KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK...

28
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 441 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA RAR GWAMAR - DOBO DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pasal 457 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah mengatur rencana induk bandar udara pada bandar udara yang beroperasi harus disesuaikan; b. bahwa Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku merupakan bandar udara umum yang diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; c. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap studi rencana induk Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku;

Transcript of KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK...

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KP 441 TAHUN 2017

TENTANG

RENCANA INDUK BANDAR UDARA RAR GWAMAR - DOBO

DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Pasal 457 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penerbangan telah mengatur rencana induk

bandar udara pada bandar udara yang beroperasi harus

disesuaikan;

b. bahwa Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di Kabupaten

Kepulauan Aru Provinsi Maluku merupakan bandar

udara umum yang diselenggarakan oleh Unit

Penyelenggara Bandar Udara Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

c. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap studi

rencana induk Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di

Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku telah

memenuhi persyaratan administratif dan teknis;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, maka

perlu ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan

tentang Rencana Induk Bandar Udara Rar Gwamar -

Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku;

- 2-

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4956);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang

Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup

Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5295);

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5);

4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun

2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di

Lingkungan Departemen Perhubungan;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1046);

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun

2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi

Bandar Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 757);

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun

2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 139 (C ivil Aviation Safety Regulation Part 139)

tentang Bandar Udara (Aerodrom e) (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 407);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 83 Tahun 2015

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 40 Tahun 2014 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara

Bandar Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 688);

-J -

10. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

1012);

M emperhatikan: 1. Surat Rekomendasi Gubernur Maluku Nomor: 553-198

Tahun 2016 Tanggal 29 Juli 2016 perihal Persetujuan

Gubernur Maluku Terhadap Rencana Induk Bandar

Udara Rar Gwamar Dobo Kabupaten Kepulauan Aru;

2. Surat Rekomendasi Bupati Kepulauan Aru

Nomor: 553.1/90 Bulan Juli 2016 tentang Persetujuan

dan Pengesahan Rencana Induk Bandar Udara Rar

Gwamar - Dobo;

3. Surat Kesanggupan Penyediaan Lahan oleh Bupati

Kepulauan Aru tanggal 10 Maret 2016;

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

RENCANA INDUK BANDAR UDARA RAR GWAMAR -

DOBO DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI

MALUKU.

PERTAMA : Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo berada di Desa

Waingul Kecamatan P. P Aru Kabupaten Kepulauan

Aru Provinsi Maluku dengan referensi titik ujung

landas pacu TH 23 terletak pada koordinat geografis

05° 46’ 14,728” Lintang Selatan (LS) dan 134° 12’

51,445” Bujur Timur (BT) atau pada koordinat X =

£20.000 meter dan Y = 20.000 meter, dimana Sumbu X

berhimpit dengan sumbu landasan yang mempunyai

-4-

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

P

azimuth 239° 38’ 30,645” geografis dan sumbu Y

melalui ujung landas pacu TH 23 tegak lurus sumbu

X.

Lokasi dan titik-titik koordinat arah landas pacu

bandar udara sebagaimana dimaksud pada Diktum

PERTAMA sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Titik referensi bandar udara/Aerodrom e Reference

Point (ARP) Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo

Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku adalah

05° 46’ 27,08363” Lintang Selatan (LS) dan 134° 12’

35,96696” Bujur Timur (BT).

Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di Kabupaten

Kepulauan Aru Provinsi Maluku sebagaimana

dimaksud pada Diktum PERTAMA merupakan bandar

udara dengan hierarki Pengumpan (spoke) dan

diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara Bandar

Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Luas lahan untuk kebutuhan pembangunan dan

pengembangan Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di

Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku

sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA

seluas kurang lebih 70,86 Ha terdiri atas:

a. Luas lahan eksisting seluas kurang lebih 31 Ha;

dan

b. Luas lahan pengerhbangan seluas kurang lebih

39,86 Ha.

Rencana Induk Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di

Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku,

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II

Keputusan ini, terdiri dari :

-5-

a. Prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan

penumpang dan kargo;

b. Kebutuhan fasilitas;

c. Tata letak fasilitas;

d. Tahapan pelaksanaan pembangunan;

e. Kebutuhan dan pemanfaatan lahan; dan

f. Kawasan keselamatan operasi penerbangan.

KETUJUH : Penyelenggara Bandar Udara Rar Gwamar - Dobo di

Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku, wajib

memenuhi aspek keselamatan dan keamanan

penerbangan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

KEDELAPAN : Penyelenggara bandar udara dalam jangka waktu

paling lama 3 (tiga) tahun wajib melengkapi dokumen

daerah lingkungan kerja, daerah lingkungan

kepentingan dan batas kawasan kebisingan yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Lampiran II Keputusan ini.

KESEMBILAN : Penyelenggara bandar udara berkewajiban untuk:

a. menyusun teknik terinci fasilitas pokok bandar

udara; dan

b. menyusun analisa dampak lingkungan terhadap

pembangunan dan pengoperasian bandar udara.

KESEPULUH : Pembiayaan yang timbul atas rencana induk Bandar

Udara Rar Gwamar - Dobo di Kabupaten Kepulauan

Aru Provinsi Maluku dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

KESEBELAS : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan

sebagaimana dimaksud dalam diktum KEENAM

berlaku untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun

dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.

- 6-

KEDUABELAS : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan yang

tidak sesuai dan belum diatur dalam rencana induk

sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM wajib

memperoleh persetujuan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara.

KETIGABELAS : Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan ini.

KEEMPATBELAS : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JAKARTA

pada tanggal 27 April 2017

MENTERI PERHUBUNGAN,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;3. Menteri Sekretaris Negara;4. Menteri Keuangan;5. Menteri Dalam Negeri;6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;7. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;8. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;9. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan BAPPENAS;10. Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasoinal;11. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan para

Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan;12. Gubernur Maluku;13. Bupati Kepulauan Aru;14. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku;15. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten

Kepulauan Aru.

Salinan sesuai dengan aslinya

SRI LESTARI RA1 AYUPembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19620620 198903 2 001

LAMPIRAN IIKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP 441 TAHUN 2017 TENTANGRENCANA INDUK BANDAR UDARA RAR GWAMAR - DOBO DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU TANGGAL : 27 A p r i l 2017

RENCANA INDUK

I. Prakiraan Permintaan Kebutuhan Pelayanan Penumpang dan Kargo

Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara untuk

memenuhi kebutuhan operasi penerbangan dan pelayanan bandar udara

dilakukan terutama berdasarkan perkembangan lalu lintas angkutan udara

sebagaimana tercantum pada Tabel I.

