Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta...

209

Transcript of Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta...

Page 1: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 2: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Penanggung Jawab:Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Utara

Ketua:Plt. Kepala Bidang PPA II

Editor & Kontributor:Mochamad Ichsan Arditriansyah

Maharrucha ZakkaFahmi Mustafa

Aurrora Putri ApriliaMuhammad Daffa Heraldy

(0552) 2034598

[email protected]

Jl. Sutoyo Nomor 1 Tanjung Selor

@kanwildjpbkaltara

Contact Info

Page 3: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020i

Indra SoeparjantoKepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal PerbendaharaanProvinsi Kalimantan Utara

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua. Dengan penuh rasa syukur atas rahmat Allah SWT, Kajian Fiskal Regional

Provinsi Kalimantan Utara dapat kami selesaikan tepat waktu. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami

haturkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian Kajian Fiskal Regional

Provinsi Kalimantan Utara ini.

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai representasi Kementerian Keuangan di daerah selaku

pengelola fiskal, salah satu tugasnya adalah melaksanakan penyusunan Kajian Fiskal Regional. Penyusunan

kajian tersebut merupakan aktivitas telaah makro sebagai salah satu tools yang disusun untuk dapat

membantu mengukur sejauh mana efektivitas pelaksanaan APBN dan APBD untuk mencapai target-target

pembangunan nasional dan daerah yang telah direncanakan.

Kajian Fiskal Regional Tahun 2020 disajikan secara komprehensif mengenai pencapaian target-target makro

ekonomi melalui kinerja pendapatan dan belanja yang tertuang dalam APBN dan APBD di wilayah Kalimantan

Utara. Gambaran kondisi ekonomi dan kesejahteraan, serta intervensi fiskal pemerintah tersebut diulas

KATAPENGANTAR

Page 4: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020ii

dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif atas data-data sekunder serta analisis kualitatif

(indepth-interview) dalam rangka pendalaman informasi kepada pihak-pihak terkait. Selain itu, pada Kajian

Fiskal Regional tahun 2020 ini, dilakukan analisis secara khusus terkait intervensi fiskal pemerintah dalam

rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Sebagai suatu hasil kajian, informasi dalam Kajian Fiskal Regional ini diharapkan dapat digunakan

oleh para pemangku kepentingan khususnya dalam peningkatan peran fiskal untuk menjaga tingkat

pertumbuhan ekonomi nasional dan regional tetap positif serta menciptakan pemerataan kesejahteraan.

Kami menyadari bahwa meskipun telah melakukan upaya maksimal, namun masih terdapat sejumlah

kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Kajian Fiskal Regional ini, untuk itu saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan Kajian ini di masa mendatang.

Terima Kasih,

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tanjung Selor, 28 Februari 2021

Indra SoeparjantoKepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Provinsi Kalimantan Utara

Page 5: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Daftar Isi

1 16 34 59Sasaran Pembangunan & Tantangan Daerah

Perkembangan danAnalisis Ekonomi Regional

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

1.1Pendahuluan

1.2Tujuan & Sasaran Pembangunan Daerah

1.3Tantangan Daerah

2.1Indikator MakroEkonomi Fundamental

2.2Indikator Kesejahteraan

2.3Efektivitas KebijakanMakro Ekonomi dan Pembangunan Regional

3.1APBN TingkatProvinsi

3.2Pendapatan Pemerintah PusatTingkat Regional

3.3Belanja Pemerintah PusatTingkat Regional

3.4Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

3.5Analisis Cash FlowAPBN TingkatRegional

3.6Pengelolaan BLU Pusat

3.7PengelolaanManajemen InvestasiPusat

3.8Perkembangan dan Analisis BelanjaWajib (MandatorySpending) dan BelanjaInfrastruktur Pusatdi Daerah

4.1APBD TingkatProvinsi (Konsolidasi Pemda)

4.2PendapatanDaerah

4.3BelanjaDaerah

4.4Perkembangan BLUDaerah

4.5Surplus/DefisitAPBD

4.6Pembiayaan

4.7Analisis KinerjaPengelolaan KeuanganDaerah

4.8Perkembangan Belanja WajibDaerah

1

1

6

16

24

31

34

35

42

45

49

50

53

55

59

60

70

71

72

73

75

77

Page 6: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

83 94 112

Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117

4.2PendapatanDaerah

4.3BelanjaDaerah

4.4Perkembangan BLUDaerah

4.5Surplus/DefisitAPBD

4.6Pembiayaan

4.7Analisis KinerjaPengelolaan KeuanganDaerah

4.8Perkembangan Belanja WajibDaerah

5.1Laporan RealisasiAnggaran Konsolidasian

5.2PendapatanKonsolidasian

5.3Belanja Konsolidasian

5.4Surplus/DefisitKonsolidasian

6.1SektorUnggulan Daerah

6.2SektorPotensial Daerah

6.3Tantangan FiskalRegional DalamMendorong Potensi Ekonomi Daerah

7.1Pendahuluan

7.2PenyesuaianBelanja APBD

7.3Kinerja BelanjaPC-PEN di Kaltara

8.1Kesimpulan

8.2Rekomendasi

70 84

87

91

92

94

101

107

112

112

114 117

119

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan APBD)

Page 7: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2018.............................................. 8Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2018........................... 8Tabel 2.1 Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2020............. 18Tabel 2.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha ADHK.......................................................................... 19Tabel 2.3 Perkembangan Dimensi IPM Kaltara 2018-2020............................................................. 25Tabel 2.4 Garis Kemiskinan Kaltara 2018-2020................................................................................. 27Tabel 2.5 Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan 2019-2020............................... 27Tabel 2.6 Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi dan Pembangunan Regional Sesuai RKPD dan RKPDP Prov. Kaltara........................................................................................ 32Tabel 3.1 I-account APBN tingkat Regional Kaltara tahun 2018–2020 ........................................ 34Tabel 3.2 Target dan Realisasi Perpajakan Pusat Kaltara 2018-2020.............................................. 35Tabel 3.3 Insentif Pajak Bagi WP Terdampak Covid 19 Tahun 2020............................................. 37Tabel 3.4 Target dan Realisasi PNBP per Jenis Kaltara 2018-2020................................................. 39Tabel 3.5 Jenis PNBP Dengan Deviasi Lebih dari 100 persen......................................................... 40Tabel 3.6 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran Kaltara 2018-2020 42Tabel 3.7 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi 2018-2020............................... 43Tabel 3.8 Perkembangan Pagu dan Realisasi Menurut Jenisnya 2018-2020.................................. 44Tabel 3.9 Pagu dan Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kaltara 2018-2020....... 45Tabel 3.10 Pengelolaan Aset Satker BLU di Provinsi Kaltara............................................................. 51Tabel 3.11 Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM satker BLU di Provinsi Kaltara.................. 51Tabel 3.12 Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Provinsi Kaltara...................................................... 51Tabel 3.13 Perbandingan efektifitas BLU Belanja Operasional dengan Pendapatan BLU............. 52Tabel 3.14 Profil dan Jenis layanan satker Pengelola PNBP di Provinsi Kaltara TA 2020............. 53Tabel 3.15 Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM Satker PNBP di Provinsi Kaltara Tahun 2020............................................................................................................................ 53Tabel 3.16 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Pendidikan K/L Tahun 2020..................... 56Tabel 3.17 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Kesehatan K/L Tahun 2020....................... 56Tabel 3.18 Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Infrastruktur K/L Tahun 2020.................. 57Tabel 4.1 I-Account Agregat APBD Kaltara Tahun 2018-2020....................................................... 59Tabel 4.2 Agregat Pendapatan APBD Kaltara Tahun 2018-2020.................................................... 60Tabel 4.3 Alokasi dan Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2018-2020......................... 61Tabel 4.4 Alokasi dan Realisasi Dana Bagi Hasil Per Jenis Tahun 2018-2020............................... 62Tabel 4.5 Alokasi dan Realisasi DAK Fisik per Daerah Tahun 2018-2020.................................... 64Tabel 4.6 Alokasi dan Realisasi Cadangan DAK Fisik Tahun 2020................................................ 65Tabel 4.7 Alokasi Cadangan DAK Fisik Gagal Salur 2020............................................................... 65Tabel 4.8 Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik 2018-2020............................................................ 65Tabel 4.9 Alokasi Cadangan DAK Fisik Gagal Salur 2020.............................................................. 67

Page 8: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Tabel 4.10 Agregat Belanja per Jenis Belanja APBD Kaltara Tahun 2018-2020............................. 70Tabel 4.11 Profil BLUD Regional Kaltara 2018-2020......................................................................... 71Tabel 4.12 Perkembangan Aset BLUD Regional Kaltara 2018-2020............................................... 71Tabel 4.13 Perkembangan Pagu dari APBD dan Pagu dari Pendapatan BLUD 2018-2020......... 72Tabel 4.14 Keseimbangan Umum APBD Kaltara Tahun 2020......................................................... 74Tabel 4.15 Realisasi PAD Kaltara Tahun 2020................................................................................... 75Tabel 4.16 Realisasi Belanja Modal Pemda Lingkup Kaltara Tahun 2020...................................... 75Tabel 4.17 Kapasitas Fiskal Daerah Kaltara Tahun 2020................................................................... 77Tabel 4.18 Indikator Pendidikan Kaltara Tahun 2018-2020............................................................. 78Tabel 4.19 Alokasi dan Realisasi Capaian Output TKDD Bidang Pendidikan Kaltara Tahun 2018-2020................................................................................................... 78Tabel 4.20 Usia Harapan Hidup Regional Kaltara 2018-2020.......................................................... 79Tabel 4.21 Alokasi dan Realisasi Capaian Output TKDD Bidang Kesehatan Kaltara Tahun 2018-2020................................................................................................... 80Tabel 4.22 Alokasi dan Realisasi Capaian Output TKDD Bidang Infrastruktur Kaltara Tahun 2018-2020................................................................................................... 81Tabel 5.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020.......................................................................... 83Tabel 5.2 Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja Di Kaltara..................................... 86Tabel 5.3 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pusat dan Daerah Kalimantan Utara Tahun 2018-2020............................................................................... 87Tabel 5.4 Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Terhadap Total Belanja Konsolidasian Kalimantan Utara Tahun 2018-2020................................................................................ 89Tabel 5.5 Belanja Konsolidasian per Kapita Tahun 2018-2020....................................................... 90Tabel 5.6 Rasio Surplus/Defisit Konsolidasian Terhadap PDRB Kaltara Tahun 2020................. 91Tabel 5.7 Kontribusi Pemerintah dalam Pembentukan PDRB Kalimantan Utara Tahun 2018-2020................................................................................. 93Tabel 6.1 Hasil Analisis Potensi Sektor Ekonomi Provinsi Kaltara Tahun 2014-2020................................................................................................................. 95Tabel 6.2 Hasil Analisis Shift Share klasik Prov. Kaltara Tahun 2014-2020.................................. 96Tabel 6.3 Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan................................................................ 98Tabel 6.4 Hasil Analisis Metode Overlay Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014-2020........... 99Tabel 6.5 Perkembangan Kontribusi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Prov. Kaltara Tahun 2017-2020.................................................................................... 102Tabel 7.1 Agregat Penyesuaian Belanja dan Pendapatan APBD Kalimantan Utara 2020.......... 112Tabel 7.2 Realisasi Belanja Penanganan Covid-19 Kaltara............................................................. 115Tabel 7.3 Capaian Output Belanja Bidang Kesehatan..................................................................... 115Tabel 7.4 Capaian Output Belanja Bidang Kesehatan..................................................................... 116Tabel 7.5 Capaian Output Penanganan Dampak Ekonomi............................................................ 116

Page 9: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Utara 2010-2020............................................................ 9Grafik 1.2 Sebaran Jumlah Kasus Konfirmasi di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Utara................................................................................................ 13Grafik 2.1 Perkembangan PDRB Kaltara dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kaltara dan Nasional (c to c) Tahun 2015-2020.............................................................. 16Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kaltara dan Nasional (c to c) Tahun 2015-2020................................................................................................................. 16Grafik 2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kaltara Menurut Lapangan Usaha Utama (%) Tahun 2018-2020............................................................................................. 17Grafik 2.4 Perkembangan PDRB Perkapita ADHB Nasional-Kaltara Tahun 2015-2020............................................................................................................................. 20Grafik 2.5 PDRB per Kapita per Kabupaten/Kota se-Kaltara........................................................... 21Grafik 2.6 BI7DRR, Suku Bunga Kredit, SBDK Perbankan Kaltaradan Inflasi Tahun 2020........................................................................................................................... 21Grafik 2.7 Laju Inflasi Tahunan Nasional Kaltara 20152020............................................................ 22Grafik 2.8 Inflasi Nasional dan Regional Kaltara Tahun 2020......................................................... 23Grafik 2.9 Target dan Realisasi Inflasi Kaltara 2016-2020................................................................ 23Grafik 2.10 Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019-2020 (rata-rata bulanan)............................. 24Grafik 2.11 Perkembangan Dimensi IPM Kaltara 2018-2020............................................................ 25Grafik 2.12 Tingkat Kemiskinan Kaltara 2015-2020........................................................................... 26Grafik 2.13 Tingkat Kemiskinan Menurut Perkotaan dan Pedesaan 2018-2020............................. 26Grafik 2.14 Gini Ratio Menurut Provinsi Tahun 2020........................................................................ 28Grafik 2.15 Gini Ratio Kaltara Tahun 2018-2020................................................................................. 28Grafik 2.16 Komposisi Tingkat Pengangguran Terbuka di Kaltara 2017-2020................................ 29 Grafik 2.17 Struktur Status Pekerjaan di Kaltara 2018-2020)............................................................. 29Grafik 2.18 Nilai Tukar Petani di Kaltara 2018-2020........................................................................... 30Grafik 2.19 Nilai Tukar Petani Per Subsektor 2019-2020.................................................................... 30Grafik 2.20 Nilai Tukar Nelayan di Kaltara 2018-2020....................................................................... 31Grafik 3.1 Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN di Kaltara Tahun 2018-2020...................... 35Grafik 3.2 Rasio Perpajakan Pusat terhadap PDRB Kaltara 2018-2020.......................................... 36Grafik 3.3 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Tahun 2020....................................... 36Grafik 3.4 Perkembangan Target dan Realisasi PNBP 2018-2020................................................... 38Grafik 3.5 Kontribusi Pajak Pusat, PNBP, dan PAD terhadap PDRB Regional 2020.................... 40Grafik 3.6 Kontribusi Perpajakan Pusat (Non Bm & BK) dan PAD per Penduduk Kaltara 2020................................................................................................ 41Grafik 3.7 Perkembangan Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat 2018-2020................... 42Grafik 3.8 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran 2018-2020........... 42Grafik 3.9 Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja................................... 44Grafik 3.10 Pagu dan Realisasi DAU Serta Jumlah PNS Se-Kalimantan Tahun 2020..................... 45Grafik 3.11 Pagu dan Realisasi DBH Se-Kalimantan Tahun 2020..................................................... 46Grafik 3.12 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Se-Kalimantan Tahun 2020........................................... 46

Page 10: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Grafik 3.13 Pagu dan Realisasi DAK Non Fisik Se-Kalimantan 2020............................................... 47Grafik 3.14 Pagu dan Realisasi Dana Desa Se-Kalimantan Tahun 2020........................................... 47Grafik 3.15 Pagu dan Realisasi DID Se-Kalimantan Tahun 2020...................................................... 48Grafik 3.16 Perkembangan Realisasi 2018-2020.................................................................................. 49Grafik 3.17 Penerimaan Negara Tahun 2020 Kaltara.......................................................................... 49Grafik 3.18 Arus Kas Keluar Provinsi Kaltara Tahun 2020................................................................. 50Grafik 3.19 Perkembangan Realisasi Surplus/Defisit 2018-2020....................................................... 50Grafik 3.20 Perbandingan Penyaluran KUR Kaltara 2020................................................................. 54Grafik 3.21 Perbandingan Penyaluran KUR Kaltara 2018-2020........................................................ 54Grafik 3.22 Debitur KUR Menurut Sektor Usaha di Kaltara 2020.................................................... 55Grafik 4.1 Rasio Ruang Fiskal Terhadap Pendapatan Kaltara 2020................................................. 66Grafik 4.2 Rasio PAD terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020.......................................... 68Grafik 4.3 Rasio Dana Transfer terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020......................... 68Grafik 4.4 Rasio LLPADYS terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2020.......................................... 69Grafik 4.5 Rasio Surplus/Defisit terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020........................ 73Grafik 4.6 Rasio SILPA/SIKPA terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2018-2020........................ 73Grafik 4.7 Keseimbangan Primer Kaltara Tahun 2018-2020........................................................... 74Grafik 4.8 Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2020................................ 76Grafik 4.9 Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2020.............................. 76Grafik 4.10 Pagu dan Realisasi Belanja Sektor Pendidikan 2018-2020............................................. 78Grafik 4.11 Pagu dan Realisasi Belanja Sektor Kesehatan 2018-2020............................................... 79Grafik 4.12 Pagu dan Realisasi Sektor Infrastruktur 2018-2020........................................................ 81Grafik 5.1 Komposisi Pendapatan Konsolidasian Tahun 2020........................................................ 84Grafik 5.2 Komposisi Belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2020.............. 85Grafik 5.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pusat dan Daerah Terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Tahun 2020...................................... 85Grafik 5.4 Rasio Pajak terhadap PDRB Kaltara Tahun 2018-2020.................................................. 86Grafik 5.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Antara Pusat dan Daerah Tahun 2020.................. 88Grafik 5.6 Komposisi Belanja Konsolidasian Tanpa Transfer Tahun 2018-2020........................... 88Grafik 5.7 Porsi Belanja Fungsi Pendidikan 2020.............................................................................. 90Grafik 5.8 Surplus/Defisit Konsolidasi Tahun 2020........................................................................... 92Grafik 6.1 Hasil Analisis Pertumbuhan dan Kontribusi Provinsi Kaltara Tahun 2018-2020..... 101Grafik 6.2 Perkembangan Sektor Konstruksi di Kalimantan Utara Tahun 2020 (Triwulan)....... 104Grafik 6.3 Perkembangan Penyerapan Naker Sektor Konstruksi di Kaltara (2018-2018)............ 104Grafik 6.4 Indeks Williamson Kalimantan Utara............................................................................... 105Grafik 6.5 Perkembangan Jumlah PNS dan Kontribusi PDRB 2017-2019..................................... 105Grafik 6.6 Kontribusi Pertambangan Batu bara dan Lignit Tahun 2018-2020.............................. 106Grafik 6.7 Kontribusi Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2018-2020................................................................................................................. 108Grafik 7.1 Persentase Rasionalisasi APBD 2020 Per Pemda Kaltara............................................... 113Grafik 7.2 Komposisi Alokasi Belanja Penanganan Covid-19 Kaltara............................................ 114Grafik 7.3 Komposisi Alokasi Belanja Penanganan Covid-19 Kaltara per Pemda........................ 114

Page 11: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020

Executive Summary

ix

EXECUTIVE SUMMARYI. Sasaran Pembangunan, Kondisi Daerah dan Tantangan Yang Dihadapi Daerah

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Kalimantan Utara (Kaltara) Tahun 2016-2021 ditetapkan visi pembangunan jangka

menengah daerah provinsi Kaltara adalah Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewu-

judkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai, dengan Didukung Pemerintahan

yang Bersih dan Berwibawa. Dengan penetapan visi pembangunan jangka menengah

daerah Provinsi Kaltara tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltara selanjutnya

merumuskan misi dalam rangka mewujudkan visi yang ditetapkan. Terdapat tiga

misi yang akan dilaksanakan selama periode tahun 2016-2021 yaitu: i) mewujudkan

Provinsi Kaltara yang mandiri, ii) mewujudkan Provinsi Kaltara yang aman dan damai,

iii) mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kaltara yang bersih dan berwibawa.

Selanjutnya, melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kaltara

Tahun 2020 ditetapkan tema atau fokus pembangunan Provinsi Kaltara Ta-

hun 2020, yaitu “Memantapkan Kaltara sebagai Wilayah Perbatasan yang

Berdaya Saing”. Dalam mewujudkan tema tersebut, maka ditetapkan

5 (lima) fokus pembangunan Provinsi Kaltara tahun 2020. Kelima fokus pembangunan

Provinsi Kaltara Tahun 2020 meliputi: i) pembangunan manusia, ii) pembangunan

ekonomi, iii) pembangunan kewilayahan, iv) pembangunan infrastruktur,

v) pembangunan keamanan, ketertiban, dan tata kelola pemerintahan. Visi,

misi, dan fokus pembangunan tersebut ditetapkan guna mendukung Prioritas

Pembangunan Nasional tahun 2020 yang memiliki tema “Peningkatan Sumber Daya

Manusia Untuk Pertumbuhan Berkualitas”.

Selanjutnya memasuki kuartal kedua tahun 2020, Covid-19 telah menyebar di

seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kaltara. Pemerintah Provinsi Kaltara secara

resmi mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama kali di wilayah ini yaitu pada

tanggal 27 Maret 2020, atau menjelang berakhirnya triwulan I 2020. Sejak saat itu

jumlah kasus Covid-19 kemudian semakin meningkat. Berdasarkan data dari Dinas

Kesehatan Provinsi Kaltara, s.d. tanggal 12 Januari 2021 jumlah kasus Covid-19

di provinsi Kaltara yaitu kasus positif sebanyak 5.148 kasus, dimana 3.224 pasien

berhasil sembuh dan 68 pasien meninggal.

Page 12: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Executive Summary

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020 x

Menindaklanjuti kondisi dimaksud, Pemprov Kaltara mengalokasikan anggaran lewat

realokasi dan refocusing anggaran APBD senilai lebih dari Rp39 miliar dan akan

bertambah menjadi Rp60,9 miliar. Hal ini sebagaimana tertuang dalam

Pemberitahuan Nomor 900/0443/BPKAD/GUB tentang Perubahan Pergub Kaltara

Nomor 48 Tahun 2019 tentang Perubahan Penjabaran APBD TA 2020 tanggal 30

Maret 2020. Selain itu, Pemprov Kaltara pun melakukan penyesuaian terhadap

RKPD Tahun 2020 dengan menetapkan Peraturan Gubernur Kalimantan Utara

Nomor 36 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Kalimantan

Utara Nomor 24 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi

Kalimantan Utara Tahun 2020.

Rencana kerja program dan kegiatan dalam perubahan RKPD Provinsi

Kaltara tahun 2020 ini pada prinsipnya tidak mengalami perubahan dalam hal

nomenklatur program dan kegiatan tetapi perubahan dilakukan untuk pergeseran

prioritas program dan kegiatan yang difokuskan pada: i) peningkatan jangkauan,

kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan masyarakat, ii) peningkatan dan

pemulihan sektor perekonomian masyarakat, iii) penguatan jaring pengaman sosial

masyarakat, iv) pembangunan sarana dan prasarana bagi pelayanan kesehatan,

percepatan pemulihan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM, v) pelaksanaan

pembangunan dengan pelibatan masyarakat lokal.

Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk tiga prioritas utama, yaitu penanganan

kesehatan berupa pengadaan alat kesehatan, obat, penanganan pasien, penyiapan

ruang isolasi, APD; penanganan dampak sosial dan ekonomi berupa bantuan untuk

pertumbuhan ekonomi; dan alokasi untuk jaringan pengaman sosial bagi warga

terdampak berupa bantuan sosial. Di samping itu, anggaran tersebut juga digunakan

untuk pencegahan dan pengamanan, termasuk biaya warga yang diisolasi.

II. Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Regional

Kinerja perekonomian Kaltara sepanjang tahun 2020 yang diukur melalui laju

pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tercatat mengalami

kontraksi sebesar 1,11 persen, masih sedikit lebih baik jika dibandingkan

pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi sebesar 2,07 persen. Penurunan

Page 13: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020

Executive Summary

xi

kinerja ekonomi pada tahun 2020 merupakan kondisi yang tidak terhindarkan sebagai

dampak pandemi Covid-19. Secara nominal, ekonomi Kaltara berdasarkan PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2020 mencapai Rp100,54 triliun. Dengan

kinerja tersebut PDRB per kapita di Kaltara pada tahun 2020 mencapai Rp130,83

juta. Meski secara spasial kontribusi Kaltara terhadap PDRB Pulau Kalimantan masih

menjadi yang terkecil, namun tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada

periode 2020 menjadi yang tertinggi diantara provinsi lainnya serta konsisten di atas

laju pertumbuhan ekonomi nasional sejak 2017.

Struktur PDRB Kaltara tahun 2020 dari sisi pengeluaran tidak mengalami perubahan

yang signifikan dari periode tahun-tahun sebelumnya yang didominasi oleh komponen

Net Ekspor dan PMTB dengan kontribusi total komponen tersebut yang mencapai

63,75 persen terhadap PDRB. Jika mencermati tingkat pertumbuhan dari kedua

kontributor terbesar pada ekonomi Kaltara tersebut, hanya komponen Ekspor yang

mampu tumbuh positif sebesar 1,58 persen dari tahun 2019 (c-to-c). Sedangkan kinerja

komponen PMTB mengalami penurunan sebesar 3,04 persen jika dibandingkan

dengan capaian pada tahun 2019 (c-to-c). Selanjutnya, untuk mengetahui kontribusi

dari sektor-sektor yang menjadi penggerak ekonomi regional, dapat dilihat melalui

PDRB sisi lapangan usaha. Pada tahun 2020, PDRB regional Kaltara masih

didominasi oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dengan nilai yang

mencapai Rp 15,66 triliun, turun sebesar 6,81 persen dari tahun sebelumnya yang

mencapai Rp16,80 persen. Penurunan kinerja lapangan usaha ini dipengaruhi oleh

produksi subsektor utama pertambangan yaitu batubara yang terkontraksi sebesar

10,21 persen dari produksi tahun 2019 akibat pandemi Covid-19. Masih terbatasnya

permintaan negara-negara tujuan ekspor yang telah memberlakukan pelonggaran

aktivitas fisik dan sosial ditengah pandemi menyebabkan produksi batubara Kaltara

sepanjang 2020 mengalami tekanan.

Kondisi perekenomian Kaltara jika dilihat dari tren pendapatan rata-rata penduduk

terus mengalami peningkatan sejak tahun 2015, bahkan pada situasi ekonomi yang

mengalami tekanan pada tahun 2020. PDRB per kapita Kaltara tahun 2020 sebesar

Rp130,83 juta tercatat meningkat sebesar 0,35 persen dari tahun 2019 yang sebesar

Rp130,07 juta. Kondisi ini disebabkan oleh PDRB ADHB Kaltara pada tahun 2020

Page 14: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Executive Summary

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020 xii

sebesar Rp100,54 triliun naik dari tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp96,54 triliun.

Sementara itu, laju inflasi Kaltara pada tahun 2020 tercatat sebesar 1,32 persen,

lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2019 yang lalu. Tingkat inflasi

tersebut juga masih berada di bawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,68

persen. Secara m-to-m pada tahun 2020, Kaltara mengalami deflasi sebanyak 4

kali dimana pada bulan Maret tercatat deflasi terendah yang mencapai 0,46 persen

karena merupakan momen awal implementasi kebijakan pembatasan mobilitas

skala besar oleh Pemerintah sehingga salah satu komponen IHK yaitu transportasi

memberikan andil deflasi yang terbesar. Sebaliknya Inflasi yang tertinggi pada tahun

2020 di Kaltara terjadi pada bulan Juni yang tercatat meningkat sebesar 0,88 persen

dari bulan Mei. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dari sisi moneter yang

melakukan pemangkasan suku bunga BI7DRR sehingga mampu memperbaiki tingkat

permintaan. Seiring dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru untuk pemulihan

ekonomi, mendorong kecenderungan laju inflasi yang meningkat pada periode

semester II 2020 baik di tingkat Nasional maupun Kaltara setelah laju pada semester

I 2020 cenderung mengalami penurunan.

Dari sisi kesejahteraan masyarakat, perkembangan indikator pembangunan dalam

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltara secara umum tercatat turun sebesar

0,52 poin menjadi 70,63. Indikator perekonomian yang mengalami kontraksi karena

pengaruh pandemi Covid-19 tentunya juga berdampak pada penurunan angka IPM

sebagai salah satu cerminan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan dimensi

pembentuknya, penurunan IPM Kaltara tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh

penurunan rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan dari Rp 9,34 juta

menjadi Rp8,76 juta. Ekonomi Kaltara yang terkontraksi karena dampak pandemi

Covid-19 pada tahun 2020 secara langsung mengakibatkan jumlah penduduk miskin

meningkat sebanyak 4,09 ribu orang atau 0,92 persen dari periode yang sama

pada tahun 2019, meskipun pada periode sebelumnya angka kemiskinan Kaltara

terus menunjukkan penurunan yang merupakan salah satu indikasi perbaikan taraf

kesejahteraan di Kaltara. Selanjutnya pada periode yang sama, indeks Gini Ratio

Kaltara tercatat sebesar 0,300 mengalami kenaikan sebesar 0,008 poin dari angka

gini ratio pada periode yang sama tahun 2019 serta lebih baik dari rata-rata secara

Page 15: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020

Executive Summary

xiii

nasional yang mencapai 0,399. Indikasi pelebaran tingkat ketimpangan ini selaras

dengan persentase penduduk miskin di Kaltara yang juga meningkat dari 6,63 persen

(September 2019) menjadi 7,41 persen (September 2020). Sementara itu kondisi

perekonomian Kaltara yang terkontraksi berdampak negatif terhadap angka Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan dari 4,49 persen pada

Agustus 2019 menjadi 4,97 persen pada Agustus 2020. Hal ini menunjukkan

bahwa terjadi kenaikan angka pengangguran yang merupakan dampak dari kondisi

perekonomian Kaltara yang terkontraksi.

Selain indikator-indikator di atas, tingkat kesejahteraan Kaltara tercermin pada

indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN). Secara rata-rata,

NTP Kaltara pada tahun 2020 mencapai 102,75 meningkat signifikan dibandingkan

rata-rata tahun 2019 sebesar 100,81 dan tahun 2018 sebesar 100. Kenaikan NTP

tahun 2020 secara umum di Kaltara dipengaruhi oleh NTP Tanaman Perkebunan,

dimana komoditas utama petani subsektor ini adalah sawit dan lada yang merupakan

komoditas unggulan di Kaltara. Hal ini menunjukkan peran pemerintah baik pusat

maupun daerah melalui pengalokasian belanja program sektor pertanian pada tahun

2020 diantaranya Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, telah

mampu mendorong kenaikan tingkat kesejahteraan petani di Kaltara yang tercer-

min pada kenaikan indeks NTP. Selain tingkat kesejahteraan petani, indikator

kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah juga dapat tercermin melalui pengukuran

indikator NTN. NTN Kaltara pada tahun 2020 tercatat sebesar 102,84, mengalami

penurunan dibandingkan NTN 2019 yang mencapai 104,83. Meski terjadi penurunan,

namun NTN Kaltara tahun 2020 masih lebih baik dibandingkan NTN secara nasional

yang tercatat sebesar 100,22. Penurunan angka NTN tahunan 2020 tidak terlepas

dari imbas pandemi Covid-19.

III. Perkembangan dan Pengaruh Fiskal (APBN-APBD), Sektor Unggulan dan Tan-

tangan Fiskal di Daerah

Pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh pada pendapatan dan belanja Negara.

Kondisi ekonomi Kaltara yang mengalami kontraksi mempengaruhi penerimaan

perpajakan dan PNBP. Realisasi pendapatan negara tahun 2020 hanya sebesar

Rp1,76 triliun, mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar Rp272,78 miliar

Page 16: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Executive Summary

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020 xiv

dibandingkan tahun 2019. Sektor perpajakan di Kaltara masih menjadi pilar utama

yang diandalkan penerimaan negara selain ditopang oleh PNBP yang berkontribusi

sebesar 10,43 persen dari total pendapatan pada postur APBN Kaltara tahun 2020.

Kinerja penyerapan anggaran pusat tahun 2020 mencapai 92,37 persen, sedikit

dibawah capaian rata-rata nasional yang sebesar 92,52 persen. Capaian persentase

realisasi penyerapan tersebut meningkat dibanding tahun 2019 yang hanya

mencapai 84,68 persen. Kenaikan persentase realisasi ini disebabkan oleh

adanya penurunan alokasi Belanja Pemerintah Pusat di Kaltara yang cukup

signifikan sebesar Rp1.105,55 miliar sehingga meningkatkan persentase nilai serapan.

Terkait penguatan desentralisasi fiskal, pada tahun 2020 alokasi TKDD di Kaltara

sebesar Rp6.763,42 miliar dan terealisasi sebesar Rp6.704,68 miliar (99,13 persen).

Beberapa komponen TKDD (DAK Non Fisik, Dana Desa, dan DID) dapat terserap

sebesar 100 persen atau lebih, sedangkan untuk DBH, DAU, dan DAK Fisik masing-

masing hanya terserap sebesar 97,84 persen; 99,78 persen; dan 96,31 persen.

Dari sisi kinerja pelaksanaan APBD, pendapatan daerah tahun 2020 ditargetkan

sebesar Rp8.393,37 miliar, menurun dibanding tahun 2019 yang diestimasikan

sebesar Rp8.507,24 miliar. Penetapan target oleh Pemda yang lebih realistis tersebut

terjawab dengan terealisasinya pendapatan daerah sebesar Rp8.072,72 miliar,

mengalami peningkatan kinerja penyerapan anggaran daerah dari 95,37 persen

menjadi 96,18 persen dibanding tahun 2019. Alokasi belanja daerah ditetapkan

sebesar Rp9.103,12 miliar, meningkat sebesar Rp252,3 miliar atau 2,85 persen dari

alokasi belanja APBD tahun 2019. Defisit APBD 2020 yang direncanakan sebesar

Rp709,75 miliar tidak terjadi, dan hanya tercatat sebesar Rp306,39 miliar dan SiLPA

2020 sebesar Rp399,75 miliar.

Dalam Laporan Keuangan Pemerintah konsolidasian (LKPK) atau Government

Financial Statistic (GFS) Kanwil DJPb Provinsi Kaltara Tahun 2020, pendapatan

konsolidasian Kaltara mencapai Rp3,13 triliun, menurun cukup signifikan sebesar

14,9 persen dibanding tahun 2019. Penurunan tersebut disebabkan oleh penerimaan

pajak yang mengalami penurunan realisasi sebesar Rp588,6 miliar atau setara 20,1

persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan adanya pandemi

Page 17: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020

Executive Summary

xv

Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya kegiatan perekonomian di Kaltara.

Penerimaan pajak konsolidasian masih mendominasi struktur pendapatan

konsolidasian di Kaltara, yaitu sebesar 74,65 persen. Namun demikian, di tahun 2020

komponen pendapatan selain perpajakan (PNBP, Hibah, dan Transfer) konsolidasian

mengalami peningkatan realisasi, tidak seperti perpajakan yang mengalami

penurunan nilai realisasi dibanding tahun 2019. Kenaikan ketiga komponen tersebut

tidak dapat mengimbangi penurunan yang cukup dalam pada komponen pajak.

Dari sisi belanja konsolidasian, komposisi belanja konsolidasian didominasi oleh

kelompok Belanja Operasi dibanding Belanja Modal. Belanja Operasi yang terdiri dari

Belanja Pegawai, Belanja Barang, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja

Tak Terduga ini mencapai 66,50 persen sehingga dapat mempersempit celah fiskal

Kaltara. Namun demikian, di tahun 2020 hampir semua kelompok belanja mengalami

penurunan. Belanja Pegawai menurun sebesar Rp40,67 miliar, termasuk Belanja

Modal yang mengalami penurunan cukup siginifikan sebesar Rp478,43 miliar.

Sebaliknya terjadi peningkatan signifikan pada Belanja Hibah sebesar Rp739 miliar.

Kondisi ini terjadi karena adanya perhelatan Pilkada serentak di wilayah Kaltara serta

adanya tambahan kebutuhan dana dalam rangka penerapan protokol kesehatan pada

pelaksanaan Pilkada serentak di masa pandemi Covid-19. Selanjutnya,

berdasarkan perhitungan data Laporan Operasional (LO) Keuangan Pemerintah

wilayah Kaltara, Belanja Pemerintah dan Investasi Pemerintah turut berkontribusi

masing-masing sebesar 6,56 persen dan 2,56 persen terhadap PDRB Kaltara,

nilai tersebut keduanya menurun dibanding tahun 2019. Penurunan kontribusi

Belanja Pemerintah tersebut mengindikasikan pertumbuhan yang melambat

untuk pembangunan di Kaltara. Selain itu, penurunan kontribusi investasi

pemerintah dimungkinkan karena adanya kebijakan rasionalisasi belanja modal

untuk mendukung pendanaan kegiatan penanganan dampak Covid-19. Kondisi ini

juga dipengaruhi oleh beberapa kendala dalam pelaksanaan belanja modal, salah

satunya adalah tertundanya pembangunan Pos Lintas Batas Negeri (PLBN) di

Nunukan karena terdapat penolakan dari warga terhadap biaya ganti rugi berdasarkan

appraisal dinas terkait serta sebagian lahan masih mengalami sengketa.

Berdasarkan penilaian terhadap sektor-sektor ekonomi yang potensial berdasarkan

Page 18: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Executive Summary

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020 xvi

kriteria kontribusi, kriteria pertumbuhan, dan keunggulan kompetitif wilayah Kaltara

menggunakan metode analisis overlay, sektor perekonomian di wilayah Kaltara dapat

dikelompokkan sebagai berikut: i) Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;

Konstruksi; Transportasi dan Pergudangan; dan Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib merupakan sektor yang unggulan atau

dominan karena mempunyai tingkat pertumbuhan yang positif dan memberikan

kontribusi yang besar serta memiliki keunggulan kompetitif dalam PDRB Kalimantan

Utara, ii) Sektor Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya

termasuk dalam sektor yang potensial dengan memberikan tingkat pertumbuhan

yang besar/positif dan memiliki keunggulan kompetitif tetapi memiliki kontribusi yang

tidak terlalu signifikan. Sektor Pertambangan dan Penggalian termasuk dalam kriteria

ini, tetapi dengan klasifikasi yang sedikit berbeda dengan sektor yang lain. Sektor ini

memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB dan memiliki keunggulan kompetitif tetapi

tingkat pertumbuhannya mengalami perlambatan. Sektor Informasi dan Komunikasi

dan Real Estate juga merupakan sektor yang potensial dikarenakan memiliki

keunggulan kompetitif, iii) Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang; Jasa Keuangan dan Asuransi; dan Jasa Perusahaan merupakan

sektor dengan tingkat pertumbuhan dan kontribusi kecil terhadap PDRB Kaltara.

IV. Pemanfaatan Refocusing APBD untuk Program PC-PEN di Daerah

Sejak kasus positif Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada Februari 2020 di dalam

negeri, Pemerintah berupaya mengantisipasi penyebaran wabah yang pertama

kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 yang tereskalasi dengan cepat.

Implikasi pandemi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara

nyata telah menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, penurunan

penerimaan negara, dan peningkatan belanja negara dan pembiayaan. Untuk itu

Pemerintah menempuh langkah dengan menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun

2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk

Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Dalam

Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/

Page 19: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020

Executive Summary

xvii

Atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020, kebijakan fiskal penanganan pandemi Covid-19

merupakan upaya sinergis antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

dengan melakukan refocusing dan realokasi Belanja pada APBN dan APBD untuk

mendanai program penanganan dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi

nasional. Dari sisi APBN, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian/Lembaga

melakukan refocusing dengan mengutamakan penggunaan alokasi anggaran yang

telah ada untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat mendukung percepatan penanganan

Covid-19 dan melakukan revisi serta penyesuaian anggaran secara cepat, sederhana

dan akuntabel. Sementara realokasi anggaran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan

yang secara umum kurang prioritas, dana yang masih diblokir, sisa tender dan

kegiatan yang dibatalkan, belanja perjalanan dinas, pertemuan yang menghadirkan

banyak peserta serta kegiatan yang belum ada perikatan. Adapun dari sisi APBD,

Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian postur APBD dengan melakukan

rasionalisasi target pendapatan dan pagu belanja.

Pemda se-Kalimantan Utara telah menyelesaikan proses penyesuaian postur APBD

di akhir bulan April. Dari sisi pendapatan, dari total target yang direncanakan pada

APBD awal tahun 2020 sebesar Rp8,75 triliun turun sebesar 7,52 persen atau

menjadi sebesar Rp8,09 triliun. Sementara dari sisi Belanja, pagu secara agregat yang

direncanakan sebesar Rp 9,27 triliun juga turun menjadi Rp 7,91 triliun. Lebih lanjut

dari sisi penyesuaian pendapatan, angka persentase rasionalisasi terbesar tercatat

pada komponen PAD sebesar 12,28 persen atau turun dari Rp1,09 triliun menjadi

Rp0,95 triliun. Penyesuaian APBD dengan merasionalisasi target pendapatan dan

belanja tersebut diharapkan akan mampu mendukung implementasi refocusing

Belanja dalam rangka penanganan dampak Pandemi Covid-19 di daerah. Pada

tahun 2020, kinerja Belanja Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

(PC-PEN) di Kaltara mendapatkan alokasi belanja dari APBD sebesar Rp501,56

miliar atau sebesar 6,33 persen terhadap total belanja APBD pada Laporan

Penyesuaian APBD Tahun 2020 se-Kaltara. Dari total tersebut, mayoritas atau

sebesar 59,91 persen digunakan untuk Belanja Bidang Kesehatan yang mencapai

Rp300,48 miliar.

Page 20: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Executive Summary

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020 xviii

Hingga akhir periode pelaporan, Belanja Penanganan Covid-19 di Kaltara secara

agregat terealisasi sebesar Rp413,7 miliar atau 74,07 persen dari alokasi. Persentase

realisasi tertinggi tercatat pada Belanja Bidang Kesehatan yang mencapai Rp241,6

miliar atau 72,27 persen dari alokasi. Berikutnya adalah realisasi belanja Jaring

Pengaman Sosial yang mencapai Rp102,6 miliar atau sebesar 72,91 persen dari

alokasi. Belanja Penanganan Covid-19 dengan capaian persentase realisasi yang

masih relatif rendah tercatat pada belanja untuk Pemulihan Dampak Ekonomi yang

baru mencapai 66,09 persen dari alokasi atau sebesar Rp69,09 miliar.

Realisasi program belanja PC-PEN tiap-tiap klaster di Kaltara baik dari sisi nominal

maupun capaian outputnya sampai dengan akhir tahun 2020 berada dalam kondisi

yang cukup ideal. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi

Pemda dalam berupaya untuk mengakselerasi penyerapan belanja Program

PC-PEN di tengah pandemi itu sendiri, diantaranya implementasi penyesuaian

regulasi agar tetap berada dalam koridor governance yang terjaga.

V. Rekomendasi Kebijakan

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia disepanjang tahun 2020 telah menyebabkan

penurunan kinerja perekonomian yang berdampak langsung pada aspek-aspek

kesejahteraan masyarakat. Pemerintah melalui instrumen fiskal baik APBN dan

APBD pada tahun 2020 telah menunjukkan upaya yang begitu besar untuk

melindungi kelompok masyarakat yang terdampak pandemi. Beberapa indikator

makro ekonomi dan kesejahteraan di Kaltara pada tahun 2020 yang mampu tumbuh

cukup baik ditengah pandemi, dipengaruhi oleh kinerja pelaksanaan APBN dan

APBD di Kaltara yang terealisasi dengan baik. Namun demikian, sejalan dengan

upaya untuk mewujudkan visi dan misi Kaltara sebagaimana tertuang dalam RPJMD

Kaltara, masih diperlukan beberapa langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas

pelaksanaan APBN dan APBD melalui sinergi kebijakan pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah di Kaltara.

Dari sisi pemda, optimalisasi belanja modal perlu untuk terus didorong pemanfaatannya

agar percepatan penyediaan infrastruktur yang memadai segera terpenuhi,

sehingga dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan di

Page 21: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020

Executive Summary

xix

Kaltara. Selain itu, dampak pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih akan

berlanjut, memerlukan upaya-upaya yang strategis dari pemda untuk menggali

sumber-sumber pendapatan baru yang potensial yang diiringi dengan peningkatan

kualitas belanja (spending better).

Dari sisi pemerintah pusat, dukungan regulasi pelaksanaan anggaran pusat di daerah

maupun TKDD perlu untuk dilakukan penyesuaian bagi wilayah tertentu di Kaltara

dengan karakteristik geografis yang relatif sulit serta konektivitas yang masih minim.

Upaya perbaikan kualitas pelaksanaan APBN dan APBD di Kaltara, tentunya tidak

terlepas dari sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu,

perlu mendorong dilaksanakannya sinkronisasi belanja APBD dan APBN yang

implementatif untuk mendukung optimalisasi pencapaian program prioritas. Selain itu,

sektor UMKM sebagai salah satu penggerak ekonomi di Kaltara, belum seluruhnya

terfasilitasi oleh kredit program sehingga upaya pemanfaatan Sistem Informasi

Kredit Program dan Kerjasama penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro diharapkan

dapat memperluas cakupan UMKM yang terfasilitasi kredit program.

