Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT...

21
KHASIAT DAUN Lawsonia inermis L. SEBAGAI OBAT TRADISIONAL ANTIBAKTERI (Effect of Lawsonia inermis L. as an antibacterial traditional medicine) Lies Zubardiah 1 , Dewi Nurul M 2 , dan E. Ibrahim Auerkari 3 1 Bagian Periodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti 2 Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 3 Bagian Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Abstract Traditional medicine constitute alternatives besides indigenous salving purpose material chemical synthetical. Rural society that restrains from city generally utilize plant growing around for curing diseses. One of it is leaves of Lawsonia inermis L also known by the name of inai or henna. This leaf usually used to colour hair and nail, apparently has effective as an antibacterial, anti-iritant, anti-oxidant, anti- carsinogenic, anti-inflammation, analgetic, and anti- pyretic agents in vitro and in vivo. In leaves of Lawsonia inermis L available compound 2-hydroxy 1:4-napthoquinone (lawsone), p.coumaric acid, 2-methoxy 3 methyl 1,4- naphthoquinone, apiin, apigenin, luteolin, and cosmosiin. Lawsonia inermis L also contain active compound faction, as ____________________________________________________________________________ Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008 1

Transcript of Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT...

Page 1: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

KHASIAT DAUN Lawsonia inermis L. SEBAGAI OBAT

TRADISIONAL ANTIBAKTERI

(Effect of Lawsonia inermis L. as an antibacterial traditional

medicine)

Lies Zubardiah1, Dewi Nurul M2, dan E. Ibrahim Auerkari3

1Bagian Periodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti2 Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

3 Bagian Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Abstract

Traditional medicine constitute alternatives besides indigenous salving purpose

material chemical synthetical. Rural society that restrains from city generally

utilize plant growing around for curing diseses. One of it is leaves of Lawsonia

inermis L also known by the name of inai or henna. This leaf usually used to

colour hair and nail, apparently has effective as an antibacterial, anti-iritant, anti-

oxidant, anti-carsinogenic, anti-inflammation, analgetic, and anti-pyretic agents in

vitro and in vivo. In leaves of Lawsonia inermis L available compound 2-hydroxy

1:4-napthoquinone (lawsone), p.coumaric acid, 2-methoxy 3 methyl 1,4-

naphthoquinone, apiin, apigenin, luteolin, and cosmosiin. Lawsonia inermis L also

contain active compound faction, as alkaloid, glycoside, flavonoida, phenol,

saponin, tannin, and essentials oil. Phenol and flavonoid constitutes all the much

active compound be found.

Key word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, antibacterial agent.

Abstrak

Obat-obatan tradisional merupakan alternatif disamping penggunaan obat yang

berasal dari bahan kimia sintetis. Masyarakat pedesaan yang jauh dari kota

umumnya memanfaatkan tanaman yang tumbuh di sekitar mereka untuk

pengobatan berbagai penyakit. Salah satunya adalah daun Lawsonia inermis L

yang dikenal dengan nama inai atau henna. Daun ini biasa digunakan untuk

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

1

Page 2: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

mewarnai rambut dan kuku, ternyata memiliki khasiat sebagai antibakteri, anti-

iritan, antioksidan, anti-karsinogenik, anti-inflamasi, analgetik, dan antipiretik

melalui pengujian secara in vitro dan invivo. Di dalam daun Lawsonia inermis L

terdapat senyawa 2-hydroxy-1:4-napthoquinone (lawsone), asam p-coumaric, 2-

methoxy-3-methyl-1,4-naphthoquinone, apiin, apigenin, luteolin, dan cosmosiin.

Selain itu daun Lawsonia inermis L juga mengandung golongan senyawa aktif,

seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, fenol, saponin, tanin, dan minyak atsiri.

Fenol dan flavonoid merupakan senyawa aktif yang paling banyak ditemukan.

Kata kunci: Lawsonia inermis L, obat tradisional, antibakteri.

