keparasitan (1)
-
Upload
citrahidayat -
Category
Documents
-
view
61 -
download
0
Transcript of keparasitan (1)
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 1/11
PENGANTAR
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena hidup parasitis atau fenomena
keparasitan (1)
Fenomena hidup parasitis adalah hidup bersama antara dua organisme yang berbeda
spesies, dimana organisme yang satu hidup pada atau didalam tubuh organisme yang
lain untuk mendapat makanan tanpa ada konpensasi apapun, baik bersifat sementara
atau permanent. Organisme yang mendapat makanan disebut PARASIT sedangkan
organisme yang kehilangan makanan disebut HOSPES (1,2). Anak yang masih di
dalam kandungan atau anak yang sedang menyusu walaupun hidup dan mendapat
makanan dari induknya, karena sama spesies sehingga tidak termasuk parasit (2)
Parasit berasal dari kata “ Parasitus” (Latin) = “ Parasitos” (Grik), yang artinya
seseorang yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut makan
makanan orang lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut (2). Jadi
Parasit adalah organisme yang selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam
tubuh organisme lain, dimana parasit tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi
apapun untuk hidupnya (1,2). Dari pengertian tersebut, pada awalnya : Cacing,
Protozoa, Artopoda, Virus, Bakteri dan Jamur termasuk kedalam Parasit, tetapi karena
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka Virologi, Bakteriologi,
Mikologi dan di beberapa Negara Entomologi (Artropoda) telah tumbuh menjadi
disiplin ilmu tersendiri (1)
Berdasarkan (1), Fenomena Hidup Parasitis ini harus dibedakan dengan yang
bersifat : Symbiose, Komensalisme dan Mutualisme :
SIMBIOSE adalah hidup bersama antara dua orgenisme yang berbeda spesies dan
bersifat permanen, satu sama lain saling memerlukan dan tidak dapat dipisahkan, atau
dengan kata lain kedua orgenisme tadi saling mendapat keuntungan Contoh : hidup
bersama antara anai-anai (rayap) ( Zootermopis sp) dengan flagellate saluran pencernaan
seperti (Trichonympha sp, Trichomonas sp, streblomastix sp, Tricercomitus sp,hexamastic sp dll), dimana anai-anai akan memberikan tempat yang cocok untuk tempat
hidup flagellate tersebut serta dapat memakan partikel-patikel kayu tetapi tidak bisa
mencerna menjadi glukosa, sedangkan flagellate saluran pencernaan tidak dapat
memakan patikel kayu, tetapi bisa mencerna dan mengubah partikel kayu menjadi
glukosa. Glukosa sama-sama diperlukan oleh anai-anai dan flagelalta untuk kelangsungan hidupnya (sama sama mendapat keuntungan)
KOMENSALISME adalah hidup bersama antara dua organisme yang berbeda spesies,
dimana organisme yang satu mendapat keuntungan, sedangkan orgenisme yang lain
tidak dirugikan dan tidak pula mendapat keuntungan. Contoh : hidup bersama antara
bakteri Escheria coli didalam saluran pencernaan hewan, bakteri akan berkembang
didalam saluran pencernaan hewan (mendapat keuntungan) dan dalam batas normal
hewan tidak menderita (tidak rugi). Contoh lain : Tungau Demodex sp akan hidup
didalam folikel rambut dan kelenjar minyak hewan dan manusia tanpa menimbulkan
gejala klinis (tungau untung), pada kondisi normal hewan dan manusia tidak dirugikan.
1
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 2/11
MUTUALISME adalah hidup bersama yang bersifat tidak permanen antara dua
orgenisme yang berbeda spesies, dimana satu sama lain sama-sama mendapat
keuntungan Contoh : hidup bersama antara Ruminansia dengan beberapa fauna dan
flora yang hidup didalam rumen. Flora dan fauna mendapat makanan dari hasil
permentasi makanan ruminansia (flora dan fauna mendapat keuntungan), sedangkan
pencernaan makanan dari ruminansia dibantu oleh flora dan fauna (Ruminansia jugamendapat untung), tetapi hidup bersama ini tidak permanen (bisa hidup sendiri sendiri).
