KERACUNAN BAHAN KIMIA

28
BAB I PENDAHULUAN Keracunan merupakan kejadian timbulnya efek samping obat, zat kimia yang berhubungan dengan dosis. Terdapat variasi respon dan kecenderungan individual terhadap dosis obat yang diberikan. Variasi ini terjadi baik secara genetik maupun karena disengaja (karena induksi enzim, inhibisi, maupun toleransi). Keracunan dapat terjadi secara lokal (misalnya pada kulit, mata maupun paru) atau terjadi secara sistemik, tergantung dari sifat kimia dan fisik zat racun tersebut, mekanisme kerjanya, dan rute paparannya. Beratnya tingkat keracunan dan tingkat kesembuhannya juga tergantung dari cadangan fungsional individu maupun target organnya, yang dipengaruhi umur dan penyakit dasar. Rute paparan suatu substansi racun dapat melalui beberapa tempat, antara lain : Ingesti atau peroral (74%) Kulit (8,2%) Inhalasi (6,7%) Mata (6%) Gigitan dan sengatan (3,9%) Injeksi parenteral (0,3%) 1

Transcript of KERACUNAN BAHAN KIMIA

BAB IPENDAHULUANKeracunan merupakan kejadian timbulnya efek samping obat, zat kimia yang berhubungan dengan dosis. Terdapat variasi respon dan kecenderungan individual terhadap dosis obat yang diberikan. Variasi ini terjadi baik secara genetik maupun karena disengaja (karena induksi enzim, inhibisi, maupun toleransi).Keracunan dapat terjadi secara lokal (misalnya pada kulit, mata maupun paru) atau terjadi secara sistemik, tergantung dari sifat kimia dan fisik zat racun tersebut, mekanisme kerjanya, dan rute paparannya. Beratnya tingkat keracunan dan tingkat kesembuhannya juga tergantung dari cadangan fungsional individu maupun target organnya, yang dipengaruhi umur dan penyakit dasar.Rute paparan suatu substansi racun dapat melalui beberapa tempat, antara lain : Ingesti atau peroral (74%) Kulit (8,2%) Inhalasi (6,7%) Mata (6%) Gigitan dan sengatan (3,9%) Injeksi parenteral (0,3%)Paparan racun tersering adalah dengan jenis : bahan pembersih, analgetika, kosmetika, tumbuh-tumbuhan, obat batuk-pilek, gigitan atau bisa binatang. Bahan-bahan farmasi berperan dalam 41% kejadiam keracunan dan 75% dari keracunan serius atau fatal.Kejadian keracunan yang tidak disengaja dapat terjadi karena : Cara pemakaian yang salah dari bahan kimia pada saat bekerja atau bermain Kesalahan labeling suatu produk Kesalahan dalam membaca label Kesalahan identifikasi bahan kimia yang tidak berlabel Ketidaktahuan dalam mengobati sendiri atau kelebihan dosis (misuse) Penyalahgunaan obat-obat psikotropika (abuse) Kesalahan dosis oleh perawat, orang tua, ahli farmasi, dokter dan penderita lansiaSedangkan keracunan yang disengaja paling sering terjadi pada percobaan bunuh diri, di USA, mortalitas tertinggi kejadian overdosis pada kasus percobaan bunuh diri. Angka kematian tertinggi terjadi karena keracunan CO (Carbon Monoksida). Kematian akibat obat-obatan tersering karena analgetika, antidepresan, hipnotik sedative, neuroleptik, stimulant dan obat-obatan yang disalah gunakan, obat kardiovaskuler, antikonvulsan, antihistamin dan obat asma.