PENDAHULUAN

Penggunaan dan penelitian pada obat-obatan dan suplemen makanan yang

berasal dari tumbuhan semakin meningkat pada tahun-tahun terakhir ini. Produk

kimia alami telah banyak dikembangkan untuk pengobatan penyakit infeksi. Saat

ini sebanyak 25 sampai 50% obat-obatan yang berasal dari tumbuhan sudah

digunakan sebagai bahan antimikrobial. Bahkan sistem pengobatan di Barat sedang

mencontoh keberhasilan ini.1

Obat tradisional adalah obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan atau

tumbuhan alami yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep

nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat

magis maupun berasal dari pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini,

obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan

penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun

ketersediaannya. Beberapa perusahaan telah melakukan pengolahan terhadap obat-

obatan tradisional yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut.2

Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia

mengeluarkan Undang-Undang No.381 tahun 2007 tentang Kebijakan Obat

Tradisional Nasional. Di dalam salah satu subsistem SKN (Sistem Kesehatan

Nasional) disebutkan bahwa pengembangan dan peningkatan obat tradisional

ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi, aman, memiliki

khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas, baik untuk

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

2

Page 3: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun digunakan dalam pelayanan

kesehatan formal. Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari

budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu.

Namun demikian pada umumnya efektivitas dan keamanannya belum sepenuhnya

didukung oleh penelitian yang memadai.3

Tumbuh-tumbuhan mengandung banyak bahan fitokimia dengan metabolit

sekunder dalam varietas yang luas, seperti tanin, terpenoid, alkaloid, saponin, dan

flavonoid, dan secara in vitro telah dijumpai memiliki senyawa antimikrobial.

Dalam hal ini perlu diusahakan pemilihan status tumbuhan, begitu juga perlu

dilakukan penelitian secara in vivo mengenai efektifitas dan toksisitasnya, struktur

fitokimia, dan kandungan antimikrobialnya. Karena banyak dari campuran yang

tersedia sekarang ini berupa sediaan yang tidak diatur, sedangkan penggunaan di

masyarakat sudah sedemikian pesat. Para klinikus perlu mempertimbangkan akibat

dari pengobatan yang dilakukan sendiri oleh pasien dengan menggunakan sediaan

tersebut.1,4

Daun Lawsonia inermis Linnaeus atau dikenal sebagai daun inai atau henna,

oleh masyarakat pedesaan tertentu di Indonesia sering digunakan sebagai obat

penyembuh luka di kulit badan. Penggunaan daun ini biasanya dengan cara

dilumatkan langsung ditempelkan di daerah luka dan dibalut dengan kain atau

kasa. Dugaan sementara jika daun Lawsonia inermis L dapat menyembuhkan luka

di kulit badan, maka daun Lawsonia inermis L juga dapat digunakan untuk

penyembuhan luka di dalam rongga mulut. Disamping itu kemungkinan di dalam

daun Lawsonia inermis L terkandung senyawa-senyawa yang mempuyai sifat

antibakteri yang membantu proses penyembuhan.5

Penulisan ini diharapkan dapat memberi asupan kepada masyarakat dan para

tenaga kesehatan khususnya dokter gigi, bahwa daun Lawsonia inermis L melalui

uji minimal inhibitory concentration telah terbukti efektif sebagai antibakteri

terhadap Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Streptococcus mutans secara

in vitro. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lanjutan, agar dapat

dihasilkan suatu bahan antibakteri baru yang berasal dari tanaman obat tradisional,

dengan efektivitas memadai, aman, dan terjangkau oleh masyarakat umum.

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

3

Page 4: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

Lawsonia inermis L

Lawsonia inermis L (Gambar 1) adalah suatu tumbuhan berbunga, spesies

tunggal dari genus Lawsonia dari famili Lythraceae. Merupakan tumbuhan asli

daerah tropis dan subtropis seperti Afrika Selatan, Afrika timur dan utara, Asia dan

