KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN -...

58

Transcript of KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN -...

i

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53, Telp/fax: 021 - 5252746, Jakarta Selatan 12950

PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

DALAM

IMPLEMENTASI KONSERVASI ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI

CO2 DI SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)

PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI (BPKIMI)

2011

ii

PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA DALAM

IMPLEMENTASI KONSERVASI ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI CO2 DI SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)

PEMBINA

Menteri Perindustrian M.S Hidayat

PENANGGUNG JAWAB

Arryanto Sagala

TIM PENGARAH Tri Reni Budiharti Shinta D. Sirait

TIM PENYUSUN Agus Margiwiyatno

Agung Mubyarto Anwar Ma’ruf

Didied Haryono Yusuf Marhaban

Arif Wahidin

TIM EDITOR

Sangapan Denny Noviansyah

Yuni Herlina Harahap Budiando Pangaribuan

Patti Rahmi Rahayu

DITERBITKAN OLEH Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri

DICETAK OLEH

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

iii

PEDOMAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA Dalam IMPLEMENTASI KONSERVASI ENERGI Dan PENGURANGAN EMISI CO2 Di SEKTOR INDUSTRI (FASE 1) Edisi I. Jakarta : Kementerian Perindustrian, Januari 2011 vi + 22 hlm. Disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Alamat Penerbit: Kementerian Perindustrian Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 ISBN:.......................................

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga Pedoman Teknis Peningkatan

Kapasitas Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam

rangka Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan

Emisi CO2 di Sektor Industri (Fase 1) ini dapat diselesaikan

pada waktunya.

Pedoman Teknis ini disusun untuk meningkatkan

pengetahuan dalam pelaksanaan konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2 di sektor industri yang telah dibahas

oleh. unsur pemerintah, tenaga ahli dan praktisi.

Diharapkan Pedoman Teknis ini bermanfaat bagi

para pihak yang berkepentingan terutama dalam

membangun kapasitas Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

guna menerapkan konservasi energi dan pengurangan emisi

CO2 di sektor industri. Akhir kata kami mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Pedoman ini.

Jakarta, Januari 2011

Badan Pengkajian Kebijakan,

Iklim dan Mutu Industri

Kepala,

Arryanto Sagala

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ iv

DAFTAR ISI.......................................................................... v

I. PENDAHULUAN ………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang ……………….……………………... 1

1.2. Konsep Dasar ………………………………………... 2

1.3. Tujuan ……………………………….……………..…. 3

1.4. Sasaran …………………………………………..…… 3

II. ORGANISASI DAN SISTEM KOORDINASI…. ………….4

2.1. Komponen yang Terlibat ……………………………. 4

2.2. Sistem Koordinasi …………………………………….4

2.3. Tugas dan Fungsi Masing – Masing Komponen …. 5

III. METODOLOGI ……………………………………………...8

3.1 Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman

Sumberdaya Manusia Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota Terhadap Konservasi Energi

dan Pengurangan CO2 Di Sektor Industri..………… 8

3.1.1. Bentuk Kegiatan ………………………………. 8

3.1.2. Peserta ………………………………………… 8

3.1.3. Fasilitator ……………………………………… 9

3.1.4. Materi Lokakarya ……………………………... 9

3.1.5. Materi Kunjungan Lapangan ……………….. 10

3.1.6. Evaluasi ………………………………………. 11

3.1.7. Keluaran ……………………………………… 11

vi

3.2. Pengembangan Kerjasama Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Kementerian

Perindustrian Dalam Pengelolaan Konservasi Energi

dan Pengurangan CO2 Di Sektor Industri………... 11

3.2.1. Bentuk Kegiatan …………………………… 11

3.2.2. Peserta …………………………………….. 12

3.2.3. Pelaksanaan Kegiatan …………………… 13

3.2.4. Keluaran …………………………………… 18

IV. HAMBATAN DAN SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA………. 19

4.1. Hambatan …………………………………………….19

4.2 Solusi ……………………………………………….. 20

V. PENUTUP………………………………………………….. 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………............. 22

Halaman 1 dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan PP No. 70 tahun 2009 tentang

Konservasi Energi, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang strategis

dalam konservasi energi. Keberhasilan tugas dan

tanggung jawab tersebut sangat tergantung dari kesiapan

dan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Oleh karena itu

kapasitas Sumber Daya Manusia perlu ditingkatkan dan

diperkuat agar seluruh program Konservasi Energi dapat

berjalan dengan baik.

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota harus

memahami kegiatan-kegiatan industri, khususnya pada

aspek konsumsi energi dan emisi CO2 yang dihasilkan.

Kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

yang kurang tepat berkaitan dengan penggunaan energi

yang tidak efisien pada industri dapat mempengaruhi

capaian program Konservasi Energi. Oleh karena itu,

Kementerian Perindustrian akan memberikan dukungan

yang memadai kepada Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam peningkatan kapasitas

sumberdaya manusianya untuk konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2 di industri.

Dengan peningkatan kapasitas SDM tersebut maka

diharapkan mendukung keberhasilan Konservasi Energi

melalui hal-hal sebagai berikut:

Halaman 2 dari 22

1. Peningkatan kualitas perencanaan, monitoring,

evaluasi, dan pengembangan kebijakan dalam

konservasi energi dan pengurangan emisi CO2.

2. Peningkatan kapasitas Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengembangkan

kerjasama dengan semua pemangku kepentingan yang

terkait dalam konservasi energi dan pengurangan emisi

CO2.

3. Peningkatan dalam pengelolaan program konservasi

energi dan pengurangan emisi CO2 di pusat dengan

dukungan kebijakan-kebijakan Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota kearah pencapaian

keberhasilan.

4. Peningkatan akses masyarakat untuk mendapat

informasi terkini tentang konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2.

1.2. Konsep Dasar

Guna meningkatkan kapasitas sumber daya

manusia Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota maka

pengetahuan berikut ini perlu diberikan :

1. Perubahan iklim global dan pengaruhnya terhadap

kehidupan manusia.

