Marhaban Ya Ramadhan Final

download Marhaban Ya Ramadhan Final

of 86

Transcript of Marhaban Ya Ramadhan Final

Marhaban Ya Ramadhan(Sebuah panduan ringkas menyambut Ied Dan Ramadhan)

Oleh : Ibnu Zulkifli As-Samarindy

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan.

KATA PENGANTAR

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah semata, dan aku bersaksi bahwa Muhammad bin Abdullah Shallallahu alaihi Wassallam adalah Hamba Allah dan utusannya. Segala puji ke hadirat Allah atas segala rahmat dan taufiknya kepada kami dengan telah menjadikan kami sebagai seorang muslim, dipahamkan sunnah dan dimudahkan dalam menuntut ilmu. Risalah ini adalah sebuah risalah ringkas tentang perkaraperkara yang terkait dengan Bulan Ramadhan, dengan tambahan sedikit mengenai bulan Syaban dan juga permasalahan Iedul Fitri yang notabene berada di ujung bulan Ramadhan. Kami berusaha sebisa mungkin menjadikannya ringkas dan padat, dengan tujuan agar mudah untuk dibawa kemana-mana walaupun tentunya tetap tidak meninggalkan sisi kelilmiahan sebuah risalah syari. Sebagaimana sesuatu yang sudah tidak asing lagi bahwa permasalahan fiqih tidak akan pernah lepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama. Dan dalam risalah ini tidak kami bahas secara lebar perbedaan pendapat tersebut, akan tetapi langsung kami nukil pendapat yang menurut kami adalah pendapat yang kuat dalam permasalahan tersebut serta para ulama yang menguatkannya. Hal ini untuk menghindari risalah ini menjadi risalah yang tebal dan rumit. Mudah-mudahan Allah berikan keberkahan pada risalah ringkas ini dan juga semoga dapat dimaklumi apabila terdapat2 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

kesalahan-kesalahan dan kelemahan. Pertama karena kami adalah seorang manusia biasa dan yang kedua kami hanya seorang penuntut ilmu kecil bukan seorang ustadz apalagi seorang ulama . Wallahu alam

Yang fakir di hadapan Rabbnya

Ibnu Zulkifli As-Samarindy

3

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN BULAN SYABAN

4

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Disunnahkan untuk memperbanyak melakukan puasa sunnah di bulan syaban akan tetapi tidak sampai berpuasa selama sebulan penuh, sebagaimana dalam hadits Aisyah Rhadiyallahu

anha :

Artinya : Rasulullah melakukan puasa (sunnah) sehingga

kami mengatakan, 'Beliau tidak pernah berbuka.' Dan, beliau berbuka (tidak berpuasa) sehingga kami mengatakan, 'Beliau tidak pernah berpuasa.' Maka tidaklah aku melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan (penuh) kecuali pada Ramadhan. Saya tidak melihat beliau berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada puasa dalam bulan Sya'ban. (HR. Bukhori No.1868 danMuslim No. 782) Tidak disunnahkan mendahului Ramadhan sehari atau dua hari sebelumnya melakukan puasa kecuali bagi yang memang memiliki Jadwal puasa, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah

Radhiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallambersabda :

Artinya : "Janganlah seseorang dari kalian mendahului bulan

Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang

5

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

yang memang berpuasa puasanya, maka berpuasalah hari itu."(HR. Bukhori No. 1914 dan Muslim 1082) Dan tidak disunnahkan menghidupkan malam pertengahan syaban dengan sholat-sholat dan dzikir khusus apalagi ditambah dengan melakukannya secara berjama ah di Mesjid . Semua hadits tentang keutaaman menghidupkan malam pertengahan Syaban tidak ada yang shohih dari Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam maupun dari para sahabatnya. Semuanya adalahhadits lemah dan tidak boleh mengamalkan hadits lemah atas pendapat yang shohih .1 Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shalallahu

alahi wassallam dan semua amalan ibadah yang tidak dibangundiatas petunjuk beliau maka amalan tersebut tertolak, Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Barangsiapa yang mengadakan suatu amalan dalam

urusan kami (agama) yang bukan darinya maka amalan itu tertolak (HR. Bukhori No.2697 dan Muslim No. 1718 Dari Aisyah Rhadiyallahu anhu)

1

Silahkan merujuk kitab Al-Manaarul Munif, Ibnul Qoyyim Al-Jauzi (hal. 49-50)

6

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN BULAN RAMADHAN

7

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

BEBERAPA KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Pada bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintupintu neraka dan dibelenggu setan-setan, sebagaimana

dikabarkan oleh Rasulullah Shalallahu alahi wassallam dalam hadits Abu Hurairah Rhadiyallahu anhu :

Artinya : 'Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu

langit (dalam satu riwayat: pintu-pintu surga) dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dirantai." (HR. Bukhori 1899Muslim 1079) Barangsiapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala Allah, akan diampuni dosadosanya yang telah lalu. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah

Rhadiyallahu anhu :

Artinya : Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan

dengan keimanan dan mengharapkan pahala Allah taala, akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhori No.1901 Muslim No. 760 )

8

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Umroh di bulan Ramadhan setara dengan Ibadah Haji, sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas, Rasulullah Shalallahu

alahi wassallam berkata kepada seorang wanita :

Artinya : Apabila tiba Bulan Ramadhan, berumrohlah. Karena

sesungguhnya umroh pada bulan itu setara dengan haji (HR.Muslim No. 1256) Pada bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana dalam firman Allah :

Artinya : Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al

Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) keselamatan hingga terbit fajar. (QS. Al-Qadr 1-5)

9

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

PUASA RAMADHAN

Makna puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan dengan diiringi niat dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari (Tafsir Al-Qurthubi, Surat Al-Baqarah : 183) Puasa Ramadhan wajib atas setiap Muslim, baligh, berakal, sedang tidak dalam safar dan mampu untuk berpuasa . Kewajiban ini berdasarkan Al-Quran , Sunnah dan Ijma. Dalil dari Al-Quran adalah firman Allah taala :

)381( )481( (185) Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas diwajibkan atas orang-orang

kamu berpuasa sebagaimana

sebelum kamu agar kamu bertakwa. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-

10

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (QS. Al-Baqarah : 183 -185)Dan dalil dari sunnah adalah hadits Ibnu Umar Radhiyallahu

anhuma, Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Islam dibangun diatas lima perkara, Tauhid kepada

Allah, Menegakkan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan Haji (HR. Bukhari No. 16 dan Muslim No. 8 )

11

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Adapun Ijma tentang masalah ini adalah Ijma Ummat yang jelas dan tidak diragukan lagi keabsahannya.Diantara yang menukil Ijma bahwa puasa Ramadhan adalah bagian dari Rukun islam adalah An-Nawawi dan Ibnu Abdil Baar. Wajibnya Niat Dalam Puasa Ramadhan Puasa tidak sah kecuali dengan niat, tidak ada bedanya antara puasa wajib maupun puasa sunnah. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama, bahkan Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (3/7) menukil Ijma dalam permasalahan ini, walapun yang benar terdapat perbedaan pendapat di dalamnya. Dan setiap amalan ibadah dibutuhkan padanya niat,

sebagaimana dalam hadits Umar Rhadiyallahu anhu ,Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam bersabda:

Artinya : Sesungguhnya setiap amalan berdasarkan niatnya (HR. Bukhori No. 6953 dan Muslim No. 1907) Dan niat letaknya di hati, dan tidak dilafadzkan. Tidak ada hadits yang shohih maupun lemah dari Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam maupun para sahabatnya mereka melafadzkan niatdengan lisannya dengan mengatakan Nawaitu (aku berniat) . (Lihat Zaadul Maad No. 1/196)) Wajib untuk menentukan niat berpuasa dalam puasa wajib (Ramadhan, kafaarat, Qadha, Nadzar) yaitu berkeyakinan bahwa dia akan berpuasa esok hari. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama, Madzhab Malik, As-Syafii , Ahmad dan Ishaq. Dan dikuatkan oleh

12

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Ibnu Qudamah dan An-Nawawi Rahimahumullah . Mereka berdalil dengan sabda Rasulullah Shalallahu alahi wassallam :

Artinya : Dan sesungguhnya untuk setiap insan adalah apa-

apa yang dia niatkan (HR. Bukhori No. 6953 dan Muslim No. 1907)Dan niat untuk puasa wajib seperti puasa Ramadhan harus diniatkan sejak malam hari sebelum fajar dan tidak cukup apabila diniatkan setelah fajar, ini adalah pendapat Mayoritas ulama, diantaranya Ahmad, Malik, As-Syafii dan pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Qudamah, Imam An-Nawawi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ash-Shonani dan Asy-Syaukani. Dan tidak cukup berniat pada awal Ramadhan untuk berniat berpuasa Ramadhan selama sebulan penuh, bahkan harus berniat untuk berpuasa setiap harinya . Ini adalah pendapat Mayoritas ulama diantaranya Imam Ahmad, As-Syafi i dan Abu Hanifah Karena antara puasa hari yang satu dengan hari lainnya adalah ibadah yang terpisah walaupun dilaksanakan secara bersambung. Dengan dalil apabila batal satu hari dalam Ramadhan tidak membatalkan puasanya sebulan penuh, berbeda apabila

seseorang batal pada satu rakaat dalam sholat maka batal seluruh sholatnya. Apabila seseorang yang sedang berpuasa berniat untuk membatalkan puasanya akan tetapi dia tidak menemukan sesuatu untuk membatalkan puasanya maka puasanya tetap batal. Karena disyaratkan dalam puasa adalah niat dalam seluruh pelaksanaan puasanya, dan saat dia telah membatalkan niatnya maka puasanya telah batal berdasarkan hadits :13 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Sesungguhnya setiap amalan berdasarkan niatnya

Dan sesungguhnya untuk setiap insan adalah apa-apa yang dia niatkan (HR. Bukhori No. 6953 dan Muslim No. 1907)Ini adalah pendapat Madzhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah dan pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Qudamah dan dikuatkan oleh As-Sadi dan Ibnu Utsaimin

BARANGSIAPA YANG MENEMUI FAJAR DALAM KEADAAN BERHADATS BESAR Barangsiapa yang menemui fajar dalam keadaan Junub atau selesai dari haid dan belum sempat mandi wajib , maka puasanya sah dan tetap dapat dilanjutkan. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama, bahkan setelah perbedaan pendapat yang terjadi pada zaman tabiin maka telah terjadi Ijma sebagaimana hal tersebut diinukil oleh Imam An-Nawawi Rahimahullah . Dan pendapat ini berdasarkan hadits Ummu Salamah dan Aisyah Rhadiyallahu

anhuma :

Artinya : Sesungguhnya Rasulullah menemui fajar dalam

keadaan Junub dari berhubungan dengan istrinya kemudian beliau mandi1109)

dan berpuasa (HR. Bukhori No. 1926 dan Muslim No.

