Kepailitan (Hukum Bisnis)

44
HUKUM KEPAILITAN HUKUM BISNIS FH UNSUB

description

Asal kata failite (Perancis) = kemacetan pembayaranSita umum atas semua harta kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Transcript of Kepailitan (Hukum Bisnis)

Page 1: Kepailitan (Hukum Bisnis)

HUKUM KEPAILITAN

HUKUM BISNISFH UNSUB

Page 2: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KEPAILITAN

Asal kata failite (Perancis) = kemacetan pembayaranSita umum atas semua harta kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Page 3: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PENGATURAN KEPAILITAN

FV 1905 (Faillissements Verordening) PERPU No. 1 Tahun 1998 Tentang Kepailitan UU No. 4 Tahun 1998 Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang

Page 4: Kepailitan (Hukum Bisnis)

FUNGSI LEMBAGA KEPAILITAN

Sebagai lembaga pemberi jaminan kepada krediturnya bahwa debitur tidak akan berbuat curang dan tetap bertanggung jawab atas semua hutang-hutangnya kepada semua kreditur-krediturnya

Memberi perlindungan kepada debitur terhadap kemungkinan eksekusi masal oleh kreditur-krediturnya

Page 5: Kepailitan (Hukum Bisnis)

ASAS-ASAS HUKUM KEPAILITAN Asas keseimbangan

terdapat ketentuan yg dpt mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh debitor yang tidak jujur atau oleh kreditor yg tidak beritikad baik

Asas kelangsungan usaha Asas keadilan

mencegah kesewenang-wenangan pihak penagih yang mengusahakan pembayaran atas tagihan masing-masing terhadap debitor tanpa mempedulikan kreditor yang lain.

Asas integrasisistem hukum materil dan formilnya merupakan satu kesatuan dengan hukum perdata dan hukum acara perdata nasional

Page 6: Kepailitan (Hukum Bisnis)

TUJUAN KEPAILITAN

melindungi kreditor konkuren untuk memperoleh hak-haknya

Pasal 1131 KUHPerdataPasal 1131 KUHPerdata

Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan

SITA UMUM

Page 7: Kepailitan (Hukum Bisnis)

syaratSITA UMUM

collective execution

dilakukan secara langsung terhadap semua hartakekayaan debitor untuk manfaat semua kreditor

1. debitor dalam keadaan benar-benar berhenti membayar utang-utangnya (insolven) secara tetap

2. terdapat banyak kreditor: aktual maupun potential

Page 8: Kepailitan (Hukum Bisnis)

TUJUAN KEPAILITAN

Pasal 1132 KUHPerdata Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya; pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar-kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan

menjamin pembagian harta kekayaan debitor di antara para kreditor

pari passu prorata parte

Page 9: Kepailitan (Hukum Bisnis)

sita umum untuk kepentingan bersama para kreditor

Fv

UU 4 Tahun 1998

UU 37 Tahun 2004

penyelesaian utang-piutang dunia usaha

kepastian hukum bagi dunia usaha

jalan keluar dari krisis ekonomi

menghindari perebutan harta debitor

menghindari kucurangan debitor atau kreditor

kreditur pemegang hak jaminan kebendaan, perlu memperhatikan kepentingan debitor atau kreditor lainnya

tujuan kepailitan

Page 10: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SYARAT PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT

Terdapat 2 atau lebih Kreditor, dan

Tidak membayar lunas sedikitnya 1 utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih

Atas permohonan sendiri maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya.