BAB IIPEMBAHASAN

ToluenaToluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan dan toluena juga mudah sekali terbakar.Efek Klinis:Keracunan akuta) TerhirupMenghirup uapnya dapat menye-babkan iritasi saluran pernafasan disertai batuk dan piek. Terhirup bahan dengan konsentarsi tinggi dapat mempengaruhi perilaku dan menyebabkan efek pada system saraf pusat yang ditandai dengan mual, sakit kepala, pusing, tremor, gelisah, kepala terasa ringan, rasa gembira berlebihan, kehilangan memori, insomnia, gangguan reaksi gerakan tubuh, mengantuk, ataksia, halusinasi, somnolen, kontraksi otot atau kejang-kejang, pingsan dan koma.b) Terhirup Dalam konsentrasi yang tinggi juga dapat berpengaruh pada system kardiovaskuler (jantung berdetak cepat, papitasi jantung, penurunan atau peningkatan tekanan darah), respirasi (edema paru-paru akut), menyebabkan gangguan penglihatan dan dilatasi pupil, kehilangan nafsu makan.c) Kontak Dengan Kulit Dapat menyebabkan iritasi kulit derajat ringan hingga sedang,d) Kontak Dengan MataDapat menyebabkan iritasi pada mata derajat ringan hingga sedang dengan sensasi rasa terbakar. Percikan pada mata juga menyebabkan konjung-tivitas, biasa sembuh dalam waktu kurang lebih 2 hari.

e) TertelanBahaya aspirasi dapat menyebabkan pneuminitis kimia. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan yang di sertai mual, muntah dan nyeri. Dapat menyebabkan efek yang sama seperti efek terhirup.

Keracunan Kronika) Terhirup dan TertelanTerpapar dalam waktu yang lama dan berulang mempengaruhi system saraf pusat dan kardivaskular, gejalanya sama seperti efek klinis akut. Dapat juga menyebabkan kerusakan atau gagal hati dan ginjal, kerusakan otak, kehilangan berat badan, darah, perubahan sumsum tulang, keseimbangan elektrolit dan lemah otot. b) Kontak dengan KulitPaparan berulang atau dalam jangka waktu yang lama menyebabkan kehilangan kulit lemak.Diagnosis:Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik merupakan cara dini mendiagnosis keracunan toluene. Pasien dengan keracunan toluenen akut akan mempunyai symptom pulmonary dan sistem saraf pusaf bergantung kepada durasi dan cara inhalasi dan juga konsentrasi toluene dalam udara atau cairan. Diagnosis akan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mengobservasi manifestasi klinis yang ada pada pasien seperti yang telah dinyatakan di atas. Pemeriksaan Laboratorium1) Analisa Gas Darah (AGDA) akan menunjukkan acidosis, hypoxemia dan hypercabia.2) Menilai konsentrasi elektrolit dan glukosa dan darah : Pemaparan terhadap toluene akan mengakibatkan hipokalemia, hyperchloremia, metabolic acidosis, hipokalemia dan hypophosphatemia. Hipoglikemi harus dieliminasi sebagai penyebab penunrunan tahap kesadaran.3) Blood Urea Nitrogen (BUN) dan konsentrasi kreatinin diperlukan untuk memantau fungsi ginjal karena kelebihan zat toluene bisa mengakibatkan gagal ginjal.4) Konsentrasi kreatinin dalam darah dan urin dan mioglobin diperlukan untuk memeriksa apakah terjadinya rhabdomyolysis akibat.5) Kosentrasi toluene bisa didapati melalui pemeriksaan laboratorium yang spesifik tetapi hasilnya tidak dapat didapati dengan segera untuk membantu dalam pelaksanaan terapi : Konsentrasi toluene dalam darah yang mencapai 2.5mg/L mengindikasi toksiksitas. Konsentrasi toluene dalam darah yang mencapai 50mg/L bias mengakibatkan maut.6) Pemeriksaan enzim hati dan konsentrasi bilitubin diperlukan untuk memantau efek hepatotoksiksitas yang mungkin bisa mengakibatkan jaundice, hepatitis dan gagal hati.7) Pemeriksaan darah lengkap dan darah rutin akan mendeteksi pelbagai efek hematologik, misalnya anemia, leukositosis dan kelainan komponen darah.

