Kerangka dasar-ajaran-islam h

31
1 BAB I PENDAHULUAN Ilmu usul fiqh adalah ilmu yang sangat diperlukan bagi seorang muslim yang ingin mengetahui dan mengistimbatkan hukum dari dalil dalil syar’i , terutama lagi untuk mengetahui hukum hukum dari peristiwa atau hal baru yang tidak terjadi pada masaRasulullah saw. Karena zaman selalu berkembang sedangkan Al-Qur’an dan Alhadist sudah tidak akan ada penambahan dan perubahan karena memang segalanya sudah tercakup didalam Alqur’an. Selanjutnya bahwa ilmu fiqh merupakan ilmu yang diperlukan oleh seorang mujtahid dalam penjelasannya terhadap nash –nash dan menemukan hukun yang tidak ada nashya. Kali ini kami akan membahas tentang adzan dan iqomah, salat berjammah, makmum masbuk ,dan cara mengingatkan imam yang lupa. adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun hijrah. Hukum adzan dan iqomah adalah sunnat muakkad menurut kesepakatan para ulama mujtahidin, kecuali Ahmad bin Hanbal. Dari sisi lain ulama Syafiiyah menyatakan sunnah kifayah, jika dalam keadaan sendirian maka hukum adzan menjadi sunnah.adzan hanya disunahkan untuk salat fardu lima waktu. Oleh sebab itu tidak disunahkan adzan untuk salat jenazah,

Transcript of Kerangka dasar-ajaran-islam h

1

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu usul fiqh adalah ilmu  yang sangat diperlukan  bagi seorang

muslim yang ingin  mengetahui dan mengistimbatkan   hukum  dari dalil

dalil syar’i , terutama lagi untuk mengetahui hukum hukum dari peristiwa 

atau hal baru yang tidak terjadi pada masaRasulullah saw. Karena zaman

selalu berkembang sedangkan Al-Qur’an dan Alhadist sudah tidak akan

ada penambahan dan perubahan karena memang segalanya sudah

tercakup didalam Alqur’an. Selanjutnya bahwa ilmu fiqh merupakan ilmu

yang diperlukan oleh seorang mujtahid dalam penjelasannya terhadap

nash –nash dan menemukan hukun yang tidak ada nashya.

Kali ini kami akan membahas tentang adzan dan iqomah, salat

berjammah, makmum masbuk ,dan cara mengingatkan imam yang lupa.

adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun hijrah. Hukum adzan

dan iqomah adalah sunnat muakkad menurut kesepakatan para ulama

mujtahidin, kecuali Ahmad bin Hanbal. Dari sisi lain ulama Syafiiyah

menyatakan sunnah kifayah, jika dalam keadaan sendirian maka hukum

adzan menjadi sunnah.adzan hanya disunahkan untuk salat fardu lima

waktu. Oleh sebab itu tidak disunahkan adzan  untuk salat jenazah, salat

nadzar dan salat sunnah. Kalau kita perhatikan wacana ibadah dalam

Islam, khususnya shalat berjamaah, selain membentuk hubungan

keatas( vertikal) , juga membentuk ring ring atau lingkaran

sosial( horosontal) dengan sesamanya.

A. LATAR BELAKANG

Secara syariat adzan mulai di perintahkan pada tahun kedua

Hijriah. Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para

2

sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu

masuknya waktu shalat dan mengajak orang banyak agar berkumpul ke

masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Saat itulah muncul usulan dari

Umar bin Khattab bagaimana bila ditunjuk seseorang yang bertindak

sebagai pemanggil kaum muslimin pada setiap masuknya waktu shalat.

Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad

SAW juga menyetujuinya.

Secara hakikat adzan adalah pemberitahuan bahwa waktu shalat

telah tiba dengan menggunakan kalimat yang telah ditentukan. Karena

berfungsi sebagai pemberitahuan, selayaknya adzan dikumandangkan

agar dapat menjangkau tempat yang jauh dan di dengar oleh khalayak,

misalnya dengan memakai pengeras suara atau yang lainya.

Namun, seiring berjalannya waktu, visualisasi adzan semakin

berkembang dan kini bukan saja seruan atau ajakan orang untuk shalat

ke masjid, melainkan lebih jauh dari itu visualisasi tersebut ditampilkan

  sebagai bentuk usaha untuk ‘menyeru’ hal-hal yang berkaitan dengan

sikap, sebagai bentuk hikmah atau prilaku positif dari ibadah shalat.

