Kerukunan Antar Umat Beragama

26
Agama Islam Kerukunan Antar Umat Beragama Azima Rahmah 1114030028 Detia Farah Ghina 1114030003 Dica Rosmyanto 1114030029 1 Gedung 2 Pagi

description

y

Transcript of Kerukunan Antar Umat Beragama

Page 1: Kerukunan Antar Umat Beragama

Agama Islam

Kerukunan Antar Umat Beragama

Azima Rahmah 1114030028

Detia Farah Ghina 1114030003

Dica Rosmyanto 1114030029

1 Gedung 2 Pagi

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DEPOK

2014

Page 2: Kerukunan Antar Umat Beragama

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2 Permasalahan........................................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................................2

BAB II ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ALAMIN..............................................3

BAB III UKHUWAH.....................................................................................................5

3.1 Pengertian Ukhuwah............................................................................................5

3.2 Macam-macam Ukhuwah....................................................................................5

3.3 Urgensi Ukhuwah.................................................................................................6

3.4 Hal-hal yang Dapat Menghancurkan Ukhuwah Islam.........................................7

3.5 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah..................................................................8

BAB IV KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS AGAMA................................10

4.1 Pengertian Kerukunan Menurut Islam...............................................................10

4.2 Pandangan Islam Tehadap Pemeluk Agama Lain..............................................11

4.3 Kerukunan Intern Umat Islam............................................................................13

4.4 Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Islam............................................13

BAB V PENUTUP.......................................................................................................14

5.1 Kesimpulan.........................................................................................................14

5.2 Saran...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

Page 3: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam Kata islam berarti damai, selamat,

sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan

bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan

kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya

dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah

turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu

kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-

rasul berikutnya.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari

beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu

mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan

berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang

multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak sauja kerena

keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama

yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,

Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan

agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan

tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar

umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang

mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong

menolong.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antarumat beragama

yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua

anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik

antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.

Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar

umat beragama dilingkungan masyarakat.

Page 4: Kerukunan Antar Umat Beragama

1.2 Permasalahan

Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya

permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia

merupakan sikap yang dibenarkan oleh islam?

Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang berbeda agama didunia

(pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak saling memerlukan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:

1. Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam

menghadapi masalah bersama.

2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya kerukunan antar

umat beragama.

3. Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam agar

dapat ikut serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.

Page 5: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB II

ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ALAMIN

Setiap agama di dunia kebanyakan mengambil nama dari penemunya atau

tempat dimana agama tersebut dilahirkan dan dikembangkan, sebagaimana agama

Nasrani yang mengambil nama dari tempat Nazareth, agama Budha yang berasal dari

nama pendirinya Budha Gautama. Tetapi tidaklah demikian untuk agama Islam,

agama Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang, tempat, atau masyrakat

tertentu dimana agama ini dilahirkan atau disiarkan.

Agama Islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama,yaitu

Nabi Adam as kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada Nabi atau

Rosul berikutnya. Akhir dari penurunan agama Islam itu terjadi pada masa kerosulan

Muhammad Saw pada abat ke VII masehi.

Ketika Islam mulai disampaikan oleh Rosulullah Saw kepada masyarakat

Arab, beliau mengajak masyarakat untuk menerima dan mentaati ajaran Islam,

tanggapan yang mereka sampaikan pada Rosulullah adalah sikap heran dan aneh.

Islam dianggapnya sebagai ajaran yang menyimpang dari tradisi leluhur yang telah

mendarah daging bagi masyrakat Arab, yang telah mereka taati secara turun menurun,

dan mereka tidak mau tahu apakah tradisi tersebut salah atau benar, di dalam hadist

(Qs. Al Baqarah : 170) juga digambarkan bahwa “Islam datangnya dianggap asing

dan akan kembali diaggap asing, namun berbahagialah orang yang dianggap asing

tersebut”.

Kata Islam berarti damai, selamat, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh.

Pengertian tersebut menunjukan bahwa agana Islam adalah agama yang mengandung

ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan, dan kesejahteraan

bagi kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada

umumnya, bukan untuk mendatangkan dan membuat bencana atau kerusakan di muka

bumi.

Fungsi Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin tidak tergantung pada

peneriman atau penilaian manusia, substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran

tersebut,dan fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri

maupun oleh makhluk-makhluk yang lain , apabila manusia sebagai pengemban

5

Page 6: Kerukunan Antar Umat Beragama

amanat Allah telah dapat mentaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan

benar dan khaffah.

