Kepemimpinan sangatlah penting

download Kepemimpinan sangatlah penting

of 4

Transcript of Kepemimpinan sangatlah penting

"Kepemimpinan sangatlah penting. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menggantikannya. Tetapi kepemimpinan tidak dapat diciptakan atau dipromosikan. Kepemimpinan tidak dapat diajarkan ataupun dipelajari". Itulah yang ditulis oleh pakar manajemen, Peter Drucker, dalam bukunya, The Practice of Management (Harper & Row, 1954, hal. 158). Drucker percaya bahwa tugas dari suatu organisasi adalah menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kualitas kepemimpinan yang potensial menjadi efektif. Dengan kata lain, sifat-sifat kepemimpinan adalah bagian dari susunan dasar seseorang. Sifat-sifat tersebut tidak dengan sendirinya akan menjadi jelas sampai orang itu ada dalam situasi kepemimpinan. Sebagian besar, walaupun tidak semua, orang yang ada dalam posisi memimpin telah ditempatkan di sana karena kemampuan memimpin mereka telah diketahui.Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari peran seorang pelayan:1. Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah mempunyai strategi besar di mana ia menjadi bagiannya.2. Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita.3. Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya.4. Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan lainnya.5. Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.APAKAH ANDA SEORANG PEMIMPIN?Apakah Anda seorang pemimpin Kristen? Memimpinlah! Maksud dari kepemimpinan adalah untuk memimpin.

Tuhan mengajarkan, bahwa diri-Nya akan diolok-olok dan disalibkan sebagai korban tebusan. Tetapi saat itu, para murid belum mengerti arti dari perkataan Tuhan Yesus, meskipun sudah tiga kali Tuhan memberitahukan. Mereka mengira bahwa kedudukan yang tinggi dalam Kerajaan Surga (duduk di sebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus) dapat dicapai tanpa penderitaan, karena Tuhan Yesus berkuasa mengatur tempat dalam Kerajaan itu. Mereka salah mengerti. Mereka menyangka penderitaan (melayani) dapat dielakkan. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus menekankan supaya mereka mau menjadi hamba atau pelayan sesamanya. Siapa yang mau dan ingin menjadi pemimpin, mereka hendaknya memahami dan melaksanakan kepemimpinan yang melayani, yang berisi pengorbanan dan penebusan.Pengertian kata "pemimpin" tidak hanya terbatas dalam arti orang yang menduduki jabatan seperti kepala, ketua, komandan, direktur, manajer, bupati, panglima, dan sebagainya. Arti kata pemimpin yaitu semua orang yang melakukan tugas pekerjaannya, dalam bidangnya masing-masing. Ada yang tinggi, besar, dan luas tugas kewajibannya, ada pula yang kecil terbatas. Semua orang pada dasarnya adalah pemimpin di lingkungannya sendiri; dalam tempat kerja, dalam rumah tangga, dalam kelompoknya. Tukang parkir mobil dan juru rawat, contohnya, sebenarnya seorang pemimpin. Seorang tukang parkir, semua orang yang mengendarai mobil yang akan parkir, dia hakim atau dosen, harus tunduk kepada petunjuk tukang parkir. Demikian pula setiap orang yang sakit di rumah sakit, entah dia presiden atau gubernur, dia harus tunduk dan patuh kepada juru rawat. Dengan pengertian demikian, maka sebenarnya kita semua memiliki sifat-sifat kepemimpinan pada umumnya, dan yang terutama kita wajib memiliki sifat kepemimpinan Kristen seperti Tuhan Yesus.Setiap orang, siapa saja, akan merasa senang jika mendapat perlakuan atau pelayanan yang baik dari orang lain. Tetapi sesungguhnya dalam hati nurani kita, ada suara nyaring, kita lebih merasa bahagia kalau dapat berkorban dan melayani bagi orang lain (Kisah Para Rasul 20:35). Memberikan segelas air minum atau sebungkus nasi kepada pengemis, itu membahagiakan hati kita. Makin besar pelayanan dan pengorbanan kita, makin besar pula rasa bahagia yang dapat kita nikmati, apalagi kalau kita mungkin berpikir, siapa tahu Tuhan menjelma pada diri pengemis yang kita tolong itu -- tentu akan kita akan bahagia sekali.Oleh sebab itu, ulurkan tangan dan langkahkan kaki untuk melayani sesama yang memerlukan pengorbanan dan bantuan kita. Itulah kewajiban kita -- para murid Kristus. Siapa yang mau melayani, dialah yang akan menduduki tempat-tempat terhormat dalam Kerajaan Allah.http://lead.sabda.org/simbol_kepemimpinan_yang_mulia

