KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM...

129
KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP DJOJOREDJO PAMULANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Siti Masypuroh NIM. 109013000067 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM...

Page 1: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP DJOJOREDJO

PAMULANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh

Siti Masypuroh

NIM. 109013000067

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 3: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 4: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

i

ABSTRAK

Siti Masypuroh. 109013000067. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Judul Skripsi “Kesalahan Penggunaan Afiks dalam Keterampilan Menulis

Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Djojoredjo Pamulang

Tahun Pelajaran 2015/2016.”

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis

karangan deskripsi dengan menggunakan morfem afiks yang tepat. Subjek penelitian

ini adalah siswa kelas VII SMP Djojoredjo Pamulang. Fokus penelitian ini yaitu

pemberian tugas membuat karangan deskripsi kepada siswa dengan hal yang

berhubungan dengan tempat wisata yang pernah dikunjungi. Data yang terkumpul

berjumlah tiga puluh enam karangan deskripsi. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Setelah data terkumpul dari hasil

pengamatan dideskripsikan dalam bentuk tulisan. Teknik analisis yang digunakan

oleh peneliti yaitu menggunakan langkah-langkah pengklasifikasian, pengodean,

penabulasian, pembetulan/pengoreksian, pengalkulasian, penginterpretasian, dan

penyimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga puluh enam karangan

deskripsi yang dianalisis, diperoleh tiga puluh lima yang termasuk dalam kesalahan

penggunaan morfem afiks. Kesalahan yang sering dilakukan siswa yaitu pada

penggunaan prefiks dengan persentase sebanyak 87,3%. Kesalahan penggunaan

konfiks mencapai 2,2%. Kesalahan penggunaan sufiks 12,6%. Sedangkan infiks tidak

ditemukan kesalahan.

Kata kunci: Afiks, menulis, dan karangan deskripsi

Page 5: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

ii

ABSTRAK

Siti Masypuroh. 109013000067. Error the use of affixes on the Seventh Grade

Students of Junior Secondary School in Descriptive Article Writing Skill at SMP

Djojoredjo Pamulang Year 2015/2016.

The objective of this study is to describe students’ skill in writing descriptive

article by using the appropiate affix morpheme. The subject of this study is the

seventh grade students at SMP Djojoredjo Pamulang. This study focuses on giving

assignment to the students to make a descriptive article about the recreation area had

been visited. Data collected are thirty six descriptive article. The method used in this

study is descriptive method. After the data collected from the observations then it is

described in writing. The analysis technique used by the researcher is clasification,

coding, tabulation, corection, calculation, interpretation, and conclusion.

The result of this study shows that thirty six descriptive article that were

analyzed, obtained thirty five descriptive article included in error affix morpheme use.

Errors that are often made by the students are use of prefixes with the presentation

87,3%. Any misuse confix reached 2,2%, suffix usage errors 12,6%, and while infix is

not found error.

Keyword: Affix, write, and descriptive article

Page 6: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa

yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang tak pernah sanggup kita hitung,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat bermutirakan salam

semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Baginda Muhammad SAW,

keluarga, dan para sahabatnya yang menjadi suri tauladan bagi kita semua, yang telah

menghidupkan agama kita dengan perjuangan yang patut kita syukuri.

Skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan Morfologi dalam Keterampilan

Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII Semester I di SMP Djojoredjo

Pamulang Tahun Ajaran 2015/2016” disusun untuk memenuhi syarat meraih gelar

sarjana strata satu (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari doa dan suport serta bantuan yang

telah diberikan selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, dan

motivasi. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

2. Makyun Subuki, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan sebagai dosen penasehat akademik yang penuh kesabaran

mengantarkan penulis ke gerbang kelulusan dengan nasehat-nasehat yang penuh

kebaikan.

3. Dona Aji Karunia Putra, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang selalu memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

penuh kesabaran, ketelitian, dan perhatian selama menjadi pembimbing skripsi

bagi penulis.

5. Dra. Hindun M.Pd. dan Nur Syamsiah M.Pd. selaku penguji yang telah

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi kepada penulis.

6. Segenap dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu memberikan

motivasi untuk penulis.

Page 7: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

iv

7. Ayahanda Akhmad Rofa’i dan Ibunda Khofifah, yang tak pernah lelah menemani

perjalanan hidup penulis dengan ketulusan cinta kasihnya. Semoga Allah selalu

memberikan berkah kepada mereka.

8. Keluarga (Toto Edi Darmo, Ahmad Abdul Ghofir, Siti Khanifah, Siti Khalimah,

Ma’muroh, Aisyatul Kiromah, Khabiburrohman, Dani Irvannaji, Nadia Farahnaz,

dan Alvaro Zulfahdi Ahmad) yang selalu memberikan dukungan dan

mendampingi selama penulis menyelesaikan skripsi.

9. Dra. Tri Tjiptaning Lestari, selaku kepala SMP Djojoredjo beserta seluruh stafnya

yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

10. Keluarga besar SMP Djojoredjo, tempat belajar untuk menjadi pendidik yang

dapat membimbing siswa menjadi generasi yang cerdas dan berbudi pekerti baik.

10. Keluarga besar KPA. Arkadia UIN Jakarta, tempat belajar berorganisasi dan

memaknai “arti kebersamaan adalah awan yang berarak” dalam perjalanan

menapaki bentangan sayap albatros dan samudera oranye.

11. Keluarga PBSI angkatan 2009 terutama Dina Yustiana, Siti Wardatul Uyun,

Nugraha Ria H.S, Siti Nurfitriani, Ika Setiawati, terima kasih telah mengukir

kenangan yang penuh kesan dalam hari-hari penulis.

12. Teman seperjuangan sampai titik penghabisan, Yeni, Ayu, Memey, Dita, Sita,

Haula, Boby, Amin, Boim, Arif, Towi, Sai.

12. RKUmes tetes Hujanku, yang selalu menjelma menjadi rintik rindu yang

membelenggu dan menjadi penyemangat yang luar biasa bagi penulis. Bersyukur

pernah mengenalmu, darimu setidaknya aku belajar tentang kebijakan,

ketenangan, dan kesederhanaan.

Penulis menyadari bahwa tidak dapat dipungkiri adanya kekurangan dan

kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun

dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata hanya kepada Allah Swt jualah

kita berserah diri dan semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya untuk selalu

berjuang di jalan-Nya.

Amin ya Rabbal’alamin.

Jakarta, Juni 2016

Penulis

Page 8: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 3

C. Batasan Masalah ............................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4

BAB II ACUAN TEORETIS

A. Afiks ................................................................................................................. 6

B. Keterampilan Menulis ....................................................................................... 11

C. Hakikat Karangan ............................................................................................. 12

D. Hakikat Karangan Deskripsi ............................................................................. 16

E. Penelitian yang Relevan .................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan metode Penelitian ............................................................................ 24

B. Lokasi Penelitian .............................................................................................. 25

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 25

D. Fokus Penelitian ............................................................................................... 25

E. Metode Analisis Data ........................................................................................ 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah ................................................................................................... 27

B. Deskripsi Data .................................................................................................. 32

Page 9: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

vi

C. Interpretasi Data ................................................................................................ 103

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................................................................... 105

B. Saran ................................................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Analisis Kesalahan Morfem 26

Tabel 4.1 Data Tenaga Kependidikan SMP

Djojoredjo Pamulang

29

Tabel 4.2 Data Siswa SMP Djojoredjo Pamulang 29

Tabel 4.3 Jumlah Rombel SMP Djojoredjo

Pamulang

30

Tabel 4.4 Jumlah Ruang dan Sarana Prasarana

SMP Djojoredjo Pamulang

30

Tabel 4.5 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Adelia Suryani (Gunung

Munara)

32

Tabel 4.6 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Agus Setiawan (Danau

Toba)

35

Tabel 4.7 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Ahmad Taufik

(Keindahan Taman Matahari)

36

Tabel 4.8 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Aisyah Widiam Rohmah

(Curug Cidomba)

38

Tabel 4.9 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Aldi Syaipul Adha (Istana

Maimun)

38

Tabel 4.10 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Alif Nurcahyo (Pantai

40

Page 11: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

viii

Batu Ulo)

Tabel 4.11 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Alya Bella Shalimar

(Keindahan Pulau Bunaken)

42

Tabel 4.12 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Anggi Rahmawati

(Menikmati Indahnya Laut Sosro)

44

Tabel 4.13 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Arya Saputra (Lippo

Cikarang)

45

Tabel 4.14 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Aziiz Rasyid (Pesona

Pantai Anyer)

48

Tabel 4.15 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Bima Abed Nego

(Gunung Tangkuban Perahu)

50

Tabel 4.16 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Davin Prayoga (Candi

Borobudur)

52

Tabel 4.17 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Dhea Paulina Putri

(Taman Matahari)

53

Tabel 4.18 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Faldi Apriadi (Pantai

Kuta)

55

Page 12: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

ix

Tabel 4.19 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Fandy Ahmad Saputra

(Jungle Land)

57

Tabel 4.20 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Gerry Novian (Lava

Merapi)

60

Tabel 4.21 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Jovanka Ceizilia (Pantai

Alam Indah Tegal)

62

Tabel 4.22 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Latifah (Ciwangun

Indah Camp)

65

Tabel 4.23 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Leonardi Dharma Adjie

(Wisata Jungle Land)

67

Tabel 4.24 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa M. Ridwan (Candi

Prambanan)

70

Tabel 4.25 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa M. Rizki Irawan (Pantai

Indrayanti)

73

Tabel 4.26 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Mario Pandapotan

(Pesona Indah Danau Toba)

75

Tabel 4.27 Analisis Penggunaan Morfem dalam 78

Page 13: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

x

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Nina Adelia Aryani

(Indahnya Pulau Bunaken)

Tabel 4.28 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Rachma Triana

(Menikmati Malam di Malioboro)

80

Tabel 4.29 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Rio Pradana Putra (Air

Terjun Cibereum)

81

Tabel 4.30 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Reo Kencana (Kebun

Binatang Ragunan)

83

Tabel 4.31 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Septi Dewi Lestari (Situ

Patenggang)

84

Tabel 4.32 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Sinta Dea Amanda

(Taman Impian Jaya Ancol)

86

Tabel 4.33 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Siti Hardyanti (Gua

Jatijajar)

88

Tabel 4.34 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Trisna Nur Febriansyah

(Wisata Baturraden)

90

Tabel 4.35 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

91

Page 14: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

xi

Deskripsi Siswa Vinsenso Budiman

(Pantai Tanjung Kait)

Tabel 4.36 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Vito Vario (Indahnya

Dusun Bambu Bandung)

94

Tabel 4.37 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Yasin Fadillah (Keraton

Yogyakarta)

95

Tabel 4.38 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Zahra Ariela Yusri

(Dufan)

97

Tabel 4.39 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Zahran Tama A.

(Sawarna)

98

Tabel 4.40 Analisis Penggunaan Morfem dalam

Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Julianti Sekar Wangi

(Pantai Ujung Genteng)

100

Page 15: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3. Surat Keterangan

Lampiran 4. Karangan Deskripsi Siswa

Lampiran 5. Uji Referensi

Page 16: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa, dalam kehidupan sehari-hari menjadi alat komunikasi

utama. Namun, tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan baik

dan benar. Hal ini tidak lepas dari pengaruh yang datang dari berbagai faktor.

Salah satu faktor penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat dipengaruhi

oleh lingkungan. Jika seseorang dalam lingkungannya dibiasakan untuk

menggunakan bahasa yang baik dan benar maka ia akan terbiasa

menggunakan bahasa yang baik dan benar pula di manapun ia berada. Begitu

pula sebaliknya. Jika seseorang dalam lingkungannya terbiasa menggunakan

bahasa yang kurang baik dan kurang benar maka akan berdampak pada

penguasaan bahasanya. Jadi, lingkungan memberi pengaruh terhadap

penguasaan bahasa seseorang.

Selain faktor lingkungan, yang menyebabkan kesalahan berbahasa

ialah karena bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua seseorang sehingga

seringkali terjadi percampuran gramatika B1 (bahasa ibu) ke dalam B2

(bahasa sasaran) sehingga terjadilah kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan

berbahasa tersebut pada awalnya hanya sering dilakukan dalam berbahasa

lisan tapi lama-kelamaan berpengaruh terhadap tulisan yang mereka buat.

Dalam dunia pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia mencakup

empat aspek, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Di antara

keempat keterampilan tersebut, menulis dianggap sebagai keterampilan yang

sulit. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan

berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri. Kedua unsur

tersebut haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan

yang runtut dan padu. Menulis menuntut gagasan yang tersusun logis,

diekspresikan secara menarik sehingga menulis merupakan kegiatan yang

Page 17: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

2

cukup kompleks. Selain itu kemampuan menulis juga suatu kemampuan

bahasa yang semakin penting untuk dikuasai.

Selain karena pentingnya menulis yang telah dipaparkan di atas,

menulis juga menjadi cara seseorang untuk mencurahkan perasaannya dan

menuangkan apa yang ada di pikirannya. Dengan menulis seseorang menjadi

lebih ekspresif. Dalam menulis, siswa diharapkan mampu mengungkapkan

pikirannya dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Begitu juga dalam penggunaan morfem terutama afiks. Hal ini

menjadi sesuatu yang tidak boleh diabaikan karena kesalahan dalam

menggunakan morfem terutama afiks menjadi sebuah kesalahan berbahasa

yang akan mengakar jika menjadi pembiasaan.

