Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
-
Upload
armanfebri -
Category
Documents
-
view
307 -
download
6
Transcript of Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
1/44
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan(KA-ANDAL)
MAKASSAR NEW PORT (MNP)
Kelompok 1
Agi Prakas Erahman 1106138876
Desy Evriyani 1106139191
Filda Citranti 1106139273
Rizka Yuliani 1106139752
Senditia Dilang 1106139815
Universitas Indonesia
Teknik Sipil
2012
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
2/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
3/44
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah membuat segalanya jadi
mudah, sehingga kami dapat menyelesaikan Kerangka Acuan ini tepat pada
waktunya.
Kerangka Acuan Makassar New Port merupakan salah satu syarat untuk
dapat membangun konstruksi MNP yang telah memiliki izin AMDAL.
Penyusunan Kerangka Acuan ini tidak lepas dari bantuan moril maupun
materil dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini kami sampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
Kerangka Acuan ini.
Namun demikian kami menyadari, walaupun sudah berusaha semaksimal
mungkin,Kerangka Acuan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena
itu demi kesempurnaan, saran serta kritik membangun selalu kami harapkan.
Dengan mengucap syukur, semoga Kerangka Acuan ini bermanfaat bagi semua
pihak dikemudian hari.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
4/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
5/44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota Makassar sebagai kota metropolitan yang juga merupakan ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan semakin tumbuh pesat perekonomiannya pada setiap sektor didukung
dengan lokasinya yang strategis mengakibatkan mobilitas usaha yang tinggi sehingga iklim
bisnis mudah tercipta. Munculnya perusahaan-perusahaan di Kota Makassar menjadi
gambaran betapa pesatnya pertumbuhan bisnis di Kota Makassar baik itu perusahaan luar
yang memperluas jangkauan bisnisnya atau perusahaanperusahaan yang didirikan oleh para
pengusaha lokal asal makassar sendiri.Pertumbuhan bisnis yang begitu pesat memberikan
dampak yang positif terhadap pembangunan ataupun pertumbuhan ekonomi tidak hanya
didaerah namun juga nasional. Dampak postif yang paling terasa bagi masyarakat adalah
seperti tersedianya banyak lapangan kerja.
Untuk menunjang perekonomian Kota Makasar, maka Pemda merencanakan
pembangunan Makassar New Port (MNP) . New Port ini merupakan salah satu penunjangdalam perekonomian Nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Jika
ditinjau dari aspek social ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, peningkatan penerimaan devisa
meningkatkan kewirausahaan Nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah.
Makassar New Port akan dibangun dengan luas lahan sekitar 450 hektar, dengan
demikian sebagai komitmen untuk tetap menjagan kelestarian lingkungan hidung maka MNP
ini harus memiliki izin AMDAL. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup pasal 18 ayat 1, menyatakan bahwa setiap rencana usaha
dan/atau kegiatan yamg mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian
AMDAL. Kajian AMDAL tersebut perlu dilakukan guna mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan dari operasional kegiatan terutama pencemaran udara yang diperkirakan punya
pengaruh buruk terhadap kesehatan.
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaan sumberdaya alam dalammeningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata, sedangkan permintaan
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
6/44
sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk.
Dalam rangka upaya mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat
pembangunan maka, perlu dilakukan perencanaan pembangunan yang dilandasi prinsip
pembangunan berkelanjutan. Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan
memadukan kemampuan lingkungan, sumber daya alam dan teknologi ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin generasi masa ini dan generasi masa mendatang.
Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam wilayah pesisir tersebut haruslah
didukung oleh pengelolaan pemenfaatan sumber daya alam dan jasa-jasa
lingkungan ( environmental services ) yang terdapat di kawasan pesisir, dengan melakukan
penilaian menyeluruh ( comprehensive assessment ) tentang kawasan pesisir berserta sumber
daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di dalamnya menentukan tujuan dan sasaran
pemanfaatan dan kemudian merencanakan serta mengelola segenap kegiatan pemanfaatannya,
guna mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutanecara menyeluruh dan terpadu.
Pengelolaan wilayah pesisir ini juga sangat dipengaruhi oleh pemberlakukan Undang-
Undang (UU) No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang pada beberapa pasalnya
berkaitan dengan masalah wilayah pesisir dan laut. UU ini diharapkan segera diikuti denganketentuan seperti Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur pelaksanaannya, sehingga
pengelolaan ataupun pemanfaatan laut tidak semakin kacau. Dalam UU itu disebutkan,
pemerintah daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang tersedia di wilayah
masing-masing, dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Pasal 10 UU 22/1999) sehingga pengelolaan sumber daya
alam yang diserahkan ke pemerintah daerah, bisa menimbulkan harapan baru untuk
pengelolaan kawasan pesisir yang lebih baik. Sebaliknya tanpa persiapan dan pembangunan
institusi, UU itu bisa menjadi bencana karena akan terjadi eksploitasi yang memperparah
kerusakan.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
7/44
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
1.2.1. Tujuan
Tujuan dari rencana kegiatan pembangunan apartemen dan town house Sherwood adalah
sebagai berikut :
a) Untuk menunjang perekonomian Kota Makasar
b) Sebagai sarana transportasi laut di wilayah timur
1.2.2. Manfaat
Manfaat dari rencana kegiatan pembangunan apartemen dan town house Sherwood
adalah sebagai berikut :
a) Meningkatan perekonomi kota Makassar dan sekitarnya.
b) Merupakan jalur perdagangan kawasan timur
1.3 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU
Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) ini adalah:
1) Undang-undang
No. Nomor Peraturan Perihal Kegiatan
1Undang-undang No.21
tahun 2004
Keamanan Hayati Atas
Konvensi Tentang
Keanekaragaman Hayati
2Undang-Undang No.17
Tahun 2008Pelayaran
3Undang-undang No. 7
tahun 2004Sumber Daya Air
4Undang-Undang No. 32
Tahun 2009
Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
2) Peraturan Pemerintah
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
8/44
No. Nomor Peraturan Perihal Keterangan
1
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 5
Tahun 2012
PP No.5 Tahun 2012
tentang jenis rencana
usaha kena wajib amdal
2
Peraturan Pemerintah RI
No 21 Tahun 2010 Angkutan Perairan
3
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.
74 tahun 2001
Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
4Peraturan Pemerintah RI
No 61 Tahun 2009 Kepelabuhan
3) Peraturan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
9/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
10/44
8
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor
08 Tahun 2006
Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
9
Peraturan Menteri
Perhubungan No 22 Tahun
2006
10
Keputusan Menteri
Perhubungan No 2 Tahun
2004 Rencana Induk PelabuhanMakassar
11
Peraturan Menteri
Perhubungan No. 52 Tahun
2001 Pengerukan dan Reklamasi
4) Keputusan Kepala Bapedal
No. Nomor Peraturan Perihal Keterangan
1
Keputusan Kepala
Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan
No.KEP-299/11/2006
Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosiak Dalam
Penyusunan AMDAL.