http://lead.sabda.org/kepemimpinan_kristen_apakah_ituSumber: Buku : Kepemimpinan Kristen Penulis : Dr. Yakob Tomatala Penerbit : YT Leadership Foundation, Jakarta, 2002 Hal : 12 - 15 Ajaran Alkitab tentang fungsi kepemimpinan Kristen memerintahkan kita pada keseimbangan antara pekerjaan Allah dan pekerjaan kita. The leader must be sensitive to God's leading and will, but also to work hard. Pemimpin harus peka terhadap Allah terkemuka dan akan, tetapi juga untuk bekerja keras. Paul wrote of this delicate balance, I planted, Apollos watered, but God was causing the growth (1 Corinthians 3:6; cf. Philippians 2:12, 13). Paulus menulis tentang keseimbangan ini, "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menyebabkan pertumbuhan" (1 Korintus 3:6; cf Filipi 2:12, 13.). kepemimpinan Kristen harus bersabar, motivasi, dan inspirasi, akan setia kepada dan mengasihi orang-orang mereka, peduli terhadap kebutuhan mereka, adil dan konsisten dalam perlakuan mereka terhadap pekerja, dan memberikan jalan bagi kesempatan, kemajuan, penghargaan, dan pengembangan pribadi. At the same time, workers must clearly know what is expected of them, and the leader must keep them focused. Pada saat yang sama, pekerja jelas harus tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan pemimpin harus membuat mereka tetap fokus.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.bible-teaching-about.com/leadershipfunctions.html&ei=9B_2Tb2ZLozSrQe2zbXBBg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=8&ved=0CFwQ7gEwBzge&prev=/search%3Fq%3Dchristian%2Bleadership%26start%3D30%26hl%3Did%26sa%3DN%26biw%3D1366%26bih%3D597%26prmd%3DivnsbDalam model Yesus, seorang pemimpin adalah seorang yang mengubahkan. Pemimpin membawa pengaruh untuk menghasilkan perubahan di dalam diri orang lain. Dalam konteks pendidikan, gereja, lembaga pemerintahan, dapat ditarik paralelnya. Seseorang yang menduduki posisi puncak barulah disebut sebagai pemimpin jika kehadirannya membawa perubahan positif bagi orang-orang disekitarnya. Perubahan nilai di dalam diri orang-orang (yang terkena pengaruh tersebut) akan membentuk sebuah sistem nilai yang juga baru di lingkungan dimana orang-orang itu berada. Fokus utamanya adalah pembentukan nilai-nilai di dalam diri orang lain, sehingga terbentuk sebuah karakter dan kebiasaan (habits) yang bagus dan luar biasa, yang mencerminkan Kristus.Ada tiga tipe orang di dalam menyikapi perubahan. Tipe pertama adalah tipe orang yang anti perubahan. Golongan ini tidak mau terjadi perubahan dan mempertahankan status quo. Dalam dunia pelayanan Yesus, mereka adalah kaum Farisi. Kelompok agama ini takut sekali dengan dinamika perubahan yang terjadi saat Yesus mulai terlihat di mengajar dimana-mana. Kelompok anti perubahan adalah kelompok yang tidak mau perubahan terjadi karena hal itu akan sangat merugikan kepentingan mereka sendiri. Kalaupun perubahan terjadi, mereka cuma akan mengkritisi perubahan tersebut dan menonton-nya dari jauh. Tipe kedua adalah tipe yang mengikuti perubahan. Dalam kelompok ini, ketika perubahan terjadi, orang-orang akan menerjunkan diri didalamnya dan mengikuti arus perubahan tersebut, melakukan penyesuaian-penyesuaian dan turut berubah. Tetapi bukan kedua golongan