KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN...

10
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n 1 J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito KERAGAMAN PERSEPSI TERHADAP ARSITEKTUR (J.F. Hamah Sagrim) Arsitektur merupakan kata yang familiar bagi masyarakat. Namun apakah masyarakat paham apa yang disebut arsitektur? Dan sejauh mana pemahaman mereka mengenai arsitektur? Pertanyaan- pertanyaan tesebut memang bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Tulisan ini pun tidak akan benar-benar menjawab semua hal tersebut. Tulisan ini akan lebih banyak membahas mengenai perbedaan pandangan yang ada di masyarakat mengenai pemahaman mereka tentang arsitektur. Sebelum sampai ke pembahasan mengenai arsitektur itu sendiri, saya akan sedikit membahas mengenai asal mula arsitektur. Dari sumber yang saya baca, asal mula arsitektur dapat dipahami dengan baik bila orang memilih pandangan yang lebih luas dan meninjau faktor-faktor sosial budaya, dalam arti seluas-luasnya, lebih penting dari iklim, teknologi, bahan-bahan dan ekonomi (Catanese & Snyder, 1991). Rapoport (dalam Catanese & Snyder, 1991) juga mengungkapkan bahwa arsitektur bermula sebagai tempat bernaung. Oleh karena itu banyak anggapan di masyarakat bahwa arsitektur adalah sesuatu yang berhubungan dengan bangunan sebagai tempat tinggal. Dalam buku itu pun Rapoport mengungkapkan bahwa arsitektur telah ada sebelum arsitek pertama, yang biasa dianggap sebagai perancang piramida berbentuk tangga di Mesir. Dari penjelasannya dapat diambil kesimpulan bahwa pada awalnya arsitektur memang lebih terkait kepada bangunan, terutama bangunan untuk tempat tinggal yang masih banyak dipengaruhi oleh adat, sehingga pembuatannya banyak memasukkan unsur adat. Kemudian dengan semakin majunya zaman, maka hasil karya arsitektur semakin bermacam-macam bentuknya. Dan cakupannya pun semakin lebih luas, tidak hanya pada bangunan saja. Pendefinisian mengenai arsitektur pun akhirnya semakin kompleks. Dalam mendefinisikan arsitektur, memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sudah banyak buku yang membahas mengenai topik tersebut dan sudah banyak pula perdebatan yang dilakukan untuk membahasnya, tetapi tidak ada satu pun yang dapat menjawab dengan pasti what is architecture? Hal tersebut disebabkan karena begitu kompleksnya arsitektur. Berikut ini beberapa definisi mengenai architectur dari beberapa acuan: Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan. Menurut kami, kata arsitektur mempunyai pengertian lain dengan dua kata yang tidak begitu berbeda pula, yaitu: arch = Seni. Esensi lain yang tersirat dalam makna Seni adalah; Budaya, Filosofi, Makna, Kaidah dan Nilai. dan techture = Warna . Esensi lain yang tersirat pada makna Warna adalah; Fariasi, Aliran, Bentuk, Makna, Nilai dan wujud. Menurut O’Gorman (1997) dalam ABC of Architecture, arsitektur lebih dari sekedar suatu pelindung. Arsitektur bisa jadi merupakan suatu wujud seni, namun memiliki perbedaan, yaitu arsitektur menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior. Menurut Le Corbusier: ”architecture is the masterly, correct and magnificient play of masses seen in light. Architecture with a capital A was an emotional and aesthetic experience ”. Beberapa

Transcript of KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN...

Page 1: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

1J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

KERAGAMAN PERSEPSI TERHADAP ARSITEKTUR(J.F. Hamah Sagrim)

Arsitektur merupakan kata yang familiar bagi masyarakat. Namun apakah masyarakat pahamapa yang disebut arsitektur? Dan sejauh mana pemahaman mereka mengenai arsitektur? Pertanyaan-pertanyaan tesebut memang bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Tulisan ini pun tidak akanbenar-benar menjawab semua hal tersebut. Tulisan ini akan lebih banyak membahas mengenaiperbedaan pandangan yang ada di masyarakat mengenai pemahaman mereka tentang arsitektur.

