Keong Macan_rizki Fajar K_26010213140087
-
Upload
kurniawan-rizki -
Category
Documents
-
view
6 -
download
3
description
Transcript of Keong Macan_rizki Fajar K_26010213140087
Keong macan (babylonia spirata) termasuk organisme bentik. Irianto (2005) menyatakan
bahwa zone benthic (benthic zone) merupakan peralihan antara kolom air dengan permukaan
sedimen atau dasar perairan. Zona tersebut merupakan tempat akumulasi nutrient yang berasal
dari kolom air dari aliran air dari darat. Hal ini membuktikan bahwa keong macan sangat cocok
hidup di zona tersebut karena pada zona bentik terjadi campuran bahan organic, mineral dan air.
Habitat keong macan (babylonia spirata L.) di india berada pada zona litoral terutama dasar
perairan bersubstrat pasir berlumpur dengan kedalaman 9-27 meter (Shanmugaraj et al,. 1994).
Spesies Babylonia lain ditemukan di Thailand adalah (Babylonia aerolata L). spesies ini juga
juga hidup pada zona litoral dengan dasar pasir berlumpur pada kedalaman 5-15 meter. Keong
macan (Babylonia Spirata L) yang ditemukan di teluk Pelabuhan Ratu Indonesia hidup pada
dasar perairan yang berpasir dengan kedalaman 15-20 meter (Yulianda dan Danakusumah,
2000). Babylonia Spirata hidup pada zona litoral yang merupakan zona pasang surut dari laut
yang memiliki kandungan nutrisi, ditambah lagi dasar yang berpasir atau berlumpur yang
menyimpan bahan organic.
Penyebaran babylonia spirata dilaut melimpah di daerah pasang surut, daerah litoral
sampai tebing paparan benua (Hyman, 1967). Distribusi spesies tergantung dari sejarah hidup,
kemampuan untuk menyebar, adaptasi terhadap berbagai variable lingkungan (purchon, 1968).
Distribusi sesuai sejarah hidup merupakan kondisi dimana spesies tersebut melalui proses
evolusi yang terjadi dan merupakan bentuk adaptasi dengan lingkungan. Kemampuan menyebar
bertujuan untuk mengurangi persaingan antar individu keong macan. Semakin padat populasi
keong macan pada suatu luasan area dan ketersediaan makanan yang tetap menyebabkan
semakijn sedikitnya jumlah makanan yang dapat dikonsumsi oleh keong berkurang yang berarti
energy untuk pertumbuhan semakin berkurang. Sedangkan variable lingkungan mempengaruhi
kondisi individu keong macan karena keong macan memiliki kriteria hidup sesuai dengan
interaksinya terhadap lingkungan yang dihuninya. Salah satunya adalah factor kualitas air lautan.
Babylonia spirata kehidupannya sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Salah satunya
adalah salinitas. Salinitas sangat penting dalam kehidupan keong macan karena pada zona litoral
fluktuasi salinitas sangat dipengaruh oleh pasang surut yang terjadi. Keong macan sendiri pada
system pencernaannya memiliki daya keseimbangan yang mudah dipengaruhi salinitas
lingkungan. Ditambah lagi sifat eurihaline yang mempengaruhi system pencernaan karena egek
osmotiknya. Salinitas memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) terhadap kerja osmotic
keong macan yang dibudidayakan. Hal ini berarti hewan tersebut selalu berusaha untuk membuat
keseimbangan tekanan osmotic tubuhnya dengan media hidupnya melalui mekanisme
osmoregulasi. Dalam proses pengaturan osmotic dalam tubuh, semakin tinggi salinitas media
semakin tinggi pula beban kerja keong macan untuk menyeimbangkan tekanan osmolaritas
(media dan haemolymph) maupun menyeimbangkan kandungan elektrolit (media dan
haemolymph), jadi energy yang terbuang kearah kinerja osmotic lebih besar. (Rachmawati et.al,
2012).
Kualitas air yang dapat diperoleh dari penelitian Rachmawati et.al (2012) adalah berupa
suhu, salinitas, pH, dan DO. Pada kisaran Hipoosmotik suhu 26-31 derajat celcius, salinitas 27
ppt, pH pada 7-8 dan DO 5.86-7.55 mg/l. pada kisaran isoosmotik suhu 26-31 derajat celcius,
salinitas 31 ppt, pH pada 7-8 dan DO 5.96-7.85 mg/l. Sedangkan pada kisaran Hiperosmotik
suhu 26-31 derajat celcius, salinitas 35 ppt, pH pada 8-jul dan DO 5.87-7.95 mg/l. Hal ini sesuai
dengan kelayakan yaitu suhu 26-32 derajat celcius, salinitas 26-31.67 ppt, pH 8.91-8.82, dan DO
pada 4.5-7.0 mg/l.
Daftar pustaka
Irianto, Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Rachmawati, D. 2012. Pengaruh Salinitas Media Berbeda Terhadap Pertumbuhan Keong
Macan (Babylonia spirata L.) Pada Proses Domestikasi. Disertasi, Fak.
Pascasarjan, UNDIP, Semarang
Shanmugaraj, T.,A. Muragan and K. Ayyakkannu. 1994. Laboratory spawning and larval
development of babylonia spirata (L.) (Neogastropoda : Buccinidae). Journal
Phuket marine biological centre special publication. No. 13 : 95-97
Yulianda, F dan E. Danakusumah. 2000. Accilimitisation effect to body weight and
gonad of snail babylonia spirata (L.) kept in laboratory condition. Phuket Marine
Biological Centre, spec.pub. Vol 21 (1) : 243-245
Purchon, R.D. 1968. The Biology of the Mollusca. Pergamon Press, Oxford London.
P :3341-395.
Hyman, L,H. 1967. The Invertebrates. Volume VI. Mollusca I. Aplachopora
Polyplachopora, Monoplachopora, Gastropoda, The coelemate Balateria.
American Museum of Natural History. New York. P. 323-347.