Pembelajaran menulis merupakan salah satu kompetensi yang sulit

untuk dikuasai siswa. Hal ini dibuktikan dengan minimnya minat siswa dalam

menulis, padahal pemebalajaran menulis karangan memiliki fungsi positif.

Fungsi tersebut ialah mengasah kemampuan berpikir siswa dan melatih cara

berpikir kreatif serta meningkatkan kemampuan berbahasa.

Kesalahan berbahasa, sering dijumpai dalam bentuk tulisan maupun

lisan. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII Sekolah Menengah

Pertama salah satu kesalahan dalam bentuk tulisan adalah menulis karangan

deskripsi. Keterampilan menulis karangan ini penting untuk diajarkan karena

menulis memiliki beberapa manfaat, yaitu pemahaman, mengekspresikan diri,

membantu mengembangkan kepuasan pribadi, dan mengembangkan

kemampuan menggunakan bahasa.

Sebuah karangan disusun dengan memanfaatkan dengan bahasa

tulis. Menulis sebuah karangan harus menggunakan bahasa yang baik dan

benar. Bentuk yang tepat untuk menganalisis letak sebuah kesalahan dalam

karangan adalah dengan menggunakan bidang morfologi, karena dalam

bidang morfologi mencakup aspek seluk beluk bentuk kata dan perubahan-

perubahannya terhadap golongan dan arti kata.

Dalam pembelajaran di kelas, ketika siswa diminta untuk menulis

karangan deskripsi, ada beberapa kesalahan yang menjadi perhatian guru.

Page 18: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

3

Salah satu kesalahan tersebut adalah kurang tepatnya siswa dalam

menggunakan afiks atau imbuhan saat menulis karangan. Padahal ini bukan

hal yang sulit ketika dipelajari dengan baik. Namun karena beberapa faktor

yang telah dijelaskan di atas, siswa menjadi kurang teliti dan melakukan

beberapa kesalahan. Dalam hal ini, beberapa siswa tanpa sadar menganggap

apa yang ditulisnya sudah benar padahal masih terdapat beberapa kesalahan.

Untuk itu, siswa perlu pembiasaan agar mampu menguasai bahasa

secara baik dan mengurangi kesulitan dalam membuat karangan. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara sering mengajak siswa untuk berlatih menulis di kelas

maupun di rumah dan mengoreksi kesalahan-kesalahan siswa dengan

menjelaskan secara rinci di mana letak kesalahannya. Dengan demikian,

kesalahan dalam menulis karangan dapat diminimalisir demi teerciptanya

siswa yang berkompetensi dalam menulis dengan bahasa yang baik dan benar

sesuai kaidah bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian

Kesalahan Penggunaan Afiks dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Djojoredjo, Pamulang, Tangerang Selatan,

Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016.

Dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisis kesalahan

berbahasa siswa, khususnya pada penggunaan afiks dalam karangan deskripsi

siswa kelas VII semester ganjil di SMP Djojoredjo, Pamulang, Tangerang

Selatan. Penulis juga ingin mengetahui seberapa besar rata-rata kesalahan

yang dilakukan oleh siswa dalam penggunaan afiks atau imbuhan saat

menulis karangan deskripsi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang

dapat timbul adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan afiks yang tidak tepat dalam menulis karangan deskripsi

siswa kelas VII SMP Djojoredjo.

Page 19: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

4

2. Minat siswa dalam menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP

Djojoredjo.

3. Tingkat kesalahan yang dilakukan dalam menulis karangan deskripsi

siswa kelas VII SMP Djojoredjo.

C. Batasan Masalah

Pembahasan masalah dalam penelitian ini diupayakan sefokus

mungkin. Untuk itu, diperlukan adanya batasan masalah. Dalam penelitian

ini, penulis memfokuskan masalah analisis kesalahan morfologi pada aspek

afiksasi, yang meliputi: prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks dalam

keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII semester ganjil di

SMP Djojoredjo, Pamulang tahun pelajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah kesalahan penggunaan afiks (prefiks, infiks, sufiks, dan

konfiks) dalam keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII

semester ganjil di SMP Djojoredjo, Pamulang tahun pelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan

penggunaan afiks dalam keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas

VII semester ganjil di SMP Djojoredjo, Pamulang tahun pelajaran 2015/2016.

Selain itu, jika ditemukan kesalahan dalam karangan deskripsi siswa, maka

dapat dijadikan pembelajaran untuk penulis dan tenaga pengajar yang ada di

lingkungan sekolah SMP Djojoredjo, Pamulang.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Page 20: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

5

a. Siswa akan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

b. Mampu memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam keterampilan

menulis karangan deskripsi dengan penggunaan morfem afiks yang

tepat.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi pembelajaran siswa agar dapat mengasah keterampilan

menulis, khususnya menulis karangan deskripsi.

b. Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis

karangan deskripsi siswa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

c. Bagi peneliti untuk memberikan sumbangan terhadap pola penyajian

dan pengembangan bahasa terutama bahasa Indonesia sebagai alat

komunikasi baik lisan maupun tulisan.

d. Bagi mahasiswa jurusan bahasa Indonesia, dapat digunakan untuk

penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan morfologi dalam

keterampilan menulis.

Page 21: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

6

BAB II

ACUAN TEORI

A. Afiks (Imbuhan)

Setiap permasalahan mempunyai ruang lingkup atau cakupan

sendirisendiri, demikian juga dengan persolaan afiksasi/ imbuhan. Proses

afiksasi/ imbuahan merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa.

Proses afiksasi/ imbuhan terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan

atau diletakan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus.

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah afiks (imbuhan). Afiksasi

dibahas dalam ilmu morfologi. Selain dalam bahasa Indonesia, dikenal juga

imbuhan/afiks kosa kata dalam bahasa Sunda. Apalagi bahasa Indonesia

diperkaya dari bahasa daerah.

Ada empat macam afiks atau imbuhan yang dipakai untuk

menurunkan verba : prefiks, sufiks, konfiks, dan infiks. “Prefiks yang sering

juga dinamakan awalan, adalah afiks yang diletakkan di muka dasar. Sufiks,

yang juga disebut akhiran, diletakkan di belakang dasar. Konfiks adalah

gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit dasar dan membentuk satu

kesatuan. Infiks, yang juga dinamakan sisipan, adalah bentuk afiks yang

ditempatkan di tengah dasar.”1

Disampaikan oleh Ramlan dalam buku Morfologi yang dimaksud

dengan “afiks atau imbuhan adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam

suatu kata merupakan unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata,

1 Hasan Alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Cet. Ke-

5, hlm. 102.

Page 22: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

7

yang memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk

membentuk kata atau pokok kata baru.”2

Disampaikan oleh Kusno dalam buku Problematika Bahasa

Indonesia “afiksasi atau imbuhan adalah bentuk atau morfem terikat secara

morfologis, yang terdiri dari awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran

(sufiks), dan gabungan dari dua imbuhan secara serentak (konfiks)”3

Dalam pengertian lain mengenai imbuhan yaitu “Many english word

are made by attaching a short form called an affix to either the beginning or

the and of a word. when this is done, the word itself is referred to as a stem.

the form at the beginning of the stem called a prefix an the form at the end is

called a suffix.”4

Maksud dari pengertian di atas adalah kata dalam bahasa Inggris

banyak dibuat dengan menyertakan bentuk singkat yang disebut afiks kepada

salah satu bagian awal atau dan dari sebuah kata. Saat ini dilakukan, kata itu

sendiri disebut sebagai induk. Bentuk pada awal kata isebut prefiks, sebuah

bentuk di bagian akhir kata disebut sufiks.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

imbuhan adalah bubuhan yang berupa prefiks, sufiks, konfiks dan infiks yang

melekat pada kata dasar untuk membentuk kata baru. Penulisan imbuhan

dilakukan dengan cara merangkaikan kata yang dibubuhi. Dengan kata lain

penulisan imbuhan disatukan dengan kata yang mengikutinya.

Dalam penggunaan afiks, walaupun terdiri dari satu atau lebih dari

satu huruf, tetapi tidak bisa dikatakan sebagai kata. Karena afiks tidak

memiliki makna tersendiri. Satu-satunya persamaan anatara afiks dan kata

adalah kedua-duanya adalah morfem.

2 M. Ramlan, Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta: U.P. Karyono, 1980) Cet. Ke- 3, hlm. 31.

3 Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), hlm.34

4Nasrun Mahmud, English For Muslim University Students, (Ciputat: PT Siwibakti Darma, 2010 ) Cet Ke-4, hlm. 99.

Page 23: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

8

Kata merupakan satuan terkecil yang biasa dan dapat menduduki

salah satu fungsi sintaksis, dan dalam morfologi kata merupakan satuan

terbesar dibentuk oleh salah satu proses morfologi. Sedangkan morfem adalah

satuan gramatikal terkecil yang bermakna.

“Morfem ini dibagi menjadi dua, yaitu morfem bebas (fase

morpheme) dan morfem terikat”.5 Morfem bebas yaitu morfem yang tanpa

keterkaitannya dengan morfem lain dan dapat langsung digunakan dalam

tuturan, sedangkan morfem terikat yaitu morfem yang terlebih dahulu

bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam tuturan.

Dan pengertian lain dari morfem yaitu “Morfem afiks adalah

morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi

hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Dalam bahasa

Indonesia dibedakan adanya morfem afiks yang disebut: (1) Prefiks, yaitu

afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-, prefiks me-,

prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan prefiks ke-. (2) Infiks,

yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, biasanya pada suku awal kata,

yaitu infiks –el-, infiks –em-, dan infiks –er-.(3) Sufiks, adalah afiks yang

dibubuhkan di kanan bentuk dasar yaitu sufiks –kan, sufiks –i, sufiks –an, dan

sufiks –nya. (4) Konfiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan

bentuk dasar secara bersamaan kerena konfiks ini merupakan satu kesatuan

afiks, yaitu konfiks ke-an, konfiks ber-an, konfiks pe-an, konfiks per-an, dan

konfiks se-nya. (5) dalam bahasa Indonesia ada kata bentuk yang berklofiks,

yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya; tetapi pembubuhannya

itu tidak sekaligus, melainkan bertahap,. Katakata berklofiks dalam bahasa

Indonesia adalah yang berbentuk mekan, me-i, memper, memper-kan,

memper-i, ber-kan, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ter-

per, teper-kan, teper-i”.6

5 Zainurrahman, Menulis dari Teori Hingga Praktik, (Bandung: Alfabeta,2011), hlm. 98 6 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2008), hlm.23.

Page 24: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

9

Maksud dari pengertian di atas morfem afiks yaitu morfem yang

tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukkan kata, tetapi hanya menjadi

unsur pembentukan dalam proses afiksasi. Morfem afiks dibedakan menjadi

prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan berklofiks.

Menurut Masnur Muslich, Afiks ialah bentuk kebahasaan terikat

yang hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung

suatu kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan

untuk membentuk kata-kata baru. Pendapat lain mengatakan, afiks adalah

suatu satuan gramatik terikat yang tidak pernah menjadi bentuk dasar bagi

struktur yang lebih besar dan tidak memiliki arti leksikal. Bersama dengan

morfem atau morfem-morfem yang merupakan bentuk dasarnya, afiks

membentuk kata. Proses penggabungan afiks dengan morfem atau morfem-

morfem untuk membentuk kata itu disebut proses afiksasi.7 Afiks ini meliputi

imbuhan awal (prefiks), imbuhan tengah (infiks), imbuhan akhir (sufiks),

maupun imbuhan terbelah (konfiks atau simulfiks). Proses afiksasi bukanlah

hanya sekedar perubahan bentuk saja, melainkan juga pembentukan leksem

menjadi kelas tertentu.8

Afiks ialah proses pembentukkan kata dengan cara menggabungkan

afiks pada bentuk atau juga disebut sebagai proses penambahan afiks atau

imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan disebut

kata berimbuhan.

Infiks atau sisipan adalah proses pembentukan kata dengan

menambahkan afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Proses

pembentukan kata telunjuk, gemetar dan gerigi dilakukan dengan

menambahkan infiks di tengah bentuk dasarnya. Contohnya: -el-, -er-, -em-,

dan –in-.

7 Ibid., h. 65 8 Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.31

Page 25: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

10

Sufiks adalah proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara

menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya. Sebuah

afiks yang termasuk sufiks dikategorikan sebagai keluarga afiks bahasa

Indonesia jika sudah dapat melekat pada bentuk dasar asli bahasa Indonesia

sehingga afiks itu secara potensial dapat digunakan untuk membentuk

katakata baru dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia hanya melakukan

penyesuian pelafalan dan penulisan yang dianggap perlu. Contoh: -an, -kan,

dan –i.

Konfiks atau simulfik adalah proses pembentukan kata yang

dilakukan dengan cara menggabungkan afiks di awal dan di akhir bentuk

dasarnya. Contoh: me-,-kan, per-,-an, ber-,-an, ter-,-an, dan ke-,-an.

