Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

10
KERANGKA ACUAN KERJA / TOR( TERM OF REFEENCE) KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DANA TUGASPERBANTUAN APBN TAHUN 2014 Satker : RSUD KabupatenMerangin Program : Kegiatan : Pekerjaan : PerencanaanDED RSUD Bangko Alokasi Dana : Rp. 800.000.000, Sumber Dana : APBD Kab. MeranginTahun 2014 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang a. Dasar Hukum - Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 B/ MENKES/ PER/ II/ 1988 tentang Rumah Sakit. - Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan pada pasal 7 bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi bangunan prasarana, SDM, kefarmasian dan peralatan dan pasal 16 bahwa persyarat an peralatan meliputi peralatan medis dan non medis harus memenuhi standart pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai. Oleh karena itu setiap RSharus memenuhi kriteria persyarat an tersebut. b. Gambaran Umum Singkat Tahun 2000 Indonesia turut menandatangani komitmen bersama dari 189 negara di dunia tentang kesepakatan pembangunan MDG s dengan tujuan mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Dalam MDG s terdapat 8 misi MDG s yang didalamnya kita berperan serta untuk turut mensukseskan keberhasilannya yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta menekan angka HIV/ AIDS. Ada 3 sasaran MDG s dalam bidang kesehatan a.l : 1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu 2. Penurunan angka kesakitan HIV/ AIDS 3. Penurunan angka kesakitan TB. Dalam rangka penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu Rumah sakit melaksanakan PONEK dengan maksud dan tujuan agar proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatus Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatus Dasar (PONED) di Puskesmas. RSUD Bangko Kabupaten Merangin sebagai salah satu unit layanan kesehatan masyarakat turut mendukung kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Dalam hal pelayanan PONEK, RSUD BangkoKabupaten Meranginmelaksanakan & menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu & paripurna, mengembangkan kebijakan & SOP sesuai standar, meningkat kan kualitas pelayanan kesehatan ibu & bayi termasuk kepedulian terhadap ibu & bayi, meningkatkan kesiapan RSUD Bangko Kabupaten Merangin dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetri & neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK) 24 jam, pemberian ASI eksklusif, meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu

description

kak

Transcript of Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

Page 1: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

KERANGKA ACUAN KERJA / TOR( TERM OF REFEENCE)

KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

DANA TUGASPERBANTUAN APBN

TAHUN 2014

Satker : RSUD Kabupaten Merangin

Program : Kegiatan : Pekerjaan : Perencanaan DED RSUD Bangko

Alokasi Dana : Rp. 800.000.000,

Sumber Dana : APBD Kab. Merangin Tahun 2014 I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

a. Dasar Hukum

- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 B/ MENKES/ PER/ II/ 1988 tentang Rumah Sakit.

- Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan pada pasal 7 bahwa

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi bangunan prasarana, SDM, kefarmasian dan

peralatan dan pasal 16 bahwa persyarat an peralatan meliputi peralatan medis dan non medis

harus memenuhi standart pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.

Oleh karena itu setiap RSharus memenuhi kriteria persyarat an tersebut.

b. Gambaran Umum Singkat

Tahun 2000 Indonesia turut menandatangani komitmen bersama dari 189 negara di dunia tentang

kesepakatan pembangunan MDG’s dengan tujuan mempercepat pembangunan manusia dan

pemberantasan kemiskinan. Dalam MDG’s terdapat 8 misi MDG’s yang didalamnya kita berperan

serta untuk turut mensukseskan keberhasilannya yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi

serta menekan angka HIV/ AIDS. Ada 3 sasaran MDG’s dalam bidang kesehatan a.l :

1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu

2. Penurunan angka kesakitan HIV/ AIDS

3. Penurunan angka kesakitan TB.

Dalam rangka penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu Rumah sakit melaksanakan

PONEK dengan maksud dan tujuan agar proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem

terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatus Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan

Obstetrik dan Neonatus Dasar (PONED) di Puskesmas.

RSUD Bangko Kabupaten Merangin sebagai salah satu unit layanan kesehatan masyarakat turut mendukung

kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Dalam hal pelayanan PONEK, RSUD Bangko Kabupaten

Meranginmelaksanakan & menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu &

paripurna, mengembangkan kebijakan & SOP sesuai standar, meningkat kan kualitas pelayanan kesehatan ibu &

bayi termasuk kepedulian terhadap ibu & bayi, meningkatkan kesiapan RSUD Bangko Kabupaten Merangin dalam

melaksanakan fungsi pelayanan obstetri & neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK) 24 jam,

pemberian ASI eksklusif, meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu

Page 2: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

& bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lain, meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode

Kangguru (PMK) pada BBLR dan melaksanakan sistem Monev pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Ibu

Bayi (RSSIB) 10 langkah menyusui & peningkatan kesehatan ibu.