Australia utara yang secara alamiah tumbuh juga di daerah-daerah tropis di

Amerika, Mesir, India, dan sebagian daerah Timur Tengah. Lawsonia inermis L

merupakan tumbuhan semak belukar dengan ukuran tinggi 2 sampai 6 m,

bercabang banyak dengan cabang-cabang kecil berduri. Daun lonjong, saling

berhadapan, bertangkai pendek, dengan ukuran antara 1,5–5,0 cm x 0,5–2 cm, dan

berurat pada permukaan belakangnya. Dalam musim hujan tanaman ini tumbuh

lebih cepat. Daunnya lama-kelamaan menguning dan rontok pada musim kering

dan dingin.6,7,8

Gambar 1. Lawsonia inermis Linnaeus.13

Pohon Lawsonia inermis L dapat mencapai ketinggian 8 sampai 10 kaki dan

biasa digunakan untuk pagar,7 ada yang berduri maupun tidak berduri,9 memiliki

bunga kecil-kecil dengan warna berbeda-beda dan berbau manis. Daun Lawsonia

inermis L memiliki substansi zat warna yang bervariasi mulai dari merah,

burgundy, kuning tua, coklat kemerahan sampai coklat, selain itu juga

mengandung hennotannic acid yaitu suatu bahan penyamak.10

Tumbuhan Lawsonia inermis L menghasilkan molekul berwarna kuning

kemerahan yang disebut Lawsone. Molekul ini memiliki kemampuan mengikat

protein, sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kulit, rambut, kuku, kain

sutera, dan wol. Daerah asli Lawsonia inermis L adalah padang rumput tropis dan

daerah kering yang membentang dari Afrika sampai ke lingkaran Pasifik bagian

barat. Warna yang dihasilkan lebih pekat jika tanaman tumbuh pada temperatur

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

4

Page 5: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

antara 35°C sampai 45°C. Pada temperatur di bawah 11°C tanaman tidak

berkembang dengan baik, dan pada temperatur di bawah 5°C tanaman akan mati.

Lawsone sebagai molekul warna, terutama banyak terkandung di dalam daunnya,

dan kandungan warna terpekat terdapat pada tangkai daunnya.6

Pada suku Telugu (India, Malaysia, USA), Lawsonia inermis L dikenal

dengan nama Gorintaaku. Pada suku Tamil (India Selatan, Singapore, Malaysia,

Sri Lanka) disebut Marudhaani, dan daun yang segar lebih sering digunakan

daripada bubuk yang kering. Daun Lawsonia inermis L banyak digunakan dalam

berbagai acara dan peringatan oleh wanita dan anak-anak.6

Tumbuhan Lawsonia inermis Linnaeus mempunyai sinonim Lawsonia

spinosa L, atau Lawsonia Alba Lamk.11 Lawsonia inermis L dikenal juga dengan

nama henna (Inggris); cinamomo (Spanyol); sinamomo (Phillipina/ Tagalog);

krapeen (Burma & Kambodia); kaaw (Laos); thian khaao, thian daeng, thian king

(Thailand); las mofn, mosng tay nhuoojm, chir giasp hoa (Vietnam); camphire

(Inggris); manjuati (Oriya); al-henna; El-Henna; henne (Perancis); hinna; kina;

al-khanna; Egyptian priest; Egyptian privet; Jamaica mignonette; mignonette tree;

mehndi; mehandi; mehendi; mendee; atau smooth Lawsonia dan banyak nama

lagi, adalah termasuk dalam famili N.O. Lythraceae dari spesis Lawsonia alba

Lamk (LANK) atau Lawsonia ruba, atau Lawsonia spinosa L.7,8

Lawsonia inermis L merupakan salah satu dari 40 jenis tanaman yang

digunakan sebagai obat-obatan dan tercatat dalam daftar obat “Ebers Papyrus”

yang ditulis pada tahun 1550 SM. Di Mesir pada tahun 1500 SM Lawsonia inermis

L disebut sebagai Kupros, atau Cyperus. Pada catatan obat-obatan terdapat 7

macam jenis Lawsonia inermis L tergantung di mana tanaman ini tumbuh, umur

tanaman dan bagian-bagian dari tanaman.12,13

Di Indonesia Lawsonia inermis L mempunyai nama yang berbeda-beda yaitu

pacar kuku atau pacar petok (Jawa); inai parasi (Sumatera); gaca, ineng (Aceh);

