KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT...

390
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 580 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA (STAFF INSTRUCTION 139-01).) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 217 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah mengatur bahwa setiap Bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan dengan diterbitkan sertifikat atau register bandar udara; b. bahwa dalam Pasal 312 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah mengatur bahwa pengawasan keselamatan merupakan kegiatan berkelanjutan untuk melihat pemenuhan peraturan keselamatan penerbangan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa penerbangan dan pemangku kepentingan lainnya; c. bahwa dalam Sub Bagian 139B dan Sub Bagian 139B dan C Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015 tentang Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang bandar udara (Aerodrome), mengatur mengenai sertifikat dan register bandar udara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-05, Sertifikasi Dan Registrasi Bandar Udara serta Pengawasan (Staff Instruction 139 – 01). Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Transcript of KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT...

Page 1: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 580 TAHUN 2015

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN

OPERASI BANDAR UDARA (STAFF INSTRUCTION 139-01).)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 217 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah mengatur bahwa setiap Bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan dengan diterbitkan sertifikat atau register bandar udara;

b. bahwa dalam Pasal 312 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penerbangan telah mengatur bahwa pengawasan keselamatan merupakan kegiatan berkelanjutan untuk melihat pemenuhan peraturan keselamatan penerbangan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa penerbangan dan pemangku kepentingan lainnya;

c. bahwa dalam Sub Bagian 139B dan Sub Bagian 139B dan C Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015 tentang Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang bandar udara (Aerodrome), mengatur mengenai sertifikat dan register bandar udara;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-05, Sertifikasi Dan Registrasi Bandar Udara serta Pengawasan (Staff Instruction 139 – 01).

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 2: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang

Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4146);

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;

5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi

dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2007;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 48 Tahun 2002 tentang

Penyelenggaraaan Bandar Udara Umum; 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Penerbangan (Safety Management System);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015 tentang

Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome);

10. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :KP 39 Tahun

2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard CASR – 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes);

11. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :KP 40 Tahun

2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard CASR – 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports);

12. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor :SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara Perairan (Waterbase);

13. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 14

Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK);

Page 3: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

14. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :SKEP/223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management Safety) Operasi Bandar Udara Bagian 139-01, (Advisory Circular 139-01, Airport Safety Management System).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

TENTANG PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA BAGIAN 139-01 (STAFF INSTRUCTION 139-01).

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

(1). Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

(2). Bandar udara umum adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani

kepetingan umum. (3). Bandar udara khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani

kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya. (4). Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan memungut

pembayaran; (5). Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara yang digunakan untuk

melayani kepentingan sendiri yang dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha pokoknya selain di bidang angkutan udara;

(6). Inspektur Penerbangan adalah personel yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak

secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.

(7). Penyelenggara bandar udara adalah unit penyelenggara bandar udara, badan usaha

bandar udara, dan/atau badan hukum Indonesia yang mengoperasikan bandar udara khusus

(8). Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara adalah wilayah daratan dan/atau perairan

yang digunakan secara langsung untuk kegaiatan bandar udara.

Page 4: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(9). Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan adalah wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.

(10). Keselamatan Penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan

keselamatan dan pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

(11). Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi

persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan di bidangya dalam jangka waktu tertentu.

(12). Sertifikat Bandar Udara (Airport Certificate) adalah tanda bukti terpenuhinya

persyaratan keselamatan penerbangan dalam pengoperasian bandar udara yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk bandar udara yang melayani pesawat udara dengan kapasitas lebih dari 30 (tiga puluh) tempat duduk.

(13). Register Bandar Udara (Airport Register) adalah tanda bukti terpenuhinya

persyaratan keselamatan penerbangan dalam pengoperasian bandar udara yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk bandar udara yang melayani pesawat udara dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk.

(14). Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara adalah semua fasilitas dan peralatan baik di

dalam maupun di luar daerah lingkungan kerja bandar udara, yang dibangun atau dipasang (diinstalasi) dan dipelihara untuk tujuan melayani kedatangan, keberangkatan dan pergerakan permukaan pesawat udara, termasuk pelayanan darat pesawat udara.

(15). Personel Bandar Udara adalah personel yang terkait langsung dengan

pelaksanaan pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas dan peralatan bandar udara;

(16). Sertifikat kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah memenuhi persyaratan

pengetahuan, keahlian dan kualifikasi di bidangnya. (17). Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) adalah dokumentasi identifikasi hazard,

penilaian resiko dan mitigasi terhadap penyimpangan atau tidak terpenuhinya standar teknis pengoperasian bandar udara (Manual of Standard / MOS) atau perubahan fasilitas dan prosedur pengoperasian bandar udara.

(18). Manual of Standard (MOS) adalah suatu dokumen yang dinamakan “Standar Teknis

dan Operasi (Manual of Standard/MOS) Bagian 139” Volume I Bandar Udara (Aerodrome), Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), Volume III Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome), Volume IV Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, dan sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.

(19). Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara. (20). Direktur adalah Direktur Bandar Udara.

Page 5: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(21). Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara.

BAB II

SERTIFIKASI ATAU REGISTRASI BANDAR UDARA

Pasal 2

(1). Setiap bandar udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan

keamanan penerbangan, serta ketentuan pelayanan jasa bandar udara.

(2). Bandar udara yang dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Bandar Udara; b. Tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport); dan c. Bandar udara perairan (water aerodrome)

(3). Bandar udara yang telah memenuhi keselamatan operasi bandar udara diberikan

sertifikat atau register bandar udara

Pasal 3

(1). Guna mendapatkan sertifikat atau register bandar udara sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (3), pemohon wajib mengajukan permohonan penerbitan sertifikat atau register bandar udara.

(2). Setelah penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan berupa : a. pemeriksaan administrasi, dan b. audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara..

(3). Apabila hasil audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara..sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a dinyatakan telah lengkap serta sesuai dengan ketentuan, dituangkan dalam berita acara pemeriksaan administrasi. dan dilanjutkan dengan audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara.

(4). Audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b dilaksanakan berdasarkan Manual Of Standard (MOS) dan buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) dan dituangkan dalam berita acara audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara.

Pasal 4

(1). Direktur Jenderal menerbitkan sertifikat bandar udara, penerimaan (acceptance) buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) dan penerimaan (acceptance) sistem manajemen keselamatan operasi bandar udara (Aerodrome SMS) atau register bandar udara dan penerimaan (acceptance) buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) apabila berdasarkan hasil audit penerbitan sertifikat atau register bandar udara telah memenuhi Manual Of Standard (MOS) yang dituangkan dalam Laporan akhir.

Page 6: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(2). Sertifikat atau register bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan

paling lambat 14 hari kerja sejak bandar udara dinyatakan memenuhi ketentuan Manual Of Standard (MOS).

Pasal 5 (1). Apabila hasil pemeriksaan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(2) huruf a dinyatakan belum lengkap dan belum sesuai dengan ketentuan, Direktur akan menyampaikan pemberitahuan kepada pemohon guna perbaikan.

(2). Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diterima oleh Direktur paling lambat 3 (tiga) bulan sejak pemberitahuan diterima oleh pemohon.

(3). Pemohon yang tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka permohonan penerbitan sertifikat atau register bandar udara dinyatakan gugur dan perlu diulang kembali.

Pasal 6

(1) Apabila hasil audit penerbitan sertifikat/register bandar udara sebagaimana dalam

Pasal 3 ayat (2) huruf b ditemukan ketidaksesuaian (non-compliance) dengan Manual of Standard (MOS), pemohon harus membuat dan menyampaikan pengelolaan keselamatan (Safety Plan) kepada Direktur.

(2) Pengelolaan keselamatan (Safety Plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

disampaikan pemohon kepada Direktur paling lambat 3 (tiga) bulan sejak pemberitahuan diterima oleh pemohon.

(3) Pemohon yang tidak membuat pengelolaan keselamatan (Safety Plan)

sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka permohonan penerbitan sertifikat atau register bandar udara dinyatakan gugur.

Pasal 7

Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan surat perintah Direktur Jenderal.

BAB III

PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

Pasal 8

(1). Guna menjamin keselamatan operasi bandar udara serta pemenuhan standar dan

ketentuan secara berkelanjutan, maka setelah diberikan sertifikat atau register bandar

Page 7: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

udara, Direktur dan/atau Kepala Kantor melakukan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.

(2). Pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana pada ayat (1) dapat juga

dilaksanakan berdasarkan laporan dari masyarakat mengenai terganggunya keselamatan dan keamanan penerbangan dalam pengoperasian bandar udara.

(3). Pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana pada ayat (2) maka

Direktur dan/atau Kepala Kantor dapat memerintahkan dilaksanakan pengawasan keselamatan pengoperasian bandar udara yang bersifat khusus.

Pasal 9

(1). Pelaksanaan pengawasan keselamatan pengoperasian bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan oleh tim yang ditugaskan dengan surat perintah Direktur dan/atau Kepala Kantor.

(2). Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas pengawasan tidak

boleh mengganggu pengoperasian bandar udara.

Pasal 10

(1). Ruang lingkup pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 terdiri dari:

a. Audit; b. Inspeksi; c. Pengamatan (surveillance); dan d. Pemantauan (monitoring).

(2). Dasar pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :

a. Audit dilaksanakan sebagai kegiatan pengawasan yang bersifat rutin, terjadwal dan menyeluruh;

b. Inspeksi dilaksanakan apabila ditemukenali adanya indikasi penyimpangan terhadap ketentuan perundang-undangan atau yang akan berdampak pada keselamapatan operasi bandar udara;

c. Pengamatan (surveillance) dilaksanakan sebagai lanjutan evaluasi terhadap pemenuhan rencana tindak lanjut hasil audit oleh penyelenggara bandar udara;

d. Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk mengevaluasi data, laporan, dan informasi yang terkait dengan keselamatan operasi bandar udara

(3). Kegiatan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan dan menjadi

tanggung jawab Direktorat.

(4). Kegiatan inspeksi, pengamatan dan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c dan d dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kantor Otoritas

(5). Direktorat dapat melimpahkan pelaksanaan audit kepada Kepala Kantor Otoritas yang

terkait dalam program pengawasan keselamatan operasi Bandar Udara.

(6). Direktorat dapat melaksanakan inspeksi, pengamatan dan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c dan d apabila terjadi kondisi sebagai berikut :

Page 8: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

a. Keterbatasan kemampuan Kantor Otoritas Untuk melaksanakan inspeksi, pengamatan dan pemantauan;

b. Kepentingan keselamatan penerbangan yang bersifat prioritas dan strategis.

Pasal 10

Dalam melaksanakan pengawasan, harus memenuhi prinsip – prinsip pengawasan sebagai berikut : a. Melaksanakan kegiatan pengawasan secara berkala dengan bagian fungsi pembinaan

dan manajemen keselamatan. b. Melakukan pengawasan pada sistem keselamatan penerbangan yang disebut sebagai

pengawasan “eksternal sedangkan penyelenggara bandar udara melakukan pengawasan “internal”

c. Apabila diperlukan inspektur bandar udara dapat meminta hasil pengawasn internal sebagai bagian pengawasan eksternal.

d. Memastikan bahwa standard dan prosedur telah diimplementasikan sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

e. Menyediakan waktu bagi penyelenggara bandar udara untuk mereview, memberikan tanggapan dan tindak lanjut terhadap temuan eksternal.

Pasal 11

(1). Kantor Otoritas melaporkan pelaksanaan kegiatan audit, inspeksi, pengamatan dan pemantauan kepada Direktur Jenderal Up. Direktur sebagai hubungan fungsional paling lama 7 (tujuh) hari setelah menemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan atau minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan untuk kegiatan pengawasan rutin.

(2). Koordinasi pelaksanaan pengawasan, pelaporan hasil pengawasan dan pengelolaan

data keselamatan antara Direktorat dan Kantor Otoritas dilakukan secara harmonis dan berjenjang sesuai dengan kewenangannya melalui sistem database pengawasan keselamatan operasi Bandar Udara.

(3). Sistem database pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana

dimaksud dengan ayat (2) terintregrasi dengan sistem program keselamatan dan keamanan penerbangan nasional.

BAB IV

INSPEKTUR BANDAR UDARA

Pasal 12

(1). Sertifikasi atau registrasi bandar udara serta pengawasan keselamatan operasi bandar

udara dilaksanakan oleh Inspektur Bandar Udara. (2). Inspektur Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai bidang

sebagai berikut

Page 9: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

a. Inspektur kelaikan fasilitas bandar udara b. Inspektur operasi bandar udara

(3). Kriteria, tugas, wewenang, tingkatan, penetapan dan pengembangan inspektur bandar

udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Pasal 13

Dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi dan registrasi, serta pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 dan Pasal 8, harus menghindari hal-hal : a. Penafsiran pribadi; b. Pengaruh individu; c. Perbedaan budaya; dan/atau d. Tindakan penyimpangan.

Pasal 14 (1). Dalam melaksanakan audit penerbitan sertifikat atau register Bandar udara dan

pengawasan keselamatan operasi Bandar udara, temuan diklasifikasikan berdasarkan metode safety risk assessment.

(2). Metode safety risk assessment sebagaimana pada ayat (1) terdiri dari penilaian risk

severity dan risk probability sebagaimana pada lampiran I peraturan ini.

Pasal 15

Direktur menyampaikan data bandar udara yang sudah bersertifikat dan beregister beserta hasil audit penerbitan sertifikat dan/atau register kepada Kepala Kantor untuk ditindaklanjuti pengawasannya terhadap temuan yang belum dapat dipenuhi karena memerlukan biaya besar atau waktu yang lama.

Pasal 16

Sertifikasi dan registrasi bandar udara untuk penerbitan maupun perpanjangan serta pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 8 dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bandar udara serta pengawasan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana tercantum dalam lampiran II dan lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 17

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Udara Nomor : SKEP/293/XII/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara dan Tempat Pendaratan dan Lepas landas Helikopter Bagian 139-01 (Staff Instruction 139-01) dinyatakan tidak berlaku.

Page 10: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Pasal 18

Direktur Bandar Udara mengawasi pelaksanaan peraturan ini.

Pasal 19

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal disahkan.

Disahkan di J A K A R T A Pada tanggal September 2015

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

Ir. SUPRASETYO SALINAN Peraturan ini disampaikan, kepada: 1. Menteri Perhubungan; 2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan; 3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan; 4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 5. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 6. Para Kepala Otoritas Bandar Udara; 7. Para Kepala Bandar Udara dan Heliport.

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Kepala Bagian Hukum

HEMI PAMURAHARJO

Page 11: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 580TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA (STAFF INSTRUCTION 139-01) TANGGAL : 07 OKTOBER 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI DAN

REGISTRASI BANDAR UDARA SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

DAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER BAGIAN 139-01

(STAFF INSTRUCTION 139-01)

Page 12: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

SAFETY RISK ASSESMENT

Penentuan kategori temuan dilakukan dengan menggunakan penilaian risiko

(risk assessment) kondisi fasilitas yang ada terhadap keselamatan pengoperasian

pesawat udara seperti pada tabel di bawah.

TABEL MATRIK RISIKO

RISK

PROBABILITAS

RISK SEVERITY

TINGGI

A

MENENGAH

B

RENDAH

C

SERING

3

JARANG

2

MUNGKIN

1

Risk severity ditentukan dengan tingkat keparahan dampak operasional

keselamatan pesawat udara, sebagai berikut:

- TINGGI apabila temuan yang ada dapat secara langsung berdampak

terhadap keselamatan pesawat udara pada saat beroperasi di fasilitas

tersebut.

- MENENGAH apabila temuan yang ada tidak secara langsung berdampak

terhadap keselamatan pesawat udara pada saat beroperasi di fasilitas

tersebut.

- RENDAH apabila temuan yang ada bersifat minor, tidak secara langsung

berdampak terhadap operasi pesawat udara tetapi apabila dibiarkan tidak

dilakukan perbaikan lanjut dapat menimbulkan risk severity di tingkat

yang lebih tinggi, menengah atau tinggi.

Risk probabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

- SERING apabila temuan yang pernah terjadi > 3 kali pada fasilitas

tersebut.

- JARANG apabila temuan yang pernah terjadi < 3 kali pada fasilitas

tersebut.

- MUNGKIN apabila temuan tersebut belum pernah terjadi.

Setelah diperoleh indeks dari matriks penilaian risiko, hasilnya dimasukkan

dalam matrik toleransi sebagai berikut:

INDEKS PENILAIAN RISIKO KRITERIA

3A, 2A, 1A Safety Alerts

3B, 2B, 3C Pemberitahuan Tidakterpenuhinya Peraturan(PTP)

2C, 1B, 1C Observasi

Page 13: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Contoh:

a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A

Risk Probability : Jarang

Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk

mesin pesawat udara.

Indeks Penilaian Resiko : 2 A

Kategori : Safety Alerts (SA)

b. Tidak ada Tanda/signage di holding position

Risk Probability : Jarang

Risk Severity : Menengah, karena ada marka holding

Position dan alat komunikasi dengan ATC.

Indeks Penilaian Resiko : 2 B

Kategori : Pemberitahuan Tidak terpenuhinya

Peraturan (PTP).

c. Adanya kejadian tumpahan bahan bakar (fuel spillage) tidak

didokumentasikan dalam log book.

Risk Probability : Sering

Risk Severity : Rendah, karena ada tumpahan bahan

bakar Sudah dibersihkan, hanya tidak di

Dokumentasikan.

Indeks Penilaian Resiko : 3 C

Kategori : Observasi.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

TTD

SUPRASETYO

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

HEMI PAMURAHARJO

Pembina Tk.I/(IV/d) NIP. 19660508 199003 1 001

Page 14: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Contoh:

a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A

Risk Probability : Jarang

Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk

mesin pesawat udara.

Indeks Penilaian Resiko : 2 A

Kategori : Safety Alerts (SA)

b. Tidak ada Tanda/signage di holding position

Risk Probability : Jarang

Risk Severity : Menengah, karena ada marka holding

Position dan alat komunikasi dengan ATC.

Indeks Penilaian Resiko : 2 B

Kategori : Pemberitahuan Tidak terpenuhinya

Peraturan (PTP).

c. Adanya kejadian tumpahan bahan bakar (fuel spillage) tidak

didokumentasikan dalam log book.

Risk Probability : Sering

Risk Severity : Rendah, karena ada tumpahan bahan

bakar Sudah dibersihkan, hanya tidak di

Dokumentasikan.

Indeks Penilaian Resiko : 3 C

Kategori : Observasi.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

SUPRASETYO

Page 15: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Contoh:

a. Ditemukan adanya pothole di taxiway A

Risk Probability : Jarang

Risk Severity : Tinggi, karena bisa ada FOD yang masuk

mesin pesawat udara.

Indeks Penilaian Resiko : 2 A

Kategori : Safety Alerts (SA)

b. Tidak ada Tanda/signage di holding position

Risk Probability : Jarang

Risk Severity : Menengah, karena ada marka holding

Position dan alat komunikasi dengan ATC.

Indeks Penilaian Resiko : 2 B

Kategori : Pemberitahuan Tidak terpenuhinya

Peraturan (PTP).

c. Adanya kejadian tumpahan bahan bakar (fuel spillage) tidak

didokumentasikan dalam log book.

Risk Probability : Sering

Risk Severity : Rendah, karena ada tumpahan bahan

bakar Sudah dibersihkan, hanya tidak di

Dokumentasikan.

Indeks Penilaian Resiko : 3 C

Kategori : Observasi.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

SUPRASETYO

Page 16: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

LAMPIRAN II

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 580 TAHUN 2015

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

BAGUAN 139-01, SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SERTA PENGAWASAN

KESELAMATAN OPERASI BANDAR UARA (STAFF INSTRUCTION 139-01)

TANGGAL : 07 OKTOBER 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA

SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

DAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

BAGIAN 139-01 (STAFF INSTRUCTION 139-01)

Page 17: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

DAFTAR ISI

1. UMUM

1.1 REFERENSI ....................................................................................... 1

2.2 TUJUAN ............................................................................................ 1 3.3 RUANG LINGKUP .............................................................................. 1 1.4 PERUBAHAN AMANDEMEN .............................................................. 2

2. SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA 2.1 JENIS DAN PENGERTIAN SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA 3 2.2 UNSUR DAN JENIS KEGIATAN SERTIFIKASI DAN

REGISTRASI BANDAR UDARA ............................................................. 3

2.3 PERSONEL DAN TIM SERTIFIKASI DAN REGISTRASI ....................... 4

3. PENGAWASAN KESELAMATAN

3.1 JENIS DAN PENGERTIAN PENGAWASAN .......................................... 4 3.2 UNSUR PENGAWASAN DAN JENIS KEGIATAN PENGAWASAN .......... 5

3.3 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PENGAWASAN .................................................................................. 5 3.4 PENDEKATAN PENGAWASAN ............................................................ 6

3.5 PERSONEL DAN TIM PENGAWASAN ................................................. 6

4. TAHAPAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN

4.1 PERENCANAAN ................................................................................. 6

4.2 PERSIAPAN ....................................................................................... 6 4.3 PELAKSANAAN .................................................................................. 7 4.4 PELAPORAN ...................................................................................... 11

4.5 MONITORING .................................................................................... 12

5. STANDAR UMUM PELAKSANAAN PENGAWASAN

5.1 AUDIT KESELAMATAN ...................................................................... 12 5.2 INSPEKSI KESELAMATAN ................................................................. 13 5.3 PENGAMATAN KESELAMATAN .......................................................... 14

5.4 PEMANTAUAN KESELAMATAN .......................................................... 14 5.5 VERIFIKASI KESELAMATAN .............................................................. 15

6. PEMBIAYAAN .......................................................................................... 15

7. TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN ................................................... 16

8. PENUTUP ................................................................................................ 16

Page 18: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

1

1. UMUM

1.1 Referensi

a. Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2015

tentang Peraturan Keselamatn Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil

Aviation Safety Regulation part 139) tentang Bandar Udara

(Aerodrome).

c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 tahun 2009

tentang Safety Management System (SMS).

d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39

Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard

CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes).

e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 40

Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard

CASR Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas

Helikopter (Heliports)

f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/227/VIII/2010 tentang Persyartan Standar Teknis dan

Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139

(Manual Of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara

Perairan (Waterbase).

g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 14

Tahun 2015 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard

CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan

Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).

h. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/223/X/2009 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pelaksanaan

Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System)

Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01,

Airport Safety Management System)

i. Annex 14 Aerodrome Volume I dan Volume II.

1.2 Tujuan

a. Sebagai upaya standardisasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi

bandar udara serta pengawasan keselamatan bandar udara.

b. Sebagai acuan pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi dan

registrasi bandar udara serta perencanaan, pelaksanaan dan

tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara

oleh Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara

c. Dalam rangka pemenuhan regulasi terkait keselamatan bandar

udara.

d. Sebagai referensi penyelenggara bandar udara dalam pelaksanaan

pengawasan internal keselamatan bandar udara.

Page 19: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

2

1.3 Ruang Lingkup

a. Petunjuk sertifikasi dan registrasi bandar udara dipergunakan

untuk pelaksanaan penerbitan dan perpanjangan sertifikasi dan

registrasi bandar udara oleh Direktorat Bandar Udara.

b. Petunjuk ini diberlakukan untuk pelaksanaan sertifikasi dan

registrasi bandar udara oleh Direktorat Bandar serta pengawasan

keselamatan operasi bandar udara oleh Direktorat Bandar Udara

dan Kantor Otoritas Bandar Udara, namun dapat juga

dipergunakan sebagai referensi bagi penyelenggara bandar udara

dalam melaksanakan kewajiban pengawasan internal.

c. Petunjuk pengawasan keselamatan operasi bandar udara ini

diprioritaskan pada bandar udara bersertifikat dan dapat juga

dilaksanakan untuk pengawasan keselamatan bandar udara

register.

d. Unsur sertifikasi dan registrasi bandar udara dan pengawasan

keselamatan terdiri atas personel, fasilitas, dan prosedur.

1.4 Perubahan/Amendemen

a. Penanggung jawab

Tanggung jawab terhadap setiap perubahan yang diperlukan

untuk pembaharuan pedoman ini, maupun kebutuhan terhadap

adanya perubahan berada pada Kepala Subdirektorat Personel dan

Operasi Bandar Udara. Kepala Kantor dapat mengajukan usulan

perubahan terhadap pedoman ini kepada Kepala Subdirektorat

Personel dan Operasi Bandar Udara melalui Direktur.

b. Jenis Perubahan

1) Perubahan sementara, yaitu perubahan yang bersifat

sementara dengan batasan waktu dan/atau tujuan yang jelas,

yang antara lain untuk menguji suatu hal sebelum

diberlakukan permanen, ataupun adanya hal-hal yang bersifat

khusus.

2) Perubahan periodik, yaitu perubahan yang bersifat mengikat

dan permanen karena perubahan standar, ketentuan atau hasil

dari pengembangan kegiatan pengawasan sebelumnya.

c. Proses dan Pengesahan

1) Konsep perubahan disiapkan oleh Kepala Subdirektorat

Personel dan Operasi Bandar Udara, dengan disertai

kajian/telaah perlunya perubahan, yang dilengkapi dengan

data dukung/referensi terkait.

2) Konsep perubahan diajukan oleh Kepala Subdirektorat

Personel dan Operasi Bandar Udara kepada Direktur, untuk

dievaluasi sebelum diteruskan kepada Direktur Jenderal.

3) Pengesahan usulan perubahan oleh Direktur Jenderal, sebelum

dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sertfikasi,

registrasi maupun pengawasan keselamatan operasi bandar

Page 20: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

3

udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter, baik

bersifat sementara maupun tetap.

2. SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA

2.1 Jenis dan Pengertian Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara

a. Sertifikasi atau registrasi adalah suatu system yang jelas dan

terukur dalam menilai pemenuhan keselamatan, terkait

kepatuhan terhadap standar, kecukupan prosedur, jumlah dan

kompetensi personel serta keakuratan data.

b. Sertifikasi dan registrasi bandar udara (termasuk heliport dan

water aerodrome) merupakan kegiatan berkelanjutan yang

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara c.q

Direktorat Bandar Udara melalui inspektur bandar udara atau

personel yang ditugaskan untuk itu, guna melihat pemenuhan

peraturan dan ketentuan standar keselamatan penerbangan oleh

penyelenggara bandar udara.

c. Sertifikasi dan registrasi meliputi kegiatan penerbitan atau

perpanjangan sertifikat atau register bandar udara.

d. Bandar udara wajib memiliki sertifikat bilamana digunakan oleh

pesawat udara yang melayani angkutan udara niaga dengan rute

penerbangan dari dan ke luar negeri atau mempunyai runway

yang melayani pesawat udara yang memiliki kapasitas lebih dari

30 (tiga puluh) tempat duduk.

e. Register bandar udara terdiri dari :

- Register Bandar Udara, yaitu bandar udara yang mempunyai

runway yang dapat melayani pesawat udara dengan kapasitas

maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk untuk angkutan

udara niaga dan angkutan udara bukan niaga;

- Register Khusus Bandar Udara non penumpang, yaitu bandar

udara yang mempunyai runway yang dapat melayani pesawat

udara dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat

duduk untuk kegiatan pemupukan, perikanan, dan kehutanan

termasuk flying shcool;

- Register Heliport, yaitu tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter yang memiliki final approach and take off area

(FATO) dan touch down lift off area (TLOF) yang melayani

pesawat udara yang memiliki kapasitas masimum 30 (tiga

puluh) tempat duduk untuk angkutan udara bukan niaga; dan

- Register Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome), yaitu

bandar udara yang mempunyai water operating area yang

dapat melayani pesawat udara dengan kapasitas maksimum

30 (tiga puluh) tempat duduk untuk angkutan udara bukan

niaga

f. Register tempat pendaratan dan lepas landas helikopter dibedakan

menjadi 4 (empat) yang terdiri dari : surface level heliport, helideck,

elevated heliport dan shipboard heliport.

Page 21: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

4

g. Inspektur bandar udara adalah staf atau pejabat di lingkungan

Direktorat Bandar Udara yang ditunjuk dan diberi tugas serta

kewenangan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau

Direktur Bandar Udara untuk melaksanakan Sertifikasi dan

Registrasi Bandar Udara setelah memenuhi persyaratan dan

tingkat kompetensi tertentu.

2.2 Unsur dan Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara

a. Unsur Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara :

- Pemeriksaan dalam pelaksanaan sertifikasi dan registrasi

bandar udara yang tercantum dalam pedoman pengoperasian

bandar udara (aerodrome manual) meliputi unsur personel,

fasilitas, dan prosedur operasi bandar udara, sedangkan untuk

bandar udara bersertifikat ditambah sistem manajemen

keselamatan serta prosedur, fasilitas, dan personel terkait

pengoperasian tempat pendaratan dan lepas landas helikopter

jika tersedia.

- Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait

langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar

udara serta personel untuk pendaratan helicopter helikopter

jika melayan.

- Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar

udara yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok

bandar udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan

dan lepas landas helikopter.

- Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar

udara sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar

udara (aerodrome manual), standard operating procedure (SOP)

untuk di bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas

landas helikopter jika melayani.

b. Kegiatan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara meliputi :

- Kegiatan sertifikasi dan registrasi bandar udara meliputi

kegiatan audit penerbitan/perpanjangan sertifikat dan register

bandar udara.

- Pemeriksaan administrasi untuk audit

penerbitan/perpanjangan sertifikat/register bandar udara

adalah pemeriksaan terkait keberadan, kelengkapan dan

kesesuaian dokumen berupa : akta pendirian

perusahaan/lembaga, Aerodrome Manual/Heliport

Manual/Water Aerodrome Manual, Aerodrome SMS Manual

(tidak wajib untuk register), bukti pembayaran PNBP sesuai

peraturan yang berlaku, sertifikat atau register bandar udara

yang akan berakhir masa berlakunya (untuk perpanjangan),

hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau

hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (untuk

perpanjangan), khusus bandar udara yang melayani angkutan

udara niaga dengan rute penerbangan dari dan ke luar negeri

Page 22: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

5

ditambahkan lampiran bukti persyaratan kelestarian

lingkungan yang ditunjukan dengan adanya izin lingkungan

atau dokumen lingkungan yang disahkan oleh instansi yang

berwenang.

c. Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan

mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi

organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat

kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.

e. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur Sertifikasi,

Registrasi dan jenis kegiatan Sertifikasi, Registrasi seperti pada

Formulir I dengan contoh checklist pemeriksaan seperti Formulir II

2.3 Personel dan Tim Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara

a. Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi bandar udara dilaksanakan

oleh personel sertifikasi dan registrasi bandar udara atau Tim

sertifikasi dan registrasi bandar udara yang khusus ditugaskan

untuk melaksanakan sertifikasi dan registrasi bandar udara.

b. Personel sertifikasi dan registrasi bandar udara merupakan

Inspektur Bandar Udara atau pegawai Direktorat Bandar Udara

atau personel lain yang telah mempunyai kompetensi tertentu

dan/atau lisensi.

c. Tim sertifikasi dan registrasi bandar udara dari Inspektur Bandar

Udara atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau personel lain

yang mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi, dan

dibentuk oleh Direktur Bandar Udara.

d. Susunan Tim sertifikasi dan registrasi terdiri atas ketua tim dan

anggota tim, dengan seorang pengendali sertifikasi/registrasi

bandar udara.

e. Pengendali sertifikasi dan registrasi bandar udara minimal

Inspektur Bandar Udara level 3 atau pejabat Eselon IV Direktorat

Bandar Udara.

f. Ketua Tim Pelaksana minimal inspektur level 2.

g. Anggota Tim Pelaksana minimal inspektur level 1 atau pegawai

Direktorat Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang

teknis operasi bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas

landas helikopter

3. PENGAWASAN KESELAMATAN

3.1 Jenis dan Pengertian Pengawasan

a. Pengawasan keselamatan operasi bandar udara yang selanjutnya

disebut sebagai pengawasan merupakan kegiatan pengawasan

berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara c.q Direktorat Bandar Udara dan Kantor

Otoritas Bandar Udara melalui Inspektur Bandar Udara atau

Page 23: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

6

personel yang ditugaskan untuk itu, guna melihat pemenuhan

peraturan dan ketentuan standar keselamatan penerbangan pada

umumnya dan keselamatan operasi bandar udara pada

khususnya yang dilaksanakan oleh penyelenggara bandar udara

dan pemangku kepentingan lainnya yang meliputi audit, inspeksi,

pengamatan dan pemantauan, khusus tempat pendaratan dan

lepas landas helikopter maka audit dan pengamatan tidak

dilakukan.

b. Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan

mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi

organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat

kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku.

c. Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan

standar suatu produk akhir objek tertentu.

d. Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas

bagian tertentu dari prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi

organisasi penyedia jasa penerbangan dan pemangku kepentingan

lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan

peraturan yang berlaku.

e. Pemantauan adalah kegiatan evaluasi terhadap data, informasi

dan laporan bandar udara untuk mengetahui kecenderungan

kinerja keselamatan penerbangan di tiap-tiap bandar udara.

3.2 Unsur Pengawasan dan Jenis Kegiatan Pengawasan

a. Pemeriksaan dalam pelaksanaan pengawasan yang tercantum

dalam pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)

meliputi unsur personel, fasilitas, dan prosedur objek pengawasan

operasi bandar udara, sedangkan untuk bandar udara

bersertifikat ditambah sistem manajemen keselamatan serta

prosedur, fasilitas, dan personel terkait pengoperasian tempat

pendaratan dan lepas landas helikopter jika melayani helikopter.

b. Unsur personel mencakup personel bandar udara yang terkait

langsung dengan pengoperasian dan pemeliharaan bandar udara

serta personel untuk pendaratan helikopter.

c. Unsur fasilitas mencakup prasarana dan peralatan bandar udara

yang terdiri atas fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar

udara serta prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas

landas helikopter.

d. Unsur prosedur mencakup prosedur pengoperasian bandar udara

sebagaimana dalam pedoman pengoperasian bandar udara

(aerodrome manual), standard operating procedure (SOP) untuk di

bandar udara maupun tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter.

e. Contoh kegiatan pemeriksaan terhadap unsur pengawasan dan

jenis kegiatan pengawasan seperti pada Formulir I dengan contoh

checklist pemeriksaan seperti Formulir II.

Page 24: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

7

3.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pengawasan

a. Memastikan terpenuhinya regulasi penerbangan nasional

Standards and Recommended Practices (SARPs) ICAO dalam

rangka menjaga dan meningkatkan keselamatan operasi bandar

udara.

b. Berdasarkan Undang-Undang nomor : 1 tahun 2009 tentang

Penerbangan, tanggung jawab keselamatan bandar udara yang

mencakup tanggung jawab regulasi dan tanggung jawab

pengawasan keselamatan berada pada Menteri Perhubungan, dan

sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM. 20

tahun 2008 dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM. 22

tahun 2015, tanggung jawab tersebut diamanahkan kepada

Direktur Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara,

sebagai bagian unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara yang bertanggung jawab di bidang bandar

udara.

c. Untuk memenuhi tanggung jawab terhadap keselamatan bandar

udara, maka Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar

Udara wajib melaksanakan pengawasan keselamatan bandar

udara, termasuk dalam hal ketersediaan program pengawasan dan

sumber daya untuk pelaksanaan program pengawasan

keselamatan bandar udara.

d. Tanggung jawab pengawasan keselamatan oleh Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara juga berlaku untuk bandar udara

yang masih diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah

daerah, dalam rangka untuk menjaga ketegasan dan kejelasan

fungsi regulasi sebagai kewajiban Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara dan fungsi operasi sebagai kewajiban

operator dalam penyelenggaraan bandar udara.

e. Tanggung jawab dan kewajiban Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara dalam bidang pengawasan keselamatan tidak

menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab dan kewajiban

penyelenggara bandar udara untuk tetap melaksanakan

pengawasan keselamatan internal sesuai peraturan dan ketentuan

di bidang penerbangan pada umumnya dan bidang bandar udara

pada khususnya.

3.4 Pendekatan Pengawasan

a. Pengawasan keselamatan dilandasi prinsip pencegahan terhadap

timbulnya risiko keselamatan yang melampaui batas-batas risiko

yang dapat diterima.

b. Pelaksanaan pengawasan menganut sistem check and balance,

sebagai pendekatan terhadap asas keadilan dan keterbukaan.

c. Pelaksanaan pengawasan menggunakan pendekatan sistem

(system approach) untuk mengetahui apakah sistem yang berjalan

di penyelenggara bandar udara sudah dapat menjamin

keselamatan operasi bandar udara secara berkesinambungan.

Page 25: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

8

d. Pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan mempergunakan

standar yang jelas, terencana, terkontrol, dapat

dipertanggungjawabkan dan berkesinambungan.

e. Hasil pelaksanaan pengawasan dipergunakan untuk bahan

penyempunaan standar dan regulasi keselamatan bandar udara.

3.5 Personel dan Tim Pengawasan

a. Pelaksanaan pengawasan dilaksanakan oleh personel pengawasan

atau Tim Pengawasan Keselamatan yang khusus ditugaskan untuk

melaksanakan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.

b. Personel Pengawasan Keselamatan merupakan Inspektur Bandar

Udara atau personel Direktorat Bandar Udara atau Personel

Kantor Otoritas Bandar Udara atau personel lain yang telah

mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi.

c. Tim Pengawasan Keselamatan terdiri atas Inspektur Bandar Udara

atau pegawai Direktorat Bandar Udara atau personel lain yang

mempunyai kompetensi tertentu dan/atau lisensi, dan

dibentuk/ditugaskan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

d. Susunan Tim Pengawasan terdiri atas ketua tim dan anggota tim,

dengan seorang pengendali pengawasan.

e. Pengendali pengawasan minimal pejabat Eselon IV Direktorat

Bandar Udara atau pejabat Eselon IV Kantor Otoritas Bandar

Udara

f. Ketua Tim Pengawasan minimal inspektur tingkat ahli dan

merupakan inspektur dengan level tertinggi pada tim tersebut.

g. Anggota Tim Pengawasan minimal inspektur tingkat asisten atau

pegawai Direktorat Bandar Udara atau pegawai Kantor Otoritas

Bandar Udara yang mempunyai kompetensi di bidang teknis

operasi bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter.

4 TAHAPAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN

4.1 Perencanaan

4.1.1 Perencanaan sertifikasi dan registrasi

Direktur Bandar udara wajib membuat alokasi ketersediaan

anggaran (DIPA) tahunan guna mengantisipasi permohonan

sertifikasi dan atau registrasi bandar udara.

4.1.2 Perencanaan pengawasan

a. Direktur Bandar udara wajib membuat rencana pengawasan

untuk periode 5 (lima) tahun ke depan (rencana pengawasan 5

tahunan) dan rencana tahunan.

b. Rencana 5 tahunan disusun sesuai periode Rencana Stratejik

(RENSTRA) dan rencana tahunan disusun berdasarkan rencana

5 tahunan dan ketersediaan anggaran (DIPA) tahun

Page 26: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

9

bersangkutan maupun sumber dana lain sesuai peraturan

perundang-undangan.

c. Perencanaan pengawasan 5 tahunan mencakup rencana lokasi

bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter serta alokasi dana yang diperlukan, sedang untuk

rencana tahunan harus mencakup pula rencana jadwal waktu

pelaksanaan sertifikasi, registrasi dan pengawasan dan rencana

Tim sertifikasi, registrasi dan pengawasan yang akan

melakukan sertifikasi, registrasi dan pengawasan.

d. Hasil perencanaan pengawasan dituangkan dalam ketetapan

tersendiri yang berupa program pengawasan keselamatan

bandar udara, dan merupakan satu kesatuan acuan dengan

petunjuk pelaksanaan pengawasan ini.

e. Perencanaan yang disusun oleh Direktur Bandar Udara

sehingga pengawasan keselamatan operasi bandar udara dapat

berjalan efektif.

4.2 Persiapan

a. Tim yang ditugaskan untuk melakukan sertifikasi, registrasi dan

pengawasan harus melaksanakan persiapan pelaksanaan

sertifikasi, registrasi dan pengawasan dengan mengisi format-

format seperti pada Formulir III.

b. Formulir III.1 merupakan format perencanaan ruang lingkup

pengawasan yang diisi berdasarkan data/catatan pengawasan

sebelumnya, perubahan organisasi, informasi lain terkait

operasional Objek Pengawasan/OP (bandar udara atau tempat

pendaratan dan lepas landas helikopter) yang berasal dari airline

atau pihak lain (laporan adanya foreign object damage/debris

(FOD), bird strike, dll) maupun data laporan kejadian

(accident/incident). Format Formulir III.1 disusun oleh Tim

sertifikasi, registrasi dan pengawasann dan diketahui/disahkan

oleh Pengendali Tim atau Ketua Tim. Hasil perencanaan ruang

lingkup sertifikasi, registrasi dan pengawasan tersebut dituangkan

dalam Formulir III.2 yang merupakan ruang lingkup dan jenis

pengawasan yang akan dilakukan. Tiap elemen dalam sistem ruang

lingkup pengawasan dijabarkan dalam tiap lembar kerja seperti

dalam Formulir III.3 dengan pengisian data diambil dari Formulir

III.1 (data-data foreign object damage/debris (FOD), bird strike,

kejadian, dll) maupun dari checklist Formulir II yang dianggap

penting untuk diperiksa pada Objek sertifikasi, registrasi dan

pengawasan.

c. Setelah Formulir III.1, III.2, dan III.3 diselesaikan, untuk

pelaksanaan audit, rencana kegiatan sertifikasi, registrasi dan

pengawasan keselamatan tersebut harus disampaikan dahulu

secara tertulis kepada penyelenggara bandar udara Objek

sertifikasi, registrasi dan pengawasan, meliputi maksud, tujuan,

Page 27: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

10

lingkup, jenis pengawasan, beserta Tim Pengawasan dalam jangka

waktu paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan

pengawasan. Contoh surat pemberitahuan pelaksanaan sertifikasi,

registrasi dan pengawasan seperti pada Formulir III.4 – III.6.

d. Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara

atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat memerintahkan

dilaksanakannya pengawasan keselamatan operasi bandar udara

yang bersifat insidentil atau khusus.

4.3 Pelaksanaan

4.3.1 Pelaksanaan sertifikasi dan registrasi

a. Sertifikasi dan registrasi dilaksanakan oleh Tim sertifikasi dan

registrasi yang namanya tercantum dalam Surat Perintah Tugas

Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau Direktur Bandar

Udara dan disampaikan melalui surat pemberitahuan sertifikasi

dan registrasi kepada bandar udara terkait Objek sertifikasi /

registrasi seperti pada Formulir III.4 – III.6.

b. Jadwal pelaksanaan sertifikasi dan registrasi berlaku pada

seluruh Objek sertifikasi dan registrasi.

c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan sertifikasi dan

registrasi dapat dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip,

meliputi :

1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum

pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, perkenalan Tim

sertifikasi dan registrasi, penjelasan maksud, tujuan,

lingkup, dan jangka waktu serta jenis sertifikasi dan

registrasi (penrbitan/perpanjangan) yang akan

dilaksanakan, mengkaji ulang (review) terhadap temuan

pengawasan sebelumnya (untuk perpanjangan), penjelasan

lingkup pelaksanaan sertifikasi dan registrasi, diskusi isu

terkait lingkup sertifikasi dan registrasi jika ada, klarifikasi

dokumen-dokumen untuk pelaksanaan sertifikasi dan

registrasi serta penjelasan proses laporan hasil pelaksanaan

sertifikasi dan registrasi dan temuannya. Lihat Formulir

IV.1 Checklist Agenda Rapat Pembukaan.

2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk

pengoperasian Objek sertifikasi dan registrasi yang meliputi

buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome

manual), sms manual (untuk sertifikat bandara), standard

operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-catatan lain

yang diperlukan.

3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel

pelaksanaan sistem pengoperasian Objek sertifikasi dan

registrasi yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan

hasil (output)nya.

4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil

pemeriksaan, guna memberi kesempatan kepada

Page 28: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

11

penyelenggara Objek sertifikasi dan registrasi untuk

menanggapi dan/atau menjelaskan setiap temuan yang

dihasilkan.

5) Berita Acara sertifikasi dan registrasi seperti Formulir IV.4,

merupakan draft laporan hasil sertifikasi dan registrasi serta

ringkasan temuan. Berita Acara sertifikasi dan registrasi

ditandatangani oleh seluruh Tim sertifikasi dan registrasi

dan pihak bandar udara Objek sertifikasi dan registrasi.

6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk

merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan

Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance

Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan

pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist

Agenda Rapat Penutupan.

4.3.2 Pelaksanaan pengawasan

a. Pengawasan dilaksanakan oleh pengawasan yang namanya

tercantum dalam Surat Perintah Tugas Direktur Jenderal

Perhubungan Udara atau Direktur Bandar Udara atau Kepala

Kantor Otoritas Bandar Udara dan disampaikan melalui surat

pemberitahuan pengawasan keselamatan kepada bandar udara

Objek Pengawasan (OP) seperti pada Formulir III.4 – III.6.

b. Jadwal pelaksanaan pengawasan keselamatan pada satu Objek

Pengawasan (OP) tertentu harus diupayakan tidak tumpang

tindih dengan jadwal pelaksanaan pengawasan bidang lainnya

terkait pengoperasian Objek Pengawasan (OP).

c. Susunan/rangkaian kegiatan pelaksanaan pengawasan dapat

dilihat pada Formulir IV yang secara prinsip, meliputi:

1) Rapat pembukaan, dengan menjelaskan dasar hukum

pelaksanaan pengawasan, perkenalan Tim Pengawasan,

penjelasan maksud, tujuan, lingkup, dan jangka waktu

serta jenis pengawasan yang akan dilaksanakan, mengkaji

ulang (review) terhadap temuan pengawasan sebelumnya,

penjelasan lingkup pelaksanaan pengawasan, diskusi isu

terkait lingkup pengawasan jika ada, klarifikasi dokumen-

dokumen untuk pelaksanaan pengawasan serta penjelasan

proses laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan

temuannya. Lihat Formulir IV.1 Checklist Agenda Rapat

Pembukaan.

2) Kegiatan pemeriksaan dokumentasi terhadap sistem untuk

pengoperasian Objek Pengawasan (OP) yang meliputi buku

pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual),

standard operating procedure (SOP), logbook, dan catatan-

catatan lain yang diperlukan.

3) Kegiatan pengecekan dan/atau pengujian terhadap sampel

pelaksanaan sistem pengoperasian Objek Pengawasan (OP)

Page 29: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

12

yang meliputi proses pelaksanaan prosedur dan hasil

(output)nya. Untuk pelaksanaan inspeksi, kegiatan

pengecekan menggunakan checklist seperti yang tercantum

dalam Formulir II.3 untuk bandar udara dan seperti pada

Formulir II.4 untuk inspeksi tempat pendaratan dan lepas

landas helikopter.

4) Klarifikasi dan/atau konfirmasi atas draft hasil

pemeriksaan, guna memberi kesempatan kepada

penyelenggara Objek Pengawasan (OP) untuk menanggapi

dan/atau menjelaskan setiap temuan yang dihasilkan.

5) Berita Acara Pengawasan seperti Formulir IV.5, merupakan

draft laporan hasil pengawasan keselamatan dan ringkasan

temuan. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh

seluruh Tim Pengawasan dan pihak bandar udara Objek

Pengawasan.

6) Rapat penutupan, dengan menjelaskan proses untuk

merespon temuan pengawasan, pengisian Pemberitahuan

Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance

Notification/NCN) serta kapan hasil akhir laporan

pengawasan akan dikirim. Lihat Formulir IV.2 Checklist

Agenda Rapat Penutupan.

4.4 Hasil Sertifikasi dan registrasi serta Pengawasan

a. Hasil sertifikasi dan registrasi serta pengawasan berupa temuan

audit bukan merupakan hasil opini tetapi harus didasarkan

kepada fakta yang ada serta dasar regulasinya

b. Temuan hasil checklist inspeksi dikategorikan sebagai satisfactory

(S) yang berarti memenuhi standar, dan unsatisfactory (U) untuk

temuan yang tidak memenuhi standar.

c. Temuan hasil audit bandar udara dikategorikan menjadi Observasi,

Pemberitahuan Tidak terpenuhinya Peraturan/PTP (Non

Compliance Notification/NCN), atau Safety Alerts (SA).

1) Observasi merupakan temuan yang bersifat minor tetapi dapat

berkontribusi terhadap tidak terpenuhinya ketentuan

peraturan. Walaupun begitu, perhatian tetap diperlukan

untuk tindakan perbaikan dan menghindari terulang lagi di

kemudian hari. Penyelenggara bandar udara diminta untuk

mengambil langkah peningkatan/ perbaikan sistem secara

berkelanjutan. Tindakan tersebut dilaporkan kepada

Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara

seperti pada Formulir V.4 Tindak Lanjut Temuan, dan menjadi

perhatian dalam pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.

2) Pemberitahuan Tidakterpenuhinya Peraturan/PTP (Non

Compliance Notification/NCN) merupakan temuan tidak

dipenuhinya (non compliance) ketentuan peraturan (Formulir

V.2). Formulir PTP tersebut disampaikan kepada

Page 30: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

13

penyelenggara bandar udara untuk dilengkapi dengan

penjelasan tindakan perbaikan selengkap mungkin, seperti

berikut:

a) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan

yang diambil untuk memulihkan keadaan untuk

terpenuhinya ketentuan peraturan sehingga terwujud

keselamatan operasi bandar udara.

b) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan

tindakan investigasi untuk mengetahui penyebab utama

tidak terpenuhinya peraturan. Jika penyelenggara bandar

udara sudah menerapkan Safety Management System

(SMS), tindakan identifikasi ini merupakan bagian dari

Safety Management System (SMS).

c) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan

perbaikan yang diambil terhadap penyebab utama tidak

terpenuhinya peraturan untuk memastikan hal tersebut

tidak terulang kembali. Corrective action merupakan suatu

sistem untuk menjamin personel memahami ketentuan

peraturan dan adanya monitoring pemenuhan ketentuan

peraturan secara berkelanjutan.

Penyelenggara bandar udara harus mencatat tindakan

pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan

(corrective action) dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim

kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen Perhubungan

Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara sebelum 28 hari

kerja sejak Formulir PTP tersebut diterbitkan. Kalau tindakan

perbaikan (corrective action) tidak bisa diselesaikan pada

waktu yang ditentukan, penyelenggara bandar udara harus

mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective

action) diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan

(corrective action) merupakan pelaksanaan sistem untuk

training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan

perbaikan (corrective action) – nya merupakan adanya program

training, lengkap dengan waktu dan pesertanya.

3) Safety Alerts (SA) merupakan tipe khusus dari PTP yang

bersifat SEGERA. Penyelenggara bandar udara harus

mengambil tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir

2) a) di atas serta membuat kajian sementara terhadap

langkah butir 2) b) dan butir 2) c) di atas sebelum operasi di

fasilitas terkait dilanjutkan.

d. Temuan sertifikasi dan registrasi serta pengawasan, dapat

menghasilkan kategori Safety Alerts (SA) jika membahayakan

pengoperasian pesawat udara. Penyelenggara bandar udara harus

menghentikan operasional di fasilitas tersebut atau menurunkan

kemampuan operasi pada fasilitas tersebut setelah melakukan risk

assessment. Penyelenggara bandar udara harus mengambil

Page 31: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

14

tindakan pemulihan segera terhadap langkah butir 2) a) di atas

serta membuat kajian sementara terhadap langkah butir 2) b) dan

butir 2) c) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.

4.5 Pelaporan

a. Ketua Tim Sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan yang

ditugaskan wajib melaporkan secara tertulis hasil Sertifikasi atau

registrasi kepada Direktur Bandar Udara serta pengawasan kepada

Direktur Bandar Udara dan/atau Kepala Kantor Otoritas Bandar

Udara guna mendapat persetujuan atau pengesahan. Format

laporan secara lengkap seperti pada Formulir V.1. Jika ada temuan

yang termasuk kategori Safety Alerts atau PTP maka Tim harus

mengisi format PTP seperti pada lampiran V.2 diketahui/disahkan

oleh Pengendali Tim. Seluruh temuan hasil pemeriksaan harus

ditindaklanjuti oleh penyelenggara bandar udara seperti pada

Formulir V.4 Tindak Lanjut Temuan. Laporan sertifikasi atau

registrasi atau pengawasan, formulir Safety Alerts, PTP, dan Tindak

Lanjut Temuan, beserta bukti-bukti temuan dikirim ke

penyelenggara bandar udara atau tempat pendaratan dan lepas

landas helikopter Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan

(OP) paling lambat 15 hari kerja setelah dilaksanakannya kegiatan

sertifikasi atau registrasi atau pengawasan dengan contoh surat

pengantar seperti pada Formulir V.3.

b. Hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang telah

mendapat persetujuan atau pengesahan Direktur Bandar Udara

atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dilaporkan kepada

Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

c. Dalam hal pengawasan keselamatan operasi bandar udara

dilaksanakan secara bersama antara Direktorat Bandar Udara dan

Kantor Otoritas Bandar Udara, penyusunan laporan hasil

pengawasan dibuat oleh Kantor Otoritas Bandar Udara.

d. Setiap hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan harus

dicatat dan disimpan dalam suatu sistem database hasil sertifikasi

atau registrasi atau pengawasan untuk monitoring keselamatan

serta wajib dijaga kerahasiaannya baik oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara maupun oleh penyelenggara Objek

Pengawasan, kecuali diperlukan sesuai dengan hukum peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e. Database hasil sertifikasi atau registrasi atau pengawasan

diberlakukan sebagai database bersama antara Direktorat Bandar

Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara untuk menjamin

kesinambungan pengawasan dan perbaikan di kemudian hari.

Page 32: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

15

4.6 Monitoring

a. Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara

wajib melaksanakan monitoring terhadap tindak lanjut hasil

sertifikasi atau registrasi atau pengawasan keselamatan operasi

bandar udara dan tempat pendaratan dan lepas landas helicopter.

b. Terhadap temuan sertifikasi atau registrasi atau pengawasan

dengan kategori safety alerts (SA) dan PTP, monitoring dilakukan

secara intensif sampai dilakukan tindakan pemulihan dan

termasuk pernyataan langkah identifikasi dan tindakan

pencegahan. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan

seperti tersebut pada butir 3.4 di atas, atau sampai waktu yang

ditentukan oleh Tim sertifikasi atau registrasi atau Pengawasan

tidak dipenuhi oleh penyelenggara bandar udara, maka Direktur

Bandar udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara dapat

memberikan sanksi.

c. Direktur Bandar Udara atau Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara

dapat memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan, apabila

diperlukan, berupa:

- peringatan tertulis

- pembatasan kemampuan operasional Bandar udara

- pembekuan sertifikat/register Bandar udara

- pencabutan sertifikat register Bandar udara

d. Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil sertifikasi

atau registrasi atau pengawasan harus berkesinambungan dan

berkelanjutan.

e. Hasil monitoring dan evaluasi harus menjadi acuan utama dalam

perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi atau registrasi atau

pengawasan keselamatan selanjutnya.

5 STANDAR UMUM PELAKSANAAN

5.1 Audit Keselamatan

a. Audit sertifikasi atau registrasi dilaksankan berdasaan

permohonan dari penyelenggara bandar udara, berdasarkan

tingkat kepatuhan penyelenggara bandar udara tersebut

b. Audit keselamatan dilaksanakan secara reguler setiap 2 (dua)

tahun, kecuali diperintahkan lain oleh Direktur Jenderal

Pehubungan Udara atau Direktur Bandar Udara atau Kepala

Kantor Otoritas Bandar Udara berdasarkan tingkat kepatuhan

penyelenggara bandar udara tersebut. Audit keselamatan tidak

dilaksanakan pada tempat pendaratan dan lepas landas

helikopter.

c. Audit keselamatan diprioritaskan untuk dilaksanakan pada

bandar udara internasional dan bandar udara bersertifikat dengan

hierarkhi sebagai bandar udara pengumpul.

Page 33: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

16

d. Audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan dilaksanakan

terhadap Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome

Manual) termasuk kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, dan

pelaksanaannya.

e. Audit dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi

efektifitas sistem yang sudah berjalan. Sampling dilakukan

terhadap hal-hal krusial/penting dalam sistem dan/atau

defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem

sistemik yang memerlukan review sistem secara keseluruhan oleh

penyelenggara bandar udara.

f. Tim sertifikasi atau registrasi untuk audit

penerbitan/perpanjangan sertikat atau register atau pengawasan

untuk audit keselamatan operasi bandar udara paling banyak

terdiri atas 6 (enam) inspektur bandar udara.

g. Tim sertifikasi atau registrasi atau pengawasan yang akan

melaksanakan audit sertifikasi atau registrasi atau keselamatan

operasi bandar udara dapat melakukan persiapan audit

keselamatan dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist

audit keselamatan dapat dilihat pada Formulir II), melaksanakan

audit keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat

laporan seperti pada Formulir V.

h. Audit keselamatan operasi bandar udara dapat dilaksanakan oleh

Inspektur bandar udara yang berada di kantor otoritas bandar

udara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hasil

audit dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Cq.

Direktur Bandar Udara untuk di evaluasi dan acceptance.

5.2 Inspeksi Keselamatan

a. Inspeksi keselamatan dilaksanakan dapat secara acak atau rutin

berdasarkan perkembangan tingkat kepatuhan penyelenggara

bandar udara dan/atau tingkat risiko keselamatan yang ada pada

setiap bandar udara, yang dihasilkan dari kegiatan pengamatan

dan/atau pemantauan. Inspeksi keselamatan ini juga dilakukan

pada tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.

b. Pemeriksaan pada inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap

unsur tertentu pengawasan dan/atau pada output atau kondisi

nyata yang ada terhadap standar dan ketentuan, termasuk

pemeriksaan terhadap tindak lanjut hasil audit.

c. Inspeksi keselamatan secara rutin yang dilaksanakan oleh

Direktorat Bandar Udara diprioritaskan bagi bandar udara

beregister yang hanya melayani penerbangan angkutan dalam

negeri dengan hierarkhi bandara pengumpul tersier dan bandar

udara pengumpan.

d. Inspeksi keselamatan secara acak yang dilaksanakan oleh

Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara

disesuaikan dengan perkembangan isu keselamatan yang ada

Page 34: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

17

pada setiap bandar udara termasuk kegiatan kesiapan angkutan

haji, angkutan lebaran, angkutan natal dan tahun baru.

e. Inspeksi keselamatan bandar udara secara acak dilaksanakan

dengan prioritas untuk bandar udara yang mempunyai risiko

keselamatan tinggi, serta untuk bandar udara yang telah

dilakukan audit keselamatan guna melihat perkembangan tindak

lanjut hasil audit.

f. Tim Pengawasan untuk inspeksi keselamatan paling banyak terdiri

dari 3 (tiga) orang Inspektur Bandar Udara.

g. Tim Pengawasan yang akan melaksanakan inspeksi keselamatan

operasi bandar udara melakukan persiapan inspeksi keselamatan

dengan melengkapi format pada Formulir III (checklist inspeksi

keselamatan seperti pada Formulir II), melaksanakan inspeksi

keselamatan seperti pada format Formulir IV, dan membuat

laporan seperti pada Formulir V.1, V.3, V.4.

5.3 Pengamatan keselamatan

a. Pengamatan keselamatan dilakukan secara acak dan akan

dilakukan pemeriksaan apabila terdapat indikasi meningkatnya

risiko keselamatan dan/atau berkurangnya tingkat kepatuhan

penyelenggara bandar udara terhadap peraturan dan ketentuan

keselamatan, berdasarkan hasil pemantauan keselamatan dan/

atau laporan suka rela dari pihak-pihak lain. Pengamatan

keselamatan tidak dilaksanakan pada tempat pendaratan dan

lepas landas helikopter.

b. Pemeriksaan pada pengamatan keselamatan dilakukan terhadap

unsur dan/atau output yang diindikasikan risiko keselamatannya

meningkat tinggi.

c. Tim Pengawasan Keselamatan untuk pengamatan keselamatan

terdiri dari 2 (dua) sampai 3 (tiga) orang Inspektur Bandar Udara.

d. Tim Pengawasan Keselamatan yang akan melaksanakan

pengamatan keselamatan operasi bandar udara dapat melakukan

persiapan pengamatan keselamatan dengan melengkapi format

pada Formulir III (checklist pengamatan keselamatan dapat dilihat

pada Formulir II), melaksanakan pengamatan keselamatan seperti

pada format Formulir IV, dan membuat laporan seperti pada

Formulir V.1, V.3, V.4.

5.4 Pemantauan Keselamatan

a. Pemantauan keselamatan dilakukan secara rutin melalui

penyusunan dan pengembangan database keselamatan bandar

udara oleh petugas yang ditunjuk pada Direktorat Bandar Udara.

b. Petugas pemantauan keselamatan harus secara aktif melakukan

pengumpulan data termasuk data hasil pengawasan keselamatan

(observasi atau PTP/NCN), dan/atau mengembangkan sistem

pelaporan operasi bandar udara, maupun sistem pelaporan

kejadian dan kecelakaan di bandar udara.

Page 35: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

18

c. Laporan kejadian dan kecelakaan di bandar udara bersifat rahasia

dan tidak dapat dijadikan alat bukti di pengadilan.

d. Petugas pemantauan wajib menjaga kerahasiaan database

keselamatan, termasuk data dan pelapor adanya kejadian dan

kecelakaan di bandar udara.

e. Berdasarkan database keselamatan, petugas pemantauan wajib

melakukan evaluasi dan analisa keselamatan, serta secara berkala

paling lama setiap 6 (enam) bulan wajib memberikan laporan

kecenderungan tingat keselamatan pada setiap bandar udara

maupun secara nasional, kepada Direktur Bandar Udara dan

kepala kantor otoritas bandar udara.

f. Direktur Bandar Udara dan kepala kantor otoritas bandar udara di

wilayah kerjanya bertanggung jawab atas keberhasilan tugas

pemantauan keselamatan bandar udara, melalui program

pengembangan sumber daya manusia, pemenuhan prasarana dan

sarana pemantauan, serta promosi keselamatan yang antara lain

melalui sosialisasi dan kemudahan menyampaikan pelaporan.

5.5 Verifikasi Keselamatan

a. Verifikasi keselamatan operasi bandar udara pada prinsipnya

dilakukan atas permintaan penyelenggara bandar udara, dalam

rangka akan dioperasikannya suatu prasarana pokok bandar

udara hasil pembangunan atau pengembangan maupun akan

dioperasikannya tipe pesawat yang lebih besar.

b. Program verifikasi keselamatan operasi bandar udara disusun

berdasarkan data rencana pengembangan dan/atau

pembangunan prasarana bandar udara maupun rencana operasi

badan usaha angkutan udara (airline).

c. Pelaksanaan verifikasi keselamatan dilaksanakan bersama Kantor

Otoritas Bandar Udara

6 PEMBIAYAAN

6.1 Nilai manfaat skala ekonomi yang didapat dari terselenggaranya

pengoperasian bandar udara yang menjamin keselamatan

penerbangan jauh lebih besar daripada biaya rutin pengawasan yang

dikeluarkan.

6.2 Pelaksanaan kegiatan pengawasan keselamatan bandar udara harus

dilakukan secara berkelanjutan dan terprogram.

6.3 Direktorat Bandar Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara

menyusun program pengawasan keselamatan bandar udara yang

merupakan kegiatan rutin dalam bentuk:

a. Program pengawasan tahunan;

b. Program kerja pengawasan 5 (lima) tahunan.

6.4 Sumber biaya pengawasan keselamatan bandar udara oleh Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara dibebankan dalam Anggaran

Page 36: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

19

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun berdasarkan

program dan kebutuhan tahunan.

6.5 Bila sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) terbatas, dapat dimungkinkan menggunakan sumber

dana lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7 TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN

7.1 Direktur Bandar Udara Dan Kantor Otoritas Bandar Udara secara

berkala wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan

keselamatan operasi bandar udara guna perbaikan pelaksanaan

pengawasan.

7.2 Tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara

harus senantiasa dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam

rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan penyelenggara bandar

udara terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan bandar udara

pada khususnya dan penerbangan pada umumnya.

7.3 Hasil monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil

pengawasan keselamatan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal

Perhubungan Udara.

7.4 Direktur Jenderal Perhubungan Udara dapat memberikan sanksi

administratif dan/atau dilaporkan kepada pihak atau unit kerja

pembina penyelenggara bandar udara tersebut penyelenggara bandar

udara yang tidak dapat menindaklanjuti hasil pengawasan dalam

jangka waktu yang telah ditetapkan.

8 PENUTUP

8.1 Penyempurnaan atas Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi atau Registrasi

atau Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara akan

ditampung dan dituangkan dalam penyempurnaan Pedoman Petunjuk

ini dan/atau dalam dokumen tersendiri.

8.2 Petunjuk ini hanya sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi atau

registrasi atau pengawasan dan dapat ditambah maupun dikurangi

sesuai kondisi Objek Sertifikasi atau Registrasi atau Pengawasan

berdasarkan peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan,

khususnya keselamatan operasi bandar udara.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

Ir. SUPRASETYO

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Kepala Bagian Hukum

HEMI PAMURAHARJO

Page 37: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

LAMPIRAN III

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 580 TAHUN 2015

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PERATURAN KESELAMATAN

PENERBANGAN SIPIL BAGUAN 139-01, SERTIFIKASI DAN

REGISTRASI SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI

BANDAR UARA (STAFF INSTRUCTION 139-01)

TANGGAL : 07 OKTOBER 2015

CONTOH DAN FORMULIR PETUNJUK TEKNIS

SERTIFIKASI DAN REGISTRASI BANDAR UDARA

SERTA PENGAWASAN KESELAMATAN OPERASI

BANDAR UDARA DAN TEMPAT PENDARATAN DAN

LEPAS LANDAS HELIKOPTER BAGIAN 139-01

(STAFF INSTRUCTION 139-01)

Page 38: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

DAFTAR ISI

FORMULIR I : Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur Sertifikasi ,

Registrasi Serta Pengawasan Bandar Udara serta Jenis

Kegiatan Sertifikasi, Registrasi Bandar Udara dan

Pengawasan Bandar Udara :

Ia. Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur

Sertifikasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan

Sertifikasi Dan Pengawasan Bandar Udara

Ib. Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur

Registrasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan

Registrasi Dan Pengawasan Bandar Udara

Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur

Registrasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan

Registrasi Dan Pengawasan Tempat Pendaratan

Dan Lepas Landas Helikopter(Heliport)

Id. Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur

Registrasi Dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan

Registrasi Dan Pengawasan Bandara Perairan

(Water Aerodrome)

FORMULIR II : Checklist Pelaksanaan Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan

II.1 : Ruang Lingkup Sertifikasi, Registrasi, dan

Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar

Udara:

II.1a Ruang Lingkup Sertifikasi dan

Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar

Udara

II.1b Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar

Udara

II.1c Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Keselamatan Operasi Tempat

Pendaratan Dan Lepas Landas

Helikopter(Heliport)

II.1d Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan

Keselamatan Operasi Bandara perairan

(Water Aerodrome)

II.2 : Checklist Audit Sertifikasi, Registrasi serta Audit

Keselamatan Operasi Bandar Udara :

II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit

Keselamatan Operasi Bandar Udara

II.2b Checklist Audit Registrasi Dan Audit

Keselamatan Operasi Bandar Udara

II.2c Checklist Audit Registrasi Dan Audit

Keselamatan Operasi Tempat pendaratan dan

lepas landas helicopter (heliport)

Page 39: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II.2d Checklist Audit Registrasi Dan Audit

Keselamatan Operasi Bandar Udara perairan

(Water Aerodrome)

II.3 : Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar

Udara:

II.3a Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar

Udara

II.3b Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Tempat

pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter

(Heliport)

II.3c Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandara

Perairan (Water Aerodrome)

II.4 : Checklist Pemeriksaan Dokumen Rencana

Pembangunan Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas

Helikopter (Heliport) Dalam Rangka Penerbitan

Rekomendasi Teknis Pembangunan Heliport

FORMULIR III :Format Persiapan Pelaksanaan Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan

III.1 : Format Perencanaan Ruang Lingkup Sertifikasi,

Registrasi dan Pengawasan

III.2 : Format Ruang Lingkup Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan:

III.2a Format Ruang Lingkup Sertifikasi dan

Pengawasan Bandar Udara

III.2b Format Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Bandar Udara

III.2c Format Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Tempat pendaratan dan lepas

landas helicopter (heliport)

III.2d Format Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Bandara Perairan (water

aerodrome)

III.3 : Format Lembar Kerja Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan Bandara Udara, Tempat pendaratan dan

lepas landas helicopter dan bandara perairan (water

aerodrome)

III.4 : Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi,

Registrasi dan Audit Keselamatan Bandara Udara,

Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter dan

bandara perairan (water aerodrome) :

III.4a Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi

dan Registrasi Bandara Udara, Bandara

Perairan

III.4b Contoh Surat Pemberitahuan Audit Registrasi

Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter

(heliport)

Page 40: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

III.4c Contoh Surat Pemberitahuan Audit Keselamatan

Bandara Udara, Tempat pendaratan dan lepas

landas helicopter dan bandara perairan (water

aerodrome)

III.5 : Contoh Surat Pemberitahuan Inspeksi Keselamatan

Operasi Bandar Udara

III.6 : Contoh Surat Pemberitahuan Pengamatan

Keselamatan Operasi Bandar Udara

III.7 : Contoh Surat Jawaban Permintaan Rekomendasi

Teknis Heliport

FORMULIR IV : Format Pelaksanaan Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan

IV.1 : Contoh Format Checklist Agenda Rapat Pembukaan

Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan

IV.2 : Contoh Format Checklist Agenda Rapat Penutupan

Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan

IV.3 : Contoh Daftar Hadir Rapat Pembukaan/Penutupan

Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan

IV.4 : Contoh Format Berita Acara Audit Sertifikasi,

Registrasi dan Pengawasan :

IV.4a Format Berita Acara Audit Sertifikasi,

Registrasi dan PengawasanBandar Udara

IV.4b Format Berita Acara Audit Registrasi dan

Pengawasan Tempat Pendaratan Dan Lepas

Landas Helikopter (Heliport)

IV.4c Format Berita Acara Audit Registrasi dan

Pengawasan Bandara Perairan

FORMULIR V : Format Pelaporan Hasil Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan

V.1 : Format Laporan Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan :

V.1a Format Laporan Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan Bandar Udara dan Bandara Perairan

V.1bFormat Laporan Registrasi Heliport

V.2 : Format Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya

Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN)

V.3 : Format Tindak Lanjut Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan Bandar udara

V.4 : Contoh Surat Tindak Lanjut Sertifikasi, Registrasi dan

Pengawasan Bandar udara, tempat pendaratan lepas

landas helicopter dan bandara perairan

V.5 : Format Laporan Akhir Sertifikasi dan Registrasi

Page 41: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR VI : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual,

SMS

Manual, Heliport Manual, Water Aerodrome manual

VI.aFormat penerimaan (acceptance) Aerodrome

Manual

VI.bFormat penerimaan (acceptance) SMS Manual

VI.cFormat penerimaan (acceptance) Heliport Manual

VI.dFormat penerimaan (acceptance) Water Aerodrome

manual

FORMULIR VII : Format Sertifikat dan Register Bandar Udara, Tempat

pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport) dan

bandara perairan (water aerodrome):

VII.a Format Sertifikat Bandar Udara

VII.b Format Register Bandar Udara

VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan

dan lepas landas helicopter (heliport)

VII.d Format Register Bandara Perairan (water

aerodrome)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

TTD

SUPRASETYO

SALINAN sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

HEMI PAMURAHARJO

Pembina Tk. I /(IV/b)

NIP. 19660508 199003 1 001

Page 42: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR VI : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual,

SMS

Manual, Heliport Manual, Water Aerodrome manual

VI.aFormat penerimaan (acceptance) Aerodrome

Manual

VI.bFormat penerimaan (acceptance) SMS Manual

VI.cFormat penerimaan (acceptance) Heliport Manual

VI.dFormat penerimaan (acceptance) Water Aerodrome

manual

FORMULIR VII : Format Sertifikat dan Register Bandar Udara, Tempat

pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport) dan

bandara perairan (water aerodrome):

VII.a Format Sertifikat Bandar Udara

VII.b Format Register Bandar Udara

VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan

dan lepas landas helicopter (heliport)

VII.d Format Register Bandara Perairan (water

aerodrome)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

SUPRASETYO

Page 43: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR VI : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual,

SMS

Manual, Heliport Manual, Water Aerodrome manual

VI.aFormat penerimaan (acceptance) Aerodrome

Manual

VI.bFormat penerimaan (acceptance) SMS Manual

VI.cFormat penerimaan (acceptance) Heliport Manual

VI.dFormat penerimaan (acceptance) Water Aerodrome

manual

FORMULIR VII : Format Sertifikat dan Register Bandar Udara, Tempat

pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport) dan

bandara perairan (water aerodrome):

VII.a Format Sertifikat Bandar Udara

VII.b Format Register Bandar Udara

VII.c Format Register Registrasi Tempat pendaratan

dan lepas landas helicopter (heliport)

VII.d Format Register Bandara Perairan (water

aerodrome)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

SUPRASETYO

Page 44: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I CONTOH

KEGIATAN PEMERIKSAAN TERHADAP UNSUR SERTIFIKASI ,

REGISTRASI SERTA PENGAWASAN BANDAR UDARA SERTA JENIS

KEGIATAN SERTIFIKASI, REGISTRASI BANDAR UDARA DAN

PENGAWASAN BANDAR UDARA

Page 45: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 1

Formulir Ia Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur Sertifikasi dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Bandar Udara

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

1

PERSONEL

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap dokumen personel bandar udara (personel teknik bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, AMC (Apron Movement Control / AMC), helicopter landing officer) jika melayani helikopter.

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku lisensi bagi personel bandar udara

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan kewenangan/kecakapan lisensi bagi personel bandar udara

.

2

FASILITAS

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas helicopter stand jika tersedia.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas helicopter stand jika tersedia.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas helicopter stand jika tersedia.

3

PROSEDUR (AERODROME MANUAL & STANDARD OPERATING PROCEDURE/SOP)

1 Melakukan pemeriksaan dan review aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) dan record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta data kejadian (occurrence) selama pengoperasian bandar udara.

2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) yang terdiri atas: aerodrome data, aerodrome reporting, access to movement area, aerodrome

Page 46: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 2

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

inspection, visual aids & aerodrome electrical, maintenance of the movement area, aerodrome works safety, apron management, apron safety management, airside vehicle control, wildlife hazard management, obstacle control and safety management system (SMS), maupun prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika melayani.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data dan informasi dalam aerodrome manual, peng-update-an beserta pendistribusian aerodrome manual, standard operating procedure (SOP), serta prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika melayani.

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan prosedur dalam aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) dengan pengoperasian bandar udara maupun helicopter stand jika melayani.

Page 47: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 3

Formulir Ib Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur Registrasi dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan Registrasi dan Pengawasan Bandar Udara

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

1

PERSONEL

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap dokumen personel bandar udara (personel teknik bandar udara, elektronika listrik, mekanikal, (Apron Movement Control / AMC), helicopter landing officer jika melayani helikopter.

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku lisensi bagi personel bandar udara

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan kewenangan/kecakapan lisensi bagi personel bandar udara.

2

FASILITAS

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas helicopter stand jika tersedia.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas helicopter stand jika tersedia.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandar udara (runway, taxiway, visual aids, penunjang pelayanan darat pesawat udara, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), fuel system, dll) serta prasarana dan fasilitas helicopter stand jika tersedia.

3

PROSEDUR (AERODROME MANUAL & STANDARD OPERATING PROCEDURE/SOP)

1 Melakukan pemeriksaan dan review aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) dan record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta data kejadian (occurrence) selama pengoperasian bandar udara atau helicopter stand jika melayani.

2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) yang terdiri atas: aerodrome reporting, aerodrome inspection, maintenance of the movement

Page 48: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 4

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

area, maupun prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika melayani.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data dan informasi dalam aerodrome manual, peng-update-an beserta pendistribusian aerodrome manual, standard operating procedure (SOP), serta prosedur/manual pengoperasian helicopter stand jika

melayani.