Dalam era globalisasi, persaingan antar rumah sakit sebagai organisasi di bidang pelayanan jasa semakin ketat.

Banyaknya jumlah rumah sakit baru akan menimbulkan persaingan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

tenaga medis, paramedis, tenaga ahli lainnya, peralatan serta persaingan fasilitas di bidang kesehatan baik

fasilitas medis maupun non medis. Posisi kompetitif rumah sakit akan dapat dipertahankan dalam jangka

panjang, apabila memiliki kemampuan melayani customer dengan lebih baik dan dapat membedakan dirinya

melalui unggulan tertentu dibandingkan pesaingnya.

RSUD Bangko Kabupaten Merangin merupakan Badan Layanan Umum sesuai dengan Surat Keputusan Bupati

Sukabumi 445/ KEP 527-RSUD PLRATU/ 2011, tentang Penetapan RSUD Bangko Kabupaten Merangin sebagai Badan

Layanan Umum Daerah. Biaya operasional diperoleh dari Pendapatan Operasional Rumah Sakit dalam bentuk

Rencana Bisnis Anggaran (RBA), Sumber Dana lain dari Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah (APBD

Kabupat en Sukabumi) dalam bentuk Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-

SKPD), dari Pemerintah Kabupaten Merangin dalam bentuk Bantuan Keuangan Provinsi dan dari Pemerintah

Pusat (APBN dan DAK).

RSUD Bangko Kab. Sukabumi merupakan rumah sakit tipe C Pemerintah Kabupat en Sukabumi

berdasarkan SK MENKES RI No. 1372/ MENKES/ SK/ X/ 2008. Dengan semakin meningkatnya kunjungan pasien

IGD dan pelayanan persalinan terutama pasien rawat inap kelas III maka untuk mendukung kegiatan tersebut

diperlukan adanya pengembangan peralatan kedokteran yang lengkap agar pasien dapat dilayani sesuai

standar yang pada akhirnya dapat meningkat kan derajat kesetaraan dan umur harapan hidup masyarakat .

Sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah RSUD Bangko disamping mengemban misi sosial juga misi ekonomi.

Berkaitan dengan misi sosial RSUD Bangko memerlukan pengembangan sarana pelayanan berupa

penyediaan Gedung Intensif (ICU dan NICU) dan Ruang Rawat NIFAS beserta peralatannya. Hal ini

dikarenakan meningkatnya kunjungan pasien maskin yang saat ini BOR kelas III mencapai 82,40%, sehingga

diperlukan penambahan tempat tidur.

RSUD Bangko Kabupaten Merangin telah terakreditasi penuh untuk 5 (lima) jenis pelayanan pada tahun

2010.

c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien pelayanan persalinan serta perawatan bayi, menuntut

RSUD Bangko Kabupaten Merangin untuk selalu berusaha memenuhi sarana prasarana pelayanan agar dapat berjalan

optimal. RSUD Bangko belum mempunyai Unit Perawatan Instensif baik ICU Maupun NICU, sedangkan

menangani pasien yang memerlukan perawatan intensif saat ini di RSUD Bangko ditempatkan di Ruang

Perawatan Perinatologi dan Ruang Perawatan High Care Unit (HCU). Disamping itu, RSUD Bangko Kab.

Sukabumi juga dituntut akan kelengkapan sarana prasarana pelayanan khususnya tersedianya peralatan

kedokteran yang menunjang program pelayanan persalinan dan perawatan guna menekan jumlah kematian

ibu, bayi dan meningkatkan umur harapan hidup sampai dengan 72 tahun.

Adapun kebutuhan untuk Pembangunan Gedung Perawatan NICU akan diusulkan melalui Dana Tugas

Pembantuan (TP) 2014. Hal ini dikarenakan kegiatan Pelayanan Persalinan dan Perawatan Bayi selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Berikut ini hasil kegiatan pelayanan di Ruang Persalinan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 1 Kegiatan Ruang Persalinan Tahun 2010 s/ d 2012

No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%) 1 Persalinan Normal

2 Persalinan dengan

Komplikasi

Page 3: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

Total Kegiatan

Dari hasil kegiatan Persalinan diatas menunjukkan bahwa secara total trend Pelayanan Persalinan

mengalami peningkatan sebesar ……. % hal ini dari jumlah pelayanan ………… pada tahun ….. menjadi ….

pada tahun …...