14

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

SAHUR Sahur hukumnya sunnah berdasarkan Ijma sebagaimana dinukil oleh Ibnu Mundzir dan Ibnu Qudamah. Dan termasuk dari sunnah Rasulullah

Shalallahu

alahi

wassallam

adalah

mengakhirkan sahur hingga mendekati fajar, sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu :

. Artinya : Dari Zaid bin Tsabit, beliau berkata : Kami sahur

bersama nabi Shalallahu alahi wassallam kemudian beliau bangkit untuk sholat ". Aku (Anas bin Malik) bertanya :Berapa jarak waktu antara adzan dan sahur ? Zaid bin Tsabit menjawab : sekitar (bacaan) 50 ayat (HR. Bukhori 1921 Muslim 1907)

Sahur dapat dilaksanakan dengan apa pun dari segala jensi makanan dan minuman yang halal dan disunnahkan makan sahur dengan menggunakan kurma, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah Rhadiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam bersabda :

Artinya : Sebaik-baik sahurnya seorang mumin adalah

kurma (HR. Ibnu Hibban No. 883 dan Al-Baihaqi 4/236-237.Dishohihkan oleh Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah Silsilah Al-Ahadits As-Shohihah No 562) dalam

15

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan akhir waktu sahur adalah awal waktu puasa yaitu ketika terbitnya fajar shodiq (Fajar kedua). Diharamkan setelah terbitnya fajar kedua ini untuk makan, minum dan berhubungan badan. Ini adalah Madzhab As-Syafi i, Ahmad, Abu Hanifah, Malik, dan Mayoritas ulama dari kalangan para sahabat dan Tabiin Rahimahmuullah . Berdasarkan firman Allah taala :

Artinya : Dan makan minumlah hingga tampak bagimu

benangBaqarah :

putih187)

dari

benang

hitam

dari

fajar.

Kemudian

sempurnakanlah puasa

itu sampai (datang) malam" (QS. Al-

Dan termasuk dari perbuatan yang tidak ada asalnya dari Rasulullah Shalallahu alahi wassallam adalah perbuatan yang dilakukan sebagian kaum muslimin dengan menghentikan

makanan dan minuman beberapa saat sebelum datangnya fajar dalam rangka untuk berhati-hati, mereka mengistilahkannya dengan waktu Imsak (Menahan). Perbuatan ini tidak ada asalnya dari Rasulullah Shalallahu alahi wassallam dan para sahabatnya. (Fathul Bari Hadits No. 1957) Dan apabila telah terdengar adzan ketika seseorang sedang makan sahur dan di tangannya masih terdapat makanan atau minuman maka apabila dia mengetahui bahwa muadzin adalah orang yang benar-benar menjaga waktu-waktu sholat atau tidak bermudah-mudah dalam memajukannya. Maka tidak boleh bagi dia menyelesaikan makanan dan minuman yang ada di tangannya dan dia harus menghentikan sahurnya. Adapun hadits :16 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Apabila salah seorang dari kalaian mendengar

adzan dan tempat minum (gelas dll) ada di tangannya, maka janganlah dia meletakannya sampai dia menyelesaikan hajatnya darinyaHadits ini Dikeluarkan oleh Ahmad dan selainnya

disandarkan kepada Abu Hurairah Radhiyallahu anhu . Hadist ini lemah, disebutkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Al-Ilal (1/257) dari dua jalan. Jalan periwayatan pertama, ayah beliau (abu Hatim) menguatkan bahwa jalur ini Mauquf dan jalur yang kedua tidak shohih. Hadits ini juga dilemahkan oleh Al-Allamah Muqbil bin Hady Al-Wadi'i dan dicantumkan oleh beliau dalam kitab beliau

Ahadits Mualah (437)

BUKA PUASA Dan termasuk dari sunnah Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam adalah menyegerakan berbuka apabila telah yakinbahwa Matahari telah tenggelam dan tidak menunda-nundanya. Sebagaimana dalam hadits Sahl bin saad Rhadiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Manusia itu senantiasa dalam kebaikan selama

mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhori 1957 dan Muslim1098) Dan disunnahkan ketika berbuka puasa membaca doa :

17

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat,

dan telah ditetapkan pahala Insya Allah"(Hadits Ibnu Umar Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasai. Hadits ini dilemahkan oleh sebagian ulama. Adapun Al-Allamah AlAlbani Rahimahullah beliau menghasankan hadits ini . Silahkan merujuk Al-Irwaul Ghalil No. 920 dan Shohih Sunan Abi Dawud No. 2066) Disunnahkan berbuka puasa dengan kurma sebagaimana hadits yang datang dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu yang Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (3/164) :

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam berbuka

dengan kurma muda sebelum beliau sholat maghrib, apabila tidak ada kurma muda, maka dengan kurma, apabila tidak ada kurma maka beliau meneguk beberapa tegukan air (Hadits inidalam Aldihasankan oleh Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah

Irwaul Ghalil No. 922 juga dihasankan oleh Al-Allamah Muqbil binHady Al-Wadi'i dalam Jamius shohih 2/419) .

18

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

PERKARA-PERKARA YANG WAJIB DIHINDARI ORANG YANG BERPUASA Diharamkan bagi orang yang berpuasa untuk melakukan persaksian palsu, ghibah dan seluruh amalan kemaksiatan. Dan tidaklah yang dimaksud bahwa amalan-amalan ini tidak haram bagi yang tidak melakukan puasa melainkan yang dimaksud adalah ketika berpuasa lebih ditekankan lagi untuk

meninggalkannya, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah

Rhadiyallahu anhu . Rasulullah Shalallahu alahi wassallambersabda :

Artinya : 'Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata

dusta dan beramal dengannya, maka tidaklah Allah memilki kebutuhan dia meninggalkan makan dan minumya (HR. BukhoriNo. 6057) Apabila ada yang menganggunya dengan mengajak

bertengkar maka hendaknya dia bersabar dan mengatakan bahwa saya sedang berpuasa, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah

Rhadiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallambersabda :

Artinya : Jika ada seseorang yang mencaci makinya atau

memeranginya (mengajaknya bertengkar), maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.' (HR.Bukhori No. 1904 dan Muslim 1151, Dan ini adalah lafadz dalam shohih Muslim)

19

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

SEBAGIAN

PERKARA

PERKARA

YANG

DISUNNAHKAN

KETIKA RAMADHAN Disunnahkan pada bulan Ramadhan untuk memperbanyak membaca Al-Quran, merenunginya dan banyak beramal sholih seperti sedekah, sholat sunnah dll. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma :

Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah

orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Malaikat Jibril menemui beliau . Dan Malaikat Jibril menemui beliau pada setiap malam pada bulan Ramadan dan mengajarinya Al-Quran . Dan beliau adalah orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan melebihi angin yang berhembus (HR. Bukhori No. 6 Muslim No. 2308)Tetap disunnahkan untuk bersiwak walaupun sedang

berpuasa , ini adalah pendapat Abu Hanifah, Imam Malik dan dikuatkan oleh Imam Bukhori dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Berdasarkan keumuman hadits Abu Hurairah Rhadiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Seandainya tidak akan menimbulkan kesulitan atas

kaum muminin, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak sholat (HR. Bukhori No. 882 Muslim No.252)20 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Diperbolehkan bagi orang yang berpuasa menggunakan pasta gigi selama tidak sampai ke bagian dalam tubuh, ini adalah fatwa Ibnu Baaz , Ibnu Utsaimin dan Syaikh Al-Fauzan. Akan tetapi Ibnu Utsaimin Rahimahullah berpendapat bahwa yang lebih utama adalah tidak menggunakannya, karena

terkadang sampai ke bagian dalam , dalam keadaan seseorang tidak sadar . (Fatawa Ramadhan 2/494-497)

PEMBATAL-PEMBATAL PUASA 1. Makan, minum dan bersetubuh membatalkan puasa berdasarkan Al-Quran, Sunnah dan Ijma Dalil dari Al-Quran adalah , firman Alah taala :

Artinya : Dan makan minumlah hingga tampak bagimu

benangBaqarah :

putih187)

dari

benang

hitam

dari

fajar.

Kemudian

sempurnakanlah puasa

itu sampai (datang) malam" (QS. Al-

Dan dalil dari Sunnah, adalah sabda Rasulullah Shalallahu

alahi wassallam dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :

Artinya : Dia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya

disebabkan aku (HR. Bukhori 1894)

21

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan dinukil ijma dalam permasalahan ini oleh jumlah besar dari kalangan para ulama, diantaranya : Ibnu Hazm, Ibnul Mundzir dan Ibnu Qudamah Rahimahumullah. Tidak mengapa menelan ludah sendiri selama belum keluar dari mulut karena tidaklah ini dinamakan sebagai makan dan minum, serta tidak adanya dalil untuk mengatakan bahwa perbuatan ini membatalkan puasa . Barangsiapa yang lupa bahwa saat itu dia sedang berpuasa kemudian dia makan dan minum tanpa menyadarinya maka puasanya tidak batal dan puasanya sempurna serta hendaknya dia meneruskan puasanya, Ini adalah pendapat Mayoritas Ulama diantaranya adalah As-Syafii, Ahmad dan dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah Rahimahumullah . Dan dalilnya adalah hadits Abu Hurairah Radiyallahu' anhu , Rasulullah

Shalallahu

alahi

wassallam bersabda :

Artinya : "Barangsiapa yang lupa bahwa dia sedang

berpuasa, kemudian dia makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum. (HR. Bukhori No. 1933 danMuslim 1155) Begitu juga apabila lupa dan melakukan hubungan tubuh dalam keadaan sedang berpuasa maka puasanya tidak batal. Ini adalah pendapat Mujahid, Hasan Al-Bashri, A-SyafiI, Abu hanifah, Ishaq, Ibnu Mundzir dan pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Abdil

22

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Baar dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dan dalilnya adalah dalildalil dalam permasalahan makan dan minum dalam kedaan lupa. 2. Merokok adalah perkara yang termasuk membatalkan orang yang sedang berpuasa, ini adalah fatwa Ibnu Utsaimin

Rahimahullah . Karena orang yang merokok asapnya sampai kebagian dalam tubuhya sebagaimana sudah maklum bahwa orang yang merokok paru-parunya menghitam 3. Masturbasi atau Onani termasuk pembatal puasa , ini adalah pedapat Mayoritas ulama dan diantaranya adalah Imam Madzhab yang empat (Ahmad, Malik, As-Syafii dan Abu Hanifah), Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Baaz dan ibnu Utsaimin Rahimahumallah . karena orang yang melakukannya telah melanggar sesuatu yang harusnya ditinggalkan oleh orang yang berpuasa sebagaimana dalam hadits Qudsi.Allah berfirman :

Artinya : Dia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya

disebabkan aku (HR. Bukhori 1894 dari Abu Hurairah)4. Suntikan atau infus yang mengandung makanan

membatalkan puasa, dan apabila tidak mengandung makanan maka tidak membatalkan puasa. Ini adalah Fatwa Syaikh Ibnu Baaz , Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikh Al-Fauzan