Sebab berdasarkan ajaran Islam, prilaku positif inilah yang juga

diharapkan dapat mampu mewarnai kehidupan manusia di samping

ibadah secara langsung kepada Allah SWT.

Sehingga makna dan keterkaitan isi adzan dengan prilaku dalam

berkehidupan ini dapat dipahami oleh segenap umat Islam ketika

mendengar dan menyaksikan setiap kali adzan di kumandangkan. Dengan demikian, adzan bukan sekadar diterima sebgai kalimat belaka.

Bahkan, lebih jauh dari itu adzan dapat dipahami dan diresapi maknanya.

Pemahaman ini akan terjadi jika makna adzan dikaitkan dengan realitas

3

kehidupan manusia. Pada hakikatnya makna dari suatu ibadah mesti

memberikan manfaat dalam kehidupannya.

Karena alasan itulah, pemaparan makna dari lafal-lafal adzan dirasa

penting sebagai usaha untuk memberikan kontribusi terhadap

pemahaman masyarakat. Sehingga kehadiran buku ini diharapkan dapat

menjadi panduan singkat untuk lebih memahami makna dari setiap lafal

adzan dan keterkaitannya dengan satu atau beberapa unsur dalam

realitas kehidupan sehari-har

B. RUMUSAN MASALAH

Menjelaskan keutamaa azdan dan iqomah

C. TUJUAN

Diharapkan dalam makalah ini mampu menarik minat baca

masyarakat umum, tentang pesan yang disampaikan didalamnya

dengan tepat.

D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang

sangat sempurna. Semua masalah diatur dalam Islam, sehingga tidak ada

satu pun masalah yang tidak ada ketentuannya dalam Islam.

Kesempurnaan Islam ini ditunjang oleh ketiga sumber ajarannya, yakni al-

Quran dan Sunnah sebagai sumber ajaran pokoknya serta ijtihad sebagai

sumber penegkapnya.

Untuk memahami ajaran Islam secara keseluruhan memang

dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tidak banyak umat Islam yang

mengetahui ajaran Islam secara menyeluruh, bahkan masih banyak umat

Islam yang hanya menganut Islam secara formal saja dan sama sekali

tidak mengetahui ajaran Islam.

4

Untuk mendasari pemahaman Islam yang lebih luas, perlu

dipahami dulu dasar-dasar Islam atau yang sering disebut kerangka dasar

ajaran Islam. Dengan memahami kerangka dasar ini, seseorang dapat

memahami gambaran ajaran Islam secara keseluruhan. Masalah inilah

yang akan diuraikan di bawah ini secara singkat. Dengan uraian singkat

ini diharapkan para pembaca, khususnya mahasiswa, memiliki

pemahaman dasar tentang ajaran Islam.

E. METODA PENULISAN

Metodologi dalam penulisan dan pembahasan makalah ini penulis

menggunakan Metoda Penulisan Study Literatur. Penulis mengkaji dan

berusaha memahami Kerangka Dasar Ajaran Islam ini, dengan berbagai

Persfektif yang penulis anggap dapat mendekati pemahaman yang dapat

penulis (sebagai Mahasiswa) dapat serap sebagai suatu landasan

pemahaman terhadap ke Islaman yang diharapkan.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika yang digunakan penulis diantaranya sebagai berikut:

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Ruang Lingkup

E. Metodologi Penulisan

F. Sistimatika Penulisan

BAB II KEUTAMAAN ADZAN

A. Adzan dari segi bahasa

5

B. pensyariatan

C. Hukum

D. Syarat adzan

E. Sunnah adzan

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Adzan dan Iqomah

B. Lafadz Adzan Dan Iqomah

C. Hal-Hal Yang  Harus Diperhatikan Oleh Muadzin

D. Doa setelah adzan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

6

BAB II

KEUTAMAAN ADZAN

A. Adzan dari segi bahasa

Adzan dari segi bahasa berarti pengumuman, permakluman atau pemberitahuan. Sebagaimana ungkapan yang digunakan ayat Al-Quran Al-Kariem berikut ini :

�ين� ر�ك �مش� ال م�ن� �ر�يء� ب �ه� الل �ن� أ �ر� �ب االك �ح�ج� ال �و�م� ي �اس� الن �ل�ى إ �ه� ول س و�ر� �ه� الل م�ن� �ذ�ان� و�أ

ه ول س و�ر�

Dan suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat

manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.(QS. At-Taubah : 3)

Selain itu, adzan juga bermakna seruan atau panggilan. Makna ini digunakan ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan untuk memberitahukan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji.

