KepProf_KebijakanPemerintah

download KepProf_KebijakanPemerintah

of 14

Transcript of KepProf_KebijakanPemerintah

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    1/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Perawat adalah suatu profesi yang sangat mulia, sebuah profesi yang di tuntut

    harus bekerja semaksimal mungkin untuk bangsa ini. Keperawatan adalah sebuah profesi

    yang apabila di optimalkan maka akan membawa pengaruh yang besar terhadap

    peningkatan derajat kesehatan bangsa, untuk mengoptimalkan tenaga keperawatan ini di

    perlukan suatu peraturan ataupun kebijakan yang jelas tentang profesi keperawatan dan

    perlu melibatkan perawat dalam membuat kebijakan itu sendiri.

    Kebijakan itu sendiri dapat di jadikan sebagai dasar dalam pengembangan

    keperawatan yang akan berdampak pada perkembangan kesehatan di Indonesia, karena

    itu pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan sejauh mana kebijakan

    tersebut dapat membawa perubahan terhadap masyarakat dan keperawatan, melibatkan

    perawat dalam membuat kebijakan kesehatan dan segera mengesahkan UU keperawatan

    dimana UU keperawatan ini tidak hanya penting bagi perawat tetapi juga bagi masyarakat

    banyak.

    Keterlibatan perawat dalam perumusan kebijakan dan perencanaan program

    kesehatan secara nasional sangat penting karena semua kebijakan kesehatan dan program

    sumber daya manusia kesehatan secara langsung akan mempengaruhi perawat,

    keterlibatan perawat membantu percepatan perkembangan profesi keperawatan, termasuk

    kapasitas dalam bekerjasama secara konstruktif dalam sistem kesehatan nasional. Upaya

    peningkatan pelayanan kesehatan akan dimulai dari bagaimana perawat dilibatkan dalam

    proses pengambilan kebijakan baik secara nasional maupun di Rumah Sakit.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    2/14

    B. RUMUSAN MASALAH

    1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan pemerintah ?

    2. Apa saja ketentuan umum kebijakan pemerintah dalam keperawatan?

    3. Di mana saja lingkup praktik keperawatan?

    4. Bagaimana kebijakan penempatan tenaga keperawatan ?

    C. TUJUAN

    1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebijakan pemerintah

    2. Untuk mengetahui apa saja ketentuan umum kebijakan pemerintah dalam keperawatan

    3. Untuk mengetahui di mana saja praktik keperawatan dilaksanakan

    4. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan penempatan tenaga keperawatan.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    3/14

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. PENGERTIAN KEBIJAKAN

    Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy

    memang biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang

    mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan bertanggung

    jawab melayani kepentingan umum. Ini sejalan dengan pengertian publik itu sendiri

    dalam bahasa Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat atau umum.

    Kebijakan adalah rangkaiankonsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar

    rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah

    ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta

    individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat

    memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan

    pembayaranpajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling

    mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.

    Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan

    keputusan-keputusanpenting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti

    prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya.

    Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau

    administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.

    Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan juga harus sejalan dengan adanya

    sistem pendidikan berkelanjutan yaitu pendidikan berlanjut setelah pendidikan

    profesional pra pelayanan. Perawat profesional harus melanjutkan pendidikan dengan

    sasaran menjadi mampu memberikan asuhan keperawatan efektif yang paling baru

    sehingga nantinya yang paling banyak mendominasi di pelayanan adalah perawat lulusan

    SI. Selain itu perawat juga diharapkan mempunyai skill mix kompetensi (kombinasi

    dengan tim kesehatan lain). Apilkasinya adalah adanya kerja sama antara dokter, perawat,

    tenaga kesehatan lain dan tenaga penunjang lainnya. Skill mix kompetensi ini belum

    berjalan maksimal di indonesia sehingga perlu adanya prosedur dan peraturan yang jelas

    mengatur kewenangan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk efektifnya skill mix.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Konsephttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pedoman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Individuhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perilakuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_penghasilanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kajian_kebijakan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keputusanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kajian_kebijakan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_penghasilanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perilakuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peraturan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Individuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pedoman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep
  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    4/14

    B. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM KEPERAWATAN

    Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

    1. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

    integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan

    ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun

    sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

    2. Praktik keperawatan adalah tindakan perawat melalui kolaborasi dengan klien dan

    atau tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan pada berbagai

    tatanan pelayanan kesehatan yang dilandasi dengan substansi keilmuan khusus,

    pengambilan keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi prinsip-

    prinsip ilmu biologis, psikolologi, sosial, kultural dan spiritual.

    3.

    Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

    keperawatan yang diberikan kepada klien di sarana pelayanan kesehatan dan tatanan

    pelayanan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan

    berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.

    4. Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

    keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah

    Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    5. Perawat terdiri dari perawat vokasional, perawat professional dan perawat

    profesinoal spesialis

    6. Perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai kewenangan untuk

    melakukan praktik dengan batasan tertentu dibawah supervisi langsung maupun tidak

    langsung oleh Perawat Profesioal dengan sebutan Lisenced Vocasional Nurse (LVN)

    7. Perawat professional adalah tenaga professional yang mandiri, bekerja secara otonom

    dan berkolaborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan program pendidikan

    profesi keperawatan, telah lulus uji kompetensi perawat profesional yang dilakukan

    oleh konsil dengan sebutan Registered Nurse (RN)

    8. Perawat Profesional Spesialis adalah seseorang perawat yang disiapkan diatas level

    perawat profesional dan mempunyai kewenangan sebagai spesialis atau kewenangan

    yang diperluas dan telah lulus uji kompetensi perawat profesional spesialis.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    5/14

    9. Konsil adalah Konsil Keperawatan Indonesia yang merupakan suatu badan otonom,

    mandiri, non struktural yang bersifat independen.

    10. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang

    perawat untuk menjalankan praktik keperawatan di seluruh Indonesia setelah lulus

    uji.

    11. Registrasi adalah pencatatan resmi oleh konsil terhadap perawat yang telah memiliki

    sertifikat kompetensi dan telah mempuyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui

    secara hukum untuk melaksanakan profesinya.

    12. Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap perawat yang telah diregistrasi

    setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.

    13. Surat Izin Perawat adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota kepada perawat yang akan menjalankan praktik keperawatan setelah

    memenuhi persyaratan.

    14. Surat Ijin Perawat Vokasional (SIPV) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota kepada perawat vokasional yang telah memenuhi

    persyaratan.

    15. Surat Ijin Perawat Profesional (SIPP) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota kepada perawat profesional yang telah memenuhi

    persyaratan.

    16. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

    praktik keperawatan secara mandiri, berkelompok atau bersama profesi kesehatan

    lain.

    17. Klien adalah orang yang membutuhkan bantuan perawat karena masalah kesehatan

    aktual atau potensial baik secara langsung maupun tidak langsung.

    18. Organisasi profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

    19. Kolegium keperawatan adalah kelompok perawat professional dan perawat

    profesional spesialis sesuai bidang keilmuan keperawatan yang dibentuk oleh

    organisasi profesi keperawatan.

    20. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.

    21. Surat tanda registrasi Perawat dalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil

    Keperawatan Indonesia kepada perawat yang telah diregistrasi.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    6/14

    C. LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN

    Lingkup praktik keperawatan adalah :

    1. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan

    masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.

    2. Memberikan tindakan keperawatan langsung, terapi komplementer, penyuluhan

    kesehatan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui

    pemenuhan nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan

    melalui pemenuhan

    3. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan kunjungan rumah.

    4. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB,

    imunisasi, pertolongan persalinan normal.

    5.

    Melaksanakan program pengobatan dan atau tindakan medik secara tertulis dari

    dokter.

    6. Melaksanakan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan

    D. KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KEPERAWATAN

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun

    2012TentangPendayagunaan Perawat Ke Luar Negeri

    RUANG LINGKUP PENDAYAGUNAAN

    Pasal 2

    Pendayagunaan perawat ke luar negeri dilakukan ke negara tujuan yang

    pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik

    Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-

    undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

    Pasal 3

    (1)

    Pendayagunaan perawat ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    7/14

    Pasal 2 dapat dilaksanakan oleh Pemerintah atau swasta.

    (2)

    Pendayagunaan oleh Pemerintah dapat dilaksanakan dengan mekanisme

    penempatan atas dasar perjanjian tertulis antara Pemerintah dengan

    pemerintah negara pengguna atau Pemerintah dengan pengguna

    berbadan hukum di negara tujuan.

    (3)

    Pendayagunaan oleh swasta dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlakuPendayagunaan oleh swasta selain

    memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3)

    juga harus memenuhi ketentuan persyaratan pendayagunaan perawat

    ke luar negeri sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

    Pasal 4

    (1)

    Pendayagunaan perawat ke luar negeri dengan status pegawai negeri

    harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

    pegawai negeri.

    (2) Pendayagunaan perawat ke luar negeri dengan status pegawai negeri

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat rekomendasi dari

    pembina kepegawaian instansi yang bersangkutan.

    (3)

    Pendayagunaan perawat ke luar negeri dengan status pegawai negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus memenuhi ketentuan

    persyaratan pendayagunaan perawat ke luar negeri sebagaimana diatur

    dalam Peraturan Menteri ini.

    BAB III

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    8/14

    PRINSIP PENDAYAGUNAAN

    Pasal 5

    Pendayagunaan perawat ke luar negeri bertujuan untuk memperluas lapangan

    kerja, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat,

    dan sesuai dengan kebijakan pendayagunaan tenaga kesehatan.

    Pasal 6

    Dalam pendayagunaan perawat ke luar negeri, perawat berhak:

    a.

    mendapat jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan

    pekerjaannya;

    b.

    mendapatkan pembayaran jasa; dan

    c.

    dibekali dengan pendidikan dan pelatihan yang terkait.

    Pasal 7

    (1) Perawat yang akan didayagunakan ke luar negeri harus teregistrasi,

    mempunyai kemampuan dan keterampilan memadai, disiplin kerja yang

    tinggi, dan mematuhi kode etik profesi.

    (2)

    Pendayagunaan perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan melalui proses rekrutmen yang berasaskan keterbukaan

    dan keadilan.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    9/14

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013

    Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan

    Praktik Perawat :

    1. Ketentuan Pasal 1 angka 2 dan angka 3 diubah, di antara angka 3

    dan angka 4 disisipkan 1 (satu) angka, yakni angka 3a, sehingga Pasal

    1 berbunyi sebagai berikut:

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :

    1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat

    baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan

    perundangan-undangan.

    2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan

    untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik

    promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif, yang dilakukan

    oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

    3. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah

    bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik

    keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan berupa praktik

    mandiri.

    3a. Surat Izin Kerja Perawat yang selanjutnya disingkat SIKP adalah

    bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik

    keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik

    mandiri.

    4. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagaipetunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar

    pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional.

    5. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah

    bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga

    kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    10/14

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    6. Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang

    dapat diperoleh tanpa resep dokter.

    7. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna

    biru yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.

    8. Organisasi Profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia

    (PPNI).

    2. Ketentuan Pasal 2 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai

    berikut:

    Pasal 2

    (1) Perawat dapat menjalankan praktik keperawatan di fasilitas

    pelayanan kesehatan.

    (2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri

    dan/atau praktik mandiri.

    (3) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) berpendidikan minimal Diploma III (D III)

    Keperawatan.

    3. Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

    Pasal 3

    (1) Setiap Perawat yang menjalankan praktik keperawatan di fasilitas

    pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri wajib memiliki SIKP.

    (2) Setiap Perawat yang menjalankan praktik keperawatan di praktik

    mandiri wajib memiliki SIPP.

    (3) SIKP dan SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dan berlaku

    untuk 1 (satu) tempat.

