KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan...

15
KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA Pekerjaan pengolahan makanan di dapur umumnya dianggap pekerjaan yang relatif aman, terutama bila dibandingkan dengan pekerjaan di bidang industri yang lain. Pekerjaan dapur mempunyai potensi untuk menimbulkan kecelakaan dan potensi bahaya lainnya. Kecelakaan kecil misalnya teriris, luka bakar kecil, bahkan kecelakaan yang lebih besar mungkin terjadi. Di lingkungan dapur banyak terdapat peralatan panas dan mesin-mesin elektris. Jika kondisi itu dikombinasikan dengan tingkat kesibukan yang tinggi, wajar jika para pekerja dituntut untuk selalu berhati-hati agar terhindar dari kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan di dapur disebabkan kurangnya perhatian dan kehati-hatian pekerja atau pekerja melakukan pekerjaannya sambil bergurau. Pencegahan kecelakaan serta pelatihan untuk menjamin keselamatan kerja merupakan prosedur standar yang harus dipenuhi, baik di lingkup industri besar maupun institusi lainnya. Program keselamatan dan kesehatan kerja ini juga harus diterapkan pada industri jasa boga, sehingga terjadinya kecelakaan kerja dapat dihindari atau sekurang-kurangnya diminimalkan. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23, tahun 1992 tentang kesehatan, telah diatur secara khusus mengenai kesehatan kerja. Pasal 23 undang- undang ini berbunyi sebagai berikut. Ayat 1: “Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal”. Dalam penjelasan ayat tersebut disebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan perlindungan tenaga kerja. Pada ayat 2 undang-undang tersebut, disebutkan dengan jelas lingkup kesehatan kerja, meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. Kewajiban untuk menyelenggarakan kesehatan kerja tertulis dalam ayat 3 yang berbunyi:” Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja”. Dalam undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pada bab III termuat syarat-syarat keselamatan kerja. Pada ayat 1 dengan jelas disebutkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: 1. mencegah dan mengurangi kecelakaan,

Transcript of KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan...

Page 1: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

KESELAMATAN KERJA

KESEHATAN KERJA

Pekerjaan pengolahan makanan di dapur umumnya dianggap pekerjaan yang

relatif aman, terutama bila dibandingkan dengan pekerjaan di bidang industri yang

lain. Pekerjaan dapur mempunyai potensi untuk menimbulkan kecelakaan dan potensi

bahaya lainnya. Kecelakaan kecil misalnya teriris, luka bakar kecil, bahkan

kecelakaan yang lebih besar mungkin terjadi.

Di lingkungan dapur banyak terdapat peralatan panas dan mesin-mesin

elektris. Jika kondisi itu dikombinasikan dengan tingkat kesibukan yang tinggi, wajar

jika para pekerja dituntut untuk selalu berhati-hati agar terhindar dari kecelakaan.

Kebanyakan kecelakaan di dapur disebabkan kurangnya perhatian dan kehati-hatian

pekerja atau pekerja melakukan pekerjaannya sambil bergurau.

Pencegahan kecelakaan serta pelatihan untuk menjamin keselamatan kerja

merupakan prosedur standar yang harus dipenuhi, baik di lingkup industri besar

maupun institusi lainnya. Program keselamatan dan kesehatan kerja ini juga harus

diterapkan pada industri jasa boga, sehingga terjadinya kecelakaan kerja dapat

dihindari atau sekurang-kurangnya diminimalkan.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23, tahun 1992 tentang

kesehatan, telah diatur secara khusus mengenai kesehatan kerja. Pasal 23 undang-

undang ini berbunyi sebagai berikut. Ayat 1: “Kesehatan kerja diselenggarakan untuk

mewujudkan produktivitas kerja yang optimal”. Dalam penjelasan ayat tersebut

disebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar

diperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan perlindungan tenaga kerja.

Pada ayat 2 undang-undang tersebut, disebutkan dengan jelas lingkup

kesehatan kerja, meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat

kerja, dan syarat kesehatan kerja. Kewajiban untuk menyelenggarakan kesehatan

kerja tertulis dalam ayat 3 yang berbunyi:” Setiap tempat kerja wajib

menyelenggarakan kesehatan kerja”.

