KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

19
KARAKTER KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Leadership Dosen Pengampu : Suaha Bahtiar Oleh : Biyah Siti Murbiyyah N I M : 0 0 5 0 1 0 1 8

Transcript of KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

Page 1: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

KARAKTER KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Leadership

Dosen Pengampu : Suaha Bahtiar

Oleh :

Biyah Siti Murbiyyah

N I M : 0 0 5 0 1 0 1 8

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL- ISHLAH

CIREBON

2011

Page 2: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas limpahan karunia ide dan buah pikiran yang menuntun penulis

meyelesaikan penyusunan makalah ini proses demi proses. Karena

kemurahan-Nyalah, makalah ini sampai di tangan pembaca semua.

Shalawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi seluruh umat islam

umumnya dan juga menjadi inspirasi tersendiri bagi penulis pada khususnya,

mengingat sejarah beliau sebagai seorang pedagang sukses dengan berbagai

keterampilannya berniaga.

Selanjutnya, dalam kesempatan ini penulis ingin megucapkan terima

kasih yang sebesar- besarnya kepada beberapa pihak yang telah memberi

sokongan terhadap penyelsaian makalah ini, diantaranya:

Drs. Eben Sahlan M.Si, selaku ketua STEI AL-ISHLA H

Dra. Endah Nurhawaeny, selaku ketua prodi

Ir. Suaha Bahtiar M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah

Leadership

Rekan – rekan mahasiswa STEI AL –ISHLAH

Ayahanda dan ibunda di rumah yan selalu men-suport setiap usaha

dan langkah penulis.

Penulis sadar, bahwa makalah ini masih mengandung banyak

kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

menantikan saran dan kritik yang konstrukif bagi penyusunan makalah

berikutnya.

Akhir kata, penulis berharap makalah ini menjadi salah satu rekreasi

membaca yang menyenangkan dan dapat menambah wawasan kita semua.

Selamat berekreasi.

Cirebon, Februari 2011

Penulis

Page 3: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ·················································································· i

DAFTAR ISI ······························································································ ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang···············································································1

2. Tujuan ·························································································· 1

3. Sistematika Penulisan ····································································3

BAB II KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I···············································4

1. Riwayat Singkat Imam Asy-Syafi’i···················································4

2. Gagasan Imam Asy-Syafi’i tentang Leadership ································2

3. Karakter Kepemimpinan Imam asy-Syafi’i·······································5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan···················································································· 11

2. Saran ···························································································11

DAFTAR PUSTAKA ·················································································12

Page 4: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kepemimpinan atau leadership adalah suatu seni untuk

mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

Kepemimpinan adalah sebuah keahlian, kepiawaian mengatur keadaan,

keterampilan mengatasi permasalahan menyangkut sebuah organisasi

atau perkumpulan, serta kesanggupan untuk menjadi corong utama dari

sebuah tindakan nyata.

Dikatakan sebagai seni, karena teori kepemimpinan meskipun

dapat dipelajari secara klasikal, tetapi tidak demikian dalam prakteknya.

Kenyataan di lapangan adalah, teori kepemimpinan yang tercatat dalam

buku tidak serta merta bersinergi dengan kondisi real di lapangan , tetapi

akan selalu berbenturan dengan keadaan atau sekelompok orang yang

dipimpin. Hal ini wajar mengingat entitas yang dipimpin adalah terdiri

dari beberapa komponen heterogen dengan berbagai kepentingan yang

heterogen pula. Hal lainnya adalah, teori kepemimpinan yang dipelajari

secara kasikal lebih cenderung berisi deskripsi mengenai karakter

kepemimpinan yang telah ditemukan dan dilakukan oleh para pemimpin

yang sukses dari pada ide-ide segar tentang cara memimpin yang baik.