2. Proses produksi pada berbagai industri.

3. Manajemen energi pada industri.

4. Tim Aksi Energi pada industri.

5. Studi kelayakan industri.

6. Audit energi pada industri.

7. Sistem Informasi Manajemen konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2 pada Kementerian

Perindustrian.

Halaman 3 dari 22

8. Keterkaitan tanggung jawab Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian dalam pengelolaan konservasi energi

dan pengurangan emisi CO2.

1.3. Tujuan

Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk

memberikan acuan bagi Pemerintah dalam mengelola

konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di

sektor industri.

1.4. Sasaran

Sasaran utama pedoman ini adalah

terealisasinya kerjasama yang kuat antara Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian dalam menyusun perencanaan,

pengelolaan, monitoring, dan evaluasi konservasi

energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor industri

yang terintegrasi. Capaian yang diharapkan dari

kerjasama adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya program dan kegiatan yang

terintegrasi terkait dengan konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2.

2. Terwujudnya koordinasi lintas sektoral di lingkup

pemerintah provinsi. .

3. Terjembataninya informasi untuk penyusunan

kebijakan.

4. Tersedianya sistem koordinasi dalam sosialisasi

kebijakan konservasi energi dan emisi CO2 di

tingkat pemerintah daerah.

Halaman 4 dari 22

BAB II

ORGANISASI DAN SISTEM KOORDINASI

2.1. Komponen yang terlibat

Mengingat kompleksitas dalam pengelolaan

energi, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

harus dapat membangun kerjasama dengan

instansi yang terlibat dalam Konservasi Energi dan

Pengurangan Emisi CO2, yaitu: Kementerian

Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup,

Kementerian ESDM, Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota, Asosiasi Industri, dan

tenaga ahli atau akademisi.

2.2. Sistem Koordinasi

Dalam pengorganisasian kerjasama,

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota bertindak

sebagai leading body. Partner utama dalam

kerjasama ini adalah Kementerian Perindustrian

dan Kementerian Lingkungan Hidup. Komponen

lainnya lebih bersifat sebagai unsur pendukung

untuk memperkuat kerjasama. Diagram

koordinasi dapat dilihat pada gambar berikut:

Halaman 5 dari 22

Gambar 1. Sistem Koordinasi Peningkatan Kapasitas

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi

CO2.

2.3. Tugas dan fungsi masing – masing komponen

Tugas dan fungsi masing-masing komponen

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Komponen Peningkatan Kapasitas Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam Konservasi

Energi dan Pengurangan Emisi CO2

Komponen Tugas Fungsi

a. Kementerian ESDM

1. Sosialisasi kebijakan dan

program konservasi

sumberdaya energi

2. Membantu Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota

mensinergikan rencana

aksinya dengan program

Kementerian ESDM.

Mendukung

Pemerintah

Provinsi/Kabu

paten/Kota

terkait

kebijakan

pemanfaatan

sumberdaya

energi

Halaman 6 dari 22

b. Kementerian Lingkungan Hidup

Membantu Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota mensinergikan rencana aksinya dengan program Kementerian Lingkungan Hidup.

Mendukung

Pemerintah

Provinsi/Kabu

paten/Kota

terkait

kebijakan

lingkungan.

c. Kementerian Perindustrian

1. Sosialisasi kebijakan dan program konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di industri

2. Membantu Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota mensinergikan rencana aksinya dengan program Kementerian Perindustrian

Mendukung Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam penguatan sektor industri di wilayah provinsi.

d. Pemerintah Kabupaten / Kota

1. Sosialisasi program konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada masyarakat industri dan lainnya di wilayahnya.

2. Mengintegrasikan program konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ke dalam rencana pembangunan daerah kabupaten/kota.

Melaksanakan program konservasi energi dan emisi CO2 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.

e. Asosiasi Industri

Sosialisasi kebijakan dan program konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 Pemerintah

Mendukung Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

Halaman 7 dari 22

Provinsi/Kabupaten/Kota kepada masyarakat industri.

untuk menjamin semua industri mempunyai program dan melaksanakan konservasi energi dan pengurangan emisi CO2.

f. Tenaga Ahli dan Akademisi

Memberikan masukan aspek teknis dan teknologis dalam penyusunan rencana aksi dan implementasi program konservasi.

Mendukung Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota pada aspek teknis dan teknologis.

Halaman 8 dari 22

BAB III METODOLOGI

3.1 Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman

Sumberdaya Manusia Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota Terhadap Konservasi

Energi dan Pengurangan CO2 di Sektor Industri.

3.1.1. Bentuk Kegiatan

Kegiatan akan mencakup bimbingan teknis,

lokakarya, dan kunjungan lapangan. Lokakarya

mencakup pemaparan oleh tenaga ahli sesuai

dengan materi yang dipaparkan dan Focus Group

Discussion (FGD) yang dipandu oleh fasilitator.

Kunjungan lapangan dilakukan dengan membawa

peserta untuk melihat dan mempelajari kegiatan

proses produksi di industri.

Focus Group Discussion ditekankan pada

keterkaitan tanggung jawab Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian dan sistem kerjasama dalam

pengelolaan konservasi energi dan pengurangan

emisi CO2. Dalam pelaksanaannya, peserta dibagi

menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan hal

tersebut pada kelompok masing-masing dan hasil

diskusi kelompok dipaparkan dalam suatu diskusi

pleno.

3.1.2. Peserta

Peserta kegiatan ini adalah sumberdaya

manusia Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang

Halaman 9 dari 22

tugasnya terkait dengan kegiatan perencanaan

daerah, pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan

sumberdaya energi, pengelolaan industri, dan

penyusunan regulasi Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota, anggota DPRD Propinsi.

3.1.3. Fasilitator

Fasilitator yang dilibatkan dalam kegiatan ini

adalah tenaga ahli pada Pemerintah Daerah,

Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM,

Perusahaan Industri, dan Tenaga Ahli dari lembaga

lain yang kompeten.