Dalam undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pada

bab III termuat syarat-syarat keselamatan kerja. Pada ayat 1 dengan jelas disebutkan

syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

1. mencegah dan mengurangi kecelakaan,

Page 2: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

2. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,

3. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan,

4. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian-kejadian lain yang berbahaya,

5. memberi pertolongan pada kecelakaan,

6. memberi alat-alat perlindungan diri untuk para pekerja,

7. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarnya suhu, kelembaban,

debu, kotoran, asap, gas, dan radiasi,

8. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik physik

maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan,

9. memperoleh penerangan yang cukup sesuai,

10. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik,

11. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup,

12. memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban,

13. memperoleh keserasian antara tenaga kerja , alat kerja, lingkungan kerja, cara,

dan proses kerja,

14. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau

barang,

15. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan,

16. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan

penyimpanan barang,

17. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya,

18. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Hal pertama yang menentukan tercapainya kesehatan dan keselamatan kerja

adalah tersedianya struktur fisik bangunan dan peralatan yang aman dan memadai.

Berkaitan dengan hal ini ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dipenuhi dalam

penyediaan tempat kerja pengolahan yang aman ; yaitu sebagai berikut.

1. Struktur, bahan, peralatan dan kabel-kabel listrik dalam bangunan harus ada

pada kondisi baik dan terawat.

2. Tersedianya lampu atau pencahayaan yang memadai di area pengolahan dan

penyajian, di sepanjang koridor, serta di tangga.

3. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin/snti selip.

Page 3: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

4. Pintu dapur sebaiknya dilengkapi dengan panel kaca, sehingga pandangan ke

luar dan ke dalam dapur tidak terhalang.

5. Pintu keluar darurat sebaiknya disediakan di tempat yang jelas terlihat.

6. Peralatan mekanis dan elektris sebaiknya dilengkapi dengan perlengkapan

keamanan.

7. Nomor telepon darurat misalnya dinas pemadam kebakaran, ambulans, atau

polisi dicantumkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas.

8. Lalu lintas orang di area pengolahan dan penyajian diatur dengan rapi, untuk

menghindari tubrukan antar sesama pekerja.

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dalam ruang atau tempat kerja terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab

penyakit akibat kerja, yaitu :

1. Golongan fisik, seperti :

a. Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli.

b. Radiasi, sinar-sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit susunan darah dan

kelainan-kelainan kulit, radiasi sinar inframerah dapat mengakibatkan katarak

pada lensa mata.

c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke, heat cramps, sedangkan

suhu yang terlalu rendah menimbulkan frostbite.

d. Tekanan yang tinggi menyebabkan caisson disease.

e. Penerangan lampu yang kurang baik dapat menyebabkan kelainan pada indera

penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.

2. Golongan khemis:

a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya silicosis dan

asbestosis

b. Uap yang dapat menyebabkan dermatitis atau keracunan

c. Gas, misalnya keracunan CO, H2S

d. Awan atau kabut misalnya racun serangga, racun jamur yang dapat

menimbulkan keracunan

3. Golongan infeksi, misalnya oleh bibit penyakit antraks atau brucella pada

pekerja penyamak kulit.

Page 4: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

4. Golongan fisiologis. Kesalahan-kesalahan konstruksi mesin, sikap badan yang

kurang baik dan salah dalam melakukan pekerjaan dapat menimbulkan kelelahan

fisik, bahkan lambat laun dapat mengakibatkan perubahan fisik tubuh pekerja.

5. Golongan mental psikologis. Hubungan kerja yang kurang baik dapat menimbulkan

kebosanan.

Kecelakaan dapat terjadi di dapur atau ruang pengolahan disebabkan oleh 1)

kenyamanan yang berlebih, 2) konsentrasi yang kurang, kurang berhati-hati dan

perencanaan prosedur yang kurang baik. Sumber kecelakaan kerja di dapur (tabel 33)

dapat berasal dari lantai, peralatan persiapan masak, peralatan dengan listrik, tangga,

rekan kerja, dan lain-lain.