Tabel 2 Kegiatan Ruang Perinatologi Tahun 2010 s/ d 2012

No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%) 1 Jumlah Pasien 2 Pasien Keluar Mati 3 BOR

Tabel 3 Kegiatan Ruang Kebidanan dan Kandungan Tahun 2010 s/ d 2012

No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%) 1 Jumlah Pasien 2 Jumlah Pasien Gakin 5 BORKeseluruhan

Dari hasil kegiatan Perawatan Kandungan dan Kebidanan diatas menunjukkan bahwa secara total trend

Pelayanan mengalami peningkatan sebesar 18,18 % hal ini dari jumlah pelayanan 1.513 pasien pada tahun

2011 menjadi 1.788 pasien pada tahun 2012. Demikian juga dengan jumlah kunjungan pasien Gakin

mengalami peningkatan sebesar 27,58 % hal ini dari jumlah tahun 1.229 pasien pada tahun 2011 menjadi 1.568

pasien pada tahun 2012. Sedangkan BOR mengalami Penurunan sebesar 39,61 % hari dari BOR Tahun 2011

sebesar 107.85 % menjadi 65,13 % tahun 2012, hal ini terjadi karena adanya Jumlah Tempat Tidur dari 11 TT

pada t ahun 2011 menjadi 14 TT pada tahun 2012

Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS Tahun

Anggaran 2014 RSUD Bangko mempunyai fungsi untuk menyusun rencana dan program Kegiatan Penyediaan

Administrasi Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS dengan berpedoman

pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, pengaturan teknis operasional serta melakukan

koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah/ swasta dalam rangka menunjang kelancaran Kegiatan

Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS

Bangunan Gedung adalah prioritas utama dalam pelayanan masyarakat dalam pelayanan kesehatan,

dimana salah satu faktor pendukung dari hal tersebut adalah sarana dan prasarana gedung yang memadai.

RSUD Bangko berupaya meningkatkan sarana dan prasarana bangunan gedung yang berlokasi RSUD Bangko.

Agar pembangunan maupun rehabilitasi prasarana bangunan gedung menghasilkan suatu hasil yang

sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi fungsi bangunan yang optimal, andal sebagai bangunan yang layak

dari segi mutu, biaya serta kriteria administrasi bangunan negara diperlukan konsultan perencana dan

pengawas yang profesional dan berkualitas.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Kerangka Acuan Kerja [KAK] ini sebagai petunjuk bagi konsultan perencana/ DED dan pengawas yang

memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan

diinterprestasikannya dalam pelaksanaan tugas Perencanaan dan Pengawasan:

ß Pembangunan Ruang Perawatan NIFAS(504 m2)

ß Pembangunan Ruang Perawat an Instensive/ NICU ( 768 M2 )

Page 4: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

Tujuan :

Tujuan yang hendak dicapai Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan NIFAS (504 M2) dan

Pembangunan Ruang Perawatan Instensive/ NICU ( 768 M2) RSUD Bangko Jalan Jend. Ahmad Yani No.

2 Bangko sesuai dengan fungsi dan kebutuhan pelayanan bidang kesehatan yang memenuhi syarat

teknis serta sesuai peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah Kabupat en

Sukabumi.

III. SASARAN

1. Setiap bangunan harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara

optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya.

2. Setiap bangunan harus direncanakan, dirancang sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi

kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi.

3. Pemberi jasa Perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik dan

menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya Perencanaan teknis bangunan yang

memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

4. Kerangka Acuan Kerja [KAK] untuk pekerjaan Perencanaan perlu disiapkan secara matang

sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya Perencanaan yang sesuai dengan

kepentingan kegiatan.

IV. LOKASI KEGIATAN

RSUD Bangko Kabupaten Merangin

V. SUM BER PENDANAAN

Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2014

VI. DATA DASAR

1. Pengesahan DPA

2. Hasil Survey Lokasi

3. Usulan konsep rencana dari Instansi Terkait

VII. STANDAR TEKNIS

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 43/ PRT/ M/ 2007, tentang Standar dan Pedoman

Pengadaan Jasa Konstruksi.