3.1.4. Materi Lokakarya

Materi lokakarya dan tujuan instruksional khusus

disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Materi Lokakarya Konservasi Energi

dan Pengurangan Emisi CO2

Materi Tujuan Instruksional Khusus

Perubahan iklim global

dan pengaruhnya

terhadap kehidupan

manusia.

Peserta mengetahui dan

memahami dampak perubahan

iklim terhadap berbagai aspek

kehidupan manusia.

Kebijakan dan Program

Pemerintah

Peserta mengetahui kebijakan

pemerintah tentang energi dan

program konservasi energi.

Proses produksi pada

berbagai industri.

Peserta mengetahui dan

memahami proses produsi pada

berbagai industri dan unit-unit yang

perlu diperhatikan dalam

konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2

Halaman 10 dari 22

Manajemen energi pada

Industri.

Peserta mengetahui dan

memahami sistem manajemen

energi pada industri.

Tim Aksi Energi pada

industri.

Peserta mengetahui dan

memahami tugas dan tanggung

jawab Tim Aksi Energi di industri.

Studi kelayakan industri. Peserta mengetahui dan

memahami proses penyusunan

studi kelayakan industri.

Audit energi dan audit

karbon di industri

Peserta mengetahui dan

memahami proses audit energi

dan karbon di industri

Sistem Informasi

Manajemen Konservasi

Energi dan Emisi CO2

pada Kementerian

Perindustrian

Peserta mengetahui dan

memahami sistem informasi

manajemen konservasi energi dan

Emisi CO2 yang dikembangkan

oleh Kementerian Perindustrian.

Keterkaitan tanggung

jawab Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota i

dan Kementerian

Perindustrian dalam

pengelolaan konservasi

energi dan pengurangan

emisi CO2.

Peserta mengetahui dan

memahami ke-terkaitan tanggung

jawab Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Kementerian Perindustrian dalam

pengelolaan konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2.

3.1.5. Materi Kunjungan Lapangan

Peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan

masing-masing kelompok diperkenalkan dengan

kegiatan proses produksi di industri pada unit-unit

yang berbeda. Pada kunjungan di unit proses

produksi, peserta dalam kelompok dijelaskan proses

yang terkait dengan konservasi energi dan

Halaman 11 dari 22

pengurangan emisi CO2. Setelah kunjungan

lapangan masing-masing kelompok menyusun

laporan kunjungannya dan memaparkan dalam

diskusi pleno.

3.1.6. Evaluasi

Metoda pre test dan post test untuk mengetahui

dampak kegiatan terhadap pengetahuan dan

pemahan peserta.

3.1.7. Keluaran

Keluaran kegiatan ini adalah :

1) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman

peserta terhadap perubahan iklim.

2) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman

peserta terhadap program konservasi energi dan

pengurangan emisi CO2.

3) Kertas kerja diskusi kelompok.

4) Program atau usulan kegiatan terkait konservasi

energi dan pengurangan emisi CO2

3.2. Pengembangan kerjasama Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Kementerian

Perindustrian

3.2.1. Bentuk Kegiatan

Lokakarya dan sosialisasi akan digunakan

sebagai metoda dalam aktivitas ini. Lokakarya

mencakup pemaparan oleh tenaga ahli dari pihak

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Kementerian Perindustrian. Focus Group Discussion

akan diadakan untuk memberikan kesempatan

Halaman 12 dari 22

semua pihak untuk melakukan diskusi mendalam

tentang kerjasama Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian dalam menyusun rencana aksi terpadu

dengan memperhatikan tugas dan tanggung jawab

masing-masing. Tugas dan tanggung jawab

Kementerian ESDM, dan Kementerian Lingkungan

Hidup akan diakomodasi pula.

Sosialisasi dilaksanakan untuk

menginformasikan kepada masyarakat tentang

rencana aksi yang disusun oleh Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian dan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap manfaat yang diperoleh dari

implementasi rencana aksi bagi masyarakat.

3.2.2. Peserta

Peserta kegiatan ini adalah :

1) Perwakilan dari Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota yang tugasnya terkait

dengan kegiatan perencanaan daerah,

pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan

sumberdaya energi, pengelolaan industri, dan

penyusunan regulasi Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota,

2) Perwakilan dari DPRD yang bidang tugasnya

relevan.

3) Perwakilan dari Pemerintah Kabupaten dalam

propinsi

4) Perwakilan dari Kementerian Perindustrian.

5) Perwakilan dari Kementerian ESDM.

6) Perwakilan dari industri.

Halaman 13 dari 22

7) Perwakilan dari lembaga swadaya masyarakat.

8) Tenaga ahli dan akademisi.

3.2.3. Pelaksanaan Kegiatan

Lokakarya dilaksanakan untuk memberikan

pengetahuan dan pemahaman tentang :

1) Rencana umum pembangunan daerah

(Pemerintah Daerah).

2) Rencana umum pengembangan industri

(Kementerian Perindustrian).

Focus Group Discussion dibentuk untuk

menyelaraskan persepsi kedua belah pihak agar

pelaksanaan rencana aksi dapat terintegrasi.

Langkah-langkah untuk menyusun rencana aksi

terintegrasi adalah sebagai berikut :

1) Membentuk Komite Pengarah Konservasi Energi

dengan susunan keanggotaan dari unsur

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Kabupaten.

Ketua Komite Pengarah adalah Gubernur

propinsi setempat. Komite Pengarah kemudian

membentuk Kelompok Kerja (Pokja). Komite ini

harus menjamin bahwa visi yang sama dan

sasaran yang jelas dapat ditemukan dan

disetujui.

2) Membentuk kelompok kerja (pokja) yang akan

menjadi ujung tombak perencanaan dan

pelaksanaan.

a. Pemilihan pimpinan pokja didasarkan pada:

- Komitmen terhadap konservasi energi dan

pengurangan emisi

Halaman 14 dari 22

- Kompetensi dan pengalaman

- Latar belakang pendidikan

b. Keanggotaan harus memperhitungkan:

- Tingkat dan jenis latar belakang pendidikan

- Komitmen untuk melaksanakan kegiatan

konservasi energi dan pengurangan emisi

3) Membangun kerjasama (partnership) antara

Komite Pengarah, Kelompok Kerja dan Industri.