Contoh lain : hidup bersama antara burung jalak dengan sapi, dimana burung jalak akan
memakan caplak yang menghisap darah sapi (jalak mendapat keuntungan) sedangkan
sapi terbebas dari parasit penghisap darah (sapi juga mendapat keuntungan), tetapi
hidup bersama ini tidak permanent.
PARASIT
KERUGIAN akibat parasit terjadi melalui beberapa cara (1,2,3) :
1. Menghisap darah, cairan getah bening atau eksudat
Contoh : artropoda (lalat dan nyamuk), helminth (cacing Ancylostoma sp) dan
Protozoa darah (Plasmodium sp; Leucocytozoon sp; Trypanosoma sp) menghisap
darah. Artropoda (lalat jenis tertentu), Helmin (cacing Thelazia sp; Syngamus sp),
protozoa (Trichomonas sp) menghisap cairan getah bening atau eksudat
2. Menghisap makanan hospes
Contoh : Helmin (cacing Ascaris sp, Taenia spp), kesemuanya menghisap makanan
hospes
3. Merusak jaringan tubuh
Contoh : cacing Trematoda Fasciola gigantica merusak jaringan hati, Protozoa( Eimeria sp) merusak epitel usus, Artopoda larva lalat Gastrophylus sp merusak
dinding lambung
4. Menimbulkan gangguan mekanik
Contoh : bentuk peralihan cacing pita echinococus granulosus (kista hidatida) yang
berpredileksi didalam hati, bisa menekan organ hati dan organ lainnya.
5. Menimbulkan radang
Contoh : larva dari cacing Ancylostoma sp bisa menembus kulit dan menimbulkan
radang. Gigitan dari Artropoda (lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau)
kesemuanya menimbulkan radang. Protozoa Eimeria sp merusak epitel usus dan
mengakibatkan terjadinya radang
6. Memudahkan masuknya mikro-organismeContoh : artropda (gigitan nyamuk, caplak), helmin (tempat masuknya larva cacing
Ancylostoma sp) menimbulkan kelukaan dan memudahkan masuknya mikro-
organisme sehingga terjadi infeksi sekunder.
7. Menghasilkan berbagai substansi toksik seperti (hemolysin, histilysine,
antikoagulan dan produksi toksik dari metabolismenya)
Contoh : Protozoa (Trypanosoma sp), artropoda (lalat, nyamuk, caplak) dan Helmin
(cacing Ancylostoma sp) menghasilkan substansi seperti tersebut terdahulu
8. Menimbulkan reaksi alergi
Contoh : artropoda (Sarcoptes sp, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal), tempat gigitannya
timbul reaksi alergi
2
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 3/11
9. Dapat menstimulir terjadinya kanker
Contoh : cacing Spirocerca lupi telah terbukti dapat menstimulir (merangsang)
terjadinya kanker saluran pencernaan anjing
10. Membawa beberapa penyakit (Vektor)
Contoh : caplak menularkan Anaplasmosis, lalat menularkan malaria unggas
11. Menimbulkan penyumbatan secara mekanisContoh : cacing Ascaris suum jika jumlahnya banyak dapat menyumbat saluran
pencernaan babi.
12. Dapat menghncurkan sel, karena mengadakan pertumbuhan didalamnya
Contoh : protozoa ( Eimeria sp, menghancurkan sel epitel saluran cerna ,
Plasmodium sp, Leucocytozoon dan Haemoproteus, menghancurkan sel darah merah
unggas)