Page 22: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 23: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 24: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 25: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB ISASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH

Page 26: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 27: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20201

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

1.1 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah

adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Oleh sebab itu, untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka harus disertai dengan unsur pendanaan

yang berasal dari penghimpunan pendapatan maupun dari pengalokasian anggaran

belanja baik pada APBN maupun APBD. Sesuai dengan Undang-Undang Keuangan

Negara Nomor 17 Tahun 2003, pemegang kekuasaan tertinggi pengelolaan keuangan

negara adalah Presiden, sedangkan di daerah adalah Gubernur/Bupati/Walikota, oleh

karena itu dalam tataran implementasi kebijakan fiskal di daerah, maka diperlukan sinergi

dan harmonisasi kebijakan serta pengelolaan keuangan pusat dan daerah agar tujuan

dan sasaran pembangunan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, kebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan

daerah dalam memastikan efektifitasnya. Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat

alokasi, distribusi, dan stabilisasi, maka kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu

meningkatkan perbaikan dan kualitas indikator-indikator ekonomi makro dan

kesejahteraan di daerah. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang efektif dapat terlihat dari

perbaikan-perbaikan indikator makro ekonomi dan indikator-indikator kesejahteraan.

Tidak terlepas dari hal tersebut, maka hal pertama yang harus menjadi dasar bagi

perumusan kebijakan fiskal yang efektif dan efisien adalah daerah harus memetakan

terlebih dahulu tantangan-tantangan daerah yang dihadapi baik dari sisi ekonomi,

sosio-kependudukan, serta tantangan wilayahnya, sehingga intervensi kebijakan fiskal

melalui program prioritas dapat secara langsung menjawab tantangan daerah yang

dihadapi.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

1.2.1 Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran

visi, misi, dan program Gubernur terpilih yang menjadi pedoman pelaksanaan

pembangunan dalam lima tahun pemerintahan. Sesuai ketentuan yang berlaku

Page 28: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20202

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Perda Provinsi Kalimantan

Utara Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 menetapkan visi pembangunan jangka

menengah daerah provinsi Kaltara adalah “Berpadu dalam Kemajemukan untuk

Mewujudkan Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman, dan Damai, dengan Didukung

Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Dengan penetapan visi pembangunan

jangka menengah daerah provinsi Kaltara tersebut, Pemerintah Provinsi selanjutnya

merumuskan misi dalam rangka mewujudkan visi yang ditetapkan. Terdapat

tiga misi yang akan dilaksanakan selama periode tahun 2016-2021 yaitu:

1. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Mandiri

2. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang Aman dan Damai

3. Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara yang Bersih dan Berwibawa

Berdasarkan visi dan misi yang telah dirumuskan Pemerintah Provinsi Kaltara, maka

ditetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun (2016-

2021). Rumusan tujuan dari ketiga misi RPJMD Provinsi Kaltara adalah sebagai berikut:

a. Tujuan untuk melaksanakan misi Mewujudkan Provinsi Kaltara yang Mandiri

diarahkan untuk terwujudnya kondisi penting dalam rangka mencapai visi kemandirian

daerah. Selanjutnya penjabaran misi yang harus dilakukan antara lain: meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian rakyat yang berkelanjutan,

dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang berkualitas

b. Tujuan untuk melaksanakan misi Mewujudkan Provinsi Kaltara yang Aman dan Damai

dijabarkan ke dalam upaya-upaya yang menjaga kedaulatan NKRI dan penega-

kan hukum. Kemudian dirumuskan beberapa hal yang harus dilakukan untuk

terlaksananya misi tersebut antara lain: menjaga kedaulatan Negara, membangun

daerah perbatasan yang aman, dan mewujudkan penegakan hukum.

c. Tujuan untuk melaksanakan misi Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kaltara

yang Bersih dan Berwibawa dalam rangka penjabarannya perlu dilakukan

dua hal utama, yang pertama adalah mewujudkan pemerintahan yang bersih,

transparan, dan akuntabel, kemudian yang kedua adalah mewujudkan pelayanan

publik yang prima.

Page 29: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20203

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Selanjutnya dari tujuan yang masih kualitatif diuraikan menjadi berbagai sasaran yang

lebih jelas indikator pencapaiannya. Sesuai dengan RPJMD Provinsi Kaltara 2016-2021,

pembangunan kunci dari Provinsi Kaltara yang pertama adalah pada

pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang akan berpengaruh terhadap

beberapa tujuan dan sasaran pada RPJMD. Selain itu, pembangunan kunci berikutnya

adalah pada pembangunan infrastruktur jalan baik di wilayah perbatasan maupun jalan

yang akan digunakan sebagai konektivitas dengan daerah tetangga. Kemudian

pembangunan jaringan/broadband pada wilayah-wilayah yang selama ini belum

dijangkau, dan juga peningkatan kualitas pelayanan publik diselaraskan dengan

kemajuan teknologi yang tentunya diharapkan dapat berjalan beriringan dengan tujuan

mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). Terakhir terkait dengan penegakan

hukum serta menjaga kedaulatan NKRI yang dimulai dari wilayah perbatasan.

Sehingga dapat ditarik hipotesa awal pembangunan kunci pada Provinsi Kaltara berfokus

pada pembangunan infrastruktur dan SDM yang dimulai dari wilayah perbatasan.

1.2.2 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari RPJMD, yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta

rencana kerja dan pendanaan untuk satu tahun, yang berpedoman pada Rencana Kerja

Pemerintah dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Dokumen ini menjadi dasar Kebijakan Umum APBD (KUA) dan penentuan Prioritas dan

Pagu Anggaran Sementara (PPAS).

Menunjuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Kaltara Nomor 24 Tahun 2019 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kaltara Tahun 2020 ditetapkan tema

atau fokus pembangunan Provinsi Kaltara Tahun 2020, yaitu “Memantapkan Kaltara

sebagai Wilayah Perbatasan yang Berdaya Saing”. Tema ini menjadi pondasi

bagi pelaksanaan pembangunan Tahun 2020. Dalam mewujudkan tema tersebut,

maka ditetapkan 5 (lima) fokus pembangunan Provinsi Kaltara Tahun 2020. Penentuan

fokus pembangunan mempertimbangkan isu pembangunan RPJMD Provinsi Kaltara

2016-2021, dan isu nasional terkait rancangan pembangunan jangka menengah

nasional 2020-2024. Kelima fokus pembangunan Provinsi Kaltara Tahun 2020 meliputi:

1. Pembangunan Manusia

Page 30: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20204

2. Pembangunan Ekonomi

3. Pembangunan Kewilayahan

4. Pembangunan Infrastruktur

5. Pembangunan Keamanan, Ketertiban, dan Tata Kelola Pemerintahan

Tema atau fokus pembangunan tersebut dicapai dengan beberapa prioritas

pembangunan. Prioritas pembangunan daerah adalah fokus penyelenggaraan

pemerintah daerah yang dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai sasaran

RPJMD. Fokus pembangunan Provinsi Kaltara Tahun 2020 dilaksanakan dengan 17

prioritas pembangunan daerah, meliputi:

1. Percepatan penanggulangan kemiskinan dan kemandirian Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

2. Peningkatan pelayanan Pendidikan

3. Peningkatan pelayanan kesehatan

4. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan

5. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan

6. Percepatan pembangunan desa secara terpadu

7. Pembangunan ekonomi berkelanjutan

8. Pengembangan usaha kecil, koperasi, dan industri kecil dan menengah (IKM)

9. Peningkatan ketahanan pangan daerah

10. Peningkatan daya tarik berinvestasi

11. Peningkatan pelayanan infrastruktur wilayah yang terintegrasi dengan tata ruang

12. Peningkatan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup

13. Peningkatan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan dan kebencanaan

secara terpadu

14. Fasilitasi perwujudan wilayah perbatasan yang tertib dan tentram

15. Reformasi birokrasi dan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan daerah

16. Penerapan perencanaan dan penganggaran pembangunan yang terpadu

17. Peningkatan sistem pelayanan yang prima

Sasaran dan prioritas pembangunan tahun 2020 yang telah disebutkan di atas selain

untuk mewujudkan sasaran pembangunan RPJMD Provinsi Kaltara Tahun 2016-2021,

juga untuk mendukung prioritas pembangunan nasional tahun 2020 yang memiliki tema

Page 31: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20205

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

“Peningkatan Sumber Daya Manusia Untuk Pertumbuhan Berkualitas”. Hal ini bertujuan

agar terwujud sinergi pembangunan antara pusat dan daerah guna mendukung

pencapaian sasaran pembangunan nasional.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan 5 (lima) prioritas pembangunan nasional tahun

2020, maka pembangunan Kaltara diarahkan pada 4 (empat) fokus prioritas berdasarkan

pada urgensi permasalahan pembangunan daerah dan prioritas nasional pada tahun

2020. Fokus prioritas tersebut merupakan bentuk pelaksanaan dari beberapa

prioritas pembangunan Kaltara 2016-2021 yang berkorelasi dengan prioritas nasional

Tahun 2020. Keempat fokus prioritas pembangunan Kaltara dalam rangka mendukung

5 (lima) prioritas nasional tahun 2020, yaitu:

1. Pengurangan jumlah masyarakat berpenghasilan rendah dan peningkatan layanan

Pendidikan dan kesehatan bagi peningkatan kualitas SDM.

2. Pembangunan infrastruktur fisik dan ekonomi wilayah untuk meningkatkan

konektivitas daerah.

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam kerangka ekonomi hijau dan mendorong

industri kreatif serta pengembangan sumber daya energi terbarukan.

4. Peningkatan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel meliputi layanan

perizinan, kependudukan, administrasi pemerintahan dalam wilayah yang aman dan

memiliki kepastian hukum didukung oleh aparatur yang profesional.

Dengan ditetapkannya prioritas pembangunan daerah Provinsi Kaltara sebagaimana

dijelaskan di atas, selanjutnya program pembangunan daerah yang merupakan program

strategis dan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah. Program pembangunan daerah

tersebut dijabarkan kembali menjadi kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah

berupa serangkaian aktivitas pembangunan untuk menghasilkan keluaran (output)

dalam rangka mencapai hasil (outcome) dari suatu program.

Pendanaan Daerah tahun 2020 telah direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Kaltara

sejumlah 361 program dan 1.291 kegiatan sesuai tusi Perangkat Daerah dengan

total pagu belanja sebesar Rp 1,675 triliun yang dilaksanakan oleh 32 (tiga puluh dua)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) termasuk cabang dinas dan UPTD pada

beberapa SKPD.

Page 32: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20206

1.3 TANTANGAN DAERAH

1.3.1 Tantangan Ekonomi Daerah

Tantangan dan prospek perekonomian Provinsi Kaltara pada tahun 2019 dan tahun

2020 akan dipengaruhi tantangan dan prospek pada tataran nasional dan

internasional, maupun lingkungan regional Kalimantan sendiri. Laporan bertajuk

Indonesia Economic Quarterly yang dirilis Bank Dunia menyatakan beberapa risiko

eksternal memberikan risiko penurunan yang signifikan antara lain perubahan besar

dalam kebijakan perdagangan di antara negara-negara maju, Bank Dunia dalam

laporannya dari dalam negeri beberapa risiko terhadap prospek pertumbuhan ekonomi

Indonesia adalah meningkatnya inflasi di dalam negeri.

Berdasarkan asumsi makro Kaltara dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI)

Provinsi Kaltara dengan melihat kondisi terkini ekonomi global dan domestik serta

mempertimbangkan risiko serta dinamika ekonomi ke depan, KPwBI Provinsi Kaliman-

tan Utara memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kaltara pada tahun 2020 berada pada

level 7,00 – 7,40 (yoy) dengan tingkat inflasi sebesar 3,40 – 3,80 persen (yoy). Lapa-

ngan usaha konstruksi akan menjadi sumber utama pertumbuhan Ekonomi Kaltara

di 2020 didorong oleh berlanjutnya realisasi pembangunan PSN Kawasan lndustri

Tanah Kuning, PLTA Sungai Kayan tahapan berikutnya, dan Pembangunan Kota Baru

Mandiri (KBM), serta infrastruktur strategis lainnya. Pada lapangan usaha pertanian,

meningkatnya kapasitas produksi terutama pada komoditas perkebunan dan perikanan

akan menjadi sumber peningkatan lapangan usaha pertanian. Kemudian peningkatan

produksi Tandan Buah Segar (TBS) akan mendorong Lapangan Usaha (LU) industri

pengolahan untuk tumbuh lebih baik. Proyeksi World Bank dalam Commodity Market

Outlook (CMO) periode Oktober 2018 menunjukkan bahwa harga Crude Palm Oil (CPO)

global diperkirakan meningkat sepanjang tahun 2019 - 2021. Merujuk proyeksi IMF dalam

World Economic Outlook (WEO), ekonomi dunia diproyeksikan tumbuh sebesar 3,6

persen (yoy) pada tahun 2020, membaik dibandingkan proyeksi pertumbuhan tahun 2019

sebesar 3,5 persen (yoy). Prakiraan pertumbuhan ini dapat mendorong volume

perdagangan dunia untuk tumbuh dan berdampak positif terhadap kinerja perdagangan

komoditas utama Kalimantan Utara. Masih merujuk pada WEO IMF, beberapa negara

tujuan ekspor Kalimantan Utara diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan

Page 33: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20207

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

pada tahun 2020. India sebagai salah satu mitra dagang utama batu bara diperkirakan

tumbuh sebesar 7,7 persen, meningkat dibandingkan proyeksi pertumbuhan tahun 2019

sebesar 7,5 persen. Hal ini menjadi sinyal baik, karena pertumbuhan ekonomi negara

tersebut dapat mendorong pertumbuhan volume perdagangan dari Kalimantan Utara. Di

sisi harga, capaian inflasi Kaltara tahun 2020 bersumber dari semakin terkendalinya

kelompok administered prices yang disebabkan oleh penyesuaian harga Tarif Batas Atas

(TBA) seiring dengan stabilnya harga bahan bakar. Di samping itu, inflasi pada kelompok

volatile food diperkirakan masih stabil dan terkendali seiring dengan optimalisasi

peran TPID dalam melakukan pengendalian. Di sisi lain, tidak naiknya tarif cukai rokok

pada tahun 2019 diperkirakan akan menjadi upside risk inflasi pada tahun 2020.

Sedangkan potensi-potensi untuk menyokong geliat perekonomian regional Kalimantan

Utara bersumber dari beberapa lapangan usaha, yaitu dari lapangan usaha konstruksi,

yang ditopang oleh percepatan pembangunan proyek Kawasan Industri dan Pelabuhan

Internasional (KIPI) Tanah Kuning, PLTA Kayan, lanjutan pembangunan jalan per-

batasan baik yang didanai APBN melalui Kementerian PUPR maupun yang didanai

APBD. Kemudian dari sektor Pertanian perlu dimanfaatkan opportunity yang tersedia

dengan adanya penghentian pelarangan impor Crude Palm Oil (CPO) oleh negara-

negara mitra dagang Kalimantan Utara, dapat dimanfaatkan kesempatan tersebut

dengan menggenjot perbaikan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan CPO sejalan

dengan beroperasinya pabrik-pabrik baru di Kabupaten Nunukan yang didukung

meningkatnya demand atas TBS.

1.3.2 Tantangan Sosial Kependudukan

Penduduk dalam suatu wilayah merupakan potensi sumber daya manusia yang dibutuhkan

dalam proses pembangunan, di samping itu sebagai penerima manfaat pembangunan.

Dalam konteks pengembangan wilayah, penduduk sebagai potensi SDM berperan untuk

mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah secara berke-

lanjutan. Dengan kata lain penduduk berperan sebagai subjek dan objek pembangunan.

Namun, penduduk juga dapat menjadi tantangan dan beban pembangunan.

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah

penduduk sehingga akan diketahui kebutuhan dasar penduduk seperti fasilitas

pelayanan publik dan sebagainya. Jika dilihat secara umum, jumlah penduduk Provinsi

Page 34: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20208

Kalimantan Utara dari tahun 2013 sampai tahun 2018 selalu mengalami peningkatan.

Jumlah penduduk terbanyak di Kalimantan Utara tahun 2018 ada di Kota Tarakan dengan

jumlah 253.026 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit ada di Kabupaten Tana

Tidung dengan jumlah 25.084 jiwa.Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2018

Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar dalam suatu wilayah, sehingga

perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik, jumlah, dan komposisi

penduduk pada suatu wilayah sebagai input dari pembangunan yang sangat penting

bagi perencanaan pembangunan karena dapat dijadikan pertimbangan atas dasar

demand terhadap barang/jasa pelayanan serta kebutuhan akan lahan di masa yang

akan datang. Untuk memotret hal tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Sumber : RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020

Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2018

Sumber : RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020

Sesuai tabel 1.3, Kota Tarakan tercatat sebagai wilayah yang kepadatan penduduknya

tertinggi per tahun 2018, karena merupakan salah satu pusat perkembangan ekonomi

di Kaltara. Sarana prasarana di Kota Tarakan relatif lebih lengkap dibandingkan dengan

wilayah lain di Kaltara sehingga menjadi salah satu faktor daya tarik bagi penduduk untuk

memilih tinggal di Kota Tarakan walaupun luas wilayahnya sangat sempit

dibandingkan wilayah lain. Hal ini pula yang perlu menjadi perhatian Pemerintah

Provinsi Kalimantan Utara untuk segera melakukan tindakan dalam melakukan

pemerataan persebaran jumlah maupun kepadatan penduduknya di seluruh wilayah

agar ke depannya dapat mengurangi tekanan penduduk di suatu daerah.

Page 35: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 20209

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Selanjutnya, sesuai hasil sensus

penduduk 2020 Provinsi Kalimantan

Utara yang dirilis oleh BPS Provinsi

Kalimantan Utara tercatat penduduk

Provinsi Kalimantan Utara pada bulan

September 2020 sebanyak 701.814 jiwa.

Terjadi penambahan sebesar 177.158

jiwa bila dibandingkan sensus penduduk

pada tahun 2010 atau dengan kata lain

jumlah penduduk di Kaltara terus

mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,86 persen per tahun. Terjadi

penurunan laju pertumbuhan penduduk mencapai 5,19 persen bila dibandingkan dengan

tahun 2000-2010. Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Provinsi

Kalimantan Utara mencapai 69,95 persen. Sementara persentase penduduk lansia

di Provinsi Kalimantan Utara mencapai 3,39 persen. Terjadi peningkatan persentase

penduduk lansia sebesar 2,41 persen bila dibandingkan dengan tahun 2010. Rasio Jenis

Kelamin Provinsi di Kalimantan Utara mencapai 112. Artinya, dari 100 orang perempuan,

terdapat 112 orang penduduk laki-laki di Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini menunjukkan

bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Bila

dilihat menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara, sebesar 34,59 persen total

penduduk Provinsi Kalimantan Utara terkonsentrasi di Kota Tarakan, yaitu mencapai

242.786 jiwa.

Sebagaimana dibahas pada awal subbab ini, bahwa penduduk memiliki peran sebagai

subjek maupun objek dalam pembangunan dan perekonomian suatu wilayah. Dalam

hal ini penduduk sebagai subjek adalah pada lapangan kerja/usaha selaku pengusaha

maupun pekerja. Mata pencaharian utama penduduk Provinsi Kalimantan Utara adalah

pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Untuk mengetahui potensi

sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dapat dilihat dari proporsi pekerja

menurut lapangan kerja/usaha. Berdasarkan “Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Utara

2020” yang disusun oleh BPS Provinsi Kalimantan Utara dinyatakan bahwa besaran

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Utara 2010-2020

Page 36: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202010

persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan mencapai 30,54 persen pada Agustus 2019. Selain ketiga

sektor tersebut, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil

dan Sepeda Motor, dan sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan

Sosial Wajib menyerap tenaga kerja cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 15,41

persen dan 10,38 persen. Sementara itu, sektor yang paling rendah dalam menyerap

tenaga kerja adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur

Ulang sebesar 0,25 persen.

1.3.3 Tantangan Geografi Wilayah

Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan provinsi termuda di Indonesia memiliki

wilayah berupa daratan seluas ± 75.467,70 km2 dan berdasarkan batas kewenangannya

diketahui memiliki wilayah berupa lautan seluas ± 11.579 km2. Secara geografis, wilayah

Provinsi Kalimantan Utara berbatasan dengan negara Malaysia bagian Sabah di sebelah

utara, sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, sebelah selatan berbatasan

dengan Provinsi Kalimantan Timur, dan di sebelah barat berbatasan dengan negara

Malaysia bagian Serawak. Kabupaten Malinau merupakan kabupaten dengan wilayah

terluas di Provinsi Kalimantan Utara (56 persen dari total luas wilayah), sedangkan daerah

yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kota Tarakan yang hanya 1 persen dari total luas

wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Kondisi geografis Provinsi Kalimantan Utara sendiri

selain berupa pegunungan juga merupakan daerah kepulauan. Pulau-pulau kecil

tersebar hampir di seluruh daerah administratif dari Kabupaten Bulungan, Kabupaten

Tana Tidung, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan. Pulau-pulau tersebut berjumlah

161 pulau dengan luas total mencapai ± 3.597 km2, dan untuk pulau-pulau besar antara

lain Pulau Tarakan dengan luas ± 249 km2, Pulau Sebatik ± 245 km2, Pulau Nunukan

± 233 km2, dan Pulau Tanah Merah ± 352 km2.

Atas dasar data-data geografis di atas, Provinsi Kalimantan Utara dinilai memiliki potensi

Sumber Daya Air yang sangat besar karena terdapat banyak sungai-sungai besar, mata

air yang banyak, dan rawa yang luas. Hal ini dapat bermanfaat bagi kesejahteraan dan

kehidupan penduduk Provinsi Kalimantan Utara, karena selain dijadikan sebagai media

transportasi air bagi masyarakat Sumber Daya Air pun sebagai sumber mata pencaharian

nelayan-nelayan tradisional maupun petani-petani tambak.

Page 37: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202011

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Namun dengan luasnya perairan di Provinsi Kalimantan Utara menyebabkan

perekonomian akan terpusat di permukiman penduduk yang mengelompok hanya pada

daerah daratan datar yang berkarakteristik perkotaan yang terjangkau moda transportasi

darat dan juga daerah sempadan sungai yang bergantung pada moda transportasi air.

Sedangkan untuk permukiman yang berada di wilayah pedesaan pada wilayah pegunung-

an/hutan akan terjadi disparitas perekonomian yang cukup tinggi dibanding wilayah

daratan datar, hal ini disebabkan harga komoditi akan lebih tinggi cenderung mahal

karena proses distribusi yang tergolong sulit dan membutuhkan biaya yang besar.