Tabel I

PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA

BANDAR UDARA DOBO KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PROVINSI MALUKU

NO URAIANEKSISTING

(2015)TAHAP I TAHAP II KETERANGAN

1 Pergerakan Penumpang (Pnp)

a. Tahunan 30.786 67.808 171.470 Penumpang

b. Harian 86 186 494 Penumpang

c. Jam Sibuk 76 114 230 Penumpang

2 Pergerakan Pesawat (Pesawat)

a. Tahunan 712 1.248 3.432 Pesawat

b. Harian 2 6 12 Pesawat

c. Jam Sibuk 2 2 4 Pesawat

3 Jumlah Pesawat Jam Sibuk 1 1 2 Pesawat

4 Jumlah Kargo 802 1559 3727 ton

5 Rute Terjauh Tual Tual Ambon Kota

II. Kebutuhan Fasilitas

1. Fasilitas bandar udara yang direncanakan untuk dibangun dan

dikembangkan sebagaimana tercantum pada Tabel II.

2. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara

sebagaimana dimaksud pada butir 1, wajib didahului dengan Kajian

Lingkungan.

3. Pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara dilaksanakan

dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan kemampuan

pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan.

Tabel II

RENCANA PENGEMBANGAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN

BANDAR UDARA RAR GWAMAR - DOBO DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PROVINSI MALUKU

NO URAIANSAAT INI PENGEM BANGAN

KET

2015 TAH AP I TAH AP II

I FASILITAS SISI UDARA

LAND AS PACU ( RU NW AY )

- Kode Referensi Bandara 3C 3C 3C

- K lasifikasi Landas Pacu (Runw ay C lassification )Non

Instrum ent

Non

Instrum ent

Instrum ent Non

Presisi

- Arah Landas Pacu (Runw ay Orientation) 05-23 05-23 05-23

- Pesaw at Terbesar (C ritica l A ircraft) ATR 42 ATR-72 ATR-72

- Landas Pacu ( R unw ay ) 1400 x 23 1600 x 30 1800 x 30 m 2

- Strip Landas Pacu ( Runw ay Strip ) 1400 x 90 1720 x 150 1920 x 150

Dari u jung

TH 23

sepanjang

± 400 m

lebar

runway strip

tetap 90 m

- Runw ay End & Safety A rea ( RESA ) TH 05 90 x 60 90 x 60 m^

TH 23 9 0 x 6 0 9 0 x 6 0 mi

- Turn A rea TH 05 - - 450 m 2

TH 23 - - 450 m-'

R/W- TO R A (Take - O ff R un Available)

051.400 1.600 1.800 m

R/W

231.400 1.600 1.800 m

R/W- TO D A (Take - O f f D is tance Available)

051.400 1.750 1.950 m

R/W 1.400 1.750 1.950 m

2

NO URAIAN

23

SAAT INI PENGEM BANGANKET

2015 TAH AP I TAH AP II

R/W- LDA (Land ing D is tance Available) 1.400 1.600 1.800 m

R/W

231.400 1.600 1.800 m

- ASD A (A ccelera te S top D istance R/W

Available) 051.400 1.600 1.800 m

R/W

231.400 1.600 1.800 m

LAND AS H U BU NG ( TAX IW AY )

Jum la- Landas H ubung ( Taxiw ay )

h exit1 1 1 Buah

Dim en

si75 x 15 82.5 x 18 82.5 x 18 m 2

LAND AS PARKIR ( APRO N )

Kapasitas park ir pesaw at

- sejenis ATR-42 1 1 - Pesawat

- sejenis ATR-72 - 1 2 Pesawat

- cadangan - - - Pesawat

Total pesaw at 1 2 2 Pesawat

D im ensi Apron 5 0 x 4 0 1 1 0 x 8 0 110 x 80 m 2

II FASILITAS NAVIG ASI NDB NDB VOR/DM E

IIIFASILITAS KO M U NIKASI

PENERBANG AN

a. A ir to G round (A/G) V H F , SSB V H F , SSBVH F A/G, HF-

SSB

b. G round to G round (G/G) H T Kom bix HT Kom bix DS, TTY, AFTN

IV ALAT BANTU PEND ARATAN

a. Instrum en - - -

b. V isual M arka M arka M arka

PAPI PAPI PAPI

W indsock W indsock W indsock

V KATEGORI PKP-PK 4 4 5

VI FASILITAS SISI DARAT m 2

A FASILITAS UM UM m 2

1 Term inal Penum pang 120 1000 2000 m2

3 A rea Park ir M obil dan M otor - 1426 3542 m 2

4 Area Park ir Bus dan Taksi - 741 1083 m 2

5 Kantin dan Toilet Um um - 125 125 m 2

6 Loket tiket keluar dan m asuk bandara - 4.2 4,2 m 2

B FASILITAS TEKNIS m 2

7 Pos Jaga 3@16 3@16 m 2

8 Area M enara Pengaw as dan kantor ATC 123 123 m 2

9 Bangunan Operasi 240 500 500 m 2

10 Bangunan Adm in istrasi - 250 250 m 2

11 Bangunan BM KG dan Tam an M eteo - 2 0 0 ,9 0 0 2 0 0 ,9 0 0 m2

12 Bangunan PKP-PK 126 238 238 m 2

3

NO URAIANSAAT INI PENGEM BANGAN

KET

2015 TAH AP I TAH AP II

13Bangunan Peraw atan Bandar Udara

(AAB)- 245 245 m 2

14 Bangunan Rum ah Pom pa 9 100 100 m 2

15 Bangunan Catu D aya Listrik 18 150 150 m 2

16 Bangunan Instansi Kebandarudaraan - 700 700 m 2

C FASILITAS PENU NJANG m 2

17 Lapangan U pacara -sesuai

kebutuhan

sesuai

kebutuhanm 2

18 Fasilitas Ibadah -sesuai

kebutuhan

sesuai

kebutuhanm 2

19 Kantor Keam anan - 50 50 m 2

20 Bangunan Pengolah Lim bah Cair 200 200 m 2

21 Bangunan Pengolah Lim bah Padat - 200 200 m 2

22 Term inal Kargo (Pencadangan Lahan) - 5.000 5.000 m 2

23 D PPU (Pencadangan Lahan) - 5.000 5.000 m 2

24Bangunan Tata Boga (Pencadangan

Lahan)- 2.500 2.500 m 2

25Area Perum ahan D inas Karyawan

Bandara- 4.000 4.000 m 2

III. Tata Letak Fasilitas dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan

Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan

pengoperasian, pelayanan, pengelolaan dan pengusahaan serta pembangunan

dan pengembangan bandar udara sebagaimana tercantum pada Lampiran II.