Page 11: Kepailitan (Hukum Bisnis)

UTANG

Kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik

dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun

yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena

perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila

tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya

dari harta kekayaan Debitor

Page 12: Kepailitan (Hukum Bisnis)

APA PENGERTIAN TIDAK MEMBAYAR? PT Bank Buana Indonesia v. PD Binatx,

Nomor 03/Pailit/2005/PN.Niaga/Jkt.Pst debitor berhenti membayar utang terhadap puluhan kreditor, sementara harta yang dimilikinya makin hari makin berkurang dan nilainya menjadi lebih kecil dari utang-utang debitor

Mohamad Irwan Sjukur v. Thoe Chaerudin Efendy, Nomor 07/Pailit/2005/PN.Niaga.Jkt.Pst debitor tidak melunasi pembayaran utangnya kepada kreditor pada saat yang telah ditentukan, dan ia mengakui utangnya tersebut

Page 13: Kepailitan (Hukum Bisnis)

UTANG YANG TELAH JATUH WAKTU & DAPAT DITAGIH kewajiban untuk membayar utang yang

telah jatuh waktu, karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya

sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh

instansi yang berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase

Page 14: Kepailitan (Hukum Bisnis)

UTANG YANG JATUH TEMPO...

Utang itu sudah waktunya untuk dibayar Sesuai waktu yang diperjanjikan, dan wan

prestasi salah satu pihak mempercepat penagihannya Jika perjanjian tidak mengaturnya, maka debitor

dianggap lalai, jika dengan surat teguran ia telah dinyatakan lalai

Mahkamah Agung: penggunaan lembaya pernyataan lalai dapat ditiadakan, dengan mengajukan gugatan secara langsung ke Pengadilan.

Jika tidak ada kesepakatan jatuh tempo, maka pemenuhan prestasi dapat dimintakan setiap saat oleh kreditor

Page 15: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SIAPA YANG MENGAJUKAN PERMOHONAN PAILIT?

Debitor (voluntary petition) 1 atau lebih Kreditor (involuntary

petition) Kejaksaan untuk kepentingan umum Bank Indonesia jika Debitor Bank BAPEPAM jika Debitor Perusahaan Efek,

Bursa Efek, LKP, dan LPP Menteri Keuangan jika Debitor

Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik

Page 16: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SIAPA YANG DAPAT DINYATAKAN PAILIT?

Orang Pribadi atau badan pribadi (Pasal 2 ayat 1)

Debitur yang menikah (Pasal 4) Badan hukum Harta warisan (Pasal 197)

Page 17: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SIAPAKAH KREDITOR?

Orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau UU yang dapat ditagih di muka pengadilan

KUHPerdata = schuldeischer

Page 18: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KREDITOR KONKUREN

Kreditor yang tidak termasuk golongan khusus atau istimewa

Pelunasan piutang dicukupkan dari sisa penjualan atau pelelangan pailit sesudah diambil oleh kreditor separatis dan istimewa

Dibagi menurut imbangan besar kecilnya piutang kreditor konkuren

PARI PASSU PRO RATA PARTE

Page 19: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KREDITOR YANG MEMILIKI HAK ISTIMEWA HAK ISTIMEWA (Pasal 1134 KUHPer)

suatu hak yang oleh Undang-Undang diberikan kepada seorang kreditor sehingga tingkatannya lebih tinggi dari kreditor lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya

KREDITOR ISTIMEWA: kreditor yang piutangnya mempunyai kedudukan diistimewakan, artinya kreditor mempunyai hak untuk mendapatkan pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan harta pailit

Page 20: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KREDITOR SEPARATIS (PEMEGANG HAK SEPARATIS)

Hak Separatis: hak yang diberikan oleh hukum kepada kreditor pemegang hak jaminan bahwa jaminan yang dibebani dengan hak jaminan tidak termasuk harta pailit, dan kreditor berhak untuk melakukan eksekusi berdasarkan kekuasaannya sendiri yang diberikan oleh undang-undang sebagai perwujudan dari kreditor pemegang hak jaminan untuk didahulukan dari para kreditor lainnya

Kreditor yang memiliki piutang yang dijamin dengan hak jaminan: gadai, hipotik, hak tanggungan, fidusia

Page 21: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SIAPAKAH DEBITOR?

