Kerjasama Tim.pdf

11
Seri Modul Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Modul Pelatihan BUDAYA KERJA & KERJASAMA TIM Dr. Jaka Warsihna, M.Si Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan KEMDIKBUD

Transcript of Kerjasama Tim.pdf

Page 1: Kerjasama Tim.pdf

Seri Modul

Jabatan Fungsional

Pengembang Teknologi

Pembelajaran

Modul Pelatihan BUDAYA KERJA & KERJASAMA TIM

Dr. Jaka Warsihna, M.Si Pusat Teknologi Informasi &

Komunikasi Pendidikan

KEMDIKBUD

Page 2: Kerjasama Tim.pdf

1 Seri Modul JF-PTP

KEGIATAN BELAJAR 3

Kerjasama Tim

1) Petunjuk Belajar

Pelajari materi kegiatan Belajar 3 tentang kerjasama tim ini dengan baik. Setelah

Anda mempelajari kegiatan 3 pada modul ini diharapkan dapat menjelaskan:

a. pengertian kerja sama tim,

b. tujuan penerapan kerja sama tim di lingkungan kerja, dan

c. prinsip-prinsip yang mendasari munculnya kerja sama tim.

Pelajarilah secara seksama materi yang akan diuraikan pada masing-masing topik.

Satu hal yang perlu Anda lakukan yaitu membuat catatan tentang materi yang

belum Anda pahami. Cobalah mendiskusikan dengan temanmu. Apabila masih

belum jelas, diskusikan dengan nara sumber pada waktu pembelajaran tatap muka.

Dalam kegiatan-3 ini juga diberikan soal latihan. Kerjakanlah semua soal latihan

tersebut tanpa melihat kunci jawaban. Setelah selesai mengerjakan latihan cocokan

dengan kunci jawaban, kalau jawaban Anda sudah benar lanjutkan untuk

mempelajari kegiatan belajar-4.

2. Uraian Materi

Apakah Anda sering bekerja secara tim di tempat kerja Anda?

Bagaimana seharusnya agar bekerja dalam tim agar dapat berjalan dengan baik?

Dua pertanyaan ini, merupakan pertanyaan mendasar di dalam modul kegiatan 3

ini. Dari dua pertanyaan tersebut Anda akan diajak untuk mempelajari lebih dalam

tentang kerjasama tim.

A. Pengertian kerja sama tim

Setiap orang tahu apa itu Tim, setiap orang juga tahu bagaimana orang-orang

untuk menjadi sebuah Tim. Sebenarnya setiap orang di planet ini terlibat atau

melibatkan diri dalam pembentukan Tim. Oleh Karena itu Anda dirancang untuk

berfungsi dalam jalinan dan hubungan saling ketergantungan dengan orang lain.

Anda diciptakan untuk menjadi pemeran tim. Suatu keluarga merupakan sebuah

tim. Klub olahraga, seni atau organisasi kemasyarakatan menjadi sebuah tim.

Suatu bisnis pun sebuah tim. Gereja, Kelenteng, Wihara,Mesjid atau organisasi

lainnya juga sebuah tim. Suatu staf Rumah Sakit merupakan sebuah tim. Suatu

kantor pemerintah pun sebuah tim. Tim Proyek maupun tim multi disipliner yang

merupakan paduan efektif dan kecakapan, pengetahuan, dan bakat. Kapan dan

di mana pun orang bersama-sama atau berada dalam kebersamaan untuk

menyelesaikan sebuah pekerjaan itulah sebuah tim. Jadi tim adalah terciptanya

sinergi atau kekuatan yang berasal dari kelompok dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi (Wibowo, 2004: 23).