Rahimahumullah.Barangsiapa yang membatalkan puasanya tanpa udzur yang diperbolehkan secara syariat baik dengan makan, minum ataupun

23

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

berhubungan badan maka wajib bagi dia untuk menahan dirinya dari segala sesuatu yang membatalkan pada sisa harinya tersebut sampai terbenamnya matahari, karena dia telah membatalkannya tanpa udzur sesuai syariat. Dinukilkan Ijma dalam permasalahan ini oleh Iman An-Nawawi dan Ibnu Qudamah, begitu pula difatwakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dalilnya adalah firman Allah :

Artinya : Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai

(datang) malam (QS. Al-Baqarah : 187)

PERKARA-PERKARA YANG BUKAN TERMASUK PEMBATALPEMBATAL PUASA Apabila ketika berkumur-kumur atau memasukkan air ke hidung kemudian air masuk kedalam tenggorokan secara tidak sengaja maka puasanya tidak menjadi batal. Ini adalah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Hasan Al-Bashri, Ibnu Hazm dan dan Ibnu Utsaimin Rahimahumullah. Berdasarkan firman Allah taala :

Artinya : Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang

kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang

24

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab : 5)Meletakkan sesuatu di mulut baik makanan atau selainnya apabila ada kebutuhan seperti Mencicipi masakan atau

mengunyahkan makanan untuk anak kecil tidak mengapa dan tidak membatalkan puasa, Ini adalah pendapat Ahmad, As-Syafii, dan Ibnu Hazm Rahimahumullah . Sebagaimana ibnu Abbas

Radhiyallahu anhuma mengatakan : Tidak mengapa mencicipi sayur atau sesuatu yang lain dalam keadaan puasa, selama tidak sampai ke tenggorokan"(Riwayat Bukhari secara mu'allaq Bab 25 Kitab As-Shiyam. Dihasankan oleh Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah dalam Al-

Irwaul Ghalil No.4/85)Dan tidak termasuk membatalkan puasa memasukkan obat melalui dubur, karena tidaklah ini dikatakan sebagai makan dan minum. Ini adalah pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Hazm, Ibnu Utsaimin, Ibnu Baaz dan satu riwayat dari pendapat Imam Malik Boleh menggunakan alat bantu pernapasan bagi yang mengalami penyakit sesak napas , karena bukanlah tergolong makan atau minum. ini adalah fatwa Ibnu Utsaimin. Apabila berpuasa mimpi maka bersenggama puasanya dalam keadaan sedang

tidak

batal

berdasarkan

Ijma,sebagaimana dinukil oleh Ibnu Abdil Baar, Imam An-Nawawi dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Hazm dan Al-Hafidz.

25

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Diperbolehkan mencium dan menyentuh

(memeluk) istri

ketika sedang berpuasa, dalilnya adalah hadits Aisyah :

Artinya : Aisyah Radiyallahu' anha berkata, : "Rasulullah

pernah mencium salah seorang istri beliau, sedangkan beliau berpuasa." Kemudian Aisyah Radhiyallahu anha tertawa (HR.Bukhori No. 1927 dan Muslim No. 1106) Akan tetapi disyaratkan bahwa dia mampu menguasai dirinya, adapun apabila dia menganggap bahwa dirinya tidak akan mampu menguasai dirinya sehingga akan berakhir dengan hubungan badan maka hal ini tidak diperbolehkan. Ini adalah pendapat As-Syafi i dan Ats-Tsauri Rahimahumallah .

Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radiyallahu' anha :

Artinya : Aisyah Radiyallahu' anha . berkata, : " Nabi

mencium dan menyentuh/memeluk (istri beliau) padahal beliau berpuasa Dan beliau adalah orang yang paling mampu diantara kalian sekalian dalam menguasai terhadap hasrat (seksual) nya."(HR. Bukhori No. 1927 dan Muslim No. 1106) Apabila mengecup dan mencium istri dengan niat sengaja untuk mengeluarkan mani atau madzi 2 , maka apabila keluar2

Madzi adalah cairan yang keluar dari kemaluan tanpa memancar, biasanya keluar apabila

seseorang sedang dalam syahwat yang tinggi baik ketika sedang mengkhayal ataupun ketika hendak memulai senggama.

26

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

maninya disebabkan perbuatannya tersebut maka puasanya batal. Ini adalah pendapat Imam As-Syaukani Rahimahullah . Berbekam tidak membatalkan puasa atas pendapat yang shohih, ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya adalah para sahabat yaitu : Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Ibnu Umar , Anas, Abu Said, Ummu Salamah. ini juga adalah pendapat Imam Malik, As-Syafii dan Abu Hanifah, Salah satu dalil pendapat ini adalah Hadits Ibnu Abbas Radiyallahu' anhuma :

Artinya : Sesungguhnya Nabi Shalallahu alahi wassallam

berbekam dalam keadaan beliau sedang berihram dan berbekam dalam keadaan beliau berpuasa (HR. Bukhori No. 1938)Dan tidak mengapa membasahi kepala dengan air, baik disebabkan panas ataupun haus. Sebagaimana Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam melakukannya ketika berpuasa.3Mimisan dari hidung dan darah yang keluar dari sela-sela gigi tidak membatalkan puasa dikarenakan tidak adanya dalil yang menyatakan bahwa hal tersebut membatalkan. Ini adalah

pendapat Madzhab Al-Hanabilah dan dikuatkan oleh Ibnu Baaz dan Ibnu Utsaimin Rahimahumullah

3

Dalam Al-Muwatha 1/196, dari Abu Bakar dari Sahabat yang tidak diketahui namanya

Radhiyallahu' anhuma. Dishohihkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady dalam Jamius Shohih 2/427

27

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Donor darah tidak membatalkan puasa atas pendapat yang shohih, sebagaimana berbekam tidak membatalkan puasa atas pendapat yang shohih. Akan tetapi sebagian ulama membuat

perincian apabila donor darah dengan jumlah yang banyak, maka puasanya menjadi batal. Dan ini adalah fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Ibnu Baaz dan Syaikh Al-Fauzan

Rahimahmuullah . Memakai celak boleh (mubah) bagi orang yang berpuasa, serta tidak pula makruh (dibenci). Ini adalah pendapat madzhab Imam As-Syafii dan pendapat Hasan Al-Bashri, An-NakhoI, AlAuzai, Abu Hanifah Dan Abu Tsaur dan Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah, Ibnu Utsaimin dan Ibnu Baaz Rahimahmuullah. Obat tetes telinga tidak membatalkan puasa. Ini adalah Madzhab Ibnu Hazm dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Baaz dan Ibnu Utsaimin

Rahimahumullah . Karena obat tetes telinga tidak sampai ketenggorokan tidak pula sampai ke perut. Begitu juga obat tetes hidung dan mata tidak membatalkan puasa . Ini adalah pendapat kebanyakkan ulama ahli hadits, pendapat ini juga dikuatkan Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim. Akan tetapi apabila obat tetes hidung sampai ke tenggorokan maka

Malik dan As-Syafi i menganggapnya sebagai sesuatu yang membatalkan. Muntah tidak membatalkan puasa baik sengaja maupun tidak sengaja dikarenakan tidak adanya dalil yang shohih dan jelas yang menyatakan tentang batalnya orang yang muntah. Dan ini

28

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

adalah pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Masud, dan Abu Hurairah , Ikrimah, Rabiah. Abu Hanifah, Imam Bukhori dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady, Ibnu Baaz dan Ibnu Utsaimin Rahimahumullah. Memasukkan air ke dalam hidung ketika berwudhu

diperbolehkan bagi yang sedang berpuasa akan tetapi tidak diperbolehkan melakukannya secara bersungguh-sungguh.

Sebagaimana dalam hadits Laqieth bin Shabroh Radiyallahu' anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya :

Bersungguh-sungguhlah

beristinsyaq

(memasukkan air ke hidung ketika berwudhu) kecuali engkau sedang dalam kedaan berpuasa (HR. Ahmad (17863, 16380) AnNasaI dalam Al-Mujtaba (87) Dishohihkan oleh Al-Allamah AlAlbani Rahimahullah dalam Shohih Sunan Abi Dawud dan

Dihasankan oleh Al-Allamah Muqbil bin Hady Al-Wadi'i dalam

Jamius shohih (2/424))

KAFARAT Wajib menunaikan kafarat (penghapus) bagi orang yang melakukan hubungan badan di siang hari dengan sengaja dalam keadaan dia sedang tidak safar, Ini adalah pendapat mayoritas ulama, dalilnya adalah hadits Abu Hurairah Radiyallahu' anhu :

29

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, "Ketika

kami sedang duduk-duduk di sisi Nabi, tiba-tiba seorang laki-laki datang kepada beliau. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, saya telah binasa.' Beliau bertanya, 'Ada apa denganmu?' dia berkata, 'Saya telah menyetubuhi istri saya padahal saya sedang berpuasa (pada bulan Ramadhan).' Rasulullah bersabda, 'Apakah kamu memiliki budak untuk kamu merdekakan ?' Dia menjawab, 'Tidak.' Beliau bertanya, 'Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturutturut?' Dia menjawab, 'Tidak mampu.' Beliau bersabda, 'Apakah kamu mampu memberi makan enam puluh orang miskin?' Ia menjawab, 'Tidak mampu.' Maka Nabi Shalallahu alahi wassallam duduk. Ketika kami dalam keadaan demikian, tiba-tiba dibawakan satu 'araq berisi kurma kepada Nabi. Dan Araq adalah Al-Miktal4 Beliau bertanya, 'Manakah orang yang bertanya tadi ? ' Orang itu menjawab,4

'Saya.'

Beliau

bersabda,

'Ambillah

ini

dan

15 sampai 20 Sha, (segera tiba pembahasannya Insya Allah pada pembahasan zakat fitrah)

30

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

sedekahkanlah.' Ia berkata kepada beliau, 'Apakah kepada orang yang lebih fakir dariku wahai Rasulullah ??. Demi Allah di antara dua batas kota (Madinah) tidak ada keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku.' Maka, Nabi tertawa sehingga tampak gigi taring beliau. Kemudian beliau bersabda, : Berikanlah kepada keluargamu kurma ini untuk dimakan (HR. Bukhori No 1936Muslim No.1111) Dan tdak wajib baginya mengganti puasanya yang batal tersebut. Ini adalah pendapat Ibnu Hazm, dan salah satu pendapat dari Imam As-Syafi i dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady Al-Wadi'i Rahimahullah . Karena dia telah

membatalkan puasanya dengan sengaja tanpa udzur yang diperbolehkan secara Syariat adapun yang wajib mengganti puasa adalah orang-orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasanya disebabkan udzur yang diperbolehkan secara syariat. Dan pada hadits ini pun Rasulullah Shalallahu alahi wassallam tidak memerintahkan sahabat tersebut untuk mengganti puasanya di hari yang lain. Dan kafaarat pada hadist dilaksanakan berdasarkan

kemampuan secara berurutan, yakni maknanya adalah apabila dia mampu berpuasa selama dua bulan maka tidak boleh dia memilih kafaarat untuk memberi makan orang enam puluh orang miskin . Ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya At-Tsauri, AsSyafi i, Al-AuzaiI, Satu riwayat dari Ahmad Dan pendapat ini dikuatkan oleh An-Nawawi, Ibnu Hajar dan As-Shonani

Rahimahumullah .