13. Menurunkan resistensi tubuh hospes terhadap penyakit lainnya.
Beberapa parasit berbahaya pada satu spesies hewan, sedangkan pada spesies
yang lain tidak atau kurang berbahaya, sehingga ada istilah “Host range”. Parasit
dengan “host range” yang semakin lebar berarti semakin banyak spesies hewan yang bisa terinfeksi dengan dampak yang nyata dan sebaliknya apabila parasit dengan “host
range’ yang sempit berarti semakin sedikit spesies hewan yang bisa terinfeksi. Ada
parasit walaupun jumlahnya masih sedikit sudah membahayakan hospes, tetapi ada juga
yang jika jumlahnya cukup banyak baru membahayakan hospes. Ada beberapa parasit
hanya membutuhkan satu satu hospes dalam menyelesaikan siklus hidupnya, tetapi ada
juga yang lebih dari satu hospes, sehingga menyebabkan ada perbedaan istilah parasit
diantara para ahli.
Berdasarkan (1), Parasit bisa dibedakan berdasarkan :
(1) Akibat yang ditimbulkan
(2) Lama hidup parasit pada hospes
(3) Lama waktu berparasitnya
(4) Sifat keparasitannya
(5) Jumlah hospes yang diperlukan
(6) Tempat berparasitnya
(7)
1. BERDASARKAN AKIBAT YANG DITIMBULKAN
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, parasit dapat dibedakan menjadi :
ParasitiASIS adalah jika parasit belum mampu menimbulkan lesi (jejas) atau tanda
klinis pada hospesnya, sedangkan ParasitOSIS adalah jika parasit telah mampu
menimbulkan lesi (jejas) atau gejala klinis pada hospesnya.
Contoh : infeksi cacing Ascaris suum pada babi, hasil pemeriksaan tinja ditemukan telur
cacing Ascaris suum tetapi babi tersebut belum menampakkan gejala klinis, sehingga
babi tersebut menderita Ascariasis. Sedangkan jika babi tersebut telah menampakkan
gejala klinis disebut menderita Ascariosis
Contoh infeksi Protozoa saluran pencernaan ( Balantidium sp), hasil pemeriksaan tinja
ditemukan bentuk kista atau tropozoit Balantidium sp, tetapi hewannya belum
3
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 4/11
menampakkan gejala klinis, sehingga disebut hewan menderita Balantidiasis dan jika
gejala klinisnya sudah nampak disebut Balantidiosis.
Contoh infestasi artropoda kudis kulit (Sarcoptes scabiei penyebab Scabies). Dari hasil
pemeriksaan kerokan kulit ditemukan tungau Sarcoptes sp, jika hewannya belum
menampakkan gejala klinis disebut menderita Scabiasis dan jika sudah menampakkangejala klinis disebut Scabiosis
2. BERDASARKAN LAMA HIDUP BERPARASIT PADA HOSPES
Berdasarkan lama hidup perparasit pada hospes, parasit dapat dibedakan menjadi
:
1. Selama hidupnya sebagai parasit
2. Belum dewasa sebagai parasit dan dewasa hidup bebas
3. Dewasa hidup sebagai parasit da, belum dewasa hidup bebas
4. hamper selama hidupnya sebagai parasit
1. Parasit yang Selama Hidupnya sebagai Parasit
Contoh : Cacing Trichinella spiralis cacing dewasanya hidup didalam saluran
pencernaan dan larvanya hidup diantara sel-sel daging serat lintang babi. Protozoa
Plasmodium sp, stadium aseksualnya berparasit didalam eritrosit unggas, sedangkan
stadium seksualnya berparasit didalam tubuh nyamuk. Artopoda (kutu Menopon gallinae), sejak dari telur sampai dewasa hidup dan melekat pada bulu ayam
2. Parasit yang Belum Dewasa sebagai Parasit dan setelah Dewasa Hidup Bebas
Contoh : artopoda (lalat Chrysomia sp) dimana larva lalat ini umumnya hidup disela-sela ceracak kaki sapi sehingga menimbulkan Miasis, sedangkan lalat
dewasanya hidup bebas
3. Parasit yang Dewasa sebagai Parasit dan Sebelum Dewasa Hidup Bebas
Contoh : artropoda nyamuk, ( Aedes, Anopheles dan Culex) betina dewasa hidup
sebagai parasit (menghisap darah), sedangkan jentik (belum dewasa) hidup bebas
didalam air.
