Kepemilikan media dan politik

6

Click here to load reader

description

Politik bikin gila... lalalalalaaa

Transcript of Kepemilikan media dan politik

Page 1: Kepemilikan media dan politik

KEPEMILIKAN MEDIA & POLITIKKelompok 1

Industri Kreatif Penyiaran 2009 Departemen Ilmu Komunikasi UI

Setiap negara memiliki cara-caranya tersendiri untuk mempengaruhi khalayak pada

suatu pemberitaan. Salah satu pemberitaan yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah

pemberitaan mengenai politik. Masalah politik suatu negara besar seperti misalnya Amerika

dapat menjadi headline diseluruh media dunia. Dapat dikatakan bahwa pengaruh propaganda

Amerika terhadap media di dunia sangat besar. Dari segi diplomatik, komunikasi yang

dilakukan Amerika secara internasional ini bertujuan untuk memperluas pengaruh Amerika

terhadap dunia dan mengatasi ketidaksepakatan negara lain pada Amerika, salah pengertian

atau mengatasi hal-hal yang bertentangan dengan tujuan dan kepentingan Amerika sendiri.

Sebagai contoh ketika Amerika ingin menginvansi Iran dan menjatuhkan Saddam Hussein

dari kursi kekuasaanya. Media Amerika secara seragam melaporkan berbagai kejahatan dan

banyak keburukan lain yang dilakukan Saddam Hussein. Bahkan media seperti Al-Jazeera

yang selalu berbeda pendapat dilarang oleh pemerintah. Banyak wartawan Al-Jazeera yang

masuk Guantanamau, dengan tuduhan melakukan terorisme, yang lebih tragis lagi kantor

berita Al-jazeera di Irak ikut di bom. Embargo informasi juga dilakukan kepada stasiun

jaringan informasi internasional seperti Press TV. Contoh lainnya adalah kasus Saddam

Hussain. Ia tidak pernah memiliki senjata pemusnah massal. Namun, dengan bantuan media

korporat Amerika, Presiden Bush membohongi publik agar percaya pada informasi tersebut.

Kampanye kotor yang dilakukan terhadap mantan presiden Irak itu demikian hebat, bahkan

sekiranya Saddam mampu membersihkan diri dari tuduhan tersebut, mungkin dunia akan

tetap membenci dan memandangnya sebagai seorang jahat. Bahkan, apa yang pernah dicatat

oleh Noam Chomsky (2001) semakin memperkuat kenyataan tersebut. Penentangan yang

pernah dilakukan oleh presiden Libya Muammar Qaddafi atas Amerika pun dituduh sebagai

suatu pembangkangan atas perdamaian internasional. Bahkan, lewat medianya Amerika

menyebut Qaddafi dengan “Momok bengis terorisme” dan “Anjing gila”. Begitu besarnya

pengaruh propaganda yang dilancarkan oleh pemerintah Amerika melalui media massa,

hingga dunia internasional pun sepertinya tidak mampu berbuat apa-apa selain hanya bisa

membiarkan semua ini terjadi.

1

Page 2: Kepemilikan media dan politik

Berkaitan dengan itu, kepemilikan media sangat mempengaruhi pemberitaan yang

nantinya akan mereka tayangkan. Persaingan politik yang ada pun ternyata juga

mempengaruhi persaingan dari media itu sendiri. Sehingga pada perkembangannya, media-

media yang ada cenderung lebih memihak satu pihak dibandingkan pihak yang lain. Kita

mengambil contoh dari dua stasiun televisi internasional yang saling bertolak-belakang dalam

menyampaikan berita seputar perang Irak. Dua stasiun televisi tersebut adalah Al Jazeera

yang mewakili pemerintah Timur Tengah dan CNN yang mewakili pemerintah Amerika.

CNN merupakan channel kabel milik Amerika yang dimiliki oleh Turner

Broadcasting System, Inc. yang merupakan anak perusahaan Time Warner. Seperti yang kita

ketahui bersama bahwa kebanyakan stasiun televisi milik Amerika digunakan untuk

propaganda politik Amerika. CNN menyebarkan berita untuk memperoleh dukungan dan

negara dan masyarakat internasional terhadap suatu isu atau kebijakan negara. Propaganda ini

bertujuan untuk menyebarkan isu politik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat

Amerika sendiri dan juga negara-negara lain. Intinya bahwa CNN ingin mendominasi pikiran

masyarakat agar terpangaruh dengan berita yang mereka tampilkan.

Isu yang paling sering diangkat dan dibesar-besarkan oleh CNN adalah invasi

Amerika ke Irak. Sebenarnya, invasi Amerika ke Irak ini diawali oleh isu terorisme yang

berawal pada kejadian 9/11 yang langsung berakibat besar pada dunia. Pemberitaan CNN

(dibawah pengaruh Presiden Bush) pada saat itu langsung mengarah pada jaringan terosisme

Timur Tengah yang dikenal dengan nama Al Qaeda yang kabarnya dipimpin oleh Osama bin

Laden dan Saddam Husein. Inilah yang membuat Amerika gencar menginvasi Irak karena

Amerika percaya bahwa Irak membawa pengaruh buruk bagi dunia dan sebagai negara

berbahaya. Pemberitaan CNN ini secara cepat meluas dan menyebar sehingga masyarakat

langsung berpikiran bahwa Irak memang adalah sebuah negara yang menjadi sarang teroris.