31

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan bagi sang istri tidak diwajibkan baginya kafaarat, cukup suaminya yang menunaikannya. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang baru saja lewat , Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam hanya memerintahkan suaminya untukmenunaikan kafaarat. Ini adalah pendapat Hasan Al-Bashri, AlAuza i, satu riwayat dari Ahmad, As-Syafi i, Ibnu Hazm dan pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady

RahimahumullahApabila sang wanita dipaksa untuk berhubungan badan dalam keadaan dia terpaksa , misalkan diancam apabila tidak melayani suaminya maka dia akan dicerai , maka selain tidak wajib baginya kafaarat maka tidak pula wajib atasnya untuk mengganti puasanya dan puasanya tetap sah, ini adalah yang tampak dari satu sisi madzhab Imam As-Syafii dan pendapat ini yang tampak dikuatkan oleh Ibnu Utsaimin Rahimahullah . Apabila mendatangi istrinya tidak pada farjinya hingga keluar mani, maka puasanya batal akan tetapi tidak perlu diwajibkan menunaikan kafaarat . Ini adalah pendapat As-Syafii, Abu Hanifah, satu riwayat dari Imam Ahmad dan pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Qudamah, Ibnu Utsaimin dan Ibnu Baaz Rahimahullah .

Karena perbuatan ini semisal dengan mencium istri dengan niat mengeluarkan mani hingga tidak bisa disamakan hukumnya dengan mendatangi istri pada farjinya. Dan tidak ada bedanya apakah melakukan hubungan badan dengan istri sendiri atau dengan cara berzina, semuanya

32

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

membatalkan puasa dan wajib untuk menunaikan kafaarat. Dinukil Ijma dalam permasalahan ini oleh An-Nawawi Rahimahullah . Bagi yang membatalkan puasanya dengan cara makan dan minum tanpa udzur yang diperbolehkan secara syariat maka tidak wajib menunaikan kafaarat, karena kafaarat dikhususkan bagi yang membatalkan puasanya dengan hubungan badan saja. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, Diantaranya adalah Syaikhul islam Ibnu Taimiyah , Said bin Zubair, Ibnu Sirin, Jabir bin Zayd, As-Syabi dan Qotadah Rahimahumullah Pendapat yang shohih bagi yang ingin menunaikan kaffarat dengan memberi makan orang miskin adalah memberi makan enam puluh orang miskin yang berbeda, tidak cukup memberi makan sepuluh orang miskin sebanyak enam kali atau memberi makan satu orang miskin sebanyak enam puluh kali. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama diantaranya Ahmad, As-Syafii, Ibnu Daqiqiel Ied dan dikuatkan pendapat ini oleh Ibnu Hazm dan AsySyinqithi Rahimahumullah. Dan Kafaarat kepada orang miskin ini harus sampai mengenyangkan mereka. Ini adalah pendapat Imam Ahmad dalam satu riwayat dan dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah , dan dinukil Ijma oleh Ibnu Hazm Rahimahumullah . Dan boleh dengan cara mengundang mereka makan hingga kenyang ataupun dengan cara memberikan bahan makanan kepada mereka.

33

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

MEREKA YANG DIBERI KERINGANAN BOLEH UNTUK TIDAK BERPUASA Orang yang sedang sakit diperbolehkan untuk tidak

berpuasa dan wajib baginya untuk menggantinya di hari-hari yang lain, akan tetapi dalam dua keadaan saja hal tersebut

diperbolehkan : Pertama : Sakitnya tersebut benar-benar menyebabkan dia tidak mampu berpuasa atau Kedua : Dia mampu berpuasa akan tetapi akan

mengakibatkan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya. Dalil diperbolehkannya orang yang sedang sakit untuk tidak berpuasa adalah firman Allah Taala :

Artinya : Barangsiapa di antara kamu hadir (sedang tidak

dalam safar) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.(QS. Al-Baqarah : 185) Adapun sakit-sakit ringan yang tidak meyebabkan kesulitan dan bahaya apabila si sakit berpuasa, maka tidak diperbolehkan

34

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

bagi dia untuk tidak berpuasa. Ini adalah pendapat As-Syafiiyah dan Al-Hanabilah Bagi orang orang yang sakit parah yang tidak diduga lagi akan sembuh (seperti koma) hukumnya sama dengan orang yang berusia lanjut yang tidak mampu untuk berpuasa (Insya Allah segera tiba pembahasannya) Akan tetapi apabila pada kemudian hari orang yang sakit yang tidak diduga akan sembuh tiba-tiba sembuh tanpa disangkasangka, maka wajib bagi dia untuk mengganti puasa yang dia tinggalkan tersebut. Ini adalah salah satu sisi pendapat Madzhab As-Syafiiyah dan Al-Hanabilah dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady Rahimahullah . berdasarkan keumumman firman Allah taala :

Artinya : Dan barangsiapa yang sakit diantara kalian atau

dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain (QS. Al-Baqarah : 184)Orang yang berusia lanjut yang tidak mampu untuk berpuasa, boleh baginya untuk tidak berpuasa berdasarkan ijma

sebagaimana dinukil oleh Ibnul Mundir, Ibnu Abdil Baar, AlQurthubi, dan Imam An-Nawawi Dan atas pendapat yang shohih tidak wajib bagi mereka untuk membayar fidyah. Ini adalah pendapat Malik, Ats-tsauri, Abu

35

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

tsaur, Al-Qosim Bin Muhmmad , Salim bin Abdullah, Ar-Rabiah dan dikuatkan oleh Ibnu Hazm dan Ibnu Abdil Baar

Rahimahumullah . Karena pada dasarnya puasa tidak wajib bagimereka sehingga fidyah pun tidak wajib bagi mereka. Sebagaimana orang yang tidak mampu untuk berdiri dalam sholat maka tidak wajib bagi mereka untuk berdiri. Allah berfirman :

Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan

sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah : 286)Dan Mayoritas ulama seperti As-Syafii, Ahmad, Ishaq, Abu Hanifah dan juga dari golongan para sahabat : Anas,Ibnu Abbas, Qois bin As-Saib dan Abu Hurairah berpendapat wajibnya membayar fidyah bagi orang berusia lanjut yang tidak mampu berpuasa. Fidyah adalah memberi makan setiap hari satu orang miskin . Dan telah shohih atsar bahwa Anas bin Malik

Radhiyallahu

anhu

setahun

atau

dua

tahun

sebelum

meninggalnya beliau, beliau tidak mampu untuk berpuasa maka beliau memberi makan orang miskin dengan roti dan dan daging (Riwayat dalam Shohih Bukhari, Kitab Tafsir) Dan apabila orang yang berusia lanjut tersebut mendapatkan kekuatan dan kemampuan untuk berpuasa, maka wajib bagi dia untuk mengganti puasa yang telah dia tinggalkan sebagaimana orang yang sakit.

36

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Barangsiapa yang merasa benar-benar kelaparan atau kehausan hingga ditakutkan akan menyebabkan kematian maka wajib bagi dia untuk membatalkan puasanya walaupun dia sedang dalam kedaan sehat dan tidak dalam perjalanan. Dan wajib bagi dia menggantinya di hari yang lain. Ini adalah pendapat Madzhab As-Syafi iyah sebagaimana dinukil An-Nawawi dan selainnya. Allah taala berfirman :

Artinya :

Dan

janganlah

kamu

membunuh

dirimu,

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS. AnNisa : 29) Boleh bagi orang yang sedang safar untuk tidak berpuasa dan wajib baginya untuk mengganti di hari yang lain , Allah berfirman :

Artinya : Barangsiapa di antara kamu hadir (sedang tidak

dalam safar) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.(QS. Al-Baqarah : 185)

37

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan batasan sebuah perjalanan dinamakan sebuah safar atau tidak, dikembalikan kepada adat dan kebiasaan yang maruf di tengah kalangan manusia yang adil, apabila sebuah perjalanan dari satu tempat ke tempat tertentu mereka menganggapnya sebagai sebuah safar maka berlakulah hukum-hukum safar. Dan boleh bagi orang yang safar untuk berpuasa ini adalah pendapat mayoritas ulama dan Imam madzhab yang empat. Salah satu dalilnya adalah hadits Anas, Jabir dan Abu Said

Radhiyallahu anhum. Anas bin Malik Radhiyallahu anhu berkata :

Artinya : " Kami melakukan safar bersama Nabi Shalallahu

alahi wassallam , maka tidaklah yang sedang berpuasa mencela orang yang tidak berpuasa, dan tidaklah orang yang tidak berpuasa tidak mencela orang yang berpuasa." ( HR. Muslim1116-1118 dan Hadits Anas Riwayat Bukhori 1947). Dan bagi yang mampu untuk berpuasa ketika safar lebih utama bagi dia untuk melakukannya selama hal tersebut tidak memberatkan dirinya, ini adalah pendapat mayoritas ulama seperti Malik, As-Syafii dan pendapat ini dikuatkan oleh Imam An-Nawawi dan Ibnu Hajar. Salah satu dalilnya adalah Hadits Abu Darda Radhiyallahu

anhu :

38

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Kami melakukan safar bersama Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam pada bulan Ramadhan di tengah panas yang terik sampai-sampai seorang laki-laki meletakkan tangannya diatas kepalanya disebabkan panas yang terik tersebut dan tidak ada yang berpuasa diantara kami kecuali Rasulullah Shalallahu alahi wassallam dan ibnu Rowahah (HR.Bukhori No.1945 dan Muslim No.1912) Dan bukan termasuk dari sebuah amalan kebaikan berpuasa ketika safar yang menyebabkan kesusahan dan keberatan, sebagaimana hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu :

.( : ) (. : : ) Artinya : " Rasulullah dalam safar , maka beliau melihat

kerumunan dan seorang laki-laki yang sedang dinaungi. Beliau bertanya, 'Apakah ini?' Mereka menjawab, 'Seseorang yang sedang berpuasa.' Maka, beliau bersabda, 'Tidak termasuk kebaikan berpuasa dalam safar.' ( HR. Bukhori 1946)Dan bagi yang hendak melakukan safar tidak boleh berniat membatalkan puasanya sejak malam hari, karena safar terjadi bukan karena niatnya akan tetapi ketika bangkit berangkat safar.