4. Parasit yang Hampir Seluruh Hidupnya sebagai Parasit.
Contoh : cacing Fasciola gigantica, embrio yang ada didalam telur hidup bebas,
stadium mirasidium, sporokista, redia dan cercaria hidup sebagai parasit pada siputair tawar ( Lymnaea sp), stadium metasercaria hidup bebas dan cacing dewasanya
berparasit didalam hati dan kantung empedu herbivopa.
3. BERDASARKAN LAMA WAKTU BERPARASITNYA
Berdasarkan lama waktu berparasitnya, parasit dapat diebdakan menjadi ;
1. Parasit Temporer (Berkala = Periodik) adalah parasit yang mengunjungi
hospesnya pada waktu –waktu tertentu saja.Contoh : Nyamuk, lalat akan menghisap
darah hospesnya pada waktu tertentu saja
4
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 5/11
2. Parasit Stasioner, adalah parasit yang sebagian atau seluruh hidupnya menetap pada
hospes, apabila menetap selama satu stadium siklus hidupnya disebut Parasit
Stasioner Berkala (Stasioner Periodik) dan apabila selama hidupnya menetap dan
berparasit pada hospes disebut Parasit Stasioner Permanen. Contoh. Parasit
Stasioner berkala, lalat Gastrophylus sp, karena stadium larva saja yang berparasit
didalam lambung kuda, sedangkan lalat dewasa hidup bebas. Parasit Stasioner Permanen, salah satunya kutu (Menopon gallinae) karena selama hidupnya (telur,
larva dan dewasa) hidup pada bulu unggas. Cacing Trichinella spiralis, baik stadium
larva dan dewasanya hidup didalam tubuh hewan.
4. BERDASARKAN SIFAT KEPARASITANNYA
Berdasarkan sifat keparasitannya, parasit dapat dibedakan menjadi parasit :
1. Parasit Isidentil adalah parasit yang secara kebetulan ditemukan pada hospes yang
tidak seharusnya (hospes yang tidak wajar). Contoh : cacing pita Dipyllidium
caninum adalah saluran pencernaan anjing, tetapi kadang-kadang bisa ditemukan
berparasit didalam usus manusia terutama anak-anak. Kejadiannya dimana telur
cacing pita termakan oleh larva pinjal (Ctenocephalides sp) yang merupakan hospes
antara cacing pita tersebut, pinjal yang infektif secara tidak sengaja termakan oleh
anak-anak sehingga didalam ususnya terinfeksi cacing pita anjing
2. Parasit Eratica adalah parasit yang lokasi berparasitnya ditemukan tidak pada target
organnya. Contoh : cacing Ascaris suum secara normal berpredileksi (lokasi
berparasitnya) didalam usus halus babi, tetapi karena sesuatu sebab yang tidak
diketahui secara pasti bisa ditemukan didalam kantung empedu atau lambung babi.Contoh lain cacing Ascaridia galli adalah cacing saluran pencernaan ayam, tetapi
pernah ditemukan didalam telur dan uterus ayam.
3. Parasit Fakultatif adalah parasit yang dapat hidup bebas atau hidup sebagai parasit.
Contoh lalat rumah (Musca domestica) umumnya baik stadium larva dan dewasa
hedup bebas, tetapi jika larvanya hidup didalam luka maka menyebabkan Miasis
(Belatungan)
4. Parasit Obligat adalah parasit yang hidupnya mutlak sebagai parasit, jadi untuk
kelangsungan hidupnya mutlak memerlukan hospes. Contoh ; cacing hati Fasciola
gigantica, Protozoa ( Eimeria sp) dan Artropoda (Sarcoptes sp) kesemuanya mutlak memerlukan hospes, tanpa hospes akan mati.