Berikut ini adalah contoh penggabungan prefiks, infiks, sufiks, dan

konfiks atau simulfiks dengan bentuk dasar bebas:

a) - Prefiks (ber-) + bentuk dasar bebas (satu) = kata (bersatu)

- Prefiks (meN-) + bentuk dasar bebas (makan) = kata (memakan)

- Prefiks (pe-) + bentuk dasar bebas (tani) = kata (petani)

- Prefiks (di-) + bentuk dasar bebas (sapu) = kata (disapu)

- Prefiks (ter-) + bentuk dasar bebas (pandai) = kata (terpandai)

- Prefiks (se-) + bentuk dasar bebas (nasib) = kata (senasib)

b) - Infiks (-er-) + bentuk dasar bebas (gigi)= kata (gerigi)

- Infiks (-el-) + bentuk dasar bebas (tapak)= kata (telapak)

- Infiks (-em-) + bentuk dasar bebas (getar)= kata (gemetar)

c) - Sufiks (-an) + bentuk dasar bebas (minum) = kata (minuman)

- Sufiks (-kan) + bentuk dasar bebas (lepas) = kata (lepaskan)

- Sufiks (-i) + bentuk dasar bebas (sampul) = kata (sampuli)

d) - Konfiks atau simulfiks (ke-an) + bentuk dasar bebas (baik) = kata

(kebaikan)

- Konfiks atau simulfiks (ber-an) + bentuk dasar bebas (jatuh) = kata

(berjatuhan)

Page 26: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

11

- Konfiks atau simulfiks (peN-an) + bentuk dasar bebas (rencana) = Kata

(perencanaan)

- Konfiks atau simulfiks (per-an) + bentuk dasar bebas (baik) = kata

(perbaikan)

Penggunaan afiks tidak hanya berlaku pada bentuk bebas saja, tetapi

juga pada bentuk terikat, seperti contoh di bawah ini:

a). - Prefiks (meN-) + bentuk dasar bebas (lancong) = kata (melancong)

- Prefiks (ber-) + bentuk dasar bebas (tengkar) = kata (bertengkar)

- Prefiks (peN-) + bentuk dasar bebas (hubung) = kata (penghubung)

- Prefiks (di-) + bentuk dasar bebas (paksa) = kata (dipaksa)

- Prefiks (ter-) + bentuk dasar bebas (gapai) = kata (tergapai)

- Prefiks (se-) + bentuk dasar bebas (ikat) = kata (seikat)

b). - Infiks (-el-) + bentuk dasar bebas (tunjuk) = kata (telunjuk)

- Infiks (-em-) + bentuk dasar bebas (getar) = kata (gemetar)

c). - Sufiks (-kan) + bentuk dasar bebas (hadap) = kata (hadapkan)

- Sufiks (-i) + bentuk dasar bebas (hindar) = kata (hindari)

- Sufiks (-an) + bentuk dasar bebas (karang) = kata (karangan)

d).- Konfiks atau simulfiks (per-an) + bentuk dasar bebas (temu) =

(pertemuan)

- Konfiks atau simulfiks (peN-an) + bentuk dasar bebas (beri) =

(pemberian)

- Konfiks atau simulfiks (per-an) + bentuk dasar bebas (temu) =

(pertemuan)

B. Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan

berbahasa yang dikuasaai seseorang sesudah menguasai keterampilan

menyimak, berbicara, dan membaca.9 Menulis adalah segenap rangkaian

kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan

9Kundaru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

Teori dan Aplikasi, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 96

Page 27: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

12

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah

dipahami.10 Definisi lain mengatakan, menulis dapat didefinisikan

sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat tulis atau medianya.11 Menulis

dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.12 Selain itu menulis

merupakan suatu kete rampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain.13 Alek mengatakan, menulis adalah suatu kegiatan untuk

menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan

menggunakan aksara.14 Jadi, menulis adalah kegiatan untuk

berkomunikasi untuk menyampaikan pesan yang dilakukan dengan cara

tertulis.

C. Hakikat Karangan

“Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, karangan berfungsi

sebagai kata benda (nomina) yang artinya adalah hasil tulisan; buah

pena. Selain definisi karangan berdasarkan KBBI, karangan adalah hasil

penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik

atau pokok bahasan.15” Dari pengertian tersebut, mengarang merupakan

suatu kegiatan menghasilkan tulisan atau karya tulis yang merupakan

susunan dari gagasan atau ide-ide.

10Nurudin, Dasar-Dasar Penulisan, (Malang: UMM press, 2010), h. 4 11Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007), h. 1.3 12Sabarti Alkhadiah, dkk. Menulis I. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.3 13Henry Guntur Tarigan, Menulis, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3 14Alek dan Achmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK press), h. 66 15M. Yunus dkk, Menulis I, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 2.33.

Page 28: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

13

“Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran

dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh.16”

Karangan diartikan sebagai rangkaian hasil pikiran atau ungkapan

perasaan dalam bentuk tulisan yang teratur. Jumlah tulisan atau kalimat

yang dirangkai bergantung pada rincian gagasan utamanya. Gagasan

utama dan rinciannya harus menunjukkan satu kesatuan dan kepaduan.

Setiap gagasan pokok digunakan sebagai kalimat utama sedangkan

rinciannya masing-masing membentuk sebuah kalimat penjelas.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

karangan merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yaitu

keterampilan menulis. Karangan dapat dijelaskan sebagai wujud dari

pengungkapan suatu ide dalam satu kesatuan tema yang tersusun secara

utuh dengan menggunakan bahasa yang runtut dan jelas. Dalam kegiatan

mengarang, penulis berusaha mengutarakan ide-idenya kepada pembaca.

Pada dasarnya karangan melukiskan suatu hal atau peristiwa

yang dikemas sedimikian rupa agar pembaca menemukan dan

merasakan kemenarikkan yang diciptakan oleh pengarang. Ada karangan

yang memberikan keterangan terhadap suatu hal atau mengembangkan

sebuah gagasan sehingga menjadi karya yang konkret. Selain itu, ada

karangan yang berusaha menyakinkan pembaca agar sependapat dengan

pengarang.

Untuk menghasilkan tulisan atau karangan yang baik harus

melalui tiga tahap penulisan, yaitu prapenulisan, penulisan, dan

pascapenulisan. Tahap penulisan adalah tahap persiapan penulisan yang

meliputi kegiatan memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran,

mengumpulkan bahan serta mengelompokkan gagasan dalam bentuk

kerangka karangan.

16E. Kosasih dkk, Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP, (Bandung:Pustaka Setia,

2005), h. 359.

Page 29: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

14

Tahap penulisan adalah tahap mengembangkan ide yang

terdapat dalam kerangka karangan dengan memanfaatkan bahan yang

telah dikumpulkan. Tahap pascapenulisan adalah tahap penghalusan dan

penyempurnaan tulisan yang telah ditulis atau disusun.

1. Jenis-jenis Karangan

Berdasarkan cara penyampaiannya, karangan digolongkan

atas lima jenis, yaitu:

a. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang lebih

menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.17

Penulis atau pembicara berkeinginan untuk mengembangkan atau

melukiskan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, atau

orang.

b. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang

berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk

perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau

yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.18

c. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah uraian (paparan) yang

bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan suatu karangan.19 Dari

sudut penulis memenuhi keinginan untuk memberi informasi

kepada orang lain, atau dari sudut pembaca berkeinginan untuk

memperoleh informasi dari orang lain mengenai suatu hal.

d. Karangan Argumentasi

17 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia), hlm. 192 18 Ibid, hlm. 190 19 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2008) Cet.1 Edisi IV hlm. 360

Page 30: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

15

Karangan argumentasi adalah alasan untuk memperkuat

atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.20

Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan

berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis

berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh

pembacanya.

e. Karangan Persuasi

Karangan perusasi adalah ajakan kepada seseorang

dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang

meyakinkannya.21

2. Bagian-bagian Karangan

Menurut Mashudi Mansur, karangan yang lengkap biasanya

tersusun dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

a. Bagian Pendahuluan

“Pada bagian pendahuluan membahas hal-hal yang

menarik perhatian pembaca tentang masalah yang dibahas dan

alasan pembahasan. Dengan demikian, pendahuluan berisi hal-hal

sebagai berikut.”

1. Latar belakang atau alasan pemilihan pokok masalah

2. Aspek-aspek penting dari pokok masallah yang akan dibahas

3. Metode pembahasan

4. Sistematika penyusunan

5. Tujuan serta hasil yang diharapkan.

b. Isi (tubuh) Karangan

Isi atau tubuh karangan berisi rincian tau pengembangan

dari apa yang telah dibahas pada bagian pendahuluan. Pada bagian

isi, semua permasalahan dibahas secra sistematis dan menyeluruh.

c. Bagian Penutup

20 Ibid, hlm. 85. 21 Op.Cit, hlm. 1062

Page 31: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

16

Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan jawaban terhadap masalah yang dirumuskan dalam

pendahuluan. Sedangkan saran berisi pemikiran penulis yang

berkaitan dengna pemecahan masalah dan usaha perbaikan sebagai

akibat dari pembuat kesimpulan.22

D. Hakikat Karangan Deskripsi

Seperti yang telah dijelaskan di awal, karangan deskripsi adalah

karangan yang ditulis dengan cara menyampaikan kesan hasil

pengamatan dan perasaanya kepada pembaca. Penulis akan

menyampaikan semua sifat dan rangkaian wujud yang ditemukan pada

objek yang ditulis. Tujuan dari penulisan karangan deskripsi adalah

menciptakan daya khayal dan imajinasinya kepada pembaca sehingga

seolah-olah pembaca melihat dan merasakan sendiri objek yang

dibicarakan secara keseluruhan seperti yang dialami oleh penulisnya.

Pada karangan deskripsi, kreatifitas menulis harus diolah

semaksimal mungkin agar amanat yang ingin disampaikan sampai

kepada pemikiran pembaca. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan

teknik penyusunan yang tepat, di antaranya adalah dengan melakukan

pendekatan terhadap objek yang dipilih.

Menurut Gorys Keraf, pendekatan yang dapat digunakan pada

karangan deskripsi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan realistis “Dalam pendekatan realistis, penulis berusaha agar deskripsi

yang dibuatnya terhadap objek yang tengah diamatinya itu harus dapat dilukiskan seobjektif-objektifnya sesuai dengan keadaan yang nyata yang dapat dilihatnya.” Pendekatan realistis merupakan pendekatan yang dibuat berdasarkan objek. Objek yang digambarkan harus sesuai dengan keadaan nyata yang dilihatnya. Dalam

22 Mahsudi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN, 2004), h. 230-233

Page 32: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

17

pendekatan ini, penulis berusaha untuk mengambil gambar dari objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam pendekatan realistis, diperlukan detail-detail dan rincian yang dilukiskan harus asli dan harus dirasakan sebagai sesuatu yang wajar. Penggambaran objek tidak boleh dibuat-buat agar menunjang efek yang ingin dicapai pengarang sehingga dapat meyakinkan pembacanya.

2. Pendekatan Impresionis Pada pendekatan impresionis pengarang berusaha

menggambarkan suatu kesan secara subjektif. Dalam hal ini, tidak berarti pengarang melukiskan suatu objek secara semena-mena. Pengarang hanya diberi kebebasan untuk memunculkan objek yang dilihatnya. Dalam deskripsi ini, pengarang harus mengadakan seleksi yang cermat atas bagian-bagian yang diperlukan, kemudian berusaha memberi cahaya dan warna sesuai dengan apa yang diinterpretasikan.

3. Pendekatan Sikap Penulis Pendekatan sikap penulis adalah pendekatan yang dilakukan

dengan cara melihat sikap pengarang pada objek yang dideskripsikan. Semua sikap pengarang mempunyai kaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, dan orang yang membaca deskripsinya. Dari hasil deskripsinya, pengarang mengharapkan pembaca dapat juga merasakan ketidakadilan atau perasaan kecewa atas persoalan yang tergambar dalam hasil deskripsinya. Untuk mencapai tujuan itu, semua rincian harus menunjang efek yang dideskripsikan. Pengarang harus menyingkirkan rincian atau objek yang tidak mempunyai hubungan dengan tujuan yang hendak diciptakannya.23

a. Ciri-ciri Karangan Deskripsi

Menurut M. Atar Semi, ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perinci

tentang objek. 2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sesitivitas dan

membentuk imajinasi pembaca. 3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dengan

plihan kata yang menggugah; sedangkan eksposisi gayanya lebih lugas.

4. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga objek pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.

23 Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Ende Flores: Nusa Indah, 1982), h. 104.

Page 33: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

18

5. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.24

b. Jenis-jenis Karangan Deskripsi

Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2007: 4.14),

dipilah menjadi dua kategori, yaitu:

a. Deskripsi Orang Jika anda menulis karangan deskripsi orang, tentukan

hal-hal yang menarik dari orang yang akan anda deskripsikan. Setelah itu, kemukakan informasi tentang orang itu dengan retorika pengungkapan yang memungkinkan pembaca seolah-olah mengenalinya sendiri. Berikut adalah aspek yang dideskripsikan dari seseorang: 1) Deskripsi Keadaan Fisik Deskripsi fisik bertujuan memberi

gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak yang bersifat objektif.

2) Deskripsi Keadaan Sekitar Deskripsi keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman, dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak seseorang.

3) Deskripsi Watak atau Tingkah Perbuatan Dalam mendeskripsikan watak seseorang kita harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung di balik fisik manusia. Dengan kecermatan, kita harus mampu mengidentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.