A dan II. B.

IV. Kebutuhan dan Pemanfaatan Lahan

1. Untuk menyelenggarakan kegiatan pengoperasian, pelayanan, pengelolaan

dan pengusahaan serta pengembangan bandar udara sesuai rencana

induk, dengan rincian sebagai berikut:

Lahan Eksisting

Lahan Pengembangan

: 31,00 Ha

: 39.86 Ha

Total Luas Kebutuhan Lahan : 70.86 Ha

2. Batas kebutuhan lahan sebagaimana dimaksud pada IV point (1),

dinyatakan dalam sistem koordinat bandar udara yang posisinya

ditentukan terhadap titik referensi sistem koordinat bandar udara

(perpotongan sumbu X dan sumbu Y) yang terletak pada koordinat

geografis geografis : 05° 46’ 14,728” Lintang Selatan (LS) dan 134° 12’

51,445” Bujur Timur (BT) atau pada koordinat bandar udara X = 20.000

meter dan Y = 20.000 meter sebagaimana tercantum pada Tabel III.

4

3. Kebutuhan luas lahan sebagaimana yang dimaksud pada butir 2 seperti

yang tercantum pada Lampiran II. C.

TABEL III

DAFTAR SISTEM KOORDINAT BATAS LAHAN EKSISTING

BANDAR UDARA RAR GWAMAR - DOBO DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PROVINSI MALUKU

TITIK

SISTIM KO O RD INAT

BAND AR UDARA

( ACS )

SISTEM KO O RD INAT

D ENGAN REFERENSI ELLIPSOID W GS - 84

SISTIM UTM SISTIM GEOGRAFIS

X Y X YLINTANG

SELATANBUJUR TIM UR

(meter) (meter) (meter) (meter) O ' " O "

E 1 20648.216 20074.999 413149.314 9362246.261 5 46 9.199 134 12 56.059

E 2 20656.087 20052.446 413167.506 9362230.779 5 46 9.704 134 12 56.650

E 3 20634.191 19997.171 413176.553 9362171.986 5 46 11.619 134 12 56.942

E 4 20479.633 19948.797 413067.616 9362052.114 5 46 15.518 134 12 53.394

E 5 20461.974 19944.882 413054.377 9362039.855 5 46 15.916 134 12 52.963

E 6 19983.746 19916.482 412656.070 9361773.622 5 46 24.568 134 12 40.001

E 7 19910.236 19904.658 412598.631 9361726.282 5 46 26.107 134 12 38.132

E 8 19884.546 19898.063 412579.686 9361707.596 5 46 26.715 134 12 37.515

E 9 19329.928 19876.394 412543.499 9361660.918 5 46 28.233 134 12 36.336

E 10 19829.648 19876.062 412512.322 9361617.760 5 46 29.637 134 12 35.321

E 11 19754.821 19837.579 412498.384 9361589.892 5 46 30.544 134 12 34.866

E 12 19719.059 19808.283 412482.319 9361546.552 5 46 31.955 134 12 34.342

E 13 19601.809 19709.980 412430.847 9361402.454 5 46 36.645 134 12 32.662

E 14 19587.260 19711.250 412417.560 9361396.153 5 46 36.849 134 12 32.230

E 15 19544.741 19733.213 412369.839 9361393.643 5 46 36.929 134 12 30.678

E 16 19573.248 19786.825 412367.363 9361454.326 5 46 34.953 134 12 30.600

E 17 19596.550 19809.273 412376.124 9361485.475 5 46 33.939 134 12 30.886

E 18 19614.794 19825.348 412383.906 9361508.579 5 46 33.187 134 12 31.140

E 19 19614.741 19848.071 412372.181 9361528.239 5 46 32.546 134 12 30.760

E 20 19606.723 19856.995 412360.781 9361531.793 5 46 32.430 134 12 30.390

E 21 19559.851 19924.814 412286.132 9361566.592 5 46 31.293 134 12 27.964

E 22 18950.649 19924.928 411559.586 9361141.145 5 46 45.114 134 12 4.322

E 23 18950.644 20075.190 411483.630 9361270.798 5 46 40.889 134 12 1.859

5

DAFTAR SISTEM KOORDINAT BATAS LAHAN PENGEMBANGAN

BANDAR UDARA RAR GWAMAR - DOBO DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PROVINSI MALUKU

TIT IK

SISTIM KO O RD INAT

BAND AR UDARA

( ACS )

SISTEM KO O RD INAT

DENGAN REFERENSI ELLIPSO ID W GS - 84

SISTIM UTM SISTIM GEOGRAFIS

X Y X YLINTANG

SELATANBUJUR TIM UR

(meter) (meter) (meter) (meter) O 1 " O ' "