Kendala yang paling terjadi di dapur atau pabrik pengolahan makanan adalah

suhu ruangan yang cukup panas. Suhu udara yang dirasakan nikmat (suhu nikmat)

bagi orang Indoensia sekitar 24 – 260 C. Suhu dingin mengurangi effisiensi dengan

keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suatu percobaan mengikat tali dengan

suhu 100 C, 150 C dan lebih dari 210 C menunjukkan perbaikan efisiensi sejalan

dengan kurangnya keluhan kedinginan. Suhu panas terutama berakibat menurunnya

prestasi kerja. Penurunan sangat hebat sesudah 320 C. Suhu panas mengurangi

kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,

mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan

motoris, serta memudahkan untuk dirangsang. Kerja pada suhu yang tinggi dapat

membahayakan karena disertai penyesuaian waktu kerja dan perlindungan yang tepat.

Tabel 33. Penyebab Kecelakaan Kerja di Dapur

No Sumber Bahaya Kecelakaan Prosentase (%)

1. Lantai dan jalan yang dilalui 20 2. Salah mengangkat dan membawa beban 18 3. Penggunaan alat pisau dan piring yang salah 14 4. Anak tangga, tangga dan tangga lipat 14 5. Penggunaan peralatan dan mesin yang tidak sesuai (alat

pengaduk dan alat pengadon) 12

6. Beling, kaleng, listrik, pembakaran (oven, air panas), luka karena cairan kimia

8

7. Rekan kerja lain, pengaruh alcohol 4 8. Lain-lain 10 Sumber : Mohideen (1999)

Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong produktivitas antara lain air

conditioning /AC di tempat kerja. Kesalahan-kesalahan sering dibuat dengan

membuat suhu terlalu rendah yang berkibat keluhan-keluhan dan kadang-kadang

Page 5: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

diikuti meningkatnya penyakit pernafasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan

AC adalah : 1) suhu distel pada 25 - 260 C; 2) Penggunaan AC di tempat kerja perlu

disertai pemikiran keadaan pengaturan suhu di rumah; 3) bila perbedaan suhu di

dalam ruang lebih 50 C, perlu adanya suatu kamar adaptasi.

Jumlah waktu yang diperlukan untuk bekerja dengan hasil yang baik adalah 6

– 8 jam dalam sehari. Apabila lama bekerja lebih dari waktu tersebut dapat

menimbulkan kelelahan. Hal tersebut terjadi pula dengan pekerjaan di dapur/pabrik.

Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat

kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Ada dua jenis kelelahan,

yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada

otot atau perasaan nyeri pada otot. Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya

kemauan untuk bekerja. Penyebab kelelahan umum adalah monotomi, intensitas dan

lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan, sebab psikis seperti tanggung

jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit. Pengaruh-pengaruh tersebut secara

bersama mengakibatkan perasaan lelah. Kelelahan mudah diatasi dengan istirahat,

yaitu usaha pemulihan dengan berhenti bekerja sewaktu-waktu sebentar sampai tidur

malam hari. Tetapi apabila kelelahan dipaksakan terus maka kelelahan akan

bertambah dan sangat mengganggu.

Gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang ada hubungannya dengan kelelahan

ditunjukkan dari 3 hal yakni pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan gambaran

kelelahan fisik akibat keadaan umum. Gejala pelemahan kegiatan antra lain perasaan

berat di kepala, lelah seluruh tubuh, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau

pikiran, mengantuk, merasakan beban pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan,

tidak seimbang dalam berdiri dan mau ebrbaring. Gejala pelemahan motivasi adalah

merasa susah berpikir, lelah bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak

mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan,

cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak dapat tekun dalam

pekerjaan. Sedangkan kelelahan fisik akibat keadaan umum gejalanya adalah sakit

kepala, ekauan di bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernafasan tertekan, haus,

suara serak, merasapening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota baan, dan

merasa kurang sehat.

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan pada keadaan

umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah

pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirhat yang tepat, masa-masa libur dan

Page 6: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

rekreasi. Penerapan ergonomi seperti pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-

bangku kerja. Di samping itu organisasi proses produksi yang tepat, usaha untuk

mengurangi kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik.

Monotomi dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna dan dekorasi

pada lingkungan kerja, musik ditempat kerja dan latihan fisik pada pekerja yang

bekerja sambil duduk pada saat istirahat.