tersebut yang Yesus maksudkan. Dia justru menghendaki (tipe ketiga) kita sebagai agen perubahan; orang-orang yang menciptakan perubahan dimanapun mereka berada. Tentu saja perubahan dimaksud adalah perubahan positif.Jika dicermati, melayani adalah sebuah unsur yang sangat mewarnai kepemimpinan Yesus. Dalam bukunya Chief Executive Officer, Laurie Beth Jones mengatakan, Dia melayani orang-orang-Nya. Bahkan dapat dikatakan bahwa melayani adalah jiwa dari kepemimpinan rohani yang Yesus ajarkan kepada anak-anak-Nya. Charles R. Swindoll, dalam bukunya Improving Your Serve: The Art of Unselfish Living, menulis sebagai berikut. Ia datang untuk melayani dan memberi. Oleh karena itu tidak berlebihan kalau kita katakan bahwa Tuhan juga menghendaki hal yang sama dalam diri kita. Setelah kita ditebus menjadi anak-Nya melalui iman kita kepada Kristus, Tuhan ingin membentuk kita agar memiliki karakter yang telah menjadikan Kristus berbeda dari orang-orang lain pada zaman-Nya. Tuhan berkehendak untuk mengembangkan sikap melayani dan memberi dalam diri setiap anak-Nya, sama seperti yang dimiliki oleh KristusPemimpin yang otokratis tidak mau merendahkan dirinya di hadapan pengikutnya, terlebih tidak mau melayani pengikutnya. Ia bahkan tidak memiliki kasih. Sebaliknya, bagi Yesus, pemimpin adalah pelayan bagi pengikut. Bukan penguasa. Kepemimpinan ada bukan untuk memerintah tetapi untuk melayani. Hal tersebut sangat jelas di dalam kalimatnya yang sangat terkenal, Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (Markus 10:43-44)PenutupMemimpin seperti Yesus (lead like Jesus) bukanlah perkara yang mudah tetapi sekaligus juga bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Modalnya cuma satu yakni hati. Yesus mengajarkan kepemimpinan hamba dan melayani, pada intinya, terpusat pada apa yang ada di dalam hati seorang pemimpin. Hati akan menentukan apa yang terlihat keluar.Pemimpin dengan hati drakula cuma hadir untuk menjajah orang lain, memanfaatkan sistem corrupt untuk kepentingannya sendiri dan tidak memiliki integritas untuk memperjuangkan kebenaran. Tipikal pemimpin model ini sekarang telah direpresentasikan dimana-mana, di lingkungan birokrat, politikus, pelayan masyarakat bahkan di dalam gereja. Mereka menganggap dirinya sebagai pemimpin. Padahal, mereka adalah hamba ambisi, hamba upahan dan hamba kekuasaan. Gereja dan kalangan pemerintahan khususnya, sudah mengalami krisis di dalam hal kepemimpinan yang melayani. Orang-orang itu tidak melayani karena mereka harus melayani sebagai sebuah tanggung jawab. Mereka melayani karena beban pekerjaan, upah atau motivasi lainnya.Pemimpin dengan hati Yesus tidak hadir dengan kekuasaan. Dia hadir dengan fungsi di dalam dirinya dan fungsi ini mengarah pada tindakan untuk menghormati, melayani dan membuat sesuatu terjadi di dalam diri orang lain. Tipikal pemimpin seperti inilah yang menjadi ideal kita bersama dan tentu saja harus kita perjuangkan. Sudah bukan zamannya lagi pemimpin menjadi bos bagi anak buahnya. Pemimpin yang punya hati sebagai hamba justru seorang pemimpin yang besar. Tangan Tuhan yang kuat akan mempromosikannya. Coba buktikan. http://www.in-christ.net/artikel/kepemimpinan/kepemimpinan_yesus_model_servant_leadership