daun laka (Ambon), kacar (Gayo), ine (Batak), inae batang (Minangkabau), bunga

laka (Timor), daun laka (Ambon), kayu laka (Menado), pacar kuku (Jawa Tengah

dan Sunda), pacar (Madura), pacar (Dayak), tilangga tutu (Gorontalo), kolondigi

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

5

Page 6: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

(Buol), karuntigi (Ujungpandang), pacel (Bugis), bunga jari (Halmahera), laka

bobudo (Ternate), dan laka kahori (Tidore).14

Pada penelitian in vitro di India ditemukan bahwa ekstrak alkohol daun

Lawsonia inermis L mempunyai aktifitas anti bakteri terhadap Micrococcus

pyogenes var. aureus dan Escherichia coli. Rebusan daun Lawsonia inermis L

secara empiris digunakan sebagai obat kumur untuk sakit tenggorokan dan

mempunyai khasiat sebagai anti iritan, deodoran, antiseptik, dan digunakan oleh

para dokter untuk obat iritasi terhadap kulit, kudis, dan alergi pada kulit.15

Aktivitas tuberkulostatik dari tumbuhan Lawsonia inermis L secara in vitro

dan in vivo, telah diteliti dengan media biakan Lowenstein Jensen di DI S.M.S.

Medical College, Hospital for Chest and Tuberculosis, Jaipur, India,. Dari hasil

penelitian tampak adanya hambatan pertumbuhan basilus tuberculosis dari sputum,

dan Mycobacterium tuberculosis H37Rv terhadap 6 µg/mL daun Lawsonia inermis

L. Studi in vivo pada hewan guinea pigs dan tikus menunjukkan bahwa pada dosis

5 mg/kg berat badan dari daun Lawsonia inermis L dapat mengurangi tuberculosis

eksperimental secara signifikan setelah diberi infeksi dengan M. tuberculosis

H37Rv.16

Ali dkk.17 dari Desert and Marine Environment Research Centre, United Arab

Emirates University Al Ain, telah meneliti ekstrak etanol daun Lawsonia inermis L

pada tikus. Ternyata di dalam daun ini terkandung senyawa 2-hydroxy-1:4-

napthoquinone (lawsone) sejenis bahan penyamak yang mirip tanin di dalam daun

teh yang mempunyai efek anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik.

Ekstrak etanol dari 20 spesies tanaman yang digunakan pada penyembuhan

tradisional terhadap penyakit infeksi di Yaman, telah diteliti aktivitas antibakteri

dan sitotoksiknya terhadap bakteri Gram (+) dan Gram (-). Ekstrak etanol yang

aktif dibagi antara etil asetat dan air pada pemisahan pertama. Dari 14 ekstrak

etanol menunjukkan derajat yang bervariasi dari aktivitas antibakteri. Ekstrak etil

asetat dari Lawsonia inermis L dijumpai sebagai yang paling aktif melawan semua

bakteri.18

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

6

Page 7: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

Penelitian yang dilakukan di Nagpur, India pada tikus-tikus albino selama 10

hari. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak air daun Lawsonia inermis L memiliki

aktivitas hepatoproteksi dan antioksidan.19

Di New Delhi India, pada Laboratorium Biologi Kanker dan Biologi

Molekuler Terapan Universitas Jawaharlal Nehru, ekstrak etanol 80% daun

Lawsonia inermis L diperiksa efek antioksidan dan potensi antikarsinogeniknya

pada hepar tikus albino Swiss berumur 7 minggu. Selain itu, diperiksa juga pada

organ-organ di luar hepar seperti lambung, ginjal dan paru-paru. Diperoleh hasil

hambatan yang signifikan terhadap sistem model tumor yang diteliti, dan

pengurangan pada insidensi tumor.20

Pengujian pada ekstrak metanol daun Lawsonia inermis L melalui pola

fraksinasi menghasilkan tujuh golongan senyawa, yakni asam p-coumaric, 2-

methoxy-3-methyl-1,4-naphthoquinone, apiin, lawsone, apigenin, luteolin, dan

cosmosiin. Semua golongan senyawa yang diisolasi ini memperlihatkan aktivitas

antioksidan yang dapat dibandingkan dengan asam ascorbic.21

Habbal dkk.22 di Oman menemukan bahwa daun Lawsonia inermis L, baik

yang segar maupun kering menunjukkan aktivitas antibakteri dengan spektrum luas

secara in vitro terhadap tiga galur bakteri standar yaitu Staphylococcus aureus,

Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa, dan galur yang diisolasi dari 11

pasien. Daun Lawsonia inermis L kering menunjukkan aktivitas antimikrobial

terbaik secara in vitro, khususnya terhadap Shigella sonnei.