Radiasi Elektromagnetik

Saat ini penggunaan peralatan listrik semakin banyak, dimana akan

menimbulkan radiasi elektormagnetik. Radiasi elektromagneti dapat berasal dari

jaringan listrik tegangan tinggi atau ekstra tinggi, peralatan elektronik di rumah, di

kantor maupun di industri, termasuk micro wave dan telepon seluler. Gangguan yang

diakibatkan oleh keterpajanan (exposure) terhadap peralatan yang menimbulkan

radiasi elektromagnetik disebut electrical sensitivity.

Potensi gangguan kesehatan yang timbul akibat radiasi elektromagnetik dapat

terjadi pada berbagai sistem tubuh, antara lain sistem darah, system reproduksi, sistem

syaraf, sistem kardiovaskuler, sistem endokrin, psikologis dan hipersensitifitas.

Gejala-gejala yang menunjukkan adanya electrical sensitivity antara lain sakit kepala,

pening, dan keletihan. Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-

debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, rasa mual dan gangguan pencernaan

lain yang tidak jelas penyeabnya, telinga berdenging, muka terbakar dan kulit

meruam, kejang otot, kebingungan dan gangguan kejiwaan berupa depresi.

CARA PENCEGAHAN KECELAKAAN

Cara-cara pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan cara :

1) Subtitusi. Subtitusi adalah mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang

kurang bahaya atau tudak berbahaya sama sekali.

2) Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak perhitungan ke dalam ruang

kerja, agar bahan-bahan yang berbahaya lebih rendah dari kadar yang

membahayakan (NAB : kadar Nilai Ambang Batas).

3) Ventilasi keluar setempat (Local exhausters), adalah alat penghisap udara di suatu

tempat kerja tertentu agar bahan-bahan yang membahayakan dihisap dan dialirkan

keluar.

Page 7: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

4) Isolasi, mengisolasi operasi atau proses yang membahayakan, misalnya isolasi

mesin yang suaranya keras.

5) Pakaian Pelindung atau Alat Pelindung Diri, misalnya masker, kacamata, sarung

tangan, sepatu, topi, dan pakaian kerja.

6) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan calon pekerja untuk

mengetahui kecocokan antara jenis pekerjaan dengan kondisi fisik dan mentalnya.

7) Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, untuk evaluasi apakah pekerjaan telah

menimbulkan gangguan/kelainan tubuh pekerja.

8) Penerangan sebelum kerja, agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturan-

peraturan dan lebih berhati-hati.

9) Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara kontinu,

agar pekerja tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.

Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) atau personal protective device adalah peralatan

keselamatan yang harus digunakan oleh karyawan atau pekerja apabila berada pada

suatu tempat kerja yang berbahaya. Persyaratan dari APD adalah : 1) enak dipakai, b)

tidak mengganggu kerja, dan c) memberikan perlindungan efektif terhadap jenis

bahaya. Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi bagian tubuh tertentu seperti

kepala, mata, wajah, tangan dan kaki. Berbagai jenis APD digolongkan menurut

bagian tubuh yang dilindungi disajikan pada tabel berikut.

Tabel 34. Jenis APD dan Bagian Tubuh yang Dilindungi

No Bagian tubuh yang Dilindungi

Jenis APD

1. Kepala Pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan

2. Mata Kaca mata dari berbagai gelas 3. Wajah/muka Perisai muka 4. Tangan dan jari-jari Sarung tangan 5. Kaki Sepatu 6. Alat pernafasan Respirator/masker khusus 7. Telingan Sumbat telinga, tutup telinga

8. Tubuh Pakaian kerja dri berbagai bahan

Alat pelindung diri yang berkaitan dengan bahaya di dapur digunakan sesuai

dengan keperluannya. Berikut disajikan berbagai bahaya yang mungkin terjadi di

dapur baik skala rumah tangga maupun skala besar dan APD yang diperlukan.