39

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dinukil Ijma permasalahan ini oleh Ibnu Abdil Baar dan juga oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya (2/278). Wanita yang sedang hamil dan menyusui apabila ditakutkan akan berpengaruh buruk terhadap janin atau bayinya atau juga terhadap sang ibu sendiri maka boleh baginya untuk tidak berpuasa dan wajib untuk menggantinya di hari-hari yang lain serta tidak diwajibkan membayar fidyah. Ini adalah pendapat Hasan Al-Bashri, Atha, Az-Zuhri, Al-Auza i, Abu Hanifah, AtThabari, Abu Tsaur, Al-Laits, dan pendapat ini dikuatkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady, Ibnu Baaz dan Ibnu Utsaimin

Rahimahumullah .Bahkan dinukil Ijma oleh Ibnu Qudamah dalampermasalahan ini. Dalilnya adalah hadits Anas bin Malik Al-Kabi Radhiyallahu

anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya :

Sesungguhnya

Allah

meletakkan

(tidak

membebani) kepada orang yang sedang melakukan safar untuk berpuasa dan setengah sholat serta tidak membebani (wanita) yang hamil dan yang sedang menyusui untuk berpuasa (HR AbuDawud (2408) dan At-Tirmidzi 715, dishohihkan Al-Allamah Muqbil bin Hady Al-Wadi'i dalam Shohihul Musnad No. 127) Dan diharamkan bagi wanita yang sedang berhaid dan nifas melakukan puasa, apabila dia melakukan puasa maka puasanya tidak sah dan tidak teranggap berdasarkan Ijma. Dinukilkan Ijma

40

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

ini oleh Imam An-Nawawi, Ibnu Hazm, Ibnu Qudamah dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dan wajib bagi mereka untuk mengganti puasa-puasa yang mereka tinggalkan di hari-hari yang lain, sebagaimana hadits aisyah Radhiyallahu anhu ketika beliau menjawab pertanyaan seorang wanita tentang wanita yang sedang haid :

Artinya Sesungguhnya hal itu (haid) menimpa kami (kami

alami), maka kami diperintah untuk mengganti puasa dan kami tidak diperintah untuk mengganti sholat (HR. Bukhori No. 321Muslim No. 335) Dan apabila darah wanita yang haid atau sedang nifas berhenti keluar pada siang hari di bulan Ramadhan maka tidak wajib baginya untuk menahan dirinya dari segala sesuatu yang membatalkan hingga terbenamnya matahari. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama diantaranya Malik, As-Syafii dan satu riwayat dari Ahmad. Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (3/368) menyebutkan bahwa diriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa tidak mengapa seorang wanita meminum obat penghalang haid apabila obat tersebut telah dikenal . Para ulama juga menyaratkan bahwa obat terebut tidak membawa efek samping yang berbahaya bagi wanita tersebut. Dan apabila haidnya terpotong atau tidak datang disebabkan obat tersebut maka boleh bagi dia untuk berpuasa dan berhaji sebagaimana biasa.

41

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Orang gila tidak diwajibkan berpuasa berdasarkan Assunnah dan Ijma . Sebagaimana dinukil oleh para ulama , salah satunya oleh Imam An-Nawawi, sehingga walinya tidak boleh memaksanya untuk berpuasa. Apabila sembuh dari gilanya maka tidak diwajibkan untuk mengganti puasa yang tidak dia kerjakan selama dia gila . Ini adalah pendapat Mayoritas ulama. Begitu juga anak kecil . mereka tidak diwajibkan untuk berpuasa berdasarkan ijma yang dinukil oleh Imam An-Nawawi. Ijma ini hanya memperkuat dalil yang telah datang bahwa orang gila dan anak kecil tidak dibebani syariat sebagaimana dalam Hadits Aisyah bahwa bersabda : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam

Artinya : Pena (Syariat) diangkat dari tiga golongan : Orang

tidur hingga terjaga, anak kecil hingga besar (baligh) dan orang gila hingga berakal (HR. Ibnu Majah 2041 Dishohihkan Oleh AlAllamah Al-Albani Rahimahullah dalam Al-Irwaul Ghalil No. 297) Akan berpuasa tetapi disunnahkan latihan untuk apabila mengajari mereka anak-anak mampu

sebagai

melaksanakannya. Ini adalah pendapat Ibnu Sirin, Az-zuhri dan As-Syafi i, sebagaimana dalam hadits Rubayyi Bintu Muawidz

Radhiyallahu anha :

42 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Dan kami mengajari anak-anak kami berpuasa,

dan kami buatkan utuk mereka mainan dari kain wol yang diwarnai, maka apabila salah seorang dari mereka menangis puasa (HR. Bukhori No. 1960 dan Muslim No. 1136)Mujahidin yang sedang berhadapan dengan musuh

karena

makanan (lapar) kami memberikan mainan itu itu sampai berbuka

diperbolehkan bagi mereka untuk tidak berpuasa walaupun sedang berada di daerah sendiri dan tidak dalam keadaan safar. Ini adalah pendapat Ibnu Taimiyah. Berdasarkan hadits Abu Said

Radhiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi wassallam :

Artinya : Sesungguhnya kalian telah dekat dengan musuh

kalian dan berbuka lebih kuat untuk kalian (HR. Muslim No. 1120)Barangsiapa yang dengan sengaja tidak berpuasa atau membatalkan puasanya di bulan Ramadhan tanpa udzur yang syari yang telah disebutkan maka tidak wajib menggantinya di hari-hari yang lain dan wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah atas kemaksiatan yang telah dia lakukan. Ini adalah pendapat Ibnu Masud dan Abu Hurairah dan pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Hazm dan Syaikh Muqbil bin Hady. Hal ini dikarenakan Allah telah menetapkan puasa-puasa tersebut pada hari-hari yang telah dtentukan yakni pada bulan Ramadhan maka barangsiapa yang tidak mengerjakannya pada waktu-waktu yang telah ditentukan Allah tanpa udzur yang syari

43

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

maka dia telah melanggar batasan-batasan Allah dan tidak cukup walaupun dia menggantinya pada hari yang lain. QODHO (MENGGANTI) PUASA Qadha (mengganti) puasa bgi yang memiliki hutang puasa tidak wajib dilaksanakan secara berurutan dan boleh dilakukan secara terpisah. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama diantaranya dari kalangan para sahabat yaitu Muadz, Anas bin Malik, Abu Hurairah ,Ibnu Abbas dan dari Tabiin adalah Said Bin Zubair, Mujahid, Hasan Al-Bashri dan pendapat ini dikuatkan oleh Imam Bukhori, Syaikh Muqbil bin Hady dan Ibnu Utsaimin. Akan tetapi tidak ada perbedaan pendapat di kalangan mereka bahwa lebih utama apabila dilaksanakan secara berurutan. Boleh menunda Qadha dengan syarat tidak sampai

memasuki Ramadhan berikutnya, ini adalah pendapat mayoritas ulama. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

Artinya : Aisyah Radhiyallahu anha berkata, "Aku memiliki

tanggungan (hutang) puasa Ramadhan, dan aku tidak dapat mengqadhanya melainkan di bulan Sya'ban (HR. Bukhori No.1959 dan Muslim No. 1146) Barangsiapa yang meninggal dan masih memiliki

tanggungan (hutang) puasa wajib, baik itu puasa nadzar, puasa kafaarat atau hutang dari puasa Ramadhan maka walinya berpuasa untuknya. Ini adalah pendapat ulama-ulama ahli hadits,

44

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Abu Tsaur dan Al-Auzai. Pendapat ini juga yang dikuatkan oleh Al-Baihaqi,Ibnu Hazm, Ibnu Hajar, As-Shanani, Syaikh Muqbil bin Hady dan Ibnu hadits Utsaimin Aisyah

Rahimahumullah

.Berdasarkan

keumumman bersabda :

Rhadiyallahu anha, Rasulullah

Artinya : "Barangsiapa yang meninggal sedang ia masih

menanggung kewajiban puasa, maka walinya berpuasa untuknya."(HR. Bukhori No. 1952 dan Muslim No. 1147) Akan tetapi hukumnya bagi sang wali tidaklah wajib, Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Diantaranya adalah Ibnu Utsaimin Rahimahullah, beliau berdalil dengan firman Allah taala :

Artinya : Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul

dosa orang lain (QS. Al-Anam : 164)Wali yang dimaksud dalam hadits ini adalah seluruh kerabat, baik ahli waris maupun bukan. Ini adalah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Hajar Rahimahullah . Dan ini adalah hukum bagi yang meninggal dalam keadaan mampu untuk berpuasa dan belum menunaikan kewajibannya hingga dia meninggal , seperti wanita yang memilki hutang puasa dari Ramadhan karena haid atau nifas kemudian dia belum menunaikannya hingga dia meninggal. Maka berpuasa untuknya walinya.45 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Adapun bagi yang meninggal dalam keadaan tidak mampu untuk berpuasa seperti seseorang yang sakit parah mulai awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan yang berakhir dengan kematian maka tidak perlu bagi walinya untuk berpuasa baginya dan tidak wajib juga memberi makan orang miskin. Ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya adalah Al-Baihaqi dan AnNawawi. Berbeda halnya ketika seseorang yang sakit parah tidak berpuasa sejak awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan , kemudian dia sembuh dari penyakitnya pada awal syawal dan dia menunda melaksanakan kewajiban puasa yang dia tinggalkan pada bulan Ramadhan. Kemudian pada bulan dzulqodah dia meninggal dalam keadaan sehat. Maka dalam keadaan seperrti ini walinya berpuasa untuknya atas hutang puasa yang belum dia tunaikan. Dan sebagian kaum muslimin banyak yang salah paham terhadap hadits ini, ditemukan di tengah kaum muslimin apabila ada seseorang yang meninggal pada pertengahan Ramadhan, maka sang wali menganggap bahwa yang meninggal memiliki hutang puasa dari pertengahan Ramadhan hingga akhir

Ramadhan. Dan ini tidak benar, karena sejak pertengahan Ramadhan orang yang meninggal tersebut tidak lagi dibebani syariat karena telah meninggal sehingga tidaklah dia memiliki tanggungan atau hutang yang harus ditunaikan oleh walinya. Dan boleh bagi selain walinya untuk membayarkan hutang puasa bagi yang meninggal sehingga tidak terkhusus pada walinya

46

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

saja. Ini adalah yang tampak dari pendapat Imam Bukhori. Dikarenakan Rasulullah

Shalallahu

alahi

wassallam

memisalkannya dengan hutang dan sebagaimana sudah maklum bahwa hutang bisa dibayar oleh karib kerabat yang memiliki hutang ataupun selain karib kerabatnya. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas Rhadiyallahu anhuma, beliau Shalallahu alahi

wassallam memisalkannya dengan hutang.

: Artinya : "Seorang wanita datang kepada Nabi Shalallahu

alahi wassallam . Dia berkata, sesungguhnya ibuku meninggal, sedang dia masih mempunyai kewajiban puasa satu bulan . Maka Rasulullah berkata : Apa pandanganmu apabila ibumu memiliki hutang apakah engkau akan membayarnya ?? wanita itu menjawab :Ya Beliau bersabda,: maka , hutang kepada Allah itu lebih berhak untuk ditunaikan." (HR. Bukhori No. 1953 dan MuslimNo. 1148 . Dan Ini adalah lafadz dalam shohih Muslim )

47

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

TARAWIH Sunnah Rasulullah Shalallahu alahi wassallam dalam sholat tarawih di bulan Ramadhan adalah sebanyak 11 rakaat,

sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

Artinya : Tidaklah Rasulullah Shalallahu alahi wassallam

menambah pada Ramadhan atau selain bulan Ramadhan dari 11 rakaat (sholat malam) (HR. Bukhori No. 1147 dan Muslim No.738) Dan dalam riwayat yang lain beliau (Aisyah Radhiyallahu

anha) berkata :

.