Sebelum sampai ke pembahasan mengenai arsitektur itu sendiri, saya akan sedikit membahasmengenai asal mula arsitektur. Dari sumber yang saya baca, asal mula arsitektur dapat dipahamidengan baik bila orang memilih pandangan yang lebih luas dan meninjau faktor-faktor sosial budaya,dalam arti seluas-luasnya, lebih penting dari iklim, teknologi, bahan-bahan dan ekonomi (Catanese &Snyder, 1991). Rapoport (dalam Catanese & Snyder, 1991) juga mengungkapkan bahwa arsitekturbermula sebagai tempat bernaung. Oleh karena itu banyak anggapan di masyarakat bahwa arsitekturadalah sesuatu yang berhubungan dengan bangunan sebagai tempat tinggal.

Dalam buku itu pun Rapoport mengungkapkan bahwa arsitektur telah ada sebelum arsitekpertama, yang biasa dianggap sebagai perancang piramida berbentuk tangga di Mesir. Daripenjelasannya dapat diambil kesimpulan bahwa pada awalnya arsitektur memang lebih terkait kepadabangunan, terutama bangunan untuk tempat tinggal yang masih banyak dipengaruhi oleh adat,sehingga pembuatannya banyak memasukkan unsur adat. Kemudian dengan semakin majunya zaman,maka hasil karya arsitektur semakin bermacam-macam bentuknya. Dan cakupannya pun semakinlebih luas, tidak hanya pada bangunan saja. Pendefinisian mengenai arsitektur pun akhirnya semakinkompleks.

Dalam mendefinisikan arsitektur, memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sudahbanyak buku yang membahas mengenai topik tersebut dan sudah banyak pula perdebatan yangdilakukan untuk membahasnya, tetapi tidak ada satu pun yang dapat menjawab dengan pasti what isarchitecture? Hal tersebut disebabkan karena begitu kompleksnya arsitektur. Berikut ini beberapadefinisi mengenai architectur dari beberapa acuan:

Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan.Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, makaarchitecture adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan sebagai suatu pengungkapanhasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.

Menurut kami, kata arsitektur mempunyai pengertian lain dengan dua kata yang tidak begituberbeda pula, yaitu: arch = Seni. Esensi lain yang tersirat dalam makna Seni adalah; Budaya, Filosofi,Makna, Kaidah dan Nilai. dan techture = Warna. Esensi lain yang tersirat pada makna Warnaadalah; Fariasi, Aliran, Bentuk, Makna, Nilai dan wujud.

Menurut O’Gorman (1997) dalam ABC of Architecture, arsitektur lebih dari sekedar suatupelindung. Arsitektur bisa jadi merupakan suatu wujud seni, namun memiliki perbedaan, yaituarsitektur menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior.

Menurut Le Corbusier: ”architecture is the masterly, correct and magnificient play of massesseen in light. Architecture with a capital A was an emotional and aesthetic experience”. Beberapa

Page 2: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

2J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

definisi arsitektur di atas menunjukkan bahwa ada banyak pendapat yang berbeda mengenaipengertian arsitektur. Pendefinisian itu bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang berkecimpungdi bidang arsitektur saja. Masyarakat awam yang mengalami hasil dari arsitektur itu pun memilikipemahaman sendiri mengenai arsitektur.

Pada masyarakat awam, mereka lebih memahami arsitektur sebagai sesuatu yang berhubungandengan merancang bangunan. Oleh karena itu seringkali mereka mengaitkan arsitektur denganbangunan dan tempat tinggal. Sebenarnya pemahaman mereka tidak salah, hanya saja masih belumtepat, karena arsitektur mencakup banyak hal tidak hanya merancang bangunan. Dan arsitektur pundapat dimanifestasikan dalam berbagai hal, seperti arsitektur sebagai sebuah simbol, arsitektur sebagaisebuah ruang, dan sebagainya. Akan sulit memang bagi mereka untuk dapat memahami arsitekturdengan benar-benar tepat, karena seperti yang saya ungkapkan pada paragraf sebelumnya, arsitekturmerupakan sesuatu yang kompleks. Bahkan bagi orang-orang yang berkecimpung di bidang arsitekturpun belum tentu dapat mendefinisikan arsitektur dengan tepat, meskipun mungkin mereka sudah lamaberkecimpung di bidang tersebut.

