KEMENTERIAN PUPR BADAN PENGEMBANGAN...

64
BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba Program 2016, BPIW Fokus pada Efektifitas Pembangunan dan Keterpaduan Infrastruktur Edisi 01/Januari 2016 LAPORAN KHUSUS: BPIW MAKSIMALKAN PERSIAPAN PRA KONREG KEMENTERIAN PUPR BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

Transcript of KEMENTERIAN PUPR BADAN PENGEMBANGAN...

BPIW Dukung PengembanganKawasan Wisata Danau Toba

Program 2016, BPIW Fokuspada Efektifitas Pembangunandan Keterpaduan Infrastruktur

Edisi 01/Januari 2016

LAPORAN KHUSUS: BPIW MAKSIMALKAN PERSIAPAN PRA KONREG

KEMENTERIAN PUPR BADAN PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR WILAyAH

INFRASTRUKTUR PUPRTERPADU UNTUK NEGERI

Gedung BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210

Email: [email protected]. +6221-7279 8112

BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAyAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR

Layanan Informasi BPIWwww.bpiw.pu.go.id @informasiBPIW

3

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Pelindung: A. Hermanto Dardak

Penasehat: Dadang Rukmana

Pengarah:Hadi SucahyonoHarris H. Batubara Rezeki PeranginanginKuswardono

Pemimpin Redaksi:P. Yudantoro

Redaktur Pelaksana:Shoviah

Redaksi:Etty WinarniM. Salahudin RasyidiMochammad TranggonoHari Suharto DiyaksaErwin Adhi SetyadhiWahyu HendrastomoMelva Eryani Marpaung

Kontributor:Hendra DjamalMutri Batul AiniAndina DwikyIchlasul NaufalNina Indahsari

Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik.

Tulisan dapat dikirim ke email: [email protected]

Cover : BPIW untuk NegeriDesign : Heri Hito

Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR

Alamat Redaksi:Gedung G, BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11210Email: [email protected]: www.bpiw.pu.go.idTwitter: @informasiBPIWYoutube: Layanan informasi BPIWNo. Telp. +6221-7279 8112

SALAM REDAKSI

Pembaca yang budiman. Sejak awal tahun 2016, kami memiliki optimisme yang tinggi, agar menjadi lebih baik. Dengan semangat itu pula, mulai edisi Januari, Sinergi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) berupaya melakukan penyesuaian agar mampu menyajikan informasi dengan lebih baik.

Pada edisi ini kami menyajikan tema Program Kerja BPIW tahun 2016 di rubrik Kabar Utama. Rubrik tersebut menampilkan program-program apa saja yang dilakukan BPIW melalui 4 pusat, yakni Pusat Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP).

Kami juga menyajikan rubrik Wawancara bersama Kepala BPIW Hermanto Dardak. Dalam rubrik ini, Kepala BPIW memaparkan dukungan penuh BPIW terhadap tahun percepatan infrastruktur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Rubrik Laporan Khusus dibahas mengenai Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg), dimana BPIW dipercaya melaksanakan kegiatan tersebut, termasuk juga Konreg yang akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Dalam rubrik ini dibahas persiapan BPIW sebelum pelaksanaan Pra Konreg.

Selain itu pembaca juga dapat menikmati sajian informasi mengenai kegiatan BPIW sepanjang Januari, melalui rubrik Kilas BPIW. Tidak hanya itu, sajian ringan juga telah disiapkan tim redaksi seperti rubrik Jalan-Jalan yang menampilkan kawasan wisata Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagaimana diketahui Mandalika merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kemudian dalam rubrik Tips akan memberikan cara memantapkan resolusi hidup Anda dan rubrik Glossary menampilkan beberapa istilah Jalan. Kami berharap apa yang disajikan dapat memperkaya wawasan pembaca. Masukan tetap kami harapkan demi kemajuan buletin ini.

Selamat membaca.

Buletin BPIW

INFRASTRUKTUR PUPRTERPADU UNTUK NEGERI

Gedung BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210

Email: [email protected]. +6221-7279 8112

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

4

daftar isi5652186

Edisi 01/Januari 2016

03 SALAM REDAKSI

04 DAFTAR ISI

05 PERSPEKTIFTekad BPIW Tahun 2016,Semangat Perubahan

06 KABAR UTAMAProgram 2016, BPIW Fokuspada Efektifitas Pembangunandan Keterpaduan Infrastruktur

14 GLOSSARYBerbagai Istilah Tentang Jalan

16 REVIEWPerencanaan Wilayah, Dasar Pengembangan Suatu Daerah

18 WAWANCARABPIW Siapkan Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur

24 TEROPONG MEDIAInfrastruktur PUPRDalam Media Cetak

25 KILAS BPIWBPIW Dukung PengembanganKawasan Wisata Danau Toba

41 LAPORAN KHUSUSKoordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba

46 OPINIKorelasi Pembangunan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi

50 INFOGRAFISDukungan WPS TerhadapPengembangan Tol Laut

52 TEKNOLOGISmart Highway, Inovasi CerdasUntuk Keselamatan Para Pengendara

54 JALAN-JALANMandalika, Kawasan Wisatayang Mempesona

58 POTRETPenandatanganan KontrakKegiatan Tahun Anggaran 2016

60 INFO PRODUK BPIWProses Penyusunan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR

61 TIPS7 Tips Memantapkan Resolusi Hidup Anda

62 TOKOHZUMI ZOLABaru Terpilih Jadi Gubernur, Langsung Bekerja Untuk Masyarakat Jambi

5

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Perspektif

Pembangunan infrastruktur yang tidak terpadu dan tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat, telah menjadi masa lalu yang telah dikubur dalam-dalam. Oleh karena itu, semangat perubahan yang lebih baik menjadi tekad Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Perubahan tersebut harus terlihat pada keterpaduan pembangunan infrastruktur dan diterapkannya pengem-bangan wilayah secara benar dan terarah. Sehingga pada akhirnya pembangunan Infrastruktur PUPR dapat dirasakan masyarakat.

Pada tahun 2016, Program kerja BPIW difokuskan pada turunan dari program-program pembangunan infrastruktur supaya betul-betul dilaksanakan secara efektif. Dengan demikian hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tidak hanya itu, BPIW juga akan mengevaluasi terkait tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan infrastruktur.

Program kerja yang telah disusun dan akan segera dilaksanakan BPIW melalui 4 pusat, yakni Pusat Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP).

Program yang dijalankan PPI sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, strategi, rencana strategi, analisis manfaat, serta rencana keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR. Dengan didasari pada tugasnya tersebut, program yang akan dilaksanakan oleh pusat ini, salah satunya adalah Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Dengan penyusunan kebijakan dan strategi tersebut, diharapkan pengelolaan 35 WPS dapat berjalan konsisten.

Selanjutnya, program yang akan dilaksanakan PPEKI sepanjang tahun ini, juga sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan sinkronisasi program, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Salah satu program yang dilakukan PPEKI yakni Penyusunan dan Sinkronisasi Program Pembangunan Jangka Pendek Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR di WPS. Sinkronisasi ini diperlukan agar pembangunan infrastruktur di WPS dapat seirama dengan Pembangunan Jangka Pendek tersebut.

Kemudian PPKS juga telah menyiapkan beberapa program kerja yang sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pengembangan area inkubasi di kawasan strategis pada wilayah pengembangan strategis yang menterpadukan antara pengembangan kawasan dan infrastruktur bidang PUPR, serta fasilitasi pengadaan tanah.

Salah satu program yang dijalankan PPKS pada tahun ini adalah Rencana Pengembangan WPS di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan dan Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Rencana pengembangan WPS tersebut sejalan dengan Renstra Kementerian PUPR dan BPIW untuk periode 2015-2019.

Sepanjang tahun ini juga PPKP akan melaksanakan beberapa program, sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan yang menterpadukan antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat di kawasan perkotaan, serta keterkaitan antara kawasan perkotan dan kawasan perdesaan.

Program yang akan dilaksanakan PPKP salah satunya Penyusunan Program Keterpaduan Infrastruktur PUPR Bidang Perkotaan dan Perdesaan. Dengan penyusunan program ini diharapkan pembangunan perkotaan dan perdesaan dapat terpadu, sehingga dapat mengikis ketimbangan pembangunan di perkotaan dan perdesaan.

Program yang disusun diharapkan dapat dijalankan secara maksimal, sehingga resolusi yang dicanangkan BPIW untuk tahun 2016 dapat menciptakan infrastruktur PUPR yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, tekad BPIW mewujudkan infrastuktur PUPR yang efektif,efisien, berfungsi optimal dan bermanfaat lebih besar bagi masyarakat diharapkan dapat terwujud dengan keterpaduan dan kerja sama semua stakeholder terkait bidang PUPR baik pusat maupun daerah. Semoga. Tim Redaksi

Tekad BPIW Tahun 2016,Semangat Perubahan

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

6 kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Gebrakan Kementerian PUPR diawal ta-

hun dengan menggelar penandatanganan

kontrak tersebut, menimbulkan optimisme

bahwa pembangunan infrastruktur sepan-

jang tahun ini dapat berjalan optimal, dan

penyerapan anggaran bisa lebih tinggi dari

tahun 2015 lalu yang mencapai 93%.

Akan tetapi pembangunan infrastruktur

dihadapkan pada 4 tantangan. Pertama,

disparitas antar wilayah relatif masih tinggi

terutama antara Kawasan Barat Indonesia

(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Kedua, urbanisasi yang tinggi (meningkat

6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan

perkotaan seperti urban sprawl (perkem-

bangan permukiman yang tidak terkontrol)

dan penurunan kualitas lingkungan, pemenu-

han kebutuhan dasar, dan kawasan perde-

saan sebagai hinterlan (pedalaman) belum

maksimal dalam memasok produk primer.

Ketiga, belum mantapnya konektivitas an-

tara infrastruktur di darat dan laut, serta

pengembangan kota maritim/pantai. Keem-

pat, pemanfaatan sumber daya yang belum

optimal dalam mendukung kedaulatan pan-

gan dan kemandirian energi.

Kepala BPIW Hermanto Dardak me-

nyatakan tantangan itu harus dijawab den-

gan program kerja yang terfokus, sehingga

program pembangunan infrastruktur PUPR

betul-betul dilaksanakan secara efektif dan

efisien, sehingga berfungsi optimal serta

bermanfaat bagi masyarakat. “Hasil dari

pembangunan infrastruktur tersebut tidak

hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan

dapat menjadikan suatu kawasan dapat ber-

produksi, menyediakan lapangan kerja, dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi,“ ung-

kap Dardak beberapa waktu yang lalu.

Dalam program kerja tersebut BPIW juga

akan mengevaluasi tingkat keterpaduan

pembangunan infrastruktur, tingkat sinkro-

nisasi dan seberapa besar terjadinya pening-

katan pembangunan infrastruktur.

Guna mewujudkan hal itu, BPIW telah

menyiapkan beberapa program kerja yang

dilaksanakan melalui 4 pusat, yakni Pusat

Program 2016, BPIW Fokuspada Efektifitas Pembangunandan Keterpaduan Infrastruktur

Pembangunan jalan tol Sumber: Kementerian PUPR

Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla saat ini fokus pada pembangunan infrastruktur. Hal ini ditunjukkan dengan langkah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang meng-gelar penandatangan kontrak kegiatan Tahun Anggaran 2016 pada 6 Januari 2016 lalu. Total paket yang ditandatangani ini sebanyak 644 paket dengan nilai kontrak sebesar Rp 8,81 triliun. Sejalan dengan itu, pro-gram kerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) tahun 2016 juga difokuskan pada efektifitas program pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah dan evaluasi tingkat keterpaduan infrastruktur, agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

7kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pem-

programan dan Evaluasi Keterpaduan Infra-

struktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Ka-

wasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengem-

bangan Kawasan Perkotaan (PPKP).

Tugas yang dilaksanakan PPI ini

adalah penyiapan penyusunan kebi-

jakan teknis, strategi, rencana strate-

gi, analisis manfaat, serta rencana

keterpaduan pengembangan kawasan

dengan infrastruktur bidang PUPR.

Beberapa program BPIW melalui PPI

seperti program terkait Kebijakan dan

Strategi Keterpaduan Penbangunan

Infrastruktur Wilayah Bidang PUPR antar

Sektor atau Wilayah, berupa Penyusunan

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan WPS .

Selain itu PPI juga melaksanakan program

Rencana Jangka Panjang dan Rencana Strat-

egis Pembangunan Infrastruktur Terpadu

Bidang PUPR berupa Review dan Sosialisasi

Renstra Kementerian PUPR 2015-2019. Ke-

mudian PPI juga akan melaksanakan pro-

gram Review Renstra BPIW 2015-2019.

Program lain yang akan dilaksanakan PPI

yakni rencana induk dan rencana pengem-

bangan infrastruktur bidang PUPR terpadu

antarsektor, antarwilayah pengembangan

strategis, antartingkat pemerintahan dan

antarpulau. Melalui program ini akan dilaku-

kan lanjutan program terkait Penyusunan

Rencana Pengembangan Infrastruktur PUPR,

yakni untuk Pulau Sumatera,

Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi,

Kepulauan Nusa Tenggara, Kepu-

lauan Maluku, dan Papua. Kemu-

dian akan dilakukan juga Peren-

canaan Keterpaduan Pengemban-

gan Infrastruktur Wilayah Rem-

bang-Ngawi-Trenggalek-Blitar

dan Brebes-Purwokerto-Cilacap.

Selanjutnya, PPEKI juga telah

memiliki program yang akan dilaksanakan

sepanjang tahun 2016 ini. PPEKI mempunyai

tugas melaksanakan sinkronisasi program,

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keter-

paduan pengembangan kawasan dengan in-

Jembatan merah putih Ambon Sumber: Kementerian PUPR

“Hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya

dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat

berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi“

8 kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

frastruktur bidang PUPR. Beberapa program

yang akan dijalankan PPEKI adalah Penyusu-

nan dan Sinkronisasi Program Pembangunan

Jangka Pendek Keterpaduan Pengemban-

gan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR di

Wilayah Pengembangan Strategis. Kemudian

dilakukan Perumusan Program dan Program

Prioritas Nasional Kementerian PUPR tahun

2017 melalui pelaksanaan Konsultasi Regional

(Konreg) dan Pra Konreg.

Persiapan Pra Konreg telah dilakukan dan

akan dilaksanakan Pra Konreg di Kota Medan,

Yogyakarta, Bali, dan Makassar, pada bulan

Februari. Setelah Pra Konreg, dilanjutkan

Konreg yang akan digelar di Kota Jakarta

pada bulan Maret mendatang. Tujuan dari

Pra Konreg ini adalah, identifikasi awal isu-

isu strategis bidang PUPR tahun 2017 sebagai

bahan masukan Konreg.

PPEKI juga akan melakukan Sinkronisasi

Program dan Pembiayaan TA 2018 Pemban-

gunan Infrastruktur PUPR di WPS Wilayah I

dan II. Selain itu juga dilakukan Pengukuran

Keterpaduan Infrastruktur PUPR pada WPS

Wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa

Tenggara, Kalimantan, Pulau Sulawesi, Malu-

ku, Maluku Utara, Papua, serta Papua Barat.

Tidak hanya itu, PPEKI juga melakukan

program Monitoring dan Evaluasi Program

Kementerian PUPR terhadap Pengembangan

Wilayah I dan II.

Kemudian, PPKS juga telah menyiapkan

beberapa program kerja. Sebagai pusat yang

mengurusi kawasan strategis, PPKS mempu-

nyai tugas melaksanakan penyusunan kebi-

jakan teknis, rencana dan program, pengem-

bangan area inkubasi di kawasan strategis

pada wilayah pengembangan strategis yang

menterpadukan antara pengembangan ka-

wasan dan infrastruktur bidang pekerjaan

umum dan perumahan rakyat, serta fasili-

tasi pengadaan tanah.

Beberapa program yang akan dijalankan

antara lain Rencana Pengembangan WPS di

Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan

dan Sulawesi, Kepulauan

Nusa Tenggara, dan Kepu-

lauan Maluku. Rencangan

Pengembangan Infrastruk-

tur juga dilakukan untuk Ka-

wasan Strategis Pariwisata

Pantai dan Pariwisata Pegu-

nungan dan Budaya. Selan-

jutnya akan dilaksanakan

juga program Penyusunan

Ketentuan Zonasi Sistem Nasional WPS

MBBPT dan Penyusunan Database Keterpad-

uan Infrastruktur pada 35 WPS.

Anjungan Cerdas juga akan dirancang dan

dibangun di beberapa WPS yakni WPS Yog-

ya-Prigi-Blitar-Malang, Gilimanuk-Denpasar-

Padang Bai, dan Merak-Bakauheni-Bandar

Lampung-Palembang-Tanjung Api Api (MBB-

PT). Kemudian juga akan dilaksanakan pro-

gram Rencana Aksi Tahunan Implementasi

Keterpaduan Program Kawasan Strategis

Wilayah I dan II serta Rencana Aksi Tahunan

Implementasi Keterpaduan Program Antar

Kawasan Strategis Wilayah I dan II. Termasuk

juga program Rencana Aksi Tahunan Pro-

gram Pengadaan Tanah Infrastruktur PUPR.

Sedangkan PPKP mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,

rencana dan program, dan pengembangan

area inkubasi di kawasan perkotaan yang

menterpadukan antara pengembangan

berbagai kawasan dan infrastruktur bidang

PUPR di kawasan perkotaan, serta keterkai-

tan antara kawasan perkotaan dan kawasan

perdesaan.

Beberapa program yang akan dilak-

sanakan PPKP yakni Penyusunan Program

Keterpaduan Infrastruktur PUPR Bidang

Perkotaan dan Perdesaan, Rencana Pengem-

bangan Kawasan Metropolitan Baru Palem-

bang Raya dan Bimindo. Selain kawasan met-

ropolitan, juga akan dilakukan Penyusunan

Rencana Pengembangan Kawasan Kota Baru

Maja, Bandar Kayangan, dan Sofifi.

Penyusunan Masterplan juga akan di-

laksanakan tahun ini seperti Penyusunan

Masterplan Infrastruktur PUPR Kawasan

Perkotaan PKN dan PKW di Pulau Sumatera

dan Jawa. Hal yang sama juga dilakukan un-

tuk Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Pulau

Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Selanjutnya akan dilakukan Penyusunan

Masterplan Kawasan Hinterland Pulau Su-

lawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

Penyusunan Masterplan tersebut termasuk

Dalam program kerja tahun 2016 tersebut BPIW juga akan

mengevaluasi tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat

sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan

infrastruktur tersebut

Infrastruktur jembatan Dolago, Sulteng

9kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

juga untuk kawasan Pulau Sumatera, Pulau

Jawa, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara,

dan Pulau Kalimantan.