4) Deskripsi Gagasan-gagasan Tokoh Hal ini memang tidak dapat diserap oleh panca indera manusia. Namun, antara perasaan dan unsur perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat.

b. Deskripsi Tempat. Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa. Jika melukiskan suatu tempat, hendaknya bekerja dengan mengikuti cara yang logis dalam menyusun perincian. Dengan demikian, lukisan akan menjadi jelas. Di samping itu, harus mampu menyeleksi detail-detail dari suatu tempat yang

24 M. Atar Semi. Menulis Efektif. (Padang: Angkasa raya, 1990), hlm.43.

Page 34: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

19

dideskripsikan, sehingga detail-detail yang dipilih betul-betul mempunyai hubungan atau berperan langsung dalam peristiwa yang dilukiskannya. Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk mendeskripsikan suatu tempat. Pertama, kita bergerak secara teratur menelusuri tempat itu dan menyebutkan apa yang kita lihat. Kedua, kita dapat mulai dengan menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling menarik perhatian kita. Baru menyusul perincian lain yang kurang menarik disekitarnya. Suparno dan Mohamad Yunus, (2007: 4.19) mengungkapkan bahwa dalam memilih cara yang baik untuk melukiskan tempat, perlu kita pertimbangkan beberapa pokok persoalan untuk menyusun deskripsi, yaitu: a) suasana hati, b) bagian yang relevan, c) urutan penyajian. Untuk lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Suasana hati Pengarang harus dapat menetapkan suasana hati mana yang paling menonjol untuk dijadikan landasan. Sikap pengarang ketika membuat karangan deskripsi mengenai tempat menunjukan sifat dan suasana hati yang menguasai pikiran pengarang pada waktu itu. b. Bagian yang relevan Pengarang deskripsi harus mampu memilih detail-detail yang relevan untuk dapat menggambarkan suasana hati itu. c. Urutan penyajian Keraf (dalam Suparno dan Mohamad Yunus, (2007: 4.22) berpendapat, sebagai pengarang deskripsi dituntut mampu untuk menetapkan urutan yang paling baik dalam menampilkan detail-detail yang dipilih.25

c. Langkah-langkah Menyusun Karangan Deskripsi

Setelah mempelajari cara-cara dan jenis-jenis karangan

deskripsi, untuk mempermudah melakukan pendeskripsian ada

beberapa cara yang harus diperhatikan. Adapun langkah-langkah

menulis karangan deskripsi menurut Suparno adalah sebagai

berikut:

Menentukan apa yang akan dideskripsikan. Apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.

Merumuskan tujuan pendeskripsian. Apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu untuk mengemukakan karangan narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Menetapkan bagian-bagian yang akan dideskripsikan.

25 Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2007) hlm. 109

Page 35: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

20

Merinci hal-hal yang menunjang kekuatan bagian-bagian yang akan dideskripsikan yang meliputi hal-hal yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan yang kuat terhadap objek yang digambarkan. 26

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang peneliti lakukan mengambil judul “Kesalahan

penggunaan afiks dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII Semester

Ganjil SMP Djojoredjo Tahun Pelajaran 2015/2016.” Penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif deskripstif. Dalam penelitian ini

peneliti meneliti karangan deskripsi siswa berupa kesalahan penggunaan

prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Mengenai judul skripsi di atas,

peneliti mempunyai beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian

yang sedang peneliti lakukan.

1. Penelitian yang ditulis oleh Mumpuni Titrin S. Yang berjudul

“Analisis Kontaminasi Frase dan Penanda Ganda dalam Karangan

Deskripsi Siswa SMA Kelas II di DKI Jakarta”. Relevansinya

terlihat pada kontaminasi frase dan penanda ganda jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1990 IKIP. Dalam

penelitian tersebut bentuk kontaminasi yang dilakukan siswa pada

penggabungan bentuk (frase) yang tidak tepat dan kesalahan penanda

ganda yang dilakukan siswa membuat kalimat menjadi tidak efektif

dan efisien.

Adapun perbedaan penelitian mumpuni dengan skripsi ini adalah:

a. Penelitian Mumpuni meneliti tentang analisis kontaminasi frase

dan penanda ganda. Mumpuni meneliti bentuk kontaminase frase

yang tidak tepat dan penandaan ganda pada kalimat yang

menjadi efektif dan efisien, sedangkan penelitian ini tentang

kesalahan penggunaan afiks.

26 Suparno, Keterampilan Dasar Menulis, h. 1. 22.

Page 36: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

21

b. Penelitian Mumpuni objek penelitiannya adalah karangan

deskripsi siswa SMA kelas II di DKI Jakarta, sedangkan

penelitian ini objeknya siswa kelas VII SMP Djojoredjo.

2. Penelitian Ani Nurhayati yang berjudul “Analisis Kata Berimbuhan

dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Nusantara Legoso

Ciputat Tangerang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Adapun perbedaan penelitian Ani dengan skripsi ini adalah:

a. Penelitian skripsi Ani dilakukan di sekolah SMK Nusantara

Legoso Ciputat, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMP

Djojoredjo Pamulang.

b. Penelitian skripsi Ani menekankan penyengauan kata dasar,

pemakaian konfiks dan sufiks yang keliru, sedangkan penelitian

skripsi ini tentang kesalahan penggunaan afiks.

3. Penelitian Rizqi Herfiyanti yang berjudul “Kesalahan Penggunaan

Prefiks dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah

Annida Al-Islamy Cengkareng Jakarta Barat Tahun Pelajaran

2011/2012”.

Adapun perbedaan penelitian Rizqi dengan penelitian ini adalah:

a. Penelitian Rizqi dilakukan di Madrasah Aliyah Annida Al-

Islamy Cengkareng Jakarta Barat, sedangkan penelitian ini

dilakukan di SMP Djojoredjo Pamulang.

b. Penelitian Rizqi membahas tentang kesalahan prefiks, sedangkan

penelitian ini membahas tentang kesalahan afiks.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, dapat peneliti

simpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan penulis tidaklah sama

dengan apa yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang terdahulu.

Mumpuni Titrin S. Melakukan penelitian untuk mengetahui kontaminasi

frase dan penanda ganda dalam karangan deskripsi siswa. Penelitian Ani

Nurhayati berfokus pada pemakaian kata berimbuhan, penyengauan kata

dasar, pemakaian konfiks dan sufiks yang keliru. Penelitian Rizqi

Page 37: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

22

Herfiyanti fokus pada prefiks. Sedangkan peneliti sendiri memfokuskan

pada kesalahan penggunaan afiks.

Page 38: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan

karangan deskripsi siswa kelas VII. Metode deskriptif ini menggunakan penelitian

kualitatif dalam penggunaannya. Penelitian kualitatif merupakan “penelitian yang

menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian

atau pemahaman atau fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus”.1

Selain itu, ada yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang ingin mencari makna kontekstual secara menyeluruh (holistic) berdasarkan

fakta-fakta (tindakan, ucapan, sikap, dan sebagainya) yang dilakukan subjek

penelitian dalam latar alamiah secara emic, menurut yang dikonstruk subjek

penelitian untuk membangun teori (nomotetik, mencari hukum keberlakuan

umum).2

Penelitian ini bertujuan mencari data tentang kesalahan-kesalahan yang

terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia yang terdapat pada karangan deskripsi

siswa kelas VII. Kesalahan yang dimaksud adalah terjadinya ketidakbenaran

dalam tataran morfologi terutama pada bagian afiks.

A. Waktu dan Metode Penelitian

Waktu yang dipergunakan untuk meneliti yakni bulan Oktober 2015

dan selesai pada bulan Januari 2016. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode

penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah (natural setting);

diebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih

banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut juga

1Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.5 2Abdul Hanafi Halim, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Diadit Media Press, 2011), h. 92

Page 39: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

25

metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

kualitatif.3

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Djojoredjo Pamulang pada siswa

kelas VII tahun pelajaran 2015/2016, yang beralamat di jalan Beringin

No.45A Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian tes.

Pemberian tes dilakukan ketika siswa diminta untuk membuat karangan

deskripsi yang berkaitan pengalaman hidupnya mengenai tempat paling

berkesan yang pernah dikunjungi. Data yang digunakan untuk penelitian ini

yaitu dari kelas VII yang berjumlah 73 orang dengan dua rombongan belajar,

yaitu kelas A dan kelas B. Setiap individu dalam populasinya mempunyai

peluang yang sama untuk dijadikan subjek penelitian. Namun karena

keterbatasan penulis, jumlah siswa dalam sampel penelitian ini sebanyak 50%

yaitu 36 siswa. Menurut Suharsimi, jika jumlah subjeknya besar, dapat

diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.4

Penelitian ini diperoleh melalui teknik simple random sampling,

yaitu dengan cara menulis semua nama siswa kemudian dikocok dengan

mengambil 18 nama dari masing-masing kelas A dan B. Dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.5

D. Fokus Penelitian

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data ini adalah analisis

hasil belajar siswa. Penelitian ini dibantu dengan tabel pengamatan, untuk

3Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 14, cet, ke-11 4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta: PT. Rineke

Cipta, 2006), h. 134, Edisi Revisi VI. 5Sugiono, Ibid.hlm120

Page 40: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

26

mencatat data berupa kalimat yang terdapat kesalahan morfem pada aspek

afiksasi, seperti contoh:

Tabel 3.1

Tabel Analisis Penggunaan Morfem

Nama Siswa (Judul Karangan)

No. Kalimat Kesalahan Morfem Afiks

Prefiks Infiks Sufiks Konfiks Perbaikan

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh adalah dengan cara memberikan tugas kepada

siswa, yaitu membuat karangan deskripsi berdasarkan pengalaman hidupnya

mengenai tempat paling berkesan yang pernah dikunjungi. Setelah data

terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Pengklasifikasian

2. Pengodean

3. Penabulasian

4. Pembetulan/pengoreksian

5. Pengalkulasian dengan menggunakan rumus ....x100%

Keterangan: X = Frekuensi kalimat yang dianalisis

X2 = Jumlah kesalahan

6. Penginterpretasian dan penyimpulan.

Page 41: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini terdapat profil sekolah, deskripsi data, dan interpretasi data.

A. Profil Sekolah

1. Letak Geografis SMP Djojoredjo Pamulang

SMP Djojoredjo Pamulang terletak di Jalan Beringin No.45A

Kecamatan Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

MTs Negeri Tangerang II Pamulang memiliki lokasi yang sangat strategis,

hanya 100 M dari jalan raya, di sekitar MTs Negeri Tangerang II

Pamulang terdapat 6 perguruan tinggi yaitu Universitas Islam Negeri

(UIN) Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), STIE Ahmad

Dahlan Jakarta, Universitas Pamulang (UNPAM), Sekolah Tinggi

Multimedia, dan Institut Teknologi Indonesia.

2. Sejarah singkat SMP Djojoredjo Pamulang

SMP Djojoredjo Pamulang berdiri sejak tahun 1987 di Jalan

Beringin, Pamulang. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan

Djojoredjo. Pada awal mulanya, Yayasan Djojoredjo membangun sekolah

swasta pertama kali yang ada di daerah Pamulang yang bernama SMP

Pamulang pada tahun 1978. Kemudian karena melihat adanya kesadaran

bahwa pendidikan adalah kebutuhan bagi setiap anak tanpa memandang

status ekonomi maka didirikanlah SMP Djojoredjo di daerah Parung, di

daerah Sawangan, dan di daerah Pamulang.

Berdirinya SMP Djojoredjo baik yang berada di Parung,

Sawangan, maupun Pamulang adalah sebagai bentuk keprihatinan dan

bentuk kepedulian H. Bento (pemilik Yayasan Djojoredjo) akan

masyarakat sekitar yang mayoritas adalah masyarakat yang berada pada

kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini menggugah hati nurani

Page 42: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

28

beliau sehingga beliau memutuskan untuk memperjuangkan hak-hak

masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Waktu itu, SMP Djojoredjo

didirikan di atas lahan yang di sekitarnya adalah sawah dan kebun. Bisa

dikatakan SMP Djojoredjo didirikan di sebuah perkampungan.

Kepala SMP Djojoredjo pertama kali dijabat oleh Tri Januari,

S.Pd dari tahun 1987 sampai tahun 1992 setelah itu jabatan kepal sekolah

dipindahtangakan kepada Drs. Rahmat dari tahun 1992 sampai tahun 1994.

Kemudian, untuk pertama kalinya jabatan kepala sekolah diserahkan

kepada seorang wanita yang bernama Hj. Tri Tjiptaning Lestari. Karena

jiwa kepemimpinananya yang sangat bagus, dari tahun 1994 sampai

sekarang beliau masih dipercaya untuk menjabat sebagai kepala sekolah.

Seiring berjalannya waktu, SMP Djojoredjo yang menjadi salah

satu sekolah swasta yang ada di Pamulang, harus bersaing dengan sekolah-

sekolah yang mulai muncul. Dengan persaingan yang ada, baik kepala

sekolah maupun tenaga kerjanya bekerja sama untuk menciptakan inovasi-

inovasi dalam program pembelajaran maupun dalam program sekolah

lainnya agar mampu menyetarakan diri. Setelah meluluskan 27 angkatan,

SMP Djojoredjo masih mampu bertahan sampai saat ini.

Sebagai sekolah yang melayani masyarakat, SMP Djojoredjo

sadar betul bahwa pendidikan sebagai kebutuhan dan kewajiban setiap

anak berusaha keras memberikan pelayanan terbaik. Menciptakan siswa-

siswa yang berprestasi dan memiliki lulusan yang kompeten meskipun

SMP Djojoredjo belum berada di level tinggi. Beberapa kali Djojoredjo

meraih penghargaan untuk siswa berprestasi baik bidang akademik

maupun non akademik dan beberapa kali mencetak siswa dengan lulusan

meraih nilai yang memuaskan.

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Djojoredjo Pamulang

Visi, Misi, dan Tujuan SMP djojoredjo adalah sebagai berikut:

Visi:

Unggul dalam akademik, tanggap terhadap IPTEK, dan religius.

Page 43: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

29

Misi:

Mengembangkan/mewujudkan sumber daya manusia yang profesional,

berprestasi, dan insan yang berakhlak mulia dengan dilandasi oleh iman

dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta mampu mengaktualisasikannya dalam masyarakat.