2. Undang-undang Nomer 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

3. Undang-undang Jasa Konstuksi Nomer 18 Tahun 1999.

4. Peraturan Pemerintah Tentang Jasa Konstruksi Nomor 28. 29. 30. Tahun 2000.

5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002

6. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) diterbitkan oleh DPBM.

7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI.5 (PKKI-1961).

8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI. 2 (PBI-1981).

9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987).

10. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Beton

Bertulang unt uk Gedung 1983 yang diterbitkan oleh DPMB.

11. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983.

12. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1981.

13. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI).

14. Peraturan Umum Instalasi Penanggal Petir untuk Bangunan di Indonesia (PUIPP - 1983).

15. Pedoman Plumbing Indonesia 1974.

16. Standard Industri Indonesia (SII).

17. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang Keselamatan Kerja yang

dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

19. Normalisasi Teknis yang berlaku (SNI, SKSNI, SKBI dan lain-lain)

20. Peraturan-peraturan Daerah setempat yang berlaku.

Besarnya biaya pekerjaan Perencanaan mengikuti pedoman dalam :

1. Keputusan Gubernur No. : 910/ Kep.1465-Admbang/ 2010, Tanggal 01 Nopember 2010, tentang

Standar Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Merangin Tahun Anggaran 2014

Page 5: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

2. Keputusan Kabupaten Merangin Tentang : Penetapan Standar Harga Tertinggi Barang Dan Jasa

Kebutuhan Pemerintah Kabupaten Merangin Tahun Anggaran 2014.

VIII. REFERENSI HUKUM

Semua ketentuan dan peraturan serta Standar Nasional Indonesia tentang bangunan gedung

IX. LINGKUP KEGIATAN

1. KONSULTAN PERENCANA

Kegiatan Rehabilitasi Gedung

A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat

interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah

setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan.

B. Penyusunan prarencana seperti pembuatan rencana tapak, prarencana bangunan termasuk

program dan konsep ruang, perkiraan biaya.

C. Menyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat

1. Rencana Arsitektur dan visualisasi yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.

2. Rencana Struktur

3. Membuat rencana utilitas,

4. Membuat Perkiraan biaya.

D. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat :

1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar

rencana yang telah disetujui.

2. Rencana kerja dan syarat-syarat [RKS].

3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan [BQ], rencana anggaran biaya [RAB] pekerjaan

konstruksi

4. Laporan akhir Perencanaan.

E. Pengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Panitia didalam membuat dokumen

pelelangan dan menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.

F. Membantu Panitia Pengadaan Barang/ Jasa pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan,

termasuk menyusun Berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali

dokumen pelelangan, melaksanakan tugas – tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

2. KONSULTAN PENGAWAS

A. Persiapan

a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga non konsepsi pekerjaan pengawasan.

b. Mengecek selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk disetujui,

mengenai jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh pemborong (Time Schedule / Bar

Chart, SCurve ).

B. Pekerjaan Teknis

a. Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan

– kegiatan pelaksanaan agar pelaksanaan teknis maupun administratif teknis yang

dilakukan dapat secara terus menerus, sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang

kedua kalinya.

b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau pekerjaan, peralatan

dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lain.

c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar

batas waktu serta kondisi seperti yang tercant um dalam dokumen kontrak dipenuhi.

Page 6: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

d. Memberikan petunjuk, perintah, penambahan atau pengurangan pekerjaan dan harus

menyampaikan kepada Pelaksana Teknis untuk disarankan kepada Pejabat Pembuat

Komitmen.

e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan / penambahan biaya

dan waktu serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada

pemborong dengan pemberitahuan kepada Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat

Komitmen.

C. Konsultasi

a. Melakukan konsultasi dengan Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen untuk

membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan

pembangunan.

b. Mengadakan rapat berkala, sedikitnya 2 (Dua) kali dalam sebulan dengan Pelaksana Teknis

dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul

dalam pelaksaaan yang tidak sesuai dengan kontrak, untuk kemudian membuat risalah

rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima

paling lambat 1 (Satu) minggu kemudian.

D. Laporan

a. Memberikan laporan dan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Pelaksana

Teknis mengenai volume prosentase dan nilai bobot bagian atau seluruh pekerjaan yang

telah dilaksanakan dan membandingkan dengan apa yang tercantum dalam kontrak

pemborong.

b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal

yang telah disetujui.

c. Melaporkan bahan – bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat – alat yang

digunakan.