2
Keputusan Kepala
Bapedal No. 9 Tahun
2000
Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
Hidup
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
11/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
12/44
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 LINGKUP RENCANA KEGIATAN2.1.1 Status Studi AMDAL
Studi AMDAL dilakukan setelah pemrakarsa kegiatan selesai melakukan
studi kelayakan teknis dan ekonomis. Saat ini status studi AMDAL PT. Pelindo
IV pada proyek pambangunan New Port Makassar di Laut Utara kota Makassar,
Sulawesi Selatan.Dalam rangka memulai kegiatan tahap pengurusan perizinan,
konsultasi public dan melakukan kajian analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan
Lokasi proyek New Port Makassar PT. Pelindo IV secara administratif
berada di wilayah Laut Utara Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan (gambar 2.1)
Gambar 2.1 Lokasi pembangunan New Port Makassar
Rencana pembangunan New Port Makassar di lokasi ini adalah bagian darisatu kesatuan yang tidak terpisahkan terhadap rencana pemerintah Kota Sulawesi
Selatan untuk memperluas pelabuhan Makassar yang semakin sempit, karena
semakin tingginya arus lalu lintas perairan di daerah ini. Proyek ini direncanakan
dimulai pada awal tahun 2013.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
13/44
2.2 LINGKUP RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
2.2.1 Komponen Lingkungan Kimia Fisik
1) Iklim
Berdasarkan data yang tercatat di Stasion Klimatologi Panakukkang
Makassar diperoleh bahwa curah hujan rata-rata tahunan di Kota Makassar dan
sekitarnya selama tahun 2004 adalah berkisar 224,7 mm/tahun dengan 12,1
hari rata-ratahujan. Curah hujan tertinggi dicapai pada bulan Februari dengan
rata-rata 691 mm/bulan dan tidak ada hujan pada bulan Agustus. Seperti di
wilayah Kota Makassar secara umum maka pola iklim dipengaruhi oleh dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari
bulan Nopember sampai April dan musim kemarau dari bulan Mei sampai
Oktober.
Temperatur udara rata-rata yang tercatat di stasiun Metereologi dan
Geofisika Panakkukang Kota Makassar dari tahun 2003 adalah 27,6 C dan
pada tahun 2004 adalah 27,4 C. Dari stasiun Metereologi dan Geofisika yang
sama, didapat angka kelembaban udara rata-rata sepanjang tahun 2004 sebesar
82 %. Angka kelembaban udara terkecil pada bulan Agustus dan September
70% dan terbesar pada bulan Februari 91%. Penyinaran matahari rata-rata
harian di Kota Makassar dan sekitarnya tercatat sebesar 75%. Penyinaran
matahari tertinggi tercatat sebesar 94% yang terjadi pada bulan Oktober dan
terendah 40% pada bulan Februari, dengan kecepatan angin antara 5 hingga 30
knot.
2) Topografi Kawasan
Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di
persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di
Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesiadan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah
kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang
selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan
laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0
- 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang
bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan
kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
14/44
Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah
perairan kurang lebih 100 Km.
Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan
memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan
yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo,
Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.
Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni
sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten
Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan
Selat Makassar.
Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Makassar,
memberi penjelasan bahwa secara geografis, kota Makassar memang sangat
strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi
ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih
efisien dibandingkan daerah lain. Memang selama ini kebijakan makro
pemerintah yang seolah-olah menjadikan Surabaya sebagai home base
pengelolaan produk-produk draft kawasan Timur Indonesia, membuat
Makassar kurang dikembangkan secara optimal. Padahal dengan
mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Timur Indonesia dan
percepatan pembangunan. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan kondisi
geografis - Makassar memiliki keunggulan komparatif dibanding wilayah lain
di kawasan Timur Indonesia. Saat ini Kota Makassar dijadikan inti
pengembangan wilayah terpadu Mamminasata.
Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari tanah
inceptisol dan tanah ultisol. Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh
wilayah Kota Makassar, merupakan tanah yang tergolong sebagai tanah muda
dengan tingkat perkembangan lemah yang dicirikan oleh horison penciri
kambik. Tanah ini terbentuk dari berbagai macam bahan induk, yaitu aluvium
(fluviatil dan marin), batu pasir, batu liat, dan batu gamping.
Penyebaran tanah ini terutama di daerah dataran antara perbukitan,
tanggul sungai, rawa belakang sungai, dataran aluvial, sebagian dataran
struktural berelief datar, landform struktural/ tektonik, dan dataran/ perbukitanvolkanik. Kadang-kadang berada pada kondisi tergenang untuk selang waktu
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
15/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
16/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
17/44
2003 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat
Kebisingan yang berlaku di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 230
g/Nm3 untuk waktu pemaparan 24 jam.
2.2.2 Komponen Lingkungan Biologi
1) Ekosistem Laut
Proyek New Port Makassar, menempati lokasi area laut dengan cara
reklamasi. Pada tahun 2009, sebuah lembaga berhasil mengidentifikasi biota
biota di pesisir dan laut kota Makassar di area proyek New Port Makassar..
Lembaga tersebut menemukan khususnya di sekitar lokasi 34 jenis ikan
karang, 14 jenis mangrove, serta 6 jenis lamun. Dari penelitian ini juga
didapatkan bahwa kondisi terumbu karang tergolong sedang dengan jumlah
karang hidup 36%.
Keanekaragaman ikan ditemukan khususnya di kondisi terumbu karang
yang sedang atau tidak rusak. Beberapa jenis ikan karang yang ditemukan:ikan
badut, ikan lepu, ikan barakuda, ikan baronang, botana, Kepe strip delapan,
Kepe coklat,kepe monyong zebra, kambingan, Platak asli, Brown Kelly ,
Brajanata, keling kalong, Kenari biasa, Kerapu layar, Dokter ular bibir merah,
Dokter neon, Zebra ekor hitam, Bluester Biasa, Betok hijau.
Terumbu karang merupakan rumah bagi hewan-hewan laut, utamanya
ikan. Manfaat lain terumbu karang adalah penahan ombak dan area wisata
dengan keindahan bentuk dan warna yang memukau. Kawasan terumbu
karang yang indah tidak dibentuk dalam waktu yang singkat. Salah satu jenis
karang yaitu karang bercabang atau Acropora hanya tumbuh 2,1 3,9 cm per
tahun. Lamanya pertumbuhannya membuat kita sebagai penikmat
keindahannya harus waspada saat berenang (menyelam & snorkling); jangan
sampai mematahkan karang. Jangkar kapal sering menjadi ancaman kerusakan
terumbu, karena itu sebaiknya harus dibuang di daerah yang tidak ada
terumbunya.