ع�م�يق) ف�ج+ ل� ك م�ن� �ين� �ت �أ ي ض�ام�ر) ل� ك و�ع�ل�ى 1 ر�ج�اال وك� �ت �أ ي �ح�ج� �ال ب �اس� الن ف�ي �ذ�ن� و�أ

Dan panggillah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al-Hajj : 27)

Secara syariat, definisi adzan adalah perkataan tertentu yang bergun memberitahukan masuknya waktu shalat yang fardhu.

Dalam kitab Nailul Authar disebutkan definisi adzan yaitu pengumuman atas waktu shalat dengan lafaz-lafaz tertentu.

B. Pensyariatan

7

Adzan disyariatkan dalam Islam atas dasar dalil dari Al-Quran, As-sunnah

dan ijma` para  ulama.

1. Al-Quran

ون� �ع�ق�ل ي ال ق�و�م� �هم� ن� �أ ب �ك� ذ�ل 1ا �ع�ب و�ل و1ا هز �خ�ذوه�ا ات الص�الة� �ل�ى إ م� �ت �اد�ي ن �ذ�ا و�إ

Dan apabila kamu menyeru untuk shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (QS. Al-Maidah : 58)

2. Sunnah :

م� : �ح�دك أ م� �ك ل ؤ�ذ�ن� �ي ف�ل �ة الص�ال ت� ح�ض�ر� �ذ�ا و�إ Kي� �ب الن �ا �ن ل ق�ال� ق�ال� �ر�ث� �حو�ي ال �ن� ب �ك� م�ال ع�ن��ع�ة ب الس� ج�ه �خ�ر� أ

Dari Malik bin Huwairits radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada kami,”Bila waktu shalat telah tiba, hendaklah ada dari

kamu yang beradzan”.(HR . Bukhari dan Muslim)

�ه� ب ر� �د� ع�ب �ن� ب �د� ي ز� �ن� ب �ه� الل �د� ع�ب :  ع�ن� : - - : �ه �لل ا �قول ت ف�ق�ال� جل� ر� �م� �ائ ن �ا �ن و�أ �ي ب ط�اف� ق�ال� ق�ام�ت� – ق�د� � �ال إ اد�ى فر� اإلق�ام�ة� و ج�يع) �ر� ت �ر� �غ�ي ب �ير� �ب �ك الت �يع ب �ر� �ت ب االذ�ان� �ر� ف�ذ�ك �ر �ب ك

� أ �ه� الل �ر� �ب ك� أ

: �ه� – الل سول� ر� �ت �ي �ت أ �ح�ت ص�ب� أ �م�ا ف�ل ق�ال� :  الص�الة ح�ق+ �ا ؤ�ي �ر ل �ه�ا �ن إ ف�ق�ال� .

Dari Abdullah bin Zaid bin Abdirabbihi berkata,”Ada seorang yang mengelilingiku dalam mimpi dan berseru : “Allahu akbar alahu akbar”, dan (beliau) membacakan adzan dengan empat takbir tanpa tarji’, dan iqamah dengan satu-satu, kecuali qad qamatishshalah”. Paginya Aku datangi Rasulullah SAW, maka beliau bersabda,”Itu adalah mimpi yang benar.

(HR . Ahmad dan Abu Daud)

Selain itu, adzan bukan hanya ditetapkan hanya dengan mimpi sebagian shahabat saja, melainkan Rasululah SAW juga diperlihatkan praktek adzan ketika beliau diisra`kan ke langit.

Dari al-Bazzar meriwayatkan bahwa Nabi SAW diperlihatkan dan diperdengarkan kepadanya di malam Isra` di atas 7 lapis langit. Kemudian Jibril memintanya maju untuk mengimami penduduk langit, dimana disana ada Adam ‘alaihissalam dan Nuh ‘alaihissalam Maka Allah menyempurnakan kemuliaannya di antara para penduduk langit dan bumi.

8

Namun hadits ini riwayatnya teramat lemah dan gharib. Riwayat yang shahih adalah bahwa adzan pertama kali dikumandangkan di Madinah sebagai-mana hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Muslim.