5. Parasit Spuriosa adalah parasit yang dikeluarkan oleh bukan hospes yang
semestinya, dimana parasit tersebut tidak mengalami perkembangan atau
menimbulkan kerusakan pada hospes tersebut. Contoh pada pemeriksaan tinja
anjing ditemukan telur cacing pita Taenia saginata yang seharusnya berparasit pada
manusia, kemungkinan karena anjing memakan tinja manusia yang mengandung
telur cacing pita tersebut. Contoh lain : pada pemeriksaan tinja ayam ditemukan
telur cacing Ascaris suum yang berparasit pada babi, kemungkinan disebabkan
karena ayam memakan bagian tinja babi yang terkontaminasi telur cacing Ascaris
suum.
5
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 6/11
5. BERDASARKAN JUMLAH HOSPES YANG DIPERLUKAN
Berdasarkan jumlah hospes yang dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus
hidupnya, maka parasit dibedakan menjadi :
1. PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya
hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja Contoh : tungau
Sarcoptes membutuhkan hanya satu hospes definitif saja
2. PARASIT HETEROXEN (“heteros” = berbeda) sering disebut juga
DIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya
melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes yang
berlainan. Contoh : cacing hati Fasciola gigantica memerlukan siput air tawar
Lymnaea sp pada stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria) sedangkan
dewasanya memerlukan mamalia sebagai hospes definitifnya
3. PARASIT POLIXEN (“poly” = banyak) adalah parasit yang dalam menyelesaikan
siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes, tetapi kesemuanya dari satu
jenis. Contoh : kebanyakan caplak adalah parasit polixen, karena stadium larva,
nimpa dan dewasanya berparasit pada satu atau beberapa hewan sejenis
5. BERDASARKAN TEMPAT BERPARASITNYA
Berdasarkan tempat berparasitnya (predileksinya), parasit dapat dibedakanmenjadi :
1. EKTOPARASIT = EKTOZOA adalah parasit yang secara umum hidup pada
permukaan luar tubuh (kulit) hospes atau didalam liang (telinga luar dan rongga
hidung) yang berhubungan bebas dengan dunia luar dan termasuk juga parasit
datang – pergi (parasit yang tidak menetap didalam tubuh hospes). Contoh :
artropoda : kutu, pinjal, lalat, nyamuk, caplak dan tungau
2. ENDOPARASIT = ENDOZOA adalah parasit yang hidup didalam organ dalam,
system (alimentarius, sirkulasi, respirasi), rongga dada, rongga perut, persendian,
otot daging atau jaringan lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan dunialuar. Contoh : cacing saluran pencernaan, cacing jantung, protozoa saluran cerna dan
protozoa darah dll
HOSPES
Hospes (inang = hewan penjamu) adalah hewan yang menderita kerugian akibat
harus menberikan makan parasit (1,2,3)
Hospes dapat dibedakan berdasarkan :
1. Stadium Parasit
6
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 7/11
2. Perlu tidaknya hospes
1. BERDASARKAN STADIUM PARASIT
Berdasarkan stadium paarsit yang dikandungnya, maka hospes dapat dibedakan
menjadi :
1. HOSPES DEFINITIF (Inang definitive, Induk semang, Inang primer) adalah hospes
yang memberikan makan untuk hidup parasit stadium seksual atau dewasa. Contoh :
salah satu penyakit malaria unggas disebabkan oleh protozoa Plasmodium malariae ,
dimana bentuk seksualnya (makrogamet dan mikrogamet) ditemukan didalam tubuh
nyamuk, sedangkan stadium Schizon dan Merozoit ditemukan didalam darah
unggas. Jadi pada kasus malaria unggas ini, nyamuk adalah sebagai hospes
definitive.
2. HOSPES INTERMEDIER (hospes sementara, hospes sekunder, hospes alternative,
inang antara) adalah hospes yang memberikan makan untuk hidup parasit stadiumaseksual atau belum dewasa. Contoh : pada kasus malaria seperti dituliskan
terdahulu, stadium Schizon dan Merozoit ditemukan didalam sel darah merah
unggas, sehingga unggas sebagai hospes intermedier. Contoh lain pada infeksi
cacing hati Fasciola gigantica, stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria)
berkembang didalam tubuh siput air tawar ( Lymnaea sp), sehingga siput disebut
sebagai hospes intermedier
2. BERDASARKAN PERLU TIDAKNYA HOSPES
Berdasarkan perlu tidaknya hospes untuk kelangsungan hidup parasit, maka
hospes dapat dibedakan menjadi :
1. HOSPES ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya dalam siklus hidup parasit
merupakan satu keharusan. Contoh : dalam siklus cacing hati Fasciola gigantica,
siput air tawar genus Lymnaea harus ada untuk kelengkapan siklus hidup parasit,
sehingga Lymnaea disebut Hospes Esensial
2. HOSPES NON-ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya dalam siklus hidup
parasit tidak merupakan satu keharusan. Contoh : dalam siklus hidup Cacing
Ascaridia galli yang menginfeksi ayam, cacing tanah tidak merupakan hospes yang
harus ada, karena tanpa cacing tanahpun siklus hidup cacing masih bisa berlangsung.
VEKTOR
Vektor berarti pembawa atau pengangkut. Vektor adalah organisme yang
memindahkan parasit stadium infektif dari penderita ke organisme penerima (2)
Secara umum vector dapat dibedakan menjadi :
1. VEKTOR MEKANIK , bila agen penyakit tidak mengalami perkembang biakan
dalam tubuh vector. Contoh : penyebaran penyakit surra oleh protozoa
Trypanosoma evansi pada kuda, lalat Tabanus sp, Hippobosca sp dan Stomoxys sp
7
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 8/11
merupakan vector mekanik karena didalam tubuh lalat tersebut Trypanosoma sptidak mengalami perkembangan.
2. VEKTOR BIOLOGIK , bila agen penyakit mengalami perkembang biakan atau
pendewasaan dalam tubuh vector. Kalau didalam tubuh vector hanya terjadi
pendewasaan saja dari agen penyakit disebut : CYCLODEVELOPMENTAL danapabila selain terjadi pendewasaan juga terjadi perkembang biakan (penggandaan,
perbanyakan) dari agen penyakit disebut CYCLOPROPAGATIVE dan apabila
dalam tubuh vector hanya terjadi perkembang biakan dari agen penyakit disebut
PROPAGATIVE. Contoh vektor Cyclodevelopmental : penularan Dirofillaria
immitis cacing jantung anjing terjadi karena larva cacing yang disebut Mikrofilariadiisap bersama darah oleh nyamuk Aedes aegypti. Didalam tubuh nyamuk
microfilaria akan berkembang menjadi larva stadium 1 larva stadium 2 dan
larva stadium 3 yang bersifat infeksius. Jadi didalam tubuh vector terjadi
perkembangan microfilaria dari L1 L2 L3. Contoh vector Cyclopropagative :
penyakit malaria unggas pada ayam salah satunya disebabkan oleh Leucocytozoon
spp yang ditularkan oleh lalat Culicoides arakawae. Stadium mikrogamet dan
makrogamet yang ada didalam sel darah merah penderita diisap oleh Culicoides sp.Didalam tubuh Culicoides sp akan terjadi perkawinan antara mikrogamet dengan
makrogamet sehingga menghasilkan satu zygote. Zygota ini dalam perkembangan
lebih lanjut menjadi satu ookinet dan berkembang lagi penjadi satu oosit. Oosit ini
selanjutnya berkembang dan menghasilkan banyak (beribu-ribu) Sporozoit yang
bersifat infeksius. Contoh vector Propagative adalah kebanyakan pada penularan
penyakit virus, dimana hanya terjadi perbanyakan agen saja.
