KERTAS KERJA

18
KONSEP KERTAS KERJA Definisi Kertas Kerja SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut: “Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk: 1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan. Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai. 2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya. Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya. 3. Sebagai bukti auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Dalam kertas kerja pemeriksaan harus terlihat bahwa apa yang diatur dalam

description

auditing dan atestasi

Transcript of KERTAS KERJA

Page 1: KERTAS KERJA

KONSEP KERTAS KERJA

 Definisi Kertas Kerja

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut:

“Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai

prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang

diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.”

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja

Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk:

1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.

Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan

merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.

2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.

Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di

kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau

pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.

3. Sebagai bukti auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesi

Akuntan Publik (SPAP). Dalam kertas kerja pemeriksaan harus terlihat bahwa apa yang

diatur dalam SPAP sudah diikuti dengan baik oleh auditor. Misalnya melakukan

penilaian terhadap pengendalian internal dengan

menggunakan internal control questioner.

4. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.

Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan

dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut menghasilkan

berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengkordinasian dan

pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

kertas kerja.

5. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari:

Page 2: KERTAS KERJA

a. Pihak pajak

b. Pihak bank

c. Pihak klien

Jika kertas kerja pemeriksaan lengkap, pertanyaan apa pun yang diajukan pihak-pihak

tersebut yang berkaitan dengan laporan audit, bisa dijawab dengan mudah oleh

auditor, dengan menggunakan kertas kerja pemeriksaan sebagai referensi.

6. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit

berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode

akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien,

catatan dan ank e akuntansi klien, pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan

yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang

disarankan untuk menyajikan secara wajar laporn keuangan yang lalu.

Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern,

analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen

perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat

disimpan dalam pita magetik, film, atau media yang lain.

 Isi Kertas Kerja

Kertas Kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan:

1. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah

direncanakan dan disupervisi dengan baik.

2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai

atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,

saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

3. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah

diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang

Page 3: KERTAS KERJA

memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan auditan.

TIPE KERTAS KERJA

Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh auditor dalam

auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokkan

ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :

1. Program audit (audit program)

2. Working trial balance

3. Ringkasan jurnal adjustment

4. Skedul utama (lead schedule atau top schedule)

5. Skedul pendukung (supporting schedule)

 Program Audit

Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan

prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus

diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur

audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan

keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas

kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang

bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit

dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit

beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang

akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat

mengikuti program audit yang sedang berlangsung.

Working Trial Balance

Page 4: KERTAS KERJA

Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar pada akhir

tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan

penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor

yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements).

Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk

memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam

proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan

kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar

setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam working trial balance

tersebut,auditor menyajikan draft final laporan keuangan klient setelah diaudit oleh auditor. Draft

final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada laporan audit.

Program Audit untuk Pengujian substansiIndeks Kertas Kerja Tanggal

PelaksanaanPelaksana

Prosedur audit awal      

1. Usut saldo kas yang tercantum dalam neraca ke saldo akun kas yang berkaitan dalam buku besar

2. Hitung kembali saldo akun kas dalam buku besar

3. Lakukan preview terhadap mutasi luar biasadalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas

4. Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu

5. Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas

 Pengujian Analitik

 Bandingkan saldo kas dengan angka kas yang dianggarkan, saldo akhir tahun yang lalu, atau angka harapan lain

6. Hitung rasio saldo kas dengan aktiva ank e dan bandingkan dengan angka harapan Pengujian terhadap transaksi rinci

Page 5: KERTAS KERJA

8. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas

9. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsilisasi bank 4 kolom

10. Buatlah daftar transfer bank dalam priode sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting

 Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci11. Hitung kas yang ada di tangan klien

12. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening ank  bank yang berkaiatan

13. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank14. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening ank bank

15.  Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas menurut catatan klien

16. Usut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank statement

17. Periksa tanggal yang tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal neraca

18. Periksa adanya cek kosong yang tercantum dalam cutoff bank statement

19. Periksa semua cek dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal nerca

 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan20. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank21. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan pengguna kas klien

Page 6: KERTAS KERJA

22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran kas

 Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet) yang

digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan

keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :

1. Pengumpulan bukti transaksi

2. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu

3. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar

4. Pembuatan lembar kerja

5. Penyajian laporan keuangan

 Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan.

Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul pendukung (

supporting schedules).

2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama

( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.

3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal

adjustment ke dalam working trial balance.

4. Penyusunan laporan keuangan auditan.

Ringkasan Jurnal Adjustment

Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan keuangan dan

catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draft

jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien. Disamping itu, auditor juga

membuat jurnal penggolongan kembali ( reclassification entries) untuk unsur, yang meskipun

tidak salah dicatat oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan yang

wajar, harus digolongkan.

Page 7: KERTAS KERJA

Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk jurnal

penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment maupun jurnal

penggolongan kembali harus disertai penjelasan yang lengkap.

Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali. Jurnal penggolongan kembali

digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh pengelompokkan yang benar dalam laporan

keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam kertas

kerja auditor; tidak untuk disarankan agar dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien.

Di lain pihak, jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk mengoreksi catatan akuntansi

klien yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor kepada klien  untuk dibukukan

dalam catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan kembali ini

mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan jurnal adjustment. Emudian jurnal-

jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung ke dalam skedul utama yang berkaitan

ank e dalam working trial balance.

Skedul Utama

Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam

skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk

menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan

dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.

Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang terdapat dalam working

trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama dipindahkan ke dalam kolom

yang berkaitan dengan working trial balance.