R 1 19571.912 19907.363 412305.292 9361557.662 5 46 31.585 134 12 28.587

R 2 18481.917 19907.424 411364.824 9361006.809 5 46 49.480 134 11 57.984

R 3 18481.886 20107.416 411263.720 9361179.413 5 46 43.855 134 11 54.705

R 4 18664.568 20107.369 411421.308 9361271.589 5 46 40.860 134 11 59.833

R 5 18664.566 20140.361 411404.605 9361300.105 5 46 39.931 134 11 59.291

R 6 18864.544 20140.433 411577.220 9361401.157 5 46 36.648 134 12 4.908

R 7 18664.535 20340.163 411303.675 9361472.387 5 46 34.316 134 11 56.017

R 8 18864.535 20340.120 411476.270 9361573.437 5 46 31.033 134 12 1.633

R 9 19364.966 20339.988 411907.979 9361826.313 5 46 22.818 134 12 15.681

R 10 19364.966 20372.189 411891.808 9361854.102 5 46 21.913 134 12 15.156

R 11 19423.179 20418.700 411918.553 9361923.658 5 46 19.649 134 12 16.029

R 12 19423.179 20562.684 411845.780 9362047.897 5 46 15.600 134 12 13.669

R 13 19437.987 20621.950 411828.603 9362106.520 5 46 13.690 134 12 13.113

R 14 19478.932 20667.285 411841.018 9362166.333 5 46 11.743 134 12 13.519

R 15 19610.018 20755.229 411909.831 9362308.961 5 46 7.102 134 12 15.763

R 16 19630.467 20725.687 411942.255 9362293.317 5 46 7.612 134 12 16.817

R 17 19499.002 20637.399 411873.442 9362150.690 5 46 12.254 134 12 14.573

R 18 19459.179 20562.684 411876.843 9362066.093 5 46 15.009 134 12 14.680

R 19 19459.179 20418.693 411949.620 9361941.848 5 46 19.058 134 12 17.040

R 20 19516.063 20373.267 412021.664 9361931.402 5 46 19.401 134 12 19.382

R 21 19516.063 20340.049 412038.453 9361902.740 5 46 20.336 134 12 19.927

R 22 19733.922 20340.049 412226.436 9362012.852 5 46 16.758 134 12 26.043

R 23 19733.922 20107.430 412344.009 9361812.133 5 46 23.300 134 12 29.857

R 24 20636.897 20107.430 413123.157 9362268.524 5 46 8.473 134 12 55.210

TH .23

Eksisting 20000.000 20000.000 413059.370 9362106.640 5 46 13.742 134 12 53.129

TH .23

Eksisting 20060.000 20000.000 413007.627 9362076.320 5 46 14.728 134 12 51.445

TH .05 18200.000 20000.000 411074.957 9360944.256 5 46 51.503 134 11 48.557

6

V. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

(1). Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan terdiri atas :

a. Batas-batas ketinggian pada Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas

Landas pada ujung runway TH-05 ditentukan dengan kemiringan dan jarak melalui perpanjangan sumbu runway sebagai berikut:

1. Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2 % (dua persen) arah

ke atas dan ke luar dimulai dari ujung Permukaan Utama pada

ketinggian ambang landas pacu TH.05 sampai jarak mendatar 1878

m pada ketinggian 52 m di atas ambang landas pacu TH.23;

2. Bagian kedua dengan kemiringan 0 % (nol persen) sampai jarak

mendatar tambahan 2124 m pada ketinggian 52 m di atas ambang

landas pacu TH.23 ;

3. bagian ketiga dengan kemiringan 5 % (lima persen) arah keatas dan

keluar sampai jarak mendatar tambahan 1409 m pada ketinggian

123 m di atas ambang landas pacu TH.23;

4. bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2 % (dua

persen) arah keatas dan keluar sampai jarak mendatar tambahan

1710 m pada ketinggian 157 m di atas ambang landas pacu TH.23,

pada bagian tepi dengan kemiringan pertama 5 % (lima persen)

sampai jarak mendatar tambahan 340 m pada ketinggian 152 m di

atas ambang landas pacu TH.23, kemiringan kedua 2,5 % (dua setengah persen) sampai jarak mendatar tambahan 704 m pada

ketinggian 157 m di atas ambang landas pacu TH.23 serta

kemiringan ketiga 0 % (nol persen) sampai jarak mendatar

tambahan 665 m pada ketinggian 157 m di atas ambang landas

pacu TH.23;

5. bagian kelima (terakhir) kemiringan 0 % (nol persen) sampai jarak

mendatar tambahan 7881 m pada ketinggian 157 m di atas ambang

landas pacu TH.23;

b. Batas-batas ketinggian Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas

Landas pada ujung runway TH-23 ditentukan dengan kemiringan dan

jarak melalui perpanjangan sumbu runway sebagai berikut:

1. bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2 % (dua persen) arah

ke atas dan keluar dimulai dari ujung Permukaan Utama pada

ketinggian ambang landas pacu TH.23 sampai jarak mendatar 2751

m pada ketinggian 52 m di atas ambang landas pacu TH.23;

7

2. Bagian kedua dengan kemiringan 0 % (nol persen) sampai jarak

mendatar tambahan 1249 m pada ketinggian 52 m di atas ambang

landas pacu TH.23;

3. Bagian ketiga dengan kemiringan 5 % (lima persen) sampai jarak

mendatar tambahan 757 m pada ketinggian 90 m di atas ambang

batas landas pacu TH.23;

4. Bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2 % (dua

persen) arah keatas dan keluar sampai jarak mendatar tambahan

3548 m pada ketinggian 157 m di atas ambang landas pacu TH.23,

pada bagian tepi dengan kemiringan pertama 5 % (lima persen)

sampai jarak mendatar tambahan 281 m pada ketinggian 152 m di

atas ambang landas pacu TH.23, kemiringan kedua 2,5 % (dua

setengah persen) sampai jarak mendatar tambahan 2170 m pada

ketinggian 157 m di atas ambang landas pacu TH.23 serta

kemiringan ketiga 0 % (nol persen) sampai jarak mendatar

tambahan 1097 m pada ketinggian 157 m di atas ambang landas

pacu TH.23;

5. Bagian kelima (terakhir) kemiringan 0 % (nol persen) sampai jarak

mendatar tambahan 6695 m pada ketinggian 157 m di atas ambang

landas pacu TH.23;

c. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan, batas-batas ketinggian

ditentukan oleh ketinggian kemiringan 2% (dua persen) arah ke atas dan keluar dimulai ujung Permukaan Utama pada ketinggian

masing-masing ambang Landas Pacu sampai dengan ketinggian + 52 m

di atas ambang Landas Pacu 10 sepanjang jarak mendatar 3.000 m

melalui perpanjangan sumbu Landas Pacu;

d. Kawasan Di bawah Permukaan Transisi, batas-batas ketinggian

ditentukan oleh kemiringan 14,3% (empat belas koma tiga persen) arah

ke atas dan ke luar, dimulai sisi panjang dan pada ketinggian yang

sama seperti Permukaan Utama serta Permukaan Ancangan

Pendaratan dan Lepas Landas menerus sampai memotong Permukaan

Horizontal Dalam pada ketinggian + 52 m di atas ketinggian ambang

Landas Pacu 23;

e. Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam, batas-batas

ketinggian ditentukan + 52 m di atas ketinggian ambang Landas Pacu 23;

f. Kawasan Di bawah Permukaan Kerucut, batas-batas ketinggian

ditentukan oleh kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas dan ke luar,

dimulai tepi luar Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam pada

8

ketinggian +52 m sampai memotong Permukaan Horizontal Luar pada

ketinggian + 152 m diatas ketinggian ambang landas pacu 23 dan;

g. Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Luar, batas-batas ketinggian

ditentukan +157 m diatas ketinggian ambang landas pacu 23.