Debitor: orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau UU yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan

Debitor pailit: debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan

Debitor: perorangan maupun Badan Hukum

Page 22: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KUHPERDATA

Debitor = schuldenaar Pasal 1234, Pasal 1235 – Pasal 1239 Pihak yang wajib memberikan sesuatu, berbuat

atau tidak berbuat sesuatu berkenaan dengan perikatannya, baik perikatan itu timbul karena perjanjian maupun Undang-Undang

Page 23: Kepailitan (Hukum Bisnis)

APAKAH DEBITOR HOLDING COMPANY DAPAT DINYATAKAN PAILIT? Holding Company = Perusahaan Badan Hukum yang berbeda dengan

Anak Perusahaan Punya kreditor berbeda dengan Anak

Perusahaan Permohonan pernyataan pailit HC dan

AP tidak diwajibkan diajukan bersama-sama

Putusan Nomor 3/Pailit/1998/PN.Niaga/Jkt.Pst Putusan Nomor 4/Pailit/1998/PN.Niaga/Jkt.Pst

Page 24: Kepailitan (Hukum Bisnis)

APAKAH GUARANTOR DAPAT DINYATAKAN PAILIT? Pasal 1831 –1850 KUHPerdata Personal & Corporate Guarantee Guarantor: debitor yang berkewajiban

melunasi utang debitor kepada para kreditornya jika debitor tidak membayar utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

Guarantor dapat dinyatakan pailit berdasarkan Pasal 131, 154, 155 UU Kepailitan

Putusan MA Nomor 42K/N/1999 Putusan MA Nomor 39K/N/1999

Page 25: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SIAPAKAH KREDITOR PADA KREDIT SINDIKASI?

Kredit Sindikasi (syndicated loan): kredit yang diberikan oleh suatu sindikasi kredit (loan syndication) yang beranggotakan > 1 lembaga pemberi kredit (lending institution)

Anggota atau para peserta sindikasi kredit terdiri atas lembaga-lembaga pemberi kredit, berfungsi sebagai penyedia dana (fund provider), bukan sebagai pemberi kredit (lender)

Page 26: Kepailitan (Hukum Bisnis)

SIAPA YANG BERHAK MENGAJUKAN PAILIT DALAM KREDIT SINDIKASI?

Pemberi Kredit (Lender): sindikasi kredit (loan syndication) bukan para anggota atau para peserta sindikasi

Kreditor pada kredit sindikasi (syndicated loan) = sindikasi kredit (loan syndication)

Kreditor = Lender

* Hanya ada 1 dokumen kredit

* Hubungan hukum dengan debitor dilakukan melalui AGEN

Putusan MA Nomor 25 K/N/1999

Page 27: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PERMOHONAN PAILIT OLEH KEJAKSAAN

PP Nomor 17 Tahun 2000 tentang Permohonan Pernyataan Pailit untuk Kepentingan Umum Penjelasan Pasal 2 ayat (2) UU Kepailitan & PKPU

Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa dan negara dan atau kepentingan masyarakat luas, misalnya:a. debitor melarikan diri;b. debitor menggelapkan bagian dari harta kekayaan

Page 28: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PENJELASAN PASAL 2 AYAT (2)…

c. debitor mempunyai utang kepada BUMN atau badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat;

d. debitor mempunyai utang yang berasal dari penghimpunan dana dari masyarakat luas;

e. debitor tidak beritikad baik atau tidak kooperatif dalam menyelesaikan masalah utang piutang yang telah jatuh waktu; atau

f. dalam hal lainnya menurut kejaksaan merupakan kepentingan umum

Page 29: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PERMOHONAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG MERUPAKAN BANK

Diajukan oleh Bank Indonesia Fungsi Pengawasan BI? Double standards:

* Bank sebagai kreditor v kreditor non bank

* Bank sebagai kreditor v debitor non bank

Page 30: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PERMOHONAN PAILIT OLEH BAPEPAM

Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring & Penjaminan, Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian

Fungsi Pengawasan Bapepam? Melakukan kegiatan yang berhubungan

dengan dama masyarakat yang diinvestasikan dalam efek di bawah pengawasan Bapepam

UU No. 8 Tahun 1995 tentang PM* Tugas: memberi perlindungan kepada investor publik* Fungsi & kewenangan administratif

Page 31: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PERMOHONAN PAILIT OLEH MENTERI KEUANGAN

Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik

Pasal 20 ayat (1) UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian: dapat diajukan oleh Menteri Keuangan

Page 32: Kepailitan (Hukum Bisnis)

Heryono, dkk. v. PT Dirgantara Indonesia (Persero)

?