Kepemimpinan merupakan keahlian yang bisa saja hadir

seperti adanya ( Taken For Granted) dikarenakan talenta yang dimiliki

seseorang. Meskipun demikian, tetap saja jiwa kepemimpian selalu

didukung oleh beberapa factor internal pemimpin itu sendiri. Factor –

faktor tersebut dapat berupa pengalaman, keahlian di bidang tertentu,

riwayat pendidikan, lingkungan, dan tingkat pengetahuan serta keilmuan

sang pemimpin.

Seperti yang kita kenal, Imam Asy-Syafi’I adalah salah satu

tokoh ulama yang fatwanya hingga sekarang masih diikuti sebagian umat

Page 5: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

islam. Kharisma ketokohannya yang Faqih dan berperan sebagai Decision

Maker dalam bidang ilmu Fiqih sudah tidak diragukan lagi.

Akan tetapi, dalam hal kepemimpinan, tidak banyak literature

yang mengupas secara tuntas dan gamblang tentang karakter

kepemimpinan Imam Asy-Syafi’i. Namun bukan berarti Imam Asy-Syafi’I

tidak memiliki kepakaran di bidang ini. Hal ini lebih disebabkan pada

spesifikasi fiqih yang beliau geluti mendominasi bidang yang lainnya.

Atas dasar pemikiran itulah penulis mencoba mengupas

sekelumit saja dari karakter kepemimpinan Imam Asy-Syafi’i dalam

makalah ini.

2. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui seperti

apakah karakter kepemimpinan Imam Ay-syafi’i dengan sudut pandang

beliau sebagai seorang Decision maker dalam bidang ilmu fiqih.

3. Sistematika Penulisan

Makalah ini diawali dengan pendahuluan yang menjelaskan

garis besar ini malalah pada Bab I, dilanjutkan dengan Bab II yang

menjelaskan karakter Kepemimpinan Imam Asy-syafi’I dan ditutup

dengan Bab III yang menguraikan kesimpulan dan saran berdasarkan

uraian makalah di awal

Page 6: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

BAB II

KEPEMIMPINAN IMAM ASY-SYAFI’I

1. Riwayat Singkat Imam Asy-Syafi’i

Beliau dilahirkan di desa Gaza, masuk kota ‘Asqolan pada tahun

150 H. Saat beliau dilahirkan ke dunia oleh ibunya yang tercinta,

bapaknya tidak sempat membuainya, karena ajal Allah telah

mendahuluinya dalam usia yang masih muda. Lalu setelah berumur dua

tahun, paman dan ibunya membawa pindah ke kota kelahiran nabi

Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, Makkah Al Mukaramah.

Beliau tumbuh dan berkembang di kota Makkah, di kota tersebut beliau

ikut bergabung bersama teman-teman sebaya belajar memanah dengan

tekun dan penuh semangat, sehingga kemampuannya mengungguli

teman-teman lainnya. Beliau mempunyai kemampuan yang luar biasa

dalam bidang ini, hingga sepuluh anak panah yang dilemparkan, sembilan

di antaranya tepat mengenai sasaran dan hanya satu yang meleset.

Setelah itu beliau mempelajari tata bahasa arab dan sya’ir sampai beliau

memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan menjadi orang yang

terdepan dalam cabang ilmu tersebut. Kemudian tumbuhlah di dalam

hatinya rasa cinta terhadap ilmu agama, maka beliaupun mempelajari dan

menekuni serta mendalami ilmu yang agung tersebut, sehingga beliau

menjadi pemimpin dan Imam.

Kecerdasan adalah anugerah dan karunia Allah yang diberikan

kepada hambanya sebagai nikmat yang sangat besar. Di antara hal-hal

yang menunjukkan kecerdasannya:

1. Kemampuannya menghafal Al-Qur’an di luar kepala pada usianya

yang masih belia, tujuh tahun.

2. Cepatnya menghafal kitab Hadits Al Muwathta’ karya Imam Darul

Hijrah, Imam Malik bin Anas pada usia sepuluh tahun.