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam sholat pada

malam hari 13 Rakaat termasuk di dalamnya sholat witir dan dua rakaat Sholat Fajar (HR. Bukhari No. 1140)Begitu juga yang memperkuat pendapat ini adalah perintah Umar bin khatab ketika menghidupkan kembali sunnah Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam dalam tarawih berjamaah , beliaumemerintahkan untuk ditegakkan dengan sebelas rakaat. Sebagaimana dalam Muwatha Malik (1/115) :

48

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Umar bin Khatab memerintahkan Ubay bin Kaab

dan Tamim Ad-Daari untuk mengimami manusia dengan sebelas rakaat(Dishohihkan oleh Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah dalam Sholat tarawih 1/63) Dan disunnahkan untuk melakukan sholat tarawih secara berjamaah. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Karena pada awalnya Rasulullah Shalallahu alahi wassallam melakukannya secara berjamaah kemudian beliau meninggalkannya karena beliau khawatiir akan diwajibkan atas umatnya. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha:

. Artinya :

Sesungguhnya

Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam sholat di Mesjid pada satu malam maka sholat bersama beliau manusia (para sahabat), kemudian beliau sholat pada malam berikutnya maka manusia semakin banyak, kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau keempat. Maka Rasulullah Shalallahu alahi wassallam tidak keluar kepada mereka dan ketika shubuh beliau berkata : Sungguh aku telah

49

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

melihat apa yang kalian kerjakan maka tidak ada yang menghalangiku untuk keluar kepada kalian kecuali aku khawatir akan diwajibkan kepada kalian Dan saat itu adalah bulan Ramadhan (HR. Bukhori No. 1129 dan Muslim No. 761)Dan kini Rasulullah Shalallahu alahi wassallam telah wafat dan wahyu telah terputus, yakni maknanya hukum syariat telah telah tetap dan tidak akan berubah sehingga tidak perlu lagi ditakutkan bahwa sholat tarawih akan menjadi wajib bagi kaum muslimin. Sehingga sholat tarawih secara berjamaah menjadi sunnah yang harus dihidupkan sebagaimana Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam memulai sunnah ini untuk pertama kali.Dan kemudian sunnah sholat tarawih berjamaah ini dihidupkan kembali oleh Umar Bin Khatab Radhiyallahu anhu .5 Dan

dalam hadits yang shohih, Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam bersabda :

Artinya : Sesungguhnya Seorang laki-laki apabila dia sholat

bersama Imam sampai (imam) pergi (selesai) , maka dihitung baginya sholat satu malam penuh (HR. Abu Dawud 1375 DariAbu Dzar Rhadiyallahu anhu, Dishohihkan oleh Al-Allamah AlAlbani Rahimahullah dalam Al-Irwaul Ghalil No. 447) Berikut beberapa cara pelaksanaan Sholat malam

Rasulullah Shalallahu alahi wassallam atau yang di bulan Ramadhan dikenal dengan sholat tarawih :5

Riwayat Bukhari No. 1906

50

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Pertama : Dilaksanakan dua rakaat , dua rakaat dan terakhir ditutup dengan sholat witir satu rakaat. Tata cara inilah yang menurut ulama yang lebih diutamakan untuk sering dikerjakan sebagaimana Rasulullah Shalallahu alahi wassallam sering mengerjakannya dengan tata cara seperti ini. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma , Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam bersabda tentang sholat malam.

Artinya : Dua rakaat - dua rakaat , maka apabila ditakutkan

subuh akan segera tiba maka berwitirlah dengan satu rakaat . Maka itu telah menjadi witir untukmu atas segala yang telah engkau kerjakan (sholat) (HR. Bukhori No. 473 dan Muslim No.749) Kedua : Sholat empat rakaat dengan sekali salam, kemudian empat rakaat dengan sekali salam kemudian sholat witir dengan 3 rakaat. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu

anha :

Artinya : Beliau sholat empat rakaat, maka janganlah

engkau bertanya tentang bagus dan panjang sholat (tersebut). Kemudian beliau sholat empat rakaat, maka janganlah engkau bertanya tentang bagus dan panjang sholat (tersebut) kemudian

51

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

beliau sholat tiga rakaat (HR. Bukhori No. 1147 dan Muslim No.738) Apabila hendak melakukan sholat witir 3 rakaat maka yang lebih utama adalah melakukannya dengan cara sholat dua rakaat kemudian salam kemudian menyelesaikannya dengan satu rakaat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, adapun apabila langsung mengerjakannya tiga rakaat dengan sekali salam maka tidak mengapa. Dan termasuk dari sunnah Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam setelah membaca Al-Fatihah pada tiga rakaat witirmaka membaca Surat Al-Ala kemudian pada rakaat kedua Surat

Al-Kafirun dan pada rakaat ketiga Surat Al-Ikhlas. Sebagaimanadalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma :

Artinya : Rasulullah membaca pada sholat witir kemudian

dan Ini dishohihkan oleh

Hadits

Al-Allamah

Al-Albani

Rahimahullah dalam Shohih Sunan Ibnu Majah No. 1172Ada beberapa tata cara sholat malam Rasulullah Shalallahu

alahi wassallam yang belum disebutkan disini, dan disebutkandisini dua tata cara saja secara ringkas.

52

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan

disunnahkan

untuk

memperpanjang

sholat

sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

Artinya : Beliau sholat empat rakaat, maka janganlah

engkau bertanya tentang bagus dan panjang sholat (tersebut). Kemudian beliau sholat empat rakaat, maka janganlah engkau bertanya tentang bagus dan panjang sholat (tersebut) kemudian beliau sholat tiga rakaat (HR. Bukhori No. 1147 dan Muslim No.738) Akan tetapi bagi yang menjadi Imam bagi kaum muslimin hendaknya memperhatikan yang sholat di belakangnya, jangan mengukur berdasarkan kemampuan diri sendiri. Berdasarkan hadits Abu Hurairah , Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Apabila salah seorang kalian sholat untuk manusia

(menjadi Imam) maka ringankanlah karena sesungguhnya diantara mereka ada orang-orang yang lemah,orang sakit dan orang lanjut usia. Dan apabila salah seorang dari kalian sholat untuk dirinya sendiri maka panjangkanlah sesuai keinginannya (HR. BukhoriNo. 703)

53

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan disunnahkan memulai dengan dua rakaat yang ringan (pendek) sebagaimana dalam hadits Aisyah :

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam apabila

sholat pada malam hari beliau memulai sholatnya dengan dua rakaat yang ringan (HR. Muslim No. 767)

54

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

ITIKAF Itikaf secara syariat maknanya adalah berdiam diri di mesjid yang dilakukan oleh Individu tertentu dengan cara-cara yang khusus dengan diiringi niat. Hukum Itikaf adalah Mustahabah berdasarkan Al-Quran, Sunnah dan Ijma. Sebagaimana firman Allah taala :

Artinya : Dan janganlah kamu menyentuh mereka, sedang

kamu beri'tikaf dalam mesjid. (QS. Al-Baqarah : 187)Serta dari sunnah sebagaimana dalam hadits Aisyah, Ibnu Umar dan Abu Said Radhiyallahu anhum :

Artinya : "Rasulullah Shalallahu alahi wassallam biasa

melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan." (Mutaffaqun Alaihi)Dan dinukilkan Ijma tentang mustahabnya Itikaf kecuali bagi yang bernadzar untuk melakukan Itikaf maka hukumnya menjadi wajib baginya untuk menunaikannya. Diantara yang menukilkan ijma dalam permasalahan ini diantaranya : Ibnul Mundzir, Ibnu Qudamah dan An-Nawawi dan Ibnu Abdil Baar. Adapun Itikaf nadzar maka wajib untuk ditunaikan sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma :

55

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Ketika kami tiba dari perang Hunain, Umar

bertanya kepada nabi Shalallahu alahi wassallam tentang nadzar, Dia (umar) telah bernadzar ketika masa Jahiliyah untuk melakukan Itikaf , Maka nabi Shalallahu alahi wassallam merintahkan kepada Umar untuk menunaikannya (HR. Bukhori No. 4320 dan MuslimNo. 1646) Diperbolehkan untuk tidak menyempurnakan Itikaf,

maknanya apabila seseorang berniat untuk beritikaf selama sepuluh hari kemudian pada hari ketiga dia membatalkannya maka tidak ada dosa baginya. Ini adalah pendapat Imam Ahmad dan Imam As-Syafi i. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam telah membatalkan Itikafnya pada bulan Ramadhandan kemudian bertikaf pada bulan Syawal. Sebagaimana dalam hadits Aisyah :

Artinya : "Nabi beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan

Ramadhan. Maka, aku membuatkan untuk beliau sebuah tenda.56 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Setelah shalat subuh, beliau masuk ke dalam tenda itu.Kemudian Hafshah meminta izin kepada Aisyah untuk membuat sebuah tenda pula, maka Aisyah mengizinkannya. Kemudian Hafshah membuat tenda. Ketika Zainab binti Jahsy melihat tenda itu, maka ia membuat tenda yang lain. Ketika hari telah subuh, Nabi melihat tenda-tenda itu Lalu, Nabi bertanya, ' apa ini?' Maka, beliau diberitahu Lalu, Nabi bersabda, Bagaimanakah sebaiknya menurut pikiran kamu mengenai mereka? ' Lalu, beliau menghentikan i'tikafnya dalam bulan itu. Kemudian beliau beri'tikaf pada sepuluh hari (terakhir) bulan Syawal." (HR. Bukhori No. 2033 Muslim No.1173) Dan boleh melakukan Itikaf di luar bulan Ramadhan sebagaimana Rasulullah Shalallahu alahi wassallam dalam hadits ini melakukan Itikaf di bulan Syawal. Dan tidak disyaratkan harus berpuasa ketika melakukannya kecuali apabila dia bernadzar untuk melakukan Itikaf dalam keadaan berpuasa . Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Musaayib, Umar Bin Abdul Aziz, AsSyafii,Ibnul Mundzir,Ishaq dan satu riwayat yang terkenal dari Ahmad Rahimahumumullah . Disyaratkan beritikaf pada mesjid-mesjid yang ditegakkan padanya sholat Jamaah sehingga tidak perlu keluar dari mesjidnya tempat beritikaf untuk menghadiri Sholat Jamaah. Ini Adalah pendapat Abu Hanifah, Ahmad dan Ishaq dan Abu Tsaur

Rahimahumullah .Dan bagi para wanita tidak sah melakukan Itikaf kecuali di mesjid sehingga tidak boleh melakukannya di dalam rumah atau

57

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

kamar, ini adalah pendapat Ahmad dan As-Syafii. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anhu yang baru saja lewat . Dan tidak ada batasan waktu paling sedikit untuk melakukan Itikaf, Itikaf sah walaupun dilaksanakan beberapa saat dengan diiringi niat tentunya. Ini adalah pendapat As-Syafii, Dawud dan satu riwayat dari Ahmad dan pendapat ini yang dipilih oleh Ibnul Mundzir Rahimahumullah. Dan berdasarkan Ijma boleh bagi orang yang beritikaf untuk keluar dari mesjid untuk kencing dan buang hajat. Dinukilkan Ijma dalam permasalahan ini oleh lebih dari satu ulama diantaranya adalah Ibnul Mundzir dan Ibnu Qudamah Rahimahumallah. Adapun keluar dari mesjid untuk perrkara-perkara yang dia butuh kepadanya seperti makan dan minum, maka diperbolehkan apabila tidak ada yang mengantarkan kepadanya. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

Artinya : "Dan apabila beliau beri'tikaf, maka beliau tidak

masuk ke dalam rumah kecuali apabila memiliki keperluan." (HR.Bukhori No. 2029 dan Muslim No. 297) Begitu juga boleh untuk keluar dari mesjid dalam rangka menunaikan sesuatu yang wajib, misalkan seseorang melakukan Itikaf di mesjid yang tidak ditegakkan sholat Jumat maka boleh baginya untuk keluar menuju mesjid yang ditegakkan di dalamnya sholat Jumat.