Pemeriksaan Radiologik Pemeriksaan foto polos pada dada akan menunjukkan pneumonitis aspirasi dan kelainan paru akut. Pemerikaan CT dan MRI pada otak harus dilakukan dan akan didapati adanya tanda tanda atrofi otak pada kasus kasus yang beratPemeriksaan lainPemeriksaan Electrocardiogram (ECG) diperlukan karena kelebihan zat toluene dalam badan bisa mengakibatkan arrhythmia, termsuk ventricular fibrillation yang merupakan faktor penyebab kematian yang utama

Asam Oksalat Rumus kimia asam oksalat C2H2O4 dan disebut juga asam dikarboksilat. Asam oksalat dapat ditemukan pada jerami basah /lembab yang terkontaminasi Aspergillus niger, dan sangat berbahaya bila dimakan oleh hewan ternak. Kandungan oksalat pada tumbuhan paling tinggi pada tahap berdaun. Tumbuhan dengan kadar oksalat tinggi biasa disukai ternak. Oksalat yang dapat larut (soluble) akan didetoksikasi dalam rumen, diubah menjadi karbonat dan bikarbonat. Bila dalam jmlh besar, menjadi alkalosis. Gejala klinisnya berupa lesu, tidak nafsu makan, kepala tertunduk, salivasi dan nasal discharge, kolaps.Ethanol Nama lain ethanol dari etanol adalah etil alkohol, grain alkohol, etil hidrat. Diisolasi secara distilasi pertama kali oleh Jabir Ibn Hayyan dengan rumus molekul : C2H5OH (CH3CH2OH), memiliki sifat: cairan volatile, mudah terbakar, tidak berwarna. Gejala klinis pada keracunan ethanol,a) Pada keracunan akut, awalnya akan terjadi eksitasi, lalu diikuti dengan kolaps, koma dan kematian (paralisis respiratori).b) Metil alkohol (methanol) di dalam tubuh akan dioksidasi menjadi asam format dan formaldehid. Bila dikonsumsi terus-menerus akan terjadi : atropi syaraf mata, kebutaan permanen, depresi pada jantung, kematian.Asam Benzoat Asam benzoate (C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya. Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin. Biasa digunakan sebagai pengawet makanan dalam dosis kecil. Dapat menimbulkan keracunan pada kucing. Dalam tubuh, asam benzoat akan dimetabolisme menjadi asam hipurat (hippuric acid) dan benzoil glucuronid. Sedangkan pada kucing hanya asam hipurat saja yang terbentuk, karena tidak adanya mekanisme asam glukuronat (konjugasi), sehingga tidak terjadi detoxikasi oleh asam glukuronat, terjadi keracunan. Gejala klinis : salivasi, kebutaan sementara, konvulsi, kolaps dan kematian.

Naftalen Memiliki nama lainnya : naftalin, naften, kapur barus (C10H8). Berupa kristal, aromatik, putih, hidrokarbon padat, volatil, mudah terbakar, dapat sublimasi pada suhu ruang, termasuk hidrokarbon aromatik polisiklik biasa digunakan sebagai fumigan pada tektil, bersifat toksik bagi manusia dan larva moth. Juga sebagai pengawet pada furniture kayu, pada industri kulit dan plastik.Gejala Keracunan : a) Menyebabkan hyperkeratosis, b) Mual, muntah, diare, hematuria, jaundicec) Lemah, depresi, lakrimasi, salivasi, discharge berair dari hidung, d) Poliuria, e) Berat badan turun.f) Dapat juga menyebabkan terjadinya abortus g) Karakteristik lesi yang terbentuk : kulit menebal dan berkerut. Disebabkan oleh akumulasi materi keratin pada kulit, kulit menjadi keras dan tidak elastis.h) Dapat terjadi rontok rambut