Dari kondisi geografis yang dimiliki Provinsi Kalimantan Utara tersebut di atas, Pemerintah

Provinsi Kalimantan Utara menentukan arah perkembangan perkonomian nya berdasar-

kan karakteristik wilayah, yaitu:

a. Kota Tarakan sebagai pusat kegiatan ekonomi. Aglomerasi perekonomian Provinsi

Kalimantan Utara akan terpusat/dipusatkan pada Kota Tarakan, dimana posisi Kota

Tarakan sebagai hub perdagangan di Provinsi Kalimantan Utara. Selain sebagai

hub perdagangan, Kota Tarakan pun memiliki sektor lain yang dapat menggeliatkan

perekonomian, yaitu sektor perhotelan dan restoran.

b. Tanjung Selor (masih berstatus wilayah dari Kabupaten Bulungan) sebagai pusat

pemerintahan berstatus kota. Penunjukan Tanjung Selor sebagai pusat pemerintah-

an yang berfungsi sebagai service city bagi wilayah sekitarnya yang cenderung jauh

dari pusat kegiatan ekonomi di Kota Tarakan.

c. Daerah perbatasan kawasan pedalaman sebagai garis pertahanan yang memiliki

ketahanan ekonomi yang cukup kuat. Posisi Provinsi Kalimantan Utara yang

berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga cocok dijadikan sebagai basis

pengembangan pertahanan nasional untuk menghadapi berbagai tantangan dan

ancaman ketahanan maupun kedaulatan nasional.

d. Kawasan pedalaman sebagai basis produksi pertambangan, perkebunan dan

kehutanan dalam rangka penguatan ketahanan pangan. Industri pengolahan yang

masih minim di Provinsi Kalimantan Utara perlu didorong secara sporadis agar dapat

lebih mandiri dalam perekonomian dengan diolahnya hasil-hasil sumber daya alam

yang dimiliki baik hasil pertambangan, perkebunan, dan kehutanan.

e. Kawasan pesisir sebagai basis produksi pertanian, perikanan, dan perdagangan.

Page 38: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202012

Kawasan pesisir didukung dengan kondisi geografis yang mayoritas berada di daratan

akan lebih cepat potensi perkembangannya, sehingga dari sektor pertanian dan

perikanan yang menjadi unggulan Provinsi Kalimantan Utara dari hasil buminya

akan ditopang dengan distribusi yang cenderung mudah dijangkau sehingga akan

mendorong kegiatan perdagangan di wilayah pesisir tersebut.

f. Heart of Borneo (HoB) sebagai kawasan konservasi. Penetapan sebagian kawasan

hutan di Provinsi Kalimantan Utara sebagai HoB memberikan implikasi pengendalian

dimana kawasan hutan di dalamnya sebagai kawasan konservasi yang harus

dikendalikan pemanfaaatannya. Pemanfaatan kawasan konservasi diharapkan dapat

dijadikan bagian dari agenda internasional dalam penelitian keanekaragaman flora

fauna dan kekayaan alam di dalamnya, ataupun sebagai ajang promosi Provinsi

Kalimantan Utara dalam memperkenalkan konservasi hutan tropis di wilayah

Kabupaten Malinau (Taman Nasional Kayan Mentarang), dan juga dimanfaatkan

sebagai ecotourism.

1.3.4 Tantangan Daerah Sebagai Dampak Covid-19

Memasuki awal tahun 2020, Pemerintah dan masyarakat global harus menghadapi

tantangan baru berupa pandemi Covid-19 yang meluas hingga ke tanah air dan seluruh

pelosok daerah. Penyebaran Covid-19 yang sangat cepat dan luas menyebabkan

sebagian besar daerah harus melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar/Mikro

(PSBB/M). Dampak pandemi Covid-19 tidak saja membahayakan kesehatan namun

juga berpotensi membahayakan kondisi sosial masyarakat, perekonomian nasional

dan daerah, dan stabilitas sistem keuangan. Terjadinya pelemahan di berbagai sektor

perekonomian karena adanya PSBB/M akan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat, menjadikan hal ini sebagai kondisi yang extraordinary sehingga memerlukan

penanganan dan langkah kebijakan yang extraordinary namun tetap akuntabel.

Dampak-dampak tersebut dirasakan oleh seluruh daerah di Indonesia, termasuk

Kalimantan Utara (disingkat Kaltara), meskipun tidak separah di daerah lain. Penurunan

aktivitas masyarakat, penurunan jumlah penumpang transportasi umum, penurunan

jumlah wisatawan khususnya mancanegara, penurunan tingkat okupansi hotel, dan

dampak-dampak lainnya juga dialami di wilayah Kaltara.

Covid-19 telah menyebar di seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kaltara. Pemerintah

Page 39: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202013

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Provinsi Kaltara secara resmi mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama kali di

wilayah ini yaitu pada tanggal 27 Maret 2020, atau menjelang berakhirnya triwulan I

2020. Sejak saat itu jumlah kasus Covid-19 kemudian semakin meningkat. Berdasarkan

data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara, s.d. tanggal 12 Januari 2021 jumlah

kasus Covid-19 di Provinsi Kaltara, yaitu kasus positif sebanyak 5.148 kasus, dimana

3.224 pasien berhasil sembuh dan 68 pasien meninggal.

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

Grafik 1.2 Sebaran Jumlah Kasus Konfirmasi di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Utara

Berdasarkan grafik 1.2 dapat diketahui bahwa seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi

Kaltara telah terdampak kasus Covid-19. Kota Tarakan menjadi daerah terbanyak

kasus konfirmasi dengan 2.765 kasus, diikuti oleh Kab. Bulungan sebanyak 1.227

kasus, Kab. Nunukan sebanyak 746 kasus, Kab. Malinau sebanyak 317 kasus, dan

terakhir Kab. Tana Tidung sebanyak 93 kasus. Hal ini wajar mengingat Kota Tarakan

menjadi pusat transportasi di Provinsi Kaltara yang menjadi pintu masuk ke provinsi ini.

Pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota telah

melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas di

Kaltara, mulai dari pemberlakuan kebijakan social/physical distancing, work & school

from home, penyediaan tempat karantina di setiap daerah, penjagaan ketat di tempat-

tempat keramaian, serta khusus Kota Tarakan diberlakukan PSBB sebanyak 2 kali. Upaya

ini telah berhasil menekan angka penyebaran Covid-19, namun demikian pemerintah

daerah harus tetap waspada mengingat tren jumlah kasus konfirmasi kembali

meningkat.

Menindaklanjuti hal tersebut di atas, sebagaimana informasi pada situs coronainfo.kaltara-

prov.go.id., Pemda Provinsi Kalimantan Utara mengalokasikan anggaran melalui realo-

kasi dan refocusing anggaran APBD senilai lebih dari Rp39 miliar dan akan bertambah

Page 40: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202014

menjadi Rp60,9 miliar. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Pemberitahuan Nomor

900/0443/BPKAD/GUB tentang Perubahan Pergub Kaltara Nomor 48 Tahun 2019 tentang

Perubahan Penjabaran APBD TA 2020 tanggal 30 Maret 2020.

Selain itu, Pemda Provinsi Kalimantan Utara pun melakukan penyesuaian terhadap

RKPD Tahun 2020 dengan menetapkan Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor

36 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor

24 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2020.

Rencana kerja program dan kegiatan dalam perubahan RKPD Provinsi Kalimantan

Utara tahun 2020 pada prinsipnya tidak mengalami perubahan dalam hal nomenklatur

program dan kegiatan, tetapi perubahan dilakukan untuk pergeseran prioritas program

dan kegiatan yang difokuskan pada:

1. Peningkatan jangkauan, kualitas dan kuantitas pelayanan Kesehatan masyarakat

2. Peningkatan dan pemulihan sektor perekonomian masyarakat

3. Penguatan jaring pengaman sosial masyarakat

4. Pembangunan sarana dan prasarana bagi pelayanan kesehatan, percepatan

pemulihan ekonomi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

5. Pelaksanaan pembangunan dengan pelibatan masyarakat lokal.

Pemetaan program dan kegiatan dalam perubahan RKPD tahun 2020 dilakukan dengan

memperhatikan kebijakan dalam hal pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM),

pelaksanaan mandatory spending, dan kebijakan nasional yang tertuang dalam regulasi

yang ada.

Anggaran digunakan untuk tiga prioritas utama, pertama untuk penanganan kesehatan be-

rupa pengadaan alat kesehatan, obat, penanganan pasien, penyiapan ruang isolasi, APD.

Kedua, untuk penanganan dampak sosial dan ekonomi berupa bantuan untuk penumbu-

han ekonomi. Ketiga, untuk jaring pengaman sosial bagi warga terdampak berupa bantuan

sosial. Di samping itu anggaran dialokasikan untuk pencegahan dan pengamanan, ter-

masuk biaya warga yang diisolasi.

Pemerintah daerah di Kaltara memberikan prioritas yang tinggi pada penanganan

Kesehatan. Hal ini terlihat dari besarnya alokasi pada sektor prioritas tersebut,

Page 41: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202015

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

yaitu sekitar 66,75 persen dari keseluruhan anggaran yang dialokasikan untuk

penanganan Covid-19. Pemda merasa perlu melakukan berbagai terobosan dalam

menangani kesehatan seperti pengadaan alat PCR, dan juga kegiatan-kegiatan seperti

testing, tracing, dan treatment bagi masyarakat. Selain itu, pemda juga aktif melakukan

beragam kegiatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) seperti BPBD bekerja sama dengan unit lain yang terkait, aktif melaksanakan

instruksi Gubernur Kalimantan Utara sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur

No. 33 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru dan Penerapan Disiplin.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan, antara lain sosialisasi, razia, dan penegakan

sanksi disiplin bagi yang melanggar.

Pada sektor Jaring Pengaman Sosial (Social Safety Net), pemerintah daerah khususnya

Pemprov Kalimantan Utara melaksanakan beberapa program seperti Bansos yang Tidak

Terencana yang menyasar 26.245 KK. Selain itu juga diberikan hibah kepada

masyarakat untuk klaim rumah sakit dalam rangka penanganan Covid-19. Pemda juga

melaksanakan program bantuan sembako kepada kelompok masyarakat yang tidak

mendapatkan alokasi bantuan dari pemerintah pusat yang meliputi PKH, BPNT, dan

BST. Kelompok masyarakat ini disasar karena biasanya tidak masuk dalam Data

Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) setempat.

Pada sektor Pemulihan Ekonomi, Pemda khususnya Pemprov Kalimantan Utara

melaksanakan beberapa program yang menyasar sektor UMKM, Perikanan, Pertanian

serta sektor lain yang langsung berhubungan dengan kebutuhan ekonomi masyarakat.

Kegiatan yang dilaksanakan seperti Hibah kepada UMKM, Subsidi Ongkos Angkut (SOA)

Penumpang dan Barang, Penanggulangan Kemiskinan Bidang Perikanan Tangkap,

dan Bantuan Sarana Prasarana Pemberdayaan Ekonomi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,

serta program-program lainnya untuk pemulihan ekonomi masyarakat Kaltara.

Kebijakan yang kemudian diturunkan menjadi program 3 sektor prioritas sangat

diharapkan dapat membantu pemulihan perekonomian di Kaltara.

Page 42: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 43: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB IIPERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

Page 44: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 45: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202016

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

2.1. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul

dari seluruh sektor perekonomian di daerah tersebut. Tujuan perhitungan PDRB untuk

memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian daerah,

membantu pembuatan kebijakan daerah atau perencanaan, dan evaluasi hasil

pembangunan.

a. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Ekonomi Kaltara sepanjang tahun 2020 yang diukur melalui laju pertumbuhan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tercatat mengalami kontraksi

sebesar 1,11 persen, masih sedikit lebih baik jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi

nasional yang terkontraksi sebesar 2,07 persen. Penurunan kinerja ekonomi pada

tahun 2020 merupakan kondisi yang tidak terhindarkan sebagai dampak pandemi

Covid-19. Secara nominal, ekonomi Kaltara berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku tahun 2020 mencapai Rp 100,54 triliun. Dengan kinerja tersebut PDRB

per kapita di Kaltara pada tahun 2020 mencapai Rp130,83 juta. Meski secara

spasial kontribusi Kaltara terhadap PDRB Pulau Kalimantan masih menjadi yang

terkecil, namun tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada periode 2020

menjadi yang tertinggi diantara provinsi lainnya serta konsisten di atas laju

pertumbuhan ekonomi nasional sejak 2017.

Laju pertumbuhan ekonomi di regional Kaltara tahun 2020, masih berada dibawah

target pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami penyesuaian pada RKPD

Perubahan tahun 2020 yaitu dalam kisaran 4,8 - 5,2 persen.

Grafik 2.1 Perkembangan PDRB Kaltara dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kaltara dan Nasional (c to c) Tahun 2015-2020

Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan dan Distribusi Ekonomi Kalimantan (c to c) Tahun 2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 46: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202017

Dari sisi Lapangan Usaha, meskipun Lapangan

Usaha dengan pangsa terbesar, yaitu

Pertambangan dan Penggalian masih

mengalami tekanan, namun kinerja positif

sebagian besar Lapangan Usaha mampu

menahan kontraksi perekonomian yang lebih

dalam. Dilihat dari sumber pertumbuhannya,

laju pertumbuhan ekonomi Kaltara tahun

2020 ditopang oleh andil positif Lapangan

Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

yang mencapai 0,73 persen. Kinerja positif

Lapangan Usaha ini didorong oleh peningkatan produksi Padi dan Jagung serta

kegiatan perkebunan Kelapa Sawit yang mulai pulih pada akhir tahun 2020. Selain

itu, Lapangan Usaha yang turut berkontribusi menahan laju kontraksi perekonomian

Kaltara yang lebih dalam adalah Informasi dan Komunikasi dengan andil 0,20 persen,

Jasa Pendidikan dengan andil 0,15 persen serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

dengan andil 0,11 persen. Pertambangan dan Penggalian yang meski tumbuh

melambat, namun tetap memberi andil positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Kaltara di tahun 2020. Masih rendahnya Harga Batubara Acuan di tahun

2020 menyebabkan penurunan produksi batu bara sebagai komoditas utama

Kaltara sehingga menahan laju pertumbuhan Lapangan Usaha Pertambangan dan

Penggalian.

Dari sisi pengeluaran, perekonomian Kaltara tahun 2020 masih ditopang kinerja

komponen ekspor yang tetap tumbuh positif ditengah komponen lain yang mengalami

kontraksi. Nilai ekspor Kaltara pada periode pelaporan masih mengalami peningkatan

meskipun mengalami perlambatan. Di sisi lain, upaya pemerintah untuk menekan

laju penyebaran Covid-19 melalui pembatasan aktivitas fisik dan sosial terutama

pada semester I 2020 menyebabkan kinerja komponen PMTB terkontraksi paling

dalam sepanjang tahun 2020.

Grafik 2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kaltara Menurut Lapangan Usaha Utama (%) Tahun 2018-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 47: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202018

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

b. Nominal PDRB

1) PDRB Menurut Pengeluaran

Struktur PDRB Kaltara tahun 2020 dari sisi pengeluaran tidak mengalami perubahan

yang signifikan dari periode tahun-tahun sebelumnya yang didominasi oleh

komponen Net Ekspor dan PMTB dengan kontribusi total komponen tersebut yang

mencapai 63,75 persen terhadap PDRB. Jika mencermati tingkat pertumbuhan

dari kedua kontributor terbesar pada ekonomi Kaltara tersebut, hanya komponen

Ekspor yang mampu tumbuh positif sebesar 1,58 persen dari tahun 2019 (c-to-c).

Sedangkan kinerja komponen PMTB mengalami penurunan sebesar 3,04 persen

jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2019 (c-to-c).Tabel 2.1

Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2020 (Miliar Rp)

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Meskipun tumbuh tipis secara kumulatif sepanjang tahun 2020, kinerja Ekspor

mampu menopang ekonomi Kaltara sehingga terhindar dari kontraksi yang lebih

dalam. Kinerja positif komponen Ekspor ditengah pandemi Covid-19, dipengaruhi

oleh adanya pelonggaran kebijakan PSBB menjelang akhir triwulan II 2020,

sehingga mampu memicu pulihnya aktivitas ekspor seiring dengan permintaan

negara-negara tujuan Ekspor yang juga mulai membaik. Komoditas utama ekspor

Kaltara masih bersumber dari barang tambang terutama batu bara.

Laju pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang turun dari 3,48 persen

pada tahun 2019 menjadi minus 1,87 persen di tahun 2020, dipengaruhi oleh

langkah penyesuaian kebijakan fiskal Pemerintah agar APBN dan APBD tetap

berkesinambungan dan menjadi instrumen penting dalam mendorong penanganan

dan pemulihan dampak pandemi Covid-19. Target pendapatan dalam APBN/

APBD 2020 mengalami penyesuaian sebagai respon terhadap tantangan

perekonomian yang mengalami tekanan. Namun disaat yang sama Pemerintah

Page 48: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202019

melakukan refocusing dan realokasi Belanja pada 3 (tiga) prioritas, yaitu Belanja

Sektor Kesehatan, Perlindungan Sosial, dan Pemulihan Ekonomi.

2) PDRB Menurut Lapangan Usaha

Untuk mengetahui kontribusi dari sektor-sektor yang menjadi penggerak ekonomi

regional, dapat dilihat melalui PDRB sisi lapangan usaha. Pada tahun 2020,

PDRB regional Kaltara masih didominasi oleh lapangan usaha Pertambangan dan

Penggalian dengan nilai yang mencapai Rp 15,66 triliun turun sebesar 6,81 persen

dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp16,80 triliun. Penurunan kinerja

lapangan usaha ini dipengaruhi oleh produksi subsektor utama pertambangan

yaitu batu bara yang terkontraksi sebesar 10,21 persen dari produksi tahun 2019

akibat pandemi Covid-19. Masih terbatasnya permintaan negara-negara tujuan

ekspor yang telah memberlakukan pelonggaran aktivitas fisik dan sosial ditengah

pandemi menyebabkan produksi batu bara Kaltara sepanjang 2020 mengalami

tekanan.Tabel 2.2

PDRB Menurut Lapangan Usaha ADHK (Triliun Rp)

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Berbeda halnya dengan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian yang

mengalami tekanan cukup dalam pada tahun 2020, lapangan usaha terbesar

kedua di Kaltara yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mampu tumbuh positif

sebesar 4,27 persen dari Rp10,47 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 10,92 triliun

Page 49: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202020

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

pada tahun 2020. Kinerja positif lapangan usaha ini bersumber dari subsektor

produksi perkebunan tahunan yang tumbuh sebesar 12,23 persen dari tahun

2019, dengan komoditas utamanya adalah kelapa sawit. Melihat potensinya yang

berhasil tumbuh positif sepanjang tahun 2020 di tengah Pandemi, lapangan usaha

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tentunya memerlukan perhatian yang lebih

fokus terutama dari pemerintah daerah agar ke depan dapat menjadi sektor

unggulan yang menggantikan basis ekonomi Kaltara dari Sumber Daya Alam

yang tidak terbarukan.

Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar berikutnya di Kaltara adalah Lapangan

Usaha Konstruksi yang juga tumbuh positif sebesar 0,25 persen dari kinerja tahun

2019, disusul kemudian Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 0,42 persen dari tahun 2019.

Sejumlah kebijakan pemerintah untuk mendukung pemulihan para pelaku usaha

utamanya UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 melalui program Subsidi

Bunga Pembiayaan serta Insentif Perpajakan turut mendorong lapangan usaha

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mencatatkan

kinerja yang menggembirakan.

c. PDRB PerkapitaGrafik 2.4 Perkembangan PDRB Perkapita ADHB Nasional-Kaltara Tahun 2015-2020

Tren pendapatan rata-rata penduduk di

Kaltara terus mengalami peningkatan

sejak tahun 2015, bahkan pada situasi

ekonomi yang mengalami tekanan pada

tahun 2020. PDRB per kapita Kaltara

tahun 2020 sebesar Rp130,83 juta

tercatat meningkat sebesar 0,35 persen

dari tahun 2019 yang sebesar Rp130,07

juta. Kondisi ini disebabkan oleh PDRB ADHB Kaltara pada tahun 2020 sebesar

Rp100,54 triliun, naik dari tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp96,54 triliun. Tren

kenaikan pada PDRB perkapita di Kaltara tahun 2020 berbanding terbalik dengan

kondisi nasional yang turun sebesar 3,72 persen. Penurunan PDB per kapita nasional

tersebut tentunya dipengaruhi nilai PDB tahun 2020 yang terkontraksi dibandingkan

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 50: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202021

tahun 2019. Pada periode 2015-2020, PDRB per kapita di Kaltara senantiasa tercatat

lebih tinggi dibandingkan nasional dengan selisih rata-rata yang mencapai Rp 61,98

juta. Hal ini cukup wajar mengingat jumlah penduduk di Kaltara yang berdasarkan hasil

sensus penduduk tahun 2020 masih tercatat sebagai yang terendah di Indonesia

sebesar 701.814 jiwa.

Angka PDRB per kapita di masing-masing

kabupaten/kota seluruhnya juga

mengalami kenaikan pada periode 2015-

2019. Pendapatan per kapita tertinggi

dalam kurun waktu tersebut masih

tercatat di Kabupaten Tana Tidung, yang

pada tahun 2019 rata-rata pendapatan

penduduk di kabupaten tersebut mencapai Rp200,02 juta atau meningkat sebesar

Rp7,14 juta dari tahun 2018. Rata-rata pendapatan penduduk di Kabupaten Tana

Tidung yang terlihat cukup timpang dengan kabupaten-kota lainnya di Kaltara, lebih

dikarenakan jumlah penduduk di Kabupaten Tana Tidung merupakan yang terkecil

di Kaltara.

2.1.2 Suku Bunga

Sepanjang tahun 2020, Pemerintah

bersama Bank Indonesia bersinergi

melalui sejumlah kebijakan

extraordinary dalam menghadapi

dampak pandemi Covid-19 yang

dapat membahayakan stabilitas

ekonomi dan keuangan negara.

Pemerintah melalui kebijakan fiskal dengan APBN sebagai instrumen utama ditopang

oleh kebijakan dari sisi moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang salah satunya

adalah penyesuaian tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate

(BI7DRR) untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Sebagai respon atas ancaman krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19,

Bank Indonesia selaku otoritas moneter melakukan pemangkasan suku bunga acuan

Grafik 2.5 PDRB per Kapita Per Kabupaten/Kota se-Kaltara (Juta Rp)

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Grafik 2.6 BI7DRR, Suku Bunga Kredit, SBDK Perbankan Kaltara dan Inflasi Tahun 2020

Sumber: BPS dan KPwBI Kaltara (diolah)

Page 51: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202022

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Inflasi Kaltara pada tahun 2020

tercatat sebesar 1,32 persen, lebih

rendah dibandingkan dengan tingkat

inflasi tahun 2019 yang lalu. Tingkat

inflasi tersebut juga masih berada

di bawah inflasi nasional yang tercatat

sebesar 1,68 persen. Tingkat inflasi

yang tercatat di tahun 2020 baik

secara nasional maupun regional

Kaltara merupakan yang terendah

sejak tahun 2015.

sepanjang tahun 2020. Pemangkasan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia tercatat

sebanyak 5 kali, sehingga suku bunga acuan pada bulan Januari yang tercatat sebesar

5 persen menjadi hanya sebesar 3,75 persen atau turun sebanyak 125 basis poin.