2) Ekosistem Darat
Area yang akan dibangun pada proyek pembangunan New Port
Makassar ini menempati sebagian kecil ekosistem darat eksisting. Rona
lingkungan awal pada ekosistem darat yang akan dibangun New PortMakassar berupa daerah kawasan industri dengan kawasan pemukiman.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
18/44
Kawasan industri ini termasuk dalam kawasan berikat untuk memudahkan
distribusi barang ke pelabuhan eksisting
Area pembangunan New Port Makassar juga menempati kawasan
pemukiman merupakan kawasan pemukiman nelayan. Di area tersebut
terdapat pelabuhan kecil. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan nelayan yang
masih digunakan di tengah maraknya pembangunan di Kota Makassar.
2.2.3. Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya
Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan
jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari
wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah
utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar
berada koordinat 1191827,97 1193231,03 Bujur Timur dan 50030,18
5146,49 Lintang Selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 0 25
meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20C sampai dengan 32C.
Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5
derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara
di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas
wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan
dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang
lebih 100 Km. Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan
memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang
berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah,
Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.
Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni
sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten
Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat
Makassar.Kota Makassar merupakan Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan.
1. Kependudukan
Jumlah penduduk sekitar 1.173.107 jiwa (keadaan Desember
2005). Jumlah penduduk laki-laki 578.416 jiwa, jumlah penduduk perempuan
594.691 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk 6.525 jiwa/km2 , laju pertumbuhan
penduduk (tahun 2004 s/d 2005) 1,22 %, laju pertumbuhan ekonomi 1,22 %.
Pada area lokasi Proyek New Port Makassar terdapat pemukiman.Terdapat 4.577 jiwa penduduk di area tersebut. Sebagian besar bermata
http://karaengisla.wordpress.com/wp-admin/http://karaengisla.wordpress.com/wp-admin/ -
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
19/44
pencaharian sebagai nelayan. Terdapat pelabuhan kecil untuk nelayan. Lokasi
proyek juga menempati beberapa pulau yang akan disatukan dengan cara
reklamasi laut. Pada pulau yang akan dibangun, terdapat juga perkampungan
nelayan.
Zona darat Proyek New Port Makassar juga menempati kawasan
industri. Terdapat setidaknya puluhan industri / pabrik besar di zona tersebut.
Beberapa penduduk Makassar bergantung pada mata pencaharian sebagai
buruh pabrik di kawasan industri tersebut. Mata pencaharian lain yang terdapat
pada kawasan industri adalah perusahaan ekspedisi pengiriman barang, hal ini
terkait dengan kawasan berikat yang menyatu dengan pelabuhan eksisting.
2. Lalu Lintas
Pada selatan zona darat lokasi proyek terdapat Jalan Tol dalam kota
Makassar yang menjadi batas dari pemukiman yang lebih luas sekaligus
merupakan batas kawasan industri. Jalan tol ini sendiri merupakan salah satu
akses keluar masuk dari kawasan pelabuhan eksisting.
3. Tata Guna Lahan
Penggunaan tanah di zona darat lokasi proyek sekitar 73,33%
diperuntukkan bagi untuk kawasan industri, sisanya sekitar 25% merupakan
kawasan pemukiman nelayan dan kawasan komersial sebagai perusahaan
ekspedisi barang. Bangunan yang ada di wilayah ini sebagian besar sudah
merupakan bangunan permanen dan sebagian kecil merupakan bangunan semi
permanen maupun sementara ( temporary ).
2.3 PELINGKUPAN
2.3.1. Proses Pelingkupan
1) Identifikasi Dampak PotensialTahap Prakonstruksi
1. Perubahan interaksi sosial
Pada tahap prakonstruksi ini terdapat kegiatan Survey, Sosialisasi
Kegiatan Proyek, Pembebasan Lahan yang memicu perubahan interaksi
sosial terhadap kegiatan Pembangunan New Port Makassar. Sosialisasi
rencana kegiatan pembangunan MNP kepada masyarakat, prioritas
pengadaan tenaga kerja lokal, peningkatan aktivitas perekonomian lokaldiperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada sikap penerimaan
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
20/44
dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan ini. Sikap penolakan pun
dapat terjadi pada proyek New Port Makassar ini. Proses kegiatan yang
menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan sanitasi
lingkungan, menurunnya pendapatan serta tingkat kesehatan masyarakat
dikhawatirkan memicu sikap penolakan dan penentangan masyarakat
terhadap kegiatan pembangunan MNP . Hal ini dapat diatasi melalui
berbagai upaya persuasif disertai dengan upaya lain yang dapat
meminimalisir berbagai dampak yang diprakirakan akan memicu sikan
penolakan dan pertentengan masyarakat tersebut.
2. Perubahan Tata Guna Lahan dan Bentang Alam
Pengurusan perijinan dan perencanaan teknis proyek dimana sosialisasi
dan koordinasi menjangkau pihak-pihak terkait telah berdampak
terhadap penyesuaian peruntukan lahan dan intensitas bangunan
berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kota Makassar. Bentang alam
akan mengalami perubahan sebagai dampak dari kegiatan penyiapan
lahan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan merubah kondisi bentang alam
yang semula berupa areal datar dan pantai berpasir menjadi areal dengan
bangunan. Proses pengurugan yang dilakukan pada saat penyiapan lahan
diprakirakan dapat mengubah komposisi pantai serta struktur lautan.
Sebab material urugan diambil dari laut. Perbaikan bentang alam dapat
dilakukan secara bertahap melalui program penghijauan di sekitar tapak
proyek menggunakan vegetasi yang sesuai serta penahanan arus
gelombang serta penggunaan teknologi pengurugan yang ramah
lingkungan.
3. Tingkat kepadatan lalu lintas
Mobilisasi material dan alat sebagai tahapan persiapan proyek
menimbulkan perubahan terhadap tingkat kepadatan lalu lintas. Jalan
akses menuju lokasi proyek didominasi dengan jalan pemukiman dan
jalan industri serta Jalan Tol Kota Makassar
4. Kesempatan kerja, tingkat pengangguran & perubahan mata pencaharian
Proyek New Port Makassar tentunya membutuhkan banyaknya tenaga
kerja. Tahapan persiapan mobilisasi tenaga kerja mempengaruhi tingkat
pengangguran dan persebaran mata pencaharian di Kota Makassar.5. Tingkat perekonomian lokal dan daerah
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
21/44
Mobilisasi peralatan dan material menyebabkan perubahan lalu lintas di
pelabuhan eksisting untuk reklamasi laut. Perubahan tingkat lalu lintas
pelabuhan eksisting menyebabkan perubahan ekonomi daerah. Selain
ekonomi daerah, tingkat perekonomian lokal pun dipengaruhi oleh
Pembangunan New Port Makassar ini. Kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Kontainer oleh Dinas Perhubungan Kota Makassar kerjasama
dengan Kontraktor akan meningkatkan aktivitas perekonomian.