Minyak Bakar 1) Parafin, minyak tanah (kerosene) dan minyak bakar lain yang mengandung senyawa hidrokarbon parafin dapat menyebabkan keracunan dan kematian pada hewan dan manusia. Minyak yang lebih banyak mengandung hidrokarbon volatile (ringan) lebih toxic dibanding minyak yang berat. Toksisitasnya disebabkan oleh sulfur, atau zat aditif naftalen terklorinasi.Gejala klinis: Anorexia, Depresi, Kondisi tubuh menurun, Muntah, Lemah, kolaps dan mati. Bloat terjadi bila keracunan bensin. Pemeriksaan post mortem : degenerasi lemak pada hati, hemorrhagi dan emfisema pada paru2, akut bronchitis, bronchopneumonia.Nitrogen TrikloridaPada suhu kamar sebagai cairan berminyak kental berwarna kuning dengan bau yang menyengat dan tidak larut dalam air. Biasa digunakan sebagai agen oksidasi pada tepung terigu, agar bagus untuk membuat kue. Simptomnya : sangat aktif, mirip epilepsi.Gejala klinis : 1. Lesu, 2. Tidak nafsu makan, 3. Kepala tertunduk, salivasi dan nasal discharge, kolaps.4. Post mortem : akumulasi kristal oksalat pada ginjal dan urinary tract, paru-paru warna merah gelap berisi darah, hemorrhagi.