Page 8: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

Tabel 35. Alat Pelindung Diri Menurut Keperluannya

Faktor bahaya

Bagian tubuh yang Dilindungi

Jenis APD

Debu Mata Muka Alat pernafasan

Gogless, kaca mata sisi kanan kiri tertutup Penutup muka dari plastik Respiratory/masekr khusus

Gas, asap, fumes

Mata Muka Alat pernafasan Tubuh Jari, tangan dan lengan Betis, tungkai Mata kaki, kaki

Gogless Penutup muka khusus Membahayakan jiwa langsung : gas masker khusus dengan filter Tidak membahayakan jiwa langsung : gas masker bermacam-macam Pakaian karet, plastik atau bahan lain yang tahan kimiawi Sarung plastik, karet berlengan panjang dan anggota-anggota badan itu diolesi dengan barrier krim Pelindung dari plastik Sepatu yang konduktif (menyalurkan aliran listrik)

Caira dan bahan-bahan kimia

Kepala Mata Muka Alat pernafasan Tubuh Jari, tangan dan lengan Betis, tungkai Mata kaki, kaki

Topi plastik/karet Gogless Penutup dari plastik Resporator khusus tahan kimiawi Pakaian karet, plastik Sarung plastik, karet Pelindung dari plastik/karet Sepatu karet, plastik atau kayu

Panas Kepala Lain-lain bagian Kaki Mata

Topi asbes Sarung, pakaian, pelindung dari asbes atau bahan lain yang tahan paans/api Sepatu dengan zool kayu atau bahan lain tahan panas Gogless dengan lensa tahansinar infra merah

Basah dan air Kepala Tangan, lengan jari Tubuh Kaki, tungkai

Topi plastik Sarung tangan plastik, karet berlengan panjang Pakaian khusus Sepatu bot karet

Terpeleset, jatuh

Kaki Sepatu anti slip, kayu/gabus

Terpotong, tergosok

Kepala Jari, tangan, lengan Tubuh Betis, tungkai

Topi plastik, logam Sarung tangan kulit, dilapisi logam, berlengan panjang Jaket kulit Celana kulit dengan knie atau engkel-dekker

Listrik Kepala Jari, tangan, lengan Tubuh, Betis, tungkai, mata kaki, kaki

Topi plastik, karet Sarung tangan karet tahan sampai 10.000 volt selama 3 hari Pelindung dari karet

Page 9: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

Gaduh suara Telinga Pelindung khusus : dimasukkan ke lubang telingan atau penutup lubang telinga

Sumber : Suma’mur (1984)

Pelindung kepala. Pelindung kepala (safety helmet) yang dapat digunakan

adalah hard hat kelas untuk melindungi kepala dari benda jatuh dan Bump cap untuk

melindungi kepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol.

(a) (b)

Gambar 31. (a) Hard hat kelas C dan (b) Bump cap (Cahyono, 2004)

Pelindung mata. Pelindung mata (safety glasses) berbeda dengan kaca mata

biasa, baik normal maupun kir. Bagian atas dan sisi kanan dan kiri terdapat pelindung

yang dapat menahan sinar ultraviolet sampai persentase tertentu.

Gambar 32. Pelindung mata/ Safety glasses (Cahyono, 2004)

Pelindung tangan. Kecelakaan yang menyebabkan cacat sekitar 20 % terjadi di

tangan. APD tangan dikenal sebagai safety glove dengan berbagai jenis

penggunaannya, yakni; 1) Metal mesh tahan terhadap ujung ang lancip dan menjaga

terpotong, 2) Sarung tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan terhadap

bahan kimia beracun, 3) Padded cloth untuk melindungi tangan dari ujung tajam,

pecahan gelas, kotoran dan vibrasi, 4) heat resistant mencegah tangan terkena panas

Page 10: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

dan api, 5) Latex disposible (sekali pakai dibuang) digunakan untuk melindungi dari

germ dan bakteri.

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 33. Berbagai jenis sarung tangan : (a) Metal mesh, (b) vinyl dan neoprene, (c) Padded cloth, (d) heat resistant, dan (e) Latex disposible

Pelindung kaki. Pelindung kaki berupa sepatu. Berbagai jenis sepatu adalah:

(a) Sepatu latex atau karet tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya tarik

ekstra pada permukaan licin, (b) sepatu butyl untuk melindungi kaki terhadap keton,

aldehid, alcohol, asam, garam dan basa, (c) sepatu vinyl tahan terhadap pelarut, asam,

basa, garam, air, pelumas, dan darah, dan (4) sepatu nitril tahan terhadap lemak

hewan, oli dan bahan kimia. Berikut gambar dari berbagai jenis sepatu tersebut.