4. Data Guru dan Siswa

a. Guru

Tabel 4.1

Data Tenaga Kependidikan SMP Djojoredjo

Status Guru Mapel Guru Eskul TU OB

PNS 2 - - -

Honor 14 8 2 2

Jumlah 16 8 2 2

b. Siswa

Berkaitan dengan data peserta didik akan dijelaskan hal-hal

sebagai berikut:

1. Proses penerimaan siswa baru didasarkan pada tes masuk. Adapun

materi tes yang harus diikuti oleh siswa meliputi: tes potensi

akademik, tes baca tulis Al-Qur’an, dan wawancara.

2. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Siswa SMP Djojoredjo Pamulang

Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

2015/2016 73 75 85 233

Page 44: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

30

3. Jumlah rombongan belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Rombel SMP Djojoredjo Pamulang

Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

2015/2016 2 2 3 7

c. Sarana dan Prasarana

1. Tanah dan Halaman

Tanah SMP Djojoredjo adalah milik Yayasan SMP

Djojoredjo dengan luas 1500 m2.

2. Gedung Madrasah

Tabel 4.4

Jumlah Ruang dan Sarana Prasarana SMP Djojoredjo Pamulang

No. Jenis Sarpras Jumlah Luas (m2) per unit/ bagian

Keadaan

1 LAHAN : 1.500 m2

Baik

a. Lahan terbangun 956 m2 Baik

b. Lahan terbuka 400 m2 Baik

c. Lahan kegiatan praktik

150 m2 Baik

2. RUANG : a. Ruang Pendidikan :

1) Ruang Teori/Kelas 7 56 Baik

2) Ruang Laboratorium IPA

1 64 Baik

3) Ruang Lab Komputer 1 56 Baik

4) Ruang Olah Raga 1 150 Baik

Page 45: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

31

5) Ruang Perpustakaan 1 64 Baik

b. Ruang Administrasi :

1) Ruang Kepala Sekolah

1 32 Baik

2) Ruang Guru 1 56 Baik

3) Ruang TU 1 8 Baik

c. Ruang Penunjang :

1) Ruang OSIS-Pramuka-PMR

1 32 Baik

2) Ruang Serbaguna/Umum

1 130 Baik

3) Ruang Kamar Mandi/WC

6 36 Baik

4) Ruang UKS 1 36 Baik

d. Media Pengajaran 1) TV 29” 2 Baik

2) Player 2 Baik 3) LCD 3 Baik

d. Sumber Belajar

1. Sarana Sumber Belajar

Perpustakaan merupakan pusat sember ilmu yang utama,

maka di perpustakaan SMP Djojoredjo Pamulang dilengkapi dengan

berbagai buku sumber, meliputi:

a) Jumlah total :

b) Koran/surat kabar : setiap hari 1 surat kabar

c) Majalah : setiap bulan 1 majalah

2. Media Pembelajaran

Page 46: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

32

Media pembelajaran yang tersedia meliputi:

- Perpustakaan lengkap

- TV di ruang khusus

- CD pembelajaran berada di unit komputer

- LCD proyektor 3

- Komputer 23

- Aula dilengkapi sound sistem

- Masjid Al-Barkah sebagai prasarana ibadah

- Laboratorium IPA

- Laboratorium komputer

- Drumband

- Angklung

- UKS

- 7 lokal untuk ruang belajar

- Lapangan

B. Deskripsi Data

Pada bagian deskripsi ini, penulis akan menguraikan frekuensi

kesalahan siswa dalam keterampilan menulis karangan deskripsi. Setelah

diketahui kesalahannya, data-data tersebut dianalisis dan hasilnya disajikan

dalam bentuk deskripsi.

Tabel 4.5

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Adelia Suryani

(Gunung Munara)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Gunung Munara adalah gunung di kampung

Page 47: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

33

yang terletak dikampung

sawah, Rumpin. (1)

X

2. Rute dari Gaplek lurus terus

sampe kepasar parung. (2)

X ke pasar

3. Dari situ ambil kanan kearah

ciseeng lurus sampai

keRumpin. (3)

X

X

ke arah

ke Rumpin

4. Tidak jauh dari situ kekampung

sawah terus sampailah

diGunung Munara. (4)

X

X

ke kampong

di Gunung

5. Untuk sampai kepuncak

melewati empat pos. (10)

X ke puncak

6. Disetiap pos banyak orang

berjualan makanan dan

minuman. (11)

X di setiap

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Adelia Suryani sebanyak delapan.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di) tidak

tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat, tetapi seharusnya

kata kerja. Penulisan dikampung seharusnya dipisah menjadi di

kampung.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

pasar bukan kepasar.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Page 48: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

34

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

arah bukan kearah.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

Rumpin bukan ke Rumpin.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

Kampung bukan keKampung.

c. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) bukanlah morfem melainkan kata

depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di Gunung bukan di

Gunung.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

d. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

puncak bukan kepuncak.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

e. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) bukanlah morfem melainkan kata

depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di setiap bukan disetiap.

Page 49: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

35

Tabel 4.6

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Agus Setiawan

(Danau Toba)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. .... yang paling banyak di

kunjungi wisatawan. (3)

X dikunjungi

2. Danau ini paling indah di

kunjungi saat malam hari .... (7)

X dikunjungi

3. .... paling cocok dikunjungi

bersama teman-teman atau

keluarga. (8)

X dikunjungi

4. Rumah makan itu paling ramai

di kunjungi pada siang hari.

(10)

X

dikunjungi

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Agus Setiawan sebanyak empat.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada kata di kunjungi.

Penggabungan morfem dalam proses morfologis seperti di+kunjung+i

seharusnya digabung menjadi satu kata, sehingga menjadi dikunjungi.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada kata di kunjungi.

Penggabungan morfem dalam proses morfologis seperti di+kunjung+i

seharusnya digabung menjadi satu kata, sehingga menjadi dikunjungi.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

Page 50: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

36

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada kata di kunjungi.

Penggabungan morfem dalam proses morfologis seperti di+kunjung+i

seharusnya digabung menjadi satu kata, sehingga menjadi dikunjungi.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada kata di kunjungi.

Penggabungan morfem dalam proses morfologis seperti di+kunjung+i

seharusnya digabung menjadi satu kata, sehingga menjadi dikunjungi.

Tabel 4.7

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Ahmad Taufik Adi Rianto

(Keindahan Taman Matahari)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Taman Matahari merupakan

salah satu tempat yang letaknya

diprovinsi Jawa Barat, tepatnya

dikota Bogor. (1)

X

X

di Provinsi

di kota

2. Banyak permainan ada disana.

(7)

X di sana

3. Sepanjang hari di lewati dengan

sangat seru dan sangat asik

sekali. (8)

X dilewati

4. Ada juga toko-toko yang jual

barang-barang bekas yang di

pajang. (10)

X

dipajang

5. Boleh dilihat boleh juga di beli

untuk jadi kenang-kenangan.

X

Dibeli

Page 51: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

37

(11)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Ahmad Taufik Adi Rianto

sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) bukanlah morfem melainkan kata

depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di Provinsi bukan

diProvinsi.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) bukanlah morfem melainkan kata

depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di Kota bukan diKota.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) bukanlah morfem melainkan kata

depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sana bukan disana.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada kata di lewati. Penggabungan

morfem dalam proses morfologis seperti di+lewat+i seharusnya

digabung menjadi satu kata, sehingga menjadi dilewati.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan pada penempatan morfem (di), morfem ini

terikat dengan kata kerja yang secara penulisannya digabung dengan

Page 52: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

38

bentuk dasarnya. Pajang adalah kata kerja, jadi seharusnya dipajang

bukan di pajang.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan pada penempatan morfem (di), morfem ini

terikat dengan kata kerja yang secara penulisannya digabung dengan

bentuk dasarnya. Beli adalah kata kerja, jadi seharusnya dibeli bukan di

beli.

Tabel 4.8

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Aisyah Widiam Rohmah

(Curug Cidomba)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

- - - - - - -

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Aisyah Widiam Rohmah tidak ada.

Tabel 4.9

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Aldi Saepul Adha

(Istana Maimun)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

Page 53: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

39

1. Istana Maimun terletak dikota

medan. (2)

X di kota

2. Karena megah istana ini banyak

di kunjungi oleh wisatawan. (4)

X

Dikunjungi

3. Istana maimun di bangun pada

tahun 1988. (5)

X Dibangun

4. Untuk sampai dilantai dua,

pengunjung dapat naik anak

tangga sebanyak 28 yang terbuat

dari marmer. (10)

X

di lantai

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Aldi Saepul Adha sebanyak empat.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di kota bukan

dikota.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dikunjungi.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Bangun adalah kata kerja, jadi

seharusnya dibangun bukan di bangun.

Page 54: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

40

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di lantai bukan

dilantai.

Tabel 4.10

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Alif Nurcahyo

(Pantai Batu Ulo)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai Batu Ulo merupakan

salah satu pantai didaerah

Banyuwangi Jawa Timur. (1)

X

di daerah

2. Menurut cerita rakyat disana,

dinamakan Batu Ulo karena

pada zaman dahulu di sebutkan

.... (5)

X

X

di sana

disebutkan

3. Para wisatawan pergi kesana

karena keindahan bawah

lautnya. (9)

X

ke sana

4. Ikan hias dan terumbu karang

disana sangat dilestarikan

dengan baik. (11)

X

di sana

Page 55: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

41

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Alif Nurcahyo sebanyak empat.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di daerah bukan

didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sana bukan

disana.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-kan),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi disebutkan.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke sana bukan

kesana.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Page 56: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

42

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sana bukan

disana.

Tabel 4.11

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Alya Bella Shalimar

(Keindahan Pulau Bunaken)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pulau Bunaken adalah tempat

wisata diManado yang sering di

sebut surga dunia. (1)

X

X

di Manado

disebut

2. DiPulau ini kita dimanjakan

dengan air lautnya yang sangat

jernih dan .... (2)

X

di pulau

3. Kita juga di suguhkan

keindahan pulau-pulau disekitar

Bunaken. (3)

X

X disuguhkan

disekitar

4. Untuk menikmatinya, bisa di

lakukan dengan cara menyelam

(diving). (8)

X

Dilakukan

5. Makanan yang di sajikan adalah

makanan khas Manado seperti

Rica-Rica, Bubur Manado ....

(10)

X Disajikan

Page 57: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

43

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Alya Bella Shalimar

sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di Manado bukan

diManado.

b. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa berada pada penempatan morfem

(di), morfem ini terikat dengan kata kerja yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Sebut adalah kata kerja, jadi

seharusnya disebut bukan di sebut.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di Pulau bukan

diPulau.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang digunakan siswa pada penggunaan konfiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggumaan morfem (di-

,-kan). Morfem tersebut cara penulisannya seharusnya digabung. Jadi

seharusnya disuguhkan, bukan di suguhkan.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

Page 58: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

44

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sekitar bukan

disekitar.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang digunakan siswa pada penggunaan konfiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggumaan morfem (di-

,-kan). Morfem tersebut cara penulisannya seharusnya digabung. Jadi

seharusnya dilakukan bukan di lakukan.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang digunakan siswa pada penggunaan konfiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggumaan morfem (di-

,-kan). Morfem tersebut cara penulisannya seharusnya digabung. Jadi

seharusnya disajikan, bukan di sajikan.

Tabel 4.12

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Anggi Rahmawati

(Menikmati Indahnya Laut Sosro)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Di sebut sosro karena tempatnya

bertemakan sosro. (4)

X

Disebut

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Anggi Rahmawati

sebanyak satu.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Page 59: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

45

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Sebut adalah kata kerja, jadi

seharusnya disebut bukan di sebut.

Tabel 4.13

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Arya Saputra

(Lippo Cikarang)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. .... wisata kolam renang yang

berada didaerah Cikarang. (1)

X

di daerah

2. .... tempat liburan yang di

minati banyak orang. (2)

X

diminati

3. .... lebih dari 1000 pengunjung

yang datang kesana. (3)

X

ke sana

4. Disana terdapat berbagai

permainan seperti trampolin,

perosotan, ayunan, .... (5)

X di sana

5. Disana juga terdapat cafe yang

terletak didalam kolam

renangnya. (6)

X di sana

6. .... seperti bola yang di buat dari

kaca. (8)

X Dibuat

7. Kolam renang diLippo Cikarang

sangat banyak. (9)

X di Lippo

8. Pengunjung bisa memilih mau

Page 60: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

46

renang dimana. (10) X di mana

9. Air disana sangat bersih karena

airnya diganti setiap hari. (12)

X di sana

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Arya Saputra sebanyak

sembilan.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di), tidak

tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat, tetapi seharusnya

kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan kata depan yang

penulisannya dipisah, seharusnya di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggumaan morfem (di-

,-kan). Morfem tersebut cara penulisannya seharusnya digabung. Jadi

seharusnya dilakukan, bukan di lakukan.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

sana bukan kesana.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sana bukan

disana.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

Page 61: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

47

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sana bukan

disana.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggunaan morfem (di).

Morfem tersebut cara penulisannya seharusnya disambung. Jadi

seharusnya dibuat, bukan di buat.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di Lippo bukan

diLippo.

8. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di mana bukan

dimana.

9. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) tersebut bukanlah morfem melainkan

Page 62: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

48

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di sana bukan

disana.

Tabel 4.14

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Aziiz Rasyid

(Pesona Pantai Anyer)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai tersebut terletak didaerah

Serang. (2)

X

di daerah

2. Jarak yang di tempuh dari

Jakarta menuju Anyer sekitar 35

kilometer. (3)

X

di tempuh

3. Banyak pohon kelapa berdiri

tegak dipinggir pantainya. (6)

X

di pinggir

4. Kita juga dapat melihat gunung

krakatau dari ke jauhan. (8)

X

Kejauhan

5. Selain pemandangan nya

indah, banyak permainan yang

bisa di nikmati. (9)

X Pemandangannya

6. Semua fasilitas ini bisa di

nikmati dari pagi sampai sore.