Bifenil Poliklorinasi Bifenil poliklorinasi (PCBs) merupakan isomer campuran dari derivat bifenil terklorinasi, dengan nama dagang bermacam-macam. Digunakan dalam industri plastik, cat, damar, pelumas, dan perekat (isolasi). Tidak dapat didegradasi secara biologi,menyebabkan polusi lingkungan. Dosis toksiknya relatif rendah, tapi bila terus menerus terpapar akan berbahaya.Gejala yang dapat timbul : 1. Diare,2. Berat badan turun, 3. Ataxia.Gula Galaktosa dan laktosa bila diberikan berlebihan pada hewan akan mengakibatkan keracunan.Gejala klinis:1. Pada anak sapi : depresi, diare (proliferasi bakteri).2. Pada sapi dewasa : diare, poliuria, kolik, dispnea, tremor otot, susu menurun, kematian3. Pada ayam : spasmus sayap dan kaki, urisemia, kerusakan ginjal, kematian (disfungsi SSP).DiagnosaKlinis DiagnosaKebanyakan bayi yang terkena terdeteksi melalui program skrining baru lahir, namun dokter perlu waspada terhadap tanda-tanda awal (malas minum, icteric neonatorum lama). Diharapkan dapat mengganti laktosa dari makanan dan memulai berbasis kedelai, terapi diet sambil menunggu hasil pemeriksaan dan / atau tes diagnostik.Newborn ScreeningGalaktosemia dapat dideteksi di hampir 100% bayi di negara-negara yang menerapkan screening galaktosemia dalam program Newborn Screening. Dengan mengambil sedikit sampel darah dari tumit bayi batu lahir untuk dilakukan :1. uji galaktosa-1-fosfat uridyltransferase (Galt) enzim2. mengukur konsentras (RBC) gal-1-P dan galaktosaGas yang Berbahaya 1. Akrolein (2-propenal), terbentuk dari oksidasi gliserol, ketika lemak dipanaskan terlalu lama. Dikenali sebagai bau lemak hangus. Bersifat toksik dan menyebabkan lakrimasi sering digunakan dalam perang dan digunakan sebagai herbisida cair. Gejala klinis keluarnya air mata.2. Karbon dioksida (CO2)Bila udara yang kita hirup mengandung 68% CO2 akan mengakibatkan kematian.3. Karbon Monoksida (CO)Dapat berasal dari gas batubara juga dari pembakaran bahan bakar padat, minyak atau gas alam dan udara. Keracunan disebabkan CO cepat diserap dan masuk dalam darah, berikatan dengan Hb membentuk karboksihemoglobin, yang tidak dapat mengikat O2. Jaringan tubuh kekurangan O2, menyebabkan kematian. Bila kadar CO dalam udara >3%, kematian terjadi secara mendadak. Bila kadarnya kurang menimbulkan gejala klinis seperti vertigo, otot lemah, sulit bernafas, denyut jantung tidak teratur, koma, kematian juga dapat terjadi abortus, tuli dan kebutaan.Diagnosa biasanya berdasarkan warna membran mukosa (masih merah atau tidak). Diikuti uji-uji biokimia terhadap kadar karboksihemoglobin dalam darah.4. Klorin (Cl2)Berton-ton gas klorin biasa dihasilkan dari pabrik kimia dan menyebar kemana-mana. Klorin juga memiliki dampak yang kurang baik bagi lingkungan serta bagi kesehatan manusia apabila tehirup dan bersentuhan langsung dengan kulit. Adapun efek klinis yang dapat ditimbulkan yaitu (Badan POM RI. 2010):1. Keracunan akuta) TerhirupIritasi mukosa membran terjadi pada 0,2-16 ppm dan batuk pada 30 ppm. Terhirup pada 500 ppm selama 5 menit menyebabkan fatal pada manusia dan 1000 ppm menyebabkan fatal setelah beberapa kali bernafas dengan dalam. Kecelakaan di tempat kerja terjadi menyebabkan luka bakar pada hidung dan mulut dengan rhinoreehea, gangguan pernafasan dengan batuk, tersedak, mengi, muntah, hemoptysis, nyeri substernal, dyspnea dan sianosis, tracheobronchitis, dilaporkan juga edema paru dan pneumonitis berkembang dengan cepat atau kemungkinan tertunda.batuk umumnya meningkat dengan sering dan akan menjadi parah setelah 2-3 hari dan menjadi produktif dengan adanya sputum mucopurulen yang tebal setelah 14 hari. Kerusakan paru biasanya tidak permanent. Gangguan pernafasan biasanya reda dalam 72 jam. Pada konsentrasi tinggi, klorin menyebabkan keadaan sesak nafas disebabkan oleh kram pada otot laring dan pembengkakan pada membrane mukosa. Gejala lainnya adalah salviasi, kegelisahan, bersin, muka pucat, kemerahan pada wajah, kelemahan, suara serak, sakit kepala, pusing dan gangguan umumu kegelisahan dan kegembiraan. Terhirup secara berlebihan menyebabkan kematian karena henti jantung.b) Kontak dengan kulitKonsentrasi tinggi menyebabkan iritasi pada kulit dan menyebabkan luka bakar dan sensasi seperti ditusuk, inflamasi dan pembentukan vesikula. Kontak dengan cairan menyebabkan luka bakar, blister/melepuh, kerusakan jaringan tissue dan frosbit (radang dingin).c) Kontak dengan mataTerpapar gas klorin dengan konsentrasi 3-6 ppm menyebabakan kemerahan, rasas nyeri, pandangan kabur dan lakrimasi. Kontak secara langsung dengan cairan menyebabkan luka bakar. Klorin larut dalam air dan ditempatkan ke dalam ruang anterior mata kelinci menyebabkan peradangan yang parah, opasitas pada kornea, atropi pada iris dan luka pada lensa.d) TertelanTertelan gas merupakan hal yang tidak mungkin. Tertelan cairannya menyebabkan luka bakar pada bibir, mulut dan membran mukosa pada saluran pencernaan, kemungkinan menyebabkan ulser atau perforasi, nyeri abdomen, takikardia, prostration dan sirkulasi gagal. Pada sapi : dispnoe, lakrimasi, depresi, nasal discharge, kematian. Pada kuda : sering urinasi, nafas bunyi. Post mortem : lesi pada paru-paru, adanya hipoklorit. 5. Politetrafluoroetilen Biasa digunakan untuk melapisi wajan atau panci anti lengket. Bila dipanaskan terlalu tinggi (>500oC) akan menghasilkan gas yang bersifat racun. Burung sangat rentan terhadap gas ini. Gejala yang ditimbulkan berupa oedema paru-paru, degenerasi jantung dan hati, kematian.6. Sulfur Dioksida Terbentuk dari hasil pembakaran pabrik atau industri. Sebagian dapat larut dalam titik-titik air di udara, dioksidasi oleh oksigen atmosfer, terjadi kabut asam sulfur, sangat berbahaya bagi hewan dan manusia. Menimbulkan gejala gangguan pernafasan, bronchitis, pneumoni, emfisema dan hemorrhagi paru-paru. Sulfur dioksida dapat terbentuk dari natrium bisulfida (pengawet rumput) selama proses fermentasi. Dapat meracuni hewan ternak.Gejala klinis: 1. Anorexia, 2. Gangguan mukosa saluran pencernaan,3. Lesi pada larink dan mucosa trakhea.