Pemangkasan tersebut dilakukan untuk menstimulus perekonomian yang mengalami

tekanan akibat demand dan supply yang menurun sekaligus mengendalikan inflasi sesuai

kisaran targetnya yaitu sebesar 3 persen (±1).

Meskipun belum dapat mengembalikan tingkat inflasi ke level target, kebijakan

pemangkasan suku bunga BI7DRR terlihat mampu memperbaiki tingkat permintaan yang

tercermin dari kecenderungan laju inflasi yang meningkat pada periode semester II 2020

baik ditingkat Nasional maupun Kaltara setelah laju pada semester I 2020 cenderung

mengalami penurunan.

Kebijakan untuk menurunkan BI7DRR juga diharapkan mampu menopang sisi supply

melalui ekspansi penyaluran kredit oleh perbankan. Oleh karena itu, penurunan BI7DRR

seyogyanya juga diikuti oleh penurunan tingkat Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) oleh

perbankan. Melihat tren SBDK perbankan Kaltara pada tahun 2020, terlihat kesesuaian

hingga akhir triwulan III 2020, namun terjadi kondisi yang berkebalikan pada triwulan

akhir 2020 dimana SBDK perbankan Kaltara mengalami kenaikan pada bulan Oktober

dan kembali turun pada bulan November dan Desember.

2.1.3 InflasiGrafik 2.7 Laju Inflasi Tahunan Nasional Kaltara 2015-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 52: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202023

Secara m-to-m pada tahun 2020, Kaltara mengalami deflasi sebanyak 4 kali, pada

bulan Maret tercatat deflasi terendah yang mencapai 0,46 persen karena merupakan

momen awal implementasi kebijakan pembatasan mobilitas skala besar oleh Pemerintah

sehingga salah satu komponen IHK yaitu transportasi memberikan andil deflasi yang

terbesar. Sebaliknya, inflasi yang tertinggi pada tahun 2020 di Kaltara terjadi pada bulan

Juni yang tercatat meningkat sebesar 0,88 persen dari bulan Mei. Tren kenaikan inflasi

pada bulan Juni memiliki kesamaan dengan laju inflasi tingkat nasional, namun tercatat

lebih rendah dari Kaltara. Meski masih terbatas, aktivitas ekonomi dan sosial yang mulai

dilonggarkan pada akhir semester I 2020 seiring dengan penerapan adaptasi kebiasaan

baru untuk pemulihan ekonomi mendorong laju inflasi pada bulan Juni mengalami

peningkatan.

Grafik 2.8 Inflasi Nasional dan Regional Kaltara Tahun 2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Merujuk pada RPJMD Provinsi Kalimantan

Utara tahun 2016-2021 serta RKPD

Perubahan tahun 2020, tingkat pencapaian

inflasi dalam kurun waktu 2016-2020 cukup

terkendali di bawah asumsi yang sudah

ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi

Kalimantan Utara.

Melalui penguatan empat pilar strategi

yang mencakup keterjangkauan harga,

ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, pengendalian inflasi

oleh Tim PengendaIi Inflasi Daerah Kaltara pada masa pandemi berjalan cukup efektif.

Grafik 2.9 Target dan Realisasi Inflasi Kaltara 2016-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 53: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202024

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

2.1.4 Nilai Tukar

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang tahun 2020 secara

rata-rata adalah Rp14.582 per USD, mengalami pelemahan dibanding rata-rata

pergerakan nilai tukar tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp14.148 per USD. Pergerakan

rupiah secara rata-rata bulanan di tahun 2020 mengalami tekanan yang cukup dalam

pada saat memasuki akhir triwulan I hingga awal triwulan II, dimana nilai tukar rupiah

per USD terdepresiasi menjadi Rp15.867 pada bulan April lebih tinggi dari asumsi makro

dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020 Tentang Perubahan Penjabaran APBN T.A. 2020

yang ditetapkan sebesar Rp15.300.

Grafik 2.10 Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019-2020 (rata-rata bulanan)

Nilai tukar Rupiah terhadap USD mengalami penguatan dari bulan Mei hingga Juni dan

kembali terdepresiasi ketika memasuki triwulan III namun dengan nilai tukar rata-rata

bulanan yang tidak setinggi triwulan I. Nilai tukar Rupiah akhirnya kembali menguat

sepanjang triwulan IV dan mengalami apresiasi tertinggi pada diakhir tahun sebesar

Rp14.165, meski belum kembali ke posisi awal tahun 2020.

Fluktuasi nilai tukar Rupiah tentunya berpengaruh terhadap kondisi Ekspor dan Impor

suatu wilayah. Nilai Rupiah yang terdepresiasi pada bulan Februari hingga April

mendorong kinerja Ekspor Kaltara tercatat masih tumbuh positif hingga negara-negara

tujuan ekspor komoditas utama Kaltara memberlakukan lockdown sejak bulan Maret

2020.

2.2. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah

adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Untuk itu, selain indikator ekonomi,

informasi terkait indikator pembangunan suatu regional tertentu juga diperlukan untuk

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 54: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202025

mengukur dampak dan efektivitas kebijakan dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan.

2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan sebagai ukuran yang

menggambarkan meningkatnya kualitas hidup masyarakat yang tercermin ke dalam 3

aspek, yaitu akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pendapatan yang layak.Tabel 2.3

Perkembangan Dimensi IPM Kaltara 2018-2019

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Tren kenaikan angka IPM Kaltara terhenti pada tahun 2020 yang tercatat turun sebesar

0,52 poin menjadi 70,63. Indikator perekonomian yang mengalami kontraksi karena

pengaruh pandemi Covid-19 tentunya juga berdampak pada penurunan angka IPM

sebagai salah satu cerminan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan dimensi

pembentuknya, penurunan IPM Kaltara tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh penurunan

rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan dari Rp 9,34 juta menjadi Rp8,76 juta.

Grafik 2.11 Perkembangan Dimensi IPM Kaltara 2018-2019

Meskipun ekonomi Kaltara memiliki kontribusi yang terkecil terhadap PDRB Pulau

Kalimantan, namun angka IPM Kaltara tidak mencatatkan hal yang sama. IPM Kaltara

dalam 5 tahun terakhir tercatat lebih tinggi dibandingkan IPM Kalbar yang memiliki kontribusi

terbesar kedua terhadap PDRB Pulau Kalimantan. Dari 5 provinsi di Pulau Kalimantan,

tercatat hanya IPM tahun 2020 di Kalsel, Kalbar, dan Kalteng yang mengalami peningkatan

dari tahun 2019 serta sejalan dengan peningkatan IPM secara nasional. Secara spasial

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 55: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202026

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

di regional Kaltara, angka IPM tahun 2020 di seluruh kabupaten/kota mengalami

penurunan dengan komposisi yang masih sama dengan tahun 2019, dengan IPM tertinggi

berada di Kota Tarakan, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Nunukan.

Meski secara umum mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh kinerja perekonomian

yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19, IPM Tahun 2020 di Kaltara masih berada

pada level tinggi. Kondisi ini didukung oleh komponen UHH dan HLS yang tetap mampu

tumbuh positif di tengah pandemi sekaligus mengindikasikan upaya Pemerintah melalui

instrumen Belanja Sektor Pendidikan dan Kesehatan pada APBN/APBD menunjukkan

pengaruh positif.

2.2.2 Tingkat KemiskinanGrafik 2.12 Tingkat Kemiskinan Kaltara 2015-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Persentase angka kemiskinan merupakan

cerminan keberhasilan pembangunan

dan kesejahteraan masyarakat di suatu

daerah. Ekonomi Kaltara yang

terkontraksi karena dampak pandemi

Covid-19 pada tahun 2020 secara

langsung mengakibatkan jumlah

penduduk miskin meningkat sebanyak 4,09 ribu orang atau 0,92 persen dari periode

yang sama pada pada tahun 2019. Tingkat kemiskinan di Kaltara pada posisi September

2020 sebesar 7,41 persen tercatat lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan secara

nasional yang mencapai 10,19 persen namun menjadi yang tertinggi sejak Maret 2015.

Berdasarkan daerah tempat tinggal,

tingkat kemiskinan di Kaltara dalam 3

tahun terakhir masih berpusat di

wilayah pedesaan. Hal ini sekaligus

mencerminkan bahwa masih terjadi

disparitas kesejahteraan yang cukup

tinggi antara wilayah perkotaan dengan

pedesaan di Kaltara. Selain itu, persentase

kenaikan tingkat kemiskinan di desa

pada September 2020 dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar

Grafik 2.13 Tingkat Kemiskinan Menurut Perkotaan dan Pedesaan 2018-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 56: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202027

1,07 persen juga lebih tinggi dari perkotaan yang tercatat sebesar 0,88 persen.

Disisi lain, garis kemiskinan mengalami

kenaikan bahkan tercatat lebih tinggi

dibandingkan 2 (dua) tahun sebelumnya,

disebabkan oleh kenaikan sejumlah harga

komoditi pokok masyarakat baik dari kelompok

makanan maupun non makanan. Komoditas

makanan menjadi penyumbang terbesar garis

kemiskinan baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan masing-masing sebesar 73,6

persen dan 72,5 persen. Kenaikan garis kemiskinan, menjadi salah satu faktor penye-

bab naiknya jumlah penduduk miskin apabila disaat yang sama pengeluaran per kapita

masyarakat mengalami kondisi sebaliknya. Tabel 2.5Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan 2019-2020

Tabel 2.4Garis Kemiskinan Kaltara 2018-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Selain memperhatikan jumlah dan

tingkat kemiskinan, pengukuran

kemiskinan juga perlu melihat

pergerakan kondisi Kedalaman

dan Keparahan dari kemiskinan.

Pada periode September 2019 –

September 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang menunjukkan

rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan,

secara total mengalami penurunan dari 1,12 menjadi 0,589. Sejalan dengan indeks

P1, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan dari 0,269 menjadi

0,186.

Meskipun jumlah dan persentase kemiskinan mengalami peningkatan pada tahun 2020,

namun Indeks P1 dan P2 menunjukkan kondisi sebaliknya. Hal ini mengindikasikan

upaya pemerintah dalam merespon dampak pandemi Covid-19 melalui stimulus fiskal

dalam bentuk perlindungan sosial terimplementasi secara efektif untuk melindungi daya

beli serta pemenuhan kebutuhan pokok kelompok masyarakat miskin dan terdampak

Covid-19.

Page 57: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202028

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Tingkat ketimpangan atau kesenjangan

pendapatan antar penduduk di Kaltara

yang tercermin melalui Gini Ratio pada

September 2020 sebesar 0,300,

mengalami kenaikan sebesar 0,008 poin

dari angka Gini Ratio pada periode

yang sama tahun 2019 serta lebih baik

dari rata-rata secara nasional yang

mencapai 0,399. Indikasi pelebaran tingkat ketimpangan ini selaras dengan persentase

penduduk miskin di Kaltara yang juga meningkat dari 6,63 persen (September 2019)

menjadi 7,41 persen (September 2020).

Jika dilihat berdasarkan sebaran wilayahnya dalam 3 tahun terakhir, kesenjangan

distribusi pendapatan di Kaltara dominan terjadi pada masyarakat di perkotaan. Selain

itu, Gini Ratio di Kaltara berdasarkan wilayah yang turun tipis baik di perkotaan

maupun di perdesaan, tidak diikuti oleh Gini Ratio gabungan antara perkotaan

dan pedesaan yang justru mengalami kenaikan pada periode pelaporan.

2.2.3 Tingkat Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio merupakan salah satu indikator untuk

mengukur tingkat distribusi pendapatan

masyarakat, dimana semakin tinggi koefisien

Gini Ratio (mendekati 1) menunjukkan

ketimpangan yang besar antara penduduk.

Dalam kondisi ideal, ekonomi di suatu wilayah

yang tumbuh tinggi berdampak terhadap

penurunan koefisien Gini Ratio (mendekati

0). Hal tersebut menunjukkan bahwa

hasil pembangunan dinikmati oleh seluruh

lapisan masyarakat.

Grafik 2.14 Gini Ratio Menurut Provinsi Tahun 2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Grafik 2.15 Gini Ratio Kaltara Tahun 2018-2020

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 58: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202029

2.2.4 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Perekonomian Kaltara yang terkontraksi sepanjang tahun 2020 berdampak negatif pada

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan dari 4,49 persen pada

Agustus 2019 menjadi 4,97 persen pada Agustus 2020. Hal ini berarti terjadi kenaikan

angka pengangguran yang mencapai 2.228 orang dari Agustus 2019 sehingga total

pengangguran di Kaltara pada Agustus 2020 tercatat sebanyak 17.290 orang, dimana

TPT di perkotaan lebih tinggi 2,01 persen dibandingkan pedesaan.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sepanjang tahun 2020 menyebabkan sebanyak 71.455

orang penduduk usia kerja Kaltara terdampak, dimana 3.160 orang menjadi Pengang-

guran, 1.141 orang Bukan Angkatan Kerja, 4,267 orang Sementara tidak bekerja, dan

yang paling dominan sebanyak 62.887 orang Bekerja dengan pengurangan jam kerja.

Grafik 2.16 Komposisi Tingkat Pengangguran Terbuka di Kaltara 2017-2020

Pada tingkat nasional, angka TPT di Kaltara masih berada di bawah TPT nasional yang

mencapai 7,07 persen. Sedangkan secara spasial di regional Kaltara, angka TPT tertinggi

dicatatkan Kota Tarakan sebesar 5,86 persen, lebih tinggi dari rata-rata TPT Provinsi

Kaltara tahun 2020. Sebaliknya, Kabupaten Nunukan tetap menjadi daerah dengan TPT

yang terendah di Kaltara sebesar 4,14 persen. Adapun di Kabupaten Malinau, tercatat

sebagai daerah dengan laju peningkatan TPT yang tertinggi dari 3,99 persen (Agustus

2019) melonjak menjadi 5,08 persen (Agustus 2020).

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Grafik 2.17 Struktur Status Pekerjaan di Kaltara 2018-2020 (%)

Komposisi status pekerjaan di Kaltara pada tahun

2020 mengalami perubahan dibandingkan 2

tahun sebelumnya, dimana Pekerja Informal

mendominasi sebesar 50,93 persen

dibandingkan Pekerja Fomal sebesar 49,07

persen. Meningkatnya pekerja di sektor Informal

pada tahun 2020 dipengaruhi oleh jumlah pekerja Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 59: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202030

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

pada lapangan usaha Pertanian dan lapangan usaha Perdagangan yang tetap tumbuh

ditengah pandemi Covid-19 masing-masing sebesar 0,16 persen dan 2,17 persen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan Kaltara pada periode

pelaporan antara lain, efektivitas penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional

utamanya dari sisi supply sebagai bantalan bagi kelompok masyarakat yang terdampak

Covid-19 berupa Subsidi Bunga Pembiayaan UMKM, BPUM, Kartu Prakerja,

Pelaksanaan Program Padat Karya.

2.2.5 Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan

indeks harga yang dibayar petani dan menjadi salah satu indikator untuk mengukur

tingkat kesejahteraan petani.

Grafik 2.18 Nilai Tukar Petani di Kaltara 2018-2020 (%)

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Grafik 2.19 Nilai Tukar Petani Per Subsektor 2019-2020 (%)

Secara rata-rata, NTP Kaltara pada tahun 2020 mencapai 102,75, meningkat signifikan

dibandingkan pada tahun 2019 sebesar 100,81 dan tahun 2018 sebesar 100. Dalam skala

nasional, NTP Kaltara baik bulanan maupun tahunan 2020 tercatat lebih tinggi dibandingkan

NTP di tingkat nasional. Pola pergerakan NTP secara bulanan pada semester I 2020 di

Kaltara mengalami penurunan hingga pada bulan Juni tercatat NTP yang terendah

sepanjang tahun 2020. Pola pergerakan NTP tersebut mengalami perbedaan

dibandingkan periode yang sama 2 tahun sebelumnya yang cenderung meningkat dari

awal tahun hingga menjelang akhir semester I. Kenaikan NTP tahun 2020 secara

umum dipengaruhi oleh NTP Tanaman Perkebunan yang tumbuh tinggi sebesar 16,31

persen dibandingkan tahun 2019, dimana komoditas utama petani subsektor ini adalah

sawit dan lada. Selain itu dari sisi nilai indeks, NTP Tanaman Perkebunan juga tercatat

sebagai yang tertinggi diantara subsektor lainnya yang mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2019, kecuali pada subsektor Tanaman Pangan.

Page 60: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202031

Sepanjang tahun 2020, NTP di Kaltara yang senantiasa tercatat lebih dari 100

menunjukkan petani mengalami surplus atau penerimaan lebih besar dari pengeluaran

biaya produksi dan konsumsinya. Peran pemerintah baik pusat maupun daerah melalui

pengalokasian belanja program sektor pertanian pada tahun 2020 diantaranya Program

Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, telah mampu mendorong kenaikan

tingkat kesejahteraan petani di Kaltara yang tercermin pada kenaikan indeks NTP.

2.2.6 Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Selain tingkat kesejahteraan petani, indikator kesejahteraan masyarakat disuatu wilayah

juga dapat tercermin melalui pengukuran indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN). NTN

merupakan rasio antara indeks harga yang diterima nelayan dengan indeks harga

yang dibayar nelayan sehingga dapat menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari

produk perikanan tangkap yang dihasilkan oleh nelayan dengan barang dan jasa yang

dikonsumsi maupun untuk biaya untuk menghasilkan produk perikanan tangkap. Grafik 2.20 Nilai Tukar Nelayan di Kaltara 2018-2020 (%)

NTN Kaltara pada tahun 2020 tercatat sebesar 102,84, mengalami penurunan

dibandingkan NTN 2019 yang mencapai 104,83. NTN secara bulanan juga menunjukkan

hal yang sama hampir di sepanjang tahun kecuali pada bulan Januari. Meski terjadi

penurunan, namun NTN Kaltara tahun 2020 masih lebih baik dibandingkan NTN

secara nasional yang tercatat sebesar 100,22. Penurunan angka NTN tahunan 2020 tidak

terlepas dari imbas pandemi Covid-19. Meskipun terjadi penurunan, namun NTN bulanan

selama tahun 2020 yang stabil di atas 100, menunjukkan bahwa nelayan masih mengalami

surplus, dimana pendapatan yang diterima lebih besar dibandingkan pengeluaran

untuk konsumsi dan produksi.

2.3 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL

Menjelang akhir triwulan I 2020 sejak wabah Covid-19 mulai menyebar di wilayah

Sumber: BPS Kaltara (diolah)

Page 61: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202032

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Indonesia, pemerintah merespon kondisi tersebut dengan cepat melalui penerbitan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 Tentang

Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan

Pandemi Covid-19 Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang

Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan. Upaya

tersebut merupakan langkah extraordinary dalam rangka pengelolaan keuangan

negara dimana Pemerintah melakukan revisi postur APBN 2020 sebanyak 2 (dua) kali

seiring dengan penyesuaian target asumsi makro dan indikator kesejahteraan tahun

2020 untuk merespon dampak pandemi Covid-19. Melalui refocusing dan

realokasi anggaran, instrumen fiskal Pemerintah dalam rangka penanganan

pandemi Covid-19 berfokus pada Belanja Sektor Kesehatan, Perlindungan Sosial, dan

Pemulihan Ekonomi.

Selaras dengan upaya percepatan penanganan Covid-19 ditingkat pusat, maka dalam

Perppu Nomor 1 Tahun 2020 juga mengamanatkan kepada pemerintah daerah agar

penggunaan APBD diprioritaskan untuk mendanai kegiatan penanganan dampak

pandemi Covid-19 (belanja bidang kesehatan, penyediaan jaring Pengamanan sosial,

dan penanganan dampak ekonomi). Oleh karena itu, sepanjang tahun 2020 pemerintah

daerah diberi kelonggaran untuk melakukan perubahan penjabaran APBD sesuai

dengan kebutuhan daerah dalam merealisasikan target-target makro ekonomi dan

indikator kesejahteraan regional sebagaimana ditetapkan dalam Perubahan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah. Untuk mengakomodir program penananganan Pandemi

Covid-19, dilakukan penyesuaian APBD melalui rasionalisasi target pendapatan dan

pagu belanja. Tabel 2.6

Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi dan Pembangunan Regional Sesuai RKPD dan RKPDP Provinsi Kaltara

Sumber: RKPDP Kaltara, BPS Kaltara (diolah)

Page 62: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab II Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202033

Jika dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RKPDP Tahun 2020, seluruh

indikator makro ekonomi dan kesejahteraan tidak terealisasi sesuai rencana. Namun

demikian, pencapaian pada beberapa indikator yaitu Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat

Kemiskinan, dan Tingkat Pengangguran mampu mencatatkan kondisi yang lebih

baik dari pencapaian secara nasional. Kondisi ini tentunya mengindikasikan bahwa

kebijakan makro ekonomi dan pembangunan regional melalui instrumen fiskal baik

APBN dan APBD di Kaltara, dapat dikatakan cukup efektif terutama dalam meredam

dampak Pandemi Covid-19 yang lebih buruk terhadap indikator-indikator makro ekonomi

dan kesejahteraan.

Sebagai instrumen utama yang berfungsi untuk melindungi kesehatan masyarakat

dan memulihkan perekonomian, pelaksanaan APBN dan APBD di Kaltara berhasil

menjaga tingkat deviasi pencapaian indikator makro ekonomi dan

kesejahteraan terhadap target yang ingin dicapai tidak terlampau tinggi.

Untuk melihat lebih dalam terkait kinerja fiskal pemerintah serta efektivitasnya terhadap

sasaran pembangunan dan perekonomian di Kaltara akan dibahas pada bab-bab

selanjutnya.

Page 63: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB IIIPERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

APBN TINGKAT

REGIONAL

Page 64: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 65: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202034

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

3.1 APBN TINGKAT REGIONALTabel 3.1

I-Account APBN tingkat Regional Kaltara tahun 2018 – 2020 (Miliar Rp)

Alokasi belanja APBN tahun 2020 di Kaltara sebesar Rp9.837,27 miliar, terdiri dari

Rp3.073,85 miliar Belanja Pemerintah Pusat dan Rp6.763,42 miliar Transfer ke Daerah

dan Dana Desa. Realisasi pendapatan di tahun 2020 tercatat sebesar Rp1.769,51 miliar,

bersumber dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.584,96 miliar dan Penerimaan

PNBP Rp184,54 miliar. Secara nominal penerimaan perpajakan dan penerimaan PNBP

mengalami penurunan yang cukup siginifikan dibandingkan tahun 2019, masing-masing

mengalami penurunan sebesar Rp237,23 miliar dan Rp35,55 miliar dibandingkan

tahun 2019.

