Kepadatan penduduk
-
Upload
novia-senja -
Category
Documents
-
view
272 -
download
4
Transcript of Kepadatan penduduk
KEPADATAN PENDUDUK
(MAHASISWA DI JEMBER)
I Masalah :
Penduduk adalah sekumpulan orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah.
Kepadatan atau density ternyata mendapat perhatian yang serius dari para ahli psikologi
lingkungan. Menurut Sundstrom , kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit
ruangan (dalam Wrightsman & Deaux, 1981). Atau sejumlah individu yang berada di suatu
ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; heimstradan McFarling,
1978; Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978). Suatu keadaan akan dikatakan semakin
padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan
dengan luas ruangan (Sarwono, 1992). Penambahan peduduk yang cepat menyebabkan
tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan
tiap satu kilometer persegi. Cara menghitungnya dengan membandingkan jumlah penduduk
dengan luas daerah yang ditempati.
Jika dikaitkan dengan jumlah banyaknya mahasiswa di Jember, maka hal tersebut
dapat disebut dengan suatu kepadatan penduduk dalam lingkup yang kecil. Mahasiswa itu
sendiri dapat diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas ,
institute maupun akademik. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat
disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidaklah sesempit itu.
Selama ini, masalah kepadatan penduduk di kota Jember dikatakan masih kurang mendapat
perhatian dari masyarakat maupun tokoh masyarakat. Baik itu dari para politisi, tokoh agama,
pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya.
Untuk mengatasi masalah ini memang tidak cukup hanya dari pihak pemerintah saja
yang mengurusinya. Semua pihak yang menyadari pentingnya masalah ini haruslah turut
serta membantu membenahi masalah ini, baik itu dari generasi tua yang sudah terlanjur tidak
melaksanakannya.
Banyaknya mahasiswa Universitas di jember yang menggunakan kendaraan pribadi
(mobil dan motor) sebagai roda transportasi turut menyumbang meningkatnya volume
lalulintas di sekitar kampus karena bersamaan dengan mobilitas kendaraan lain yang
melewati jalan disekitar kampus terutama pada saat jam puncak pagi dan sore hari.
Dengan semakin banyaknya mahasiswa , maka secara tidak langsung dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan juga semakin banyak. Hal tersebut dapat diketahui dari
banyaknya mahasiswa yang menggunakan alat transportasi (sepeda motor) sebagai
kendaraannya. Dengan semakin banyaknya sepeda motor yang digunakan , maka semakin
banyak pula polusi udara yang ditimbulkan. Hal tersebut dapat dirasakan secara langsung
oleh masyarakat sekitar. Misalnya saja dengan adanya polusi udara (karbon monoksida) yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor maka akan berpengaruh terhadap kesehatan, cuaca yang
relatif tidak menentu, dan kerusakan lapisan ozon.
Semakin banyaknya sampah – sampah , juga merupakan dampak negatif yang
ditimbulkan dari banyaknya mahasiswa. Hal itu dapat diketahui dengan banyaknya
mahasiswa yang setiap harinya mengonsumsi makanan berbungkus plastik ataupun kertas.
Secara tidak langsung , hal tersebut akan berdampak pada kerusakan lingkungan yaitu
menciptakan pencemaran tanah dan udara. Mengapa ? Dapat kita ketahui sendiri plastik itu
terbuat dari zat-zat yang memiliki partikel yang sangat padat dan sulit untuk diuraikan.
Misalnya saja ketika plastik itu dibakar, maka plastik tersebut akan meleleh. Namun asap
yang ditimbulkan dari pembakaran plastik tersebut dapat mengakibatkan pencemaran udara.
Adanya pembakaran plastik juga akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Asap yang
dihasilkan dari proses pembakaran akan mengganggu pernapasan manusia, sehingga mampu
mengakibatkan orang sesak napas. Selain itu jika plastik ditimbun, maka plastik tersebut akan
sulit terurai. Dan secara tidak langsung hal itu akan berdampak pada hilangnya kesuburan
tanah. Zat hara tanah lama kelamaan akan hilang. Selain itu kepadatan massa dari tanah itu
sendiri akan berkurang dan hal tersebut lah yang menjadikan satu indikasi penyebab
terjadinya tanah longsor.