Keracunan Obat-obatan 1. Asetilkolin dan obat parasimpatomimitik Dapat dibagi 2 : Stimulasi sel efektor (asetilkolin,pilokarpin) Inhibisi kolinesterase (fisostigmin, neostigmin) Gejala klinis: Depresi, Muntah, diare, kolik, dispnoe. Detak jantung meningkat, lalu melemah. Kematian karena paralisis respiratori atau jantung.2. Adrenalin dan obat simpatomimitik Keracunan adrenalin dapat terjadi karena injeksi sub cutan overdosis. Gejala: takhicardi, palpitasi (berdebar), tensi tinggi, dispnoe, dilatasi pupil, pusing dan kolaps. Kematian dapat terjadi karena dilatasi kardiak akut, oedema pulmonari dan fibrilasi ventrikular. Keracunan Efedrin, Amfetamin dan Metil amfetamin menimbulkan gejala stimulasi simpatik, kecemasan dan gelisah, disertai tremor dan konvulsi.

Anastetik Keracunan anastetik dapat terjadi karena overdosis, pemberian terlalu cepat, waktu kerja terlalu lama, atau karena efek samping.1. Kloroform Paling toksik, Keracunan dapat terjadi karena: Jantung berhenti: akibat stimulasi refleks vagus, aksi toksik langsung obat ke jantung. Paralisis sentral respiratori Keracunan tertunda, terjadi degenerasi hati (nekrosis sentrolobular, degenerasi lemak) albuminuria, jaundice, koma, kematian.2. Eter Tidak terlalu berbahaya penggunaannya karena jarang menyebabkan kematian. Gejala klinis: Iritasi ginjal, Albuminuria, Oligouria, dan Anuria.3. Halotan Termasuk anastetik teraman bagi manusia dan hewan. Gejala : bradikardi, hipotensi, hepatotoksik.4. BarbituratAnastetika non volatile, memiliki dosis letal yang berbeda-beda tiap species Didetoksikasi di hati, hewan muda lebih rentan terhadap keracunan. Gejala : nafas dangkal dan perlahan, dilatasi pupil, koma, gagal nafas, kematian.