3. Keutamaan

Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam  ini adalah memberi

dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah dengan

menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan, banyak

riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan

tentang keutamaan adzan dan orang  yang menyerukan adzan

(muadzin).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ق�ض�ى �ذ�ا ف�إ ، �ن� ذ�ي� �أ الت م�ع� �س� ي � ال �ى ح�ت اط�، ضر� �ه و�ل �ط�ان ي الش� �ر� د�ب

� أ �ة� �لص�ال ل و�د�ي� ن �ذ�ا إ

�ر �د�ب أ �ة� �الص�ال ب �و�ب� ث �ذ�ا إ �ى ح�ت �ل� �ق�ب أ �د�اء� الن

”Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam

keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin

selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan

iqamat ia berlalu lagi …” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim  no. 1267)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

�ه� �ي ع�ل �ه�مو�ا ت �س� ي �ن� أ ��ال� إ �ج�دوا ي �م� ل م� ث و�ل�� األ� و�الص�ف� �د�اء� الن ف�ي م�ا �اس الن �م �ع�ل ي �و� ل

�ه�مو�ا ت �س� ال

”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang

didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak da

patmemperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berun

di untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no.

980)

Muawiyah radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

9

�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �اق1ا �ع�ن أ �اس� الن ط�و�ل� أ و�ن� �مؤ�ذ�ن ال

”Para  muadzin adalah orang yang paling

panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 850)

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

�ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �ه ل ه�د� ش� � �ال إ ي�ء� ش� � و�ال �س� �ن إ � و�ال gج�ن �مؤ�ذ�ن� ال ص�و�ت� م�د�ى م�ع �س� ي � ال

”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang

mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan 

menjadisaksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari

no. 609)

Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

م�ع�ه س� �س) �اب و�ي ط�ب) ر� Kل ك �ه ل �غ�ف�ر ت �س� و�ي �ه� ��ذ�ان أ �ه�ى �ت من �م�ؤ�ذ�ن� �ل ل غ�ف�ر ي

”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang

basah atau pun yang kering yang

mendengar adzannya akan memintakanampun untuknya.” (HR.

Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits

ini shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan

muadzin,

�ن� �ي �م�ؤ�ذ�ن �ل ل و�اغ�ف�ر� �مkة� �ئ األ� د� ش� ر�� أ �هم� الل

”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam

dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud no. 517 dan At-

Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 217)

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ن� �ي الم�ؤ�ذ�ن ع�ن� و�ع�ف�ا �مkة� �ئ األ� الله د� ش� ر�� ف�أ ، �م�ن� مؤ�ت �مؤ�ذ�ن و�ال ض�ام�ن� �م�ام اإل�

“Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang

diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam

danmemaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya

no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al

10

Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239)

(lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan)

Demikianlah keutamaan-keutamaan yang terdapat pada adzan

dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang

ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya. Wallahu

a’lam

C. Hukum

Hukum adzan menurut jumhur ulama selain al-Hanabilah adalah sunnah muakkadah, yaitu bagi laki-laki yang dikerjakan di masjid untuk shalat wajib 5 waktu dan juga shalat Jumat.

Sedangkan selain untuk shalat tersebut, tidak disunnahkan untuk mengumandangkan adzan, misalnya shalat Iedul Fithri, shalat Iedul Adha, shalat tarawih, shalat jenazah, shalat gerhana dan lainnya. Sebagai gantinya digunakan seruan dengan lafaz “Ash-shalatu jamiatan” الصالة) : Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits berikut .(جامعة

Dari Abdullah  bin Amru radhiyallahu ‘anhu bahwa telah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah SAW, maka kepada orang-orang diserukan : “Ash-shalatu Jami`ah”.(HR. Bukhari dan Muslim)

Sedangkan bagi jamaah shalat wanita, yang dianjurkan hanyalah iqamat saja tanpa adzan menurut As-Syafi`iyah dan Al-Malikiyah. Oleh sebab untuk menghindari fitnah dengan suara adzan wanita. Bahkan iqamat pun dimakruhkan oleh al-Hanafiyah.

D. Syarat Adzan

Untuk dibenarkannya adzan, maka ada beberapa syarat yang harus terpenuhi sebelumnya. Diantara syarat-syarat adzan adalah :

1. Telah Masuk Waktu

Bila seseorang mengumandangkan adzan sebelum masuk waktu shalat, maka adzannya itu haram hukumnya sebagaimana telah disepakati oleh para ulama. Dan bila nanti waktu shalat tiba, harus diulang lagi adzannya. Kecuali adzan shubuh yang memang pernah dilakukan 2 kali di masa

11

Rasulllah SAW. Adzan yang pertama sebelum masuk waktu shubuh, yaitu pada 1/6 malam yang terakhir. Dan adzan yang kedua adalah adzan yang menandakan masuknya waktu shubuh, yaitu pada saat fajar shadiq sudah menjelang.