E. Dokumen

a. Memeriksa gambar – gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong terutama yang

mengakibatkan tambah atau kurangnya pekerjaan dan juga perhitungan serta gambar

konstruksi yang dibuat oleh pemborong (Shop Drawings).

b. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan

dilapangan serta untuk keperluan pembayaran angsuran.

c. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan atau

pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.

3. KONSTRUKSI FISIK

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia Jasa harus membuat Rencana Kerja (Time

Schedulle) yang disetujui oleh Pengawas Lapangan, kemudian diajukan selambat-lambatnya 1

(satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pejabat Pembuat

Komitmen.

2. Penyedia Jasa harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan, sesuai

dengan Rencana Kerja tersebut

3. Sebelum melaksanakan pembangunan/ pekerjaan pihak Penedia Jasa berkewajiban meneliti

semua gambar konstruksi/ struktur dan bila terdapat kekeliruan/ kesalahan yang sekiranya

menurut anggapan Penyedia Jasa akan membahayakan, maka pihak Penedia Jasa harus segera

memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan pertimbangan

penanggulangannya.

4. Pelaksana Lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun administratif

dan pada Laporan Harian tersebut oleh Penyedia Jasa atau Pelaksana yang mewakilinya harus

ditanda-tangani.

Page 7: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

5. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang

diperlukan menurut dat a dan keadaan sebenarnya.

6. Pelaksana Lapangan juga harus membuat Laporan Mingguan dan Bulanan secara rutin.

Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan

monitoring. Semua laporan tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan menggunakan format

yang telah ditentukan.

X. KELUARAN

1. KONSULTAN PERENCANA:

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah

lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang minimal meliputi:

A. Laporan Pendahuluan

Tahap Konsep Rencana Teknis

1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi

team perencana metoda pelaksanaan dan tanggungjawab waktu perencanaan

2. Konsep skematik rencana teknis termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang

dan lain – lain.

3. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah sederhana, dan lain –

lain.

4. Koordinasi dan Konsultasi dengan Pengelola dan Pemilik.

B. Laporan Antara

I. Tahap Pra-rencana teknis

1. Gambar-gambar rencana tapak

2. Gambar-gambar Pra-rencana bangunan dan bangunan penunjang

3. Perkiraan biaya pembangunan

4. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat

II. Tahap Pengembangan rencana

1. Gambar pengembangan rencana arsitektur, strukt ur, utilitas bangunan

2. Uraian konsep rencana dan perhitungan – perhitungan yang diperlukan

3. Draf rencana anggaran biaya bangunan

4. Draft rencana kerja dan syarat-syarat

C. Laporan Akhir

I. Rencana Detail

1. Gambar rencana t eknis bangunan lengkap

2. Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)

3. Rencana Kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)

4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

5. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas lengkap dengan perhitungan –

perhitngan yang diperlukan.

II. Tahap Pelelangan

1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan

2. Laporan bantuan t eknis dan administrasi

D. Tahap Pengawasan Berkala

2. KONSULTAN PENGAWAS:

A. Pengawasan Kelancaran Pekerjaan

Page 8: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

Pengawasan kelancaran pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong yang menyangkut

kualitas, kuantitas, biaya dan waktu ketepatan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir

bangunan yang sesuai dengan kontrak pelaksanaan dan telah diterima dengan baik oleh

Pejabat Pembuat Komitmen dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan

dengan pekerjaan dilapangan.

B. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan

(Dokumen Pengawasan)

1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.

2. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari

Konsultan Pengawas / Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,

menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian dan tidak dipenuhinya

syarat teknis.

3. Laporan Harian, berisi ketentuan tentang :

a. Tenaga Kerja

b. Bahan - bahan yang datang, diterima atau ditolak

c. Alat - alat

d. Pekerjaan - pekerjaan yang diselenggarakan

e. Waktu pelaksanaan pekerjaan

4. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian (Kemajuan pekerjaan,

tenaga dan hari kerja )

5. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Untuk Pembayaran Angsuran.

6. Mengusahakan surat perintah perubahan pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksanaan

Pekerjaan tambah / kurang, jika ada / kurang / perubahan pekerjaan.

7. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Ke 1 (Satu).

8. Berita Acara Pemeriksaaan Akhir Pekerjaan.

9. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Ke 2 (Dua).