Narkotik Analgesik 1. Morfin dan Kodein Dapat diabsorpsi di usus halus dan lambung, tetapi paling cepat diserap melalui injeksi sub cutan tidak dapat meresap melalui kulit utuh, tetapi dapat masuk melalui abrasi. Dieksresikan melalui urin dalam bentuk bebas atau terkonjugasi. Dosis toxic berbeda-beda untuk setiap spesies, juga tergantung cara administrasinya.Gejala klinis : Manusia: tanpa konvulsi, terjadi koma dan langsung mati. Hewan : terjadi konvulsi, muntah, gagal respiratori, gagal sirkulatori.2. Apomorfin Merupakan derivat dari morfin, tp efek farmakologi berbeda. Kelebihan dosis dapat menyebabkan depresi SSP. Gejala keracunan : Muntah, Pernafasan cepat, Stimulasi motorik, Konvulsi, dan Asphyxia hingga kematian.3. Chloral hidrate Biasa digunakan sebagai hipnotik/narkose. Gejala keracunan : terhuyung-huyung, dilatasi pupil, suhu tubuh turun, tidak sadar.Satu-satunya cara untuk mendiagnosis pasti keracunan obat ini adalah melalui analisis laboratorium. Bahan untuk analisis berasal dari darah, cairan lambung, atau urin. Obat golongan ini akan tertahan dalam urin selama 2 hari. Pemeriksaan dan penyaringan yang cepat dan sederhana menggunakan kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk mendeteksi 90% keracunan umum. Sekarang terdapat cara-cara pemeriksaan baru dengan teknik yang lebih maju dan cepat misalnya enzyme multiple immunoassay.Pada kasus keracunan yang sedang dan berat diperlukan pemeriksaan penunjang darah lengkap, elektrolit, glukosa darah, uji faal ginjal, CPK, analisis gas darah, urinalisis, EKG, dan foto toraks.Non narkotik analgesik 1. Senyawa salisilat Termasuk aspirin (asam asetil salisilat), natrium salisilat, dan salisilamid. Dapat mengiritasi mukosa lambung, menyebabkan mual dan muntah. Gejala keracunan: Anorexia, Depresi, Inkoordinasi, Muntah, Perdarahan di lambung, dan Hipoplasia sumsum tulang.2. Fenazon: konvulsi, depresi dan kolaps 3. Amidopirin (Pyramidon): eksitasi, inkoordinasi, otot lemah (dimetabolisme mjd formaldehid).4. Fenilbutazon : hemorrhagi, degenerasi ginjal.

Anthelmintik Karbon tetraklorida, Senyawa ini diabsorpsi secara perlahan dalam saluran pencernaan, hanya sedikit yang masuk ke dalam jaringan. Toksisitas terjadi jika ada faktor yang meningkatkan absorpsinya (diberikan berulang). Memberikan efek seperti kloroform (narkose), dapat mengganggu fungsi hati, degenerasi lemak hingga nekrosis juga menyebabkan disfungsi ginjal, gastroenteritis.

AntihistaminDiphenhidramin hidrokloride (benadril), mepiramin maleat, prometazin hidroklorid. Gejala keracunan: Depresi, mengantuk, salivasi, muntah dan inkoordinasi, hingga konvulsi.Sabun dan detergentBila termakan dapat menyebabkan keracunan, mengganggu sistem kardiovaskular hingga menyebabkan kematian. Gejala klinis yang tampak: salivasi, muntah, diare, depresi ssp.Desinfektan Asam karbolat (fenol) dan kresol biasa dijumpai pada desinfektan, sangat beracun. Fenol dapat masuk melalui kulit utuh menyebabkan keracunan. Gejala klinisnya: apatis, lemah, degenerasi organ, sakit abdominal, haus, dispnoe, tidak bisa bergerak, kematian. Baik dalam bentuk cairan atau gas, digunakan sebagai desinfektan. Keracunan ditandai dengan gejala sakit abdominal, kolaps dan kematian. Gejala yang lebih ringan : nefritis akut, keratitis.

Antibiotik1. PenicillinUmumnya tidak toksik, tp dapat menimbulkan alergi (hipersensitif). Gejala keracunan : anorexia, polidipsi, diare, dermatitis, kematian.2. StreptomycinDapat terjadi keracunan bila disuntikkan intra vena (tidak sengaja). Gejala: gelisah, nafas berat, tidak sadar, nausea, muntah, dan ataxia. Keracunan berat bila diberikan dalam waktu lama, terjadi ketidak seimbangan fungsi vestibular.3. Chloramphenicol Dapat menimbulkan efek antikoagulan dan hipoglikemia 4. Oxytetracycline (terramycine)Diberikan dalam waktu lama, terjadi: muntah dan diare.