Aqil dkk.23 dari Department of Agricultural Microbiology, Faculty of

Agricultural Sciences, Aligarh Muslim University, India, meneliti ekstrak etanol

dan beberapa fraksi dari 10 tanaman obat di India. Tanaman-tanaman tersebut

diteliti kemampuannya dalam menghambat secara klinis isolasi dari beta-

lactamase yang memproduksi methicillin-resistant Staphylococcus aureus

(MRSA) dan methicillin-sensitive S. aureus (MSSA). Daun Lawsonia inermis L

termasuk yang menunjukkan aktivitas antibakteri dengan spectrum luas dengan

zona hambatan antara 11 mm sampai 27 mm, terhadap semua bakteri yang diuji.

Pengujian potensi antibakteri dilakukan pada ekstrak kasar Lawsonia inermis

L dengan tes minimum inhibitory concentration (MIC) melalui cara pengenceran.

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

7

Page 8: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

Didapat nilai MIC berkisar antara 1,3 sampai 8,2 mg/ml. Dari ekstrak kasar daun

Lawsonia inermis L ditemukan juga adanya interaksi sinergis secara in vitro

terhadap tetracycline. Pemeriksaan dari ekstrak tanaman-tanaman tersebut

menunjukkan adanya kandungan senyawa fitokimia yang aktif, seperti alkaloid,

glikosida, flavonoid, fenol, dan saponin. Fenol dan flavonoid merupakan senyawa

aktif yang paling banyak ditemukan.23

Di Indonesia, ekstrak etanol 30% dari daun Lawsonia inermis L yang berasal

dari Bekasi telah diperiksa kandungan fitokimianya pada uji pendahuluan di

Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA IPB Bogor. Hasil yang

diperoleh adalah: crude tanin (40,34%), crude alkaloid (32,64%), K2O (3,65%),

crude saponin (3,55%), Nitrogen total (0,90%), dan P2O5 (0,73%). Selain itu,

infusa daun Lawsonia inermis L terbukti efektif sebagai antibakteri terhadap

Actinobacillus actinomycetemcomitans secara in vitro.5

Zubardiah dkk.24 juga melakukan penelitian pada infusa daun Lawsonia

inermis L yang berasal dari Pulau Batam, yang dibagi dalam 3 bagian berdasarkan

posisi daun pada dahannya yaitu pucuk, tengah, dan pangkal. Setelah diuji dengan

tes minimum inhibitory concentration (MIC) dan minimum bactericidal

concentration (MBC), didapat hasil yaitu kelompok daun bagian pangkal paling

efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Dari uji

fitokimia infusa daun Lawsonia inermis L ditemukan golongan senyawa yang

bersifat antibakteri seperti flavonoid, minyak atsiri, saponin, steroid & triterpen,

dan tanin.

PEMBAHASAN

Tumbuhan Lawsonia inermis L atau dikenal dengan nama inai, sejauh ini

penggunaannya diketahui sebagai pewarna kuku pada wanita terutama pada acara-

acara khusus seperti pernikahan, khususnya di kawasan Sumatera. Namun oleh

masyarakat pedesaan tertentu di Indonesia daun inai digunakan juga sebagai obat

penyembuh luka, yaitu dengan cara dilumatkan kemudian ditempelkan di daerah

luka. 5

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

8

Page 9: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

Penelitian-penelitian di luar negeri telah membuktikan bahwa daun Lawsonia

inermis L efektif terhadap berbagai bakteri (Kritikar dan Basu,15 Awadh-Ali dkk,18

Habbal dkk,22 dan Aqil dkk.23), dan memiliki efek anti-inflamasi, analgesik, dan

antipiretik (Ali dkk.17), sehingga daun ini banyak digunakan untuk pengobatan. Hal

ini telah dibuktikan juga oleh Zubardiah,5 dan Zubardiah dkk, 24 bahwa daun

Lawsonia inermis L efektif menghambat pertumbuhan bakteri Actinobacillus

actinomycetemcomitans dan Streptococcus mutans melalui pengujian dengan

minimum inhibitory concentration (MIC) dan minimal bactericidal concentration

(MBC). Dengan demikian diharapkan daun Lawsonia inermis L efektif sebagai

bahan pengobatan untuk berbagai penyakit, termasuk penyakit dan peradangan di

dalam rongga mulut.

