Kepemimpinan indonesia 1

17
KEPEMIMPINAN INDONESIA (ETNOGRAFI) PROF. DR. LEXIE M. GIROTH, S.IP, M.Si, D.Th PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI JAKARTA 2013

Transcript of Kepemimpinan indonesia 1

Page 1: Kepemimpinan indonesia 1

KEPEMIMPINAN INDONESIA(ETNOGRAFI)

PROF. DR. LEXIE M. GIROTH, S.IP, M.Si, D.Th

PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

JAKARTA2013

Page 2: Kepemimpinan indonesia 1

PERKENALAN

Nama lengkap Prof. Dr. Lexie M Giroth, S.IP, M.Si, D.Th. Tempat Tangal Lahir di kota kecil Tondano ibukota Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara pada 5 November 1952 anak lelaki dari pasangan suami istri, Lamert Giroth dan Maria Walalangi. Ia menikah dengan Pdt. Dra. Nontje Tendean, S.Th, MM dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Jackson Giroth, AP, M.Si dan Lady Giroth, SS, M.Si beserta para menantu Senta Sorongan, S.Sos dan Dr. Lawdie Lintang, S.Ked, dan empat orang cucu Eirene, Wulan, Yosua, dan Reuben.

Page 3: Kepemimpinan indonesia 1

Nomor Induk Pegawai 19521105 197310 1 001. Pangkat Pembina Utama Muda (IV c). Jabatan Guru Besar Studi Kebijakan IPDN. Pendidikan formal diperolehnya dari SDK GMIM Koya, Tondano Minahasa 1964, SMP Negeri Tataaran Minahasa 1967, STM Kristen Tomohon 1971. Gelar Sarjana Muda APDN Manado 1978, Gelar Sarjana IIP Jakarta 1980, Gelar Magister PPs UNPAD Bandung 1996, Gelar Doktor PPs. UPI Bandung 2003 dan terakhir Gelar Theologia STE Jakarta 2008.

Page 4: Kepemimpinan indonesia 1

Pengalaman mengabdi: Semenjak umur 18 tahun (1970), bekerja sebagai Komandan Hansip/CPNS di DRPD Sulut, Manado sampai menjadi PNS Organik tahun 1973 setelah itu (1974-1978 dan 1978-1980) tugas belajar di APDN Manado dan IIP Jakarta. Kemudian (1981-1985) menjadi Dosen Tetap di APDN Manado dalam Mata Kuliah Filsafat Pemerintahan. Terus (1982-1983) sebagai Kepala Bagian Bina Otonomi Daerah di Kantor Gubernur Sulut, Manado sambil belajar Hukum di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat UNSRAT Manado, lalu (1984-1986) sebagai Camat/Kepala Wilayah Kecamatan Eris di Kabupaten Minahasa, dan (1987-1988) Kepala Seksi Penyuluhan di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Minahasa merangkap Aspri Sekwilda Minahasa. Tahun (1988-1989) sebagai Pemeriksa (Auditor) Pemerintahan, Agraria dan BUMD.

Page 5: Kepemimpinan indonesia 1

Selanjutnya (1989-1990) sebagai Camat/Kepala Wilayah Kecamatan Kotabunan/Kotamubagu di Kabupaten Bolaang Mongondow. Kemudian setelah TOT di Bandung dan OJT di Magelang, 1990 oleh Mendagri dipindahkan di Jatinangor dalam jabatan Komandan Batalyon Muda/Madya Praja APDN Nasional (1990-1992). Tahun (1992-1995) tugas belajar di UNPAD Bandung, (1996-1997) Izin belajar di De Lasalle University Philipina dalam program Ph.D bidang HRD, tidak tamat karena krismon lalu pindah di UPI Bandung (1998-2002). Setelah itu menjabat sebagai Direktur Pusat Kajian Pemberdayaan Masyarakat, Asdir III Bidang Kemahasiswaan PPS MAPD IPDN, Dekan Fakultas Manajemen Pemerintahan, Direktur IPDN Kampus Manado di Minahasa dan sekarang Guru Besar IPDN.

Page 6: Kepemimpinan indonesia 1

Pengalaman mengajar semenjak tahun 1981 di APDN Manado sebagai Dosen Filsafat Pemerintahan dan di STISIPOL Merdeka, mengajar mata kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia kemudian pindah di APDN Nasional Bandung tahun 1990, mengajar, melatih dan mengasuh serta membimbing Praja dari APDN, STPDN bergabung dengan IIP menjadi IPDN hingga sekarang selama 22 tahun mengajar berbagai mata kuliah Ilmu Pemerintahan, Kebijakan Publik, Psikologi, Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Pendidikan Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, Teori Organisasi Pemerintahan Daerah di PPS IPDN Jatinagor dan Jakarta.