Partnerships yang kuat dapat saling memberikan

pengalaman, sumberdaya, dukungan, dan informasi

yang dibutuhkan dalam proses. Mengingat bahwa

energi dan perubahan iklim berpengaruh terhadap

semua sektor, maka perlu kerjasama yang kuat untuk

menghadapi tantangan tersebut. Disamping itu,

lembaga nasional dan internasional di bidang energi

dan perubahan iklim perlu dipertimbangkan untuk

dapat memberikan dukungan.

4) Mensinergikan visi, sasaran, dan kebijakan

antara pemerintah pusat dan daerah dengan Industri.

Visi, sasaran, kebijakan dan rencana aksi yang

disusun oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

harus sinergi dengan yang ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat. Hal ini untuk menjamin bahwa

rencana aksi strategis relevan dengan mitigasi

perubahan iklim dan membuka kemungkinan

mendapat alokasi sumberdaya keuangan dari kedua

belah pihak dan pihak lain.

Berkaitan dengan bagaimana menemukan

hubungan yang relevan dengan program

pembangunan Pemerintah Daerah dan program-

Halaman 15 dari 22

program nasional maupun lembaga-lembaga

internasional, beberapa hal berikut perlu

diperhatikan:

1) Pelajari program jangka pendek dan jangka

panjang kedua belah pihak.

2) Buat daftar kebijakan dan peraturan terkait

energi yang relevan.

3) Pahami dan posisikan rencana energi dalam

agenda perubahan iklim global dan bagaimana

menghubungkan lembaga-lembaga yang

secara finansial dapat mendukung.

4) Pokja menyusun rencana pelaksanaan

konservasi energi dan pengurangan emisi CO2

di sektor Industri.

5) Pokja melakukan pemetaan sumberdaya

energi baik energi fosil maupun energi

terbarukan, estimasi permintaan energi pada

sektor transportasi, rumah tangga, industri

dan komersial, dan estimasi infrastrukturdan

investasi. Disamping itu, Pokja juga

melakukan review secara spesifik untuk

mendapatkan informasi yang terfokus pada

penggunaan energi dan pengurangan emisi

gas rumah kaca.

Sehubungan hal tersebut di atas, maka

perlu dilakukan pengumpulan informasi energi

yang dapat membantu untuk :

a) Mengidentifikasi sektor pengguna energi

yang paling penting dalam wilayah kerja

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Halaman 16 dari 22

b) Mengevaluasi sektor pengguna energi yang

menghasilkan CO2 yang paling tinggi dan

menelaah prioritas untuk program mitigasi.

c) Mengidentifikasi kecenderungan terhentinya

program akibat adanya tekanan pasar saat

ini, kondisi sosial, dan prosedur dan

peraturan pemerintah, serta dari program itu

sendiri.

d) Mengidentifikasi mekanisme organisasi dan

partner yang secara strategis dapat

membantu implementasi.

e) Menyediakan data dasar untuk mengevaluasi

dan menelusuri kemajuan wilayah terkait

dengan penggunaan energi dan emisi CO2.

Draft rencana energi paling tidak mencakup :

a) Pernyataan visi energi (selaras dengan visi

pembangunan wilayah Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian).

b) Sasaran-sasaran (terkait dengan penyataan

visi).

c) Target-target (terkait dengan setiap sasaran),

d) Tindakan (untuk mencapai sasaran).

e) Kegiatan (yang ada saat ini dan kegiatan

baru yang potensial untuk dilaksanakan).

6) Pokja membangun dukungan internal dan publik.

Membangun dukungan adalah aspek paling

kritikal dalam upaya perencanaan dan keterlibatan

secara aktif dari pihak-pihak yang terkait.

Halaman 17 dari 22

Ada beberapa pihak internal dan eksternal yang

perlu dilibatkan untuk menyusun rencana aksi

konservasi energi yang baik. Diawali dengan

membuat suatu daftar pemangku kepentingan yang

dari mereka dapat diperoleh informasi bermakna.

Perlu diingat bahwa organisasi tidak

menentukan suatu keputusan, tapi orang-orangnya

yang membuat keputusan, maka perlu fokus untuk

membuat hubungan personal. Hal ini bukan proses

jangka pendek, maka peliharalah hubungan baik

tersebut untuk masa depan.

7) Pokja mengimplementasi program

Pada tahap ini mungkin akan ditemui hambatan

kapasitas dan kelembagaan dalam implementasi,

bahkan masalah pendanaan yang harus diatasi. Hal

ini harus dicermati dan digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk menyusun rencana aksi

selanjutnya.

8) Pokja memonitor dan mengevaluasi program

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam tahap

ini adalah sebagai berikut :

a) Mengukur hasil yang dicapai dan

membandingkan dengan target yang

ditetapkan.

b) Menemukan hasil yang positif untuk

mendukung keberlanjutan kegiatan.

c) Menyesuaiakan rencana dengan kondisi riil

yang ditemui.

9) Pokja mempublikasikan, mengkomunikasikan dan

Halaman 18 dari 22

mempromosikan manfaat program

Banyak cara yang dapat digunakan untuk

mempublikasikan manfaat dari kegiatan konservasi

energi. Media massa dapat menjadi alat yang efektif

untuk melakukan publikasi karena media massa

membutuhkan informasi yang dapat menjadi

perhatian publik.

3.2.4. Keluaran

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya

rencana aksi dan implementasinya yang

mensinergikan kegiatan Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian

Perindustrian dalam pengelolaan konservasi energi

dan pengurangan emisi CO2.

Halaman 19 dari 22

BAB IV

HAMBATAN DAN SOLUSI

PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

4.1. HAMBATAN

Hambatan-hambatan yang sering muncul dapat

dibagi dalam 4 kategori, yaitu :

a) Informasi.