DigitalisDigitalis dan glikosida lainnya biasa digunakan dalam pengobatan jantung dengan menstimulasi nervus vagus, pemberlambat detak jantung, memperlama diastole. Berasal dari daun Digitalis purpurea yang dikeringkan dan dibuat serbuk. Mengandung glikosida kardioaktif : digitoksin dan gitoksin. Digitoksin lebih toksik, waktu ekskresinya lebih lama. Gejala klinis: Anoreksi, Muntah, Depresi, Diare, Bradikardi, Gangguan mental dan Detak jantung dapat lebih kencang dan iregular Sulfonamid Diturunkan dari senyawa induk sulfanilamid, dengan menambahkan beberapa gugus berbeda (tiazole, pirimidin). Keracunan lebih sering pd man dibanding hewan, karena overdosis injeksi intra vena (disuntikkan terlalu cepat atau jumlah terlalu banyak). Sulfonamid lebih larut dalam alkali atau basa dibanding asam, karenanya karnivora lebih suseptible dibanding herbivora. Gejala yang ditimbulkan: tidak enak badan, demam tinggi, obstruksi ginjal oleh kristal sulfonamid (kristaluria). Keracunan kronis ditandai dengan: anoreksia, depresi, hematuria, albuminuria, jumlah urine sedikit.

Vitamin1. Vitamin AGejala keracunan : xerophthalmia,peka, gemetar, urin inkontinensia, percepatan pematangan epifise tulang.2. Vitamin DBila overdosis dapat terjadi hiperkalsemia, deposit kalsium abnormal pada tubuh. Gejala: diare berdarah, anoreksia, haus, poliuria, dan jatuh.3. Vitamin B1 (thiamine)Bila diberikan secara injeksi akan terjadi keracunan dengan gejala anafilaksis, bloking ganglion.4. Vitamin B12 (cyanocobalamin)Gejala : konvulsi, gagal nafas dan gagal jantung

Diagnosa keracunan vitamin A ditegakkan berdasarkan gejala dan tingginya kadar vitamin A dalam darah. Gejala akan menghilang dalam 4 minggu setelah penghentikan pemakaian vitamin A tambahan. Beta-karoten terdapat dalam sayuran seperti wortel, diubah secara perlahan oleh tubuh menjadi vitamin A dan dapat dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa menyebabkan keracunan. Walaupun kulit akan berubah menjadi kuning tua (karotenosis), terutama kulit di telapak tangan dan telapak kaki, tetapi tidak menimbulkan efek samping lainnya.

KESIMPULANBerdasarkan pembahasan diatas didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Keracunan merupakan kejadian timbulnya efek samping obat, zat kimia, atau substansi asing lainnya yang berhubungan dengan dosis.2. Keracunan dapat terjadi secara lokal (misalnya pada kulit, mata maupun paru) atau terjadi secara sistemik, tergantung dari sifat kimia dan fisik zat racun tersebut.3. Gejala klinis yang disebabkan Asam benzoat diantaranya salivasi, kebutaan sementara, konvulsi, kolaps dan kematian.4. Pada umumnya cara untuk mendiagnosis pasti keracunan obat adalah melalui analisis laboratorium.5. Gejala klinis yang tampak dari keracunan Sabun dan detergent diantaranya salivasi, muntah, diare, depresi ssp.

DAFTAR PUSTAKAGoldfrank L.R. 2002, Toxicologic Emergencies, 8th ed. Appleton & Lange, Norwalk Hawari, D. 2009. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza. Balai Penerbitan FKUI: Jakarta.Misyetti. 2006. Kajian Instabilitas Kit Kering Radiofarmaka Bertanda 99mTc Ditinjau Dari Aspek Kimia Dan Fisika. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN. Vol VII.Anggraeni, N, S. 2006. Pengaruh Lama Paparan Asap Knalpot Dengan Kadar Co 1800 Ppm Terhadap Gambaran Histopatologi Jantung Pada Tikus Wistar. Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Universitas Diponegoro Semarang.

18