Penyakit periodontal atau penyakit pada jaringan penyangga gigi merupakan

salah satu jenis penyakit di dalam rongga mulut yang paling sering dijumpai di

samping karies; terutama di negara-negara berkembang dan bersifat kronis.

Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis yaitu peradangan pada jaringan

penyangga gigi yang terletak paling luar. Prevalensi gingivitis di Indonesia

berdasarkan indek kalkulus mencapai 45,8% di daerah rural, dan 38,4% di daerah

urban, serta meningkat sesuai bertambahnya umur.25 Gingivitis tahap awal dapat

bersifat reversibel atau sembuh dengan sendirinya, tetapi bila tidak memperoleh

perawatan dapat menjadi kronis dan peradangan berlanjut ke jaringan penyangga

gigi yang lebih dalam menjadi periodontitis. Bila jaringan yang lebih dalam

mengalami kerusakan, gigi akan kehilangan penyanggaan, menjadi goyang dan

mudah lepas.26,27

Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004, secara umum

39% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut.

Prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut pada kelompok umur 25-64 tahun

pada penduduk pedesaan dan penduduk Kawasan Timur Indonesia (KTI) berada di

atas prevalensi nasional. Secara keseluruhan 7% penduduk kehilangan seluruh gigi.

Persentase tertinggi penduduk yang kehilangan seluruh gigi adalah pada kelompok

65 tahun atau lebih, yaitu sebesar 30%, kemudian kelompok umur 55- 64 tahun

(18%), dan kelompok umur 45-54 tahun (7%).28

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

9

Page 10: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

Pengujian efektivitas daun Lawsonia inermis L telah dilakukan oleh

Zubardiah,5 terhadap bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans (Aa), karena

Aa merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit periodontal yang

ditemukan di dalam plak. Actinobacillus actinomycetemcomitans merupakan salah

satu mikroorganisme utama yang erat kaitannya dengan early-onset localized

periodontitis,29 atau Localized aggressive periodontitis.30 Bakteri Aa dinyatakan

memiliki kemampuan yang tinggi dalam memproduksi lekotoksin yang mendorong

kerusakan jaringan periodontal.29 Pada orang dewasa muda yang terserang

Localized aggressive periodontitis ditemukan bakteri Aa dalam jumlah lebih besar.

Bakteri Aa juga banyak ditemukan pada penderita penyakit endokarditis.31

Pengujian efektivitas daun Lawsonia inermis L dilakukan juga terhadap

Streptococcus mutans oleh Zubardiah dkk.24 Streptococcus mutans merupakan

spesies bakteri rongga mulut yang terdapat dalam jumlah banyak, beberapa

diantaranya sangat patogen, dan lainnya merupakan penghuni flora normal pada

orofaring dan traktus gastrointestinal.32 Black dkk,33 menyatakan juga bahwa

Streptococcus rongga mulut adalah spesies bakteri yang pertama kali berkolonisasi

pada permukaan gigi dan banyak terdapat pada biofilm plak gigi. Streptococcus

mutans merupakan bakteri yang pertama kali berada pada biofilm selama awal

pembentukan plak di samping Streptococcus sanguis dan Streptococcus

salivarius.

Gingivitis timbul akibat aksi bakteri yang terdapat di dalam plak gigi. Plak

melekat sangat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat hilang melalui

pembersihan dengan sikat gigi dan alat pembersih interdental. Senyawa yang

bersifat antibakteri dibutuhkan untuk membantu menghilangkan peradangan

dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dan menurunkan konsentrasi

bakteri di dalam plak gigi.34 Pemberian agen antimikroba berupa obat kumur

kepada pasien gingivitis terbukti dapat mengurangi kedalaman poket, mengurangi

jumlah bakteri patogen periodontal, dan menghasilkan perawatan yang maksimal.35

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

10

Page 11: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

KESIMPULAN DAN SARAN

Daun Lawsonia inermis L, dikenal dengan nama inai atau henna telah dikenal

sejak jaman dahulu sebagai tanaman yang berkhasiat untuk penggobatan berbagai

penyakit. Secara tradisional rebusan daun Lawsonia inermis L telah digunakan

sebagai obat kumur untuk sakit tenggorokan dan mempunyai khasiat anti iritan.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di luar negeri baik secara in vitro