2. Harus Berbahasa Arab

Adzan yang dikumandangkan dalam bahasa selain arab tidak sah. Sebab adzan adalah praktek ibadah yang bersifat ritual, bukan semata-mata panggilan atau menandakan masuknya waktu shalat.

3. Tidak Bersahutan

Bila adzan dilakukan dengan cara  sambung menyambung antara satu orang dengan orang lainnya dengan cara bergantian, hukumnya tidak sah.

Sedangkan mengumandangkan adzan dengan beberapa suara vokal secara berberengan, dibolehkan hukumnya dan tidak dimakruhkan sebagaimana dikatakan Ibnu Abidin. Hal ini pertama kali dilakukan oleh Bani Umayyah.

4. Muslim, Laki, Akil Baligh.

Adzan tidak sah bila dikumandangkan oleh non-muslim, wanita, orang tidak waras atau anak kecil. Sebab mereka semua bukan orang yang punya beban ibadah.

Bahkan Al-Hanafiyah mensyaratkan bahwa orang itu tidak boleh fasik, bila sudah terjadi maka harus diulangi oleh orang lain yang tidak fasik. Al-Malikiyah mengatakan bahwa dia harus adil.

5. Tertib Lafaznya

Tidak diperbolehkan untuk terbolak-balik dalam mengumandangkan lafadz adzan. Urutannya harus benar. Namun para  ulama sepakat bahwa untuk mengumandangkan adzan tidak disyaratkan harus punya wudhu`, menghadap kiblat, atau berdiri. Hukum semua itu hanya sunnah saja, tidak menjadi syarat sahnya adzan.

Disunnahkan orang  yang mengumandangkan adzan juga orang yang mengumandangkan iqamat. Namun bukan menjadi keharusan yang mutlak, lantaran di masa Rasululah SAW, Bilal radhiyallahu ‘anhu

12

mengumandangkan adzan dan yang mengumandangkan iqamat adalah Abdullah bin Zaid, shahabat Nabi yang pernah bermimpi tentang adzan. Dan hal itu dilakukan atas perintah nabi juga.

E. Sunnah Adzan

1.   Hendaklah muadzin suci dan hadast besar dan kecil. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan hal-hal yang dianjurkan baginya berwudhu’.

2.   Hendaklah ia berdiri menghadap kiblat. Ibnu mundzir berkata sesuatu yang telah menjadi ijma’ (kesempatan para  ulama) bahwa berdiri ketika adzan termasuk sunnah Nabi karena suara bisa lebih keras, dan termasuk sunnah juga ketika adzan menghadap ke arah kiblat, sebab para muadzin Rasullullah mengumandangkan adzan sambil menghadap kearah kiblat.

3.   Menghadapkan wajah dan lehernya ke sebelah kanan ketika mengucapkan ‘Hayya ‘alalfalah’ dan ke sebelah kiri  ketika mengucapkan, ‘Hayya ‘alal falah’, sebagaimana yang telah dijelaskan sebagai berikut :

Dari Abu Juhaifah ia pernah melihat Bilal beradzan, ia berkata, “Kemudian saya ikuti mulutnya ketika ke arah sini dan sini dengan adzan tersebut.” ( Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 114 no: 634, Muslim I : 360 no no: 503, ‘Aunul Ma’bud II: 219no: 516, Tarmidzi I: 126 no: 197, dan Nasa’I II: 12).

(Adapun memalingkan dada ke kanan dan ke kiri ketika adzan, maka sama sekali tidak dijelaskan dalam sunnah Nabi saw. dan tidak pula disebutkan dalam hadits-hadits yang menerangkan menghadapkan leher ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri. Selesai. Berasal dari kitab Tamamul Minnah ha.150)

4.   Memasukkan dua jari ke dalam telinganya, karena ada pernyataan Abu Juhaifah:

Saya melihat Bilal adzan dan berputar serta mengarahkan mulut ke sini dan ke sini, sedangkan dua jarinya berada ditelinganya.” (Shahih: Shahih Tirmidzi no: 164 dan Sunan Tirmidzi I: 126 no: 197).

