kesenian Sumatera Barat.docx
-
Upload
djewer-ghazali -
Category
Documents
-
view
51 -
download
6
description
Transcript of kesenian Sumatera Barat.docx
Sumatera BaratSumatera barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera dengan ibu kota Padang. Sumatera Barat berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Provinsi ini identik dengan kampung halaman Minangkabau. Kawasan Sumatera Barat pada masa lalu merupakan bagian dari kerajaan Pagaruyung. Setelah perjanjian yang dibuat oleh pemuka Adat serta kerabat yang dipertuan Pagaruyung, dan berakhirnya perang Padri, kawasan ini menjadi dalam pengawasan Belanda. Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera, memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh bukit Barisan. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia dan beberapa puluh kilometer dari lepas pantai Sumatera Barat termasuk dalam provinsi ini. Propinsi Sumatera Barat memiki aneka ragam budaya dan kesenian yang menarik.
Kesenian Sumatera Barat
Kekayaan budaya Sumatera Barat tersebut meliputi tarian tradisional, makanan khas, alat musik tradisional,
rumah adat, pakaian adat, keragaman suku, perayaan adat, lagu tradisional dsb. Berikut adalah ulasan dari
berbagai macam kebudayaan Sumatera Barat
Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis
Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal
dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang
bersifat klasik, diantaranya tari Pasambahan, tari Piring, tari Payung dan tari Indang. Sementara itu terdapat pula
suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut
silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (akting) yang dikenal dengan nama Randai. Sedangkan untuk
tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Langai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah
laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari Burung, tari
Monyet, tari Ayam, tari Ular dan sebagainya.
Kuliner khas
Produk kuliner Sumatera Barat merupakan salah satu yang dikenal luas di Indonesia dan disebut juga dengan
istilah Masakan Minangkabau yang diperkenalkan oleh para perantau Minangkabau dari berbagai daerah di
Sumatera Barat. . Masakan Sumatera Barat dikenal banyak menggunakan santan dan daging, memiliki rasa
pedas dari penggunaaan bumbu dan rempah-rempah. Salah satu masakan khas daerah sumatera barat yaitu
rending. Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan utamanya.
Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua kalangan masyarakat baik itu di
Indonesia sendiri ataupun di luar negeri. sedangkan minumannya adalah teh talua. Teh Talua atau Teh Telur
adalah minuman khas Sumatra Barat yang merupakan menu wajib di warung tradisional maupun restoran
Padang. Minuman ini terdiri dari campuran teh, gula dan telur dan sedikit perasan jeruk nipis. Telur yang
digunakan biasanya adalah telur ayam kampung. Teh talua biasanya diminum oleh para petani yang hendak
meladang, sebagai penambah stamina kerja.
Alat musik tradisional
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun
saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa
diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur
musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional antara lain :
1. Saluang
2. bansi
3. talempong
4. rabab
5. gandang tabuik
lagu tradisional
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik
apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Musik Minangkabau berupa
instrumentalia dan lagu – lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan
struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung
halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau. Contoh lagu tradisional dari provinsi Sumatera
Barat adalah kambanglah bungo, barek solok, rang talu, malam baiko dan lain – lain.
Pakaian adat
Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan ethos kebudayaan
suatu masyarakat. Dengan melihat pakaian seseorang, orang akan mengatakan bahwa orang tersebut dari
daerah sana. Jadi pakaian adat mewakili masyarakat dan adat sesuatu daerah membedakannya dengan adat
daerah lain.
Perayaan adat
Perayaan adat yang disebut juga dengan perayaan adat. Upacara di daerah minangkabau ini beragam mulai
upacara kematian, upacara pernikahan, upacara selamatan, upacara yang berkaitan dengan perekonomian, dan
upacara sepanjang hidup manusia. Upacara sepanjang hidup manusia seperti upacara karek pusek, mengaji di
surau, tamat kaji (khatam al-qur’an), upacara sunat rasul, dll.
Keragam suku
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Di daerah Pasaman selain suku Minang
berdiam pula suku Batak dan suku Mandailing. Suku Mentawai terdapat di Kepulauan Mentawai. Di beberapa
kota di Sumatera Barat terutama kota Padang terdapat etnis Tionghoa, Tamil dan suku Nias dan di beberapa
daerah transmigrasi (Sitiung, Lunang Silaut, Padang Gelugur dan lainnya) terdapat pula suku Jawa.
Rumah adat
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang
biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku / kaum tersebut secara turun
temurun. Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang
berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai
dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma. Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima
sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak
dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.
Seni arsitektur merupakan kebudayaan
Rumah adat termasuk dalam seni arsitektur. Di dalam seni arsitektur pencipta dapat merancang sebuah gedung
dengan inisiatifnya tersendiri. Pencipta dapat merancang gedung yang akan di buatnya dengan mewah, unik dan
anggun seperti yang di inginkan. Ia dapat menambahkan berbagai hiasan, pola ataupun bentuk-bentuk yang
menarik baginya. Begitu pula orang-orang yang melihat bangunan tersebut. Mereka dapat merasakan seni yang
terkandung di bangunan tersebut dan memiliki rasa keingintahuan yang lebih dalam lagi untuk mengetahui
filosofi bangunan tersebut. Dalam artian secara sempit ataupun secara global Seni Arsitektur memiliki arti “seni
atau ilmu dalam merancang bangunan-bangunan”. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,
perancangan perkotaan, arsitektur lansekap. Hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan
desain produk arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Namun, dapat dikatakan
pula bahwa unsur fungsi itu sendiri dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi disiplin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi,
humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari
ilmu-ilmu lainnya, dan di lengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penilaian terhadapkarya tersebut
sebagai karya seni”. Ia pun menambah bahwa seorang arsitek harus fasih dalam bidang musik, astronomi, dan
sebagainya. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, Impirisialisme,
Fenomenologi, Struktur ralisme, Post-strukturalisme, dan Dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat
yang mempengaruhi arsitektur.