Skedul Pendukung

Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam laporan

keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang menguatkan

informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung

harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan

menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang

digunakan, pertanyaan yang timbul dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul

pendukung harus memuat juga berbagai simpulan yang dibuat oleh auditor.

 

Page 8: KERTAS KERJA

PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA

Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan memudahkan pencarian informasi dalam bebagai

daftar yang terdapat diberbagai tipe kertas kerja. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam

pemberian indeks kertas kerja adalah sebagai berikut :

1)      Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas satu di sudut bawah.

2)      Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :

1. Indeks silang dari skedul utama.

2. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.

3. Indeks silang antarskedul pendukung.

4. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjusment.

5. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.

6. Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit dengan kertas

kerja.

3)      Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya tidak diberi

indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.

 

METODE PEMBERIAN INDEKS KERTAS KERJA

Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja :

1. Indeks angka. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks dengan angka,

sedangkan skedul pendukung diberi subindeks dengan mencantumkan nomor kode

skedul utama yang berkaitan.

2. Indeks kombinasi angka dan huruf. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi kode

huruf, sedangkan skedul pendukungnya diberi kode kombinasi huruf dan angka.

3. Indeks angka berurutan. Kertas kerja diberi angka yang berurutan.

SUSUNAN KERTAS KERJA

Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya :

Page 9: KERTAS KERJA

Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip

kini (current file)

Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak mengalami

perubahan.

Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang

diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :

1. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien

2. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer

3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan pengendalian

4. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai  masa laku jangka panjang.

5. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan

6. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk klien.

Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan yaitu :

a. Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan dalam

audit tahun-tahun mendatang.

b. Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf yang

baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.

c. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.

Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak  pernah mengalami perubahan

harus juga dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung,

akimulasi, depresiasi, investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang

termasuk dalam kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun

ke tahun. Pemeriksaan pertama terhadap akun tersebut akan menghasilkan informasi

yang akan berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit berikutnya auditor hanya akan

memeriksa transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan dengan akun-akun

tersebut. Dalam hal ini arsip permanen benar-benar menghemat waktu auditor karena

Page 10: KERTAS KERJA

perubahan-perubahan dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip

permanen, tanpa harus memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun

sebelumnya dalam kertas kerja tersendiri.

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR DALAM

PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK

Kecakapan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen akan tercermin pada

kertas kerja yang dibuatnya. Auditor yang kompeten adalah auditor yang mampu menghasilkan

kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Ada lima hal yang harus diperhatikan untuk

memenuhi tujuan ini:

1. Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti:

a. Berisi semua informasi yang pokok.

b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.

2. Teliti. Memperhatikan ketelitian penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya

bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.

3. Ringkas. Kertas kerta dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan

tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Harus menghindari rincian

yang tidak perlu, serta merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya

merupakan penyalinan catatan klien ke dalam kertas kerja.

4. Jelas. Penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian

informasi secara sistematik perlu dilakukan.

5. Rapi. Kerapian dalam membuat kertas kerja berguna membantu auditor senior dalam me-

review hasil pekerjaan stafnya, serta memudahkan auditor dalam meperoleh informasi

dari kertas kerja tersebut

KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI DALAM

KERTAS KERJA

Page 11: KERTAS KERJA

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor

akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh

kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan

Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, ntuk meghindarkan penggunaan hal-hal yag

bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya.

Kertas keja yang bersifat rahasia berdasarkan SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor

harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus

menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun.

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan kerahasiaan

kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut:

Anggota Kompartemen Akuntan Pubik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien

yang rahasia tanpa persetujuan dari klien.

Hal-hal yang membuat auditor dapat memberikan informasi tentang klien kepada pihak lain

adalah :

Jika klien tersebut menginginkannya,.

Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika kertas

kerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien.

Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).

Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan keharusan

untuk mengadakan peer review di antara sesame akuntan publik. Untuk me-review

kepatuhan auditor terhadap standar auditing yang berlaku, dalam peer review informasi

yang tercantum dalam kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan public

lain) tanpa memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertas kerja tersebut.

KESIMPULAN

Page 12: KERTAS KERJA

Dalam peranannya, kertas kerja merupakan suatu sarana menilai kualitas kinerja baik terhadap

perusahaan yang diaudit maupun auditornya sendiri, khususnya bagi auditor, hal ini sebagaimana

yang tercantum dalam seksi 339 paragrap 03 yang menerangkan kertas kerja secara khusus

dimana setiap prosedur yang ditempuh, pengujian yang dilakukan,  informasi yang diperoleh,

dan kesimpulan yang dibuat oleh auditor sehubungan dengan auditnya adalah suatu gambaran

tentang kualitas yang dimiliki auditor yang mengaudit perusahaan apakah sudah sesuai standar

yang berlaku atau belum.

Hal yang perlu diperhatikan dalam kasus diatas adalah profesionalisme auditor tidak hanya dapat

diukur dari kinerja yang mengharuskan mengaudit khususnya dalam menyusun kertas kerjanya

sesuai standar yang berlaku akan tetapi keterbukaan subyek yang diauditnya haruslah mampu

menyediakan informasi yang dibutuhkan auditor adalah suatu keharusan agar proses audit yang

dilaksanakan dapat berjalan sesuai prosedur yang diterapkan auditornya dan proses yang

dituangkan dalam kertas kerjanya telah memenuhi kebutuhan auditnya sehingga auditor dapat

memberikan opini-opini yang wajar dan interpretatif berkualitas sesuai informasi yang

diperolehnya.

Daftar Pustaka

Mulyadi.2002.Auditing Edisi 6.Jakarta:Salemba Empat

Seksi 339 Nomor 15.1994.SPAP.Jakarta:IAI