maupun in vivo, daun Lawsonia inermis L terbukti memiliki efek antibakteri, anti-

inflamasi, analgesik, dan antipiretik di samping juga memiliki aktivitas

tuberkulostatik, antioksidan, hepatoproteksi, dan antikarsinogenik. Sedangkan pada

penelitian yang dilakukan di Indonesia, daun Lawsonia inermis L terbukti efektif

menghambat pertumbuhan bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans dan

Streptococcus mutans secara in vitro.

Daun Lawsonia inermis L memerlukan penelitian lebih lanjut, agar dapat

dihasilkan suatu bahan antibakteri baru khususnya untuk pengobatan berbagai

penyakit di dalam rongga mulut yang berasal dari tanaman obat tradisional dengan

efektivitas memadai, aman digunakan, dan terjangkau oleh masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cowan MM. Plant products as antimicrobial agents. Clin Microbiol Rev. 1999; 12(4):564–82.

2. Obat tradisional. Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia; 2007. Available from URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Obat_tradisional. Accessed Maret 28, 2007.

3. DepKes RI. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007. 1-27.

4. Anonim. Pusat penelitian obat tradisional. 2007. Available from URL: http://www.lppm.wima.ac.id/ppot/ABSTRAK-PEN-PPOT-WEB-mikro.html. Accessed Maret 28, 2007.

5. Zubardiah L. Efek antibakteri daun Lawsonia inermis L terhadap Actinobacillus actinomycetemcomitans – secara in vitro. M.I. Kedokteran Gigi 2006; 21:2; 47-53.

6. Henna. Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Available from URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Henna. Accessed Desember 10, 2007.7. Grieve M. A modern herbal. 1995. Available from URL:

http://www.Botanical.Com/botanical/mgmh/h/henna-24.html. Accessed Maret 30, 2006.

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

11

Page 12: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

8. Jones CC. Lawsone. molecule and chem. 2000. Available from URL: h ttp://www.Reverndbunny.Sphosting.Com/mediapps.html. Accessed Maret 30, 2006.

9. Quisumbing E. Medical plants of the Philippines. Technical Bulletin 16. Manila. Republic of the Philippines Department of Agriculture and Natural Resources; 1951: 642-4.

10. McMahon C. Gulhina - The Flower of Paradise. Available from URL: h ttp://members.aol.com/parijata/gulhina.html .2002 . Accessed September 30, 2006.

11. Lemmens RHMJ & Soetjipto NW. Plant resourches of South-East Asia. No.3. Prosea. Bogor; 1992: 83-6.

12. Stankiewicz A, Hutchins J, Thomson R, Briggs D, Evershed R. Assessment of bog-body tissue preservation by pyrolysis - gas chromatography/ mass spectrometry. Rapid communications in mass spectrometry 1997; 2: 1884–90.

13. Jones CC. Henna in the Ancient Egyptian Pharmacopoeia: The Ebers

Papyrus 2004. Available from URL: http://www.hennapage.com/henna/encyclopedia/medical/ebers.html. Accessed September 30, 2006.

14. Sastroamidjojo AS. Obat asli Indonesia. Ed. Ke-5. Dian Rakyat. Jakarta; 1997: 1-70, 202-4.

15. Kritikar KR & Basu BD. Lythraceae. Indian medicinal plants. Vol. 2, International Book Distributors, Rajpur Road, Dehradun, India; 1981:1076-80.

16. Sharma VK. Tuberculostatic activity of henna (Lawsonia inermis Linn). Tubercle 1990; 71(4):293-5. PMID: 2125156.

17. Ali BH, Bashir AK, Tanira MO. Anti-inflammatory, antipyretic, and analgesic effects of Lawsonia inermis L. (henna) in rats. Pharmacology 1995; 51(6):356-63. PMID: 8966192.

18. Awadh-Ali NA, Jülich WD, Kusnick C, dan Lindequist U. Screening of Yemeni medicinal plants for antibacterial and cytotoxic activities. J Ethnopharmacology 2001; 74(2):173-79.