Semakin berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan padatnya tingkat
bangunan. Hal itu dapat kita amati di sekitar kota Jember khususnya daerah sekitar
universitas-universitas yang ada di Jember. Misalnya saja daerah di sekitar Universitas
Jember , Universitas Muhammadiyah Jember , IKIP Jember maupun di STAIN Jember. Jika
kita amati,dapat terlihat jelas dan hampir tidak ada satupun lahan pertanian. Semua lahan
digunakan sebagai perumahan ataupun usaha kost-kostan. Dengan adanya fenomena tersebut
dapat kita bayangkan betapa sangat terbatasnya lahan kosong yang semula digunakan untuk
kegiatan pertanian. Tentu saja hal tersebut akan berdampak pada sumber pangan kota Jember
yang semakin sedikit. Hal itu dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya mahasiswa yang
selalu datang pada kota Jember setiap tahunnya dan ditambah dengan jumlah penduduk yang
semakin banyak, sedangkan luas lahan pertanian yang ada semakin sedikit atau dapat
dikatakan lahan yang tersedia jumlahnya tetap. Selain itu dengan banyaknya lahan yang
dipergunakan untuk usaha kost-kostan akan menimbulkan panasnya cuaca kota Jember.
Mengapa ? Tentu saja hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya lahan yang tersedia
untuk menanam tanaman ataupun pohon di suatu lahan. Semua lahan dipergunakan untuk
membuat bangunan / usaha kost-kostan, sehingga ketika panas matahari mulai menyinari kota
Jember maka panas tersebut tidak bisa terserap oleh tumbuh-tumbuhan. Tidak dipungkiri juga
jika padatnya bangunan-bangunan tersebut akan menimbulkan bencana banjir. Karena
dengan adanya bangunan-bangunan tersebut membuat lahan-lahan di kota Jember tertutup
oleh semen-semen ataupun sebagainya sehingga hampir tidak ada lubang resapan biopori /
tanah. Padahal pada dasarnya fungsi lubang resapan biopori itu memberikan fungsi dan
manfaat yang penting untuk menampung air. Sehingga dapat kita bayangkan jika hal tersebut
terjadi maka tidak bisa dipungkiri jika bencana banjir akan terjadi.
Salah satu dampak yang tidak kalah pentingnya adalah adanya pencemaran air. Dapat
kita logikakan dan kita sinambungkan antara banyaknya mahasiswa yang datang di kota
Jember dengan penggunaan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci.
Tentu saja hal itu akan memberikan suatu dampak pencemaran terhadap air yang semula
bersih sehingga menjadi kotor. Semakin banyaknya orang yang mendiami kota Jember dan
menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari juga akan berakibat terhadap semakin
banyaknya pula limbah-limbah air kotor yang dihasilkan karena adanya kegiatan tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa limbah yang dihasilkan oleh kegiatan mencuci seperti
menggunakan deterjen, sabun, ataupun sabun pencuci piring tersebut ternyata menimbulkan
suatu dampak yang tidak bisa dinomerduakan. Zat-zat yang terkandung di dalam limbah-
limbah sabun, deterjen maupun sabun pencuci piring ternyata mengandung zat deterjen,
dimana zat tersebut sangat sulit sekali untuk teruraikan. Sehingga kita bisa membeyangkan
betapa bahayanya jika limbah-limbah tersebut semakin banyak. Dapat kita bayangkan jika
limbah air tersebut dibiarkan meresap ke dalam pori-pori tanah. Tentu saja air limbah tersebut
akan mengendap pada permukaan bawah tanah dan menjadi mata air. Sedangkan air yang
terkandung dalam mata air tersebut adalah air yang tercemar oleh limbah-limbah sabun
ataupun deterjen. Dan kemudian ketika para penduduk mencoba menggali mata air tersebut
untuk digunakan untuk kegiatan sehari-hari (memasak). Tentu saja zat-zat yang tercampur
dengan air tadi akan sangat membahayakan bagi kehidupan kita. Apalagi jika limbah air
tersebut kita biarkan mengalir sembarangan dan terkena tanaman. Maka tanaman tersebut
juga akan mengalami dampak pencemaran. Tanaman tersebut lama-kelamaan akan mati.
Namun jika limbah air tersebut kita biarkan menggenang pada suatu tempat yang telah
disediakan, tidak menutup kemungkina pula akan mengganggu kesehatan di sekitar kita.
Adanya bau , warna air yang telah tercemar dan sebagainya tentu saja akan menimbulkan
ketidaknyamanan dalam hidup kita.
