Kerangka Teori Seng (Zn)
-
Upload
dhana-miongkampoeng -
Category
Documents
-
view
42 -
download
10
description
Transcript of Kerangka Teori Seng (Zn)
Tugas Epidemiologi Lingkungan
KERANGKA TEORI SENG (Zn)
Disusun Oleh:
HAMDANA
70200110111
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
A. Pengertian Seng (Zn)
Seng dengan nama kimia Zink dilambangkan dengan Zn. Sebagaisalah
satu unsur logam berat Zn mempunyai nomor atom 30 dan memiliki berat
atom 65,39. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110-150ºC. Zn
melebur pada 410ºC dan mendidih pada 906ºC (Palar, 1994 dalam Al-Harisi,
2008). Zn dalam pemanasan tinggi akan menimbulkan endapan seperti pasir.
Zn diperlukan tubuh untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi
dapat bersifat menjadi racun(Slamet, 1994 dalam Al-Harisi, 2008). Zn adalah
logam yang memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan,
pudar bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau
terang. Zn dapat bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam. Seng
(Zn) dialam tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk terikat
dengan unsur lain berupa mineral. Mineral yang mengandung Zn di alam
bebas antara lain Kalamin, Franklinite, Smitkosonit, Willenit, dan Zinkit
(Widowati et al, 2008).
B. Identifikasi Bahaya
1. Sumber industri
Pencemaran lingkungan air oleh logam Seng dapat berasal dari
berbagai industri yang tidak melakukan pengelolaan terhadap air
limbahnya terlebih dahulu. Limbah tersebut di buang ke lingkungan dan
dapat mencemari air sungai, beberapa industri yang memanfaatkan logam
Seng antara lain dalam proses pewarnaan dan pencetakan kain pada
industri tekstil. Selain itu, Seng juga digunakan sebagai Sebagai anode
bahan bakar zinc-air-battery pada industri baterai, serta bahan alloy
seperti kuningan, nikel-perak, dan penyepuhan listrik dalam industri besi
dan baja.
2. Sumber Alami
Zn terdapat pada berbagai jenis bahan makanan, khususnya makanan
sumber protein. Zn kadar tinggi ditemukan pada berbagai jenis makanan.
Oister mengandung Zn lebih besar dibandingkan makanan lainnya, seperti
daging sapi, ayam, buncis, kacang-kacangan, ikan laut jenis tertentu, biji-
bijian, sereal difortifikasi dengan susu, biji waluh dan biji matahari, telur,
kerang, dan sayuran(Widowati et al, 2008).
Kadar komposisi unsur Seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal ini menjadikan Seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah
di kerak bumi. Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm Seng dengan rata-
ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar Sengnya adalah 30 ppb dan
pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain
seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan
sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang
rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang.
Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer
bumi awal yang mendukung reaksi reduksi. Sfalerit, yang merupakan
salah satu bentuk kristal Seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling
banyak ditambang untuk mendapatkan Seng karena ia mengandung sekitar
60-62% Seng.
Total keseluruhan kandungan Seng di seluruh dunia adalah sekitar
1,8 gigaton. Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara
ekonomis pada tahun 2008. Berdasarkan laju konsumsi Seng sekarang ini,
cadangan Seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan
2055. Sekitar 346 megaton Seng telah ditambang sepanjang sejarahnya
sampai dengan tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109
megatonnya masih digunakan.
3. Sumber Rumah Tangga
Pemasukan logam ke dalam lingkungan juga berasal buangan limbah
rumah tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipa air dan
produk-produk konsumer (misalnya, formula detergen) yang tidak
diperhatikan sarana pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-
Harisi 2008).
4. Sumber pertanian
Sumber utama pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal dari
penggunaan pupuk kimia yang mengandung logam Cu dan Zn.
C. Analisis Paparan
Berdasarkan sumber-sumber Seng di atas, Logam Seng dapat masuk ke
perairan melalui sumber alami dari kerak bumi, pembuangan limbah industri
dan rumah tangga yang tidak dikelola terlebih dahulu serta dari sektor
pertanian akibat penggunaan Pupuk kimia yang mengandung Seng.
Sungai yang tercemar oleh Seng dapat menyebabkan dampak negatif pada
biota yang hidup di dalamnya seperti ikan, udang dan kerang. Dan apabila
biota-biota tersebut dikonsumsi, dapat membahayakan kesehatan masyarakat
yang mengkonsumsinya.
D. Analisis Dosis Respon (Rfc)
1. Laju Asupan
Proses absorbsi seng menyerupai absorbsi besi dalam tubuh, dimana
untuk absorbsi membutuhkan alat angkut, proses ini terjadi dalam usus
halus (duodenum), seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk
kealiran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan dalam hati
dalam bentuk metalotionein, lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan
tubuh yang lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat
enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran
cerna. Kebutuhan seng sangat bervariasi tergantung fisiologik, patologik,
dan menu sehari-hari. Pada orang dewasa sehat, jumlah seng yang hilang
melalui urin, feses, kulit, semen, rambut dan kuku adalah 2,6 mg/hari.