Bagi orang yang berkecimpung di bidang arsitektur umumnya pemahaman mereka mengenaiarsitektur berbeda dengan masyarakat awam. Mereka pun umumnya lebih dapat memandangarsitektur secara luas dan lebih terbuka. Banyak dari mereka yang berpendapat bahwa arsitekturmerupakan bagian dari kehidupan, yang mencakup segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dandekat dengan manusia. Konsep tersebut lebih dikenal sebagai konsep Architectural Everyday. Dankarena arsitektur berhubungan dengan yang ada di sekitar dan dekat dengan kehidupan manusia, makaarsitektur berhubungan pula dengan ruang dan perasaan. Oleh karena itu arsitektur tidak selalu hanyabangunan, apa pun bisa saja merupakan suatu bentuk arsitektur, contohnya musik. Mungkin bagimasyarakat awam akan heran bila mendengar hal tersebut. Mereka mungkin akan bertanya, ”mengapamusik bisa menjadi bagian dari arsitektur?”

Untuk menjawab hal tersebut, Rasmussen (1964) dalam Experiencing Architecturemengemukakan bahwa arsitektur bukan hanya yang dapat dilihat dan diraba saja, yang didengar dandirasa pun merupakan bagian dari arsitektur. Melalui pendengaran kita dapat menggambarkan sesuatuyang berhubungan dengan bentuk dan material. Pendengaran pun dapat mempengaruhi perasaanseseorang. Pada musik, di dalamnya ada irama yang dapat membawa suasana hati seseorang. Dandengan mendengarkan irama tersebut muncul interpretasi yang mungkin akan berbeda antara orangyang satu dengan yang lain. Interpretasi itu secara tidak langsung akan mengarah ke suatu kualitasruang. Meskipun hasil interpretasi tersebut bersifat maya, namun jika sudah dapatmenginterpretasikan sebuah kualitas ruang , berarti sebenarnya secara tidak sadar kita sudahmembentuk sebuah ruang di alam bawah sadar kita. Hal itu sama seperti arsitektur pada bangunanyang real, yang di dalamnya ada ruang dan memiliki kualitas ruang. Maka dari itu musik jugamerupakan bagian dari arsitektur.

Selain musik, masih banyak hal lain di sekitar kita yang merupakan bagian dari arsitektur, baikyang sifatnya maya maupun nyata. Namun Paul Shepheard (1999), mengungkapkan bahwaarchitecture is not everything, Ia mengatakan, “So when I say architecture is not everything. I meanthat there are other things in life and simultaneously. I mean that there are things that are notarchitecture, but which fit round it so closely that they help to show it is“.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa di sekitar kita ada yang merupakan arsitektur adapula yang bukan. Dan keduanya berada bersamaan, sehingga seringkali kita sulit untuk membedakan

Page 3: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

3J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

antara keduanya. Contohnya rambu lalu lintas berupa penunjuk jalan. Apakah itu bentuk arsitekturatau bukan? Tentu akan ada perbedaan pendapat mengenai hal tersebut, karena memang tidak adaketentuan khusus dan pasti antara keduanya.

Pada masyarakat awam, umumnya mereka menganggap rambu tersebut bukan bentuk arsitektur.Namun tidak menutup kemungkinan orang-orang yang berkecimpung di bidang arsitektur pun adayang berpendapat demikian. Mereka umumya menganggap bahwa rambu yang merupakan sebuahtanda hanyalah berarti sebagai sebuah tanda biasa. Namun, bagi beberapa orang lain mereka tidaksetuju dengan pendapat tersebut. Menurut mereka tanda merupakan bagian dari arsitektur, maka dariitu disebut sebagai bentuk arsitektur. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Derridapembahasannya mengenai deconstruction, yang lebih menyangkut pembahasan mengenai text.Menurutnya, text (tanda) bukan merupakan instansi independen, setiap tanda menunjuk pada tanda-tanda lain. Dan keberadaan tanda berhubungan dengan ada dan hadirnya sesuatu. Dalam konteks ini,tanda tersebut adalah rambu yang menunjuk kepada keberadaaan yang lain, yang akhirnya akanmembentuk suatu jaringan. Dan hal tersebut merupakan bagian dari arsitektur, karena dalam arsitekturpun tidak ada sesuatu yang bisa berdiri sendiri, semuanya saling berhubungan, bahkan dapatmembentuk sebuah jaringan.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, arsitektur berhubungan dengan sesuatu yang ada di sekitarmanusia dan erat kaitannya dengan kehidupan manusia, baik maya maupun nyata. Dan terkadang, kitasulit untuk dapat membedakannya. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak bisa dilepaskandengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wigglesworthdan Till (1998), “issue of Architectural Design attempts to capture the fragility of that distortedreflection, where image and reality blur”. Lebih lanjut Wigglesworth dan Till juga mengungkapkan :“we explicitly acknowledge the everyday as a productive context for the making, occupation, andcriticism of architecture”.