Page 7: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

3. Rekomendasi para ulama sezamannya atas kecerdasannya, hingga

ada yang mengatakan bahwa ia belum pernah melihat manusia yang

lebih cerdas dari Imam Asy-Syafi`i.

4. Beliau diberi wewenang berfatawa pada umur 15 tahun.

Beliau mengatakan tentang menuntut ilmu, “Menuntut ilmu

lebih afdhal dari shalat sunnah.” Dan yang beliau dahulukan dalam

belajar setelah hafal Al-Qur’an adalah membaca hadits. Beliau

mengatakan, “Membaca hadits lebih baik dari pada shalat sunnah.”

Karena itu, setelah hafal Al-Qur’an beliau belajar kitab hadits karya

Imam Malik bin Anas kepada pengarangnya langsung pada usia yang

dini.

Beliau mengawali mengambil ilmu dari ulama-ulama yang

berada di negerinya, di antara mereka adalah:

1. Muslim bin Khalid Az-Zanji mufti Makkah

2. Muhammad bin Syafi’ paman beliau sendiri

3. Abbas kakeknya Imam Asy-Syafi`i

4. Sufyan bin Uyainah

5. Fudhail bin Iyadl, serta beberapa ulama yang lain.

Demikian juga beliau mengambil ilmu dari ulama-ulama

Madinah di antara mereka adalah:

1. Malik bin Anas

2. Ibrahim bin Abu Yahya Al Aslamy Al Madany

3.Abdul Aziz Ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Ismail bin Ja’far dan

Ibrahim bin Sa’ad serta para ulama yang berada pada tingkatannya

Beliau juga mengambil ilmu dari ulama-ulama negeri Yaman di

antaranya;

1.Mutharrif bin Mazin

2.Hisyam bin Yusuf Al Qadhi, dan sejumlah ulama lainnya.

Dan di Baghdad beliau mengambil ilmu dari:

Page 8: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

1.Muhammad bin Al Hasan, ulamanya bangsa Irak, beliau

bermulazamah bersama ulama tersebut, dan mengambil darinya ilmu

yang banyak.

2.Ismail bin Ulayah.

3.Abdulwahab Ats-Tsaqafy, serta yang lainnya.

Beliau mempunyai banyak murid, yang umumnya menjadi

tokoh dan pembesar ulama dan Imam umat islam, yang paling

menonjol adalah:

1. Ahmad bin Hanbal, Ahli Hadits dan sekaligus juga Ahli Fiqih dan

Imam Ahlus Sunnah dengan kesepakatan kaum muslimin.

2. Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani

3. Ishaq bin Rahawaih,

4. Harmalah bin Yahya

5. Sulaiman bin Dawud Al Hasyimi

6. Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al Kalbi dan lain-lainnya banyak

sekali

Beliau mewariskan kepada generasi berikutnya sebagaimana

yang diwariskan oleh para nabi, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmu

beliau banyak diriwayatkan oleh para murid- muridnya dan

tersimpan rapi dalam berbagai disiplin ilmu. Bahkan beliau pelopor

dalam menulis di bidang ilmu Ushul Fiqih, dengan karyanya yang

monumental Risalah. Dan dalam bidang fiqih, beliau menulis kitab Al-

Umm yang dikenal oleh semua orang, awamnya dan alimnya. Juga

beliau menulis kitab Jima’ul Ilmi.

Benarlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,

“Barangsiapa yang mencari ridha Allah meski dengan dibenci

manusia, maka Allah akan ridha dan akhirnya manusia juga akan

ridha kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi 2419 dan dishashihkan oleh

Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ 6097).

Page 9: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

Begitulah keadaan para Imam Ahlus Sunnah, mereka menapaki

kehidupan ini dengan menempatkan ridha Allah di hadapan mata

mereka, meski harus dibenci oleh manusia. Namun keridhaan Allah

akan mendatangkan berkah dan manfaat yang banyak. Imam Asy-

Syafi`i yang berjalan dengan lurus di jalan-Nya, menuai pujian dan

sanjungan dari orang-orang yang utama. Karena keutamaan hanyalah

diketahui oleh orang-orang yang punya keutamaan pula.

Qutaibah bin Sa`id berkata: “Asy-Syafi`i adalah seorang Imam.” Beliau

juga berkata, “Imam Ats-Tsauri wafat maka hilanglah wara’, Imam

Asy-Syafi`i wafat maka matilah Sunnah dan apa bila Imam Ahmad bin

Hambal wafat maka nampaklah kebid`ahan.”

Imam Asy-Syafi`i berkata, “Aku di Baghdad dijuluki sebagai

Nashirus Sunnah (pembela Sunnah Rasulullah).”

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Asy-Syafi`i adalah manusia

yang paling fasih di zamannya.”

Ishaq bin Rahawaih berkata, “Tidak ada seorangpun yang

berbicara dengan pendapatnya -kemudian beliau menyebutkan Ats-

Tsauri, Al-Auzai, Malik, dan Abu Hanifah,- melainkan Imam Asy-Syafi`i

adalah yang paling besar ittiba`nya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi

wassalam, dan paling sedikit kesalahannya.”

Abu Daud As-Sijistani berkata, “Aku tidak mengetahui pada

Asy-Syafi`i satu ucapanpun yang salah.”

Ibrahim bin Abdul Thalib Al-Hafidz berkata, “Aku bertanya

kepada Abu Qudamah As-Sarkhasi tentang Asy-Syafi`i, Ahmad, Abu

Ubaid, dan Ibnu Ruhawaih. Maka ia berkata, “Asy-Syafi`i adalah yang

paling faqih di antara mereka.”

Beliau wafat pada hari Kamis di awal bulan Sya’ban tahun 204

H dan umur beliau sekita 54 tahun (Siyar 10/76). Meski Allah

memberi masa hidup beliau di dunia 54 tahun, menurut anggapan

manusia, umur yang demikian termasuk masih muda. Walau

Page 10: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

demikian, keberkahan dan manfaatnya dirasakan kaum muslimin di

seantero belahan dunia, hingga para ulama mengatakan, “Imam Asy-

Syafi`i diberi umur pendek, namun Allah menggabungkan

kecerdasannya dengan umurnya yang pendek.”

Ada kata –kata hikmah dari beliau yang berbunyi:

“Kebaikan ada pada lima hal: kekayaan jiwa, menahan dari menyakiti

orang lain, mencari rizki halal, taqwa dan tsiqqah kepada Allah. Ridha

manusia adalah tujuan yang tidak mungkin dicapai, tidak ada jalan

untuk selamat dari (omongan) manusia, wajib bagimu untuk

konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat bagimu”.

(Sumber: Majalah As-Salam Pernah dimuat di

www.Ahlussunnah-jakarta.org, diposting oleh Abu Amr di milis

[email protected], dengan perubahan)

2. Gagasan Imam Asy-Syafi’i tentang Leadership

Bagi Imam Asy-Syai’i, pemimpin adalah tugas yang sangat

berat. Pemikiran beliau tentang kepemimpinan dapat dilihat dari

beberapa Staement beliau Bahwa Selain beratnya beban menjadi

seorang pemimpin, ketika menjadi pemimpin nyaris tidak ada waktu

untuk menuntut ilmu, seperti perkataan Imam Asy-Syafi’i berikut ini

(yang artinya) :

“Tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu, kecuali

orang yang menuntutnya dengan keadaan serba kekurangan. Aku

dahulu untuk mencari sehelai kertas pun sangat sulit.”