10. Gambar - gambar situasi dengan pelaksanaan (As built drawings).

11. Laporan rapat dilapangan ( Site Meeting ).

12. Gambar rincian (shop drawings), Barchact, S Curve yang dibuat oleh kontraktor

pelaksana

3. KONSTRUKSI FISIK:

a. Pelaksana Lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun

administratif dan pada Laporan Harian tersebut oleh Penyedia Jasa atau Pelaksana yang

mewakilinya harus ditanda-tangani.

b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang

diperlukan menurut dat a dan keadaan sebenarnya.

c. Pelaksana Lapangan juga harus membuat Laporan Mingguan dan Bulanan secara rutin.

d. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk

bahan monitoring. Semua laporan tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan

menggunakan format yang telah ditentukan.

XI. PERALATAN DAN M ATERIAL

Pada prinsipnya segala peralatan dan material yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini harus

disediakan oleh rekanan jasa konsultan terpilih, baik peralatan dan material yang sudah dimiliki sendiri

maupun secara sewa (dengan kondisi baik) atau beli (dengan kondisi baik atau baru) yang

keseluruhannya diperhitungkan menjadi beban biaya kegiatan ini atas kesepakatan dengan Pejabat

Pembuat Komitmen (yang bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas) sesuai spesifikasi dan atau

besaran biaya yang t ercantum dalam kontrak.

Page 9: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

XII. TANGGUNGJAWAB PERENCANAAN

KONSULTAN PERENCANA

A. Konsultan perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan

sesuai ketentuan dan kode laku profesi yang berlaku

B. Secara umum tanggungjawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:

1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya

perencanaan yang berlaku.

2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan – batasan

yang telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini, seperti terdiri dari segi

pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mut u bangunan yang akan diwujudkan.

3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan

pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya

dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

KONSULTAN PENGAWAS

A. Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan –

kegiatan pelaksanaan agar pelaksanaan teknis maupun administrat if teknis yang dilakukan dapat

secara terus menerus, sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang kedua kalinya.

B. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau pekerjaan, peralatan dan

perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lain.

C. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar batas

waktu serta kondisi seperti yang tercantum dalam dokumen kont rak dipenuhi.

D. Memberikan petunjuk, perintah, penambahan atau pengurangan pekerjaan dan harus

menyampaikan kepada Pelaksana Teknis unt uk disarankan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

E. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan / penambahan biaya dan

waktu serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong

dengan pemberitahuan kepada Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen.

XIII. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

Penyedia jasa mempunyai wewenang unt uk menolak ketentuan – ketentuan yang tidak tercantum di

dalam kontrak.

XIV. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN

Waktu Perencanaan 120 (Seratus dua puluh) Hari Kalender.

XV. PERSONIL

Tenaga Ahli dan Pendukung yang diperlukan:

Posisi Kelompok

Tenaga Ahli : 1. Team Leader/Ahli Sipil 2. Ahli Struktur 3. Ahli Arsitektur 4. Ahli Mekanikal Elektrikal 5. Ahli Plumbing 6. Ahli Lingkungan 7. Ahli Pengukuran 8. Ahli Mekanika Tanah 9. Ahli Penyusunan Biaya 10. Asisten Ahli Tehnik Sipil 11. Asisten Ahli Arsitektur

12. Asisten Ahli Struktur

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Ahli Muda

Teknisi 1. Surveyor Teknisi

Tenaga Teknis : 1. Drafter

2. Administrasi

3. Operator Komputer

Teknisi

Administrasi

Teknisi / Adm.

Page 10: Kerangka Acuan Kerja Ded Rsud

XVI. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tahap Konsep Rencana Teknis

Koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Instansi terkait

Survey Lapangan

Diskusi dengan Tim Teknis

2. Tahap Rencana Detail

Evaluasi Data & Perhitungan Perencanaan Teknis

Gambar Rencana Teknis

Perhitungan Volume Pekerjaan & Biaya

Penyusunan RKS

Diskusi dengan Tim Teknis

Laporan Perencanaan Teknis

3. Tahap Diskusi dan Sosialisasi

XVII. LAPORAN AKHIR

Laporan harus diserahkan selambat -lambatnya: 120.( Seratus Dua Puluh ) hari Kalender sejak SPMK

diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika diperlukan).

XVIII. PRODUKSI DALAM NEGERI

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara

Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan

kompetensi dalam negeri.

XIX. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Penyedia jasa harus mencari informasi yang dibutuhkan, yang diberikan oleh Pemilik / Direksi

termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan

tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan maupun yang dicari sendiri.

Kesalahan/ kelalaian pekerjaan perencanaan/ pengawasan sebagai akibat dari kesalahan informasi

dengan menjadi tanggungjawab Konsultan.

Bangko, …….Maret 2014