Penerimaan tenaga kerja kegiatan pembangunan MNP dari masyarakat
lokal diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada peningkatan
partisipasi kerja dan pendapatan masyarakat. Setelah kegiatan
pertambangan berakhir, masyarakat lokal yang dipekerjakan ini akan
mengalami pemutusan hubungan kerja, namun dengan membaiknya
aksesibiltas di daerah ini diharapkan masyarakat akan mampu
menciptakan lapangan kerja lain. Hal-hal di atas diprakirakan akan
menimbulkan dampak penting pada peningkatan aktifitas perekonomian
lokal di wilayah ini.
6. Perubahan iklim mikro
Kegiatan penyiapan lahan diprakirakan dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap iklim mikro. Dampak tersebut berupa peningkatan suhu
udara yang menimbulkan terjadinya efek pemanasan pada areal shipyard
dan daerah sekitarnya. Disamping itu, terjadi penurunan kelembaban
uara pada tapak proyek akibat hilangnya fungsi vegetasi sebagai
pengatur iklim mikro. Efek pemanasan dapat meningkat ketika
dilakukan mobilisasi alat dan material karena bertambahnya emisi yang
berasal dari sarana angkut yang digunakan pada kegiatan tersebut.
Perubahan iklim mikro juga akan terjadi ketika dilalukan pembangunan
lepas pantai. Seiring dengan hilangnya fungsi vegetasi yang terdapat di
areal tersebut. Kondisi mikro diperkirakan membaik kembali setelah
dilakukan penghijauan kembali.
7. Intrusi Air Laut
Intrusi air laut diprakirakan dapat terjadi karena perubahan vegetasi
pantai yang memiliki fungsi hidrologis. Hal ini terjadi akibat dari
kegiaatan penyiapan lahan, pembuatan base camp , pembangunan prasarana dan sarana. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
22/44
hal tersebut diantaranya adalah melakukan penanaman kembali vegetasi
secara terpada mulai dari tahap konstruksi sampai pasca operasi.
8. Laju Abrasi
Laju abrasi pantai diprakirakan akan berubah sebagai dampak dari
kegiatan penyiapan lahan, pembangunan base camp . Hilangnya vegetasi
yang dapat mengikat air merupakan salah satu faktor peningkatan abrasi.
Disamping itu, abrasi juga dapat dipicu oleh perubahan permukaan tapak
proyek yang berbatasan langsung dengan laut. Perubahan yang terjadi
diprakirakan tidak dapat menahan kekuatan gelombang jika tidak
dilakukan upaya pencegahan dengan teknologi tertentu. Tingkat abrasi
diharapkan akan menurun dengan adanya kegiatan penghijauan secara
terpadu serta pembuatan dinding penahan gelombang.
9. Sanitasi Lingkungan
Keberadaan tata guna lahan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi
lingkungan. Kegiatan kegiatan yang akan dilakukan seperti penyiapan
lahan, pembuatan direksi keet , mobilisasi alat dan material,
pemabangunan dermaga, pembangunan fasilitas pelabuhan diprakirakan
akan menimbulkan dampak penting pada perubahan kondisi sanitasi
lingkungan di sekitar areal usaha.
Tahap Konstruksi
1. Volume produksi limbah padat/sampah
Pembangunan New Port Makassar tentunya mempengaruhi tingkat
volume produksi sampah. Tingkat volume sampah yang dipengaruhi
adalah dari jenis berupa limbah atau sampah konstruksi.
2. Tingkat keanekaragaman biota lautPada tahapan konstruksi Proyek New Port Makassar terdapat tahapan
reklamasi laut. Reklamasi laut adalah proses pengurugan laut menjadi
sebuah daratan. Tentunya, hal ini mempengaruhi akan tingkat
kenekaragaman biota laut baik flora maupun fauna. Dampak yang terjadi
berupa perubahan indeks keanekaragaman plankton dan benthos, serta
terganggunya habitat nekton/ikan. Jika tidak dilakukan upaya
pengendalian maka dampak buruk selanjutnya dapat terjadi, yaitu
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
23/44
gangguan kesehatan terhadap masyarakat yang mengkonsumsi ikan,
serta penurunan pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek.
3. Produksi perikanan
Reklamasi laut juga mempengaruhi tingkat produksi perikanan.
Penutupan pelabuhan kecil nelayan dan perubahan mata pencaharian
masyarakat, yaitu nelayan akan mempengaruhi tingkat produksi
perikanan.
4. Kualitas air laut
Selain reklamasi pantai, pada Proyek New Port Makassar terdapat
pekerjaan pemancangan pondasi tiang. Pemancangan pondasi tiang dan
reklamasi pantai akan mempengaruhi kulitas air laut. Hal ini dikarenaka
terdapat kontak langsung dengan air laut.
5. Tingkat kebisingan
Pekerjaan pemancangan pondasi tiang menghasilkan suatu besaran
tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan dipengaruhi jarak sumber dan
pendengar. Semakin jauh dari objek pendengar akan tingkat kebisingan
akan semakin tinggi begitu pula sebaiknya.
6. Kualitas udara
Reklamasi pantai dengan material berupa pasir akan menghasilkan debu-
debu sebagai dampak sampingnya. Keberadaan debu hasil reklamasi
pantai ini akan mempengaruhi kualitas udara di sekitar Proyek New Port
Makassar ini.
7. Kualitas air tanah
Proyek New Port Makassar memerlukan area untuk penumpukan bahan
berupa material pondasi tiang pancang dan besi. Apabila terkena cuaca
hujan dan air karat yang dihasilkan yang meresap ke dalam tanah akan
mempengaruhi kualitas air tanah. Perubahan kualitas air laut berasal dari
limbah yang berupa limbah padatan B3 maupun non B3, limbah cair dan
partikel logam yang berasal dari kegiatan-kegiatan di atas.
8. Tingkat Kecelakaan kerja
Pada proses pra konstruksi, konstruksi dan tahap operasional beresiko
menimbulkan suatu kecelakaan dalam bekerja bagi karyawan sehingga
untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan bagi pekerja perlumemperhatikan prosedur keselamatan kerja bagi karyawan.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
24/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
25/44
2. Aksesibilitas
Dengan beroperasinya New Port Makassar akan mempengaruhi
aksesibilitas dari dan menuju ke Makassar. Aksesibilitas ini akan
berdampak sistemik pada tingkat pendapatan daerah.