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan prosedur dalam aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) dengan pengoperasian bandar udara maupun helicopter stand jika melayani.

Page 49: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 5

Formulir Ic Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur Registrasi dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport)

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

1

PERSONEL

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap dokumen personel tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (personel helicopter landing officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku lisensi dan rating bagi personel tempat pendaratan dan lepas landas helikopter personel helicopter landing officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan kewenangan/kecakapan lisensi dan rating bagi personel tempat pendaratan dan lepas landas helikopter personel helicopter landing officer/HLO, personel radio komunikasi/AGGGR dll).

2

FASILITAS

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian prasarana dan fasilitas tempat pendaratan dan lepas landas helikopter.

3

PROSEDUR (AERODROME MANUAL & STANDARD OPERATING PROCEDURE/SOP)

1 Melakukan pemeriksaan dan review Heliport manual, standard operating procedure (SOP) dan record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta data kejadian (occurrence) selama pengoperasian heliport.

2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan Heliport manual, standard operating procedure (SOP) yang terdiri atas: Standar Take Off and Landing Procedure, Standard Inspection Procedure, Standard Obstacle Monitoring & Control Procedure, Standard Movement Area Maintenance Procedure, Standar Emergency Procedure, Standar reporting Procedure.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data dan informasi dalam Heliport Manual, peng-update-an beserta pendistribusian Heliport Manual, standard operating procedure (SOP)

Page 50: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 6

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan prosedur dalam Heliport manual, standard operating procedure (SOP) dengan pengoperasian heliport.

Page 51: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR I I - 7

Formulir Id Contoh Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Unsur Registrasi dan Pengawasan Serta Jenis Kegiatan Registrasi dan Pengawasan Bandara Perairan

NO UNSUR JENIS KEGIATAN

1 2 3

1

PERSONEL

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap dokumen personel bandar udara (personel radio komunikasi/AGGGR dan PK-PPK)

2 Melakukan pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku lisensi bagi personel bandara perairan

3 Melakukan pemeriksaan penyalahgunaan kewenangan/kecakapan lisensi bagi personel bandara perairan.

2

FASILITAS

1 Melakukan pemeriksaan dan review terhadap fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.

2 Melakukan pemeriksaan kelaikan dan kecukupan fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.

3 Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas keselamatan dan fasilitas pokok bandara perairan.

3

PROSEDUR (AERODROME MANUAL & STANDARD OPERATING PROCEDURE/SOP)

1 Melakukan pemeriksaan dan review aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) dan record pengawasan sebelumnya (audit/inspeksi) serta data kejadian (occurrence) selama pengoperasian

bandara perairan

2 Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan aerodrome manual, standard operating procedure (SOP) yang terdiri atas: aerodrome data, aerodrome reporting, aerodrome inspection, maintenance of the movement area,

3 Melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data dan informasi dalam water aerodrome manual, peng-update-an beserta pendistribusian aerodrome water manual, standard operating procedure (SOP).

4 Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan prosedur dalam aerodrome water manual, standard operating procedure (SOP) dengan pengoperasian bandara perairan.

Page 52: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II

CHECKLIST PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN

PENGAWASAN OPERASI BANDAR UDARA

II.1 RUANG LINGKUP SERTIFIKASI, REGISTRASI, DAN PENGAWASAN

KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA :

II. 1a Ruang Lingkup Sertifikasi dan Pengawasan Keselamatan

Operasi Bandar Udara 1b Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Keselamatan

Operasi Bandar Udara

1c Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter

(Heliport) 1d Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Keselamatan

Operasi Bandara Perairan (Water Aerodrome)

II.2 CHECKLIST AUDIT SERTIFIKASI, REGISTRASI SERTA AUDIT

KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA :

II. 2a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara

2b Checklist Audit Registrasi Dan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara

2c Checklist Audit Registrasi Dan Audit Keselamatan Operasi

Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter (Heliport) 2d Checklist Audit Registrasi Dan Audit Keselamatan Operasi

Bandara Perairan (Water Aerodrome)

II.3 CHECKLIST INSPEKSI KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA :

II. 3a Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar Udara

3b Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Tempat pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport)

3c Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandara Perairan (Water Aerodrome)

II.4 CHECKLIST PEMERIKSAAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN

Page 53: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 0

Formulir II.1a Ruang Lingkup Sertifikasi Dan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

SISTEM & ELEMEN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

No. SISTEM ELEMEN A

Manajemen Bandar Udara 1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)

2. Data atau informasi lokasi bandar udara 3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada

Aeronautical Information Service (AIS) 4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara 5. Airport Emergency Plan (AEP)

B Kontrol Sisi Udara

1. Manajemen operasi apron 2. Manajemen keselamatan apron 3. Akses ke dalam daerah pergerakan 4. Pemeliharaan daerah pergerakan 5. Pengawasan/pengaturan kendaraan di sisi udara 6. Operasi visibility rendah 7. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan

Pemadam Kebakaran (PKP-PK) 8. Penyelenggaraan keselamatan kerja (aerodrome

works safety) 9. Pemindahan pesawat udara yang rusak

C Lingkungan Bandar Udara 1. Manajemen bahaya hewan liar (wildlife hazard

management) 2. Alat bantu visual dan sistem kelistrikan 3. Pengawasan terhadap obstacle 4. Penanganan barang/bahan berbahaya 5. Perlindungan terhadap lokasi radar & alat bantu

navigasi

D Pemeriksaan dan Sistem Pelaporan

1. Pemeriksaan di daerah pergerakan dan obstacle limitation surface

2. Inspeksi teknis keselamatan bandar udara 3. Sistem Pelaporan

E Sistem Manajemen

Keselamatan 1. Informasi Umum Manual Manajemen Keselamatan

Operasi Bandar Udara (SMS Manual) 2. Kebijakan Dan Sasaran Keselamatan 3. Struktur Organisasi Dan Tanggung Jawab 4. Manajemen Resiko 5. Sistem Pelaporan, Dokumentasi, Dan Kontrol Data 6. Pendidikan Dan/Atau Pelatihan (Diklat) 7. Penilaian Dan Audit 8. Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan

Page 54: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 1

Formulir II.1b Ruang Lingkup Registrasi Dan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

SISTEM & ELEMEN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

No. SISTEM ELEMEN A

Manajemen Bandar Udara 1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)

2. Data atau informasi lokasi bandar udara 3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada

Aeronautical Information Service (AIS) 4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara

B Kontrol Sisi Udara

1. Pemeliharaan daerah pergerakan

C Pemeriksaan dan Sistem

Pelaporan 1. Pemeriksaan di daerah pergerakan dan obstacle

limitation surface 2. Inspeksi fasilitas bandar udara 3. Sistem Pelaporan

Page 55: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 2

Formulir II.1c Ruang Lingkup Registrasi Dan Pengawasan Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan Dan Lepas landas Helikopter

ELEMEN KESELAMATAN OPERASI TEMPAT PENDARATAN DAN

LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) No. ELEMEN A

Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport

B Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Data and Facilities)

C Standar Prosedur Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter

(Heliport Standard Operating Procedures)

D Sistem Pelaporan (Reporting System)

Page 56: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 3

Formulir II.1d Ruang Lingkup Registrasi Dan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandara Perairan

ELEMEN KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

No. ELEMEN A

Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi Penyelenggara bandar udara perairan (Water Aerodrome)

B Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Data and Facilities))

C Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Operating Procedures)

D Sistem Pelaporan (Reporting System)

Page 57: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 4

Formulir II.2a Checklist Audit Sertifikasi Dan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

A. MANAJEMEN BANDAR UDARA A.1 INFORMASI UMUM BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA (AERODROME MANUAL)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 –

MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki

copy yang lengkap dan terbaru yang disimpan di bandar udara (aerodrome)? a. Apakah dalam bentuk cetak ? b. Apakah di setiap lembar telah disediakan

tempat untuk paraf sebagai persetujuan (approve) ?

c. Apakah penyelenggara bandar udara memberikan copy yang lengkap dan terbaru kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ?

d. Apakah copy milik penyelenggara bandar udara dapat dilihat oleh orang yang diberi kewenangan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (inspektur) pada saat jam kerja normal?

CASR 139.113 (1) CASR 139.111

(1b) CASR 139.111

(1c)

CASR 139.113 (2)

CASR 139.113 (3)

2. Apakah buku pedoman (manual) berisikan lebih

dari 1 dokumen ? a. Jika ya, apakah ada referensi terhadap

dokumen-dokumen lain tersebut secara tepat ?

b. Apakah copy lainnya disimpan dalam bentuk elektronik ?

CASR 139.111 (2) CASR 139.111 (2)

CASR 139.111 (3)

3. Apakah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menerima buku pedoman (manual) tersebut ?

CASR 139.121

4. Apakah informasi tidak tersedia atau tidak berlaku disertai dengan alasan mengapa tidak dapat diterapkan ?

CASR 139.115 (2)

5. Apakah rincian hal-hal yang menjadi perkecualian (exemption) dimasukkan?

CASR 139.115 (3)

6. Apakah rincian kondisi-kondisi tersebut (exemption) juga dimasukkan ?

CASR139.115 (3.c)

7. Apakah buku pedoman (manual) sudah memuat prosedur yang memastikan bahwa manual akan diamandemen kapan pun dibutuhkan untuk memastikan keakuratannya ?

CASR 139.117(1)

8. Dan sudah memuat prosedur yang memastikan bahwa buku pedoman (manual) sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk meng-amandemen buku pedoman (manual)?

CASR 139.117 (2)

9. Serta memuat prosedur yang memastikan bahwa penyelenggara bandar udara akan memberitahukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam bentuk tertulis dalam tempo 14 hari jika ada amandemen ?

CASR 139.117 (3)

10. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk sebagai pengawas/pengontrol buku pedoman ?

CASR 139.119 (1)

11. Apakah dalam buku pedoman (manual) memuat rincian personel/personel yang memegang copy? Adakah prosedur yang memastikan bahwa buku pedoman yang telah dimutakhirkan dan telah disampaikan/didistribusikan ke seluruh pemegang ?

CASR139.119 (2)

12. Dapatkah orang yang membaca buku pedoman (manual) tahu kapan perubahan pada buku pedoman telah dilakukan?

CASR 139.029(1d)

13. Dan tahu bahwa buku pedoman sudah dimutakhirkan?

CASR139.029 (1d)

14. Adakah prosedur yang memastikan bahwa jika ada penyimpangan dari buku pedoman (manual)

CASR 139.041(2)

Page 58: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 5

yang dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat udara akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?

Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar

udara. Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan tingkat pelayanan dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).

A.2 DATA ATAU INFORMASI LOKASI BANDAR UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah buku pedoman (manual) memuat informasi yang relevan di bagian 2 tentang data atau informasi lokasi bandar udara (aerodrome) ?

CASR139.129 (1.b)

2. Apakah Bagian 2 dari buku pedoman berisikan : a. gambar lokasi bandar udara yang

menunjukkan fasilitas utama termasuk penunjuk arah angin (wind direction indicator) ?

b. gambar yang menunjukkan batas-batas daerah lingkungan kerja?

c. Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak bandar udara (aerodrome) dari kota atau daerah berpenduduk padat terdekat dan posisi bandar udara (aerodrome) ?

d. lokasi fasilitas dan peralatan bandar udara di luar daerah lingkungan kerja bandar udara (aerodrome) ?

CASR139 App1 Bab2

MOS 5.1.2

3. Apakah bagian 2 dari bandar udara berisikan : a. Rincian sertifikat tanah dari lokasi bandar

udara (aerodrome) atau b. Rincian pemindahan kuasa (misal:

perjanjian leasing) properti tempat bandar udara (aerodrome) berlokasi

CASR139 App1 Bag 2 (d)

A.3 DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN KEPADA AERONAUTICAL

INFORMATION SERVICE (AIS)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Informasi Umum : CASR 139 Appendix 1, Bagian 3 Butir 3.1 1. Indikator lokasi bandar udara Butir 3.1 Huruf

(a)

2. Nama bandar udara Butir 3.1 Huruf (b)

3. Nama kota dimana pelayanan bandar udara diberikan

Butir 3.1 Huruf (c)

4. Lokasi bandar udara berupa Koordinat titik referensi bandar udara (ARP) dalam sistem koordinat WGS 84

Butir 3.1 Huruf (d)

5. Arah dan jarak ke kota Butir 3.1 Huruf (e)

6. Elevasi bandar udara dalam MSL dan geoid undulation

Butir 3.1 Huruf (f)

7. Elevasi dari masing-masing threshold dalam MSL dan geoid undulation

Butir 3.1 Huruf (g)

8. Elevasi tertinggi dari zona touch down pada precision approach runway

Butir 3.1 Huruf (g)

9. Referensi temperatur bandar udara (aerodrome) Butir 3.1 Huruf (h)

10. Rincian aerodrome beacon Butir 3.1 Huruf (i) 11. Nama penyelenggara bandar udara beserta

alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi setiap saat

Butir 3.1 Huruf (j)

12. Informasi setempat : a. Jam operasi bandar udara b. Pelayanan darat yang tersedia c. PKP-PK d. Prosedur khusus (bila ada); dan

Butir 3.1 Huruf (k)

Page 59: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 6

e. Informasi local atau peringatan dini (bila ada).

Dimensi bandar udara (Aerodrome) dan informasi terkait: CASR 139 Appendix 1, Bagian 3 1. Arah runway sebenarnya (true Bearing) dan

nomor runway Butir 3.2 Huruf

(a)

2. Panjang, lebar dan kemiringan memanjang runway

Butir 3.2 Huruf (a)

3. Lokasi dari displaced threshold jika ada Butir 3.2 Huruf (a)

4. Koordinat geografis dari masing-masing threshold

Butir 3.2 Huruf (i)

5. Jenis permukaan runway Butir 3.2 Huruf (a)

6. Jenis runway (instrument, non-instrument) Butir 3.2 Huruf (a)

7. Zona bebas obstacle yang tersedia (runway instrumen yang dapat diterapkan)

Butir 3.2 Huruf (a)

8. Dimensi dan jenis permukaan untuk RESA dan stopway

Butir 3.2 Huruf (b)

9. Panjang,lebar &jenis permukaan runway strip Butir 3.2 Huruf (b)

10. Dimensi, profil dan jenis permukaan dari clearway jika ada

Butir 3.2 Huruf (e)

11. Jenis perkerasan dan kekuatan runway dalam sistem Aircraft Classification Number – Pavement Classification Number (ACN-PCN)

Butir 3.2 Huruf (m)

12. Declared distance runway untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (n)

13. Panjang, lebar dan jenis permukaan taxiway Butir 3.2 Huruf (c) 14. Lokasi dan penetapan rute standar taxi Butir 3.2 Huruf

(h)

15. Koordinat geografis dari masing-masing garis titik tengah taxiway

Butir 3.2 Huruf (j)

16. Jenis permukaan dan kekuatan perkerasan apron serta nomor parking stand

Butir 3.2 Huruf (d)

17. Koordinat geografis parking stand Butir 3.2 Huruf (k) 18. Aerodrome Obstacle Chart Type A MOS 7.2 19. Kategori PKP-PK bandar udara (aerodrome) Butir 3.2 Huruf

(p)

20. Lokasi dan frekuensi dari VOR Butir 3.2 Huruf (g)

21. Koordinat geografis dan elevasi tertinggi untuk setiap obstacle yang signifikan di approach dan take-off climb area, circling area dan di sekitar bandar udara (vicinity of the aerodrome).

Butir 3.2 Huruf (l)

22. Informasi contact person (Koordinator) yang bertanggung jawab terhadap pemindahan pesawat yang rusak dan pernyataan kemampuan untuk memindahkan pesawat udara besar yang rusak dengan menggunakan peralatan yang ada di bandar udara.

Butir 3.2 Huruf (o)

Informasi tentang sistem visual aid CASR 139 Appendix 1 1. Tipe runway lighting, jika ada, untuk setiap

runway Butir 3.2 Huruf (f)

2. Tipe approach lighting Butir 3.2 Huruf (f) 3. visual approach slope indicator untuk setiap

runway, jika ada Butir 3.2 Huruf (f)

4. Apakah portabel lighting tersedia? Butir 3.2 Huruf (f) 5. Tipe taxiway lighting Butir 3.2 Huruf (f) 6. Tipe Apron Lighting Butir 3.2 Huruf (f) 7. Alat bantu visual lain untuk runway, taxiway dan

apron, jika ada Butir 3.2 Huruf (f)

8. Rincian marka untuk runway, taxiway dan apron Butir 3.2 Huruf (f) 9. Ketersediaan standby power, switching

arrangements and changeover times Butir 3.2 Huruf (f)

10. Penjabaran visual docking guidance systems di apron yang digunakan untuk penerbangan internasional, dan posisi parkir pesawat udara

Butir 3.2 Huruf (f)

Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen data aeronautika.

A.4 PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI BANDAR UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Page 60: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 7

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) 1. Apakah buku pedoman (manual) sudah dirubah

sesuai dengan kondisi saat ini agar keakuratannya tetap terpelihara?

CASR 139.117 (1)

2. Apakah penyelenggara bandar udara sudah menjalankan arahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan perubahan buku pedoman (manual) sesuai MoS?

CASR 139.117 (2)

3. Apakah penyelenggara bandar udara sudah memberitahu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara tertulis dalam tempo 14 hari atas dirubahnya buku pedoman?

CASR 139.117 (3)

4. Apakah copy buku pedoman (manual) masih disimpan/dipegang oleh orang yang sesuai dalam daftar distribusi pedoman ?

CASR 139.119 (2b, 2c)

5. Apakah personel yang ditunjuk sebagai pengontrol buku pedoman (manual) telah melakukan tugasnya?

CASR 139.App 1 , 5.1(d)

6. Apakah buku pedoman (manual) terus menerus dimutakhirkan?

CASR 139.117 (1)

7. Apakah ada struktur organisasi dan manajemen yang bertanggung jawab terhadap operasional dan pemeliharaan di bandar udara?

CASR 139 App1, 5.1(a)

8. Apakah struktur organisasi berada pada section yang sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.App1, 5.1 (b)

9. Apakah ada rincian tanggung jawab manajemen di setiap prosedur pengoperasian bandar udara?

CASR 139.App1, 5.1(c)

10. Apakah manajemen memiliki suatu proses untuk memastikan bahwa bandar udara dioperasikan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah ada daftar personel yang

bertanggungjawab atas operasional dan pemeliharaan bandar udara (aerodrome) ?

CASR 139.App 1 , 5.1(c)

3. Apakah rincian kontak personel mereka benar? Inspektur Cek Fasilitas Apakah sudah tersedia fasilitas pelatihan untuk peningkatan pengetahuan personel terhadap persyaratan teknis bandar udara yang terus diperbaharui sesuai dengan standar kebutuhan?

CASR 139.035 (1)

Prosedur 1. Apakah personel terkait telah dapat memahami

bahwa kondisi yang ada dalam pengecualian (exemption) telah sesuai program pengelolaan keselamatan (safety plan)?

Inspektur Cek

2. Apakah kondisi-kondisi dalam pengecualian yang tercantum pada sertifikat juga sesuai?

Inspektur Cek

Cek Produk 1. Apakah catatan pelatihan personel

mengindikasikan adanya komitmen manajemen?

Inspektur Cek

2. Apakah para personel memahami akan persyaratan dan tanggung jawab masing-masing?

Inspektur Cek

Umpan Balik 1. Apakah personel didorong untuk melaporkan

adanya masalah berkaitan dengan Administrasi?

Inspektur Cek

2. Dan apakah laporan tersebut ditindaklajuti? Inspektur Cek A.5 AIRPORT EMERGENCY PLAN (AEP)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah sumber daya berisikan daftar anggota

komite gawat darurat di bandar udara dan rincian Kontak Personel?

CASR 139.055

2. Apakah komite juga memasukkan perwakilan dari semua instansi untuk layanan gawat darurat dapat dihubungi untuk bantuannya dalam suatu

CASR 139.057 (2)

Page 61: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 8

keadaan gawat darurat? 3. Apakah AEP berisikan rincian tugas dari setiap

organisasi yang terlibat dalam keadaan gawat darurat?

CASR 139.055 (2)

4. Dan rincian dari aktivasi, kontrol dan koordinasi semua instansi yang terlibat selama keadaan darurat?

CASR 139.055 (2)

CASR 139 App 1 , 4.3 (d)

5. Dan fasilitas untuk keadaan gawat darurat? CASR 139.059 CASR 139 App

1, 4.3 (b)

6. Dan respon operasional terhadap suatu keadaan darurat termasuk pengaturan akses ke bandar udara dan lokasi-lokasi tempat berkumpul (assembly areas)?

CASR 139.059 CASR 139

App1, 4.3 (e.3)

7. Dan tanggap terhadap panggilan lokal? CASR 139.059 CASR 139 App

1, 4.3 (e.4)

8. Dan respon terhadap panggilan kondisi darurat ?

CASR 139.197 CASR 139 App

1 , 4.3 (e.5)

9. Dan pengaturan (plan) untuk mengembalikan bandar udara ke status operasional setelah keadaan darurat?

CASR 139.055 CASR 139 App

1 , 4.3 (e.6)

10. Bagaimanakah sistem review terhadap AEP? Apakah review secara periodik (paling tidak sekali setahun) setelah berkonsultasi dengan semua organisasi terkait ?

CASR 139.055 (3)

11. Dan review sesegera mungkin terhadap pengaturan (plan) setelah keadaan darurat sebenarnya atau setelah latihan?

CASR 139.055 (5)

CASR 139 App 1 Bag4 Butir 4.3

(c)

12. Dan menyimpan catatan dari setiap review paling tidak selama 3 tahun?

CASR 139.055(6.c)

13. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan pengaturan untuk menguji pengaturan keadaan darurat di bandar udara dengan uji coba skala penuh paling tidak setiap 2 tahun sekali?

CASR 139.059(2.a)

14. Apakah pengaturan tersebut telah cukup memadai untuk memastikan terpenuhinya koordinasi, komunikasi, komando antar unit kerja terkait serta kecukupan terhadap personel, fasilitas dan prosedur?

CASR 139.059 (1)

15. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan pengaturan untuk menunda uji coba jika terjadi keadaan gawat darurat yang sebenarnya ?

CASR 139.059 (3)

16. Apakah buku pedoman (manual) memperhatikan prinsip faktor kemanusiaan (human factor) ?

CASR 139.059 (6)

17. Apakah buku pedoman (manual) memasukkan pengaturan untuk uji coba secara parsial pada tahun di antara dua tahun uji coba skala penuh?

CASR 139.059 (2.a)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan tentang AEP sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur cek

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai?

CASR 139.059 (1b)

2. Termasuk Persyaratan EOC, Command Post dan peralatan komuikasi?

CASR 139.059 (2c)

Prosedur 1. Apakah keanggotaan saat ini dan kontak

personel dari Aerodrome Emergency Committee sesuai dengan buku pedoman?

CASR 139.057 (2)

Inspektur cek

2. Apakah frekuensi pertemuan telah sesuai dengan buku pedoman?

Inspektur cek AC 139-10

3. Apakah semua organisasi penting yang berpartisipasi/merespon cukup terwakili?

CASR 139.059 Inspektur cek

4. Apakah AEP telah direview dengan mengacu pada buku pedoman (manual) ?

CASR 139.055 (3)

Page 62: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 9

Inspektur cek 5. Apakah AEP diuji dengan mengacu pada buku

pedoman (manual) ? CASR 139.059

(5) Inspektur cek

6. Apakah copy dari AEP didistribusikan dengan mengacu pada buku pedoman (manual) ?

Inspektur cek

7. Apakah para personel telah paham persyaratan keselamatan pada Rencana Penanggulangan gawat darurat?

Inspektur cek

8. Apakah ada kondisi atau perkecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171

Chek Produk 1. Jika personel DGCA hadir pada uji coba AEP,

pemeriksaan yang dilakukan hanya berupa pengamatan (observasi).

2. Dalam kasus lain, chek produk berikutnya dilakukan dengan mengacu pada catatan yang disimpan penyelenggara bandar udara.

Inspektur cek

Inspektur cek

3. Apakah uji coba direncanakan sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

Inspektur cek

4. Kapan latihan terakhir dilakukan ? Inspektur cek 5. Apakah organisasi-organisasi yang berkaitan

hadir? Inspektur cek

6. Apakah sasaran yang dituju sudah tepat dan teruji? Inspektur cek

7. Apakah kegiatan tanya jawab dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual) ? Inspektur cek

8. Apakah amandemen yang tepat dilakukan terhadap AEP? Inspektur cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan keadaan gawat darurat di bandar udara (aerodrome) diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur cek

B. KONTROL SISI UDARA

B.1 MANAJEMEN OPERASI APRON

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur untuk pengaturan parkir pesawat udara?

CASR 139 App1 , 4.9

2. Apakah termasuk Pengaturan antara pemandu lalu lintas penerbangan dan manajemen apron berupa Letter of Agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing – masing atau di unit ATS bandar udara yang melayaninya untuk memastikan mekanisme dan koordinasi pengaturan parkir pesawat udara ?

CASR 139 App1, 4.9(a)

3. Dan pengaturan untuk alokasi posisi parkir pesawat udara?

CASR 139 App1, 4.9(b)

4. Dan pengaturan untuk mulai menghidupkan mesin serta memastikan clearance bagi pesawat udara untuk push back?

CASR 139 App1, 4.9(c)

5. Dan inventarisasi serta prosedur penggunaan (aktivasi dan deaktivasi) peralatan Docking Guidance System (VDGS/ADGS) yang digunakan di bandar udara?

CASR 139 App1, 4.9(d)

6. Dan rincian prosedur pelayanan marshalling? CASR 139 App1, 4.9(e)

7. Dan prosedur pelayanan follow me car? CASR 139 App1, 4.9 (f)

8. Dan nama, nomor telepon serta peran dari personel yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan pengaturan parkir pesawat udara?

CASR 139 App1, 4.9(g)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek CASR 139.119 2. Apakah personel yang menyimpan catatan CASR 139.119

Page 63: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 10

sesuai dengan buku pedoman (manual)? Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan peralatan (antara

lain : radio komunikasi untuk unit manajemen apron, monitoring visual untuk memastikan aircraft stand cleareances dan pergerakan kendaraan di apron ) yang laik untuk mengontrol pemarkiran pesawat udara?

CASR 139.033 MOS 10.23.3 MOS 10.23.5 Inspektur Cek

2. Apakah tersedia personel yang dapat memberikan layanan follow me car jika diperlukan?

CASR 139.033 Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah personel memahami persyaratan

keselamatan berkaitan dengan clearance dan dorongan mesin (Jet Blast)?

MOS 10.15.4

2. Apakah tanggung jawab organisasi serta pengaturanya sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.15.4

3. Apakah posisi parkir pesawat udara dialokasikan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.App 1 , 4.9(b)

MOS 10.15.1

4. Apakah cara menghidupkan mesin (engine start) dan push back dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139. App1 , 4.9(c) MOS 10.15.3

5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171

Cek Produk 1. Apakah docking guidance system sesuai

dengan buku pedoman (manual)? CASR 139. App

1, 4.9(d) MOS 9.33

Inspektur Cek

2. Apakah marka parkir pesawat udara sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.043 MOS 8.7.2

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan pengoperasian apron dan parkir pesawat udara diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

B.2 MANAJEMEN KESELAMATAN APRON

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur manajemen operasional apron yang sesuai dengan peraturan keselamatan (safe for aircraft)?

CASR App1 , 4.10

2. Apakah memuat pengaturan pengamanan dari jet blast dan baling-baling?

CASR App1 , 4.10 (a)

MOS 6.12

3. Termasuk di dalamnya pengaturan desain posisi parkir? MOS 6.9.3

4. Dan penyediaan struktur pengaman dari jet blast?

CASR 139 App1 , 4.10(a)

MOS 6.12.2 Inspektur Cek

5. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur tindakan pengamanan pada saat pengisian bahan bakar ke pesawat udara?

CASR 139 App1, 4.10(b)

6. Apakah buku pedoman berisikan prosedur untuk memastikan bahwa apron dibersihkan untuk menghilangkan sampah (penyapuan) ?

CASR 139 App1, 4.10(d)

7. Apakah buku pedoman berisikan prosedur untuk memastikan bahwa apron bersih dari kontaminasi benda berbahaya (misal: tumpahan bahan bakar)?

CASR 139 App1, 4.10(e)

8. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur berkaitan dengan pelaporan insiden dan kecelakaan di apron?

CASR 139 App1, 4.10(f)

9. Apakah buku pedoman (manual) berisikan bahwa badan hukum Indonesia yang bergerak di kegiatan penunjang bandar udara (ground

MOS 10.15.4.1 CASR 139.067

(2)

Page 64: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 11

handling servicing) menyasaratkan alat pemadam kebakaran dan personilnya telah terlatih ?

10. Dan nama, nomor telepon dan peran/tanggung jawab dari personel yang terkait manajemen apron?

CASR 139 App1, 4.10(g)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah personel yang menyimpan catatan

sesuai dengan yang tertera dalam buku pedoman (manual)?

Casr 139.119

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel yang tepat untuk

mengontrol, memantau dan/atau mensupervisi kegiatan keselamatan apron?

CASR 139.033 MOS 10.15.4.2

2. Apakah tersedia personel dan fasilitas/peralatan untuk mendesain tata letak parkir, pemarkaan, dan fasilitas pelindung dari jet blast?

MOS 10.15.4

Prosedur 1. Apakah personel memahami persyaratan

keselamatan berkaitan dengan clearances dan jet blast?

MOS 10.15.4

2. Apakah tanggung jawab organisasi dan pengaturan manajemen keselamatan apron di lapangan sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

MOS 10.15.4.3

3. Apakah tindakan pembersihan dan penyapuan yang dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

CASR 139 App1, 4.10 (d,e)

4. Apakah kegiatan pengisian bahan bakar diawali dan dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

CASR 139 App1, 4.10(b) Inspektur Cek

5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171 Inspektur Cek

Cek Produk 1. Apakah sistem automatic docking guiadance

sistem dan/atau visual docking guiadance sistem l sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

MOS 9.34 Inspektur Cek

2. Apakah pembuatan marka untuk parkir pesawat udara sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

MOS 8.7.2 Inspektur Cek

3. Apakah permukaan apron dalam kondisi yang mememuhi persyaratan keselamatan?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan keselamatan apron diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

CASR 139.4.10 (g)

Inspektur Chek

B.3 AKSES KE DALAM DAERAH PERGERAKAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

informasi-informasi tentang pencegahan masuk ke dalam daerah pergerakan tanpa otorisasi terhadap orang, kendaraan, peralatan, tumbuhan atau binatang, ataupun sesuatu yang lain yang dapat membahayakan keselamatan pesawat udara?

CASR 139 App1, 4.2

MOS 10.10.1.

2. Apakah juga memasukkan rincian dari prosedur pengontrolan akses ke sisi udara?

CASR 139 App1,4.2

MOS 10.10.1.

3. Dan nama serta peran/tanggung jawab personel yang bertanggungjawab untuk mengontrol akses ke area pergerakan dan nomor telepon untuk menghubungi mereka selama dan setelah jam kerja?

CASR 139 App1, 4.2(b)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek 2. Apakah penyelenggara bandar udara Inspektur Chek

Page 65: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 12

melakukan pencatatan sesuai dengan buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)?

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.035

(1)

2. Apakah sarana pengontrolan fisik di lokasi sesuai dengan buku pedoman (manual)?, termasuk ketersediaan pagar atau penghalang yang sesuai dengan standar, guna menghalangi masuknya orang melalui selokan air (sewers) atau gorong-gorong

MOS 10.10.1

3. Apakah juga telah tersedia lampu pagar keamanan (lighting of security fences) yang memadai pada pagar atau pelindung lainnya (barriers)?

MOS 9.40

Prosedur 1. Apakah pengaturan akses ke sisi udara sesuai

dengan buku pedoman? Inspektur Chek

2. Apakah personel yang menjalankan tugas dan fungsi ini sesuai dengan buku pedoman?

Inspektur Chek

3. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan masuk tanpa ijin ke dalam area pergerakan?

Inspektur Chek

4. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171

Cek Produk Apakah kontrol sisi udara yang telah diobservasi menunjukkan hal yang efektif dan sesuai dengan buku pedoman ?

Inspektur Chek

Umpan Balik Apakah kejadian masuk tanpa ijin selalu diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Chek

B.4 PEMELIHARAAN DAERAH PERGERAKAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah dalam buku pedoman (manual)

berisikan prosedur untuk pemeliharaan rutin permukaan area pergerakan dan sistem drainase untuk memastikan bahwa kinerja (performance) area pergerakan tidak berkurang?

CASR 139 App1, 4.7

2. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan pemeliharaan runway yang diaspal dan/atau tidak diaspal, serta bahu landas pacu (shoulder) dan safety area?

CASR 139 App1,4.7 (a,b,c)

3. Apakah didalam pengaturan pemeliharaan runway yang dilapis ulang (overlay) telah dituangkan ke dalam MOWP (method of working plan) termasuk prosedur pengembalian kondisi runway ke status kondisi normal untuk operasi pesawat udara?

MOS.10.13 MOS.10.11

4. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan pemeliharan taxiway yang diaspal atau tidak diaspal serta bahu landas pacu (shoulder)?

CASR 139 App1 ,4.7 (a.b,c)

5. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk pemeliharaan runway strip dan taxiway strip yang berhubungan?

CASR 139 App1 , 4.7 (c)

6. Apakah telah tersedia Program Pemeliharaan Perkerasan (Pavement Management System) yang merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui perencanaan pemeliharaan (kapan dan bagaimana) untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang se-efisien mungkin, termasuk tindakan pencegahan adanya FOD (foreign object damage/debries) maupun ketidakteraturan permukaan pada runway, taxiway, apron dan taxiway shoulder?

CASR 139.071 MOS 10.12

7. Apakah telah tersedia Program Pemeliharaan Alat CASR 139.071

Page 66: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 13

Bantu Visual merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui perencanaan pemeliharaan (kapan dan bagaimana) untuk menjamin keandalan operasional peralatan/fasilitas dan mencegah terjadinya kegagalan operasi alat bantu visual, termasuk penentuan tujuan setiap tingkatan pemeliharaan?

MOS 10.12

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara yang

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.033

2. Sudahkah penyelenggara bandar udara menyediakan peralatan yang cukup dan tepat?

Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat

area pergerakan dikontrol sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1 , 4.8

2. Apakah pemeliharaan area pergerakan dilakukan sesuai dengan jadwal atau rutinitas yang tercantum dalam buku pedoman (manual) ?

MOS 10.12.3.2

3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu (runway) dikaitkan dengan serviceability dan batas-batas keselamatan?

MOS.10.12.4

4. Apakah personel memahami akan persyaratan keselamatan berkaitan dengan area pergerakan?

CASR.139.033(1)

MOS.10.14

5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.071

6. Apakah ada prosedur yang memastikan pelaksanaan dan output pihak ke 3 sesuai dengan standard dan ketentuan, jika dalam pengoperasian dan pemeliharaan ada yang dipihak ketigakan ?

CASR 139.067

Cek Produk 1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan

pengaturan keselamatan kerja (work safety)? CASR 139 App1

,4.8 Inspektur Cek

2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan permukaan dalam kondisi seperti yang seharusnya?

MOS.8.13; 8.15 CASR 139.043 Inspektur Cek

3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari masalah permukaan (pantulan, genangan air, dsb)

MOS 10.17.13.1 Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

B.5 PENGAWASAN/PENGATURAN KENDARAAN DI SISI UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) sudah

menetapkan suatu prosedur di bandar udara untuk pengontrolan kendaraan yang beroperasi di atau sekitar area pergerakan?

CASR 139 App1 , 4.11

2. Jika telah ditetapkan, apakah buku pedoman (manual) tersebut memasukkan rincian aturan-aturan lalu lintas termasuk pembatasan kecepatan?

CASR 139 App1 ,4.11(a)

3. Dan metoda untuk memberikan instruksi dan pengujian bagi pengemudi sisi udara terkait aturan lalu lintas yang diterapkan?

CASR 139 App1 , 4.11(b)

4. Dan metode untuk menerbitkan izin kendaraan & pengemudi untuk operasi sisi udara

CASR 139 App1 , 4.11(c)

5. Dan langkah-langkah pelaksanaan aturan tersebut (enforcement)?

CASR 139 App1 , 4.11(d)

Page 67: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 14

6. Dan nama, nomor telepon dan peran/tanggung jawab dari personel yang bertanggungjawab atas kontrol kendaraan sisi udara?

CASR 139 App1 , 4.11(e)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar cek dokumen

Inspektur Cek

2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumberdaya yang

cukup untuk menguji pengemudi, menerbitkan ijin mengemudi dan mengawasi para pengemudi pada saat mengemudi?

CASR 139.033 (1)

2. Apakah copy dari aturan-aturan mengemudi tersedia dan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1 , 4.11 (a)

Prosedur 1. Apakah pelaksanaan sesuai dengan buku

pedoman (manual)? Inspektur Cek

2. Apakah pengujian pengemudi sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.10.3 Inspektur Cek

3. Apakah pengawasan dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.10.2 Inspektur Cek

4. Apakah hukuman diterapkan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.4.11 (a)

Inspektur Cek

5. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan kendaraan sisi udara?

CASR 139.033 (e)

Inspektur Cek

6. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

Inspektur Cek

Cek Produk 1. Apakah ijin/lisensi diberikan sesuai dengan buku

pedoman (manual)? CASR 139.033 Inspektur Cek

2. Apakah aturan mengemudi selalu diawasi? CASR 139. App1, 4.11

Inspektur Cek

3. Apakah kendaraan sudah mempunyai stiker sisi udara yang diberikan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139. App1 , 4.11 (d) Inspektur Cek

4. Apakah prosedur radio yang benar/sesuai digunakan?

MOS 10.23.3 Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden kendaraan di sisi udara diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

B.6 OPERASI VISIBILITY RENDAH

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) yang berisikan

prosedur bagi personel penyelenggara bandar udara (aerodrome) yang terlibat dalam aktivitas di darat (ground activities) pada saat operasi dalam kondisi daya pandang rendah (low visibility)?

CASR 139 App1 , 4.16a

2. Apakah prosedur pada saat low visibility sudah menjabarkan prosedur pemberitahuan serta rincian yang melibatkan manusia, kendaraan, pengosongan manusia yang tidak berkepentingan pada daerah airside, pemeriksaan fisik instalasi lampu dan alat peringatan seperti rambu rambu ?

CASR 139 App1 , 4.16b

3. Jika pengukuran low visibility ditentukan dengan Runway Visual Range (RVR) secara manual, apakah prosedur yang dilakukan sudah memuat metoda pengukuran, pelaporan yang tepat waktu, lokasi dan posisi observasi serta syarat-syarat personel termasuk pelatihan yang harus dilakukan?

CASR 139 App1 , 4.16c

4. Apakah dalam manual sudah terdapat nama serta nomor telepon dari pejabat/personel yang bertanggung jawab pada saat low visibility?

CASR 139 App1 , 4.16d

Page 68: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 15

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Fasilitas Apakah tersedia personel dan sumber daya yang cukup dan memadai?

CASR 139.033

Prosedur 1. Apakah pelaksanaan pengukuran visibilitas di

sepanjang runway sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.20 Inspektur Cek

2. Apakah prosedur untuk meminimalkan lalulintas kendaraan yang bergerak didaerah pergerakansesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.23.4 Inspektur Cek

3. Apakah inspeksi runway selama periode pandangan terbatas sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.20.2 Inspektur Cek

4. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan operasi pada pandangan terbatas?

Inspektur Cek

Cek Produk Apakah rambu, pintu dan tanda-tanda peringatan untuk operasi pada pandangan terbatas berada di tempat sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan operasional pada pandangan terbatas diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

Catatan : Section pada manual ini diterapkan pada proses yang terkait dengan operasional di ground (ground

operation), pada kondisi pandangan terbatas (low visibility). Prosedur ini tidak ditujukan untuk meniru pengaturan prosedure untuk Air traffic Services and Meteorological Officers. Sebagai informasi, pada umumnya operasi dalam pandangan terbatas berlaku pada bandar udara yang memiliki ILS (instrument precision) Category II atau III.

B.7 PERTOLONGAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA DAN PEMADAM KEBAKARAN

(PKP-PK)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat

prosedur pemenuhan kebutuhan PKP-PK, termasuk informasi tentang fasilitas, peralatan, personel dan kendaraan?

CASR 139 . 187;

CASR 139 App-1 BAB IV Butir 4.4;

MoS 139 Vol. IV

2. Apakah dalam buku pedoman (manual) juga terdapat prosedur penanggulangan kebakaran pada gedung di bandara ?

CASR 139.179 (1b);

MoS 139 Vol. IV

3. Apakah dalam buku pedoman (manual) kategori PKP-PK tercantum dengan jelas?

CASR 139.189 (2)

MoS 139 Vol. IV

4. Apakah dalam buku pedoman (manual) ada ketentuan yang dibuat untuk penanggulangan lingkungan permukaan yang sulit?

CASR 139.207;

MoS 139 Vol. IV

5. Apakah dalam buku pedoman (manual) ada ketentuan mengenai kategori PKP-PK selama terjadi pengurangan frekuensi operasional pesawat udara, serta pemberitahuan kepada Unit Pelayanan informasi aeronaituka di unit ATS bandar udara masing – masing untuk

CASR 139.195 (2);

CASR 139. 201 (2);

CASR 139.239 (2);

Page 69: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 16

memastikan mekanisme dan koordinasi penerbitan NOTAM)

MoS 139 Vol.

IV

6. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat informasi tentang bahan pelengkap dan jumlah air yang tersedia untuk produksi foam.

CASR 139. 203

MoS 139 Vol. IV

7. Apakah dalam buku pedoman (manual) jumlah foam yang tersedia pada kendaraan sebanding (proporsional) dengan jumlah air yang tersedia.

CASR 139. 203

MoS 139 Vol. IV

8. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat informasi tentang tujuan operasional PKP-PK

CASR 139. 179

MoS 139 Vol. IV

9. Apakah dalam buku pedoman (manual ) terdapat informasi tentang persyaratan pelatihan: a. Initial personel PKP-PK; b. Tahapan training; c. Latihan pemadaman api secara nyata (Live

Fire Drill); d. Pressure fed fuel fires, jika ada?.

CASR 139.217;

MoS 139 Vol. IV

10. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat program pelatihan meliputi komponen kerjasama tim dan kinerja personel.

CASR 139.213 (2);

MoS 139 Vol. IV

11. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat informasi mengenai kelengkapan pakaian pelindung dan alat bantu pernapasan untuk personel PKP-PK.

CASR 139.189 (1);

MoS 139 Vol. IV

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check 2. Apakah personel yang menyimpan catatan

sesuai sebagaimana tercantum dalam buku pedoman (manual) dan/atau Fire Service Manual SOP?

CASR 139.219,

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR

139.213; MoS 139 Vol.

IV

2. Apakah Fire Station cukup menampung semua kendaraan dan peralatan?

CASR 139.199 (1);

MoS 139 Vol. IV

3. Apakah akses dari Fire Station menuju area pergerakan bebas hambatan dan langsung?

CASR 139.199 (1);

MoS 139 Vol. IV

4. Apakah bak penampungan air ditempatkan pada lokasi yang strategis (yang mudah dijangkau)?

CASR 139.199 (1)

MoS 139 Vol. IV

5. Apakah apabila tersedia lahan yang memadai telah tersedia Emergency acces road ?

6. Apabila tersedia Emergency Acces road apakah telah memenuhi rapid response area (RAA), jika sebagian RAA berada diluar pagar bandar udara maka wajib dilengkapi pintu darurat atau bagian pagar yang mudah patah untuk jalan keluar kendaraan PKP-PK jika terjadi incident/accident ?

CASR 139.199 (2)

MoS 139 Vol. IV

7. Apakah tersedia fasilitas untuk penanggulangan CASR

Page 70: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 17

wilayah yang sulit? 139.207;

MoS 139 Vol. IV

8. Apakah tersedia sistem komunikasi yang sesuai dan efektif?

CASR 139.211 MoS 139 Vol.

IV

9. Apakah sistem alarm kebakaran sesuai dan bekerja baik?

MoS 139 Vol. IV

10. Apakah jumlah kendaraan PKP-PK sesuai dengan Kategori PKP-PK bandar Udara?

CASR 139.205;

MoS 139 Vol. IV

11. Apakah tersedia personel dan sumber daya yang cukup dan memadai?

MoS 139 Vol. IV

Prosedur 1. Apakah prosedur saat ini yang dirinci di buku

pedoman dapat diverifikasi? Inspektur cek

2. Apakah prosedur untuk pelatihan personel PKP-PK telah mencukupi?

Inspektur cek CASR 139.217 MoS 139 Vol.

IV

3. Apakah terdapat prosedur untuk pengujian peralatan PKP-PK?

Inspektur cek MoS 139 Vol.

IV

4. Apakah waktu bereaksi aktual (response time) dapat diverifikasi dari tes aktual?

Inspektur cek CASR 139.197 MoS 139 Vol.

IV

5. Apakah sistem komunikasi diuji sesuai sebagaimana dalam buku pedoman?

Inspektur cek CASR 139.211 MoS 139 Vol.

IV

6. Apakah sistem alarm selalu diuji for kesiapan operasionalnya/pelayanannya?

Inspektur cek MoS 139 Vol.

IV

7. Apakah prosedur perawatan sudah sesuai untuk kendaraan, peralatan dan fasilitas bangunan.?

Inspektur cek CASR 139.205

(3) CASR 139.199 MoS 139 Vol.

IV

Cek Produk Apakah inspeksi lapangan terhadap fas. PKP-PK dan catatan yang ada sudah sesuai sebagaimana prosedur yang berlaku.

Inspektur cek

Umpan Balik Apakah pelayanan PKP-PK terkait dengan kejadian (incident) dan kecelakaan (accident) dicatat, dilaporkan dan ditindaklanjuti.

Inspektur cek CASR 139.225 MoS 139 Vol.

IV

B.8 PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA (AERODROME WORKS SAFETY)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah dalam buku pedoman (manual)

berisikan prosedur-prosedur untuk perencanaan dan pelaksanaan kerja di bandar udara (aerodrome) secara aman (termasuk pekerjaan yang harus dilaksanakan setelah pemberitahuan mendadak)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

MOS.10.11

Page 71: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 18

2. Apakah dalam buku pedoman (manual) sudah menjelaskan bahwa pekerjaan tersebut tidak menciptakan bahaya bagi pesawat udara atau kebingungan pilot?

CASR 139.069 MOS.10.11

3. Apakah di dalamnya juga sudah memuat rincian persiapan suatu rencana metoda kerja?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

(a) MOS.10.11.2

4. Apakah sudah ada pengindentifikasian pada daerah/area bandar udara (aerodrome) yang terpengaruh pada setiap tahapan pekerjaan yang berpengaruh pada penutupan sementatara atau permanen dengan pemberian marka ?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

(a)

5. Apakah langkah-langkah yang diambil untuk memastikan standar keselamatan telah dipenuhi?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

(a)

6. Apakah termasuk di dalamnya daftar pendistribusian untuk rencana metoda kerja (method-of-working plan)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

(e)

7. Apakah mengatur tentang pemberitahuan kepada penyelenggara bandar udara pesawat udara dan pengguna bandar udara (aerodrome) lainnya tentang rencana metoda kerja (method-of-working plan) serta nomor telepon untuk menghubungi penyelenggara bandar udara pesawat udara dan pengguna bandar udara selama dan sesudah jam kerja?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

(d)

8. Apakah ada proses agar sesuai dengan persyaratan Manual of Standard (MOS) sehubungan dengan tenggang waktu pemberitahuan adanya pekerjaan?

CASR 139.069 MOS 10.11.3 MOS 10.11.4

9. Apakah pengaturan untuk berkomunikasi dengan pelayanan lalu lintas penerbangan (ATC) serta pesawat udara pada saat pekerjaan tersebut dilaksanakan?

CASR 139 App1 Bag4 Butir

4.8(b)

10. Apakah ada prosedur untuk menjalankan pekerjaan dengan batasan waktu?

MOS 10.11.3

11. Apakah dalam manual telah memuat nama, nomor telepon serta peran dari personel dan organisasi yang bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaan, serta pengaturan untuk menghubungi personel dan organisasi setiap saat?

CASR 139 App1 Bag4 Butir

4.8(d)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check 2. Apakah penyelenggara bandar udara yang

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspector Check

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.033

2. Apakah tersedia alat bantu visual yang tepat untuk pemarkaan lokasi kerja dan area unserviceable?

MOS 10.11..8

Prosedur 1. Apakah pekerjaan direncanakan dan

didokumentasikan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 . App1 Bag4 Butir

4.8

2. Apakah konsultasi untuk perencanaan kerja dan pembuatan Method of Working Plan (MOWP) sudah dilakukan dan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.11.2.4

3. Apakah pemberitahuan kerja diberikan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.8

(d)

4. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan selama pekerjaan?

CASR 139.033

5. Apakah tersedia prosedur untuk membuat bantuan penglihatan (lampu penerangan) untuk kerja?

Inspektur Cek

6. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus diikuti?

Inspektur Cek

Cek Produk 1. Apakah komunikasi work safety officer dengan

pelayanan lalu lintas penerbangan (ATC) sudah sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.11.9 Inspektur Cek

Page 72: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 19

2. Apakah isi dan format Method of Working Plan

(MOWP) benar? MOS 10.13

Inspektur Cek

3. Apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan Method of Working Plan (MOWP)?

MOS 10.11.2.6

4. Apakah pekerjaan di dalam runway strip dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.11.13 Inspektur Cek

5. Apakah pekerjaan lain termasuk pekerjaan dibatasi waktu dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.11.3 Inspektur Cek

6. Apakah pekerjaan dibatasi waktu dilakukan dibawah pantauan seorang Works Safety Officer (WSO)?

MOS 10.14.1 Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan pekerjaan diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

B.9 PEMINDAHAN PESAWAT UDARA YANG RUSAK

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur-prosedur untuk pemindahan pesawat udara pada atau dekat daerah pergerakan?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14

2. Apakah termasuk rincian peranan dari penyelenggara bandar udara (aerodrome) dan pemegang sertifikat registrasi pesawat udara?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14

3. Apakah ada pengaturan untuk pemberitahuan pada pemegang sertifikat registrasi?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14 KP. 577 tahun

2015

4. Apakah sudah mengatur tentang hubungan/koordinasi dengan pemandu lalu lintas udara dan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14 KP. 577 tahun

2015

5. Apakah ada pengaturan untuk mendapatkan peralatan dan personel yang akan dipergunakan untuk memindahkan pesawat udara?,

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14 KP. 577 tahun

2015

6. Apakah peralatan dan personel yang dipergunakan untuk memindahkan pesawat udara tersebut telah dipublikasi dalam AIP?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14 KP. 577 tahun

2015

7. Apakah buku pedoman (manual) sudah memuat nama nama dan peranan dari personel/pejabat yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pemindahan pesawat udara yang rusak beserta nomor telepon yang bersangkutan agar dapat dihubungi selama dan di luar jam kerja?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.14 KP. 577 tahun

2015

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Fasilitas Apakah tersedia personel dan sumber daya yang cukup dan memadai?

CASR 139.033

Prosedur 1. Apakah pengaturan/ pemberitahuan pemegang

sertifikat registrasi sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

2. Apakah pengaturan untuk berkoordinasi dengan pemandu lalu lintas udara dan Komite Nasional Kecelakaan Trasportasi (KNKT) sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah pengaturan untuk mendapatkan peralatan dan personel untuk memindahkan pesawat udara sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

4. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan pada saat pemindahan pesawat

Inspektur Cek

Page 73: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 20

udara? 5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang

harus diikuti? Inspektur Cek

Cek Produk Jika diobservasi, apakah pemindahan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden pemindahan pesawat rusak diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C. LINGKUNGAN BANDAR UDARA

C.1 MANAJEMEN BAHAYA HEWAN LIAR (WILDLIFE HAZARD MANAGEMENT)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur-prosedur berkaitan dengan bahaya terhadap operasi pesawat terbang yang disebabkan oleh adanya burung atau binatang di atau di sekitar bandar udara (aerodrome)?

CASR 139.073 CASR 139 App1, 4.12

2. Apakah berisikan rincian dari rancangan untuk pengukuran gangguan burung atau binatang?

CASR 139 App1, 4.12

3. Dan rancangan/mekanisme untuk peniadaan gangguan dari burung atau binatang?

CASR 139 App1, 4.12(4)

4. Apakah ada upaya koordinasi dengan unit/instansi lain yang terkait dengan itu?

CASR 139 App1, 4.12(3)

5. Apakah didalam buku pedomanan pengoperasian bandar udara dijelaskan pula kotegori serangan burung atau hewan liar?

AC CASR 139-03

6. Dan nama dan peran dari petugas yang bertanggungjawab dalam menghadapi gangguan burung atau binatang, serta nomor telepon untuk menghubungi mereka selama dan setelah jam kerja?

KP. 577 tahun 2015

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah operator menyimpan catatan sesuai

dengan buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual) ?

Inspektur Cek

3. Apakah pecatatan pelaporan meliputi :wilayah bandar udara yang menjadi area pengendalian dan pengawasan terhadap hewan liar dan atau burung, jumlah lokasi dan jenis hewan liar dan atau burung terlihat, tindakan yang diambil untuk membubarkan hewan liar dan atau burung, hasil dan tindakan yang diambil?

AC CASR 139-03 Inspektur Cek

Fasilitas 1. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau

bangunan yang sudah tidak dipergunakan untuk mendukung pengoperasian bandar udara?

Inspektur Cek

2. Maupun di sekitar bandar udara? Inspektur Cek 3. Apakah sudah ada upaya penilaian dan mitigasi

resiko? CASR 139.073 (3)

4. Apakah didalam bandara terdapat fasilitas atau bangunan yang dikembangkan untuk mendukung pengoperasian bandar udara telah dilakukan upaya penilaian terhadap resiko dan mitigasi yang harus dilakukan terhadap gangguan binatang liar dan serangan burung?

CASR 139.073(2)

PQ. 8.335

5. Apakah pagar disekeliling bandar udara dalam kondisi baik?

MOS 10.2.10

6. Apakah tersedia petugas dan sumberdaya yang cukup dan memadai?

AC CASR 139-03

7. Apakah tersedia perlengkapan dan peralatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

AC CASR 139-03

8. Apakah personil atau unit sudah terlatih AC CASR 139-03

9. Berikut penggunaan pelengkapan? AC CASR 139-03

10. Apakah personil atau unit sudah terlatih ? AC CASR 139-03

Prosedur 1. Apakah pemantauan dilakukan sesuai dengan CASR 139.073

Page 74: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 21

buku pedoman dan peraturan yang berlaku (manual)?

(4) Inspektur Cek

2. Apakah penggangguan dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual) ?

CASR 139.073 ( 4) Inspektur Cek

3. Apakah manajemen lingkungan yang dijalankan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.073 ( 4) Inspektur Cek

4. Apakah semua kejadian burung dan hewan liar dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara ?

CASR 139.073 ( 5) Inspektur Cek

5. Apakah petugas sadar akan persyaratan keselamatan berkaitan dengan gangguan burung dan hewan liar?

CASR 139.073 (5) Inspektur Cek

6. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus dituruti?

CASR 139.073 ( 5) Inspektur Cek

Cek Produk 1. Apakah situasi di lapangan dan data dari airline

maupun dari pihak lain mengenai ganguan burung dan binatang liar dimasukan di logbook?

Inspektur Cek

2. Apakah manajemen lingkungan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan gangguan burung dan binatang diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C.2 ALAT BANTU VISUAL DAN SISTEM KELISTRIKAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah dalam buku pedoman (manual)

berisikan prosedur untuk memastikan bahwa sistem penerangan lampu (lighting system) dan VASIS direncanakan, dipasang dan dipelihara sesuai dengan Manual of standard (MOS)?

CASR 139.051; CASR 139

App.1, 4.6 MOS 139 Bag.

9

2. Apakah ada pengaturan untuk memastikan bahwa ada penerangan tertentu yang tidak diaktifkan kecuali telah dilakukan flight cheked, diperiksa oleh personel kelistrikan yang terlatih dan disurvei oleh personel yang tepat?

CASR 139.033; CASR 139

App.1, 4.6 MOS 139

Bag.9.1.2.5; MoS 139 Bag.

9.1.12.4

3. Apakah dalam buku pedoman (manual) berisikan rincian dari pengaturan untuk melakukan inspeksi penerangan lampu (lighting system) serta daftar cek untuk pelaksanaan inspeksi?

CASR 139 App1 , 4.6 (a)

4. Apakah termasuk di dalamnya penerangan lampu obstacle (obstacle light)?

CASR 139 App1, 4.6

5. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk mencatat hasil inspeksi?

CASR 139 App1 , 4.6 (b)

6. Apakah ada pengaturan untuk melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan?

CASR 139 App1 ,4.6 (b)

7. Apakah ada pengaturan untuk menyala matikan penerangan, termasuk pengaturan sumber daya cadangan?

CASR 139 App1 ,4.6 (d)

8. Apakah ada pengaturan untuk melakukan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan gawat darurat?

CASR 139 App1 ,4.6 (c)

9. Apakah ada pengaturan untuk sumber daya cadangan jika ada?

CASR 139 App1 ,4.6 (d)

10. Apakah ada metoda lain yang tersedia untuk menghadapi kegagalan sistem baik sebagian atau seluruhnya?

CASR 139 App1 ,4.6(d)

Page 75: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 22

11. Dan nama serta peran dari personel yang bertanggungjawab untuk inspeksi dan pemeliharaan penerangan, serta nomor telepon yang dapat dihubungi selama dan setelah jam kerja?

CASR 139

App1 ,4.6(e)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara yang

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah laporan inspeksi teknis disimpan dan apakah ada bukti bahwa rekomendasi dan temuan telah ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.033

Inspektur Cek

2. Apakah alat bantu visual (sistem penerangan) yang dipasang telah memenuhi ketentuan frangibilty dan batas ketinggian sesuai ketentuan ?

MOS 9.1.7.1

MOS 9.1.9.1 Inspektur Cek

3. Apakah tersedia suku cadang seperti yang dirinci di buku pedoman pengoperasian bandar udara (aerodrome manual)?

Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah inspeksi lampu penerangan dilakukan

sesuai dengan buku pedoman (manual)? KP. 577 tahun 2015 Inspektur Cek

2. Apakah daftar cek yang digunakan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah kekurangan yang terjadi ditindaklanjuti sesuai dengan buku pedoman (manual)?

KP. 577 tahun 2015 Inspektur Cek

4. Apakah pemeliharaan rutin dan darurat dilakukan seperti pada buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1 ,4.6 (c)

5. Apakah pengaturan untuk menyala matikan lampu sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

6. Apakah pengaturan untuk sumberdaya siap pakai sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

7. Apakah pengaturan lain berkenaan dengan kegagalan sistem sebagian atau seluruhnya sesuai dengan buku pedoman?

Inspektur Cek

8. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan lampu penerangan?

Inspektur Cek

9. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus jalankan?

Inspektur Cek

10. Sudahkan elemen baru dalam sistem penerangan dicek seperti yang disyaratkan?

Inspektur Cek

Cek Produk 1. Apakah contoh penerangan bandar udara

(aerodrome) dicek pada saat audit sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

2. Apakah PAPI/VASI akan dipasang jika diperlukan?

Inspektur Cek

3. Apakah elemen penting dalam sistem penerangan dipasang?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan penerangan diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C.3 PENGAWASAN TERHADAP OBSTACLE

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) yang berisikan

prosedur-prosedur untuk penetapan Obstacle Limitation Surface (OLS) bagi bandar udara (aerodrome) sesuai dengan Manual Of Standard (MOS)?

CASR 139.F CASR 139. App1 , 4.13.

2. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur untuk mengambil semua langkah yang dapat dilakukan untuk memantau Obstacle

KP. 577 tahun 2015

CASR 139.

Page 76: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 23

Limitation Surface (OLS)? App1 , 4.13. 3. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur untuk mendeteksi obstacle sesegera mungkin?

CASR 139.167(1) CASR 139. App1 , 4.13

4. Termasuk objek, bangunan dan struktur? CASR 139.167(1) CASR 139. App1 , 4.13

5. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur untuk memantau permukaan take off Type A chart dari obstacle?

MOS 139. 5.1.4.15

6. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur untuk memantau pendirian bangunan (dalam kaitan dengan ketinggian bangunan dan struktur lainnya) dalam batas horizontal dari batas hambatan permukaan?

CASR 139.169 CASR 139 App1

Bag4 Butir 4.13.5

7. jika bandar udara (aerodrome) memiliki prosedur pendekatan instrumen, apakah prosedur untuk memantau objek atau bangunan baru di area bandara sudah sesuai dengan pengaturan prosedur instrumen?

CASR 139 App1 , 4.13(f)

8. Apakah pengaturan prosedur pemberian rekomendasi ketinggian bangunan atau obyek lainnya di sekitar bandara sudah sesuai dengan Obstacle Limitation Surface (OLS)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir

4.13.5

9. Termasuk proses untuk meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk mengukur gangguan-gangguan yang diajukan?

CASR 139 App1 , 4.13(d)

10. Dan untuk melaporkan gangguan melalui NOTAM termasuk declared distance yang telah dirubah?

CASR 139.169 CASR 139 App1

, 4.13(d)

11. Dan nama, nomor telepon dan peran dari personel yang bertanggungjawab dalam perencanaan dan penerapan kontrol gangguan?

CASR 139 App1 , 4.13(g)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.

App1 , 4.13.(g)

2. Apakah survei Obstacle Limitation Surface (OLS) dilakukan oleh personel yang berkualifikasi dan dilatih dengan benar?

CASR 139.033 Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah Obstacle Limitation Surface (OLS)

dimonitor sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

2. Apakah permukaan type A dimonitor sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah Non Public Area (NPA) dimonitor sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

4. Apakah pemantauan dilakukan terhadap bangunan temporer dan permanen?

Inspektur Cek

5. Dan pemantauan terhadap kegiatan atau bangunan yang mengeluarkan asap yang dapat membahayakan keselamatan operasi pesawat udara (gaseous effluxes)?

Inspektur Cek

6. Apakah prosedur untuk berkoordinasi dengan otoritas lain telah diikuti?

Inspektur Cek

7. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan obstacle?

Inspektur Cek

8. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171

Cek Produk 1. Apakah pengaturan Obstacle Limitation Surface

(OLS) disiapkan sesuai dengan Manual of standard (MOS)?

Inspektur Cek

2. Apakah catatan survei sejalan dengan informasi yang dipublikasikan?

Inspektur Cek

3. Apakah kondisi lapangan mencerminkan data survei dan informasi yang dipublikasikan?

Inspektur Cek

4. Apakah NOTAM berkaitan dengan obstacle Inspektur Cek

Page 77: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 24

mencerminkan kondisi lapangan? Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan kontrol obstacle diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C.4 PENANGANAN BARANG/BAHAN BERBAHAYA Catatan : 1. Termasuk barang/bahan berbahaya adalah benda-benda peledak, cairan dan benda padat yang mudah terbakar,

cairan korosif, gas tekanan tinggi, dan barang-barang bersifat magnetik atau radio aktif material radioaktif / yang dimagnetisasi. Barang/bahan berbahaya tidak termasuk material yang diklasifikasi oleh ICAO/IATA sebagai barang-barang berbahaya, dimana freight forwarder dan maskapai penerbangan bertanggungjawab untuk prosedur pengemasan dan penanganan yang aman.

2. Penanganan untuk menghadapi kejadian tumpahnya barang/bahan berbahaya harus ditetapkan dalam Airport Emergency Plan.

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur-prosedur untuk penanganan yang aman terhadap barang/bahan berbahaya di bandar udara (aerodrome)?

CASR 139 App1 , 4.15

2. Apakah tercantum nama, nomor telepon dan peran dari pejabat/personel yang menerima dan menangani barang/bahan berbahaya?

CASR 139 App1, 4.15(a)

3. Apakah pengaturan untuk lokasi khusus di bandara yang disiapkan untuk menyimpan bahan cair mudah terbakar (termasuk bahan bakar pesawat) semua barang/bahan berbahaya lainnya?

CASR 139 App1, 4.15(b)

4. Apakah metode yang harus diikuti untuk penyerahan, penyimpanan, pembagian dan penanganan barang/bahan tersebut sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1,4.15(c)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Fasilitas Apakah tersedia personel dan sumber daya yang cukup dan memadai?

Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah personel yang menerima dan

menangani barang/bahan berbahaya sama seperti yang telah disebutkan di buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

2. Apakah prosedur untuk mengirim, menyimpan, menuang dan menangani material tersebut sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan material berbahaya?

Inspektur Cek

4. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus diikuti?

Inspektur Cek

Cek Produk Apakah pengaturan area khusus untuk penyimpanan barang/bahan berbahaya sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Apakah material disimpan dengan benar? Inspektur Cek Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan material berbahaya diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C.5 PERLINDUNGAN LOKASI RADAR & ALAT BANTU NAVIGASI

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar UdaraCASR 139 App1, 4.17 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur-prosedur untuk perlindungan lokasi radar dan alat bantu navigasi yang terletak di bandar udara (aerodrome), untuk menjamin agar kinerjanya tidak menurun?

CASR 139 App1, 4.17 MOS 10.19

Page 78: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 25

2. Apakah juga berisikan pengaturan untuk mengontrol aktifitas di sekitar lokasi radar dan alat bantu navigasi?

CASR 139 App1, 4.17(a) MOS 10.19

3. Apakah pengaturan, yang dibuat berdasarkan konsultasi dengan penyedia instalasi navaid, untuk pasokan dan instalasi rambu peringatan akan adanya radiasi gelombang pendek yang berbahaya?

CASR 139 App1, 4.17(b) MOS 10.19

4. Dan pengaturan untuk pemeliharaan tanah/lingkungan disekitar instalasi?

CASR 139 App1, 4.17(c)

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah personel yang memelihara catatan

sesuai dengan buku pedoman (manual)? Inspektur Cek

Fasilitas Apakah tersedia personel dan sumber daya yang cukup dan memadai?

Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah kegiatan di dekat radar dan navaid

dikontrol sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1 , 4.17 MOS 10.19 Inspektur Cek

2. Apakah pemeliharaan ground di dekat fasilitas dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1, 4.17 MOS 10.19

3. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan radar dan alat bantu navigasi?

CASR 139 App1 ,4.17 MOS 10.19 Inspektur Cek

4. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171

Cek Produk Apakah tanda peringatan adanya bahaya radiasi gelombang mikro yang tepat dipasok dan dipasang sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan radar dan alat bantu navigasi diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

D. PEMERIKSAAN DAN SISTEM PELAPORAN D.1 PEMERIKSAAN DI DAERAH PERGERAKAN DAN OBSTACLE LIMITATION SURFACE

(OLS)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat

prosedur untuk inspeksi kelayakan (serviceability) area pergerakan dan KKOP?

CASR 139 App1, 4.5

MOS 139 Bag.10.2

2. Apakah dalam buku pedoman (manual) juga terdapat rancangan pelaksanaan inspeksi Servicebility selama atau setelah jam kerja operasional.

CASR 139 App1 ,4.5

3. Apakah termasuk di dalamnya rancangan untuk mengukur kekesatan landas pacu (runway)?

CASR 139 App1 ,4.5(b)

MoS 139

Bag.10.2.3 (k)

4. Apakah dalam buku pedoman (manual) menyediakan hal-hal tentang uji regular kekesatan runway (friction test)?

CASR 139 App1, 4.5(b)

5. Apakah di dalamnya juga terdapat rancangan untuk pengukuran kedalaman air pada permukaan landas pacu dan melaporkan pada ATC?

CASR 139 App1 ,4.5(b)

Mos 139 Bag. 10.2.3 (a)

PQ 8.145

6. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian interval/tenggang waktu pelaksanaan inspeksi?

CASR 139 App1 ,4.5(c)

Page 79: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 26

7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk pemeriksaan terkait dengan FOD?

MOS 139

Bag.10.12.33

8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu pelaksanaan inspeksi?

CASR 139 App1, 4.5(c)

9. Apakah di dalamnya ada aturan penyimpanan logbook inspeksi?

CASR 139 App1 ,4.5(d)

MoS 139 Bag. 10.2.12

10. Apakah memuat informasi tempat dimana logbook disimpan?

CASR 139 App1 ,4.5(d)

MoS 139 Bag. 10.2.12

11. Apakah terdapat checklist inspeksi serviceability yang rinci, sesuai dengan Mos 139 butir 10.2 termasuk inspeksi runway strip harus bebas dari obyek selain alat bantu navigasi dan alat bantu keselamatan pesawat udara serta persyaratan frangibility?

CASR 139

App1 ,4.5(e) MOS 139 Bag.

6.3.8;

PQ 8.273

12. Apakah interval/tenggang waktu, waktu dan materi inspeksi sudah sesuai dengan CASR 139 dan MOS 139? Interval : a) Sekurang – kurangnya 1 (satu) kali sehari

untuk runway kode nomor 1 or 2 ; b) Sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari

untuk runway kode lainnya dan c) Frekuensi lebih dari tersebut diatas jika

diperlukan, atau d) Tergantung kebutuhan operasional terkait

keselamatan : (1) Permintaan ATC ( at request of ATC); (2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan

buruk. Materi Inspreksi : a) Kondisi permukaan pada area pergerakan

(Movement Area), termasuk keberadaan air seperti : Air di permukaan, retak atau pecah; rubber deposit); ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan korosif; kebocoran pipa pembuangan khususnya yang mengandung butiran halus non kohesif sub-grade didaerah curah hujan tinggi; gerusan atau erosi saluran air; gundukan rayap atau gundukan lain yang terhalang oleh rerumputan yang panjang; tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya dari kerusakan perkerasan aspal (pavement distress) yaitu berpotensi manjadi hazard serta Inspeksi juga harus memeriksa bagian runway yang mungkin licin saat basah. Terutama pada daerah perkerasan runway yang tidak memenuhi ketentuan kekesatan/gesekan runway yang ditetapkan oleh Ditjen Hubud.

b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan ground signal seperti visibilitas marka dan rambu; penggunaan marka dan rambu yang tepat; adanya gangguan terhadap level dan alignment cahaya; pemeriksaan intensitas cahaya; berubah warna atau lensa kotor; bola lampu yang putus, pemasangan bola lampu yang salah, atau cara pemasangan bola lampu salah; kondisi pondasi lampu yang mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan kerusakan terhadap pemasangan petunjuk arah angin serta kerusakan kain petunjuk arah angin atau warna pudar.

c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda asing (foreign object), seperti komponen pesawat udara atau komponen lainnya; perkakas mesin seperti peralatan kecil dan peralatankhusus; puing-puing (debris), seperti

MOS 139 : Bag. 10.2. Bag. 10.2.1.2; Bag. 10.2 .3; Bag. 10.2. 4; Bag. 10.2.5; Bag. 10.2.6; Bag. 10.2. 7; Bag.10.2.8;

PQ 8.143

Page 80: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 27

pasir, bebatuan lepas, beton, kayu, plastik, potongan ban dan lumpur; dan perhatian khusus selama dan setelah kegiatan konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam kondisi basah.

d) Obstacles yang mengganggu permukaan Take-off, Approach dan Transisi. Operator bandar udara harus memiliki prosedur dan peralatan untuk petugas dalam melaksanakan inspeksi terhadap objek-objek yang ketinggiannya melebihi Obstacle Limitation Surface(OLS).

e) Burung atau binatang lain yang berada pada area pergerakan (Movement Area) atau di sekitar aerodrome. Pemeriksaan harus meliputi: Kondisi pagar bandara, khususnya didaerah kritis; Memperhatikan iklim atau musim, seperti pada kehadiran burung di waktu-waktu tertentu setiap tahunnya, atau kedalaman genangan air; kemungkinan dijadikannyya sarang oleh burung/binatang pada infrastruktur aerodrome seperti, gedung, peralatan, dan gable markers; prosedur mitigasi bahaya burung, harus dimasukkan ke dalam prosedur manajemen lingkungan Bandar Udara; penarik perhatian burung dari luar Bandar udara seperti tempat penggembalaan hewan, area piknik, fasilitas aerasi dan pembuangan limbah dan daerah tempat pembuangan akhir, tempat pelelangan ikan; serta penggunaaan prosedur penanganan gangguan (harassement procedure) burung/binatang jika dibutuhkan.

f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada unrated runway pavements dan runway strips

g) Masa berlaku NOTAM h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi

harus memeriksa pagar yang rusak, gerbang yang terbuka dan tanda-tanda percobaan

masuknya bintang atau orang. 13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang

dilatih dengan baik? CASR 139.033 MOS 139 Bag.

10.1.3.1

14. Apakah terdapat rancangan komunikasi dengan personel lalu lintas udara selama inspeksi berlangsung (jika memungkinkan)?

CASR 139 App1,4.5(f)

15. Apakah terdapat rancangan pelaporan hasil dari inspeksi?

CASR 139 App1 ,4.5(g)

16. Apakah terdapat rancangan untuk melakukan tindakan segera untuk memastikan perbaikan kondisi yang aman?

CASR 139 App1 Bag4 Butir

4.5(g)

17. Apakah terdapat rancangan untuk memastikan dilakukan inspeksi teknis terhadap fasilitas jika dianggap perlu?

MOS 139 bagian 10.21

18. Dan nama serta peran dari personel yang bertanggungjawab melakukan inspeksi dan nomor telepon untuk menghubungi mereka selama dan setelah jam kerja?

CASR 139 App1 , 4.5(h)

19. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat prosedur untuk inspeksi keselamatan area pergerakan dan KKOP?

CASR 139 App1 ,4.5

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara meyimpan

catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139 App1, 4.5

3. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan catatan pelatihan personel?

CASR 139.033 MOS 139 Bag.

10.1.3.1; MoS 139 Bag.

10.1.3.3

Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.033 Inspektur Cek

Page 81: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 28

2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang disebutkan dalam buku pedoman?

Inspektur Cek

3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar sesuai dengan Manual of standard (MOS)?

CASR 139.033 MoS 139 Bag.

10.1.3.3

Prosedur 1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada

saat dan setelah jam kerja sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah logbook disimpan sesuai dengan buku pedoman (manual)? (cek lokasi dan format).

Inspektur Cek

4. Apakah cheklist digunakan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

5. Apakah metoda berkomunikasi dengan Air Traffic Controller (ATC) pada saat inspeksi sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

6. Apakah upaya tindak lanjut dengan segera sudah dilakukan untuk memperbaiki kondisi tidak aman (unsafe) sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

7. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan inspeksi?

Inspektur Cek

8. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus dituruti?

Inspektur Cek

Cek Produk Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh fasilitas bandar udara (aerodrome) sesuai dengan hasil dari inspeksi serviceability?

Inspektur Cek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

D.2 INSPEKSI TEKNIS KESELAMATAN BANDAR UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

prosedur-prosedur untuk menjalankan inspeksi fasilitas, jasa dan peralatan?

CASR 139.065 CASR 139 App

4 , 3(h) MOS 10.21

2. Apakah juga berisikan rincian dari produk yang membutuhkan inspeksi khusus?

MoS 139 Bag. 10.21.2

3. Dan kapan inspeksi harus dilakukan? MoS 139

Bag.10.21.4.1 (a)

MoS 139 Bag.10.21.4.3

4. Termasuk proses untuk memastikan bahwa inspeksi dilakukan dalam interval tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan?

MoS 139 Bag.10.21.4.1 b)

5. Apakah pengaturan memastikan bahwa personel yang cukup secara kualifikasi teknis dan berpengalaman yang melakukan inspeksi teknis?

MoS 139 Bag.10.21.5.1

6. Dan pengaturan untuk mencatat hasil dari inspeksi?

MoS 139 Bag.10.21.4.4

7. Dan tetap menyimpan catatan untuk paling sedikit 3 tahun?

MoS 139 Bag.10.21.4.4

8. Apakah manual memiliki proses untuk meninjau ulang data yang dipublikasikan dalam Aeronautical Information Publication (AIP) dan NOTAM?