Propaganda politik Amerika ini akhirnya berhasil, dan membuat banyak orang mendukung

invasi tersebut. Namun, belakangan diketahui bahwa sebenarnya, Amerika menggunakan

alasan terorisme tersebut untuk menyerang Irak (dan berhasil mempengaruhi opini publik

dunia) dengan tujuan mengeruk kekayaan minyak bumi yang memang banyak terdapat di

Irak dan penyerangan ini dipimpin langsung oleh presiden Bush. Dalam sebuah video yang

direkam langsung oleh seorang wartawan dari Al Jazeera yang sedang mewawancarai salah

seorang tentara Amerika, tentara tersebut menolak dengan tegas jika mereka dikatakan

menginvasi Irak karena ingin mengambil kekayaan alam Irak yaitu minyak bumi, tetapi

mereka menginvasi Irak karena mereka percaya bahwa Irak adalah negara “berbahaya” yang

tengah membentuk suatu senjata pemusnah massal.

2

Page 3: Kepemilikan media dan politik

CNN kemudian terkenal sebagai “moncong” Amerika karena stasiun berita ini kerap

kali memberitakan segala hal yang mendukung tindakan-tindakan Amerika. Bahkan, stasiun

Al Jazeera mengkritik bahwa CNN terlalu mengagung-agungkan perang seperti julukan CNN

pada para tentara Amerika yang berperang ke Irak sebagai “HERO”.

Al Jazeera berdiri tahun 1996. Stasiun ini sempat menjadi pahlawan di Timur Tengah

dan negara-negara lain termasuk Indonesia karena stasiun televisi ini berani melawan

mainstream media yang memihak barat. Ketika CNN, FOX, NBC dan MBC menyiarkan

propaganda perang, Al Jazeera menerobos dan memberikan alternatif informasi lain. Al

Jazeera juga dianggap mampu untuk mengamati perang secara langsung dan faktual di

lapangan. Namun pada akhirnya, seperti kebanyakan televisi swasta lainnya, Al Jazeera tetap

mengejar rating yang telah menjadi bisnis di dunia pertelevisian. Di satu sisi, stasiun yang

bermarkas di Qatar ini mendapat tekanan dari pemerintah setempat untuk mendukung invasi

Amerika ke Irak sedangkan di sisi lain, Al Jazeera sendiri juga harus memberikan pelayanan

kepada pemirsa Timur Tengah yang mana sebagian besar penontonnya tidak setuju dengan

invasi Amerika ke Irak tersebut. Pihak Al Jazeera mengalami kebingungan dalam

menentukan sikap: apakah mereka akan mendukung pemerintah Qatar yang menanggapi

positif tentang invasi Amerika ke Irak ataukah mereka akan tetap memberikan gambaran

kenyataan bahwa masyarakat muslim menolak invasi tersebut.

Dari segi pemberitaan, CNN lebih menampilkan adegan-adegan perang dan

bombardir yang dilakukan para tentara Amerika ke Irak. CNN terlihat sangat membanggakan

apa yang telah pihak Amerika ini lakukan seakan-akan invasi tersebut adalah sebuah

perjuangan melawan sebuah kejahatan. Sedangkan dari sisi Al Jazeera sendiri, tayangan-

tayangan yang ditampilkannya cenderung kepada kerusakan akibat perang, korban-korban

yang berjatuhan, dan juga penderitaan masyarakat Irak akibat invasi tersebut.

Hanya saja pada akhirnya, Al Jazeera sendiri kemudian menyerah dan takluk pada

kekuatan Amerika. Hal ini dikarenakan mungkin karena adanya ketakutan dari pihak Al

Jazeera dalam melawan sebuah negara sekaliber Amerika. Keputusan Al Jazeera untuk

akhirnya mendukung invasi ini sangat mengecewakan warga muslim. Al Jazeera kemudian

dinilai tidak konsisten pada tujuan awal mereka dalam memberitakan tentang invasi Amerika

ke Irak karena pihak Al Jazeera telah memanipulasi berita yang mereka tayangkan berkenaan

dengan masalah invasi tersebut.

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan suatu media sangat besar

pengaruhnya terhadap berita yang disampaikan oleh media tersebut terlebih lagi jika terkait

masalah politik, ekonomi, propaganda dan saling menjatuhkan satu sama lain. Karena CNN

3

Page 4: Kepemilikan media dan politik

adalah milik Amerika, maka CNN akan menayangkan dan menyiarkan berita seputar

kemenangan Amerika, kebaikan-kebaikan negara tersebut dan segala kekuatannya.

Sementara itu Al Jazeera yang (dulunya) bertolak belakang dengan CNN, jelas akan lebih

mendukung para korban perang dan menyiarkan kabar mengenai betapa kejamnya Amerika

dan betapa terpuruknya nasib para warga sipil Irak.

Reference:

www.google.com

[email protected]

www.wikipedia.org

fachmi ali [email protected]

4