II Solusi :
Dengan adanya berbagai macam dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya
fenomena tersebut, tentunya kita harus mencari suatu jalan keluar untuk menghambat atau
bahkan menyelesaikan kasus tersebut. Misalnya saja dengan adanya dampak negatif adanya
sampah – sampah yang terlalu banyak. Kita bisa memanfaatkan sampah tersebut untuk
kegiatan daur ulang. Sampah yang terbuat dari plastik contohnya. Kita bisa mengolah
kembali sampah plastik tersebut dan digunakan sebagai bahan hiasan. Banyaknya botol –
botol plastik dapat kita manfaatkan sebagai bunga , vas bunga, penutup makanan dll. Plastik-
plastik bekas makanan dapat kita manfaatkan juga sebagai tas, ataupun jas hujan. Kertas-
kertas yang tidak terpakai juga dapat dimanfaatkan untuk kesenian kirna. Kertas-kertas
tersebut dapat juga kita kumpulkan dan kita berikan pada pabrik kertas untuk diolah
kembali ,sehingga limbah tersebut dapat teratasi. Pendaur ulangan tersebut dapat juga kita
berikan pada masyarakat-masyarakat yang belum memiliki pekerjaan ataupun kepada para
pengemis jalanan. Kita berikan mereka keterampilan sehingga mereka mampu berinovasi dan
dapat memiliki pekerjaan dari hasil kreativitasnya. Sebenarnya dengan adanya penanganan
dan pemecahan solusi dengan cara pendaur ulangan seperti ini secara tidak langung kita telah
membantu masyarakat untuk mengentas dari kemiskinan. Dan secara tidak langsung pula
solusi tersebut juga menyumbang kontribusi pendapatan pemerintah kota Jember itu sendiri.
Begitu pula dengan adanya kasus pencemaran air. Hal tersebut tentu saja dapat kita
atasi dengan cara mengolah kembali air-air yang telah tercemar. Jadi air yang telah tercemar
dapat kita kumpulkan dalam suatu penampungan / bak besar dan kemudian air tersebut kita
saring sehingga zat-zat yang telah tercampur dalam air tersebut dapat terpisah. Setelah proses
penyaringan tersebut maka air yang jernih, bersih dan tidak terkontaminasi akan dihasilkan.
Tentunya air tersebut dapat kita manfaatkan kembali.
Pembuatan peraturan untuk menanam tanaman pada setiap rumah merupakan hal
yang tidak kalah penting dilakukan. Hal tersebut untuk mengatasi masalah semakin
banyaknya kendaraan-kendaraan yang semakin bertambah di kota Jember. Hal tersebut perlu
sekali dicanangkan agar ketika kendaraan –kendaraan tersebut mengeluarkan asap maka
tumbuhan hijau itulah yang akan menyerapnya. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah
untuk menanam pohon di tepi kanan dan kiri jalan. Sehingga ketika kita berkendara dapat
dengan mudah tanaman tersebut menyerap karbon monoksida dan menggantinya dengan
oksigen. Dengan adanya kegiatan itu memungkinkan terciptanya kerindangan dan
kenyamanan dalam setiap tempat.
Untuk mengatasi semakin banyaknya bangunan, kita dapat membuat lubang resapan
biopori. Seingga bencana banjir tidak akan terjadi. Misalnya saja pada bangunan yang penuh
dengan semen dan yang tidak memungkinkan air bisa terserap ke dalam pori-pori tanah, kita
bisa membuat lubang-lubang kecil di sela-sela itu. Sehingga memungkinkan air bisa terserap
ke dalam tanah.
Jika kegiatan pencegahan tersebut dilakukan secara teratur dan semua warga
menaatinya, maka segala macam masalah akan dapat teratasi dengan baik. Semuanya akan
kembali berjalan dengan seimbang. Seimbang dalam artian dengan adanya jumlah mahasiswa
yang banyak dengan segala dampaknya , kita juga menerapkan kegiatan hidup teratur untuk
menanggulangi dampak-dampak yang terjadi. Sehingga lingkungan ini akan berjalan
sebagaimana mestinya.
III Kesimpulan :
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Penduduk adalah sekumpulan
orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah. Penambahan peduduk yang cepat
menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Jika dikaitkan dengan jumlah
banyaknya mahasiswa di Jember, maka hal tersebut dapat disebut dengan suatu kepadatan
penduduk dalam lingkup yang kecil, Mahasiswa itu sendiri dapat diartikan sebagai orang
yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas , institute maupun akademik.
Ditinjau dari sudut pandang geografi ternyata banyaknya mahasiswa memberikan
dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Hal itu dapat kita ketahui seperti pulusi udara,
tanah, air, serta penyempitan lahan dan meningkatnya volume sampah.
Namun semua masalah itu dapat diatasi dengan berbagai cara. Misalnya saja dengan
menanam pohon di tepi jalan, membuat lubang resapan biopori , melakukan daur ulang ,
membangun asrama yang dekat dengan fakultas, mencanangkan kegiatan bicycle day dan
melakukan penyaringan dari limbah air yang telah terkontaminasi.