Perencanaan yang dilakukan akan direal-

isasikan dalam bentuk pembangunan yang

merupakan output fisik. Selain output fisik

tersebut juga dapat dihasilkan outcome

maupun impact. Pembangunan pelabuhan di

suatu daerah misalnya, juga diiringi dengan

pembangunan jalan. Hal ini sangat memban-

tu daerah tersebut yang mengembangkan

produk terkait perkebunan, misalnya sawit.

Artinya, bila pembangunan pelabuhan

selesai dilakukan, maka diharapkan secara

bersamaan pembangunan jalan juga sele-

sai dilakukan, akan membantu daerah itu

memasarkan hasil perkebunannya dengan

melintasi infrastruktur jalan yang sudah jadi

menuju pelabuhan. Dengan cara ini maka

produk daerah tersebut dapat dipasarkan

dan diekspor melalui pelabuhan.

Suatu daerah akan semakin berkembang

bila konektivitasnya dibangun, dengan men-

ghubungkan satu kawasan dengan kawasan

yang lain. Dengan demikian akan tercapa-

inya keterpaduan pembangunan fisik dengan

pengembangan wilayah.

Renstra PUPR Jadi Bahan AcuanProgram Kerja BPIW tahun 2016 mengacu

pada Rencana Strategis (Renstra) Kement-

erian PUPR dan juga Renstra BPIW periode

2015-2019. Renstra tersebut merupakan

perwujudan dari visi dan misi Kementerian

PUPR. Visi Kementerian PUPR adalah “ter-

wujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan

perumahan rakyat yang handal dalam men-

dukung Indonesia yang berdaulat, mandiri,

dan berkepribadian berlandaskan gotong

royong”.

Sedangkan misi Kementerian PUPR adalah

pertama, mempercepat pembangunan in-

frastruktur sumber daya air termasuk sum-

ber daya maritim untuk mendukung ketah-

anan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan

energi. Kedua, mempercepat pembangunan

infrastruktur jalan untuk mendukung konek-

tivitas guna meningkatkan produktivitas,

efisiensi, dan pelayanan sistem logistik na-

sional. Ketiga, mempercepat pembangunan

infrastruktur permukiman dan perumahan

rakyat untuk mendukung layanan infrastruk-

tur dasar yang layak. Keempat, memper-

cepat pembangunan infrastruktur PUPR

secara terpadu dari pinggiran didukung

industri konstruksi yang berkualitas untuk

keseimbangan pembangunan antar daerah.

Kelima, meningkatkan tata kelola sumber

daya organisasi bidang PUPR yang meliputi

SDM, wasdal, kesekertariatan serta litbang.

Keenam, meningkatkan tata kelola sumber

daya organisasi bidang PUPR yang meliputi

SDM, wasdal, kesekertariatan serta litbang.

Dalam Renstra tersebut dinyatakan

bahwa arah kebijakan pembangunan infra-

struktur bidang pekerjaan umum dan pe-

rumahan rakyat tahun 2015-2019 secara

umum adalah mewujudkan infrastruktur

yang handal dalam rangka mewujudkan ke-

daulatan pangan, ketahanan air, kedaulatan

energi, konektivitas bagi penguatan daya

saing. Selain itu mewujudkan layanan in-

frastruktur dasar melalui keterpaduan dan

keseimbangan pembangunan antar daerah,

antar sektor dan antar tingkat pemerintahan

yang didukung dengan industri konstruksi

nasional yang berkualitas dan sumber daya

organisasi yang kompeten dan akuntabel.

Arah kebijakan pembangunan infrastruk-

tur meliputi:

1) Meningkatkan ketahanan air, kedaulatan

pangan dan kedaulatan energi guna meng-

Sumber: Kementerian PUPRInfrastruktur jembatan Dolago, Sulteng

10 kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

gerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik dalam rangka kemandirian ekono-

mi. Hal itu akan dilakukan melalui pemenu-

han kebutuhan air baku untuk segala kebutu-

han peningkatan kinerja jaringan irigasi rawa,

peningkatan pengendalian daya rusak air,

peningkatan upaya konservasi sumber daya

air, peningkatan kinerja operasi, dan peme-

liharaan sarana prasarana sumber daya air

2) Dukungan terhadap konektivitas nasional

guna meningkatkan produktivitas, efisiensi,

dan pelayanan sistem logistik nasional

bagi penguatan daya saing bangsa di ling-

kup global yang berfokus pada keterpaduan

konektivitas daratan dan maritim. Kondisi

tersebut akan dilakukan melalui penurunan

waktu tempuh pada koridor utama, pening-

katan pelayanan jalan nasional, dan pening-

katan fasilitasi terhadap jalan daerah untuk

mendukung pengembangan kawasan; dan

3) Dukungan terhadap peningkatan kuali-

tas dan cakupan pelayanan infrastruktur

dasar permukiman di perkotaan dan perde-

saan akan dilakukan melalui peningkatan

pemenuhan kebutuhan air minum bagi

masyarakat dan peningkatan pemenuhan

kebutuhan hunian dan permukiman yang

layak. Selain itu peningkatan pemenuhan

akses sanitasi bagi masyarakat, penurunan

kekurangan tempat tinggal (backlog) baik

melalui penyediaan perumahan maupun

melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan pe-

rumahan, serta peningkatan rumah tangga

masyarakat berpenghasilan rendah yang

menghuni rumah layak melalui bantuan

fasilitas pendanaan dan pembiayaan pe-

rumahan.

Mengingat sangat luasnya wilayah Indone-

sia, maka untuk memudahkan pengelolaan-

nya, pengembangan wilayah dibagi menurut

wilayah Pulau/Kepulauan yang dikelom-

pokkan ke dalam beberapa tipe wilayah

pengembangan yang diistilahkan Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS) yang di-

dalamnya melingkupi kawasan perkotaan,

kawasan industri, dan kawasan maritim ber-

dasarkan pada tema atau potensi per pulau,

sebagai berikut:

1) Pulau Sumatera

Tema besar pengembangan wilayah Pulau

Sumatera adalah pintu gerbang perdagan-

gan internasional dan industri berbasis ko-

moditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit,

dan kaolin. Kemudian lumbung energi nasi-

onal termasuk pengembangan energi terba-

rukan biomassa, hilirisasi komoditas batuba-

ra, dan percepatan pembangunan ekonomi

berbasis maritim (kelautan).

2) Pulau Jawa

Tema besar pengembangan wilayah Pulau

Jawa adalah sebagai lumbung pangan na-

sional, salah satu pintu gerbang destinasi

wisata terbaik dunia, pendorong sektor in-

dustri dan jasa nasional, dan percepatan

pembangunan ekonomi berbasis maritim

(kelautan).

3) Pulau Papua

Tema besar pada wilayah Pulau Papua

adalah percepatan pengembangan industri

komoditas lokal perkebunan, peternakan,

kehutanan. Kemudian juga dilakukan per-

cepatan pengembangan ekonomi kemariti-

man, percepatan pengembangan hilirisasi

industri pertambangan, migas dan tembaga.

Selanjutnya dilakukan penguatan kapasitas

kelembagaan pemerintahan daerah dan ma-

syarakat, percepatan pengembangan pari-

wisata budaya dan alam, peningkatan ka-

wasan konservasi dan daya dukung lingkun-

gan, dan pengembangan kawasan ekonomi

Petikemas Pelabuhan Tanjung Perak

11kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

inklusif dan berkelanjutan berbasis wilayah

kampung masyarakat adat.

4) Pulau Kalimantan

Tema besar pada pengembangan Wilayah

Kalimantan adalah mempertahankan fungsi

Kalimantan sebagai paru-paru dunia, salah

satu lumbung pangan nasional, pengem-

bangan industri berbasis komoditas kelapa

sawit, dan karet. Selain itu lumbung energi

nasional dengan pengembangan hilirisasi

komoditas bara, bauksit, bijih besi, gas alam

cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa.

5) Pulau Bali dan Nusa Tenggara

Tema besar pada pengembangan wilayah

Bali adalah sebagai lumbung pangan nasion-

al, salah satu pintu gerbang destinasi wisata

terbaik dunia, pendorong sektor industri dan

jasa nasional, dan percepatan pem-

bangunan ekonomi berbasis maritim

(kelautan).

Sedangkan tema besar pada pengem-

bangan wilayah Nusa Tenggara adalah

pintu gerbang pariwisata ekologis,

pengembangan industri perikanan, ga-

ram, dan rumput laut, pengembangan

industri berbasis peternakan sapi dan

perkebunan jagung, dan pengemban-

gan industri mangan, dan tembaga.

6) Kepulauan Maluku

Tema besar pada pengembangan

wilayah Maluku adalah produsen

makanan laut dan lumbung ikan nasi-

onal, pengembangan industri berbasis

komoditas perikanan, pengembangan

industri pengolahan berbasis nikel, dan

tembaga, serta pariwisata bahari.

7) Pulau Sulawesi

Tema besar pada pengembangan

wilayah Sulawesi adalah pengemban-

gan industri berbasis rotan, aspal,

nikel, bijih besi dan gas bumi. Pulau

Sulawesi juga sebagai pintu gerbang

perdagangan internasional dan kawasan

timur, lumbung pangan nasional dengan

pengembangan industri kakao, padi, dan

jagung. Selain itu wilayah ini juga sebagai

pengembangan industri berbasis logistik,

dan percepatan pembangunan ekonomi ber-

basis maritim (kelautan) melalui pengem-

bangan industri perikan-

an dan pariwisata baha-

ri. Pengembangan WPS

tersebut berazaskan

pada efisiensi yang ber-

basis daya dukung.

Dari Renstra Kemen-

terian PUPR itu, BPIW

juga telah menyusun Renstra periode 2015-

2019. Tentu saja Renstra BPIW mengacu

pada Renstra Kementerian PUPR. Dari visi,

misi, tujuan, dan sasaran strategis Kemen-

terian PUPR, BPIW telah menetapkan tujuan

yang merupakan rumusan kondisi yang hen-

dak dicapai. Secara garis besar tujuan terse-

but meliputi: pertama, menerpadukan per-

encanaan dan pemrograman pembangunan

Infrastruktur bidang PUPR dengan pengem-

bangan wilayah antar sektor, antar daerah,

dan antar pemerintahan.

Kedua, menerpadukan pelaksanaan pem-

bangunan Infrastruktur bidang PUPR dengan

pengembangan wilayah antar sektor, antar

daerah, dan antar pemerintahan. Ketiga,

menyelenggarakan tata kelola sumber daya

organisasi keterpaduan pembangunan.

Infrastruktur bidang PUPR dengan

pengembangan wilayah yang meliputi sum-

Perencanaan yang dilakukan akan direa-lisasikan dalam bentuk pembangunan yang merupakan output fisik. Selain

output fisik tersebut juga dapat dihasil-kan outcome maupun impact.

Sumber: m.energitoday.com

Jalu

r In

fras

truk

tur

(Jar

ak/k

eret

a)

KawasanPerkotaan

KawasanPerkotaan

ArusPerdagangan

eksportdan antarwilayah

Arus Perdaganganeksport dan antar wilayah

Pelabuhan/Kawasan

Pelabuhan/Kawasan

DryPort

KlasterIndustri

KlasterIndustri

KlasterIndustri

12 kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

ber daya manusia, pengendalian dan penga-

wasan, kesekretariatan serta penelitian dan

pengembangan untuk mendukung penye-

lenggaraan pembangunan bidang PUPR yang

efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Dokumen Renstra BPIW menyebutkan

bahwa sasaran program yang hendak dica-

pai meliputi:

1) Meningkatnya ketersediaan dan kuali-

tas perencanaan infrastruktur PUPR yang

terpadu dengan pengembangan kawasan

strategis baik di perkotaan, klaster indus-

tri, maupun perdesaan, melalui :

a. Perencanaan jangka panjang, menengah,

dan jangka pendek, meliputi :

- Penyusunan kebijakan teknis keterpaduan

perencanaan dan pemrograman pemban-

gunan infrastruktur PUPR dengan pengem-

bangan wilayah;

- Penyusunan strategi nasional pengemban-

gan perkotaan;

- Penyusunan rencana terpadu pembangu-

nan infrastruktur PUPR pulau/kepulauan;

- Penyusunan skema pembiayaan infrastruk-

tur PUPR;

- Penyusunan indeks rasio infrastruktur;

- Evaluasi dampak manfaat keterpaduan in-

frastruktur;

- Perumusan rekomendasi dukungan infra-

struktur pada sektor yang terkait PUPR.

b. Pemrograman jangka menengah dan

jangka pendek, meliputi:

- Sinkronisasi program jangka pendek dalam

entitas wilayah (pulau/kepulauan, kawasan

strategis, dan kawasan perkotaan);

- Evaluasi kinerja keterpaduan;

- Evaluasi kelayakan/kesiapan program dan

kegiatan;

- Perencanaan penguatan kelembagaan

dalam rangka keterpaduan

2) Meningkatnya keterpaduan infrastruk-

tur PUPR dengan pengembangan kawasan

strategis baik di perkotaan, kluster industri

maupun perdesaan, yang akan dicapai me-

lalui strategi:

a. Perencanaan pengembangan kawasan dan

koridor.

b. Pengembangan keterpaduan infrastruktur

untuk keterpaduan kawasan, meliputi:

- Pelaksanaan percontohan / inkubasi

pengembangan kawasan;

- Pengembangan kota baru dan cerdas

(smart city)

- Peremajaan perkotaan melalui urban re-

development/urban renewal.

- Pelaksanaan NSPK pengembangan ka-

wasan strategis dan kawasan perkotaan;

- Pelaksanaan dan fasilitasi percepatan pen-

gadaan tanah.

Renstra BPIW juga menyebutkan menge-

nai strategi pengembangan wilayah yang

diimplementasikan dalam suatu program

pengembangan infrastruktur wilayah.

Strategi tersebut meliputi :

1) Kegiatan dukungan manajemen pengem-

bangan infrastruktur wilayah;

2) Kegiatan perencanaan infrastruktur pe-

kerjaan umum dan perumahan rakyat;

3) Kegiatan pemrograman dan evaluasi ket-

erpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan

perumahan rakyat;

4) Kegiatan pengembangan kawasan strat-

egis perdesaan; dan

5) Kegiatan pengembangan kawasan strat-

egis perkotaan.

Renstra ini kemudian diimplementasikan

dengan berbagai program kerja, salah satu-

nya terkait WPS. Direncanakan akan diban-

gun 35 WPS di seluruh Indonesia. Ke- 35

WPS tersebut tersebar di seluruh pulau dan

Infrastruktur Waduk Jatigede

13kabar utama

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

kepulauan yaitu: Pulau Sulawesi (5 WPS),

Pulau Kalimantan (4 WPS), Kepulauan Ma-

luku (2 WPS), Pulau Bali - Nusa Tenggara (5

WPS), Pulau Papua (4 WPS), Pulau Jawa (8

WPS), dan Pulau-Pulau Kecil Terluar (1WPS).

WPS terbagi berdasarkan tiga kelompok

pertumbuhan terpadu. Pertama, kelompok

kawasan yang sudah terbangun terdiri dari

10 WPS seperi utara Jawa, Merak-Bakauhe-

ni-Bandar Lampung, Palembang, Tanjung

Api-Api dan Kalimantan Timur. Kedua, ke-

lompok kawasan yang sedang berkembang

terdiri dari 16 WPS, contohnya di Papua dan

Palu. Ketiga, kawasan pertumbuhan baru se-

banyak 9 WPS. Contohnya pulau-pulau ter-

depan, terluar dan perbatasan.

Program kerja yang sudah direncanakan ha-

rus diwujudkan dengan kerja keras dari selu-

ruh jajaran di lingkungan BPIW. Tidak hanya

itu, kerja sama dan koordinasi yang erat

terutama dengan seluruh satminkal di ling-

kungan Kementerian PUPR juga sangat dibu-

tuhkan. Kerja sama dan koordinasi dengan

pemerintah daerah juga harus terjalin den-

gan baik sehingga keterpaduan infrastruktur

dengan pengembangan wilayah yang berba-

sis WPS dapat dilaksanakan secara optimal.

Pada akhirnya pembangunan infrastruktur

berbasis pengembangan wilayah tersebut

akan berdampak positif bagi masyarakat

dan peningkatan pertumbuhan ekonomi na-

sional. Hendra/Shoviah

Mengingat sangat luasnya wilayah Indonesia, maka untuk memudahkan pengelolaannya, pengembangan wilayah dibagi menurut wilayah Pulau/Kepula uan yang dikelompok-kan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan yang diistilahkan Wilayah Pengembangan Strategis

Sumber: Kementerian PUPR

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

14

Pada edisi kali ini, kami uraikan beberapa isti-

lah jalan.

Jalan

Prasarana transportasi darat yang meliputi

segala bagian jalan, termasuk bangunan di-

peruntukan bagi lalu lintas, yang berada pada

permukaan tanah, yang berada pada permu-

kaan tanah, di atas permukaan tanah, di atas

permukaan tanah dan atau air serta di atas

permukan air, kecuali jalan kereta api, jalan

lori, dan jalan kabel.

Jalan Akses

Akhir dari jalur landai, tempat bertemu den-

gan tempat masuk jalan raya.

Jalan Arteri

Jalan umum yang berfungsi melayani angku-

tan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh,

kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan Arteri Primer

Jalan arteri yang menghubungkan secara ber-

daya guna antar pusat kegiatan nasional atau

antara pusat kegiatan nasional dengan pusat

kegiatan wilayah.

Berbagai Istilah Tentang Jalan

Glossary

Salah satu pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR adalah jalan. Istilah jalan ini juga bermacam-macam. Berikut kami uraikan beberapa istilahjalan yang dikutip dari buku Kamus dan Istilah Bidang Pekerjaan Umum yang diterbitkan Puskom Kementerian Umum pada 2012.

Infrastuktur Jalan Tol Gempol Pandaan Sumber: Kementerian PUPR

15

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Jalan Arteri Sekunder

Jalan yang menghubungkan kawasan primer

dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan

sekunder kesatu dengan kawasan sekunder

kesatu, atau kawasan sekunder kesatu den-

gan kawasan sekunder kedua.

Jalan Bebas Hambatan

Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan

pengendalian jalan masuk secara penuh dan

tanpa adanya persimpangan sebidang serta

dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.

Jalan Desa

Jalan umum yang menghubungkan kawasan

dan/atau antar permukiman di dalam desa,

serta jalan lingkungan.

Jalan Kabupaten

Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

yang tidak termasuk pada jalan nasional dan

jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota

kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar

ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan

pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lo-

kal, serta jalan umum dalam sistem jaringan

jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan

jalan strategis kabupaten.

Jalan Kecil

Jalan umum untuk melayani lalu lintas setem-

pat, paling sedikit dua lajur untuk dua arah

dengan lebar paling sedikit 5,5 meter.

Jalan Kerikil

Jalan yang permukaannya terbuat dari lapisan

yang diperkeras.