(12)

X Dinikmati

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Aziiz Rasyid sebanyak

enam.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua.

Page 63: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

49

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggunaan morfem di.

Tempuh di sini adalah kata kerja jadi seharusnya (di) penulisannya

disambung dengan kata tempuh. Jadi ditempuh, bukan di tempuh.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di pinggir bukan dipinggir.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (ke-,-an),

morfem ini seharusnya digabung dengan kata dasarnya. Jadi seharusnya

kejauhan, bukan ke jauhan.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem yang

dilakukan berada pada penempatan morfem (pe-,-an), morfem ini

seharusnya digabung dengan kata dasarnya. Jadi seharusnya

pemandangannya, bukan pemandangan nya.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Page 64: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

50

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morefem (di-,-i),

morfem tersebut seharusnya digabung dengan kata dasarnya. Jadi

seharusnya dinikmati, bukan di nikmati.

Tabel 4.15

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Bima Abed Nego

(Gunung Tangkuban Perahu)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Asal mula gunung tangkuban

perahu adalah di kisahkan

legenda sangkuriang yang .... (5)

X Dikisahkan

2. .... mengajukan persyaratan yaitu

sangkuriang di suruh membuat

perahu dengan semalam. (6)

X Disuruh

3. Ketika usahanya gagal

sangkuriang marah dan perahu

itu di tendang sampai terbalik.

(7)

X Ditendang

4. Di beri nama gunung tangkuban

perahu karena gunung tersebut

menyerupai gunung yang

terbalik. (9)

X Diberi

5. .... membuat tempat ini banyak

di kunjungi wisatawan lokal

maupun mancanegara. (11)

X

Dikunjungi

Page 65: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

51

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Bima Abed Nego

sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Terdapat kesalahan pada kata di kisahkan. Kata kisah merupakan kata

kerja yang mendapat konfiks (di-,-kan). Seharusnya kata perintah

digabung dengan konfiks (di-,-kan), sehingga menjadi dikisahkan.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar kata

kerja. Seharusnya bentuk dasar suruh digabung dengan prefiks (di-),

karena suruh merupakan kata kerja, sehingga menjadi disuruh.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar kata

kerja. Seharusnya bentuk dasar tendang digabung dengan prefiks (di-),

karena tendang merupakan kata kerja, sehingga menjadi ditendang.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar kata

kerja. Seharusnya bentuk dasar beri digabung dengan prefiks (di-),

karena beri merupakan kata kerja, sehingga menjadi diberi.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i) pada

kata kunjung. Seharusnya kata dasar kunjung digabung dengan morfem

Page 66: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

52

(di-,-i), karena menunjukkan kata kerja yang bisa diberi morfem (di-,-i),

sehingga seharusnya menjadi dikunjungi.

Tabel 4.16

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Davin Prayoga

(Candi Borobudur)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Candi Borobudur merupakan

salah satu candi terbesar

didunia. (1)

X

di dunia

2. Candi Borobudur terletak

diYogyakarta. (2)

X

di Yogyakarta

3. Diantara beberapa candi

terdapat satu candi besar yang

berbentuk lancip .... (7)

X Di antara

4. Dicandi Borobudur terdapat

banyak stupa. (9)

X di candi

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Davin Prayoga sebanyak empat.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

Page 67: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

53

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dunia bukan didunia.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Yogyakarta bukan diYogyakarta.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di antara bukan diantara.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di candi bukan dicandi.

Tabel 4.17

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Dhea Paulina

(Taman Matahari)

Page 68: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

54

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Taman ini berdiri diatas tanah

seluas 30 hektar. (4)

X

di atas

2. Ditaman matahari ada berbagai

permainan. (5)

X

Di taman

3. Diantaranya yaiu villa, saung,

hotel, lapangan, restoran dan

tempat belanja. (10)

X

Di antaranya

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Dhea Paulina sebanyak tiga.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di atas bukan diatas.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di taman bukan ditaman.

3. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Page 69: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

55

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di antaranya bukan diantaranya.

Tabel 4.18

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Faldy Apriadi

(Pantai Kuta)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai ini terletak didaerah

Bali. (2)

X

di daerah

2. Sehingga banyak dikunjungin

oleh para wisatawan. (3)

X Dikunjungi

3. .... dengan keindahannya yang

luar biasa dan begitu

menpesona. (5)

X

Mempesona

4. Ombaknya yang besar

menggulung dengan indah. (6)

X

Bergulung

5. Pengunjung bisa nikmatin

matahari terbenam. (8)

X Menikmati

6. Sepanjang pantai di jadikan

tempat parkir. (10)

X Dijadikan

7. .... berpanas-panasan bisa duduk

atau tidur dibawah payung-

X

X

di bawah

disediakan

Page 70: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

56

payung yang disedia. (11)

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Faldy Apriadi sebanyak tujuh.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (in),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata dikunjungin, karena dalam

bahasa Indonesia tidak ada morfem yang berakhiran (-in). Kata

dikunjungin lebih tepat mendapat imbuhan (di-,-i) menjadi dikunjungi.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggunaan morfem

(me), morfem ini menjadi (mem-) ketika bertemu dengan huruf p.

Pesona diawali dengan huruf p, jadi seharusnya mempesona bukan

menpesona.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penggunaan morfem (me-

), morfem ini tidak cocok digunakan pada kata sifat. Gulung merupakan

kata sifat yang ketika menggunakan morfem seharusnya jadi

bergulung, bukan menggulung.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (in),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata nikamtin, karena dalam

Page 71: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

57

bahasa Indonesia tidak ada morfem yang berakhiran (-in). Kata

nikmatin seharusnya menikmati, jadi akhiran (–in) diganti dengan

(me-,–i).

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-kan),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dijadikan.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di bawah bukan dibawah.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (di),

morfem tersebut sesuai dengan struktur kalimatnya seharusnya bentuk

dasar bukan hanya diberi morfem (di) saja tetapi (di-,-kan) menjadi

disediakan, bukan disedia.

Tabel 4.19

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Fandy Ahmad Saputra

(Jungle Land)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

Page 72: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

58

1. .... merupakan tempat wisata

yang terletak didaerah Sentul,

bogor, Jawa barat. (1)

X di daerah

2. Banyak pengunjung yang pergi

kesana. (2)

X ke sana

3. Disana ada komedi putar, kora-

kora, dan masih banyak lagi. (6)

X di sana

4. Pengunjung disana bisa

menikmati permainan sepanjang

hari. (7)

X di sana

5. Selain permainan pengunjung

bisa ngisi perut dengan berbagai

makanan. (9)

X mengisi

6. Disana pun ada taman yang

sangat indah dan sejuk. (10)

X di sana

Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Fandy Ahmad Saputra

sebanyak enam.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Page 73: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

59

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (ke),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (ke) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata ngisi. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku ngisi dan prefiks (-ng), adapun bentuk

dasarnya isi. Kata isi lebih tepat diberi prefiks (me-), sehingga menjadi

mengisi.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

Page 74: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

60

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

Tabel 4.20

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Gerry Novian

(Lava Merapi)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Di sebut Lava Merapi karena

dulu tempat ini jadi aliran lava

saat gunung merapi meletus. (2)

X Disebut

2. .... tempat ini banyak di

kunjungi wisatawan. (4)

X Dikunjungi

3. Satu jeep di kenakan biaya 300

ribu rupiah. (6)

X Dikenakan

4. .... maka tinggal di bagi saja. (7) X Dibagi

5. Mobil jeep akan nganter kita

sampai ketempat lava dengan

jalan yang belok-belok. (8)

X

X

mengantar

ke tempat

6. .... sungai-sungai yang pernah di

aliri lava. (9)

X Dialiri

7. Ada juga museum yang

nyimpen barang-barang yang

kena lava. (12)

X Menyimpan

Page 75: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

61

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Gerry Novian sebanyak tujuh.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Sebut adalah kata kerja, jadi

seharusnya disebut bukan di sebut.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dikunjungi.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-kan),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dikenakan.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Bagi adalah kata kerja, jadi

seharusnya dibagi bukan di bagi.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata nganter. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku nganter dan prefiks (-ng), adapun

Page 76: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

62

bentuk dasarnya antar. Kata antar lebih tepat diberi prefiks (me-),

sehingga menjadi mengantar.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

tempat bukan ketempat.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dialiri.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata nyimpen. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku nyimpen dan prefiks (-ng), adapun

bentuk dasarnya simpan. Kata antar lebih tepat diberi prefiks (me-),

sehingga menjadi menyimpan.

Tabel 4.21

Analisis penggunaan morfem dalam keterampilan menulis karangan deskripsi

siswa

Jovanka Ceizilia

(Pantai Alam Indah Tegal)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. .... yang terkenal dengan PAI

letaknya ditegal. (1)

X di tegal

2. Kita bisa main-main dipinggir X di pinggir

Page 77: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

63

pantai atau basah-basahan. (6)

3. Kita juga bisa main

diwaterbum yang ada ember

besar bentuk poci. (7)

X

di waterboom

4. Selain main kita juga bisa

belajar dimonumen bahari atau

dikampung seni. (8)

X

X

di monumen

di kampong

5. .... kita bisa sholat ditempat

yang disediakan. (10)

X di tempat

6. Saat kita lapar kita bisa

kewarung .... (11)

X

ke warung

7. Pasti puas ngunjungin pantai

alam indah Tegal.

X Mengunjungi

Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Jovanka Ceizilia

sebanyak tujuh.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Tegal bukan ditegal.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di pinggir bukan dipinggir.

Page 78: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

64

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Waterboom bukan diWaterboom.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Monumen bukan diMonumen.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di kampung bukan dikampung.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di kampung bukan dikampung.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Page 79: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

65

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

warung bukan kewarung.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (in),

morfem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata ngunjungin

seharusnya diganti menjadi mengunjungi.

Tabel 4.22

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Latifah Nurbaiti

(Ciwangun Indah Camp)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Ciwangun Indah Camp

bertempat didaerah Bandung.

(1)

X

di daerah

2. Berkunjung keciwangun camp

sangat seru sekali. (5)

X ke ciwangun

3. .... sambil ngelawatin jalan yang

menanjak juga menurun. (7)

X Melewati

4. Ada kakak-kakak yang mandu

permainan yang menyenangkan.

(10)

X Memandu

5. Setelah main kita bisa cobain

flying fox. (11)

X mencoba

Page 80: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

66

Berdasarkan tabel 4.22 di atas, diketahui bahwa frekuensi

kesalahan penggunaan morfem yang dilakukan oleh Latifah Nurbaiti

sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

Ciwangun bukan keciwangun.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (in),

morfem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata ngelewatin

seharusnya diganti menjadi melewati.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata mandu. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku mandu dan prefiks (m), adapun bentuk

dasarnya pandu. Kata pandu lebih tepat diberi prefiks (me-), sehingga

menjadi memandu.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks

Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Page 81: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

67

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (in),

morfem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata cobain seharusnya

diganti menjadi mencoba.

Tabel 4.23

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Leonardi Dharma Adjie

(Wisata Jungle Land)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Jungle Land merupakan tempat

rekreasi terbesar diIndonesia.

(1)

X

di Indonesia

2. Jungle Land terletak diSentul

Bogor. (2)

X di Sentul

3. Didalamnya terdapat berbagai

macam wahan yang berjumlah

41 macam. (4)

X di dalamnya

4. Wahana yang terdapat diJungle

Land ada yang khusus di

nikmati oleh orang dewasa, ada

wahana yang khusus di nikmati

anak-anak, dan ada yang bisa di

nikmati berbagai usia. (5)

X

X

X

X

di Jungle Land

dinikmati

dinikmati

dinikmati

5. Selain berbagai wahana diatas

juga ada pertunjukkan dan

atraksi meet zombie dan .... (9)

X di atas

Page 82: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

68

6. .... bisa di nikmati dengan

membayar tiket sebesar 125.000

pada hari libur. (12)

X Dinikmati

Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Leonardi Dharma Adjie sebanyak

enam.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Indonesia bukan diIndonesia.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Sentul bukan diSentul.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dalamnya bukan didalamnya.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

Page 83: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

69

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Jungle Land bukan diJungle Land.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dinikmati.

c. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dinikmati.

d. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dinikmati.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di atas bukan diatas.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dinikmati.

Page 84: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

70

Tabel 4.24

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

M. Ridwan

(Candi Prambanan)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Letak Candi Prambanan ada

diJogjakarta. (4)

X

di Jogjakarta

2. Disamping ketiga candi itu ada

candinya lagi, yaitu garuda,

nandini dan angsa. (6)

X di samping

3. Candi Siwa, Wisnu, dan Brahma

menghadap ketimur, sedangkan

candi Garuda, Nandini, dan

Angsa yang ndampingin ketiga

candi tersebut menghadap

kebarat. (7)

X

X

X

ke timur

mendampingi

ke barat

4. Candi-candi tersebut punya

ruangan didalamnya. (8)

X

di dalamnya

5. Selain ke enam candi itu ada

ratusan candi kecilnya. (9)

X Keenam

6. Candi Prambanan yang terkenal

dengan kecantikannya juga

memiliki relief didindingnya.