CASR 139.075

9. Dan pengaturan untuk melakukan aksi tindak lanjut dengan cepat untuk memastikan perbaikan kerusakan?

MoS 139 Bag.10.21.7

10. Apakah buku pedoman (manual) memiliki suatu CASR 139.117

Page 82: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 29

proses untuk memastikan bahwa prosedur yang ada di dalamnya tetap relevan, mutakhir dan akurat?

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah catatan disimpan paling tidak selama 3 (tiga) tahun?

MoS 139 Bag.10.21.4.4.(b) Inspektur Cek

4. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki catatan kualifikasi dan pengalaman dari personel yang melakukan inspeksi teknis?

MoS 139 Bag.10.21.5.

Inspektur Cek

Fasilitas Apakah tersedia personel dan sumber daya yang cukup dan memadai?

Inspektur Cek

Prosedur 1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk

semua hal-hal yang mengacu pada buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam satu periode 12 (dua belas) bulan?

MoS 139 Bag.10.21.4.1

Inspektur Cek

4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah inspeksi sebelumnya?

MoS 139 Bag.10.21.4.1

Inspektur Cek

5. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang berkualifikasi dan berpengalaman serta sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MoS 139 Bag.10.21.5

Inspektur Cek

6. Apakah tindaklanjut yang segera dilakukan untuk memastikan perbaikan atas penyimpangan dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MoS 139 Bag.10.3.8

MoS 139 Bag.10.21.8

Inspektur Cek

7. Pada saat inspeksi serviceability mengindikasikan adanya kebutuhan untuk suatu inspeksi teknis, apakah hal tersebut dilakukan sesegera mungkin?

MoS 139 Bag.10.21.4.3

Inspektur Cek

8. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan inspeksi?

MoS 139 Bag.10.21.5

9. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang perlu diikuti?

CASR 139.171

Cek Produk 1. Apakah penyelenggara bandar udara

mengindikasikan bagaimana mereka dapat memastikan bahwa fasilitas aerodrome sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

2. Apakah pendokumentasian mencakup pengadaan fasilitas baru?

Inspektur Cek

3. Dan pemeliharaan/penggantian fasilitas yang ada?

Inspektur Cek

4. Apakah karakteristik fisik area pergerakan sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

5. Apakah perambuan aerodrome sesuai dengan standard Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

6. Apakah area sinyal sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

7. Apakah indikator angin sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

8. Apakah PAPI/VASI sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

9. Apakah penerangan area pergerakan sesuai Inspektur Cek

Page 83: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 30

dengan Manual of Standard (MOS)? Umpan Balik Apakah kerusakan berkaitan dengan inspeksi atau isu-isu kesesuaian diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

D.3 SISTEM PELAPORAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara 1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan

rincian pengaturan untuk pelaporan tentang adanya perubahan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat udara kepada Aeronautical Information Services (AIS) dan air traffic services (ATS) setempat dan Ditjen Perhubungan Udara?

CASR 139.075 CASR 139 App1

,4.1(a)

2. Apakah perubahan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat udara selama dan di luar jam kerja normal operasional bandar udara (aerodrome) di catat dan dilaporkan?

CASR 139 App.1 Bag4 Butir 4.1 (a)

3. Apakah sudah mencantumkan rincian kontak personel dalam organisasi untuk memperoleh laporan perubahan?

CASR 139 App.1 , 4.1 (c)

4. Termasuk nama personel pelapor (reporting officer) yang bertanggungjawab melaporkan perubahan dan nomor telepon untuk menghubunginya selama dan sesudah jam kerja?

CASR 139 App.1 , 4.1 (c)

5. Dan proses yang memastikan bahwa personel pelapor (reporting officer) telah dilatih sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

MOS.10.6.2

6. Dan pengaturan untuk melaporkan perubahan informasi bandar udara (aerodrome) yang diterbitkan dalam Aeronautical Information Publication (AIP) kepada Aeronautical Information Services AIS dan Direktorat Jenderal Perhubungan udara?

CASR 139.075

7. Dan untuk memastikan bahwa pemberitahuan ke Aeronautical Information Services (AIS) adalah dalam bentuk tertulis?

CASR 139.075 (3)

8. Dan prosedur untuk menerbitkan NOTAM? MOS 10.3 9. Termasuk NOTAM untuk perubahan temporer

atau permanen pada kondisi fisik bandar udara yang dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara?

MOS 10.3.2

10. Termasuk rincian bahwa penyelenggara bandar udara harus membuat letter of agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing – masing untuk memastikan mekanisme dan koordinasi penerbitan NOTAM

CASR 139 App.1 , 4.1 (b)

11. Dan kejadian lainnya yang berkaitan dengan operasional atau pemeliharaan bandar udara (aerodrome) yang dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara?

MOS 10.2.1.4

12. Dan pengaturan penyimpanan catatan atau laporan yang dibuat?

MOS 10.3.9 Inspektur Chek

Penyimpanan Catatan 1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek 2. Apakah penyelenggara bandar udara

menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Chek

3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek Fasilitas 1. Apakah tersedia personel dan sumber daya

yang cukup dan memadai? CASR 139.165

(3)

2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.165 (3)

MOS 10.6.2

Prosedur 1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan

ke Aeronautical Information Services (AIS) dan dibuat sesuai dengan buku pedoman (manual)?

CASR 139.075

(3, 4))

Page 84: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 31

Dan perubahan pada informasi yang diterbitkan? Dan untuk obstacle?

CASR 139 App1 Bag 4 Butir 4.1

2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang ditunjuk dalam buku pedoman (manual)?

CASR 139.165 (1)

CASR 139 App1 , 4.1

3. Apakah rincian contact person sesuai dengan yang ada di buku pedoman?

CASR 139 App1 , 4.1(c)

4. Apakah para personel memahami persyaratan keselamatan terkait dengan pelaporan?

MOS 10.6.2 Inspektur Chek

5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.171

Cek Produk Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran NOTAM yang ada atau yang terakhir?

Inspektur Chek

Umpan Balik Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Chek

E. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

Penggunaan checklist dibawah ini dipergunakan untuk penerbitan sertifikat bandar udara terkait pemeriksaan dokumen manual Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara.

Penggunaan checklist perpanjangan sertifkat dan pengawasan bandar udara mengacu pada Petunjuk Teknis Peraturan Kesalamatan Penerbangan Sipil Implementasi Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara

E.1 INFORMASI UMUM MANUAL MANAJEMEN KESELAMATAN OPERASI BANDAR

UDARA (SMS MANUAL)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah operator aerodrome memiliki copy yang

lengkap dan terbaru yang disimpan di bandar udara (aerodrome)? a. Apakah dalam bentuk cetak ? b. Apakah operator memberikan copy yang

lengkap dan terbaru kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ?

c. Apakah copy milik operator dapat dilihat oleh orang yang diberi kewenangan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (inspektur) pada saat jam kerja normal?

SKEP/223/X/2009 Lamp II SKEP/223/X/2009 Lamp II SKEP/223/X/2009 Lamp II

2. Apakah buku pedoman berisikan lebih dari 1 dokumen ? a. Jika ya, apakah ada referensi terhadap

dokumen-dokumen lain tersebut secara tepat ?

b. Apakah copy lainnya disimpan dalam bentuk elektronik ?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

3. Apakah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menerima manual tersebut ?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

4. Manual Sistem Manajemen Keselamatan dibuat secara bertahap dengan benar-benar mengkaji bahwa prosedur-prosedur yang tercantum dalam manual Sistem Manajemen Keselamatan merupakan penjabaran dari kebijakan keselamatan (safety policy) dan merupakan prosedur untuk melaksanakan kebijakan keselamatan dan mencapai sasaran keselamatan (safety objective)?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

5. Apakah Manual Sistem Manajemen Keselamatan dibuat bukan semata-mata untuk pemenuhan terhadap peraturan yang ada, tetapi lebih kepada bagaimana suatu operator bandar udara menjalankan operasional bandar udara sehari-hari?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

6. Apakah yang tertulis dalam manual Sistem Manajemen Keselamatan dipahami oleh semua orang serta tersedia sarana dan prasarana dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan

SKEP/223/X/2009 Lamp II

Page 85: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 32

sebenarnya dari pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan yaitu peningkatan keselamatan operasional di bandar udara?

7. Apakah didalam manual terdapat daftar perubahan dan apakah terdadapat revisi atas perubahan struktur organisasi dan/atau penggantian petugas keselamatan?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

8. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk sebagai pengontrol manual ?

9. Apakah dalam manual memuat rincian petugas/personel yang memegang copy ? dan prosedur yang memastikan bahwa buku pedoman yang telah dimutakhirkan telah didistribusikan ke seluruh pemegang ?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

10. Dapatkah seorang pembaca memberitahukan kapan perubahan pada manual telah dilakukan?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

11. Adakah prosedur yang memastikan bahwa jika ada penyimpangan dari buku pedoman yang dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat terbang akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?

SKEP/223/X/2009 Lamp II

E.2 KEBIJAKAN DAN SASARAN KESELAMATAN

Aktivitas dan Tujuan KM. 20/2009 SKEP/223/X/20

09

Status Komentar Penjelasan

1. Apakah komitmen keselamatan telah

ditandatangani oleh accountable executive? SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

2. Accountable executive ini harus merupakan seorang yang mudah diidentifikasi dan bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan organisasi Sistem Manajemen Keselamatan serta pemenuhan terhadap persyaratan peraturan penerbangan di bandar udara tersebut?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

3. Apakah komttmen tersebut minimal berisikan “Pokok-pokok Keselamatan” sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

4. Dan apakah berisikan komitmen dikalangan manajemen atas (top management)/Pejabat dan seluruh karyawan ?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

5. Apakah kebijakan dan sasaran keselamatan termuat dalam manual berisikan tentang ”just culture” (non punitive) kepada seluruh karyawan dan pengguna bandar udara?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

6. Apakah Accountable Executive telah menentukan atau menyatakan “Sasaran Keselamatan” atas output keselamatan? Yang berisikan : a . Penetapan indikator kinerja keselamatan; b. Penetapan target kinerja keselamatan; dan c. Penetapan persyaratan keselamatan di bandara.

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

7. Apakah Kebijakan Keselamatan yang termuat atau dijelaskan dalam manual dapat dipahami untuk petugas yang melaksanakan kegiatan tersebut?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

8. Apakah dalam kebijakan ini memuat : a. Komitmen Pejabat tertinggi/Kepala

Bandar Udara? b. Tugas dan tanggung jawab jajaran

pemangku Jabatan? c. Penyediaan SDM dan budgeting yang

memadai? d. Pecapaian sasaran keselamatan

termasuk acuan pelaksanaan non punitive hazard reporting, hazard dan risk management, pendidikan dan/atau pelatihan, dan alat komunikasi informasi keselamatan?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II

9. Apakah kebijakan dan sasaran keselamatan telah ditandatangani oleh accountable

SKEP 223/X/2009

Page 86: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 33

executive/Kepala Bandar Udara? LAMPIRAN II 10. Apakah setiap terjadi perubahan dalam

lingkungan kerja di bandar udara, baik perubahan internal maupun eksternal, dibentuk suatu kelompok untuk melakukan penilaian secara formal yang perubahan tersebut mempengaruhi kinerja keselamatan operasional bandar udara ?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 2.3

11. Perubahan eksternal maupun internal? SKEP 223/X/2009

LAMPIRAN II

12. Apakah perubahan ini dibahas melalui forum/kelompok dalam rapat/pertemuan dengan Safety Action Group (SAG) dan Safety Review Board (SRB)?

SKEP 223/X/2009

LAMPIRAN II

13. Apakah pelaksanaan sosialisasi dan komunikasi keselamatan ke semua karyawan menggunakan sarana Newsletter, Journal, Safety Alert’ Safety Board, dll?

SKEP 223/X/2009

LAMPIRAN II

14. Bagaimana tata cara sosialisasi dan komunikasi?

SKEP 223/X/2009

LAMPIRAN II

15. Apakah Instansi telah menyediakan fasilitas pendukung atas sarana tersebut, berikut penyebarannya?

SKEP 223/X/2009

LAMPIRAN II

E.3 STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139

– MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah dalam struktur organisasi

mencantumkan adanya safety manager/officer dengan jalur komunikasi langsung kepada accountable executive, beserta daftar contact person?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.1

2. Apakah memuat tanggung jawab Senior Manager?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.1

3. Apakah komitmen dari Senior Manager/Pejabat telah menunjuk Safety Manager/officer? Menyediakan sumber daya yang cukup untuk mengatasi masalah keselamatan?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.1

4. Apakah berikan juga tanggung jawab kepada Kepala Bandar Udara terkait dengan kinerja keselamatan?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.2

5. Dan tanggung jawab Safety Manager Safety/Officer?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.3

6. Dalam implementasi Safety Action Group (SAG) menjadi wadah atau kelompok dalam pemacahan masalah terkait dengan keselamatan, berapa kali dalam 1 (satu) bulan pelaksanaan pertemuan tersebut?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN IISub Bab 3.2.4

7. Apakah dalam manual menjelaskan tugas dari SAG tyang antara lain :

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.4

a. pemecahan terhadap risiko keselamatan operasional bandar udara yang telah diidentifikasi; ?

b. melaksanakan corrective action plans? c. Melaksanakan corrretive action sesuai

waktu yang telah ditentukan?

d. Pecapaian sasaran keselamatan termasuk acuan pelaksanaan non punitive hazard reporting, hazard dan risk management, pendidikan dan/atau pelatihan, dn alat komunikasi informasi keselamatan?

e. Reviiew atas efektifitas mitigasi.defences terhadap resiko yang ada

8. Apakah anggota SAG ini merupakan para manajer/pejabat, karyawan yang terkait

SKEP 223/X/2009

Page 87: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 34

langsung dengan operasi bandar udara? LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.4

9. Dan apakah terintergrasi dengan komite bandar udara seperti runway safety team action, dll?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.4

10. Apakah disetiap pertemuan Safety Review Board (SRG) yang mana terdapat hasil pertemuan tersebut telah disimpan sebagai bahan dekumentasi?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN II Sub Bab 3.2.5

11. Apakah anggota SRG terdiri dari executive manager/pejabat bandara yang ditetapkan oleh Accuntable executive? Bukti penunjukannya?

SKEP 223/X/2009 LAMPIRAN IISub Bab 3.2.5

E.4 MANAJEMEN RESIKO

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 -

MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah Setiap pegawai bertanggung jawab

untuk melakukan identifikasi hazard dan melaporkan kepada Safety Manager/Officer ?

SKEP/223/X/2009

2. Apakah Format pelaporan hazard sudah seperti pada Apendiks D SKEP/223/X/2009 ?

SKEP/223/X/2009

3. Apakah hazard checklist sudah seperti pada Apendiks F SKEP/223/X/2009?

SKEP/223/X/2009

4. Apakah para pegawai yang terkait dengan operasional diberikan pelatihan identifikasi hazard dan pelaporannya ?

SKEP/223/X/2009

5. Apakah Identifikasi hazard yang ada di Bandar Udara dilakukan berdasarkan Pelaporan atau Inspeksi gabungan atau Audit?

SKEP/223/X/2009

6. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung jawab untuk melakukan penilaian lingkungan kerja dalam rangka identifikasi hazard yang ada maupun yang secara potensial bisa menjadi hazard ?

SKEP/223/X/2009

7. Apakah Analisa risiko sudah dilaksanakan yang mana merupakan proses melakukan perkiraan probabilitas dan konsekuensi dari tiap-tiap hazard sehingga semua risiko dipahami dan diurutkan prioritasnya ?

SKEP/223/X/2009

8. Apakah Setelah dilakukan penilaian hazard, Safety Manager/Officer membuat prioritas risiko serta penanganannya ?

SKEP/223/X/2009

9. Apakah Safety Manager/Officer telah melibatkan Safety Action Group untuk membuat prioritas risiko dengan proses manajemen risiko beserta langkah mitigasi yang diambil dan penugasannya?

SKEP/223/X/2009

10. Apakah Hasil dari prioritas dan proses mitigasi didokumentasikan ?

SKEP/223/X/2009

11. Apakah Safety Manager/Officer melaporkan hasil mitigasi dari setiap hazard yang dilaporkan ?

SKEP/223/X/2009

12. Apakah hasil mitigasi sudah disosialisasikan ? SKEP/223/X/2009

E.5 SISTEM PELAPORAN, DOKUMENTASI, DAN KONTROL DATA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah setiap hazard yang berpotensi dapat

menyebabkan luka-luka orang, kerusakan peralatan, atau penurunan kinerja peralatan yang mengancam kelangsungan operasional

SKEP/223/X/2009

Page 88: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 35

bandar udara sudah dilaporkan? 2. Apakah Hazard atau insiden atau kecelakaan

dapat dilaporkan oleh pegawai, manajemen, customer, penumpang atau kontraktor?

SKEP/223/X/2009

3. Apakah Format pelaporan hazard sudah seperti pada Apendiks D SKEP/223/X/2009 ?

SKEP/223/X/2009

4. Apakah hazard checklist sudah seperti pada Apendiks F SKEP/223/X/2009?

SKEP/223/X/2009

5. Apakah Semua personel telah mengetahui bahwa informasi yang diterima dengan tujuan untuk memperbaiki masalah bukan untuk menghukum orang ?

SKEP/223/X/2009

6. Apakah semua personel telah mengetahui bahwa Feedback terhadap laporan akan diterima oleh pelapor sebagai penghargaan dan dukungan untuk memberikan laporan?

SKEP/223/X/2009

7. Apakah Bandar Udara telah mendukung pelaksanaan pelaporan hazard, insiden dan/atau kecelakaan dengan metode Non punitive reporting system atau Confidential hazard reporting system atau Feedback dari manajemen terhadap hasil laporan hazard ?

SKEP/223/X/2009

8. Apakah Form pelaporan dilengkapi dan dikirim pada Safety Manager/Officer secepatnya termasuk informasi tambahan yang dapat dilampirkan ketika diperlukan ?

SKEP/223/X/2009

9. Apakah Sistem pelaporan secara resmi pada Bandar Udara sudah berupa penerimaan, pengumpulan, dan penyimpanan hazard beserta feedback mengenai hazard dan risiko yang mungkin mempengaruhi operasional bandar udara ?

SKEP/223/X/2009

10. Apakah Proses untuk mendapatkan informasi keselamatan di bandar udara melalui : • pelaporan hazard secara rahasia (confidential hazard reporting); • confidential surveys or questionnaires of staff; • informal communication; • observasi; • audit keselamatan; • kotak saran; • dll.

SKEP/223/X/2009

11. Apakah Sistem pelaporan ini bisa diintegrasikan dan sejalan dengan sistem pelaporan yang sudah ada, seperti pelaporan untuk tumpahan bahan bakar (fuel spillage), pelaporan adanya bird strike, pelaporan gangguan binatang liar, pelaporan FOD, dan lain-lain?

SKEP/223/X/2009

12. Apakah Organisasi Bandar Udara sudah menganut prinsip penerapan manajemen keselamatan dan peningkatan berkelanjutan untuk mencapai sasaran keselamatan ?

SKEP/223/X/2009

13. Apakah Semua data dan dokumentasi yang akan dilaksanakan dijaga oleh Petugas Pengontrol Dokumen ?

SKEP/223/X/2009

14. Apakah Penyelenggara Bandar Udara sudah menunjuk Petugas pengontrol Dokumen ?

SKEP/223/X/2009

15. Apakah Petugas Pengontrol Dokumen sudah memastikan bahwa semua pegawai mempunyai akses informasi yang diperlukan ?

SKEP/223/X/2009

16. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung jawab untuk melakukan amandemen terhadap dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan termasuk Manual Sistem Manajemen Keselamatan jika ada perubahan atau penambahan ?

SKEP/223/X/2009

17. Apakah Amandemen ini dilakukan oleh Petugas Pengontrol Dokumen ?

SKEP/223/X/2009

18. Apakah Aerodrome Manual Controller bertanggung jawab untuk memastikan perubahan Manual Sistem Manajemen Keselamatan diketahui oleh semua pengguna manual ?

SKEP/223/X/2009

E.6 PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN (DIKLAT)

Page 89: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 36

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah Semua pegawai akan memperoleh

pendidikan dan/atau pelatihan (Diklat) sesuai dengan peran masing-masing dalam Sistem Manajemen Keselamatan ?

SKEP/223/X/2009

2. Apakah Diklat diadakan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kebijakan dan keselamatan kepada semua pegawai dengan dukungan penuh dari manajemen senior ?

SKEP/223/X/2009

3. Apakah Diklat akan diadakan juga ketika ada persyaratan peraturan baru atau peralatan/fasilitas baru atau prosedur/proses baru yang mempengaruhi operasional bandar udara ?

SKEP/223/X/2009

4. Apakah Safety Manager/Officer mengatur kebutuhan diklat semua pegawai terkait dengan keselamatan ?

SKEP/223/X/2009

5. Apakah Program diklat keselamatan ini termasuk diklat awal (initial) dan/atau refreshing untuk pegawai baru maupun lama sesuai dengan tugas masing-masing ?

SKEP/223/X/2009

6. Apakah Catatan (record) diklat dari tiap-tiap pegawai yang mencakup nama, tanggal, judul diklat, dst tercatat dengan benar ?

SKEP/223/X/2009

7. Apakah Dalam penyusunan dan pencatatan diklat ini Safety Manager /Officer dapat bekerja sama dengan bagian SDM ?

SKEP/223/X/2009

8. Apakah Program ini mencakup diklat yang dilakukan secara eksternal maupun internal ?

SKEP/223/X/2009

9. Apakah Rencana program diklat (training) sesuai dengan Apendiks G dan Apendiks H SKEP/223/X/2009 ?

10. Apakah proses pendokumentasian training telah sesuai dengan yang dijelaskan pada Apendiks K. SKEP/223/X/2009 ?

SKEP/223/X/2009

11. Apakah Safety Manager/Officer sudah melakukan evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan program diklat terkait dengan keselamatan operasional bandar udara ?

SKEP/223/X/2009

12. Apakah evaluasi melalui melalui feedback digunakan untuk mengetahui: • pemahaman pegawai terhadap operasional Sistem Manajemen Keselamatan; • pemahaman pegawai terhadap perannya dalam Sistem Manajemen Keselamatan; • bagaimana pegawai memahami tujuan Sistem Manajemen Keselamatan untuk meningkatkan keselamatan operasional bandar udara dan mekanisme sistem pelaporan yang tidak bertujuan untuk menyalahkan.

SKEP/223/X/2009

E.7 PENILAIAN DAN AUDIT

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 - MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah Bandar Udara menerapkan program

audit keselamatan untuk memverifikasi pemenuhan standar keselamatan dan untuk menentukan tingkat efektifitas keseluruhan program keselamatan (Sistem Manajemen Keselamatan) ?

SKEP/223/X/2009

2. Apakah Audit dilaksanakan bersamaan dengan inspeksi teknis keselamatan bandar udara setahun sekali seperti yang tercantum dalam KM No. 24 tahun 2009 tentang PKPS 139 (CASR 139) ?

SKEP/223/X/2009

3. Apakah Safety Manager/Officer dapat mengatur jadwal audit untuk hal-hal yang tidak tercantum dalam inspeksi teknis keselamatan bandar

SKEP/223/X/2009

Page 90: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 37

udara? 4. Apakah Audit program dilaksanakan secara

berjadwal ataupun pada saat diperlukan, untuk menindaklanjuti risiko-risiko yang sudah diidentifikasi, beserta tindak lanjut dan orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya ?

5. Apakah Laporan beserta hasilnya direview oleh Safety Manager/Officer?

SKEP/223/X/2009

6. Apakah saat pelaksanaan audit menggunakan audit checklist sesuai dengan Apendiks L SKEP/223/X/2009 ?

SKEP/223/X/2009

7. Apakah Safety Manager/Officer membuat rencana audit yang mencakup:

Frekuensi audit Sistem Manajemen Keselamatan;Ruang lingkup audit;

Identifikasi personel yang terlibat dalam audit;

Tanggung jawab (responsibilities) audit;

Penggunaan hazard checklist untuk identifikasi hazards ataupun potensial risiko yang mungkin terjadi;

Proses penyimpanan dokumen terkait dengan temuan selama proses audit berlangsung;

Metode penyampaian kepada manager dan personel terkait dengan hasil temuan.

SKEP/223/X/2009

8. Apakah Safety Manager/Officer dapat memastikan laporan setiap audit selesai dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan ?

SKEP/223/X/2009

9. Apakah Laporan audit juga mencakup rekomendasi untuk mencegah temuan tersebut terulang kembali, atau untuk meminimalisasi dampak atau untuk mengatur supaya tingkat keselamatan menjadi lebih baik ?

SKEP/223/X/2009

10. Apakah Laporan audit sudah dipresentasikan di depan CEO/GM/Kepala Bandar Udara dan disampaikan juga kepada Direktorat Bandar Udara - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ?

SKEP/223/X/2009

11. Apakah CEO/GM/Kepala Bandar Udara mengatur pelaksanaan audit terhadap Safety Manager/Officer dan bawahannya ?

SKEP/223/X/2009

12. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung jawab terhadap terlaksananya audit keselamatan ?

SKEP/223/X/2009

13. Apakah Audit ini terlaksana tidak lebih dari 12 bulan atau setiap ada pekerjaan sisi udara yang baru ?

SKEP/223/X/2009

14. Apakah Safety Manager/Officer mendelegasikan penilaian audit kepada staf yang ditunjuk

SKEP/223/X/2009

15. Apakah Setelah dilaksanakan audit, semua hazard dan temuan dibahas dan diberi peringkat dalam Safety Action Group (SAG) untuk pemecahannya ?

SKEP/223/X/2009

16. Apakah Hasil pembahasan dilaporkan ke CEO/GM/Kepala Bandar Udara?

SKEP/223/X/2009

17. Apakah investigasi yang dilakukan terhadap timbulnya hazard, dikarenakan adanya insiden dan kecelakaan merupakan investigasi terhadap penyebab dasar (root cause) yang bertujuan untuk peningkatan keselamatan dan mencegah terulang kembalinya kejadian ?

SKEP/223/X/2009

18. Apakah Safety Manager/Officer melakukan investigasi terhadap peristiwa yang memicu kejadian, penyebab kejadian, dan kejadian itu sendiri ?

SKEP/223/X/2009

19. Apakah Investigasi ini mempunyai 2 (dua) tujuan untuk: 1. mengetahui fakta-fakta kejadian; dan 2. mendapat rekomendasi terhadap apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal tersebut terulang kembali.

SKEP/223/X/2009

20. Apakah Dalam pelaksanaan investigasi, Safety SKEP/223/X/20

Page 91: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 38

Manager/Officer menunjuk daftar pegawai yang akan melaksanakan proses investigasi ?

09

21. Apakah Dalam hal kejadian serius atau kecelakaan pesawat udara, Safety Manager/Officer memastikan bahwa KNKT diberitahu hal tersebut dan berkoordinasi supaya investigasi KNKT berjalan dengan baik ?

SKEP/223/X/2009

22. Apakah Safety Manager/Officer bertanggung jawab untuk melaksanakan penilaian (risk assessment) terhadap hazards dan risiko terkait dengan adanya kejadian atau kecelakaan ?

SKEP/223/X/2009

E.8 EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 -

MOS 139 Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM Penjelasan

1. Apakah Safety Manager/Officer harus

melakukan evaluasi tahunan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan ?

SKEP/223/X/2009

2. Apakah kebijakan keselamatan telah jelas tertulis dan dipahami oleh semua pegawai?

SKEP/223/X/2009

3. Apakah sudah ada sistem pelaporan hazard yang dapat mencegah adanya risiko?

SKEP/223/X/2009

4. Bagaimana keterbukaan dari sistem pelaporan yang terjadi dan kontribusinya terhadap keselamatan?

SKEP/223/X/2009

5. Apakah sudah ada feedback pada semua level pegawai?

SKEP/223/X/2009

6. Apakah training sudah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pegawai?

SKEP/223/X/2009

7. Apakah Accountable executive dan Safety Manager/Officer menentukan bagaimana evaluasi formal Sistem Manajemen Keselamatan akan dilaksanakan sesuai dengan kompleksitas operasi bandar udara, kompleksitas Sistem Manajemen Keselamatan, dan ketersediaan SDM untuk pelaksanaan evaluasi ini ?

SKEP/223/X/2009

8. Apakah dilakukan Monitoring dan review dampak Sistem Manajemen Keselamatan terhadap operasional bandar udara baik dampak jangka panjang maupun jangka pendek, seperti:

Kemampuan untuk identifikasi hazard sebelum adanya kejadian atau kecelakaan;

Respon terhadap perubahan aktifitas di sisi udara, misalnya dampak perubahan jadwal inspeksi rutin;

Aktivitas sehari-hari; Audit keselamatan, assessment, dan

investigasi

SKEP/223/X/2009

Page 92: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 128

A. CHECKLIST KARAKTERISTIK FISIK FASILITAS BANDAR UDARA

Nama Bandar Udara : Tipe Runway :

Jenis Pesawat Udara Udara Terbesar : Aerodrome Ref. Code :

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Runway 6.2.1 Lokasi Runway Threshold ≥ 30 m ≥ 60 m ≥ 60 m ≥ 60 m

6.2.2 Panjang Harus cukup untuk memenuhi persyaratan operasional

6.2.3 Lebar

Code Letter A > 18 m(ab)

(a)

tidak boleh kurang30 m, jika runway precision aproach (b) Lebar dapat dikurangi 15 m - 20 m, jika operasi Pesawat Udara kecil

≥ 23 m ≥ 30 m -

Code Letter B ≥ 18 m(a)

(a)

tidak boleh kurang30 m, jika runway precision aproach

≥ 23 m ≥ 30 m -

Code Letter C ≥ 23 m(a) (a)

tidak boleh kurang30 m, jika runway precision aproach

≥ 30 m ≥ 30 m ≥ 45 m

Code Letter D - - ≥ 45 m ≥ 45 m

Code Letter E - - - ≥ 45 m

Code Letter F - - - ≥ 60 m

2 Alas Perputaran Runway (Runway Turn Pad)

6.2.4.2 Sudut perpotongan turn pad dan runway

≤ 30 derajat

6.2.4.3 Minimum clearance

Code Letter A ≥ 1,5 m

Code Letter B ≥ 2,25 m

Code Letter C ≥ 4,5 m(a)

(a)3 m, jika jarak roda depan dan roda belakang < 18 m

Page 93: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 46

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Code Letter D ≥ 4,5 m

Code Letter E ≥ 4,5 mb (b)

6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi

Code Letter F 4,5 m(b)

(b) 6 m, jika kondisi cuaca sangat buruk dan penurunan friksi

6.2.4.4 Kemiringan Memanjang turn pad

≤ 2% ≤ 2% ≤ 1,75% ≤ 1,5%

6.2.4.4 Kemiringan Melintang turn pad

≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5%

6.2.4.5 Kekuatan Turn Pad Harus sama dengan kekuatan runway

6.2.4.6 Konstruksi Permukaan Harus sama dengan konstruksi runway

6.2.4.7 Bahu (Shoulder) Menutupi mesin terluar Pesawat Udara terbesar

3 Runway Sejajar Instrumen

6.2.5 Jarak Minimum runway paralel non instrumen

≥ 120 m ≥ 150 m ≥ 210 m ≥ 210 m

Jarak Minimum runway paralel instrumen

Pendekatan independen

Pendekatan dependen

Keberangkatan paralel

Operasi Paralel

Terpisah

≥ 1035 m ≥ 915 m ≥ 760 m ≥ 760 m

6.2.6.3 Kemiringan Longitudinal sepanjang 1/4 pertama dan terakhir

< 0,8 % < 0,8 % < 0,8 % < 0,8 %

6.2.6.5 Jika Perubahan tidak dapat dihindari, perubahan pada kemiringan longitudinal antara bagian runway yang berkaitan

< 2 % < 2 % < 1,5 % < 1,5 %

6.2.6.3 Kemiringan Longitudinal sepanjang 1/4 pertama dan terakhir

< 0,8 % < 0,8 % < 0,8 % < 0,8 %

6.2.6.6 Transisi dari satu kemiringan kelain harus dilakukan dengan suatu kurva vertikal, dengan tingkat perubahan

< 0,4 % setiap 30 m (radius

lengkung min. 7.500 m)

< 0,4 % setiap 30 m (radius

lengkung min. 7.500 m)

< 0,2 % setiap 30 m (radius

lengkung min. 15.000 m)

< 0,1 % setiap 30 m

(radius lengkung

min. 30.000 m)

6.2.5.3 Jarak Minimum runway paralel instrumen

Pendekatan independen

Pendekatan dependen

Keberangkatan paralel

Operasi Paralel

Terpisah

>1035 m >915 m >760 m >760 m

Page 94: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 47

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4. Kemiringan Runway 6.2.6.1 Kemiringan Memanjang Runway

≤ 2% ≤ 2% ≤ 1% ≤ 1%

6.2.6.2 Kemiringan longitudinal disepanjang bagian-bagian runway

<2% <2% <1,5% <1,25%

Catatan :Kemiringan seragam untuk paling tidak sepanjang 300 m perlu disediakan ujung runway, dan pada bandar udara dimana beroperasi pesawat jet besar maka jarak ini dapat dinaikan paling sedikit 600 m

6.2.6.7 Jarak antara titik perpotongan dari dua perubahan kemiringan longitudinal yang berturut-turut

45 m atau Dengan Rumus = D = k ({S1-S2}+{S2-S3})/100, dimana "k" = 5.000 m

45 m atau Dengan Rumus = D = k ({S1-S2}+{S2-S3})/100, dimana "k" = 5.000 m

45 m atau Dengan Rumus = D = k ({S1-S2}+{S2-S3})/100, dimana "k" = 15.000 m

45 m atau Dengan Rumus = D = k ({S1-S2}+{S2-S3})/100, dimana "k" = 30.000 m

6.2.8.1 Jarak Pandang runway

Code Letter A

Dari sebuah titik 1,5 m diatas permukaan runway ke titik lainya 1,5 m di atas runway untuk 1/2 bagian panjang runway

Code Letter B

Dari sebuah titik 1,5 m diatas permukaan runway ke titik lainya 1,5 m di atas runway untuk 1/2 bagian panjang runway

Code Letter C Dari sebuah titik 3 m diatas permukaan runway ketitik lainya 3 m di atas runway untuk 1/2 bagian panjang runway

Code Letter D

Code Letter E

Code Letter F

6.2.8.2 Jika penerangan runway disediakan, garis pandang tak terganggu dari ketinggian 3 m di atas seberang titik pada permukaan runway ke seberang titik lainya dipermukaan runway tidak boleh kurang dari 600 m

6.2.9 Kemiringan Melintang Runway

Maksimum Minimum

Code Letter A 2,5% 1,5%

Code Letter B 2,5% 1,5%

Code Letter C 2,0% 1,0%

Code Letter D 2,0% 1,0%

Code Letter E 2,0% 1,0%

Code Letter F 2,0% 1,0%

Page 95: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 48

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5. Permukaan Runway 6.2.10 Konstruksi Permukaan Lapisan bitumen, aspal atau beton harus memiliki kedalaman tekstur permukaan (surface texture depth) rata-rata tidak kurang dari 1 mm disepanjang lebar dan panjang runway sepenuhnya

Rumput/alami & tanah liat sama dengan yang dipakai oleh Pesawat Udara udara berukuran kecil

Catatan : Lapisan perkerasan runway harus sedemikian rupa sehingga pada saat diuji dengan alat uji bersisi lurus sepanjang 3 m yang ditempatkan dimana saja pada permukaan, tidak ada deviasi lebih besar dari 3 mm diantara permukaan bawah alat (lowere edge) dan permukaan perkerasan runway dimanapun disepanjang alat uji

6.2.10 Kondisi Permukaan

- Air

- Retak/Pecah

- Lapisan Karet

- Ketidakaturan Permukaan

- Kerusakan oleh cairan korosif

- Kebocoran Pipa Pembuangan

- Gerusan/Erosi saluran

- Rerumputan

- Tanah Lunak

- Tanda lain berpotensi hazard

- Gerusan/Erosi saluran

- Rerumputan

- Tanah Lunak

- Tanda lain berpotensi hazard

6.2.11 Kekuatan Permukaan PCN >ACN<1,1 PCN (Fleksibel)

PCN >ACN<1,05 PCN (Rigid)

6 Bahu Runway 6.2.12 Lebar Lebar (Runway + Bahu) harus disediakan tidak boleh kurang dari 36 m, jika lebar runway 30 m dan digunakan Pesawat Udara udara > 100

seat

Code Letter A -

Code Letter B -

Page 96: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 49

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Code Letter C ≥ 60 m

Code Letter D ≥ 60 m

Code Letter E ≥ 60 m

Code Letter F ≥ 75 m

6.3.13 Karakteristik Bahu Runway

- Sama lebar dikedua sisi

- miring ke arah bawah dan menjauh dari permukaan runway

- tahan terhadap erosi semburan mesin pesawat udara

- mampu menyediakan dukungan bagi Pesawat Udara udara tanpa mengakibatkan kerusakan struktur Pesawat Udara

6.2.12.5 Kemiringan Melintang ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5%

6.2.12.6 Permukaan Bahu Runway Untuk melayani pesawat jet (jet-prpopelled aeroplanes) permukaannya harus dilapisi pelindung bitumen, aspal atau beton

7

Declared Distance

5.1.4.13

TORA TORA = Panjang RWY

TODA TODA = TORA + CWY

ASDA ASDA = TORA + SWY

LDA LDA = Panjang RWY (Jika threshold tidak digantikan)

8 Runway Strip 6.3.2 Panjang ≥ 30 m ≥ 60 m ≥ 60 m ≥ 60 m

Non Instrumen 6.3.3.1 Lebar ≥ 60 m

(ab) (a) min.

30 m jika MTOW <5700 Kg, (b) min. 80 m, malam hari

≥ 80 m(c) (c)

min. 60 m, siang hari, MTOW<5.700 Kg

≥ 90 m ≥ 150 m

Instrumen Non Presisi

6.3.3.2 Lebar ≥ 90 m ≥ 90 m ˃ 150 m (jika lebar 30 m)(a) (a) 90 m, jika

Pesawat Udara udara

3C

≥ 300 m(b)

(Jika lebar runway 45 m atau lebih (b) 150 m, landing

minimal

Instrumen Presisi 6.3.3.3 Lebar

≥ 150 m ≥ 150 m

≥ 300 m(a)

(a)

Memanjang 105 m, lebar bertahap dikurangi sampai 75 m, dari garis

≥ 300 m(a)

(a)

Memanjang 105 m, lebar bertahap dikurangi sampai 75 m, dari garis

Page 97: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 50

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tengah 150 m tengah 150 m

6.3.4 Kekuatan Mampu untuk mencegah runtuhnya nose landing gearpesawat udara, Permukaan harus dipersiapkan sedemikian rupa agar mampu menyediakan daya pengereman bagi sebuah pesawat udara dan dibawah permukaan, mampu memiliki daya dukung yang cukup untuk menghindari kerusakan terjadi pada pesawat udara. Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam, pedoman berikut ini diperuntukan guna mempersiapkan strip. Produsen pesawat udara mempertimbangkan kedalamanan maksimum sebesar 15 cm ketika nose landing gear terperosok tanpa harus rusak

6.3.4.2 Bagian dari strip runway instrumen yang berada paling sedikit

75 m 75 m 40 m 40 m

6.3.4.3 Bagian dari strip yang mewadahi sebuah runway non-instrument didalam sebuah jarak paling sedikit

75 m 75 m 40 m 30 m

6.3.5 Kemiringan Memanjang ≤ 2% ≤ 2% ≤ 1,75% ≤ 1,5%

6.3.6 Perubahan kemiringan longitudinal pada graded area

<2% <2% <2% <2%

6.3.6 Kemiringan Melintang ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5% ≤ 2,5%

6.3.9 Permukaan Graded Area

- Penurunan kebawah pada pertemuan permukaan runway strip dari suatu runway, bahu runway atau stopway tidak boleh lebih dari 50 mm

- saluran terbuka tidak boleh dibangun dibagian bergradasi (graded portion) runway strip

- Bagian runway strip yang berada diujung runway harus dipersiapkan untuk menahan erosi akibat jet blast, untuk melindungi pesawat udara yang mendarat dari bahaya akibat tepian runway yang terbuka

6.3.7 Penurunan Permukaan dengan runway atau stopway

≤ 50 mm

6.3.8 Objek

- Benda-benda tetap, selain alat bantu

45 m(a) (a)

Precision Aproach

45 m(a) (a)

Precision

60 m(b)

(b)

Precision

60 m(b

) (b)

Precision

Page 98: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 51

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

visual untuk dan peralatan penunjang keselamatan penerbangan

Cat 1 Aproach Cat 1 Aproach Cat 1 Aproach Cat 1

77,5 m (c)

(c)Precision Aproach Cat 1, 2 & 3, dan Kode Huruf F

- Memiliki masa rendah dan rapuh

- Semua objek yang menetapk yang diijinkan berada dirunway strip harus memiliki masa rendah dan rapuh

- harus dapat menahan benturan sesekali dari pesawat udara yang kritis terhadap desain perkerasan runway

6.3.11 Penempatan peralatan dan instalasi pada area operasional

6.3.11.1 Tidak ada peralatan atau instalasi yang diijinkan ditempatkan dalam jarak 240 m dari akhir runway strip dan didalam :

45 m 45 m 60 m pada

runway precission approach kategori I, II, III

60 m pada

runway precission approach kategori I, II, III

6.3.11.1 Penempatan pada atau berdekatan dengan runway precission approach kategori I, II atau III

Terletak dibagian dari runway strip yang berada dalam jarak 240 m dan didalam 45 m dari perpanjangan garis tengah runway

Terletak dibagian dari runway strip yang berada dalam jarak 240 m dan didalam 45 m dari perpanjangan garis tengah runway

Terletak dibagian dari runway strip yang berada dalam jarak 240 m dan didalam 45 m dari perpanjangan garis tengah runway

Terletak dibagian dari runway strip yang berada dalam jarak 77,5 m dari garis tengah runway dan Code Letter F

9 RESA 6.4.2.1 Panjang ≥ 90 m (ab) (a)

dapat disediakan 30m, jika code number 1 & 2 dan runway non instrument (a) Perlu disediakan 120 m,

≥ 90 m (ab)

(a)

dapat disediakan 30m, jika code number 1 & 2 dan runway non instrument (a) Perlu disediakan 120 m, internasional (b) Perlu disediakan 240 m, internasional

≥ 90 mb (b)

Perlu disediakan 240 m, internasional

≥ 90 mb (b)

Perlu disediakan 240 m, internasional

Page 99: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 52

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

internasional (b) Perlu disediakan 240 m, internasional

6.4.2.3 Lebar min. 2 x lebar runway

6.4.3 Kemiringan ≤ 5%

6.4.4 Objek Bersih dari objek tetap, selain alat bantu navigasi dan peralatan sarana pendukung kegiatan pencegahan hewan liar / burung dari bandar udara, baik tetap maupun bergerak dan Bermassa rendah dan rapuh

6.4.6 Daya Dukung Mengurangi risiko kerusakan Pesawat Udara, kedalam maksimum gigi roda depan dengan CBR 15-20 %, dapat dilalui kendaraan PKP-PK

6.4.6 Sistem Penghenti (Arresting System)

Panjang Panjang RESA dapat dikurangi jika system penghenti terpasang dengan kemempuan level of protection sedikitnya sama dengan RESA

10 Clearway 6.5.3.1 Panjang Tidak lebih dari setengah panjang TORA

6.5.3.2 Lebar

≥ 60 m ≥ 80 m

≥ 150 m (a) (a)

Dapat dikurangi 90 m, jika MTOW < 22.700 kg dan operasi VMC siang hari

≥ 150 m (a)

(a)

Dapat dikurangi 90 m, jika MTOW < 22.700 kg dan operasi VMC siang hari

6.5.4 Kemiringan ≤ 1,25% ≤ 1,25% ≤ 1,25% ≤ 1,25%

6.5.5 Objek - Bersih dari objek tetap/bergerak selain alat bantu visual/navigasi

- Bermassa rendah dan rapuh

11 Stopway 6.6.1 Panjang Berada dan berakhir di 60 m sebelum ujung runway strip

Lebar Sama lebar dengan runway yang berhubungan

6.6.2 Permukaan Harus diperkeras atau dilapisi kembali untuk memiliki karakteristik gesekan permukaan sekualitas runway

6.6.3 Kemiringan 2% 2% 1% 1%

6.6.4 Daya Dukung Mampu menahan paling tidak satu lintasan Pesawat Udara kritis, tanpa menyebabkan kerusakan struktur Pesawat

12 Taxiway 6.7.1 Lebar

Code Letter A ≥ 7,5 m

Code Letter B ≥ 10,5 m

Page 100: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 53

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Code Letter C ˃ 18 m (a)

(a) Dapat dikurangi 15m, jika jarak antar roda < 18 m

Code Letter D ˃ 23 m (b) (b) Dapat dikurangi 18 m, jika Pesawat Udara dengan bentangan

roda terluar < 9 m

Code Letter E ≥ 23 m

Code Letter F ≥ 25 m

6.7.2 Clearance Tepian Minimum

Code Letter A ≥ 1,5 m

Code Letter B ≥ 2,25 m

Code Letter C ≥ 4,5 m (a) (a) Dapat dikurangi 3 m, Jika Jarak antar roda < 18 m

Code Letter D ≥ 4,5 m

Code Letter E ≥ 4,5 m

Code Letter F ≥ 4,5 m

6.7.3 Desain kecepatan Taxiway

20 km/h 24 m

30 km/h 54 m

40 km/h 96 m

50 km/h 150 m

60 km/h 216 m

70 km/h 294 m

80 km/h 384 m

90 km/h 486 m

100 km/h 600 m

6.7.3.3 Dimensi dari desain fillet berdasarkan referensi pesawat udara

Radius Taxiway (R)

(m)

Panjang transisi sampai ke fillet (L) (m)

Radius Fillet untuk menilai

pelebaran oversteer

simetris (F) (m)

Radius Fillet untuk melacak

garis tengah (F) (m)

Code Letter A 22.5 15 18.75 18

Code Letter B 22.5 15 17.75 16.5

Code Letter C 30 45 18 16.5

Code Letter D 45 75 29-30 25

Code Letter E 45 75 29-30 25

Code Letter F 45 75 29-30 25

6.7.3.3 Radius Fillet

Lebar Runway (Wr) (m)

Lebar taxiway paralel (Wr2)

Lebar Taxiway kedalam dan

R1, R2, Ro, R1, R2

Page 101: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 54

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(m) keluar (Wr2) (m)

Code Letter A 18 15 30

30, 30, 39, 25, 25

Code Letter B 23 18 26.5

41.5, 30, 41.5, 25, 30

Code Letter C 30 23 26.5

41.5, 41.5, 53, 25, 35

Code Letter D 45 30 26.5

30, 60, 71.5, 35, 35

Code Letter E 45 30 23

60, 60, 71.5, 35, 55

Code Letter F 60 30 18

60, 60, 75, 45, 50

6.7.4.1 Kemiringan Memanjang

Code Letter A ≤ 3%

Code Letter B ≤ 3%

Code Letter C ≤ 1,5%

Code Letter D ≤ 1,5%

Code Letter E ≤ 1,5%

Code Letter F ≤ 1,5%

6.7.4.2 Perubahan Kemiringan

Code Letter A 1 % per 25 m (radius minimum kurfa 2.500m)

Code Letter B 1 % per 25 m (radius minimum kurfa 2.500m)

Code Letter C 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)

Code Letter D 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)

Code Letter E 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)

Code Letter F 1 % per 30 m (radius minimum kurfa 3.500m)

6.7.5 Kemiringan Melintang

Code Letter A ≥ 1 % - ≤ 3%

Code Letter B ≥ 1 % - ≤ 3%

Code Letter C ≥ 1 % - ≤ 1,5%

Code Letter D ≥ 1 % - ≤ 1,5%

Code Letter E ≥ 1 % - ≤ 1,5%

Code Letter F ≥ 1 % -≤ 1,5%

6.7.6

Jarak Pandang taxiway

Code Letter A 150 m dari 1,5 m di atas taxiway

Page 102: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 55

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Code Letter B 200 m dari 2 m di atas taxiway

Code Letter C 300 m dari 3 m di atas taxiway

Code Letter D 300 m dari 3 m di atas taxiway

Code Letter E 300 m dari 3 m di atas taxiway

Code Letter F 300 m dari 3 m di atas taxiway

6.7.7 Daya Dukung Harus sama dengan kekuatan runway

6.7.8 Konstruksi Permukaan Harus diperkeras atau dilapisi kembali untuk memiliki karakteristik gesekan permukaan sekualitas runway

6.7.9.1 Radius Putar Rapid Exit Taxiway

≥ 275 m ≥ 275 m ≥ 550 m ≥ 550 m

6.7.9.4 Sudut perpotongan rapid exit taxiway

450 -

250/sebaiknya

300

450 -

250/sebaiknya

300

450 -

250/sebaiknya

300

450 -

250/sebaiknya

300

13 Bahu Taxiway 6.7.10.2 Lebar Total Code letter A, B, dan C belum memerlukan bahu

Code Letter C ≥ 35 m

Code Letter D ≥ 38 m

Code Letter E ≥ 44 m

Code Letter F >60 m (a) (a) Jika digunakan A-380/ Pesawat Udara sejenis dilapis setidaknya 3 m pada kedua sisi

6.7.10.4 Permukaan bahu taxiway

- Jika digunakan oleh pesawat udara bermesin jet harus tahan terhadap erosi semburan mesin jet.

- Jika digunakan oleh pesawat udara jet berbadan lebar seperti A380 atau pesawat sejenisnya yang menggantung diatas bahu taxiway, dilapis hingga lebar 3 m pada kedua sisi taxiway

14 Taxiway Strip 6.7.11.1 Lebar

Code Letter A >16,25 m

Code Letter B >21,5 m

Code Letter C >26 m

Code Letter D >40,5 m

Code Letter E >47,5 m

Code Letter F >57,5 m

6.7.11.12 Lebar Graded Area

Code Letter A ≥ 11 m

Code Letter B ≥ 12,5 m

Code Letter C ≥ 12,5 m

Code Letter D ≥ 19 m

Code Letter E ≥ 22 m

Page 103: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 56

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Code Letter F ≥ 30 m

6.7.11.13 Kemiringan Melintang

Code Letter A ≤ 3%

Code Letter B ≤ 3%

Code Letter C ≤ 2,5%

Code Letter D ≤ 2,5%

Code Letter E ≤ 2,5%

Code Letter F ≤ 2,5%

6.7.11.4 Objek -objek pada taxiway strip

- Bersih dari objek tetap, selain alat bantu navigasi visual atau alat bantu navigasi yang digunakan untuk memandu pesawat udara atau kendaraan

6.7.12 Taxiway berbentuk jembatan

Apabila diukur tegak lurus dengan garis tengah taxiway, harus tidak boleh kurang dari lebar total taxiway pagagraf 6.7.11.2 (lebar min. dapat kurang dari lebar taxiway yang berkaitan, jika penahan lateral yang memadai diterapkan pada sisi bagian tersebut untuk mencegah pesawat udara keluar dari bagian tersebut)

15 Pemisah Taxiway 6.7.13 Jarak minimum

Objek ke Objek Paragraf

Code Letter A 16,25 m

Code Letter B 21,5 m

Code Letter C 26 m

Code Letter D 40,5 m

Code Letter E 47,5 m

Code Letter F 57,5 m

Garis Tengah Taxiway

Code Letter A 23,75 m

Code Letter B 33,5 m

Code Letter C 44 m

Code Letter D 66,5 m

Code Letter E 80 m

Code Letter F 97,5 m

Garis Tengah Non Instrument Runway

Code Letter A 37,5 m 47,5 m 52,5 m -

Code Letter B 42 m 52 m 57 m -

Code Letter C 48 m 58 m 63 m 93 m

Code Letter D - - 93 m 101 m

Code Letter E - - - 107,5 m

Page 104: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 57

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Code Letter F - - - 115 m

Garis Tengah Instrument Non Presisi Runway

Code Letter A 52,5 m 52,5 m 82,5 m -

Code Letter B 57 m 57 m 87 m -

Code Letter C 63 m 63 m 93 m 93 m

Code Letter D - - 176 m 176 m

Code Letter E - - - 182,5 m

Code Letter F - - - 190 m

Garis Tengah Instrument Presisi Runway

Code Letter A 82,5 m 82,5 m 157,5 m -

Code Letter B 87 m 87 m 162 m -

Code Letter C 93 m 93 m 168 m 168 m

Code Letter D - - 176 m 176 m

Code Letter E - - - 182,5 m

Code Letter F - - - 190 m

16 Holding Bay, Runway Holding Position, Intermediate Holding Position and Road-Holding Position

6.8.4 Jarak Minimum Non Instrumen Non Precision Approach

Precision Aproach Cat I

Precision Aproach Cat II

30 m 40 m 60 m -

45 m 40 m 60 m -

75 m 75 m 90 m(ab)

(a)

Precision Aproach cat I, II, & III, dapat dikurangi 5 m/meter, jika elevasi lebih rendah dari threshold marking ( b) Precision Aproach cat I, II, & III, dapat ditambah jika terdapat glide path dan fasilitas localizer

90 m(ab)

(a)

Precision Aproach cat I, II, & III, dapat dikurangi 5 m/meter, jika elevasi lebih rendah dari threshold marking ( b) Precision Aproach cat I, II, & III, dapat ditambah jika terdapat glide path dan fasilitas localizer

75 m 75 m 90 m (abc)

(a)

Precision Aproach cat I, II, & III, dapat dikurangi 5 m/meter, jika elevasi lebih rendah dari threshold c Precision Aproach cat I, II, & III, 107 m jika code letter F marking ( b) Precision Aproach cat I, II, & III, dapat ditambah jika terdapat glide path dan fasilitas localizer

90 m (abc)

(a)

Precision Aproach cat I, II, & III, dapat dikurangi 5 m/meter, jika elevasi lebih rendah dari threshold c Precision Aproach cat I, II, & III, 107 m jika code letter F marking ( b) Precision Aproach cat I, II, & III, dapat ditambah jika terdapat glide path dan fasilitas localizer

Page 105: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 58

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

17 Apron 6.9.2 Dimensi untuk 1 Pesawat Udara

Self Taxing (450) Nose In

Panjang Lebar Panjang Lebar

Code Letter A 40 m 25 m - -

Code Letter B 40 m 25 m - -

Code Letter C 70 m 55 m 95 m 45 m

Code Letter D 70 - 85 m 55 - 80 m 190 m 70 m

Code Letter E 70 m 55 - 80 m 190 m 70 m

Code Letter F 85 m 55 - 80 m 190 m 70 m

6.9.3 Jarak Pemisah Apron Garis Tengah aircraft parking position taxiline

ke objek

Clearance Antar

Pesawat Udara

Code Letter A 12 m 3,0 m

Code Letter B 16,5 m 3,0 m

Code Letter C 24,5 m 4,5 m

Code Letter D 36 m 7,5 m

Code Letter E 42,5 m 7,5 m (a)

(a) 10 m, jika menggunakan parkir bebas

Code Letter F 50,5 m 7,5 m (a) (a)

10 m, jika menggunakan parkir bebas

6.9.4 Kemiringan mak 2 % mak 2 % mak 2 %

6.9.5 Daya Dukung Harus sama dengan kekuatan runway

6.9.6 Jalan Apron min. 3 m dari posisi parkir Pesawat Udara

18 Posisi Parkir Pesawat Udara yang diisolasi

6.10 Jarak Minimum > 100 m dari posisi parkir lain, gedung, atau area umum, tidak berada diatas peralatan bawah tanah, berupa bahan berupa bahan bakar Pesawat Udara dan gas, kabel listrik dan komunikasi

19 Semburan Mesin Jet

6.11.2 Kecepatan angin maksimum

a. Penumpang dan area umum utama, dimana penumpang berjalan dan berkumpul

60 km/jam

b. Area umum kecil, tidak banyak orang berkumpul

80 km/jam

c. Jalan Umum 50 km/jam

Page 106: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 59

NO

FASILITAS REFF MOS URAIAN CODE NUMBER

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

1 2 3 4 S US NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

d. Personil yang bekerja 80 km/jam

e. Peralatan Apron 80 km/jam

f. Area parkir Pesawat Udara ringan

60 km/jam

g. Bangunan & Struktur lain <100 km/jam

6.12.3 Pagar Beton maupun logam

20 Fasilitas Glider 6.13.2 Lebar bahu min. 60 m

Jarak Pemisah Antara Garis Tengah dari dua Glider Runway strip

min. 120 m

21 Pengecekan Kondisi Permukaan Runway, Taxiway dan Apron

Metode PCI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai 55% - 40% (cukup)

Sempurna 100% - 85%

Sangat Baik 85% - 70%

Baik 70% - 55%

Cukup 55% - 40%

Buruk < 40%

Metode IRI Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai 6,6 - 10,9 (sedang)

Sangat Baik 0,0 - 3,6

Baik 3,6 - 6,6

Sedang 6,6 - 10,9

Jelek 10,9 - 17,6

Sangat Jelek > 17,6

MU - Meter Persyaratan minimal kondisi permukaan untuk operasi adalah nilai ≥ 0,6

SFC : > 0,60 Kemungkinan kecelakaan sangat kecil, permukaan kasar

SFC : 0,55 - 0,60 Kemungkinan kecelakaan akan mulai terjadi, permukaan masih kasar

SFC : 0,40 - 0,55 Kecelakaan terjadi dan beresiko fatal, terjadi dalam bentuk slip

Grip Tester Angka kekesatan yang direkomendasikan adalah 0,74 - 0,53

Page 107: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 60

Page 108: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 128

B. CHECKLIST MARKA, RAMBU DAN TANDA

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

1 MARKA RUNWAY 8.6 Runway Designation 8.6.2 Warna Putih, Panjang = 9 m, Lebar = 1,8 m - 3,9 m …. 4α,

dimana α = 1.8 m

Terdiri atas dua digit nomor dan pada runway paralel harus dilengkapi dengan huruf

Apabila memberikan angka satu digit, maka harus didahului dengan angka nol

Untuk runway paralel, setiap nomor designation harus dilengkapi dengan huruf sebagai berikut :

- untuk dua runway paralel : "L" "R" - untuk tiga runway paralel : "L" "C" "R" - untuk empat runway paralel : "L" "R" "L" "R" Runway Centre Line 8.6.3 Warna Putih, Panjang garis + jeda (gap) = >50 m - < 75 m,

Garis pertama dimulai 12 m dari runway designation number

Lebar = 0,90 m (precission approach Kategori II & III), 045 m (non precission approach, code number 3 atau 4 dan precision approach runway kategori I), 0,30 m (non precission approach, code number 1 atau 2, non-instrument runway)

Note : dapat dihilangkan jika lebar runway 18 m dan terdapat marka side stripe

Threshold 8.6.4 Warna Putih, Panjang = >30 m, Lebar = 1,80 m, Jarak antar

garis = 1,80 m, kecuali jika garis terus melintasi runway, sebuah spasi ganda harus digunakan dan dalam kasus marka designation termasuk dalam marka threshold maka jarak ini akan menjadi 22,5 m. Jumlah Garis untuk lebar runway 18 m = 4, 23 m = 6, 30 m = 8, 45 m = 12, 60 m = 16

Transverse Stripe 8.6.4.8 Warna Putih, Lebar = 1,8 m Displached threshold Permanen 8.6.5 Tanda panah berwarna putih, Panjang = 30 m, Jeda 30 m Temporarily Displached Threshold 8.6.6 Lebih dari 30 Hari (Garis Putih, Lebar 1,2 m, Panah Panjang =

10 m & lebar = 1 m, Threshold & runway designator number harus digelapkan dan dibuat nomor runway designator sementara 12 m dari threshold yang baru. Jumlah tanda panah putih yang digunakan sesuai dengan lebar runway)

8.6.6.4

Lebih dari 5 hari dan tidak lebih dari 30 atau lebih dari 450 m (Balok Warna Putih, Panjang = 10 m, Lebar = 3,5 m)

8.6.6.5

Selama 5 hari/kurang/ kurang dari 450 m (Rambu "V" warna Putih dan Balok Warna Putih, Panjang = 10 m, Lebar = 3,5 m)

8.6.6.6, 8.6.6.7

Runway Aiming Point 8.6.7 Harus disediakan untuk runway Instrument code number 2

atau 3 atau 4

8.6.7.1

Harus disediakan untuk runway non-instrument dengan code number 3 atau 4 dan runway instrument dengan code number 1 (jika ingin memperjelas aiming point)

8.6.7.2

Permulaan marka aiming point harus tidak berdekatan dengan threshold (dibandingkan dengan jarak yang tertera dalam Tabel 8.6-2) kecuali pada runway dilengkapi dengan sistem PAPI (precission approach path indicator) maka permulaan marka sebaiknya bersamaan dengan awal kemiringan approach visual

8.6.7.3

Page 109: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 62

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Marka terdiri dari dua strip berwarna putih, Jarak = 150 m, Panjang = 30-45 m, Lebar = 4 m, Jarak Lateral = 6 m (code number 1), Jarak = 250 m, Panjang = 30-45 m, Lebar = 6 m, Jarak Lateral = 9 m (code number 2), Jarak = 300 m, Panjang = 45-60 m, Lebar = 6-10 m, Jarak Lateral = 18-22,5 m (code number 3), Jarak = 400 m, Panjang = 45-60 m, Lebar = 6-10 m, Jarak Lateral = 18-22,5 m (code number 4)

8.6.7.4

Touchdown Zone 8.6.8

Harus disediakan untuk runway precision approach code number 2 atau 3 atau 4

8.6.8.1

Marka terdiri dari pasangan marka segi empat berwarna putih, Pasangan marka = 1 (<900), 2 (900-1199), 3 (1200-1499), 4 (1500-2399), 6 (> 2400)

8.6.8.2

Non-precission approach atau non-instrument runway dengan code number 3 dan 4 dapat disediakan marka touchdown zone

8.6.8.4

Side Stripe 8.6.9

Harus disediakan diantara threshold permukaan runway yang diperkeras

8.6.9.1

Harus disediakan pada precission approach runway 8.6.9.2

sebaiknya terdiri dari dua stripe, satu diletakkan disepanjang masing-masing tepi runway dengan tepi luar masing-masing stripe kira-kira berada pada sisi runway, kecuali jika lebar runway lebih dari 60 m maka stripes sebaiknya berada 30 m dari runway centre line

8.6.9.3

Jika tersedia turn pad runway, maka marka runway side stripe harus diteruskan diantara runway dan turn pad runway

8.6.9.4

harus diteruskan pada perpotongan antara runway dengan taxiway

8.6.9.5

Berwarna putih, Lebar min = 0,9 m jika lebar runway >30 m, 0,45 m jika lebar runway <30 m

8.6.9.6

Runway End 8.6.10

Berwarna Putih, Lebar = 1,8 m. Jika threshold berada pada ujung runway, maka marka runway end dapat berhimpitan pada bagian Marka threshold yang berhubungan

Pre – Threshold 8.6.11

Berbentuk chevron pada stopway dan area safety, berwarna kuning, spasi 30 m, lebar 0,9 m, sudut 45

0 dengan centre line

Runway turn pad 8.6.18

Jika terdapat runway turn pad, maka marka runway turn pad harus disediakan untuk panduan berkelanjutan guna memungkinkan pesawat udara berputar 180 derajat dan sejajar dengan runway centre line

8.6.18.1

Berwarna kuning, lebar 15 cm dan tidak terputus 8.6.18.2

Harus melengkung dari runway centre line ke turn pad. Radius lengkung harus sesuai dengan kemampuan manuver dan kecepatan taxiing normal pesawat udara sebagaimana turn pad tersebut dimaksudkan. Sudut perpotongan marka runway turn pad dengan runway centre line boleh lebih dari 30 derajat

8.6.18.3

Harus diteruskan paralel terhadap runway centre line untuk jarak sekitar 60 m dari titik tangensial jika code number 3 atau 4, dan untuk jarak sekitar 30 m jika code number 1 atau 2

8.6.18.4

Harus memandu pesawat udara sehingga memungkinkan taxiing lurus sebelum mencapai titik putar 180 derajat dilakukan. Bagian lurus marka runway turn pad harus paralel dengan tepi luar runway turn pad

8.6.18.5

Desain lengkungan yang memungkinkan pesawat udara berputar 180 derajat harus mempertimbangkan sudut nose wheel steering yang tidak melebihi 45 derajat

8.6.18.6

Page 110: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 63

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Desain rancangan marka turn pad harus dibuat sedemikian rupa, sehingga saat kokpit pesawat udara masih di atas marka runway turn pad, maka jarak bebas antara roda gear/gigi pendaratan pesawat udara manapun dengan tepi runway turn pad harus tidak kurang dari yang telah ditetapkan, A = 1,5 M; B = 2,25 M, C = 3 M (wheel base < 18 M) dan 4,5 M (Wheel base ≥ 18 M), D = 4,5 M, E = 4,5 M, F = 4,5 M.

8.6.18.7

2 MARKA TAXIWAY 8.6

Taxiway Centre Line 8.6.12

Harus disediakan pada semua permukaan taxiway yang diperkeras dengan code number 3 atau 4, bentuk garis kuning yang menyambung dan lebar 0,15 M

8.6.12.1

Dapat disediakan pada runway yang diperkeras dengan code number 1 atau 2

8.6.12.2

Pada bagian lurus, guideline harus berada di tengah taxiway. Pada taxiway yang membelok, guideline harus berada palalel pada tepi luar jalur perkerasan dan dalam jarak setengah lebar taxiway dari guideline tersebut. Efek dari pelebaran potongan apapun di tepi dalam bagian yang membelok diabaikan. Jika marka taxiway centreline terpotong oleh marka lain seperti marka taxi-holding position, maka diberi jarak dengan lebar 0,9 m harus disediakan di antara marka taxiway centre line dengan marka lain

8.6.12.3

tidak boleh menyatu dengan runway centre line tetapi berada paralel dengan runway centre line untuk jarak (D), dan tidak kurang dari 60 m dari titik tangensi jika kode nomor runway adalah 3 atau 4 dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Marka taxi guideline harus offset dari marka runway centre line di sisi taxiway dan 0,9 m dari marka runway centre line pada masing-masing marka

8.6.12.4

Jika diperlukan untuk menunjukkan posisi runway-holding sudah dekat, marka enhance taxiway centre line perlu disediakan

8.6.12.5

Harus disediakan pada runway yang diperkeras jika runway adalah bagian dari standar rute taxi

8.6.12.6

Enhance (jika tersedia) 8.6.12.7

Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola A (sebagaimana yang didefinisikan dalam Gambar 8.6-18, marka taxiway) dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi runway. Lihat Gambar 8.6-18 (a)

8.6.12.7.a

Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka runway holding position yang lain, seperti untuk runway dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam 47m dari marka runway holding position pertama, marka taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan sesudah marka runway holding position yang terpotong. Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat Gambar8.6-18 (b)

8.6.12.7.b

Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak 47m dari marka runway-holding position, marka taxiway centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat Gambar8.6-18 (c)

8.6.12.7.c

Enhance (jika tersedia) 8.6.12.7

Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola A (sebagaimana yang didefinisikan dalam Gambar 8.6-18,

8.6.12.7.a

Page 111: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 64

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

marka taxiway) dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi runway. Lihat Gambar 8.6-18 (a)

Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka runway holding position yang lain, seperti untuk runway dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam 47m dari marka runway holding position pertama, marka taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan sesudah marka runway holding position yang terpotong. Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat Gambar8.6-18 (b)

8.6.12.7.b

Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak 47m dari marka runway-holding position, marka taxiway centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat Gambar8.6-18 (c)

8.6.12.7.c

Jika dua enhance taxiway centre line bertemu pada atau sebelum marka runway holding position, garis putus-putus bagian dalam panjangnya tidak boleh kurang dari 3m. Lihat Gambar8.6-18 (d)

8.6.12.7.d

Jika terdapat dua marka runway holding position yang berlawanan dan jarak antar keduanya kurang dari 94m, marka enhance taxiway centerline harus terus diperpanjang diantara kedua marka runway holding position. Marka enhance taxiway centre line tidak boleh diteruskan setelah kedua marka runway holding postion. Lihat Gambar8.6-18 (e)

8.6.12.7.e

Runway Holding Position 8.6.13

Harus ditampilkan sepanjang runway-holding position 8.6.13.1

Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras dimanapun, ketika akan memasuki area runway

8.6.13.2

Harus diberi marka dengan Pola A atau Pola B marka runway holding position

8.6.13.3

Marka Pola A harus digunakan pada perpotongan taxiway dan non instrument runway, non-precision atau precision approach Category I runway, dan precision approach Category II or III runway jika hanya 1 posisi runway holding yang ditandai, digunakan untuk menandai runway/ runway intersection, jika satu dari runway digunakan sebagai bagian dari rute standard taxi

8.6.13.4

Marka Pola B harus digunakan jika dua atau tiga posisi runway holding disediakan pada perpotongan taxiway dengan runway precision approach. Marka yang terdekat dengan runway harus merupakan marka Pola A. Marka-marka yang lebih jauh dari runway harus merupakan Pola B.

8.6.13.5

Catatan: Jika marka runway-holding position pola B terletak pada area dimana jarak marka tersebut dapat melebihi 60 m, istilah “CAT II” atau “CAT III” harus ditandai pada permukaannya di ujung marka posisi runway holding dan pada interval yang sama sebesar maksimum 45 m antara tanda-tanda yang berurutan. Ketinggian hurufnya tidak boleh kurang dari 1,8 m dan harus diposisikan tidak lebih dari 0,9 m dari marka holding position.

Jika diperlukan untuk meningkatkan ketegasan dari marka runway-holding position Pola A dan Pola B, maka Ditjen Hubud dapat mewajibkan pemberian warna hitam di pinggir marka runway-holding position pada daerah yang diperkeras dan berwarna cerah

Intermediate Holding Position 8.6.14

Page 112: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 65

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Dapat ditampilkan di sepanjang intermediate holding position

8.6.14.1

Jika marka intermediate holding position disediakan pada perpotongan taxiway yang diperkeras, harus diletakkan melintasi taxiway dengan jarak dari dekat tepi perpotongan taxiway mencukupi untuk memastikan safe clearance antara pesawat udara yang sedang taxi

8.6.14.2

Harus terdiri dari satu garis putus tunggal berwarna kuning, lebar 0,15 m, memanjang melewati lebar keseluruhan taxiway dengan sudut tegak lurus terhadap taxi guideline. Masing-masing garis dan spasi harus memiliki panjang 1,0 m,

8.6.14.3

Taxiway Edge 8.6.15

Harus disediakan pada taxiway yang diperkeras, dua garis berwarna kuning yang berkelanjutan dengan lebar 0,15 m, spasi 0,15 m

Holding Bay 8.6.16

harus disediakan pada seluruh holding bay yang diperkeras, berwarna kuning. Harus meliputi marka taxiway centre line dan marka intermediate holding position

Taxiway Pavement Strength Limit 8.6.17

Taxiway Pavement Strength Limit 8.6.17

Digunakan pada jalan masuk taxiway dengan jalur perkerasan berkekuatan rendah dimana penyelenggara bandar udara memutuskan untuk menentukan batasan berat, misalnya, maks 5.700 kg

8.6.17.1

Jika disediakan marka taxiway pavement strength limit, maka huruf dan angka harus dicat kuning, dengan tinggi 2,0 m, lebar 0,75 m dengan lebar garis 0,15 m dan spasi 0,5 m. Marka tersebut harus mudah dibaca dari pesawat udara yang berada di perkerasan penuh (full strength pavement)

8.6.17.2

Taxiway Shoulder 8.6.19

Harus disediakan pada taxiway shoulder yang diperkeras 8.6.19.1

Dicat dengan garis tegak lurus yang ditarik dari taxiway centre line. Marka taxiway shoulder berwarna kuning. Areanya ditandai dengan garis berwarna kuning dengan lebar 1 m yang berawal bersama dengan marka taxiway edge yang diperkeras atau tepi dari marka taxiway edge (timpa dengan cat jika terdapat batas hitam) dan memanjang sampai 1,5 m dari tepi area bahu yang diperkeras/yang distabilkan atau panjang 7.5 m , yang manapun yang lebih pendek

8.6.19.2

VOR aerodrome Check Point 8.6.20

Jika VOR bandar udara checkpoint pada bandar udara telah ditetapkan, maka harus diindikasikan dengan Marka atau rambu VOR bandar udara checkpoint

8.6.20.1

Berpusat pada bidang/spot dimana pesawat udara yang akan diparkir menerima sinyal VOR yang tepat

8.6.20.2

Harus terdiri dari lingkaran berdiameter 6 m dan mempunyai lebar garis 15 cm

8.6.20.3

Jika memungkinkan posisi pesawat udara disejajarkan dengan arah tertentu, maka harus disediakan garis yang melewati pusat lingkaran pada azimut yang diinginkan. Garis tersebut harus memanjang 6 m ke luar lingkaran dan diakhiri dengan mata panah. Lebar garis sebesar 15 cm

8.6.20.4

Diutamakan berwarna putih dan harus berbeda dari warna yang digunakan untuk marka taxiway

8.6.20.5

3 MARKA APRON 8.7

Umum 8.7.1

Apron yang mengakomodasi pesawat udara dengan Maximum All Up Mass (MAUM) 5,700 kg dan lebih, harus diberi taxi guidelines dan marka posisi parkir pesawat udara

8.7.1.1

Page 113: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 66

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

terbang primer (primary aircraft parking position marking). Jika apron pada saat yang bersamaan digunakan oleh pesawat udara tersebut dan pesawat udara yang lebih ringan, operator bandar udara juga harus menyediakan marka posisi parkir pesawat udara sekunder (secondary aircraft parking position marking) pada apron untuk melayani pesawat udara yang lebih ringan

Jika apron hanya mengakomodasi pesawat udara dengan Maximum All Up Mass (MAUM) kurang dari 5.700 kg, tidak ada keharusan atas adanya taxi guidelines ataupun marka aircraft parking positions. Dalam kasus ini, operator bandar udara dapat memutuskan apakah akan menyediakan marka atau membebaskan pelaksanaan parkir yang dilakukan secara acak

8.7.1.2

Rancangan desain marka apron harus memastikan bahwa clearance standards yang relevan terpenuhi sehingga manuver yang aman dan penempatan posisi pesawat udara yang tepat dapat tercapai. Perlu diperhatikan untuk menghindari marka yang tumpang tindih

8.7.1.3

Aircraft Stand 8.7.2

Jika pesawat udara diarahkan oleh marshaller, maka ‘nose wheel position principle’ harus diberlakukan

8.7.2.1

Jika pesawat udara diarahkan oleh penerbang, maka ‘cockpit position principle’ harus diberlakukan

8.7.2.2

Jika ada perubahan pada kontrol posisi pesawat udara antara penerbang dan marshaller, maka aircraft stand harus diubah dari prinsip yang satu ke prinsip lainnya. Pada garbarata (aviobridge), aircraft stand harus dirancang menggunakan prinsip posisi kokpit

8.7.2.3

Apron Edge 8.7.4

Harus disediakan jika batas antara perkerasan dengan kekuatan tinggi tidak dapat dibedakan dengan daerah disekitarnya, dan parkir pesawat udara yang tidak dibatasi pada posisi parkir tetap. Jika dibutuhkan apron edge marking maka harus diindentifikasi oleh dua garis kuning tak terputus dengan lebar 0,15 m dan terpisah sejauh 0,15 m.