Adanya kemungkinan terdapat informasi yang sudah

usang atau salah karena adanya perkembangan

baru yang cepat akibat perkembangan teknologi

maupun kebijakan. Oleh karena itu, informasi yang

diperoleh perlu diperiksa dengan teliti.

b) Kelembagaan.

Sistem pemerintahan daerah dapat bersifat kaku

atau menolak perubahan atau resiko; kebijakan

nasional mungkin sulit dirubah pada tingkat daerah.

Oleh karena itu, hambatan kelembagaan dapat

menjadi hambatan yang paling sulit di atasi.

c) Personal.

Beberapa staf mungkin merasa bekerja berlebihan

sehingga merasa kewalahan dengan adanya

tantangan baru. Mereka perlu didekati dengan baik

sehingga hal-hal penting dapat disampaikan atau

Halaman 20 dari 22

informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari

mereka.

d) Keuangan.

Hambatan keuangan sering sangat nyata, oleh

karena itu sangat penting untuk dapat

mengkuantifikasi dan memberikan alasan tentang

manfaat keuangan dari implementasi rencana energi

dalam menghemat dana pada suatu kurun waktu

tertentu. Situasi yang sangat sulit jika keuangan

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota terbatas dan

tidak memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat.

4.2 SOLUSI

Semua hambatan yang dihadapi diharapkan

dapat diselesaikan dengan pembentukan tim

penanggung jawab program pelaksanaan

konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di

tingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang

kompeten untuk pelaksanaan program tersebut di

industri di wilayah masing-masing.

Halaman 21 dari 22

BAB V

PENUTUP

Peningkatan pengetahuan dan pemahaman

sumberdaya manusia Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dan tersedianya rencana aksi

bersama antara Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

dan Kementerian Perindustrian dapat diharapkan akan

meningkatkan kualitas pengelolaan konservasi energi

dan pengurangan emisi CO2 pada sektor industri.

Halaman 22 dari 22

DAFTAR PUSTAKA

Oregon Department of Energi. (2008). Community

Energi Planning Tool. Oregon Department of

Energi, Oregon.

Anonymous. (2009). Sustainable Urban Energi

Planning: A handbook for cities and town in

developing countries. Local Government for

Sustainability, UNEP and UN-Habitat.

Anonymous. (2009). Energi Aware Planning Guide.

California Energi Commission.

Galbright, L. (2010). Policy Discourse and Network in

Energi Planning. GreenBRIDGE Seminar, Oct

14, 2010.

i

MINISTRY OF INDUSTRY

Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53, Telp/fax: 021 - 5252746, Jakarta Selatan 12950

TECHNICAL GUIDELINE for

LOCAL/PROVINCIAL GOVERNMENT CAPACITY BUILDING

In

IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION AND CO2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL

SECTOR (PHASE 1)

CENTER FOR GREEN INDUSTRY AND ENVIRONMENT ASSESSMENT

AGENCY FOR INDUSTRIAL POLICY, CLIMATE AND QUALITY ASSESSMENT

2011

ii

TECHNICAL GUIDELINE for LOCAL /PROVINCAL GOVERNMENT CAPACITY BUILDING

In IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION AND CO2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1)

FOUNDER

Minister OF Industry M.S Hidayat

ADVISOR

Arryanto Sagala

STEERING COMMITTEE

Tri Reni Budiharti Shinta D. Sirait

AUTHORS

Agus Margiwiyatno Agung Mubyarto

Anwar Ma’ruf Didied Haryono Yusuf Marhaban

Arif Wahidin Tri Sigit Purwanto

EDITORS

Sangapan Denny Noviansyah

Yuni Herlina Harahap Budiando Pangaribuan

Patti Rahmi Rahayu

PUBLISHED BY

Center for Green Industry and Environment Assessment Agency for Industrial Policy, Climate and Quality Assessment

PRINTED BY

MINISTRY OF INDUSTRY

iii

TECHNICAL GUIDELINE for LOCAL/PROVINCIAL GOVERNMENT CAPACITY BUILDING In IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION AND CO2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1) 1

st Edition. Jakarta : Ministry of Industry, January 2011

vi + 21 pg. Version: Presented in Bahasa Indonesia and English Publishes Address: Ministry of Industry Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 ISBN: ...............................................

iv

FOREWORD

Praise the Lord giving us His mercy and grace so

this Technical Guideline for Capacity Building of the Local/

Provincial Government within the framework of

Implementation of Energy Conservation and CO2 Emission

Reduction in Industrial Sector (Phase 1) can be finalized in

time.

This Technical Guideline is structured to enhance

knowledge in implementation of energy conservation and

reduction of CO2 emission in industrial sector and have

been discussed by governments, experts and practitioners.

It is expected that this Technical Guideline is useful

for the related parties, especially in building the capacity of

the local/provincial government to implement energy

conservation and reduction of CO2 emission. Finally, we

would like to thank all those who have participated in the

preparation of this guideline.

Jakarta, January 2011

Head of Agency for Industrial Policy,

Climate and Quality Assessment

Arryanto Sagala

v

TABLE OF CONTENT

FOREWORD …………………………………………………. iv TABLE OF CONTENT ………………………………………. v CHAPTER I INTRODUCTION …………………………. 1

1.1. Background ……………………………….. 1 1.2. Basic Concept ……………………………. 2 1.3. Objectives ………………………………… 2 1.4. Goals ………………………………………

3

CHAPTER II ORGANIZATION AND COORDINATION SYSTEM………………………….………

4

2.1. Component Involved …………………….. 4 2.2. Coordination System ……………………. 4 2.3. Tasks and Function of the Components .

5

CHAPTER III METHODOLOGY 9 3.1. Improvement of The Provincial

Government’s Human Resources Knowledge and Understanding on Energy Conservation and CO2 Emission Reduction in Industrial Sector …………

9 3.1.1. Activity Form …………………………….. 3.1.2. Participants ………………………………. 8 3.1.3. Facilitators ………………………………… 9 3.1.4. Workshop Materials ……………………… 9 3.1.5. Field Visit Materials ……………………… 11 3.1.6. Evaluation …………………………………. 11 3.1.7. Outputs …………………………………….