Page 33: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PENGADILANNIAGA

Page 34: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PASAL 280 AYAT (1)

Permohonan pernyataan pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang sebagaimana dimaksud dalam Bab I dan Bab II, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Niaga yang berada di lingkungan Peradilan Umum

Page 35: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PEMBENTUKAN PENGADILAN NIAGA

Diferensiasi atas Peradilan Umum

Page 36: Kepailitan (Hukum Bisnis)

DASAR PEMBENTUKAN

Memorandum Tambahan Kesepakatan III Indonesia-IMF

Lampiran VII tentang Indonesia: Bankruptcy and Judicial Reform

Pembentukan Peradilan Komersial Khusus (Special Commercial Court)

8 April 1998

Page 37: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PENGADILAN NIAGA

Proses Kepailitan dan Sengketa Dagang

Page 38: Kepailitan (Hukum Bisnis)

HUKUM ACARA

Sepanjang tidak ditentukan lain oleh UU Nomor 4 Tahun 1998:

* Het Herziene Inlandsch Reglement

(HIR) untuk Pulau Jawa & Madura

* Rechtsreglement Buitengenwesten

(RBg) untuk luar Pulau Jawa & Madura

Page 39: Kepailitan (Hukum Bisnis)

PRINSIP HUKUM PENGADILAN NIAGA

Prinsip Kesinambungan Prinsip Persidangan yang Baik, Cepat,

Efektif & Terekam dengan Baik Prinsip Putusan yang Baik Prinsip Kearsipan yang Baik

Page 40: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KOMPETENSI RELATIF PENGADILAN NIAGA

Pasal 3 ayat (1) sampai (5) Asas umum tentang kompetensi pengadilan

didasarkan pada tempat kedudukan debitor

Page 41: Kepailitan (Hukum Bisnis)

ASPEK HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (PASAL 3)

Debitor yang telah meninggalkan wilayah RI: pengadilan yang daerah hukumnya meliputi

tempat kedudukan hukum terakhir debitor Debitor tidak kedudukan di wilayah RI,

tetapi menjalankan profesi atau usaha di wilayah RI: pengadilan yang daerah hukumnya meliputi

tempat kedudukan ATAU kantor pusat debitor menjalankan profesi atau usahanya di wilayah negara RI

Page 42: Kepailitan (Hukum Bisnis)

KEWENANGAN MENGADILI BADAN HUKUM

Pasal 3 ayat (5): Tempat kedudukannya adalah sebagaimana

diatur dalam Anggaran Dasar Prinsip stege statutair:

kewenangan pengadilan untuk mengadili bersifat permanen sesuai dengan tempat kedudukan yang tercantum dalam Anggaran Dasar

Page 43: Kepailitan (Hukum Bisnis)

HAKIM PENGADILAN NIAGA

Diangkat oleh MA dengan syarat: Telah berpengalaman sebagai hakim

dalam lingkungan Peradilan Umum Mempunyai dedikasi & menguasai

pengetahuan di bidang yang menjadi lingkup kewenangan Pengadilan Niaga

Berwibawa, jujur & berkelakuan tidak tercela

Telah berhasil menyelesaikan program pelatihan khusus sebagai hakim pada Pengadilan Niaga

Page 44: Kepailitan (Hukum Bisnis)

HAKIM AD HOC

Pasal 302 ayat (3) UU Kepailitan & PKPU Memberi kesempatan pada praktisi hukum atau para

ahli yang menguasai masalah kepailitan untuk dapat menjadi hakim ad hoc.

Diangkat dengan Keputusan Presiden atas usul Ketua MA

Pengadilan Niaga, Kasasi maupun Peninjuan Kembali