3. Tingkat Pengangguran
Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan proyek, tentunya kembali
akan mempengaruhi tingkat pengagguran. Akan tetapi beroperasinya
New Port Makassar juga akan mempengaruhi tingkat pengagguran
tersebut. Tenntunya hal ini kemungkinan akan membawa peningkatan
atau penurunan tingkat pengagguran.
4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Dseperti yang telah dijelaskan diatas, beroperasinya New Port Makassar
akan mempengaruhi aksesibilitas dari dan menuju Kota Makassar.
Aksesibilitas ini akan mempengaruhi laju urbanisasi. Laju urbanisasi
akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk yang membawa
dampak sistemik terhadap sektor-sektor ekonomi yang ada di Kota
Makassar.
5. Tingkat Kepadatan Lalu Lintas
Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan New Prot Makassar, maka
terdapat kegiatan demobilisasi alat-alat dan material sisa proyek. Dengan
lalu lalang kendaraan demobilisasi akan mempengaruhi tingkat
kepadatan lalu lintas. Tingkat kepadatan lalu lintas ini juga dipengaruhi
saat tahap operasional pelabuhan. Tahap operasional pelabuhan yang
akan mempengaruhi aksesibilitas terhadap orang yang melakukan
urbanisasi ke Kota Makassar yang akan mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk. Laju petumbuhan penduduk akan
mempengaruhi tingkat kepadatan lalu lintas pada Kota Makassar.
Pada proses pelingkupan ini digunakan metode matriks identifikasi untuk
membantu dalam proses pelingkupannyanya. Matriks ini disusun sesuai dengan
urutan kegiatan dalam pembangunan New Port Makassar serta kemungkinan
dampak yang ditimbulkan. Berikut matriks identifikasi dalam proses pelingkupan
KA-ANDAL Proyek New Port Makassar.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
26/44
Matriks identifikasiProyek New Port Makassar
2) Evalusi Dampak PotensialTahap Prakonstruksi
1. Perubahan interaksi sosial
Perubahan interaksi sosial, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
berkaitan pula dengan adanya keseluruhan tahap pembangunan New Port
Makassar.
2. Perubahan Tata Guna Lahan dan Bentang Alam
Perubahan fungsi dan tata guna lahan, tidak dikaji lebih lanjut dalamANDAL karena sudah sesuai dengan rencana tata ruang.
3. Tingkat kepadatan lalu lintas
Tingkat perubahan interaksi sosial, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL
karena berkaitan pula dengan meningkatnya aktivitas kendaraan di sekitar
lokasi serta berkaitan pula dengan debu yang dihasilkan selama konstruksi
berlangsung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
FISIK KIMIA
Iklim Mikro x xKualitas Udara
Kualitas Air Laut x x x xBentang Alam x xFisiografi Pulau x xArus xBIOLOGI
Biota Laut x x x x xBiota Darat x x x x xSOSIAL BUDAYA
Kesempatan Kerja x x xSikap Masyarakat x xHasil Tangkapan Laut x x x xInteraksi Sosial x x x
Keterangan :1 Survey 9 Piling Activity2 Sosialisasi kegiatan proyek 10 H-Beam3 Perencanaan 11 Penulangan4 Pembebasan Lahan 12 Pengecoran5 Pe ngad aan J as a/ Pe le lan gan 13 P re cast sl ab6 Persiapan 14 Fender7 Pe mbe rsihan Lahan 15 De mobi lisasi alat, tenaga ke rj a, mate rial sisa8 Reklamasi 16 Operasional
PASCAKONSTRUKSI
RENCANA KEGIATAN
KOMPONENPRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
27/44
4. Kesempatan kerja, tingkat pengangguran & perubahan mata pencaharian
Kesempatan kerja, tingkat pengangguran & perubahan mata pencaharian
akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan dengan penyerapan
tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan di Proyek New Port Makassar.
5. Tingkat perekonomian lokal dan daerah
Tingkat perekonomian lokal & daerah, akan dikaji lebih lanjut dalam
ANDAL karena berkaitan dampak lanjutan dari kesempatan kerja, tingkat
pengagguran dan perubahan mata pencaharian dan peningkatan aktivitas
lalu lintas sekitar pelabuhan eksisting.
6. Perubahan iklim mikro
Perubahan iklim mikro akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
berkaitan pula dengan akibat mobilisasi material dan alat.
7. Laju Abrasi
Laju Abrasi tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena rona
lingkungan awal yaitu berupa vegetasi pantai yang berkaitan abrasi tidak
terlihat sehingga diperkirakan tidak menimbukan dampak.
8. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
berkaitan kegiatan persiapan yang berdampak pada tahapan selanjutnya
konstruksi.
9. Intrusi Air Laut
Intrusi air laut tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena rona
lingkungan awal yaitu berupa vegetasi pantai yang berkaitan intrusi air laut
tidak terdapat lagi sehingga diperkirakan tidak menimbukan dampak
potensial.
Tahap konstruksi
1. Volume produksi limbah padat/sampah
Volume produksi limbah padat/sampah akan dikaji lebih lanjut dalam
ANDAL karena berkaitan keseluruhan limbah yang dihasilkan selama masa
tahapan proyek
2. Tingkat keanekaragaman biota laut
Tingkat keanekaragaman biota laut akan dikaji lebih lanjut dalam ANDALkarena berkaitan kegiatan reklamasi laut dan pemancangan tiang pondasi.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
28/44
3. Produksi perikanan
Produksi perikanan akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan
kegiatan reklamasi laut dan pemancangan tiang pondasi.
4. Kualitas air laut
Kualitas air laut akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan
kegiatan reklamasi laut dan pemancangan tiang pondasi.
5. Tingkat kebisingan
Tingkat kebisingan tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
sumber kebisingan karena adanya kegiatan pemancangan berada dalam
jarak yang jauh yaitu dengan kawasan pemukiman sehigga diperkirakan
tidak membawa dampak yang signifikan.
6. Kualitas udara
Kualitas udara akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan
keseluruhan kegiatan reklamasi laut yang menimbulkan partikel-partikel
debu.
7. Kualitas air tanah
Kualitas air tanah tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
dampak penumpukan material berupa tiang pancang dan besi yang terkena
cuaca hujan tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan akibat lokasi
penumpukan jaraknya yang jauh dari pemukiman.
8. Tingkat Getaran
Tingkat Getaran akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena timbulnya
getaran akan berdampak pada penurunan tanah dan pondasi shingga
dampaknya berkelanjutan terhadap perubahan tingkat keselamatan kerja.
9. Tingkat sedimentasiTingkat sedimentasi akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
berkaitan dengan timbulan sampah yang dihasilkan akibat keseluruhan
kegiatan proyek.