58

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Apabila keluar dari Mesjid tanpa adanya kebutuhan maka itikafnya menjadi batal walaupun hanya sebentar, Ini adalah pendapat Imam Madzhab yang empat. Adapun apabila yang keluar dari mesjid hanya sebagian anggota tubuhnya saja, maka tidak mengapa . Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam apabila

beliau beritikaf, beliau memasukkan kepalanya kepadaku 6 maka kemudian aku menyisir rambut beliau (HR. Bukhari No. 2031 danMuslim No. 297) Bagi yang ingin melakukan Itikaf pada 10 hari bulan Ramadhan, maka Itikafnya dimulai ketika terbenamnya matahari pada tanggal 20 Ramadhan, Ini adalah pendapat ulama-ulama madzhab yang empat dan pendapat beberapa ulama dan pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Muqbil bin Hady

Rahimahullah

. Karena hari dimulai dengan terbenamnya

matahari sebagaimana sholat tarawih yang tidak dilaksanakan kecuali pada bulan Ramadhan dilaksanakan pada malam setelah terbenamnya matahari di hari terakhir bulan syaban, ini dalil yang menunjukkan bahwa hari dimulai pada terbenamnya matahari. Dan selesai Itikaf pada terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadhan (malam Ied) . Ini adalah pendapat AsSyafii dan Al-Auzai Rahimahumullah .6

Rumah Rasulullah Shalallahu 'alahi wassallam bersebelahan dengan Mesjid beliau.

59

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan tidak disyariatkan untuk menempuh perjalanan jauh untuk berziarah ke mesjid tertentu tanpa memiliki tujuan lainnya, Hal ini berdasarkan kesepakatan Imam madzhab yang empat. Dan dikecualikan pada 3 mesjid, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam bersabda :

Artinya : Dan tidaklah bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga Mesjid : Masjidil Al-Haram, Mesjid Rasul (Mesjid Nabawi) dan Mesjid Al-Aqsha (HR. Bukhori 1189 danMuslim No. 3384)

60

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

MALAM LAILATUL QADAR Atas pendapat yang shohih, Malam Lailatul Qadar terjadi diantara malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan (21,23,25,27,29). Ini adalah pendapat Al-Hafidz, Abu Tsaur, Al- Mizzi, Ibnu Huzaimah, Ibnu Daqiqiel Ied dan sejumlah kalangan ulama. Berdasarkan hadits Aisyah dan Abu said

Radhiyallahu anhuma , Rasulullah Shalallahu alahi wassallambersabda :

Artinya : Berjaga-jagalah (carilah) Lailatul Qodar pada

malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan( HR. Bukhari No. 2016-2017) Dan bagi yang menghidupkan malam-malam lailatul qodar dengan ibadah yang disyariatkan maka dia termasuk yang dijanjikan mendapatkan keutamaan malam tersebut, walaupun dia tidak mengetahui bahwa malam tersebut adalah malam lailatul qadar. Ini adalah pendapat Ath-Thabari, Ibnu Arobi dan Sebagian ulama dan pendapat ini yang dikuatkan oleh Ibnu Utsaimin

Rahimahullah .Rasulullah Shalallahu alahi wassallam apabila Ramadhan telah memasuki sepuluh hari terakhir, beliau semakin menggiatkan ibadahnya. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

61 (www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam apabila

telah memasuki sepuluh hari (terakhir dari Ramadhan), belliau membangunkan keluarganya (untuk beribadah), menggiatkan dan bersungguh-sungguh dalam ibadahnya (HR. Muslim No. 1174)Malam lailatul Qadar memilki beberapa tanda, diantaranya : Hawa pada malam tersebut sedang, tidak panas tidak pula dingin. Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Dan Malam lailatul qadar adalah malam yang

cerah dan terang, tidak panas dan tidak pula dingin (HR. IbnuHuzaimah dari Jabir dan Ibnu Abbas, dan Diriwayatkan Ahmad dari Ubadah, datang juga dari sahabat yang lain dan dihasankan oleh Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah dalam Shohihul Jami No. 5472 atau 5475 ) Turun hujan pada malam tersebut, sebagaimana dalam hadits Abu Said Radhiyallahu anhu , ketika beliau mengabarkan tentang jatuhnya malam lailatul qadar:

Artinya : Dan turun hujan pada kami pada malam dua puluh

tiga (Ramadhan) (HR. Bukhori No. 2118 dan Muslim No. 1168)Pada pagi harinya matahari terbit tidak menyilaukan mata, berdasarkan hadits Ubay bin Kaab Radhiyallahu anhu :

62

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Demi Allah, sungguh aku telah mengetahui pada

malam keberapa malam itu (lailatul qadar) , malam itu adalah malam yang Rasulullah Shalallahu alahi wassallam memerintahkan kami padanya untuk menghidupkannya yaitu malam dua puluh tujuh dan tandanya adalah terbitnya matahari pada subuh hari itu berwarna putih dan tidak menyilaukan mata (HR. Muslim No. 762)

63

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

ZAKAT FITRAH Zakat fitrah diwajibkan kepada kaum muslimin bersamaan dengan diwajibkannya puasa Ramadhan yaitu pada pada tahun ke Dua Hijriyah. Zakat disebutkan dalam Al-Quran bergandengan dengan penyebutan Sholat terdapat di 26 tempat, Hal ini menunjukkan pentingnya zakat dalam syariat. Zakat Fitrah wajib atas setiap muslim, laki-laki atau perempuan , besar ataupun kecil, merdeka atau budak.

Sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma , beliau berkata :

Artinya : "Rasulullah mewajibkan zakat fitrah satu sha' kurma

atau satu sha' gandum atas setiap hamba sahaya dan orang merdeka, laki-laki dan wanita, kecil dan besar, laki-laki dan wanita dari kalangan kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar zakat fitrah itu ditunaikan sebelum orang-orang keluar untuk shalat (Idul Fitri)." (HR.Bukhori No. 1503 Muslim 984)Dinukil Ijma tentang wajibnya zakat fitrah oleh Ibnul Mundzir dan Al-baihaqi sebagaimana dinukil oleh oleh An-nawawi

Rahimahumullah . Walaupun sebenarnya terdapat perbedaanpendapat dalam masalah ini, dan yang berpendapat wajib adalah mayoritas ulama.dan cukuplah bagi kita hadits Ibnu Umar

64

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Radhiyallahu anhuma yang baru lewat tentang wajibnya zakatfitrah. Dan bagi seorang istri maka dikeluarkan zakat fitrah dari hartanya, sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar Radhiyallahu

anhuma bahwa zakat fitrah wajib atas laki-laki dan perempuan, Iniadalah pendapat Ats-Tsauri, Abu hanifah dan pendapat ini yang dipilih oleh Ibnul Mundzir. Adapun apabila sang istri tidak memilki harta untuk menunaikan zakat fitrah maka dikeluarkan dari harta suaminya. Anak-anak yang memilki harta , maka dikeluarkan dari hartanya sendiri, adapun apabila tidak memilki harta maka yang menunaikan adalah yang berhak menafkahinya. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar

Radhiyallahu anhuma bahwa zakat fitrah wajib atas dewasa dananak kecil. Begitu juga anak yatim, wajib bagi mereka menunaikan zakat fitrah apabila mampu, Ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya Ibnu Qudamah. Dan apabila tidak mampu maka walinya yang menunaikannya. Begitu juga orang gila, wajib bagi walinya mengeluarkannya dari harta orang gila tersebut. Apabila tidak memilki harta maka dikeluarkan dari yang wajib menafkahinya. Karena zakat fitrah adalah zakat yang terkait dengan jiwa, bukan terkait apakah dia dibebani syariat atau tidak. Sebagaimana zakat fitrah juga diwajibkan atas bayi yang baru lahir dalam keadaan seorang bayi tidak dibebani kewajiban syariat seperti sholat dan puasa.

65

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Janin yang masih di dalam perut atas pendapat yang shohih tidak wajib atasnya zakat fitrah. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama, bahkan Ibnul Mundzir menukil Ijma dalam permasalahan ini. Karena janin yang belum keluar dari rahim tidak diberikan untuknya hukum-hukum syariat sebagaimana manusia yang sudah hidup ke dunia kecuali pada dua perkara : warisan dan wasiat , itupun dengan syarat apabila keluar dalam keadaan hidup. Zakat fitrah diwajibkan bagi yang memilki kelebihan dari makanan bagi dirinya dan yang menjadi tangungannya pada malam iedul fitri hingga hari iedul fitri. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama diantaranya Malik, Az-Zuhri, Atha, As-Syafii,

Ahmad, Ibnul Mubarrok, Abu Tsaur dll. Sehingga tidak wajib zakat fitrah bagi yang tidak memilki makanan yang mencukupi bagi dirinya maupun yang menjadi tanggungannya pada malam ied hingga hari ied. Adapun yang benar-benar tidak memiliki sesuatu untuk maka tidak wajib baginya zakat firah, sebagaimana dinukil Ijma oleh Ibnul Mundzir dalam permasalahan ini. Ditunaikan zakat fitrah dengan jenis makanan pokok negeri tersebut, ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya Malik, As-Syafi' Ibnul Qoyyim dan Syaikhul Islam.Karena tujuan utama sedekah adalah untuk memberikan manfaat kepada fakir miskin dan tentunya lebih bermanfaat kepada mereka apabila yang diberikan adalah makanan pokok mereka sehari-hari, sehingga akan menjadi kurang sempurna apabila yang disedekahkan kepada mereka adalah makanan yang bukan merupakan makanan pokok mereka . Sebagaimana firman Allah tentang kafaarat melanggar sumpah :

66

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, adalah

memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu (QS. Al-Maidah : 89)Dan tidak cukup menunaikan zakat menggunakan uang. Ini adalah pendapat mayoritas ulama diantaranya Malik, Ahmad, AsSyafi i , Ibnul Mundzir dan pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Utsaimin. Karena pada zaman Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam telah terdapat mata uang dinar dan dirham akan tetapitidak pernah dinukilkan dari Rasulullah Shalallahu alahi wassallam dan para sahabatnya mereka menunaikan zakat fitrah

menggunakan dinar atau dirham dalam keadaan secara akal tentunya dinar dan dirham lebih mudah untuk digunakan. Dan agama tidak dibangun diatas akal akan tetapi dibangun diatas Sunnah Rasulullah Shalallahu alahi wassallam . Berat zakat fitrah yang wajib ditunaikan adalah 1 sha nabi

Shalallahu alahi wassallam sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar.1 sha adalah 4 mud dan 1 mud adalah penuhnya 2 telapak tangan orang dewasa yang sedang , tidak besar maupun kecil.