Tabel IV

a. Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas

TITIKKO O RD INAT BAND ARA

KO O RD INAT GEOGRAFIS W GS'84

LINTANG

SELATAN BUJUR TIM U R

X (M) Y (M) O • " O 1 "

A. 1.1 19940.000 20150.000 0 50 17.939 112 55 57.280

A. 1.2 19940.000 19850.000 0 50 8.574 112 55 54.531

A. 1.3 4940.000 17600.000 0 51 16.678 112 47 48.714

A. 1.4 4940.000 22400.000 0 53 46.534 112 48 32.696

A .2.1 21860.000 20150.000 0 50 0.231 112 56 56.822

A.2.2 36860.000 22400.000 0 48 52.121 113 5 2.591

A.2.3 36860.000 17600.000 0 46 22.290 113 4 18.614

A.2.4 21860.000 19850.000 0 49 50.866 112 56 54.074

b. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan

TITIKKO O RD INAT BANDARA

KO O RD INAT GEOGRAFIS W GS'84

LINTANG

SELATAN BUJUR TIM UR

X (M) Y (M) O 1 " O 1 "

A. 1.1 19940.000 20150.000 0 50 17.939 112 55 57.280

A. 1.2 19940.000 19850.000 0 50 8.574 112 55 54.531

A .1.5 16940.000 19400.000 0 50 22.195 112 54 17.371

A. 1.6 16940.000 20600.000 0 50 59.657 112 54 28.366

A.2.1 21860.000 20150.000 0 50 0.231 112 56 56.822

A.2.5 24860.000 20600.000 0 49 46.609 112 58 33.980

A.2.6 24860.000 19400.000 0 49 9.149 112 58 22.985

A.2.4 21860.000 19850.000 0 49 50.866 112 56 54.074

c. Kawasan di Bawah Permukaan Transisi

TIT IKKO O RD INAT BAND ARA

KOORDINAT GEOGRAFIS W G S'84

LINTANG

SELATAN BUJUR TIM UR

X (M) Y (M) O ’ " O ' "

A. 1.1 19940.000 20150.000 0 50 17.939 112 55 57.280

B .1.1 17690.000 20465.000 0 50 48.525 112 54 50.388

9

B .1.2 24087.534 20465.000 0 49 49.520 112 58 8.788

A.2.1 21860.000 20150.000 0 50 0.231 112 56 56.822

A .1.2 19940.000 19850.000 0 50 8.574 112 55 54.531

A.2.4 21860.000 19850.000 0 49 50.866 112 56 54.074

B .2.2 24087.534 19535.000 0 49 20.488 112 58 0.267

B .2.1 17690.000 19535.000 0 50 19.493 112 54 41.867

d. Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam

TIT IKKO O RD INAT BAND ARA

KO O RD INAT GEOGRAFIS W G S'84

LINTANG

SELATAN BUJUR TIM UR

X (M) Y (M) O ' " ' "

B .1.1 17690.000 20465.000 0 50 48.525 112 54 50.388

C .1.1 16008.981 20739.653 0 51 12.604 112 54 0.772

C .1.2 19940.000 24000.000 0 52 18.127 112 56 32.556

C .1.3 21860.000 24000.000 0 52 0.417 112 57 32.099

C .1.4 25791.019 20739.653 0 49 42.382 112 59 4.131

B .1.2 24087.534 20465.000 0 49 49.520 112 58 8.788

B.2.1 17690.000 19535.000 0 50 19.493 112 54 41.867

B .2.2 24087.534 19535.000 0 49 20.488 112 58 0.267

C .2.2 25791.019 19260.347 0 48 56.203 112 58 50.577

C .2.3 21860.000 16000.000 0 47 50.678 112 56 18.800

C .2.4 19940.000 16000.000 0 48 8.385 112 55 19.257

C .2.1 16008.981 19260.347 0 50 26.423 112 53 47.218

e. Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut

TIT IKKO O RD INAT BAND ARA

KO O RD INAT GEOGRAFIS W G S'84

LINTANG

SELATAN BUJUR TIM UR

X (M) Y (M) O ' " O "

C .1.1 16008.981 20739.653 0 51 12.604 112 54 0.772

D .1.1 14030.201 21036.470 0 51 40.121 112 53 2.124

D .1.2 19940.000 25500.000 0 53 4.952 112 56 46.301

D .1.3 21860.000 25500.000 0 52 47.242 112 57 45.844

D .1.4 27769.799 21036.470 0 49 33.397 113 0 8.214

C .1.4 25791.019 20739.653 0 49 42.382 112 59 4.131

C .1.3 21860.000 24000.000 0 52 0.417 112 57 32.099

C .1.2 19940.000 24000.000 0 52 18.127 112 56 32.556

C .2.1 16008.981 19260.347 0 50 26.423 112 53 47.218

C .2.4 19940.000 16000.000 0 48 8.385 112 55 19.257

C .2.3 21860.000 16000.000 0 47 50.678 112 56 18.800

C .2.2 25791.019 19260.347 0 48 56.203 112 58 50.577

D .2.2 27769.799 18963.530 0 48 28.687 112 59 49.221

D .2.3 21860.000 14500.000 0 47 3.852 112 56 5.058

D .2.4 19940.000 14500.000 0 47 21.558 112 55 5.515

D .2.1 14030.201 18963.530 0 50 35.407 112 52 43.131

10

f. Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar

TIT IKKO O RD INAT BAND ARA

KO O RD INAT GEOGRAFIS W G S'84

LINTANG

SELATAN BUJUR TIM UR

X (M) Y (M) O ' " O ' "