19. Bhandarkar M , Khan A. Protective effect of Lawsonia alba Lam., against CC14 induced hepatic damaged in albino rats. Indian J Exp Biol. 2003; 41(1):85-7.

20. Dasgupta T , Rao AR, Yadava PK. Modulatory effect of henna leaf (Lawsonia inermis) on drug metabolising phase I and phase II enzymes, antioxidant enzymes, lipid peroxidation and chemically induced skin and forestomach papillomagenesis in mice. Mol Cell Biochem. 2003; 245(1-2):11-22.

21. Mikhaeil BR , Badria FA, Maatooq GT, Amer MM. Antioxidant and Immunomodulatory Constituent of Henna Leaves. Z Naturforsch [C] 2004; 59(7-8):468-76.

22. Habbal OA, Al-Jabri AA, El-Hag AH, Al-Mahrooqi ZH, Al-Hashmi NA. In-vitro antimicrobial activity of Lawsonia inermis Linn (henna). A pilot study on the Omani henna. Saudi Med J. 2005; 26(1): 69-72.

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

12

Page 13: Kepada Yth - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/600/1/KHASIAT DAUN... · Web viewKey word: Lawsonia inermis L, traditional medicine, ... Tumbuh-tumbuhan

23. Aqil F, Khan MS, Owais M, Ahmad I. Effect of certain bioactive plant extracts on clinical isolates of beta-lactamase producing methicillin resistant Staphylococcus aureus. J Basic Microbiol. 2005; 45(2):106-14.

24. Zubardiah L, Nurul D, Auerkari EA. The antibacterial effect of Henna (Lawsonia inermis) leaves from different parts of the plant against Streptococcus mutans. Paper Proceedings, Asialink International Conference On Biomedical Engineering & Technology 2007. Jakarta. Indonesia. 256-261.

25. Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI; 1999: 18.

26. Rateitschak EM, Rateitschak KH, dan Hassell TM. Color Atlas of Periodontology. Thieme. New York; 1985: 25-26.

27. Carranza FA, Rapley JW, dan Haake SK. Gingival Inflammation. Dalam Clinical Periodontology. Newman MG, Takei HH, dan Carranza FA (editor). Ed. Ke-9. Saunders. Philadelphia; 2002: 263-268.

28. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Sudut Pandang Masyarakat mengenai Status, Cakupan, Ketanggapan, dan Sistem Pelayanan Kesehatan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI. 2004; 3: 18-20.

29. Darby I, Curtis M. Microbiology of periodontal disease in children and young adults. Periodontology 2000, 2001; 26: 33-53.

30. Haake SK, Newman MG, Nisengard RJ, dan Sanz M. Periodontal Microbiology. Dalam Carranza’s Clinical Periodontology. Newman MG, Takei HH, & Carranza FA (Editor) Ed.ke-9. Saunders. Philadelphia; 2002: 96-112.

31. Diaz R, Ghofaily LA, Patel J, Balashova NV, Freitas AC, Labib I, dan Kachlany SC. Characterization of leucotoxin from a clinical strain of Actinobacillus actinomycetemcomitans. Microb Pathog. 2006; 40 (2): 48-45.

32. Virella, G. Microbiology and infectious diseases. Ed. Ke-3. Baltimore. William & Wilkins. 1997: 105-112.

33. Black C, Allan I, Ford SK, Wilson M, McNab R. Biofilm specific surface properties and protein expression in oral Streptococcus sanguis. Arch Oral Biol. 2004; 49(4): 295-304.(Pubmed).

34. Perry DA. Plaque Control for the Periodontal Patient. Dalam Clinical Periodontology. Newman MG, Takei HH, dan Carranza FA (editor). Ed. Ke-9. Saunders. Philadelphia; 2002: 651-674

35. Perry DA & Schmid MO. Phase I Periodontal Therapy. Dalam Clinical Periodontology. Newman MG, Takei HH, dan Carranza FA (editor). Ed. Ke-9. Saunders. Philadelphia; 2002: 646-650

____________________________________________________________________________Dibawakan pada Kongres PDGI XXIII Surabaya 19-22 Maret 2008

13