CARA PENULARAN PARASIT
Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertical dan
Horizontal (1,2)
1. PENULARAN SECARA VERTIKAL adalah penularan yang terjadi melalui induk
kepada anak yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi
melalui : telur, air susu atau plasenta
2. PENULARAN SECARA HORIZONTAL adalah cara penularan yang umumnya
terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga
yang melalui bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularantersebut dapat terjadi melalui :
a. KONTAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak
fisik antara dua individu atau lebih. Contoh : penularan kutu, tungau .
b. KONTAK TIDAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi bukan karena
terjadinya kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti
(bahan yang tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes)
8
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 9/11
INFEKSI atau INFESTASI
Penggunaan istilah Infestasi dan Infeksi sampai saat ini masih sering terjadi
perdebatan para ahli, tetapi dari hasil pertemuan terakhir penggunaan istilah Infestasihanya digunakan untuk golongan Artropoda dan Infeksi untuk Helmin dan Protozoa
(1,2)
Secara umum Infestasi atau Infeksi parasit dapat dibedakan menjadi :
1. INFESTASI atau INFEKSI CAMPURAN adalah bila satu individu (hospes)
ditemukan dua atau lebih parasit. Contoh pada seekor ayam ditemukan kutu, cacing
dan protozoa
2. INFESTASI atau INFEKSI LATEN adalah bila individu (hospes) telah membawa
parasit tetapi tidak menampakkan gejala sakit, gejala sakit baru akan nampak
apabila terjadi pemacu patogenitas parasit atau factor pendefresi kekebalan tubuh.
Contoh : protozoa Trypanosoma evansi pada sapi kadang-kadang tanpa gejala,
gejala akan tanpak jika sapi kepayahan dipakai membajak di sawah.
3. INFESTASI atau INFEKSI TERSEMBUNYI adalah bila individu (hospes) yang
telah membawa parasit tetapi tanpa gejala sakit, gejala sakit akan nampak apabila
ada parasit lain ikut menyerang jaringan yang sama. Contoh : Plasmodium bubalis pada kerbau tidak menimbulakn gejala sakit, apabila tidak disertai adanya parasit
darah yang lainnya seperti Babesia sp, Anaplasma sp
ADAPTASI PARASIT
Adaptasi ini dapat bersifat MORFOLOGI dan BIOLOGI. Hasil dari
penyesuaian ini menyebabkan terbentuknya spesies parasit yang tempatnya pada tubuh
hospes tertentu dan sifat keparasitannya khas (2)
1. ADAPTASI MORFOLOGI adalah adaptasi yang disertai dengan adanya perubahan
tubuh sehingga memungkinkan untuk hidupnya parasit dalam hospes. Adaptasi
morfologi dapat dibedakan menjadi ;
a. MODIFIKASI DEGENERASI , pada adaptasi ini terjadi reduksi bahkan
benar-benar terjadi degenerasi alat atau bagian tubuh dan jaringan-jaringan yang
mempunyai hubungan fisiologis. Contoh : mirasidium dari cacing hati Fasciola gigantica akan melepas silianya agar bisa menyesuaikan diri dan berkembang
didalam tubuh siput air tawar Lymnaea sp
b. MODIFIKASI NEOFORMASI , pada adaptasi ini susunan bagian tubuh
mengalami modifikasi untuk menjadi alat khusus. Contoh kutu yang hidup pada
unggas dan mamalia ujung kakinya ada yang dilengkapi dengan cakar ada yang
tidak (disesuaikan untuk melekat pada bulu atau rambut). Protozoa yang hidup
didalam darah dan diluar sel darah juga mengalami modifikasi neoformasi,
dimana yang hidup diluar sel darah merah seperti Trypanosoma sp memiliki
9
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 10/11
membrane undulans untuk bisa bergerak, sedangkan yang ada didalam sel darah
merah seperti Babesia sp, Anaplasma sp tidak memiliki membrane undulans
karena tidak perlu untuk bergerak.
2. ADAPTASI BIOLOGI, adaptasi ini lebih memungkinkan untuk tahannya hidup
parasit pada tempat predileksinya. Contoh : parasit cacing saluran pencernaanmempunyai kemampuan mengeluarkan antikinase yang berfungsi menetralkan getah
pancreas hospes, seandainya parasit tidak bisa menetralkannya niscaya parasit akan
mati tercerna. Dalam adaptasi biologi parasit mempunyai bermacam – macam
kecendrungan hayati untuk bereaksi atau menanggapi secara khusus terhadap
rangsangan dari luar.