Dalam perkataannya yang lain, Imam Syafi’I menyatakan bahwa :

“Tidak mungkin seorang menuntut ilmu dengan keadaan serba ada

dan (dengan) harga diri yang tinggi, lalu ia beruntung. Akan tetapi,

seseorang menuntut ilmu dengan tunduk, kesempitan hidup, rendah

hati, dan berkhidmat dengan ilmu. Pahamilah sebelum engkau

menjadi pemimpin. Jika kamu telah memimpin, tidak ada lagi

Page 11: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

jalan untuk mendalami ilmu. Barangsiapa yang menuntut ilmu,

haruslah mendalam agar hal-hal terkecil dari ilmu itu tidak hilang

darinya. Siapa yang tidak mencintai ilmu, tidak ada kebaikan padanya.

Maka, janganlah kamu berteman atau berkenalan dengannya.”

(Tahdzib Al-Asma’ wa Al-Lughaat (I/75))

Kepemimpinan adalah suatu tugas yang memiliki konsekuensi

dan pertanggungjawaban yang besar di dunia dan akhirat. Disamping

itu, beliau berpendapat, bahwa selamanya sikap dan tindakan seorang

pemimpin akan selalu bersinergi dengan satu golongan manusia di

satu sisi dan berbenturan dengan golongan manusia lainnya. Hal ini di

mata beliau adalah sebuah sunnatullah seperti yang terbersit dalam

pernyataannya: Ridha manusia adalah tujuan yang tidak mungkin

dicapai, tidak ada jalan untuk selamat dari (omongan) manusia, wajib

bagimu untuk konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat bagimu”.

Untuk menyikapi hal ini, Imam Asy-Syafi’i memberikan solusi

untuk tetap konsisten dengan hal-hal yang bermanfaat dalam

memimpin dan tdak terpengaruh oleh berbagai reaksi masyarakat

yang menentang selama tindakan memimpin tersebut berada dalam

kerangka yang benar.

3. Karakter Kepemimpinan Imam asy-Syafi’i

Riwayat hidup dan gagasan pemikiran Imam asy-Syafi’I adalah

cermin dari karakter kepemimpinan beliau. Seperti telah dipaparkan

sebelumnya, dalam usia yang relative muda, beliau sudah dipercaya

menjadi seorang pemimpin agama. Alasan pengangkatan beliau

adalah karena keunggulan beliau dalam bidang ilmu agama,

kefasihannya, dan keshalihan prilakunya. Beliau adalah tipe pemimpin

yang gemar belajar dan sangat menghormati ilmu.

Page 12: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

Imam Asy-Syafi’i adalah sosok berilmu yang memiliki banyak

guru, dengan demikian pola pikirnya menjadi lebih moderat dan peka

terhadap berbagai persoalan di sekelilingnya.

Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

umatnya, beliau selalu memberikan pemecahan yang disesuaikan

dengan kondisi umat yang bermasalah tersebut. Sehingga sangat

wajar jika beberapa ulama terkemuka pada zamannya dan zaman

sesudahnya mengakui keunggulan dan kepakarannya, serta

kebijaksanaannya dalam memimpin.

Page 13: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari uraian di bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

karakter kepemimpinan imam asy-Syafi’I adalah sebagai berikut :

Tipe kepemimpinan Kharismatik, dengan pengangkatan berdasarkan

keunggulan ilmu (expert) dan system kepemimpinan Parental

demokratis, dengan prinsip kebenaran pada nilai- nilai keilahian.

2. Saran

Mendalami dan mempelajari serta mempraktekan gaya

kepeimpinan imam asy-Syafi’I dapat menjadi solusi bagi

permasalahan bangsa Indonesia saat ini. Dengan bercermin pada

tokoh –tokoh salafushalih , kita dapat mengambil hikmah dan

pelajaran berharga untuk mengatasi berbagai konflik permanen yang

menggerogoto bangsa Indonesia dari tahun ke tahun.

Page 14: KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I

DAFTAR PUSTAKA

milis [email protected])

http://Belajarislam.com

http://ariefhikmah.com