8.7.4.1

Tepi apron dengan permukaan kerikil, pasir atau permukaan alami lainnya harus diidentifikasi menggunakan cone, yang dipisahkan dengan jarak maksimum 60 m dan dicat kuning kecuali untuk apron helikopter yang harus dicat hijau

8.7.4.2

Parking Clearance Line 8.7.5

Dapat disediakan pada posisi parkir pesawat udara untuk menggambarkan area yang harus tetap bebas dari personil, kendaraan dan peralatan saat pesawat udara taxiing (atau ditarik) ke posisi atau sesudah menghidupkan mesin dalam persiapan untuk keberangkatan jika tidak ada apron safety lines

8.7.5.1

Harus disediakan pada apron yang digunakan oleh light aircraft dengan pola penempatan parkir sembarang, jika ingin membatasi parkir pada daerah tertentu

8.7.5.2

Harus meliputi garis merah tak terputus dengan lebar 0,10 m atau jika diinginkan 0,20 m untuk apron dengan dimensi yang luas. Jika dibutuhkan, garis tak terputus berwarna putih atau kuning dengan lebar 0,10 m di masing-masing sisi dapat memperjelas parking clearance lines. Kata-kata “PARKING CLEARANCE” harus dicat kuning di sisi tempat pesawat udara ringan parkir dan dapat terbaca dari sisi tersebut. Kata-kata tersebut harus diulang pada interval tidak lebih dari 50 m, menggunakan huruf dengan ketinggian 0,3 m yang terletak 0,15 m dari garis tersebut

8.7.5.3

Aircraft Type Limit Line 8.7.6

Jika ada bagian dari perkerasan yang berdampingan namun tidak dapat mengakomodasi jenis pesawat udara yang sejenis, maka informasi tentang kondisi ini harus disediakan dengan marka pada daerah bagian perkerasan yang terbatas.

Page 114: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 67

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Marka harus terdiri dari garis kuning putus-putus, berisikan strip sepanjang 3 m dan lebar 0.3 m, terpisah dengan jarak 1 m. Designator harus berada 0.15 m di atas garis, dalam huruf dan angka dengan tinggi 0.5 m. Marka diulangi pada interval tidak lebih dari 50 m

Parking Weight Limit Line 8.7.7

Jika bagian perkerasan yang berdampingan tidak dapat mengakomodasi berat pesawat udara yang sejenis, maka harus ditandai dengan marka aircraft weight limit pada bagian perkerasan yang lebih lemah. Marka ini harus terdiri dari garis kuning putus-putus, meliputi tiga garis dengan panjang 3 m dan lebar 0,3 m dan rentang 1 m. Marka designator harus berada 0,15 m di atas garis tersebut, dengan ketinggian huruf dan angka 0,5 m. Marka ini harus diulang pada interval tidak lebih dari 50 m

Equipment Clearance Line 8.7.8

Harus digunakan pada apron yang padat untuk membantu kendaraan servis agar tidak mengganggu pesawat udara yang sedang bermanuver. Marka ini harus terdiri dari garis-garis merah dengan panjang 1 m, lebar 0,15 dan rentang 1 m. Petunjuk “EQUIPMENT CLEARANCE” harus dicat pada sisi garis dimana peralatan berada dan dapat terbaca dari sisi tersebut. Petunjuk ini harus diulang di sepanjang garis pada interval yang tidak lebih dari 30 m. Huruf-hurufnya mempunyai ketinggian 0,3 m, berada 0,15 m dari garis, dan dicat merah.

Equipment Storage 8.7.9

Digunakan untuk menggambarkan daerah dimana kendaraan dan peralatan dapat parkir atau disimpan dengan bebas tanpa melanggar alokasi daerah area stand atau taxiway manapun, termasuk permukaan taxiway strip.

Harus terdiri dari garis yang tidak terputus dengan cat merah, lebar 0,1 m. Kata “EQUIPMENT STORAGE” harus dicat merah pada sisi dimana peralatan ditempatkan dan dapat dibaca dari arah sisi tersebut. Tinggi huruf harus 0,3 m dan berjarak 0,15 m dari garis, sebagaimana diperlihatkan di bawah ini. Marka ini harus diulang dengan interval tidak melebihi 50m disepanjang garis batas.

lead-in dan lead-out 8.7.10

Harus disediakan pada setiap aircraft stand di apron yang diperkeras dengan aircraft parking position markings.

8.7.10.1

Untuk marka aircraft stand primer harus berupa garis tak terputus dengan lebar 0,2 m dan dicat kuning. Garis ini mempunyai karakteristik yang sama dengan taxi guideline.

8.7.10.2

Jika apron memiliki lebih dari satu aircraft stand sehingga ada panduan sekunder untuk beberapa parking stand yang dapat digunakan, maka harus ada garis putus-putus untuk membedakan dari garis primer. Garis primer harus ditujukan untuk pesawat udara yang paling kritis. Direkomendasikan untuk menggunakan warna (hitam) untuk mengontraskan jika garis seperti ini dicat pada lantai beton.

8.7.10.3

Taxi Lead-in Line Designation 8.7.11

Harus disediakan di apron yang mempunyai lebih dari satu aircraft stand yang diberi marka dan tidak ada tanda aircraft stand; atau apron yang mempunyai lebih dari lima belas aircraft stand yang diberi marka.

8.7.11.1

Harus terletak di awal setiap garis taxi guideline yang bercabang atau garis lead-in. Marka ini juga harus sejajar sehingga dapat dilihat oleh penerbang dari pesawat udara yang sedang mendekati posisi taxi, yang terdiri dari 3 (tiga) jenis marka yaitu aircraft stand number designation, aircraft type limit designation dan aircraft weight limit designation.

8.7.11.2

Menunjukan aircraft stand yang akan diarahkan oleh garis tersebut. Jika garis lead-in mengarah ke beberapa posisi maka garis penunjuk harus terdiri dari nomor pertama dan

8.7.11.3

Page 115: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 68

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

terakhir posisi yang dituju. Misalnya, guideline mengarah pada enam nomor posisi 1 hingga 6 maka yang ditunjukkan adalah 1—6. Designation harus berupa karakter dengan tinggi 2 m dan dicat kuning.

Mengindikasikan aircraft stand mana yang mampu mengakomodasi jenis pesawat udara tertentu. Nomor designation ini harus berupa karakterberwarna kuning dengan tinggi 2 m dan jarak 0,3 m dari garis lead-in. Aircraft type limit designations yang tepat harus disediakan di garis lead-in untuk setiap posisi dimana pembatasan tersebut berlaku. Jika garis lead-in mengarah ke posisi parking apron untuk helikopter maka harus disediakan penunjuk “H ONLY”.

8.7.11.4

Menginformasikan kepada penerbang mengenai batasan berat untuk posisi parkir tertentu. Nomor tersebut menjelaskan berat maksimum yang diperbolehkan dalam bentuk, ‘9.000 kg’. Nomor designation harus dicat warna kuning dengan tinggi 2 m dan dengan jarak 0,3 m dari garis lead-in.

8.7.11.5

Pilot Turn Line 8.7.12

Jika dibutuhkan, penerbang turn line harus diletakkan tegak lurus terhadap garis lead-in, ditempatkan pada sisi kiri jika dilihat dari posisi penerbang, dan harus memiliki panjang 6 m dan lebar 0,3 m serta dicat warna kuning. Huruf-huruf aircraft type designation harus dicat kuning dengan tinggi 1 m dan jarak 0,15 m di bawah bar, menghadap ke arah kedatangan pesawat udara. Jika dibutuhkan lebih dari satu turn bar dan stop line maka harus diberi kode. Nomor designation harus ditempatkan dengan jarak ke garis lead-in

Marshaller Stop Line 8.7.13

Harus ditempatkan dimana nose wheel pesawat udara berhenti, pada sisi kanan dari, dengan posisi tegak lurus terhadap alignment line, sebagaimana yang dilihat oleh marshaller pada posisi menghadap pesawat udara yang datang.

8.7.13.1

Harus berwarna kuning, dengan tinggi huruf 0,3 m dan jarak 0,15 m di bawah stop line. Hurufnya harus dapat dibaca oleh marshaller yang menghadap ke pesawat udara yang datang,

8.7.13.2

Penerbang Stop Line 8.7.14

Jika diperlukan, penerbang stop line harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga saat pesawat udara dihentikan, garis tersebut berada tepat di sebelah kiri penerbang. Penerbang stop line harus memiliki panjang 6 m dan offset dari alignment line.

8.7.14.1

Jika segala jenis pesawat udara akan ditempatkan pada satu posisi parkir, maka offset untuk code letter C harus digunakan dan Markanya diperpanjang hingga 11 m. (Ref. Code Letter dan Offset X : A, B = 0 M; C = 5 M; D, E = 10 M)

8.7.14.2

Harus dibuat dengan huruf warna kuning dengan tinggi 1 m dan jarak 0,15 m di bawah penerbang stop line,

8.7.14.3

Aircraft Stand Number Designation 8.7.15

Digunakan untuk memberikan informasi tambahan mengenai apron yang diperkeras dimana ada lebih dari satu posisi parkir pesawat udara. Aircraft stand primer harus diberi nomor tanpa terkecuali. Posisi sekunder harus diidentifikasi dengan nomor yang sama sesuai dengan type pesawat udara.

8.7.15.1

Harus berada bersebelahan dengan posisi parkir, baik di ground atau di garbarata, dan harus terlihat oleh penerbang.

8.7.15.2

Untuk pesawat udara fixed wing, posisi designation yang diberi marka di ground harus diletakkan 4 m didepan posisi nose wheel dan 5 m ke kiri, dari sudut pandang penerbang. Nomor designation tersebut harus berwarna kuning dan terdiri dari karakter-karakter dengan tinggi 1 m dan dalam lingkaran berdiameter 2 m dan ketebalan garis 0,15 m,

8.7.15.3

Page 116: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 69

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Pada posisi di garbarata, designation garbarata harus sama dengan aircraft stand number designation yang terkait. Ukuran posisi designation tidak boleh kurang dari ukuran legenda dan muka (Face) yang telah ditetapkan dalam Tabel 8.14-1.

8.7.15.4

Garbarata (Aerobridge) 8.7.16

Area di bawah garbarata harus bebas dari kendaraan dan peralatan untuk memastikan keselamatan operasi garbarata. Posisi roda yang direkomendasikan untuk garbarata menggunakan kotak atau lingkaran untuk menetapkan posisi garbarata dengan aman (jika sedang tidak digunakan) dan memungkinkan pesawat udara memasuki stand dengan aman. Tebal 0,15 m dan spasi 0,5 - 1,0 m. Garis pinggiran dan bentuk berwarna merah serta lingkaran berwarna putih (padat/solid)

8.7.16.1

Aerobridge safety marking terdiri dari garis berwarna merah dengan bentuk trapesium. Area ini memperlihatkan fungsi area pergerakan garbarata. Lokasinya dekat dengan aircraft parking stand.

8.7.16.2

No Parking Area 8.7.17

Diindikasikan dengan garis merah di dalam batas berwarna merah. Kendaraan atau peralatan tidak diperbolehkan berada dalam area ini. Tebal 0,15 m dan spasi 0,5 - 1,0 m

Equipment parking area 8.7.18

Digunakan sebagai area batas dimana didalamnya peralatan dan kendaraan dapat parkir saat memberikan servis/layanan terhadap pesawat udara yang di darat. Marka ini diindikasikan dengan garis berwarna putih berdimensi 0,15 m dan garis pinggir berwarna hitam

Fuel Hydrant Marking 8.7.19

Harus meliputi kata "FUEL" yang dicat warna merah (baik garis pinggiran/batas dan karakter), tebal garis pinggir 0,2 m dan tinggi karakter 0,5 m

Tug Parking Position Lines 8.7.20

harus disediakan di garbarata dan posisi parkir pesawat power-in/push-out lainnnya, untuk memastikan tug yang diparkir tidak mengganggu keselamatan dari pesawat udara yang datang. Marka-nya harus terdiri dari garis warna merah dengan lebar 0,10 m dan berbentuk U, lebar 3,5 m dengan 1,0 m panjang awal dan 3 m jarak dari nose pesawat udara kritis

Apron Service Road 8.7.21

Harus diberi marka untuk menjaga lalu lintas kendaraan terbebas dari aktivitas pesawat udara dan taxiway, dan untuk meminimalisasi resiko kecelakaan kendaraan-dengan-kendaraan.

8.7.21.1

Setiap jalur di apron service road harus memiliki lebar minimum untuk dapat mengakomodasi kendaraan terlebar yang digunakan di lokasi tersebut, misalnya kendaraan darurat atau ground support equipment.

8.7.21.2

Harus terdiri dari garis berkelanjutan yang dicat warna putih dengan lebar 0,1 m.

8.7.21.3

Terletak bersebelahan dengan pesawat udara yang sedang taxi maka side marking harus ditunjukkan dengan garis putih ganda tidak terputus. Ini mengindikasikan “DO NOT CROSS”. Masing-masing garis memiliki lebar 0.1 m. Jarak antara dua garis putih tidak boleh kurang dari 0.05 m.

8.7.21.4

Jika service road apron memotong taxiway atau garis apron taxilane, maka service road marking dapat diwakili dengan pola zipper. Panjang setiap segmen zipper tidak boleh lebih dari 50 cm. Tipe edge marking ini membuat jalan lebih terlihat oleh penerbang pesawat udara yang beroperasi di taxiway atau taxyline. Dimensi A, B = 1 M; C, D = 2 M. Warna garis pinggiran/ batas berwarna putih, warna karakter

8.7.21.5

Page 117: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 70

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

berwarna hitam

Harus meliputi kata "FUEL" yang dicat warna merah (baik garis pinggiran/batas dan karakter), tebal garis pinggir 0,2 m dan tinggi karakter 0,5 m

Tug Parking Position Lines 8.7.20

harus disediakan di garbarata dan posisi parkir pesawat power-in/push-out lainnnya, untuk memastikan tug yang diparkir tidak mengganggu keselamatan dari pesawat udara yang datang. Marka-nya harus terdiri dari garis warna merah dengan lebar 0,10 m dan berbentuk U, lebar 3,5 m dengan 1,0 m panjang awal dan 3 m jarak dari nose pesawat udara kritis

Apron Service Road 8.7.21

Harus diberi marka untuk menjaga lalu lintas kendaraan terbebas dari aktivitas pesawat udara dan taxiway, dan untuk meminimalisasi resiko kecelakaan kendaraan-dengan-kendaraan.

8.7.21.1

Setiap jalur di apron service road harus memiliki lebar minimum untuk dapat mengakomodasi kendaraan terlebar yang digunakan di lokasi tersebut, misalnya kendaraan darurat atau ground support equipment.

8.7.21.2

Harus terdiri dari garis berkelanjutan yang dicat warna putih dengan lebar 0,1 m.

8.7.21.3

Terletak bersebelahan dengan pesawat udara yang sedang taxi maka side marking harus ditunjukkan dengan garis putih ganda tidak terputus. Ini mengindikasikan “DO NOT CROSS”. Masing-masing garis memiliki lebar 0.1 m. Jarak antara dua garis putih tidak boleh kurang dari 0.05 m.

8.7.21.4

Jika service road apron memotong taxiway atau garis apron taxilane, maka service road marking dapat diwakili dengan pola zipper. Panjang setiap segmen zipper tidak boleh lebih dari 50 cm. Tipe edge marking ini membuat jalan lebih terlihat oleh penerbang pesawat udara yang beroperasi di taxiway atau taxyline. Dimensi A, B = 1 M; C, D = 2 M. Warna garis pinggiran/ batas berwarna putih, warna karakter berwarna hitam

8.7.21.5

Pasengger Path 8.7.22

Jika disediakan, Passenger Path Markings bertujuan untuk membantu mengatur pergerakan penumpang yang naik atau turun. Passenger Path Markings harus disediakan sesuai dengan pola dan warna standar. Marka perlintasan pejalan kaki yang tersedia harus sesuai dengan perkiraan trafik jumlah penumpang.

8.7.22.1

Berwarna Putih, Panjang = 2 m, lebar = 0,5 m, spasi 0,5 m 8.7.22.2

Typical Apron 8.7.23

Marka pada apron setidaknya dapat menggambarkan ketersediaan marka sehingga terbentuk apron dengan typical apron marking

Self Manoeuvring Parking 8.7.24

Digunakan untuk prosedur dimana pesawat udara masuk dan meninggalkan aircraft stand dengan menggunakan tenaga sendiri.

8.7.24.1

Aircraft stand agar memberikan area bebas minimum antar pesawat udara yang menggunakan stand dan juga antara pesawat udara dengan bangunan yang berdekatan atau objek tetap lainnya

8.7.24.2

clearance antara pesawat udara dengan bangunan atau objek tetap lainnya : A, B = 3 M, C = 4,5 M, D,E,F = 7,5 M

clearance antara aircraft taxilane centerline ke objek : A = 12 M, B = 16,5 M C = 24,5 M, D = 36 M, E = 42,5 M, F = 50,5 M

clearance antara apron taxiway centerline ke objek : A = 16,25 M, B = 21,5 M C = 26 M, D = 40,5 M, E = 47,5 M, F = 57,5 M

4 MANDATORY INSTRUCTION 8.8

Page 118: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 71

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Jika tidak dapat memasang mandatory instruction sign untuk mengidentifikasi lokasi di luar area dimana pesawat udara taxiing atau dimana kendaraan tidak boleh masuk tanpa persetujuan bandar udara control tower, maka marka mandatory instruction harus disediakan pada permukaan area yang diperkeras.

8.8.1

Jika secara operasional dibutuhkan, seperti pada taxiway yang lebarnya melebihi 60 m, atau untuk membantu pencegahan runway incursion, maka mandatory instruction sign harus ditambahkan dengan marka mandatory instruction.

8.8.2

harus berada di sebelah taxiway dan ditempatkan sama di sekitar taxiway centre line dan di bagian sisi holding marka runway-holding position sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.8-1. Jarak antara pinggiran marka terdekat dengan marka runway-holding position atau marka taxiway centre line tidak boleh kurang dari 1m.

8.8.3

harus berada di kedua marka taxiway centre line dan di sisi marka runway-holding position sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.8-1. Jarak antara pinggiran marka terdekat dengan marka runway-holding position atau marka taxiway center line tidak boleh kurang dari 1 m.

8.8.4

Kecuali jika secara operasional tidak diperlukan, maka marka mandatory instruction dilarang ditempatkan di runway.

8.8.5

harus terdiri dari tulisan berwarna putih dengan latar belakang merah. Kecuali untuk marka NO ENTRY, tulisannya harus memberikan informasi yang sama dengan mandatory instruction sign yang berkaitan.

8.8.6

Marka NO ENTRY harus terdiri dari tulisan berwarna putih bertuliskan NO ENTRY dengan latar belakang berwarna merah.

8.8.7

Jika antara marka dan permukaan perkerasan masih kurang kontras, maka marka mandatory instruction harus disertai dengan garis pinggiran yang sesuai, lebih diutamakan warna putih atau hitam.

8.8.8

Tinggi karakter tulisan harus 4 m untuk code letter C, D, E atau F, dan 2 m untuk code letter A atau B. Tulisan harus dalam bentuk dan ukuran yang diperlihatkan dalam Lampiran 3.

8.8.9

Latarnya harus persegi panjang dengan perluasan minimum 0,5 m secara lateral dan vertikal dari ujung tulisan.

8.8.10

5 MARKA INFORMASI 8.9

Jika information sign umumnya dipasang dan sulit untuk memasangnya, sebagaimana ditentukan oleh Ditjen Hubud, maka marka informasi harus ditampilkan pada permukaan yang diperkeras.

8.9.1

Jika secara operasional diperlukan, information sign harus ditambah dengan marka informasi.

8.9.2

Harus ditampilkan sebelum dan setelah persimpangan taxiway yang kompleks dan jika pengalaman operasional mengindikasikan bahwa penambahan marka lokasi taxiway dapat membantu personel darat navigasi penerbangan.

8.9.3

Harus ditampilkan pada permukaan yang diperkeras dengan interval yang tetap pada taxiway yang panjang.

8.9.4

Harus ditampilkan di sepanjang permukaan taxiway atau apron jika diperlukan dan ditempatkan sehingga dapat dilihat dari kokpit pesawat udara yang sedang approach.

8.9.5

Meliputi tulisan berwarna kuning dengan latar belakang hitam, jika menggantikan atau menambahkan rambu lokasi dan tulisan berwarna hitam dengan latar belakang kuning, jika menggantikan atau menambah rambu designation atau arah.

8.9.6

Jika antara latar marka dan permukaan yang diperkeras kurang kontras, maka marka meliputi pinggiran hitam

8.9.7

Page 119: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 72

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

dengan tulisan berwarna hitam dan pinggiran kuning dengan tulisan berwarna kuning.

Tinggi karakter 4 m. Tulisan dalam bentuk dan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam standar 8.10 Karakter Penunjuk untuk marka taxi dan apron.

8.9.8

6 DESIGNATION UNTUK MARKA TAXI DAN APRON 8.10

Semua huruf dan angka yang digunakan dalam designation untuk marka taxi dan apron harus menggunakan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan gambar berikut.Dimensi sebenarnya harus ditentukan sesuai dengan standar tinggi keseluruhan untuk setiap designator spesifik. Ukuran kotak-kotak di gambar berikut adalah 0,20 m. Lihat gambar di bawah.

7 MARKA OBSTACLE 8.11

Umum 8.11.1

Semua kategori objek yang dianggap sebagai obstacle harus ditandai oleh pemiliknya. Tanggung jawab untuk pengaturan dan pemeliharaan marka obstacle pada bangunan dan struktur merupakan tanggung jawab pemilik.

8.11.1.1

Catatan: Marka obstacle dimaksudkan untuk mengurangi bahaya terhadap pesawat udara dengan memberi tanda keberadaan obstacle tersebut. Hal ini tidak berarti mengurangi batasan operasi yang dapat disebabkan oleh obstacle.

Dalam kondisi dimana pengaturan marka obstacle tidak dapat diterapkan, maka pemasangan lampu pada obstacle dapat diterapkan sebagai pengganti marka obstacle.

8.11.1.2

Objek yang harus diberi marka dalam obstacle limitation surfaces

8.11.2

Objek yang harus diberi marka dalam obstacle limitation surfaces

Kendaraan dan objek bergerak lainnya, tidak termasuk pesawat udara, di area pergerakan bandar udara merupakan obstacle dan harus diberi marka.

8.11.2.1

Elevated aeronautical ground lights dalam area pergerakan harus diberi marka sehingga dapat dilihat di siang hari.

8.11.2.2

Semua obstacle dalam jarak yang ditetapkan dalam Tabel 6.7-7, dari taxiway centreline, apron taxiway atau aircraft stand taxiline harus diberi marka.

8.11.2.3

Obstacle tetap yang melebihi di atas take-off climb surface sampai 3000 m dari inner edge of the take-off climb surface harus diberi marka, kecuali marka tersebut dapat dihilangkan jika obstacle dihalangi oleh obstacle tetap, marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type- A, di siang hari dan tingginya melebihi permukaan disekitarnya dan tidak lebih dari 150 m, marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang hari dan marka dapat dihilangkan jika obstacle berupa mercusuar/menara dan kajian aeronautical mengindikasikan bahwa cahaya dari mercusuar/menara tersebut telah mencukupi.

8.11.2.4

Objek tetap selain obstacle yang berdekatan dengan take-off climb surface harus diberi marka dan jika marka tersebut dianggap perlu untuk memastikan penghindarannya. Untuk pengecualian, marka tersebut dapat dihilangkan jika objek tersebut diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type-A, di siang hari dan tingginya melebihi permukaan disekelilingnya dan tidak lebih dari 150 m atau objek tersebut diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang hari.

8.11.2.5

Obstacle tetap yang melebihi di atas permukaan approach sampai 3.000 m dari inner edge atau di atas permukaan transisi harus ditandai, kecuali marka tersebut dapat dihilangkan jika obstacle tertutup oleh obstacle tetap lainnya, marka dapat dihilangkan jika obstacle tersebut

8.11.2.6

Page 120: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 73

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type A, di siang hari dan tingginya melebihi permukaan sekitarnya dan tidak lebih dari 150 m dan marka dapat dihilangkan jika obstacle tersebut diterangi oleh high-intensity obstacle lights tinggi di siang hari.

Obstacle tetap di atas permukaan horisontal harus ditandai, kecuali Marka tersebut dapat dihilangkan jika obstacle tertutup oleh obstacle tetap lainnya atau untuk daerah yang secara luas terhalang oleh objek atau area yang tidak dapat dipindahkan, telah ditetapkan prosedur untuk memastikan area bebas vertikal yang aman di bawah jalur penerbangan yang telah ditentukan atau kajian aeronautical menunjukkan obstacle bukan merupakan operasional yang signifikan; Marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi oleh medium-intensity obstacle lights, Type A, di siang hari dan tingginya melebihi permukaan di sekitarnya serta tidak lebih dari 150 m dan Marka dapat dihilangkan jika obstacle diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang hari.

8.11.2.7

Objek tetap yang melebihi di atas permukaan obstacle protection surface harus diberi marka.

8.11.2.8

Objek lain di dalam obstacle limitation surfaces harus diberi marka jika kajian aeronautical menunjukkan bahwa objek tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara (meliputi objek yang berdekatan dengan visual routes misalnya sungai atau jalan raya).

8.11.2.9

Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dlll, serta sungai, lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi marka. Menara pendukungnya juga harus ditandai atau dipasang lampu jika kajian aeronautical menunjukkan bahwa jaringan di atas tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara.

8.11.2.10

Objek yang harus diberi marka dalam obstacle limitation surfaces

8.11.3

Obstacles di luar batasan Obstacles Limitation Surfaces, setidaknya objek tersebut mencapai ketinggian 150 m atau melebihi elevasi permukaan harus diberi marka, kecuali jika Obstacle tersebut diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang hari maka marka dapat dihilangkan.

8.11.3.1

Objek lain di luar obstacle limitation surfaces harus diberi marka dan/atau pencahayan jika kajian aeronautical mengindikasikan bahwa objek tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara (meliputi objek yang berdekatan dengan visual routes misalnya sungai dan jalan raya).

8.11.3.2

Jaringan di atas berupa kawat, kabel, dll, serta sungai, lembah atau jalan raya yang memotong harus diberi marka dan menara pendukungnya juga harus diberi marka dan pencahayaan jika kajian aeronautical mengindikasikan bahwa jaringan di atas tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap pesawat udara.

8.11.3.3

Objek Tetap 8.11.4

Jika dapat diterapkan, objek tetap yang diberi marka harus berwarna. Tetapi jika tidak maka Marka atau bendera dapat dipasang pada atau diatasnya, kecuali jika objek tersebut sudah cukup terlihat karena bentuk, ukuran atau warnanya.

8.11.4.1

Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan pola papan catur jika permukaannya rata dan proyeksinya pada suatu bidang vertikal sama atau lebih dari 4,5 m pada kedua dimensi. Polanya harus terdiri dari segi empat yang sisinya tidak kurang dari 1,5 m dan tidak lebih dari 3 m, sudutnya berwarna lebih gelap. Warna polanya harus kontras satu dengan lainnya dan dengan latar belakang yang terlihatjelas. Warna jingga dan putih atau sebagai alternatif warna merah dan putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini menyatu dengan latar belakangnya

8.11.4.2

Page 121: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 74

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan garis yang saling kontras jika permukaannya rata dan mempunyai satu dimensi, horisontal atau vertikal lebih dari 1,5 m dan dimensi lainnya, horisontal atau vertikal kurang dari 4,5 m atau mempunyai tipe kerangka dengan dimensi vertikal atau horisontal yang lebih dari 1,5 m.

8.11.4.3

Pola garis harus tegak lurus dengan dimensi terpanjang dan mempunyai lebar sekitar 1/7 panjang dimensi atau 30 m, mana yang lebih kecil. Warna garisnya harus kontras dengan latar belakang sehingga dapat terlihat. Warna jingga dan putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini tidak terlihat kontras dengan latar belakangnya. Garis pada objek yang ekstrim harus mempunyai warna yang lebih gelap

8.11.4.4

Catatan: lebar garis dan menentukan jumlah ganjil garis mengacu pada Tabel 8.11-1

Objek harus diberi warna dengan warna yang mencolok jika proyeksinya pada suatu bidang vertikal mempunyai dimensi kurang dari 1,5 m. Warna jingga atau merah dapat digunakan kecuali warna tersebut tidak kontras dengan latar belakangnya

8.11.4.5

Catatan: Untuk beberapa latar belakang, dapat digunakan warna selain jingga atau merah untuk mendapatkan kontras dengan latar belakangnya.

8.11.4.5

Objek Tetap 8.11.4

Jika dapat diterapkan, objek tetap yang diberi marka harus berwarna. Tetapi jika tidak maka Marka atau bendera dapat dipasang pada atau diatasnya, kecuali jika objek tersebut sudah cukup terlihat karena bentuk, ukuran atau warnanya.

8.11.4.1

Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan pola papan catur jika permukaannya rata dan proyeksinya pada suatu bidang vertikal sama atau lebih dari 4,5 m pada kedua dimensi. Polanya harus terdiri dari segi empat yang sisinya tidak kurang dari 1,5 m dan tidak lebih dari 3 m, sudutnya berwarna lebih gelap. Warna polanya harus kontras satu dengan lainnya dan dengan latar belakang yang terlihatjelas. Warna jingga dan putih atau sebagai alternatif warna merah dan putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini menyatu dengan latar belakangnya

8.11.4.2

Objek harus diberi warna untuk memperlihatkan garis yang saling kontras jika permukaannya rata dan mempunyai satu dimensi, horisontal atau vertikal lebih dari 1,5 m dan dimensi lainnya, horisontal atau vertikal kurang dari 4,5 m atau mempunyai tipe kerangka dengan dimensi vertikal atau horisontal yang lebih dari 1,5 m.

8.11.4.3

Pola garis harus tegak lurus dengan dimensi terpanjang dan mempunyai lebar sekitar 1/7 panjang dimensi atau 30 m, mana yang lebih kecil. Warna garisnya harus kontras dengan latar belakang sehingga dapat terlihat. Warna jingga dan putih dapat digunakan, kecuali jika warna ini tidak terlihat kontras dengan latar belakangnya. Garis pada objek yang ekstrim harus mempunyai warna yang lebih gelap

8.11.4.4

Catatan: lebar garis dan menentukan jumlah ganjil garis mengacu pada Tabel 8.11-1

Objek harus diberi warna dengan warna yang mencolok jika proyeksinya pada suatu bidang vertikal mempunyai dimensi kurang dari 1,5 m. Warna jingga atau merah dapat digunakan kecuali warna tersebut tidak kontras dengan latar belakangnya

8.11.4.5

Catatan: Untuk beberapa latar belakang, dapat digunakan warna selain jingga atau merah untuk mendapatkan kontras dengan latar belakangnya.

8.11.4.5

Bendera untuk menandai objek tetap harus dipasang di sekitar atau di atas atau di sekitar tepi tertinggi objek

8.11.4.6

Page 122: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 75

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai objek yang luas atau beberapa objek yang berdekatan, maka bendera tersebut harus dipasang setidaknya setiap 15 m. Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang ditimbulkan dari objek yang ditandainya

Panjang tiap sisi bendera yang digunakan untuk menandai objek tetap tidak boleh kurang dari 0,6 m.

8.11.4.7

Bendera yang digunakan untuk menandai objek tetap harus berwarna jingga atau kombinasi dua segitiga, satu berwarna jingga dan satu lagi putih, atau satu berwarna merah dan satu lagi putih, kecuali jika warna ini tidak kontras dengan latarnya, maka warna lain yang lebih mencolok dapat digunakan.

8.11.4.8

Marka yang dipasang pada atau berdekatan dengan objek harus diletakkan pada posisi yang terlihat untuk mempertahankan definisi umumnya dan dapat terlihat dalam cuaca cerah dari jarak sekurang 1000 m untuk objek dilihat dari udara dan 300 m untuk objek dilihat dari darat, dari semua arah dimana pesawat udara cenderung mendekati objek tersebut. Bentuk marka harus dapat dibedakan sebisa mungkin untuk memastikan marka tersebut tidak disalahartikan dengan marka untuk informasi lain dan marka tersebut tidak meningkatkan bahaya yang ditimbulkan objeknya.

8.11.4.9

Marka harus terdiri satu warna. Jika dipasang, warna merah dan putih atau putih dan jingga harus dipasang secara berurutan. Warna yang dipilih harus kontras dengan latar belakangnyasehingga terlihat jelas.

8.11.4.10

Objek Bergerak (Kendaraan) 8.11.5

Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan pada area manuvering di siang hari harus dicat oleh pemiliknya dengan warna tunggal yang kontras, diutamakan warna merah untuk kendaraan darurat dan kuning untuk kendaraan servis. Jika sudah dicat, maka tidak memerlukan marka tambahan.

8.11.5.1

Kendaraan yang tidak dicat warna merah atau kuning harus ditandai, dengan menggunakan vehicle warning light yang sesuai dengan Paragraf 9.20.1 atau bendera

8.11.5.2

Bendera harus tidak kurang dari 0,9 m pada masing-masing sisi dan terdiri dari pola papan catur berwarna merah dan putih, setiap kotak mempunyai sisi tidak kurang dari 0,3 m. Bendera tersebut harus dipasang di sekitar atau di atas tepi tertinggi objek tersebut. Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh objek.

8.11.5.3

Wind Turbines 8.11.6

Harus ditandai oleh pemiliknya jika telah ditentukan sebagai obstacle

8.11.6.1

Rotor blade, nacelle dan 2/3 bagian atas dari tiang penopang turbin harus dicat putih, kecuali jika telah diindikasi berbeda oleh kajian aeronautical

8.11.6.2

Kawat, Kabel di atas tanah dll dan Menara Pendukung 8.11.7

Harus diberi marka agar dilengkapi dengan rambu oleh pemiliknya. Menara pendukung juga harus diwarnai.

8.11.7.1

Objek Bergerak (Kendaraan) 8.11.5

Marka objek bergerak (kendaraan) yang rutin digunakan pada area manuvering di siang hari harus dicat oleh pemiliknya dengan warna tunggal yang kontras, diutamakan warna merah untuk kendaraan darurat dan kuning untuk kendaraan servis. Jika sudah dicat, maka tidak memerlukan marka tambahan.

8.11.5.1

Kendaraan yang tidak dicat warna merah atau kuning harus ditandai, dengan menggunakan vehicle warning light yang sesuai dengan Paragraf 9.20.1 atau bendera

8.11.5.2

Bendera harus tidak kurang dari 0,9 m pada masing-masing sisi dan terdiri dari pola papan catur berwarna merah dan

8.11.5.3

Page 123: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 76

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

putih, setiap kotak mempunyai sisi tidak kurang dari 0,3 m. Bendera tersebut harus dipasang di sekitar atau di atas tepi tertinggi objek tersebut. Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh objek.

Wind Turbines 8.11.6

Harus ditandai oleh pemiliknya jika telah ditentukan sebagai obstacle

8.11.6.1

Rotor blade, nacelle dan 2/3 bagian atas dari tiang penopang turbin harus dicat putih, kecuali jika telah diindikasi berbeda oleh kajian aeronautical

8.11.6.2

Kawat, Kabel di atas tanah dll dan Menara Pendukung 8.11.7

Harus diberi marka agar dilengkapi dengan rambu oleh pemiliknya. Menara pendukung juga harus diwarnai.

8.11.7.1

Harus diberi marka oleh pemilikinya sesuai dengan 8.11.4.1 hingga 8.11.4.4, kecuali menara pendukung diterangi oleh high-intensity obstacle lights di siang hari maka marka dapat dihilangkan.

8.11.7.2

Memberi marka dengan rambu. Rambu yang dipasang di dekat atau pada objek harus berada pada posisi yang kontras sehingga dapat mempertahankan fungsi objek tersebut dan dapat dilihat dalam cuaca cerah setidaknya 1000 m untuk objek dilihat dari udara dan 300 m untuk objek dilihat dari darat dari semua arah dimana pesawat udara cenderung mendekati objek. Bentuk rambu sebisa mungkin harus berbeda untuk memastikan tidak disalah artikan dengan rambu informasi lainnya, dan tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh objek tersebut.

8.11.7.3

Rambu yang dipasang pada kawat, kabel di atas tanah dll harus berbentuk bola dan berdiameter 60 cm.

8.11.7.4

Jarak antara dua rambu yang berurutan atau antara Rambu dengan menara pendukung harus sesuai dengan diameter rambu, tetapi tidak boleh melebihi 30 m jika diameter rambu 60 cm dan jaraknya bisa bertambah seiring dengan pertambahan diameter rambu, sampai 35 m jika diameter rambu 80 cm dan dapat bertambah sampai dengan maksimum 40 m jika diameter rambu minimal 130 cm.

8.11.7.5

Jika melibatkan beberapa kawat, kabel dll, maka rambu harus diletakkan tidak lebih rendah dari kawat/kabel tertinggi pada titik yang diberi rambu.

8.11.7.6

Rambu harus dalam satu warna. Saat dipasang, warna rambu putih dan merah atau putih dan jingga harus dipasang secara berurutan. Warna yang dipilih harus kontras dengan latarnya belakangnya sehingga dapat dilihat jelas.

8.11.7.7

Jika telah ditentukan bahwa kabel di atas tanah dll perlu ditandai tetapi tidak dapat dipasang rambu pada kabel, maka high-intensity obstacle lights, Type B, dapat dipasang pada menara pendukungnya.

8.11.7.8

Temporary dan Transient Obstacle 8.11.8

Dapat diwajibkan oleh Ditjen Hubud untuk diberi marka. Fixed temporary obstacles harus diberi marka sebagaimana dijelaskan di atas untuk permanent obstacles. Jika tidak dapat dilakukan, maka penggunaan marka unserviceability cone dan/atau bendera dapat diterima untuk menggambarkan bentuk dan ukuran obstacle sehingga dapat dilihat dari sembarang garis approach yang cenderung digunakan oleh pesawat udara.

8.11.8.1

Bendera yang digunakan untuk memberi marka pada objek harus dipasang di sekitar atau di atas tepi tertinggi objek tersebut. Jika bendera digunakan untuk menandai objek luas atau beberapa objek yang berdekatan maka harus dipasang setidaknya setiap 15 m. Bendera tidak boleh meningkatkan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh objeknya.

8.11.8.2

Bendera yang digunakan untuk menandai temporary obstacles tetap harus tidak kurang dari 0,6 m persegi dan

8.11.8.3

Page 124: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 77

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

harus diberi warna merah dan putih yang dipisah secara diagonal.

8 GLIDER RUNWAY STRIP PADA BANDAR UDARA 8.12

Saat operasi gliding dilakukan di bandar udara, sinyal yang terdiri dari palang putih ganda harus ditampilkan dalam lingkaran sinyal.

8.12.1

Jika glider runway strip terletak secara keseluruhan atau sebagian dalam runway strip yang ada untuk pesawat udara bertenaga (powered aircraft), maka lebar glider runway strip harus tetap pada satu sisi tepi runway untuk pesawat udara bertenaga (powered aircraft), dan pada sisi lainnya dengan marka runway strip yang ada disesuaikan seperlunya.

8.12.2

Jika glider runway strip terletak di luar runway strip untuk pesawat udara bertenaga (powered aircraft) maka glider runway strip harus ditandai dengan rambu batas dengan warna selain putih yang kontras.

8.12.3

Jika ujung glider runway strip tidak bersebelahan dengan ujung runway strip yang ada untuk pesawat udara bertenaga (powered aircraft), maka tanda silang ganda berwarna putih dengan latar hitam harus dipasang 20 m dari depan rambu ujung glider strip.

8.12.4

9 AREA KERJA DAN AREA UNSERVICEABLE 8.13

Digunakan pada area unserviceable dari runway, taxiway, apron dan holding bay dan rambu yang digunakan untuk menandai batas area unserviceable dan batas area kerja.

8.13.1

Area unserviceable pada runway, taxiway dan apron 8.13.2

Marka unserviceablity atau closed harus digunakan untuk mengidentifikasikan bagian apapun dari runway yang tidak boleh digunakan oleh pesawat udara. Marka tersebut harus terdiri dari tanda silang putih yang diletakkan di bagian yang tidak terpakai dari runway.

8.13.2.1

Marka unserviceability juga dapat digunakan untuk mengindikasikan bagian apapun dari taxiway atau apron yang tidak digunakan oleh pesawat udara. Pemberian marka yang diutamakan untuk bagian taxiway atau apron yang tidak terpakai adalah dengan meletakkan rambu unserviceable di area masuk daerah tersebut atau disekeliling daerah unserviceable tersebut.

8.13.2.2

Ada dua jenis marka unserviceability. Marka yang lebih besar harus digunakan untuk runway dan marka yang lebih kecil harus digunakan untuk taxiway atau apron.

8.13.2.3

Marka unserviceability tidak diperlukan untuk pekerjaan dengan berbatas waktu.

8.13.2.4

Marka yang lebih besar harus digunakan jika seluruh bagian runway ditutup secara permanen, atau ditutup untuk operasi pesawat udara selama lebih dari 30 hari. Marka harus ditampilkan di setiap ujung runway yang unserviceable, dan juga di area intermediate pada interval kurang dari 300 m.

8.13.2.5

Marka area unserviceable pada runway, taxiway dan apron 8.13

Marka yang lebih besar harus digunakan jika seluruh bagian runway ditutup secara permanen, atau ditutup untuk operasi pesawat udara selama lebih dari 30 hari. Marka harus ditampilkan di setiap ujung runway yang unserviceable, dan juga di area intermediate pada interval kurang dari 300 m

Cone, bendera, dan papan rambu unserviceability 8.13.3

Cone unserviceabilty ini harus terdiri dari dari cone standar berwarna putih dengan garis merah horisontal, lebar 25 cm disekeliling pusatnya, setengah dari cone ke atas, sehingga ada tempat untuk pita (band) berwarna putih-merah-putih.

Bendera unserviceability setidaknya berukuran 0,5 m persegi berwarna merah, jingga atau kuning atau salah satu dari warna ini dengan kombinasi warna putih

Papan marker unserviceability mempunyai tinggi 0,5 m dan lebar 0,9 m, dengan garis vertikal berwarna merah dan putih atau jingga dan putih

Page 125: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 78

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Cone, Bendera dan Papan Rambu Unserviceability 8.13.3

Cone unserviceabilty ini harus terdiri dari dari cone standar berwarna putih dengan garis merah horisontal, lebar 25 cm disekeliling pusatnya, setengah dari cone ke atas, sehingga ada tempat untuk pita (band) berwarna putih-merah-putih.

8.13.3.1

Bendera unserviceability setidaknya berukuran 0,5 m persegi berwarna merah, jingga atau kuning atau salah satu dari warna ini dengan kombinasi warna putih.

8.13.3.2

Papan marker unserviceability mempunyai tinggi 0,5 m dan lebar 0,9 m, dengan garis vertikal berwarna merah dan putih atau jingga dan putih.

8.13.3.3

Cone, bendera dan papan rambu unserviceability harus dipasang jika ada bagian taxiway atau apron apapun yang tidak sesuai untuk pergerakan pesawat udara tetapi masih memungkinkan untuk pesawat udara bypass area tersebut dengan aman.

8.13.3.4

Cone, bendera dan papan rambu unserviceability harus diletakkan pada interval 3 m area yang tidak terpakai.

8.13.3.5

Rambu Batas Kerja 8.13.4

Cone batasan kerja atau papan rambu jika digunakan, harus dipisahkan dengan interval secara garis besar kurang dari jalur lintasan terkecil instalasi atau kendaraan yang beroperasi dalam area kerja.

8.13.4.1

Bentuk lain dari rambu batasan kerja dapat digunakan untuk pekerjaan yang dilakukan di apron dan area lain untuk menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya terhadap pesawat udara dan kendaraan di airside lain yang beroperasi di sekitar area kerja.

8.13.4.2

10 RAMBU (SIGN) 8.14

Pendahuluan 8.14.1

Rambu (sign) yang harus dipatuhi oleh penerbang dikenal sebagai mandatory instruction signs. Tanda(sign) ini harus berlatar belakang merah dan hurufnya berwarna putih.

8.14.1.1

Rambu (sign) yang menyampaikan informasi dikenal sebagai information sign. Rambu(sign) ini harus mempunyai huruf berwarna hitam dengan latar kuning, atau huruf berwarna kuning dengan latar hitam.

8.14.1.2

Mandatory signs harus dipasang pada bandar udara internasional, dan bandar udara lain dimana terdapat pemanduan lalu lintas penerbangan dan apabila DGCA mengharuskan rambu(sign) ini terpasang untuk alasan keselamatan.

8.14.1.3

Operator bandar udara akan berkomunikasi dengan airline dan Air Traffic Control mengenai kebutuhan Movement Area Guidance Signs dengan informasi. Meskipun demikian, Movement Area Guidance Signs dengan informasi harus disediakan pada bandar udara jika keberangkatan melalui taxiway intersection diinformasikan di AIP.

8.14.1.4

Variabel Rambu (sign) pesan harus menunjukkan tampilan kosong jika tidak digunakan.

8.14.1.5

Penamaan Taxiway 8.14.2

Kesepakatan berikut harus digunakan dalam penamaan taxiway location signs: a. harus menggunakan huruf tunggal, tanpa angka, untuk

menunjuk setiap taxiway utama; b. huruf yang sama harus digunakan di keseluruhan

panjang taxiway, kecuali jika belokan sebesar 90 derajat atau lebih dibuat untuk menggabungkan runway, maka huruf lain dapat digunakan untuk bagian taxiway tersebut setelah belokan;

c. untuk setiap taxiway intersection, digunakan huruf tunggal yang berbeda;

d. untuk menghidari kebingungan, huruf I, O dan X tidak boleh digunakan, huruf Q hanya digunakan jika tidak

8.14.2.1

Page 126: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 79

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

dapat dihindari; e. pada bandar udara yang memiliki atau akan memiliki

taxiway dalam jumlah besar, penunjuk alphanumeric dapat digunakan untuk taxiway intersection yang pendek. Taxiway intersection berikutnya harus menggunakan huruf yang sama, dengan nomor berurutan. Jika nomor berurutan tidak dapat diterapkan karena geometri sistem taxiway maka semua rencana taxiway (bagan bandar udara) yang digunakan penerbang harus mencakup informasi mengenai penunjuk yang tidak ada;

f. penggunaan huruf dan nomor harus dapat dipahami dengan mudah. Jika memang perlu menggunakan penunjuk alphanumeric dua digit, maka perlu diberikan perhatian untuk memastikan bahwa nomor yang digunakan pada penunjuk taxiway tidak boleh rancu dengan penunjuk runway.

Harus diaplikasikan pada semua bandar udara baru. Bandar udara yang menggunakan penamaan taxiway yang telah ditetapkan dapat meneruskan operasinya atau mengganti penamaan taxiway sesuai dengan standar

8.14.2.2

Dimensi, Lokasi dan Pemberian Huruf 8.14.3

Rambu (sign) harus diletakkan untuk memberikan clearance yang cukup untuk pesawat udara yang bergerak. Ukuran dan lebar signboard tergantung dari lokasi tanda tersebut, ukuran karakter dan juga panjang tulisan yang disampaikan.

8.14.3.1

Jika Movement Area Guidance Signs disediakan hanya pada satu sisi taxiway, maka rambu (sign) ini harus terletak pada sisi kiri penerbang kecuali jika tidak dapat diterapkan. Jika Movement Area Guidance Signs akan dibaca dari kedua arah, maka posisinya harus diatur sehingga berada di sudut kanan taxi guideline. Jika Movement Area Guidance Signs akan dibaca hanya dari satu arah, maka posisinya harus diatur pada 75 derajat terhadap taxi guideline.

8.14.3.2

Rambu (sign) harus dapat dilihat oleh penerbang dan pengemudi kendaraan saat melakukan manuver di area pergerakan. Kondisi ini dapat dicapai jika sign dapat dibaca saat penerbang mengikuti panduan yang berasal dari pandangan mereka terhadap taxiway di depan pesawat udara. Oleh karena itu, jika dapat diterapkan maka sign harus diletakkan dekat dengan tepi yang diperkeras.

8.14.3.3

Saat memilih lokasi tanda (sign), maka aturan dalam Annex 14 Volume I, 5.4 harus diikuti. Lingkungan taxiway harus sedemikian rupa sesuai dengan panduan penempatan yang harus diikuti untuk menghindari kerusakan karena dampak engine pod atau baling-baling (propellers) atau akibat efek jet blast.

8.14.3.4

Ukuran rambu (sign) dan Jarak Lokasi, termasuk rambu (sign) Exit Runway 8.14.4

Ukuran tanda (sign) dan jarak lokasi harus sesuai dengan Tabel 8.14.1.

8.14.4.1

Lebar huruf dan panah harus sesuai dengan yang ditetapkan (tinggi / lebar : 200 mm / 32 mm, 300 mm / 48 mm, 400 mm / 64 mm)

8.14.4.2

Bentuk dan ukuran huruf, angka dan simbol yang digunakan pada movement area guidance signs harus sesuai dengan yang ditetapkan. Jarak grid yang digunakan dalam gambar berikut adalah 0,20 m.

8.14.4.3

Di sisi manapun tulisan, Lebar permukaan rambu(sign) harus memberikan lebar minimum yang sama dengan setengah tinggi tulisan. Dalam kasus rambu (sign) huruf tunggal, lebar harus ditingkatkan hingga tinggi tulisan tersebut. Dalam semua kasus, lebar permukaan mandatory sign yang hanya ada pada satu sisi taxiway tidak boleh kurang dari 1,94 M dengan code number 3 atau 4 dan 1,46 M dengan code number 1 atau 2

8.14.4.4

Page 127: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 80

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Struktural 8.14.5

Rambu (sign) harus bersifat frangible. Rambu (sign) yang terletak dekat runway atau taxiway harus cukup pendek guna menjaga clearance untuk propeller dan engine pod pesawat udara jet.

Penerangan 8.14.6

Rambu (sign) harus diberi penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan : di kondisi jarak visual runway kurang dari 800 m atau di malam hari, dengan instrument runway atau di malam hari, dengan non-instrument runway code number 3 atau 4.

8.14.6.1

Rambu (sign) harus reflektif (retro reflective) dan/atau diberi penerangan jika dimaksudkan untuk penggunaan di malam hari dengan non-instrument runway code number 1 atau 2.

8.14.6.2

Rata-rata luminans rambu (sign) harus seperti berikut: jika operasi dilakukan di rentang visual runway kurang dari 800 m, maka rata-rata luminans tanda setidaknya harus 30 cd / m2 (merah), 150 cd / m2 (kuning), 300 cd / m2 (putih) dan jika operasional dilakukan di malam hari, di rentang visual runway 800 m atau lebih besar, maka rata-rata luminans tanda setidaknya harus 10 cd / m2 (merah), 50 cd / m2 (kuning), 100 cd / m2 (putih).

8.14.6.3

Rasio cahaya antara elemen merah dan putih tanda harus tidak kurang dari 1:5 dan tidak boleh lebih dari 1:10.

8.14.6.4

Rata-rata luminans rambu (sign)harus dihitung berdasarkan ICAO Annex 14, Volume 1, Appendix 4.

8.14.6.5

Untuk mendapatkan keseragaman sinyal, nilai luminans harus tidak boleh lebih dari rasio 1,5:1. Jika ukuran grid 7,5 cm, rasio antara nilai luminans titik grid yang bersebelahan harus tidak lebih dari 1,25:1. Rasio antara nilai luminans maksimum dan minimum di seluruh permukaan rambu harus tidak lebih dari 5:1.

8.14.6.6

Rambu(sign) harus berwarna merah, putih, kuning dan hitam sesuai dengan rekomendasi dalam ICAO Annex 14, Volume 1, Appendix 1, untuk tanda (sign) yang diberi penerangan secara eksternal, tanda(sign) retro-reflective dan rambu yang bertransiluminasi yang sesuai.

8.14.6.7

Mandatarory Instruction Signs 8.14.7

harus disediakan untuk mengidentifikasi lokasi dimana aircraft melakukan taxi atau kendaraan tidak boleh berjalan kecuali diijinkan oleh bandar udara control tower.

8.14.7.1

Movement Area Guidance Signs yang merupakan instruksi wajib, meliputi runway designation signs, category I, II or III holding position signs, runway-holding position signs, aircraft NO ENTRY signs, road-holding position (vehicular STOP) signs.

8.14.7.2

Marka runway holding position pola A harus dilengkapi dengan runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway atau perpotongan runway/runway.

8.14.7.3

Marka runway holding position pola B harus dilengkapi dengan category I, II or III holding position signs.

8.14.7.4

Marka runway holding position pola A pada runway holding position sebagaimana yang dijelaskan pada Paragraf 6.8 harus dilengkapi dengan runway holding position sign.

8.14.7.5

Runway designation sign pada perpotongan taxiway/runway dapat dilengkapi dengan location sign dengan posisi ke arah luar taxiway.

8.14.7.6

Tulisan pada Mandatory Instructions Signs harus berwarna putih dengan latar belakang warna merah.

8.14.7.7

Jika diperlukan secara operasional, seperti taxiway dengan lebar lebih dari 60 m atau untuk membantu dalam pencegahan runway incursion, maka mandatory instruction sign perlu ditambah dengan marka mandatory instruction.

8.14.7.8

Runway Designation Sign 8.14.7.9

Page 128: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 81

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Harus disediakan di runway/taxiway intersection, dimana dipasang marka runway holding position denganpola ‘A’. Hanya penunjuk untuk satu ujung runway yang harus diperlihatkan jika taxiway intersection berada pada atau di dekat ujung runway. Penunjuk untuk kedua ujung runway, posisinya ditetapkan dengan baik sesuai dengan posisi melihat sign tersebut, yaitu harus memperlihatkan dimana taxiway berada.

8.14.7.9.1

Taxiway location sign harus diletakan berdampingan dengan runway designation sign, di posisi sebelah luar (paling jauh dari taxiway).

8.14.7.9.2

Harus disediakan setidaknya di sebelah kiri taxiway menghadap arah pendekatan (approach) menuju runway. Jika lebar taxiway melebihi 60 m, atau untuk membantu dalam runway incursion, maka runway designation sign harus disediakan di masing-masing sisi taxiway.

8.14.7.9.3

Cat I, II, or III holding position sign 8.14.7.10

Jika terdapat marka taxi-holding position pola B, sebagaimana diperlihatkan di bawah, Category I, II or III runway designation sign harus disediakan setidaknya di sisi kiri taxiway menghadap ke arah approach menuju runway. Jika lebar taxiway lebih dari 60 m, maka runway designation signCategory I, II or III harus disediakan di setiap sisi taxiway.

Runway Holding Position Sign 8.14.7.11

Harus berada di lokasi taxiway, kecuali intersection, dimana air traffic control mengharuskan pesawat udara untuk berhenti, seperti pada saat memasuki ILS sensitive area. Rambu (sign) tersebut adalah taxiway designation sign, tetapi dengan huruf berwarna putih dengan latar belakang warna merah. Lihat Gambar 8.14-13 di bawah. Jika lebar taxiway lebih dari 60 m, maka runway holding position sign harus berada di setiap sisi taxiway.

Aircraft NO ENTRY sign 8.14.7.12

Lingkaran berwarna putih, bar horisontal, latar merah, harus disediakan jalur yang tidak boleh dimasuki, ditempatkan masing-masing taxiway

Road holding position sign 8.14.7.13

Harus disediakan di semua jalan masuk ke cantum dalam Aerorunway.

8.14.7.13.1

harus diletakkan 1.5m dari satu sisi jalan (kanan atau kiri yang sesuai dengan peraturan lalu lintas local) pada holding position.

8.14.7.13.2

harus terdiri dari tulisan berwarna putih dan latar belakang berwarna merah.

8.14.7.13.3

Tulisan pada sign ini harus sesuai dengan bahasa nasional, sesuai dengan regulasi lalu lintas lokal dan sesuai dengan persyaratan untuk berhenti dan jika sesuai persyaratan untuk memperoleh izin dari ATC dan lokasi designator

8.14.7.13.4

Catatan : Contoh road holding position signs tercantum dalam Bandar udara Design Manual (Doc 9157), Part 4.

Penggunaan pada malam hari harus retroreflective atau diberi penerangan.

8.14.7.13.5

Information Signs 8.14.8

Information sign harus tersedia jika terdapat kebutuhan operasional untuk melakukan identifikasi dengan tanda (sign), lokasi yang specific, atau informasi routing.

8.14.8.1

Information signs harus, jika memungkinkan, ditempatkan pada sisi kanan kiri dari taxiway. Tulisan Information sign berwarna hitam dengan latar belakang kuning kecuali pada location sign.

8.14.8.2

Pada perpotongan taxiway, information sign harus ditempatkan sebelum intersection dan sejajar dengan marka

8.14.8.3

Page 129: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 82

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

taxiway intersection. Jika tidak ada marka taxiway intersection, tanda (sign) harus dipasang minimal 60m dari centerline perpotongan taxiway dengan code number 3 atau 4, dan minimal 40m jika code number 1 atau 2.

Yang termasuk Movement Area Guidance Signs untuk informasi adalah direction signs, location signs, destination signs, runway exit signs, runway vacated signs and intersection take-off signs.

8.14.8.4

Location Signs 8.14.8.5

Harus disediakan bersamaan dengan runway designation sign kecuali pada perpotongan runway/runway.

8.14.8.5.1

Harus disediakan bersamaan dengan direction sign, kecuali jika berdasarkan kajian aeronautical mengindikasikan tidak diperlukan.

8.14.8.5.2

Jika diperlukan, location sign dapat disediakan untuk mengidentifikasi taxiway exiting apron atau taxiway melewati perpotongan.

8.14.8.5.3

Jika taxiway berakhir pada perpotongan “T” dan diperlukan untuk mengidentifikasinya, direction sign dan/atau visual aid yang lain dapat digunakan.

8.14.8.5.4

Location sign dapat disediakan pada intermediate holding position. Jika dibutuhkan untuk identifikasi setiap rangkaian intermediate holding position pada taxiway yang sama, location sign dapat berisi designation taxiway dan angka.

8.14.8.5.5

Taxiway location sign dipasang bersamaan dengansi runway designation sign harus diposisikan diluar runway designation sign.

8.14.8.5.6

Location sign harus berisi designation dari lokasi taxiway, runway, atau permukaan lainnya yang dilewati atau dimasuki oleh pesawat udara. Location sign harus berwarna kuning dengan latar hitam dan jika berdiri sendiri maka harus diberi pinggiran kuning.

8.14.8.5.7

Direction Sign 8.14.8.6

Kombinasi location dan direction sign harus disediakan jika digunakan untuk mengindikasikan routing information sebelum perpotongan taxiway. Direction sign berisi alpha atau alphanumeric yang mengidentifikasikan taxiway dan tanda panah untuk menunjukkan arah.

8.14.8.6.1

Setiap arah taxiway harus diindikasikan dengan tanda panah. Direction sign harus dengan huruf berwarna hitam dan latar kuning. Direction sign harus dilengkapi dengan location sign, kecuali jika penunjuk taxiway sudah diperlihatkan dengan baik di location sign sebelumnya di sepanjang taxiway.

8.14.8.6.2

Direction sign, barikade dan/atau visual aid yang sesuai lainnya yang digunakan untuk mengidentifikasi perpotongan T dapat diletakkan pada sisi yang berlawanan dari persimpangan yang menghadap taxiway . Gambar

8.14.8.6.3

Destination Signs 8.14.8.7

Direction sign harus disediakan jika dibutuhkan secara operasional untuk mengidentifikasi designation dan direction dari taxiway pada perpotongan.

8.14.8.7.1

Jika dibutuhkan, destination dapat disediakan untuk mengindikasikan arah ke tujuan spesifik di bandar udara, seperti area cargo, general aviation, dll.

8.14.8.7.2

Destination signs harus dengan huruf berwarna hitam dan latar kuning, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.14-18. Destination signs memberikan informasi kepada penerbang mengenai fasilitas pada atau di dekat area pergerakan. Tanda (sign) ini tidak boleh diletakkan bersama dengan location sign atau direction sign.

8.14.8.7.3

Tulisan dalam destination sign harus berisi alpha, alphanumerik, atau numeric yang mengidentifikasikan tujuan dan panah yang mengindikasikan arah. Berikut ini contoh teks untuk rambu secara umum yang digunakan

8.14.8.7.4

Page 130: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 83

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

sebagai destination sign.

Intersection Take-Off Sign 8.14.8.8

Intersection take-off sign dapat disediakan jika operasional membutuhkan untuk mengindikasikan take-off run available (TORA) yang tersedia untuk perpotongan take-offs.

8.14.8.8.1

Intersection take-off sign memberikan informasi kepada penerbang mengenai panjang take-off yang tersedia dari suatu taxiway, dimana intersection departure tersedia. Tanda (sign) ini diberikan agar penerbang dapat memastikan kembali bahwa ia berada di lokasi take-off yang tepat : Jika titik take-off tidak berada di dekat titik awal runway, maka rambu akan menunjukan jarak take-off run yang tersedia dalam satuan meter, ditambah dengan arah panah, yang ditempatkan dan diarahkan dengan tepat untuk menunjukkan arah dimana take-off run tersedia, Jika intersection departure tersedia di kedua arah, maka dibutuhkan dua tanda, masing-masing untuk setiap arah take-off.

8.14.8.8.2

Intersection take-off sign terletak di tengah posisi runway-holding di jalur masuk taxiway. Jarak antara tanda (sign) dengan runway centre line harus tidak kurang dari 60 m jika code number 3 atau 4, dan tidak kurang dari 45 m jika code number 1 atau 2.

8.14.8.8.3

Jika hanya satu intersection take-off sign yang disediakan, maka harus diletakkan di sisi kiri taxiway. Jika take-off dapat dilakukan pada kedua arah, maka kedua tanda harus diletakkan di masing-masing sisi taxiway, sesuai dengan arah take-off. Intersection take-off sign tidak boleh mengganggu pandangan penerbang terhadap mandatory instruction sign runway manapun.

8.14.8.8.4

Tulisan pada intersection take-off sign harus terdiri dari numerical yang mengindikasikan take-off run available yang ada dalam satuan meter dan panah.

8.14.8.8.5

Rambu (sign) keluar/exit runway 8.14.8.9

Harus tersedia jika terdapat kebutuhan operasional untuk mengidentifikasi runway exit.

8.14.8.9.1

Harus disediakan bagi runway yang digunakan dalam Land and Hold Short Operation (LAHSO), kecuali pada saat hanya digunakan oleh pesawat udara Performance Category A, seperti yang dijelaskan dalam AIP. Untuk tujuan ini, pesawat udara non-jet dengan bobot di bawah 5,700kg dapat dianggap sebagai pesawat udara Category A.

8.14.8.9.2

Tanda (sign) harus terdiri dari huruf berwarna hitam dengan latar belakang kuning, dengan tanda panah hitam mengarah keluar dari nomor taxiway, atau ke arah kanan nomor taxiway untuk keluar ke arah kanan, atau ke arah kiri untuk keluar ke kiri.

8.14.8.9.3

Runway exit sign harus diletakkan pada sisi yang sama dengan taxiway exit sign, 60 m sebelum pertemuan exit dimana code number runway 3 atau 4 dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar 8.14-21.

8.14.8.9.4

Dimensi tanda(Sign dimensions) 8.14.8.10

Runway vacated sign 8.14.8.11

Harus tersedia jika pada exit taxiway tidak terdapat taxiway centre line lights dan terdapat kebutuhan untuk penerbang meninggalkan runway dan area perimeter ILS/MLS critical/sensitive atau lower edge dari permukaan inner transitional, manapun yang terjauh dari runway centre line.

8.14.8.11.1

Runway vacated sign harus diletakan sedikitnya pada satu sisi taxiway. Jarak antara sign dengan runway centre line harus tidak kurang dari yang lebih besar antara : Jarak antara runway centerline dengan area perimeter ILS/MLS critical/sensitive atau Jarak antara runway centerline dengan lower edge dari permukaan inner transitional, manapun yang terjauh dari runway centre line.

8.14.8.11.2

Page 131: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 84

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Jika disediakan bersamaan dengan runway vacated sign, taxiway location sign harus diposisikan di sebelah luat runway vacated sign.

8.14.8.11.3

Tulisan pada runway vacated sign harus sama dengan gambar marka runway holding position pattern.

8.14.8.11.4

Information sign selain location sign harus tidak ditempatkan dengan mandatory instruction sign.

8.14.8.12

Jika location sign dan direction sign digunakan dalam kombinasi : Seluruh direction sign yang berkaitan dengan left turns harus diletakkan di sisi kiri location sign, dan seluruh direction sign yang berkaitan dengan right turns harus diletakkan di sisi kanan location sign, kecuali jika terdapat persimpangan yang terdiri dari 1 perpotongan taxiway, location sign mungkin dapat diletakkan di sisi kiri dan kanan.

8.14.8.13

Direction sign harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga panah keberangkatan meningkat secara vertical seiring dengan meningkatnya deviasi taxiway yang berhubungan.

8.14.8.15

Direction sign yang sesuai harus ditempatkan di sebelah location sign dimana arah dari lokasi taxiway berubah secara signifikan melewati perpotongan; dan

8.14.8.16

Direction sign yang berdekatan harus digambarkan oleh garis hitam vertical

8.14.8.17

Taxiway harus dapat diidentifikasi dengan designator yang terdiri dari huruf, kombinasi huruf yang diikuti angka. Saat menunjukkan taxiway, penggunaan huruf I, O atau X dan penggunaan kata seperti inner dan outer harus dihindari untuk mencegah ambigu dengan angka 1, 0 dan marka closed.

8.14.8.18

Penggunaan angka yang berdiri sendiri pada maneuvering area harus dicadangkan untuk runway designation.

8.14.8.19

Bandar Udara Identification Sign 8.14.9

Harus diletakkan pada Bandar udara dimana ada cukup alternative untuk indentifikasi visual.

8.14.9.1

Harus diletakkan pada bandar udara sedemikian rupa sehingga dapat diidentifikasi dari udara, dan terbaca dari semua sudut di atas horisontal.

8.14.9.2

Karakteristik bandar udara identification signs: a. berisi nama bandar udara; b. warna yang dipilih untuk rambu ini harus memiliki

kontras yang cukup dengan latar belakangnya agar dapat dilihat dengan jelas; dan

c. karakternya harus mempunyai tinggi tidak kurang dari 3 m.

8.14.9.3

VOR Bandar Udara Check Point Sign 8.14.10

Jika VOR bandar udara checkpoint pada bandar udara telah ditetapkan, maka harus diindikasikan oleh marka dan rambu VOR bandar udara checkpoint.

8.14.10.1

VOR bandar udara checkpoint sign harus diletakkan sedekat mungkin dengan checkpoint-nya sehingga tulisannya dapat terlihat dari kokpit pesawat udara yang diposisikan dengan benar pada VOR bandar udara checkpoint marking.

8.14.10.2

Karakteristiknya adalah 8.14.10.3

VOR bandar udara checkpoint sign harus terdiri dari tulisan berwarna hitam dengan latar berwarna kuning;

8.14.10.3.1

Tulisan pada VOR checkpoint sign harus sesuai dengan salah satu dari alternatif, dimana:

VOR adalah singkatan yang mengindikasikan sebagai VOR checkpoint;

116.3 adalah contoh frekuensi radio VOR yang terkait;

147° adalah contoh bearing VOR, ke sudut terdekat yang harus diindikasikan pada VOR check point; dan

NM adalah contoh jarak dalam mil nautical ke DME yang ditempatkan dengan VOR terkait

8.14.10.3.2

Catatan :

Page 132: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 85

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Toleransi untuk bearing value yang ditunjukkan pada sign adalah sesuai dengan Annex 10, Volume I, Attachment E. Hal ini akan tercatat bahwa checkpoint hanya bias digunakan secara operasional jika pemeriksaan periodic menunjukan harus konsisten sampai ±2 derajat dari bearing yang disebutkan.

Aircraft stand identification signs 8.14.11

Aircraft stand identification marking harus dilengkapi dengan aircraft stand identification sign jika memungkinkan.

8.14.11.1

Aircraft stand identification sign harus diletakkan sedemikian rupa agar dapat dilihat dengan jelas dari kokpit pesawat udara sebelum memasuki aircraft stand.

8.14.11.2

Aircraft stand identification sign harus terdiri dari tulisan berwarna hitam dengan latar belakang kuning.

8.14.11.3

11 MARKER 8.15

Pendahuluan 8.15.1

Marker harus ringan dan frangible, dapat berupa cone atau gable. Bentuk lain yang dapat digunakan untuk rambu yang mengidentifikasi area kerja yang luas, tergantung dari persetujuan Ditjen Hubud. Agar tidak menyebabkan kerusakan terhadap pesawat udara, saat terpasang rambu harus kuat dan tidak mudah bergerak karena tiupan angin, hembusan propeller/baling-baling dan efflux mesin jet.

8.15.1.1

Catatan : Penggunaan jangkar atau rantai, untuk mencegah rambu yang rusak dari pemasangannya dan terhembus, dimungkinkan. Petunjuk frangibility rambu tercantum dalam Bandar udara Design Manual (Doc 9157), Part 6.

Cone yang digunakan sebagai rambu runway mempunyai tinggi 0,3 m dan diameter dasar 0,4 m. Semua rambu cone lainnya mempunyai tinggi 0,5 m dengan diameter dasar 0,75 m. Rambu cone dicat dengan warna-warna berikut : putih (rambu runway), kuning (rambu taxiway), kuning (rambu apron edge), putih (rambu runway strip), merah (rambu stopway), hijau (rambu helicopter apron edge), putih dengan pusat pita merah 25 cm (rambu unserviceability), putih terpisah dan warna latar yang sesuai (rambu runway strip (displaces threshold))

8.15.1.2

Marker gable mempunyai panjang 3 m, lebar 1 m dan tinggi 0,5 m; dicat putih.

8.15.1.3

Cone PVC berwarna jingga fluorescent (berpendar) dengan tinggi sekitar 0,5 m dapat digunakan untuk menyampaikan informasi visual mengenai pekerjaan di bandar udara kepada organisasi kerja. Cone ini tidak boleh digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai adanya perubahan area pergerakan kepada penerbang. Rambu pada daerah pergerakan harus menggunakan cone standar.

8.15.1.4

Penggunaan marker pada runway strip 8.15.2

Jika batasan graded portion suatu runway strip perlu ditentukan, maka marker runway strip harus diletakkan disepanjang tepi graded portion suatu runway strip.

8.15.2.1

Marker Runway strip harus berwana putih dan dapat berupa gable, cone atau flush. Marker berbentuk gable lebih diutamakan, sedangkan marker berbentuk flush hanya boleh digunakan jika runway strip saling tumpang tindih/overlap. Penempatan gable sebagai rambu side strip tidak boleh melebihi 180 m, penempatan cone sebagai rambu side strip tidak boleh melebihi 90 m.

8.15.2.2

Dengan persetujuan terlebih dahulu dari Ditjen Hubud, drum besi berukuran 200 liter (44 galon) atau ban dapat digunakan sebagai marker runway strip di bandar udara yang digunakan oleh pesawat udara dengan kapasitas tidak lebih dari 9 tempat duduk (Lihat Bab13). Panjang drum besi dipotong setengah dan diletakkan dengan bagian terbuka di bawah. Marker runway strip drum dan ban harus dicat putih.

8.15.2.3

Page 133: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 86

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

Penggunaan marka ini tidak diijinkan untuk bandar udara bersertifikat dan beregister yang melayani angkutan udara niaga.

Pengunaan marker pada unsealed runway 8.15.3

Pada unsealed runway, marker runway harus disediakan di sepanjang kedua sisi runway dimana terdapat kekurangan kontras antara runway dan runway stripnya, dan keseluruhan runway strip tidak dijaga sesuai standar runway grading normal. Jarak longitudinal marker runway tidak boleh lebih dari 90 m.

8.15.3.1

Marker runway dapat diganti dengan marker runway strip jika keseluruhan runway strip dijaga sesuai standar runway grading normal. Thresholdnya harus ditandai baik dengan marker threshold normal atau dengan marker cone runway dengan pola yang sama dengan yang ditetapkan untuk ujung runway strip.

8.15.3.2

Jika unsealed runway mempunyai permanent displaced threshold di satu ujungnya, maka dua set rambu strip harus disediakan pada ujung tersebut. Setiap set harus mempunyai dua warna. Set yang berhubungan dengan permanent displaced threshold ini harus dicat sehingga setengahnya menghadap ke arah kedatangan pesawat udara (arah pertama) berwarna putih dan setengahnya lagi harus dicat sesuai dengan warna latar belakangnya sehingga tidak terlalu menarik perhatian bagi penerbang yang sedang beroperasi di arah lainnya (arah kedua). Rambu yang berhubungan dengan ujung runway strip terlihat berwana putih jika dipandang dari arah kedua dan tidak terlalu menarik perhatian untuk yang menghadap ke arah pertama.

8.15.3.3

Marker ujung dwi warna yang terkait displaced threshold harus berupa cone, sedangkan yang terkait dengan ujung runway strip dapat berupa cone atau gable.

8.15.3.4

Jika tersedia runway light, marker dapat digabung dengan peralatan lighting. Jika tidak ada runway light, rambu berbentuk (gable) flat rectangular atau conical shape dapat ditempatkan untuk membatasi runway.

8.15.3.5

Penggunaan marker pada unsealed taxiway 8.15.4

Jika tepi dari unsealed taxiway atau taxiway strip tidak terlihat secara jelas, maka marker tepi taxiway harus disediakan untuk menunjukkan kepada penerbang bahwa tepi dari taxiway yang dapat digunakan.

8.15.4.1

Jika disediakan, marker taxiway harus berupa cone berwarna kuning dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penerbang menggambarkan tepi dari unsealed taxiway.

8.15.4.2

Marker stopway edge 8.15.5

Marker stopway edge harus disediakan jika perpanjangan dari stopway tidak terindikasi dengan jelas jika dibandingkan dengan daratan sekitarnya.

8.15.5.1

Marker stopway edge harus cukup berbeda dari marker stopway edge apapun yang digunakan untuk memastikan bahwa kedua jenis marker ini tidak rancu.

8.15.5.2

Penggunaan marker pada unsealed apron 8.15.6

Jika tepi apron yang tidak diperkeras tidak terlihat jelas oleh penerbang, maka marker sisi apron harus disediakan.

8.15.6.1

Jika disediakan, marker sisi apron harus berupa cone berwarna kuning dan harus diberi jarak sehingga memungkinkan penerbang untuk menggambarkan dengan jelas area unsealed apron.

8.15.6.2

12 SIGNAL AREA DAN PANEL 8.16

Pendahuluan 8.16.1

Signal Area perlu disediakan hanya jika dimaksudkan untuk penggunaan visual ground signal dalam berkomunikasi dengan pesawat udara yang mengudara. Sinyal seperti ini

8.16.1.1

Page 134: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 87

NO FASILITAS NO./REFF

MOS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA

1 2 3 4 5 6 7

mungkin diperlukan jika bandar udara memiliki bandar udara control tower atau unit pelayanan bandar udara flight information, atau jika bandar udara digunakan oleh pesawat udara yang tidak dilengkapi dengan radio.

Visual ground signals juga bermanfaat dalam kasus gagalnya komunikasi radio dua-arah dengan pesawat udara. Meskipun demikian, harus diketahui bahwa jenis informasi yang dapat disampaikan dengan visual ground signals harus ada dalam AIP atau NOTAM. Oleh karena itu kebutuhan akan ground signal harus dievaluasi sebelum memutuskan untuk menyediakan signal area.

8.16.1.2

Lokasi signal area 8.16.2

Signal area harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat terlihat dari semua sudut azimut di atas 10° di atas horisontal saat dilihat dari ketinggian 300 m.

8.16.2.1

Karakteristik dari signal area Signal area harus a. berdiameter 9 meter b. berwarna hitam c. pinggirannya menggunakan : d. pinggiran berwarna putih dengan lebar 1 meter; atau e. 6 rambu putih yang diberi jarak sama, masing-masing

dengan diameter dasar tidak lebih dari 0,75 m f. tidak lebih dari 15 m dari wind direction indicator, atau

jika berlaku, dari wind direction indicator primer. Wind direction indicator primer berada paling dekat ke apron bandar udara.

8.16.3

Ground signals in signal area 8.16.4

‘Total unserciveability’ signal harus ditampilkan dalam signal area jika bandar udara ditutup untuk pendaratan pesawat udara.