Sesuatu yang merupakan suatu bentuk arsitektur pun bisa jadi merupakan sesuatu yang tidakkita sadari, tapi dekat dengan kehidupan kita, contohnya mengenai ugly and beauty. Banyak diantarakita yang menganggap kedua hal tersebut sebagai suatu keadaan yang memang ada dalam kehidupan,tapi bukan sebagai bentuk arsitektur. Ternyata pandangan mereka salah, kedua hal tersebut merupakanbagian dari arsitektur, tepatnya lebih kepada sense. Meskipun kedua hal tersebut sifatnya relatif,namun dalam arsitektur rasa akan sesuatu sangat penting artinya. Terutama bila hal tersebutberhubungan dengan sesuatu yang akan dihasilkan oleh seorang arsitek.

Dari semua pembahasan di atas menunjukkan bahwa arsitektur merupakan sesuatu yangkompleks, mulai dari asal mulanya sampai dengan definisinya. Dan dalam arsitektur subjektifitasmemang menjadi sesuatu yang sering terjadi. Bahkan dalam pendefinisian mengenai arsitektur itusendiri pun pandangan subjektif dari tiap orang menjadi penting, maka dari itu sulit untuk dapatbenar-benar mendefinsikan arsitektur. Dan seperti yang sudah dijelaskan juga, arsitektur memangmemiliki keterkaitan yang cukup kuat dengan kehidupan manusia. Dan hal tersebut jarang disadarioleh kita, sehingga wajar jika banyak yang beranggapan bahwa arsitektur hanya sekedar merancangbangunan, sementara di luar itu bukan merupakan bentuk arsitektur. Oleh karena itu kita perluberpandangan terbuka jika ingin memahami arsitektur dengan baik.

Menurut kami, arsitektur merupakan intepretasi akal sadar manusia tentang kenyamanan.Manusia mulai menciptakan arsitek baginya sebagai tempat bernaung yang memberikan kenyamanan.Dalam berbagai macam persepsi tentang arsitektur, kami melihat arsitektur menurut pandangan lain

Page 4: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

4J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

bahwa, arsitektur itu tergolong sebagai sesuatu yang rasional dan Empiris. Berangkat dari keduapandangan ini sehingga kami coba menspekulasi Teori Rasionalisme dan Teori Empirisme menjadiTeori Rasionansi Arsitektur dan Teori Empirisme Arsitektur dalam mempelajari Arsitektur. KeduaTeori yang dispekulasi tersebut, memiliki pandangan yang sesuai dan pasti untuk dipergunakansebagai bagian daripada teori arsitektur.

Kedua Teori spekulasi ini, berpandangan bahwa, arsitektur sebagai tempat atau ruang yangdiciptakan bagi ketenangan, kenyamanan, dan strategi, Menurut Rasionansi Arsitektur. SedangkanEmpirisme Arsitektur berpandangan bahwa, Pemikiran tentang arsitektur tidak dibawa oleh manusiasemenjak lahir, melainkan melalui proses hidup sebagai pengalaman. Kita akan melihat uraian keduaTeori Spekulatif ini secara bersama.1. Rasionansi Arsitektur

Rasionansi Arsitektur. Merupakan teori spekulatif dari pemikiran rasionalisme, yangsengaja diusulkan sebagai suatu teori baru. Bahwa arsitektur merupakan gerakan rasionalis, yangdapat kita jadikan sebagai suatu dokrtin yang menyatakan bahwa suatu bentuk arsitektur haruslahditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta. Oleh karena itu,kami memberikan predikat namanya dengan Rasionansi Arsitektur. Nama tersebut sesuai denganPredikat Pemikirannya, yaitu bahwa Rasionansi Arsitektur mempunyai kemiriban dari segiideologi dan tujuan. Dalam hal pemikiran Rasional, arsitektur bertujuan sebagai sebuah wahanabagi kehidupan, baik kelompok maupun tunggal, dan pemikiran ini cukup beralasan logis.

Rasionansi Arsitektur mengatakan bahwa, arsitektur sebagai tempat atau ruang yangdiciptakan bagi ketenangan, kenyamanan, dan strategi. Pendapat lain daripada Aliran pemikiranRasionansi Arsitektur bahwa, arsitektur tidak memilih manusia, namun sebaliknya, bahwa yangmemilih dan menciptakan arsitektur adalah Manusia. Rasionansi Arsitektur tidak mengklaimbahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Karena, Arsitekturdapat diterapkan secara lebih umum dan lebih khusus. Tergantung yang membutuhkannya.

Teori Rasionansi Arsitektur ini dapat dijadikan sebagai teori arsitektur dalam terapan umumdan terapan khusus dalam berarsitektur. Mengapa demikian? Karena Teori Rasionansi Arsitekturmengatakan bahwa, arsitektur tidak dibutuhkan hanya sekedar sebagai tempat tinggal, melainkanarsitektur sebagai Nilai, Kaidah, dan Simbol (simbol Kejayaan bangsa, Simbol Kejayaan Negara,simbol Kejayaan suku, simbol agama, simbol adat istiadat, dan lain sebagainya), sehingga aliranteori Rasionansi Arsitektur menganggap, segala sesuatu itu memiliki ide dan membutuhkankenyamanan. Rasionansi Arsitektur juga mengatakan bahwa, Arsitektur tidak sebagai sesuatuyang umum saja, tetapi juga sebagai sesuatu yang pribadi, yaitu arsitektur sebagai nilai individu,Kaidah individu, simbol indidvidu, (simbol kemampuan seseorang, simbol kebesaran seseorang,arsitektur menjadi sebab stratifikasi. dll) karena Teori Rasionansi Arsitektur menempatkandirinya pada posisi yang holistik juga khusus, sehingga ia dapat diterapkan secara umum dankhusus. oleh karenanya, Teori Rasionansi Arsitektur sebagai sesuatu yang pemikirannyaberkaitan dengan Manusia secara umum, perorangan (Individu), Kelompok dan juga berkaitandengan objek kaku seperti Gedung, Kota, Jalan, Pelabuhan. Dll. Inilah pemikiran daripada TeoriRasionansi Arsitektur yang coba kami ketengahkan dari spekulasi Pemikiran Rasionalisme untukdipakai sebagai suatu teori dalam berarsitektur.

Page 5: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

5J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

2. Empirisme Arsitektur.Empirisme Arsitektur. Merupakan suatu teori baru yang diusulkan sebagai aliran dalam

pemikiran berarsitektur. Teori ini menganut pemikiran Empiris, yang mana Teori ini menyatakanbahwa, semua pengetahuan tentang arsitektur itu berasal dari pengalaman manusia. Pemikirantentang arsitektur tidak dibawa oleh manusia semenjak lahir, melainkan melalui proses hidupsebagai pengalaman. Dengan pemikiran demikian, maka predikat nama daripada Teori ini disebutTeori Empirisme Arsitektur.

Berangkat dari Spekulasi pemikiran empirisme, sehingga muncullah teori EmpirismeArsitektur ini. Teori Empirisme Arsitektur berpendapat bahwa, manusia ketika melakukan segalasesuatu yang berkaitan dengan arsitektur, mereka terlebih dahulu mendapatkan inspirasi darihidup sebagai suatu pengalaman yang mendorong pemikiran mereka untuk berencana, bergerak,mendesain, dan membuktikan semua rencana itu secara nyata. Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa, arsitektur merupakan sesuatu yang lahir dari pengalaman empirik. Inilahaliran utama dalam pemikiran Teori Empirisme Arsitektur yang coba kami ketengahkan darispekulasi teori Empirisme untuk dijadikan sebagai sebuah teori dalam berarsitektur.

Walaupun kelihatannya pemikiran kedua Teori ini sebagai spekulasi Teori, namun keduanyamemiliki nilai aksiomatika, yang mana terdapat arah pemikiran dan pandangan penting dalammemaknai dan membaca serta mempelajari arsitektur secara beralasan dan logis.

Disadari bahwa, betapa pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktik. Kita tidak bolehterlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Menurut Kami:"Praktik dan teori adalah Pangkal arsitektur. Bukti arsitektur sebagai hasil elaborasi pemikirandan kreasi. Didalam berpikir dan berkreasi, pasti muncul pertanyaan-pertanyaan yang berkaitandengan kreasi, pertanyaan-pertanyaan itu lalu dijawab oleh pemikiran. Ketika persoalan itu dapatdiselesaikan, maka merupakan suatu pengalaman dalam berkreasi. Dengan demikian makapemikiran tersebut akan tetap dipertahankan sebagai jalan atau pola utama dalam berkreasi.Pemikiran ini akhirnya dijadikan sebagai suatu teori. Dengan demikian bahwa, arsitektur atausegala perilaku dan kreasi manusia, merupakan hasil dari teori dan praktik. Tanpa teori praktiktidak berjalan dengan sempurna, begitupun sebaliknya bahwa tanpa praktik, teori tidak berguna.Praktik adalah tindaklanjut daripada khayalan, Rencana, Rancangan, Angan-angan, yangberkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau penkerjaannya dengan tangan, dalamproses konversi suatu kreasi bentuk dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiranberalasan yang menjelaskan proses konversi suatu kreasi menjadi hasil akhir sebagai jawabanterhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapatmenjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yangberteori tanpa berpraktik hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorangarsitek yang berpegang pada teori dan praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikankebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan".