5.   Mengeraskan suaranya ketika adzan, sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Nabi saw., “Karena sesungguhnya tidaklah akan mendengar sejauh suara muadzin, baik jin, manusia, adapun sesuatu yang lain, melainkan mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.” (Shahih: Shahih Nasa’i no: 625, Fathul Bari  H: 87: 609 dan Nasa’i II: 12).

13

(Imam Tirmidzi berkata, “Hadits ini Hasan Shahih dan sudah diamalkan oleh para  ulama’ mereka menganjurkan muadzin memasukkan dua jari ke dalam dua telinganya ketika adzan.” selesai)

6. Di Anjurkan Muadzin Mengucapkan, Dua Kali Takbir Dalam Sekali Nafas

Dari Umar bin Khathab r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila muadzin mengucapkan ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, kemudian muadzin mengucapkan, ASYHADU ALMA  ILAAHA ILLALLAAH, lalu ia mengucapkan (juga), ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAI-L…, (Shahih: Shahih Abu Daud, no: 527, Muslim  1:289 no: 385 dan ‘Aunul Ma’bud 11: 228 rio: 523).

Dalam hadits di atas terkandung isyarat yang jelas bahwa muadzin mengucapkan setiap dua takbir dalam sekali nafas, dan orang yang mendengar pun menjawabnya seperti itu. (Lihat Syarhu Muslim III: 79).

7.   Dianjurkan Melakukan Tarji’

Tarji’ ialah mengulangi bacaan syahadatain, dua kali pertama dengan suara pelan dan dua kali kedua dengan suara keras. (Lihat Syarhu Nawawi Muslim III: 81).

Dari Abu Mahdzurah r.a. bahwa Rasulullah pernah rnengajarinya adzan ini: ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. ASYHADU ALLAA, ILAAHA ILLALLAAH ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAAH, Kemudian beliau mengulangi dengan mengucapkan (lagi): ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RAS ULULLAAH, HAYYA ALASHSHALAAH HAYYA ‘ALASHSHALAAH, HAYYA ALAL FALAKH HAYYA ‘ALAL FALAAH, ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAAH. (Shahih: Mukhtashar Muslim no: 191 dan Muslim I: 287 no: 379).

8.   Dianjurkan Adzan Pada Awal Masuknya Waxtu Shalat Dan Mendahulukan Pada Waktu Shubuh Khususnya

Dari Jabir bin Samurah, berkata, “Adalah Bilal biasa adzan dengan sempurna bila matahari bergeser ke barat, kemudian ia tidak mengumandangkan iqamah hingga Nabi saw. keluar kepadanya, maka ketika beliau telah keluar ia mengumandangkan iqamah ketika ia melihatnya.” (Shahih: Shahih Abu Daud no: 503, al-Fathur Rabbani 111:

14

35 no: 283 dan ini lafadz: baginya, Muslim 1: 423 no: 606, Aunul Ma’bud II: 241 no: 533 semakna).

Makna LAA YAKHRUMU ialah mengucapkan lafadz-lafadz adzan dengan sempurna tidak ada yang ketinggalan. Demikian menurut Imam  Syaukani dalam Nailul Authar II:31.

Dari Ibnu Umar r.a., bahwa nabi bersabda “Sesungguhnya Bilal biasa adzan di waktu malam, maka hendaklah kamu makan dan minum hingga Ibnu Ummi Makan mengumandangkan adzan.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 104 no: 622 dan Muslim II: 768 no: 38dan 1092).

Nabi sudah menerangkan hikmah didahulukannya adzan shubuh sebelum waktunya dengan sabdanya,“Janganlah sekali-kali adzan Bilal mencegah salah seorang di antara  kamu dan sahumya, karena sesungguhnya ia memberitahu -atau beliau bersabda- ia berseru di waktu malam agar orang yang biasa bangun malam di antara kamu kembali pulang (ke rumahnya) dan untuk membangunkan orang yang sedang tidur nyenyak di antara kamu.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 103 no: 621, Muslim 11: 768 no: 1093 dan ‘Aunul Ma’bud VI: 472 no: 2330).