Jalan Khusus

Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usa-

ha, perseorangan, atau kelompok masyarakat

untuk kepentingan sendiri.

Jalan Kolektor

Jalan umum yang berfungsi melayani ang-

kutan pengumpul atau pembagi dengan ciri

perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Jalan Kolektor 1

Jalan kolektor primer yang menghubungkan

antar ibukota provinsi.

Jalan Kolektor 2

Jalan kolektor primer yang menghubungkan

ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/

kota.

Jalan Kolektor 3

Jalan kolektor primer yang menghubungkan

antar ibukota kabupaten/kota

Jalan Kolektor Primer

Jalan yang menghubungkan secara berdaya

guna antara pusat kegiatan nasional den-

gan pusat kegiata lokal, antar pusat kegiatan

wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah

dengan pusat kegiatan lokal

Jalan Kolektor Sekunder

Jalan yang menghubungkan kawasan

sekunder kedua dengan kawasan sekunder

kedua atau kawasan sekunder kedua dengan

kawasan sekunder ketiga kolektor.

Jalan Kota

Jalan umum dalam sistem jaringan jalan

sekunder yang menghubungkan antar pusat-

pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

pelayanan dengan persil, menghubungkan an-

tar persil, serta menghubungkan antar pusat

permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan Layang

Jalan yang berada di atas permukaan tanah.

Jalan Lingkar

Istilah bagi semua jalan yang melingkari pusat

suatu kota; pada kota yang sangat besar ter-

dapat jalan lingkar dalam, lingkar tengah dan

lingkar luar; fungsinya adalah agar kendaraan

di dalam kota dapat mencapai bagian kota

tertentu tanpa harus melalui pusat kota atau

bagian kota lainnya atau untuk mempercepat

perjalanan dari satu sisi kota ke sisi lainnya.

Jalan Lingkungan

Jalan umum yang berfungsi melayani angku-

tan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak

dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan Nasional

Jalan arteri dan jalan kolektor alam sistem

jaringan jalan primer yang menghubungkan

antar ibukota provinsi, dan jalan stategis nasi-

onal, serta jalan tol.

Jalan Provinsi

Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

primer yang menghubungkan ibukota provinsi

dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar

ibukota kabupaten/kota dan strategis provinsi.

Jalan Raya

Jalam umum untuk lalu lintas menerus den-

gan pengendalian jalan masuk secara terba-

tas dan dilengkapi dengan median, paling se-

dikit dua lajur setiap arah.

Jalan Penghubung

Jalan yang menghubungkan jalan tol dengan

jalan umum yang ada.

Jalan Poros

Jalan yang menghubungkan masing-masing

stasiun permukiman atau lingkungan

perumahan.

Glossary

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

16

Pengembangan suatu wilayah, semestinya diawali dengan

perencanaan. Suatu perencanaan yang matang, akan berdampak pada

pengembangan wilayah yang terpola dengan baik. Buku “Perencanaan

Pembangunan Wilayah”, buah karya Prof. Robinson Tarigan, M.R.P., ini

memaparkan secara jelas mengenai pengembangan wilayah tersebut.

Dalam buku terbitan Bumi Aksara tahun 2006 ini Robinson Tarigan juga

menyebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Wilayah tidak bisa

terlepas dari Perencanaan Penggunaan Ruang Wilayah, bila perencanaan

itu ingin dibuat terpadu.

Menurut Profesor Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini

perencanaan ruang wilayah tercakup dalam kegiatan perencanaan tata

ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (terutama

aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan pembangunan

wilayah, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka

pendek. Perencanaan wilayah sebagai langkah dalam menciptakan

kehidupan yang efisien, nyaman, serta lestari. Pada akhirnya, dapat

menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan

yang direncanakan, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta.

Buku setebal 296 halaman itu terdiri dari 10 bab. Dalam Bab 1 dibahas

mengenai beberapa pengertian yang menyangkut perencanaan dan

ruang lingkup dari perencanaan itu sendiri. Dalam bab ini dijelaskan

mengenai beberapa hal diantaranya bidang-bidang yang tercakup dalam

Perencanaan Wilayah dan kaitan perencanaan dengan pengambilan

keputusan. Pada bab 2 dibahas mengenai pendekatan sektoral dan

regional dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Dalam bab

ini dikupas beberapa hal diantaranya Ruang Lingkup Perencanaan

Pembangunan Wilayah, pendekatan sektoral dan regional. Kemudian

di bab 3 dijelaskan mengenai dasar-dasar perencanaan ruang wilayah,

mulai dari landasan dan manfaat pengaturan penggunaan ruang hingga

langkah-langkah dalam pelaksanaan perencanaan.

Perencanaan Wilayah, Dasar Pengembangan Suatu Daerah

Judul buku : Perencanaan Pembangunan Wilayah” Pengarang : Prof. Robinson Tarigan, M.R.PPenerbit : Bumi Aksara Tahun terbut : 2006Tebal buku : 296 halaman

Menurut Profesor Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini perencanaan ruang wilayah tercakup

dalam kegiatan perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada

ruang wilayah (terutama aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan

pembangunan wilayah

Review

17

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Pada bab 4 dibahas berbagai teori tentang

lokasi, salah satunya mengenai terjadinya

konsentrasi produsen/pedagang dari

barang sejenis. Selanjutnya dalam bab 5

dijelaskan juga mengenai ruang dan wilayah.

Dalam bab 6 dikupas beberapa hal seperti

mengenai bagaimana terbentuknya kota-

kota di Indonesia. Pada bab 7 Prof. Robinson

membahas mengenai model gravitasi, mulai

dari asal mula dan alur pikir model gravitasi

hingga masalah ketidaksinambungan.

Kemudian pada bab 8 dibahas mengenai

proyeksi penduduk, salah satunya mengenai

proyeksi penduduk berdasarkan proyeksi

jumlah rumah. Dalam bab 9 dijabarkan

mengenai arti dan ruang lingkup Linier

Programming (suatu metode untuk mencari

nilai maksimum atau nilai minimum dari

bentuk linier) hingga penyelesaian dengan

tabel simpleks yang merupakan metode

yang digunakan umtuk mencari nilai optimal

dari program linier. Pada bab 10 dibahas

mengenai dasar-dasar evaluasi proyek, mulai

dari perbedaan studi kelayakan finansial

dengan studi kelayakan sosial ekonomi hingga

mengenai hal-hal yang harus diperhatikan

dalam mengevaluasi sebuah proyek jalan.

Buku ini lebih ditujukan sebagai referensi

bidang perencanaan pembangunan wilayah,

walaupun di dalamnya juga ada sedikit membahas tentang perencanaan

tata ruang wilayah. Hal ini tidak lain karena perencanaan pembangunan

wilayah tidak bisa terlepas dari perencanaan penggunaan wilayah

jika ingin berjalan terpadu. Oleh sebab itu, di dalam buku yang juga

menjadi salah satu koleksi Perpustakaan Kementerian PUPR tersebut

juga terdapat bab yang membahas prinsip dasar atau petunjuk umum

yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata ruang wilayah.

Dalam buku tersebut dipaparkan juga bahwa Perencanaan

Pembangunan Wilayah yang terkait dengan Perencanaan Tata Ruang

Wilayah, sehingga perncanaan itu lebih komperehensif dan terpadu.

Berbagai alat analisis yang dikemukakan, dapat dipakai dalam

Perencanaan Pembangunan Wilayah maupun dalam menyusun Tata

Ruang Wilayah.

Buku ini direncanakan untuk dua kelompok pembaca sekaligus yaitu

para akademisi dan para praktisi. Untuk setiap rumus, ada uraian yang

menggunakan kalimat biasa untuk menerangkan isi dan kegunaan

rumus tersebut. Dengan demikian para praktisi dapat menangkap

makna yang terkandung pada tiap topik yang dibahas dan terpacu

untuk menerapkannya.

Para pejabat di daerah dapat menjadikan

buku ini sebagai referensi untuk mengatur

berbagai kebijakan pembangunan yang

ditetapkan sebagai skala prioritas. Selain

itu dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam

menyusun Rencana Pembangunan, baik jangka

pendek, jangka menengah, amupun jangka

panjang.

Dengan kajian yang bersifat ilmiah dan

memiliki kualitas yang mumpuni, maka

membuat buku ini berbobot dan penting untuk

dibaca. Selain itu, buku tersebut bermanfaat

bagi orang yang memerlukan informasi

mengenai bidang penataan ruang. Hendra

Djamal

Review

Buku ini lebih

ditujukan sebagai

referensi bidang

perencanaan

pembangunan wilayah,

walaupun di dalamnya

juga ada sedikit

membahas tentang

perencanaan tata

ruang wilayah

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

18 wawancara

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

........................................................................................................

19

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

wawancara

BPIW Siapkan Program Percepatan Pembangunan

Infrastruktur

A. Hermanto Dardak Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)

Pembangunan infrastruktur bergerak lebih awal menyusul langkah pemerintah

melalui Kementerian PUPR yang telah menandatangani kontrak senilai Rp 8,81 triliun

pada Tahun Anggaran 2016. Sejumlah pihak menilai langkah itu merupakan salah satu

langkah positif dalam menggerakan laju perekonomian nasional dan mendukung tahun

percepatan pembangunan infrastruktur. Kementerian PUPR juga telah menyiapkan

beberapa program untuk mendukung percepatan pembangunan. Bagaimana sebenarnya

fokus program Kementerian PUPR sepanjang tahun 2016 ini?, seperti apa dukungan dari

BPIW?, dan bagaimana target BPIW pada tahun tersebut?. Berikut petikan wawancara

Sinergi dengan Kepala BPIW He rmanto Dardak yang dirangkum dari beberapa

kesempatan.

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

20

Apa yang menjadi program besar dari Kementerian PUPR ?

Kementerian PUPR akan mempercepat pemenuhan apa yang sudah

kita rancang selama 5 tahun. Jadi mulai tahun 2015 hingga 2019.

Kita misalnya menargetkan 65 waduk akan dibangun, kemudian

juga seribu kilometer jalan tol, tapi fokusnya di wilayah-wilayah

pertumbuhan, yang agak khusus tentunya, bahwa yang dibangun di

wilayah pertumbuhan tadi. Ini juga untuk mengurangi disparitas. Ada

10 wilayah pertumbuhan yang memang sudah berkembang, dan ada

10 wilayah pertumbuhan yang lain yang memang pengembangan

baru seperti di Papua, di mana Bapak

Presiden telah berkunjung ke sana.

Ada juga daerah yang sedang berkembang

seperti di Kalimantan dan Sulawesi, di mana

daerah yang menjadi pusat pertumbuhan

tadi sebagai mesin pertumbuhan secara

nasional dan juga di dalam wilayah

pertumbuhan itu ada kawasan-kawasan

pusat pertumbuhan yang didukung

konektivitasnya, supaya ada nilai tambah

disitu. Inilah yang menjadi fokus untuk

diselesaikan.

Pada tahun 2015 masih ada beberapa

tantangan antara lain soal kelembagaan,

sehingga memang penyerapan anggaran

di awal-awal tahun 2015 praktis kecil. Tapi untuk tahun ini

kelembagaan kita terbentuk, sehingga tahun 2015 akhir sudah

dilakukan pelelangan.

Ini sesuatu yang baru, ada lelang dini di tahun 2015 untuk tahun

2016. Bisa diceritakan bagaimana hal itu dilakukan ?

Sebetulnya sebelumnya lelang dini sudah kita lakukan beberapa kali,

namun pada awal tahun 2015, Kementerian PU dan Kementerian

Perumahan Rakyat disatukan menjadi satu Kementerian, sehingga

lelang dini belum bisa dilakukan di awal tahun 2015. Tapi tahun ini

kita lakukan lebih cepat lagi, karena kelembagaan kita sudah ada,

dan kita melakukan tender pada akhir 2015, dan yang penting

belum tanda tangan kontrak pada tahun 2015. Kontraknya kita

lakukan di tahun 2016. Tapi proses pelelangan dari mulai September

hingga Desember 2015 sudah kita bisa mulai. Pada saat itu tahapan

lelang kita jalankan mulai dari memberikan informasi tentang

adanya lelang, proses lelang sendiri hingga penandatangan kontrak

bagi pemenang lelang.

Setelah penandatangan konrak, maka tahun 2016 ini kita bisa

membangun 8 waduk. Jumlah ini sifatnya menambah 22 waduk yang

sekarang ini sedang berjalan. Kemudian juga jalan tol, perumahan

dan lain-lain. Jadi dengan telah dilakukan penandatangan kontak,

kita sudah lakukan percepatan, sehingga bulan Januari ini uang muka

sudah bisa diberikan. Tentunya ini akan lebih meyakinkan kita, bahwa

proyek yang kita bangun untuk memicu pertumbuhan ekonomi.

Disamping output fisik, kita juga bisa menghasilkan outcome

maupun impact. Jadi proyek yang kita bangun tadi kita fokuskan di

daerah yang menjadi tempat pusat pertumbuhan. Misalnya begini,

di Sei Mangke Provinsi Sumatera Utara

dibangun hilirisasi dari sawit, kemudian

pelabuhan Kuala Tanjung dibangun.

Jalan kita bangun untuk menghubungkan

antara kawasan perkebunan dengan

pelabuhan. Sehingga waktu proyek

jalan selesai dilakukan, produknya bisa

dipasarkan, kemudian bisa diekspor

melalui pelabuhan tadi. Jadi ini akan

meningkatkan kemanfaatan dari proyek

tadi. Bukan hanya pembangunan fisik

yang dilakukan tapi juga dapat berguna

dengan baik. Saya rasa ini yang kita

harus lakukan.

Dari total proyek yang menjadi target Kementerian PUPR ini sudah

berapa persen yang dilelang?

Kalau Rp 9 triliunan, tentunya anggaran PUPR 2016 sekitar Rp 104

triliun sehingga diatas 6 persen.

Banyak lelang yang sudah dilakukan Kementerian PUPR. Bagaimana

memastikan integritas peserta lelang?

Kalau itu ada prosedur yang harus diikuti. Itu tetap dilakukan

prosesnya. Sehingga peserta lelang dapat memenuhi persyaratan

teknis. Kemudian dari segi pembiayaan, tentunya cari yang paling

kompetitif. Jadi yang kita cari, peserta lelang yang secara teknis

memenuhi syarat tapi secara biaya bisa ditekan sebaik mungkin.

Artinya tawaran lelang yang kita lakukan merupakan tawaran lelang

yang bertanggungjawab. Sebenarnya masalah lelang ini sudah

ada prosedurnya. Namun yang penting, dengan adanya proyek

pembangunan dapat menciptakan lapangan kerja. Pembangunan

yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan

wawancara

“Jadi dengan telah dilakukan

penandatangan kontak, kita

sudah lakukan percepatan,

sehingga bulan Januari ini uang

muka sudah bisa diberikan.

Tentunya ini akan lebih meya-

kinkan kita, bahwa proyek

yang kita bangun untuk memi-

cu pertumbuhan ekonomi”

21

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

wawancara

kesejahteraan masyarakat. Kedua, proses tadi dilakukan seawal

mungkin, makanya lelang kita lakukan di akhir tahun 2015 atau

bahkan pertengahan menuju akhir tahun. Sehingga bulan Januari

2016 penyerapan anggaran bisa cepat dilakukan. Artinya, bila

proyek dikerjakan di awal tahun maka hasil dari pelaksanaan

pembangunan ini semakin cepat

dirasakan masyarakat.

Banyak sekali pekerjaan rumah

yang dibebani kepada Kementerian

PUPR. Kalau kita melihat sejenak

kinerja di tahun 2015 lalu, berapa

banyak proyek-proyek tertunda

pelaksanaannya di tahun 2015 ?

Sebetulnya ada proyek yang

sifatnya multi tahun, sehingga tidak

selesai dalam satu tahun. Misalnya

membangun waduk itu bisa memakan waktu 4 tahun. Tapi kalau

secara umum penyerapan di Kementerian PUPR diatas 93 persen.

Jadi sebetulnya yang pokok-pokok telah dapat dilaksanakan.

Diatas 93 persen itu sudah sesuai target atau melampaui target?

Dulu memang diharapkan 93 persen

karena kondisi awalnya yang kita lakukan

adalah penataan kelembagaan tadi.

Kita harapkan tahun 2016 ini kita bisa

menyelesaikan proyek yang penting,

terutama untuk wilayah pertumbuhan.

Misalnya wilayah pertumbuhan dari

Jakarta menuju Cirebon, bukan main

sekarang, ada beberapa kawasan industri

yang sepanjang wilayah pertumbuhan

itu. Pengembangan kawasan kita juga

harapkan berkembang hingga Semarang.

“Ini sesuai dengan apa yang kita

fokuskan, dalam membangun

wilayah kita bagi menjadi 35

wilayah pertumbuhan. Dengan

demikian kita mencoba membuat

konektifitas yang kuat, infra-

struktur yang terpadu“

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

22

Sekarang sudah sampai ke Pejagan, kemudian Pejagan hingga

Pemalang, di mana proses konstruksi akan dilakukan diawal tahun

2016 ini. Kita harapkan itu bisa selesai nantinya. Kemudian juga untuk

daerah Kertosono hingga Mojokerto itu bisa kita sambung, kemudian

juga Mojokerto hingga Surabaya dan Gempol hingga ke Pasuruan. Itu

antara lain di Jawa.

Untuk di luar Jawa, di Pulau Sumatera kita melakukan inovasi atau

terobosan, di mana biasanya kita tender, dan kita berikan kepada

BUMN, 100 persen pemerintah. Sekarang ini sudah mulai dibangun

wilayah pertumbuhan untuk Sumatera,

misalnya Bakauheni menuju Palembang

dan Tanjung Api-Api.

Untuk mendukung wilayah pertumbuhan

kita membebaskan tanah seluas 120

meter. Dari jumlah tersebut, 60 meter

untuk jalan tol, 30 meter sebelah kiri

kita berikan untuk utilitas, yakni bisa

untuk listrik tegangan tinggi, bisa untuk

utilitas gas, dan fiber optik. Dan sebelah

kanannya kita alokasikan untuk kereta

api. Sehingga bagian ini sebagai koridor

yang menjadi tulang punggung sebuah

kawasan. Jadi nanti akan lengkap

infrastrukturnya, sehingga swasta

akan lebih tertarik untuk masuk kesitu.

Masalah sekarang kan banyak kawasan

industri, tapi kenapa listriknya tidak ada. Disini koridor tadi sudah

lengkap, sehingga investor dalam negeri dan luar yang akan masuk

kesitu akan cepat bisa memperoleh infrastruktur yang diperlukan.

Jadi dengan disiapkan tempat untuk utilitas itu memangkas

permasalahan pembebasan lahan?

Ya. jadi tidak perlu lagi kita membebaskan lahan untuk memindahkan

utilitas ketika membangun jalan tol. Jadi dengan membuat tempat

untuk utilitas di pembangunan jalan tol tersebut, menjadi bagian dari

keterpaduan infrastruktur, karena disitu lengkap.