8.16.4.1

‘Total unserviceability’ signal harus terdiri dari dua garis putih yang lebarnya tidak lebih dari 0,9 m dan panjangnya 6 m, dan masing-masing saling memotong secara tegak lurus.

8.16.4.2

Restricted operation’ signal harus ditampilkan di signal area pada suatu bandar udara dengan lebih dari satu jenis permukaan pada area pergerakannya, jika pesawat udara hanya menggunakan: a. runway, taxiway dan apron dengan permukaan sealed;

atau b. runway dengan permukaan kerikil; jika tidak ada runway,

taxiway dan apron dengan permukaan sealed.

8.16.4.3

Untuk tujuan dalam Paragraf 8.16.4.3: a. runway, taxiway atau apron dengan permukaan sealed

adalah yang seluruh atau sebagian besar permukaannya merupakan sealed.

b. runway, taxiway atau apron dengan permukaan kerikil adalah yang seluruh atau sebagian besar permukaannya terbuat dari kerikil (gravel);

c. restricted operation’ signal harus terdiri dari 2 lingkaran berwarna putih dengan diameter 1,5 m dan dihubungkan oleh balok berwarna putih dengan panjang 1,5 m dan lebar 0,4 m;

d. glider operation’ signal harus terdiri dari garis putih dengan panjang 5 m dan lebar 0,4 m dan disilang pada titik secara tegak lurus oleh dua garis dengan lebar 0,4 m dan panjang 2,5 m, masing-masing berjarak 1,05 m dari ujung strip horisontal terdekat, sebagaimana diperlihatkan di bawah.

8.16.5

Page 135: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 88

C. CHECKLIST OBSTACLE

1. NAMA BANDAR UDARA :

2. NAMA PENGELOLA BANDAR UDARA :

3. NOMOR SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA :

4. KLASIFIKASI BANDAR UDARA :

5. PESAWAT TERBESAR YANG BEROPERASI :

6. DIMENSI RUNWAY :

7. JENIS PELAYANAN LALU LINTAS UDARA :

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A

1 2 3 4 5 6 7

I. OBJEK TETAP / TIDAK BERGERAK

1. MARKA

a. Dimensi vertikal < 1,5 m : 8.11.4.5

Warna 8.11.4.9

Terlihat semua arah (min 1000 m dari udara, 300 m dari darat)

b. Dimensi vertikal / terpanjang > = 1,5 m

1) Bentuk rata, Kotak, Dimensi vertikal > = 4,5 m : 8.11.4.2

Pola : Papan Catur

Dimensi : sisi-sisi 1,5 m s/d 3 m

Warna : merah –putih / jingga – putih (selang-seling)

2) Bentuk rata, persegi, tampak tidur (squat) / diri (tall) 8.11.4.3

Pola : Garis, tegak lurus dimensi terpanjang 8.11.4.4

Dimensi :

Lebar garis 1/7 dari dimensi terpanjang ( 1,5 m – 209 m )

Lebar garis 1/9 dari dimensi terpanjang ( 210 m – 269 m )

Lebar garis 1/11 dari dimensi terpanjang ( 270 m – 329 m )

Lebar garis 1/13 dari dimensi terpanjang ( 330 m – 389 m )

Lebar garis 1/15 dari dimensi terpanjang ( 390 m – 449 m )

Lebar garis 1/17dari dimensi terpanjang ( 450 m – 509 m )

Lebar garis 1/19 dari dimensi terpanjang ( 510 m – 569 m )

Lebar garis 1/21 dari dimensi terpanjang ( 570 m – 630 m )

Warna : Jingga –putih (selang-seling)

2. BENDERA

a. Lokasi 8.11.4.6

- Sekitar/diatas /di sekitar tepi tertinggi objek

Objek yang luas, dipasang bendera per 15 m

b. Dimensi : panjang sisi tidak boleh kurang 0,6 m 8.11.4.7

c. Warna : 8.11.4.8

- Jingga, atau

- Kombinasi 2 segitiga ( jingga –putih/ merah-putih ), atau

- Warna lain ( jika tidak terlihat kontras )

3. LAMPU

a. GEDUNG/ BANGUNAN/ MENARA/ STRUKTUR ANTENA 9.36.4.3

- Karakteristik lampu :

1) Untuk tinggi objek < 45 m : 9.36.4.4

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :

Warna : merah, tetap (fixed)

Intensitas cahaya : 10 Cd (malam hari)

Lokasi : di puncak / tempat teratas

- Intensitas rendah – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, tetap, (fixed)

Intensitas cahaya : 32 Cd (malam hari)

Lokasi : di puncak / tempat teratas

2) Untuk tinggi objek 45 m s/d 150 m : (pilihan) 9.36.4.5

Karakteristik Lampu : (pilihan)

- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu

Warna : putih, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2. 000 Cd (malam)

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada

Jarak lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke

Permukaan tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Page 136: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 89

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A

1 2 3 4 5 6 7

Note : kombinasi juga dngn intensitas rendah – Tipe B

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

Lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

3) Untuk tinggi objek > 150 m : (pilihan) 9.36.4.6

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas tinggi - TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)

Intensitas cahaya : 200.000 Cd (siang)

20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke permukaan

Tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd ( malam )

- Note : Mandiri / kombinasi dngan intensitas rendah – Tipe

B

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan jarak lampu

Lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan tanah /

gedung terdekat

- Intensitas sedang - TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas : 2.000 Cd (malam)

Lokasi : diatas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

Lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :

Warna : Putih, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Note : Disertakan lampu tambahan

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

b. CEROBONG ASAP

- Karakteristik lampu

1) Untuk tinggi objek < 45 m : 9.36.4.4

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :

Warna : merah, tetap (fixed)

Intensitas cahaya : 10 Cd (malam hari)

Lokasi : sebelum puncak cerobong

- Intensitas rendah – TIPE B, yaitu :

Warna: merah, tetap (fixed)

Intensitas cahaya : 32 Cd (malam hari)

Lokasi : sebelum puncak cerobong

2) Untuk tinggi objek 45 m s/d 150 m : (pilihan) 9.36.4.5

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip ( 20 -60 fpm)

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang - Tipe B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20 – 60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Note : kombinasi juga dengan intensitas rendah – Tipe B

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

Page 137: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 90

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A

1 2 3 4 5 6 7

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 2.000 cd (malam)

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

3) Untuk tinggi objek > 150 m : (pilihan) 9.36.4.6

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas tinggi – TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)

Intensitas cahaya : 200.000 Cd (siang)

20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20 – 60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Note : mandiri / kombinasi dngn intensitas rendah –Tipe B

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

Lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

permukaan tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang - TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip ( 20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Note : Disertakan lampu tambahan

Lokasi : sebelum puncak, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

c. OBJEK YANG LUAS

- Karakteristik lampu :

1) Untuk tinggi objek < 45 m : 9.36.4.4

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :

Warna : merah, tetap (fixed)

Intensitas cahaya : 10 Cd (malam hari)

Lokasi : di puncak / teratas , jarak per lampu 45 m

- Intensitas rendah – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, tetap (fixed)

Intensitas cahaya : 32 Cd (malam hari)

Lokasi : di puncak / teratas, jarak per lampu 45 m

2) Untuk tinggi objek 45 m s/d 150 m : (pilihan) 9.36.4.5

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip ( 20 – 60 fpm )

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke permukaan

Tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m

- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20-60 fpm )

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Note : Kombinasi juga dengan intensitas rendah – Tipe B

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

Tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m

- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

Page 138: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 91

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A

1 2 3 4 5 6 7

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

Tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m

3) Untuk tinggi objek > 150 m : (pilihan) 9.36.4.6

Karakteristik lampu : (pilihan)

- Intensitas tinggi – TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)

Intensitas cahaya : 200.000 Cd (siang)

20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada

jarak lampu lampu maks 105 m dari lampu teratas ke

permukaan tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Note : mandiri / kombinasi dengan intensitas rendah – Tipe B

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m

- Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Lokasi : di atas / tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat

- Intensitas sedang - TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip (20 -60 fpm)

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Note : Disertakan lampu tambahan

Lokasi : di atas/ tertinggi, dan lampu tambahan pada jarak

lampu lampu maks 52 m dari lampu teratas ke permukaan

tanah / gedung terdekat, jarak per lampu 900 m

II. KENDARAAN / OBJEK BERGERAK

1. MARKA 8.11.5.1

Warna : 8.11.5.2

- Merah ( kendaraan darurat )

- Kuning ( kendaraan service )

2. BENDERA 8.11.5.3

- Pola : papan catur ( perkotak : tiap sisi 0,3 m)

- Warna : merah – putih

- Dimensi : per sisi tidak kurang : 0,9 m

- Lokasi : sekitar atau ditepi objek tertinggi

3. LAMPU 8.11.5.2

1) Vehicle warning light :

Warna : kuning berkedip / berputar (sesuai standar komersil)

Kecepatan kedipan : 60-90 kedipan per menit

Intensitas : 40 s/d 400 Cd

Vertical Beam Spread : 12°

Intensitas puncak : 2,5 ° vertikal

Lokasi : di atas / terlihat segala arah

2) Kendaraan emergency atau security :

Intensitas rendah – TIPE C, yaitu :

Warna : biru, berkedip (60-90 fpm)

Intensitas cahaya : 40 Cd (senja dan malam)

Lokasi : di atas / terlihat segala arah

3) Kendaraan follow me car :

Intensitas rendah – TIPE C, yaitu :

Warna : kuning, berkedip (60-90 fpm)

Intensitas cahaya : 40 Cd (senja dan malam)

Lokasi : di atas / terlihat segala arah

4) Garbarata / Aviobridge :

Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :

Warna : merah , tetap

Intensitas cahaya : 10 Cd (malam)

Lokasi : di atas / terlihat segala arah

5) Kendaraan lain :

Intensitas rendah – TIPE A, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 10 Cd (malam)

Lokasi : di atas / terlihat segala arah

III. WIND TURBINES

Page 139: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 92

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A

1 2 3 4 5 6 7

1. MARKA 8.11.6

Rotor Blade : cat putih

Nacelle : cat putih

2/3 bagian atas : cat putih

2. LAMPU 9.36.4.7

Lokasi : Nacelle

Karakteristik lampu : (pilihan)

Intensitas sedang – TIPE A, yaitu :

Warna : putih, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 20.000 Cd (senja)

2.000 Cd (malam)

Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

IV. KAWAT, KABEL DIATAS TANAH, MENARA PENDUKUNG

1. MARKA 8.11.7

Pola : Garis, tegak lurus dimensi terpanjang

Dimensi : lebar garis 1/7 dari dimensi terpanjang ( 1,5 m – 209 m )

lebar garis 1/9 dari dimensi terpanjang ( 210 m – 269 m )

lebar garis 1/11 dari dimensi terpanjang ( 270 m – 329 m )

lebar garis 1/13 dari dimensi terpanjang ( 330 m – 389 m )

lebar garis 1/15 dari dimensi terpanjang ( 390 m – 449 m )

lebar garis 1/17 dari dimensi terpanjang ( 450 m – 509 m )

lebar garis 1/19 dari dimensi terpanjang ( 510 m – 569 m )

lebar garis 1/21 dari dimensi terpanjang ( 570 m – 630 m )

Warna : jingga – putih (selang-seling)

2. RAMBU 8.11.7

Bentuk : bola, diameter 60 cm

Jarak 2 rambu berurutan / rambu dengan menara :

30 m, jika diameter bola 60 cm

35 m, jika diameter bola 80 cm

40 m, jika diameter bola 130 cm

Lokasi : pada kawat / kabel tertinggi

Warna : merah dan putih / jingga dan putih (berurutan)

3. LAMPU 9.36.4.8

Karakteristik lampu : (pilihan)

Intensitas tinggi – TIPE B, yaitu :

Warna : putih, berkedip (40-60 fpm)

Intensitas cahaya : 100.000 Cd (siang)

20.000 Cd (senja)

2.000 (malam)

Intensitas sedang – TIPE B, yaitu :

Warna : merah, berkedip (20-60 fpm)

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Intensitas sedang – TIPE C, yaitu :

Warna : merah, tetap

Intensitas cahaya : 2.000 Cd (malam)

Lokasi :

1) Di bagian atas menara, dan

2) Bagian terendah dari sederetan kawat / kabel, dan

3) Di bagian tengah antara kedua ketinggian tersebut

Urutan kedipan :

Tengah, atas, dan bawah

Interval kedipan :

Lampu tengah dan atas : 1/13 (rasio waktu siklus)

Lampu atas dan bawah : 2/13 (rasio waktu siklus)

Lampu bawah dan tengah : 10/13 (rasio waktu siklus)

Sudut pancaran (khusus intensitas tinggi –Tipe B)

Tinggi lampu > 151 m : sudut puncak 0° diatas horisontal

Tinggi lampu 122 – 151 m : sudut puncak 1° diatas horisontal

Tinggi lampu 92 – 121 m : sudut puncak 2 ° diatas horisontal

Tinggi lampu < 92 m : sudut puncak 3 ° diatas horizontal

V. TEMPORARY DAN TRANSIENT OBSTACLE

1. MARKA 8.11.8.1

Bentuk : unserviceability cone

2. BENDERA 8.11.8.2

Lokasi : sekitar / tepi tertinggi objek, jika luas dipasang per 15 m 8.11.8.3

Dimensi : per sisi 0,6 m persegi

Warna : merah - putih (terpisah secara diagonal)

Page 140: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 93

D. CHECKLIST AERODROME LIGHTING

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

1 APPROACH LIGHTING SYSTEM

Omni-Directional Approach Lighting System (ODALS)

9.7.2.

a. Type lampu flashing omnidirectional 9.7.2.2

b. Jumlah lampu 6 unit 9.7.2.2

c. Jarak interval antar lampu 90 m 9.7.2.2

d. Lokasi berawal 90 m dari runway threshold hingga 540 m dari threshold

9.7.2.2

e. Warna lampu putih 9.7.2.2

Simple Approach Lighting System (SALS) 9.7.3.

a. Type lampu menyala terus omnidirectional atau barrete dengan panjang minimal 3 m

9.7.3.6

b. Terdiri dari lampu yang membentuk garis tengah dan crossbar

9.7.3.1

c. Jarak interval antar lampu 60 m dan bisa menjadi 30 m jika ingin meningkatkan akurasi.

gambar 9.7.2

d. Lokasi berawal 60 m dari runway threshold hingga 420 m dari threshold

9.7.3.1

e. Warna lampu putih 9.7.3.1

f. Terdapat cross bar pada jarak 300 m dari threshold

9.7.3.1

g. Panjang cross bar melintang terhadap garis tengah sepanjang 18 m atau 30 m, untuk penggunaan barrete 3 m

9.7.3.1

h. Jumlah lampu 17 unit atau 9 unit barrette 9.7.3.

Medium Approach Lighting System (MALS) 9.7.4.

a. Type lampu adalah menyala tetap 9.7.5.6

b. Terdiri dari lampu yang membentuk garis tengah dan crossbar

9.7.5.1

c. Jarak interval antar lampu atau barrete adalah 30 m

9.7.5.3

d. Lokasi berawal 900 m dari runway threshold hingga 30 m dari threshold

9.7.5.1

e. Warna lampu putih 9.7.5.6

f. Terdapat cross bar pada jarak 300 m dari threshold jika menggunakan barrete

9.7.5.1

g. Terdapat cross bar pada jarak 130 m, 450 m, 600 m dan 750 m dari threshold jika menggunakan lampu

9.7.5.11

h. Jika perpanjangan garis tengah berbentuk barrette, masing-masing barrete dipasang Capacitor Discharge Light

9.7.5.9

i Masing-masing Capacitor Discharge Light berkedip 2 kali dalam 1 detik, berurutan dimulai dari lampu paling luar dan diteruskan menuju threshold dan memakai sirkuit terpisah dari lampu approach lainnya

9.7.5.10

Precision Approach Category I Lighting System 9.7.5.

a. Type lampu adalah menyala tetap 9.7.5.6

b. Terdiri dari lampu yang membentuk garis tengah dan crossbar

9.7.5.1

c. Jarak interval antar lampu atau barrete adalah 30 m

9.7.5.3

d. Lokasi berawal 900 m dari runway threshold hingga 30 m dari threshold

9.7.5.1

e. Warna lampu putih 9.7.5.6

f. Terdapat cross bar pada jarak 300 m dari threshold jika menggunakan barrete

9.7.5.1

g. Terdapat cross bar pada jarak 130 m, 450 m, 600 m dan 750 m dari threshold jika

9.7.5.11

Page 141: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 94

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

menggunakan lampu

h. Jika perpanjangan garis tengah berbentuk barraette, masing-masing barrete dipasang Capacitor Discharge Light

9.7.5.9

i. Masing-masing Capacitor Discharge Light berkedip 2 kali dalam 1 detik, berurutan dimulai dari lampu paling luar dan diteruskan menuju threshold dan memakai sirkuit terpisah dari lampu approach lainnya

9.7.5.10

Approach Category II and III Lighting System 9.7.6

a. Terdiri dari lampu atau barrete yang membentuk garis tengah dan crossbar

9.7.6.1

b. Lokasi berawal 900 m dari runway threshold hingga 30 m dari threshold jika konfigurasi dibentuk dari lampu

9.7.6

c. Lokasi berawal 900 m dari runway threshold hingga 60 m dari threshold jika konfigurasi dibentuk dari barrete

9.7.6

d. Jarak interval antar lampu atau barrete 30 m

9.7.6.3

e. Sistem harus mempunyai dua baris lampu sisi yang memanjang dari 30 m sampai dengan 270 m dari threshold, dan dua crossbar di 150 m dan di di 300 m dari threshold

9.7.6.1

f. Bagian barrette yang membentuk garis tengah dan crossbar memancarkan warna putih dan side row barrete memancarkan warna merah dengan peletakan side row barrete sejajar dengan TDZ

9.7.6.11; 9.7.6.17; 9.7.6.18

g. Jika garis tengah yang melebihi 300 m dari threshold terdiri dari barrette maka masing-masing barrette yang melebihi 300 m harus ditambah dengan capasitordischarge light

9.7.6.15

h. Masing-masing Capacitor Discharge Light berkedip 2 kali dalam 1 detik, berurutan dimulai dari lampu paling luar dan diteruskan menuju threshold dan memakai sirkuit terpisah dari lampu approach lainnya

9.7.6.16

2 SISTEM INDIKATOR KEMIRINGAN APPROACH VISUAL (VISUAL APPROACH SLOPE INDICATOR SYSTEMS)

9.9

PAPI 9.9.4

a. Terdiri dari 4 unit lampu 9.9.4.1

b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai dari lampu yang terdekat dengan runway edge adalah 2° 30’, 2° 50’, 3° 10’ dan 3° 30’ kecuali jika runway dilengkapi dengan ILS/MLS maka sudut menjadi 2° 25’, 2° 45’, 3° 15’ dan 3° 35’.

9.9.1.1 huruf (d)

c. Penempatan PAPI terletak di sisi kiri runway dari arah pendaratan dan jarak PAPI yang terdekat dengan runway edge adalah 15 m dengan toleransi ± 1 m, dan untuk jarak

gambar 9.9.4

antar lampu yang lain adalah 9 m dengan toleransi ± 1 m

d. Unit lampu harus dipasang serendah mungkin dan dibuat dari bahan yang mudah pecah.

9.9.4.5

APAPI 9.9.4

a. Terdiri dari 2 unit lampu 9.9.4.2

b. Masing-masing sudut yang terbentuk mulai dari lampu yang terdekat dengan runway edge adalah 2° 45’ dan 3° 15’,

9.9.1.1 huruf (d)

Page 142: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 95

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

c. Penempatan PAPI terletak di sisi kiri runway dari arah pendaratan dan jarak PAPI yang terdekat dengan runway edge adalah 10 m dengan toleransi ± 1 m, dan untuk jarak antar lampu yang lain adalah 6 m dengan toleransi ± 1 m

gambar 9.9.4

d. Unit lampu harus dipasang serendah mungkin dan dibuat dari bahan yang mudah pecah.

9.9.4..5

3 LAMPU RUNWAY

Lampu Runway Edge

a. Merupakan lampu menyala tetap 9.11.1.4

b. Memancarkan cahaya variabel putih 9.11.1.4

c. Pada jarak 600 m atau sepertiga dari panjang runway, mana yang lebih kecil, dihitung dari ujung runway arah take off atau landing, lampu harus terlihat berwarna kuning

9.11.1.4 huruf (b)

d. Intensitas harus kurang dari 50 cd kecuali pada bandar udara tanpa penerangan luar (extraneous lighting)

9.11.1.16

e. Sistem penerangan runway edge intensitas rendah memiliki 1 tahapan pengaturan penerangan

9.11.2.1

f. Sistem penerangan runway edge intensitas menengah memiliki 3 tahapan pengaturan penerangan

g. Sistem penerangan runway edge intensitas tinggi memiliki 5 atau 6 tahapan pengaturan penerangan

h. Lampu runway edge harus ditempatkan di sepanjang kedua sisi runway,

9.11.3

i. Jarak Longitudinal Lampu Runway Edge untuk instrument runway, tidak lebih dari 60 m sedangkan untuk non-instrument runway, tidak lebih dari 100 m

9.11.4.1

j. Jarak lateral tidak lebih dari 3 m dari garis tepi runway

9.11.5.1

k. Jika lebar runway < 30 m, penempatan lampu harus membentuk lebar runway 30 m

9.11.5.2

l. Karakteristik Lampu Runway Edge Intensitas Rendah dan Menengah

9.11.6

1. Berupa lampu fixed omni-directional 9.11.6.1

2. Memancarkan warna putih variabel

3. Intensitas lampu minimum untuk lampu runway edge intensitas rendah Beam utama, antara 0º dan 7º diatas horisontal,

9.11.6.2

Harus memiliki rata-rata minimum tidak kurang dari 100 cd, dan rata-rata intensitas maksimum tidak lebih dari 200 cd

4. Intensitas lampu minimum untuk lampu runway edge intensitas menengah Beam utama, antara 0º dan 7º di atas horisontal, harus memiliki rata-rata intensitas minimum tidak kurang dari 200 cd, dan rata-rata intensitas maksimum tidak lebih dari 600 cd.

9.11.6.4

m Karakteristik lampu runway edge intensitas tinggi

9.11.7

1. Berupa lampu fixed unidirectional dengan beam utama diarahkan ke

9.11.7.1

Page 143: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 96

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

threshold

2. Cakupan beam lampu 3.5° pada runway dengan lebar 30-45 m dan 4.5° pada runway dengan lebar 60 m

9.11.7.2

3. Memancarkan warna putih variabel kecuali untuk lampu yang ditempatkan dalam jarak 600 m dari ujung runway harus memancarkan sinar warna kuning.

9.11.7.3

Lampu Runway Threshold

a. Penempatan lampu runway threshold

1. Jika threshold berada di ujung runway – sedekat mungkin dengan ujung runway dan tidak boleh lebih dari 3 m di luar ujung runway atau 1 m di dalam ujung runway

9.12.2 huruf (a)

2. Jika pada displaced threshold – pada displaced threshold dengan toleransi ± 1 m.

9.12.2

b. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas Rendah dan Menengah (Non-Instrument or Non-Precision Runway)

9.12.3.

1. Terdiri dari 10 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 30 m

9.12.3.1 huruf (a)

5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; dan

9.12.3.1 huruf (a) butir i

5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya

9.12.3.1 huruf (a) butir ii

2. 14 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m

9.12.3.1 huruf (b)

7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; dan

9.12.3.1 huruf (b)b butir i

7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya;

9.12.3.1 huruf (b) butir ii

3. 16 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 60 m,

9.12.3.1 huruf (c)

8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; dan

9.12.3.1 huruf (c) butir i

8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya

9.12.3.1 huruf (c) butir ii

c. Pola alternatif ( hanya untuk Bandar udara yang operasionalnya dominan digunakan untuk flying school dan general aviation)

9.12.3.4

1. Lampu omnidirectional, satu di setiap ujung threshold dan segaris dengan lampu runway edge; dan

9.12.3.4

2. 6 lampu unidirectional dengan interval yang sama antara 2 lampu omnidirectional

9.12.3.4

d. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas Tinggi (precision approach runway, terdiri dari :

9.12.4

1. Wing bar; 9.12.4

Page 144: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 97

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

2. 15 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 30 m,

9.12.4

5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge;

9.12.4

5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge

9.12.4

3. 21 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 45 m

9.12.4

7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge;

9.12.4

7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m ditengah lampu runway threshold;

9.12.4

7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge;

9.12.4

4. 22 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 60 m

9.12.4

8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 3 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge

9.12.4

6 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 3 m ditengah lampu runway threshold;

9.12.4

8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 3 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge.

9.12.4

5. Lampu runway threshold harus berupa lampu inset jika:

9.12.5

Threshold secara permanen di-displaced; atau

9.12.5

Threshold juga dilengkapi dengan lampu threshold intensitas tinggi; atau

9.12.5

Tidak dapat dipasang lampu elevated 9.12.5

e. Karakteristik Lampu Runway Threshold Intensitas Rendah dan Menengah

9.12.6

1. Lampu bagian dalam (inner) harus berupa lampu fixed unidirectional memancarkan warna hijau dengan menghadap arah approach tidak kurang dari 38° atau lebih dari 180° di atas azimuth

9.12.6 huruf (b)

2. Distribusi lampu pada arah approach harus sedekat dan sepraktis mungkin dengan distribusi lampu runway edge;

9.12.6 huruf (c)

3. Intensitas lampu warna hijau 1 hingga 1,5 kali intensitas lampu runway edge

9.12.6 huruf (d)

f. Karakteristik Lampu Runway Threshold Intensitas Tinggi

9.12.7

1. Berupa lampu fixed 9.12.7

2. Memancarkan warna hijau menghadap arah approach

9.12.7

Lampu Runway End 9.13.2

a. Lokasi Lampu Runway End

1. Jika ujung runway berada pada bagian terujung dari runway – sedekat mungkin

9.13.2 huruf (a)

Page 145: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 98

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

dengan bagian terujung dan tidak lebih dari 3 m di luar, atau 1 m dibagian terujung

2. Jika ujung runway tidak berada dibagian terujung runway, diletakkan di ujung runway, dengan toleransi ± 1 m

9.13.2 huruf (b)

3. Pada taxiway untuk keluar dari runway 9.13.2 huruf (c)

4. Pada area runway turning 9.13.2 huruf (c)

5. Pada area lain yang serupa 9.13.2 huruf (c)

6. Lampu Runway End harus harus diletakkan pada lokasi sehingga pesawat yang menggunakan area tidak perlu melewati barisan lampu merah yang mencakup lampu-lampu Runway End.

9.13.2

b. Pola Lampu Runway End untuk Intensitas Rendah dan Medium (Non-instrument atau non-precision runway)

9.13.3.1

1. 6 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 30 m

9.13.3 .1 huruf (a)

3 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge; dan

9.13.3 .1 hruf (a) butir i

3 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge lainnya

9.13.3.1 huruf (a) butir ii

2. 8 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m

9.13.3.1 huruf (b)

4 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge; dan

9.13.3.1 huruf (b) butir

i

lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dengan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge lainnya

9.13.3.1 huruf (b) butir

ii

3. 8 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 60 m

9.13.3.1 huruf (c)

4 lampu unidirectional berjarak interval 2,4 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge;

9.13.3.1 huruf (c)

butir i

4 lampu unidirectional berjarak interval 2,4 m dan lampu terluar sejajar dengan barisan lampu runway edge lainnya

9.13.3.1 huruf (c) butir

ii

c. Pola Lampu Runway End Intensitas Tinggi (precision approach runway)

9.13.4

1. 8 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 30 m

9.13.4.1

3 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge

9.13.4.1 huruf (a) butir i

2 lampu unidirectional berjarak interval 4,6 m ditengahnya; dan

9.13.4.1 huruf (a) butir ii

3 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge lainnya

9.13.4.1 huruf (a) butir iii

2. 11 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m

9.13.4.1 huruf (b)

4 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar

9.13.4.1 huruf (b) butir i

Page 146: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 99

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

dengan barisan lampu runway edge

3 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m ditengahnya; dan

9.13.4.1 huruf (b) butir ii

4 lampu unidirectional berjarak interval 4,8 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge lainya

9.13.4.1 huruf (b) butir iii

3. 12 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 60 m

9.13.4 huruf (c)

4 lampu unidirectional berjarak interval 6 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge

9.13.4 huruf (c) butir i

4 lampu unidirectional berjarak interval 6 m ditengahnya

9.13.4 huruf (c) butir ii

4 lampu unidirectional berjarak interval 6 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge

9.13.4 huruf (c) butir iii

d. Karakteristik Lampu runway end Intensitas Rendah dan Medium

9.13.5

1. Lampu fixed unidirectional 9.13.5.1 huruf (a)

2. Memancarkan warna merah dengan menghadap arah runway tidak kurang dari 38° atau lebih dari 180° di atas azimuth;

9.13.5.1 huruf (a)

3. Intensitas lampu merah harus < 1/4 dan tidak lebih 1/2 dari intensitas lampu runway edge

9.13.5.1 huruf (b)

4. Distribusi lampu menghadap runway harus sedekat mungkin dengan lampu runway edge

9.13.5.1 huruf (c)

e. Lampu runway end intensitas rendah dan medium harus berupa lampu inset jika :

9.13.5.2

1. Runway juga dilengkapi dengan lampu runway end intensitas tinggi

9.13.5.2 huruf (a)

2. Tidak dapat dipasang elevated light 9.13.5.2 huruf (b)

f. Karakteristik Lampu Runway End Intensitas Tinggi

9.13.6

1. Lampu inset fixed unidirectional 9.13.6 huruf (a)

2. Memancarkan warna merah dengan menghadap arah runway

9.13.6 huruf (a)

Threshold Wing Bars

a. Digunakan pada kondisi :

1. Pada type runway precision approach runway, jika secara operasional disyaratkan threshold pada malam hari terlihat lebih jelas

9.12.8.1 huruf (a)

2. Pada type runway non precision atau precision approach runway, terdapat temporary displaced threshold

9.12.8.1 huruf (b)

b. Penempatan Threshold wing bar :

1. Ditempatkan secara simetris pada kedua sisi threshold

9.12.8.1 huruf (c)

2. Masing-masing wing bar terdiri dari 5 lampu yang terpisah sejauh 2,4 m

9.12.8.1 huruf (c) butir i

3. Pada sudut yang tepat terhadap runway centerline

9.12.8.1 huruf (c) butir ii

c. Karakteristik Threshold Wing Bar

1. Berupa lampu undirectional permanen 9.12.8.2 huruf (a) butir i

2. Berwarna hijau 9.12.8.2 huruf (a) butir i

3. Menghadap arah approach 9.12.8.2 huruf (a) butir i

Page 147: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 100

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

Lampu Identifikasi Runway Threshold

a. Harus digunakan pada kondisi :

1. Di threshold non-precision approach runway saat tambahan kejelasan threshold diperlukan atau jika tidak dapat mengadakan alat bantu penerangan approach lainnya

9.12.8.3 huruf (a)

2. Di bandar udara dengan layout runway/taxiway di sekitar threshold

9.12.8.3 huruf (a)

b. Lokasi lampu identifikasi runway threshold :

1. Sejajar dengan thresholdnya dan kurang lebih 10 m di luar setiap garis lampu runway edge untuk permanent threshold atau permanent displaced threshold

9.12.8.4 huruf (a)

2. Apabila tidak ada kondisi displaced threshold maka : 9.12.8.4 huruf

(a)

1. 12 m hingga 15 m di luar masing-masing garis lampu runway edge

2. Segaris dengan threshold.

3. Jarak lateral hingga 20 m dari garis lampu runway edge

4. Jarak longitudinal hingga 12 m sebelum threshold.

5. Tinggi maksimum di atas permukaan tidak lebih 1 m.

c. Karakteristik lampu identifikasi runway threshold.

1. Lampu berkedip (flashing)

2. Kedipan (flashes) lampu adalah 60-120 per menit

3. Warna sinar lampu putih 9.12.8.5

4. Jarak minimum pancaran pada kondisi sinar matahari cerah berkisar 7 km

5. Sumbu beam masing-masing unit lampu harus diarahkan 15° ke luar dari garis yang paralel dengan runway centre line dan miring dengan sudut 10° di atas horisontal

Penerangan Runway sebelum displaced Threshold

a. Jika bagian runway yang dapat digunakan oleh pesawat udara berada sebelum displaced threshold, yaitu untuk take-off dan landing dari arah berlawanan, lampu runway edge di bagian runway ini harus :

9.12.8.6 huruf (a)

1. Memancarkan sinar warna merah pada arah mendekati displaced threshold

9.12.8.6 huruf (a) butir i

2. Memancarkan sinar warna putih ke arah yang berlawanan, atau kuning yang sesuai untuk precision approach runway

9.12.8.6 huruf (a) butir ii

3. Intensitas lampu runway edge warna merah harus tidak kurang dari1/4, dan tidak lebih dari1/2 intensitas lampu warna putih runway edge

9.12.8.6 huruf (b)

4. Lampu runway edge harus bi-directional light fitting atau separate light fitting yang dipasang saling membelakangi

9.12.8.6 huruf (c)

5. Jika bagian dari runway sebelum threshold yang dipindahkan ditutup untuk operasi pesawat udara, semua lampu runway yang ada di posisi tersebut harus dimatikan

9.12.8.6 huruf (d)

Lampu Runway Turn Pad

a. Letak di tepi daerah turn pad 9.14.1.1

b. Warna lampu biru dan type lampu tetap (fixed)

9.14.1.1

c. Jaraknya tidak kurang dari 0,6 m dan tidak

Page 148: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 101

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

lebih dari 1,8 m di luar tepi turn pad

d. Jarak interval tidak lebih dari 15 m 9.14.1

e. Jika awal dari kemiringan runway turn pad lebih dari 10 m dari lampu runway edge sebelumnya maka lampu tepi berwarna biru harus berada diawal daerah berputar/turning

9.14.1

f. Harus disediakan untuk menandai perubahan arah (kemiringan) di sepanjang sisi turn pad.

9.14.1

Lampu Stop Way

a. Harus ditempatkan di sepanjang kedua sisi stopway sejajar dengan lampu runway edge dan dipasang hingga ujung stopway

9.15.1.2

b. Interval lampu stopway tidak lebih dari jarak pada lampu runway edge

9.15.1.3

c. Pasangan lampu terakhir ditempatkan di ujung stopway (stopway end)

9.15.1.3

d. Ujung stopway (stopway end) harus ditegaskan paling sedikit 2 lampu stopway yang ditempatkan memotong ujung stopway (stopway end) di antara pasangan terakhir lampu stopway

9.15.1.4

e. Karakteristik lampu stop way :

1. Lampu fixed dan unidirectional 9.15.2 huruf (a)

2. Menunjukkan warna merah mengarah ke runway

9.15.2 huruf (a)

3. Tidak terlihat oleh pilot yang melakukan pendaratan melalui atas stopway

9.15.2 huruf (a)

4. Distribusi lampu yang mengarah ke runway harus sesedekat mungkin seperti distribusi lampu runway edge

9.15.2 huruf (b)

5. Intensitas lampu warna merah tidak boleh kurang dari 1/4, dan tidak boleh lebih dari 1/2 intensitas lampu runway edge

9.15.2 huruf (c)

Lampu Runway Center Line Untuk precision approach runway Category II atau III

a. Ditempatkan mulai dari threshold hingga ke ujung dengan jarak longitudinal kurang lebih:

9.16.2.1

1. 15 m untuk runway yang ditujukan untuk digunakan dengan kondisi Runway Visual Range kurang dari 300 m

9.16.2.1 huruf (a)

2. 30 m untuk runway yang ditujukan untuk digunakan dengan kondisi Runway Visual Range 300 m atau lebih

9.16.2.1 huruf (b)

b. Jarak lampu terhadap marka runway center line tidak lebih dari 0.6 m

9.16.2.2

c. Penggeseran letak lampu terhadap marka harus ke arah sisi kiri pesawat yang akan mendarat

9.16.2.3

d. Jika runway digunakan dari kedua arah, patokan yang digunakan adalah arah yang paling banyak digunakan untuk pendaratan

9.16.2.3

e. Jenis lampu harus inset dan fixed 9.16.3.1

f. Memancarkan warna putih dari threshold hingga ke titik 900 m dari ujung runway (runway end)

9.16.3.1

g. Dari titik 900 m hingga 300 m dari ujung runway (runway end), pola lampunya harus dua lampu merah diikuti dua lampu putih

9.16.3.1

Page 149: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 102

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

h. 300 m terakhir sebelum ujung runway (runway end), lampunya harus menunjukkan warna merah.

9.16.3.1

Lampu Runway Touchdown Zone Untuk precision approach runway Category II atau III

a. Merentang dari threshold untuk jarak sepanjang 900 m

9.17.2.1

b. Panjang runway kurang dari 1800 m sistem harus memperpendek sehingga tidak melampaui titik tengah runway

9.17.2.1

c. Terdiri dari suatu seri lampu atau barrettes yang membentuk garis melintang, ditempatkan secara simetris di kedua sisi dari runway centreline

9.17.2.1

d. Setiap barrette harus berisikan 3 unit lampu yang berjarak 1,5 m satu sama lain

9.17.2.2

e. Lampu pada sisi paling dalam dari setiap barrette harus berada 9 m dari runway centreline yang sebenarnya

9.17.2.2

f. Pasangan pertama barrette harus ditempatkan pada jarak 60 m dari threshold

9.17.2.3

g. Barrette selanjutnya harus ditempatkan secara terpisah pada jarak longitudinal 30 m atau 60 m.

9.17.2.3

h. Lampu inset, fixed dan unidirectional 9.17.3.1

i. Memancarkan warna variabel putih 9.17.3.1

Lampu Simple Runway Touchdown Zone Untuk precision approach runway Category II atau III

a. Harus digunakan pada kondisi :

1. Sudut approach lebih dari 3,5 derajat dan/atau;

9.18.1

2. Landing Distance Available yang dikombinasikan dengan faktor lain yang meningkatkan resiko overrun.

9.18.1

b. Terletak di kedua sisi runway centerline di tepi upwind akhir marka touchdown zone

9.18.2

c. Jarak lateral antara sepasang lampu harus sama dengan jarak lateral marka touchdown zone.

9.18.2

d. Jika terdapat pada runway tanpa marka TDZ, lampu harus dipasang pada posisi yang dapat memberikan informasi TDZ yang sama

9.18.3.1

e. Merupakan lampu unidirectional menyala tetap

9.18.3.2

f. Memancarkan variabel putih 9.18.3.2

g. Diposisikan sejajar sehingga dapat dilihat oleh pilot yang mendaratkan pesawat dalam arah approach menuju runway

9.18.3.2

4 LAMPU TAXIWAY

Lampu Taxiway Edge 9.23

a. Disediakan di tepi taxiway, runway turn pad, holding bay dan apron yang ditujukan untuk penggunaan malam hari dan tidak dipasang centerline light

9.23.1

b. Ditempatkan di sepanjang kedua sisi taxiway

9.23.2.1

c. Ditempatkan berseberangan dengan lampu pasangannya

9.23.2.1

d. Dapat ditiadakan jika ternyata lampu tersebut akan ditempatkan pada suatu persimpangan dengan taxiway atau runway

9.23.2.2

Page 150: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 103

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

lainnya

e. Ditempatkan di luar tepian taxiway, dan berada:

9.23.2.3

1. Dalam jarak sama terhadap taxiway centre line, kecuali jika fillet yang tidak simetris disediakan

9.23.2.3 huruf (a)

2. Sedekat mungkin hingga 1,2 m ke taxiway edge, tapi tidak lebih dari 1,8 m, atau lebih dekat dari 0,6 m

9.23.2.3 huruf (b)

f. Karakteristik Lampu taxiway edge : 9.23.4

1. Lampu tetap (fixed) 9.23.4.1

2. Mengarah ke segala arah dengan memancarkan warna biru

9.23.4.1

3. Harus mampu dilihat hingga paling sedikit 75° di atas horisontal

9.23.4.1 huruf (a)

4. Harus mampu dilihat pada semua sudut di azimuth yang dibutuhkan untuk memberikan petunjuk bagi pilot pesawat udara yang sedang melaksanakan taxi dari arah yang lain.

9.23.4.1 huruf (b)

g. Pada persimpangan, exit atau kurva, lampu harus diselubungi (terlindungi), sehingga tidak dapat dilihat karena mungkin lampu-lampu tersebut bisa mengakibatkan kerancuan dengan lampu lainnya.

9.23.4.2

h. Intensitas tertinggi tidak boleh kurang dari 5 candela

9.23.4.3

Lampu Taxiway Center Line 9.24

a. Digunakan dalam kondisi precision approach Kategori II dan III

9.24.1.1

b. Digunakan dalam kondisi precision approach Kategori I dan terutama pada perpotongan taxiway yang komplek

9.24.1.2

c. Digunakan pada rapid exit taxiway yang ditujukan untuk penggunaan pada malam hari.

9.24.1.3

d. Karakteristik lampu taxiway centre line :

9.24.2

1. Lampu inset dan fixed 9.24.2.1

2. Memancarkan warna hijau pada taxiway exit taxiway lainnya

9.24.2.1 huruf (a)

3. Memancarkan warna hijau pada runway yang membentuk bagian dari standard taxi-route.

9.24.2.1 huruf (b)

e. Lampu Taxiway Centre Line pada exit taxiways, termasuk juga rapid exit taxiways, berupa

9.24.2.2

1. Lampu permanen dan inset 9.24.2.2

2. Memancarkan warna hijau dan kuning secara bergantian, dari titik dimana mereka mulai hingga ke garis perimeter daerah kritis ILS atau MLS atau tepi yang lebih rendah dari permukaan transisi bagian dalam (inner transitional surface), mana yang lebih jauh dari runway;

9.24.2.2 huruf

(a)

3. Memancarkan warna hijau dari titik tersebut dan terus ke arah di depannya

9.24.2.2 huruf (b)

f. Jika dilihat dari runway, lampu exit taxiway yang berlokasi paling dekat dengan garis perimeter atau tepian yang lebih rendah dari permukaan transisi bagian dalam (inner transitional surface), mana yang

9.24.2.3

Lebih jauh, harus memancarkan warna kuning.

Page 151: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 104

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

g. Lampu taxiway centreline digunakan untuk runway exit dan untuk tujuan entry, :

9.24.2.5

1. Warna lampu pada saat terlihat oleh seorang pilot pesawat udara yang memasuki runway harus menunjukkan warna hijau

9.24.2.5

2. Warna dari lampu yang terlihat oleh seorang pilot pesawat udara yang meninggalkan runway harus berwarna hijau dan kuning saling berseling

9.24.2.5

h. Lokasi Lampu Taxiway Centre line : 9.24.3

1. Ditempatkan pada garis tengah pada taxiway atau

9.24.3

2. Sejajar taxiway centre line dengan jarak tidak lebih dari 0,3 m

9.24.3

i. Jarak longitudinal lampu taxiway centre line pada bagian yang lurus dari taxiway:

9.24.4

1. Pada runway non-instrument, non precision atau precision approach Category I jaraknya 60 m dan pada sisa jarak 60 M Terakhir Sebelum Runway atau Apron adalah 15 m

9.24.4.1

2. Pada runway precision approach Category II jaraknya 30 m dan pada sisa jarak 60 M Terakhir Sebelum Runway atau Apron adalah 15 m

9.24.4.1

3. Pada runway precision approach Category III jaraknya 15 m dan pada sisa jarak 60 M Terakhir Sebelum Runway atau Apron adalah 7,5 m

9.24.4.1

j. Lampu taxiway centre line pada short straight section ( bagian taxiway yang lurus dengan panjang kurang dari 180 meter) harus ditempatkan dengan jarak tidak lebih dari 30 m

9.24.4.2

k. Taxiway yang menuju ke runway, lampu terakhir tidak boleh lebih dari 1 m di luar barisan lampu runway edge

9.24.4.3

l. Bagian taxiway yang berubah dari lurus menjadi melengkung, lampu taxiway centre line harus tetap berlanjut dari bagian yang lurus tersebut dengan jarak yang sama terhadap tepi luar taxiway

9.24.4.4

m Jarak longitudinal lampu taxiway centreline pada bagian taxiway yang melengkung :

9.24.4.5

1. Taxiways digunakan pada runway non-instrument, non-precision, atau precision approach Category I or II :

9.24.4.5

Pada kurva dengan radius 440 m atau kurang jaraknya 15 m

9.24.4.5

Pada kurva dengan radius lebih dari 440 m jaraknya 30 m

9.24.4.5

Pada bagian lurus sebelum dan sesudah kurva gunakan jarak yang sama seperti pada bagian lurus sesudahnya

9.24.4.5

2. Taxiway yang digunakan pada Runway precision approach Category III :

9.24.4.5

Pada kurva dengan radius 440 m atau kurang jaraknya 5 m

9.24.4.5

Pada kurva dengan radius lebih dari 440 m jaraknya 15 m

9.24.4.5

Pada bagian lurus sebelum dan sesudah kurva Jarak yang sama seperti pada

9.24.4.5

Page 152: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 105

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

kurva yang merentang 60 m sebelum dan sesudah kurva

n. Lampu taxiway centreline pada exit taxiways, selain rapid exit taxiways, harus:

9.24.5

1. Dimulai pada titik singgung (tangent point) pada runway

9.24.5 huruf (a)

2. Lampu pertamanya berada di posisi 1,2 m dari runway centre line pada sisi taxiway

9.24.5 huruf (b)

3. Ditempatkan pada jarak interval longitudinal yang sama, tidak lebih dari 7,5 m

9.24.5 huruf (c)

o. Lampu Taxiway Centre Line pada Rapid Exit Taxiway harus :

9.24.6

1. Dimulai paling tidak 60 m sebelum titik singgung (tangent point)

9.24.6.1 huruf (a)

2. Pada bagian dari taxiway yang paralel dengan runway centre line, berjarak 1,2 m dari runway centre line pada sisi taxiway

9.24.6.1 huruf (b)

3. Berlanjut dengan jarak spasi yang sama hingga pada titik di taxiway center line di mana pesawat udara dapat menurunkan kecepatannya hingga pada kecepatan taxiing normal

9.24.6.1 huruf (c)

p. Pada rapid exit taxiway jarak interval longitudinal tidak lebih dari 15 m

9.24.6.2

Stop Bar 9.25

a. Stop Bar Harus :

1. Ditempatkan di seberang taxiway pada, atau tidak boleh lebih dari 0,3 m sebelum titik dimana diharapkan semua lalu lintas yang memasuki runway untuk berhenti;

9.25.2.1 huruf (a)

2. Terdiri dari lampu inset berjarak 3 m satu sama lain di seberang taxiway

9.25.2.1 huruf (b)

3. Ditempatkan secara simetris dan pada sudut tegak lurus terhadap taxiway centreline

9.25.2.1 huruf (c)

b. Karakteristik Stop Bar 9.25.3

1. Terdiri dari lampu dengan jarak interval sama yang tidak lebih dari 3 m melintasi taxiway

9.25.3.1

2. Memancarkan sinar merah dalam arah approach yang diarahkan ke perpotongan (intersection) atau posisi runway holding

9.25.3.1

Lampu Runway Guard 9.26

a. konfigurasi dari lampu runway guard

1. Konfigurasi A (atau Elevated Runway Guard Lights)

9.26.2.1 huruf (a)

memiliki lampu pada masing-masing sisi taxiway

2. Konfigurasi B (atau In-pavement Runway Guard Light)

9.26.2.1 huruf (b)

memiliki lampu yang melintasi taxiway

b. Kinerja dari lampu runway guard Konfigurasi A

9.26.3.3

1. Lampu pada masing-masing pasangan dinyalakan secara bergantian dengan 30 hingga 60 siklus per menit

9.26.3.3 huruf (a)

2. Periode pemadaman dan penerangan dari masing-masing lampu dalam satu pasangan harus sama namun dengan

9.26.3.3 huruf (b)

Page 153: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 106

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

durasi yang berlawanan

3. Sebaran sinar harus unidirectional dan diarahkan sehingga pusat sinar melalui taxiway centre line pada suatu titik 60 m sebelum runway holding position

9.26.3.3 huruf (c)

c. Kinerja lampu runway guard Konfigurasi B

9.26.3.4

1. Lampu di dekatnya harus dinyalakan secara bergantian dan lampu alternatif menyala secara serentak;

9.26.3.4 huruf (a)

2. Lampu-lampu tersebut dinyalakan antara 30 dan 60 siklus per menit, dan periode pemadaman serta penerangan harus sama dan berlawanan pada setiap lampu

9.263.4 huruf (b)

3. Sebaran sinar harus unidirectional dan diselaraskan sehingga dapat terlihat oleh pilot pesawat udara yang sedang taxiing ke holding position

9.26.3.4 huruf (c)

Lampu Posisi Runway Holding 9.27

a. Pola dan Lokasi Lampu Runway Holding Position

9.27.2

1. Terdiri dari 1 elevated light di masing-masing sisi taxiway

9.27.2

2. Terletak segaris dengan lampu tepi taxiway dan marka posisi runway holding, marka posisi intermediate-holding atau marka perpotongan taxiway

9.27.2

b. Karakteristik Lampu Posisi Runway Holding

9.27.3

Lampu posisi intermediate-holding elevated harus :

9.27.3

Lampu permanen omnidirectional yang memancarkan sinar kuning

9.27.3 huruf (a)

Mempunyai sebaran lampu sedekat mungkin dengan lampu tepi taxiway

9.27.3 huruf (b)

Lampu Intermediate-Holding Position 9.28

a. Pola dan Lokasi Lampu Intermediate Holding Position

9.28.2

1. Lampu intermediate holding position harus berisikan paling tidak 3 lampu inset

9.28.2

2. Jarak 1,5 m satu sama lain 9.28.2

3. Posisi simetris, dan tegak lurus terhadap taxiway centreline

9.28.2

4. Ditempatkan tidak lebih dari 0.3 m sebelum marka intermediate holding position atau marka taxiway intersection.

9.28.2

b. Karakteristik Lampu Intermediate Holding Position

9.28.3

1. Lampu Inset permanen unidirectional yang memancarkan sinar kuning

9.28.3 huruf (a)

2. Sejajar sehingga dapat dilihat oleh penerbang pesawat udara yang mendekati posisi holding

9.28.3 huruf (b)

3. Mempunyai sebaran lampu sedekat mungkin dengan lampu taxiway center line

9.28.3 huruf (c)

Lampu road-holding position 9.29

a. Lokasi lampu road-holding position 9.29.2

Terletak dekat dengan marka holding position 1.5 m (±0.5 m) dari salah satu sisi jalan, yaitu sebelah kiri atau kanan,

9.29.2

Page 154: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 107

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

disesuaikan dengan peraturan lokal lalu lintas.

b. Karakteristik lampu road-holding position

9.29.3

1. Terdiri dari lampu lalu lintas merah (berhenti) / hijau (jalan) terkontrol atau;

9.29.3 huruf (a) butir i

2. Lampu merah berkedip 9.29.3 huruf (a) butir ii

3. Sinar lampu road-holding position harus unidirectional dan sejajar

9.29.3 huruf (b)

4. Intensitas sinar lampu harus tidak boleh menyilaukan pengemudi

9.29.3 huruf (c)

5. Frekuensi kedipan lampu merah harus antara 30 hingga 60 kedipan permenit

9.29.3 huruf (d)

5 LAMPU APRON

Lampu Tepi Apron 9,32

Karakteristik Lampu Apron edge 9.32.2

1. Lampu tetap (fixed)

2. Mengarah ke segala arah dengan memancarkan warna biru

9.32.2

3. Harus mampu dilihat hingga paling sedikit 75° di atas horisontal

9.32.2

4. Harus mampu dilihat pada semua sudut di azimuth yang dibutuhkan untuk memberikan petunjuk bagi pilot pesawat udara yang sedang melaksanakan taxi dari arah yang lain.

9.32.2

Lampu Apron Floodlighting 9,33

a. Lokasi Apron Floodlighting 9.33.2

1. Ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan yang cukup di seluruh area layanan apron yang ditujukan untuk penggunaan di malam hari

9.33.2 huruf (a)

2. Ditempatkan dan dilapisi sedemikian rupa sehingga meminimalkan sinar atau pantulan langsung kepada penerbang yang berada di pesawat udara yang sedang dalam penerbangan atau di darat, pemandu lalu lintas penerbangan (air traffic controllers), dan personil di apron

9.33.2 huruf (b)

3. Posisi parkir pesawat udara harus dapat menerima apron floodlighting dari dua arah atau lebih untuk meminimalkan bayangan

9.33.2 huruf (d)

4. Tiang apron floodlighting tidak boleh masuk ke daerah obstacle limitation surfaces

9.33.2 huruf (e)

b. Karakteristik Apron Floodlighting 9.33.3

1. apron floodlighting disebarkan ke seluruh fase dari sistem sumber daya tiga-fase untuk menghindari efek stroboscopic

9.33.3 huruf (a)

2. Distribusi spectral dari sinar apron floodlights harus membuat warna marka yang digunakan untuk pergerakan pesawat udara, maupun untuk permukaan dan marka obstacle dapat diidentifikasi dengan benar. Lampu monochromatic tidak boleh digunakan

9.33.3 huruf (b)

3. Penerangan rata-rata apron untuk pesawat yang lebih besar harus :

9.33.3 huruf (c)

Pada aircraft parking position :

Page 155: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 108

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

Untuk iluminasi horisontal – 20 lux dengan rasio keseragaman (uniformity ratio) [rata-rata terhadap minimum] tidak lebih dari 4

9.33.3 huruf (c) butir i

Untuk iluminasi vertikal – 20 lux pada ketinggian 2 m di atas apron pada arah parkir yang relevan, paralel terhadap aeroplane centre line

9.33.3 huruf (c) butir i

Pada area apron lainnya : 9.33.3 huruf (c) butir ii

Iluminasi horizontal 50 persen dari iluminasi rata-rata pada posisi parkir pesawat udara dengan rasio keseragaman (uniformity ratio) [rata-rata terhadap minimum) tidak lebih dari 4 terhadap 1.

9.33.3 huruf (c) butir ii

4. Kontrol Peredupan Cahaya dapat d diturunkan menjadi tidak kurang dari 50 persen dari nilai normalnya

9.33.3 huruf (e)

5. Untuk apron yang digunakan oleh pesawat udara yang lebih besar, apron floodlighting harus :

9.33.3 huruf (f)

Dimasukkan ke dalam sistem pasokan tenaga listrik sekunder bandar udara

9.33.3 huruf (f) butir i

Memiliki kemampuan untuk dapat dihidupkan kembali setelah terputusnya pasokan listrik hingga 30 detik dan mencapai tingkat iluminasi tidak kurang dari 50 persen nilai normal hanya dalam tempo 60 detik

9.33.3 huruf (f) butir ii

VISUAL DOCKING GUIDANCE SYSTEMS 9,34

a. Karakteristik Visual Docking Guidance Systems

9.34.2

1. harus menyediakan pemandu azimuth dan stopping 9.34.2.1

2. Unit pemandu azimuth dan stopping position indicator harus dapat digunakan dalam semua jenis cuaca, jarak pandang, penerangan background, dan kondisi perkerasan yang menjadi tujuan pemasangan sistem tersebut, baik pada siang hari maupun malam hari, dan tidak boleh menyilaukan untuk penerbang

9.34.2.2

3. Unit petunjuk azimuth dan indikator stopping position harus :

9.34.2.3

memberikan indikasi yang jelas kepada penerbang jika salah satu atau keduanya tidak berfungsi;

9.34.2.3 huruf (a)

lampu-lampu tersebut dapat dimatikan 9.34.2.3 huruf (b)

4. Sistem tersebut harus dapat digunakan oleh semua jenis pesawat udara yang ditujukan untuk menggunakan posisi parkir pesawat udara tersebut tanpa ada pemberlakuan operasi khusus

9.34.2.6

5. Jika pemberlakuan operasi khusus diperlukan, maka sistem tersebut harus menyediakan suatu indikasi dari jenis pesawat udara yang akan dipilih baik kepada penerbang atau operator sebagai suatu cara untuk memastikan bahwa sistem telah disiapkan dengan benar

9.34.2.7

b. Unit Petunjuk Azimuth - Lokasi 9.34.3

1. Ditempatkan pada atau di dekat parking 9.34.3.1

Page 156: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 109

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

position centreline menghadap ke arah pesawat udara

2. Sinyalnya dapat dilihat dari cockpit pada saat melakukan docking manoeuvere

9.34.3.1

3. Dapat diselaraskan untuk digunakan paling tidak oleh penerbang yang menggunakan kursi kiri

9.34.3.1

c. Karakteristik Unit Petunjuk Azimuth 9.34.4.

1. Harus memberikan petunjuk kiri/kanan secara jelas yang memungkinkan penerbang mendapatkan dan mempertahankan garis lead-in tanpa harus kelebihan kontrol (over control).

9.34.4.1

2. Apabila petunjuk azimuth diindikasikan oleh perubahan warna, warna hijau harus digunakan mengindentifikasi garis tengah dan warna merah untuk deviasi terhadap garis tengah

9.34.4.2

d. Lokasi Stopping Position Indicator 9.34.5

1. Harus ditempatkan bersamaan dengan, atau cukup dekat dengan, unit petunjuk azimuth

9.34.5.1

2. Harus dapat digunakan paling tidak oleh penerbang yang duduk di kursi kiri

9.34.5.2

e. Karakteristik Stopping Position Indicator

9.34.6

1. Informasi stopping position yang disediakan oleh indikator untuk jenis pesawat udara tertentu harus

Memperhitungkan rentang variasi ketinggian mata penerbang dan/atau sudut pandang.

9.34.6.1

2. Stopping Position Indicator harus menunjukkan posisi berhenti pesawat udara tersebut, dan harus menyediakan closing rate information yang memungkinkan penerbang dapat menurunkan secara bertahap kecepatan pesawat udara hingga ke sepenuhnya berhenti di posisi berhenti yang

9.34.6.2

3. Stopping Position Indicator harus menyediakan closing rate information untuk jarak minimal 10 m

9.34.6.3

4. Warna hijau harus digunakan untuk menunjukkan bahwa pesawat udara dapat tetap bergerak

9.34.6.4

5. Warna merah untuk menunjukkan bahwa titik berhenti telah dicapai

9.34.6.4

6. Warna ketiga yang dapat digunakan untuk mengingatkan bahwa titik berhenti telah hampir dicapai

9.34.6.4

f. Rambu Parking Position Identification 9.34.7

1. Dapat dilihat dengan jelas dari cockpit pesawat udara sebelum memasuki posisi parkir.

9.34.7.2

2. Berisikan kode rangkaian nomor atau nomor dan huruf warna putih dengan latar belakang hitam

9.34.7.3

3. Kode tersebut pada bagian pinggirnya diberi lampu neon warna hijau tabung untuk pencahayaan malam hari

9.34.7.3

g. Notifikasi Jenis Aircraft Docking Guidance Systems

9.34.8.

1. Jenis sistem yang dipasang diterbitkan dalam aeronautical information

9.34.8.1

Page 157: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 110

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

publications

2. Operator bandar udara harus memberitahu Ditjen Hubud rincian aircraft docking guidance system yang akan digunakan untuk operasi International

9.34.8.2

3. Informasi yang disediakan terdiri dari : 9.34.8.3

Jenis-jenis visual docking guidance system;

9.34.8.3 huruf (a)

Memungkinkan, untuk jenis-jenis sistem yang saat ini tidak dijelaskan dalam AIP Indonesia; dan

9.34.8.3 huruf (b)

Posisi parkir di mana sistem dipasang 9.34.8.3 huruf (c)

6 ADVANCED VISUAL DOCKING GUIDANCE SYSTEMS

9,35

a. Lokasi A-VDGS 9.35.2

1. A-VDGS harus terletak sedemikian rupa sehingga panduan tidak terhalang dan tanpa keraguan disediakan oleh personel yang bertanggung jawab,dan personel yang membantu, docking pesawat udara di sepanjang manuver docking

9.35.2.1

b. Karakteristik A-VDGS 9.35.3

1. Harus menyediakan informasi panduan pada tahap yang sesuai dalam manuver docking berikut ini :

9.35.3.1

Indikasi emergency stop; 9.35.3.1 huruf (a)

Tipe dan model pesawat udara yang menjadi tujuan dari penyediaan panduan;

9.35.3.1 huruf (b)

Indikasi pergeseran lateral pesawat udara relatif terhadap stand centre line;

9.3563.1 huruf (c)

Arah koreksi azimuth yang dibutuhkan untuk mengoreksi pergeseran dari stand centre line

9.35.3.1 huruf (d)

Indikasi jarak ke posisi stop; 9.35.3.1 huruf (e)

Indikasi ketika pesawat telah mencapai posisi stopping yang benar;

9.35.3.1 huruf (f)

Indikasi peringatan jika pesawat melebihi posisi stop yang seharusnya

9.35.3.1 huruf (g)

2. Harus mampu memberikan informasi pemanduan docking untuk semua kecepatan taxi pesawat udara selama manuver docking

9.35.3.2

3. Penyimpangan pesawat udara dari garis tengah stand lebih dari 1 m ketika dioperasikan dalam kondisi normal

9.35.3.3

4. Informasi terkait pergeseran lateral pesawat relatif terhadap garis tengah stand harus diberikan setidaknya 25 m sebelum posisi berhenti

9.35.3.6

5. Continuous closure distance dan closure rate harus diberikan sejak setidaknya 15 m sebelum posisi stop

9.35.3.7

7 AERODROME BEACON 9.4

LAMPU :

a. Warna : (pilihan)

- Putih dan warna lain (kedip bergantian) , untuk bandar udara internasional atau bandar udara pada daerah yang ramai

9.4.1.4

- Hijau , untuk bandar udara di daratan

Page 158: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 111

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

- Kuning, untuk bandar udara di perairan

b. Frekuensi Kedipan : 20 - 30 per menit 9.4.1.6

c. Pancaran Sinar : terlihat di semua sudut azimut

9.4.1.7

d. Distribusi intensitas cahaya : 9.4.1.8

Sudut Elevasi 1 sampai 2 derajat, Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna Putih adalah 25.000 candela

Sudut Elevasi 2 sampai 8 derajat, Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna Putih adalah 50.000 candela

Sudut Elevasi 8 sampai 10 derajat, Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna Putih adalah 25.000 candela

Sudut Elevasi 10 sampai 15 derajat, Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna Putih adalah 5.000 candela

Sudut Elevasi 15 sampai 20 derajat, Intensitas Efektif Minimum Kedipan Warna Putih adalah 2.000 candela

e. Intensitas efektif dari kedipan lampu berwarna tidak boleh kurang dari 0,15 kali intensitas kedipan lampu warna putih pada sudut elevasi yang berhubungan

9.4.1.9

8 LAMPU PEMBERI SINYAL 9.5.2

LAMPU :

a. Warna : merah, hijau, dan putih

b. Penyalaan : 1 warna, diikuti 2 warna lainnya

c. Pancaran sinar : diarahkan manual ke target

d. Penyampaian pesan : dengan kode morse internasional, kecepatan 6-8 kata per menit

9 WIND DIRECTION INDICATOR

MARKA :

a. terdiri dari kain berbentuk tabung memanjang (sleeve) dengan ujung mengerucut yang dipasang pada tiang 6,5 m di atas tanah.

8.5.2.1

b. dipasang pada tiang 6,5 m di atas tanah.

c. Ukurang sleeve : panjang 3,6 m , meruncing dari diameter 0,9 m ke 0,45 m

8.5.2.2

d Pada diameter 0,9 m dipasang kerangka

e. Ujung memanjang (sleeve) tetap terbuka 8.5.2.3

f. dipasang ke tiang sehingga dapat berputar dengan bebas

g. Warna kain : orange / orange - putih / merah - putih

8.5.2.4

h. berada di pusat lingkaran diameter 15 m, diwarnai hitam, dan dibatasi dengan :

8.5.2.5

- perimeter putih, lebar 1,2 m , atau

- 15 lingkaran dengan jarak sama, masing - masing berdiamter 0,75 m berwarna putih

LAMPU :

a. Jumlah : (pilihan)

- 4 lampu @ 200 W 240 V tungsten filament general purpose ditempatkan pada vertical elliptical industry reflectors atau round deep bowl reflectors,

- 8 lampu @ 120 W 240 V PAR 38 dalam reflectorless fitting

- jumlah lain, namun penerangan setara dengan diatas

b. Lokasi : (pilihan) 9.6.2.1

- 4 lampu : ditempatkan di antara 1.8 m

Page 159: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 112

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

dan 2.2 m di atas pertengahan tiang indikator, dan pada jarak radial di antara 1,7 m dan 1,9 m di sekeliling sumbu perputaran wind sleeve;

- 8 lampu : di antara 1,8 m dan 2,2 m di atas pertengahan tiang indikator, dan pada jarak radial di antara 1,7 m and 1,9 m di sekeliling sumbu perputaran wind sleeve;

c. Pancaran Sinar :

- tidak menyilaukan pilot

- merata menyinari daerah lambaian maksimum wind sleeve

9.6.2.2

LOKASI PENEMPATAN :

a. terlihat dari pesawat yang mengudara atau dari pesawat yang ada pada area pergerakan

8.5.1.3

b. bebas dari efek gangguan udara (disebabkan bangunan / struktur lain)

8.5.1.4

c. Lokasi penempatan :

- ditempatkan di threshold, kecuali untuk runway 1200 meter atau kurang dapat diletakkan di tengah - tengah (terlihat dari apron dan dari kedua arah pendaratan)

8.5.1.5

- di sisi kiri runway, dari arah pesawat yang sedang landing

8.5.1.6.a

- di luar runway strip 8.5.1.6.b

10 (INTENSITAS, KONFIGURASI, WARNA)

Intensitas, Konfigurasi, dan warna lampu tidak membahayakan keselamatan penerbangan, untuk lokasi pada :

1. INSTRUMENT RUNWAY - KODE 4

Di daerah persegi empat, panjang min 4.500 m sebelum threshold dan lebar min 750 m di masing-masing sisi dari perpanjangan garis tengah runway

9.1.3

2. INSTRUMENT RUNWAY - KODE 2 ATAU 3

Di daerah persegi empat, panjang min 3.000 m sebelum threshold dan lebar min 750 m di masing-masing sisi dari perpanjangan garis tengah runway

3. KASUS LAINNYA

Di daerah Approach Runway

11 PEMELIHARAAN PERALATAN VISUAL AID

Pemeliharaan tingkat I :

a. pembersihan ruangan

b. pembersihan peralatan , unit/bagian peralatan / modul

c. pemeriksaan peralatan, unit/bagian peralatan atau modul

d. pemeriksaan meter pengukuran dan lampu indikator SKEP/157/IX

/2003, PASAL 11, ANGKA 2

e. pengukuran dan pencatatan besaran listrik, elektronika, mekanikal, cahaya, panas, kimia dan radiasi

f. penggantian / penambahan air pendingin, bahan bakar minyak, olie, grease, dan air murni

g. penggantian lampu indikator, komponen pengaman dan komponen habis pakai lainnya

Pemeliharaan tingkat II :

a. pemeliharaan pencegahan secara berkala, dengan kegiatan berikut :

Page 160: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 113

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

1. uji coba peralatan, unit/bagian peralatan

2. pengamatan tampilan dan target

3. pengecekan keluaran peralatan, unit/bagian peralatan

b. pemeliharaan perbaikan peralatan yang mengalami kelaian / gangguan / kerusakan ringan, dengan kegiatan berikut :

SKEP/157/IX /2003, PASAL 11, ANGKA 3

1. analisis kerusakan

2. penyetelan paramater peralatan

3. penggantian dan penyetelan unit/bagian/modul peralatan yang rusak dengan unit/bagian/modul peralatan cadangan

Pemeliharaan tingkat III :

a. analisis kerusakan SKEP/157/IX

/2003, PASAL 11, ANGKA 3

b. perbaikan dan penyetelan unit/bagian/modul peralatan yang mengalami gangguan / kerusakan

Pemeliharaan tingkat IV :

a. analisis kerusakan

b. perbaikan perangkat lunak (software) sistem peralatan

c. perbaikan dan penyetelan unit/bagian/modul peralatan yang mengalami gangguan/kerusakan yang komplek dengan menggunakan alat ukur di luar Built in Test Equipment (BITE)

SKEP/157/IX /2003, PASAL 11, ANGKA 4

d. modifikasi dan penyetelan unit/bagian/modul peralatan

e. rekondisi atau overhaul peralatan

12 AREA UNSERVICEABLE DAN AREA KERJA

DI RUNWAY

MARKA :

a. berupa tanda silang putih yang diletakkan di bagian yang tidak terpakai dari runway.

8.13.2.1

b. dimensi sesuai gambar 8.13-1

c. Lokasi :

disetiap ujung runway, dan di area intermediate pada interval kurang dari 300 m (Jika seluruh bagian runway ditutup secara permanen atau tutup beroperasi lebih dari 30 hari)

8.13.2.5

LAMPU :

a. sistem penerangan diputus / diisolasi hubungan listriknya

b. untuk periode pendek, diperbolehkan untuk menutup lampu dengan penutup yang tidak tembus cahaya

9.37.1.1

c. Jika dipotong oleh runway atau taxiway yang masih dapat digunakan dan akan digunakan pada malam hari, lampu unserviceability ditempatkan menyilang jalan masuk ke area yang ditutup dalam interval yang tidak lebih dari 3 m.

9.37.1.2

DI TAXIWAY

MARKA UNSERVICEABLE :

a. berupa tanda silang putih yang diletakkan di bagian yang tidak terpakai dari runway.

8.13.2.1

b. dimensi sesuai gambar 8.13-2 8.13.2.3

RAMBU UNSERVICEABLE :

Page 161: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 114

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

a. memasang rambu unserviceable di area masuk

8.13.2.2

b. Cone :

ukuran cone standar 8.13.3.1

warna : putih-merah-putih

lebar garis merah : 25 cm disekeliling pusat

c. Bendera :

warna : merah / jingga / kuning / salah satu warna dengan kombinasi putih

8.13.3.2

Bentuk : persegi , ukuran 0,5 m

d. Papan Rambu : 8.13.3.3

tinggi 0,5 m dan lebar 0,9 m

warna : merah-putih / jingga - putih, berbentuk garis vertikal

interval 3 m area yang tidak terpakai 8.13.3.5

RAMBU BATAS KERJA :

a. bentuk cone atau papan rambu

b. dimensi : tinggi 0,5 m , lebar : 0,75 m (untuk cone)

c. warna : orange 8.13.4

d. diberi interval

e. lokasi : di apron dan di area lainnya

LAMPU :

interval tidak boleh lebih jauh dari 7,5 m (Tergambar jelas daerah unserviceable)

9.36.2.2

Jika dipotong oleh runway atau taxiway yang masih dapat digunakan dan akan digunakan pada malam hari, lampu unserviceability ditempatkan menyilang jalan masuk ke area yang ditutup dalam interval yang tidak lebih dari 3 m.

9.36.1.2

warna : merah terus menerus (steady red light)

9.36.3.1

Intensitas : kurang dari 10 cd 9.36.3.2

DI APRON

MARKA :

a. berupa tanda silang putih yang diletakkan di bagian yang tidak terpakai dari runway.

8.13.2.1

b. dimensi sesuai gambar 8.13-2 8.13.2.3

RAMBU UNSERVICEABLE :

a. memasang rambu unserviceable di area masuk

8.13.2.2

b. Cone :

ukuran cone standar

warna : putih-merah-putih 8.13.3.1

lebar garis merah : 25 cm disekeliling pusat

c. Bendera :

warna : merah / jingga / kuning / salah satu warna dengan kombinasi putih

8.13.3.2

Bentuk : persegi , ukuran 0,5 m

d. Papan Rambu :

tinggi 0,5 m dan lebar 0,9 m 8.13.3.3

warna : merah-putih / jingga - putih, berbentuk garis vertikal

interval 3 m area yang tidak terpakai

RAMBU BATAS KERJA :

a. bentuk cone atau papan rambu

b. dimensi : tinggi 0,5 m , lebar : 0,75 m (untuk cone)

Page 162: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 115

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

c. warna : orange 8.13.4

d. diberi interval

e. lokasi : di apron dan di area lainnya

LAMPU :

a. interval tidak boleh lebih jauh dari 7,5 m (Tergambar jelas daerah unserviceable)

9.37.2.2

b. warna : merah terus menerus (steady red light)

9.37.3.1

c. Intensitas : kurang dari 10 cd 9.37.3.2

11 APLIKASI

Sistem penerangan eksisting harus dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan prosedur yang ada apabila :

9.1.1.1

Apakah ada fitting lampu dari sistem penerangan telah digantikan dengan fitting dengan jenis yang berbeda? Atau;

9.1.1.1 huruf (a)

Apakah ada fasilitas ditingkatkan/diperbaharui ? Atau;

9.1.1.1 huruf (b)

Apakah ada perubahan di kategori: 9.1.1.1 huruf (c)

i. Bandar udara; atau

ii. kepadatan lalu lintas bandar udara atau:

Apakah dalam kondisi khusus sehingga Ditjen Hubud menetapkan bahwa untuk kepentingan keselamatan, suatu fasilitas lighting harus memenuhi standar pada Bab 9 MOS

12 LAY OUT BANDAR UDARA

Basic - bandar udara dengan satu runway, dan satu taxiway menuju ke satu daerah apron; atau;

9.1.1.2 huruf (a) butir i

Simple - bandar udara dengan satu runway, memiliki lebih dari satu taxiway menuju ke satu atau lebih daerah apron; atau;

9.1.1.2 huruf (a) butir ii

Kompleks – Bandar udara dengan lebih dari satu runway, memiliki beberapa taxiway menuju ke satu atau lebih daerah apron.

9.1.1.2 huruf (a) butir iii

13 KEPADATAN LALU LINTAS BANDAR UDARA

Rendah - tidak lebih dari 15 pergerakan per runway atau biasanya kurang dari 20 pergerakan total aerodrome; atau

9.1.1.2 huruf (b) butir i

Sedang - 16 hingga 25 pergerakan per runway atau biasanya antara 20 hingga 35 pergerakan total aerodrome; atau

9.1.1.2 huruf (b) butir ii

Tinggi - 26 atau lebih pergerakan per runway atau biasanya lebih dari 35 pergerakan aerodrome;

9.1.1.2 huruf (b) butir iii

14 PENINGKATAN FASILITAS (UPGRADE OF A FACILITY)

mengakomodasi pesawat udara dari kode referensi yang lebih tinggi, seperti dari runway kode 2 ke kode 3 atau kode 3 ke kode 4; atau

9.1.1.2 huruf (c) butir i

digunakan oleh pesawat udara yang terbang dengan kondisi approach yang berbeda, seperti:

9.1.1.2 huruf (c) butir ii

dari non-instrument ke non-precision instrument; atau

dari non-precision instrument ke precision instrument; atau

dari precision category I to category II or III

Dapat diterapkan (practicable). Istilah ini 9.1.1.2 huruf

Page 163: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 116

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

digunakan untuk memungkinkan Ditjen Hubud menerima adanya variasi terhadap standar karena adanya kesulitan yang tidak dapat diatasi untuk dapat memenuhi semua persyaratan. Jika operator bandar udara menyatakan bahwa pemenuhan terhadap standar tersebut tidak praktis, maka operator bandar udara bertanggungjawab untuk membuktikan kepada Ditjen Hubud akan ketidakpraktisan yang terjadi hingga Ditjen Hubud dapat diyakinkan

(d)

15 Lampu permukaan non-aeronautical: 9.1.3.

Didalam daerah 6 km, terdapat daerah yang spesifik kemungkinan besar memunculkan masalah terhadap operasional pesawat udara sebagai berikut :

- Untuk instrument runway kode 4 – dalam suatu daerah persegi empat yang panjangnya merentang paling sedikit 4.500 m sebelum masing-masing threshold dan yang lebarnya paling sedikit 750 m di masing-masing sisi dari perpanjangan garis tengah runway;

- Untuk instrument runway kode 2 atau 3, dalam suatu daerah dengan lebar yang sama dengan (a) dengan panjang merentang hingga paling sedikit 3.000 m dari threshold

- Untuk kasus lainnya, di dalam approach area.