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsit
untuk kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena
pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit
adalah sia – sia (2,3)
Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi :
1. SIKLUS HIDUP secara LANGSUNG, untuk melangsungan hidup parasit
memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki
fase bebas. Contoh cacing Ascaris suum yang menginfeksi babi, cacing dewasa
bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, telur mengalami
perkembangan dimana di dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang bersifat
infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan berkembang menjadi dewasa. Disinihanya memerluka satu hospes babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi
(fase bebas).
2. SIKLUS HIDUP secara TIDAK LANGSUNG, untuk kelangsungan hidup parasit
membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau lebih hospes intermedier. Contoh
cacing hati Fasciola gigantica yang menginfeksi sapi, cacing dewasa yang
berpredileksi didalam kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja dan
mencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang harus
membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk berkembang menjadi
sporokista, redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan menempel
pada rumput menjadi Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.
EKOLOGI PARASIT
Dalam usaha menentukan usaha kebijakan pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit parasiter, maka pengetahuan ekologi parasit tidak boleh
diabaikan. Dalam mempelajari ekologi parasit, setidak – tidaknya ada tiga factor yang
berperan antara lain : (1) Parasit, (2) Hospes dan (3) Lingkungan yang saling
mempengaruhi dan saling berhubungan dalam mempengaruhi persentase kejadian
(Prevalensi infeksi ) atau Tingkat infeksi (Intensitas infeksi).
10
5/6/2018 keparasitan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keparasitan-1 11/11
1. FAKTOR PARASIT, yang dominant berpengaruh antara lain cara penyebaran
(siklus hidup), Viabilitas (daya tahan hidup) Patogenitas dan Immunogenitasnya.
Cara penyebaran (siklus hidup) berpengaruh terhadap ekologi parasit, sebagai
contoh pada penyakit cacing hati Fasciola gigantica, jika siput Lymnaea sp tidak
ada maka siklus hidup cacing hati akan terputus dan penyakit akan lenyap.Viabilitas (daya tahan hidup), dari setiap parasit daya tahan hidupnya berbeda-beda,
sebagai contoh telur cacing Neoascaris sp lebih tahan kekeringan jika dibandingkan
dengan telur Ascaris lainnya, sehingga pada daerah kering prevalensi dan intensitas
infeksi Neoascaris sp umumnya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Ascariasis. Patogenitas, satu jenis parasit menimbulkan kesusakan yang berbeda
pada setiap jenis hewan dan bahkan pada hewan yang sama. Contoh Eimeria tenella patogenitasnya paling tinggi dibandingkan dengan Eimeria (necatrix, acervulina,
pre cox). Immunogenitas, tidak semua parasit bisa merangsang terbentuknya
tanggap kebal (kekebalan),selain itu dari satu jenis yang berbeda varietasnya respon
kekebalan yang terbentuk mungkin bisa jauh berbeda.
2. FAKTOR HOSPES, yang paling dominant dari hospes mempengaruhi ekologi
parasit antara lain : umur, ras, jenis kelamin, status immunitas dan status nutrisi.
3. FAKTOR LINGKUNGAN, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dan
sangat komplek dalam mempengaruhi ekologi parasit. Lingkungan yang paling
dominant berpengaruh terhadap ekologi parasit seperti musim, curah hujan, suhu,
sinar matahari, keadaan geografi, tatalaksana peternakan
PUSTAKA
1. Soulsby, E.J.L (1982). Helminths, Arthropods and Protozoa of Domesticated
Animals. 7th Ed. Bailliere Tindal London.
2. Brotowidjojo, M.D (1987). Parasit dan Parasitisme. Pt. Melton Putra Jakarta
3. Dunn, M (1978). Veterinari helminthology. 2nd Ed. Butler and Tanner Ltd.
Frome and London
11