D .1.1 14030.201 21036.470 0 51 40.121 112 53 2.124

D .1.2 19940.000 25500.000 0 53 4.952 112 56 46.301

D .1.3 21860.000 25500.000 0 52 47.242 112 57 45.844

D .1.4 27769.799 21036.470 0 49 33.397 113 0 8.214

E .1.4 36671.315 22371.697 0 48 52.977 113 4 56.480

E .1.3 21860.000 35000.000 0 57 43.797 112 59 12.904

E .1.2 19940.000 35000.000 0 58 1.510 112 58 13.362

E .1.1 5128.685 22371.697 0 53 43.910 112 48 38.288

D .2.1 14030.201 18963.530 0 50 35.407 112 52 43.131

D .2.4 19940.000 14500.000 0 47 21.558 112 55 5.515

D .2.3 21860.000 14500.000 0 47 3.852 112 56 5.058

D.2.2 27769.799 18963.530 0 48 28.687 112 59 49.221

E .2.2 36671.315 17628.303 0 46 24.913 113 4 13.023

E .2.3 21860.000 5000.000 0 42 7.277 112 54 38.034

E .2.4 19940.000 5000.000 0 42 24.981 112 53 38.490

E .2.1 5128.685 17628.303 0 51 15.821 112 47 54.826

(2) Kawasan Di Sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Penerbangan, batas-

batas ketinggian ditentukan sebagai berikut:

a. Batas ketinggian di sekitar Non Directional Beacon (NDB) ditentukan

oleh kemiringan bidang kerucut dengan sudut 3° (tiga derajat) ke atas

dan ke luar titik tengah dasar antena dan sampai radius 300 m dilarang ada bangunan metal seperti konstruksi rangka besi/baja,

tiang listrik dan lain-lain melebihi batas ketinggian tersebut;

b. Batas ketinggian di sekitar alat Very High Frequency Directional Omni

Range (VOR)/ Distance Measuring Equipment (DME) ditentukan oleh

kemiringan bidang kerucut dengan sudut 2° (dua derajat) ke atas dan

keluar titik antena pada ketinggian bidang counterpois dan pada jarak

radial kurang 600 m dilarang adanya transmisi tegangan tinggi, bangunanmetal seperti konstruksi rangka besi, tiang listrik dan lain-

lain melebihi batas ketinggian sudut tersebut;

c. Batas ketinggian pada penempatan Alat Bantu Navigasi sebagaimana

di maksud pada butir 2 sebagaimana berikut:

Batas Ketinggian Pada Penempatan Alat Bantu Navigasi

a. Batas-batas di Sekitar Penempatan Non Directional Beacon (NDB)

1) Luas Tanah dan Lokasi Perletakan NDB

Luas Tanah : 100 m x 100 m

2) Persyaratan Batas Ketinggian di Sekitar NDB

40 M

TiangAntenna

Tiang J Antenna 1

Antenna PermukaanKerucut

70 M

100 M

PagarIT 8 n s h

3) Persyaratan Bangunan dan Benda Tumbuh

- Didalam batas tanah 100 m x 100 m: bebas bangunan dan benda

tumbuh;

- Sampai dengan radius 300 m dari titik tengah antena tidak

diperkenankan ada bangunan metal seperti konstruksi baja,

tiang listrik dan lain-lain;

- Sampai dengan radius 1.000 m dari titik tengah antena tidak

diperkenankan adanya kelompok pohon dan bangunan melebihi batas ketinggian permukaan kerucut.

4) Fungsi NDB adalah sebagai berikut:

- Homing, untuk memandu penerbang dalam mengemudikan

pesawat udara menuju lokasi bandar udara;

- Locator, memberikan panduan arah pendaratan kepada

penerbang pada saat posisi pesawatnya berada di kawasan pendekatan untuk melakukan pendaratan;

- En Route, memberikan panduan kepada pesawat yang melakukan

penerbangan jelajah di jalur Blank Spot,

- Holding, untuk memandu penerbang yang melakukan holding

yaitu menunggu antrian dalam pendaratan yang diatur oleh ATC.

Batas-batas di Sekitar Penempatan Doppler Very High Frequency

Directional Omni Range (DVOR) /Distance Measuring Equipment (DME)

1) Luas Tanah dan Lokasi Perletakan DVOR/DME

Luas Tanah : 200 m x 200 m

2) Persyaratan Batas-Batas Ketinggian Disekitar VOR/DME

PermukaanKerucut

i Bidang CounterpoisePagar pa9ar - r ,Tanah

— onn m —.

3) Persyaratan Bangunan dan Benda Tumbuh

- Didalam radius 100 m dari titik tengah lahan: bebas benda

tumbuh dan bangunan

- Di dalam radius 100-200 m dari titik tengah lahan: ketinggian

bangunan dan benda tumbuh tidak melebihi bidang Counterpoise

- Sampai radius 600 m dari titik tengah lahan pada permukaan

kerucut tidak diperkenankan terdapat Saluran Udara Tegangan

Tinggi

- Di dalam batas-batas ketinggian bangunan dari benda tumbuh

ditentukan oleh permukaan kerucut sebagaimana ditunjukkan

pada gambar di atas

4) Fungsi VOR/DME adalah sebagai Homing, Enroute dan Holding

dengan maksud:

- Untuk menentukan azimuth, sudut searah jarum jam terhadap

utara dari stasiun VOR dengan garis yang menghubungkan

stasiun tersebut dengan pesawat

- Menunjukkan data besarnya deviasi lepada Penerbang, sehingga

Penerbang dapat mengetahui posisi pesawat yang berada di kiri

atau kanan dari jalur penerbangan yang seharusnya.

- Menunjukkan apakah arah pesawat menuju ke atau

meninggalkan stasiun VOR.

(3) . Untuk mendirikan, mengubah atau melestarikan bangunan, serta

menanam atau memelihara benda tumbuh di dalam Kawasan Keselamatan

Operasi Penerbangan harus memenuhi batas-batas ketinggian sebagaimana

dimaksud dalam butir (1) dan Butir (2).

(4) . Untuk mendirikan bangunan baru di dalam Kawasan Ancangan Pendaratan

dan Lepas Landas, harus memenuhi batas ketinggian dengan tidak

melebihi kemiringan 1,6 % (satu koma enam persen) arah ke atas dan ke

luar dimulai ujung Permukaan Utama pada ketinggian masing-masing

ambang landas pacu 05 dan landas pacu 23.

(5) . Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan sampai jarak mendatar

1.100 m ujung-ujung Permukaan Utama hanya digunakan untuk bangunan

yang diperuntukkan bagi keselamatan operasi penerbangan dan benda

tumbuh yang tidak membahayakan keselamatan operasi penerbangan

dengan batas ketinggian sebagaimana diatur dalam Keputusan ini.

(6) . Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan tidak diperkenankan

mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat fatalitas apabila

terjadi kecelakaan pesawat antara lain bangunan SPBU, Pabrik atau

Gudang Kimia Berbahaya, SUTT dan/atau SUTET.