BAB III

PEMBAHASAN KEUTAMAAN ADZAN

(ADZAN,IQOMAH)

.        Ketentuan Adzan dan Iqomaha.  Pengertian Adzan dan Iqomah

                        Kata adzan menurut bahasa artinya sama dengan i'lamu yang yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah pemberitahuan. Sedangkan menurut istilah dalam syari'at islam  adzan ialah pemberitahuan tentang telah masuk shalat dengan menyebut lafadz-lafadz tertentu. Pengertian Iqomah menurut bahasa yaitu menegakkan. Sedangkan menurut istilah iqomah berarti pemberitahuan untuk mendirikan shalat dengan menyebut lafadz-lafadz tertentu.

                        Adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun pertama Hijriyah. Hukum adzan dan iqomah ialah sunnah muakkad menurut kesepakatan para ulama mujtahid. Waktu melaksanakan adzan ialah ketika telah masukwaktu shalat dalam rangkamemberitahu kepada kaum muslimin bahwa waktu shalat telah tiba dan agar mereka bersia-siap untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah. Adapun waktu iqamah adalah ketika shalat akan dilaksanakan.

15

            Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin, dan harus orang laki-laki yang berkewajiban mengumandangkan adzan.

b. Lafadz Adzan Dan IqomahLafal Adzan

�ر �ب ك� أ الله �ر �ب ك

� أ 2x                         الله

الله   �ال� إ �له� إ ال� �ن� أ ه�د �ش� 2x                                       أ

الله   سول ر� مح�م�د1ا �ن� أ ه�د �ش� 2x                             أ

ة� الص�ال� ع�ل�ى 2x                                                       ح�ي�ح� �ف�ال� ال ع�ل�ى 2x                                                       ح�ي�

�ر �ب ك� أ �ه الل �ر �ب ك

� أ 1x                                                 الله

الله �ال� إ �له� إ 1x                                                              ال�Lafal Iqomah

�ر �ب ك� أ الله �ر �ب ك

� أ 1x                         الله

الله   �ال� إ �له� إ ال� �ن� أ ه�‌د �ش� 1x                                       أ

الله   سول ر� مح�م�د1ا �ن� أ ه�د �ش� 1x                             أ

ة� الص�ال� ع�ل�ى 1x                                                       ح�ي�

ح� �ف�ال� ال ع�ل�ى 1x                                                       ح�ي�

�ة� الص�ال ق�ام�ت� 1x                                                    ق�د�

�ر �ب ك� أ �ه الل �ر �ب ك

� أ 1x                                                 الله

الله �ال� إ �له� إ 1x                                                              ال�

c. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzinl  Seorang muadzin hendaknya menunaikan adzan dan iqomah dengan suka  

rela bukan karena diupah atau meneriam bayaran.l  Hendaklah seorang muadzin suaranya nyaring dan bagus agar dapat

didengan oleh orang banyak dan enak didengar.l  Seorang muadzin hendaklah orang yang benar-benar mengetahui waktu      

salat.l  Muadzin harus suci dari hadas besar maupun hadast kecil

16

l  Hendaklah muadzin berada di tempat yang tinggi agar suaranyalebih didengar dan menghadap kiblat.

l  Hendaklah muadzin memasukan dua anak jari kedalam dua telinga ketika    membaca adzan.

d.  Do'a Setelah Adzan

الوسيلة محمدن سيدنا ان القائمة والصالة التامة الدعوة هذه رب اللهم

الذي المحمودن المقام وابعثه الرافيه العالية والدرجة والشرف والفضيلة

الميعاد تخلف ال إنك وعدته

Setiap hari, selama lima kali kaum muslimin mendengar seruan adzan

yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah

masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan

pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah  ‘azza wajalla.

Demikian pula, yang tengah terlelap tidur menjadi terbangun lantas

berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan shalat

berjama’ah.

A. ADZAN

Adzan, menurut bahasa, berarti mengumumkan sesuatu. Allah SWT

berfirman :

"Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada

umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan

RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu

(kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika

kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat

17

melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa

mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS. at-Taubah : 3)

Yakni, pemberitauan. Demikian halnya dengan firman-Nya :

"Jika mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan

kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak

mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau

masih jauh?" ." (QS. al-Anbiyaa' : 109).

Artinya, Aku telah beritahu kalian sehingga kita berada pada tingkat yang

sama dalam hal pengetahuan.