Fungsi Islam juga sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa

bencana, dijelaskan oleh Allah dalam Alqur’an surat Al Anbiya’: 170 yang

artinya:”Dan tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi

rahmat sebagai semesta alam.” Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada

ajaran Islam itu adalah:

1. Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar.

2. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah,

baik mereka muslim maupaun non muslim.

3. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional.

4. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi

yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab, dll.

Page 7: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB III

UKHUWAH

3.1 Pengertian Ukhuwah

Makna ukhuwah berarti persaudaraan, yang maksudnya adanya perasaan

simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki

satu kondisi atau perasaan yang sama, baik sama suka maupun duka, baik senang

maupun sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik untuk saling

membantu bila pihak lain menglami kesulitan, dan sikap saling membagi

kesenangan. Ukhuwah yang perlu kita jalin bukan hanya intern seagama saja

akan tetapi yang lebih penting lagi adalah antar umat beragama.

3.2 Macam-macam Ukhuwah

1. Ukhuwah Islamiyah

Yaitu persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau

persaudaraan yang diikat oleh aqidah/keimanan, tanpa membedakan golongan

selama aqidahnya sama maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin

dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alqur’an

surat Al Hujarat : 10, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman

itu adalah saudara, oleh karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara

kamu, dan bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan

rahmatnya “.

Dari ayat di atas jelas bahwa kita sesama umat islam ini adalah saudara,

dan wajib menjalin terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan

marilah yang mana saudara kita jadikan saudara dan janganlah saudara kita

anggap sebagai musuh,hanya karna masalah masalah-masalah sepele yang

tidak berarti.yang pada akhirnya mengancam ukhuwah Islamiyah yang pada

akhirnya dapat melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa.

2. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah

Yaitu persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal

tanpa membedakan ras, agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya.

Page 8: Kerukunan Antar Umat Beragama

Persaudaraan yang di ikat oleh jiwa kemanusiaan, maksudnya kita sebagai

manusia harus dapat memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh

rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.

Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang

umat manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan

kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas

pertimbangan rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan

ajaran agama keimanan dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa

kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan

dapat bersikap kanibal terhadap sesama.

3. Ukhuwah Wathoniyah

Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa

membedakan agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-

aspek yang lainnya. Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu

bangsa yaitu Indonesia. Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan

ini Rosulullah bersabda “Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama

saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.

Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk

mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-

hari. Apabila ketiganya terjadi secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita

prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut

kehidupan dunia dan akherat.

3.3 Urgensi Ukhuwah

Di tengah-tengah kehidupan Zaman modern, yang cenderung individulis

dan materilis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat urgen

untuk dibangun demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai.

Urgensi ukhuwah itu diantaranya:

1. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan islam.

Rosulullah SAW bersabda: “Al Islamu ya’lu wala yu’la alaih”, artinya

Islam itu agama yang tinggi tidak ada yang lebih tinggi dari Agama Islam.

Ketinggian dan kehebatan Islam itu akan menjadi realita manakala umat Islam

mampu menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya, memperbanyak persmaan

Page 9: Kerukunan Antar Umat Beragama

dan memperkecil perbedaan. Jika umat Isam sering bermusuhan maka Islam

akan lemah dan tidak mempunyai kekuatan.

2. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.

Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah

tidak akan bermakna tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas

kendali iman, maka yang menjadi perekatnya adalah kepentingan pribadi,

kelompok kesukuan, maupun hal-hal lain yang bersifat materi yang semuanya

itu bersifat semu dan sementara.

3. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.

Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi

dan menghancurkan Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu

dengan yang lain. Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu “diobok obok”

dan selalu di kambing hitamkan oleh mereka. Oleh karena itu umat Islam

jangan mudah terpengaruh dan jangan mudah terprofokasi dengan mereka kita

harus menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur, jika kita

bermusuhan maka mereka akan mudah memecah belah dan menghancurkan

Islam.

4. Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki

karakteristik dan mejujung tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong

menolong. Nilai-nilai tersebut akan mudah terwujud manakala manusia

memiliki ketulusan dan kemauan yang tinggi untuk merajut dan membangun

simpul ukhuwah yang sudah terpoyak.

3.4 Hal-hal yang Dapat Menghancurkan Ukhuwah Islam

Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukuwah memang

tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak masalah

yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam tentunya membutuhkan perjuangan

dan proses yang panjang di bawah ini adalah contoh masalah yang dapat

menghacurkan ukhuwah Islam diantaranya:

1. Pemahaman Islam yang tidak komperehensif dan kaffah.

Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering

terjadi adalah dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih

Page 10: Kerukunan Antar Umat Beragama

dangkal. Umat Islam masih parsial dalam mengkaji Islam belum integral,

belum kaffah, sehingga mereka cenderung untuk mencari perbedaan-

perbedaan yang tidak prinsip dari kesamaannya. Karena pemahaman Islam

yang masih sempit inilah yang menjadi salah satu embrio atau bibit munculnya

permusuhan terhadap sesama umat beragama.

2. Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan.

Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan

kelompokya, menganggap kelompoknya paling benar, paling baik dan

meremehkan kelompok lain, padahal masih satu agama itu pun merupakan

perbuatan tidak terpuji dan tidak dibenarkan dalam islam, karena dapat

merusak tali ukhuwah.

3. Suka bermusuhan antar umat beragama.

Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah

Islam yang sangat berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut,

dengki, iri hati maka yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan

permusuhan. Jika hal ini kita akhiri maka ukhuwah akan damai dan tentram.

4. Kurangnya toleransi atau tasamuh.

Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan

menghormati terhadap peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga

menutup pintu dialog secara terbuka dan kreatif, juga dapat penghalang dalam

merajut kembali ukhuwah. Oleh karena itu perlu kita optimalkan secara terus

menerus untuk mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam kehidupan

sehari-hari.

3.5 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah

Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT, harus terus

menerus di upayakan penerapannya dalam kehidupan umat maanusia dalam

rangka mewujudkan kerukunan dan perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat

tercipta manakala ukhuwah atau persaudaraan dapat di wujudkan.

Adapun langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan dalam

mewujudkan ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:

1. Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat

Islam, tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan

Page 11: Kerukunan Antar Umat Beragama

menjelaskan pada mereka tentang bahayanya jika kita saling bermusuhan.

Tentunya dengan metode yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil

lisan, dakwal bil hal dan dakwal bil qolam.

2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling

bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada

mereka yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di

samping dapat merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku

silaturahm, sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya:

“Barang siapa yang ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya

maka yang senang silaturahmi”.

3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk

menyamakan persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam

arti mencari persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap

perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri

dari komentar-komentar yang belum jelas, tidak mudah emosional dan

senantiasa mengedepankan rasional dan pertimbangan akal sehat dan pada

akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat yang mengarah mempererat tali

ukhuwah dan terciptanya kerukunan.

4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga

pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang

berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan

masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-

citakan bersama.

5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk

berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya,

karena iman dan takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai

kecenderungan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal

mengaktualisasi ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.

Page 12: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB IV

KERUKUNAN DAN KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS AGAMA

4.1 Pengertian Kerukunan Menurut Islam

Kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh” atau toleransi. Sehingga

yang dimaksud toleransi adalah kerukunan social kemasyarakatan, bukan dalam

hal akidah Islamiyah (keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan

tegas dalam Alqur’an dan Hadits. Dalam hal akidah atau keimanan seorang

muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan

keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al

Kafirun ayat 1-6 sebagai berikut:

Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan kepada

serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah

dialami sebelumnya. Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatulah) yang mesti

terjadi dan tidak mungkin terelakkan. Hal itu sudah merupakan kodrati dalam

kehidupan dalam QS. Al Hujarat: 13, Allah menggambarkan adanya indikasi

yang cukup kuat tentang pluralitas tersebut.

Namun, pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan adanya

kemajemukan, tetapi lebih dari itu adanya ketrlibatan akti terhadap kenyataan

adanya pluralitas tersebut. Pluralitas agama dapat kita jumpai dimana-mana,

seprti di dalam masyarakat tertentu, di kantor tempat bekerja dan di perguruan

tinggi tempat belajar dll. Seseorang baru dikatakan memiliki sikap keterlibatan

aktif dalam pluralitas apabila dia dapat berinteraksi secara positif dalam

lingkungan kemajemukan. Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk

agama untuk tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain,tetapi juga

harus terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai

kerukunaan dan kebersamaan.

Page 13: Kerukunan Antar Umat Beragama

Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini,

diperoleh pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada

akunya, tetapi pada kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan

kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama tetapi yang lebih

penting adalah ”antar umat beragama didunia” (pluralitas Agama).

Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah

yang bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap

manusia. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah

mewujudkannya dalam setiap diri individu, setelah itu melangkah pada keluarga,

kemudian masyarakat luas pada seluruh bangsa di dunia ini dengan demikian

pada akhirnya dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia.

Itulah konsep ajaran Islam tetang “Kerukunaan Antar Umat Beragama”,

kalaupun kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya

yang salah, akan tetapi pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan

selanjutnya diingatkan dengan cara-cara yang hasanah dan hikmah.

4.2 Pandangan Islam Tehadap Pemeluk Agama Lain

1. Darul Harbi (daerah yang wajib diperangi)

Islam merupakan agama rahmatan lil-‘alamin yang memberikan makna

bahwa perilaku Islam terhadap nonmuslim dituntut untuk kasih sayang dengan

memberikan hak dan kewajiban yang sama seperti halnya penganut islam

sendiri dan tidak saling mengganggu dalam hal kepercayaan. Islam membagi

daerah (wilayah) berdasarkan agamanya atas Darul Muslim dan Darul Harbi.

Darul Muslim adalah suatu daerah yang didiami oleh masyarakat muslim dan

diberlakukan hokum Islam. Sedangkan Darul Harbi adalah suatu wilayah yang

penduduknya memusuhi Islam. Penduduk Darul Harbi selalu mengganggu

penduduk Darul Muslim, menghalangi dakwah Islam, bahkan melakukan

penyerangan terhadap Darul Muslim. Menghadapi penduduk Darul Harbi yang

demikian, umat Islam wajib melakukan jihad melawannya, seperti difirmankan

dalam Alqur’an surat Al Mumtahanah: 90 yang artinya: “Sesungguhnya Allah

hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang

memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negarimu, dan

Page 14: Kerukunan Antar Umat Beragama

membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan

mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

2. Kufur Zimmy

Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk

memeluk Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang

merupakan kewajiban bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang

menyatakan : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Kufur

Zimmy adalah sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak

membenci Islam, t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah

Islam. Mereka harus dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti

umat Islam dalam pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam

melindungi daerah Darul Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur

Zimmy adalah diserahkan kepada mereka sendiri dan umat Islam tidak

diperbolehkan mengganggu keyakinan mereka. Adapaun pemikiran Alqur’an

mengenai Kufur Zimmy seperti dalam surat Al Muntahanah: 8 yang artinya:

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap

orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)

mebgusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang berlaku adil.”

3. Kufur Musta’man

Kufur Musta’man adalah pemeluk agama lain yang meminta

perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada

mereka, pemerintah Islam tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri

dan harta kaum musta’man harus dilindungi dari segala kerusakan dan

kebinasaan serta bahaya laiinya, selama mereka di bawah perlindungan

pemerintah Islam.

4. Kufur Mu’ahadah

Kufur Mu’ahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat

perjanjian damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-

menolong dan bela-membela atau tidak.

Page 15: Kerukunan Antar Umat Beragama

4.3 Kerukunan Intern Umat Islam

Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdasarkan atas semangat

ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) sesuai dengan firman-Nya

dalam surat Al-Hujurat: 10. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam diikat oleh

kesamaan akidah (keimanan), akhlak, dan sikap beragamanya didasarkan atas

Alqur’an dan Al-Hadits.

Adanya perbedaan di antara umat Islam adalah rahmat asalkan perbedaan

pendapat itu tidak membawa perpecahan dan permusuhan.

4.4 Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Islam

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas

disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah

dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji,

tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al

Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku.”

Page 16: Kerukunan Antar Umat Beragama

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari makalah yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama” ini

dapat diambil kesimpulan:

1. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah,

baik mereka muslim maupun nonmuslim.

2. Dalam agama Islam mewajibkan penganutnya untuk menjaga kerukunan

antarumat beragama.

3. Umat Islam diwajibkan untuk memelihara ukhuwah islamiyah.

4. Perbedaan merupakan suatu kenikmatan dari Allah SWT yang patut di

syukuri, karena dengan perbedaan, manusia dapat lebih menghargai hidup dan

memperkuat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.

5.2 Saran

1. Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang

merupakan salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.

2. Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapau

kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama manusia.

Page 17: Kerukunan Antar Umat Beragama

DAFTAR PUSTAKA

www.dakaz.wordpress.com

www.henoardian.blogspot.com/kerukunan-antar-umat-beragama.html/

www.dezhi-myblogger.blogspot.com