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Aplikasi Simtrada, Kanwil DJP Kaltim, Kanwil DJBC Kalbagtim*) Target pajak tahun 2018 dan 2019 tidak termasuk target pajak pada Kab. Bulungan, Kab. Malinau, dan Kab. Tana Tidung

Page 66: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202035

Pada sisi realisasi Belanja Negara, pada tahun 2020 realisasi Belanja Negara di Provinsi

Kalimantan Utara mencapai Rp9,84 triliun atau sebesar 97,02 persen dari total pagu.

Jika dilihat dari sisi persentase, realisasi Belanja Negara tahun 2020 mengalami

kenaikan dibanding tahun 2019. Namun, dari sisi nominal realisasi mengalami penurunan

yang cukup signifikan sebesar Rp888,74 miliar dari tahun 2019. Turunnya realisasi

pendapatan dan belanja negara turut serta menurunkan tingkat defisit tahun 2020 yang

tercatat sebesar Rp7,77 triliun, menurun sebesar Rp615,95 miliar dari tahun 2019.

3.2. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

3.2.1. Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat RegionalTabel 3.2

Target dan Realisasi Perpajakan Pusat Kaltara 2018-2020 (miliar Rp)

Dilihat dari segi nominal, kinerja perpajakan regional Kaltara di tahun 2019 mengalami

penurunan jika dibandingkan dari tahun 2019. Realisasi penerimaan di tahun ini tercatat

sebesar Rp1.584,96 miliar, terdiri dari Rp1.533,10 miliar pajak dalam negeri dan Rp51,86

miliar pajak perdagangan internasional.

Peneriman pajak secara nominal utamanya berasal dari penerimaan Pajak Penghasilan

(PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Baik dilihat dari segi nominal maupun

dari segi persentase, capaian terkecil terdapat pada jenis Pajak Lainnya yang hanya

terealisasi sebesar Rp11,22 miliar atau 94,53 persen dari target yang ditetapkan.

Grafik 3.1 Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN di Kaltara Tahun 2018-2020 (triliun rupiah)

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Aplikasi Simtrada, Kanwil DJP Kaltim, Kanwil DJBC Kalbagtim

Sumber: Kanwil DJP Kaltim dan Kanwil DJBC Kalbagtim*) Target pajak tahun 2018 dan 2019 tidak termasuk target pajak pada Kab. Bulungan, Kab. Malinau, dan Kab. Tana Tidung

Page 67: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202036

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Pada sektor Bea dan Cukai, penerimaan bea masuk dan bea keluar menunjukkan kinerja

yang lebih baik dibandingkan tahun 2019, baik dari sisi persentase maupun dari sisi

nominal. Walaupun terjadi pembatasan kegiatan ekspor dan impor selama pandemi

Covid-19, realisasi penerimaan bea masuk dan bea keluar tercatat sebesar Rp51,86

miliar atau 131,96 persen dari target yang ditetapkan, mengalami peningkatan sebesar

Rp28 miliar dibandingkan tahun 2019 dan tercatat sebagai penerimaan tertinggi

selama 3 tahun terakhir. Perbaikan kinerja ini didukung oleh realisasi bea keluar yang

tumbuh tinggi dikarenakan adanya kenaikan harga komoditas Crude Palm Oil (CPO)

sehingga permintaannya meningkat dan menjadi salah satu pendorong komponen

kinerja ekspor Kaltara tetap tumbuh positif3.

a. Analisis Pajak terhadap PDRB (Tax Ratio)Rasio perpajakan regional Kaltara tahun 2020

adalah sebesar 1,58 persen dari PDRB,

mengalami penurunan yang cukup dalam

dibandingkan tahun 2019. Penurunan tax ratio

tersebut disebabkan oleh kondisi yang

bertolak belakang antara penerimaan pajak

dan PDRB. Secara nominal, penerimaan pajak tahun 2020 mengalami penurunan

sebesar Rp237,23 miliar dari tahun 2019, sedangkan PDRB Kaltara mengalami

peningkatan sebesar Rp4,0 triliun dari tahun 2019. Kondisi tersebut secara otomatis

menjadikan tax ratio di tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup dalam

dibandingkan tahun 2019.

b. Analisis Perbandingan Data Realisasi Pendapatan Pajak antara DJPb dengan DJP dan DJBC

Berdasarkan data dari pihak Ditjen Pajak

dan Ditjen Bea dan Cukai, penerimaan

perpajakan regional Kaltara di tahun

2020 adalah sebesar Rp1,58 triliun,

sedangkan berdasarkan data Ditjen

Perbendaharaan mencapai Rp2,05

triliun. Terdapat perbedaan jumlah data

3 Yusuf Imam Santoso, “Kenaikan Harga CPO Hingga Batu Bara Bikin Penerimaan Bea Keluar Moncer”, diakses dari https://nasional.kontan.co.id/news/kenaikan-harga-cpo-hingga-batubara-bikin-penerimaan-bea-keluar-moncer, pada tanggal 22 Februari 2021, pukul 17.54 WITA

Grafik 3.2 Rasio Perpajakan Pusat Terhadap PDRB Kaltara 2018-2020

Sumber: BPS Prov. Kaltara, Kanwil DJP Kaltim, Kanwil DJBC Kalbagtim (diolah)

Grafik 3.3 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Tahun 2020

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Kanwil DJP Kaltim, Kanwil DJBC Kalbagtim

Page 68: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202037

penerimaan yang cukup signifikan antara dua sumber data tersebut, hampir seluruh

jenis penerimaan pajak tercatat lebih besar di Ditjen Perbendaharaan. Selisih ini

disebabkan oleh perbedaan sistem pencatatan, dimana Ditjen Pajak mencatat

penerimaan berdasarkan Wajib Pajak dan Wajib Setor yang NPWP-nya terdaftar

di kantor-kantor pelayanan di regional Kaltara baik yang disetor di wilayah Kaltara

maupun di luar wilayah Kaltara, sedangkan Ditjen Perbendaharaan mencatat pener-

imaan yang penyetorannya dilakukan pada Bank Persepsi regional Kaltara. Untuk

sektor penerimaan kepabeanan tidak terdapat selisih data antara Ditjen Bea Cukai

dan Ditjen Perbendaharaan.

c. Analisis Pemberian Insentif Fiskal Bagi Pelaku Usaha

Pada tahun 2020, pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dalam rangka

mendukung keberlangsungan dunia usaha akibat terdampak pandemi Covid-19. Di

Kaltara, insentif fiskal tersebut diberikan dalam bentuk PPh pasal 21 yang ditanggung

pemerintah (DTP), PPh UMKM DTP, pembebasan PPh pasal 22 impor, pengurangan

angsuran PPh pasal 25, dan pengembalian pendahuluan PPN yang dapat dilihat

realisasinya pada tabel 3.3.

Hingga akhir tahun 2020, total insentif

Perpajakan di Kaltara mencapai Rp76,5

miliar dan memfasilitasi 588 WP. Jika

dilihat dari masing-masing jenis insentif,

pada insentif PPh pasal 21 DTP paling banyak diberikan pada sektor Pertambangan dan

Penggalian sebesar Rp1,94 miliar, insentif PPh UMKM DTP paling banyak diberikan

pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan

Sepeda Motor sebesar Rp916,78 juta, insentif Pembebasan PPh pasal 22 impor paling

banyak diberikan pada sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp5,01 miliar,

insentif pengurangan angsuran PPh pasal 25 paling banyak diberikan pada sektor

Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp6,6 miliar, dan insentif Pengembalian

Pendahuluan PPN paling banyak pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

sebesar Rp21,93 miliar. Dilihat dari keseluruhan jenis insentif, sektor Pertambangan

dan Penggalian mendapatkan alokasi terbesar di hampir seluruh jenis insentif.

Tabel 3.3Insentif Pajak Bagi WP Terdampak Covid-19 Tahun 2020

Sumber: Kanwil DJP Kaltim (data lebih detail terdapat di lampiran)

Page 69: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202038

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Hal ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk meredam dampak Covid-19

yang sangat berpengaruh pada sektor ini akibat terjadinya penurunan permintaan

seiring dengan diberlakukannya lockdown di berbagai negara mitra ekspor Kaltara4.

Berdasarkan konfirmasi dari Kantor Wilayah Ditjen Pajak Provinsi Kalimantan Timur

dan Utara, dalam pengimplementasian insentif pajak ini terdapat beberapa kendala

dan tantangan yang harus dihadapi. Tantangan dan kendala tersebut antara lain

kurangnya kemampuan wajib pajak dalam memanfaatkan teknologi, terutama yang

bergerak di bidang UMKM, serta keengganan wajib pajak untuk memanfaatkan

insentif walaupun sudah dilaksanakan sosialisasi terkait insentif tersebut.

3.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Tingkat RegionalSelain bersumber dari penerimaan Perpajakan,

salah satu instrumen yang menopang pendapatan

negara berasal dari Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP). Di Kaltara, PNBP berkontribusi

sebesar 10,43 persen dari total pendapatan pada

postur APBN tahun 2020. Realisasi PNBP di

Kaltara tahun 2020 tercatat sebesar

Rp184,54 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp35,55 miliar atau 16 persen dari

tahun 2019.

a. Perkembangan PNBP Menurut Jenis dan Fungsi

Menurut jenisnya, penyumbang PNBP terbesar berasal dari PNBP Lainnya, yaitu

sebesar Rp161,31 miliar atau sebesar 87,41 persen dari total penerimaan PNBP

di Kaltara. Sedangkan menurut fungsinya, sumber PNBP yang berkontribusi besar

terhadap penerimaan PNBP di Kaltara adalah PNBP fungsional Pendapatan Jasa

Transport, Komunikasi, dan Informatika yang tercatat sebesar Rp67,69 miliar, dan

menduduki realisasi tertinggi selama 3 tahun terakhir.

4 Agung Riyanto, “Triwulan II, Perekonomian Kaltara Masih Melambat”, diakses dari https://korankaltara.com/

triwulan-ii-perekonomian-kaltara-masih-melambat/, pada tanggal 22 Februari 2021, pukul 15.00 WITA

Grafik 3.4 Perkembangan Target dan Realisasi PNBP 2018-2020 (Miliar Rp)

Sumber: Aplikasi OMSPAN

Page 70: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202039

Tabel 3.4 Target dan Realisasi PNBP per Jenis Kaltara 2018-2020 (Juta Rp)

b. Analisis Penerimaan PNBP dan Potensi Wilayah

Menurut fungsinya, sumber PNBP yang berkontribusi besar terhadap penerimaan

PNBP di Kaltara adalah PNBP fungsional Pendapatan Jasa Transport, Komunikasi, dan

Informatika. Pendapatan PNBP fungsional ini didominasi oleh Pendapatan Jasa

Kepelabuhanan yaitu sebesar Rp49,14 miliar atau sebesar 72,6 persen dari total

penerimaan PNBP Jasa Transport, Komunikasi, dan Informatika. Sebesar Rp36,87

miliar atau 75,05 persen dari total Pendapatan Jasa Kepelabuhan bersumber dari

pendapatan atas layanan yang dikelola oleh Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas

Pelabuhan Tarakan. Hal ini menandakan posisi strategis pelabuhan di Kota Tarakan

sehingga menjadi penyangga utama aktivitas lalu lintas perdagangan serta arus

penumpang di wilayah Kaltara dengan wilayah lain baik domestik maupun luar negeri.

Selain itu, sesuai dengan kondisi geografis Kalimantan Utara yang mayoritas

kabupaten dan kotanya dipisahkan oleh sungai dan laut, sehingga masih sangat

bergantung pada jasa transportasi air untuk mendatangkan barang maupun untuk

mobilisasi penduduk, pendapatan ini juga ditopang oleh layanan Unit Penyelenggara

Pelabuhan yang ada di Kabupaten lain di Kaltara. Seiring dengan tingginya penerimaan

PNBP jenis ini, belanja pemerintah dan pembangunan di Kaltara selama 3 tahun

terakhir diprioritaskan pada sektor ini dengan harapan sarana dan prasarana yang

dibangun dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah untuk mempercepat

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Page 71: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202040

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

pembangunan dan pengembangan wilayah Kaltara.

c. Analisis Deviasi PNBP

Realisasi anggaran yang proporsional terjadi ketika deviasi antara perencanaan dan

realisasi masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan, yaitu sebesar 5 persen.

Deviasi yang tinggi menandakan bahwa kurangnya kualitas perencanaan yang dibuat

oleh masing-masing K/L.Tabel 3.5

Jenis PNBP Dengan Deviasi Lebih dari 100 persen

Dari 14 jenis PNBP fungsional, terdapat 5 jenis PNBP yang deviasinya melebihi

100 persen. Dua jenis tidak tercantum target penerimaannya, dan 3 jenis lainnya

mendapatkan realisasi yang jauh melebihi target. Dua jenis PNBP yang tidak

dicantumkan target penerimaannya adalah PNBP Pendapatan Lain-lain dan PNBP

Iuran dan Denda. PNBP jenis Iuran dan Denda bersumber dari Denda Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah, sedangkan PNBP Pendapatan Lain-Lain bersumber dari

Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu.

d. Analisis Kontribusi Pendapatan Terhadap Ekonomi RegionalUntuk mengetahui kontribusi kemampuan fiskal pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi regional, dilakukan perbandingan antara penerimaan daerah yang bersumber

dari Pajak, PNBP, dan PAD dengan PDRB regional.

Pada grafik 3.5, terlihat bahwa rasio

pendapatan terbesar berasal dari perpajakan

(pusat) dengan rasio sebesar 1,52 persen,

lebih tinggi dibandingkan rasio Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang berada di angka

0,99 persen. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa kontributor terbesar

pertumbuhan ekonomi Kaltara berasal dari perpajakan (pusat), yang kontribusinya

melebihi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Grafik 3.5 Kontribusi Pajak Pusat, PNBP, dan PAD terhadap PDRB Regional 2020

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Kanwil DJP Kaltim, LRA Prov. Kaltara Un-audited 2020

Page 72: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202041

c. Analisis Kontribusi Populasi Terhadap Pendapatan

Untuk mengetahui kontribusi populasi terhadap pendapatan pusat dan daerah,

dilakukan perbandingan antara pendapatan daerah yang bersumber dari pajak (pusat)

dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan jumlah penduduk di wilayah Kaltara.

Pada grafik 3.6 terlihat secara keseluruhan

kontribusi populasi terhadap pajak pusat di

Kaltara sebesar Rp2,18 juta, dan kontribusi

terhadap PAD sebesar Rp581 ribu.

Kontribusi populasi tertinggi berada di Kota

Tarakan dengan nilai sebesar Rp2,92 juta,

yang berarti setiap 1 penduduk di Kota

Tarakan berkontribusi sebesar Rp2,92 juta

pada penerimaan pajak nasional di Kota Tarakan. Kontribusi pajak di Kota Tarakan

pada tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 2,60 juta,

dan berada di atas rata-rata kontribusi populasi terhadap pajak secara keseluruhan.

Kontribusi populasi terhadap PAD tertinggi terdapat di Kabupaten Bulungan dengan

nilai sebesar Rp920 ribu per penduduk, mengalami penurunan dibandingkan tahun

2019 yang tercatat sebesar Rp933 ribu per penduduk. Jika dianalisis lebih mendalam,

sebaran penduduk di suatu wilayah berperan dalam peningkatan pajak pusat. Semakin

banyak penduduk di suatu daerah, maka pajak yang diterima juga semakin meningkat.

Berbeda dengan PAD yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh sebaran penduduk di

tiap daerah.

3.2.3 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2020 terdapat beberapa K/L di Kaltara yang menerima hibah langsung dalam

negeri yang bersumber dari pemerintah daerah, yaitu Kementerian Pertahanan, POLRI,

KPU, dan Bawaslu. Hal ini sehubungan dengan dilaksanakannya Pilkada serentak pada

bulan Desember 2020 lalu. Namun pencatatan penerimaan hibah langsung tersebut

dicatat sebagai penerimaan pusat pada K/L masing-masing sehingga tidak tercatat

pada postur APBN Kaltara. Setelah hibah dicatat sebagai penerimaan di tingkat

pusat, satker di daerah yang menerima hibah kemudian mengajukan revisi DIPA untuk

ditambahkan dan digunakan sebagai belanja masing-masing satuan kerja.

Grafik 3.6 Kontribusi Perpajakan Pusat (Non BM&BK) dan PAD per Penduduk Kaltara 2020

Sumber: Kanwil DJP Kaltim, BPS Prov. Kaltara, LRA Prov. Kaltara Un-audited 2020

Page 73: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202042

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

3.3 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONALBelanja Pemerintah Pusat di Kaltara tahun

2020 telah direalisasikan sebesar Rp2.839,19

miliar atau sebesar 92,37 persen dari total

pagu sebesar Rp3.073,85, secara persentase

meningkat dibandingkan realisasi tahun

2019 namun masih di bawah penyerapan

nasional yang berada di angka 92,52 persen.

Kenaikan persentase realisasi ini disebabkan oleh adanya penurunan alokasi Belanja

Pemerintah Pusat di Kaltara yang cukup signifikan sebesar Rp1.105,55 miliar sehingga

meningkatkan persentase nilai serapan.

3.3.1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran/Kementerian/Lembaga)

Berdasarkan organisasinya, APBN Provinsi Kaltara terbagi pada 38 Kementerian/

Lembaga dan 1 (satu) Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN). Total

pagu yang dialokasikan untuk Belanja Pemerintah Pusat pada Kementerian/

Lembaga di wilayah Kaltara mencapai Rp4.367,72 miliar, dengan komposisi Rp3.073,85

miliar Belanja Kementerian/Lembaga dan Rp1.293,37 miliar Belanja BA-BUN.

Berikut disajikan tabel dan grafik perkembangan alokasi dan realisasi per Kementerian/

Lembaga terbesar di Kaltara.Tabel 3.6

Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran Kaltara 2018-2020 (Miliar Rp)

Grafik 3.7 Perkembangan Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat 2018-2020 (Miliar (Rp)

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Grafik 3.8 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran 2018-2020

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Page 74: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202043

Alokasi terbesar masih sama seperti 2 tahun terakhir, yakni terdapat di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dilihat dari segi persentase

realisasinya, Kementerian PUPR telah menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun

2019, namun secara nominal realisasi masih menunjukkan angka yang lebih rendah

dibandingkan tahun 2019. Di tahun 2020 ini juga terdapat perubahan pagu yang cukup

siginifikan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selama 2 tahun terakhir, KPU tidak

termasuk ke dalam 5 K/L dengan alokasi pagu terbesar. Namun di tahun 2020, KPU

menggeser posisi Kementerian Agama dan masuk ke dalam 5 K/L dengan alokasi pagu

terbesar. Hal ini sejalan dengan diadakannya Pilkada serentak pada Desember 2020

sehingga di tahun 2020 ini KPU mendapatkan penambahan pagu yang cukup signifikan

walaupun jika dilihat dari segi realisasinya hanya mencapai angka 62,61 persen.

3.3.2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, Belanja Pemerintah Pusat diklasifikasikan kedalam 11 fungsi

yang disajikan dalam tabel berikut.Tabel 3.7

Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi 2018-2020 (Miliar Rp)

Berdasarkan tabel 3.7, dapat terlihat selama 3 tahun berturut-turut alokasi terbesar

konsisten pada fungsi Ekonomi, dan pada tahun 2020 fungsi Ekonomi mendapatkan

alokasi sebesar Rp1.053,06 miliar atau 37,09 persen dari total keseluruhan pagu belanja.

Pagu belanja terbesar pada fungsi Ekonomi berada pada Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memiliki pagu sebesar Rp696,42 miliar dan telah di

realisasikan sebesar Rp680,81 miliar. Realisasi tersebut telah diwujudkan dalam berbagai

proyek, seperti peningkatan kapasitas jalan, rehabilitasi jaringan irigasi permukaan,

rawa, dan tambak, pengendalian banjir, serta pengelolaan danau, air, dan tambak.

Berdasarkan analisis yang lebih mendalam, besarnya alokasi fungsi Ekonomi selama 3

tahun terakhir lebih disebabkan karena fokus terbesar pemerintah pusat untuk daerah

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Page 75: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202044

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

ini adalah pada sub fungsi Transportasi. Alokasi sub fungsi Transportasi di Kaltara

mencapai Rp865,21 miliar dan telah direalisasikan sebesar Rp842,01 miliar, dengan

output terbesarnya berupa pembangunan jalan serta peningkatan layanan lalu lintas

dan angkutan laut yang merupakan program prioritas nasional. Dipilihnya sub fungsi

Transportasi ini disebabkan oleh kondisi geografis dan konektivitas antar wilayah di

Kaltara yang perlu dikembangkan agar laju distribusi barang dan jasa serta mobilisasi

penduduk dapat dipercepat untuk meningkatkan perekonomian di Kaltara.

3.3.3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis BelanjaTabel 3.8

Perkembangan Pagu dan Realisasi Menurut Jenisnya 2018-2020 (Miliar Rp)

Tahun 2020, belanja yang memperoleh alokasi terbesar di Kaltara adalah belanja barang.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang proporsi terbesarnya terdapat pada

belanja modal, pada tahun 2020 alokasi belanja barang memiliki proporsi 39,99 persen

dari total pagu. Dibandingkan dengan tahun 2019, seluruh komposisi jenis belanja

mengalami penurunan alokasi yang cukup signifikan. Penurunan terbesar terdapat pada

jenis belanja modal, yaitu sebesar Rp993,67 miliar. Sebelum diterbitkannya Perpres

No. 54 Tahun 2020 dan Perpres No. 72 Tahun 2020, prioritas belanja di Kaltara masih

pada jenis belanja modal. Pergeseran ini disebabkan oleh adanya beberapa perubahan

pada postur APBN 2020 dalam rangka refocusing anggaran untuk penanganan

pandemi Covid-19.Terlihat pada grafik 3.9, secara keseluruhan

kinerja realisasi belanja tahun 2020 tercatat

pada angka 92,37 persen, mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2019. Jika

dilihat secara lebih detail, dalam komponen

belanja barang terdapat akun belanja baru, yaitu

belanja dalam rangka penanganan pandemi

Covid-19 dengan alokasi sebesar Rp43,95 miliar atau sebesar 3,5 persen dari total

alokasi belanja barang.

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Grafik 3.9 Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja (Miliar Rp)

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Page 76: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202045

3.4. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Dana Transfer ke Daerah dalam bentuk Dana Perimbangan merupakan dampak dari

desentralisasi dan pemerataan dalam hal pergeseran fiskal. Pada tahun 2020, alokasi

Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Kaltara sebesar Rp6.763,42 miliar, mengalami

penurunan sebesar Rp386,96 miliar dibandingkan tahun 2019. Tabel 3.9

Pagu dan Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kaltara 2018-2020 (miliar Rp)

3.4.1. Dana Transfer Umum

a. Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. DAU

untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar.

Tahun 2020, Provinsi Kalimantan Utara

mendapatkan alokasi DAU sebesar

Rp3.736,44 miliar, mengalami penurunan

sebesar Rp136,62 miliar dibandingkan tahun

2019. Jika dibandingkan dengan provinsi

lain di Pulau Kalimantan, Provinsi Kaltara

mendapatkan alokasi DAU dengan nominal

terendah. Hal ini dikarenakan Provinsi Kaltara merupakan provinsi termuda di Indonesia

yang memiliki jumlah ASN relatif sedikit dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Kalimantan

sehingga berpengaruh terhadap angka alokasi dasar.

b. Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH dialokasikan

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Grafik 3.10 Pagu dan Realisasi DAU, serta Jumlah PNS se-Kalimantan Tahun 2020

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Page 77: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202046

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

berdasarkan persentase seluruh pendapatan Pusat (Pajak Pusat dan SDA) yang

dipungut oleh pemerintah daerah, dan dikembalikan lagi sesuai dengan

persentase penghitungan dan dapat digunakan oleh daerah sesuai dengan prioritas

daerah masing-masing.

Tahun 2020 Provinsi Kaltara mendapatkan

alokasi DBH sebesar Rp1.277,57 miliar,

mengalami penurunan sebesar Rp409,29

miliar dari tahun 2019. Penurunan

terbesar DBH terdapat pada jenis DBH

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang

mengalami penurunan sebesar Rp244,81

miliar, seiring dengan menurunnya alokasi Dana Bagi Hasil PBB tingkat nasional sebesar

Rp8,82 triliun. Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Kalimantan, Provinsi

Kaltara mendapatkan alokasi terendah kedua di atas Provinsi Kalbar. Sementara

provinsi dengan alokasi DBH tertinggi adalah Provinsi Kaltim karena Provinsi

Kaltim merupakan salah satu wilayah penghasil batu bara terbesar di Indonesia.

3.4.2 Dana Transfer Khusus

a. Dana Alokasi Khusus Fisik

Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) merupakan Dana Transfer dari Pemerintah

Pusat untuk belanja modal fisik di daerah dalam rangka membantu terciptanya

fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan dasar di setiap daerah. Usulan DAK

fisik tersebut berasal dari tiap-tiap daerah (kabupaten/kota) yang diharapkan

lebih tepat sasaran mengenai sarana/prasarana yang dibutuhkan di daerah tertentu.

Pada tahun 2020, Provinsi Kaltara mendapat

alokasi DAK Fisik sebesar Rp647,51 miliar dan

terserap sebesar 96,31 persen. Serapan

sebesar Rp623,61 miliar tersebut dialokasikan

sesuai dengan program prioritas nasional,

antara lain yang terbesar pada Pembangunan

Jalan (infrastruktur), Pembangunan Sarana

Kesehatan, dan Sarana Pendidikan. Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di

Grafik 3.11 Pagu dan Realisasi DBH Se-Kalimantan Tahun 2020

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Grafik 3.12 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Se-Kalimantan Tahun 2020

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Page 78: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202047

Pulau Kalimantan, Provinsi Kaltara mendapatkan alokasi DAK Fisik paling rendah.

b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik

Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik) merupakan Dana Transfer dari

Pemerintah Pusat ke pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan kegiatan non

fisik yang menjadi keperluan daerah yang harus sejalan dengan prioritas nasional,

seperti Dana BOS, Tunjangan Guru Daerah, BOK, BOKB, dan lain-lain.

Tahun 2020, Provinsi Kaltara mendapat

alokasi dana sebesar Rp457,07 miliar dan

terserap melebihi pagu sebesar Rp458,16

miliar. Provinsi Kaltara merupakan daerah

di Pulau Kalimantan yang mendapatkan

alokasi paling rendah. Hal ini disebabkan

oleh minimnya pelaku atau personil yang

menangani pada bidang pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana.

DAK Non Fisik ini dapat dijadikan pemerintah daerah sebagai instrumen

pendukung kesejahteraan masyarakat dan perbaikan kualitas penduduk

di Kaltara, namun dibutuhkan pula tenaga khusus yang berkecimpung

di masing-masing bidang agar hasil yang didapatkan akan maksimal.

3.4.3. Dana Desa

Dana Desa merupakan dana transfer dari Pemerintah Pusat ke pemerintah daerah

yang mulai diprogramkan sejak tahun 2015. Dana transfer ini digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Pada tahun 2020, Provinsi Kaltara mendapat

alokasi Dana Desa sebesar Rp482,62 miliar dan

telah disalurkan 100 persen untuk 447 Desa di

wilayah Kaltara. Jika dibandingkan dengan

provinsi lainnya, Provinsi Kaltara mendapatkan

alokasi Dana Desa terendah di Pulau

Kalimantan. Khusus pada tahun 2020, prioritas

penggunaan Dana Desa diarahkan untuk percepatan pencapaian aksi SDGs Desa

Grafik 3.13 Pagu dan Realisasi DAK Non Fisik Se-Kalimantan 2020

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Grafik 3.14 Pagu dan Realisasi Dana Desa Se-Kalimantan Tahun 2020

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Page 79: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202048

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

melalui Pemulihan Ekonomi Nasional, Program Prioritas Nasional, dan Adaptasi

Kebiasaan Baru Desa. Di tahun 2020 ini juga terdapat penyaluran Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Desa sebagai salah satu bentuk jaring pengaman sosial untuk mengurangi

dampak pandemi Covid-19 yang dananya berasal dari Dana Desa. Penyaluran BLT

Desa ini diperuntukkan bagi keluarga miskin yang berdomisili di desa bersangkutan,

dan tidak termasuk penerima PKH, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, Bansos Tunai, dan

Program Bansos Pemerintah lain. Sampai dengan akhir tahun 2020, BLT Desa telah

tersalur sebesar Rp65,75 miliar untuk 23.736 KPM di lingkup wilayah Kaltara.

3.4.4. Dana Insentif Daerah, Otonomi Khusus, dan KeistimewaanDana Insentif Daerah, Otonomi Khusus, dan

Keistimewaan (DID, Otsus) merupakan dana

transfer dari Pemerintah Pusat yang disalurkan

ke pemerintah daerah untuk daerah-daerah

tertentu. Dana Otonomi Khusus disalurkan untuk

daerah yang dinilai memiliki kesenjangan

ekonomi cukup tinggi dibandingkan dengan

daerah lain (Papua dan Papua Barat), Dana Keistimewaan disalurkan untuk daerah

istimewa di Indonesia (DIY dan NAD), serta Dana Insentif Daerah disalurkan untuk

daerah yang berkinerja baik, dilihat dari segi pengelolaan keuangan daerahnya maupun

dari segi pelayanan publik dan inovasi daerah. Pada tahun 2020, Provinsi Kalimantan

Utara mendapatkan alokasi DID sebesar Rp162,21 miliar, dan telah direalisasikan 100

persen. Walaupun Provinsi Kalimantan Utara mendapat alokasi terendah dibandingkan

provinsi lain di Pulau Kalimantan, namun hal ini merupakan suatu kemajuan setelah

pada tahun 2019 Provinsi Kalimantan Utara tidak mendapatkan alokasi DID. Hal ini

merupakan bentuk penghargaan untuk Provinsi Kalimantan Utara yang diberikan atas

kinerja ketepatan waktu pelaporan, rata-rata nilai Ujian Nasional, angka partisipasi murni,

persalinan di fasilitas kesehatan, akses sanitasi layak, dan inovasi pelayanan publik.

Selain itu, inovasi Provinsi Kalimantan Utara yang bernama Sipelandukilat (Sistem

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Wilayah Perbatasan dan Pedalaman) yang

digagas dan dijalankan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) juga

termasuk ke dalam Top 45 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP). Inovasi

ini dinilai sangat berhasil dan sangat berguna, karena dijalankan dengan sistem jemput

Grafik 3.15 Pagu dan Realisasi DID Se- Kalimantan Tahun 2020

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Page 80: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202049

bola atau mendatangi langsung ke masyarakat yang berada di daerah tak terjangkau3.

3.5 Analisis Cash FlowArus kas Pemerintah menyajikan mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas

Pemerintah Pusat selama periode tertentu.

Pada tahun 2020 defisit cash flow pemerintah

di Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp7,77

triliun. Total penerimaan kas masuk (cash

inflow) sebesar Rp1,77 triliun, sedangkan total

kas keluar (cash outflow) sebesar Rp9,54 triliun. Angka defisit kas yang terjadi pada tahun

2020 mengalami penurunan dengan angka defisit pada tahun 2019. Bila ditelusuri

lebih dalam, baik dari sisi pendapatan maupun belanja mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan tahun 2019.

3.5.1 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)Arus Kas Masuk (cash in flow) merupakan semua

penerimaan Pemerintah Pusat dari pemerintah daerah

yang meliputi Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan

Negara Bukan Pajak. Komponen Penerimaan Pajak

masih mendominasi terhadap total penerimaan

Pemerintah Pusat yang dihimpun dari regional

Kaltara. Pada tahun 2020, Penerimaan Negara di Provinsi Kaltara mencapai Rp1,77 triliun.

Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Penerimaan Negara pada

tahun 2019. Penurunan tersebut dikarenakan kinerja realisasi Perpajakan dan PNBP

yang turun signifikan dibandingkan tahun 2019 masing-masing sebesar 13,02 persen

Dan 29,3 persen seiring dengan kondisi perekonomian yang terkontraksi akibat adanya

pandemi Covid-19. Hal ini dipengaruhi oleh adanya pembatasan mobilitas masyarakat

sebagai implikasi penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

3 Lim, “Lagi, Kaltara Mendapat Hadiah Dana Insentif”, diakses dari https://kaltara.prokal.co/read/news/31137-lagi-kaltara-mendapat-hadiah-dana-insentif, pada tanggal 22 Februari pukul 15.41 WITA

Grafik 3.16 Perkembangan Realisasi 2018-2020

Sumber: LRA Pemda se-Kaltara

Grafik 3.17 Penerimaan Negara Tahun 2020 Kaltara (Miliar Rp)

Sumber: Aplikasi OMSPAN

Page 81: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202050

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

3.5.2 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)Arus Kas Keluar (cash outflow) merupakan semua

Belanja Negara yang dilakukan Pemerintah Pusat

ke suatu provinsi, meliputi Belanja Pemerintah Pusat

(BPP) dan Transfer ke Daerah serta Dana Desa

(TKDD). Komponen belanja yang mendominasi

pada tahun 2020 di wilayah Kaltara adalah komponen

TKDD yang memiliki besaran Rp6,7 triliun atau

70,25 persen dari total belanja. Sedangkan komponen BPP memberi andil sebesar

Rp2,8 triliun atau 29,75 persen dari total belanja. Kontribusi belanja TKDD di Kaltara

dengan jumlah yang cukup besar mengindikasikan peran strategis alokasi TKDD untuk

menopang pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Provinsi Kaltara.

3.5.3 Surplus/Defisit

Pada pembahasan subbab sebelumnya (3.5.1 dan 3.5.2) terlihat bahwa di Kaltara pada

tahun 2020 mengalami defisit sebesar Rp7,77 triliun. Hal ini masih cukup wajar karena

Provinsi Kaltara merupakan provinsi termuda di Indonesia, sehingga membutuhkan

peranan Pemerintah Pusat melalui alokasi TKDD serta insentif fiskal lainnya.

Dalam proses pembangunan dan pengembangan

wilayah, regional Kaltara masih dalam upaya

menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

serta masih membutuhkan dukungan Belanja

yang bersifat produktif utamanya dalam memenuhi

infrastruktur layanan kebutuhan dasar bagi

masyarakat. Defisit APBN yang terjadi, menunjukkan adanya subsidi silang pendapatan

dari daerah lain untuk membiayai pelaksanaan APBN di regional Kaltara.

3.6 PENGELOLAAN BLU PUSAT

Terdapat satu satker yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Utara, yang

bergerak disektor Perhubungan yaitu Bandar Udara Juwata di Tarakan.

Grafik 3.18 Arus Kas Keluar Provinsi Kaltara Tahun 2020 (Miliar Rp)

Sumber: Aplikasi OMSPAN

Grafik 3.19 Perkembangan Realisasi Surplus/Defisit 2018-2020

Sumber: Aplikasi OMSPAN

Page 82: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202051

3.6.1 Perkembangan Pengelolaan Aset, PNBP, dan RM BLU PusatTabel 3.10

Pengelolaan Aset Satker BLU di Provinsi Kaltara

Satker Bandara Juwata menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU (PPK-BLU) sesuai

SK menteri Keuangan Nomor 60/KMK.05/2017 tanggal 3 Februari 2017. Hal ini

dikarenakan adanya akumulasi penyusutan pada beberapa aset baik aset tetap

maupun aset tidak berwujud. Selain itu, penurunan juga disebabkan Penghapusan

atas Bangunan Gedung Terminal/Pelabuhan/Bandara Permanen sebanyak 1

(satu) unit. Pada tahun 2020 penyerapan belanja yang bersumber dari Rupiah

Murni (RM) mencapai 99,10 persen, sedangkan yang bersumber Pendapatan

BLU terealisasi 88,30 persen. Sampai dengan periode pelaporan, melalui penerbitan

SP3BLU telah disahkan Belanja sebesar Rp23,18 miliar sedangkan Pendapatan sebesar

Rp24,91 miliar.Tabel 3.11

Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM satker BLU di Provinsi Kaltara (Miliar Rp)

3.6.2 Kemandirian BLUDalam kurun waktu 2017-2020

menerapkan PPK-BLU, tingkat

kemandirian dari Bandara Juwata

menunjukkan perkembangan yang

kurang signifikan. Dilihat dari perbandingan pagu DIPA yang bersumber dari RM dan

BLU terlihat bahwa Bandara Juwata memiliki rasio ketergantungan terhadap APBN-

RM yang cukup besar. Rasio pagu BLU Bandara Juwata mengalami penurunan baik

dari sisi persentase maupun nominal bila dibandingkan dengan rasio pada tahun

2019. Pada tahun 2019, pagu BLU mencapai 29,7 persen dan mengalami tren

penurunan hingga pada tahun 2020 menjadi 26,88 persen. Penurunan signifikan

yang terjadi pada tahun 2020, dikarenakan adanya pembatasan mobilitas/pergerakan

masyarakat sebagai upaya pencegahan meluasnya pandemi Covid-19. Selain itu, ketatnya

persyaratan pada saat akan melakukan perjalanan via udara (Tes Rapid Antigen dan Tes

Swab PCR) juga menjadi pemicu menurunnya pendapatan dari Bandara Juwata.

Sumber: Laporan Keuangan Bandara Juwata

Sumber: Laporan Keuangan Bandara Juwata, Aplikasi MONEV PA

Tabel 3.12Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Provinsi Kaltara (Miliar Rp)

Sumber: Laporan Keuangan Bandara Juwata, Aplikasi OMSPAN

Page 83: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202052

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

3.6.3 Efektivitas BLU

Efektivitas BLU digunakan untuk mengukur perputaran Aset Tetap, yaitu dengan

membandingkan PNBP dan Aset BLU. Pendapatan dari Bandar Udara Juwata pada

tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar Rp17,47 miliar bila

dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2019. Apabila dilihat dari sisi nilai aset,

Bandara Juwata mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah aset pada tahun

2019 dengan pengurangan sebesar Rp21,14 miliar. Penurunan pendapatan serta

menurunnya aset Bandara Juwata menggambarkan BLU Bandara Juwata memiliki

efektivitas yang rendah dalam mengelola aset yang ada untuk meningkatkan pendapatan

yang diperoleh BLU tersebut.Selain dari pergerakan aset

tiap tahun, efektifitas BLU juga

dapat dilihat dari perbandingan

antara belanja operasional dengan

pendapatan dari satker BLU tersebut. Belanja operasional dari Bandara Juwata pada

tahun 2020 mencapai Rp80,64 miliar dengan total penerimaan yang bersumber dari

kegiatan operasional satker tersebut sebesar Rp24,91 miliar. Sehingga didapatkan

koefisien keefektifan dan kemandirian BLU sebesar 30,90 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa satker Bandara Juwata belum termasuk sebagai BLU

yang mandiri karena sebesar 69,10 persen kegiatan operasional sehari-harinya masih

ditopang dari alokasi Pemerintah Pusat dalam DIPA yang bersumber dari RM. Koefisien

keefektifandari Bandara Juwata menunjukan perkembangan yang kurang memuaskan

bila dibandingkan dengan angka pada tahun 2019. Angka koefisien keefektifan Bandara

Juwata di tahun 2019 mencapai 54,60 persen mengalami penurunan pada tahun

2020 menjadi 30,90 persen. Penurunan angka koefisien kefektifan Bandara Juwata

menunjukkan dampak signifikan akibat adanya pembatasan mobilitas/pergerakan

masyarakat pada masa pembelakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

3.6.4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Pada tahun 2020, terdapat 47 satuan kerja yang mengelola dana PNBP di wilayah

Kaltara. Dari keseluruhan satker pengelola dana PNBP di wilayah Provinsi Kalimantan

Utara, berikut ini adalah 10 satker pengelola PNBP dengan pagu terbesar dan berpotensi

menjadi BLU di wilayah Kalimantan Utara.

Tabel 3.13Perbandingan efektifitas BLU Belanja Operasional dengan

Pendapatan BLU

Sumber: Aplikasi MonevPA (diolah)

Page 84: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202053

3.14Profil dan Jenis layanan satker Pengelola PNBP di Provinsi Kaltara TA 2020

3.6.5 Potensi Satker PNBP Menjadi BLU

Untuk memperoleh izin menerapkan PPK-BLU, terdapat persyaratan substantif yang

harus dipenuhi satker sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012.

Di Provinsi Kaltara, satker PNBP yang berpotensi menjadi satker BLU adalah sebagai

berikut :Tabel 3.15

Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM Satker PNBP di Provinsi Kaltara Tahun 2020

Dari kedua satker tersebut terlihat bahwa Universitas Borneo Tarakan lebih memili-

ki koefiesian yang tinggi dalam hal penggunaan PNBP untuk kegiatan operasional di

TA 2020. Hal itu merupakan salah satu indikasi sebagai satker yang berpotensi untuk

menjadi satker BLU. Perbandingan pagu PNBP dengan RM juga dapat sebagai salah

satu penilaian untuk menjadi satker BLU. Sehingga fleksibilitas dalam menggunakan

penerimaan lebih tinggi dan dapat meningkatkan pelayanan BLU tersebut. Selain itu,

Universitas Borneo Tarakan juga memiliki pagu PNBP yang tebesar bila dibandingkan

dengan seluruh satker PNBP regional Kaltara.

3.7 Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat

Pada tahun 2020, pengelolaan manajemen investasi pusat hanya terdiri dari Penyaluran

Kredit Program dalam hal ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra

Mikro (UMi).

Sumber: Aplikasi MonevPA (diolah)

Sumber: Aplikasi MonevPA (diolah)

Page 85: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202054

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

3.7.1 Kredit ProgramPemerintah menerapkan perubahan-

perubahan terhadap kebijakan pembiayaan

bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) untuk mendorong peningkatan dan

perluasan akses UMKM utamanya yang

produktif kepada pembiayaan Lembaga

Keuangan. KUR merupakan kredit/

pembiayaan modal kerja dan/atau

investasi kepada debitur usaha yang

produktif dan layak namun belum memiliki

agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. KUR terdiri atas KUR Mikro,

KUR Ritel, dan KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sedangkan

Pembiayaan UMi adalah Pembiayaan bagi para pelaku usaha ultra mikro yang belum dapat

mengakses KUR.Berdasarkan data yang diperoleh dari SIKP, diketahui

jumlah KUR yang disalurkan oleh Bank Penyalur

sepanjang tahun 2020 di wilayah Kaltara mencapai

Rp392,32 Miliar dengan jumlah debitur sebanyak

6.980 orang/badan usaha. Apabila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan

baik dalam nilai akad maupun jumlah debitur. Upaya

pemerintah melalui program PEN berupa kebijakan perlakuan khusus KUR di masa

pandemi Covid-19, turut mendorong penyaluran KUR ditahun 2020 mampu tumbuh

positif dibandingkan tahun 2019. Namun demikian, perluasan akses KUR di wilayah

Kaltara masih berpotensi untuk ditingkatkan, mengingat tingkat penyaluran KUR di

Kaltara masih berkontribusi relatif rendah yaitu sebesar 0,21 persen.

Dilihat dari skemanya, KUR Kecil memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

total penyaluran di regional Kaltara dengan andil yang mencapai 58,96 persen. Namun

apabila ditinjau dari sisi jumlah debitur, KUR dengan skema Mikro lebih dominan dengan

jumlah debitur sebanyak 4.994 debitur atau memiliki andil sebesar 71,54 persen.

Terdapat skema baru yang dikeluarkan pada tahun 2020, yaitu Super MIkro (Supermi)

Sumber: Aplikasi SIKP

Grafik 3.20 Penyaluran KUR Kaltara 2020

Sumber: Aplikasi SIKP

Grafik 3.21 Penyaluran KUR Kaltara 2018-2020

Page 86: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202055

yang mencatatkan penyaluran sebesar Rp7,18 miliar yang diakses oleh 747 debitur.

Penyaluran pembiayaan UMi di regional Kaltara mencapai Rp243,03 juta dan

memfasilitasi sebanyak 32 pelaku usaha ultra mikro. Angka ini mengalami penurunan

yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan penyaluran pada tahun 2019 yang

mencapai Rp578,3 juta untuk 85 debitur.Berdasarkan grafik 3.24, sektor yang

mendominasi dalam penyaluran

KUR di regional Kaltara adalah sektor

Perdagangan Besar dan Eceran.

Jumlah debitur pada sektor ini

mencapai 3.499 debitur atau 50,13

persen dari seluruh debitur KUR di

Kaltara. Lalu diikuti dengan sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan

persentase sebesar 16,93 persen dari total jumlah debitur.

Peran serta dari pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Koperasi dan

UMKM sangat dibutuhkan dalam pendataan UMKM yang berada dalam wilayah kerjanya

untuk kemudian diajukan sebagai calon debitur potensial penerima KUR maupun

Pembiayaan UMi. Dengan semakin banyak pelaku UMKM yang terfasilitasi Kredit

Program diharapkan dapat memajukan usaha mereka, dan secara makro akan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan ketersediaan lapangan

pekerjaan di Provinsi Kaltara.