11

3.2. Development of Cooperation Between The Provincial Government and The Ministry of Industry in Managing Energy Conservation and CO2 Emission Reduction Program ……………………….

13 3.2.1. Activity Form ……………………………… 12 3.2.2. Participants ……………………………….. 12

vi

3.2.3. Implementation of Program …………….. 13 3.2.4. Output ……………………………………...

18

CHAPTER IV

4.1 4.2

BARRIERS AND SOLUTIONS IN LOCAL/PROVINCIAL GOVERNMENT CAPACITY BUILDING …………………... BARRIERS ………………………………... SOLUTION ………………………………...

19 19 20

CHAPTER V CLOSING REMARKS ……………………

21

REFERENCES ………………………………………………. 22

Page 1 of 22

CHAPTER I INTRODUCTION

1.1. Background

According to Act No. 30 year of 2009,

Local/Provincial Government has a strategic task and

responsibility on energy conservation. The responsibility

will need readiness of the Local/Provincial Government’s

human resources. Therefore, capacity in managing the

responsibility should be continuously strengthened for

gaining success in energy conservation.

The Local/Provincial Government must understand

the industrial activities, especially in the aspect of energy

consumption and CO2 emission that are produced.

Improper policy of the Local/Provincial Government

related to the inefficient use of energy in industry could

affect achievement of the Ministry of Industry program in

energy conservation. Therefore, the Ministry of Industry

should give sufficient support to the Local/Provincial

Government in improving its human resources capacity on

energy conservation and CO2 emission reduction in

industry. The capacity improvement will give mutual

benefits to the two parties.

Expected benefits for both parties are as follows:

1. Improvement on quality of planning, monitoring,

evaluation, and policy development in energy

conservation and CO2 emission reduction.

2. Improvement on capacity of the Local/Povincial

Government’s in developing partnership with related

stakeholders in energy conservation and CO2 emission

reduction.

Page 2 of 22

3. Improvement in managing energy conservation and

CO2 emission reduction by the support of the

Local/Provincial Government policies towards greater

success achievements.

4. Improvement of community access to get recent

information on energy conservation and CO2 emission

reduction.

1.2. Basic Concept

To improve the capacity of the Local/Provincial

Government’s human resources, the following knowledge

should be given :

1. Global climate change and its influence on human life.

2. Production process in various industry.

3. Energy management in industry.

4. Energy action team in industry.

5. Industrial feasibility study.

6. Energy audit in industry.

7. Management information system on energy

conservation and CO2 emission reduction at the

Ministry of Industry.

8. Interrelation of responsibility between the

Local/Provincial Government and the Ministry of

Industry in managing energy conservation and CO2

emission reduction.

1.3. Objectives

This technical guideline is intended to give

reference for the Government in building its capacity in

managing energy conservation and CO2 emission

reduction.

Page 3 of 22

1.4. Goals

Main goal of this technical guideline is a

realization of strong cooperation between the

Local/Provincial Government and the Ministry of

Industry in arranging integrated action plan,

monitoring, and evaluation of energy conservation and

CO2 emission reduction in industrial sector. Expected

achievements from the cooperation are as follows:

1. Availability of integrated program and activities

related to energy conservation and CO2 emission

reduction.

2. Realization of local governments cross-sectoral

coordination on energy conservation and CO2

emission reduction program.

3. Information bridging for policy development.

4. Availability coordination system in socialization of

energy conservation and CO2 emission reduction

policy at the local government level.

Page 4 of 22

CHAPTER II

ORGANIZATION AND COORDINATION SYSTEM

2.1. Component Involved

Considering complexity on energy

management, the local/provincial government

should be able to develop partnerships with

agencies involved in Energy Conservation and CO2

Emission Reductions, there are: the Ministry of

Industry, Ministry of Environment, Ministry of

Energy and Mineral Resources, the Local/Provincial

Government, Industry Association, and experts or

academics.

2.2. Coordination System

In organizing the cooperation, the provincial

government is to act as a leading body. The main

partners in this cooperation are the Ministry of

Industry and Ministry of Environment. Other

components are considered as a supporting

element for strengthening cooperation. Diagram of

coordination can be seen in the figure below.

Page 5 of 22

Figure 1. Local/Provincial Government Capacity Building

Coordination System in Energy Conservation and

CO2 Emission Reduction

2.3. Tasks and function of the components

Tasks and functions of each component can be

seen in the following table:

Table 1. Local/Provincial Government Capacity Building

Component in Energy Conservation and CO2

Emission Reduction

Component Task Function

a. The Ministry of

Energy and

Mineral

Resources

1. To socialize policy and

energy conserva-tion

program within its

responsibility

2. To help Local/Provincial

Government in

synergizing action plan

with the Ministry of

Energy and Mineral

Resources program.

To support the

Local/Provincial

Government in

relation to use

of energy

resources

policy

Page 6 of 22

b. The Ministry of

Environment

To help the Local/Provincial Government synergize the action plan with the Ministry of Environment program.

To support the

Local/Provincial

Government in

relation to

environment

policy

c. The Ministry of Industry

1. To socialize policy and

energy conservation and

CO2 emission reduction

program within its

responsibility

2. To help the

Local/Provincial

Government synergize

the action plan with the

Ministry of Environment

program

To support

the

Local/Provinci

al

Government

in strengthen

the industrial

area in its

province.

d. Local

governments

1. To socialize the

Local/Provincial

Government’s energy

conservation and CO2

emission re-duction to

industry community and

others within its territory

2. To integrate the

Local/Provincial

Government’energy

conservation and CO2

emission reduction

program in municipaly/

city development plan.