(11)

X

di dindingnya

7. .... di bangun oleh Bandung

Bondowoso untuk menunjuk

cintanya kepada .... (12)

X

X

dibangun

menunjukkan

Page 85: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

71

Berdasarkan tabel 4.24 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh M. Ridwan sebanyak tujuh.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Jogjakarta bukan diJogjakarta.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di samping bukan disamping.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

timur bukan ketimur.

b. Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata ndampingin. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku ndamping dan prefiks (-in), adapun

bentuk dasarnya damping. Kata damping lebih tepat diberi prefiks (me-

,-i), sehingga menjadi mendampingi.

c. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

barat bukan kebarat.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

Page 86: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

72

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dalamnya bukan didalamnya.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (ke),

morfem ini terikat dengan kata sifat, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Enam adalah kata sifat, jadi

seharusnya keenam bukan ke enam.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dindingnya bukan didindingnya.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Bangun adalah kata kerja, jadi

seharusnya dibangun bukan di bangun.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (me)

yang seharusnya jika sesuai dengan susunan kalimatnya menggunakan

morfem (me-,-kan), seharusnya menunjukkan.

Tabel 4.25

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Page 87: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

73

M. Rizky Irawan

(Pantai Indrayanti)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai Indrayanti terletak

diWonogiri, Gunung Kidul,

Yogyakarta. (1)

X

di Wonogiri

2. Dengan keindahannya yang

mengagumi, tiket masuk pantai

ini cukup murah dan .... (4)

X

mengagumkan

3. Banyak ikan-ikan yang

sembunyi dibalik karang-

karang. (6)

X

di balik

4. Disana terdapat sebuah tebing

yang menjulang tinggi. (7)

X di sana

5. .... pengunjung juga bisa naik jet

ski dengan biaya lumayan mahal

tapi muasin banget. (9)

X Memuaskan

6. .... tidak mau basah-basahan bisa

liat ombak dibawah payung

yang disediain. (10)

X

X

di bawah

7. Dipantai ini juga ada

penginapan buat yang ingin

nikmatin .... (12)

X

X

di pantai

menikmati

Page 88: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

74

Berdasarkan tabel 4.25 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh M. Rizki Irawan sebanyak tujuh.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Wonogiri bukan diWonogiri.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (me-,-i),

morfem ini tidak tepat digunakan. (me) dalam kalimat tersebut lebih

tepat jika disandingkan dengan (kan), mengagumi menjadi

mengagumkan.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di balik bukan dibalik.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Page 89: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

75

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata muasin. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku muas dan sufiks (-in), adapun bentuk

dasarnya puas. Kata puas lebih tepat diberi prefiks (me-,-kan), sehingga

menjadi memuaskan.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) di sini bukanlah morfem melainkan

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di bawah bukan

dibawah.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (di-,-in),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata disediain, karena dalam

bahasa Indonesia tidak ada morfem yang berakhiran (-in). Kata

disediain seharusnya menjadi disediakan.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (in),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata nikmatin, karena dalam

bahasa Indonesia tidak ada morfem yang berakhiran (-in). Kata

nikmatin seharusnya menjadi menikmati.

Tabel 4.26

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Mario Pandapotan

(Pesona Indah Danau Toba)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

Page 90: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

76

1. Danau tersebut terletak

diprovinsi Sumatra Utara

tepatnya dipulau Samosir. (2)

X

X

di provinsi

di pulau

2. Selain keindahnnya, pengunjung

bisa melihat kapal-kapal yang

berlabuh didanau ini. (5)

X

di danau

3. Salah satu pelabuhan yang ada

didanau Toba adalah Pelabuhan

Tomok. (6)

X

Di danau

4. Pelabuhan Tomok adalah

pelabuhan yang paling terkenal

dipulau Samosir. (7)

X

Di pulau

5. Banyak kapal Feri dan kapal-

kapal kecil yang berlabuh

disana. (8)

X

di sana

6. Dipulau Samosir juga terdapat

sebuah kampung yang bernama

Tanjungan. (9)

X Di pulau

7. Dikampung tersebut terdapat

sebuah danau yang bernama Aek

Na Tonang. (11)

X Di kampong

Berdasarkan tabel 4.26 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Mario Pandapotan sebanyak tujuh.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Provinsi bukan diProvinsi.

Page 91: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

77

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Pulau bukan diPulau.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di danau bukan didanau.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di danau bukan didanau.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Pulau bukan diPulau.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

Page 92: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

78

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Pulau bukan diPulau.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di kampung bukan dikampung.

Tabel 4.27

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Nina Adelia

(Indahnya Pulau Bunaken)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pulau Bunaken merupakan

tempat wisata yang sangat indah

yang berada diSulawesi. (1)

X

Di Sulawesi

2. Pulau ini terdapat disebelah X di sebelah

Page 93: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

79

utara Sulawesi diteluk Manado.

(2)

X di teluk

3. Kita bisa lihat puluhan jenis ikan

didalamnya seperti ikan koi

putih, lolosi ekor kuning, .... (6)

X

di dalamnya

4. Disana juga terdapat tebing

karang vertikal sejauh 25-30

meter. (8)

X Di sana

5. Untuk menuju kebunaken

perjalanan yang ditempuh tidak

begitu sulit. (9)

X Ke Bunaken

Berdasarkan tabel 4.27 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Nina Adelia Aryani sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Sulawesi bukan diSulawesi.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sebelah bukan disebelah.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

Page 94: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

80

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di teluk bukan diteluk.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan

tempat, tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut

bukanlah morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah,

seharusnya di dalamnya bukan didalamnya.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan

tempat, tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut

bukanlah morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah,

seharusnya di sana bukan disana.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

Bunaken bukan kebunaken.

Tabel 4.28

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Rachma Triana

(Menikmati Malam di Maliobro)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

Page 95: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

81

1 2 3 4 Perbaikan

1. Banyak juga wisatawan yang

berkunjung ke sana. (2)

X

ke sana

2. Salah satu souvenir yang di jual

adalah gantungan kunci bentuk

tugu Jogja, tas dari .... (10)

X Dijual

Berdasarkan tabel 4.28 di atas, diketahui bahwa frek uensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Rachma Triana sebanyak dua.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

sana bukan kesana.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Jual adalah kata kerja, jadi

seharusnya dijual bukan di jual.

Tabel 4.29

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Reo Kencana

(Kebun Binatang Ragunan)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

Page 96: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

82

1. Tempat ini terletak diProvinsi

Jakarta, tepatnya diJakarta

Selatan. (2)

X

X

di Provinsi

di Jakarta

2. Disana terdapat macam-macam

satwa seperti gajah, jerapah,

kuda nil, zebra, dan lain-lain. (7)

X Di sana

3. Setelah berkeliling pengunjung

bisa berkunjung ketoko

souvenir. (11)

X ke took

4. Ditoko souvenir ini ada boneka-

boneka dengan bentuk binatang

dengan harga murah. (12)

X Di took

Berdasarkan tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Reo Kencana sebanyak empat.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Provinsi bukan diProvinsi.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Jakarta bukan diJakarta.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

Page 97: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

83

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

Di sana bukan Disana.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

kata (ke) dipisah dengan kata toko, ke took bukan ketoko.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Terdapat kesalahan pada kata ditoko. Kata toko menunjukkan arti

tempat tempat, bukan kata kerja. dalam kalimat tersebut terdapat

kesalahan penggunaan morfem prefiks dengan kata depan. Seharusnya

kata (di) dipisah dengan kata toko, sehingga menjadi di toko.

Tabel 4.30

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Rio Pradana Putra

(Air Terjun Cibeureum)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Tempat ini banyak di kunjungi

dan menjadi favorit .... (2)

X Dikunjungi

Berdasarkan tabel 4.30 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Rio Pradana Putra sebanyak satu.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Page 98: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

84

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i)

pada kata kunjung. Seharusnya kata dasar kunjung digabung dengan

morfem (di-,-i), karena menunjukkan kata kerja yang bisa diberi

morfem (di-,-i), sehingga seharusnya menjadi dikunjungi.

Tabel 4.31

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Septi Dwi Lestari

(Situ Patenggang)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Situ Patenggang terletak

didaerah Ciwidey, Bandung. (1)

X

di daerah

2. .... dari terminal leuwipanjang

keterminal Ciwidey kemudian

Desa Situ Patenggang. (4)

X ke terminal

3. Disekitar danau tersebut

terdapat kebun teh sehingga

udaranya sejuk. (7)

X Di sekitar

4. Kita bisa kebatu cinta dengan

menggunakan perahu. (10)

X ke batu

5. Disebut batu cinta, karena batu

tersebut berada dipulau yang

berbentuk hati. (11)

X

di pulau

Berdasarkan tabel 4.31 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Septi Dwi Lestari sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

Page 99: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

85

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (ke). (ke)

bukanlah awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah,

seharusnya ke terminal bukan keterminal.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sekitar bukan disekitar.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah,, seharusnya

ke batu bukan kebatu.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di pulau bukan dipulau.

Page 100: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

86

Tabel 4.32

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Sinta Dea Amanda

(Taman Impian Jaya Ancol)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Agar bisa ketempat ini,

pengunjung bisa menggunakan

kendaraan apa saja baik .... (4)

X ke tempat

2. Ditaman Impian Jaya Ancol

pengunjung bisa nikmatin

tempat hiburan yang nyenengin.

(5)

X

X

X

Di taman

menikmati

menyenangkan

3. Pengunjung yang suka suasana

yang indah bisa ngunjungin

pantai. (7)

X

Mengunjungi

4. Ditaman Impian Jaya Ancol

juga ada tempat selain hiburan.

(9)

X Di taman

5. Ada pasar seni yang ada galeri

lukisan dan pertunjuk kesenian

di dalamnya. (10)

X

Pertunjukan

6. Ada juga tempat olahraga yang

nyediain macam-macam alat

olahraga. (11)

X Menyediakan

Berdasarkan tabel 4.32 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Sinta Dea Amanda sebanyak enam.

Page 101: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

87

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

tempat bukan ketempat.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di taman bukan ditaman.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (in),

morfem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata nikmatin

seharusnya diganti menjadi menikmati.

c. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata nyenengin. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku nyeneng dan sufiks (-in), adapun

bentuk dasarnya seneng. Kata puas lebih tepat diberi prefiks (me-,-kan),

sehingga menjadi menyenangkan.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata ngunjungin. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku ngunjung dan sufiks (-in), adapun

bentuk dasarnya kunjung. Kata kunjung lebih tepat diberi prefiks (me-,-

i), sehingga menjadi mengunjungi.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

Page 102: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

88

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di taman bukan ditaman.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem perfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (per),

morfem ini kurang tepat. Kata pertunjuk seharusnya diganti menjadi

pertunjukkan.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata nyediain. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku nyedia dan prefiks (-in), adapun

bentuk dasarnya sedia. Kata damping lebih tepat diberi prefiks (me-,-

kan), sehingga menjadi menyediakan.

Tabel 4.33

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Siti Hardyanti

(Gua Jatijajar)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Gua Jatijajar terletak didesa

Jatijajar kecamatan ayah,

Kebumen. (1)

X di desa

2. Pengunjung jadinya tidak

terpeleset saat jalan didalam

gua. (7)

X

di dalam

3. Didalam Gua Jatijajar ada 32

patung. (9)

X Di dalam

4. Patung itu katanya X

Page 103: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

89

ngegambarin sejarah. (10) Menggambarkan

5. Patung itu sudah lama didalam

gua. (11)

X di dalam

Berdasarkan tabel 4.33 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Siti Hardyanti sebanyak lima.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di desa bukan didesa.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dalam bukan didalam.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dalam bukan didalam.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Page 104: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

90

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata ngegambarin. Dalam

bahasa Indonesia tidak ada konfiks (nge-,-in). Kata ngegambarin lebih

tepat diberi konfiks (me-,-kan), sehingga menjadi menggambarkan.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di dalam bukan didalam.

Tabel 4.34

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Trisna Nur Febriansyah

(Wisata Baturraden)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Dipintu masuknya ada tulisan

selamat datang .... (7)

X

2. Disampingnya ada patung

gareng sama teman-temannya.

(8)

X

Berdasarkan tabel 4.34 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Trisna Nur Febriansyah sebanyak

dua.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat tujuh.

Page 105: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

91

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di pintu bukan dipintu.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sampingnya bukan disampingnya.

Tabel 4.35

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Vincenco Budiman Hunganwarin

(Pantai Tanjung Kait)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai tersebut sering

dikunjungin orang-orang luar

bahkan orang asli penduduk situ.

(2)

X

Dikunjungi

2. Dipantai tersebut juga ada yang

berlibur dan yang bekerja. (3)

X di pantai

3. Tempat yang indah dan sejuk

untuk dikunjungin. (4)

X

dikunjungi

Page 106: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

92

4. Dipantai tanjung kait terdapat

beberapa permainan banan boat

dan membuat istana pasir. (5)

X di pantai

5. Disana juga terdapat rumah

makan dengan berbagai menu

yang lezat. (6)

X di sana

6. Jadi kita bisa nikmatin makanan

itu sekaligus ngelihat

pemandangan indah. (7)

X

X menikmati

melihat

7. Hampir setiap hari tempat ini

ramai di kunjungi banyak

orang. (9)

X

Dikunjungi

8. Diwaktu tersebut pengunjung

bisa melihat matahari terbit atau

tenggelam. (12)

X di waktu

Berdasarkan tabel 4.35 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Vincenco Budiman Hunganwarin

sebanyak delapan.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Kesalahan yang dilakukan ialah pada kata dikunjungin, imbuhan (–in)

biasanya digunakan dalam bahasa betawi, namun untuk bahasa

Indonesia tidak ada. Morfem (-in) seharusnya diganti dengan sufiks (-i)

yang menjadi bentuk konfiks (di-,-i) dan penulisannya digabung,

sehingga menjadi dikunjungi.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

Page 107: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

93

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di pantai bukan dipantai.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Kesalahan yang dilakukan ialah pada kata dikunjungin, imbuhan (–in)

biasanya digunakan dalam bahasa betawi, namun untuk bahasa

Indonesia tidak ada. Morfem (-in) seharusnya diganti dengan sufiks (-i)

yang menjadi bentuk konfiks (di-,-i) dan penulisannya digabung,

sehingga menjadi dikunjungi.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di pantai bukan dipantai.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan ialah pada kata nikmatin, imbuhan (–in)

biasanya digunakan dalam bahasa betawi, namun untuk bahasa

Indonesia tidak ada. Morfem (-in) seharusnya diganti dengan sufiks (-i)

yang menjadi bentuk konfiks (me-,-i), sehingga menjadi menikmati.