Soal anggaran, di Januari ditargetkan penyerapannya 6 %. Di akhir

2016 apakah targetnya diatas 93%?

Saya rasa iya 2015 kita bisa menyerap 93%, tentunya diatas itu. Ya

kita maksimalkan untuk mendekati rencana tadi.

Seperti apa konsep pengembangan wilayah di Indonesia?

Ini sesuai dengan apa yang kita fokuskan, dalam membangun

wilayah kita bagi menjadi 35 wilayah pertumbuhan. Dengan demikian

kita mencoba membuat konektifitas yang kuat, infrastruktur yang

terpadu diantara kawasan-kawasan prioritas di dalam kawasan

pertumbuhan tadi. Akses infrastrukturnya, seperti jalan, harus

baik, sehingga dapat dihubungkan dengan pelabuhan. Untuk wilayah

perkotaan, akses infrastrukturnya harus baik. Inilah yang kita

fokuskan, sehingga dapat menjadi

pembangunan wilayah. Misalnya

dari Medan ke Pekanbaru, disitu ada

Danau Toba kita dukung, Sei Mangke

yang menghasilkan sawit, kita bangun

industri dan kita bangun akses menuju

pelabuhan.

Dengan demikian hasil perkebunan

sawit , bisa langsung dibawa ke

pelabuhan untuk dipasarkan. Ini

yang menjadi penting. Hal ini kita

sudah tuangkan dalam rencana

pengembangan pelabuhan utama di

Indonesia.

Apa yang menjadi fokus dari program-

program yang dilaksanakan BPIW

tahun 2016 ini?

Tahun 2016 kita fokus agar turunan program pembangunan

infrastruktur betul-betul bisa efektif dilaksanakan dan kita

mengevaluasi berapa tingkat keterpaduan pembangunan

infrastruktur, berapa tingkat sinkronisasi dan bagaimana

pembangunan infrastruktur tersebut meningkat. Jadi supaya

hasilnya jangan hanya output atau fisik saja, tapi juga output yang

membuat kawasan tadi berproduksi, lapangan kerja disediakan

dan juga tentunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah

tersebut. Itu yang menjadi fokus pengembangan kita.

Apa permasalahan yang biasa dihadapi dalam pembangunan

infrastruktur? Apa langkah yang dilakukan dalam mengatasi

masalah yang ada?

Yang pertama kebiasaan kita membangun sesuai sektor-sektornya.

wawancara

“Tahun 2016 kita fokus agar

turunan program pembangunan

infrastruktur betul-betul bisa

efektif dilaksanakan dan kita

mengevaluasi berapa tingkat

keterpaduan pembangunan

infrastruktur, berapa tingkat

sinkronisasi dan bagaimana pem-

bangunan infrastruktur tersebut

meningkat”

Sumber: Dok BPIW

23

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Misalnya bangun jalan, bangun jalan saja, padahal jalan itu

dibutuhkan untuk menuju pelabuhan. Artinya pelabuhannya perlu

dibangun juga. Ini harus sinkron, harus terpadu. Dalam konteks ini,

khususnya Kementerian PUPR, pendahulu kita selalu menekankan

pengembangan wilayah, apa saja yang kita butuhkan. Harus

difokuskan wilayah dibangun dan itu harus siap ada di sana. Makanya

kita mengembangkan 35 WPS, di mana didalamnya ada kawasan

strategis, kawasan ekonomi khusus, kota baru, termasuk kawasan

wisata. Kawasan wisata sudah cukup unggul, namun dukungan

infrastruktur masih kurang.

Wisatanya dibangun, pendukungnya dibangun juga. Untuk itu kita

dengan Kemenko Maritim dan Sumber Daya menetapkan 10 KSPN,

kita fokus di dalam wilayah pertumbuhan untuk mendukung itu

tadi. Intinya dengan 35 WPS kita memadukan mana yang dibangun

lebih dulu, kemudian kita berkoordinasi dengan siapa. Kedua,

masalah tanah, inovasi kita, satu wilayah pertumbuhan, kita akan

membangun tulang punggungnya berupa jalan tol dan kereta api.

Tulang punggung menjadi penting. Lahannya kita coba sediakan

untuk infrastruktur, sehingga kawasan yang dibangun bisa berfungsi.

Terkait masalah koordinasi antar instansi, kita buat master plannya.

Hendra/Naufal/Andina

wawancara

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

24

Pemerintah melakukan percepatan penyerapan

anggaran dengan mempercepat pembangunan infrastruktur,

21%

Perkembangan jalan tol,

15%

Pendirian infrastruktur berdampak kepada pengembangan ekonomi,

12%

Pembangunan adil dan merata, serta membangun

dari pinggiran,

9%

Jembatan,

9%

Sektor pariwisata dipengaruhi

infrastruktur,

8%

Kawasan Ekonomi Khusus 6%

Smart city, 6%Manfaat kepada persawahan dan pengairan dari waduk, 3%

Integrasi jalan, 3% 2% Tambahan?

Infrastuktur PUPRdalam media cetak

Kami membuat guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan topik tersebut, dari tanggal 4 hingga 29 Januari. Berita yang dihimpun sebanyak 79 berita. Guntingan berita kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu: Kompas, Koran Tempo, Koran Sindo, Republika, dan Investor Daily. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu, dapat berguna sebagai media moitoring BPIW. Berikut ini adalah rangkuman pemberitaan di bulan Januari tersebut.

- Pengembangan property- Pembangunan desa- Pariwisata- Smart city- Lapangan kerja- Pengairan

- Pembebasan lahan- Pembiayaan proyek- Bencana alam

Manfaat langsung yang dirasakan sektor lain Kendala yang dihadapi

24 Teropong Media

SINERGI / Edisi 01- Januari 2016

25

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba

Kementerian PUPR dan World Bank Lakukan Kerjasama Terkait Program Sustainable Urbanization

Untuk Optimalkan Kinerja, BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS

Hermanto Dardak Paparkan Strategi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dalam Rapim Polri

Penerapan ISO 9001 : 2015 sebagai Upaya Peningkatan Sistem Manajemen Mutu BPIW

Kementerian PUPR dan World Bank Jalin Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata

BPIW Dukung Pengembangan Infrastruktur Kawasan Wisata Danau Toba

26

28

30

32

34

36

38

KILAS BPIW

SINERGI / Edisi 01- Januari 2016

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

26 Kilas BPIW

Danau Toba yang berada di Provinsi

Sumatera Utara merupakan kawasan

tujuan wisata yang cukup menjanjikan.

Tidak hanya itu, kawasan tersebut juga

dapat dikembangkan menjadi lumbung

pangan dan areal perkebunan. Untuk

lebih mengoptimalkan kawasan wisata

ini, Badan Pengembangan Infrastruktur

Wilayah (BPIW) melakukan rapat koordinasi

yang melibatkan beberapa Satminkal di

Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR), di ruang

rapat BPIW, Selasa (26/1).

Kepala BPIW Hermanto Dardak yang

memimpin langsung rapat tersebut

mengatakan pengembangan kawasan ini

penting mengingat Presiden Joko Widodo

sepakat untuk mengembangkan 10 Kawasan

Strategis Pariwisata Nasional (KSPN),

salah satunya Danau Toba. Rapat ini juga

menurutnya sebagai persiapan kunjungan

Presiden ke Danau Toba pada bulan Maret

mendatang.

Pada kesempatan tersebut, Dardak

mengatakan bahwa saat ini potensi Danau

Toba sangat tinggi, namun jumlah wisatawan

yang berkunjung ke danau itu menurun.

Kondisi ini terjadi disebabkan beberapa faktor,

salah satunya adalah kurang optimalnya

pembangunan infrastruktur. Sehubungan

dengan hal itu, Dardak mengusulkan untuk

membagi fokus infrastruktur menjadi

dua bagian, yaitu infrastruktur destinasi

menuju kawasan wisata Danau Toba dan

infrastruktur di daerah wisata Danau Toba

itu sendiri.

Dalam penjelasannya, Dardak

BPIW Dukung PengembanganKawasan Wisata Danau Toba

Kepala BPIW, Hermanto Dardak memberikan arahan terkait Danau Toba

Foto: Dok.

27

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

menyebutkan ada beberapa pengembangan

infrastruktur di kawasan tersebut yang

perlu diperhatikan oleh masing-masing

Satminkal, seperti Ditjen Sumber Daya Air

(SDA) diharapkan dapat memaksimalkan

program yang ada di tahun

ini dalam pengembangan

kawasan Danau Toba,

seperti peningkatan Embung

Aek Natonang di Kabupaten

Samosir, pembersihan

enceng gondok secara rutin

dan normalisasi saluran

Tanah Ponggol.

Lebih lanjut Dardak

menyatakan di tahun

2016-2017 Ditjen Cipta

Karya diharapkan dapat

mengoptimalkan penataan

kawasan wisata Pangururan – Tuktuk –

Tomok terutama terkait Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM), Instalansi Pengolahan Air

Minum (IPAL), dan persampahan. Selain itu

yang perlu dilakukan adalah pembangunan

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang

berbasis Reduce, Reuse dan Recycle (3R)

di beberapa Kabupaten sekitar Danau Toba

dan mendukung anjungan cerdas di kawasan

wisata Danau Toba.

Sedangkan terkait penyediaan perumahan,

Dardak menekankan pada rehabilitasi

kawasan kumuh dan

pembangunan unit-

unit perumahan baru

di wilayah tersebut.

Koordinasi antar instansi

yang berkaitan dengan

masalah ini menurutnya

perlu dilakukan.

Menurut Dardak,

pada tahun ini akan

dilakukan percepatan

untuk seluruh kegiatan

p e n g e m b a n g a n

infrastruktur di kawasan

Danau Toba. “Rencananya pada tahun 2018

pengembangan infrastruktur di kawasan

Danau Toba akan didukung oleh World Bank.

Untuk itu perlu disiapkan terlebih dahulu

Masterplan dimulai dari pertengahan tahun

ini untuk persiapan percepatan infrastruktur

di kawasan itu,” ucapnya.

Perwakilan dari Ditjen Bina Marga, Chaidir

menambahkan saat ini instansinya sedang

mengembangkan rencana jalan tol dari Tebing

Tinggi – Prapat – Sibolga. Pembangunan

jalan tol ini untuk mempermudah wisatawan

menuju Danau Toba. “Sesuai dengan usulan

APBN-P, pada tahun 2016 ini akan dilakukan

pelebaran jalan di Jalan Lingkar Prapat

sebagai bagian dari ruas Tebing Tinggi

menuju Prapat,” tukas Chaidir.

Selain diikuti perwakilan satminkal

di lingkungan Kementerian PUPR,

rapat ini juga dihadiri Kepala Pusat

Pengembangan Kawasan Strategis BPIW,

Rezeki Peranginangin dan Kepala Pusat

Perencanaan Infrastruktur, Hadi Sucahyono.

Naufal/Hendra

Suasana rapat koordinasi dengan Satminkal dilingkungan kementerian PUPR

“Rencananya pada tahun 2018 pengembangan infrastruktur di kawasan Danau Toba akan didu-kung oleh World

Bank”

SINERGI / Edisi 01- Januari 2016

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

28 Kilas BPIW

Kementerian PUPR melalui Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

(BPIW) menindaklanjuti koordinasi dengan

World Bank dalam mengembangkan

kawasan pariwisata di Indonesia. Menurut

Alexandra Drees, selaku perwakilan

dari World Bank yang hadir pada rapat

tersebut saat ini terdapat dua kekurangan

utama dalam pariwisata di Indonesia yaitu

pelestarian lingkungan dan infrastruktur dari

kawasan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Hermanto

Dardak selaku Kepala BPIW Kementerian

PUPR mengadakan rapat lanjutan dengan

World Bank untuk koordinasi pengembangan

kawasan pariwisata melalui konsep Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS). Rapat ini

dihadiri oleh Kepala Pusat Pengembangan

Kawasan Strategis, Kepala Pusat

Pengembangan Kawasan Perkotaan dan

Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi

BPIW, serta pejabat BPIW lainnya.

Menurut Dardak, saat ini Indonesia memiliki

beberapa tantangan dalam pengembangan

wilayah pariwisata seperti sumber daya

pariwisata, baik alam atau budaya yang

belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk

memberikan kontribusi secara optimal

pada pengembangan pariwisata. Sebagai

gambaran, jumlah wisatawan asing pada

tahun 2013 hanya 8,8 juta, lebih rendah

daripada di Malaysia yang mencapai 25,7

juta dan Thailand yang mencapai 26,5 juta.

Begitu pula dengan layanan pariwisata

dari segi infrastruktur untuk konektivitas

masih belum mencukupi. Hal ini ditunjukkan

dengan daya saing infrastruktur pariwisata

Indonesia yang berada di peringkat 101,

sedangkan Malaysia berada di peringkat ke-

68 dan Thailand berada di peringkat ke-21.

Dardak menambahkan, pada tahun 2019

target jumlah kedatangan turis asing ke

Indonesia adalah sebesar 20 juta orang.

“Untuk mendukung meningkatnya jumlah

kedatangan turis pada tahun 2019 tersebut,

perlu adanya beberapa strategi yakni

perencanaan pengembangan kawasan

Kementerian PUPR dan World Bank Jalin Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata

Kepala BPIW berdiskusi dengan perwakilan World Bank

29

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Kilas BPIW

pariwisata yang berbasis pengembangan

wilayah strategis, peningkatan profesio-

nalisme sumber daya manusia dan

pengembangan UKM, pengembangan

infrastruktur untuk kawasan pariwisata

beserta aksesnya, serta pengembangan

kelembagaan dan dukungan

untuk mengintegrasikan

berbagai stakeholders dalam

mencapai target pariwisata

nasional,” jelas Dardak pada

rapat yang diadakan di ruang

rapat BPIW, Senin (11/1).

Saat in i , BPIW telah

menyiapkan konsep rencana

pengembangan kawasan

pariwisata sebagai bagian dari

WPS. Salah satu contohnya

adalah kawasan Danau Toba.

Dalam paparannya, Dardak

menggarisbawahi bahwa Kementerian

PUPR akan mengembangkan Danau Toba

melalui konsep pengembangan wilayah

yang terintegrasi dengan WPS Medan –

Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru. Salah

satu infrastruktur yang akan dikembangkan

adalah jalan tol Medan – Tebing Tinggi –

Pematang Siantar, serta telah disiapkan

pelebaran jalan nasional di sekitar Danau

Toba.

Untuk pengembangan infrastruktur

kawasan par iwisata,

komponen yang akan

disiapkan antara lain

readiness cr iter ia

untuk investasi dalam

bidang infrastruktur

pariwisata, menyediakan

skema pembiayaan yang

berkelanjutan untuk

investasi infrastruktur

pariwisata, serta pembia-

yaan untuk pembangunan

fisik seperti air bersih,

sanitasi, jalan, drainase,

pengolahan limbah, museum, anjungan

cerdas dan ruang terbuka hijau.

“Anggaran investasi dalam mendukung

pengembangan pariwisata diharapkan dapat

diimplementasikan dalam pertengahan

tahun ini. Program pengembangan kawasan

pariwisata yang bekerja sama dengan

World Bank ini akan diusulkan kepada

Bappenas untuk masuk ke dalam Blue Book

dan diharapkan pada tahun 2017 program

ini dapat terlaksana,” ungkap Alexandra,

perwakilan dari World Bank. Naufal

BPIW mengadakan rapat koordinasi lanjutan dengan World Bank Sumber: Dok. BPIW

Saat ini, BPIW telah menyiapkan konsep rencana

pengembangan ka-wasan pariwisata

sebagai bagian dari WPS. Salah satu

contohnya adalah kawasan Danau

Toba.

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

30 Kilas BPIW

Dalam rangka penyusunan Agenda

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)

memerlukan quality assurance sebagai

upaya untuk melakukan pembaharuan

dan perubahan mendasar selaras dengan

program sertifikasi berstandar internasional

(ISO). Permen PU No.4/PRT/M/2009

tentang Manajemen Mutu Kementerian PU

diterapkan sebagai pedoman melaksanakan

pekerjaan agar lebih berdaya guna dan

berhasil guna dalam mengemban tugas di

lingkungan BPIW.

Sehubungan dengan hal tersebut, BPIW

mengadakan sosialisasi penerapan Sistem

Manajemen Mutu (SMM) yang dibuka oleh

Dadang Rukmana, selaku Sekretaris Badan

Infrastruktur Wilayah. “Tujuan dari kegiatan

ISO dimaksudkan untuk membantu kita, agar

bekerja menjadi lebih akuntabel. Karena kita

menggunakan anggaran dari rakyat, jadi tiap

rupiah yang digunakan ada tanggung jawab

output atau outcomenya. Episentrum bukan

di kita, sulit atau tidak pelaksanaan ISO

dilakukan, yang penting kepuasan pihak lain

seperti masyarakat yang dilayani.” Ungkap

Dadang dalam acara yang dilaksanakan di

Ruang Rapat lantai 2 gedung BPIW, Selasa

(05/01).

BPIW telah merintis penerapan SMM

di Sekretariat Badan pada Tahun 2015.

BPIW kemudian mengadakan sosialisasi

penerapan SMM yang digunakan tahun lalu

yakni ISO 9001:2008. Namun, dikarenakan

ISO 9001:2008 memiliki beberapa

kelemahan, maka diterbitkan ISO terbaru

yaitu ISO 9001:2015.

Penerapan ISO 9001 : 2015 sebagai Upaya Peningkatan Sistem Manajemen Mutu BPIW

Dadang Rukmana membuka acara Sistem Manajemen Mutu BPIW

Foto: Dok.

Sumber: Dok. BPIW

31

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Kilas BPIW

Oleh karena itu, BPIW perlu bersiap

untuk merevisi standar sertifikasi SMM nya

sesuai dengan ISO 2008:2015. Perubahan

tersebut dapat berjalan beriringan

dengan proses revisi PERMEN PU No.04/

PRT/M/2008 tentang SMM menjadi permen

PUPR berdasarkan standar terbaru yang

diperkirakan akan selesai pada pertengahan

Tahun 2016. BPIW juga akan berusaha

menyelesaikan sertifikasi sesegera mungkin.

“Sert if ikasi sebaiknya secepatnya

diselesaikan, batas

maksimal memang

akhir tahun, tapi sangat

disarankan pertengahan

tahun 2016 sudah

selesai. Saat ini sudah

ada kegiatan, kontrak dan

data penunjang lain yang

mempermudah untuk

segera menyelesaikan

sertifikasi.” harap Ineke,

konsultan ahli yang turut

hadir di acara tersebut.