To support and

ensure proper

implementation

of the

Local/Provincial

Government’s

energy

conservation

and CO2

emission

reduction

program within

its territory.

e. Industry

Association

To socialize the

Local/Provincial

Government’s energy

conservation and CO2

To support and

ensure proper

implementation

of the

Page 7 of 22

emission reduction to

industry community

Local/Provincial

Government’s

energy

conservation

and CO2

emission

reduction

program within

its territory.

f. Experts and

Scientists

To give advice on technical

and technological aspects

for developing action plan

and its implementation.

To support

Local/Provincial

Government on

giving technical

and

technological

advice.

Page 8 of 22

CHAPTER III

METHODOLOGY

3.1. Improvement of The Local/Provincial Government’s

Human Resources Knowledge and Understanding

on Energy Conservation and CO2 Emission

Reduction in Industrial Sector

3.1.1. Activity form

Activities will comprise technical assistance,

workshops, and field trips. The workshop includes a

presentation by experts in accordance with the

material presented and Focus Group Discussion

(FGD) guided by facilitators. Site visits will be

conducted by bringing the participants to see and

learn industrial production processes.

Focus Group Discussion should be focused on

discussion about interrelation responsibilities of the

Local/Provincial Government and the Ministry of

Industry and cooperation system in the management

of energy conservation and CO2 emission. In doing

so, participants should be divided into groups to

discuss the matter in their respective groups and

results of the group discussion will be presented in a

plenary discussion.

3.1.2. Participants

Participants of this activity are the

Local/Provincial Government's human resources

whom their duties related to activities on regional

planning, environmental management, energy

resource management, industrial management,

Page 9 of 22

drafting regulations the Local/Provincial

Government, and provincial legislators.

3.1.3. Facilitators

Facilitators involved in this activity are experts at

Local/Provincial Government, Ministry of Industry,

Ministry of Energy and Mineral Resources, industry,

and experts from other competent institutions.

3.1.4. Workshop Material

Workshop materials and specific instructional

objectives are presented in the following table :

Table 2. Workshop Material in Energy

Conservation and CO2 Emission Reduction

Material Specific Intructional Objective

Climate change and

its influence on

human life.

Participants know and

understand impacts of climate

change on human life aspects.

Government policy

and program on

energy conservation

Participants aware of the

government policies and program

on energy conservation.

Production process in

various industries.

Participants know and

understand production process

and important units of process

subjected to energy conservation

and CO2 emission reduction

treatments.

Energy management

in industries.

Participants know and

understand energy management

system in industries.

Page 10 of 22

Energy action team in

industries.

Participants know and

understand task and

responsibility of energy action

team in industries.

Feasibility study on

industry.

Participants know and

understand development process

of feasibility study.

Energy Audit and

Carbon Audit in

Industry

Participants know and

understand the process of audit

energy and carbon audit.

Management

information system

on energy

conservation and

CO2 emission

reduction

implemented at the

Ministry of Industry.

Participants know and

understand management

information system on energy

conservation and CO2 emission

reduction implemented at the

Ministry of Industry

Interrelation of

responsibilities

between the

Local/Provincial

Government and the

Ministry of Industry in

management of

energy conservation

and CO2 emission

reduction.

Participants know and

understand the interrelation of

responsibilities between the

Local/Provincial Government and

the Ministry of Industry in

management of energy

conservation and CO2 emission

reduction.

Page 11 of 22

3.1.5. Field Visit Materials

Participants should be divided into several

groups and each group will be introduced in

industrial production processes at different units.

During the visit in the production process unit, the

participants in the group will get explanation about

the process and other matters related to energy

conservation and reduction of CO2 emission. After

the field visit each group will develop a report on his

visit and presenting the report in a plenary

discussion.

3.1.6. Evaluation

Pre test and post test method will be used for

evaluating the impact of activities on the participants’

knowledge and understanding.

3.1.7. Outputs

The outputs of this activity are:

1) Improvement of the participants’ knowledge and

understanding on climate change.

2) Improvement of the participants’ knowledge and

understanding on energy conservation and CO2

emission reduction programs.

3) Paper work of group discussions.

4) Program or proposed activities related to

Energy Conservation and CO2 Emission

Reduction.

Page 12 of 22

3.2. Development of cooperation between the Local/

Provincial Government and the Ministry of Industry

3.2.1. Activity Form

Workshops and socialization will be employed as

method in this activity. The workshop includes

presentation by experts from the Local/Provincial

Government and the Ministry of Industry. Focus

Group Discussion will arranged for giving

opportunities to all parties for conducting in-depth

discussion about cooperation between the

Local/Provincial Government and the Ministry of

Industry in developing integrated action plan by

considering respective tasks and responsibilities.

Tasks and responsibilities of Ministry of Environment

and the Ministry of Energy and Mineral

Resources/MEMR will also be accommodated.

Dissemination conducted to inform to public

about the action plan which be arranged by

Local/Provincial Government and Ministry of

Industry, and to increase public awareness of

benefits of action plan implementation for public.

3.2.2. Participants

Participants of this activity are:

1) Representatives of Local/Provincial

Government

2) Representatives from House of

Representatives

3) Representatives of Residence Government

in Province

4) Representatives of Ministry of Industry

Page 13 of 22

5) Representatives of MEMR

6) Representative of Industries

7) Representatives of Non Government

Organization

8) Expertise and Scientists

3.2.3. Implementation of program

A workshop is arranged to increase knowledge

and understanding regarding to:

1) General Planning on Local / Provincial

Development ( Local Government)

2) General Planning on Industrial Development

(ministry of Industry)

A focus group discussion is arranged to synchronize

the two parties perception in order to implement an

integrated action plan.

To provide an integrated action plan should follow

these steps:

1) To establish Energy Conservation Steering

Committee with membership of representatives

from Provincial and Local Governments.

Chairman of the Steering Committee is

the Governor. The Steering Committee establish

a Working Group (WG). The committee must

ensure that the same vision and clear goals to

be found and approved by all involved parties.

2) To establish a working group which will be the key

persons of the program planning and

implementation.

Page 14 of 22

a. Selection of the working group leader

will be based on :

A commitment to energy conservation

and CO2 emission reduction.

Competence and experience

Educational background

b. Membership of the working group

should consider:

Level and type of educational

background

Commitment for implementing energy

conservation and emission reduction.

3) To develop cooperation (partnership) between the

Steering Committee, Working Groups and

Industries.

Strong partnerships can share experiences,

resources, supports, and information needed in the

process. Considering that the climate change and

energy will affect all sectors, it is necessary to use

strong partnerships in facing these challenges. In

addition, national and international institutions

concerned in energy and climate change aspect

should be taken into account to seek possibility for

getting their support.

4) To develop synergy on visions, objectives, and

policies between central and provincial governments

with industries.

Page 15 of 22

The vision, objectives, policies, and action plans

determined by Local/Provincial Government should be

synergized with policy set by Central Government.

This is to ensure that the strategic action is relevant to

climate change mitigation and open possibilities to get

financial resources allocation from both sides and

other parties.

Regarding to how to find links that are relevant to

local government development programs and

programs of national and international institutions, the

following have to be taken into account:

1) Learn the short-term and long term programs of

both parties.

2) Make a list of energy-related policies and relevant

regulations.

3) Study and identify of the energy plan on an

agenda of global climate change and how it

connects with the institutions that can give

financial support.

4) A working Group has to plan the implementation of

energy conservation and CO2 emission reduction

in the industrial sector.

5) Working Group has to carry out mapping of energy

resources both fossil energy and renewable

energy, estimate of energy demand in the

transport sector, household, industrial and

commercial, and infrastructure investment and

review it specifically to obtain information focused

on energy consumption and green house gases

emission reduction.

Page 16 of 22

In relation to the matter above, it is

necessary to collect energy information that can

help to:

a) Identify the most potential sector of energy user

in the working area of the Local/Provincial

Government.

b) Evaluate the energy-consuming sector that

produces the highest CO2 and review priorities

for mitigation programs.

c) Identify non sustainable trends resulting from the

current market pressures, social conditions, and

government procedures, regulations, and

programs.

d) Identify organizations and partnership

mechanisms that are strategically could give

assistance in implementation of the program.

e) Provide basic data to evaluate and track the

progress of the region associated with the use of

energy and CO2 emission.

The draft plan at least includes the following

information :

a) Energy vision statement (in line with the vision of

regional development and Ministry of Industry,

Provincial Government)

b) Goals (related to the revelation of vision).

c) Targets (related to each goal).

d) Actions (to achieve the target).

e) Activities (existing and potential new activities to

be implemented).

Page 17 of 22

6) Working Group to build internal support and

public.

Building support is the most critical aspect in

planning efforts and participative involvement from

each party related to, community empowerment,

ownership, and participation is the key to an

effective plan.

There are several internal and external parties that

need to be involved to develop a better energy

conservation plan. Make a list of stakeholders that

they can obtain meaningful information. Keep in mind

that the organization does not determine a decision,

but the people who make the decisions, it is

necessary to focus on making personal connections.

This is not a short-term process, then the a good

relationship for the future should be take into account.

7) Working Group to implement the program.

At this stage, the working group may encounter

institutional capacity constraints in the

implementation and even funding problems to be

overcome could be occurred. The constraints must

be observed and used as consideration for the next

action plan.

8) Working Group to monitor and evaluate program.

Some things to do in this phase are as follows:

a) Measure the results and compare with targets

set.

b) Find the positive results to support the

sustainability of activities.

Page 18 of 22

c) Revise the plan by considering the real

conditions encountered.

9) Working Group to publish, communicate and

promote the benefits of the program.

Many ways can be used to publicize the benefits

of energy conservation activities. The mass media

can be an effective tool for doing publicity because

the media need information that may be of public

concern.

3.2.4. Output

Output of this activity is the drafting and

implementation of action plans that synergize the

activities of the Local/Provincial Government and

the Ministry of Industry in the management of

energy conservation and reduction of CO2

emission.

Page 19 of 22

CHAPTER IV

BARRIERS AND SOLUTIONS

IN LOCAL/ PROVINCIAL GOVERNMENT CAPACITY

BUILDING

4.1 BARRIERS

Possible barriers can be divided into 4 categories,

namely:

a) Information

The information could be outdated or incorrect

due to a rapid new developments in technology

or policy. Therefore, the information obtained

should be carefully examined.

b) Institutional

Local/Provincial government system can be

either rigid or reject the changes or risk; national

policies may be difficult to change at the local

level. Therefore, institutional barriers may be the

most difficult obstacles to overcome.

c) Personal

Some staffs may feel overworked, so feel

overwhelmed with the new challenges. They

need to be approached with a well so that

important things can be delivered or the required

information can be obtained from them.

d) Financial

Financial constraints are often very real, and

therefore very important to be able to quantify

and give reasons about the financial benefits

from the implementation of energy plans in

Page 20 of 22

saving money at a certain time. The situation is

very difficult if the Local/Provincial Government

finances are limited and do not get assistance

from the Central Government.

4.2 SOLUTION

All barriers could be solved if each

local/provincial government has a competent

task force responsible for the sustainability of

the implementation of energy conservation and

CO2 emission reduction in industry located in

related area.

Page 21 of 22

CHAPTER V

CLOSING REMARK

Increased knowledge and understanding of

human resources and the capability of the Local/

Provincial Government of common action plan

between the Local/Provincial Government and

Ministry of Industry can be expected to improve the

quality of management of energy conservation and

reduction of CO2 emission in the industrial sector.

Page 22 of 22

REFERENCES

Oregon Department of Energy. (2008). Community

Energy Planning Tool. Oregon Department of

Energy, Oregon.

Anonymous. (2009). Sustainable Urban Energy

Planning: A handbook for cities and town in

developing countries. Local Government for

Sustainability, UNEP and UN-Habitat.

Anonymous. (2009). Energy Aware Planning Guide.

California Energy Commission.

Galbright, L. (2010). Policy Discourse and Network in

Energy Planning. GreenBRIDGE Seminar, Oct

14, 2010.