Dengan asumsi bahwa daya serap usus terhadap seng hanya sekitar 25%
dan adanya variasi individual, maka jumlah kecukupan seng yang
dianjurkan adalah 15 mg/hari.
2. Durasi Paparan
Durasi paparan merupakan salah satu faktor penting dalam analisis dosis
respon , lamanya individu terpapar suatu zat yang melebihi dosis yan
dibutuhkan oleh tubuhnya akan menyebabkan sisa zat yang masuk akan
terakumulasi, dan dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan gangguan
pada kesehatan manusia. Nanum untuk kasus intake zat Seng (Zn) yang
melebihi batas toleransi tubuh, maka akan menimbulkan efek yang
bersifat akut. Adapun adanya kelebihan masukan Seng, akan di
ekskresikan oleh tubuh melalui saluran pencernaan dan perkemihan.
3. Frekuensi Paparan
Seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan akibat kelebihan Seng
(Zn) dalam tubuh biasanya bersifat akut. Dosis yang dapat menimbulkan
muntah-muntah besarnya 225 - 450 mg elemen seng dan keracunan dapat
terjadi pada dosis tersebut.
4. Berat Badan
Analisis dosis respons seseorang yang terpapar Zn berlebihan juga harus
mempertimbangkan faktor berat badan individu yang terpapar. Intake
seng akan tersebar dalam semua organ, jaringan dan cairan tubuh.
Deposito terbesar terdapat dalam otot dan tulang, semakin tinggi berat
badan seseorang, semakin banyak pula deposito atau dosis Zn yang
mampu di absorbsi oleh orang tersebut.
E. Analisis Karakteristik Resiko
Kelebihan Seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan
absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi
metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi Seng ( Zn ) sebanyak
2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang
sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen Seng ( Zn ) bisa
menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam
kaleng yang dilapisi Seng ( Zn ) (Almatsier, 2001 dalam Anonim, 2010 ).
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn
bebas memiliki toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh
inhalasi Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang
mengandung Zn. Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi
dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn
berlebih mampu menekan absorpsi Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat
jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai bertambahnya waktu paparan
karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme homeostatik, sedangkan
kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam hati(Widowati et al, 2008).
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan
hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme
dalm perkembangan mesoderm untuk rangka.
Konsumsi Zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral lain.
Toksisitas Zn bisa berifat akut dan kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari
mengakibatkan penurunan kadar Cu, pengubahan fungsi Fe, pengurangan
imunitas tubuh, serta pengurangan kadar high density lipoprotein (HDL)
kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena seseorang mengonsumsi 4 g Zn-
glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30 menit berakibat mual dan
muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar 225-50 mg Zn bisa mengakibatkan
muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg/ hari
mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam
jangka waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar
60 mg/ hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat
nmengakibatkan defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama
beberapa minggu bisa menggangu ketersediaan biologi Cu, sedangkan
konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi sintesis ikatan Cu protein atau
metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan menggangu metabolisme
mineral lain, khususnya Fe dan Cu (Widowati et al, 2008).
Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan
invertebrate, dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi
penderita sakit tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman
(anosnia). Inhalasi debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume
fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang
dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan
muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu,
yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga
daya sembuh berkurang(Widowati et al, 2008).
Referensi:
Al-Harisi. 2008. Penetapan Kadar Zn dan Fe di dalam Tahu yang dibungkus Plastik dan Daun yang dijual diPasar Kartasura dengan Menggunakan Metode Pengaktifan Neutron. http://www.google.com/. Diakses tanggal 14 November 2013.
Hidayat, Adi.1999. Seng (Zinc) : Esensial Bagi Kesehatan. Universitas Trisakti.
Sunti, Irdawati dkk. 2008. Studi Kandungan Logam Berat Seng (Zn) Dalam Air Dan Kerang Baja-Baja (Anodonta Woodiana) Di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4251. Diakses tanggal 18 November 2013.
Andarani, pertiwi dan Roosmini, Dwina. 2009. Profil Pencemaran Logam Berat (Cu, Cr, Dan Zn) Pada Air Permukaan dan Sedimen di Sekitar Industri Tekstil Pt X (Sungai Cikijing). http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdf. Diakses tanggal 15 November 2013.
KERANGKA TEORI
Pertanian
Industri Tekstil Industri baterai Industri besi dan
baja
Rumah tangga
Makanan Tanah 64 ppm Air laut 30 ppb Atmosfer 0,1–
4 µg/m3
Korosi pipa-pipa air
Detergen
Seng (Zn)
Pupuk kimia
Sumber industri Sumber alam
Konsentrasi polutan di air Laju Asupan Durasi Paparan Frekuensi Paparan Berat Badan
AIR
PENCERNAAN
EFEK POLUTAN
> 2 gr: muntah, diare, kram perut, dan sakit kepala yang parah.
2-3 x AKG: tubuh kesulitan dalam penyerapan tembaga dan besi dan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan mengalami anemia.
10 x AKG: mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis
Masuk ke dalam tubuh
Identifikasi Bahaya
Analisis Paparan
Analisis Dosis
Respon (Rfc)Analisis Karakteristik
Risiko