance disorder dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan kepanikan bagi lingkungannya (histeria massa). Bil a dalam satu kelompok remaja ada seorang yang mengalami kesurupan, yang lain ter utama yang punya risiko kesurupan, akan segera tertular . Ini merupakan definisi se cara medis. Dunia kedokteran, khususnya psikiatri mengakui fenomena kesurupan se bagai suatu perubahan, tunggal atau episodik, dalam keadaan sadar, yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi. Biasanya dengan identitas baru. Bisa o leh suatu roh atau kekuatan. Kejadian kesurupan sering kali terjadi berulang dan kambuh-kambuhan. Kesurupan dalam pandangan A. Supratiknya, Ph.D, merupakan refleksi kegagalan yan g sedang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Maka pada prakteknya jadi hera n kalau kesurupan dikait-kaitkan dengan makhluk halus. Menurut dia, kesurupan bi sa dijelaskan secara rasional. Kesurupan adalah gejala kejiwaan. Kalau sekarang orang cenderung mencari jawaban pada paranormal, lonceng kematian bagi akal seha t sedang berdentang. Menurut Pratiknya, kesurupan hanya merefleksi chaos luar bi asa di tengah masyarakat. Kalau tekanannya jelas, kasat mata, orang mudah melawa nnya.

Sementara dari perspektif psikologi, kesurupan sendiri sebenarnya telah menjadi kajian psikologi klinis, terutama psikologi abnormal. Kesurupan dalam psikologi dikenal dengan istilah trans dissosiatif dan trans possession disosiatif. Trans dissosiatif adalah perubahan dalam kesadaran yang bersifat temporer atau hilangn ya perasaan identitas diri tanpa kemunculan identitas baru. Sedangkan trans poss ession dissosiatif adalah perubahan dalam kesadaran yang dikarakteristikkan deng an penggantian identitas personal yang selama ini ada dengan identitas yang baru . Kesurupan baru dimasukkan sebagai kelompok gangguan disosiatif pada tahun 1987. Yang termasuk gangguan disosiatif adalah amnesia, fugue, dan kepribadian ganda. Gangguan ini ditandai dengan bertingkahlaku sedemikian rupa sehingga mereka melu pakan bagian-bagian dari kehidupannya. Mengapa Wanita Lebih Berisiko Kesurupan? Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai risiko lebih besar untuk kesurupa n dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang terjadi sebagia n besar adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih sugestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki. Mereka yang mempunyai kepribadi an histerikal yang salah satu cirinya sugestible lebih berisiko untuk kesurupan atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar ko rban kesurupan berusia remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, dapat disimpulka n bahwa mereka yang berisiko untuk kesurupan adalah perempuan usia remaja atau d ewasa muda yang mudah dipengaruhi. Selain itu, wanita lebih labil ketimbang pria dan terjadi perubahan dalam jiwanya. Banyak hal bisa menjadi penyebabnya. Antar a lain kondisi keluarga, kondisi sekolah, hubungan pertemanan, sosial politik, d an masih banyak lagi. Gejala-Gejala Kesurupan Gejala-gejala beberapa waktu sebelum kesurupan antara lain kepala terasa berat, badan dan kedua kaki lemas, penglihatan kabur, badan terasa ringan, dan ngantuk. Perubahan ini biasanya masih disadari oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-t iba tidak mampu mengendalikan dirinya. Melakukan sesuatu di luar kemampuan dan b eberapa di antaranya merasakan seperti ada kekuatan di luar yang mengendalikan d irinya. Mereka yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, t etapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ad a yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tida k menyadari sama sekali. Dalam keadaan kesurupan korban melakukan gerakan-geraka n yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan beba s. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam me lalui jeritan, teriakan, gerakan menari seperti keadaan hipnotis diri. Setelah i tu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan hebat. Fri gerio menyatakan, ada tiga stadium yang dialami orang kesurupan. Pertama, irradiation (subjek tetap menyadari dirinya tetapi ada perubahan yang d irasakan pada tubuhnya. Kedua being diside, subjek berada dalam dua keadaan yang berbeda, namun ada seba gian yang dialaminya disadarinya. Stadium ketiga disebut stadium incorporation, subjek sepenuhnya dikuasai oleh ya ng memasukinya dan semua keadaan yang dialami tidak diingatnya. Kesurupan dapat pula diartikan suatu keadaan seseorang dikuasai oleh roh jahat, yakni yang bersangkutan tidak dapat mengendalikan diri dan merugikan diri sendir i atau orang lain, seperti menyerang atau kena guna-guna. Kepercayaan seperti in i juga banyak dijumpai di hampir semua kultur di Indonesia. Kemampuan yang perlu ditingkatkan pada para korban kesurupan adalah mengajar dan melatih korban mengelola stres dan konflik dengan cara yang baik dan benar. Art inya, bila di kemudian hari mengalami stres atau konflik, atau diberi tanggung j awab yang berat, cara penyelesaiannya tidak lagi dengan kesurupan, tetapi dengan cara yang lebih konstruktif. Selain itu, perlu pula meningkatkan toleransi terh adap stres. psiko-for-us.web.id