Dan menurut syariat, adzan berarti pemberitahuan tentang masuknya

waktu shalat dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. Disebut

demikian, karena mu'adzin memberitahu waktu shalat kepada umat

manusia. Dan disebut nida', karena mu'adzin menyeru dan mengajak

umat manusia untuk mengerjakan shalat. Allah SWT berfirman :

"Dan apabila kalian (menyeru) untuk (mengerjakan) shalat, mereka

menjadikan buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena

mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (QS.

al-Maaidah : 58)

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat

Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan

tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui."(QS. al-Jumu'ah : 9)

                     

18

B. IQAMAH

Iqamah merupakan masdhar dari kata aqaama. Berasal dari iqamatusy syai' yang berarti menjadikan sesuatu lurus.

Sementara menurut syariat, iqamah berarti pemberitahuan akan didirikannya shalat wajib dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. Jadi, adzan berarti pemberitahuan waktu shalat, sedang iqamah berarti pemberitahuan pelaksanaan shalat. Iqamah ini disebut juga dengan adzan kedua atau nida' kedua.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Keutamaan adzan dan iqomah antara lain dapat dikemukakan

bahwa para muadzdzin adalah orang orang yang paling panjang lehernya

sebagai kiasan bagi kegantungan tubuh muadzin  pada hari kiamat.

Sebab disyariatkan adzan dan iqomah ialah ketika nabi Muhammad saw

sampai di madinah belau mendapatkan kesulitan untuk memberitahu pada

kaum muslimin tentang masuk waktu sholat. ‌

B. SARAN-SARAN

Demikian makalah ini kami buat kiranya dari penulis masih sangat

jauh dari baik apalagi sempurna sebagai manusia pasti dalam penjelasan

ini masih banyak ditemukan kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu

kami minta maaf serta mohon kritik dan saran dari semua pihak pada

umumnya dan dari dosen pengampu sacara khususnya supaya kedepan

dapat lebih baik.Amin.  

19

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,M. Imaduddin, (1989). Tauhid, Bandung, Pustaka Salman

Farid Miftah, (1991), Pokok-pokok Ajaran Islam, Bandung, Pustaka

Nasution, Harun, (1985), Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1),

Jakarta, UI-Press

Rakhmat, Jalaludin, (2004), Psikologi Agama Sebagai Pengantar,

Bandung, Mizan

20

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat

danhidayahnya pada kita semua sehingga kami selaku penulis dapat

menyelesaikanmakalah ini tanpa halangan suatu apa.Makalah yang kami

tulis mengangkat judul “Sejarah dan keutamaan adzan”

Makalah ini membahas konsep-konsep yang mendasari agama

islam.

Selama pembuatan makalah ini tentunya penulis melibatkan

bantuan banyak pihak. Yang pertama kami selaku penulis berterima kasih

kepada dosen mata kuliah agama islam yang telah banyak membimbing

kami hinggakami mampu menyelesaikan makalah ini. Yang kedua kami

i

21

juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu

dan mendukung kami.

Tidak lupa pula kami mohon maaf jika masih terdapat

banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran

senantiasa kami terimademi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,

makalah ini dapat berguna bagi dunia pendidikan diIndonesia.

 

Penyusun dan Penulis,

FAJAR DWIPANGESTUNIM. 10213067

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

G. Latar Belakang ………………………………………. 1

H. Rumusan Masalah .……………………………………… 2

I. Tujuan ………………………………………. 3

J. Ruang Lingkup ………………………………………. 3

K. Metodologi Penulisan ………………………………………. 4

L. Sistimatika Penulisan ………………………………………. 4

BAB II KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

A. Adzan dari segi bahasa……………………………………….. 6

22

B. Pensyariatan ……………………………………….. 6

C. Hukum ..……………………………………… 10

D. Syarat adzan ……………………………………… 10

E. Sunnah adzan ……………………………………….. 11

BAB III PEMBAHASAN KERANGKA DASAR ISLAM (AQIDAH,

SYARIAH, AKHLAK)

A. Pengertian adzan dan iqomah…………………………… 14

B. Lafadz adzan dan iqomah …………………………… 14

C. Hal yang harus di perhatikan muadzin…………………. 15

D. Do’a setelah adzan ………………………………………. 18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan ……………………………………………………. 18

D. Saran-saran .…………………………………………………. 18

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 19

KEUTAMAAN ADZAN

MAKALAHDisampaikan untuk memenuhi tugas Dari Mata Kuliah

Agama dan etika Yang disampaikan Oleh Prof. Dr. H.Sofyan Sauri,M.Pd.

ii

23

FAJAR DWIPANGESTUNIM. 10213067

JURUSAN ILMU KOMPUTERFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIAUNIKOM

BANDUNG 2014