Harapannya, sebelum permen PU

mengenai SMM yang terbaru diluncurkan,

BPIW dapat melakukan review SMM pada

tingkat eselon II yang dilakukan oleh auditor

internal. Dadang juga berharap terkait ISO

untuk mulai diaplikasikan di salah satu

bagian di pusat-pusat di BPIW. “Target tahun

ini seluruh unit di sekretariat badan sudah

menerapkan sistem ISO, cara membuat dan

menjalankan program sudah sesuai dengan

sistem ISO. Langkah

demi langkah sudah

d i d o k u m e n t a s i k a n

untuk memudahkan

program yang berjalan

sesuai dengan ISO. Jadi

nanti dibuat masing-

masing pusat sudah ada

salah satu bagian yang

menerapkan sistem itu,

untuk menjadi contoh

bagi b idang-bidang

la innya. Tentu saja i tu semua bisa

d i lakukan j ika k ita memil ik i komitmen

t inggi ,” ungkap Dadang. Nina

Suasana acara Sistem Manajemen Mutu BPIW Sumber: Dok. BPIW

“Target tahun ini selu-ruh unit di sekretariat badan sudah mener-

apkan sistem ISO, cara membuat dan

menjalankan program sudah sesuai dengan

sistem ISO”

Sumber: Dok. BPIW

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

32 Kilas BPIW

Kepolisian Republik Indonesia menggelar

Rapat Pimpinan (Rapim) Polri di auditorium

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), 26

Januari sampai dengan 29 Januari. Rapim

ini mengangkat tema “Dengan Memperkuat

Soliditas, Profesionalisme dan Revolusi

Mental, Polri Siap Mengamankan Kebijakan

Pemerintah”. Salah satu topik diskusi yang

diangkat dalam rapat ini adalah mengenai

kesiapan Pemerintah dalam menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dari

sudut pandang beberapa Kementerian,

seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian

Tenaga Kerja dan Kementerian Perhubungan.

Terkait hal tersebut, Kepala Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Hermanto Dardak Paparkan Strategi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dalam Rapim Polri

Hermanto Dardak memberikan paparan di Rapim Polri

Foto: Dok.

33

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Kilas BPIW

(BPIW), Hermanto Dardak, yang mewakili

Menteri PUPR, menjelaskan mengenai

Strategi Keterpaduan Pembangunan

Infrastruktur dalam mendukung Kebijakan

Pemerintah di bidang ekonomi.

Dalam penjelasannya, Dardak mengatakan

bahwa salah satu strategi dalam

menghadapi MEA saat ini adalah dengan

percepatan pembangunan

infrastruktur yang berbasis

Wilayah Pengembangan

Strategis (WPS) yang juga

mencakup sektor pariwisata

dan wilayah perbatasan. Fokus

rencana pada keterpaduan

lintas sektor dan antara pusat

dengan daerah pada kawasan

pertumbuhan dan disinkronkan

terhadap fungsi, lokasi, waktu

dan besaran investasi pada

pemrograman jangka pendek,

“Tentu saja dalam pembangunan

infrastruktur untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik

dalam masa pra konstruksi, konstruksi dan

pasca konstruksi, Kementerian PUPR butuh

dukungan seluruh stakeholder termasuk

Polri, seperti contoh pada masa konstruksi

di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, yang saat

ini begitu intensif, memerlukan manajemen

lalu lintas yang optimal dari Polri,” tutur

Dardak.

Contoh lain sinergitas yang dibutuhkan

Kementer ian PUPR terhadap Polr i ,

menurut Dardak

adalah saat pra-

konstruksi seperti

pembebasan lahan

dan pemindahan

p e n d u d u k .

Bantuan yang

d i l a k u k a n

P o l r i b e r u p a

mencegah atau

menanggulang i

d a m p a k d a n

konfl ik sosial

yang mungkin timbul dari kegiatan tahap ini,

dan menjaga keamanan serta kelancaran

kegiatan tersebut.

Pada tahap konstruksi, Dardak

berpendapat bahwa dibutuhkan bantuan

Polri dalam beberapa hal seperti melakukan

manajemen/rekayasa lalu lintas akibat

kemacetan yang mungkin timbul, menjaga

keamanan saat berlangsungnya proyek,

dan membantu pembangunan infrastruktur

dasar pada saat tanggap darurat bencana.

Sedangkan pada masa pasca konstruksi,

Dardak berharap Polri dapat membantu

dalam menjaga penggunaan infrastruktur

dan membuat rekayasa lalu lintas serta

manajemen lalu lintas yang terpusat.

“Pada masa lebaran, Kementerian PUPR

sudah menyelesaikan masa konstruksinya

sebulan sebelum hari-H, namun harus

tetap ada manajemen lalu lintas pada

saat pelaksanaannya dan Kementerian

PUPR sudah terintegrasi dengan tol untuk

otomatisasi dalam upaya optimalisasi alur

jalan tol pada saat lebaran nanti,” tutup

Dardak dalam paparannya. Naufal

Kepala BPIW, Hermanto Dardak Berfoto Bersama dengan Keynote Speakers di Rapim Polri

Pada tahap konstruk-si, menurutnya butuh bantuan Polri dalam Melakukan manaje-men/rekayasa lalu

lintas akibat kemac-etan yang mungkin

ditimbulkan.

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

34 Kilas BPIW

Dalam rangka mendukung kelancaran

pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran

2016, khususnya dalam hal percepatan

pelaksanaan kegiataan di tahun 2016 serta

dalam memahami tusi visi misi dan program-

program yang ada, Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(PUPR) mengadakan acara pembekalan

kegiatan tahun anggaran 2016 bagi CPNS

dan Non PNS di lingkungan BPIW. Acara ini

selain dihadiri oleh pegawai CPNS dan Non

PNS, dihadiri juga oleh pejabat Eselon 3

dari Sekretariat Badan, Pusat Perencanaan

Infrastruktur PUPR, Pusat Program

dan Evaluasi Keterpaduan PUPR, Pusat

Pengembangan Kawasan Strategis, dan

Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan.

“Kami tidak membedakan antara CPNS

dan non PNS, sama saja, kita sama-sama

Untuk Optimalkan Kinerja,BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS

Pengarahan oleh sekretaris BPIW, Dadang Rukmana

Foto: Dok.

35

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

bekerja di Kementerian PUPR khususnya

di BPIW, yang membedakan hanya status

administrasi saja,” tutur Dadang Rukmana,

selaku Sekretaris BPIW saat membuka

acara tersebut. (13/1).

Berdasarkan analis is beban kerja,

idealnya saat ini

BPIW membutuhkan

353 personil PNS,

sedangkan saat

ini hanya tersedia

162 PNS sehingga

k e k u r a n g a n n y a

sebanyak 191 personil.

Untuk menutupi

k e k u r a n g a n

tersebut, BPIW telah

merekrut pegawai

non PNS. Beban

kerja yang diemban oleh pegawai kerja Non-

PNS pun tetap sama dengan PNS, Dadang

menuturkan bahwa keberadaan pegawai

Non-PNS sangat membantu BPIW dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

Dalam paparannya Dadang menjelaskan

bahwa ada tiga hal penting yang harus

dipahami oleh seluruh CPNS dan Non-PNS.

Pertama, memahami tugas dan fungsi

Kementerian PUPR khususnya tugas dan

fungsi BPIW. Kedua, memahami value

y a n g b e r l a k u d i Kementer ian

PUPR termasuk di

BPIW, dan ket iga

menyamakan spirit

sebagai warga BPIW.

D a d a n g

m e n a m b a h k a n

bahwa bekerja

keras, bergerak

cepat, dan bertindak

tepat, harus menjadi

pedoman mereka

sebagai warga

K e m e n t e r i a n

PUPR, Dadang juga mengingatkan

bahwa “infrastructure development is

a part of economic development” sehingga

sesuai dengan misi PUPR yaitu membangun

ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Dadang

sekaligus memberikan pemahaman kepada

peserta mengenai tugas dan fungsi BPIW,

bisnis proses yang dijalankan oleh BPIW

serta program-program unggulan BPIW,

salah satunya konsep WPS. Harapannya

pada kegiatan ini, pegawai CPNS maupun

Non-PNS dapat memahami lebih mendalam

mengenai BPIW, sehingga ke depan pegawai

CPNS dan non PNS dapat bekerja lebih efektif

dan optimal. Nina/Andina

Peserta kegiatan yang terdiri dari CPNS & tenaga ahli.

“Kami tidak membedakan antara CPNS dan non PNS, sama saja, kita sama-sama

bekerja di Kementerian PUPR khususnya di BPIW, yang membedakan hanya status administrasi saja”

Untuk Optimalkan Kinerja,BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

36 Kilas BPIW

Dalam mewujudkan visi Kementerian PUPR

dalam membangun Indonesia, Kementerian

PUPR bekerjasama dengan World Bank

untuk dapat mendukung program-

program prioritas yang direncanakan

oleh Kementerian PUPR terutama yang

berkaitan dengan sustainable urbanization.

Dalam tindak lanjutnya, Kementerian PUPR

mengadakan rapat pertemuan dengan

World Bank yang membahas mengenai

program-program Kementerian PUPR yang

berkaitan dengan infrastruktur, permukiman

dan penyediaan perumahan. Rapat tersebut

dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian

PUPR, Taufik Widjojono, Dirjen Cipta Karya,

Andreas Suhono, masing-masing Kepala

Pusat di Badan Pengembangan Infrastruktur

Wilayah (BPIW) dan segenap rombongan

World Bank.

Taufik Widjojono menjelaskan program

Kementerian PUPR pada tahun 2015-

2019 akan berfokus pada ketahanan air,

kedaulatan pangan dan energi, infrastruktur

jalan untuk mendukung konektivitas,

pembangunan infrastruktur pemukiman

dan perumahan rakyat, pembangunan

infrastruktur PUPR secara terpadu dari

pinggiran didukung industri konstruksi yang

berkualitas, serta meningkatkan tata kelola

sumber daya organisasi di bidang PUPR.

Pada pertemuan tersebut, Andreas

Suhono juga menerangkan bahwa Cipta

Karya memiliki target 100% akses air minum,

0% kawasan permukiman kumuh dan 100%

akses sanitasi layak dalam menyediakan

infrastruktur dasar di permukiman. Untuk

memenuhi target ini diperlukan bantuan

oleh Pemerintah Daerah, pihak swasta dan

investor, salah satunya World Bank karena

keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh

Pemerintah Pusat.

“Pada bidang penyediaan perumahan,

saat ini Indonesia mengalami backlog.

Untuk mengatasi hal tersebut, sejalan

dengan adanya launching program 1 juta

rumah oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla,

bidang penyediaan perumahan memiliki

program rental housing untuk mengurangi

Kementerian PUPRdan World Bank Lakukan Kerjasama Terkait Program Sustainable Urbanization

Sekertaris jendral PUPR, Taufik Widjojono menyambut Laura Tuck, Vice president Sustainable development

Foto: Dok.

37

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Kilas BPIW

gap backlog perumahan di Indonesia,” tutur

Taufik pada rapat yang diadakan di Ruang

Sekretaris Jenderal PUPR, Kamis (21/1).

Dalam rapat pertemuan tersebut, dibahas

juga mengenai program pengembangan

infrastruktur berbasis masyarakat

dan pendekatan yang digunakan oleh

Kementerian PUPR,

yaitu:

a. Tiga pendekatan

berbasis masyarakat

y a n g d i l a k u k a n

dalam pembangunan

Bendungan yaitu

p e m b a n g u n a n

bendungan untuk

penyediaan air baku

bagi masyarakat,

f a s i l i t a s i d a n

penguatan kapasitas

kelembagaan di Pemerintah Daerah serta

pemberdayaan masyarakat.

b. BPIW melakukan konsepsi pembangunan

infrastruktur melalui pendekatan wilayah

atau yang dikenal dengan wilayah

Pengembangan Strategis (WPS). WPS

merupakan pendekatan berbasis daya

dukung, daya tampung, lingkungan fisik,

serta arahan RPJMN dan Nawacita.

c. Tiga area yang harus dibenahi untuk

mendukung Sustainable Urbanization yaitu

mempermudah regulasi dan izin untuk

bisnis dan investasi di perkotaan, perlu

adanya perencanaan perkotaan urban

planning yang lebih

baik, dan finansial

untuk membuat

kota menjadi lebih

“bankable”. Dengan

pembenahan di tiga

area ini, diharapkan

perkotaan akan

menjadi lebih

nyaman ditinggali,

lebih berkelanjutan

dan lebih produktif.

Menurut Laura

Tuck, selaku Vice President Sustainable

Development of World Bank, Kementerian

PUPR perlu memperhatikan tantangan

masalah perkotaan yang selama ini dialami

oleh Indonesia terkait perubahan guna

lahan, degradasi lingkungan, daya dukung

lingkungan, perubahan iklim dan masalah

lain yang dapat mempengaruhi perencanaan

perkotaan di Indonesia

“Dalam hal ini, perlu adanya integrasi

antara perencanaan urban water, urban

sanitation, urban housing, urban tourism

dan urban infrastructure untuk mendukung

Sustainable Urbanization di Indonesia,”

tutup Laura Tuck pada pertemuan tersebut.

Naufal

Dalam rapat pertemuan tersebut, dibahas juga

mengenai program pengembangan infrastruktur

berbasis masyarakat dan pendekatan yang digunakan

oleh Kementerian PUPR

Rapat Program Sustainable Ubanitation Kementerian PUPR & World Bank Sumber: Dok BPIW

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

38 Kilas BPIW

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat, Basuki Hadimuldjono turut

menghadiri rapat Koordinasi (Rakor)

tindak lanjut pembentukan Badan otorita

pariwisata Danau Toba yang dipimpin oleh

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan

Sumber Daya (Menko) , Rizal Ramli di Institut

Teknologi Del, Laguboti, Toba Samosir,

Sumatera Utara, Sabtu (9/1).

Rakor tersebut juga di hadiri oleh tiga

Menteri kabinet kerja lainnya yaitu Menko

Polhukam Luhut Panjaitan, Menteri

Pariwisata Arief Yahya, dan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti

Nurbaya. Selain lima pejabat tinggi tersebut,

turut hadir Kepala Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian

PUPR, Hermanto, Plt. Gubernur Sumut,

Tengku Erry Nuradi, Kapolda Sumut dan tujuh

Bupati dari seluruh wilayah yang mengelilingi

Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba

Pembentukan Badan Otorita Danau Toba dengan 5 Kementerian

Foto: Dok.

39

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Kilas BPIW

Danau Toba yakni Bupati Toba Samosir,

Bupati Tapanuli Utara, Bupati Samosir,

Bupati Karo, Bupati Simalungun, Bupati Dairi

dan Bupati Humbang Hasundutan.

Dalam Rakor ini, Menko Rizal Ramli

m e n g a t a k a n

p e r l u n y a

p e m b e n t u k a n

Badan Otorita

p e n g e l o l a a n

Danau Toba

dapat agar lebih

t e r koo rd i n a s i .

D a l a m h a l

in i Menko Rizal

Ramli meminta

agar masyarakat

Sumatera Utara

serta pemerintah

daerahnya bisa mendukung segala upaya

pemerintah yang akan menjadikan Danau

Toba sebagai ikon pariwisata Indonesia.

Didukung dengan program one destination

one management yang di canangkan oleh

Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata

untuk mempercepat proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan daerah

wisata tersebut.

Dengan demikian, kawasan wisata itu

bisa menjadi “Monaco of Asia”, pariwisata

tingkat internasional yang dapat memikat

banyak wisatawan mancanegara. “Kita akan

jadikan Danau Toba

ini Monaco of Asia,

karena orang sudah

tahu kalau Monaco

itu bagus, cantik,

p e m a n d a n g a n n y a

indah dan bersih,

begitu juga dengan

Danau Toba yang tidak

kalah bagus” ujarnya.

Pada kesempatan

tersebut, Menter i

P U P R , B a s u k i

mengatakan bahwa

saat ini PUPR sudah melakukan perencanaan

dan pemrograman untuk mendukung

infrastruktur untuk mengembangkan

pariwisata di daerah Danau Toba yang dalam

hal ini di lakukan oleh BPIW. Hermanto

Dardak membenarkan bahwa akses

memang menjadi masalah utama dalam

pengembangan daerah wisata Danau Toba.

“Kita tahu tantangan itu dan tidaklah mudah

untuk mengatasinya. Namun, tantangan

tersebut sudah mulai ditangani dengan

pembuatan jalan tol Kualanamu – Tebing

Tinggi yang direncanakan akan selesai di

tahun 2016, dan Tebing Tinggi – Pemantang

Siatar ditahun 2017” tutur Dardak. Andina

Menteri PUPR dan Kepala BPIW hadir dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba

“Kita akan jadikan Danau Toba ini Monaco of Asia, karena orang sudah tahu kalau Monaco itu bagus, cantik, pemandangannya

indah dan bersih, begitu juga dengan Danau Toba yang

tidak kalah bagus”

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

40 Laporan Khusus

Tahun 2016 menjadi tahun yang berarti bagi BPIW. Betapa tidak,

badan yang baru berusia satu tahun ini sudah diberi kepercayaan

besar untuk menggelar Konreg Kementerian PUPR, di Jakarta pada

10-11 Maret mendatang. Konreg merupakan hajatan penting, karena

merupakan forum koordinasi dan sinkronisasi dari program tahunan

sebagai salah satu tahapan penyiapan program guna mensinergikan

sumber daya pembangunan Bidang PUPR yang dimiliki Kementerian

PUPR dan Pemerintah Daerah.

Pelaksanaan Konreg pada tahun ini mengambil tema “meningkatkan

keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat

berbasis wilayah pengembangan strategis menuju Indonesia yang

berdaulat, mandiri dan berkepribadian”.

Sebelum Konreg dimulai, terlebih dahulu digelar Pra Konreg. Tujuan

dari Pra Konreg ini adalah, pertama, identifikasi awal isu-isu strategis

bidang PUPR tahun 2017 sebagai bahan masukan Konreg.

Kedua, identifikasi awal rencana aksi pencapaian output/pekerjaan

strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) bidang PUPR dan atau Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian PUPR 2015-2019 sebagai bahan masukan Konreg.

Ketiga, konsolidasi program tahun 2017 antara Kementerian PUPR

dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Bidang PUPR termasuk

sinkronisasi antar sektor.

Demi Wujudkan Pembangunan Infrastruktur yang Bermanfaat Bagi Masyarakat, BPIW Maksimalkan Persiapan Pra Konreg

Pra Konsultasi Regional (Konreg) dan Konreg merupakan tahapan yang sangat penting dalam merencanakan pembangunan infrastruktur yang terpadu yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Dengan semangat itulah, selaku pihak yang diberikan amanah menggelar kegiatan tersebut, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memaksimalkan persiapan, terutama Pra Konreg yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Dengan menjalin koordinasi yang erat baik dengan seluruh satminkal di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun dengan Pemerintah Daerah, BPIW optimis dapat menggelar kegiatan itu dengan sukses.