16 PERSYARATAN MINIMUM SISTEM PENERANGAN

Untuk bandar udara yang beroperasi malam hari, fasilitas berikut ini harus dilengkapi dengan penerangan yang tepat:

9.1.5.1.

runway, taxiway dan apron yang digunakan untuk operasi di malam hari;

9.1.5.1. huruf (a)

setidaknya pada satu indikator arah angin

9.1.5.1. huruf (b)

jika obstacle di dalam daerah OLS (Obstacles Limitation Surfaces) ditetapkan oleh Ditjen Hubud agar diberi lampu (obstacle lighting), maka obstacle tersebut harus diberikan lampu

9.1.5.1. huruf (c)

Pada approach runway yang digunakan untuk pesawat udara jet-propeller harus dilengkapi dengan sistem indikator kemiringan approach visual (visual approach slope indicator system) yang telah disetujui

9.1.5.2.

Runway yang digunakan untuk melayani operasional Category I, II atau III precision approach harus dilengkapi dengan approach lighting system

9.1.5.4.

Rambu-rambu sisi udara (movement area guidance signs) yang digunakan untuk operasi penerbangan malam hari harus diberi lampu dengan mengacu pada standar Bab 8.

9.1.5.5.

Lampu Portable 9.1.6.

Lampu portabel dapat digunakan pada bandar udara untuk pendaratan dan tinggal landas dalam kondisi berikut:

9.1.6.1

Jika bandar udara digunakan untuk operasi malam hari secara regular harus mempunyai sistem penerangan permanen – untuk menggantikan lampu yang rusak hingga lampu permanen tersebut diperbaiki sesegera mungkin

9.1.6.1 huruf (a)

Jika bandar udara tidak digunakan untuk 9.1.6.1 huruf (b)

Page 164: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 117

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

operasi malam hari sehingga tidak mempunyai sistem penerangan permanen – untuk keadaan darurat yang bersifat sementara seperti darurat medis atau pendaratan darurat

Terdiri dari lampu atau lampu pijar bahan bakar cair, lampu listrik bertenaga baterai atau peralatan serupa; dan

9.1.6.2 huruf (a)

Harus mempunyai output utama penerangan omni-directional

9.1.6.2 huruf (b)

lampu runway portabel harus dapat dilihat dari jarak minimal 3 km dan Warna lampu portabel harus sesuai dengan warna lampu permanen, kecuali jika, penggunaan lampu berwarna pada threshold dan runway end tidak praktis, maka seluruh lampu runway dapat berwarna putih atau semirip mungkin dengan warna putih

Catatan 9.1.6.2

Jika dipublikasikan dalam AIP bahwa sebuah bandar udara dilengkapi lampu portabel, maka lampu portabel harus dijaga dalam kondisi menyala dengan kaca yang bersih serta ditunjuk petugas yang terlatih untuk menempatkan lampu pada saat akan dioperasikan tanpa gangguan ketika dibutuhkan

9.1.6.3

Lampu portabel harus:

mempunyai jarak pemisahan yang sama dengan lampu yang dipasang permanen; dan

9.1.6.4 huruf (a)

mempunyai tingkat aksis vertical (sudut) yang tepat; dan

9.1.6.4 huruf (b)

ditempatkan sedemikian sehingga pesawat dapat mendarat menuju arah angin

9.1.6.4 huruf (c)

Untuk dapat memasang dengan cepat maka lokasi lampu portabel harus ditandai dengan jelas, dan permukaan dijaga dan dipelihara dengan baik.

catatan 9.1.6.4

Untuk kedatangan pesawat udara, lampu portabel harus dinyalakan minimal 30 menit sebelum waktu kedatangan yang diperkirakan

9.1.6.5

Untuk keberangkatan pesawat udara, lampu portabel harus:

9.1.6.6

dinyalakan setidaknya 10 menit sebelum waktu keberangkatan;

9.1.6.5 huruf (a)

Tetap dinyalakan setelah take off: 9.1.6.5 huruf (b)

- selama setidaknya 30 menit; atau 9.1.6.5 huruf (b) butir i

- jika tidak ada komunikasi air to ground dengan pesawat udara – selama setidaknya 1 jam.

9.1.6.5 huruf (b) butir ii

Lampu portabel perlu terus dinyalakan untuk mengantisipasi kemungkinan pesawat perlu kembali ke bandar udara

catatan 9.1.6.6

17 PERLENGKAPAN LAMPU (LIGHT FIXTURES) DAN STRUKTUR PENDUKUNG

Semua perlengkapan lampu dan struktur pendukung harus mempunyai berat minimum sesuai dengan fungsinya dan didesain dapat pecah (frangible).

9.1.7.1

Struktur pendukung untuk lampu approach juga membutuhkan berat minimum dan dirancang

9.1.7.2

Page 165: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 118

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

dapat pecah, kecuali jika lampu approach berada lebih dari 300 m dari runway threshold:

Jika ketinggian struktur pendukung lebih dari 12 m, maka syarat frangilibity hanya perlu diterapkan hingga 12 m; dan

9.1.7.2 huruf (a)

Jika struktur pendukung dikelilingi oleh objek yang tidak dapat pecah (non-frangible), maka hanya bagian struktur di atas objek sekitar yang perlu dirancang dapat pecah

9.1.7.2 huruf (b)

Apabila perlengkapan lampu approach atau struktur pendukungnya tidak mencolok, maka harus diberi marka

9.1.7.3

Lampu Elevated dan Inset (surface light) 9.1.9

Lampu elevated harus frangible dan cukup rendah sehingga memberikan jarak bebas yang cukup untuk baling-baling dan dudukan mesin pesawat udara bermesin jet. Pada umumnya, posisi lampu tersebut tidak boleh lebih dari 360 mm di atas permukaan tanah.

9.1.9.1

Lampu inset (surface light), juga dikenal sebagai lampu dalam-perkerasan (in-pavement), tidak boleh:

9.1.9.3

dipasang dengan tepi yang tajam; 9.1.9.3 huruf (a)

mencuat lebih dari 25 mm di atas permukaan yang mengelilinginya di lokasi dimana lampu pada umumnya tidak akan melakukan kontak langsung dengan roda pesawat udara,

9.1.9.3 huruf (b)

mencuat lebih dari 13 mm di atas permukaan yang mengelilinginya di lokasi dimana lampu pada umumnya akan melakukan kontak langsung dengan roda pesawat udara

9.1.9.3 huruf (c)

Temperatur permukaan maksimum yang dicapai oleh lampu inset tidak boleh melebihi 160°C selama periode 10 menit, jika beroperasi pada intensitas maksimum dan tertutup oleh roda pesawat udara

9.1.9.4

Warna standard casing unit lampu elevated adalah kuning

9.1.9.5

Untuk memastikan keseragaman penampakan visual, light fittings yang menggunakan teknologi filter yang berbeda tidak boleh dicampuradukkan karena dapat menciptakan ketidakkonsistenan baik dalam warna atau intensitas lampu pada saat dilihat oleh pilot dari pesawat udara yang bergerak pada suatu runway atau taxiway

9.1.10.2.

18 INTENSITAS DAN KONTROL LAMPU

Intensitas lampu harus bisa dirubah dalam 5 atau 6 atau 7 tahapan, untuk sistem-sistem berikut:

9.1.11.2.

- sistem penerangan approach (approach lighting systems);

9.1.11.2. huruf (a)

- sistem indikator kemiringan approach (visual approach slope indicator systems);

9.1.11.2. huruf (b)

- runway edge, threshold and end lights berintensitas tinggi;

9.1.11.2. huruf (c)

- runway centre line lights; 9.1.11.2. huruf (d)

- runway touchdown zone lights 9.1.11.2.

Page 166: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 119

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

huruf (e)

Intensitas lampu harus bisa dirubah paling sedikit dalam 3 tahapan, untuk lampu runway edge, threshold dan runway end intensitas menengah

9.1.11.3.

Jika suatu runway dilengkapi dengan lampu runway edge intensitas menengah dan tinggi, 3 tahapan intensitas terendah akan dilayani oleh sistem intensitas menengah

9.1.11.3.

Untuk lampu taxiway : 9.1.11.5.

- Lampu taxiway centerline dengan rata-rata intensitas sinar utama pada tingkatan 50 cd atau lebih rendah, 3 tahapan kontrol intensitas harus tersedia

9.1.11.5. huruf (a)

- Lampu taxiway centreline dengan rata-rata intensitas sinar utama pada tingkatan 100 cd atau lebih besar, secara umum mensyaratkan lebih dari 3 tahapan kontrol intensitas, atau jika tidak demikian adalah dengan mengurangi secara permanen daya keluaran maksimum lampu dengan menetapkan tahap intensitas maksimum kurang dari 100% daya yang bisa dikeluarkan lampu.

9.1.11.5. huruf (b)

- Lampu taxiway edge dipasang pada sirkuit listrik yang sama dengan lampu runway edge intensitas rendah atau menengah, dan akan dikontrol oleh pengontrol lampu runway

9.1.11.5. huruf (c)

Pengurangan intensitas dari setiap tahapan yang berurutan susunan intensitasnya harus disusun sebagai berikut: 100%, 30%, 10%, 3%, 1% dan 0.3%.

9.1.11.6.

Pada suatu bandar udara yang penerangannya disediakan dengan pengaturan intensitas tetapi ATS tidak beroperasi selama 24 jam & operator bandar udara membiarkan lampu untuk tetap menyala sepanjang malam, tahapan intensitas yang direkomendasikan yang memberikan iluminasi yang mencukupi tapi tidak menyilaukan pilot adalah tahapan 2.

9.1.11.7.

Jika sistem penerangan dioperasikan oleh ATS, sistem tersebut harus dipantau secara otomatis sehingga dapat memberikan indikasi secepatnya berkenaan dengan:

9.1.11.8.

- sistem penerangan yang sedang menyala;

9.1.11.8. huruf (a)

- intensitas masing-masing sistem penerangan;

9.1.11.8. huruf (b)

- adanya kegagalan pada sistem penerangan;

9.1.11.8. huruf (c)

dan informasi tersebut secara otomatis akan disampaikan ke posisi operator.

9.1.11.8. huruf (d)

19 MONITORING AERODROME LIGHTING

SISTEM MONITORING :

- Menunjukkan status operasional sistem penerangan

9.38.1.3

- Memantau secara otomatis 9.38.1.4

- Indikasi kesalahan di relay otomatis ke unit ATS

9.38.1.4

WAKTU PENYAMPAIAN INDIKASI SAAT ADA PERUBAHAN :

- 2 DETIK : LAMPU STOP BAR (di runway holding)

9.38..1.5

- 5 DETIK : SEMUA JENIS ALAT BANTU 9.38..1.5

Page 167: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 120

NO JENIS PERALATAN REFERENSI

PERATURAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S U N/A 1 2 3 4 5 6 7

VISUAL LAINNYA

INDIKASI KERUSAKAN AERODROME LIGHTING YANG HARUS DI NOTAMKAN :

a. sinar utama (main beam) intensitas rata-rata kurang dari 50 % dari yang ditetapkan

9.38.2.3

b. Lampu yang berkilat atau berkedip pada saat :

- lampunya tidak berkilat atau berkedip; atau

- frekuensi kilatan dan/atau durasi kilatan di luar rentang yang ditetapkan dengan faktor pembanding 2 dibanding 1 atau lebih ;

9.38.2.4

- dalam periode 10 menit, lebih dari 20 % kilatan gagal terjadi

c. Sistem penerangan :

- Jumlah < 4 lampu : (misal: intermediate holding position light atau RTIL)

9.38.2.5 huruf a

- 1 lampu rusak

- Jumlah 4 atau 5 lampu : (misal: WDI light atau runway guard light)

9.38.2.5 huruf b

- Lebih dari 1 lampu rusak

- Jumlah 6 - 13 lampu : (misal: threshold light)

9.38.2.5 huruf c

- Lebih dari 2 lampu rusak, atau 2 lampu berurutan rusak

- Jumlah lebih dari 13 lampu :

9.38.2.5 huruf d

Lebih dari 15 % lampu rusak, atau 2 lampu berurutan rusak

d. PAPI :

Jumlah lampu :

- lebih dari 1 lampu rusak, pada unit lampu yang isinya 3 atau lebih lampu

9.38.2.6 huruf a

- 1 lampu rusak, pada unit lampu yang isinya kurang dari 3

Kondisi Filter Merah Lampu :

- tidak memancarkan warna sinar lampu yang tepat

9.38.2.6 huruf b

- hilang atau rusak

Note : lampu dipadamkan sampai filter diperbaiki

Sistem Double Side - PAPI (8 unit lampu) :

- seluruh lampu pada 1 sisi BAR berfungsi, dan ada lampu di sisi BAR lain rusak

- 1 atau lebih lampu di setiap sisi BAR rusak

Sistem Single Side - PAPI (4 unit lampu) :

- saat ada lampu yang rusak

e. Interleaf Circuit :

Salah satu circuit rusak

Page 168: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 128

E. CHECKLIST PEMILIHAN ARUS HUBUNGAN SERI (SERIES LINE CURRENTS) UNTUK BERBAGAI TAHAP INTENSITAS BANDAR UDARA :

KOTA :

TANGGAL :

NO

JENIS PERALATAN

Nominal Minimum Intensity At Rated Output

STAGE PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

7 6 5 4 3 2 1 S U N/A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Runway Edge Lights, Low Intensity 100 cd

100 % 6.6 A

2 Runway Edge Lights, Medium Intensity 300 cd typical

100% 6.6 A

30 % 5.4 A

10 % 4.5 A

3 Runway Edge Lights, High intensity 10,000 cd

100% 6.6 A

30 % 5.4 A

10 % 4.5 A

6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A

4 Approach Lights 20,000 cd 100% 25% 6.5% 2% 0.5% 0.12%

12.5A/6.6A series isolating transformer

12.5 A

9.5 A 7.5 A 6.2 A 5.0 A 4.0 A

6.6A/6.6A series 6.6 A 5.3 A 4.3 A 3.6 A 3.2 A 3.0 A

Approach Lights 6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A

5 Runway Centre line lights 5,000 cd

100% 6.6 A

25% 5.2 A

8 % 4.4 A

2.5% 3.8 A

0.8% 3.3 A

0.25% 3.0 A

6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A

6 Runway Touchdown Zone lights 5,000 cd

100 % 6.6 A

25% 5.2 A

8 % 4.4 A

2.5% 3.8 A

0.8 % 3.3 A

0.25% 3.0A

7 Taxiway Centre line lights 50 cd

100% 6.6 A

40 % 5.5 A

16% 4.8 A

8 PAPI or APAPI 15,000 cd red light

100% 6.6 A

30% 5.5A

10% 4.8 A

3% 3.85A

1 % 3.4 A

0.3% 3.0 A

6.6 A 6.4 A 5.2 A 4.1 A 3.4 A 2.8 A 2.2 A

Page 169: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 128

F. CHECKLIST MANAJEMEN GANGGUAN BINATANG LIAR

A. DATA BANDAR UDARA

1 NAMA BANDAR UDARA

2 KOTA / PROPINSI

3 PEMILIK

4 PEMEGANG SERTIFIKAT BANDAR UDARA

5 STATUS

6 AERODROME REFERENCE POINT

7 DIMENSI RUNWAY

8 TIPE RUNWAY

9 PESAWAT TERBESAR YANG BEROPERASI

10 JAM OPERASI

B. CHECKLIST MANAJEMEN GANGGUAN BINATANG LIAR

NO. ITEM REF. PERATURAN N/A S U CATATAN

1 Apakah penyelenggara bandar udara telah melaksanakan manajemen hewan liar yang merupakan bagian dari prosedur Aerodrome Manual / AM ?

SKEP/42/III/2010 Pasal 2

2 Apakah dalam pelaksanaan manajemen hewan liar penyelenggara bandara telah menunjuk unit kerja / personel untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap bahaya serangan burung dan gangguan hewan liar di bandara dan sekitarnya ?

SKEP/42/III/2010 Pasal 2

3 Apakah penyelenggara Bandar udara telah memberikan pelatihan mengenai manajemen bahaya burung dan hewan liar termasuk pelatihan teknik penggunaan peralatan kepada personel pada butir 2 diatas ?

SKEP/42/III/2010 Pasal 2

4 Apakah personel yang melaksanakan pengawasan dan pengendalian burung dan hewan liar telah melaksanakan tugas berikut :

SKEP/42/III/2010 Pasal 3

a. Identifikasi sedini mungkin potensi bahaya yang timbul

Page 170: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II

II - 123

NO. ITEM REF. PERATURAN N/A S U CATATAN

b. Memahami habitat dari burung dan hewan liar yang ada di Bandar udara

c. Meminimalkan atau menghilangkan penyebab masuknya dan hewan liar, melalui : 1) Pembersihan semak

belukar 2) Membatasi ketinggian

rumput 3) Penutupan drainase 4) Mengatur tempat

pembuangan sampah di lapangan

d. Melakukan identifikasi kegiatan kawanan burung dalam radius 13 KM

e. Melaksanakan penyimpanan catatan pengawasan keberadaan burung dan hewan liar

f. Melakukan koordinasi dengan unit terkait terhadap potensi atas kemungkinan kejadian terkait terhadap potensi atas kemungkinan kejadian akibat burung

5 Apakah penyelenggara bandara pernah melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau BHI untuk melakukan studi tentang habitat hewan liar ?

SKEP/42/III/2010 Pasal 4

6 Apabila bandara mengalami atau memiliki potensi terjadinya serangan burung dan gangguan hewan liar, apakah penyelenggara bandara menyediakan peralatan untuk pencegahan, pengawasan, dan pengendalian gangguan burung dan hewan liar ?

SKEP/42/III/2010 Pasal 5

7 Apabila bandara mengalami atau memiliki potensi terjadinya serangan burung dan gangguan

SKEP/42/III/2010 Pasal 6

Page 171: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II

II - 124

NO. ITEM REF. PERATURAN N/A S U CATATAN

hewan liar, apakah penyelenggara bandara telah menyediakan personel yang bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan ?

8 Apakah personel sebagaimana butir 7 diatas telah melakukan pencatatan hal berikut : a. Wilayah yang menjadi area

pengendalian dan pengawasan terhadap hewan liar dan/atau burung

b. Jumlah, lokasi, dan jenis hewan liar dan atau burung terlihat

c. Tindakan yang diambil untuk membubarkan hewan liar / burung

d. Hasil dari tindakan yang diambil

SKEP/42/III/2010 Pasal 6

9 Apakah personel sebagaimana butir 7 diatas telah melaporkan setiap gangguan binatang liar

SKEP/42/III/2010 Pasal 6

Keterangan: N/A = Not Available S = Satisfactory U = Unsatisfactory

Page 172: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II

II - 125

G. CHECKLIST PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-PK)

Aktifitas dan Tujuan Reff Status (S/NS/NA)

Keterangan/Komentar

1 Apakah Fasilitas PKP-PK sudah sesuai dengan pesawat terbesar yang beroperasi?

CASR 139.149 dan KP 14 Tahun 2015

2 Apakah fasilitas PKP-PK sudah sesuai dengan yang di publish dalam AIP?

CASR 139.149 dan KP 14 Tahun 2015

3 Apakah hasil uji Respon time kendaraan PKP-PK memenuhi standar yang dipersyaratkan? (2 menit dan tidak lebih dari 3 menit)

KP 14 Tahun 2015

4 Apakah setiap kendaraan sudah dilengkapi dengan peralatan pendukung operasi PKP-PK (rescue) ?

KP 14 Tahun 2015

5 Apakah kendaraan dan mutu foam di setiap kendaraan PKP-PK sudah di uji secara periodik sebagaimana dipersyaratkan?

KP 14 Tahun 2015

6 Apakah sudah dilengkapi dengan SOP operasi PKP-PK dan pemeliharaan fasilitas PKP-PK?

KP 004 tahun 2013

7 Apakah area sekitar bandara terdapat gunung, danau, rawa rawa, perairan, sehingga memerlukan prosedur dan kendaraan khusus?

KP 14 Tahun 2015

8 Apakah sudah memiliki dokumen Airport Emergency Plan yang sudah disahkan?

SKEP/301/V/2011

9 Apakah EOC telah ditetapkan dan tertera dalam dokumen AEP (dalam tubuh dokumen dan grid map)

SKEP/301/V/2011

10 Apakah telah dipenuhinya persyaratan lokasi beserta kelengkapan gedung EOC sebagaimana dipersyaratkan?

SKEP/301/V/2011

11 Apakah Bandar Udara SKEP/301/V/2011

Page 173: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II

II - 126

Aktifitas dan Tujuan Reff Status (S/NS/NA)

Keterangan/Komentar

dilengkapi dengan mobile command post beserta kelengkapannya sebagaimana dipersyaratkan?

12 Apakah grid map bandara dan di sekitar bandara sebagaimana dipersyaratkan sudah ditetapkan?

SKEP/301/V/2011

13 Apakah lokasi isolated area, rendezvous point dan staging area telah ditentukan sebagaimana dipersyaratkan?

SKEP/301/V/2011

14 Apakah fire station memiliki watch room, crash bell dan fasilitas nya sebagaimana dipersyaratkan?

SKEP/301/V/2011

15 Apakah crash alarm tersebut bekerja dengan baik dan dilakukan pengujian secara berkala.

SKEP/301/V/2011

16 Apakah dalam ruangan pemandu lalu lintas penerbangan terdapat grid map bandar udara

SKEP/301/V/2011

Keterangan:

N/A = Not Available S = Satisfactory U = Unsatisfactory

Page 174: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II

II - 127

H. CHECKLIST PERSONEL

NO. OBJEK REF. PERATURAN S U NA CATATAN

1 Apakah personel teknik bandar udara memiliki Lisensi

CASR 139.045

2 Apakah personel elektronika bandar udara memiliki Lisensi

CASR 139.045

3 Apakah personel listrik bandar udara memiliki Lisensi

CASR 139.045

4 Apakah personel mekanikal bandar udara memiliki Lisensi

CASR 139.045

5 Apakah personel pengatur pergerakan pesawat udara (apron movement control/AMC) memiliki Lisensi

CASR 139.045

6 Apakah personel peralatan pelayanan darat pesawat udara Lisensi

CASR 139.045

7 Apakah personel pemandu parkir pesawat udara memiliki Lisensi

CASR 139.045

8 Apakah pelayanan garbarata memiliki Lisensi

CASR 139.045

9 Apakah personel pengelola dan pemantau lingkungan memiliki Lisensi

CASR 139.045

10 Apakah personel pertolongan kecelakaan penerbangan-pemadam kebakaran (PKP-PK) memiliki Lisensi

CASR 139.045

11 Apakah personel salvage Lisensi CASR 139.045

12 Apakah personel pelayanan pendaratan helikopter (helikopter landing officer) memiliki Lisensi

Keterangan:

N/A = Not Available S = Satisfactory U = Unsatisfactory

Page 175: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 128

I. CHECKLIST KABANDARA

KRITERIA PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA 1 2 3 4 5 6

1

PENDIDIKAN FORMAL

a. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara internasional dan bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer, minimal DIII

b. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder, minimal DII

c. Pejabat bidang keselamatan di bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier dan bandar udara pengumpan, minimal SLTA (Umum/SMK)

2

PENDIDIKAN & PELATIHAN

a. Kebandarudaraan

b. Keudaraan

c. Pengoperasian bandar udara (airport operation)

d. Sistem manajemen keselamatan (safety management system / SMS)

e. Program penanggulangan keadaan darurat (aerodrome emergency plan / AEP)

3

KEPANGKATAN

Serendah-rendahnya menduduki 1 (satu) tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan, bagi pejabat bidang keselamatan bandar udara

Page 176: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 129

KRITERIA PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA 1 2 3 4 5 6

4 KOMPETENSI

PENGETAHUAN

a. Memahami peraturan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan

b. Memahami peraturan perundang-undangan terkait keselamatan operasi bandar udara nasional dan internasional

c. Memahami / mengetahui peraturan / tradisi / kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut, yang akan berdampak terhadap keselamatan bandar udara tersebut

d. Memiliki pengetahuan mengenai kepemimpinan yang efektif

I. KETERAMPILAN

a. Mampu mengkoordinir penyusunan sistem manajemen keselamatan bandar udara

b. Mampu mengkoordinir pelaksanaan keselamatan operasi bandar udara.

c. Mampu mengkoordinir pelaksanaan pengawasan internal dan evaluasi pelaksanaan keselamatan operasi bandar udara

d. Mempunyai keterampilan dalam bekerja sama dan melakukan komunikasi secara efektif dalam lingkup internal dan eksternal

5

TANGGUNG JAWAB

a. Memastikan operasional keselamatan penerbangan di bandar udara berjalan sesuai dengan peraturan perundang- undangan

b. Mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen keselamatan (safety management system / SMS) bandar udara

Page 177: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 130

KRITERIA PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

S US NA 1 2 3 4 5 6

c. Menyusun program penaggulangan keadaan darurat di bandar udara (airport emergency plan / AEP)

d. Memastikan ketersediaan pelayanan pertolongan kecelakaan pesawat udara dan pemadam kebakaran (PKP-PK)

e. Melakukan identifikasi hazard, penilaian dan mitigasi resiko

f. Melakukan pendataan dan pelaporan terhadap kejadian dan kecelakaan pesawat udara maupun kendaraan sisi udara kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

Keterangan: N/A = Not Available S = Satisfactory U = Unsatisfactory

Page 178: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 131

Formulir II.2b Checklist Audit Registrasi Dan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

A. MANAJEMEN BANDAR UDARA

A.1 INFORMASI UMUM BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA (AERODROME MANUAL)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

1. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki copy yang lengkap dan terbaru yang disimpan di bandar udara (aerodrome)?

a. Apakah dalam bentuk cetak ?

b. Apakah di setiap lembar telah disediakan tempat untuk paraf sebagai persetujuan (approve) ?

c. Apakah penyelenggara bandar udara memberikan copy yang lengkap dan terbaru kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ?

d. Apakah copy milik penyelenggara bandar udara dapat dilihat oleh orang yang diberi kewenangan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (inspektur) pada saat jam kerja normal?

CASR 139.125 CASR 139.125 CASR 139.125

CASR 139.127 (2)

CASR 139.127 (3)

2. Apakah buku pedoman (manual) berisikan lebih dari 1 dokumen ?

a. Jika ya, apakah ada referensi terhadap dokumen-dokumen lain tersebut secara tepat ?

b. Apakah copy lainnya disimpan dalam bentuk elektronik ?

CASR 139.129 (1) CASR 139.129 (2)

CASR 139.129 (3)

3. Apakah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menerima buku pedoman (manual) tersebut ?

CASR 139.127 (2)

4. Apakah informasi tidak tersedia atau tidak berlaku disertai dengan alasan mengapa tidak dapat diterapkan ?

CASR 139.129 (2)

5. Apakah rincian hal-hal yang menjadi perkecualian (exemption) dimasukkan?

CASR 139.129 (3)

6. Apakah rincian kondisi-kondisi tersebut (exemption) juga dimasukkan ?

CASR139.129 (3.c)

7. Apakah buku pedoman (manual) sudah memuat prosedur yang memastikan bahwa manual akan diamandemen kapan pun dibutuhkan untuk memastikan keakuratannya ?

CASR 139.131 (1)

8. Dan sudah memuat prosedur yang memastikan bahwa buku pedoman (manual) sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk meng-amandemen buku pedoman(manual)?

CASR 139.131 (2)

9. Serta memuat prosedur yang memastikan bahwa penyelenggara bandar udara akan memberitahukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam bentuk tertulis dalam tempo 14 hari jika ada amandemen ?

CASR 139.131 (3)

10. Apakah ada satu orang tertentu yang ditunjuk sebagai pengawas/pengontrol buku pedoman ?

CASR 139.133 (1)

11. Apakah dalam buku pedoman (manual)memuat rincian personel/personel yang memegang copy? Adakah prosedur yang memastikan bahwa buku pedoman yang telah dimutakhirkan dantelah disampaikan/didistribusikan ke seluruh pemegang ?

CASR139.133 (2)

12. Dapatkah orang yang membaca buku pedoman (manual)tahu kapan perubahan pada buku pedoman

CASR 139.133 (1)

Page 179: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 132

telah dilakukan?

13. Dan tahu bahwa buku pedoman sudah dimutakhirkan?

CASR139.133

14. Adakah prosedur yang memastikanbahwa jika ada penyimpangan dari buku pedoman (manual) yang dibuat untuk memastikan keselamatan pesawat udara akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam tempo 30 hari?

CASR 139.133

Catatan : Rincian pertanyaan pada daftar di atas menyajikan isi minimum buku pedoman pengoperasian bandar udara.

Masing-masing operator harus menyesuaikan isi buku pedoman mereka untuk mencerminkan tingkat pelayanan dan lingkungan operasional bandar udara (aerodrome).

A.2 DATA ATAU INFORMASI LOKASI BANDAR UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

1. Apakah buku pedoman (manual)memuat informasi yang relevan di bagian 2 tentang letak bandar udara (aerodrome) ?

CASR139.119 (1.a)

2. Apakah Bagian 2 dari buku pedoman berisikan :

a. gambar lokasi bandar udara yang menunjukkan fasilitas utama termasuk penunjuk arah angin (wind direction indicator) ?

b. gambar yang menunjukkan batas-batas daerah lingkungan kerja?

c. Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak bandar udara (aerodrome) dari kota atau daerah berpenduduk padat terdekat dan posisi bandar udara (aerodrome) ?

d. lokasi fasilitas dan peralatan bandar udara di luar daerah lingkungan kerja bandar udara (aerodrome) ?

CASR139 App1 Bag2 MOS 5.1.2

3. Apakah bagian 2 dari bandar udara berisikan :

a. Rincian sertifikat tanah dari lokasi bandar udara (aerodrome) atau

b. Rincian pemindahan kuasa (misal: perjanjian leasing) properti tempat bandar udara (aerodrome) berlokasi

CASR139 App1 Bag 2 (d)

A.3 DATA ATAU INFORMASI YANG DILAPORKAN KEPADA AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE

(AIS)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

Informasi Umum : CASR 139 Appendix 1, Bagian 3 Butir 3.1

1. Nama bandar udara Butir 3.1 Huruf (a)

2. Nama Kota atau daerah di mana bandar udara (aerodrome) berlokasi

Butir 3.1 Huruf (b)

3. Lokasi bandar udara berupa Koordinat titik referensi bandar udara (ARP) dalam sistem koordinat WGS 84

Butir 3.1 Huruf (c)

4. Elevasi bandar udara dalam MSL dan geoid undulation

Butir 3.1 Huruf (d)

5. Elevasi dari masing-masing threshold dalam MSL dan geoid undulation

Butir 3.1 Huruf (e1)

6. Elevasi ujung runway dan titik tertinggi atau terendah yang signifikan di sepanjang runway

Butir 3.1 Huruf (e2)

7. Elevasi tertinggi pada zona touch down untuk precision approach runway

Butir 3.1 Huruf (e3)

8. Referensi temperatur bandar udara (aerodrome) Butir 3.1 Huruf (f)

9. Rincian aerodrome beacon Butir 3.1 Huruf (g)

10. Nama penyelenggara bandar udara beserta alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi setiap saat

Butir 3.1 Huruf (h)

11. Informasi setempat :

a. Jam operasi bandar udara

Butir 3.1 Huruf (i)

Page 180: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 133

b. Jasa pelayanan darat pesawat udara (ground handling) yang tersedia

c. Prosedur khusus jika ada

d. Tindakan pencegahan setempat jika ada

Dimensi bandar udara (Aerodrome) dan informasi terkait: CASR 139 Appendix 1, Bagian 3

1. Arah runway sebenarnya (true Bearing) dan nomor runway

Butir 3.2 Huruf (a)

2. Panjang, lebar dan kemiringan memanjang runway Butir 3.2 Huruf (a)

3. Lokasi dari displaced threshold jika ada Butir 3.2 Huruf (a)

4. Koordinat geografis dari masing-masing threshold Butir 3.2 Huruf (i)

5. Jenis permukaan runway Butir 3.2 Huruf (a)

6. Jenis runway (instrument, non-instrument) Butir 3.2 Huruf (a)

7. Zona bebas obstacle yang tersedia (runway instrumen yang dapat diterapkan)

Butir 3.2 Huruf (a)

8. Dimensi dan jenis permukaan untuk RESA dan stopway

Butir 3.2 Huruf (b)

9. Panjang,lebar&jenis permukaan runway strip Butir 3.2 Huruf (b)

10. Dimensi, profildan jenis permukaan dari clearway jika ada

Butir 3.2 Huruf (e)

11. Jenis perkerasan dan kekuatanrunway dalam sistem Aircraft Classification Number – Pavement Classification Number (ACN-PCN)

Butir 3.2 Huruf (m)

12. Declared distance runway untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (o)

13. Jarak intersection take-off dari setiap runway, jika tersedia

14. Panjang, lebar dan jenis permukaan taxiway Butir 3.2 Huruf (c)

15. Lokasi dan penetapan rute standar taxi Butir 3.2 Huruf (h)

16. Koordinat geografis dari masing-masing intersection taxiway

Butir 3.2 Huruf (j)

17. Jenis permukaan dan kekuatan perkerasan apron serta nomor parking stand

Butir 3.2 Huruf (d)

18. Koordinat geografis parking stand Butir 3.2 Huruf (k)

19. AerodromeObstacle Chart Type A MOS 7.2

20. Kategori PKP-PK bandar udara (aerodrome) Butir 3.2 Huruf (q)

21. Lokasi dan frekuensi dari VOR Butir 3.2 Huruf (g)

22. Lokasi dan elevasi dari altimeter pre-flight yang dipersiapkan pada apron, jika tersedia

Butir 3.2 Huruf (n)

23. Koordinat geografis dan elevasi tertinggi untuk setiap obstacle yang signifikan di approach dan take-off climb area, circling area dan di sekitar bandar udara (vicinity of the aerodrome).

Butir 3.2 Huruf (l)

24. Informasi contact person (Koordinator) yang bertanggung jawab terhadap pemindahan pesawat yang rusak dan pernyataan kemampuan untuk memindahkan pesawat udara besar yang rusak dengan menggunakan peralatan yang ada di bandar udara.

Butir 3.2 Huruf (p)

Informasi tentang sistem visual aid CASR 139 Appendix 1

1. Tiperunway lighting, jika ada, untuk setiap runway Butir 3.2 Huruf (f)

2. Tipeapproach lighting Butir 3.2 Huruf (f)

3. visual approach slope indicatoruntuk setiap runway, jika ada

Butir 3.2 Huruf (f)

4. Apakah portabel lighting tersedia? Butir 3.2 Huruf (f)

5. Tipe taxiway lighting Butir 3.2 Huruf (f)

6. Tipe Apron Lighting Butir 3.2 Huruf (f)

7. Alat bantu visual lain untuk runway, taxiway dan apron, jika ada

Butir 3.2 Huruf (f)

8. Rincian marka untuk runway, taxiway dan apron Butir 3.2 Huruf (f)

9. Ketersediaan standby power, switching arrangements and changeover times

Butir 3.2 Huruf (f)

10. Penjabaran visual docking guidance systems di apron yang digunakan untukpenerbangan internasional, dan posisi parkir pesawat udara

Butir 3.2 Huruf (f)

Catatan : Lihat ICAO Annex 15 untuk spesifikasi elemen data dan tingkat akurasi yang disyaratkan untuk elemen data aeronautika.

Page 181: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 134

A.4 PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI BANDAR UDARA

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (AerodromeManual)

1. Apakah buku pedoman(manual) sudah dirubah sesuai dengan kondisi saat ini agar keakuratannya tetap terpelihara?

CASR 139.131 (1) CASR 1

2. Apakah penyelenggara bandar udara sudah menjalankan arahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan perubahan buku pedoman(manual) sesuai MoS?

CASR 139.131 (2)

3. Apakah penyelenggara bandar udara sudah memberitahu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara tertulis dalam tempo 14 hari atas dirubahnya buku pedoman?

CASR 139.131 (3)

4. Apakah copy buku pedoman(manual) masih disimpan/dipegang oleh orang yang sesuai dalam daftar distribusi pedoman ?

CASR 139.127

5. Apakah personel yang ditunjuk sebagai pengontrol buku pedoman(manual)telah melakukan tugasnya?

CASR 139.App 1 Bag 5 Butir 5.1d

6. Apakah buku pedoman(manual)terus menerus dimutakhirkan?

CASR 139.131 (1)

7. Apakah ada struktur organisasi dan manajemen yang bertanggung jawab terhadap operasional dan pemeliharaan di bandar udara?

CASR 139 App 1 Bab 5 Butir a

8. Apakah struktur organisasi berada pada section yang sesuai dengan buku pedoman(manual)?

CASR 139.App 1 Bab 5 Butir b

9. Apakah ada rincian tanggung jawab manajemen di setiap prosedur pengoperasian bandar udara?

CASR 139.App 1 Bab 5 Butir c

10. Apakah manajemen memiliki suatu proses untuk memastikan bahwa bandar udaradioperasikan sesuai dengan buku pedoman(manual)?

Inspektur Cek

Penyimpanan Catatan

1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek

2. Apakah ada daftar personel yang bertanggungjawab atas operasional dan pemeliharaan bandar udara (aerodrome) ?

CASR 139.App 1 Bag 5 Butir 5.1c

3. Apakah rincian kontak personel mereka benar? Inspektur Cek

Fasilitas

Apakah sudah tersedia fasilitas pelatihan untuk peningkatan pengetahuan personel terhadap persyaratan teknis bandar udara yang terus diperbaharui sesuai dengan standar kebutuhan?

CASR 139.035 (1)

Prosedur

1. Apakah personel terkait telah dapat memahami bahwa kondisi yang ada dalam pengecualian (exemption) telah sesuai program pengelolaan keselamatan (safety plan)?

Inspektur Cek

2. Apakah kondisi-kondisi dalam pengecualian yang tercantum pada sertifikat juga sesuai?

Inspektur Cek

Cek Produk

1. Apakah catatan pelatihan personel mengindikasikan adanya komitmen manajemen?

Inspektur Cek

2. Apakah para personel memahami akan persyaratan dan tanggungjawab masing-masing?

Inspektur Cek

Umpan Balik

1. Apakah personel didorong untuk melaporkan adanya masalah berkaitan dengan Administrasi?

Inspektur Cek

2. Dan apakah laporan tersebut ditindaklajuti? Inspektur Cek

B. KONTROL SISI UDARA B.1 PEMELIHARAAN DAERAH PERGERAKAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara

Page 182: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 135

1. Apakah dalam buku pedoman (manual) berisikan prosedur untuk pemeliharaan rutin permukaan area pergerakan dan sistem drainase untuk memastikan bahwa kinerja (performance) area pergerakan tidak berkurang?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.7 (d)

2. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan pemeliharaan runway yang diaspal dan/atau tidak diaspal, serta bahu landas pacu (shoulder) dan safety area?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.7

(a,b,c)

3. Apakah didalam pengaturan pemeliharaan runway yang dilapis ulang (overlay) telah dituangkan ke dalam MOWP (method of working plan) termasuk prosedur pengembalian kondisi runway ke status kondisi normal untuk operasi peswat udara?

MOS.10.13

4. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan pemeliharan taxiway yang diaspal atau tidak diaspal serta bahu landas pacu (shoulder)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.7

(a.b,c)

5. Apakah termasuk di dalamnya pengaturan untuk pemeliharaan runway strip dan taxiway strip yang berhubungan?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.7 (c)

6. Apakah telah tersedia suatu prosedur atau program manajemen pemeliharaan perkerasan (pavement management system) meliputi runway , taxiway apron guna menjaga fasilitas tersebut dalam kondisi yang tidak mengganggu keselamatan ?

MOS 10.12

Penyimpanan Catatan

1. Daftar dokumen yang dichek Inspektur Cek

2. Apakah penyelenggara bandar udara yang menyimpan catatan sesuai dengan bukupedoman (manual)?

CASR 139.127

Fasilitas

1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang cukup dan memadai?

CASR 139.133

2. Sudahkah penyelenggara bandar udara menyediakan peralatan yang cukup dan tepat?

Inspektur Cek

Prosedur

1. Apakah kegiatan pemeliharaan di atau dekat area pergerakan dikontrol sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 139.101

2. Apakah pemeliharaan area pergerakan dilakukan sesuai dengan jadwal atau rutinitas yang tercantum dalam buku pedoman (manual) ?

MOS 10.12.3.2

3. Dapatkah hasil uji kekesatan landas pacu (runway) dikaitkan dengan serviceability dan batas-batas keselamatan?

MOS.10.12.4

4. Apakah personel memahami akan persyaratan keselamatan berkaitan dengan area pergerakan?

CASR.139.033(1) MOS.10.14

5. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus diikuti?

Inspektur Cek

Cek Produk

1. Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan pengaturan keselamatan kerja (work safety)?

CASR 139 App1 Bag 4.8

2. Apakah bantuan visual dan pemarkaan permukaan dalam kondisi seperti yang seharusnya?

MOS.8.6

3. Apakah pengaspalan permukaan terbebas dari masalah permukaan (pantulan, genangan air, dsb)

MOS 10.17.13.1

Umpan Balik

Apakah insiden berkaitan dengan pemeliharaan diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C. PEMERIKSAAN DAN SISTEM PELAPORAN

C.1 PEMERIKSAAN DI DAERAH PERGERAKAN DAN OBSTACLE LIMITATION SURFACE(OLS)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara

1. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat prosedur untuk inspeksi keselamatan area

CASR 139 App1 BAB IV Bag. 4.5

Page 183: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 136

pergerakan dan KKOP? & 4.15

MoS 139 Bag.10.2

2. Apakah dalam buku pedoman (manual) juga terdapat rancangan pelaksanaan inspeksi Servicebility selama atau setelah jam kerja operasional.

CASR 139 App1 BAB IV Bag. 4.5

MoS 139 Bag. 10.2

3. Apakah termasuk di dalamnya rancangan untuk mengukur kekesatan landas pacu (runway)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(b)

MoS 139 Bag.10.2.3 (k)

4. Apakah dalam buku pedoman (manual) menyediakan hal-hal tentang uji regular kekesatan runway (friction test)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(b)

MoS 139 Bag.10.2.3 (k)

Status Komentar

5. Apakah di dalamnya juga terdapat rancangan untuk pengukuran kedalaman air pada permukaan landas pacu?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(b)

Mos 139 Bag. 10.2.3 (a)

6. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian interval/tenggang waktu pelaksanaan inspeksi?

CASR 139 App1 BAB IV Bag. 4.5(c)

MoS 139 Bag.10.2

7. Apakah di dalamnya juga terdapat rincian untuk pemeriksaan terkait dengan FOD?

CASR 139 App1 BAB IV Bag. 4.5(c)

MOS 139 Bag.10.2.5 (a)

8. Apakah di dalamnya dicantumkan waktu pelaksanaan inspeksi?

CASR 139 App1 BAB IV Bag. 4.5(c)

MOS 139 Bag.10.2.5 (a)

9. Apakah di dalamnya ada aturan penyimpanan logbook inspeksi?

CASR 139 App1 BAB IV Bag.4.5(d)

MoS 139 Bag. 10.2.12

10. Apakah memuat informasi tempat dimana logbook disimpan?

CASR 139 App1 BAB IV Bag.4.5(d)

MoS 139 Bag. 10.2.12

11. Apakah terdapat checklist inspeksi serviceability yang rinci, sesuai dengan Mos 139 butir 10.2 termasuk inspeksi runway strip harus bebas dari obyek selain alat bantu navigasi dan alat bantu keselamatan pesawat udara serta persyaratan frangibility?

CASR 139 App1 BAB IV Bag. 4.5(e)

MOS 139 Bag. 6.3.10;

MoS 139 Bag. 10.2.11;

12. Apakah interval/tenggang waktu, waktu dan materi inspeksi sudah sesuai dengan CASR 139 dan MOS 139? Interval : a) Sekurang – kurangnya 1 (satu) kali sehari untuk

runway kode nomor 1 or 2 b) Sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari untuk

runway kode lainnya da c) Frekuensi lebih dari tersebut diatas jika

diperlukan, at

MOS 139 :

Bag. 10.2.

Bag. 10.2.1.2;

Bag. 10.2 .3;

Bag. 10.2. 4;

Bag. 10.2.5;

Bag. 10.2.6;

Bag. 10.2. 7;

Bag.10.2.8;

Page 184: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 137

d) Tergantung kebutuhan operasional terkait keselamatan :

(1) Permintaan ATC ( at request of ATC)

(2) Setelah terjadi fenomena cuaca yan buruk. Materi Inspreksi :

a) Kondisi permukaan pada area pergerakan (Movement Area),

termasuk keberadaan air seperti : Air di permukaan, retak atau pecah; rubber deposit); ketidakteraturan permukaan; tumpahan cairan korosif; kebocoran pipa pembuangan khususnya yang mengandung butiran halus non kohesif sub-grade didaerah curah hujan tinggi; gerusan atau erosi saluran air; gundukan rayap atau gundukan lain yang terhalang oleh rerumputan yang panjang; tanah lunak, dan tanda-tanda lainnya dari kerusakan perkerasan aspal (pavement distress) yaitu berpotensi manjadi hazard serta Inspeksi juga harus memeriksa bagian runway yang mungkin licin saat basah. Terutama pada daerah perkerasan runway yang tidak memenuhi ketentuan kekesatan/gesekan runway yang ditetapkan oleh Ditjen Hubud.

b) Marka, Penerangan, Indikator Arah angin dan ground signal seperti visibilitas marka dan rambu; penggunaan marka dan rambu yang tepat; adanya gangguan terhadap level dan alignment cahaya; pemeriksaan intensitas cahaya; berubah warna atau lensa kotor; bola lampu yang putus, pemasangan bola lampu yang salah, atau cara pemasangan bola lampu salah; kondisi pondasi lampu yang mudah rapuh; tepian pondasi kaki dan instalasi aerodrome lighting yang rapuh dan kerusakan terhadap pemasangan petunjuk arah angin serta kerusakan kain petunjuk arah angin atau warna pudar.

c) Kebersihan Area Pergerakan meliputi :benda asing (foreign object), seperti komponen pesawat udara atau komponen lainnya; perkakas mesin seperti peralatan kecil dan peralatankhusus; puing-puing (debris), seperti pasir, bebatuan lepas, beton, kayu, plastik, potongan ban dan lumpur; dan perhatian khusus selama dan setelah kegiatan konstruksi, dimana kendaraan dan peralatan berjalan melalui area tanpa perkerasan dalam kondisi basah.

d) Obstacles yang mengganggu permukaan Take-off, Approach dan Transisi. Operator bandar udara harus memiliki prosedur dan peralatan untuk petugas dalam melaksanakan inspeksi terhadap objek-objek yang ketinggiannya melebihi ObstacleLimitation Surface(OLS).

e) Burung atau binatang lain yang berada pada areapergerakan (Movement Area) atau di sekitar aerodrome.Pemeriksaan harus meliputi:Kondisi pagar bandara, khususnya didaerah kritis;Memperhatikan iklim atau musim, seperti padakehadiran burung di waktu-waktu tertentu setiaptahunnya, atau kedalaman genangan air;kemungkinan dijadikannyya sarang olehburung/binatang pada infrastruktur aerodrome seperti,gedung, peralatan, dan gable markers;prosedur mitigasi bahaya burung, harus dimasukkan kedalam prosedur manajemen lingkungan Bandar Udara;penarik perhatian burung dari luar Bandar udara sepertitempat penggembalaan hewan, area piknik, fasilitasaerasi dan pembuangan limbah dan daerah tempatpembuangan akhir, tempat pelelangan ikan; sertapenggunaaan prosedur penanganan

Page 185: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 138

gangguan(harassement procedure) burung/binatang jikadibutuhkan.

f) Penilaian Empiris terhadap daya dukung pada unrated runway pavements dan runway strips

g) Masa berlaku NOTAM h) Pagar Bandar Udara, Pelaksanaan inspeksi harus

memeriksa pagar yang rusak,gerbang yang terbuka dan tanda-tanda percobaanmasuknya bintang atau orang.

13. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang dilatih dengan baik?

CASR 139.033

MOS 139 Bag. 10.1.3.1

14. Apakah terdapat rancangan komunikasi dengan personel lalu lintas udara selama inspeksi berlangsung (jika memungkinkan)?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(f)

15. Apakah terdapat rancangan pelaporan hasil dari inspeksi?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(g)

16. Apakah terdapat rancangan untuk melakukan tindakan segera untuk memastikan perbaikan kondisi yang tidak aman?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(g)

17. Apakah terdapat rancangan untuk memastikan dilakukan inspeksi teknis terhadap fasilitas jika dianggap perlu?

18. Dan nama serta peran dari personel yang bertanggungjawab melakukan inspeksi dan nomor telepon untuk menghubungi mereka selama dan setelah jam kerja?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5(h)

19. Apakah dalam buku pedoman (manual) terdapat prosedur untuk inspeksi keselamatan area pergerakan dan KKOP?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.5

Penyimpanan Catatan

1. Daftar dokumen yang dicek Inspector Check

2. Apakah penyelenggara bandar udara meyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?

MoS 139 Bag. 10. 2.12

3. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan catatan pelatihan personel?

CASR 139.033

MOS 139 Bag. 10.1.3.1;

MoS 139 Bag. 10.1.3.3

Fasilitas

1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang cukup dan memadai?

CASR 139.033

2. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang disebutkan dalam buku pedoman?

MOS 139 Bag.10.1.3.1;

MoS 139 Bag. 10.1.3.3

3. Apakah orang tersebut dilatih dengan benar sesuai dengan Manual of standard (MOS)?

CASR 139.033

Prosedur

1. Apakah inspeksi serviceability dilakukan pada saat dan setelah jam kerja sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

2. Apakah waktu dan frekuensi inspeksi sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah logbook disimpan sesuai dengan buku pedoman (manual)? (cek lokasi dan format).

MOS 10.2.12

4. Apakah cheklist digunakan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MOS 10.2.11

5. Apakah metoda berkomunikasi dengan Air Traffic Controller (ATC) pada saat inspeksi sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

6. Apakah upaya tindak lanjut dengan segera sudah dilakukan untuk memperbaiki kondisi tidak aman (unsafe) sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

7. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan inspeksi?

Inspektur Cek

8. Apakah ada kondisi atau pengecualian yang harus Inspektur Cek

Page 186: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 139

dituruti?

Cek Produk

Apakah kondisi lapangan dari salah satu contoh fasilitas bandar udara (aerodrome) sesuai dengan hasil dari inspeksi serviceability?

Inspektur Cek

Umpan Balik

Apakah insiden berkaitan dengan inspeksi diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C.2 INSPEKSI FASILITAS BANDAR UDARA(AERODROME SAFETY INSPECTION)

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara

1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan prosedur-prosedur untuk menjalankan inspeksi fasilitas, jasa dan peralatan?

CASR 139.101 CASR 139 App4 Butir .3(h) MOS 10.21

2. Apakah juga berisikan rincian dari produk yang membutuhkan inspeksi khusus?

MoS 139 Bag. 10.21.2

3. Dan kapan inspeksi harus dilakukan? MoS 139 Bag.10.21.4.1 (a)

MoS 139 Bag.10.21.4.3

4. Termasuk proses untuk memastikan bahwa inspeksi dilakukan dalam interval tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan?

MoS 139 Bag.10.21.4.1 b)

5. Apakah pengaturan memastikan bahwa personel yang cukup secara kualifikasi teknis dan berpengalaman yang melakukan inspeksi teknis?

CASR 139.033

MoS 139 Bag.10.21.5.1

6. Dan pengaturan untuk mencatat hasil dari inspeksi? MoS 139 Bag.10.21.4.4

7. Dan tetap menyimpan catatan untuk paling sedikit 3 tahun?

MoS 139 Bag.10.21.4.4

8. Apakah manual memiliki proses untuk meninjau ulang data yang dipublikasikan dalam Aeronautical Information Publication (AIP) dan NOTAM?

CASR 139.075

9. Dan pengaturan untuk melakukan aksi tindak lanjut dengan cepat untuk memastikan perbaikan kerusakan?

MoS 139 Bag.10.3.8

MoS 139 Bag.10.21.8

10. Apakah buku pedoman (manual) memiliki suatu proses untuk memastikan bahwa prosedur yang ada di dalamnya tetap relevan, mutakhir dan akurat?

CASR 139.117

CASR 139.121

CASR 139.131

CASR 139.135

Penyimpanan Catatan

1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Cek

2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?

MoS 139 Bag.10.21.4.4.

3. Apakah catatan disimpan paling tidak selama 3 (tiga) tahun?

MoS 139 Bag.10.21.4.4.(b)

4. Apakah penyelenggara bandar udara memiliki catatan kualifikasi dan pengalaman dari personel yang melakukan inspeksi teknis?

MoS 139 Bag.10.21.5.

Fasilitas

Apakah tersedia personel dan sumber dayayang cukup dan memadai?

Inspektur Cek

Prosedur

1. Apakah dalam inspeksi teknis juga termasuk semua hal-hal yang mengacu pada buku pedoman

Inspektur Cek

Page 187: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 140

(manual)?

2. Apakah saat inspeksi dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

Inspektur Cek

3. Apakah suatu inspeksi lengkap dilakukan dalam satu periode 12 (dua belas) bulan?

MoS 139 Bag.10.21.4.1

4. Apakah setiap hal yang diinspeksi tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah inspeksi sebelumnya?

MoS 139 Bag.10.21.4.1

5. Apakah inspeksi dilakukan oleh personel yang berkualifikasi dan berpengalaman serta sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MoS 139 Bag.10.21.5

6. Apakah tindaklanjut yang segera dilakukan untuk memastikan perbaikan atas penyimpangan dilakukan sesuai dengan buku pedoman (manual)?

MoS 139 Bag.10.3.8

MoS 139 Bag.10.21.8

7. Pada saat inspeksi serviceability mengindikasikan adanya kebutuhan untuk suatu inspeksi teknis, apakah hal tersebut dilakukan sesegera mungkin?

MoS 139 Bag.10.21.4.3

8. Apakah personel memahami persyaratan keselamatan berkaitan dengan inspeksi?

MoS 139 Bag.10.21.5

9. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang perlu diikuti?

CASR 139.129

Cek Produk

1. Apakah penyelenggara bandar udara mengindikasikan bagaimana mereka dapat memastikan bahwa fasilitas aerodrome sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

2. Apakah pendokumentasian mencakup pengadaan fasilitas baru?

Inspektur Cek

3. Dan pemeliharaan/penggantian fasilitas yang ada?

Inspektur Cek

4. Apakah karakteristik fisik area pergerakan sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

5. Apakah perambuan aerodrome sesuai dengan standard Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

6. Apakah area sinyal sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

7. Apakah indikator angin sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

8. Apakah PAPI/VASI sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

9. Apakah penerangan area pergerakan sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

Inspektur Cek

Umpan Balik

Apakah kerusakan berkaitan dengan inspeksi atau isu-isu kesesuaian diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Cek

C.3 SISTEM PELAPORAN

Aktivitas dan Tujuan Ref. CASR139 – MOS 139

Memenuhi (Ya/Tidak)

Referensi dalam AM

Penjelasan

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara

1. Apakah buku pedoman (manual) berisikan rincian pengaturan untuk pelaporan tentang adanya perubahan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat udara kepada Aeronautical Information Services (AIS) dan air traffic services (ATS) setempat dan Ditjen Perhubungan Udara?

CASR 139.105 CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.1

2. Apakah perubahan yang dapat mempengaruhi operasi pesawat udaraselama dan di luar jam kerja normal operasional bandar udara (aerodrome) di catat dan dilaporkan?

CASR 139 App.1 Bag4 Butir 4.1 (a)

3. Apakah sudah mencantumkan rincian kontak personel dalam organisasi untuk memperoleh laporan perubahan?

CASR 139 App.1 Bag4 Butir 4.1 (c)

4. Termasuk nama personel pelapor (reporting officer) CASR 139 App.1

Page 188: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 141

yang bertanggungjawab melaporkan perubahan dan nomor telepon untuk menghubunginya selama dan sesudah jam kerja?

Bag4 Butir 4.1 (b)

5. Dan proses yang memastikan bahwa personel pelapor (reporting officer) telah dilatih sesuai dengan Manual of Standard (MOS)?

MOS.10.6.2 MOS 12.4

6. Dan pengaturan untuk melaporkan perubahan informasi bandar udara (aerodrome) yang diterbitkan dalam Aeronautical Information Publication (AIP) kepada Aeronautical Information Services AIS dan Direktorat Jenderal Perhubungan udara?

CASR 139.105

7. Dan untuk memastikan bahwa pemberitahuan ke Aeronautical Information Services (AIS) adalah dalam bentuk tertulis?

CASR 139.105

8. Dan prosedur untuk menerbitkan NOTAM? MOS 10.3

9. Termasuk NOTAM untuk perubahan temporer atau permanen pada kondisi fisik bandar udara yang dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara?

MOS 10.3.2

10. Termasuk rincian bahwa penyelenggara bandar udara harus membuat letter of agreement (LOA) atau sejenisnya dengan unit pelayanan informasi aeronautika di unit ATS bandar udara masing – masing untuk memastikan mekanisme dan koordinasi penerbitan NOTAM

CASR. 139.105 (5)

11. Dan kejadian lainnya yang berkaitan dengan operasional atau pemeliharaan bandar udara (aerodrome) yang dapat mempengaruhi keselamatan pesawat udara?

MOS 10.2.1.4

12. Dan pengaturan penyimpanan catatan atau laporan yang dibuat?

Inspektur Chek

Penyimpanan Catatan

1. Daftar dokumen yang dicek Inspektur Chek

2. Apakah penyelenggara bandar udara menyimpan catatan sesuai dengan buku pedoman(manual)?

Inspektur Chek

3. Apakah tersedia data pelatihan dari personel? Inspektur Chek

Fasilitas

1. Apakah tersedia personel dan sumber dayayang cukup dan memadai?

CASR 139.103

2. Apakah personel pelapor telah dilatih sesuai dengan buku pedoman(manual)?

CASR 139.103 MOS 10.1.3

Prosedur

1. Apakah perubahan kondisi fisik telah dilaporkan ke Aeronautical Information Services (AIS) dan dibuat sesuai dengan buku pedoman (manual)? Dan perubahan pada informasi yang diterbitkan? Dan untuk obstacle?

CASR 139.075 CASR 139.075 (3) CASR 139.075 (4) CASR 139 App1 Bag 4 Butir 4.1

2. Apakah laporan dibuat oleh personel yang ditunjuk dalam buku pedoman (manual)?

CASR 139.165 (1) CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.1

3. Apakah rincian contact person sesuai dengan yang ada di buku pedoman?

CASR 139 App1 Bag4 Butir 4.1

4. Apakah para personel memahami persyaratan keselamatan terkait dengan pelaporan?

Inspektur Chek

5. Apakah ada kondisi dan pengecualian yang harus diikuti?

CASR 139.129

Cek Produk

Apakah kondisi lapangan mendukung kebenaran NOTAM yang ada atau yang terakhir?

Inspektur Chek

Umpan Balik

Apakah insiden berkaitan dengan pelaporan diketahui, dilaporkan dan ditindaklanjuti?

Inspektur Chek

Catatan : Untuk Pemeriksaan karakteristik fisik, Marka, Rambu dan Tanda, Obstacle, Aerodrome Lighting, PKP-PK, Personel dan Kriteria Kabandara dan lain lain sama dengan Formulir II.2.a Checklist Audit Sertifikasi Dan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara.

Page 189: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 152

Formulir II.2c Checklist Audit registrasi Dan Audit Keselamatan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter

A. ELEVATED HELIPORT

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang

direncanakan

:

Page 190: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 153

12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. KARAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF (MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.2.2

- Type FATO

Berhimpitan/mejadi satu dengan TLOF

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.2.2.2

- Dimensi

EH : minimal 1 D

2.2.2.2

- Slope/Kemiringan

≤2%

2.2.2.3 d

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 : Mampu menampung beban statis helikopter

2.2.2.3 e

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.2.2.4 2.2.2.5

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO Runway-Type

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.2.4.1

- Type TLOF

Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO

2.2.4.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.2.4.2

- Dimensi

2.2.4.2

Page 191: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 154

ITEMS REFF (MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Minimal 0,83 D - Slope/kemiringan

≤2%

2.2.4.3

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.2.4.5

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.2.4.6 2.2.4.7

- Koordinat TLOF

Wajib, diukur titik pusat TLOF

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

3. Drainage 2.2.4.3

4. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.2.11

5. Landing Net (LN)

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.2.10

6. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≥ permukaan TLOF

2.2.9

7. Safety Area (SA) - Dimensi

VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan

IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60 m dari outer edge FATO

2.2.5

- Slope/Kemiringan

≤4%

2.2.5.7

- Type Permukaan

1.3.5.1 d

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge FATO)

Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%

2.2.5.4 2.2.5.5 2.2.5.6

8. Clearway (CW)

IMC, wajib

2.2.3

- Dimensi

Minimal lebar = lebar SA

Letak CW dihitung dari outer edge FATO

2.2.3.2

- Profil tanah 1.5.3.1 e - Keberadaan objek tetap atau lainnya

Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO

Page 192: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 155

ITEMS REFF (MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Harus clear dari objek yang dapat membahayakan helicopter 9. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Ground

Taxi-Route (GTR)

2.2.6

- Designation 1.5.3.1 f - Lebar

GTW : 1,5 x UCW

GTR : 1,5 x RD

2.2.6.2

- Type Permukaan 1.5.3.1 f - Daya dukung

(strength)

GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.2.6.4

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3%

Transverse : ≤2% (untuk drainage)

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)

2.2.6.7

- Koordinat

Wajib, diukur centerline GTW

1.5.3.3

10. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route (ATR)

2.2.7

- Designation

1.5.3.1.f

- Lebar

ATW : 2 x UCW

ATR : 2 x RD

2.2.7.2

- Type Permukaan

1.5.3.1.f

- Daya dukung (strength)

ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.2.7.3

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3%

Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.2.7.4

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW

2.2.7.7

- Koordinat

Wajib, diukur centerline ATW

1.5.3.3

Page 193: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 156

ITEMS REFF (MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

11. Helicopter Stand (HS) 2.2.8 - Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi

HS : min 1,2 x D

Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk berputarnya helicopter

HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route

- Type Permukaan

1.5.3.1.g

- Daya dukung (strength)

Strength : beban statis (static load bearing) MTOM

D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal 0,83 D

2.2.8.10 2.2.8.11

- Slope/Kemiringan

≤2%

2.2.8.1

- Keberadaan objek tetap

Tidak ada objek tetap yang diperbolehkan

2.2.8.9

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :

1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

Page 194: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 157

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Approach Surface

(APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,

divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m

(flat), length : 4.500m

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

- Transitional Surface (TRS) Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi

harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.4.1.2 3.4.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan

CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation

Length : 1640m from outer edge of TRS

3.4.1.2 3.4.1.3

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.4.1.2 3.4.1.3

2. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :

1.800m 3. Slope :

Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

Page 195: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 158

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m

(flat), length : 4.500m

- Transitional Surface (TRS)

Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA

Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.4.1.2 3.4.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan

CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation Length : 1640m from outer edge of TRS

3.4.1.2 3.4.1.3

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.4.1.2 3.4.1.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm

4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

4.4.2

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.2.3

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport

4.2.4

Page 196: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 159

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

dan karakterisktik helicopter Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m,

divergen : 10%, length : 2.500m

- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Untuk persegi/persegi panjang : imterval ≤50m, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu

4.4.2.1

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.4.2.2 a

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.4.2.2 b

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)

4.2.8

- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation H ≤ 25cm

4.2.9

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan floodlighting

of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.4.2.3

3. Marka dan Rambu

- FATO Dimension Marking

Sebagai batasan dimensi FATO Warna : putih Ukuran marka panjang 1,5 m, lebar 30 cm dengan jarak spasi 1.5

m

4.4.1.2

- FATO Designation Marking

Wajib, untuk Runway type FATO Lokasi marka di awal FATO

4.3.1.2 c

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.4.1.3

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.4.1.4

- Heliport Name Marking

Wajib Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)

4.4.1.5

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO

4.4.1.1

Page 197: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 160

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,

diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.4.1.10

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency

Exit”

4.4.1.7 4.4.1.8

- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan GTW Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking pada

MOS 139 Vol. I

4.3.1.6

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan ATW

4.3.1.7

- Helicopter Stand Marking

Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w =

15cm Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning,

w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF perimeter yang digunakan

Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

4.3.1.8

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.4.1.9

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.1 6.2

a. Adjustable Wrench

1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type

1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm

1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm

1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving

6.3

Page 198: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 161

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1 unit

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades

1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance

1 unit

6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length

1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool

1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers

1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath

1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance

2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

1 Power cutting tool

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

1 Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4

6.2 6.6

- DCP 6.6 a

- CO2 6.6 c

- Performance B Level 6.6 d

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

KET

S US NA

1 Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

2 Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.3.2

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3 Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

5.3.2

- Frekwensi

Page 199: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 162

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

KET

S US NA

- Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4 Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5 Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6 Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7 Personil Fire Fighting

Wajib

5.1.3

8 Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Elevated Heliport “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).

2. Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Elevated Heliport “(Nama Heliport)”sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan

1.

PENDAHULUAN

2.

PHYSICAL CHARACTERISTIC

3.

OBSTACLE RESTRICTION

4.

ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AID)

5.

RFFFS

6.

MISSELENEOUS

3. Pemilik/penyelenggara Elevated Heliport “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.

Page 200: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 163

4. Pemilik/penyelenggara Elevated Heliport “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan operasional heliport yang dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, ............................ Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan : 1. ......................... …………………………………………… Aerodrome Inspector 2. .......................... …………………………………………… Penanggung Jawab Elevated Heliport “(Nama Heliport)”

Page 201: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 164

B SURFACE LEVEL HELIPORT

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )

...... ..

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

Latitude :

Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat ini

:

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika : Diterapkan atau tidak

Page 202: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 165

diterapkan) FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. RAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO) Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan Tanah/rumput/kayu/dll

2.1.1.1

- Type FATO

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway Type

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.1.1.2

- Dimensi

SLH : minimal 1,5 D

2.1.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3%

2.1.1.3.e

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

2.1.1.3.d

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.1.1.5

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO Runway-Type

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

- Jarak tepi FATO dengan tepi RWY atau TWY (untuk heliport di dalam Bandar udara, dioperasikan simultan secara VMC)

Mass <3.175 kg = min 60m

3.175 kg ≤ Mass <5.760 kg = min 120 m

5760 kg ≤ Mass <100.000 kg: min 180 m

Mass ≥100.000 kg = min 250 m

Note : Mass tsb diatas = mass daripada aeroplane dan/atau helicopter

2.1.8

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan Tanah/rumput/kayu/dll

2.1.2.1

Page 203: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 166

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

- Type TLOF

Berhimpitan dengan FATO / FATO-Runway Type

2.1.2.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.1.2.2

- Dimensi

Minimal 0,83 D

2.1.2.2

- Slope/kemiringan

≤2%

2.1.2.3

- Daya dukung (strength) TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :

2,5 x MTOM

TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min beban statis (static load bearing) dari MTOM

2.1.2.4 2.1.2.5

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.1.2.7 2.1.2.8

- Koordinat TLOF Wajib, diukur titik pusat TLOF

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

3. Drainage 2.1.9 4. Sarana Pengait

(Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.1.10

5. Safety Area (SA) 2.1.3 - Dimensi

VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan

IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60 m dari outer edge FATO

2.1.3.1 2.1.3.2

- Slope/Kemiringan

≤4%

2.1.3.8.b

- Type Permukaan

2.1.3.9

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge FATO)

Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%

2.1.3.4 2.1.3.5 2.1.3.6 2.1.3.7

6. Clearway (CW)

IMC, wajib

2.1.4

- Dimensi

Minimal lebar = lebar SA

Letak CW dihitung dari outer edge FATO

2.1.4.1 2.1.4.2

- Profil tanah 1.5.3.1.e

Page 204: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 167

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

- Keberadaan objek tetap atau lainnya

Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO

Harus clear dari objek yang dapat membahayakan helicopter

2.1.4.3 2.1.4.4

7. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Grund Taxi-Route (GTR)

2.1.5

- Designation 1.5.3.1.f - Lebar

GTW : 1,5 x UCW

GTR : 1,5 x RD

2.1.5.1 2.1.5.5

- Type Permukaan 1.5.3.1.f - Daya dukung

(strength)

GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.1.5.3 2.1.5.10

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3%

Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.1.5.2 2.1.5.9

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)

2.1.5.6 2.1.5.7 2.1.5.8

- Koordinat

Wajib, diukur centerline GTW

1.5.3.3

8. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route (ATR)

- Designation

1.5.3.1.f

- Lebar

ATW : 2 x UCW

ATR : 2 x RD

2.1.6.1 2.1.6.5

- Type Permukaan

1.5.3.1.f

- Daya dukung (strength)

ATW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.1.6.2 2.1.6.10

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤7%

Transverse : ≤10% (untuk drainage)

2.1.6.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW

2.1.6.6 2.1.6.7 2.1.6.8

Page 205: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 168

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

- Koordinat

Wajib, diukur centerline ATW

1.5.3.3

9. Helicopter Stand (HS) - Designation 1.5.3.1.g - Dimensi

HS : min 1,2 x D

Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk berputarnya helicopter

HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route

2.1.7.3 2.1.7.4 2.1.7.6

- Type Permukaan

1.5.3.1.g

- Daya dukung (strength)

Strength : beban statis (static load bearing) MTOM

D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal 0,83 D

2.1.7.13

- Slope/Kemiringan

≤2%

2.1.7.2

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Jika jaraknya <0,75D = 5 cm

Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian 5%

2.1.7.9 2.1.7.10 2.1.7.11 2.1.7.12

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.2.1

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m 3. Slope :

Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.2.2

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO :

3.2.2

Page 206: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 169

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

- Transitional Surface (TRS)

Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA

Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.2.1.2 3.2.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung

dengan CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation

Length : 1640m from outer edge of TRS

3.2.1.2

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.2.1.2 3.2.1.3

2. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m 3. Slope :

Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.2.2

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

3.2.2

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m

Page 207: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 170

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m (flat), length : 4.500m

- Transitional Surface (TRS)

Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA

Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.2.1.2 3.2.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung

dengan CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation Length : 1640m from outer edge of TRS

3.2.1.2

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.2.1.2 3.2.1.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.1.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.1.6

- Ukuran

L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm

4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Approach Light

Jika diharapkan secara praktis diperlukan untuk menunjukkan arah pendekatan

Warna : putih Interval 30 m dan crossbar 18 m (interval @ 4,5m, utk 5

lampu) pada 90 m dari outer edge FATO Tambahan lampu (steady/sequence) setalah crossbar

dengan interval 30 m sampai jarak 210m dari outer edge FATO

4.2.2.1 4.2.2.2 4.2.2.3 4.2.2.4 4.2.2.5

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval

4.2.3.2 4.2.3.4 4.2.3.5

Page 208: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 171

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

lampu ≥ 1,5m dan ≤3m Warna : putih, omni directional

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4.1 4.2.4.2

- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Untuk persegi/persegi panjang : interval ≤50m, min 4 unit

lampu Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu

4.2.5.1 4.2.5.2 4.2.5.3

- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Jika diterapkan, untuk IMC dan Night operation Warna : putih Jumlah Lampu : min 6 unit

4.2.6.1 4.2.6.2 4.2.6.3

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.2.7.2 4.2.7.3 4.2.7.4 4.2.7.6 4.2.7.7

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.2.7.5

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching

area)

4.2.8.1 4.2.8.4

- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation H ≤ 25cm

4.2.9

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan

floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.2.11

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.3.1.1

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.3.1.1

- FATO Perimeter Marking

Wajib,

4.3.1.2.b

Page 209: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 172

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

Runway type FATO o Interval ≤50m, min 3 marka/marker setiap sisi o Marka, warna : putih, lebar : 1m, panjang : 9m

FATO non Runway Type o Interval 1,5 ≤2 m o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m, panjang : 1,5m

- FATO Designation Marking

Wajib, untuk Runway type FATO Lokasi marka di awal FATO

4.3.1.2.c

- Aiming Point Marking

Wajib, untuk FATO yang tidak berhimpitan/menjadi satu dengan TLOF dan Runway-type FATO

Letaknya di dalam FATO untuk Runway-type FATO, dan selain Runway-type FATO di tengah FATO

Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi dengan panjang 9m, w = 1m

4.3.1.2.d

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.3.1.3

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.3.1.4

- Heliport Name Marking

Wajib Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)

4.3.1.5

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-

type FATO

4.3.1.10

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam

satuan ton, diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.3.1.11 4.3.1.12

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :

“Emergency Exit”

4.3.1.13 4.3.1.14

- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan GTW Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking

pada MOS 139 Vol. I

4.3.1.6

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan ATW

4.3.1.7

Page 210: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 173

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

- Helicopter Stand Marking

Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w

= 15cm Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna

kuning, w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF perimeter yang digunakan

Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm

HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

4.3.1.8

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.3.1.9

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.1 6.2

a. Adjustable Wrench

1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type

1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm

1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm

1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving

1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades

1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance

1 unit

6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length

1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool

1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers

1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath

1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance 6.3

Page 211: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 174

ITEMS REFF HASIL PEMERIKSAAN KET

S US NA

2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

n. Power cutting tool

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2. Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4

6.2 6.6

- DCP

- CO2

- Performance B Level

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI KET

S US NA

1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.2.1

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

5.3.2

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4. Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR) Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7. Personil Fire Fighting

Wajib

5.1.3

Page 212: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 175

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI KET

S US NA

8. Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Surface Level Heliport “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).

2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Surface Level Heliport “(Nama Heliport)” sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut Temuan

1. PENDAHULUAN 2. PHYSICAL CHARACTERISTIC 3. OBSTACLE RESTRICTION 4. ALAT BANTU VISUAL

(VISUAL AID)

5. RFFFS 6. MISCELLANEOUS

5. Pemilik/penyelenggara Surface Level Heliport “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective

action plan dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.

6. Pemilik/penyelenggara Surface Level Heliport “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan operasional heliport yang dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Page 213: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 176

Demikian Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..........................

Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan : 1. ......................... …………………………………………… Aerodrome Inspector 2. .......................... …………………………………………… Penanggung Jawab Surface Level Heliport “(Nama Heliport)”

Page 214: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 177

C. HELIDECK

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

HELIDECK ( Nama Heliport )

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

Page 215: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 178

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. KARAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF (MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.3.1.1

- Type FATO

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.3.1.2

- Dimensi

HD : minimal 1 D

2.3.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3%

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

2.3.1.3.d 2.3.1.3.e

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.3.1.4 2.3.1.5 2.3.1.6

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.3.2.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.3.2.2

- Dimensi

MTOM > 3.175 kg, minimal 1D MTOM ≤ 3.175 kg, minimal 0,83D, pada kasus tertentu boleh

1D

2.3.2.2

- Slope/kemiringan

≤2%

2.3.2.5

- Type permukaan

2.3.2.6

Page 216: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 179

ITEMS REFF (MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET S US NA

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.3.2.3

- Keberadaan objek tetap Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, TLOF>16m, tinggi ≤25cm TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan penerbangan,

tinngi ≤2,5cm

2.3.2.7

- Koordinat TLOF

Wajib, diukur titik pusat TLOF

1.5.3.2

2. Drainage 2.3.2.5 3. Sarana Pengait

(Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.3.4

4. Landing Net (LN)

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.3.3

5. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

2.3.5

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.5

Obstacle Sector (OS)

Wajib, ≤ 150° TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut

s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d

0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak

3.5.2.4 3.5.2.5

Obstacle Free Sector (OS)

Wajib, ≥ 210°

3.5.1.3

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2

3.5.3.1 3.5.3.2

Page 217: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 180

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

: 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.5.3.3

2. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2

: 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.5.3.1 3.5.3.2

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.5.3.3

Page 218: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 181

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.5.1.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.5.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm

4.5.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.5.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

4.5.2

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.5.2.4

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.1

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.2

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)

4.2.8

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan

floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.5.2.3

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.5.3.8

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO

4.5.3.1a

Page 219: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 182

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.5.3.5

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.5.3.2

- Heliport Name Marking

Wajib

4.5.3.6

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type

FATO

4.5.3.1c

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan

ton, diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.5.3.3 4.5.3.4

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :

“Emergency Exit”

4.5.3.10

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.5.3.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.1 6.2

a. Adjustable Wrench 1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm 1 unit

6.3

Page 220: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 183

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

d. Crowbar, 105 cm 1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving 1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance 6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length

1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool

1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers

1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath

1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance

2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

n. Power cutting tool

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2. Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.2

- DCP

45 kg minimal 2 unit

6.6.a

- CO2

≥18 kg

6.6.c

- Performance B Level

2 nozzle + hose Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi

6.6.b

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.2.1

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

Page 221: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 184

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4. Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7. Personil Fire Fighting Wajib

5.1.3

8. Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

CATATAN : 1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Helideck “(Nama Heliport)”

ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).