    4. Pasal 4 dihapus.

    5. Ketentuan Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

    Pasal 5

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    11/14

    (1) Untuk memperoleh SIKP atau SIPP sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 3, Perawat harus mengajukan permohonan kepada

    pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:

    a. fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi;

    b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat

    Izin Praktik;

    c. surat pernyataan memiliki tempat di praktik mandiri atau di

    fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri;

    d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga)

    lembar;

    e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau

    pejabat yang ditunjuk; dan

    f. rekomendasi dari organisasi profesi.

    (2) Apabila SIKP atau SIPP dikeluarkan oleh dinas kesehatan

    kabupaten/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf e tidak diperlukan.

    (3) Contoh surat permohonan memperoleh SIKP atau SIPP

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir I

    terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Menteri ini.

    (4) Contoh SIKP dan SIPP sebagaimana tercantum dalam Formulir II

    dan Formulir III terlampir yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (5) Permohonan SIKP atau SIPP yang disetujui atau ditolak harus

    disampaikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau dinas

    kesehatan kabupaten/kota kepada pemohon dalam waktu palinglambat 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.

    6. Di antara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 5A

    dan Pasal 5B, yang berbunyi sebagai berikut:

    Pasal 5A

    Perawat hanya dapat menjalankan praktik keperawatan paling banyak

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    12/14

    di 1 (satu) tempat praktik mandiri dan di 1 (satu) tempat fasilitas

    pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri.

    Pasal 5B

    (1) SIKP atau SIPP berlaku selama STR masih berlaku dan dapat

    diperbaharui kembali jika habis masa berlakunya.(2) Ketentuan memperbarui SIKP atau SIPP mengikuti ketentuanmemperoleh SIKP atau SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57. Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

    Pasal 7SIKP atau SIPP dinyatakan tidak berlaku karena:a. tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKP atau SIPP;b. masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang;c. dicabut atas perintah pengadilan;d. dicabut atas rekomendasi organisasi profesi; atau

    e. dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin.

    8. Ketentuan Pasal 14 ayat (2) diubah sehingga Pasal 14 berbunyisebagai berikut:

    Pasal 14(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapatmemberikan tindakan administratif kepada perawat yangmelakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraanpraktik dalam Peraturan ini.

    (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui:

    a. teguran lisan;b. teguran tertulis; atauc. pencabutan SIKP atau SIPP.

    9. Di antara Pasal 15 dan Pasal 16 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal15A, yang berbunyi sebagai berikut:

    Pasal 15A(1) Perawat yang telah melaksanakan praktik keperawatan di fasilitaspelayanan kesehatan di luar praktik mandiri sebelum ditetapkanPeraturan Menteri ini dinyatakan telah memiliki SIKP berdasarkanPeraturan Menteri ini.(2) Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki SIKP

    berdasarkan Peraturan Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahunsejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    13/14

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 Tentang

    Komite Keperawatan Rumah Sakit

    Tujuan Penyelenggaraan Komite Keperawatan adalah untuk

    meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata

    kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan

    kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit

    lebih terjamin dan terlindungi.

    Standar Kompetensi Perawat yang dibentuk dari PPNI dan DIKTI

    1. Tujuan Umum

    Sebagai acuan berbagai pihak tentang Perawat yang kompeten.

    2. Tujuan Khususa. Pedoman bagi perawat dalam menjalankan peran profesinya.

    b. Pedoman bagi institusi pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi keperawatan.

    c. Pedoman bagi industri atau dunia usaha bidang kesehatan dalam menentukan perencanaan,pendayagunaan dan pengembangan karir perawat.

    d. Pedoman bagi pemerintah untuk menetapkan kebijakan bidang keperawatan/kesehatan.

  • 8/10/2019 KepProf_KebijakanPemerintah

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    WWW.Blogperawat.com

    WWW.djpp.depkumham.go.id

    WWW.Suaramerdeka.com

    http://www.djpp.depkumham.go.id/http://www.djpp.depkumham.go.id/