Lajnah Daimah lil Buhuts

wal Ifta (Dewan tetap untuk

pembahasan (masalah syariat)dan fatwa) Saudi Arabia menaksir 1

Sha dengan berat kurang lebih 3 kg (Fatwa Lajnah Daimah 9/371)begitu juga Syaikh Al-Bassam Rahimahullah beliau menaksirnya apabila dengan gandum berkualitas baik adalah seberat 3 Kilogram (Taudihul

Ahkam 3/347). Adapun Ibnu Utsaimin

Rahimahullah67

menaksirnya apabila dengan gandum yang(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

berkualitas baik maka beratnya kurang lebih dengan 2 Kilogram 40 Gram (As-Syarhul Mumti 6/176) Zakat fitrah wajib sejak terbenamnya matahari pada hari terakhir Ramadhan (malam iedul fitri) . Ini adalah pendapat AtTsauri, Ahmad , Ishaq , An-Nawawi dan satu riwayat dari Imam Malik, Dan wajib dikeluarkan sebelum keluarnya manusia menuju sholat Ied sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar Radhiyallahu

anhuma yang telah lewat.Zakat fitrah memiliki hukum khusus berbeda dari dari zakatzakat lainnya (zakat harta, zakat barang temuan dll). Zakat fitrah tidak boleh dibagikan kecuali kepada fakir miskin, Inii adalah pendapat Syaikhul islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim, dan AsSyaukani dan Al-Allamah Al-Albani makan

Rahimahumullahbagi orang

.

Sebagaimana

Kafaarat

memberi

yang

bersumpah palsu atau orang yang membunuh secara tidak sengaja tidak boleh diberikan kecuali kepada orang miskin begitu juga juga zakat fitrah. Dan yang menguatkan pendapat ini adalah Hadits Ibnu Abbas Rhadiyallahu anhuma :

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam telah

mewajibkan zakat Fitrah, Pembersih untuk orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak ada gunanya dan perkataan kotor dan makanan untuk orang-orang miskin (Dihasankan Oleh Al-AllamahAl-Albani Rahimahullah Abu Dawud No. 1420)

68

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Dan menurut pendapat yang shohih adalah tidak boleh membagikannya kepada fakir miskin sebelum waktunya yakni sebelum terbenamnya matahari pada hari terakhir Ramadhan (malam iedul fitri). Adapun yang dilakukan sahabat Rasulullah

Shalallahu alahi wassallam dengan menyerahkan zakat sehariatau dua hari sebelum ied 7 adalah menyerahkan kepada yang berhak mengumpulkannya (Amil zakat) bukan untuk dibagikan saat itu juga. Sehingga diperbolehkan mengumpulkan zakat sehari atau dua hari sebelum ied dan bukan untuk dibagikan sebelum waktunya.

7

HR. Bukhari No. 1511

69

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT DENGAN IEDUL FITRI

70

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Diharamkan berpuasa di hari iedul fitri dan iedul Adha, dinukil Ijma oleh Ibnul Mundzir, Imam An-Nawawi dan Ibnu Hajar dalam permasalahan ini. Berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri, Rasulullah Shalallahu alahi wassallam bersabda :

Artinya : Rasulullah Shalallahu alahi wassallam melarang

dari berpuasa diBukhori No. 1991)

hari Iedul Fitri dan Hari raya kurban (HR.

Disunnahkan untuk memperbanyak takbir pada iedul fitri di jalan-jalan, rumah, mesjid dan tempat-tempat lainnya, Ini adalah pendapat Mayoritas ulama. Berdasarkan firman Allah taala :

Artinya : Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya

dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (QS. AlBaqarah : 185) Dan takbir pada iedul fitri dimulai ketika terbenamnya matahari pada hari terakhir Ramadhan karena hari pada saat itu telah genaplah bilangan Ramadhan dan kita diperintahkan untuk bertakbir sebagaimana dalam ayat. Ini adalah pendapat Ibnu Musayyib, Urwah, Abu Salamah, Zaid bin Aslam dan As-Syafii. Dan berhenti bertakbir iedul fitri ketika imam bangkit untuk

71

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

menegakkan sholat ied. Ini adalah pendapat sebagian ulama diantaranya Ibnu Utsaimin Rahimahullah . Dan disunnhakan juga bagi wanita untuk bertakbir akan tetapi dengan suara yang pelan sebagaimana disebutkan

permasalahan ini oleh Ibnu Rajab. Shohih dari Ibnu Masud Radhiyallahu anhu bahwa lafadz takbir beliau adalah :

Dan dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah sebelum lafadz beliau bertakbir tiga kali bukan dua kali. Dan shohih dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, bahwa lafadz takbir beliau ketika ied adalah :

Dan shohih dari Salman Radhiyallahu anhu , lafadz takbir beliau :

, Akan tetapi karena tidak ada dalil yang shohih dan jelas yang datang dari Rasulullah Shalallahu alahi wassallam tentang lafadz takbir ketika hari ied maka boleh bertakbir dengan berbagai

72

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

macam lafadz takbir yang mengagungkan Allah dan yang lebih utama untuk mengambil dari tiga lafadz yang shohih dari sahabat yang telah disebutkan. Dan tidak ada juga batasan jumlah lafadz takbir yang shohih dari Rasulullah, sehingga boleh bertarkbir dengan jumlah genap atau ganjil, banyak atau sedikit. Ini adalah pendapat Hammad, Ahmad, dan juga Malik sebagaimana dinukil Ibnul Mundzir. Disunnahkan untuk makan sebelum berangkat menuju sholat iedul fitri. Ini adalah pendapat Mayoritas ulama diantaranya adalah Malik, Ahmad, As-Syafi i, Abu Hanifah, Ats-tsauri . Berdasarkan hadits Anas Radhiyallahu anhu :

Artinya :

Sesungguhnya

Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam tidak berangkat (menuju sholat) pada hari iedul fitri sampai beliau memakan beberapa butir kurma (HR. Buhori No.953) Disunnahkan pula menggunakan pakaian terbaik yang dimiliki dengan syarat pakaian tersebut tidak melanggar syariat Allah . sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhu :

73

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Artinya : Umar mengambil jubah terbuat dari sutera yang

dijual

di pasar, kemudian beliau Umar mengambilnya dan

membawanya kepada Rasulullah Shalallahu alahi wassallam . Kemudian ia berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah baiknya seandainya engkau membeli jubah ini untuk engkau berhias pada hari raya dan apabila ada utusan datang kepada engkau. Beliau bersabda, "Sesungguhnya pakaian ini adalah untuk yang tidak mendapatkannya (di akhirat) (HR. Bukhori No. 948 dan MuslimNo. 2068) Para sahabat Rasulullah Shalallahu alahi wassallam apabila saling bertemu pada hari ied mereka saling mengucapkan :

Artinya : Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan

dari engkau (Datang dari Jubair bin Nufair Radhiyallahu anhudihasankan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari) Termasuk dari sunnah Rasulullah

Shalallahu

alahi

wassallam adalah ketika pulang dari tempat sholat ied melaluijalan yang berbeda ketika berangkat. Ini adalah pendapat Malik, Ats-Tsauri, As-Syafi i dan Ahmad. Berdasarkan hadits Jabir

Radhiyallahu anhu :

Artinya : Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alahi

wassallam apabila hari ied beliau menyelisihi jalan (HR. BukhariNo. 986 )

74

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Disunnahkan untuk bersenang-senang dengan makan dan minum serta berbagai kegiatan yang menyenangkan selama tidak sampai terjatuh dalam kemaksiatan. Sebagaimana dalam hadits Aisyah Radhiyallahu anha :

Artinya : "Abu Bakar masuk padaku, dan di sisiku ada dua

anak wanita dari gadis-gadis Anshar Mereka menyanyi dengan nyanyian dengan apa yang diucapkan oleh wanita-wanita Anshar pada hari Perang Bu'ats8

sedang keduanya bukan penyanyi.

Maka Abu Bakar berkata : Apakah Seruling setan di rumah Rasulullah Shalallahu alahi wassallam ? dan saat itu adalah hari ied. Maka nabi Shalallahu alahi wassallam bersabda, : Wahai Abu Bakar! Sesungguhnya setiap kaum meiliki hari ied (hari raya), dan hari ini adalah hari raya kita.' (HR. Bukhari No. 909 danMuslim No. 892) Dan diperbolehkannya memukul rebana dan bernyanyi pada hadits ini tidak secara mutlak diperbolehkan di setiap waktu dan dengan berbagai cara, bahkan ada syarat-syarat yang telah disebutkan ulama. Diantaranya :

8

Perang antara suku Aus dan Khazraj, terjadi sebelum masa Islam.

75

(www.assamarindy.com)

Marhaban Ya Ramadhan.

Pertama : Diperbolehkan untuk memukul rebana bagi wanita dan bernyanyi hanya bagi anak-anak wanita yang mereka pada asalnya bukan penyanyi, sebagaimana dalam hadits Aisyah

Radhiyallahu anhu dalam riwayat yang lain tentang kedua anakwanita yang menyanyi di sisi beliau :

Artinya : Dan bukanlah mereka berdua para penyanyi (HR. Muslim No.892) Adapun laki-laki maka diharamkan memukul rebana, karena menyerupai para wanita. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, sebagaimana dinukil oleh Ibnu Rajab. Kedua : Diperbolehkan memukul rebana hanya pada hari ied, pernikahan dan sejenisnya dan tidak diperbolehkan setiap waktu. Ini adalah pendapat Al-Auzai , kebanyakkan Al-Hanabilah dan diriwayatkan pendapat ini dari Umar bin Abdul Aziz. Ketiga : Nyanyian yang diperbolehkan adalah yang berasal dari kalangan Arab, bukan nyanyian yang berasal dari negerinegeri selain arab. Karena nyanyian kaum arab berbeda dengan yang di