Page 6: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

6J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

DAFTAR PUSTAKA

Atmadi, P. 1979. Beberapa patokan perencanaan bangunan candi. Yogyakarta: Universitas gajah Mada,Disertasi, Fakultas Teknik, 1984. Apa yang Terjadi Pada Arsitektur Jawa. Yogyakarta: LembagaJavanologi. Dakung, S. 1981. Arsitektur tradisional daerah Istimewa Yogyakarta. ProyekInventarisasidan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Eliade, M. 1959. The Sacred and the Profane.The nature of the religion. Diterjemahkan olehWillard R.Trask.A. New York: Harvest Book, Harcourt, Brace& World,Inc.

Hamzuri, ......., Rumah tradisional Jawa. Proyek Pengembangan Permusiuman DKI. Jakarta: DepartemenPendidikan dan kebudayaan.

Ismunandar, K.R. 1986. Joglo,Arsitektur rumah tradisional Jawa. Semarang: Dahara Prize. Lombard, D.1999. Nusa Jawa: Silang budaya, warisan kerajaan-kerajaan konsentris.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Munitz, M.K. 1981. Space, Time and Creation: Philosophical aspects of scientific cosmology.

New York: Dover.Priyotomo, J. 1984. Ideas and forms of Javanese Architecture. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.Santosa, R.B. 2000. Omah, membaca makna rumah Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.Selosumarjan. 1962. Social changes in Yogyakarta. Ithaca: Cornell University Press.Suseno, M.F. 1984. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Setiawan, A.J. 1991. Rumah tinggal orang Jawa;Suatu kajian tentang dampak perubahan wujud arsitektur

terhadap tata nilai sosial budaya dalam rumah tinggal orang Jawa di Ponorogo. Jakarta:Universitas Indonesia, Tesis.

Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.),Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architectureof The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.Fausch, D. (1997). Ugly and Ordinary: The Representation of the Everyday . Dalam Harris, S. danBerke, D. (Ed.), Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.), Architecture of theEveryday. New York: Princeton Architectural Press.Lefebvre, H. (1997). The Everyday and Everydayness. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.),Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Catanese, A. J. & Snyder, J. C. (1991). Pengantar Arsitektur. Jakarta: Penerbit ErlanggaO’Gorman, J. F. (1997). ABC of Architecture. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.

Page 7: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

7J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

Rasmussen, S. E. (1964). Experiencing Architecture. Cambridge: The MIT Press.Shepheard, P. (1999). What is Architecture? Cambridge: The MIT Press.Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.),Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architectureof The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.http://juanfranklinsagrim.blogspot.comhttp://www. Hamah.socialgo.comGoogle terjemahan bebas, tentang kebudayaa, arsitektur, kota.