2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut Temuan

1.

PENDAHULUAN

2.

PHYSICAL CHARACTERISTIC

3.

OBSTACLE RESTRICTION

4.

ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AID)

Page 222: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 185

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut Temuan

5.

RFFFS

6.

MISCELLANEOUS

3. Pemilik / penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan

dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.

4. Pemilik / Penyelenggara Helideck “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, .............................

Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan : 1. ......................... …………………………………………… Aerodrome Inspector 2. .......................... …………………………………………… Penanggung Jawab Helideck “(Nama Heliport)”

Page 223: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 186

D. SHIPBOARD CHECKLIST AUDIT REGISTRASI

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

SHIPBOARD ( Nama Heliport )7

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang :

Page 224: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 187

direncanakan

12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport

:

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. KARAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.4.1.1

- Type FATO

Berhimpitan dengan TLOF

1.5.3.1 c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.4.1.2

- Dimensi

HD : minimal 1 D

2.4.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3% (jika FATO coincidental/berhimpitan dengan TLOF)

≤2% jika FATO menjadi 1 (collocated) dengan FATO)

2.4.2.11

- Strength Apabila Coidential :

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

Apabila collocated :

Mengikuti kekuatan TLOF

2.3.1.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.4.1.5

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

Page 225: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 188

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.4.2 - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

- Dimensi

Minimal 1D Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah

touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki 2 arah berlawanan

2.4.2.4 2.4.2.5

- Slope/kemiringan

≤2%

2.4.2.11

- Type permukaan

1.5.3.1 d

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.4.2.2

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, TLOF>16m, tinggi ≤25cm TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan

penerbangan, tinngi ≤2,5cm

2.4.2.9

- Koordinat TLOF

Wajib, diukur titik pusat TLOF

1.5.3.2

3. Drainage 2.4.2.11 4. Sarana Pengait

(Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.4.4

5. Landing Net (LN)

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.4.3

6. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

2.4.5

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.6

Obstacle Sector (OS)

Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada pada haluan/buritan (purpose-built heliport), wajib, ≤ 150° :

TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak

TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d

3.6.1 3.6.2 3.6.3 3.6.4 3.6.5 3.6.6

Page 226: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 189

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak

Apabila berada tidak pada lokasi tsb diatas (non purpose-built heliport), lihat MOS 139, vol II, bab 4, sub bab 3.6

Obstacle Free Sector (OS)

Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada pada haluan/buritan (purpose-built heliport) , wajib, ≥ 210° :

3.5.2

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m

3.6.8.1

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.6.8.1 3.6.8.2 3.6.8.3

2. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m

3.6.8.1

3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

Page 227: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 190

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :

2.500m H=150m (flat), length : 4.500m

3.6.8.1 3.6.8.2 3.6.8.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock Wajib, min 1 (satu) buah

4.5.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.5.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm

4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.5.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

4.6

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.5.2.4

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤3m

4.5.2.1

Page 228: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 191

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Ditempatkan disetiap sudut atau sisi permukaan dari batas

FATO Intensitas 10 lux

4.5.2.2

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching

area)

4.2.8

- Obstruction light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna merah Intensitas 40 W s/d 80 W

4.5.2.3

3. Marka dan Rambu 4.5.3

- Surface Marking Dark Green

4.5.3.8

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.4.1.3

- Touchdown Perimeter Marking

Wajib terpasang di sepanjang sisi helideck/ shipboard Warna : putih, lebar 30 cm

4.5.3.2

- Heliport Name Marking

Wajib

4.5.3.6

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO

4.5.3.1

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam

satuan ton, diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.5.3.4

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :

“Emergency Exit”

4.5.3.10 4.5.3.11

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.5.3.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

Page 229: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 192

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.2

a. Adjustable Wrench 1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm 1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm 1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving 1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance 6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length 1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool 1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers 1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath 1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance 2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

n. Power cutting tool Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2. Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.2

- DCP

45 kg

6.6 a

- CO2

≥18 kg

6.6 c

- Performance B Level

Canon, 2 monitor Discharge : 60 lt

6.6 b

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

5.2.1

Page 230: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 193

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

Wajib 2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi

melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.2.1

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

5.3.2

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4. Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7. Personil Fire Fighting

Wajib

5.1.3

8. Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

CATATAN : 1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Shipboard “(Nama Heliport)”

ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).

2. (jika terdapat finding) Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan

1. PENDAHULUAN

2. PHYSICAL CHARACTERISTIC

3. OBSTACLE RESTRICTION

4. ALAT BANTU VISUAL

Page 231: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 194

No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan

(VISUAL AID)

5. RFFFS

6. MISCELLANEOUS

3. Pemilik / penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan

dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.

4. Pemilik / Penyelenggara Shipboard “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ................................

Yang Melaksanakan Audit Registrasi/Keselamatan : 1. ............................ …………………………………………… Aerodrome Inspector 2. ............................ …………………………………………… Penanggung Jawab Shipboard “(Nama Heliport)”

Page 232: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 186

Formulir II.2d Checklist Audit Registrasi dan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

Perairan

CHECKLIST AUDIT REGISTRASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

I. RUNWAY (WATER OPERATING AREA) :

1. Nomor Runway : 2. Dimensi :

ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

S US NA

Panjang MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (1) (a)

Lebar MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (1) (a)

3. Kondisi permukaan air :

ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

S US NA

Kedalaman MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (b)

Penambahan atas density altitude

MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (d)

Ketinggian Gelombang

MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (d)

Kecepatan air MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (d)

II. JALUR TAXIWAY :

NO ITEM REFF HASIL

PEMERIKSAAN KETERANGAN

S US NA

1. Dimensi Jalur Taxiway

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (a)

2. Jarak Bebas Jalur Taxiway terhadap Halangan

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (b)

3. Kolam Putar (Turning Basin)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c)

a. Kolam Putar Radius MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (1)

b. Jarak Bebas Turning Basin terhadap halangan

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (2)

c. Anchorage MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

1) Jenis MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

2) Panjang MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

3) Jarak antara MOS CASR 139 Vol III,

Page 233: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 187

tambatan (Jika ada)

Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

III. FASILITAS PESISIR (SHORELINE FACILITIES) :

NO. ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN

KETERANGAN

S US NA

1. Peluncuran (Slipway) MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1)

a. Lokasi : MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (a)

Ketinggian dan kedalaman air

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (a)

b. Dimensi MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (b)

c. Pelindung pada Slipway

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (c)

2. Kemiringan (Ramp) MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2)

a. Lokasi MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (a)

b. Krakteristik MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (b)

c. Lebar MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (c)

d. Permukaan yang tertutup air dengan kedalaman terendah

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (d)

e. Tie down Point MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (3)

f. Jarak antar Ramp satu dengan yang lain

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (f)

3. Dermaga Tetap (Fixed Pier)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (3)

a. Jarak dari Turning Basing

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (3) (a)

b. Jarak dari Jalur Taxiway

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (3) (b)

4. Dermaga Apung (Floating Pier)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (4)

a. Dimensi MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (4) (b)

b. Gang (Jalur penghubung dari dermaga)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (4) (c)

6. Anchorage/Mooring Buoy.

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (6)

7. Lampu MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8)

a. Lampu Suar MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (a)

b. Lampu Sorot MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (b)

c. Prosedur Pendekatan MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (c)

d. Observasi cuaca MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (d)

Page 234: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 188

8 Windsock MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

a. Warna MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

1) Medium MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9) III

2) Small MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

IV. OBSTRUCTION RESTRICTION

1. Take off Runway & Aprroach Runway :

NO ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN

KETERANGAN

S US NA

1.

Take off Runway …. and Approach Runway….

MOS CASR 139 Vol I, Bab 7

2. Take off Runway ….. and Approach Runway ….

MOS CASR 139 Vol I, Bab 7

2. Obstacle within transitional surface :

ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

S US NA

(object dapat beruapa bangunan, pohon dll)

MOS CASR 139 Vol I, Bab 7

V. COMMUNICATION :

VI. NAVIGATION :

VII. OPERATION OFFICER

NO ITEM EXISTING KETERANGAN

1. Petugas Pelapor 2. PKP-PK 3. Pengamanan Bandara

VIII. FIRE FIGHTING FACILITIES : CAT……

NO

ITEM REFF HASIL PEMERIKSAAN

KETERANGAN

S US NA

1.

Rescue BOAT KP 14 Tahun 2015

2. DCP

3. CO2

4. CO2 Catatan :

S : Satisfactory US : Unsatisfactory N/A : Not Available

Page 235: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 199

Formulir II.3a Checklist Inspeksi Keselamatan

Operasi Bandar Udara

CHECKLIST INSPEKSI KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA Pelaksanaan Inspeksi yang merupakan pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir objek tertentu dapat menggunakan Formulir II.2.a Checklis Audit Sertifikas/ Checklis Audit II.2.b Registrasi dan Keselamatan dengan memilih cheklist sesuai dengan objek yang akan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : A. Matrik Pemenuhan CASR B. Checklist Karakteristik fisik fasilitas Bandar Udara; atau C. Checklist Marka, Rambu dan Tanda, atau D. Checklist Obstacle; atau E. Checklist Aerodrome Lighting; atau F. Checklist Pemilihan Arus Hubungan Seri (Series Line Current) untuk Berbagai Tahap

Intensitas; atau G. Checklist Manajemen Gangguan Binatang Liar; atau H. Checklist Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran; atau I. Checklist Personel; atau J. Checklist Kabandara.

Page 236: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 200

Formulir II.3b Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter

Checklist Inspeksi Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) Dalam Rangka Keselamatan Untuk Surface Level, Elevated Level, Helideck Dan Shipboard Menggunakan Wajib Menggunakan Checklist Pemeriksaan Buku Pedoman Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter serta Chechlist Teknis sesuai dengan jenis/type heliport

Page 237: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 199

CHECKLIST PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN BUKU PEDOMAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

NO

ITEMS

HASIL TEMUAN EVALUASI INSPEKTUR

MEMENUHI TIDAK

MEMENUHI BUKU PANDUAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS

LANDAS HELIKOPTER

Kata Pengantar

Daftar isi

Lampiran - lampiran

Lembar amandemen

1. BAB I DATA DAN INFORMASI UMUM

1.1 Lingkup dan tujuan

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama penyelenggara

1.4 Struktur organisasi dan manajemen penyelenggara

1.5 Sistem pencatatan pergerakan helikopter

1.6 Tanggung jawab penyelenggara

1.7 Pelayanan Lalu Lintas 2. BAB II

DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas utama, termasuk windsock

1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat

1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO, termasuk safety area jika diterapkan

1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi Obstacle

Page 238: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 200

NO

ITEMS

HASIL TEMUAN EVALUASI INSPEKTUR

MEMENUHI TIDAK

MEMENUHI 1.5 Data dan informasi fasilitas tempat pendaratan

dan lepas landas helikopter

3. BAB III STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

3.1 Standar prosedur pelayanan pendaratan dan lepas landas helikopter

3.2 Standar prosedur inspeksi

3.3 Standar prosedur pengaturan dan pengendalian obstacle

3.4 Standar prosedur pemeliharaan area pergerakan

3.5 Standar prosedur pelaporan

3.6 Standar prosedur Keadaan Darurat di Heliport

3.7 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency Medevac Terkait Fasilitas Heliport, jika heliport digunakan untuk malam hari

3.8 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency Medevac Terkait Emergency Response (ERP), jika heliport digunakan untuk malam hari

4. BAB IV SISTIM PELAPORAN

4.1 Penyusunan laporan setiap perubahan yang terjadi

4.2 Nama dan tanggung jawab petugas pelaporan

4.3 Data lengkap dan rinci organisasi dan personel bilamana terjadi perubahan agar dilaporkan.

Page 239: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 201

Page 240: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR II II - 199

A. ELEVATED HELIPORT

CHECKLIST INSPEKSI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

Page 241: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 200

III. KARAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.2.2

- Type FATO

Berhimpitan/mejadi satu dengan TLOF

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.2.2.2

- Dimensi

EH : minimal 1 D

2.2.2.2

- Slope/Kemiringan

≤2%

2.2.2.3 d

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 : Mampu menampung beban statis helikopter

2.2.2.3 e

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.2.2.4 2.2.2.5

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO Runway-Type

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.2.4.1

- Type TLOF

Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO

2.2.4.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.2.4.2

- Dimensi

Minimal 0,83 D

2.2.4.2

- Slope/kemiringan

≤2%

2.2.4.3

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.2.4.5

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.2.4.6 2.2.4.7

- Koordinat TLOF

Wajib, diukur titik pusat TLOF

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

3. Drainage 2.2.4.3

4. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.2.11

5. Landing Net (LN)

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.2.10

6. Safety Net (SN)

2.2.9

Page 242: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 201

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≥ permukaan TLOF

7. Safety Area (SA) - Dimensi

VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan

IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60 m dari outer edge FATO

2.2.5

- Slope/Kemiringan

≤4%

2.2.5.7

- Type Permukaan

1.3.5.1 d

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge FATO)

Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%

2.2.5.4 2.2.5.5 2.2.5.6

8. Clearway (CW)

IMC, wajib

2.2.3

- Dimensi

Minimal lebar = lebar SA

Letak CW dihitung dari outer edge FATO

2.2.3.2

- Profil tanah 1.5.3.1 e - Keberadaan objek tetap atau lainnya

Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO

Harus clear dari objek yang dapat membahayakan helikopter

9. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Ground Taxi-Route (GTR)

2.2.6

- Designation 1.5.3.1 f - Lebar

GTW : 1,5 x UCW

GTR : 1,5 x RD

2.2.6.2

- Type Permukaan 1.5.3.1 f - Daya dukung

(strength)

GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.2.6.4

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3%

Transverse : ≤2% (untuk drainage)

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)

2.2.6.7

- Koordinat

Wajib, diukur centerline GTW

1.5.3.3

10. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route (ATR)

2.2.7

- Designation

1.5.3.1.f

- Lebar

ATW : 2 x UCW

ATR : 2 x RD

2.2.7.2

- Type Permukaan

1.5.3.1.f

Page 243: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 202

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Daya dukung (strength)

ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing)

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.2.7.3

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3%

Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.2.7.4

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW

2.2.7.7

- Koordinat

Wajib, diukur centerline ATW

1.5.3.3

11. Helicopter Stand (HS) 2.2.8 - Designation 1.5.3.1.g - Dimensi

HS : min 1,2 x D

Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk berputarnya helicopter

HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route

- Type Permukaan

1.5.3.1.g

- Daya dukung (strength)

Strength : beban statis (static load bearing) MTOM

D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal 0,83 D

2.2.8.10 2.2.8.11

- Slope/Kemiringan

≤2%

2.2.8.1

- Keberadaan objek tetap

Tidak ada objek tetap yang diperbolehkan

2.2.8.9

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

12. Obstacle Limitation Surface and Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :

1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

Page 244: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 203

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,

divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m

(flat), length : 4.500m

- Transitional Surface (TRS) Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi

harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.4.1.2 3.4.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan

CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation

Length : 1640m from outer edge of TRS

3.4.1.2 3.4.1.3

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.4.1.2 3.4.1.3

13. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2 :

1.800m 3. Slope :

Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope : 3,33%,

divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m H=150m

(flat), length : 4.500m

3.4.1.1 3.4.1.2 3.4.1.3 3.4.2.1

Page 245: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 204

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Transitional Surface (TRS)

Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA

Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.4.1.2 3.4.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung dengan

CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation Length : 1640m from outer edge of TRS

3.4.1.2 3.4.1.3

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.4.1.2 3.4.1.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm

4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

4.4.2

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.2.3

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Untuk persegi/persegi panjang : imterval ≤50m, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu

4.4.2.1

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.4.2.2 a

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu

4.4.2.2 b

Page 246: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 205

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)

4.2.8

- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation H ≤ 25cm

4.2.9

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan floodlighting

of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.4.2.3

3. Marka dan Rambu

- FATO Dimension Marking

Sebagai batasan dimensi FATO Warna : putih Ukuran marka panjang 1,5 m, lebar 30 cm dengan jarak spasi 1.5

m

4.4.1.2

- FATO Designation Marking

Wajib, untuk Runway type FATO Lokasi marka di awal FATO

4.3.1.2 c

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.4.1.3

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.4.1.4

- Heliport Name Marking

Wajib Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)

4.4.1.5

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type FATO

4.4.1.1

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan ton,

diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.4.1.10

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan : “Emergency

Exit”

4.4.1.7 4.4.1.8

- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan GTW Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking pada

MOS 139 Vol. I

4.3.1.6

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan ATW

4.3.1.7

- Helicopter Stand Marking

Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w =

15cm Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning,

w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF perimeter yang digunakan

Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

4.3.1.8

Page 247: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 206

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.4.1.9

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.1 6.2

a. Adjustable Wrench

1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type

1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm

1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm

1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving

1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades

1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance

1 unit

6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length

1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool

1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers

1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath

1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance

2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

1 Power cutting tool

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2 Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4

6.2 6.6

- DCP 6.6 a

- CO2 6.6 c

- Performance B Level 6.6 d

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT

INI

KET

S US NA

1 Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

Page 248: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 207

ITEMS REFF KONDISI SAAT

INI

KET

S US NA

2 Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.3.2

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3 Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

5.3.2

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4 Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5 Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6 Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7 Personil Fire Fighting

Wajib

5.1.3

8 Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

Page 249: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 208

B. SURFACE LEVEL HELIPORT

CHECKLIST INSPEKSI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )

...... ..

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

Latitude :

Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat ini

:

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika

diterapkan)

: Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

Page 250: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 209

III. KARAKTERISTIK FISIK

Items

Reff (Mos

139 Vol. II)

Hasil Pemeriksaan

Ket

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO) Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan Tanah/rumput/kayu/dll

2.1.1.1

- Type FATO

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway Type

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.1.1.2

- Dimensi

SLH : minimal 1,5 D

2.1.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3%

2.1.1.3.e

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

2.1.1.3.d

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.1.1.5

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO, untuk FATO Runway-Type

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

- Jarak tepi FATO dengan tepi RWY atau TWY (untuk heliport di dalam Bandar udara, dioperasikan simultan secara VMC)

Mass <3.175 kg = min 60m

3.175 kg ≤ Mass <5.760 kg = min 120 m

5760 kg ≤ Mass <100.000 kg: min 180 m

Mass ≥100.000 kg = min 250 m

Note : Mass tsb diatas = mass daripada aeroplane dan/atau helicopter

2.1.8

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan Tanah/rumput/kayu/dll

2.1.2.1

- Type TLOF

Berhimpitan dengan FATO / FATO-Runway Type

2.1.2.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.1.2.2

- Dimensi

Minimal 0,83 D

2.1.2.2

- Slope/kemiringan

≤2%

2.1.2.3

- Daya dukung (strength) TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength :

2,5 x MTOM

TLOF yang terletak pada Helicopter Stand, Strength : min beban statis (static load bearing) dari MTOM

2.1.2.4 2.1.2.5

Page 251: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 210

Items

Reff (Mos

139 Vol. II)

Hasil Pemeriksaan

Ket

S US NA

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.1.2.7 2.1.2.8

- Koordinat TLOF Wajib, diukur titik pusat TLOF

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

3. Drainage 2.1.9 4. Sarana Pengait

(Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.1.10

5. Safety Area (SA) 2.1.3 - Dimensi

VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan

IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60 m dari outer edge FATO

2.1.3.1 2.1.3.2

- Slope/Kemiringan

≤4%

2.1.3.8.b

- Type Permukaan

2.1.3.9

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge FATO)

Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%

2.1.3.4 2.1.3.5 2.1.3.6 2.1.3.7

6. Clearway (CW)

IMC, wajib

2.1.4

- Dimensi

Minimal lebar = lebar SA

Letak CW dihitung dari outer edge FATO

2.1.4.1 2.1.4.2

- Profil tanah 1.5.3.1.e - Keberadaan objek tetap atau lainnya

Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO

Harus clear dari objek yang dapat membahayakan helicopter

2.1.4.3 2.1.4.4

7. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Grund Taxi-Route (GTR)

2.1.5

- Designation 1.5.3.1.f - Lebar

GTW : 1,5 x UCW

GTR : 1,5 x RD

2.1.5.1 2.1.5.5

- Type Permukaan 1.5.3.1.f - Daya dukung

(strength)

GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.1.5.3 2.1.5.10

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3%

Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.1.5.2 2.1.5.9

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

2.1.5.6 2.1.5.7 2.1.5.8

Page 252: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 211

Items

Reff (Mos

139 Vol. II)

Hasil Pemeriksaan

Ket

S US NA

Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)

- Koordinat

Wajib, diukur centerline GTW

1.5.3.3

8. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route (ATR)

- Designation

1.5.3.1.f

- Lebar

ATW : 2 x UCW

ATR : 2 x RD

2.1.6.1 2.1.6.5

- Type Permukaan

1.5.3.1.f

- Daya dukung (strength)

ATW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.1.6.2 2.1.6.10

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤7%

Transverse : ≤10% (untuk drainage)

2.1.6.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW

2.1.6.6 2.1.6.7 2.1.6.8

- Koordinat

Wajib, diukur centerline ATW

1.5.3.3

9. Helicopter Stand (HS) - Designation 1.5.3.1.g

- Dimensi

HS : min 1,2 x D

Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang dipergunakan untuk berputarnya helicopter

HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS = lebar taxi-route

2.1.7.3 2.1.7.4 2.1.7.6

- Type Permukaan

1.5.3.1.g

- Daya dukung (strength)

Strength : beban statis (static load bearing) MTOM

D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal 0,83 D

2.1.7.13

- Slope/Kemiringan

≤2%

2.1.7.2

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile

Jika jaraknya <0,75D = 5 cm

Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan penambahan ketinggian 5%

2.1.7.9 2.1.7.10 2.1.7.11 2.1.7.12

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. ttObstacle Limitation Surface and Sector 3.2.1

Page 253: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 212

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.2.2

- Approach Surface

(APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.2.2

- Transitional Surface (TRS) Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya

satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA

Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.2.1.2 3.2.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung

dengan CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation

Length : 1640m from outer edge of TRS

3.2.1.2

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.2.1.2 3.2.1.3

2. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m 3. Slope :

Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.2.2

Page 254: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 213

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.2.2

- Transitional Surface (TRS)

Wajib, untuk instrument approach FATO, jika TRS hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA

Slope : 14,3% Length : 315m from outer edge of SA

3.2.1.2 3.2.1.3

- Inner Horizontal Surface (IHS)

Wajib, untuk instrument approach FATO. Jika HIS tidak tersedia maka TRS langsung menyambung

dengan CON Slope : 0%, height : 45 m from FATO elevation Length : 1640m from outer edge of TRS

3.2.1.2

- Conical Surface (CON)

Wajib, untuk instrument approach FATO Divergen : 5% Slope : 5%, height : 100m from FATO elevation Length : 1100m from outer edge of HIS

3.2.1.2 3.2.1.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.1.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.1.6

- Ukuran

L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm

4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Approach Light

Jika diharapkan secara praktis diperlukan untuk menunjukkan arah pendekatan

Warna : putih Interval 30 m dan crossbar 18 m (interval @ 4,5m, utk 5

lampu) pada 90 m dari outer edge FATO Tambahan lampu (steady/sequence) setalah crossbar

dengan interval 30 m sampai jarak 210m dari outer edge FATO

4.2.2.1 4.2.2.2 4.2.2.3 4.2.2.4 4.2.2.5

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path

4.2.3.2 4.2.3.4 4.2.3.5

Page 255: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 214

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4.1 4.2.4.2

- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Untuk persegi/persegi panjang : interval ≤50m, min 4 unit

lampu Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit lampu

4.2.5.1 4.2.5.2 4.2.5.3

- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Jika diterapkan, untuk IMC dan Night operation Warna : putih Jumlah Lampu : min 6 unit

4.2.6.1 4.2.6.2 4.2.6.3

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.2.7.2 4.2.7.3 4.2.7.4 4.2.7.6 4.2.7.7

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.2.7.5

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching

area)

4.2.8.1 4.2.8.4

- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation H ≤ 25cm

4.2.9

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan

floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.2.11

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.3.1.1

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.3.1.1

- FATO Perimeter Marking

Wajib, Runway type FATO o Interval ≤50m, min 3 marka/marker setiap sisi o Marka, warna : putih, lebar : 1m, panjang : 9m

FATO non Runway Type o Interval 1,5 ≤2 m o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m, panjang : 1,5m

4.3.1.2.b

- FATO Designation Marking

Wajib, untuk Runway type FATO Lokasi marka di awal FATO

4.3.1.2.c

- Aiming Point Marking

Wajib, untuk FATO yang tidak berhimpitan/menjadi satu

4.3.1.2.d

Page 256: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 215

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

dengan TLOF dan Runway-type FATO Letaknya di dalam FATO untuk Runway-type FATO, dan

selain Runway-type FATO di tengah FATO Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi dengan panjang

9m, w = 1m

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.3.1.3

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.3.1.4

- Heliport Name Marking

Wajib Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)

4.3.1.5

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-

type FATO

4.3.1.10

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam

satuan ton, diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.3.1.11 4.3.1.12

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :

“Emergency Exit”

4.3.1.13 4.3.1.14

- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan GTW Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi holding marking

pada MOS 139 Vol. I

4.3.1.6

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan ATW

4.3.1.7

- Helicopter Stand Marking

Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w

= 15cm Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna

kuning, w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF perimeter yang digunakan

Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm

HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

4.3.1.8

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.3.1.9

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m,

6.1 6.2

Page 257: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 216

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m a. Adjustable Wrench

1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type

1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm

1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm

1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving

1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades

1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance

1 unit

6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length

1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool

1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers

1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath

1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance

2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

n. Power cutting tool

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2. Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m Spesisikasi sesuai MOS Vol. II – Tabel 5-3 dan 5-4

6.2 6.6

- DCP

- CO2

- Performance B Level

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI KET

S US NA

1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.2.1

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

5.3.2

Page 258: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 217

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI KET

S US NA

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4. Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7. Personil Fire Fighting

Wajib

5.1.3

8. Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

Page 259: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 218

C. HELIDECK

CHECKLIST INSPEKSI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

HELIDECK ( Nama Heliport )

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

Page 260: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 219

III. KARAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.3.1.1

- Type FATO

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.3.1.2

- Dimensi

HD : minimal 1 D

2.3.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3%

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

2.3.1.3.d 2.3.1.3.e

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.3.1.4 2.3.1.5 2.3.1.6

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.3.2.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.3.2.2

- Dimensi

MTOM > 3.175 kg, minimal 1D MTOM ≤ 3.175 kg, minimal 0,83D, pada kasus tertentu boleh

1D

2.3.2.2

- Slope/kemiringan

≤2%

2.3.2.5

- Type permukaan

2.3.2.6

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.3.2.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, TLOF>16m, tinggi ≤25cm TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan penerbangan,

tinngi ≤2,5cm

2.3.2.7

- Koordinat TLOF

Wajib, diukur titik pusat TLOF

1.5.3.2

2. Drainage 2.3.2.5

3. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.3.4

Page 261: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 220

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

4. Landing Net (LN)

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.3.3

5. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

2.3.5

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.5

Obstacle Sector (OS)

Wajib, ≤ 150° TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut

s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d

0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak

3.5.2.4 3.5.2.5

Obstacle Free Sector (OS)

Wajib, ≥ 210°

3.5.1.3

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2

: 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

3.5.3.1 3.5.3.2

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.5.3.3

2. Location of Obstacle Sector - Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m, w2 :

1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m, w2

3.5.3.1 3.5.3.2

Page 262: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 221

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

: 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.5.3.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.5.1.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.5.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm

4.5.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.5.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

4.5.2

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.5.2.4

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.1

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.2

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation

4.2.8

Page 263: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 222

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching area)

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat digantikan dengan

floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.5.2.3

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.5.3.8

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II

4.5.3.1a

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.5.3.5

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.5.3.2

- Heliport Name Marking

Wajib

4.5.3.6

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO, kecuali Runway-type

FATO

4.5.3.1c

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam satuan

ton, diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.5.3.3 4.5.3.4

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :

“Emergency Exit”

4.5.3.10

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.5.3.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.1 6.2

a. Adjustable Wrench 1 unit

6.3

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm 1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm 6.3

Page 264: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 223

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1 unit e. Hook, grap or salving

1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance 6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length

1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool

1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers

1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath

1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance

2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

n. Power cutting tool

Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2. Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.2

- DCP

45 kg minimal 2 unit

6.6.a

- CO2

≥18 kg

6.6.c

- Performance B Level

2 nozzle + hose Discharge : 5 lt s.d 6 lt per menit per meter persegi

6.6.b

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.2.1

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan NDB

4. Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen

5.1.3

Page 265: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 224

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

Perhubungan Udara

6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7. Personil Fire Fighting Wajib

5.1.3

8. Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

Page 266: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 225

D. SHIPBOARD CHECKLIST INSPEKSI

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN / PERPANJANGAN REGISTER

SHIPBOARD ( Nama Heliport )7

”PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL”

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat ini :

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika diterapkan) : Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

Page 267: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 226

III. KARAKTERISTIK FISIK

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan : Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.4.1.1

- Type FATO

Berhimpitan dengan TLOF

1.5.3.1 c

- True Bearing (Designation Number) 1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

2.4.1.2

- Dimensi

HD : minimal 1 D

2.4.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3% (jika FATO coincidental/berhimpitan dengan TLOF)

≤2% jika FATO menjadi 1 (collocated) dengan FATO)

2.4.2.11

- Strength Apabila Coidential :

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

Apabila collocated :

Mengikuti kekuatan TLOF

2.3.1.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.4.1.5

- Koordinat FATO

Wajib, diukur masing-masing threshold FATO

Sampai 2 digit di belakang koma

1.5.3.2

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF) 2.4.2 - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

- Dimensi

Minimal 1D Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki batasan arah

touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki 2 arah berlawanan

2.4.2.4 2.4.2.5

- Slope/kemiringan

≤2%

2.4.2.11

- Type permukaan

1.5.3.1 d

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.4.2.2

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual

Low mass, fragile, TLOF>16m, tinggi ≤25cm TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm Obyek didalam TLOF yang ada gunanya dengan

penerbangan, tinngi ≤2,5cm

2.4.2.9

- Koordinat TLOF

Wajib, diukur titik pusat TLOF

1.5.3.2

3. Drainage 2.4.2.11 4. Sarana Pengait

(Tie Down Point)

2.4.4

Page 268: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 227

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Minimal 6 points 5. Landing Net (LN)

Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.4.3

6. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

2.4.5

IV. OBSTACLE RESTRICTION

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Obstacle Limitation Surface and Sector 3.6

Obstacle Sector (OS)

Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada pada haluan/buritan (purpose-built heliport), wajib, ≤ 150° :

TLOF≥1D, pada jarak dari tepi TLOF 0,12D ≤ 25 cm, lanjut s/d 0,21D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak

TLO<1D, pada jarak dihitung dari tengah TLOF 0,5D s/d 0,62D ≤ 5 cm, lanjut s/d 0,83D dan seterusnya : 0,05D+50% jarak

Apabila berada tidak pada lokasi tsb diatas (non purpose-built heliport), lihat MOS 139, vol II, bab 4, sub bab 3.6

3.6.1 3.6.2 3.6.3 3.6.4 3.6.5 3.6.6

Obstacle Free Sector (OS)

Ketentuan sama dengan helideck apabila heliport berada pada haluan/buritan (purpose-built heliport) , wajib, ≥ 210° :

3.5.2

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m 3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640 m

3.6.8.1

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

Slope #1 : 2,5% length : 3.000m Slope#2 : 3% (continued slope#1), length : 2.500m

H=150m (flat), length : 4.500m

3.6.8.1 3.6.8.2 3.6.8.3

2. Location of Obstacle Sector

Page 269: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 228

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Take-off Climb Surface (TOF)

Wajib, jika TOF hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15%

Instrument FATO: 1. Surface#1 : length : 2850m, divergen : 30%, w1 : 90m,

w2 : 1800m 2. Surface#2 : length : 9.150m, divergen : 0%, w1 : 1800m,

w2 : 1.800m

3.6.8.1

3. Slope : Slope #1 : 3,5% length : 4.360m Slope#2 : 2% (continued slope#1), length : 7.640m

- Approach Surface (APP)

Wajib, jika APP hanya satu sisi harus membuat safety plan yang di accept oleh DGCA dan luas transitional surface harus ditambah tegak lurus menjauh sisi safety area.

Non Instrument FATO : Length : 1.310m, slope : 8%, divergen : 15% Instrument Non Precision FATO: Length : 2.500m, slope :

3,33%, divergen : 16%, w1 : 90m, w2 : 890m Instrument Precision :

1. Surface#1 : length : 1.745m, divergen : 25%, w1 : 90m 2. Surface#2 : length : 2.793m, divergen : 15%, continued

surface#1 3. Surface#3 : length : 5.462m, divergen : 0%, w : 1.800m 4. Slope :

o Slope #1 : 2,5% length : 3.000m o Slope#2 : 3% (continued slope#1), length :

2.500m H=150m (flat), length : 4.500m

3.6.8.1 3.6.8.2 3.6.8.3

V. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock Wajib, min 1 (satu) buah

4.5.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange

4.5.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm

4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.5.1.7

- Bearing dan/atau koordinat 2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

4.6

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.5.2.4

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau

4.5.2.1

Page 270: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 229

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA Interval : ≤3m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Ditempatkan disetiap sudut atau sisi permukaan dari batas

FATO Intensitas 10 lux

4.5.2.2

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan winching

area)

4.2.8

- Obstruction light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna merah Intensitas 40 W s/d 80 W

4.5.2.3

3. Marka dan Rambu 4.5.3

- Surface Marking Dark Green

4.5.3.8

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.4.1.3

- Touchdown Perimeter Marking

Wajib terpasang di sepanjang sisi helideck/ shipboard Warna : putih, lebar 30 cm

4.5.3.2

- Heliport Name Marking

Wajib

4.5.3.6

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna merah, uk :

3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO

4.5.3.1

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking dinyatakan dalam

satuan ton, diikuti dengan “t” D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm,

FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.5.3.4

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah tulisan :

“Emergency Exit”

4.5.3.10 4.5.3.11

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.5.3.12

VI. RESCUE AND FIRE FIGHTING SERVICES (RFFS)

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rescue Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.2

a. Adjustable Wrench 6.3

Page 271: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 230

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA 1 unit

b. Axe, rescue, non-wedge or aircraft type 1 unit

6.3

c. Cutter Bolt, 60 cm 1 unit

6.3

d. Crowbar, 105 cm 1 unit

6.3

e. Hook, grap or salving 1 unit

6.3

f. Hacksaw, heavy duty complete with 6 spare blades 1 set

6.3

g. Blanket, fire resistance 6.3

h. Ladder, length appropriate to helikopter in use Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

i. Life line, 5 cm, 15 m in length 1 roll

6.3

j. Plier side cutting tool 1 unit

6.3

k. Set of Assorted Screwdrivers 1 set

6.3

l. Hardness knife complete with sheath 1 unit

6.3

m. Gloves, fire resistance 2 pairs, untuk Cat. H3 : 3 pairs

6.3

n. Power cutting tool Untuk Cat.H3 : 1 unit

6.3

2. Fire Fighting Equipment, Category : H1/H2/H3

Wajib H1 : D<15m, H2 : 15m≤D<24m H3 : 24m≤D<35m

6.2

- DCP

45 kg

6.6 a

- CO2

≥18 kg

6.6 c

- Performance B Level

Canon, 2 monitor Discharge : 60 lt

6.6 b

VII. MISCELLANEOUS

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

1. Alat Bantu Penentu Cuaca dan Kecepatan Angin

Wajib

5.2.1

2. Pelayanan Lalu Lintas Udara menggunakan komunikasi melalui Radio Penerbangan

Wajib

5.2.1

- Frekwensi - Call Sign - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Penerbangan VHF A/G

3. Alat Bantu Navigasi Penerbangan

Jika digunakan sebagai referensi dalam IAP

5.3.2

- Frekwensi - Identification - Rekomendasi Frekwensi Stasiun Darat Radio

Page 272: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 231

ITEMS REFF KONDISI SAAT INI

Penerbangan NDB 4. Instrument Flight Procedure

Wajib, untuk IMC

5.3.2.e

5. Personil Helicopter Landing Officer (HLO)

Wajib dan harus memiliki lisensi HLO yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

6. Personil Radio Komunikasi Penerbangan (AGGGR)

Wajib dan harus memiliki lisensi AGGGR yang diterbitkan Ditjen Perhubungan Udara

5.1.3

7. Personil Fire Fighting

Wajib

5.1.3

8. Personil Reporting Officer

Wajib

5.1.3

Page 273: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 232

Formulir II.3c Checklist Inspeksi Keselamatan Operasi Bandara Perairan

CHECKLIST INSPEKSI KESELAMATAN OPERASI BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

I.

NO ITEMS

HASIL TEMUAN EVALUASI INSPEKTUR MEMENUHI

TIDAK MEMENUHI

Daftar isi

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

1. Bagian 1 : Informasi Umum

1.1 Lingkup

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama Penyelenggara Bandara Perairan (water aerodrome) Beserta Alamat Dan No Telephone Yang Bisa Dihubungi Setiap Saat

1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen Penyelenggara

1.5 Sistem Pencatatan Pergerakan Pesawat Udara

1.6 Tanggung Jawab Penyelenggara Bandar Udara

2. Bagian 2 : Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan

2.1 Gambar Lokasi Bandar Udara Yang Menunjukan Fasilitas Utama Termasuk Penunjuk Arah Angin Untuk Pengoperasian Bandar Udara Perairan

2.2 Gambar Lokasi Yang Memperlihatkan Jarak tempat Bandar Udara Perairan ke Bandar Udara Terdekat

2.3 Gambar Desain Teknis Water Aerodrome

2.4. Lokasi Dan Tinggi Obstacle Berdasarkan Koordinat Titik Referensi Dalam Sistem Koordinat WGS 84

2.5 Data Fasilitas : a. Fasilitas Water Operating Area b. Fasilitas Jalur Taxiway c. Fasiltas Apron / Ramp d. Kolam Putar/Turning basin e. Fasilitas Dermaga Tetap / Dermaga

Apung f. Tambatan Apung (Mooring Buoy) g. Penghalang (Obstacle) h. Lampu hambatan i. Lampu Water Operating Area (Jika

digunakan untuk penerbangan malam hari)

j. Lampu sorot (Flood Light), jika digunakan untuk penerbangan malam hari

Page 274: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 233

NO ITEMS

HASIL TEMUAN EVALUASI INSPEKTUR MEMENUHI

TIDAK MEMENUHI

k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon), jika digunakan untuk penerbangan malam hari

l. Alat bantu Cuaca dan Penentu kecepatan Angin

m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction Indicator)

n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi Penerbangan Termasuk Personel Yang Memiliki Lisensi yang Sah Dan Masih Berlaku

o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk penerbangan malam hari

p. PKP-PK

3. Bagian 3 : Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan

a. Standar prosedur pelayanan bandar udara perairan;

b. Standar prosedur inspeksi bandar udara perairan;

c. Standar prosedur pengaturan dan pengendalian obstacle;

d. Standar prosedur pemeliharaan daerah pergerakan bandar udara perairan;

e. Standar prosedur pelaporan bandar udara perairan.

4. Bagian 4 : Sistem pelaporan (Reporting System)

II. RUNWAY (WATER OPERATING AREA) :

1. Nomor Runway : 2. Dimensi :

Item Reff Hasil Pemeriksaan keterangan

S US NA

Panjang MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (1) (a)

Lebar MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (1) (a)

3. Kondisi permukaan air :

Item Reff Hasil Pemeriksaan keterangan

S US NA

Kedalaman MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (b)

Penambahan atas density altitude

MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (d)

Ketinggian Gelombang

MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (d)

Kecepatan air MOS CASR 139 Vol III Lamp. I huruf B (1) (d)

Page 275: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 234

III. JALUR TAXIWAY :

NO Item Reff Hasil

Pemeriksaan keterangan

S US NA

1. Dimensi Jalur Taxiway

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (a)

2. Jarak Bebas Jalur Taxiway terhadap Halangan

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (b)

3. Kolam Putar (Turning Basin)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c)

a. Kolam Putar Radius MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (1)

b. Jarak Bebas Turning Basin terhadap halangan

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (2)

c. Anchorage MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

1) Jenis MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

2) Panjang MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

3) Jarak antara tambatan (Jika ada)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf B (2) (c) (3)

IV. FASILITAS PESISIR (SHORELINE FACILITIES) :

No. Item Reff Hasil Pemeriksaan

keterangan

S US NA

1. Peluncuran (Slipway) MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1)

a. Lokasi : MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (a)

Ketinggian dan kedalaman air

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (a)

b. Dimensi MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (b)

c. Pelindung pada Slipway

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (1) (c)

2. Kemiringan (Ramp) MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2)

a. Lokasi MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (a)

b. Krakteristik MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (b)

c. Lebar MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (c)

d. Permukaan yang tertutup air dengan kedalaman terendah

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (d)

e. Tie down Point MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (3)

f. Jarak antar Ramp satu dengan yang lain

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (2) (f)

3. Dermaga Tetap (Fixed Pier)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (3)

Page 276: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 235

a. Jarak dari Turning Basing

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (3) (a)

b. Jarak dari Jalur Taxiway

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (3) (b)

4. Dermaga Apung (Floating Pier)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (4)

a. Dimensi MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (4) (b)

b. Gang (Jalur penghubung dari dermaga)

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (4) (c)

6. Anchorage/Mooring Buoy.

MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (6)

7. Lampu MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8)

a. Lampu Suar MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (a)

b. Lampu Sorot MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (b)

c. Prosedur Pendekatan MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (c)

d. Observasi cuaca MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (8) (d)

8 Windsock MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

a. Warna MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

b. Ukuran : MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

1) Medium MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9) III

2) Small MOS CASR 139 Vol III, Lamp. I huruf C (9)

V. OBSTRUCTION RESTRICTION

1. Take off Runway & Aprroach Runway :

NO Item Reff Hasil Pemeriksaan

Keterangan

S US NA

1.

Take off Runway …. and Approach Runway….

MOS CASR 139 Vol I, Bab 7

2. Take off Runway ….. and Approach Runway ….

MOS CASR 139 Vol I, Bab 7

2. Obstacle within transitional surface :

Item Reff Hasil Pemeriksaan

Keterangan

S US NA

(object dapat beruapa bangunan, pohon dll)

MOS CASR 139 Vol I, Bab 7

VI. COMMUNICATION :

VII. NAVIGATION :

VIII. OPERATION OFFICER

No Item Existing Keterangan

1. Petugas Pelapor

Page 277: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II - 236

2. PKP-PK 3. Pengamanan Bandara

IX. FIRE FIGHTING FACILITIES : CAT……

No Item Reff Hasil Pemeriksaan

Keterangan

S US NA

1.

Rescue BOAT KP 14 Tahun 2015

2. DCP

3. CO2

4. CO2

Catatan :

S : Satisfactory US : Unsatisfactory N/A : Not Available

Page 278: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

CHECKLIST PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN BUKU PEDOMAN

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

NO

ITEMS

HASIL TEMUAN

EVALUASI INSPEKTUR MEMENUHI TIDAK MEMENUHI

BUKU PANDUAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

Kata Pengantar

Daftar isi

Lampiran - lampiran

Lembar amandemen

1. BAB I

DATA DAN INFORMASI UMUM

1.1 Lingkup dan tujuan

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama penyelenggara

1.4 Struktur organisasi dan manajemen penyelenggara

1.5 Sistem pencatatan pergerakan helikopter

1.6 Tanggung jawab penyelenggara

1.7 Pelayanan Lalu Lintas

Page 279: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

NO

ITEMS

HASIL TEMUAN

EVALUASI INSPEKTUR MEMENUHI TIDAK MEMENUHI

2. BAB II

DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas utama, termasuk windsock

1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat

1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO, termasuk safety area jika diterapkan

1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi Obstacle

1.5 Data dan informasi fasilitas tempat pendaratan dan lepas landas helikopter

3. BAB III

STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

3.1 Standar prosedur pelayanan pendaratan dan lepas landas helikopter

3.2 Standar prosedur inspeksi

3.3 Standar prosedur pengaturan dan pengendalian obstacle

3.4 Standar prosedur pemeliharaan area pergerakan

3.5 Standar prosedur pelaporan

Page 280: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

NO

ITEMS

HASIL TEMUAN

EVALUASI INSPEKTUR MEMENUHI TIDAK MEMENUHI

3.6 Standar prosedur Keadaan Darurat di Heliport

3.7 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency Medevac Terkait Fasilitas Heliport, jika heliport digunakan untuk malam hari

3.8 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency Medevac Terkait Emergency Response (ERP), jika heliport digunakan untuk malam hari

4. BAB IV

SISTIM PELAPORAN

4.1 Penyusunan laporan setiap perubahan yang terjadi

4.2 Nama dan tanggung jawab petugas pelaporan

4.3 Data lengkap dan rinci organisasi dan personel bilamana terjadi perubahan agar dilaporkan.

Page 281: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Formulir II.4 Checklist Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) Dalam Rangka Penerbitan Rekomendasi Teknis Pembangunan

CHECKLIST PEMERIKSAAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN

SURFACE LEVEL HELIPORT ( Nama Heliport )

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Pemeriksaan :

3. Refensi Surat :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar

udara terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference

Point (rencana)

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab

Pembangunan

:

11. Helikopter ter-kritis yang

direncanakan

:

12. Rencana Penggunaan :

III. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport Design)

2. Peta Situasi (situated map)

Page 282: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

3. Gambar Denah beserta potongannya (layout & Section)

4. Data Jenis Helikopter ter-kritis yang direncanakan

5. Data Rencana Penggunaan Heliport beserta fasilitas

6. Data Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport

7. Gambar Bangunan terkait kelayakan dan kekuatan struktur bangunan elevated heliport dari instansi yang berwenang/ badan hukum

IV. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA

PEMBANGUNAN

A. KARAKTERISTIK HELICOPTER

NO DESKRIPSI DATA

1. Model Helikopter

2. Manufacture

3. Berat Take-Off Maksimum (Maximum Take-Off Mass/MTOM)

4. Panjang Keseluruhan (Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan Tanah/rumput/kayu/dll

2.1.1

- Type FATO

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway Type

1.5.3.1.c 2.1.1.1

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk 2.1.1.2

- Dimensi

SLH : minimal 1,5 D 2.1.1.2

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban satis helikopter

2.1.1.3.d

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/Pemadatan Tanah/rumput/kayu/dll

2.1.2.1

- Type TLOF

Berhimpitan dengan FATO / FATO-Runway Type

2.1.2.1

- Bentuk

2.1.2.2

Page 283: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Dapat bermacam-macam bentuk - Dimensi

Minimal 0,83 D 2.1.2.2

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.1.2.4 2.1.2.5

3. Drainage 2.1.9

4. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.1.10

5. Safety Area (SA) 2.1.3 - Dimensi

VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan

IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60 m dari outer edge FATO

2.1.3.1 2.1.3.2

- Slope/Kemiringan

≤4% 2.1.3.8.b

- Type Permukaan

2.1.3.9 - Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi

FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge FATO)

Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%

2.1.3.4 2.1.3.5 2.1.3.6 2.1.3.7

6. Clearway (CW)

IMC, wajib 2.1.4

- Dimensi

Minimal lebar = lebar SA Letak CW dihitung dari outer edge FATO

2.1.4.1 2.1.4.2

- Profil tanah 1.5.3.1.e - Keberadaan objek tetap atau

lainnya

Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO Harus clear dari objek yang dapat

membahayakan helikopter

2.1.4.3 2.1.4.4

7. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Ground Taxi-Route (GTR)

2.1.5

- Designation 1.5.3.1.f - Lebar

GTW : 1,5 x UCW GTR : 1,5 x RD

2.1.5.1 2.1.5.5

- Type Permukaan 1.5.3.1.f - Daya dukung

(strength)

GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.1.5.3 2.1.5.10

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3% Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.1.5.9

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile

2.1.5.6 2.1.5.7 2.1.5.8

Page 284: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)

8. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route (ATR)

- Designation

1.5.3.1.f - Lebar

ATW : 2 x UCW ATR : 2 x RD

2.1.6.1 2.1.6.5

- Type Permukaan

1.5.3.1.f - Daya dukung

(strength)

ATW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.1.6.2 2.1.6.10

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤7% Transverse : ≤10% (untuk drainage)

2.1.6.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan

penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW

2.1.6.6 2.1.6.7 2.1.6.8

9. Helicopter Stand (HS) - Designation 1.5.3.1.g - Dimensi

HS : min 1,2 x D Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang

dipergunakan untuk berputarnya helicopter HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =

lebar taxi-route

2.1.7.3 2.1.7.4 2.1.7.6

- Type Permukaan

1.5.3.1.g - Daya dukung

(strength)

Strength : beban statis (static load bearing) MTOM

D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal 0,83 D

2.1.7.13

- Slope/Kemiringan

≤2% 2.1.7.2

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile Jika jaraknya <0,75D = 5 cm Jika jaraknya ≥0,75D = 25, dengan

penambahan ketinggian 5%

2.1.7.9 2.1.7.10 2.1.7.11 2.1.7.12

C. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.1.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange 4.1.6

- Ukuran 4.1.5

Page 285: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

L : 240cm, D1 : 60cm, D2 : 30cm - Illuminated light

Wajib, untuk IMC 4.1.7

2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1 4.2.2

- Approach Light

Hanya untuk surface level heliport Jika diharapkan secara praktis diperlukan

untuk menunjukkan arah pendekatan Warna : putih Interval 30 m dan crossbar 18 m (interval @

4,5m, utk 5 lampu) pada 90 m dari outer edge FATO

Tambahan lampu (steady/sequence) setalah crossbar dengan interval 30 m sampai jarak 210m dari outer edge FATO

4.2.2.2 4.2.2.4 4.2.2.5 4.2.2.6

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.2.3.2 4.2.3.4 4.2.3.5

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4.1 4.2.4.2

- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC , Night operation dan surface level heliport

Warna : putih Untuk persegi/persegi panjang : imterval

≤50m, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit

lampu

4.2.5.1 4.2.5.2 4.2.5.3

- Aiming Point light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Hanya untuk surface level heliport Jika diterapkan, untuk IMC dan Night

operation Warna : putih Jumlah Lampu : min 6 unit

4.2.6.1 4.2.6.2 4.2.6.3

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.2.7.2 4.2.7.3 4.2.7.4 4.2.7.7

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤

25cm

4.2.7.5

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan

winching area)

4.2.8.1 4.2.8.4

- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation H ≤ 25cm

4.2.9

Page 286: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat

digantikan dengan floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.2.11

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.3.1.1

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO

Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,

15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.3.1.1

- FATO Perimeter Marking

Wajib, Runway type FATO o Interval ≤50m, min 3 marka/marker

setiap sisi o Marka, warna : putih, lebar : 1m,

panjang : 9m FATO non Runway Type o Interval 1,5 ≤2 m o Marka, warna : putih, lebar : 0,3m,

panjang : 1,5m

4.3.1.2.b

- FATO Designation Marking

Wajib, untuk Runway type FATO Lokasi marka di awal FATO

4.3.1.2.c

- Aiming Point Marking

Wajib, untuk FATO yang tidak berhimpitan/menjadi satu dengan TLOF dan Runway-type FATO

Letaknya di dalam FATO untuk Runway-type FATO, dan selain Runway-type FATO di tengah FATO

Warna : putih, bentuk : segi tiga sama sisi dengan panjang 9m, w = 1m

4.3.1.2

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS

Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.3.1.3

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS

Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.3.1.4

- Heliport Name Marking

Wajib Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)

4.3.1.5

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna

merah, uk : 3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO,

kecuali Runway-type FATO

4.3.1.10

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking

dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan “t”

D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter

Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.3.1.11 4.3.1.12

Page 287: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah

tulisan : “Emergency Exit”

4.3.1.13 4.3.1.14

- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan GTW Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi

holding marking pada MOS 139 Vol. I

4.3.1.6

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan ATW

4.3.1.7

- Helicopter Stand Marking

Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter

HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w = 15cm

Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF perimeter yang digunakan

Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm

HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

4.3.1.8

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation

Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.3.1.9

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar udara terdekat

2. Jarak dan arah terhadap Heliport (ber-register terdekat)

3. Jalur dari dan ke Heliport

4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :

1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).

2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai berikut :

Page 288: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut

Temuan

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2.

PERSYARATAN STANDAR TEKNIS

A. HELICOPTER CHARACTERISTIC

B. PHYSICAL CHARACTERISTIC

C. ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AID)

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan

pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Direktur Bandar Udara.

Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan : 1. .................... ……………………………………………

Page 289: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

CHECKLIST PEMERIKSAAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN

ELEVATED HELIPORT ( Nama Heliport )

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Pemeriksaan :

3. Refensi Surat :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar

udara terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference

Point (rencana)

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter ter-kritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang akan

beroperasi

:

13. Rencana Penggunaan :

III. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport Design)

2. Peta Situasi (situated map) 3. Gambar Denah beserta

potongannya (layout & Section)

4. Data Jenis Helikopter ter-kritis

Page 290: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

yang direncanakan

5. Data Rencana Penggunaan Heliport beserta fasilitas

6. Data Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport

7. Gambar Bangunan terkait kelayakan dan kekuatan struktur bangunan elevated heliport dari instansi yang berwenang/ badan hukum

IV. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA

PEMBANGUNAN

A. KARAKTERISTIK HELICOPTER

NO DESKRIPSI DATA

1. Model Helikopter

2. Manufacture

3. Berat Take-Off Maksimum (Maximum Take-Off Mass/MTOM)

4. Panjang Keseluruhan (Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.2.2

- Type FATO

Berhimpitan dengan TLOF / FATO-Runway Type

1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number)

1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk 2.2.2.2

- Dimensi

EH : minimal 1 D 2.2.2.2

- Slope/Kemiringan

≤2% 2.2.2.3 d

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off

Untuk performance class 2 & 3 : Mampu menampung beban statis helikopter

2.2.2.3 e

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.1.1.5

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.2.4.1

- Type TLOF

2.2.4.1

Page 291: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Berhimpitan/mejadi satu dengan FATO - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk 2.2.4.2

- Dimensi

Minimal 0,83 D 2.2.4.2

- Slope/kemiringan

≤2% 2.2.4.3

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.2.4.5

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.2.4.6 2.2.4.7

3. Drainage 2.2.4.3

4. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.2.11

5. Landing Net (LN)

Wajib, untuk elevated heliport dan operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.2.10

6. Safety Net (SN)

Wajib , untuk elevated heliport Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling

heliport, tinggi SN ≥ permukaan TLOF

2.2.9

7. Safety Area (SA) 2.1.3 - Dimensi

VMC, minimal 3m atau 0,25D, yang terbesar yang digunakan

IMC, minimal lebar 45 m dari centerline FATO, minimal panjang 60 m dari outer edge FATO

2.2.5

- Slope/Kemiringan

≤4% 2.2.5.7

- Type Permukaan

1.3.5.1 d - Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, tinggi di sepanjang sisi

FATO ≤25cm, tinggi di luar FATO sampai dengan SA = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge FATO)

Keberadaan obstacle pada area SA yang diproteksi diperkenakan hanya 1 (satu) sisi dengan jarak 10 m dari SA dan slope 100%

2.2.5.4 2.2.5.5 2.2.5.6

8. Clearway (CW)

IMC, wajib 2.2.3

- Dimensi

Minimal lebar = lebar SA Letak CW dihitung dari outer edge FATO

2.2.3.2

- Profil tanah 1.5.3.1.e - Keberadaan objek tetap atau

lainnya

Slope ≤3%, dihitung dari inner edge FATO Harus clear dari objek yang dapat

membahayakan helikopter

9. Helicopter Ground Taxiway (GTW) dan Ground Taxi-Route (GTR)

2.2.6

- Designation 1.5.3.1.f

Page 292: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Lebar

GTW : 1,5 x UCW GTR : 1,5 x RD

2.2.6.2

- Type Permukaan 1.5.3.1.f - Daya dukung

(strength)

GTW, strength : beban statis (static load bearing) MTOM

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.2.6.4

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3% Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.1.5.9

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile Tinggi di jarak ≤50 cm : ≤25cm, dengan

penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge GTW)

2.2.6.7

10. Helicopter Air Taxiway (ATW) dan Air Taxi-route (ATR)

- Designation

1.5.3.1.f - Lebar

ATW : 2 x UCW ATR : 2 x RD

2.2.7.2

- Type Permukaan

1.5.3.1.f - Daya dukung

(strength)

ATW, strength : beban dinamis (dynamic load bearing

GTR, strength : tahan rotor downwash

2.2.7.3

- Slope/Kemiringan

Longitudinal : ≤3% Transverse : ≤2% (untuk drainage)

2.2.7.4

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile Tinggi di jarak ≤100 cm : ≤25cm, dengan

penambahan ketinggian = 25 cm + 5% (dihitung dari outer edge ATW

2.2.7.7

11. Helicopter Stand (HS) - Designation 1.5.3.1.g - Dimensi

HS : min 1,2 x D Protection area :min 0,4 D, untuk HS yang

dipergunakan untuk berputarnya helicopter HS hanya untuk taxi-trought, lebar HS =

lebar taxi-route

1.5.3.1.g

- Type Permukaan

1.5.3.1.g - Daya dukung

(strength)

Strength : beban statis (static load bearing) MTOM

D daripada HS yang memiliki strength tersebut diatas : minimal 0,83 D

2.2.8.10 2.2.8.11

- Slope/Kemiringan

≤2% 2.2.8.1

- Keberadaan objek tetap

Tidak ada objek tetap yang diperbolehkan

2.2.8.9

Page 293: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

C. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

12. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange 4.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm 4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.1.7

13. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.2.3

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- FATO light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Untuk persegi/persegi panjang : imterval

≤50m, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : interval ≤5m, min 10 unit

lampu

4.4.2.1

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.4.2.2 a

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤

25cm

4.4.2.2 b

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan

winching area)

4.2.8

- Taxiway light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation H ≤ 25cm

4.2.9

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat

digantikan dengan floodlighting of obstacle

4.4.2.3

Page 294: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

14. Marka dan Rambu

- FATO Dimension Marking

Sebagai batasan dimensi FATO Warna : putih Ukuran marka panjang 1,5 m, lebar 30 cm

dengan jarak spasi 1.5 m

4.4.1.2

- FATO Designation Marking

Wajib, untuk Runway type FATO Lokasi marka di awal FATO

4.3.1.2 c

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS

Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.4.1.3

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS

Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.4.1.4

- Heliport Name Marking

Wajib Letak berdekatan Obstacle Sector (OS)

4.4.1.5

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna

merah, uk : 3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO,

kecuali Runway-type FATO

4.4.1.1

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking

dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan “t”

D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter

Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.4.1.10

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah

tulisan : “Emergency Exit”

4.4.1.7 4.4.1.8

- Helicopter Ground Taxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan GTW Ketentuan GTW marking : spesifikasi taxi

holding marking pada MOS 139 Vol. I

4.3.1.6

- Helicopter AirTaxiway Marking & Marker

Wajib, jika diterapkan ATW

4.3.1.7

- Helicopter Stand Marking

Wajib, untuk HS yang dipakai untuk berputarnya helikopter

HS perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w = 15cm

Central zone perimeter marking, bentuk : lingkaran, warna kuning, w = 15cm Kecuali HS yang merupakan TLOF juga, marka TLOF perimeter yang digunakan

Alignment line dan lead-in lead-out, warna kuning, w = 15cm

HS Identification Marking, warna kontras dan mudah terbaca

4.3.1.8

Page 295: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation

Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.3.1.9

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar udara terdekat

2. Jarak dan arah terhadap Heliport (ber-register terdekat)

3. Jalur dari dan ke Heliport

4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :

1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).

2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut

Temuan

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2.

PERSYARATAN STANDAR TEKNIS

A. HELICOPTER CHARACTERISTIC

B. PHYSICAL CHARACTERISTIC

C. ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AID)

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan

pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Direktur Bandar Udara.

Page 296: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan : 1. .................... ……………………………………………

Page 297: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

CHECKLIST PEMERIKSAAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN

HELIDECK ( Nama Heliport )

Nomor : ...............

V. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Pemeriksaan :

3. Refensi Surat :

VI. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar

udara terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference

Point (rencana)

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter ter-kritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang akan

beroperasi

:

13. Rencana Penggunaan :

VII. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport Design)

2. Peta Situasi (situated map) 3. Gambar Denah beserta

potongannya (layout & Section)

4. Data Jenis Helikopter ter-kritis

Page 298: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

yang direncanakan

5. Data Rencana Penggunaan Heliport beserta fasilitas

6. Data Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport

7. Sertifikat kelayakan konstruksi platform dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau instansi lain yang berwenang untuk helideck diatas platform, atau Sertifikat Kelas Kapal dari instansi yang berwenang untuk helideck di atas kapal

VIII. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA

PEMBANGUNAN

A. KARAKTERISTIK HELICOPTER

NO DESKRIPSI DATA

1. Model Helikopter

2. Manufacture

3. Berat Take-Off Maksimum (Maximum Take-Off Mass/MTOM)

4. Panjang Keseluruhan (Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.3.1.1

- Type FATO

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF 1.5.3.1.c

- True Bearing (Designation Number)

1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk 2.3.1.2

- Dimensi

HD : minimal 1 D 2.3.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3%

- Strength

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban satis helikopter

2.3.1.3.d 2.3.1.3.e

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2.3.1.4 2.3.1.5 2.3.1.6

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

2.3.2.1

Page 299: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/dll - Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk 2.3.2.2

- Dimensi

MTOM > 3.175 kg, minimal 1D MTOM ≤ 3.175 kg, minimal 0,83D, pada

kasus tertentu boleh 1D

2.3.2.2

- Slope/kemiringan

≤2% 2.3.2.5

- Tipe permukaan

2.3.2.6

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.3.2.3

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, TLOF>16m, tinggi ≤25cm TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm Obyek didalam TLOF yang ada gunanya

dengan penerbangan, tinngi ≤2,5cm

2.3.2.7

3. Drainage 2.3.2.5

4. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.3.4

5. Landing Net (LN) Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.3.3

6. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

2.3.5

C. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.5.1.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange 4.5.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm 4.5.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.5.1.7

2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional

4.5.2.4

Page 300: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.1

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.1

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Interval : ≤5m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤

25cm

4.5.2.2

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan

winching area)

4.2.8

- Obstacle light (warna, jumlah dan letak)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Jika tidak ada obstacle light, dapat

digantikan dengan floodlighting of obstacle yang harus menghasilkan pencahayaan minimal 10 cd/m2

4.5.2.3

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.5.3.8

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO

Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,

15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II

4.5.3.1a

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS

Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.5.3.5

- Touchdown Marking

Wajib, pada TLOF area dan juga pada TLOF = HS

Warna : kuning, bentuk : lingkaran, w = 1m, D = 0,5D

4.5.3.2

- Heliport Name Marking

Wajib

4.5.3.6

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna

merah, uk : 3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO,

kecuali Runway-type FATO

4.5.3.1c

Page 301: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking

dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan “t”

D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter

Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

4.5.3.3 4.5.3.4

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah

tulisan : “Emergency Exit”

4.5.3.10

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation

Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.5.3.12

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar udara terdekat

2. Jarak dan arah terhadap Heliport (ber-register terdekat)

3. Jalur dari dan ke Heliport

4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :

1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).

2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut

Temuan

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2.

PERSYARATAN STANDAR TEKNIS

A. HELICOPTER

Page 302: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut

Temuan

CHARACTERISTIC B. PHYSICAL

CHARACTERISTIC

C. ALAT BANTU VISUAL

(VISUAL AID)

D. PENGGUNAAN

RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan

pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Direktur Bandar Udara.

Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan : 1. .................... ……………………………………………

Page 303: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

CHECKLIST PEMERIKSAAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN

TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT) DALAM RANGKA PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN

SHIPBOARD ( Nama Heliport )

Nomor : ...............

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Pemeriksaan :

3. Refensi Surat :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar

udara terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference

Point (rencana)

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter ter-kritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang akan

beroperasi

:

13. Rencana Penggunaan :

III. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Rancang bangun Heliport (Heliport Design)

2. Peta Situasi (situated map) 3. Gambar Denah beserta

potongannya (layout & Section)

4. Data Jenis Helikopter ter-kritis

Page 304: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

yang direncanakan

5. Data Rencana Penggunaan Heliport beserta fasilitas

6. Data Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport

7. Sertifikat kelayakan konstruksi platform dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau instansi lain yang berwenang untuk helideck diatas platform, atau Sertifikat Kelas Kapal dari instansi yang berwenang untuk helideck di atas kapal

IV. PEMERIKSAAN PERSYARATAN STANDAR TEKNIS DOKUMEN RENCANA

PEMBANGUNAN

A. KARAKTERISTIK HELICOPTER

NO DESKRIPSI DATA

1. Model Helikopter

2. Manufacture

3. Berat Take-Off Maksimum (Maximum Take-Off Mass/MTOM)

4. Panjang Keseluruhan (Over-all Length/D)

B. KARAKTERISTIK FISIK HELIPORT

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Final Approach Take-Off Area (FATO)

Wajib memiliki minimal 1 buah Type permukaan :

Steelplate/Allumunium/Concrete/dll

2.4.1.1

- Type FATO

Berhimpitan/ menjadi satu dengan TLOF 1.5.3.1 c

- True Bearing (Designation Number)

1.5.3.1.c

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk 2.4.1.2

- Dimensi

HD : minimal 1 D 2.4.1.2

- Slope/Kemiringan

≤3% (jika FATO coincidental/berhimpitan dengan TLOF)

≤2% jika FATO menjadi 1 (collocated) dengan FATO)

2.4.2.11

- Strength Apabila Coidential :

Untuk performance class 1 : Mampu menampung beban helicopter pada saat rejected take-off.

Untuk performance class 2 & 3 :Mampu menampung beban statis helicopter

Apabila collocated : Mengikuti kekuatan TLOF

2.3.1.3

- Keberadaan objek tetap

2.4.1.5

Page 305: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF (MOS 139

Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, tinggi ≤25cm

2. Touch down and Lift Off Area (TLOF)

2.4.2

- Bentuk

Dapat bermacam-macam bentuk

- Dimensi

Minimal 1D Dapat minimum 0,83D, apabila memilliki

batasan arah touchdown (limited direction touchdown) namun memiliki 2 arah berlawanan

2.4.2.4 2.4.2.5

- Slope/kemiringan

≤2% 2.4.2.11

- Tipe permukaan

1.5.3.1 d

- Daya dukung (strength)

TLOF berhimpitan/menjadi satu dengan FATO, Strength : 2,5 x MTOM

2.4.2.2

- Keberadaan objek tetap

Hanya alat bantu visual Low mass, fragile, TLOF>16m, tinggi ≤25cm TLOF<16m atau TLOF<1D, tinggi ≤5cm Obyek didalam TLOF yang ada gunanya

dengan penerbangan, tinngi ≤2,5cm

2.4.2.9

3. Drainage 2.4.2.11

4. Sarana Pengait (Tie Down Point)

Minimal 6 points

2.4.4

5. Landing Net (LN) Wajib, untuk operasi helicopter wheel type, kecuali telah dilakukan friction test dan hasil nilai kekesatannya baik serta di setujui oleh air operator

2.4.3

6. Safety Net (SN)

Lebar : 1,5m, strength : 75 kg/m2, keliling heliport, tinggi SN ≤ permukaan TLOF

2.4.5

C. ALAT BANTU VISUAL

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Windsock

Wajib, min 1 (satu) buah

4.5.1

- Warna

Merah/putih atau solid orange 4.5.1.6

- Ukuran

L : 120cm, D1 : 30cm, D2 : 15cm 4.1.5

- Illuminated light Wajib, untuk IMC

4.5.1.7

2. Lighting

Wajib, untuk IMC atau Night operation

- Heliport Beacon

Wajib, bagi heliport yang tidak dilengkapi penerangan lain dan sulit karena dikelilingi penerangan lain

4.2.1

- Flight Path Alignment Guidance Lighting Systems

4.5.2.4

Page 306: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Jika diterapkan, dapat dikombinasikan dengan flight path guidance marking dan harus di tempat sisi dalam marka arrow

Min 3 lampu dan ideal 5 lampu , total jarak min 6m, interval lampu ≥ 1,5m dan ≤3m

Warna : putih, omni directional - VASI : HAPI/APAPI/PAPI

Diterapkan karena aspek obstacle clearance, lingkungan heliport dan karakterisktik helicopter

Area proteksi VASI : w = w of SA, distance from end of FATO : 3m, divergen : 10%, length : 2.500m

4.2.4

- TLOF perimeter light (warna, jumlah, jarak interval dan intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : hijau Interval : ≤3m Untuk persegi/persegi, min 4 unit lampu Untuk lingkaran : min 14 unit lampu H ≤ 25cm

4.5.2.1

- TLOF Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna : putih Ditempatkan disetiap sudut atau sisi

permukaan dari batas FATO Intensitas 10 lux

4.5.2.2

- Winching Area Flood light (jumlah, intensity)

Wajib , untuk IMC dan Night operation Intensitas min 10 lux (diukur dari permukaan

winching area)

4.2.8

- Obstruction light (warna, jumlah dan letak) Wajib , untuk IMC dan Night operation Warna merah Intensitas 40 W s/d 80 W

4.5.2.3

3. Marka dan Rambu

- Surface Marking

Dark Green

4.5.3.8

- FATO Dimension Marking

Jika diterapkan , lokasi marka didalam FATO

Dimensi dalam meter Warna : putih Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm,

15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II

4.5.3.1a

- TLOF Perimeter Marking

Wajib, untuk TLOF area dan juga untuk TLOF = HS

Marka, warna : putih, lebar : 30cm, solid sepanjang TLOF

4.4.1.3

- Touchdown Marking Wajib terpasang di sepanjang sisi helideck/

shipboard Warna : putih, lebar 30 cm

4.5.3.2

- Heliport Name Marking

Wajib

4.5.3.6

- “H” Identification Marking

Wajib Warna putih kecuali rumah sakit warna

merah, uk : 3mx1,8mx0,4m Letak berdekatan atau di tengah FATO

4.5.3.1

- Maximum Allowable Mass & D-Value Marking

Wajib Warna : putih Maximum allowable mass marking

dinyatakan dalam satuan ton, diikuti dengan “t”

D-Value marking dinyatakan dalam satuan meter

4.5.3.4

Page 307: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

ITEMS REFF HASIL

PEMERIKSAAN

KET

S US NA

Tinggi huruf, FATO <15m : 60cm, 15m≤FATO≤30m : 90cm, FATO>30m : tinggi huruf proporsional sesuai ketentuan/MOS Vol. II gambar 4-14

- Passenger Walkway dan Emergency Exit Marking

Wajib Warna : kuning, w = 1m Untuk emergency exit marking, ditambah

tulisan : “Emergency Exit”

4.5.3.10 4.5.3.11

- Flight Path Alignment Guidance Marking

Wajib diberikan penerangan untuk IMC dan night operation

Spesifikasi : MOS Vol. II – gambar 4.12

4.5.3.12

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

ITEMS REFF (AC 139-06)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

1. Jarak dan arah terhadap Bandar udara terdekat

2. Jarak dan arah terhadap Heliport (ber-register terdekat)

3. Jalur dari dan ke Heliport

4. Penggunaan Ruang Udara

CATATAN :

1. Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang tentang Petunjuk dan Tata Cara PKPS Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).

2. Dalam Pemeriksaan Dokumen Rencana Pembangunan ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” untuk perubahan dalam dokumen perencanaan pembangunan heliport sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut

Temuan

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2.

PERSYARATAN STANDAR TEKNIS

A. HELICOPTER CHARACTERISTIC

B. PHYSICAL CHARACTERISTIC

Page 308: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

No Unsur Temuan dan Type

Temuan Tindak Lanjut

Temuan

C. ALAT BANTU VISUAL (VISUAL AID)

D. PENGGUNAAN RUANG UDARA DAN JALUR DARI & KE HELIPORT

3. Setelah semua temuan (findings) butir 2 tersebut diatas telah ditindaklanjuti dan

pembangunan heliport beserta fasilitasnya telah dipenuhi sesuai dengan perencanaan, pemilik/penyelenggara Heliport “(Nama Heliport)” dapat mengajukan permohonan penerbitan Register Heliport Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Direktur Bandar Udara.

Demikian Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ..............................

Yang Melaksanakan Pemeriksaan : 1. .................... ……………………………………………

Page 309: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

CHECK LIST INSPEKSI KESELAMATAN TAHUNAN

(ANNUAL SAFETY INSPECTION) BANDAR UDARA (NAMA BANDARA)

I. AERODROME DATA

1. Nama Bandara : 2. Pemilik :

3. Pengelola : 4. Lokasi :

5. Reference point/ coordinate

- Latitude : XX° XX' XX" S - Longitude : XXX° XX' XX.xx" E

6. Elevasi : 229 feet 7. Aerodrome referensi

temperature : ° C (highest)

8. Jenis pelayanan ATS (Air Traffic Service) : Un attended/Afis/ADC

9. Dimensi runway : m X m 10. Klasifikasi bandar udara : (1,2,3,4) (A,B,C,D,E,F)

11. Type runway : Non Instrument/Non Precision/Non Instrument 12. Strength and surface of runway : PCN/LBS

13. Pesawat terbesar yang beroperasi : 14. Jam operasi : 15. Jarak dan arah ke kota/bandara terdekat : KM/NM 16. Nomor Register Bandar Udara :

Page 310: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

II. CHECKLIST RUNWAY

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

1.

Marka :

KM 21/2005

SNI 03-7095-2005/MOS

a. Pre-runway-end MOS.8.3.2

b. Runway Centreline marking

SNI.6.1.1/MOS. 8.3.3

c. Runway Designation Marking

SNI.6.1.1/MOS.8.3.4

d. Runway end marking MOS.8.3.5

e. Runway Side-stripe marking

SNI.6.1.4/MOS.8.3.6

f. Aiming Point marking SNI.6.1.5/MOS.8.3.7

g. Touchdown zone

marking

SNI.6.1.6/MOS.8.

3.8

h. Threshold marking SNI.6.1.3/MOS.

8.3.9

i. Temporarily Displaced Threshold marking

MOS.8.3.11

j. Displaced Threshold marking

SNI.6.1.7

k. Pre-threshold marking SNI.6.1.8

2. Runway Lighting (warna dan kondisi): MOS.9.9

a. Runway Edge Lights. MOS.9.9.2

b. Runway Threshold Lights.

MOS.9.9.9

Page 311: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

c. Runway End Lights. MOS.9.9.16

d. Runway Turning Area

Edge Lights.

MOS.9.9.21

e. Stopway Lights. MOS. 9.9.22

f. Runway Center Line

Lights.

MOS. 9.9.23

g. Runway Touchdown

Zone Lights.

