KESENJANGAN ANTARA KEMAMPUAN PRAKTEK PENCABUTAN GIGI DI KLINIK JURUSAN KESEHATAN GIGI POLITEKES...

16
KESENJANGAN ANTARA KEMAMPUAN PRAKTEK PENCABUTAN GIGI DI KLINIK JURUSAN KESEHATAN GIGI POLITEKES DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN PENCABUTAN GIGI P A. Pendahuluan Latar belakang Dalam upaya meningkatkan pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah berusaha membangun sarana dan prasana kesehatan dari kota sampai ke desa. Pembangunan rumah sakit, pengadaan obat- obatan serta penyediaan tenaga dokter dan paramedis yang telah tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Untuk penyediaan tenaga para medis, departemen kesehatan membangun sekolah-sekolah dibidang kesehatan seperti Politeknik Kesehatan Depkes Palembang yang di dalamnya termasuk Jurusan Kesehatan Gigi (JKG). Pada kelompok mata kuliah keahlian (MKK) diantaranya bidang pencabutan gigi atau di kenal dengan istilah exodontia. Mahasiswa jurusan kesehatan gigi di bidang pencabutan gigi mendapat materi pelajaran berupa teori exodontia di semester 3 dan praktek

Transcript of KESENJANGAN ANTARA KEMAMPUAN PRAKTEK PENCABUTAN GIGI DI KLINIK JURUSAN KESEHATAN GIGI POLITEKES...

KESENJANGAN ANTARA KEMAMPUAN PRAKTEK PENCABUTAN GIGI DI KLINIK JURUSAN KESEHATAN GIGI POLITEKES DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN PENCABUTAN GIGI P

A. Pendahuluan Latar belakang Dalam upaya meningkatkan pembinaan dan pelayanan kesehatan

masyarakat, pemerintah berusaha membangun sarana dan prasana kesehatan dari kota sampai ke desa. Pembangunan rumah sakit, pengadaan obat-obatan serta penyediaan tenaga dokter dan paramedis yang telah tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Untuk penyediaan tenaga para medis, departemen kesehatan membangun sekolah-sekolah dibidang kesehatan seperti Politeknik Kesehatan Depkes Palembang yang di dalamnya termasuk Jurusan Kesehatan Gigi (JKG). Pada kelompok mata kuliah keahlian (MKK) diantaranya bidang pencabutan gigi atau di kenal dengan istilah exodontia. Mahasiswa jurusan kesehatan gigi di bidang pencabutan gigi mendapat materi pelajaran berupa teori exodontia di semester 3 dan praktek pencabutan gigi di klinik sesuai dengan lingkup kompetensi perawat gigi di semester 4 dan semester 5. pada semester 6 mahasiswa diterjunkan ke puskesmas untuk praktek kerja lapangan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terutama ditunjukan kepada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu: ibu hamil dan menyusui, anak pra sekolah, anak sekolah dasar serta ditunjukan kepada keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah pedesaan

dan perkotaan. Pasien puskesmas pada dasarnya lebih banyak pada kasus perawatan yang sudah parah padahal perawat gigi seharusnya tidak menangani kasus tersebut. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas tentang kesenjangan antara kemampuan mahasiswa praktek pencabutan gigi diklinik JKG dengan pelayanan pencabutan gigi praktek kerja lapangan di Puskesmas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana caranya mengatasi kesenjangan antara kemampuan mahasiswa praktek pencabutan gigi di klinik jurusan kesehatan gigi polteknes dengan pelayanan pencabutan gigi pada waktu praktek kerja lapangan di puskesmas. C. Landasan Teori 1.kurikulum proses pembelanjaran pada program pendidikan diploma atau profesi memerlukan panduan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat profesinya, dimana panduan kurikulum ini merupakan salah satu rujukan untuk mencapai kompetesi profesional lulusannya (Depkes, 2002:7). Pusdiknakes (1997:15) menjelaskan bahwa, materi/isi kurikulum kelompok mata kuliah di program Diploma III kesehatan gigi adalah sebagai berikut; (1) kelompok mata kuliah umum (MKU) yaitu agama, bahasa indonesia, bahasa inggris, pancasila, kewarganegaraan dan olah raga. (2)

kelompok mata kuliah dasar keahlian (MKDK) yaitu; mistologi, anatomi fisiologi gigi, penyakit umum, struktur tubuh manusia, fisika, farmakologi, mikrobiologi, biokomia, ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, metodologi penelitian, statistik, komputer, etika profesi. (3) kelompok mata kuliah keahlian (MKK) yaitu dasar-dasar ilmu konservasi gigi, dasar-dasar ilmu pencabutan gigi, ilmu kesehatan gigi rehabilitasi, ilmu pencegahan penyakit gigi dan mulut , ilmu penyakit gigi dan mulut, ilmu perawat pra dan pasca bedah mulut, komunikasi terapeutik, manajemen kesehatan gigi dan mulut, penggunaan dan penggunaan alat kesehatan gigi, pendidikan kesehatan gigi, teknik media pembelajaran, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, epidemiologi, praktek kerja lapangan karya tulis ilmiah. 2. Kompetensi Profesional tenaga perawat gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang termuat pada standar profesi pelayanan kesehatan gigi menurut Depkes (2002.28) adalah sebagai berikut : a. Edukatif, yaitu upaya pendidikan kesehatan gigi baik pada individual/pasien maupun kelompok masyarakat. b. Promotif, yaitu upaya meningkatan kesehatan gigi dan mulut. c. Preventif, yaitu upaya pencegahan dari kemungkinan terserangnya penyakit gigi dan mulut. d. kuratif, merupakan tindakan perawatan penyakit gigi dan mulut