Page 8: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

8J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

TENTANG PENULIS

Juan Frank Hamah Sagrim, Lahir di lembah perbukitan Hamah Yasib,Kampung Sauf, Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada06 April 1982. Ayah Nixon Sagrim (alm) dan Ibu Marlina Sagrim/Sesa.Orang tua bekerja sebagai Penginjil di lingkungan Klasis GKI Maybrat,dan tenaga Medic Klasis GKI Maybrat. Hamah adalah anak Kedua dariempat Bersaudara, (Jeremias, Daud Itas, dan Desi Sah Bolara).Pendidikan: SD Bethel Sauf, SLTP N1 Ayamaru, SMA YPK 1Ebenhaezer Sorong. Melanjutkan Kuliah di Institut Teknologi Adhi TamaSurabaya “ITATS” Jurusan Teknik Arsitektur, pindah danMelanjutkannya di Universitas Widya Mataram Yogyakarta, 2006, padaJurusan yang sama. Aktivitas Ekstra: Menjadi Tutor Pelatihan Mengetik10 jari bersama Missionaris Jerman Tn. Hesse dkk. Di wilayah Maybrat,Imian, Sawiat, Tehit, thn.2000. Sekretaris Ikatan Mahasiswa Papua se-Jawa timur Surabaya, 2004, Menjabat Ketua Ikatan Mahasiswa Papua se-Jawa Timur 2005. Anggota Ikatan Arsitektur Asia Pacific 2003. Anggota Gerakan MahasiswaNasional Indonesia (GMNI) 2004. Team Perumusan Metode Belajar Mengajar Nusantara bersamaDirjen Pendidikan Tinggi RI 2006. Menjabat Koordinator Mahasiwa Arsitektur Asia Pacific Rayon IIIndonesia Bagian Tengah DIY 2006-2008. Anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)2008. Menjabat Ketua Asrama Mahasiswa Papua 2008. Menjabat Direktur Program Lembaga StudyPapua (LSP) 2007-2008. Anggota Luar Biasa University Harytake program UNESCO 2007-2008.Menjabat Sekretaris Umum Lembaga Intelektual Tanah Papua 2009-sekarang. Peneliti Tamu bidanglintas Budaya (researcher of cross culture) pada Yayasan Pondok Rakyat (YPR) DIY 2008-2009.Civitas Yayasan STUBE-hemat Yogyakarta 2007-sekarang. Tenaga Pengarah kerja padaperkumpulan seniman rantau di Yogyakarta 2009-sekarang. Agen Informan GRIC dan Pax Roman2008-2010. Anggota International Working Group (IWG) for Asia Africa to Globalization 2009-sekarang. Staf Ahli pada Team Peneliti dan Pemerhati Arsitektur Tradisional Nusantara UWMY,2010. Peneliti Lepas dan Penulis. Ketika Menulis Buku ini, masih aktif Sebagai MahasiswaUniversitas Widya Mataram Yogyakarta. Berkeinginan besar sebagai Peneliti dan Ilmuwan Muda.Beberapa Karya Tulis adalah:

• Makalah Ilmiah “ Kajian Tentang Keterkaitan Seni BudayaEtnic Negro Melanesoid Papua Dan Negroid Afrika”, 2009.

“Karya ini merupaka karya yang luarbiasa baginya daripada karya yang lain”Karya yang sudah diterbitkan adalah:

Page 9: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

9J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

HISTORY OF GOD IN TRIBALS RELIGIONKISAH TUHAN DALAM AGAMA SUKU

RAHASIA THEOLOGIA TRADISIONAL SUKU MAYBRAT IMIAN SAWIAT PAPUAWiyon-wofle

DIPARALELKAN DENGAN ALKITABBeberapa karya Tulis yang belum diterbitkan adalah:1. Arsitektur Tradisional suku Maybrat Imian Sawiat Papua “Halit-Mbol Chalit” dalam

Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Dengan Usulan Konsep Desain dari Bentuk Tradisionalke Bentuk Moderen. “sebagai suatu kajian ethno arsitektur”.

2. Sistem Kepemimpinan dan sistem Politik tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat “Ra Bobot-NaBobot-Big Man” dan Pengaruh Wanita Maybrat, Imian, Sawiat, Terhadap Lingkungannya .

3. Menyelamatkan Hutan Adat Papua Sebagai Suplai Oksigen Terbesar Dunia, dengan usulankonsep dan rekomendasi agar dalam pernyataan Protokol Kyoto mencanangkan pola penanganantata laksana lingkungan hidup untuk mengatasi Global warming dengan sistem communal.

4. Mengapa Orang Papua Diprediksikan akan Punah Pada tahun 2030?5. Tata Bahasa Maybrat. Disusun Dalam Bahasa Indonesia – Inggris –Maybrat.6. Penuntun Untuk Berpikir Bijaksana “The Bigest Thingking”.7. Bamboo in the socio cultural living society of Java - Kegunaan Bambu dalam kehidupan sosial

budaya masyarakat Jawa8. Teori Arsitektur Maybrat, Imian, Sawiat9. Pengaruh Arsitektur Terhadap Fenomena Lingkungan Alam10. Pendidikan Tradisional Wanita Maybrat, Imian, Sawiat - “Finya mgiar”.