MOS. 9.9.24

3. Lebar Runway 18m s/d 60m

MOS. 6.2.3

4. Runway Strip

a. Panjang Runway Strip (Code Number 1 : 30m), (Code Number 2,3,4:60m)

MOS. 6.2.17

b. Lebar Runway Strip (Code Number 1ab: 60m/30m), (Code Number 2c : 80m), (Code Number 3 : 90m), (Code Number 3,4 : 150m)

MOS.6.2.18.

5. RESA (panjang min. 90m, lebar 2 x lebar runway ) (panjang min 60 m untuk code number 3,4 (pesawat propeller)) (Code Number 1,2 & non instrument tdk diperlukan RESA)

MOS.6.2.25

6. Kondisi runway dan runway strip

a. Runway bebas dari

FOD.

b. Permukaan runway

(retak, crack).

Page 312: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

c. Ketinggian rumput di runway strip.

7. PAPI/VASI MOS.9.8.3/9.8.4.

8. Wind Direction

Indicator

MOS.8.7

9. Rambu : SNI 03-7095-2005

a. Mandatory Instruction Sign

SNI 7.1.1/MO.8.6.7

1). Runway Designation

Sign MOS.8.6.8

2). Runway

Intersection Sign MOS.8.6.13

b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.

6.14

1) Direction Sign MOS.8.6.16

2) Designation Sign MOS.8.6.17

3) Take-Off Run

Available Sign MOS.8.6.18

III. CHECKLIST TAXIWAY

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

1. Marka :

KM 21/2005

SNI 03-7095-2005/MOS

Page 313: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

a. Taxi Guideline Marking MOS. 8.4.2

b. Runway Holding Position Marking

SNI.6.2.2/MOS. 8.4.3

c. Intermediate Holding

Position Marking

MOS. 8.4.4

d. Taxiway Edge Marking SNI.6.2.3/MOS.8.

4.5

e. Holding Bay Marking MOS.8.4.6

f. Taxiway Pavement

Strength Limit Marking

MOS.8.4.7

g. Taxiway Centreline

Marking

SNI.6.2.1

h. Taxi Shoulder Marking SNI.6.2.4

i. Exit Guidance Line

Marking

SNI.6.2.6

j. Road Holding Position Marking

SNI.6.2.7

2. Taxiway Lighting(warna dan

kondisi): MOS.9.12

a. Taxiway Center Line Lights MOS.9.12.1

b. Taxiway Edge Lights. MOS.9.12.7

c. Runway Guard Lights. MOS.9.12.16

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

3. Lebar taxiway 7.5m

s/d 25m MOS.6.3.1

4. Taxiway Strip MOS.6.3.11

5. Kondisi taxiway strip

6. Rambu : SNI 03-7095-2005

Page 314: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

a. Mandatory

Instruction Sign

SNI

7.1.1/MOS.8.6.7

1) Runway Holding

Position Sign MOS.8.6.10

2) Aircraft NO ENTRY MOS.8.6.11

3) Vehicular STOP MOS.8.6.12

4) Runway Intersection

Sign MOS.8.6.13

b. Information Sign. SNI.7.1.1/MOS.8.

6.14

1) Taxiway Location

Sign MOS.8.6.15

2) Direction Sign MOS.8.6.16

3) Designation Sign MOS.8.6.17

4) Runway exit sign MOS.8.6.19

IV. CHECKLIST FASILITAS PKP-PK (PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN)

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF. PERATURAN N/

A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

1. Apakah sudah tersedia

layanan PKP-PK?

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005 ANNEX 14.9

2. Periksa movement 3 (tiga) bulan terakhir

apakah < 700 movement, jika ya kategori dapat

ditoleransi turun satu

level kategori.

KM 24/2005 SNI 03-7095-2005

ANNEX14.9.2.3/5/6

3 Hasil uji petik terakhir

Respon time kendaraan PKP-PK, mobil pertama

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005 ANNEX14.9.2.3/5/6

Page 315: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

maksimal 3 menit, Mobil

berikutnya 4 menit).

4 Periksa dokumen lisensi &

rating personil PKP-PK.

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005 ANNEX14.9.2.3/5/6

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

5 Periksa kelengkapan peralatan personil PKP-PK

antara lain : Helm, sarung tangan, sepatu boat,

masker, baju tahan api.

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005 ANNEX14.9.2.3/5/

6

6 Periksa apakah area

sekitar bandara terdapat

gunung, danau, rawa rawa, perairan, sehingga

memerlukan kendaraan khusus.

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005 ANNEX14.9.2.3/5/

6

7 Periksa kelengkapan grid map termasuk yang ada

dimobil.

KM 24/2005 SNI 03-7095-2005

ANNEX14.9.2.3/5/6

8 Periksa kelengkapan

rescue pada tiap kendaraan PKP-PK.

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005 ANNEX14.9.2.3/5/

6

9 Minimum jumlah

kendaraan yang tersedia

sesuai dengan kategori PKP-PK.

KM 24/2005

SNI 03-7095-2005

ANNEX14.9.2.3/5/6

Page 316: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

V. CHECKLIST PERSONIL BANDAR UDARA

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

1 Apakah personel Teknik

bandara memiliki STKP/Lisensi

CASR 139.045

2 Apakah personel Listrik bandara memiliki STKP/

Lisensi

CASR 139.045

3 Apakah personel Mekanikal bandara

memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

4 Apakah personel

Elektronika bandara memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

5 Apakah personel PKP-PK

memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

6 Apakah personel kontrol

pergerakan pesawat / memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

7 Apakah personel

Marshalling memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

8 Apakah personel Aviobridge memiliki STKP/

Lisensi

CASR 139.045

Page 317: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

9 Apakah personel

Peralatan Pelayanan Darat Pesawat Udara

(GSE) memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

10 Apakah personel

pengelola & pemantau lingkungan memiliki

STKP/ Lisensi

CASR 139.045

11 Apakah personel salvage

memiliki STKP/ Lisensi

CASR 139.045

12 Apakah memiliki personel Reporting Officer

CASR 139 Appendik 4.3

VI. CHECKLIST GANGGUAN BINATANG LIAR

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

1. Apakah mempunyai SOP

Bird Strike?

MOS.139.10.14 .

2. Ketika terjadi hazard apakah sudah dilakukan

MOS.139.10.14

Page 318: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

tindakan mitigasi?

3. Apakah sudah dilakukan upaya nyata untuk

mengurangi gangguan binatang liar di lapangan?

MOS.139.10.14

VII. CHECKLIST LAIN - LAIN

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

1. Pemberian tanda obstacle berupa marka dan

perlampuan pada malam

hari

MOS.139.9.1.4

2. Kendaraan beroperasi di

area manouver bandar udara harus dilengkapi

dengan rambu dan lampu.

MOS.139.8.10.4

3. Pada daerah yang sedang dalam pekerjaan

pembangunan dilengkapi dengan marka dan atau

lampu berwarna merah, bendera warna

merah/orange/kuning dan putih

MOS.139.8.9.4.

4. Radio komunikasi dua arah (baik yang hand held

maupun yang dipasang di

kendaraan) yang dipergunakan

MOS.139

Apendik 4.4

Page 319: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

penyelenggara bandar

udara di daerah pergerakan (movement

area);

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK REF.

PERATURAN N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

5 Peralatan yang dipergunakan untuk

mengusir/menghalau burung;

MOS.139 Apendik 4.4

6 Pemagaran bandar udara.

MOS.139 Apendik 4.4

VIII. CHECKLIST DOKUMEN

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

A Aerodrome Manual

1 Status dan kecukupan AM dan SOP-SOP

2 Pencatatan amendemen dan keakuratan checklist

3 Keakuratan kontak personel

B AEP

Page 320: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

1 Status dan kecukupan

2 Pencatatan amendemen dan keakuratan

checklist

3 Keakuratan kontak personel

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

C Airside Vehicle Control Handbook

1 Status dan kecukupan

D Pencatatan

1 Pencatatan operasional

2 Pencatatan inspeksi Bandar udara

3 Pencatatan pemeliharaan perkerasan

4 Pencatatan pengawasan obstacle

5 Pencatatan keamanan

6 Pencatatan keberangkatan pesawat di luar standard (pengecualian)

7 Pencatatan training staf operasional

8 Pencatatan tumpahan bahan bakar, oli dan

barang berbahaya

Page 321: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

9 Pencatatan Bird Strike and Bird

Harassment

10 Pencatatan pemilik TIM

11 Pencatatan pelanggaran pengemudi sisi udara

12 Pencatatan tentang pemberitahuan yang

disampaikan kepada NOTAM office dan AIS atau kepada operator perusahaan

penerbangan;

13 Pencatatan tentang pekerjaan pekerjaan di Bandar udara

14 Approach surveys

E Published Information

1 AlP – Notam

2 AIC, Sup

F Logbook

1 Logbook Lighting

2 Pencatatan pengetesan peralatan

emergency

3 Logbook-logbook lain

G Prosedur

1 Hazardous and Dangerous Goods

Procedures and Approved Handlers

2 Low Visibility Procedures

Page 322: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

(N/A : Not Applicable, S : Satisfactory, U : Unsatisfactory)

NO

OBJEK N/A S U KONDISI SAAT INI KETERANGAN

H Pekerjaan Sisi Udara

1 MOWP

CATATAN :

Page 323: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III FORMAT PERSIAPAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI

DAN PENGAWASAN

III.1 FORMAT PERENCANAAN RUANG LINGKUP SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

III.2 FORMAT RUANG LINGKUP SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN:

III.2a Format Ruang Lingkup Sertifikasi dan Pengawasan Bandar Udara III.2b Format Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Bandar Udara III.2c Format Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Tempat

pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport) III.2d Format Ruang Lingkup Registrasi dan Pengawasan Bandara

Perairan (water aerodrome)

III.3 FORMAT LEMBAR KERJA SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN BANDARA UDARA, TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELICOPTER DAN BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME)

III.4 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN AUDIT SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN AUDIT KESELAMATAN BANDARA UDARA, TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELICOPTER DAN BANDARA PERAIRAN (WATER AERODROME) :

III.4a Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi dan Registrasi Bandara Udara, Bandara Perairan

III.4b Contoh Surat Pemberitahuan Audit Registrasi Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter (heliport)

III.4c Contoh Surat Pemberitahuan Audit Keselamatan Bandara Udara,/Tempat pendaratan dan lepas landas helicopter dan bandara perairan (water aerodrome)

III.5 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN INSPEKSI KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

III.6 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN PENGAMATAN KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

III.7 CONTOH SURAT JAWABAN PERMINTAAN REKOMENDASI TEKNIS HELIPORT

Page 324: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 1

Formulir III.1 Format Perencanaan Ruang Lingkup Sertifikasi , Registrasi dan Pengawasan

FORMAT PERENCANAAN RUANG LINGKUP *SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN*

1. Data Penyelenggara Bandar Udara (Pemegang Sertifikat/Register Bandar Udara)

Nama Penyelenggara Ref. Surat

Pemberitahuan

Nama Bandar Udara Jenis Kegiatan Sertifikasi/Registrasi/Audit/Inspeksi/

Pengamatan * Jadwal (tanggal) Tipe Terjadwal/ khusus*

Ketua Tim Anggota Tim 1. 2. 3.

*coret yang tidak perlu

2. Catatan Sertifikasi/Registrasi /audit/inspeksi/pengamatan Sebelumnya

Tanggal Sertifikasi/Registrasi

/Pengawasan Sebelumnya

Jenis Sertifikasi/Registrasi

/Pengawasan Unsur / Elemen

Catatan Hal-Hal Penting

3. Catatan Perubahan Organisasi Penyelenggara Bandar Udara

Tipe Perubahan Efektif Tanggal Dampak Pada Operasional Bandar Udara

Page 325: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 2

4. Informasi Terkait Keselamatan Operasional Bandar Udara Terkait (contoh: data birds strike, foreign object debris/damage (FOD), laporan airline, dll) Tanggal Sumber Data Detail Uraian

5. Lingkup Audit

No Unsur / Elemen Hal-hal Penting Yang Harus Diperhatikan

..........(Kota)......., ....(Hari Bulan Tahun)....

Mengetahui, Tim Audit Sertifikasi/Registrasi /Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

Pengendali TIM,

1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………

2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………

3. ..(anggota)... : ….(ttd)………… (...............................) dst. Pangkat/Golongan NIP.

Page 326: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 3

Formulir III.2a Format Ruang Lingkup Sertifikasi dan

Pengawasan Keselamatan I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Sertifikasi 2. Audit Keselamatan 3. Inspeksi keselamatan 4. Pengamatan keselamatan II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

A. Manajemen Bandar Udara 1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome Manual) 2. Data atau informasi lokasi bandar udara 3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada Aeronautical

Information Service (AIS) 4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara 5. Airport Emergency Plan (AEP)

B. Kontrol Sisi Udara

1. Manajemen operasi apron 2. Manajemen keselamatan apron 3. Akses ke dalam daerah pergerakan 4. Pemeliharaan daerah pergerakan 5. Pengawasan/pengaturan kendaraan di sisi udara 6. Operasi visibility rendah 7. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) 8. Penyelenggaraan keselamatan kerja (aerodrome work safety) 9. Pemindahan pesawat udara yang rusak

C. Lingkungan Bandar Udara

1. Manajemen bahaya hewan liar (wildlife hazard management) 2. Alat bantu visual dan sistem kelistrikan 3. Pengawasan terhadap kontrol obstacle 4. Penanganan barang/bahan berbahaya 5. Perlindungan terhadap lokasi radar dan alat bantu navigasi

D. Pemeriksaan dan Pelaporan 1. Pemeriksaaan di daerah pergerakan dan obstacle limitation surface 2. Inspeksi fasilitas bandar udara 3. Sistem pelaporan

Page 327: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 4

E. Sistem Manajemen Keselamatan

1. Informasi Umum Manual Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara (SMS MANUAL)

2. Kebijakan Dan Sasaran Keselamatan 3. Struktur Organisasi Dan Tanggung Jawab 4. Manajemen Resiko 5. Sistem Pelaporan, Dokumentasi, Dan

Kontrol Data 6. Pendidikan

Dan/Atau Pelatihan (Diklat) 7. Penilaian Dan Audit 8. Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

Page 328: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 5

Formulir III.2b Format Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Keselamatan I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Registrasi 2. Audit Keselamatan 3. Inspeksi keselamatan 4. Pengamatan keselamatan II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

A. Manajemen Bandar Udara 1. Informasi umum buku pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome Manual) 2. Data atau informasi lokasi bandar udara 3. Data atau informasi yang dilaporkan kepada Aeronautical

Information Service (AIS) 4. Penyelenggaraan administrasi bandar udara

B. Kontrol Sisi Udara

1. Pemeliharaan daerah pergerakan

C. Pemeriksaan dan Pelaporan 1. Pemeriksaaan di daerah pergerakan dan obstacle limitation surface 2. Inspeksi fasilitas bandar udara 3. Sistem pelaporan

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

Page 329: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 6

Formulir III.2c Format Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Keselamatan Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter

I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Registrasi 2. Audit Keselamatan 3. Inspeksi keselamatan 4. Pengamatan keselamatan II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

1. Data dan Informasi Umum (General Information), termasuk Struktur Organisasi Penyelenggara Heliport 2. Data dan Informasi Lokasi dan Fasilitas Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Data and Facilities) 3. Standar Prosedur Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Standard Operating Procedures) 4. Sistem Pelaporan (Reporting System) (Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

Page 330: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 7

Formulir III.2d Format Ruang Lingkup Registrasi dan

Pengawasan Keselamatan Bandara Perairan

I. JENIS KEGIATAN

1. Audit Registrasi 2. Audit Keselamatan 3. Inspeksi keselamatan 4. Pengamatan keselamatan II. RUANG LINGKUP KESELAMATAN

1. Informasi Umum (General Information) termasuk struktur organisasi penyelenggara bandar udara perairan (Water Aerodrome) 2. Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Data and Facilities) 3. Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Operating Procedures) 4. Sistem Pelaporan (Reporting System)

(Cara mengisi: dicontreng pada lingkup dan elemen)

Page 331: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 8

Formulir III.3 Format Lembar Kerja Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan Bandar Udara, Tempat Pendaratan Lepas Landas helikopter, Bandara Perairan

LEMBAR KERJA AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN* (*coret yang tidak perlu)

NAMA ANGGOTA TIM : NAMA PENYELENGGARA BANDAR UDARA : NAMA BANDAR UDARA (nama bandara/heliport/water aerodrome) : TANGGAL : REFERENSI FILE : UNSUR / ELEMENT : NO PERSYARATAN REF. PERATURAN HASIL PEMERIKSAAN

Page 332: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 9

Formulir III.4a Contoh Surat Pemberitahuan Audit Sertifikasi/Registrasi Bandar Udara, Bandara Perairan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA Nomor : Jakarta, Tanggal/bulan/tahun Klasifikasi : Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Pemberitahuan Audit *Penerbitan /Perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara Kepada Yth. Kepala Bandar Udara XXXX

Di

XXXXX

1. Mengacu pada surat Saudara Nomor : xxxxx tanggal xxxx perihal xxxx, dengan hormat disampaikan bahwa untuk proses *penerbitan/perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara xxxx akan dilaksanakan audit *penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar udara untuk memverifikasi Aerodrome Manual dengan pelaksanaan sistem yang ada, meliputi prosedur, personel, fasilitas, dan sampling dari pelaksanaan prosedur beserta hasil kinerjanya;

2. Pelaksanaan audit *penerbitan/perpanjangan *sertifikat/register bandar udara sebagaimana pada butir 1 (satu) di atas, akan dilaksanakan oleh Tim Audit *Penerbitan/Perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara yang ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara sebagaimana terlampir, mulai tanggal xxx s/d xxx, meliputi Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) dan Buku Sistem Manajemen Keselamatan Bandar Udara (ASMS)(*untuk register tanpa ASMS);

3. Untuk kelancaran pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada butir 2 (dua) diatas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan informasi terkait dengan personel, fasilitas/peralatan, SOP, serta dokumen terkait lainnya untuk audit dan kontak personel yang akan mendampingi pelaksanaan audit;

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Direktur Bandar Udara

xxxxxxxxxxxxxxx Pangkat/Gol NIP …………………..

Tembusan : 1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Page 333: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 10

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR:

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Penerbangan; 2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes)

II DIPERINTAHKAN KEPADA

: 1. Nama : xxxx Pangkat/Gol. : xxx Jabatan Tim : Pengendali

2. Nama : xxxx Pangkat/Gol. : xxxx Jabatan Tim : Ketua Tim

3. Nama : xxxx Pangkat/Gol. : xxxx Jabatan Tim : Anggota

4. Nama : xxxx Pangkat/Gol. : xxxx Jabatan Tim : Anggota

III ISI PERINTAH : Melaksanakan audit *penerbitan/perpanjangan *Sertifikat/Register Bandar Udara xxxx

IV LAIN-LAIN : - V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal xxx sampai

dengan xxx

Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : Tanggal/bulan/tahun a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxxxxxxx Pangkat/Gol

NIP

Page 334: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 11

PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PENERBITAN/PERPANJANGAN

SERTIFIKAT BANDAR UDARA ........................

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :

a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara .................; b. Buku pedoman pengoperasian Bandar Udara ...................; c. Buku sistem manajemen keselamatan Bandar Udara .....................; d. Dokumen AMDAL (khusus bandar udara yang melayani angkutan udara niaga dengan rute penerbangan dari dan ke luar negeri)…………..; e. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………….; f. Sertifikat bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan) ……………..; g. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan) h. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.

AERODROME MANUAL

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Daftar isi

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Page 335: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 12

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

1. Bagian 1 : Informasi Umum

1.1 Lingkup dan tujuan dari Pedoman Pengoperasian Bandar Udara

1.2 Dasar hukum sertifikat bandar udara dan Pedoman Pengoperasian Bandar Udara sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 tentang Bandar Udara

1.3 Status dan penggunaan bandar udara, termasuk suatu pernyataan yang menunjukkan pemenuhan terhadap ketentuan article 15 dari Konvensi Chicago, antara lain tentang penggunaan bandar udara yang berlaku sama tanpa ada perbedaan perlakuan

1.4 Tersedianya sistem informasi aeronautika dan prosedur penyebarannya

1.5 Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara

1.6 Tanggung jawab penyelenggara bandar udara

2. Bagian 2 : Data atau Informasi Lokasi Bandar Udara (Aerodrome Data)

2.1 Gambar lokasi bandar udara yang menunjukkan fasilitas utama bandar udara termasuk penunjuk arah angin (wind direction

Page 336: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 13

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

indicator) untuk pengoperasian bandar udara

2.2 Gambar lokasi bandar udara yang menunjukkan batas-batas daerah lingkungan kerja bandar udara

2.3 Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak bandar udara ke kota terdekat atau tempat lain yang berpenduduk padat, serta lokasi fasilitas bandar udara dan peralatan yang ada di luar daerah lingkungan kerja bandar udara.

2.4. Dan lain-lain:

Sertifikat tanah lokasi bandar udara atau bukti kepemilikan dan penguasaan atas tanah, serta batas-batas tanah lokasi bandar udara.

Bilamana batas-batas daerah lingkungan kerja bandar udara tidak ditetapkan dalam sertifikat tanah, keterangan secara rinci mengenai pengawasan atas kepemilikan tanah di lokasi bandar udara itu berada, dan gambar lokasi yang menunjukkan batas-batas dan posisi dari bandar udara.

3. Bagian 3 : Data atau Informasi yang dilaporkan kepada Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical

Page 337: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 14

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Information Service/AIS)

3.1. Informasi Umum

3.2. Dimensi Bandar Udara dan Informasi Terkait

4. Bagian 4 : Prosedur Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Operating Procedures)

4.1. Sistem Pelaporan

4.2. Akses ke dalam Daerah Pergerakan

4.3. Emergency Plan

4.4. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan Pemadam Kebakaran (Airport Rescue and Fire Fighting Service)

4.5. Inspeksi atau Pemeriksaan di Daerah Pergerakan dan Obstacle Limitation Surface

4.6. Alat Bantu Visual (Visual Aids) dan Sistem Kelistrikan

4.7. Pemeliharaan Daerah Pergerakan (Movement Area)

4.8. Penyelenggaraan Keselamatan Kerja (Work Safety)

Page 338: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 15

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

4.9. Penyelenggaraan Keselamatan Kerja (Work Safety)

4.10. Manajemen Keselamatan Apron (Apron Safety Management)

4.11. Pengawasan/Pengaturan Kendaraan di Sisi Udara

4.12. Manajemen Bahaya Hewan Liar (Wildlife Hazard Management)

4.13. Pengawasan Terhadap Obstacle (Obstacle Control)

4.14. Pemindahan Pesawat Udara Yang Rusak (Disabled Aircraft Removal)

4.15. Penanganan Barang/Bahan Berbahaya

4.16. Operasi Visibility Rendah

4.17. Perlindungan Terhadap Lokasi Radar dan Alat Bantu Navigasi

5. Penyelenggaraan Administrasi Bandar Udara dan Sistem Manajemen Keselamatan Bandar Udara (Aerodrome Administration and Safety Management System)

5.1. Penyelenggaraan Bandar Udara

Page 339: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 16

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

5.2. Komite Bandar Udara

5.3. Additional Mandatory Requirements

5.4. Sistem Manajemen Keselamatan Bandar Udara

………………, Tanggal/bulan/tahun

Petugas Pemeriksa Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ............. XXXXXXXXXX Pangkat/Gol

NIP.

Page 340: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 17

PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PENERBITAN/PERPANJANGAN

REGISTER BANDAR UDARA ........................

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :

a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandar Udara .................; b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..; c. Buku pedoman pengoperasian Bandar Udara ...................; d. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..; e. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….; f. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP. AERODROME MANUAL

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Daftar isi

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Page 341: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 18

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

1. Bagian 1 : Informasi Umum (General Information)

1.1 Lingkup dan tujuan dari Pedoman Pengoperasian Bandar Udara

1.2 Dasar hukum sertifikat bandar udara dan Pedoman Pengoperasian Bandar Udara sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 tentang bandar udara

1.3 Status dan penggunaan bandar udara, termasuk suatu pernyataan yang menunjukkan pemenuhan terhadap ketentuan article 15 dari Konvensi Chicago, antara lain tentang penggunaan bandar udara yang berlaku sama tanpa ada perbedaan perlakuan

1.4 Tersedianya sistem informasi aeronautika dan prosedur penyebarannya

1.5 Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara

1.6 Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara

2. Bagian 2 : Data atau Informasi Lokasi Bandar Udara

2.1 Gambar lokasi bandar udara yang menunjukkan fasilitas utama bandar udara

Page 342: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 19

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

termasuk penunjuk arah angin (wind direction indicator) untuk pengoperasian bandar udara

2.2 Gambar lokasi bandar udara yang menunjukkan batas-batas daerah lingkungan kerja bandar udara

2.3 Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak bandar udara ke kota terdekat atau tempat lain yang berpenduduk padat, serta lokasi fasilitas bandar udara dan peralatan yang ada diluar daerah lingkungan kerja bandar udara

2.4. Dan lain-lain:

Sertifikat tanah lokasi bandar udara atau bukti kepemilikan dan penguasaan atas tanah, serta batas-batas tanah lokasi bandar udara.

Bilamana batas-batas daerah lingkungan kerja bandar udara tidak ditetapkan dalam sertifikat tanah, keterangan secara rinci mengenai pengawasan atas kepemilikan tanah di lokasi bandar udara itu berada, dan gambar lokasi yang menunjukkan batas-batas dan posisi dari bandar udara.

3. Bagian 3 : Data atau Informasi Yang Dilaporkan Kepada Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical

Page 343: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 20

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Information Service/AIS)

3.1. Informasi Umum

3.2. Dimensi Bandar Udara dan Informasi yang terkait

4. Bagian 4 : Prosedur Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Operating Procedures)

4.1. Sistem Pelaporan

4.2. Pemeriksaan di Daerah Pergerakan dan Obstacle Limitation Surface

4.3. Pemeliharaan Daerah Pergerakan (Movement Area)

5. Penyelenggaraan Administrasi Bandar Udara

5.1 Penyelenggaraan Bandar Udara

5.2. Additional Mandatory Requirements

………………, Tanggal/bulan/tahun

Petugas Pemeriksa Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ............. XXXXXXXXXX Pangkat/Gol NIP.

Page 344: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 21

PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PENERBITAN/PERPANJANGAN

REGISTER BANDARA PERAIRAN........................

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara ..............., meliputi :

a. Surat permohonan Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan.................; b. Akta pendirian perusahaan/lembaga (khusus penerbitan)……………..; c. Rekomendasi teknis pembangunan bandara perairan (khusus penerbitan)………….

- Bukti kepemilikan atau penguasaan lahan (khusus penerbitan) …………; - Rekomendasi dari pemerintah daerah setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota/propinsi (khusus

penerbitan ..........; - Rekomendasi dari instansi diwilayah setempat yang bertanggung jawab dibidang pertahanan dan keamanan negara mengenai keterpaduan sistem keamanan

dan pertahanan nasional...........; - Rekomendasi dari departemen atau kementerian yang bertanggung jawab dibidang kelautan/pantai dan/atau pelayaran...........: - Hasil kajian / studi kelayakan teknis dan operasional dan lingkungan.............; - Rancangan teknik terinci bandara perairan..............;

d. Buku pedoman pengoperasian Bandara Perairan...................; e. Register bandar udara yang akan berakhir masa berlakunya (khusus perpanjangan)……………..; f. Hasil pemeriksaan teknis operasional berkala tahunan dan atau hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara (khusus perpanjangan)………….; g. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP.

AERODROME MANUAL

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Daftar isi

Page 345: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 22

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Kata Pengantar

Catatan Perubahan

Daftar Tabel

Daftar Gambar

1. Bagian 1 : Informasi Umum

1.1 Lingkup

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama Penyelenggara Bandara Perairan (water aerodrome) Beserta Alamat Dan No Telephone Yang Bisa Dihubungi Setiap Saat

1.4 Struktur Organisasi dan Manajemen Penyelenggara

1.5 Sistem Pencatatan Pergerakan Pesawat Udara

1.6 Tanggung Jawab Penyelenggara Bandar Udara

2. Bagian 2 : Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan

2.1 Gambar Lokasi Bandar Udara Yang Menunjukan Fasilitas Utama Termasuk Penunjuk Arah Angin Untuk Pengoperasian

Page 346: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 23

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Bandar Udara Perairan

2.2 Gambar Lokasi Yang Memperlihatkan Jarak tempat Bandar Udara Perairan ke Bandar Udara Terdekat

2.3 Gambar Desain Teknis Water Aerodrome

2.4. Lokasi Dan Tinggi Obstacle Berdasarkan Koordinat Titik Referensi Dalam Sistem Koordinat WGS 84

2.5 Data Fasilitas :

a. Fasilitas Water Operating Area

b. Fasilitas Jalur Taxiway

c. Fasiltas Apron / Ramp

d. Kolam Putar/Turning basin

e. Fasilitas Dermaga Tetap / Dermaga Apung

f. Tambatan Apung (Mooring Buoy)

g. Penghalang (Obstacle)

h. Lampu hambatan

i. Lampu Water Operating Area (Jika digunakan untuk penerbangan malam

Page 347: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 24

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

hari)

j. Lampu sorot (Flood Light), jika digunakan untuk penerbangan malam hari

k. Lampu Suar (Aerodrome Beacon), jika digunakan untuk penerbangan malam hari

l. Alat bantu Cuaca dan Penentu kecepatan Angin

m. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction Indicator)

n. Fasilitas Komunikasi Dan Navigasi Penerbangan Termasuk Personel Yang Memiliki Lisensi yang Sah Dan Masih Berlaku

o. Prosedur IAP, jika digunakan untuk penerbangan malam hari

p. PKP-PK

3. Bagian 3 : Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan

a. Standar prosedur pelayanan bandar udara perairan;

b. Standar prosedur inspeksi bandar udara

Page 348: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 25

NO ITEMS KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS HASIL

TEMUAN TINDAK LANJUT ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

perairan;

c. Standar prosedur pengaturan dan pengendalian obstacle;

d. Standar prosedur pemeliharaan daerah pergerakan bandar udara perairan;

e. Standar prosedur pelaporan bandar udara perairan.

4. Bagian 4 : Sistem pelaporan (Reporting System)

………………, Tanggal/bulan/tahun

Petugas Pemeriksa Penerbitan/Perpanjangan Register Bandara Perairan............. XXXXXXXXXX Pangkat/Gol

NIP.

Page 349: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 26

Formulir III.4b Contoh Surat Pemberitahuan Audit Registrasi Tempat Pendaratan Dan

Lepas Landas Helikopter (heliport)

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, tanggal/bulan/tahun Klasifikasi : Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Pemeriksaan Teknis dan Operasional Kepada Heliport xxxx Yth. xxxx xxxx di xxxxx

1. Menunjuk surat Saudara Nomor : xxxx tanggal xxxx perihal xxxx, dan memperhatikan hasil pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi yang disampaikan, dengan hormat diberitahukan bahwa persyaratan administrasi telah memenuhi persyaratan dan Heliport Manual telah memenuhi kaidah penyusunan(* dengan beberapa catatan perbaikan yang wajib ditindaklanjuti* bila ada ) (matrik pemeriksaan heliport manual terlampir)

2. Sehubungan dengan butir 1 (satu) di atas, akan dilakukan pemeriksaan teknis operasional di lapangan guna memeriksa kesesuaian antara heliport manual dengan data dan informasi terkait personel, prosedur dan fasilitas/peralatan sesuai dengan persyaratan standar teknis operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard Part 139) Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport). Nama Personel Direktorat Bandar Udara yang ditugaskan untuk malaksanakan pemeriksaan teknis dan Operasional Heliport yaitu:

- Nama / NIP : ……….. Jabatan : ………..

- Nama / NIP : ……….. Jabatan : ………..

3. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxxxxx Pangkat/Gol

NIP. xxxxxxxxxx

Page 350: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 27

PEMERIKSAAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI

HELIPORT

Pemeriksaan dokumen persyaratan administrasi heliport, meliputi :

a. Surat permohonan penerbitan/perpanjangan register ...............; b. Buku pedoman pengoperasian heliport ..............; c. Surat rekomendasi teknis / IMB yang dikeluarkan PEMDA (khusus penerbitan)…………..; d. Pemeriksaan keselamatan tahunan / annual safety inspection (khusus perpanjangan)………..; e. Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak / PNBP ...............; f. Akte pendirian perusahaan (khusus penerbitan)...............;

A. HELIPORT MANUAL

NO

ITEMS

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

HASIL TEMUAN

TINDAK LANJUT

ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

BUKU PANDUAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

Kata Pengantar

Daftar isi

Lampiran - lampiran

LAMPIRAN SURAT Nomor : Tanggal :

Page 351: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 28

NO

ITEMS

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

HASIL TEMUAN

TINDAK LANJUT

ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

Lembar amandemen

1. BAB I

DATA DAN INFORMASI UMUM

1.1 Lingkup dan tujuan

1.2 Dasar Hukum

1.3 Nama penyelenggara

1.4 Struktur organisasi dan manajemen penyelenggara

1.5 Sistem pencatatan pergerakan helikopter

1.6 Tanggung jawab penyelenggara

1.7 Pelayanan Lalu Lintas

2. BAB II

DATA DAN INFORMASI LOKASI DAN FASILITAS TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

1.1 Gambar lokasi yang menunjukkan fasilitas utama, termasuk windsock

1.2 Gambar lokasi terhadap bandara terdekat

Page 352: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 29

NO

ITEMS

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

HASIL TEMUAN

TINDAK LANJUT

ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

1.3 Gambar desain teknis TLOF/FATO, termasuk safety area jika diterapkan

1.4 Data dan informasi lokasi dan tinggi Obstacle

1.5 Data dan informasi fasilitas tempat pendaratan dan lepas landas helikopter

3. BAB III

STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

3.1 Standar prosedur pelayanan pendaratan dan lepas landas helikopter

3.2 Standar prosedur inspeksi

3.3 Standar prosedur pengaturan dan pengendalian obstacle

3.4 Standar prosedur pemeliharaan area pergerakan

3.5 Standar prosedur pelaporan

3.6 Standar prosedur Keadaan Darurat di Heliport

3.7 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency Medevac Terkait Fasilitas Heliport, jika

Page 353: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 30

NO

ITEMS

KEBERADAAN KELENGKAPAN STATUS

HASIL TEMUAN

TINDAK LANJUT

ADA TIDAK LENGKAP TIDAK SESUAI TIDAK

heliport digunakan untuk malam hari

3.8 Standar Prosedur Persiapan Night Emergency Medevac Terkait Emergency Response (ERP), jika heliport digunakan untuk malam hari

4. BAB IV

SISTIM PELAPORAN

4.1 Penyusunan laporan setiap perubahan yang terjadi

4.2 Nama dan tanggung jawab petugas pelaporan

4.3 Data lengkap dan rinci organisasi dan personel bilamana terjadi perubahan agar dilaporkan.

Page 354: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 31

B. DATA PERSONIL

NO ITEMS

KETERSEDIAAN JUM

LAH LICENSE MASA

BERLAKU HASIL TEMUAN TINDAK LANJUT KET

ADA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

1. Personil HLO

2.

Personil Radio Operator

3.

Personil Fire Fighting Officer

4.

Personil Pelaporan (Reporting Officer)

……………, tanggal/bulan/tahun

Petugas Pemeriksa Penerbitan/Perpanjangan Register ……..

xxxxx Pangkat/Gol

NIP.

Page 355: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 32

Formulir III.4c Contoh Surat Pemberitahuan Audit Keselamatan Operasi Bandar Udara/ Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter/ Bandara Perairan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, ....... (tanggal bulan tahun) Sifat : Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Pemberitahuan Audit Keselamatan Kepada

Operasi Bandar Udara Yth. ……………………… .................................

di -

....................

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes), disampaikan bahwa dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan perlu dilakukan audit keselamatan operasi bandar udara untuk memverifikasi efektifitas sistem yang ada, meliputi prosedur, personel, fasilitas, dan sampling dari pelaksanaan prosedur beserta hasil kinerjanya.

2. Pelaksanaan audit keselamatan operasi bandar udara sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, dilakukan oleh Tim Pengawasan yang ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara (terlampir) dan akan dilaksanakan pada tanggal …….sampai dengan tanggal….. bulan…..tahun…., dengan lingkup audit sebagai berikut:

………… …………dst

3. Untuk kelancaran pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada butir

2 (dua) di atas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan informasi terkait dengan personel, fasilitas/peralatan, SOP maupun buku pedoman pengoperasian *bandar udara (aerodrome manual), tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport manual), bandara perairan (water aerodrome manual) , serta ruangan untuk audit dan kontak personel yang akan mendampingi pelaksanaan audit.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Direktur Bandar Udara

……………………………….. (Pangkat/Golongan)

NIP………………………………….

Tembusan: Direktur Jenderal Perhubungan Udara. ....................

Page 356: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 33

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR:……………………

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes)

II DIPERINTAHKAN KEPADA

: 1. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Pengendali Tim

2. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Ketua Tim

3. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Anggota

4. Dst III ISI PERINTAH : Melaksanakan audit keselamatan operasi bandar

udara ……… dengan lingkup kegiatan audit sebagai berikut:

a. …. b. ….

IV LAIN-LAIN : ….(bila diperlukan) V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal ….

sampai dengan …..

Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : …………………………………………………... A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Direktur Bandar Udara

……………………………….. (Pangkat/Golongan)

NIP………………………………….

Page 357: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 34

Formulir III.5 Contoh Surat Pemberitahuan Inspeksi Keselamatan Operasi Bandar Udara, Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter, Bandara Perairan

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, ....... (tanggal bulan tahun) Sifat : Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Pemberitahuan Inspeksi Keselamatan Kepada

Operasi Bandar Udara Yth. ……………………… .................................

di -

....................

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes), disampaikan bahwa dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan perlu dilakukan inspeksi terhadap pemenuhan fasilitas sesuai persyaratan keselamatan operasi bandar udara.

2. Pelaksanaan inspeksi keselamatan operasi bandar udara sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, dilakukan oleh Tim Pengawasan yang ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara (terlampir) dan akan dilaksanakan pada tanggal …….sampai dengan tanggal….. bulan…..tahun….

3. Untuk kelancaran pelaksanaan inspeksi sebagaimana dimaksud pada butir 2 (dua) di atas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan informasi terkait, serta ruangan dan kontak personel yang akan mendampingi pelaksanaan inspeksi.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Direktur Bandar Udara

……………………………….. (Pangkat/Golongan)

NIP………………………………….

Tembusan: Direktur Jenderal Perhubungan Udara ..................................

Page 358: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 35

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR:……………………

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes)

II DIPERINTAHKAN KEPADA

: 1. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Ketua Tim

2. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Anggota

3. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Anggota

4. Dst III ISI PERINTAH : Melaksanakan inspeksi keselamatan operasi

bandar udara ……… IV LAIN-LAIN : ….(bila diperlukan) V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal ….

sampai dengan …..

Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : …………………………………………………... A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Direktur Bandar Udara

……………………………….. (Pangkat/Golongan)

NIP………………………………….

Page 359: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 36

Formulir III.6 Contoh Surat Pemberitahuan Pengamatan Keselamatan Operasi Bandar Udara

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Nomor : Jakarta, ....... (tanggal bulan tahun) Sifat : Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Pemberitahuan Pengamatan Keselamatan Kepada

Operasi Bandar Udara Yth. …………………….... .................................

di -

....................

1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes), disampaikan bahwa dalam rangka pengawasan keselamatan penerbangan perlu dilakukan pengamatan terhadap pemenuhan persyaratan keselamatan operasi bandar udara.

2. Pelaksanaan pengamatan keselamatan operasi bandar udara sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, dilakukan oleh Tim Pengawasan yang ditugaskan dengan Surat Perintah Direktur Jenderal Perhubungan Udara (terlampir) dan akan dilaksanakan pada tanggal …….sampai dengan tanggal….. bulan…..tahun….

3. Untuk kelancaran pelaksanaan pengamatan sebagaimana dimaksud pada butir 2 (dua) di atas, mohon kerjasamanya untuk dapat menyiapkan data dan informasi terkait, serta ruangan dan kontak personel yang akan mendampingi pelaksanaan pengamatan.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Direktur Bandar Udara

……………………………….. (Pangkat/Golongan)

NIP………………………………….

Tembusan: Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

Page 360: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 37

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR:……………………

I DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Perhubungan nomor: PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodromes)

II DIPERINTAHKAN KEPADA

: 1. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Ketua Tim

2. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Anggota

3. Nama : ………….. Pangkat/Gol : …………... Jabatan Tim : Anggota

4. Dst III ISI PERINTAH : Melaksanakan pengamatan keselamatan operasi

bandar udara ……… IV LAIN-LAIN : ….(bila diperlukan) V PERINTAH SELESAI : Pelaksanaan tugas dimulai pada tanggal ….

sampai dengan …..

Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : …………………………………………………... A.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Direktur Bandar Udara

……………………………….. (Pangkat/Golongan)

NIP………………………………….

Page 361: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 38

Formulir III.7 Contoh Surat Jawaban Permintaan Rekomendasi Teknis Heliport

KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA Nomor : Jakarta, ………… Klasifikasi : Lampiran : 1 (satu) lembar Kepada Perihal : Rekomendasi Teknis

Pembangunan (Nama Heliport)l Yth. …………… ……………

Di ………….

1. Menindaklanjuti surat Saudara nomor : ………… perihal : ………….., yang berlokasi di ………… serta memperhatikan dokumen kelengkapan data yang disampaikan antara lain : a. Rancang bangun heliport, peta situasi, gambar denah dan potongannya; b. Data jenis helicopter yang akan dilayani; c. Rencana penggunaan / pemanfaatan heliport; d. Struktur organisasi dan personnel penyelenggara heliport. e. Gambar Bangunan terkait kelayakan dan kekuatan struktur bangunan

elevated heliport dari instansi yang berwenang/ badan hokum (khusus elevated heliport)

f. Sertifikat kelayakan konstruksi platform dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau instansi lain yang berwenang untuk helideck diatas platform, atau Sertifikat Kelas Kapal dari instansi yang berwenang untuk helideck di atas kapal (khusus helideck)

dengan hormat disampaikan bahwa sesuai evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen tersebut diatas, rencana pembangunan Surface Level Heliport Gosowong telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata cara PKPS bagian 139 - 06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor KP 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Bagian 139 Volume II, Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport), sehingga dapat diberikan Rekomendasi Teknis Pembangunan Surface Level Heliport, sebagaimana terlampir.

2. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

A.N. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Direktur Bandar Udara

xxxxxxxxxxx Pangkat/Gol

Tembusan Yth : NIP.……………… 1. Direktur Jenderal Perhubungan Udara; ……………..

Page 362: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR III III - 39

Lampiran Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Tanggal :

REKOMENDASI TEKNIS PEMBANGUNAN

HELIPORT (NAMA HELIPORT) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen kelengkapan data yang disampaikan melalui surat …………. nomor : ……………., rencana pembangunan heliport telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata cara PKPS bagian 139 - 06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor KP 40 Tahun 2015 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Bagian 139 Volume II, Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport).

Adapun data dan informasi rencana pembangunan heliport (NAMA HELIPORT) adalah sebagai berikut.

1. Nama Heliport : ……….. 2. Type Heliport : ……….. 3. Pemilik : ……….. 4. Penyelenggara : ……….. 5. Lokasi : ……….. 6. Penanggung jawab pembangunan : ……….. 7. Jarak dan arah dari

bandara terdekat : ………..

8. Koordinat : ……….. 9. Elevasi : ……….. 10. Helikopter Terkiritis

Yang direncanakan : ………..

11. Final Approach and Take-Off Area : ……….. 12. Touchdown and Lift-Off Area : ……….. 13. Safety Area : ……….. (khusus surface level heliport) 14. Daya Dukung dan

permukaan konstruksi : ………..

Demikian rekomendasi teknis pembangunan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

A.N. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Direktur Bandar Udara

xxxxxxxxxxxxx Pangkat / Gol

NIP. xxxxxxxxxxxxx

Page 363: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV FORMAT PELAKSANAAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN

PENGAWASAN

IV.1 CONTOH FORMAT CHECKLIST AGENDA RAPAT PEMBUKAAN

SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

IV.2 CONTOH FORMAT CHECKLIST AGENDA RAPAT PENUTUPAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

IV.3 CONTOH DAFTAR HADIR RAPAT PEMBUKAAN/PENUTUPAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN

IV.4 CONTOH FORMAT BERITA ACARA AUDIT SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN :

IV.4a Format Berita Acara Audit Sertifikasi, Registrasi dan PengawasanBandar Udara

IV.4b Format Berita Acara Audit Registrasi dan Pengawasan Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliport)

IV.4c Format Berita Acara Audit Registrasi dan Pengawasan Bandara Perairan

Page 364: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 1

Formulir IV.1 Contoh Format CheckList Agenda Rapat Pembukaan

Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan

CHECKLIST AGENDA RAPAT PEMBUKAAN

NAMA PENYELENGGARA BANDAR UDARA

..............................................................

NAMA BANDAR UDARA .............................................................. RUANG LINGKUP .............................................................. TANGGAL .............................................................. REFERENSI SURAT ..............................................................

(diisi dengan no surat pemberitahuan audit /inspeksi/pengamatan/pemantauan*)

AUDIT/INSPEKSI/ PENGAMATAN * TERAKHIR

..............................................................

Penjelasan dasar hukum pelaksanaan pengawasan keselamatan (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 312, PM 55 Tahun 2015, KM. 20 Tahun 2009, dll) Perkenalan dan pengisian daftar hadir. Pengkajian ulang (review) temuan-temuan Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit /inspeksi/pengamatan/pemantauan*) sebelumnya. Penjelasan lingkup pelaksanaan Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit /inspeksi/pengamatan/pemantauan*) dan diskusi terkait isu yang terjadi dalam lingkup pengawasan. Meminta konfirmasi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit/inspeksi/pengamatan*). Menjelaskan prosedur temuan dan proses pelaporan. Menjelaskan proses pelaksanaan Audit /Inspeksi/Pengamatan/Pemantauan. Menjelaskan gambaran tentang rapat penutupan serta proses klarifikasi terkait temuan yang ada.

KETERANGAN/CATATAN: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… * coret yang tidak perlu

Page 365: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 2

Formulir IV.2 Contoh Format CheckList Agenda Rapat Penutupan

Sertifikasi/Registrasi/ Pengawasan

CHECKLIST AGENDA RAPAT PENUTUPAN

NAMA PENYELENGGARA BANDAR UDARA

..............................................................

NAMA BANDAR UDARA .............................................................. RUANG LINGKUP .............................................................. TANGGAL .............................................................. REFERENSI SURAT ..............................................................

(diisi dengan no surat pemberitahuan audit /inspeksi/pengamatan/pemantauan *)

AUDIT/INSPEKSI/ PENGAMATAN* TERAKHIR

..............................................................

Perkenalan dan pengisian daftar hadir. Ketua Tim Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan menyampaikan gambaran hasil Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan (audit/inspeksi/pengamatan*)). Klarifikasi dan pembahasan mengenai temuan-temuan dengan penyelenggara bandar udara. Penjelasan dan diskusi mengenai cara untuk menanggapi temuan. Penjelasan mengenai waktu akan dikirimnya laporan akhir hasil pengawasan (audit/inspeksi/pengamatan*) maupun Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN). Penandatangan berita acara.

KETERANGAN/CATATAN: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… * coret yang tidak perlu

Page 366: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 3

Formulir IV.3 Contoh Daftar Hadir Rapat

Pembukaan/Penutupan Sertifikasi/Registrasi/ Pengawasan

DAFTAR HADIR RAPAT

HARI, TANGGAL : JAM : TEMPAT : ACARA :

NO NAMA INSTANSI TANDA TANGAN

Page 367: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 4

Formulir IV.4a Contoh Format Berita Acara Audit/Inspeksi/Pengawasan/ Keselamatan Bandar Udara

BERITA ACARA AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN/PEMANTAUAN* KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA

...................................................................

Mendasari Surat Direktur Bandar Udara nomor ................................ tanggal .................................... tentang Pemberitahuan Audit/Inspeksi/Pengawasan/Pengamatan* Keselamatan Operasi Bandar Udara* ................, maka pada hari ini tanggal .................. bulan ..................... tahun ........................................, telah dilaksanakan Audit/Inspeksi/Pengamatan* Keselamatan Operasi Bandar Udara.................................

Dari hasil Audit/Inspeksi/Pengawasan/Pengamatan* diperoleh temuan sebagai berikut:

I. DATA BANDAR UDARA 1. Nama Bandara :

2. Lokasi :

3. Status Penggunaan :

4. Koordinat ARP

- Latitude :

- Longitude :

5. Penyelenggara :

6. Dimensi Runway :

7. Kode Referensi Bandar Udara :

8. Tipe runway :

9. Tipe Pesawat Udara Terkritis :

10. Kategori PKP-PK :

11. Kondisi Operasi Tertentu Terhadap

Pelayanan Pesawat Udara Terkritis,

Jika Tersedia :

12. Pembatasan Operasi Pada Bandara :

13. Penyimpangan yang diizinkan :

14. Pengecualian (Exemption) :

15. Jam operasi :

16 Nomor Sertifikat Bandar Udara :

Page 368: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 5

II. HASIL AUDIT

NO. UNSUR / ELEMEN

TEMUAN (diisi dengan rincian hasil temuan)

TIPE (diisi SA atau TLT/RCA

atau Observasi) 1.

2.

3.

4.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir pelaksanaan pengawasan keselamatan operasi bandar udara.

.........(Kota)....., ....(Tanggal Bulan Tahun)...

Tim Audit Keselamatan Kepala/Manager Bandar Udara ………

1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………

2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………

3. ..(anggota).. : ….(ttd)………… (...............................) dst. Pangkat/Golongan NIP.

* coret yang tidak perlu

Page 369: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 6

Formulir IV.4b Contoh Format Berita Acara Audit Registrasi Dan Pengawasan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter

BERITA ACARA AUDIT/INSPEKSI * KESELAMATAN OPERASI TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER*

………………………………………..

Mendasari Surat Direktur Bandar Udara nomor ................................ tanggal .................................... tentang Pemberitahuan Audit/Inspeksi/Pengamatan* Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter* ................, maka pada hari ini tanggal .................. bulan ..................... tahun ........................................, telah dilaksanakan Audit/Inspeksi/Pengamatan* Keselamatan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter .................................

Dari hasil Audit/Inspeksi/Pengamatan* diperoleh temuan sebagai berikut:

I. UMUM

1. Nama Inspektur :

2. Tanggal Audit :

II. DATA HELIPORT

1. Nama Heliport :

2. Type Heliport :

3. Type Instalasi :

4. Lokasi :

5. Jarak dan arah dari bandar udara

terdekat

:

6. Koordinat Heliport Reference

Point

- Latitude :

- Longitude :

7. Elevasi Heliport :

8. Pemilik :

Page 370: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 7

9. Penyelenggara :

10. Penanggung Jawab :

11. Helikopter terkritis yang

direncanakan

:

12. Helikopter yang beroperasi saat

ini

:

13. Penggunaan :

14. No. Register Heliport :

15. Declared Distance (jika

diterapkan)

: Diterapkan atau tidak

FATO TODA(H) RTODA(H) LDA(H)

III. HASIL AUDIT

ITEMS REFF

(MOS 139 Vol. II)

HASIL PEMERIKSAAN

KET

S US NA

………………………………………. CATATAN :

1. Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Shipboard “(Nama Heliport)” ini dilaksanakan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP. 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard Casr – Part 139) Volume II Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter (Heliports).

2. Dalam Audit Keselamatan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini didapat temuan (finding) yang wajib ditindaklanjuti oleh pemilik / penyelenggara “(Nama Heliport)” sebagai berikut :

No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan

1. PENDAHULUAN

2. PHYSICAL CHARACTERISTIC

3. OBSTACLE RESTRICTION

Page 371: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 8

No Unsur Temuan dan Type Temuan Tindak Lanjut Temuan

4. ALAT BANTU VISUAL

(VISUAL AID)

5. RFFFS

6. MISCELLANEOUS

3. Pemilik / penyelenggara “(Nama Heliport)” agar melaporkan corrective action plan dan/atau tindaklanjut temuan (findings) kepada Direktur Bandara pada kesempatan pertama sebagai persyaratan pemenuhan proses lanjut penerbitan/perpanjangan register heliport.

4. Pemilik / Penyelenggara “(Nama Heliport)” wajib merawat dan mempertahankan terpenuhinya persyaratan teknis dan fasilitas yang dioperasikan serta melaporkan setiap adanya perubahan yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Demikian Audit Keselamatan Pemeriksaan Persyaratan Standar Teknis dan Operasional ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ................................

Yang Melaksanakan Audit Keselamatan :

1. ............................ ……………………………………………

Aerodrome Inspector

2. ............................ ……………………………………………

Penanggung Jawab

“(Nama Heliport)”

Page 372: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 9

Formulir IV.4c Contoh Format Berita Acara Registrasi dan Pengawasan

Keselamatan Bandara Perairan

BERITA ACARA AUDIT/INSPEKSI * KESELAMATAN OPERASI BANDAR UDARA PERAIRAN

………………………………………..

Mendasari Surat Direktur Bandar Udara nomor ................................ tanggal .................................... tentang Pemberitahuan Audit/Inspeksi/Pengamatan* Keselamatan Operasi Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter* ................, maka pada hari ini tanggal .................. bulan ..................... tahun ........................................, telah dilaksanakan Audit/Inspeksi/Pengamatan* Keselamatan Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter ................................. Dari hasil Audit/Inspeksi/Pengamatan* diperoleh temuan sebagai berikut: I. AERODROME DATA :

1. Nama Bandar Udara Perairan : 2. Milik/Pengelola : 3. Kota/Propinsi : 4. Reference Point/ Coordinate : 5. Elevasi : 6. Aerodrome referensi temperature : 7. Klasifikasi : 8. Jam operasi : 9. Jarak dan arah ke kota : 10. Pelayanan ATS :

11. Pesawat yang beroperasi : II. HASIL AUDIT

Item Persyaratan Existing keterangan

-

…………………………………………. FINDING (TEMUAN) :

NO. UNSUR / ELEMEN TEMUAN dan TIPE TEMUAN KETERANGAN

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam pembuatan laporan akhir pelaksanaan

Audit Register Bandar Udara Perairan (nama bandara).

Tempat, tanggal/bulan/tahun

Page 373: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR IV IV- 10

Tim Audit Keselamatan Penanggung Jawab Bandara Perairan…..

1. …(ketua)…. : ….(ttd)…………

2. ..(anggota).. : ….(ttd)…………

3. ..(anggota).. : ….(ttd)………… (...............................) dst.

Page 374: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 0

FORMULIR V FORMAT PELAPORAN HASIL SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN

PENGAWASAN

V.1 FORMAT LAPORAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN BANDAR UDARA DAN BANDARA PERAIRAN, TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORT)

V.2 FORMAT PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA PERATURAN / PTP (NON COMPLIANCE NOTIFICATION/NCN)

V.3 FORMAT TINDAK LANJUT SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN BANDAR UDARA

V.4 CONTOH SURAT TINDAK LANJUT SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN BANDAR UDARA, TEMPAT PENDARATAN LEPAS LANDAS HELICOPTER DAN BANDARA PERAIRAN SERTA PENGAWASAN

V.5 FORMAT LAPORAN AKHIR SERTIFIKASI ATAU REGISTRASI ATAU PENGAWASAN

Page 375: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 1

Formulir V.1a Format Laporan Sertifikasi, Registrasi dan Pengawasan Bandar Udara dan Bandara Perairan

LAPORAN SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN PENGAWASAN BANDAR UDARA DAN BANDARA PERAIRAN

I. INFORMASI PENYELENGGARA BANDAR UDARA

Nomor Audit/Inspeksi/Pengamatan* : Nama Penyelenggara Bandar Udara /Bandara Perairan :

II. RINCIAN SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN Jenis : Audit/Inspeksi/Pengamatan* Tanggal Pelaksanaan : Tanggal Laporan :

NO UNSUR ELEMEN

III. TIM SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN

NAMA TIM JABATAN 1. ....(ketua) 2. ....(anggota) 3. ....(anggota) 4. Dst

IV. INFORMASI TENTANG SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN KESELAMATAN

Kewenangan untuk melaksanakan pengawasan keselamatan CONTOH : Sertifikasi/registrasi ini dilaksanakan dalam rangka pemenuhan terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,tertulis bahwa setiap Bandar Udara yang dioperasikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan

Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulations Part 139 Aerodromes), diatur bahwa Bandar Udara yang telah memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan Direktur Jenderal Perhubungan Udara memberikan Sertifikat Bandar Udara untuk Bandar udara yang melayani pesawat udara yang memiliki kapasitas lebih dari 30 tempat duduk untuk angkutan niaga (*dibawah 30 tempat duduk untuk register), setelah memiliki buku pedoman pengoperasian Bandar udara (Aerodrome Manual) yang memenuhi persyaratan teknis tentang personil, fasilitas, prosedur dan sistem manajemen keselamatan Bandar udara(*tidak wajib umtk register bandar udara)

Page 376: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 2

(*untuk pengawasan diisi : Pengawasan keselamatan ini dilaksanakan dalam pemenuhan Undang-Undang No: 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 312, bahwa Menteri Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Udara cq. Direktorat Bandar Udara bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan keselamatan penerbangan nasional, khususnya keselamatan operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.) Kemudian diatur juga mekanisme penerbitan/perpanjangan sertifikat /register bandar udara serta pengawasan operasi bandar udara dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 575 Tahun 2015 Kerahasiaan Laporan audit/inspeksi/pengamatan* ini bersifat rahasia antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau penyelenggara bandar udara, bandara perairan, tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* tidak akan menyebarkan sebagian atau keseluruhan laporan ini, kecuali atas persetujuan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan penyelenggara bandar udara, bandara perairan, tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* terkait. Metode Audit/Inspeksi/Pengamatan* Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam terhadap prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. Audit keselamatan dilakukan dengan metodologi sampling untuk memverifikasi efektifitas sistem yang sudah berjalan. Sampling dilakukan terhadap hal-hal krusial dalam sistem dan/atau defisiensi/kekurangan yang dideteksi merupakan problem sistemik yang memerlukan review sistem secara keseluruhan oleh penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*. Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir objek tertentu. Inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap unsur tertentu pengawasan dan/atau pada output yang ada (kondisi nyata di lapangan) terhadap standar dan ketentuan yang berlaku. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* wajib untuk melakukan tindakan pemulihan dan tindakan perbaikan sehingga temuan tidak terjadi lagi. Pengamatan adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas bagian tertentu dari prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan dan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pengamatan keselamatan dilakukan terhadap unsur dan/atau output yang diindikasikan risiko keselamatan semakin meningkat.* Catatan : hilangkan bagian yang tidak menjadi jenis pengawasan keselamatan yang sedang dilaporkan Temuan Pengawasan Keselamatan Temuan hasil pelaksanaan keselamatan diidentifikasi menjadi Observasi, Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN), dan Safety Alerts/SA. Observasi Merupakan temuan yang bersifat minor yang dapat berkontribusi tidak terpenuhinya ketentuan peraturan. Walaupun begitu, perhatian tetap diperlukan untuk perbaikan dan menghindari terulang lagi di kemudian hari. Penyelenggara Bandar udara diminta untuk mengambil langkah peningkatan/perbaikan sistem secara berkelanjutan. Tindakan tersebut dilaporkan kepada Direktorat Bandar Udara dan menjadi perhatian dalam pelaksanaan pengawasan di kemudian hari.

Page 377: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 3

Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN) Merupakan temuan tidak dipenuhinya (non compliance) terhadap ketentuan peraturan dan harus ditindaklanjuti. Penyelenggara bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* harus dengan jelas mengambil tindakan dalam upaya untuk pemenuhan peraturan dengan langkah-langkah: 1) Tindakan pemulihan (remedial action), merupakan tindakan yang diambil untuk

memulihkan atau memenuhi ketentuan peraturan sehingga terwujud keselamatan operasi bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*.

2) Langkah identifikasi (root causes identification), merupakan tindakan investigasi untuk mengetahui penyebab utama masalah atau defisiensi. Jika penyelenggara bandar udara sudah menerapkan Safety Management System (SMS), tindakan identifikasi ini merupakan bagian dari SMS.

3) Tindakan perbaikan (corrective action) merupakan tindakan perbaikan yang diambil terhadap penyebab utama masalah atau defisiensi untuk memastikan hal tersebut tidak terulang kembali. Corrective action akan menjadi suatu sistem untuk menjamin personel memahami ketentuan peraturan dan adanya monitoring pemenuhan ketentuan peraturan secara berkelanjutan.

Penyelenggara bandar udara (pemegang sertifikat bandar udara) atau penyelenggara tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (pemegang register)* harus mencatat tindakan pemulihan (remedial action) maupun tindakan perbaikan (corrective action) dalam formulir tanggapan PTP dan dikirim kembali ke Direktorat Bandar Udara – Ditjen Perhubungan Udara sebelum batas waktu yang ditentukan. Kalau tindakan perbaikan (corrective action) tidak bisa diselesaikan pada waktu yang ditentukan, penyelenggara bandar udara harus mencantumkan tanggal dimana tindakan perbaikan (corrective action) diselesaikan. Misalnya jika tindakan perbaikan (corrective action) merupakan pelaksanaan sistem untuk training dengan jangka waktu tertentu, maka tindakan perbaikan (corrective action) – nya merupakan adanya program training, lengkap dengan waktu dan pesertanya.

Safety Alerts (SA) Merupakan tipe khusus dari Tindak Lanjut Temuan yang bersifat SEGERA. Penyelenggara bandar udara harus mengambil tindakan segera terhadap langkah 2) dan 3) di atas sebelum operasi di fasilitas terkait dilanjutkan.

V. RINGKASAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN* 1. Latar Belakang

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… (diisi dengan penjelasan singkat mengenai gambaran umum penyelenggara bandar udara, jenis pesawat yang beroperasi, aerodrome reference code number, serta data dan kondisibandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter*)

2. Ringkasan (Executive Summary)

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… (diisi dengan ringkasan bagaimana pelaksanaan audit/inspeksi/pengamatan*, tanggal rapat pembukaan dan penutupan, personel bandar udara/tempat pendaratan dan lepas landas helikopter* yang mendampingi pelaksanaan, hasil/jalannya audit/inspeksi/pengamatan* untuk tiap masing-masing unsur dan elemen)

Page 378: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 4

VI. INDEKS TEMUAN AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN*

No.

UNSUR

ELEMEN TIPE TEMUAN

(diisi dgn Observasi atau PTP/NCN

atau SA)

NOMOR TEMUAN

(Observasi atau

PTP/NCN atau SA)

1.

2.

3.

4.

VII. RINGKASAN HASIL AUDIT/INSPEKSI/PENGAMATAN* (diisi dengan ringkasan hasil audit/inspeksi/pengamatan*) untuk tiap-tiap elemen sesuai dengan kondisi di bandar udara tersebut, termasuk temuan yang menjadi Observasi atau Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN) atau Safety Alerts (SA), beserta nomor tipe temuan dan alasannya).

* coret yang tidak perlu Jakarta, tanggal/bulan/tahun Tim Audit Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat/Register Bandar Udara atau Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara 1. xxxxxx :

Ketua

Mengetahui :

Pengendali Tim,

xxxxxxxxxxx Pangkat/Gol

NIP. :

2. xxxxxxx : Anggota

3. xxxxxxxxx : Anggota

4. xxxxxxxxx :

Anggota

Page 379: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 5

Formulir V.1b Format Laporan Registrasi Heliport

Catatan :

Setelah dilaksanakan Audit Penerbitan/Perpanjangan Register Heliport apabila terdapat temuan maka Format Laporan Registrasi Heliport tidak diperlukan namun cukup dibuat surat Tindak Lanjut Temuan (TLT).

Page 380: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 6

Formulir V.2 Format Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan PTP (Non Compliance Notification /NCN)

PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA PERATURAN (PTP) NON COMPLIANCE NOTIFICATION (NCN)

Nomor PTP/NCN

Nama Penyelenggara Bandar Udara

Acuan Peraturan Permenhub PM 55/ 2015 PKPS 139 Bandar Udara (CASR 139 butir …… (diisi sesuai dengan nomor bagian CASR yang harus dipernuhi dalam temuan ini)) atau Peraturan lainnya

Tanggal diterbitkan

Tanggapan paling lambat tanggal

Tipe Safety Alerts

Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan (PTP)

Temuan Non Compliance (detail of deficiency): Catatan : bagian ini diisi dengan temuan tidak terpenuhinya (non compliance) terhadap aturan yang

ada. ………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………..

…(kota)….,..(tanggal bulan tahun) Mengetahui, Tim Pengawasan, Pengendali Tim 1. Ketua, ………………..., tanda tangan, ……….

2. Anggota, …………….., tanda tangan, ……….

3. Anggota, …………….., tanda tangan, ………. ……..(nama)…….. Pangkat/Gol NIP.

Catatan : Format PTP ini terdiri dari 2 halaman/bagian, halaman pertama rincian PTP dan halaman kedua tanggapan untuk PTP. Halaman pertama dan kedua dikirim semua ke penyelenggara bandar udara.

Page 381: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 7

TANGGAPAN UNTUK PEMBERITAHUAN TIDAK TERPENUHINYA

PERATURAN (PTP)

Nama Penyelenggara Bandar Udara/Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Pendaratan: ...........................................................

Nomor Tindak Lanjut Temuan Audit/Inspeksi/Pengamatan* : ..........................

Tindak Lanjut Temuan / Corrective Action : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara bandar udara selaku operator dan diserahkan kembali ke Subdirektorat Personel dan Operasi Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung Karya Lantai 24, Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 11001, sebelum batas waktu seperti yang tercantum pada halaman 1.

Tindakan Pemulihan (Remedial Action) (Diisi dengan tindakan yang diambil oleh penyelenggara untuk memperbaiki temuan dan mengurangi dampaknya terhadap keselamatan operasional bandar udara) .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Penyebab Utama (Root causes identified) (Diisi dengan hasil identifikasi oleh penyelenggara bandar udara terhadap penyebab utama terjadinya temuan tersebut) .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Tindakan Perbaikan (Corrective Action) (Diisi dengan tindakan yang diambil oleh penyelenggara bandar udara terhadap penyebab utama temuan untuk memastikan hal tersebut tidak akan terjadi lagi) .............................................................................................................................................................................................................................................................................. ....................................................................................................................................... Subdirektorat Personel dan Operasi Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara, diterima tanggal .......................... Oleh......................................................... Tanda Tangan ........................................

(kota)……, ………….(tanggal) Kepala / General Manager Bandar Udara …………..

( …………………………) Pangkat/Golongan

NIP.

Hasil inspeksi/verifikasi PTP Close Open .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. Oleh....................................tanggal.......................... Tanda tangan..........................................................

Page 382: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 8

Formulir V.3 Format Tindak Lanjut Sertifikasi Registrasi/Pengawasan Bandar Udara

TINDAK LANJUT TEMUAN (TLT) HASIL PELAKSANAAN AUDIT SERTIFIKAT BANDAR UDARA

……………………… Tipe pengawasan : Nama Penyelenggara Bandar Udara :

Nama Bandar Udara : Nomor Audit : Tanggal Audit : Tanggapan paling lambat tanggal : Referensi Audit :

Tindak Lanjut Temuan : bagian ini harus diisi oleh penyelenggara Bandar udara selaku operator dan diserahkan kembali ke Sub Direktorat Personel dan Operasi Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Gedung karya lantai 24, Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110, sebelum batas waktu seperti yang tercantum diatas. Silahkan mengisi seriinci mungkin pada lembar terpisah jika tidak mencukupi) INDEKS TEMUAN AUDIT SERTIFIKASI BANDAR UDARA

NO SISTEM UNSUR/ELEMEN TEMUAN dan TIPE TEMUAN PROGRES TINDAK LANJUT KET.

Page 383: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 9

Formulir V.4 Contoh Surat Tindak Lanjut Temuan KOP SURAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA Nomor : Klasifikasi : Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Tindak Lanjut Audit

Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara

Yth.

Jakarta, Tanggal/Bulan/Tahun

Kepada

Kepala Bandar Udara /Bandar Udara Perairan/ Tempat Pendaratan Dan Lepas Landas Helikopter di XXXXX

1. Menunjuk surat Saudara nomor : xxxxx tanggal xxxx Perihal xxxxx dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : xxxx tanggal xxx tentang Pemberitahuan Audit Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara, bersama ini disampaikan hasil pelaksanaan audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dimaksud sebagaimana terlampir (Laporan Audit Sertifikasi/Registrasi/Pengawasan Bandar Udara).

2. Berdasarkan hasil temuan audit/inspeksi/pengamatan/pemantauan dalam laporan tersebut, terdapat xxx temuan dengan kategori Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan/PTP (Non Compliance Notification/NCN) dan xxx temuan dengan kategori Observasi.

3. Dalam rangka proses Penerbitan/Perpanjangan Sertifikat/Register/Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara, Penyelenggara Bandar Udara xxxxx diminta untuk menindaklanjuti hasil temuan audit tersebut, dengan melengkapi progres tindak lanjut seperti pada formulir Tindak Lanjut Temuan (TLT) dan mengisi Tanggapan Untuk Pemberitahuan Tidak Terpenuhinya Peraturan (PTP) serta mengirimkan paling lambat tanggal xxxxx.

4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

DIREKTUR BANDAR UDARA

xxxxxxx Pangkat/Gol

NIP.

Page 384: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 10

Formulir V5 Format Laporan akhir Sertifikasi Dan Registrasi Bandar Udara

LAPORAN AKHIR AUDIT PENERBITAN/PERPANJANGAN

SERTIFIKAT / REGISTER BANDAR UDARA

I. DASAR HUKUM Diisi dengan peraturan perundang-undangan, dokumen yang mendasari audit penerbitan/perpanjangan sertifikat/register/pengawasan bandar udara

II. DATA BANDAR UDARA

Diisi dengan data bandara/bandara perairan.

III. PROSES SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN BANDARA

1. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI :

No. Item Ada / Tidak Ket.

2. PEMERIKSAAN TEKNIS DAN OPERASIONAL :

NO. UNSUR / ELEMEN TEMUAN TIPE STATUS

IV. HASIL EVALUASI AKHIR SERTIFIKASI/REGISTRASI/PENGAWASAN BANDARA (diisi dengan ringkasan hasil evaluasi akhir , jumlah finding yang berstatus open/close, tindak lanjut finding yang masih berstatus open, penegasan tanggung jawab penyelenggara Bandar udara apabila diterbitkan/diperpanang serta kesimpulan penerbitan/perpanjangan sertifikat/register bandara/bandara perairan; atau Diisi dengan jumlah finding yang berstatus open/close dan kesimpulan penegasan tanggung jawab penyelenggara bandar udara/bandara perairan untuk tindak lanjut finding yang masih berstatus open

Jakarta, tanggal/bulab/tahun

Ketua Tim

xxxxx Pangkat/Gol

NIP

Kepala Seksi Sertifikasi

Personil Dan Operasi Bandar Udara

xxxxx Pangkat/Gol

NIP Mengetahui,

Kepala Sub Direktorat Personel Dan Operasi Bandar Udara

xxxxxxxxx Pangkat/Gol

NIP

Page 385: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR V V - 11

Page 386: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

FORMULIR VI

FORMAT PENERIMAAN (ACCEPTANCE)

VI.a. FORMAT PENERIMAAN (ACCEPTANCE) AERODROME MANUAL

VI.b. FORMAT PENERIMAAN (ACCEPTANCE) SMS MANUAL

VI.c. FORMAT PENERIMAAN (ACCEPTANCE) HELIPORT MANUAL

VI.d. FORMAT PENERIMAAN (ACCEPTANCE) WATER AERODROME MANUAL

Page 387: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

PENERIMAAN (ACCEPTANCE) BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA

(AERODROME MANUAL)

(NAMA BANDAR UDARA)

Nomor : SBU/RBU/AM-DBU/…../TAHUN

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome). Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Aerodrome Manual) pada Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas, informasi personel terkait pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen penyelenggaraan Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Penyelenggara Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) harus melakukan perubahan terhadap Pedoman Pengoperasian untuk menjaga agar informasi dan panduan operasional yang disediakan tetap akurat sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 39 Tahun 2015 Tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard CASR – Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes). Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan keselamatan terhadap pemenuhan persyaratan standar teknis dan operasional Bandar Udara, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 580 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi Dan Registrasi Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff Instruction 139-01).) .

Jakarta, XXXXXX

a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX Pangkat / Gol

NIP. Xxxxxxxxxx

Formulir VI.a : Format penerimaan (acceptance) Aerodrome Manual

Page 388: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

PENERIMAAN (ACCEPTANCE) BUKU SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

(SAFETY MANAGEMENT SYSTEM) OPERASI BANDAR UDARA

(NAMA BANDAR UDARA)

Nomor : SBU/SMS-DBU/…./ TAHUN / 2015

Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP 223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01, Airport Safety Management System). Buku Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) ini merupakan sebuah sistem manajemen termasuk struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan ketentuan yang dilaksanakan sebagai kebijakan keselamatan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Penyelenggara Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA) wajib membuat, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakan secara berkelanjutan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) dengan berpedoman pada Program Keselamatan Penerbangan Nasional (State Safety Program). Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara (NAMA BANDAR UDARA), sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome).

Jakarta, XXXXXXX

a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX Pangkat / Gol

NIP. Xxxxxxxxxx

Formulir VIb : Format penerimaan (acceptance) SMS Manual

Page 389: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

PENERIMAAN (ACCEPTANCE)

BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN TEMPAT PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS HELIKOPTER

(HELIPORT MANUAL)

... (NAMA SURFACE LEVEL/ELEVATED/HELIDECK/SHIPBOARD)

Nomor : ..../HM-DBU/……/TAHUN

Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Manual) pada Heliport (NAMA HELIPORT) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) serta Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-06, Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Advisory Circular CASR 139-06, The Procedure to Build and Operate Heliport).

Buku Pedoman Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport Manual) pada Heliport (NAMA HELIPORT) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas beserta personil terkait pengoperasian/perawatan Heliport (NAMA HELIPORT) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Penyelenggara Heliport (NAMA HELIPORT) harus melakukan perubahan/pembaharuan (updating) terhadap Buku Pedoman Pengoperasian untuk menjaga agar data dan informasi serta panduan operasional yang disediakan tetap akurat sesuai Persyaratan Standard Teknis dan Operasional Heliport (Manual of Standard / MOS Bagian 139 Volume II).

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan keselamatan terhadap pemenuhan persyaratan standar teknis dan operasional tempat pendaratan dan lepas landas helikopter, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 580 Tahun 2015 tentang tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi Dan Registrasi Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff Instruction 139-01).

Jakarta, XXXXXX

a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX Pangkat / Gol

NIP. Xxxxxxxxxx

Formulir VIc. : Format penerimaan (acceptance) Heliport Manual

Page 390: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2015/KP_580_Tahun_2015_PKPS… · 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan ... Tahun

PENERIMAAN (ACCEPTANCE) BUKU PEDOMAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN

(WATER AERODROME MANUAL)

(NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN)

Nomor : ..../WAM-DBU/…./TAHUN

Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome). Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Water Aerodrome Manual) pada Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) ini merupakan dokumen yang terdiri dari data dan informasi operasional, prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas, informasi personel terkait pengoperasian dan perawatan, serta organisasi dan manajemen penyelenggaraan Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) termasuk semua perubahannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Penyelenggara Bandar Udara Perairan (NAMA BANDAR UDARA PERAIRAN) harus melakukan perubahan terhadap Pedoman Pengoperasian untuk menjaga agar informasi dan panduan operasional yang disediakan tetap akurat sesuai Persyaratan Standard Teknis dan Operasional Bandar Udara Perairan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berwenang melakukan pengawasan keselamatan terhadap pemenuhan persyaratan standar teknis dan operasional Bandar Udara, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodrome) dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 580 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi Dan Registrasi Serta Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Staff Instruction 139-01).)

Jakarta, XXXXXX

a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DIREKTUR BANDAR UDARA

XXXXXXXXX Pangkat / Gol

NIP. Xxxxxxxxxx

Formulir VId. : Format penerimaan (acceptance) Water Aerodrome Manual