Page 7: Kepemimpinan indonesia 1

Pengalaman meneliti dan menulis karya ilmiah. Dalam Jurnal Administrasi Pemerintahan Daerah semenjak edisi I s/d VI sebagai pemimpin redaksi, juga menulis di Jurnal terakreditasi Widya Praja IIP/IPDN dan Jurnal Penelitian UPI. Tahun 2010 dalam International Journal of Kybernology menyajikan Identification of Appropriate Methodology In Forming Pamong Praja Cadres. Tahun 2011 dalam Jurnal Transformasi Pemerintahan Fakultas Manajemen Pemerintahan IPDN memuat Studi Kebijakan Politisasi Birokrasi, dan tahun 2011 pada Jurnal Wahana Bhakti Praja Lembaga Penelitian IPDN dimuat tulisan Studi Kebijakan Manajemen Pemerintahan Kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara.

Page 8: Kepemimpinan indonesia 1

Selain itu telah diterbitkan lima buah buku cetak sebagai berikut: • Edukasi dan Profesi Pamong Praja: Public Policy Studies, Good

Governance and Performance Driven Pamong Praja, STPDN Press Jatinangor, Cetakan Pertama 2004, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Reformasi dan Performansi Pamong Praja: Inkueri Pembaruan Pemerintahan Unjuk Kerja Pamong Praja dan Implementasi Good Urban Governance, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Status dan Peran Pendidikan Pamong Praja Indonesia: Higher Education Pamong Praja, Global Governance and Open Society, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Pamong Praja, Kibernologi dan Metakontrologi, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Studi Kebijakan, 2011, Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

Page 9: Kepemimpinan indonesia 1

KONSEP PARADIGMA PEMERINTAHANParadigma adalah model masalah dan pola solusinya.

PL --- NS --- AN --- KR --- RE --- PB

Ket: PL= Paradigma Lama KR= Krisis

NS= Normal Sains RE= Revolusi

AN= Anomalis PB= Paradigma Baru

Tiga Dimensi Paradigma Pemerintahan• Dimensi Prinsip: persandingannya ada 13 (lihat buku kuning,

hal: 66-67.)• Dimensi Proses: yaitu: pertama: pemerintahan sebagai ruling

process, kedua: pemerintahan sebagai a governing process, ketiga: pemerintahan sebagai an administering process. dll. (buku kuning, hal: 68)

• Dimensi Pranata: public sector governance, good corporate governance dan governance by the citizen (organization).

Page 10: Kepemimpinan indonesia 1

Selain itu telah diterbitkan lima buah buku cetak sebagai berikut: • Edukasi dan Profesi Pamong Praja: Public Policy Studies, Good

Governance and Performance Driven Pamong Praja, STPDN Press Jatinangor, Cetakan Pertama 2004, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Reformasi dan Performansi Pamong Praja: Inkueri Pembaruan Pemerintahan Unjuk Kerja Pamong Praja dan Implementasi Good Urban Governance, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Status dan Peran Pendidikan Pamong Praja Indonesia: Higher Education Pamong Praja, Global Governance and Open Society, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Pamong Praja, Kibernologi dan Metakontrologi, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

• Studi Kebijakan, 2011, Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.

Page 11: Kepemimpinan indonesia 1

Kepemimpian Indonesia dihampiri dari dimensi Etnografi, Etnosains Etnologi.

Kepemimpinan adalah prosesi bukan posisi. Jadi dari dimensi Etnografi, kepemimpinan Indonesia deskripsinya dapat dimulai dari Van Vollenhoven, 19 daerah hukum adat.

Komposisi Etnis

• Aceh• Gayo-Alas, Batak,Nias dan Batu• Minangkabau, Mentawai• Sumatera Selatan, Enggano• Melayu• Bangka dan Bliton• Kalimantan• Minahasa, Sangir-Talaud• Gorontalo

Page 12: Kepemimpinan indonesia 1

• Toraja• Sulawesi Selatan• Ternate • Ambon Maluku, Kepulauan Barat-daya• Irian• Timor• Bali dan Lombok• Jawa Tengah dan Jawa Timur• Surakarta da Yogyakarta• Jawa Barat