41

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Laporan Khusus

Kemudian tujuan keempat yakni, mensinkronkan, mensinergikan,

dan menterpadukan kebutuhan infrastruktur di masing-masing

Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) tahun 2017 sebagai bahan

masukan Konreg.

Pra Konreg yang rencananya akan dilaksanakan di empat kota

besar dan diikuti 34 provinsi di Indonesia. Keempat kota besar itu

yakni Medan (4-5 Februari), Yogyakarta

(11-12 Februari), Bali (18-19 Februari), dan

Makassar (25-26 Februari).

Pra Konreg yang diadakan di Kota Medan

diikuti 10 Provinsi yakni Nangroe Aceh

Darussalam (NAD), Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Kepulauan

Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung,

Sumatera Selatan, dan Lampung.

Pra Konreg di Yogyakarta diikuti tujuh

Provinsi yakni Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Bali.

Kemudian Pra Konreg di Kota Makassar diikuti 11 Provinsi yakni

Kalimantan Barat, Kalimantan Timur Kalimantan Utara, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.

Selanjutnya, Pra Konreg di Kota Bali diikuti enam Provinsi yakni Maluku

Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur

(NTT), Papua Barat, dan Papua.

Hasil yang diharapkan dari Pra Konreg yakni isu strategis dan

rencana kebutuhan pembangunan Bidang PUPR di seluruh Provinsi dari

diskusi dalam desk Provinsi. Hasil lain yang diharapkan yakni rencana

pencapaian Renstra, dan usulan rencana kegiatan sebagai bahan

masukan dalam pelaksanaan Konreg PUPR

2016, guna penyusunan Rencana Kerja

Kementerian PUPR tahun 2017 yang selaras

dengan arah kebijakan nasional dan isu-isu

strategis daerah yang mengakomodasi

keterpaduan pembangunan infrastruktur

PUPR di kawasan, antar kawasan, dan antar

WPS.

Pelaksanaan Pra Konreg dihadiri peserta

dari Kementerian PUPR yakni Sekretaris

Jenderal, Ditjen Sumber Daya Air (SDA), Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta

Karya, Ditjen Penyediaan Perumahan, dan BPIW.

Sedangkan peserta dari daerah yakni Bappeda Provinsi, beberapa

dinas bidang PUPR (Dinas Kebinamargaan, Dinas Keciptakaryaan,

Dinas Pengelolaan SDA/Pengairan, dan Dinas terkait Perumahan, Balai

dan Satker di Lingkungan Ditjen Bina Marga, Satker Cipta Karya, serta

Penyediaan Perumahan Provinsi.

Hasil yang diharapkan dari Pra Konreg yakni isu strategis dan rencana kebutuhan pemban-

gunan Bidang PUPR di seluruh Provinsi dari diskusi dalam

desk Provinsi.

Kepala BPIW memimpin rapat persiapan Pra Konreg Sumber: Dok BPIW

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

42

Pra Konreg didasari pada Undang-Undang No.25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-

undang tersebut mengamanatkan agar Perencanaan Pembangunan

Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,

dan tanggap terhadap perubahan. Selain itu Undang-Undang

No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-undang ini

mengamanatkan bahwa keuangan negara harus dikelola secara

tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,

efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan

rasa keadilan dan kepatutan.

Pra Konreg dan Konreg sangat penting

dalam merencanakan pembangunan yang

terpadu yang dapat memberikan manfaat

secara langsung kepada masyarakat.

Dengan semangat itulah, BPIW bergerak

cepat, dengan langsung menggelar

persiapan pelaksanaan Pra Konreg. Kegiatan

ini digelar dua kali, yakni pada tanggal 15 dan

22 Januari. Saat memimpin pertemuan yang

dihadiri seluruh pejabat Eselon II hingga IV

pada 15 Januari lalu itu, Kepala BPIW Hermanto Dardak menekankan

pentingnya kerja sama dan keterpaduan satminkal di lingkungan

Kementerian PUPR maupun dengan Pemerintah Daerah. Masukan-

masukan yang timbul perlu ditelaah bersama untuk menyatukan

persepsi masing-masing pihak.

Beberapa persiapan yang dilakukan diantaranya konsolidasi materi

Pra Konreg dan penyiapan tim yang akan ditugaskan sebagai tim

utama Pra Konreg maupun Konreg. Penugasan kepada tim inti ini akan

tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani langsung

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Tim ini diharuskan menguasai

sepenuhnya substansi persoalan yang ada.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) dan isu strategis Provinsi yang dikaitkan dengan

WPS, sehingga akan memudahkan untuk menyaring usulan.

Nantinya didalam Pra Konreg ada desk

pembahasan program provinsi. Desk

provinsi merupakan rapat pembahasan

isu-isu strategis bidang PUPR serta

pembahasan rencana program dan

anggaran kegiatan tahun 2017 untuk

masing-masing provinsi. Desk ini

dilaksanakan secara serentak masing-

masing provinsi.

Di setiap desk tersebut terdapat petugas

desk yang terdiri dari koordinator desk,

penanggung jawab materi desk, dan anggota desk. Untuk koordinator

desk merupakan pejabat eselon II, yang bertugas memimpin jalannya

desk. Kemudian, untuk penanggung jawab materi desk merupakan

pejabat eselon II,III, dan IV sesuai SK Konreg, di mana masing-masing

eselon mewakili Ditjen atau Badan yakni SDA, Bina Marga, Cipta Karya,

Laporan Khusus

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan isu strategis Provinsi yang dikaitkan dengan WPS, sehingga akan memudahkan

untuk menyaring usulan.

Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi PUPR, Harris memimpin Rapat koordinasi persiapan Pra Konreg I Sumber: Dok BPIW

(Jadwal tentatif)

43

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Laporan Khusus

Penyediaan Perumahan dan Pembiayaan Perumahan, Bina Konstruksi,

Sekjen, dan BPIW.

Sedangkan anggota desk, yakni panitia yang bertugas

mempersiapkan materi hasil Pra Konreg dalam setiap desk. Peserta

desk yakni Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Dinas terkait PUPR

Provinsi, Kepala Satker dan Balai yang terdapat di provinsi. Output

yang didapat masing-masing desk harus dikumpulkan kepada Tim

Perumus.

Setelah rapat persiapan pertama, dilanjutkan persiapan kedua

pada 22 Januari lalu. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan

persiapan pelaksanaan Pra Konreg dan k onsolidasi lanjutan materi

Pra Konreg. Dengan mulai dekatnya waktu pelaksanaan Pra Konreg

yang pertama yakni di Kota Medan 4-5 Februari mendatang, maka

acara tersebut dititikberatkan pada konsolidasi materi dan teknis Pra

Konreg. Beberapa hal yang dibahas diantaranya progres kegiatan,

permasalahan teknis, dan pematangan materi terkait hakekat dari

Pra Konreg itu sendiri.

Pelaksanaan Pra Konreg tentu saja akan mendapat banyak usulan

dan masukan dari masing-masing daerah. Usulan dan masukan

tersebut disesuaikan dengan Renstra dan WPS Kementerian PUPR.

Kedua hal ini menggunakan pendekatan wilayah yang diharapkan

dapat menangkap kebutuhan terkait pengembangan kawasan.

Meski Konreg dilaksanakan BPIW namun dukungan semua pihak

sangat diharapkan agar kegiatan ini dapat berjalan optimal. Dengan

telah digelarnya semua persiapan tersebut, maka BPIW telah siap

menggelar Pra Konreg maupun Konreg. Kegiatan ini diharapkan dapat

benar-benar berimplikasi positif bagi pembangunan infrastruktur yang

berbasis pada keterpaduan pengembangan wilayah. Nina/Hendra

No AGENDA TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Pra Konreg Wilayah Sumatera

Pra Konreg Wilayah Jawa-Bali

Pra Konreg Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua

Pra Konreg Wilayah Kalimantan-Sulawesi

Konreg

Medan, 4-5 Februari 2016

Yogyakarta, 11-12 Februari 2016

Bali, 18-19 Februari 2016

Makassar, 25-26 Februari 2016

Jakarta, 10-11 Maret 2016

1.

2.

3.

4.

5.

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

44

Beri Dukungan Program Infrastruktur Untuk Kawasan Strategis Kepala BPIW, Hermanto Dardak

“Pra Konreg dan Konreg adalah forum koordinasi dan sinkronisasi program tahunan, sebagai salah satu tahapan penyiapan program, guna mensinergikan sumber daya pembangunan Bidang PUPR yang dimiliki Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah. BPIW juga memiliki tujuan dalam Pra Konreg ini, yakni untuk memberikan dukungan terhadap kawasan-kawasan strategis. Awalnya kita menyusun melalui pendekatan WPS. Kemudian kita pertajam lagi mengenai kawasan strategis.

Selanjutnya kita lihat apa yang dibutuhkan oleh kawasan strategis ini. Setelah kita mengetahui apa yang dibutuhkan, maka kita beri dukungan melalui program pembangunan infrastruktur, sehingga potensi yang ada di kawasan tersebut dapat dioptimalkan. Namun jika ada usulan untuk membuat aset baru, hal itu perlu dikaji ulang untuk disinergikan dengan WPS yang sudah disusun. Intinya, kita saling melengkapi dengan teman-teman lain. Kita breakdown kebutuhan dari masing-masing pihak di lingkungan PUPR, kita telaah bersama untuk menyamakan satu persepsi dari berbagai pihak”

Kegiatan Pra Konreg, Kerja Keras Seluruh Pihak Sekretaris BPIW, Dadang Rukmana

“Kita perlu menerpadukan serta menyinkronkan, karena Pra Konreg dan Konreg ini sangat penting dalam merencanakan pembangunan yang terpadu, maka harus dipersiapkan dengan matang. Tim tentu harus menguasai substansi, selain itu juga memiliki kemampuan berkomunikasi dan negosiasi. BPIW memang jadi panitia, tapi bendera kita tetap bendera PUPR.

Jadi saat BPIW mempersiapkan perencanaan pembangunan infrastruktur bagi kesejahteraan masyarakat, tentu saja itu adalah keringat dari seluruh pihak, terutama di lingkungan Kementerian PUPR. Bila ada perbedaan usulan maka hal itu merupakan hal yang wajar, karena masih berstatus usulan yang masih mengalami proses panjang untuk menjadi sebuah keputusan. Nanti ada Konreg, tapi kita tetap harus mengacu dengan baseline. Persiapan sudah kita lakukan dengan maksimal, selanjutnya bergantung kepada bagaimana pelaksanaan di lapangan”

Sudut PandangSeputar Pra Konreg

Pra Konreg punya peran yang sangat penting dalam menghimpun segala masukan dan usulan dari seluruh stakeholder terkait infrastruktur, baik yang ada di pusat maupun di daerah. Dengan demikian seluruh masukan dan usulan terkait program infrastruktur tahun 2017 tersebut dapat dibicarakan pada saat Konreg nanti. Lalu, bagaimana pandangan jajaran pimpinan BPIW seputar pelaksanaan Pra Konreg ini?. Berikut kutipan komentar-komentarnya.

Laporan Khusus

45

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Melalui Pra Konreg, Setiap Usulan dari Daerah DinilaiKepala Pusat Pemrogaman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur BPIW, Harris Batubara

“Tim inti Pra Konreg dan Konreg dituangkan dalam SK penugasan yang ditandatangani oleh Bapak Menteri. Baik tim maupun proses pelaksanaannya, diperlukan persiapan yang matang untuk melaksanakan Pra Konreg agar dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Beberapa hal yang dibahas dalam persiapan yang kita lakukan seperti progres kegiatan, permasalahan teknis, dan hakekat dari Pra Konreg. Namun Pra Konreg bukan serta merta memutuskan satu kebijakan dalam satu waktu, melainkan memberikan waktu yang cukup untuk menilai tingkat skala kepentingan di setiap usulan dari daerah. Hakekat Pra Konreg ini memberikan ruang waktu panjang hingga berlangsungnya Konreg. Jadi pada saat ada usulan, tidak serta merta kita langsung mengambil keputusan”

Program 2017 Harus Dikaji Secara Mendalam Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Rezeki Peranginangin

“Bila persiapan yang dilakukan sudah matang, selanjutnya bagaimana kita bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan bekerja maksimal saat pelaksanaan nanti. Untuk program 2017 yang sudah ditentukan dalam WPS harus dipastikan bahwa sudah dilakukan kajian yang mendalam dan dijadikan sebagai program yang strategis. Sebagai sebuah kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap tahun, diharapkan Konreg dapat memberikan keuntungan secara langsung bagi masyarakat.

Sehubungan dengan beberapa target Renstra seperti pencapaian 1.000 kilometer jalan tol, 2.600

kilometer jalan nasional, dan 11.400 meter jembatan, sebaiknya dicari tahu lokasi pemenuhan semua target tersebut. Nanti teman-teman yang bertugas di masing-masing desk berusaha mencari ini, supaya diskusi dengan Satminkal juga bisa seirama. Seandainya mereka sudah menargetkan satu lokasi, nanti kita diskusikan dan bandingkan dengan kompetensinya dan master plan yang sudah disusun.”

Pembangunan Infrastruktur Harus Mendukung Sektor LainKepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW, Kuswardono

“Masing-masing pejabat eselon II memberikan berbagai masukan untuk mendukung terselenggaranya Pra Konreg. Dukungan dan masukan yang diberikan baik dalam bentuk substansi maupun teknis, seperti masukan lain untuk menegaskan pembagian tanggung jawab di masing-masing pejabat di lingkungan BPIW. Segera dibagi, mana yang menjadi tanggung jawab masing-masing eselon II dan eselon III. Sehingga bisa mendalami tiap desk dan tugasnya sesuai dengan substansi baseline. Untuk mencapai itu, pembangunan infrastruktur harus mendukung sektor-sektor strategis lain.

Tugas BPIW bukan sekedar mengembangkan kawasan, tapi juga memberikan dukungan kepada kawasan pariwisata, pelabuhan, dan sektor strategis lain.Dukungan yang diberikan kepada masing-masing daerah juga sebaiknya disesuaikan dengan Renstra dan WPS Kementerian PUPR. Kedua hal ini menggunakan pendekatan wilayah yang diharapkan dapat menangkap kebutuhan terkait pengembangan kawasan”.

Setiap Masalah Dihimpun dan Dianalisa Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur BPIW, Hadi Sucahyono

“Catatan pertama, selalu diingatkan bahwa Pra Konreg bukan sebagai kolektor program, namun dari kita yang nantinya akan memberikan arahan, mana yang tepat atau mana yang menjadi prioritas. Disini peran pemimpin desk dan tim pendukungnya. Penguasaan substansi menjadi penting, kalau sudah ditentukan desknya, langsung saja fokus ke tugas dan desknya.

Kemudian penguasaan wilayah, salah satu amunisi yang dikuasai adalah RTRW provinsi. Hal ini akan memudahkan untuk menyaring program serta menentukan prioritas program. Setiap pengendali desk memiliki informasi tentang RTRW, RJPM, dan potensi masalah yang ada di tiap provinsi. Gunanya untuk membuat bank informasi tiap provinsi. Selanjutnya dari informasi yang ada kita menganalisis masalah. Kita harus cari tahu, misalnya daerah genangan banjir di mana, sebaran kawasan kumuh dan kebutuhan jalan akses yang dibutuhkan di setiap provinsi”.

Laporan Khusus

Sudut PandangSeputar Pra Konreg

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

46

Infrastruktur didefinisikan sebagai fasili-

tas atau struktur dasar, peralatan, instalasi

yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk

berfungsinya sistem sosial dan sistem eko-

nomi masyarakat. Infrastruktur merupakan

pendukung utama aktivitas masyarakat.

Misalnya agar produk perkebunan seperti

kelapa sawit, kopra, teh dan kopi dapat di-

pasarkan, maka dibutuhkan bagian dari in-

frastruktur sektor transportasi yakni beru-

pa angkutan jalan.

Dengan membangun infrastruktur, maka

suatu daerah yang tadinya sulit memasar-

kan produk perkebunan karena kondisi yang

jalan yang rusak, maka dapat dengan mudah

memasarkannya. Tidak hanya infrastruktur

sektor transportasi, infrastruktur sektor

lain seperti jaringan listrik, jaringan komu-

nikasi, dan jaringan air minum juga dapat

membantu aktivitas masyarakat.

Bila pembangunan infrastruktur ini dilaku-

kan, maka banyak orang berpendapat bahwa

Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan pendukung utama aktivitas masyarakat.

Korelasi Pembangunan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan jembatan Merah Putih Ambon

O p i n i

Oleh : Shoviah & Hendra Djamal

Sumber: Kementerian PUPR

47

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

O p i n i

hal itu dapat menggerakkan perekonomian.

Bahkan keberadaan infrastruktur secara

umum diyakini dapat memberikan penga-

ruh positif dan signifikan terhadap produk-

tivitas dan pertumbuhan ekonomi. Benarkah

demikian?.

Korelasi antara pembangunan infrastruk-

tur dengan pertumbuhan ekonomi ini dianali-

sis secara ilmiah sejak lama oleh beberapa

ilmuan bidang ekonomi, baik dalam maupun

luar negeri.

Beberapa ilmuan tersebut seperti Jo-

hannes Fedderke dan Rob Garlick dari

Fakultas Ekonomi Universitas Cape Town Af-

rika Selatan. Pada pada tahun 2008 keduan-

ya menulis tentang “Infrastructure Develop-

ment and Economic Growth in South Africa:

A review of the Accumulated Evidence” atau

diartikan sebagai “Pembangunan infrastruk-

tur dan Pertumbuhan Ekonomi di Afrika

Selatan: Sebuah Tinjauan dari Akumulasi

Bukti”. Setelah dilakukan penelitian mereka

menyimpulkan bahwa didasari pada bukti

teoritis dan empiris ternyata ada hubun-

gan positif yang kuat antara infrastruktur

dan pertumbuhan ekonomi. Secara khusus,

dikatakan bahwa terjadinya dampak infra-

struktur pada output baik secara langsung

maupun tidak langsung, melalui peningkatan

sektor swasta. Investasi dari para investor

di Afrika Selatan mendorong peningkatan

produktivitas masyarakat dan meningkat-

nya ekspor.

Dalam buku “Socio-Economic Impact

of Infrastructure Investments”, Vytautas

Snieska dan Ineta Simkunaite menyebutkan

pengukuran statistik dari hubungan antara

infrastruktur dan faktor-faktor penentu per-

tumbuhan ekonomi di negara baltik mem-

buktikan, beberapa variabel tidak cukup un-

tuk mengevaluasi dampak dari infrastruktur

pembangunan, karena pesatnya pemban-

gunan dikawasan tersebut. Untuk itu dibu-

tuhkan metode skala penuh dalam rangka

mengukur hal itu.