Page 11: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 34. Berbagai jenis sepatu : (a) Sepatu latex atau karet, (b) sepatu butyl, (c) sepatu vinyl, (d) sepatu nitril

Minimalisasi Kecelakaan Kerja

Pekerja dapur sangat berisiko mengalami kecelakaan-kecelakaan kecil atau

lebih serius, misalnya teriris dan terekspos panas, luka bakar, terjatuh dan lain-lain.

Berikut ini beberapa pedoman yang dapat dipakai untuk meminimalkan terjadinya

kecelakaan-kecelakaan tersebut.

1. Menghindari Terjadinya Luka karena Teriris/Terpotong.

Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari

terjadinya luka karena teriris/terpotong antara lain sebagai berikut.

a. Selalu menggunakan pisau yang tajam. Pisau yang tajam lebih aman daripada

pisau tumpul, karena tekanan dan tenaga yang diperlukan pada saat digunakan

lebih kecil dan tidak mudah selip.

b. Selalu menggunakan alas (telenan) sewaktu memotong. Jangan memotong

dengan menggunakan alas dari logam. Akan lebih baik apabila di bawah

telenan diletakkan handuk/kain tebal, agar telenan tidak mudah

bergeser/terpeleset.

Page 12: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

c. Berkonsentrasi penuh pada waktu bekerja dengan pisau atau alat pemotong

lainnya, tidak sembrono atau sambil bergurau.

d. Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jarak yang aman, baik bagi diri

sendiri maupun orang lain.

e. Menggunakan pisau hanya untuk pekerjaan pemotongan, tidak

menggunakannya untuk keperluan lain, misalnya untuk membuka tutup botol.

f. Apabila pisau terjatuh, jangan coba-coba untuk menangkapnya. Biarkan pisau

jatuh, dan jaga jarak /menjauh dari tempat jatuhnya.

g. Jangan menaruh di dalam bak cuci, di dalam air atau di tempat-tempat lain

sehingga pisau tidak dapat dilihat dengan jelas.

h. Bersihkan pisau dengan hati-hati setelah digunakan, dengan mengarahkan

pisau sisi pisau yang tajam menjauh dari tubuh.

i. Apabila tidak dipergunakan, simpan pisau di tempat yang aman, misalnya di

rak atau tempat pisau khusus lainnya.

j. Selalu berhati-hati sewaktu membawa pisau. Bawalah pisau di bagian samping

tubuh, dengan ujung menghadap ke bawah, dan sisi tajam menjauhi tubuh.

Akan lebih baik jika membawa pisau dalam sarung atau selubung pisau.

Peringatkan orang-orang di sekitar anda, jika anda melewati mereka dengan

membawa pissau di tangan.

k. Barang-barang yang mudah pecah, misalnya mangkuk, piring dan peralatan

gelas lainnya ditempatkan di tempat khusus, terpisah dari area pengolahan.

l. Jangan meletakkan barang-barang yang mudah pecah di dalam bak perendam.

m. Apabila ada barang yang pecah, gunakan sapu untuk membersihkan

serpihannya, jangan dibersihkan dengan tangan.

n. Pembuangan pecahan kaca harus pada tempat khusus, jangan dicampur dengan

sampah lainnya.

o. Apabila ada barang yang pecah di dalam ember atau bak, pengambilan pecahan

setelah ember atau bak dibuang airnya.

p. Apabila membuka karton atau atau pengemas lain yang ada paku atau isi

steplernya, maka logam logam tersebut dikumpulkan pada wadah tertentu dan

dibuang.

q. Apabila teriris atau terpotong kecil lainnya, segera dirawat dengan obat-obat

pertolongan pertama yang memadai untuk mencegah infeksi.

Page 13: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

2. Menghindari Terjadinya Luka Bakar

Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari

terjadinya luka bakar antara lain sebagai berikut.

a. Selalu berasumsi bahwa panci pemasak dalam kondisi panas, sehingga kita

harus menggunakan alas pada waktu memegang panci tersebut.

b. Menggunakan alas/lap kering untuk memegang panci panas. Penggunaan lap

basah akan menghasilkan uap panas yang dapa t menyebabkan luka bakar.

c. Pegangan panci pemasak diarahkan menjauhi lorong/tempat lalu lalang,

sehingga tidak tersenggol orang yang melewatinya. Pegangan panci hendaknya

juga jauh dari sumber api, baik kompor gas maupun kompor minyak tanah.

d. Pengisian panci pemasak tidak boleh penuh, sehingga tidak meluap sewaktu

mendidih.

e. Minta pertolongan orang lain apabila harus memindahkan wadah yang berisi

makanan panas yang cukup berat.

f. Berhati-hati sewaktu membuka panci perebus atau peralatan lain yang

mengelurkan uap panas, serta melakukannya dalam jarak yang aman (jarak

antara tubuh dengan peralatan tersebut).

g. Apabila kompor gas yang digunakan tidak dilengkapi dengan pemantik

otomatis, maka klep gas harus ada dalam keadaan tertutup sewaktu korek

api/sumber api lainnya dinyalakan.

h. Pekerja sebaiknya mengenakan pakaian dengan lengan panjang untuk

melindungi diri dari percikan/tumpahan makanan/minayk panas. Alas kaki

hendaknya terbuat dari kulit yang kuat, dan tertutup pada bagian jari-jarinya.

i. Makanan yang akan digoreng harus ditiriskan terlebih dahulu, agar tidak

terbentuk percikan minyak panas sewaktu digoreng.

j. Selalu memperingatkan orang-orang disekitar Anda, apabila anda melalui

mereka dengan membawa barang-barang yang panas.

3. Mencegah Terjadinya Kebakaran

Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari

terjadinya kebakaran antara lain sebagai berikut.

a. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam

kebakaran.

Page 14: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

b. Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber

apinya. Ada tiga jenis penyebab kebakaran yang masing-masing memerlukan

bahan pemadam kebakaran berbeda pula, yaitu sebagai berikut.

1. Kelas A, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari kayu, kertas, pakaian,

plastik dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Jenis alat pemadam

kebakaran jenis ini ditandai dengan simbul Λ .

2. Kelas B, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari minyak, gemuk,

(grease), bensin, pelarut organik, serta bahan kimia mudah terbakar

lainnnya.Jenis alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai simbol .

3. Kelas C, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari peralatan elektris,

kabel-kabel motor dan sebagainya. Jenis alat pemadam kebakaran

jenis ini ditandai dengan simbol .

c. Jangan memadamkan api yang berasal dari minyak atau peralatan listrik

dengan menggunakan air, atau pemadam kelas A karena hanya akan

menyebarkan api.

d. Sediakan garam atau baking soda di tempat yang mudah terjangkau, untuk

memadamkan kebakaran dari api kompor atau tungku.

e. Jangan meninggalkan minyak goreng di atas tungku atau kompor menyala

tanpa pengawasan.

f. Aktivitas merokok hanya boleh dilakukan pada tempat khusus, dan jangan

meninggalkan puntung yang masih menyala di sembarang temapt.

g. Jika mendengar alarm tanda bahaya kebakaran dan masih ada waktu, tutup dan

matikan semua aliran gas serta listrik, sebelum meninggalkan gedung yang

terbakar.

h. Jaga agar pintu keluar darurat tidak terhalang oleh benda apapun.

4. Mencegah radiasi elektromagnetik, dengan memperhatikan hal-hal berikut

(Anies, 2004):

a. Dalam menggunakan alat elektronik seperti komputer, televisi, hair dryer,

sebaiknya membuat jarak sejauh mungkin dari sumber pajanan dan waktu

kontak diusahakan seminimal mungkin.

Page 15: KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJAsanitasi... · KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA ... Tanda dan gejala lain yang dijumpai aalah jantung berdebar-debar, gangguan tidur, gangguan konsentrasi,

b. Penggunaan micro wave walaupun hanya sebentar jangan ditunggu apalagi

dalam jarak yang sangat dekat. Micro wave menghasilkan energi foton yang

sangat besar dan beresiko mengganggu kesehatan apalagi tidak mematuhi

prosedur penggunaannya.

c. Waktu penggunaan telepon seluler (yang memiliki energi foton sangat besar

dan efek radiasinya lebih besar dibanding jaringan listrik tegangan ekstra

tinggi) dibatasi dan jangan selalu diletakkan di kantong, apalagi bila

menggunakan alat pacu jantung.