Page 13: Kepemimpinan indonesia 1

No Masyarakat Etnik (Suku) Tempat Tinggal 1930 1984

1 Jawa Jawa Tengah dan Jawa Timur 27.808.623 54.750.710

2 Sunda Jawa Barat 8.594.832 17.232.180

3 Madura Madura dan Jawa Timur 4.305.862 8.532.977

4 Minangkabau Sumatera Barat 1.988.648 3.897.130

5 Bugis Sulawesi Selatan 1.533.035 3.037.625

6 Batak Sumatera Utara 1.207.514 2.240.420

7 Bali Bali 1.111.659 2.228.789

8 Jakarta Jakarta 980.863 1.866.575

9 Melayu Sumatera Timur 953.397 1.811.525

10 Banjar Kalimantan Selatan 898.884 1.000.000

11 Aceh Sumatera Utara 831.321 1.666.750

12 Palembang Sumatera Selatan 770.917 1.545.647

13 Sasak Lombok 651.391 1.322.211

14 Dayak Kalimantan Tengah 651.391 1.305.992

15 Makasar Sulawesi Selatan 642.720 1.208.608

16 Toraja Sulsel dan Sulteng 557.590 1.117.944

17 Manado Sulawesi Utara 281.599 564.587

18 Lain-lain Lain-lain 5.542.332 10.111.960

  59.138.067 116.429.831

JUMLAH WARGA MASYARAKAT ETNIK DI INDONESIASumber: Harsya W Bachtiar, Mattulada, Haryati Soebadio (1985:5).

Page 14: Kepemimpinan indonesia 1

1930

No Etnis Jumlah Persen

1 Jawa 27.808.623 47,02

2 Sunda 8.594.832 14,53

3 Madura 4.305.862 7,23

4 Minangkabau 1.988.648 3,36

5 Bugis 1.533.035 2,59

*Tionghoa 1.233.000 2,03

6 Batak 1.207.514 2,04

7 Bali 1.111.659 1,88

8 Betawi 980.863 1,66

9 Melayu 953.397 1,61

10 Banjar 898.884 1,52

11 Aceh 831.321 1,41

12 Palembang 770.917 1,30

13 Sasak 659.477 1,12

14 Dayak 651.391 1,10

15 Makasar 642.720 1,09

16 Toraja 557.590 0,94

17 Lainnya 5.641.332 9,54

Total 59.138.067 100,00

Kelompok Etnis Indonesia

Page 15: Kepemimpinan indonesia 1

2000

Terbitan BPS*

No Etnis Jumlah Persen

1 Jawa 83.752.853 41,65

2 Sunda 30.978.404 15,41

3 Madura 6.771.727 3,37

4 Minangkabau 5.475.145 2,72

5 Betawi 5.041.688 2,51

6 Bugis 5.010.423 2,49

7 Banten 4.113.162 2,05

8 Banjar 3.496.273 1,74

9 Lainnya 56.452.563 28,07

Total 201.092.238 100,00

Sumber: Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta, 2003:12Catatan:* Delapan etnis terbesar yang disajikan dalam publikasi BPS untuk Indonesia secara keseluruhan (Badan Pusat Statistik 2001a).

Page 16: Kepemimpinan indonesia 1

2000

Hasil Perhitungan Ulang Penulis*

No Etnis Jumlah Persen

1 Jawa 83.865.742 41,71

2 Sunda 30.978.404 15,41

3 Melayu 6.946.040 3,45

4 Madura 6.771.727 3,37

5 Batak 6.076.440 3,02

6 Minangkabau 5.475.145 2,72

7 Betawi 5.041.688 2,51

8 Bugis 5.010.421 2,49

9 Banten 4.113.162 2,05

10 Banjar 3.496.273 1,74

11 Bali 3.027.525 1,51

12 Sasak 2.611.059 1,30

13 Makasar 1.982.187 0,99

14 Cirebon 1.890.102 0,94

15 Tionghoa 1.738.936 0,86

16 Gorontalo/Hulandalo974.175

0,48

17 Aceh 871.944 0,43

18 Toraja 750.828 0,37

19 Lainnya** 29.857.346 14,66

Total 201.092.238 100,00

Page 17: Kepemimpinan indonesia 1

No Etnis Jumlah Persen

1 Jawa 83.865.742 41,71

2 Sunda 30.978.404 15,41

3 Melayu 6.946.040 3,45

4 Madura 6.771.727 3,37

5 Batak 6.076.440 3,02

6 Minangkabau 5.475.145 2,72

7 Betawi 5.041.688 2,51

8 Bugis 5.010.421 2,49

9 Banten 4.113.162 2,05

10 Banjar 3.496.273 1,74

11 Bali 3.027.525 1,51

12 Sasak 2.611.059 1,30

13 Makasar 1.982.187 0,99

14 Cirebon 1.890.102 0,94

15 Tionghoa 1.738.936 0,86

16 Gorontalo/Hulandalo974.175

0,48

17 Aceh 871.944 0,43

18 Toraja 750.828 0,37

19 Nias, Kono Niha 731.620 0,36

20 Minahasa 659.209 0,33

20 Etnis Terbesar di Indonesia