Peneliti dalam negeri, Elen Setiadi bahkan

telah meneliti 8 provinsi di Sumatera (model

penelitian diaplikasikan pada data 8 provinsi

di Pulau Sumatera tahun 1983-2003) men-

genai dampak pembangunan infrastruktur

terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut.

Hasil penelitiannya ini ditulis dalam buku

“Pengaruh pembangunan infrastruktur

dasar terhadap pertumbuhan”.

Pertumbuhan total dari factor produc-

tivity yang paling tinggi di Pulau Sumatera

adalah Provinsi Riau dan Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam.

Studi yang dilaku-

kan menemukan

bahwa pening-

katan pendapa-

tan perkapita

dipengaruhi oleh

pertumbuhan in-

frastruktur tele-

pon dan listrik,

serta peningkatan

investasi non in-

frastruktur dan

indeks pendidikan.

Dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Per-

bankan, Juli 2014, Novi Maryaningsih, Oki

Hermansyah, dan Myrnawati Savitri menulis

“Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertum-

buhan Ekonomi Indonesia”. Dalam analisa

ketiganya menunjukkan bahwa pertumbu-

han ekonomi Indonesia mempunyai hubun-

gan yang searah dengan pertumbuhan

akumulasi stok kapital atau investasi. Hal ini

menunjukkan peran penting investasi atau

akumulasi kapital fisik sebagai salah satu

faktor penggerak pertumbuhan ekonomi In-

donesia.

Hal ini terjadi karena pertama, pertumbu-

han ekonomi Indonesia telah berhasil menin-

gkatkan rata-rata pendapatan per kapita riil

nasional. Kedua, meskipun pendapatan per

kapita riil nasional telah meningkat, namun

belum terdapat pemer-

ataan pendapatan per

kapita riil antar provinsi

di Indonesia. Ketiga,

terdapat indikasi teori

b-convergence dengan

kecepatan konvergensi

sebesar 1,75% atau

setara dengan half life

sekitar 41,14 tahun. Art-

inya, provinsi-provinsi

dengan pendapatan

per kapita riil lebih ren-

dah tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan provinsi-provinsi den-

gan pendapatan per kapita riil lebih tinggi.

Keempat, teori s-convergence belum ter-

jadi dalam perekonomian nasional Indonesia,

yang artinya masih terdapat ketimpangan

pendapatan per kapita riil antar provinsi di

Indonesia. Kelima, kondisi infrastruktur jalan

dan listrik berdampak signifikan terhadap

pertumbuhan pendapatan per kapita, namun

tidak demikian dengan pelabuhan. Dengan

Korelasi antara pemban-gunan infrastruktur

dengan pertumbuhan ekonomi ini dianalisis

secara ilmiah sejak lama oleh beberapa ilmuan bidang ekonomi, baik

dalam maupun luar negeri.

Rumah susun Jatinegara Sumber: Kementerian PUPR

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

48

demikian terbukti bahwa investasi secara

empiris sebagai faktor pendorong pertum-

buhan ekonomi Indonesia.

Kondisi tersebut terjadi karena; pertama,

intervensi kebijakan Pemerintah lebih men-

dorong pertumbuhan ekonomi provinsi-

provinsi yang tertinggal. Hal ini terkait den-

gan ketimpangan pendapatan per kapita

riil yang sangat besar di antara provinsi-

provinsi di Indonesia sehingga diperlukan

peran pemerintah yang lebih besar. Kedua,

penggunaan anggaran secara bijaksana

dengan lebih fokus pada pos-pos anggaran

yang mendukung akumulasi kapital baik in-

frastruktur keras maupun human capital.

Ketiga, perbaikan kondisi infrastruktur baik

keras maupun lunak perlu terus diupayakan

dengan mempertimbangkan aspek geograf-

is dan kebutuhan wilayah.

Pembangunan infrastruktur dilakukan

oleh banyak negara, menimbulkan daya sa-

ing dan mendorong produktivitas di satu sisi

dan berdampak sosial bagi masyarakat, di

mana terbukanya lowongan pekerjaan yang

dapat meningkatkan pendapatan. Dalam tu-

lisan bertajuk “The Global Competitiveness

Report 2014–2015”, Klaus Schwab menye-

butkan bahwa daya saing yang berkelanjutan

di 113 negara mendorong produktivitas pem-

bangunan yang berdampak positif bagi per-

ekonomian masyarakat. Analisis yang ditulis

dalam World Economic Forum ini juga meng-

ingatkan bahwa pembangunan infrastruktur

juga harus memperhatikan keseimbangan

kemajuan ekonomi dengan masalah sosial

dan lingkungan.

Terkait pembangunan infrastruktur ter-

hadap pertumbuhan ekonomi regional di

Indonesia, Taufiq Amrullah dalam bukunya

berjudul “Analisis pengaruh pembangunan

infrastruktur terhadap pertumbuhan eko-

nomi regional di Indonesia” telah meneliti,

pengaruh pembangunan infrastruktur ter-

hadap pertumbuhan ekonomi regional di In-

donesia dengan menggunakan analisis eko-

nometrik data panel. Variabel infrastruktur

yang digunakan pada penelitian ini adalah

infrastruktur ekonomi yakni jalan,

listrik, telepon dan air minum. Dari

hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang posi-

tif antara pembangunan infrastruktur

dengan pertumbuhan ekonomi re-

gional yang diwakili oleh pendapatan

perkapita penduduk.

Dengan demikian pembangunan

infrastruktur mutlak diperlukan teru-

tama dalam upaya meningkatkan pereko-

nomian suatu wilayah. Adanya infrastruktur

dapat mempermudah aktivitas ekonomi ma-

syarakat dan juga meningkatkan produktivi-

tas serta output/pendapatan. Infrastruktur

merupakan aset fisik yang menyediakan jasa

dan digunakan dalam produksi dan konsumsi

meliputi public utilities seperti telekomuni-

kasi, air minum, sanitasi dan gas). Demikian

juga dengan public works seperti jalan, bend-

ungan dan saluran irigasi dan drainase, serta

sektor transportasi seperti jalan kereta api,

angkutan pelabuhan dan lapangan terbang.

Stephan Fretz dari Universitas St. Gallen

Swiss, menulis “Infrastructure and Econom-

ic Growth”. Dalam disertasi untuk meraih

gelar Doktor Filsafat Internasional Urusan

Ekonomi dan Politik tersebut, Stephan me-

nyimpulkan beberapa hal, salah satunya

adalah, munculnya infrastruktur baru bi-

asanya menciptakan pemenang dan pecun-

dang. Dicontohkannya sebuah teknologi

telekomunikasi baru, misalnya, broadband,

akan membuat, misalnya dial-up internet,

menjadi usang. Sebuah jalan raya baru dapat

membuat daerah tertentu lebih menarik,

dan merugikan daerah lain. Sehubungan

dengan hal itu ia menekankan bahwa para

pembuat kebijakan harus mempertimbang-

kan aspek-aspek tersebut secara eksplisit

dalam rangka untuk menghindari konsekue-

nsi yang tidak diinginkan.

Analisa yang dilakukan para peneliti

tersebut membuktikan bahwa pembangu-

nan infrastruktur yang dilakukan secara

simultan bisa saja berdampak pada pertum-

buhan ekonomi. Hal ini dikarenakan ketika

satu daerah melaksanakan pembangunan,

misalnya jalan atau jembatan, maka akan

banyak tenaga kerja yang terserap. Dengan

banyaknya tenaga kerja yang terserap maka

akan mengikis angka pengangguran di suatu

daerah atau bahkan negara.

Tidak hanya itu, ketika jalan dan jembatan

O p i n i

infrastruktur dapat memper-mudah aktivitas ekonomi

masyarakat dan juga mening-katkan produktivitas serta

output/pendapatan.

Rumah susun di daerah Pluit Jakarta Sumber: BPIW

49

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

elesai dibangun, maka akan memperlancar

distribusi barang dan jasa, atau dengan kata

lain, kegiatan ekonomi masyarakat di daerah

tersebut berjalan.

Namun bisa saja pembangunan infra-

struktur tidak terlalu berpengaruh pada per-

tumbuhan ekonomi bila tidak diiringi dengan

keterpaduan pembangunan infrastruktur.

Artinya, dibangunnya infrastruktur yang

berdiri sendiri tanpa disertai infrastruktur

pendukung lain yang dibutuhkan maka yang

terjadi adalah infrastruktur tersebut tidak

berfungsi optimal. Dengan kata lain, keter-

paduan pembangunan infrastruktur perlu

dilakukan agar berdampak positif pada per-

tumbuhan ekonomi suatu daerah.

Disisi lain, pembangunan infrastruktur

juga harus memperhatikan masalah sosial

yang mungkin timbul, misalnya permuki-

man warga yang terkena pembangunan in-

frastruktur. Masalah yang timbul tersebut,

harus diselesaikan secara arif bijaksana

dan sesuai dengan aturan yang ada. Den-

gan demikian diharapkan pembangunan in-

frastruktur dapat berdampak positif pada

kemajuan daerah, bagi perekonomian ma-

syarakat sekitar, dan juga bagi pendapatan

negara.

O p i n i

Referensi :

1. IFC Economics NotesThe impact of infrastructure on growth

in developing countries Antonio Estache and Grégoire Gar-

sous - April 2012

2. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Novi Maryaningsih Oki Hermansyah Myrnawati Savitri Buletin Ekonomi Moneter dan Per-

bankan, Volume 17, Nomor 1, Juli 2014

3. The Global Competitiveness Report 2014–2015 Klaus Schwab, World Economic Forum

4. Pengaruh pembangunan infrastruk-tur dasar terhadap pertumbuhan ekonomi regional: 8 provinsi di Pulau Sumatera - Elen Setiadi

5. Infrastructure Development and Eco-nomic Growth in

South Africa: A review of the accumu-lated evidence

Johannes Fedderke1 and Rob Garlick2

6. Infrastructure Development and Economic Growth in South Africa: A review of the Accumulated Evidence

Johannes Fedderke dan Rob Garlick 2008

7. Socio-Economic Impact of Infrastruc-ture Investments

Vytautas Snieska Ineta Simkunaite

8. Analisis pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia

Taufiq Amrullah

9. nfrastructure and Economic Growth - Stephan Fretz

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

50

1

2

4

3

5

6

87

9 10 11

1213

14

15 16 17 18

19

31

30

2425

26

27

28

21

22

23

20 32

33

34

U

Skala 1: 14.000,000

1250 225 500 750 1000Km

Aceh

Kalimantan

Riau

SumateraPekanbaruTeluk Bayur

Lhokseumawe

BatamPontianak

SurabayaMakasar

Bau Bau

Ternate Sorong

AmbonJayapuraBangka

BelitungJambi

LampungPanjang

PalembangJakarta

Belawan

BaliJawa

Maluku

Sulawesi

Pantoloan

Papua

Kuala Tanjung

Cilamaya

Bitung

Balikpapan

BanjarmasinSampit

Jalur Rencana Pelabuhan Hub

Jalur Rencana Pelabuhan Feeder

Prioritas Pelabuhan Utama

Major Ports Lines

Feeder Ports Lines

DUKUNGAN WPS TERHADAP PENGEMBANGAN TOL LAUT

Pulau Tol Laut

Sumatera

1 . Malahayati 2. Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar 6. Jambi : Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru

Pulau Tol Laut

Java 8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 1 0.Tanjung Emas

Kalimantan

1 1 .Sampit 13 .Samarinda

Pulau-Pulau Kecil Terluar

WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang

WPS Pertumbuhan Baru

WPS Perbatasan Darat Negara

1 4.Balikpapan : Kariangau

1 5.Pontianak

Bali-Nustra 16 .Kupang

Pulau Tol Laut

Sulawesi

1 7.Makasar )* 1 8.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )*

Maluku 21 .Ternate: A. Yani 22.Ambon

Papua 23.Sorong

24.Jayapura

Pelabuhan yang sudah didukung jalan akses atau sudah terhubung dengan jalan nasional tercatat sebanyak 165 Pelabuhan dengan rincian sebagai berikut: • 40 pelabuhan utama (PU); • 122 pelabuhan pengumpul (PP);(58 pelabuhan

yang sudah terbangun tapi aksesnya belum memadai

• 5 pelabuhan hub.

Prioritas Pelabuhan Hub Internasional (Hasil Rakor dengan Dirjen Perhubungan Laut tanggal 20 Agustus 2015): 1. Pelabuhan Kuala Tanjung, merupakan

pelabuhan hub tol laut untuk Indonesia Bagian Barat

2. Pengganti Pelabuhan Cilamaya, disiapkan untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, yang akan segera dibangun

3. Pelabuhan Bitung, dipersiapkan untuk hub internasional laut.

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

51

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

1

2

4

3

5

6

87

9 10 11

1213

14

15 16 17 18

19

31

30

2425

26

27

28

21

22

23

20 32

33

34

U

Skala 1: 14.000,000

1250 225 500 750 1000Km

Aceh

Kalimantan

Riau

SumateraPekanbaruTeluk Bayur

Lhokseumawe

BatamPontianak

SurabayaMakasar

Bau Bau

Ternate Sorong

AmbonJayapuraBangka

BelitungJambi

LampungPanjang

PalembangJakarta

Belawan

BaliJawa

Maluku

Sulawesi

Pantoloan

Papua

Kuala Tanjung

Cilamaya

Bitung

Balikpapan

BanjarmasinSampit

Jalur Rencana Pelabuhan Hub

Jalur Rencana Pelabuhan Feeder

Prioritas Pelabuhan Utama

Major Ports Lines

Feeder Ports Lines

DUKUNGAN WPS TERHADAP PENGEMBANGAN TOL LAUT

Pulau Tol Laut

Sumatera

1 . Malahayati 2. Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar 6. Jambi : Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru

Pulau Tol Laut

Java 8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 1 0.Tanjung Emas

Kalimantan

1 1 .Sampit 13 .Samarinda

Pulau-Pulau Kecil Terluar

WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang

WPS Pertumbuhan Baru

WPS Perbatasan Darat Negara

1 4.Balikpapan : Kariangau

1 5.Pontianak

Bali-Nustra 16 .Kupang

Pulau Tol Laut

Sulawesi

1 7.Makasar )* 1 8.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )*

Maluku 21 .Ternate: A. Yani 22.Ambon

Papua 23.Sorong

24.Jayapura

Pelabuhan yang sudah didukung jalan akses atau sudah terhubung dengan jalan nasional tercatat sebanyak 165 Pelabuhan dengan rincian sebagai berikut: • 40 pelabuhan utama (PU); • 122 pelabuhan pengumpul (PP);(58 pelabuhan

yang sudah terbangun tapi aksesnya belum memadai

• 5 pelabuhan hub.

Prioritas Pelabuhan Hub Internasional (Hasil Rakor dengan Dirjen Perhubungan Laut tanggal 20 Agustus 2015): 1. Pelabuhan Kuala Tanjung, merupakan

pelabuhan hub tol laut untuk Indonesia Bagian Barat

2. Pengganti Pelabuhan Cilamaya, disiapkan untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, yang akan segera dibangun

3. Pelabuhan Bitung, dipersiapkan untuk hub internasional laut.

51Infografis

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

52

Kecelakaan kendaraan bermotor terutama yang terjadi pada

malam hari disebabkan kondisi jalan yang gelap gulita, tanpa

lampu penerangan. Kalaupun ada lampu penerangan, terkadang

tak cukup membantu pengendara. Namun sejak tahun 2013,

seorang desainer Belanda Daan Roosegaarde menciptakan jalan

bercahaya di malam hari. Pria kelahiran Nieuwkoop Belanda ini

salah satu kandidat terpilih Talent of The Year 2015 by Kuntsweek

dan juga menjadi jawara dalam kompetisi desain inovatif dunia.

Salah satu ide yang dibuatnya adalah Smart Highway, di

mana jalan umum yang dirancang dengan memberi garis tepi

di kanan kirinya, dengan menggunakan cat khusus yang mampu

menyala di malam hari, sehingga memudahkan pengguna jalan

melihat arah jalan disaat gelap gulita. Smart Highway merupakan

alternatif penerangan jalan yang sangat murah, dan hemat

energi. Dalam mewujudkan idenya ini Daan Roosegaarde bekerja

sama dengan perusahaan pengembang, Heijmans.

Ide ini terinspirasi dari Jelly Fish atau gurita yang mampu

menyala di dalam air meski tanpa listrik atau tanpa panel surya,

istilahnya glowing in the dark atau bersinar dalam gelap. Dengan

Ide ini terinspirasi dari Jelly Fish atau gurita yang mampu menyala di dalam air meski tanpa listrik atau

tanpa panel surya,

Smart Highway, Inovasi CerdasUntuk Keselamatan Para Pengendara

Monitoring glowing lines pada smart highway Sumber: smarthighway.net

SINERGI / Edisi 01- Januari 2016

53

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Sumber: smarthighway.net

demikian bagi pengguna jalan, terutama di

jalan-jalan yang jauh dari energi listrik, dapat

mengendarai lebih mudah dengan melihat

cahaya yang bersinar dari garis tepi jalan

tersebut.

Kini fokus inovasi Roosegaarde bersama

perusahaan pengembang Heijmans adalah

mengembangkan konsep jalan cerdas ini

dalam skala besar dengan desain jalan

seperti ‘Glow-in-the-dark Lining’, ‘Dynamic

Paint’, and ‘Interactive Light’. Dengan konsep

tersebut, Roosegaarde berkeinginan untuk

membuat jalan yang berkesinambungan

dan interaktif melalui sarana pencahayaan,

hemat energi, dan rambu lalu lintas yang

terkoneksi dengan situasi jalan. Berikut

adalah beberapa inovasi dan desain yang

ditawarkan keduanya dalam pengembangan

Smart Highway di Belanda:

1. Glow In The Dark Lining

Konsep Glow In The Dark Lining adalah

menyerap energi matahari di siang hari

dan bersinar dalam gelap pada malam

hari. Lapisan Glow The Dark Lining akan

memancarkan cahaya selama 10 jam pada

malam hari. Konsep ini merupakan sebuah

alternatif yang aman dan berkelanjutan

untuk pencahayaan konvensional untuk jalan

gelap.

2. Dynamic Paint

Konsep Dynamic Paint diterapkan untuk

mendeteksi temperatur jalan pada saat

musim dingin. Dynamic Paint akan menyala

ketika temperatur jalan di bawah suhu

tertentu dan akan menjadi transparan lagi

ketika jalan tersebut sudah dirasa aman dan

tidak licin pada saat musim dingin, Kondisi ini

tergantung pada suhu jalan pada saat itu.

Dynamic Paint memperingatkan pengemudi

ketika jalan tersebut licin pada musim dingin

sehingga pengemudi dapat lebih berhati-hati

melewati jalan tersebut.

3. Interactive Light

Konsep Interactive Light dikendalikan oleh

sensor yang hanya menyala ketika kendaraan

mendekati lampu tersebut. Konsep ini

adalah alternatif yang berkelanjutan dan

hemat biaya untuk pencahayaan yang

terus menerus. Interactive Light juga dapat

memberikan pengingat kecepatan pada

pengemudi.