Page 3: Kerjasama Tim.pdf

2 Seri Modul JF-PTP

Lebih lanjut, Wibowo mengatakan, setiap orang akan memilih tim terbaik. Setiap

orang tahu bagaimana mengatur tugas di antara anggota-anggotanya. Prioritas

utama sebuah tim apapun adalah belajar berfungsi seefektif dan semulus-

mulusnya sehingga secara individu dan bersama-sama, anggota tim itu dapat

meraih sasaran yang tepat. Akan tetapi jika semuanya telah jelas, mengapa dalam

realitas ada tim yang berhasil dan ada juga tim yang gagal? Semua tim dibentuk

dengan tujuan baik, tetapi tidak semua tim berhasil.

Tim terbentuk berupaya keras dalam menghasilkan kinerja yang lebih baik

dibandingkan jika kinerja ini diupayakan oleh individu-individu secara sendiri-

sendiri. Dalam beberapa kasus tim tampaknya tidak mampu bekerja baik dan

membuahkan hasil yang lebih buruk dari pada hasil kerja satu orang yang cakap

bekerja sendiri.

Secara teoritis kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju suatu

visi dan misi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu kearah

sasaran organisasi. Itulah akar motivasi dan ransangan yang memungkinkan or-

ang biasa mencapai hasil yang luar biasa.

B. Tujuan penerapan kerja sama tim di lingkungan kerja

Apabila Anda pelajari secara seksama, dalam lingkungan Anda banyak ditemukan

tim yang melakukan pekerjaan. Menurut Wibowo (2004:24), tim-tim tersebut

dibentuk atau terbentuk biasanya karena adanya tujuan yang sama yaitu dalam

rangka:

1) membangun komunitas seprofesi

2) meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan.

3) membuat keputusan kolektif

4) menjadikan kelompok okupasi, dan

5) menghindari konflik horizontal

Dari berbagai macam tim yang ada, sebenarnya dapat Anda kelompokkan

berdasarkan bentuk kerjasamanya, yaitu:

a) Kerjasama seprofesi

Tim yang dibentuk karena ada kerjasama seprofesi, misalnya tim guru

matematika, tim penyiaran, tim produksi video, tim produksi audio, tim penulis

naskah, tim pustakawan, dan lain sebagainya. Berbagai macam tim tersebut

melakukan pekerjaan bersama-sama dalam sebuah tim, tetapi setiap

anggotanya dapat bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang

sama.

b) Kerjasama beregu

Bentuk kerjasama tim beregu ini contohnya tim bulutangkis Indonesia, tim

sepakbola, tim basket, tim SD Angkasa, dan lain sebagainya. Ciri-ciri tim ini yaitu

setiap anggotanya melakukan pekerjaan dapat bersama-sama atau sendiri-

sendiri, tetapi satu sama lain saling melengkapi untuk mencapi tujuan yang sama.

c) Kerjasama berpasangan

Sebuah tim juga dapat terdiri dari dua orang secara berpasangan

Page 4: Kerjasama Tim.pdf

3 Seri Modul JF-PTP

d) Kerjasama komunitas

e) Kerjasama antar kelompok

Bagaimana dengan tempat kerja Anda? Termasuk kelompok mana? Biasanya di

tempat kerja organisasi pemerintah adalah kerjasama beregu. Artinya beberapa

kemampuan dan keterampilan tetapi untuk tujuan yang sama. Misalnya produksi

multimedia, ada keterampilan menulis naskah, kemampuan materi, keterampilan

memprogram, mendesain, dll. Begitu juga ketika Anda memproduksi media video/

TV, audio/radio Anda harus bekerja dalam tim.

C. Prinsip-prinsip yang mendasari munculnya kerja sama tim

Seberapa baik kerja tim Anda?

Di kebanyakan situasi tim, sebuah anggota tim ada kalanya harus bekerja bersama-

sama, dan ada kalanya harus bekerja sendiri-sendiri. Apabila setiap anggota tim

sadar hal tersebut, maka akan sukseslah tim tersebut. Yang harus disadari oleh

tim adalah, ketika bekerja bersama-sama dalam mengerjakan suatu projek maka,

dalam kondisi tersebut ada kesamaan tujuan. Agar sukses dalam mengerjakan

tugas, maka seluruh anggota tim harus memegang prinsip:

1) Kepercayaan,

Setiap anggota tim harus saling percaya bahwa setiap anggota mampu

melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kepercayaan ini sangat penting sebab

tanpa rasa percaya ini akan menimbulkan konflik yang akhirnya pekerjaaan

menjadi tindak tuntas.