Seni Arsitektur berawal dari peradapan nenek moyang kita misalnya bagunannya mengandung ukiran-ukiran
atau bentuk-bentuk yang lainnya, sehingga dapat di turunkan ke anak-anaknya sampai sekarang. Di Indonesia
terdapat banyak-banyak macam seni arsitektur di antaranya Arsitektur Rumah Gadang, seperti bangunannya
terdapat ukiran-ukiran yang indah dan mempunyai arti, kemudian atapnya yang berbentuk seperti tanduk dan
masih banyak lagi, sehingga seni arsitektur memiliki nilai budaya.
Seni Arsitektur berhubungan dengan budaya karena seperti yang dijelaskan di atas bahwa didalam rumah
gadang mengandung banyak budaya – budaya. Rumah gadang adalah nama untuk rumah adat minangkabau
yang merupakan rumah adat tradisional dan banyak dijumpai di daerah Sumatra Barat, Indonesia. Rumah
gadang juga memiliki beberapa nama panggilan yang lain. Seperti bagonjong, dan baanjung. Disebut bagonjong
karena memiliki bentuk atap yang melengkung ke atas dengan ujung runcing mirip bentuk tanduk kerbau.
Sedangkan disebut baanjung karena di sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya ruang anjuang (anjung).
Ruang ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan
kepala adat.
Bentuk dasar rumah gadang adalah empat persegi panjang, berupa rumah panggung. Bentuk dindingnya yang
membesar ke atas disebut silek. Untuk menghindari tampias dikala hujan. Tangga untuk menuju ke pintu terletak
di depan rumah dan beratap. Rumah ini dibagi beberapa kamar yang disebut bilik, biasanya berjumlah ganjil.
Rumah ini biasanya juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia. Namun demikian tidak semua kawasan
di Minangkabau (Darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah memiliki status
sebagai Nagari saja rumah gadang ini boleh didirikan. Begitu pula pada kawasan yang disebut dengan rantau.
Rumah adat ini dahulunya juga tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau. Fungsi dari rumah ini
yaitu sebagai tempat tinggal bersama, sebagai lambang kehadiran suatu kaum, sebagai pusat kehidupan dan
kerukunan, sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit. Rumah ini memiliki ketentuan sendiri. Dalam
rumah gadang, kamar yang ada di rumah tersebut memiliki bagian dan fungsi sendiri. Jumlah kamarnya
bergantung pada jumlah perempuan yang tinggal di dalam. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah
bersuami memperoleh sebuah kamar, sementara orang tua dan anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur.
Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung. Bagian dalam rumah gadang merupakan ruangan lepas
kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari
muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar,
sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga
dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara 3 dan 11.
Rumah gadang biasanya di bangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku atau kaum tersebut
secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut. Di
halaman depan rumah gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan rangkiang, di gunakan untuk
menyimpan padi. Rumah gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjung.
Sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat. Anjung pada kelarasan bodi
chanlago tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya. Sedangkan pada kelarasan kotopiliang memakai
tongkat penyangga. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan yang berbeda. Salah satu golongan
menganut prinsip pemerintahan hiranki, menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga. Pada
golongan lainnya anjuang seolah olah mengapung di udara. Tidak jauh dari kompleks rumah gadang tersebut.
Biasanya juga di bangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, pendidikan dan juga
sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut yang belum menikah.
Ciri – ciri bentuk dasar rumah gadang yang dasarnya berbentuk balok persegi empat yang mengembang ke
atas. Garis melintangnya melengkung tajam dan di tandai dengan bagian tengah lebih rendah. Lengkung atap
rumahnya sangat tajam seperti tanduk kerbau. Sedangkan lengkung badan dan rumah landai seperti badan
kapal. Atap rumahnya terbuat dari ijuk. Bentuk atapnya yang melengkung dan runcing ke atas disebut gonjong.
Ciri – ciri lain dari rumah gadang yaitu ukiran – ukiran pada dinding bagian luar dari rumah gadang. Pada bagian
dinding rumah gadang dibuat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding
dipasang vertical, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga
seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada
dinding rumah gadang. Pada dasarnya ukiran pada rumah gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam
bentuk garis melingkar atau persegi motif umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga, dan
berbuah.
Adapun sejarah atap rumah gadang adalah bentuk atap yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan dengan cerita “Tombo Alam Minangkabau”. Cerita tersebut tentang kemenangan orang minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa. Bentuk – bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan orang minangkabau, baik sebagai simbol atau perhiasan. Salah satunya pada pakaian adat yaitu tingkuluak tanduk (tengkuluk tanduk) untuk bundo kanduang. Asal – usul bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang Minangkabau. Konon katanya bentuk badan rumah Gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang pada masa dahulu. Perahu nenek moyang ini dikenang dengan sebutan lancang.