e. Tugas limpah, yaitu melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh dokter gigi sebagai mitra kerja sekaligus sebagai atau langsung sesuai batas kewenangannya. Berdasarkan keputusan Menteri kesehatan RI No.1208/menkes/sk/XI/2001 tentang jabatan fungsional perawat gigi dan angka kreditnya pada bab 11 pasal 4 disebutkan bahwa, tugas pokok perawat gigi adalah melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas. Penjabaran tugas pokok perawat gigi tersebut secara garis besarnya adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi pada anak balita yang terdiri dari; penyuluhan, pencabutan, penambalan, pemolesan, pembersihan karang gigi. b. Melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi pada anak usia sekolah tingkat dasar yang terdiri dari; penyuluhan, pencabutan, penambalan, pemolesan, pembersihan karang gigi. c. Melaksanakn pelayanan asuhan kesehatan gigi pada anak usia remaja dan dewasa yang terdiri dari; penyuluhan, pencabutan, penambalan, pemolesan, pembersihan karang gigi, sistem rujukan dan delegasi wewenang dokter. Yang dimaksud dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan, baik yang sakit maupun yang sehat meliputi peningkatan kesehatan gigi, pencegahanpenyakit gigi dan mulut, dan penyembuhan terbatas penyakit gigi dan mulut.

Adapun kewenangan perawat gigi dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut : a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut meliputi: 1) penyuluhan kesehatan 2) pelatihan kader kesehatan 3) pembuatan dan penggunaan alat peraga b. Upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut yang meliputi: 1) pemeriksaan Plak 2) sikat gigi massal 3) scaling supra gingival 4) penggunaan fluor 5) fissure sealant 6) pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap c. Tindakan penyembuhan gigi: 1) pengobatan darurat gigi dengan standar pelayanan 2) pencabutan gigi sulung dengan topical anesthesia 3) penambalan gigi satu bidang

d. Hygiene pelayanan kesehatan yang meliputi: 1) Hygiene petugas kesehatan 2) sterilisasi alat kesehatan 3) sterilisasi ruang dan lingkungan kerja 3. Kebutuhan Program Pelayanan Kesehatan Gigi Kebutuhan Program Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, yang terdekat dengan masyarakat dan meliputi upaya peningkatan/promotif, pencegahan/preventif, penyembuhan/kuratif dan pemulihan/rehabilitatif. Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi sebagai salah satu kegiatan pokok puskesmas juga dilaksanakan sesuai dengan pola pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terutama ditujukan kepada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu: ibu hamil dan menyusui, anak pra sekolah, anak sekolah dasar, serta ditunjukan kepada keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan buku pedoman penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas yang dikeluarkan oleh direktorat kesehatan gigi dan direktorat jendral pelayanan medik tahun 1995 disebutkan bahwa perincian tugas pokok perawat gigi di Puskesmas diaplikasikan pada kegiatan tugas

dalam gedung dan tugas luar gedung Puskesmas, yang meliputi pelayanan kegiatan dalam bentuk: 1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. a. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi: (1) pelayanan asuhan kesehatan gigi pada kelompok anak sekolah dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).Ibu hamil dan ibu menyusui serta anak pra sekolah. (2) Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat dalam kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). b. Melaksanakan pelayanan medik gigi dasar terhadap pasien atau pengunjung di balai pengobatan gigi (BPG) puskesmas. c. Melaksanakan tugas lilmpah berdasarkan pendelegasian

wewenang dari dokter gigi. 2) Manajemen Mikro Kesehatan. a. merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah. b. Membina, mengkoordinasi, melati Promotor Kesehatan Desa (Prokesa) dalam bidang kesehatan gigi dan mulut pada Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) di Pos Pelayanan Terpadu Kesehatan (Posyandu)

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di Balai Pengobatan Gigi (BPG) Puskesmas.D. Pembahasan