Hingga saat ini, konsep ini hanya ada di

Belanda, dan belum ada di Indonesia. Bila

inovasi ini diterapkan ditanah air, maka dapat

mencegah terjadinya kecelakaan di jalan

raya. Naufal

Teknologi

SINERGI / Edisi 01- Januari 2016

Sumber: smarthighway.net

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

54

Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 10 juta orang dalam lima tahun, yakni mulai tahun 2015 hingga 2019 mendatang. Untuk mencapai target tersebut Pemerin-tah menetapkan 10 titik wisata paling potensial dan diprioritaskan pengembangannya. Ke-sepuluh destinasi wisata ini merupakan bagian dari program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Salah satu daerah yang ditetapkan menjadi KSPN adalah kawasan Manda-lika, Kute, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Mandalika,Kawasan wisatayang mempesona

Pantai Seger Mandalika Sumber: lombokindonesia.tumblr.com

55

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Kawasan wisata yang masuk dalam

program KSPN merupakan kawasan yang

memiliki fungsi utama pariwisata atau

memiliki potensi untuk pengembangan

pariwisata nasional dan mempunyai

pengaruh penting dalam beberapa aspek,

diantaranya pertumbuhan ekonomi,

pemberdayaan sumber daya alam, sosial

dan budaya. Penetapan suatu wilayah

menjadi KSPN melalui suatu proses yang

panjang dengan berbagai masukan dan

kajian.

Mandalika telah resmi menjadi kawasan

wisata terpadu di Lombok setelah

diresmikan oleh Presiden RI ke-6 Susilo

Bambang Yudhoyono pada tahun 2011. Pada

era kepemimpinan Presiden Joko Widodo,

pemerintah berencana mengucurkan dana

sebesar Rp 1,8 triliun lebih dari APBN. Dana

itu untuk pembangunan infrastruktur di

kawasan itu. Rencana tersebut disampaikan

Presiden saat melakukan kunjungan ke

Lombok beberapa waktu lalu.

Untuk mendukung pengem-

bangan kawasan, harus

diiringi dengan pembangunan

infrastruktur. Sehubungan

dengan hal itu, Mandalika dijadikan

sebagai daerah yang menjadi

bagian dari program 35 Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS),

yakni WPS Tanjung-Mataram-

M a n d a l i k a . Ke m e n t e r i a n

Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) melalui Badan

Pengembangan Infrastruktur

Wilayah (BPIW) menggulirkan

program tersebut dengan tujuan

agar pembangunan dilakukan

dengan pendekatan wilayah

melalui berbagai sektor. Salah

satunya dari sektor pariwisata.

Dalam program WPS Tanjung-

Mataram-Mandalika khususnya Mandalika,

Kementer ian PUPR merencanakan

beberapa pembangunan, sepert i :

pembangunan jalan tol bandara-Mandalika,

dan Penataan kawasan Mandalika dan

sekitarnya.

Keindahan Pesisir Selatan

Lombok

Kawasan Mandalika

memiliki posisi yang

strategis dan mudah

d i j a n g k a u d e n g a n

menggunakan berbagai

sarana transportasi. Untuk

menuju Pantai Mandalika

dapat menggunakan bus

melalui Kota Mataram.

Lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Namun

bila menggunakan kendaraan melalui

Bandara Internasional Lombok (BIL) hanya

dibutuhkan waktu sekitar 20 menit saja.

Berbagai penginapan kini sudah tersedia

di sekitar kawasan Mandalika. Dalam

perjalanan menuju Mandalika, anda akan

melewati Desa Sade. Penduduk di desa ini

merupakan Suku Sasak, penduduk asli Pulau

Lombok. Di desa itu, anda dapat singgah

sebentar untuk melihat proses pembuatan

kain tenun khas Suku

Sasak dan dapat dibeli

sebagai cinderamata.

Kawasan Mandalika

memiliki 7 pantai yang

sudah menjadi primadona

para wisatawan yaitu

pantai Kuta, Tanjung Aan,

Seger, Mawun, Semeti,

Mawi, dan Selong Belanak.

Ketujuh pantai ini berada

dalam satu garis pantai,

sehingga terletak bersebelahan satu dengan

yang lainnya. Salah satu keunggulan pantai

di kawasan ini yakni memiliki air yang jernih

dengan ombak yang tenang.

Pada saat air laut surut, akan mudah sekali

menemukan biota laut, seperti ganggang,

Jalan-jalan

Kawasan Mandalika memiliki posisi

yang strategis dan mudah dijangkau

dengan meng-gunakan berbagai sarana transportasi

Sumber: lombokindonesia.tumblr.com

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

56

bintang laut dan teripang. Keunggulan lain

dari Pantai Mandalika adalah memiliki pasir

putih dengan tekstur seperti butiran merica.

Kawasan pantai ini juga dikelilingi perbukitan

yang hijau.

Tumpukan karang

yang menjorok ke

laut menambah

indahnya kawasan

tersebut. Lokasi ini

cocok digunakan

oleh penyuka

fotografi. Beberapa

spot sangat

menarik, misalnya bukit yang ditumbuhi

sebatang pohon dengan ranting-ranting

menjuntai yang keluar dari tumpukan

karang.

Sepanjang pantai tumbuh pohon-pohon

yang rindang untuk berteduh dan juga

dilengkapi beberapa berugaq (istilah dalam

bahasa Sasak untuk menyebut gazebo), yang

dapat digunakan untuk beristirahat. Di pantai

ini juga dilengkapi dengan mushola dan

toilet umum. Keberadaan Pantai Mandalika

didukung oleh keberadaan area parkir yang

luas dan deretan pedagang

yang menjual minuman dan

makanan ringan.

Menikmati indahnya pantai

di kawasan Mandalika dari

atas bukit adalah momen

paling menarik yang patut

anda dapatkan. Bahkan dari

puncak bukit ini, anda dapat

melihat gugusan terumbu

karang yang berdiri tegar meski dihempas

aliran ombak laut. Berada di puncak

bukit, anda dapat menyaksikan kedua sisi

pantai yang sama-sama menyuguhkan

pemandangan yang mempesona. Suasana

perdesaan sangat kentara ketika para

gembala menggiring kerbaunya untuk

memakan rumput hijau di bukit tersebut.

Mata kita pun dimanjakan suasana yang

indah ketika ombak kecil terlihat sesekali

menyapu pantai yang putih bersih.

Keindahan alam Mandalika, benar-benar

membuai. Tidak hanya bagi wisatawan,

tetapi juga para konglomerat negeri ini, yang

sangat tertarik dan serius untuk berinvestasi

dan mengembangkan kawasan tersebut.

Selain Mandalika, Lombok juga memiliki

kekayaan seni dan budaya lokal yang terus

dilestarikan. Salah satunya Upacara Rebo

Bontong. Upacara ini dimaksudkan untuk

menolak bencana dan penyakit. Kegiatan ini

dilaksanakan satu tahun sekali tepat pada

hari Rabu minggu terakhir bulan Safar.

Menurut kepercayaan masyarakat Sasak

pada hari Rebo Bontong merupakan puncak

terjadi bencana. Upacara Rebo Bontong

ini masih dilaksanakan oleh masyarakat di

Kecamatan Pringgabaya.

Legenda dibalik keindahan Mandalika

Dalam legenda Suku Sasak, Mandalika

berasal dari nama seorang putri kerajaan

kuno Tanjung Bitu yang diperintah oleh

Raja Tonang Beru dan didampingi Ratu

Seranting. Putri mereka, Putri Mandalika

tumbuh menjadi putri yang cantik, dan

banyak pangeran yang terpikat dengan

kecantikannya dan ingin menikahinya. Sang

putri punya sifat yang sensitif, sehingga

ia tidak ingin ada pangeran yang tersakiti

hatinya, sehingga ia tidak pernah menolak

kehadiran setiap pangeran yang ingin datang

melamar. Keributan sesama pangeran pun

tak terhindarkan. Mereka pun tak segan-

segan untuk menyerang satu sama lain

untuk mendapatkan cinta Putri Mandalika.

Putri Mandalika yang lembut dan baik hati

tidak ingin terjadi konflik yang berujung pada

pertempuran. Ia pun memutuskan untuk

mengorbankan diri agar tidak terjadi konflik

dan kesedihan diantara rakyatnya, terutama

saat beberapa pangeran bersaing secara

Jalan-jalan

Menikmati indahnya pantai di kawasan

Mandalika dari atas bukit adalah momen

paling menarik

Pantai Mandalika tampak dari udara Sumber: haripersnasional.com

57

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

tidak sehat untuk mendapatkan cintanya.

Putri Mandalika memutuskan menceburkan

diri ke laut pada tanggal 20 di bulan ke-10

(kalender Sasak). Rakyat Tanjung Bitu yang

menyayangi Mandalika berusaha mencarinya

di lokasi jatuhnya sang putri.

Namun Mandalika tak pernah ditemukan

dan hanya menemukan cacing laut yang

disebut Nyale. Rakyat Tanjung Bitu percaya

bahwa Mandalika berubah menjadi Nyale.

Legenda inilah yang kemudian diperingati

setiap tanggal 20 bulan kesepuluh di tahun

Sasak (atau sekitar Februari) dengan

menggelar festival Bau Nyale atau mencari

Nyale. Pada festival ini, masyarakat lokal

dan para wisatawan mencari cacing Nyale

untuk dikumpulkan dan dimasak untuk

dimakan bersama. Pada festival ini juga

diadakan serangkaian pentas seni tradisional

diantaranya betandak atau berbalas pantun,

bejambik atau pemberian cinderamata

kepada kekasih, belancaran atau pesiar

dengan perahu, dan pementasan drama

kolosal Putri Mandalika. Andina

Jalan-jalan

Pantai Seger Mandalika Sumber: len-diary.blogspot.co.id

Rakyat Tanjung Bitu percaya bahwa Mandalika berubah men-jadi Nyale. Legenda inilah yang

kemudian diperingati setiap tanggal 20 bulan kesepuluh di tahun Sasak (sekitar Februari) dengan menggelar festival Bau

Nyale atau mencari Nyale

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

58potret

Tahun 2016 sebagai tahun percepatan kerja, Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan “Penandatan-

ganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran 2016”. Acara penandatangan

kontrak tersebut dilakukan di 5 lokasi secara bersamaan yaitu Medan,

Banjarmasin, Surabaya, Manado dan Jayapura melalui video conference di

Ruang Pendopo Kementerian PUPR, Jakarta, awal Januari lalu.

Pada masing-masing lokasi akan ditandatangani sebanyak 10 paket yang

terdiri dari paket kontraktual baik pekerjaan fisik maupun jasa konsultansi di bidang jalan dan jembatan, sumber daya

air, infrastruktur permukiman dan penyediaan perumahan.

Disamping menyaksikan penandatanganan kontrak, Presiden RI, Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga

melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah dan

pembangunan Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur untuk mengetahui perkembangunan kedua proyek strategis

tersebut

Penandatanganan KontrakKegiatan Tahun Anggaran 2016

Potret

Disamping menyaksikan penandatanganan

kontrak, Presiden RI, Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga

melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan

pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang

59

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

Potret

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

60 Info Produk BPIW

Proses Penyusunan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR

61

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

T i p s

Seringkali orang memikirkan

resolusi tahun baru, namun terkadang

melupakannya. Lalu, apa yang harus kita

lakukan, sehingga kita konsisten dalam

mengubah hidup kita menjadi lebih baik?.

Berikut tips yang yang bisa membantu anda

memantapkan resolusi atau perubahan

yang anda inginkan :

1. Pastikan bahwa anda ingin berubah

Bicaralah pada diri anda, dan ucapkan

“terima kasih”, dan cobalah untuk

memahami bahwa diri anda itu bermanfaat

bagi hidup anda. Pastikan, keinginan anda

untuk berubah lebih baik.

2. Buatlah resolusi yang sederhana

Jika anda memiliki beberapa resolusi besar,

maka buatlah sebuah rencana sederhana

untuk menyelesaikan resolusi tersebut

secara bertahap.

3. Bagilah resolusi ke dalam langkah-

langkah sederhana dan tidak menggangu

rutinitas Anda

Resolusi sama dengan permainan dart

board, bergerak sedikit saja, bisa meleset.

Perubahan yang kecil dan konsisten dapat

menghasilkan perubahan jangka panjang.

4. Beri penghargaan yang bermanfaat

bagi diri anda ketika anda dapat menepati

resolusi

Jika anda mencapai resolusi yang anda

inginkan, maka lakukan sesuatu yang

dapat memotivasi anda. Misalnya dengan

melakukan liburan yang bermanfaat dan

yang memberi pelajaran berharga bagi

hidup anda.

5. Temukan alasan mengapa anda ingin

berubah dan mengadopsi resolusi baru

Anda.

Temukan alasan yang menghentikan anda

untuk berubah. Kemudian buat strategi

untuk menyingkirkan hal tersebut.

6. Pikirkan alasan mengapa kita belum

merubah diri di masa lalu

Kurangi hal-hal yang memicu kebiasaan

lama anda pada minggu-minggu awal sejak

anda menentukan resolusi. Ciptakan sebuah

lingkungan yang akan membantu perubahan

dalam diri anda secara terus menerus.

7. Melatih resolusi baru setiap hari, maka

resolusi itu akan menjadi kebiasaan

Jika anda melatih dan menerapkan resolusi

ini selama tiga bulan, resolusi tersebut

dapat menjadi kebiasaan seumur hidup

anda. Kebiasaan baru akan menjadi bagian

dari hidup anda.

Ingatlah!, meski manusia bukan makhluk

yang sempurna, namun setiap manusia

pasti ingin memiliki kehidupan yang

lebih baik. Jadi, lakukanlah yang terbaik

semampu yang anda bisa lakukan. Andina

(Sumber: www.akuinginsukses.com)

7 Tips Memantapkan ResolusiHidup Anda

SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016

62

Baru Terpilih Jadi Gubernur, Langsung Bekerja Untuk

Masyarakat Jambi

Tokoh

Gubernur Jambi yang baru saja terpilih, Zumi Zola menilai, banyak sekali pem-bangunan infrastruktur yang dibutuh-kan masyarakat Jambi yang memerlukan perhatian dari pemerintah pusat. Kepala daerah yang masih berusia muda ini ber-harap silaturahmi yang dilakukan dengan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat segera ditindak lanjuti. “Alhamdulillah kita bisa bertukar infor-masi dan mensinergikan antara program pemerintah pusat dengan visi misi kami untuk Jambi lima tahun ke depan,” ujarnya saat dibincangi Sinergi usai pertemuan dengan Kepala BPIW Hermanto Dardak beserja jajarannya, awal Januari lalu. Salah satu prioritas pembangunan yang diharapkannya mendapat perhatian dari pemerintah pusat adalah terkait masalah pelabuhan. Zumi menargetkan Jambi memiliki pelabuhan yang besar di Ujung Jabung yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. “Dengan dibangunnya pelabuhan, dapat memperkuat ekonomi di Jambi mengingat adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Kita butuh pelabuhan yang lebih refresentatif dar-ipada yang ada saat ini, yaitu di Muara Sabak,” ucap suami Sherrin Tharia ini. Tidak hanya itu, masalah infra-struktur berupa jalan menjadi perhatiannya. Saat ini Zumi beserta jajarannya sedang mencarikan opsi untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan teru-tama di sekitar Gunung Kerinci. Dengan mem-perpendek waktu tempuh tersebut d a p a t m e m p e r -cepat evakuasi bila terjadi bencana. “ P e m b a n g u n a n

infrastruktur memegang peranan penting. Kita harapkan jalan provinsi bisa jadi jalan nasional sehingga APBD provinsi bisa digu-nakan untuk yang lain,” tutur pria yang dulu dikenal sebagai artis sinetron tersebut. Dengan dukungan dari BPIW, ia berharap Jambi dapat bersaing dengan provinsi tet-angga, seperti Provinsi Sumatera Selatan, Riau, maupun Sumatera Barat. Menduduki jabatan sebagai gubernur menjadi tantangan tersendiri bagi Zumi yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur. Pria kela-hiran Jakarta 31 Maret 1980 ini tadinya hanya mengurusi satu kabupaten saja, maka sebagai gubernur ia harus memper-hatikan laju pembangunan di 11 kabupaten d a n kota.

Dengan kondisi t e r s e b u t tentu bukan h a l y a n g m u d a h , mengingat anak mantan G u b e r n u r

Jambi Zulkifli N u r d i n i t u

harus berkoor-dinasi dengan

Bupati maupun Wali Kota di masing-mas-ing daerah di Provinsi Jambi. Untuk men-gatasi hal tersebut bagi Zumi, tak ada pilihan lain selain memupuk kekompakan dengan Bupati maupun Wali Kota setem-pat. Dengan mendapat dukungan dari para pemimpin wilayah tersebut bagi Zumi menjadi kunci mempercepat pembangu-nan di daerahnya. “Tapi saya pikir setiap posisi pasti punya tantangan yang berbeda, tapi ada kes-amaannya, yakni bagaimana melay-ani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tentunya setiap kabupaten maupun kota punya permasalahan masing-masing, mungkin tantangannya disitu. InsyaAllah kalau didukung para Bupati dan Wali Kota pembangunan Jambi bisa jadi satu tujuan. Jangan tidak kompak. Harus kompak,” tegasnya. Tidak hanya menjalin kekompakan dengan Bupati dan Wali Kota, baginya kekom-pakan dengan pemerintah pusat terutama dengan Kementerian PUPR juga harus ter-jalin. Dengan bersinergi dengan pemerin-tah pusat, ia berharap pembangunan dae-rahnya dapat terus tumbuh dan berkem-bang secara merata. Jabatan yang tinggi membawa konsekue-nsi yang tidak ringan. Waktu, tenaga, dan pikiran harus diberikan secara maksimal. Kondisi tersebut sangat disadari Zumi. Namun bagi Zumi hal itu tidak menjadi

masalah, karena ia berusaha menik-mati setiap pekerjaan yang dibe-bankan kepadanya. Terlebih lagi bila apa yang dilakukannya dapat berarti bagi masyarakat terutama masyara-kat di Provinsi Jambi. “Lebih capek, itu konsekuensinya. Tapi selama kita menikmati pekerjaan yang kita lakukan tidak ada masalah,” tutupnya dengan senyum. Hendra Djamal

Zumi Zola

KUNJUNGI INFO BPIW DI WEBSITE & AKUN KAMI:

BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAyAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR

@informasiBPIW

Layanan Informasi BPIW

www.bpiw.pu.go.id

BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAyAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR

SUKSESKANPELAKSANAAN

PRA KONSULTASI REGIONAL(PRA-KONREG)FEBRUARI 2016

& KONSULTASI REGIONAL(KONREG)

MARET 2016

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .