KERONCONG BEAT SEBAGAI SARANA UNJUK · PDF fileHALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii ......
Transcript of KERONCONG BEAT SEBAGAI SARANA UNJUK · PDF fileHALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii ......
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
KERONCONG BEAT SEBAGAI SARANA UNJUK
KEGIATAN GENERASI MUDA
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH :
REKIAN SURYO WINASIS
NPM : 080112952
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA
2014
INTISARI
Solo sebagai kota budaya merupakan pelopor seni, baik tradisional, klasik
maupun kontemporer, dengan background sejarahnya yang kuat. Sebagai kota
budaya, Solo memiliki institusi-institusi seni yang banyak melahirkan seniman-
seniman berbakat dan merupakan lahan yang subur bagi perkembangan seni
modern baik visual art maupun performing art-nya. Dari uraian diatas, kota Solo
sebagai pusat budaya sekaligus pusat keberagaman unsur-unsur budaya yang
masuk, belum mempunyai tempat yang memadai untuk kegiatan seni modern
yang terpadu.
Generasi muda seiring berkembangnya waktu menjadi lupa akan musik-
musik nenek moyang yang berkembang di Indonesia. Salah satunya adalah
musik Keroncong, dimana musik yang mempunyai nada yang khas dengan
mendayu-dayu. Musik yang notabene untuk kalangan tua, tetapi kini keroncong
juga berkembang. Karena tidak hanya membuat lagu-lagu jaman dahulu saja,
sekarang Keroncong bisa dipadukan dengan musik apa saja. Menjadikannya
lebih modern, sperti gebrakan yang dilakukan oleh Djaduk dengan grup
Keroncong miliknya. Beliau memadukan musik Keroncong dengan aliran sperti
Pop, Jazz, Rock, BossaNova, dll. Dan terbukti mampu menonjolkan
keistimewaan Keroncong itu. Sukses memadukan berbagai genre ke dalam
balutan musik keroncong, untuk membuat keroncong lebih modern sehingga
mampu menarik minat para generasi muda agar tidak malu untuk menyukai
Keroncong. Oleh karena itu permasalahan tersebut dijadikan dasar untuk
merancang para komunitas pencinta Keroncong dan Masyarakat yg ingin belajar
mengenal atau memainkan musik keroncong dengan wujud rancangan
Keroncong Education Center di Solo sebagai sarana mencipta, menampilkan
dan berkomunitas yang menarik bagi para generasi muda melalui transformasi
karakter musik Keroncong Beat.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Penulisan ini. Demikian juga untuk orang disekitar penulis yang telah
memberikan dukungan, dan motivasi dengan penuh perhatian, hingga akhirnya
tercipta karya ini dengan segala kekurangan dan kelebihan di dalamnya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan
terima kasih kepada:
ALLAH SWT yang telah melindungi dan menuntunku sampai saat ini,
memberi kesehatan sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi
hambaMu.
Dr. Ir. Arya Ronald, selaku dosen pembimbing 1 mata kuliah Tugas
Akhir ini, atas segala ilmu, waktu dan telah sabar membimbing saya
hingga tugas ini selesai.
Ir. YD. Krismiyanto, MT. , selaku dosen pembimbing 2 mata kuliah
Tugas Akhir ini, untuk ilmu dan waktunya untuk membantu saya.
Dr. Ir. Qomarun, terima kasih karena sudah meluangkan waktu dan
membantu untuk data kawasan dan site kota solo di dalam penulisan saya.
Orang tua saya, yang telah memberikan fasilitas baik material dan non-
material. Spesial buat Ibu saya yang tercinta, buat dukungannya, Ibu
adalah sosok wonder woman bagi saya.
Om Antok, Makasih ya om buat dukungan dan semangat juga udah bantu
eki selama ini, makasih banget.
Adekku Dimas Ekawijaya, walaupun suka mengganggu tapi makasih
buat perhatian, semangat dan dukungannya.
Keluarga Besar Purwowardjojo dan Keluarga Besar Subakdi, terima
kasih dukungannya.
Mas Yoga, yang udah ngasih banyak ilmu dan pengalamannya. Makasih
banyak.
Keluarga Besar Hipper Dipper Community, makasih dukungannya
kawan-kawan.
Sahabat seperjuangan Yosep Adi, Andre W.Pattikawa, Ruben Betarushi
yang membuat malam menjadi sesi galau berkualitas. Joos!
Teman-teman Studio #82, khususnya genk rumpiks karena kita selalu nge
hits. Bakal kangen semua.
Doraemon, Sinchan, Larva, Shaun the sheep, membuat ku lebih
berimajinasi dengan kekonyolan kalian.
Para artis Kpop ku, Jessica SNSD, Nicole Kara, Bora Sistar, Hyuna
4Minutes, CL-Dara-Bom 2ne1, tanpa video kalian pasti bosan ngerjain
skripsi ini.
Dedek NabilahJKT48, yang selalu update status disertai foto yang
membuat aku semakin semangat.
Untuk Maestro Lovers (mas pangky, mas ronny, mas genter, om putut,
om april) makasih membuat rame tiap malem.
Novianda Putri, makasih buat semangatnya temans. Ga bosen-bosen
nyemangatin ^^.
Rekan-rekan seperjuangan di Tugas Akhir ini,.
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Semoga Yang Maha Kuasa memberikan balasan lebih bagi semua dari segala
sesuatu yang telah diberikan untuk penulis.
Yogyakarta, 2014
Rekian Suryo Winasis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
INTISARI iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB 1 PENDAHULUAN
l.1. Latarbelakang Proyek
l.1.1 Tinjauan Umum Seni Musik 1
l.1.2 KeragamanMusik Keroncong 1
1.1.3 DinamikaKegiatanMusik di Solo 2
l.2 Rumusan Masalah 3
l.3 Tujuan 4
l.4 Sasaran 4
l.5 Lingkup Pembahasan 4
l.6 Metodologi 4
1.7 SkemaKerangkaPolaPikir 5
BAB 2 PERKEMBANGAN MUSIK KERONCONG
2.1 Perkembangan Musik Keroncong di Indonesia
2.1.1. SejarahMusikKeroncong 6
2.1.2. MunculnyaMusikKeroncong Di Indonesia 9
2.1.3. Instrumen Yang Digunakan 12
2.2. PerbedaanMusikKeroncong Beat Dengan 14
MusikMainstream
2.2.1. PengkriteriaanMusikKeroncong Beat 15
DenganMusikMainstream
2.2.2. CiriKhasMusikKeroncong Indonesia 15
Dengan Negara Lain
2.2.3. PerkembanganKeroncong Beat Di Generasi 21
Muda
2.3. PengertianGedungSeniSecaraUmum 26
2.3.1. PerkembanganGedungSeni di Dunia 27
2.3.2. SyaratGedungSeni 28
2.3.3. ElemenDalamPertunjukkanMusikKeroncong 32
2.3.4. PengertianBangunanSeniKeroncong Di Kota 34
Solo
2.3.5. FungsiBangunanSeniKeroncong Di Kota Solo 35
2.3.6. KegiatanPadaBangunanKeroncong 36
2.3.7. Fasilitas Yang DIberikan Di BangunanKeroncong 37
2.4. AktivitasMusikKeroncong Di Solo 38
2.4.1. PagelaranKeroncong Di Solo 43
2.4.2. Aktivitas, Kreativitas, danKomunitasMusisi 46
Keroncong
BAB 3 DESKRIPSI DAN PERKEMBANGAN SENI DI KOTA SOLO
3.1 Tinjauan Umum Kota Solo 50
3.2 Potensi Kota Solo Dan Kekhasannya 66
3.2.1. Karakter Kota Solo danMasyarakatnya 71
3.2.2. KeragamanKuliner 74
3.2.3. Pariwisata Di Kota Solo 83
3.3 PemilihanTapak 90
3.4.1. Kriteria Pemilihan Tapak 93
3.4.2. Lokasi Alternatif Site 95
BAB 4 PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
4.1 KarakterMusikKeroncongdanFleksibilitasnya 102
4.1.1. Karakter dan Ciri Musik Keroncong 102
4.1.2. Musik Keroncong Beat Sebagai Seni Kontemporer 105
4.2 HubunganMusikKeroncongDenganArsitektur 109
4.3 AnalisisKegiatandan Program Ruang 113
4.4 HubunganRuangdanOrganisasiRuang 127
4.5 AnalisisTapak 129
4.6 AnalisisBentukRuangdanBangunan 138
4.7 KonsepRuangDalamdanLansekap 145
4.8 PendekatanStrukturdanUtilitas 152
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Keroncong Tempoe Dulu 6
Gambar 2.2. Rumah Keroncong Yang Berkembang Awal 9
Gambar 2.3. Instrumen Keroncong 12
Gambar 2.4. Perkembangan Keroncong Di Generasi Muda 22
Gambar 2.5. Gambar Komponen Terjadi Suara 28
Gambar 2.6. Keroncong Festival di Solo 2011 44
Gambar 2.7. Keroncong Festival di Solo 2013 45
Gambar 2.8. Tokoh dan Musisi Keroncong Indonesia 46
Gambar 2.9. Penampilan OK Swastika 47
Gambar 2.10. Penampilan OK Sinten Remen Milik Djaduk 48
Gambar 3.1. Peta Kota Solo 50
Gambar 3.2. Kota Solo Tahun 1821 52
Gambar 3.3. Kota Solo Tahun 1853 53
Gambar 3.4. Kota Solo Tahun 1945 53
Gambar 3.5. Perkembangan Struktur Kota Solo Tahun 1500-2000 56
Gambar 3.6. Morfologi Kota Solo 1500- 2000 58
Gambar 3.7. Sejarah dan Perkembangan Permukiman Kota Solo 59
Gambar 3.8. Peta dan Tabel Penduduk 60
Gambar 3.9. Solo The Spirit Of Java 67
Gambar 3.10. Masakan Khas Solo : Tengkleng 75
Gambar 3.11. Masakan Khas Solo : Cabuk Rambak 76
Gambar 3.12. Masakan Khas Solo : Sate Kere 76
Gambar 3.13. Masakan Khas Solo : Gudeg Ceker 77
Gambar 3.14. Masakan Khas Solo : Selat Solo 78
Gambar 3.15. Masakan Khas Solo : Nasi Liwet 78
Gambar 3.16. Masakan Khas Solo : Timlo Solo 79
Gambar 3.17. Masakan Khas Solo : Sate Buntel 80
Gambar 3.18. Masakan Khas Solo : Ayam Siram dan Sambel Teplok 80
Gambar 3.19. Masakan Khas Solo : Wedangan 81
Gambar 3.20. Masakan Khas Solo : Pecel Ndeso 81
Gambar 3.21. Masakan Khas Solo : Serabi Solo 82
Gambar 3.22. Pariwisata Kota Solo : Pura Mangkunegaran 83
Gambar 3.23. Pariwisata Kota Solo : Museum Radya Pustaka 84
Gambar 3.24. Pariwisata Kota Solo : Kraton Kasunanan 85
Gambar 3.25. Pariwisata Kota Solo : Solo Batik Carnival 86
Gambar 3.26. Pariwisata Kota Solo : Kampung Batik Kauman 87
Gambar 3.27. Pariwisata Kota Solo : Kawasan Ngarsopuro 87
Gambar 3.28. Pariwisata Kota Solo : Kampung Batik Laweyan 88
Gambar 3.29. Pariwisata Kota Solo : Wayang Orang Sriwedari 89
Gambar 3.30. Pariwisata Kota Solo : Museum Batik Danar Hadi 90
Gambar 3.31. Peta Pembagian Kota Solo 91
Gambar 3.32. Peta Detail Pembagian Kota Solo Kawasan 1 91
Gambar 3.33. Peta Detail Pembagian Kota Solo Kawasan 2 92
Gambar 3.34. Peta Detail Pembagian Kota Solo Kawasan 3 92
Gambar 3.35. Keterangan Gambar Peta 93
Gambar 3.36. Alternaif Site : Kawasan Stasiun Balapan 96
Gambar 3.37. Alternaif Site : Peta Kawasan Stasiun Balapan 97
Gambar 3.38. Alternaif Site : Kawasan Mangkunegaran
Gambar 3.39. Alternaif Site : Peta Kawasan Mangkunegaran 99
Gambar 3.40. Alternaif Site : Kawasan Kraton Kasunanan Surakarta 100
Gambar 3.41. Alternaif Site : Peta Kawasan Kasunanan Surakarta 101
Gambar 4.1. Bentuk Idealis Motif Ornamen Tradisional 110
Gambar 4.2. Contoh Bentuk Ornamen Batik 111
Gambar 4.3. Bentuk Idealis Pada Bangunan 111
Gambar 4.4. Bentuk Universal gabungan modern dan monumental 112
Gambar 4.5. Bentuk Universal Bangunan di Aceh 112
Gambar 4.6. Bentuk Hybrida Penggabungan 113
Gambar 4.7. Ilustrasi Kegiatan Sosial-Ekonomi 118
Gambar 4.8. Dimensi Manusia Standar 120
Gambar 4.9. Dimensi Sirkulasi Manusia 121
Gambar 4.10. Standar Dimensi Pengelola 1 121
Gambar 4.11. Standar Dimensi Ruangan Pengelola 2 122
Gambar 4.12. Standar Macam Bentuk Audit 123
Gambar 4.13.Standar Jarak Pandang 124
Gambar 4.14. Macam Sudut Pandang 124
Gambar 4.15. Standar Sudut Tempat Duduk dan Contoh 125
Gambar 4.16. Standar dan Ukuran Mobil+ Sirkulasi 125
Gambar 4.17. Standar dan Ukuran Area Parkir dan Sirkulasi 126
Gambar 4.18. Organisasi Ruang 127
Gambar 4.19. Hubungan Ruang 128
Gambar 4.20. Kawasan Stasiun Balapan 129
Gambar 4.21. Kawasan Mangkunegaran 130
Gambar 4.22. Kawasan Kraton Surakarta 130
Gambar 4.23. Area Site Terpilih 132
Gambar 4.24. Gambar Site 2D 132
Gambar 4.25. Gambar Site 2D yang akan digunakan 133
Gambar 4.26. Analisis Kebisingan 134
Gambar 4.27. Tanggapan Analisis Kebisingan 135
Gambar 4.28. Analisis Arah Matahari 136
Gambar 4.29. Tanggapan Analisis Arah Matahari 136
Gambar 4.30. Analisis Sirkulasi Kendaraan 137
Gambar 4.31. Tanggapan Analisis Sirkulasi Kendaraan 138
Gambar 4.32. Contoh Batik 139
Gambar 4.33. Contoh Desain Aplikasi Batik 1 140
Gambar 4.34. Contoh Desain Aplikasi Batik 2 140
Gambar 4.35. Desain Aplikasi Batik Yang Dipadu Dengan Kaligrafi 141
Gambar 4.36. Bentuk Ketukan Beat Dalam Not Angka 142
Gambar 4.37. Bentuk Ketukan Beat Dalam Gitar Bentuk Kunci 142
Gambar 4.38. Bentuk Aplikasi Ketukan Beat Pada Pilar 143
Gambar 4.39. Bentuk Aplikasi Ketukan Beat Pada Muka Bangunan 143
Gambar 4.40. Puerto Madero Contemporary Art Museum 146
Gambar 4.41. Chengdu Contemporary Art Centre (Zaha Hadid) 146
Gambar 4.42. Lille Art of Contemporary Building 147
Gambar 4.43. Contoh Bentuk Lobby 147
Gambar 4.44. Auditorium Chengdu Art Museum 148
Gambar 4.45. Contoh Cafe dan Area Makan 149
Gambar 4.46. Contoh Area Office Bernuansa Modern dan Tradisional 149
Gambar 4.47. Contoh Landscape 1 151
Gambar 4.48. Contoh Landscape 2 151
Gambar 4.49. Bentuk Pondasi 153
Gambar 4.50. Macam AC Central 164
Gambar 4.51. Macam AC Split 166
Gambar 4.52. Macam Genset 167
Gambar 4.53. Sistem Pembuangan Air Kotor 169
Gambar 4.54. Sistem Pemadam Kebakaran 171
Gambar 4.55. Contoh Distribusi Cahaya Matahari 174
Gambar 4.56. Contoh Pencahayaan Lavatory 177
Gambar 4.57. Contoh Pencahayaan Pada Taman 178
Gambar 4.58. Contoh Pencahayaan Pada Hall 178
Gambar 4.59. Gambar Dinding Ganda 182
Gambar 4.60. Pemakaian Dinding Ganda Pada Auditorium 182
Gambar 4.61. Skematik Macam Panggung 183
Gambar 4.62. Plafon yang dibuat tinggi dan membuka ke penonton 184
Gambar 4.63. Skema Pemecahan Pantulan Suara 184
Gambar 4.64. Skema menentukan lebar panggung 185
Gambar 4.65. Gambar Lantai Bertrap 185
Gambar 4.66. Macam Bentuk Lantai Penonton 186
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Perbedaan Musik Mainstream Dengan Keroncong 109
Tabel 4.2. Pendekatan Karakter 109
Tabel 4.3. Persamaan Karakter Keroncong Dengan Arsitektur
Kontemporer 110
Tabel 4.4. Pengelompokkan Kegiatan 117
Tabel 4.5. Dimensi Ruang 120
Tabel 4.6. Tabel Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja 179
Tabel 4.7. Tabel Kebutuhan Cahaya Berdasarkan Area Kegiatan 180