10. Intensitas Banjir
Intensitas Banjir akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena lokasi
proyek yang mengharuskan adanya kegiatan reklamasi pantai.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
29/44
Tahap Pasca Konstruksi & Operasi
1. Tingkat Penerimaan Asli Daerah (PAD)
Tingkat Penerimaan Asli Daerah (PAD) akan dikaji lebih lanjut dalam
ANDAL karena berkaitan dengan beroperasinya New Port Makassar.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan
dengan beroperasinya New Port Makassar.
3. Tingkat Pengangguran
Tingkat Pengangguran akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
berkaitan dengan beroperasinya New Port Makassar dan kegiatan
demobilisasi tenaga kerja.
4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena
berkaitan dengan dampak lanjutan dari aksesibilitas akibat beroperasinya
New Port Makassar
5. Tingkat Kepadatan Lalu Lintas
Tingkat Kepadatan Lalu Lintas akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL
karena berkaitan kegiatan demobilisasi tenaga kerja dan dampak lanjutan
dari laju pertumbuhan penduduk yang diakibatkan beroperasinya New Port
Makassar.
3) Prioritas Dampak Penting Hipotetik (Isu-Isu Pokok)
Kegiatan prioritas dampak penting hipotetik dilakukan untuk mendapatkan
prioritas dampak penting hipotetik. Kajian mengenai prioritas dampak penting
hipotetik pada konteks kegiatan pembangunan galangan kapal dipusatkan pada
kegiatan usaha yang diprakirakan akan menimbulkan dampak penting
terhadap perubahan kondisi lingkungan di lokasi dan di sekitar lokasi proyek.
Prioritas dampak penting hipotetik yang muncul dalam kegiatan ini adalah
sebagai berikut :
1. Perubahan Bentang Alam
Kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi seperti penyiapan lahan
dan pembangunan prasarana dan sarana berimplikasi pada perubahan
bentang alam di tapak proyek. Abrasi akibat penyiapan lahan dan pembuatan jalan secara langsung dapat merubah bentang alam. Demikian
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
30/44
halnya dengan banjir yang diprakirakan terjadi akibat drainase yang buruk
dan hilangnya vegetasi juga dapat menimbulkan perubahan bentang alam.
Upaya penghijauan yang dilakukan secara terpadu diharapkan dapat
memperbaiki kondisi bentang alam. dampak penting hipotetik yang
membentuk isu pokok adalah Bentag alam, abrasi dan banjir.
2. Keanekaragaman dan Produktivitas Hayati
Baik kegiatan pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasi
akan menyebabkan perubahan pada keanekaragaman dan produktivitas
hayati. Upaya penghijauan serta upaya untuk mematuhi prosedur kerja
yang benar diharapkan dapat menimalisir perubahan kondisi
keanekaragaman dan produktivitas hayati dan mengarah pada kondisi yang
membaik. Dampak penting hipotetik yang membentuk isu pokok ini adalah
Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kualitas Perairan Darat dan laut,
Keanekaragaman Vegetasi, Habitat Satwa, Keanekaragaman Satwa dan
Biota Air.
3. Dinamika Sosial
Perubahan kependudukan dan meningkatnya aksesibilitas akan
menimbulkan perubahan dinamika sosial dalam masyarakat. Disamping
itu, berbagai kegiatan pembangunan galangan kapal juga akan
menimbulkan sikap dukungan-penerimaan dan/atau sikap penolakan-
pertentangan juga berpengaruh terhadap perubahan dinamika sosial.
Dampak penting hipotetik pembentuk isu pokok perubahan dinamika
sosial adalah aksesibilitas, kependudukan, sikap penerimaan dan dukungan
dan sikap penolakan dan pertentangan
4. Perubahan Perekonomian Daerah
Perekonomian daerah Kota Makassar diprakirakan akan mengalami
perubahan seiring dengan adanya pembangunan MNP. Terbukanya
kesempatan kerja yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan
masyarakat serta pajak dan munculnya usaha-usaha/mata pencaharian lain
yang dengan adanya kegiatanMNP selanjutnya dapat meningkatkan PAD.
Dampak penting hipotetik pembentuk isu pokok adalah kesempatan kerja,
pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan asli daerah dan
perekonomian lokal Secara ringkas, seluruh kegiatan pelingkupan yangdilakukan disajikan pada skema di bawah ini. Proses pelingkupan dimulai
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
31/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
32/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
33/44
BAB III
METODE STUDI
3.1 METODA PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
3.1.1 Komponen Fisik Kimia
Pertimbangan jumlah dan lokasi sampling bagi masing-masing aspek pengamatan
komponen fisk kimia diuraikan sebagai berikut:
a. Iklim
Data-data iklim di atas digunakan sebagai data penunjang dalam menganalisis
dampak dan akan dikumpulkan melalui stasiun terdekat sebagai data sekunder.
Khusus untuk arah angin diadakan pula crosscheck dengan arah angin yang ada di
lapangan untuk melihat arah angin dominan
b. Kualitas Udara dan Kebisingan
Data kualitas udara dan kebisingan akan dikumpulkan melalui pengukuran
langsung di lapangan dan pengambilan contoh udara dianalisis di laboratorium
sesuai SNI. Lokasi pengambilan contoh ditetapkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan berikut:
- Lokasi pengambilan sampel berada di dekat lokasi rencana kegiatan yang berpotensial menurunkan kualitas udara dan menimbulkan kebisingan;
- Kemungkinan telah terjadi penurunan kualitas udara ambien dan
peningkatan intensitas kebisingan terhadap daerah sensitif yang seharusnya
memerlukan udara dan suasana tenang;
- Arah angin dominan di sekitar lokasi proyek.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dia atas, maka ditetapkan lokasi pengukuran
kualitas udara dan kebisingan di 4 (tiga) lokasi pengukuran, yaitu:- Lokasi 1 (UI)/(K1) di dalam lokasi proyek;
- Lokasi 2 (U2)/(K2) di pemukiman penduduk terdekat (sebelah barat lokasi
proyek);
- Lokasi 3 (U3)/(K3) di pemukiman penduduk tersebut terdekat (sebelah
timur lokasi proyek);
- Lokasi 4 (U4)/(K4) di pemukiman terdekat (sebelah selatan lokasi proyek)
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
34/44
c. Kualitas Air
Kualitas air ang akan dianalisis adalah air permukaan dan air tanah.
- Kualitas Air Permukaan, diambil pada saluran drainase jalan yang berada di
sisi selatan dan barat lokasi kegiatan.
AP 1 = Air Permukaan sebelum lokasi proyek
AP 2 = Air Permukaan sesudah lokasi proyek
- Kualitas Air Tanah
AT 1 = Air Tanah yang berada di dalam lokasi proyek
AT 2 = Air Tanah di pemukiman penduduk terdekat dengan lokasi proyek
(sebelah selatan lokasi proyek).