2) Ketulusan,

Kepercayaan ini harus dibangun dengan ketulusan dan tidak ada rasa saling

curiga.

3) Totalitas

Setiap anggota tim harus bekerja secara totalitas demi suksesnya sebuah projek.

Di dalam bekerja, biasanya setiap anggota memegang pekerjaan atau fungsi

yang khusus dan pekerjaan tersebut satu sama lain saling ketergantungan.

Artinya apabila ada anggota yang bekerja tidak secara optimal, maka akan

mengganggu kualitas anggota tim yang lain.

Dengan demikian setiap anggota harus

mampu menunjukkan karya terbaiknya. Hal ini

akan berdampak terhadap kualitas projek itu

secara keseluruhan.

Budaya kerja tim dalam organisasi memang

sudah tidak asing lagi. Tapi agar kerja tim-

bukan memanfaatkan rekan kerja-dapat

berjalan lancar, harus pakai aturan.

Page 5: Kerjasama Tim.pdf

4 Seri Modul JF-PTP

4) Kekompakan

Hampir semua pekerjaan butuh kerja tim. Sebut saja dalam bidang jurnalistik.

Seandainya Anda harus menentukan ide, menulis, mengedit sampai lay out

satu artikel sendirian, hasilnya pasti tidak maksimal dan butuh waktu lama.

Tapi dengan kerja tim, artikel dapat cepat selesai dan kemungkinan salahnya

pun dapat diminimalkan.

Nah, keberhasilan kerja tim sangat ditentukan kekompakan anggotanya. Tim

dapat kompak kalau semua anggota paham tujuan yang ingin dicapai bersama.

Misalnya, organisasi baru meluncurkan satu produk. Tim pemasaran diberi tar-

get penjualan. Berarti tim pemasaran harus bahu-membahu mencapai tujuan

tersebut. Tidak ada masalah seAndainya terjadi persaingan banyak-banyakan

menjual. Tujuannya, kan, tetap menjual....

5) Keadilan

Perlakuan tidak adil adalah cikal-bakal perpecahan dalam kelompok. Oleh sebab

itu dalam tim harus diterapkan peraturan, pembagian dan mekanisme kerja

yang jelas. Jangan sampai ada yang merasa beban kerjanya lebih berat dari

yang lain.

Karena itu idealnya anggota tim berjumlah seAndar lima orang. Jumlah anggota

tim tergantung pada apa yang dikerjakan. Jika pekerjaannya banyak, tim dapat

dipecah-pecah menjadi beberapa tim kecil supaya mudah dikoordinasi.

Jangan lupa mengadakan evaluasi hasil kerja secara periodik, selain untuk

dapat memantau sejauh mana pencapaian tim, berguna juga untuk memompa

semangat kerja mencapai tujuan berikutnya.

6) Memahami keberagaman

Biasanya banyak kepala banyak konflik, hal ini terjadi juga dalam kerja tim.

Namanya juga menyatukan aneka ragam karakter dan talenta, pasti ada saja

bentroknya. Namun ibarat bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tapi tetap satu,

dong... he he he! Lagipula, ternyata, nih, keberagaman membuat Anda lebih

kreatif.

Anda dilatih untuk lebih fleksibel

dengan segala hal. Juga makin terpacu

untuk lebih kreatif dan inovatif.

Pekerjaan juga jadi lebih mudah dan

cepat selesai karena dibagikan kepada

masing-masing anggota sesuai

kemampuannya. Jadi, kalau lagi gondok

berat dengan rekan kerja, ingat saja sisi

baiknya, dia membantu pekerjaan Anda

juga.

Page 6: Kerjasama Tim.pdf

5 Seri Modul JF-PTP

7) Kebersamaan

Sejak awal, konflik dalam kerja tim seharusnya dapat diminimalkan dengan

pembagian tanggung jawab yang jelas. Bedakan porsi tanggung jawab

berdasarkan kompetensi masing-masing anggota. Tapi kalau memang tingkatan

atau bobot tanggung jawab dalam tim sama, boleh saja membagi rata tanggung

jawab tersebut

Sekali lagi, hal tersebut adalah tanggung pimpinan tim. Pemimpin jugalah yang

harus piawai menyatukan semua pribadi dalam tim agar tetap kompak. Namun,

memang karena perbedaan budaya dan cara kerja masing-masing orang,

semuanya membutuhkan waktu dan keterampilan pengorganisasian yang baik.

8) Toleransi

Rekan setim ingin paling menonjol? Jangan dibiarkan. Sikapnya tersebut dapat

merugikan Anda dan rekan lain dalam tim. Memang akan selalu ada orang

yang ingin memonopoli.

Perlu dipahami, tidak semua orang dapat dengan mudah patuh dan menghargai

kesepakatan yang sudah ditetapkan, baik itu mengenai tugas maupun

wewenang kerja. Untuk menghindarinya, pemimpin tim harus selalu memantau

dinamika kerja anggotanya. Juga Anda harus tegas dengan aturan-aturan yang

sudah disepakati di awal.

Selain tipe pemonopoli atau dominan, ada individu yang tidak dapat beradaptasi

dengan budaya kerja tim. Ciri-cirinya: maunya kerja sendiri terus, tidak mau

terima masukan dan kritik, atau sulit masuk dengan rekan satu tim lainnya

(dengan berbagai alasan). Tipe anggota seperti ini juga menghambat kerja tim.

Supaya pekerjaan tidak terhambat, pastikan bahwa setiap anggota punya tujuan

yang sama dengan anggota tim lain. Namun jangan menjauhinya. Sebab hal

ini dapat terjadi karena orang tersebut memang kurang mengerti dengan

tugasnya. Untuk mengatasinya, perlu diberi pelatihan atau konseling. Kalau

tidak berubah juga, terapkan hukuman yang tegas sesuai aturan tim secara

bertahap.

Tidak dapat berubah juga? Pertimbangkan, sekali lagi, apakah keberadaan

orang tersebut dalam tim masih relevan atau tidak?

9) Kerjasama

Saat sedang diskusi ‘perang ide’, Anda diam seribu bahasa. Giliran kerja juga

sangat terlambat. Jangankan mengambil inisiatif untuk membantu teman yang

lain, pekerjaan sendiri saja tidak beres.

Sifat malas dan egois dapat membuat anggota tim yang lain segan bekerja sama

dengan Anda. Apalagi jika Anda tidak mau tunduk pada peraturan, kesannya

seperti tidak menghargai kerja keras rekan yang lain. Oleh sebab itu Anda harus

terus memacu diri dan merasa bertanggung jawab pada hasil kerja tim.

Page 7: Kerjasama Tim.pdf

6 Seri Modul JF-PTP

Sadari juga kelemahan Anda. Misalnya, Anda tipe yang terbuka kalau bicara.

Perhatikan dahulu, apakah rekan satu tim dapat menerima sifat Anda tersebut. Kalau

ternyata menyinggung rekan kerja yang lain, ada baiknya Anda yang mengambil

inisiatif untuk berubah. Cari pendekatan berbeda. Itu baru namanya kerja tim!

Setiap keberhasian tim harus disikapi sebagai sukses bersama. Jika ada

anggota tim yang merasa hebat dan lebih berjasa pada sebuah hasil sukses,

maka keutuhan dan kekompakan tim pasti lenyap, dan segera digantikan

oleh kekuatan konflik yang secara pasti mengantar tim kepada

kehancurannya.

Untuk mencapai hal-hal besar, Anda harus mampu mengumpulkan pribadi-pribadi

terbaik dalam sebuah tim pemenang. Pribadi-pribadi terbaik yang diberi arahan

dan motivasi, akan memainkan perannya secara bijak untuk mencapai angka

kinerja yang besar. Ingat, untuk mencapai hal-hal besar, Anda tidak mungkin

bekerja sendiri tapi Anda membutuhkan sebuah tim yang tangguh.

Tujuan dari tim harus jelas dan dimengerti oleh setiap anggotanya. Di mana,

anggota tim harus bersedia untuk menghapus ego diri masing-masing, lalu secara

cerdas memainkan peran dan agenda tim yang sesuai dengan visi tim. Anggota

tim harus pintar untuk melihat gambar besar yang utuh tentang timnya,

berkomunikasi secara efektif untuk mendukung visi tim, memberikan setiap potensi

diri sendiri untuk kebutuhan tim, dan memberdayakan diri sendiri untuk membuat

tim menjadi lebih kompak.

Setiap anggota harus ditempatkan dalam tim, di posisi yang sesuai dengan potensi

mereka, agar mereka dapat memberikan nilai tambah kepada tim. Sebab, saat

anggota tim berada di tempat yang sesuai dengan potensi dan keterampilan

mereka, maka mereka akan memberikan hal-hal terbaik buat keberhasilan tim.

Untuk itu, pahami setiap potensi dari para anggota tim. Lalu, lakukan evaluasi

terhadap setiap anggota yang terfokus kepada pengetahuan, keterampilan, disiplin,

motivasi, kekuatan pikiran positif, kekuatan emosi baik, dan potensi untuk menyatu

dalam tim bersama visi dan tujuannya.

Dalam setiap upaya untuk meraih prestasi terbaik pasti akan hadir tantangan,

yang bila disikapi secara positif akan memacu tim menjadi lebih kreatif. Setiap

tantangan harus disikapi secara bijak, cepat, dan fleksibel. Tim juga harus

mengeksplorasi semua pengalaman-pengalaman masa lalunya untuk merubah

tantangan yang ada menjadi peluang yang hebat. Dalam menyikapi tantangan,

organisasi harus menentukan arah, memberi dukungan motivasi kepada anggota

dan pimpinan tim, memberi pelatihan kepada anggota dan pimpinan tim untuk

dapat lebih bertanggung jawab terhadap tantangan yang ada. Organisasi juga

boleh bertindak untuk merekrut anggota baru ataupun pimpinan tim yang baru,

untuk memperkuat daya tahan tim dalam upaya menghadapi tantangan. Hal ini

harus dilakukan organisasi, apabila karakter pemimpin dan anggota tim yang ada

saat ini, sudah tidak sesuai dengan tantangan yang zaman.

Page 8: Kerjasama Tim.pdf

7 Seri Modul JF-PTP

Dalam kerja sama tim, setiap anggota harus memperlihatkan kompetensi yang

kuat untuk berkolaborasi dengan karakter, potensi, bakat, pengetahuan, dan

motivasi dari masing-masing individu secara efektif.

Setiap individu dalam tim harus memiliki mental pemenang. Sebab, mental

pemenang adalah sebuah kondisi kejiwaan yang sangat penting buat tim dalam

meraih kinerja terbaik. Ketika para anggota tim memiliki mental pemenang, maka

secara otomatis para anggota tim akan bersikap seperti pemenang, yaitu secara

proaktif melakukan komunikasi positif, menjadi lebih sabar dalam hubungan kerja

sama, menjadi lebih kreatif dan selalu berinisiatif positif, menjadi lebih bertanggung

jawab untuk bersatu dan berkarya, menjadi lebih bersikap baik dalam membantu

keutuhan dan kekompakkan tim.

Kerja sama tim harus berlandaskan pada visi yang terfokus pada tujuan, semangat

yang tinggi, sikap ingin tahu, dan rasa percaya diri yang tinggi. Sebuah kerja

sama tim harus memiliki landasan moral dan etika yang kuat. Landasan moral

dan etika ini harus menjadi integritas tim dalam memberikan kontribusinya kepada

organisasi.

Setiap keberhasilan tim harus disikapi sebagai sukses bersama. Jika ada anggota

tim yang merasa lebih hebat dan lebih berjasa kepada sebuah hasil sukses, maka

keutuhan dan kekompakkan tim pasti lenyap, dan segera digantikan oleh kekuatan

konflik yang secara pasti mengantar tim kepada kehancurannya.

Organisasi harus rajin merawat tim pemenang. khususnya, untuk memaksimalkan

pencapaian potensi sukses dari masing-masing individu. Untuk itu, organisasi

harus melakukan pengembangan kemampuan kerja sama dari masing-masing

individu secara terus-menerus; dan juga membayar gaji yang sesuai dengan

komitmen, konsistensi, dan kemampuan masing-masing individu dalam

memberikan kontribusinya kepada tim.

Anggota tim harus cerdas menyesuaikan diri terhadap setiap situasi dan kondisi

yang ada, dan mampu mengambil keputusan yang tepat. Walaupun karakter pribadi

masing-masing anggota tim berbeda, tapi nilai kebersamaan harus menjadi syarat

terpenting dalam menentukan kekompakkan dan kemenyatuan tim dalam visi dan

kerja sama.

Cara anggota tim berinteraksi dengan sesama rekan tim haruslah bersifat

konsisten, jelas, sopan, terbuka, jujur, dan bertanggung jawab.

Organisasi harus membangun kesadaran kepada pimpinan dan anggota tim bahwa

setiap orang itu tidaklah sama, tapi sebagai anggota tim, masing-masing pribadi

dalam tim harus memiliki keterampilan yang hebat untuk menyatu dan

menyingkirkan ego dan kepentingan masing-masing.

Tim kerja terdiri dari sekumpulan karyawan yang dikoordinasi oleh ketua tim dan

atau seorang manajer. Pada umumnya tim kerja dibentuk sebagai suatu kebutuhan

Page 9: Kerjasama Tim.pdf

8 Seri Modul JF-PTP

organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan tim kerja diharapkan

fungsi kontrol akan berjalan lebih efektif dan efisien. Konflik-konflik atau deviasi

kerja dapat ditekan seminim mungkin dengan kepemimpinan yang kuat dari

seorang manajer. Mekanisme hubungan sesama mitra kerja pun dapat berjalan

intensif.

D. Ketangguhan Tim

Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan oleh orang-orang terpilih yang menduduki

posisi tertentu dan mampu menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya.

Keberhasilan tim merupakan akumulasi dari proses dan kinerja setiap karyawan.

Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang

sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas di antara karyawan dan manajer

semakin tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkat kesalahan dalam pekerjaan pun dapat

ditekan sekecil mungkin.

Beberapa ciri yang mencerminkan terdapatnya ketangguhan sebuah tim kerja

meliputi:

1. Kesamaan visi dan misi kerja.

Para karyawan dan manajer memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam

mengerjakan tugas organisasi. Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil.

Walau debat di antara karyawan tidak dapat dihindarkan namun selalu diarahkan

pada bagaimana target hasil dapat dicapai. Perbedaan pendapat dianggap

sebagai sesuatu yang wajar. Karena itu biasanya konflik dapat ditekan dengan

cara saling menumbuhkan pengertian yang dipandu manajer.

2. Prioritas perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat organisasi.

Tim memandang baik buruknya kinerja organisasi merupakan akumulasi dari

kinerja tim. Sementara kalau organisasi memiliki kinerja (profitability) yang baik

maka akan berpengaruh terhadap kompensasi yang diberikan kepada

karyawan. Semakin besar kompensasi semakin puas karyawan dalam bekerja.

Pada gilirannya kinerja karyawan juga akan meningkat. Untuk itu tim yang baik

adalah tim yang mampu mempertahankan bahkan mencapai tujuan organisasi

yang lebih besar secara taat asas (konsisten).

3. Karyawan berkomitmen tinggi pada pekerjaan.

Pada umumnya tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan kepentingan

para karyawannya. Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa secara

seimbang. Mereka tidak saja bekerja untuk kepentingan memeroleh taraf

kehidupan keluarga yang semakin baik tetapi juga buat kesehatan organisasi.

Karena itu demi kepentingan seperti itu mereka umumnya sebagai pekerja keras.

Enerji yang dikeluarkan untuk organisasi cenderung relatif seimbang dengan

enerji yang dikeluarkan buat keluarganya dan bahkan buat lingkungan sosialnya.

Dengan kata lain bekerja bagi kepentingan tim dan kepentingan individu

karyawan plus keluarganya menyatu dalam totalitas kepentingan organisasi.

Page 10: Kerjasama Tim.pdf

9 Seri Modul JF-PTP

4. Karyawan dapat hidup berdampingan dalam keragaman.

Tiap individu anggota tim sadar akan adanya keragaman latar belakang budaya,

gender, usia, pendidikan, pengalaman, dan kepribadian di antara mereka.

Keragaman tidak dipandang sebagai hambatan. Tetapi justru sebagai kekuatan

dalam saling memahami dan mengisi kekurangan, dan memerkuat kelebihan

masing-masing individu sebagai kekuatan tim. Kekuatan ini tidak dilihat dari

sisi fisik tetapi dari karakteristik potensi personal sebagai kekuatan yang sifatnya

alami.

5. Tim yang kuat sebagai magnit talenta.

Dalam bekerja, setiap anggota tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra

kerja. Idealnya setiap orang ingin siap untuk itu. Namun dalam kenyataannya

ada saja yang tidak dapat dan tidak biasa bekerja keras. Istilahnya pekerja

minimalis. Sementara organisasi menghendaki semua karyawannya mampu

bekerja keras. Karena itu manajer mengkondisikan suasana bekerja yang

intensif namun dalam suasana nyaman tanpa harus ada tekanan-tekanan

psikologis. Untuk itu manajer menumbuhkan adanya tantangan-tantangan dan

sifat tanggung jawab di kalangan karyawannya. Hal itu baru dapat berjalan

baik apabila suasana proses pembelajaran berjalan efektif. Setiap karyawan

didorong untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya melalui

pelatihan di kelas atau dalam diskusi-diskusi membahas suatu ide. Pembelajaran

lewat trial and error juga diterapkan agar mereka terbiasa untuk menghadapi

dan mengatasi masalah.

Tim kerja yang tangguh adalah dambaan setiap manajemen puncak. Perlu

disadari tim kerja yang kuat tidak timbul tiba-tiba. Tetapi harus dibentuk dan

dikembangkan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan operasional yang dapat

dilaksanakan dan terukur. Dukungan operasional seperti sumberdaya, fasilitas,

dan waktu serta upaya sistematis akan mempercepat terbentuknya tim tangguh

atau kuat. Sebagai tingkat awal membentuk tim yang kuat adalah penting tetapi

tidaklah cukup untuk kelangsungan organisasi. Dengan kata lain, setiap manajer

harus mampu menciptakan pertumbuhan tim yang berkesinambungan melalui

pelatihan, insentif kompensasi, dan membangun hubungan kerja antarkaryawan

dan manajer dengan karyawan secara intensif.

Rangkuman

Setiap orang bekerja di dalam sebuah organisasi merupakan bekerja

dalam sebuah tim. Agar sebuah tim dapat berjalan dengan baik, diperlukan

kepercayaan, ketulusan, totalitas, kekompakan, keadilan, saling

memahami, kebersamaan, toleransi, dan kerjasama. Sebuah tim

dikatakan tangguh apabila: ada kebersamaan visi dan misi kerja. Prioritas

perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat organisasi,

berkomitmen tinggi pada pekerjaan, dapat hidup berdampingan dalam

keragaman, dan tim yang kuat sebagai magnet talenta.

Page 11: Kerjasama Tim.pdf

10 Seri Modul JF-PTP