14

(7) .Untuk mempergunakan tanah, perairan atau udara di setiap kawasan yang

ditetapkan dalam Peraturan ini, harus mematuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut:

a. tidak menimbulkan gangguan terhadap isyarat-isyarat navigasi

penerbangan atau komunikasi radio antar bandar udara dan pesawat

udara;

b. Tidak menyulitkan penerbang membedakan lampu-lampu rambu udara

dengan lampu-lampu lain;

c. tidak menyebabkan kesilauan pada mata penerbang yang

mempergunakan bandar udara;

d. tidak melemahkan jarak pandang sekitar bandar udara;

e. tidak menyebabkan timbulnya bahaya burung atau dengan cara lain

dapat membahayakan atau mengganggu pendaratan, lepas landas atau

gerakan pesawat udara yang bermaksud mempergunakan Bandar

Udara.

(8) . Pengecualian terhadap ketentuan mendirikan, mengubah, atau

melestarikan bangunan sebagaimana dimaksud pada Butir 1, Butir 2, Butir

3, Butir 4, Butir 5, dan Butir 6 harus mendapat persetujuan Menteri, dan

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk operasi

penerbangan;

b. memenuhi kajian khusus aeronautika; dan

c. sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi penerbangan.

(9) . Terhadap bangunan yang berupa benda tidak bergerak yang sifatnya

sementara maupun tetap yang didirikan atau dipasang oleh orang atau

yang telah ada secara alami, sebelum diterbitkannya ini antara lain gedung-

gedung, menara, cerobong asap, gundukan tanah, jaringan transmisi, bukit

dan gunung yang sekarang ini menjadi penghalang (obstacle) tetap

diperkenankan sepanjang prosedur keselamatan operasi penerbangan terpenuhi.

(10). Pemberian Tanda dan / atau Pemasangan Lampu

a. Bangunan-bangunan dan/atau benda-benda sebagaimana dimaksud

dalam Butir 9 harus diberi tanda atau dipasangi lampu.

15

b. Pemberian tanda atau pemasangan lampu, termasuk pengoperasian dan

pemeliharaannya dilaksanakan oleh dan atas biaya pemilik atau yang

menguasainya dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang akan

diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

(11). Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud pada

point (1) tercantum pada Lampiran II D dan II E.

MENTERI PERHUBUNGAN,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

Salinan sesuai dengan aslinya

KETERANGAN =

FASILITAS SISI OARAT EXISTING:

No FASILITASA TERMINAL PENUMPANGB. TERMINAL VIPC GEDUNG OPERASID P K P -PKE AREA AVTUR/BAHAN BAKARF. KANTOR LAMAG BANGUNAN CATU DAYAH BANGUNAN TELNAV1. GEDUNG NDB

J. TAMAN METEOK KANTOR BMKGL. POS JAGAM BANGUNAN AAB (WORKSHOP)N RUMAH DINAS

LES.E.NQA-

E23 EXISTING

EE) PAGAR BANDARA □E 3 PEMBATAS FASILITAS Œ2i w i ARAH ALIRAN

S SUNGAI / SELOKAN

B DRAINASE EKSlSTING

LAMPIRAN IKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 441 Tahun 2017TANGGAL 27 April 2017______________________________

MENTERI PERHUBUNGAN

Ttd

BUDI KARYA SU MADI

^ K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N

R E N C A N A I N D U K B A N D A R U D A R A

R A R G W A M A R - D O B O

NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH

LAYOUTEKSlSTING

BANDAR UDARARKM - 01 01/06

PAGAR BANDARABANDARA

DRAINASE RENCANA APRON. B □BBBEBSE RE aNa 5 5RUNWAY STRIP (1920 x 150 m )

TAXIWAY. A

“ WINDSHOCK(RUNWAY STRIP (1920 x 150 m)DRAINASE RENCANA

Vpron . a;

Y=20.000-

(=19 500-

DATA KOORDINAT TITIK REFERENSI BANDARA UDARA DOBO - KABUPATEN KEPULAUAN ARU

NO. TITIK

SISTEM KOORDINAT BANDAR UDARA (ACS)

SISTEM KOORDINAT UTM SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS WGS-84

X( m e t e r )

Y( m e t e r )

X( m e t e r )

Y( m e t e r )

LS BT

• >• ■ "

1. TH.05 18200,000 20000,000 411074,957 9,360.844.256 5 46 51,503 134 12 48,557

2. TH.23 EKSISTING 20000,000 20000,000 413059.370 9,362,106.640 5 46 13,742 134 12 39,034

3. TH.23 DISPLACED 20060,000 20000,000 413007.627 9,362,076.320 5 46 14.728 134 12 51,445

KETERANGAN =FASILITAS SISI DARAT EXISTING.

-Y=20.500

VOR/DME

í w í i » t i

TAhAP H "ilSOO ; 5Cm:

Y=19 500

LP100 200 500 m300 400

SKALA = 1 : 4.000

-Y=20 000

No. fasilitas

A TERMINAL. PENUMPANG3 TERMINAL VIPC GEDUNG OPERASID PKP-PKE. AR£A AYTUR/BAHAN BAKARF. KANTOR LAVAG BANGUNAN CATU DAYAH. BANGUNAN TELNAVI. GEDUNG NDB

J TAMAN VETEOK KANTOR BMKGL POS JAGAM BANGUNAN M B (WORKSHOP)N RUMAH DINAS

KETERANGAN FASILITAS01. TERMINAL PENUMPANG02. PARKIR MOBIL DAN MOTOR 14. BANGUNAN CATU DAYA USTPIK03. POOL BUS DAN TAKSI 15. BANGUNAN GSE04. KANTIN DAN TOILET UMtJU 16. laPancan UPACARA05. LOKET TIKET MASUK 17. FASIUTAS I3ADAH06. POS JAGA Itt. KANTOR KEAMANAN

19. Bangunan pengolah UmBam caiR20. Bangunan pengolah Limbah PaDaT

05 BANGUNAN ADMINISTRASI 21. PENCADANGAN LAHAN TERMINAL KARGO10 BANGUNAN RUKG DAN TAMAN METEO 22. PENCADANGAN LAHAN DPPU11. BANGUNAN PKP-PK 23. PENCADANGAN LAHAN BANGUNAN TATA BOGA12. BANGUNAN JERAWATAN BANDAR UÎmRA 24. aREa Rumah Dinas karyawan EjanDaRa

LEGENDA.