Dasar penentuan lokasi pengambilan sampel air permukaan adalah:
- Merupakan badan air yang berada di dekat lokasi proyek yang diperkirakan
akan terkena dampak pembangunan dan pengoperasian proyek.
- Pemanfaatan badan air sebagai penerima limpasan air hujan dan penerima
buangan limbah terolah, dimana kemungkinan terdapat zat-zat pencemar
yang terbawa limpasan air hujan dan air buangan tersebut.
Dasar penentuan lokasi pengambilan sampel air tanah adalah:
- Merupakan seumber air bersih bagi kegiatan yang bersangkutan dan/atau
kegiatan lain yang berada di sekitar lokasi proyek, yang diperkirakan akan
terkena dampak pembangunan dan pengoperasian proyek.
- Pemanfaatan air tanah sebagai sumber kebutuhan air bersih warga dan/atau
kegiatan sekitar, yang diperkirakan terkena beban pencemaran buangan air
kotor domestik dari kegiatan proyek.
Adapun baku mutu yang digunakan untuk analisis kualitas air permukaan pada
sistem aliran Kali Sunter adalah baku mutu kualitas air permukaan Golongan C
dengan peruntukan perikanan dan peternakan sesuai Keputusan Gubernur KDKI
Jakarta No.582 Tahun 1995.
3.1.2 Komponen Biologi
Lokasi sampling flora dan fauna dilakukan pada 4 (tiga) lokasi:
- Lokasi pertama (B1) di area laut lokasi proyek;
- Lokasi kedua (B2) di area darat lokasi proyek
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
35/44
Penentuan titik sampling tersebut didasarkan atas pertimbangan:
- Distribusi lokasi kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
komponen biologi;
- Distribusi komponen lingkungan biologi (tipe habitat) di sekitar lokasi proyek
yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan proyek;
- Data yang akan diperoleh dapat mewakili keanekaragaman komponen lingkungan
biologi di sekitar lokasi proyek dan relevan dengan studi analisis dampak
lingkungan
Analisis Data:
Pengumpulan data flora dan fauna dilakukan dengan metode inventarisasi atau
pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat. Evaluasi
terhadap data flora dan fauna dilakukan secara deskriptif.
3.1.3 Komponen Sosekbud dan Lingkungan Binaan
a. Bidang Sosial Ekonomi Budaya
Kajian terhadap lingkungan sosial-ekonomi-budaya akan dilakukan terutama
terhadap pemukiman dan kegiatan terdekat dari tapak proyek pembangunan New
Port Makassar, yang semuanya berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Kajian
dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan, baik data sekunder maupun data
primer.
Data primer akan dikumpulkan melalui observasi/pengamtan langsung ke
wilayah studi, pengisian kuisioner oleh responden, dan melalui dialog maupun
wawancara dengan tokoh masyarakat/Dewan kelurahan.
Untuk pengisian kuesioner dan wawancara, sampling akan diambil secara
purposive random terhadap warga yang bermukim diMakassar
Data sekunder dikumpulkan dari Pemerintah Kota Makassar. Data primer
maupun sekunder yang akan dikumpulkan meliputi bidang kependudukan, sosial-
ekonomi dan sosial-budaya.
b. Bidang Lingkungan Binaan & Tata Ruang
Pengkajian tata ruang akan dilakukan baik pada lingkup tapak proyek, maupun
sekitar tapak proyek. Selain akan dilakukan observasi lapangan, pengkajian tata
ruang juga akan dilakukan terhadap Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah (RRTRW).
Aspek-aspek tata ruang yang akan dikaji meliputi tata guna lahan, pemukiman dan
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
36/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
37/44
parameter lingkungan yang sifatnya sulit dipahami dengan pendekatan formal. Metoda
pendekatan yang digunakan dalam model formal maupun informal adalah:
- Analogi
Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan yang timbul
akibat kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada areal tertentu di tempat yang
sama dan atau di tempat lain yang kondisi lingkungannya identik dengan kondisi
wilayah studi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
memprakirakan dampak di wilayah studi. Pendekatan ini digunakan untuk
memperkirakan dampak banjir, lalu lintas serta dampak pada komponen sosekbud
dan lingkungan binaan seperti kamtibnas, kesempatan kerja dan peluang
berusaha, estetika sanitasi lingkungan, kesehatan masyarakat maupun persepsimasyarakat.
- Penilaian para ahli
Dalam pendekatan ini, hubungan dampak terhadap komponen/ subkomponen/
parameter lingkungan ditetapkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman para
ahli yang tergabung dalam tim studi ini. Pendekatan ini digunakan untuk
memperkirakan dampak biologi, kualitas udara dan kualitas air.
- Model matematika
Dalam metoda ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan dampak
kegiatan terhadap komponen/ subkomponen/ parameter lingkungan tertentu
dirumuskan secara matematis. Pendekatan ini digunakan untuk memprakirakan
dampak limpasan air hujan dan rasio volume kendaraan per kapasitas jalan.
a) Perhitungan Air Limpasan *):
Debit Puncak
Untuk menghitung debit puncak rencana dalam suatu wilayah pengaliran atau
catchment area digunakan Metode Rasional yang dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:
Q = 0.278. C. I. A
Dimana:
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
38/44
Q = debit puncak rencana (m 3/detik)
C = koefisien run off (sesuai dengan jenis tutupan lahan)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = area tangkapan (Km 2)
0.278 adalah angka konversi untuk merubah satuan I (mm/jam) dan A (Km 2)
menjadi m 3/detik.
Waktu Konsentrasi (t c)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari
titik terjauh suatu catchment area menuju titik tujuan. Besar waktu konsentrasi
dengan satuan menit dihitung dengan rumus:
t c = t o + t d
Dimana:
to = waktu pengaliran air pada permukaan tanah (dapat dianalisa dengan gambar)
td = waktu pengaliran dalam saluran, besarnya dapat dianalisa dengan rumus:
t d =
Dimana:
L = panjang saluran (m)
V = kecepatan aliran (m/detik)
Dimensi dan Kapasitas Saluran
Rumus yang digunakan untuk menghitung debit dalam saluran adalah rumus
Manning:
Q =
Dimana:
Q = debit limpasan (m 3/detik)
A = luas penampang basah saluran (m 2)
R = jari-jari hidrolis saluran (m)
S = kemiringan saluran
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
39/44
n = koefisien kekasaran Manning
b) Perhitungan Lalu Lintas:
Analisis data transportasi dilakukan dengan melihat perbandingan atau rasio
volume satuan mobil penumpang dengan kapasitas badan jalan di sekitar lokasi
proyek. Parameter yang digunakan adalah V/C.
Volume Lalu Lintas:
Digunakan suatu satuan yang biasa dipakai dalam perencanaan lalu lintas yang
disebut Satuan Mobil Penumpang (SMP).