Pelaksanaan tugas perawat gigi yang dijalankan di Puskesmas pada dasarnya lebih banyak pada kasus pasien dengan jenis kasus kuratif yang sudah parah. Kelompok kasus pasien ini termasuk dalam penanganan kasus kuratif dan rehabilitatif padahal perawat gigi seharusnya tidak menangani kasus tersebut, baik kasus pencabutan dengan anaesthesi local jenis infiltrasi maupun block mandibullar penambalan di segala bidang. Karena kasus pasien yang demikian tugas dokter gigi yang harus menuntaskannya. Akan tetapi kasus pasien seperti tersebut diatas tiap hari dikerjakan oleh perawat gigi dikarenakan adanya tugas pendelegasian wewenang dari dokter gigi. Proses pembelajaran dengan metode perkuliahan yang bersifat teoritis akan membekali mahasiswa untuk pencapaian praktek pre klinik, laboratorium, klinik, dan kerja lapangan. Proses pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka, diskusi, praktek preklinik, laboratorium, klinik, dan kerja lapangan. Politeknik kesehatan jurusan kesehatan gigi menerapkan berbagai pengalaman belajar dalam proses pembelajaran yaitu pengalaman belajar ceramah atau kuliah, pengalaman belajar praktikum laboratorium, pengalaman praktikum preklinik, pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan. Metode kuliah merupakan kegiatan pembekalan teoritis, diskusi merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yangdisampaikan dengan ceramah, sedangkan praktek merupakan

kegiatan untuk menerapkan teori yang diperoleh ketika tatap muka serta memberikan latihan meningkatkan keterampilan mahasiswa. Pengalaman belajar praktek merupakan bentuk pengalaman belajar yang efektif dan spesifik dalam mencapai tujuan pembentukan sikap, dan kemampuan professional perawat gigi. Dalam belajar klinik dan lapangan individu maupun masyarakat sebagai pasien menjadi media yang baik untuk pemecahan masalah pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa dalam hal ini kurikulum Diploma III kesehatan gigi lebih memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi masyarakat terutama masalah perhatian pada masalah yang dihadapi masyarakat terutama masalah kesehatan gigi. Dalam pengalaman belajar klinik pelayanan ditekankan penanganan masalah kesehatan individual/pasien, sedangkan pengalaman belajar lapangan di tekankan penanganan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan pengalaman belajar mahasiswa setelah menyelesaikan ujian akhir program (UAP), diperoleh data bahwa mata kuliah keahlian dengan kompetensi pencabutan gigi tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya seperti mata kuliah keahlian yang lain. Disini hanya pencabutan gigi sulung dengan topical anesthesia. Proses pembelajaran praktek kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Puskesmas pada waktu semester V, didapatkan gambaran oleh mahasiswa yang baru lulus dari Politeknik Kesehatan Jurusan Kesehatan Gigi (POLTEKKES JKG) adalah kurang sesuai dengan kemampuan yang diharapkan. Mata kuliah keahlian yang terkait dengan praktek di Puskesmas agar mendapatkan perhatian, agar kompetensi professional yang terkait dengan mata kuliah kaehlian dapat diterimakan hasil belajarnya lewat

praktek kerja lapangan (PKL). PKL dilaksanakan agar kompetensi profesi dapat tercapai, masalah yang didapatkan ketika PKL di Puskesmas adalah jumlah waktu menempuh praktek di Puskesmas yang kurang lama. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, kurikulum mata kuliah keahlian jurusan kesehatan gigi politeknik kesehatan yang diterapkan selama ini sebagai bekal bagi lulusan untuk dapat melaksanakan program pelayanan kesehatan gigi di puskesmas. Terdapat kesenjangan pada mata kuliah dasar-dasar pencabutan gigi dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan di puskesmas, alokasi waktunya kurang lama, sehingga mahasiswa maupun lulusannya tidak mempunyai bekal cukup untuk memenuhi tuntutan program pelayanan kesehatan gigi di puskesmas. 2. Saran Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka diajukan saran sebagai berikut. 1. kompetensi profesional perawat gigi dalam aplikasi pelaksanaan tugas pelayanan ditunjang dengan ilmu yang diperolehnya selama proses pembelajaran terutama kelompok mata kuliah keahlian, perlu ditekankan untuk proses pembelajaran dialokasikan waktu yang lebih efektif dan efisien ditinjau dari pembelajaran praktek dengan pembimbingan yang maksimal dari dosen pembimbing akademik maupun instruktur di lahan praktek.

2. struktur kurikulum mata kuliah keahlian sebagian sudah memuat semua tugas, wewenang yang tergolong dalam kompetensi profesional perawat gigi, pada mata kuliah dasar-dasar pencabutan gigi dalam rangka mencapai kompetensi pencabutan gigi mengalami kesenjangan sehingga mata kuliah itu harus ditinjau kembali dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 1995. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas. Jakarta. Direktorat kesehatan gigi, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen kesehatan RI. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Jurusan Kesehatan Gigi (rancangan). Jakarta, forum komunikasi kesehatan gigi Indonesia Keputusan menteri kesehatan RI no 1208/Menkes/SK/XI/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perawat Gigi Pusat pendidikan tenaga kesehatan 1997. kurikulum D III Akademi Kesehatan Gigi. Jakarta. Depkes