U / A EXISTING

E S ig i tahap I

¡¿¿•¿y TAHAP II

I-------- 1 PAGAR BANDARA

I....... I PEMBATAS FASILITAS

I ’W - I ARAH ALIRAN

I-----C l SUNGAI / SELOKAN

IÇS G l JALAN

l | PEMUKIMAN

LAMPIRAN II AKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 441 Tahun 2017TANGGAL 27 April 2017___________________________

MENTERI PERHUBUNGAN

BUDI KARYA SUMADI

K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N

R E N C A N A I N D U K B A N D A R U D A R A

R A R G W A M A R - D O B O

NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH

RENCANA INDUK

BANDAR UDARARKM-02 02/06

KETERANGANFASILITAS SISI DARAT EXISTING.

FASILITASTERMINAL PENUMPANG TERMINAL VIP GEDUNG OPERASI PKP-PKAREA AVTUR/BAHAN BAKAR KANTOR LAMA BANGUNAN CATU DAYA BANGUNAN TELNAV GEDUNG NDB TAMAN METEO KANTOR BMKG POS JAGABANGUNAN AAB (WORKSHOP) RUMAH DINAS

KETERANGAN FASUTAS

01. TERUINAL PENUMPANG02. PARKIR U03IL OAN MOTOR 14. BANGUNAN CATU DAYA USTRIK03. POOL BUS DAN TAKSI 15. BANGUNAN GSE04. KANTIN DAN TOILET UMUM 16. LAPANGAN UPACARA05. LOKET TIKET UASUK i 7. FaSiu Tas ibadah06. POS JAGA 18. KANTOR KEAMANAN

19. BANGUNAN PENGOLAH UMBAH CAIROR. BANGUNAN OPERASI 2t». BAN&JNAN PENGOLAH UMBAH PADAT09. BANGUNAN ADMINISTRASI 21. PENCADANGAN LAHAN TERMINAL KARGO10. BANGUNAN PMKG DAM TAMAN METEO 22. PENCADANGAN LAHAN DPPU11. BANGUNAN PKP-PK 23. PENCADANGAN LAHAN BANGUNAN TATA BOGA12. BANGUNAN PERAWATAN BAI|6a N UDARA 2*. AREA RUMAH DINAS KARYAWAN BANDARA

LEGENDA.

EZ3 EXISTING

B S 3 ta h a p i

TAHAP II

1-0 1 PAGAR BANOARA

(-— ] PEMBATAS FASILITAS

I [ ARAH ALIRAN

!■— C l SUNGAI / SELOKAN

l C ^ l JALAN

I | PEMUKIMAN

LAMPIRAN II B

NOMOR KP A41 Tahun 2017 TANGGAL 27 April 2017

MENTERI PERHUBUNGAN

Ttd

BUDI KARYA SUMADI

^ K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N

R E N C A N A I N D U K B A N D A R U D A R A

R A R G W A M A R - D O B O

NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH

TATA LETAKFASILITAS BANDAR UDARA RKM-03 03/04

■ S y t e r

■ ^ ^ 2 3 BAN DARA

gppggBgggjaBggaagggipga

. ; i t o w r ;

TAHAP II

KETERANGAN

-Y=20. 500Y = 2 0 50C-1' . . n

-Y=20 000Y=20.000-

L lj^

-Y= 19.500Y=19 500-

LP100 200 32 0 500 m

i------- 1 LAHAN EKSISTING = 31,00 Ho

liiimiin LAHAN PENGEMBANGAN SISI DARAT = 15,31 Ha

M l LAHAN PENGEMBANGAN SISI UDARA = 24,55 Ha

JUMLAH LAHAN PENGEMBANGAN = 39 86 Ho

LAMPIRAN II CKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP U 1 Tahun 2017 TANGGAL .27 April 2017________________________

MENTERI PERHUBUNGAN

Ttd

BUDI KARYA SUMADI

r *[E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N

R E N C A N A I N D U K B A N D A R U D A R A

R A R G W A M A R - D O B O

NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH

RENCANAKEBUTUHAN LAHAN

BANDAR UDARARKM-04 04/06

DATA POKOK

POTONGAN MEMANJANG A-ASKALA HORISONTAL = 1:7.000 SKALA VERTIKAL = 1:70.000

TITIK D1' D1 C1r ;

: n C—2 D

!2 D?

JARAK (M) 9000 2000 3535 s 1 s 3535 2000 9000

JUMLAH JARAK (M) 15( 00 60» 40» ! i l i! ! j ! 41 X) 6C30 15ÖC

KETINGGIAN AES (M)150

150 1 « 8—

5r m

0 0 50 51

1450 I5 150

KETINGGIAN MSL (M)

159159

82482454.824 59.c

9.24 59.82'

12- 9 82}»19824 59824 154

159.824824 159.8

KEMIRINGAN (%) 0 5 0 0 5 0

POTONGAN MELINTANG B-BSKALA HORISONTAL = 1:7.000 SKALA VERTIKAL = 1:70.000

TITIK REFEREN S IBANDAR U DARA

05° 46' 27,083" LS

134° 12' 35,966° BT

KETINGGIAN

BANDAR U DARA24.051 M

MAGNETIC VARIATION 00° 10' 40,971°

ARAH LANDASAN 239° 38' 30,645"

PANJANG LANDASAN 1.800 M

KLASIF IKASI LANDASAN INSTRUM ENT NON P RES IS IN OM O R KODE 3C

KETINGGIAN AM BANG(05)= + 24,051 m (MSL) /14,474 m (AES

(23)= + 9,577 m (MSL) / 0,000 m (AES)

TITIK R EFEREN S I I (TITIK S ISTEM KOORDINAT BAND AR UDARA)

X = + 20.000 mY= + 20.000 m

TITIK R EFEREN S I IIX = + 18.200 mY = + 20.000 m

TITIK R EFEREN S I III X = + 20.060 mY= + 20.000 m

KETERANGAN :

LAMPIRAN TË ------KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR KP U 1 Tahun 2017TANGGAL 27 April 2017

T K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A NMENTERI PERHUBUNGAN

Ttd

BUDI KARYA SUMADI

R E N C A N A I N D U K B A N D A R U D A R A

R A R G W A M A R - D O B O

NAMA GAMBARPOTONGAN

MEMANJANG DAN MELINTANG KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN

NOMOR JUMLAH

RKM-06 06/06