Kapasitas Lalu Lintas:
Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas jalan kota berdasarkan
Kapasitas Jalan Indonesia adalah sebagai berikut:
C = C o x F w x F sp x F sf x F cs
Dimana:
C = kapasitas (SMP/jam)Co = kapasitas dasar
Fw = faktor penyesuaian lebar jalan
Fsp = faktor penyesuaian arah lalu lintas
Fsf = faktor penyesuaian gesekan samping dan kerb
Fcs = faktor ukuran kota
Selain itu, metoda prakiraan dampak dilakukan pula dengan cara membandingkandengan baku mutu lingkungan yang berlaku yang bersumber dari:
- SK Gubernur Sulawesi Selatan No. 382 tahun 2002 tentang Penetapan
Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair
di Wilayah Sulawesi Selatan.
- SK Gubernur Sulawesi Selatan No. 351 tahun 2001 tentang Penetapan Kriteria
Kualitas Udara Ambient dan Kebisingan dalam wilayah Makassar.
-
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No, 79 tahun 2005 tentang Pengelolaan AirLimbah Domestik di Propinsi Sulawesi Selatan.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
40/44
Adapun penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan mengacu pada kriteria
dampak penting menurut Penjelasan Pasal 15 ayat (1) UU No. 23 tahun 1997 dan Pasal
2 dan Pasal 3 PP No.27 tahun 1999, serta berdasarkan Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-056 tahun 1994 tanggal 18 Maret 1994
yang ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
a. Jumlah Manusia yang akan terkena dampak;
b. Luas wilayah persebaran dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Prakiraan dampak penting dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Kemampuan lingkungan (dari rona awal) dalam menetralisir dampak;
b. Kemungkinan adanya netralisasi atau akumulasi antara dampak yang satu dengan
dampak lainnya dengan cara diskusi di antara anggota tim studi ANDAL;
c. Ciri dampak penting, yaitu dampak penting yang terjadi tersebut positif atau
negatif. Lamanya dampak tersebut berlangsung, serta ada atau tidaknya hubungan
timbal balik antara dampak yang satu dengan yang lainnya, baik sinergis maupunantagonis.
3.3 METODA EVALUASI DAMPAK PENTING
Metode evaluasi dampak penting, yaitu metoda yang membantu menyimpulkan
hasil kajian untuk keperluan 1) keputusan kelayakan lingkungan dan 2) arahan untuk
penyusunan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (RKL-RPL).
Semua prakiraan dampak penting ditinjau secara holistik agar pola keterkaitan dan
hubungan sebab-akibat terlihat nyata. Untuk keputusan kelayakan lingkungan, hasil
prakiraan dampak dari berbagai alternatif yang dikaji harus dibandingkan satu-sama-
lainnya sehingga pemilihan metode evaluasi menggunakan bagan alir, karena banyak
dampak yang harus mencakup metode evaluasi antar-alternatif yang saling berkaitan.
Evaluasi dampak penting dilakukan dengan cara melihat hasil yang diperoleh dari
metode perkiraan dampak. Selanjutnya dilakukan penelaahan lanjutan mengenai asal
usul, latar belakang munculnya dampak serta aspek kepentingan pelaksaan proyek.Hubungan sebab akibat yang terjadi diantara dampak primer, sekunder, dan seterusnya
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
41/44
akan digambarkan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari perkiraan dampak. Dari hasil
evaluasi ini akan diperoleh pemahaman yang mendasar tentang kaitan munculnya
dampak penting dengan pelaksanaan kegiatan proyek.
Berdasarkan kajian butir di atas, maka akan dilakukan evaluasi dampak penting
yang terjadi akibat rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini akan memberikan gambaran
yang jelas tentang semua dampak penting yang akan terjadi di dalam pelaksanaan
pembangunan pengembangan New Port Makassar.
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
42/44
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
43/44
BAB IV
PELAKSANAAN STUDI
4.1.PEMRAKARSA
Nama Pemrakarsa : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo)
Alamat : Jl. Sukarno No. 1 Makassar
Telp. : 0411-316549 ; Fax : 0411-313513
4.2.PENYUSUNAN STUDI AMDAL
Pelaksanaan Studi AMDAL Kegiatan Proyek Makassar New Port (MNP) adalah Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Sulawesi Selatan yang beralamat Jl.
Jenderal Urip Sumoharjo No.269 Makassar 90245 Telp: (0411) 449979 Fax: (0411)
449979 . Tim Studi Amdal ini terdiri dari beberapa orang tenaga ahli yang berpengalaman
di bidang ilmunya masing-masing dijelaskan pada Tabel 4.1 .
Tabel 4.1. Tim Studi AMDAL
No Jabatan / Keahlian Nama
1 Koordinator Dr. Undang Kurnia, MSc
2 Ahli Planologi Dr. Benny M Chaik
3 Ahli Hidrologi Dr.Ir. Udin Hasanuddin
4 Ahli Kimia Fisik Ir. Gatot Wahyu
5 Ahli Geologi Ir. Khairul Anam
6 Ahli Teknik
Lingkungan
Dr. Agus Purnomo
7 Ahli Lingkungan Dr. Pityo Budiono
8 Ahli Biologi Senin, S.Pi
9 Ahli Sosial Ekonomi
dan Budaya
Dr. Priyatmoko
10 Tenaga Pendukung Waluyo
-
8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1
44/44
4.3.BIAYA STUDI AMDAL
Biaya studi mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
a. Biaya Renumerasi (40%) Biaya tenaga ahli dan nara sumber (25%) Biaya staf penunjang, administrasi, dan keuangan (15%)
b. Biaya Reimbusement (60%) Biaya survei lapangan; peralatan; transportasi (15%) Baya Analisis Laboratorium (20%) Biaya Produksi Laporan (15%) Biaya lain-lain (10%)
4.4.WAKTU STUDIPenyusunan laporan studi AMDAL Kegiatan Proyek Makassar New Port ini akan
diselesaikan dalam waktu 6 bulan dengan rincian alokasi waktu yang diperlihatkan
dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Studi Amdal Kegiatan Proyek Makassar New Port
No. Kegiatan
Bulan
I II III IV V VI
1 Persiapan X
2 Pengumpulan Data XXXXX
3 Penulisan KA ANDAL XXXX
4 Sidang KA ANDAL X
5 Perbaikan Laporan XXXXX
6 Laporan Final KA ANDAL X
7 Analisis dan sintesis XXXXXXX
8
Penulisan ANDAL, RKL-
RPL XXXXXXX XXXXXXX
9Sidang ANDAL, RKL-RPL
X
10 Perbaikan Laporan XXXXXXX
11
Laporan Final ANDAL,
RKL/RPL X