Kini sedang mempersiapkan penyusunan buku barunya, yaitu:1. ENCYCLOPEDIA ADAT ISTIADAT BUDAYA MAYBRAT

2. KAMUS BAHASA MAYBRAT

Makalah-makalah kajian lain adalah:1. Menguak Imunity Rasial Diskriminasi Terhadap Orang Papua (Makalah Konferensi Asia-

Afrika) disampaikan pada “International Conference of 55th. Asia – Africa Sustainabelity”,Thaksin University-Mindanao, Moro, Philipines; March, 2009; UI Depok Jakarta, Oktober, 2009.

2. Benturan budaya lokal negara non kapitalisme dengan budaya global negara kapitalisme(Makalah Simposium) – disampaikan pada “Simposium nasional”. Kebudayaan dankeeksistensian local wosdom sebagai tatanan bangsa, UGM, Yogyakarta, Juni, 2008.

3. Pandangan Kontemporer Papua tentang keindonesiaan (Makalah Dialog) - disampaikan pada“Dialog Nasional, Ketahanan Negara”, UC UGM, Yogyakarta, July, 2010.

4. Usaha Melepaskan Papua Dari Cengkeraman Asing (Makalah Seminar Nasional)- disampaikanpada “ National Seminary”, UPI Bandung, September, 2009.

5. Penyusunan Metode Belajar Mengajar Nusantara Bersama DIKTI, (Makalah Pembelajaran,Student Equity), Quality Hotel Yogyakarta April, 2006.

Page 10: KERAGAMAN PERSEPSI TENTANG ARSITEKTUR-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

10J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

6. Peran Pemuda Dalam Memajukan Bangsa (Makalah Dialog), disampaikan dalam “DialogPemuda Nasional Regional II Indonesia Bagian Tengah”, Gedung Negara Gubernur Yogyakarta,Oktober, 2006.

7. Apa Peran Gereja di Tengah Pergolakan Umat Manusia di Tanah Papua (Makalah Diskusi),disampaikan dalam “Saresehan LITP”, Pogung Rejo Yogyakart, September, 2010.

8. SAVING EARTH’S HAS INTEGRAL LIFE SYSTEM: Can Asian-African Visions RescueBiodiversity from the West-born Globalization? (Makalah Konferensi) disampaikan dalam“Comemoration 55th. Asia-Afrika Conference”, Yogyakarta Indonesia, October, 25-27, 2010 -Rabat Moroco 23-25 Nopember, 2010.

9. Indegenous People In Papua and Asia Religion: DIVERSITY IN GLOBALIZED SOCIETY.(Makalah Konferensi) disampaikan dalam “The Role of Asia and Africa for a SustainableWorld 55 Years after Bandung Asian-African Conference 1955. Asia – Africa Summit,Yogyakarta-Molucas Nopember, 2010.

10. Kajian Kritis Tentang Pasar Bebas dan Pengaruhnya terhaap Ketahanan Negara nonKapitalisme. Kliping Pribadi, 2009

11. Pendidikan Zaman Pendudukan Bangsa Asing di Papua. Kliping Pribadi, 2010.12. Pranata Kehidupan Negara Berkembang. Kliping Pribadi, 2009.13. Struktur Fungsional Dominasi Budaya Kapitalisme. Kliping Pribadi, 2008.14. Memaknai Arsitektur Nusantara Sebagai Kearifan Lokal Di Era Globalisasi. Kliping Pribadi,

2010.15. Difusi Ajaran dan Pemikiran Kristen Dalam Konstelasi Kristen di Tehit, Maybrat, Imian,

Sawiat, Papua. Kajian sejarah. Kliping Pribadi, 2007.16. Evolusi Pemikiran Pembangunan. Kliping Pribadi, 2007.17. Kajian Kritis Tafsiran Yesus Kristus – Isa Almaseh dari Alkitab dan Al-Quran. Kliping

Pribadi, 2009.18. Refleksi Kehidupan Masyarakat Plural Moderen dan Majemuk Papua. Kliping Pribadi, 2010.19. Sejarah-Sejarah Alkitab dan yang berkaitan dengan Kejadian dalam Alkitab. Kliping Pribadi,

2008.20. Transisi Masyarakat Tradisional Indonesia. Kliping Pribadi, 2009.21. Teori konvergensi dan Pertumbuhan Ekonomi. Kliping pribadi, 2007.22. Arsitektur Tradisional dalam RENSTRA Pengembangan tata ruang kota berbasis kebudayaan

lokal. Kliping pribadi, 2008.23. Usulan teori dalam berarsitektur; Rasionansi Arsitektur, dan Empirisme arsitektur.

Kliping Pribadi, 2011.