Page 108: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

94

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan ialah pada kata ngelihat, imbuhan (nge-)

biasanya digunakan dalam bahasa betawi, namun untuk bahasa

Indonesia tidak ada. Morfem (nge-) seharusnya diganti dengan prefiks

(me-), sehingga menjadi melihat.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-i)

pada kata kunjung. Seharusnya kata dasar kunjung digabung dengan

morfem (di-,-i), karena menunjukkan kata kerja yang bisa diberi

morfem (di-,-i), sehingga seharusnya menjadi dikunjungi.

8. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di waktu bukan diwaktu.

Tabel 4.36

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Vito Vario

(Indahnya Dusun Bambu Bandung)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Disana juga udaranya sangat

sejuk. (6)

X

Page 109: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

95

2. Kuliner yang di sajikan adalah

makanan khas Bandung .... (10)

X

Berdasarkan tabel 4.36 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Vito Vario sebanyak dua.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks

Terdapat kesalahan pada kata di sajikan. Kata saji merupakan kata

kerja yang mendapat konfiks (di-,-kan). Seharusnya kata saji digabung

dengan konfiks (di-,-kan), sehingga menjadi disajikan.

Tabel 4.37

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Yasin Fadillah

(Keraton Yogyakarta)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Keraton Yogyakarta terletak

didaerah istimewa Yogyakarta.

(2)

X

di daerah

Page 110: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

96

2. Tapi ada juga dibeberapa

bagian di beri khas dari luar

negeri. (6)

X

X

di beberapa

diberi

3. Ada joglo yang dindingnya

kebuka dan ada joglo yang

dindingnya ketutup. (8)

X

X

terbuka

tertutup

4. Halaman Keraton Yogyakarta di

tutup sama pasir. (9)

X Ditutup

5. Suasana disana seperti berada

pada zaman dahulu. (12)

X di sana

Berdasarkan tabel 4.37 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Yasin Fadillah sebanyak lima.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di beberapa bukan dibeberapa.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Beri adalah kata kerja, jadi

seharusnya diberi bukan di beri.

Page 111: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

97

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (ke),

morfem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata kebuka seharusnya

diganti menjadi terbuka.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penggunaan morfem (ke),

morfem ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata ketutup seharusnya

diganti menjadi tertutup.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesembilan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Tutup adalah kata kerja, jadi

seharusnya ditutup bukan di tutup.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

Tabel 4.38

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Zahra Ariela Yusri

(Dufan)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

Page 112: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

98

1 2 3 4 Perbaikan

1. Dufan merupakan tempat wisata

yang memiliki banyak

bermainan yang mendebarkan.

(3)

X

Permainan

2. Ada permainan yang negangin

banget seperti kora-kora,

histeria, dan tornado. (7)

X menegangkan

Berdasarkan tabel 4.38 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Zahra Ariela Yusri sebanyak dua.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata bermainan. Morfem (ber-,-

an) tidak tepat, seharusnya permainan bukan bermainan.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketujuh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan adalah pada kata negangin. Dalam bahasa

Indonesia tidak ada bentuk baku negang dan prefiks (-in), adapun

bentuk dasarnya tegang. Kata tegang di sini lebih tepat diberi prefiks

(me-,-kan), sehingga menjadi menegangkan.

Tabel 4.39

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Zahran Tama

(Sawarna)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

Page 113: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

99

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai Sawarna berlokasi

dibayah, lebak. (1)

X

di bayah

2. Perjalanan menuju kesana

lumayan jauh. (2)

X ke sana

3. Tapi senang sekali saat sudah

sampai disana. (4)

X

di sana

Berdasarkan tabel 4.39 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Zahran Tama sebanyak tiga.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di Bayah bukan diBayah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

sana bukan kesana.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

Page 114: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

100

Tabel 4.40

Analisis Penggunaan Morfem dalam Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa

Julianti Sekar Wangi

(Pantai Ujung Genteng)

No. Kalimat Kesalahan morfologi afiksasi

1 2 3 4 Perbaikan

1. Pantai Ujung Genteng berada

didaerah Sukabumi. (1)

X

di daerah

2. Perjalanan yang di tempuh

kepantai ini memang jauh dan

jalannya cukup curam. (3)

X

X

ditempuh

ke pantai

3. Namun sampai saat disana kita

akan merasakan senang sekali.

(4)

X di sana

4. Pantai Ujung Genteng di

katakan indah karena pasirnya

yang putih dan airnya yang

jernih. (5)

X

dikatakan

5. Dialam bawah lautnya terdapat

banyak karang. (6)

X Di alam

6. Diantara ikan-ikan itu ada ikan

nemo dan ikan buntal. (8)

X Di antara

7. .... telur-telur penyu yang

kemudian netes jadi anak-anak

penyu didalam penangkaran.

(10)

X

X

menetas

8. Setelah itu penyu akan di lepas

kelaut. (11)

X

X

dilepas

ke laut

Page 115: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

101

9. Pada malam hari penyu akan

naik kedaratan untuk bertelur.

(12)

X ke daratan

Berdasarkan tabel 4.40 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan

penggunaan morfem yang dilakukan oleh Julianti Sekar Wangi sebanyak dua

belas.

1. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat pertama.

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di daerah bukan didaerah.

2. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat ketiga

a. Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Tempuh adalah kata kerja, jadi

seharusnya ditempuh bukan di tempuh.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (ke),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (ke) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

ke pantai bukan kepantai.

3. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keempat

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

Page 116: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

102

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di sana bukan disana.

4. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kelima

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem konfiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di-,-kan),

morfem tersebut merupakan bentuk terikat dengan bentuk dasar.

Seharusnya bentuk dasar kembali digabungkan menjadi dikatakan.

5. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat keenam

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di alam bukan dialam.

6. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedelapan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) dalam kalimat tersebut bukanlah

morfem melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya

di antara bukan diantara.

7. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesepuluh

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem sufiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada kata netas, morfem ini tidak

tepat karena dalam bahasa Indonesia tidak ada kata netas. Kata netas

seharusnya menjadi menetas.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini tidak tepat digunakan pada kata yang menunjukkan tempat,

tetapi seharusnya kata kerja. (di) di sini bukanlah morfem melainkan

Page 117: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

103

kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya di dalam bukan

didalam.

8. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kesebelas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa berada pada penempatan morfem (di),

morfem ini terikat dengan kata kerja, yang secara penulisannya

digabung dengan bentuk dasarnya. Lepas adalah kata kerja, jadi

seharusnya dilepas bukan di lepas.

b. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

laut bukan kelaut.

9. Kesalahan penggunaan morfem pada kalimat kedua belas

a. Kesalahan yang dilakukan siswa pada penggunaan morfem prefiks.

Kesalahan yang dilakukan berada pada penempatan (ke). (ke) bukanlah

awalan melainkan kata depan yang penulisannya dipisah, seharusnya ke

daratan bukan kedaratan.

C. Interpretasi Data

Berdasarkan deskripsi data di atas, diperoleh tiga puluh enam tulisan

deskripsi. Dari tiga puluh enam karangan deskripsi tersebut, telah ditemukan

35 karangan deskripsi yang penggunaan morfemnya tidak tepat. Kesalahan

terbanyak terdapat pada penggunaan prefiks dengan jumlah 152 kalimat,

sufiks 4 kalimat, dan konfiks 22 kalimat. Adapun presentasinya sebagai

berikut:

1. Kesalahan pada penggunaan prefiks 152/174 x 100 = 87,3 %

2. Kesalahan pada penggunaan prefiks 4/174 x 100 = 2,2 %

3. Kesalahan pada penggunaan prefiks 22/174 x 100 = 12,6 %

Berdasarkan persentase di atas dapat diketahui bahwa kesalahan

terbanyak terdapat pada penggunaan prefiks yang mencapai 87,3%,

Page 118: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

104

kesalahan pada sufiks mencapai 2,2%, dan kesalahan pada konfiks mencapai

12,6%. Dari hasil persentase ini, dapat kita ketahui bahwa siswa lebih banyak

melakukan kesalahan pada penggunaan prefiks. Hal ini tentu menjadi

perhatian bagi calon guru maupun guru bahasa Indonesia agar lebih

memerhatikan dan membimbing siswa dalam penggunaan morfem.

Page 119: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

105

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan morfem dalam

keterampilan menulis karangan deskripsi siswa SMP Djojoredjo Semester

Genap tahun ajaran 2015/2016, maka dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tiga puluh enam karangan deskripsi yang dianalisis. Ditemukan 35

karangan deskripsi yang menggunakan afiks tidak tepat. Kesalahan terbanyak

terdapat pada penggunaan prefiks yang mencapai 87,3%, kesalahan pada

sufiks mencapai 2,2%, dan kesalahan pada konfiks mencapai 12,6%.

Kesalahan yang paling banyak terjadi dikarenakan siswa masih salah dalam

penggunaan prefiks. Prefiks yang seharusnya dijadikan awalan, asisipan,

akhiran, dan penggabungan pada penulisan, terutama pada kata kerja justru

lebih sering digunakan untuk kata tempat.

B. Saran

Perlu adanya bimbingan khusus untuk siswa agar tidak lagi

melakukan kesalahan pada penulisan karangan deskripsi. Seperti halnya

memberikan latihan penulisan pada siswa dan sering melakukan diskusi

dalam penggunaan morfem pada kalimat.

Dengan adanya penelitian, ini maka kita sebagai calon guru harus

lebih memerhatikan siswa dan sering melakukan komunikasi terutama

mengenai penggunaan morfem, dengan tujuan meminimalisir kesalahan yang

dilakukan siswa bahkan sampai tak ada kesalahan dalam penggunaan

morfem, terutama morfem afiks. Penelitian ini diharapkan jadi pembelajaran

untuk kita semua sebagai calon guru Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sebagai calon guru kita harus peka terhadap kesalahan berbahasa yang

dilakukan siswa, agar siswa bisa memperbaiki kesalahannya.

Berdasarkan simpulan yang penulis kemukakan, maka dapat

disampaikan saran dan masukan kepada guru, agar sebaiknya mengalokasikan

Page 120: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

106

waktu yang sesuai atau lebih banyak dalam pengajarannya dan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat, serta sering memberikan latihan menulis

agar siswa terbiasa menggunakan morfem yang tepat, terutama pada bagian

afiks.

Page 121: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

DAFTAR PUSTAKA

Alek. linguistik Umum. Jakarta: Fitk Press UIN Jakarta, 2009. Alek dan Achmad H.P. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Jakarta: FITK press. Alkhadiah, Sabarti dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas terbuka, 2007. Alwi, Hasan. Tata Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Jakarta: PT

Rineke Cipta, 2006. Edisi Revisi VI. Atar, M. Seni Menulis Efektif. Padang Angkasa Raya, 1990. Budi Santoso, Kusno. Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineke

Cipta,1990. Chaer, Abdul. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT

Rineke Cipta, 2008. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008. Finoza, Lamudin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2006. Halim, Abdul Hanafi, Metode Penelitian Bahasa, ( Jakarta: Diadit Media Press,

2011. Katamba, Francis. Morphology. London: Macmillan Press Ltd, 1993. Keraf, Gorys. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah, 1982. Kosasih, E. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP. Bandung: Pustaka

Setia, 2005. Kridalaksana, Harimurti. Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2010. Mahmud, Nasrun. English For Muslim University Student. Ciputat: PT Siwibakti

Darma, 2010. Mashudi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN, 2004. Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia (Kajian Ke Arah Tatabahasa

Deskriptif). Jakarta: Bumi Angkasa, 2009. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009. Nurudin. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press, 2010. Ramlan, M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono,

2001. Saddhono, Kundaru dan St. Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Indonesia, Teori dan Aplikasi. Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. Samsuri. Analisa Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga,

1978. Sari, Nirmala. An Introduction Linguistics. Jakarta: Depdikbud, 1998. Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Suparno. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka, 2006. Suparno dan Yunus, Mohamad. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Sutarna. Morfologi bahasa Indonesia. Jartata: Universitas terbuka, 2007. Tarigan, Henry Guntur. Menulis. Bandung: Angkasa, 2008.

Page 122: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa

Tarigan Henry Guntur, dkk. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1990.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa, 1988.

Yulianto, Bambang dan Maria Mintowati. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Universitas terbuka, 2009.

Yunus, M. dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Zainuddin. Pengetahuan Kebahasaan. Surabaya: Usaha Nasional, 1985.

Page 123: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 124: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 125: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 126: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 127: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 128: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa
Page 129: KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI... · JAKARTA 2016 . i ABSTRAK ... 103 BAB V SIMPULAN, ... Tabel 4.2 Data Siswa