3.8 Perkembangan dan Analisis Belanja Wajib (Mandatory Spending) dan Belanja

Infrastruktur Pusat Di Daerah

Perkembangan belanja wajib (mandatory spending) dalam pelaksanaan APBN di

wilayah Kalimantan Utara terdiri dari belanja di bidang Kesehatan, Pendidikan dan

pembangunan infrastruktur terkait layanan dasar kepada masyarakat. Belanja wajib ini

bertujuan untuk mengurangi masalah ketimpangan sosial dan ekonomi di suatu daerah

yang dialokasi melalui Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer Ke Daerah dan Dana

Desa (TKDD). Dalam sub bab ini informasi perkembangan dan analisis alokasi belanja

wajib spesifik yang berasal Belanja Pemerintah Pusat yang dikelola oleh instansi vertikal

Kementerian/Lembaga di Kaltara.

Grafik 3.22 Debitur KUR Menurut Sektor Usaha di Kaltara 2020

Sumber: Aplikasi SIKP

Page 87: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202056

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

3.8.1 Mandatory Spending Daerah

a. Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi belanja pada bidang pendidikan di Kaltara tahun 2020 tercatat sebesar

Rp19,49 miliar, dimana realisasinya s.d. 31 Desember 2020 mencapai Rp54,5 miliar

atau 97,23 persen dari pagu.Tabel 3.16

Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Pendidikan K/L Tahun 2020 (Juta Rp)

Realisasi anggaran bidang pendidikan cenderung tinggi yaitu mencapai 97,23 persen,

jauh di atas target sebesar 90 persen. Besaran nominal realisasi terbesar tercatat pada

output BOS Kemenag dengan besaran Rp8,08 miliar atau 97,20 persen dari alokasi.

Kemudian diikuti dengan output Insentif Tenaga Pengajar Non PNS dengan besaran

Rp5,11 miliar. Apabila dirinci, komponen Insentif Tenaga Pengajar Non PNS terdiri dari

Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tunjangan Insentif yang diberikan kepada

guru Non PNS atau tenaga honorer. Capaian Output pada Insentif Tenaga Pengajar

Non PNS hanya mencapai angka 46,43 persen. Hal ini dikarenakan petunjuk teknis

terkait pengisian Progres Capaian Output (PCO) belum diterbitkan oleh kementerian

terkait sehingga Satker belum dapat melakukan update data capaian output pada

aplikasi MONEV PA.

b. Belanja Sektor Kesehatan

Output strategis di bidang kesehatan di Kalimantan Utara pada tahun 2020 mendapat

alokasi pagu sebesar Rp258,55 juta, dengan realisasi s.d. 31 Desember 2020

sebesar Rp257,09 miliar (99,43 persen). Rincian pagu dan realisasi output strategis

kesehatan serta capaian outputnya ditampilkan pada tabel berikut.Tabel 3.17

Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Kesehatan K/L Tahun 2020 (Miliar Rupiah)

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Aplikasi MONEV PA

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Aplikasi MONEV PA

Page 88: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202057

Output Strategis bidang kesehatan pada tahun 2020 mengalami perubahan dan

anggaran yang digelontorkan mengalami sedikit kenaikan bila dibandingkan dengan

anggaran tahun 2019. Nominal penyaluran tertinggi tercatat pada output Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Bayi baru Lahir dengan besaran Rp130,33 (99,37 persen).

Capaian output pada belanja bidang kesehatan seluruhnya mencapai angka 100

persen.

3.8.2 Belanja Infrastruktur

Output strategis di bidang Infrastruktur di Kalimantan Utara pada tahun 2020 mendapat

alokasi pagu sebesar Rp798,22 miliar, dengan realisasi s.d. 31 Desember 2020 sebesar

Rp784,56 miliar (98,29 persen). Rincian pagu dan realisasi output strategis infrastruktur

serta capaian outputnya ditampilkan pada tabel berikut.Tabel 3.18

Realisasi Capaian Output Strategis Bidang Infrastruktur K/L Tahun 2020 (Miliar Rupiah)

Untuk menunjukkan keseimbangan pembangunan Fisik dan SDM dalam APBN, maka

alokasi Belanja Pemerintah pada bidang infrastruktur tetap mendapatkan perhatian.

Sumber: Aplikasi OMSPAN, Aplikasi MONEV PA

Page 89: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202058

Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN Tingkat Regional

Anggaran Bidang Infrastruktur pada APBN 2020 salah satunya diarahkan untuk

mendukung penguatan konektivitas dan penyediaan Perumahan. Karakteristik wilayah

Kaltara sebagai Daerah Otonomi Baru sekaligus wilayah perbatasan, tentunya

melatarbelakangi regional ini menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam rangka

mengejar ketertinggalan infrastruktur dari daerah lain. Meskipun pada tahun 2020 alokasi

belanja bidang Infrastruktur di Kaltara mengalami penurunan dari tahun 2019. Besaran

alokasi belanja bidang Infrastruktur Kaltara yang mencapai Rp798,22 miliar terealisasi

dengan tingkat persentase yang cenderung tinggi yaitu sebesar 98,29 persen dan

tercatat melampaui target sebesar 90 persen. Persentase tingkat penyerapan tersebut

mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 82,30 persen pada tahun 2019 menjadi

98,29 persen di tahun 2020. Hal ini merupakan dampak kebijakan pemerintah untuk

mendorong peningkatan realisasi belanja secara cepat dalam rangka penanganan

Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi melalui relaksasi syarat penyaluran belanja yang

salah satunya adalah dispensasi penyampaian Rencana Penarikan Dana (RPD) harian.

Berdasarkan tabel 3.19 terdapat beberapa angka yang tidak normal terutama pada

capaian output pada Pembangunan Jembatan serta beberapa output-output lainnya

yang tercatat sebesar 0 persen sedangkan dana yang tersalur cenderung tinggi di atas

90 persen. Berdasarkan hasil konfirmasi dengan KPPN Tanjung Selor selaku mitra

kerja dari satker terkait, hal tersebut dikarenakan belum dilakukannya revisi penyesuaian

capaian output oleh satker terkait sehingga capaian output baik pada aplikasi MEBE

maupun OMSPAN hanya mencapai 0 persen. Terkecuali pada output Embung Air Baku

yang dibangun, angka capaian output sebesar 0 persen dikarenakan pelaksanaan

penilaian progres capaian output dilakukan secara periodik sehingga hingga batas akhir

pembuatan kajian ini pihak satker belum dapat melakukan penilaian output.

Pelaksanaan belanja wajib (Mandatory Spending) regional Kaltara bukan hanya

bersumber dari APBN saja, tetapi dana APBD juga memiliki peran dalam pelaksanaan

belanja wajib yang terdiri dari belanja bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur

dalam rangka pemenuhan layanan dasar kepada masyarakat serta mengurangi masalah

ketimpangan sosial dan ekonomi di suatu daerah. Rincian dari pelaksanaan belanja

wajib yang bersumber dari APBD pemda lingkup Kaltara akan dijelaskan pada bab

berikutnya yaitu, Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD.

Page 90: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 91: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB IVPERKEMBANGAN

DAN ANALISIS

PELAKSANAAN

APBD

Page 92: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 93: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202059

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

4.1 APBD TINGKAT PROVINSI

Sebagai salah satu mesin pendorong pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga memiliki peran penting dalam pemulihan

ekonomi regional Kaltara yang terkontraksi sebagai imbas pandemi Covid-19. Peran

strategis APBD tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan politik anggaran yang

pro terhadap peningkatan industri ataupun juga penyerapan tenaga kerja. Menurut

data BPS, konsumsi pemerintah mempunyai andil sebesar Rp3.795,71 triliun atau

6,25 persen terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Utara, artinya penyerapan APBN

dan APBD dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan

Utara. Secara agregat APBD regional kaltara, yang terdiri dari 6 (enam) Pemda yaitu 1

(satu) Pemerintah Provinsi dan 5 (lima) Pemerintah Kabupaten/Kota, dapat dilihat pada

i-account sebagai berikut.Tabel 4.1

I-Account Agregat APBD Kaltara Tahun 2018-2020 (miliar Rp)

Page 94: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202060

Rencana pendapatan APBD Kaltara 2020 diestimasikan sebesar Rp8,39 triliun atau

menurun 1,34 Persen dibanding tahun 2019. Penurunan terjadi pada komponen

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan transfer bila dibandingkan dengan

data pada tahun 2019. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melampaui target dan

mencapai Rp997,02 miliar (106,3 persen), sedangkan realisasi pendapatan transfer

Rp6,59 triliun (94,99 persen). Sementara itu dari sisi alokasi belanja, APBD Kaltara

2020 mengalami kenaikan sebesar Rp252,3 miliar atau 2,85 persen dari alokasi belanja

tahun 2019.

APBD Kaltara mengalami defisit sebesar Rp306,4 miliar dan SILPA sebesar Rp399,75

miliar. Apabila dianalisis lebih jauh, kondisi defisit secara agregat tersebut kemungkinan

terjadi karena kebijakan pemerintah daerah untuk menggenjot sisi belanja sebagai langkah

pemerintah daerah setempat untuk menekan dampak yang disebabkan oleh Pandemi

Covid-19. Merujuk pada i-account di atas sampai dengan tahun 2020, alokasi dana transfer

di Kaltara menjadi sumber pendapatan daerah yang paling utama dalam rangka

melaksanakan pembangunan daerahnya. Hal ini ditunjukkan dengan sangat besarnya

proporsi komponen pendapatan transfer bila dibandingkan dengan PAD terhadap total

pendapatan dari Pemda regional Kaltara.

4.2 PENDAPATAN DAERAHTabel 4.2

Agregat Pendapatan APBD Kaltara Tahun 2018-2020 (miliar Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 95: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202061

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Secara nominal realisasi pendapatan APBD di regional Kaltara tahun 2020 mengalami

penurunan sebesar 1,34 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Apabila

dilihat dari sisi persentase realisasi pendapatan terhadap estimasi pendapatan mengalami

peningkatan dari 95,73 persen di 2019 menjadi 96,18 persen di 2020. Total pendapatan

yang diterima oleh seluruh Pemda baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota mencapai

Rp8,07 triliun atau 96,18 persen dari estimasi pendapatan.

Apabila ditinjau lebih rinci, hampir semua realisasi komponen pendapatan daerah regional

Kaltara mengalami penurunan bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada

tahun 2019. Penurunan realisasi terbesar terjadi pada komponen pendapatan transfer

sebesar Rp390,52 miliar. Berbanding terbalik dengan mayoritas komponen pendapatan

ABPD yang mengalami penurunan, komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar Rp380,93 miliar atau

mengalami kenaikan 378,36 persen bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya

sebesar Rp100,68 miliar.

4.2.1 Dana Transfer/Perimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka mendanai

pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus,

dan dana penyesuaian.

4.2.1.1 Dana Transfer Umum

a. Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum merupakan salah satu transfer dana Pemerintah kepada

pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan

dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU bersifat Block

Grant yang berarti penggunaan diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas

dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah.Tabel 4.3

Alokasi dan Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2018-2020 (miliar Rp)

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Page 96: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202062

Berdasarkan tabel 4.3, regional Kaltara mendapatkan alokasi DAU sebesar

Rp3.736,44 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp136,62 miliar atau 3,53 persen

bila dibandingkan dengan alokasi pada tahun 2019. Penurunan alokasi tersebut

merupakan respon fiskal Pemerintah Pusat dalam rangka mendukung pendanaan

penanganan Covid-19 secara terpusat dan terkoordinasi, dimana alokasi DAU

disesuaikan berdasarkan kapasitas fiskal masing-masing pemda. Besaran realisasi

DAU pada tahun 2020 mencapai Rp 3.728,06 atau 99,78 persen dari alokasi.

b. Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan

bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan vertikal antara pusat dan daerah dengan

memperhatikan potensi daerah penghasil. Penyaluran DBH berdasarkan realisasi

penerimaan tahun anggaran berjalan (Pasal 23 UU 33/2004).

Struktur DBH terbagi menjadi 2 (dua), yaitu DBH Pajak dan DBH Sumber Daya

Alam. DBH Pajak sendiri terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan,

dan Cukai Hasil Tembakau (CHT). Sedagkan DBH sumber daya alam meliputi

kehutanan, mineral dan batu bara (Minerba), minyak bumi dan gas bumi, pengusahaan

panas bumi dan perikanan. Berikut ini besaran data DBH di wilayah Kaltara.Tabel 4.4

Alokasi dan Realisasi Dana Bagi Hasil Per Jenis Tahun 2018-2020 (miliar Rp)

Pada tabel 4.4 dapat diketahui untuk wilayah Kaltara DBH SDA Mineral dan Batubara

merupakan pendapatan DBH terbesar dengan kontribusi terhadap total pendapatan

DBH mencapai 48,91 persen pada tahun 2019 dan mengalami peningkatan menjadi

53,68 persen pada tahun 2020. Walaupun nominal realisasi mengalami penurunan

sebesar Rp69,4 miliar atau setara 9,37 persen, namun secara persentase terhadap

alokasi terdapat kenaikan yang dipengaruhi oleh kebijakan relaksasi penyaluran

DBH untuk mendukung kegiatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di daerah.

Sumber: Aplikasi SIMTRADA

Page 97: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202063

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

4.2.1.2 DanaTransfer Khusus

a. Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) adalah dana yang dialokasikan dalam APBN

kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai Kegiatan khusus

fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Menurut

kegunaannya, DAK Fisik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu DAK Fisik Reguler, DAK

Fisik Penugasan dan DAK Fisik Afirmasi, dan terdiri dalam 16 bidang yaitu pendidikan,

kesehatan dan keluarga berencana, perumahan dan permukiman, industri kecil

dan menengah, pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, jalan, air minum,

sanitasi, irigasi, pasar, lingkungan hidup dan kehutanan, transportasi perdesaan,

transportasi laut, dan sosial. pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, pe-

rumahan dan permukiman, industri kecil dan menengah, pertanian, kelautan dan

perikanan, pariwisata, jalan, air minum, sanitasi, irigasi, pasar, lingkungan hidup

dan kehutanan, transportasi perdesaan, transportasi laut, dan sosial.

Seiring dengan meluasnya dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah Pusat melalui

Kementerian Keuangan menerbitkan PMK Nomor 76/PMK.07/2020 tentang

Pengelolaan Cadangan Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020. Hal

tersebut memberikan dampak meningkatnya alokasi DAK Fisik di Kaltara secara

agregat. Tujuan dari masing-masing DAK Fisik tersebut adalah sebagai berikut:

1. DAK Fisik Reguler, diarahkan untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan

masyarakat melalui pemenuhan pelayanan dasar dan pemerataan ekonomi.

2. DAK Fisik Penugasan, diarahkan untuk mendukung pencapaian prioritas

nasional yang menjadi kewenangan daerah dengan lingkup kegiatan spesifik

dan lokasi prioritas tertentu.

3. DAK Fisik Afirmasi, diarahkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur

dan pelayanan dasar pada lokasi prioritas yang termasuk kategori daerah

perbatasan, kepulauan, tertinggal dan transmigrasi (Area/Spatial Based).

4. Cadangan DAK Fisik, Dana Alokasi Khusus Fisik yang dialokasikan sebagai

bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat dampak pandemi

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Page 98: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202064

Tabel 4.5Alokasi dan Realisasi DAK Fisik per Daerah Tahun 2018-2020 (miliar Rp)

Wilayah Kaltara pada tahun 2020 mendapatkan alokasi DAK Fisik yang terdiri dari 3

jenis dan 92 Bidang dengan besaran nilai Rp612,72 miliar. Alokasi tersebut hingga

akhir Desember 2020 tersalurkan sebesar Rp595,81 miliar atau sebesar 97,23

persen. Penyaluran DAK Fisik pada periode ini mengalami peningkatan secara

persentase dari alokasi yang tersedia dibandingkan tahun 2019 diseluruh pemda

di regional Kaltara.

Di awal tahun 2020, ketentuan penyaluran DAK Fisik berpedoman pada PMK Nomor

130/PMK.07/2020 Tentang Pengelolaan DAK Fisik dimana mekanisme penyaluran

dilakukan secara bertahap dan sekaligus. Penyaluran secara sekaligus dapat

dilakukan atas alokasi DAK Fisik dengan nilai sampai dengan Rp1.000.000.000

serta berdasarkan rekomendasi. Untuk penyaluran bertahap terdapat 70 bidang/

subbidang, sekaligus rekomendasi terdapat 26 bidang/subbidang, sedangkan untuk

penyaluran sekaligus terdapat 7 (tujuh) bidang/subbidang. Sebagai respon atas

dampak pandemi Covid-19, pada bulan Agustus tahun 2020, Pemerintah menetapkan

PMK Nomor 101/PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan Penggunaan Transfer ke

Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 untuk Mendukung Penanganan

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional

yang mengatur relaksasi syarat penyaluran DAK Fisik agar segera dapat

mendukung kegiatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di daerah.

Seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19, Pemerintah menerbitkan Perpres

72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2020 Tentang

Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2020

untuk menjaga kualitas dan kesinambungan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Tahun Anggaran 2020 dalam rangka pemenuhan kebutuhan penanganan

pandemi Covid-19. Dengan terbitnya Perpres tersebut, ditindak lanjuti Kementerian

Keuangan dengan menerbitkan PMK Nomor 77/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Page 99: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202065

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Cadangan Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020. Hal tersebut

memberikan dampak meningkatnya alokasi DAK Fisik di Kalimantan Utara secara

agregat.Tabel 4.6

Alokasi dan Realisasi Cadangan DAK Fisik Tahun 2020

Pada periode pelaporan, alokasi DAK Fisik di Kaltara telah disalurkan seluruhnya

pada 6 (enam) pemda di wilayah Kaltara. Namun, pada penyaluran Cadangan DAK

Fisik masih terdapat 3 bidang yang mengalami gagal salur yaitu bidang pertanian,

bidang perumahan dan permukiman, serta bidang sanitasi di Kabupaten Tana Tidung.

Berdasarkan hasil konfirmasi dengan pihak Pemkab Tana Tidung, alokasi yang gagal

salur tersebut dikarenakan pelaksanaan kegiatan dari 3 bidang tersebut memerlukan

pembiayaan yang menggunakan Dana pendamping kegiatan DAK sehingga

Pemkab Tana Tidung diharuskan untuk menganggarkan kembali dengan penetapan

APBD Perubahan Kabupaten Tana Tidung. Sampai dengan batas waktu yang telah

ditetapkan (30 September 2020) Pemkab Tana Tidung tidak dapat mengunggah

dokumen persyaratan salur DAK Fisik sehingga untuk 3 bidang Cadangan DAK

Fisik tersebut tidak dapat disalurkan.Tabel 4.7

Alokasi Cadangan DAK Fisik Gagal Salur 2020

b. Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik

Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik) adalah dana yang dialokasikan

dalam APBN kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai Kegiatan

khusus non fisik yang merupakan urusan daerah. Tabel 4.8

Alokasi dan Realisasi DAK Non Fisik 2018-2020 (Miliar Rp)

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Sumber: Aplikasi SIMTRADA (diolah)

Page 100: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202066

Kinerja penyaluran Dana dan Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus serta

Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS pada tahun 2020 mencapai Rp162,65

miliar sehingga melampaui alokasinya yang tercatat sebesar Rp159,37 miliar.

Penyaluran TPG dan Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus yang

melampaui alokasi berasal dari Pemkab Malinau sebesar 105,83 persen dari alokasi

dan Pemkab Nunukan sebesar 102,21 persen dari alokasi. Sedangkan kelebihan

penyaluran pada Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS berasal dari penyaluran

pada Pemprov Kaltara dan Pemkab Malinau masing-masing sebesar 128,88 persen

dan 115,13 persen dari alokasi. Kelebihan penyaluran pada jenis DAK Non Fisik

tersebut disebabkan adanya penyaluran Dana Cadangan sebagai konsekuensi

penghentian penyaluran di Tahun 2019 karena dana di RKUD masih mencukupi

untuk dibayarkan.

Pada tahun 2020 DAK Non Fisik mengalami penurunan alokasi sebesar 1,04 persen

atau sebesar Rp4,81 miliar. Dari keseluruhan jenis DAK Non Fisik hanya BOS,

BOK, dan BOKB yang mengalami peningkatan alokasi. Kenaikan realisasi terbesar

terjadi pada akun Dana BOK dan BOKB dengan kenaikan sebesar Rp45,76 miliar

atau mengalami growth sebesar 71,93 persen. Peningkatan Dana BOK dan BOKB

sesuai dengan prioritas Pemerintah dalam mengantisipasi dampak yang disebabkan

oleh Covid-19.

4.2.1.3 Analisis Ruang FiskalRuang fiskal merupakan pengurangan antara

total pendapatan dengan dana alokasi yang

bersifat earmarked (DAK, hibah, dana

penyesuaian dan otsus, dan dana darurat) dan

belanja wajib (belanja pegawai dan belanja

barang yang mengikat). Ruang fiskal

mencerminkan ketersediaan ruang gerak

pemerintah daerah untuk menyediakan alokasi belanja sesuai arah pembangunan

Keterangan:6541: Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (TPG) dan Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus6542: Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS6543: Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)6547: Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana(BOKB)6548: Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Ketenagakerjaan, dan Kependudukan6549: Dana Bantuan Operasional Penyelanggaraan-Pendidikan Anak Usia Dini

Grafik 4.1 Rasio Ruang Fiskal terhadap Pendapatan Kaltara 2020

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 101: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202067

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

tanpa mengganggu solvabilitas fiskal atau harus mengorbankan belanja wajib berupa

belanja pegawai.

Secara rata-rata, rasio ruang fiskal tahun 2020 untuk Provinsi Kaltara adalah 49,34

Persen. Rasio ruang fiskal tertinggi tercatat pada Pemprov Kaltara sebesar 61,2 persen.

Rasio terendah tercatat pada Pemkot Tarakan yang hanya mencapai 40,82 persen.

Rendahnya rasio ruang fiskal pada Pemkot Tarakan mengindikasikan APBD lebih banyak

dibebani untuk membiayai belanja wajib. Hal tersebut dapat berpengaruh pada alokasi

belanja untuk membiayai pembangunan karena kekhawatiran terganggunya solvabilitas

fiskal. Sedangkan untuk Pemprov Kaltara yang mencatatkan rasio ruang fiskal tinggi,

ruang fiskal yang relatif besar ini disebabkan oleh relatif kecilnya porsi belanja pegawai

(≤ 30%). Rasio ruang fiskal yang relatif tinggi di Kaltara mengindikasikan adanya upaya

seluruh Pemda untuk memprioritaskan belanja APBD pada sektor-sektor yang dapat

menstimulus perekonomian regional. Selain itu, adanya kewajiban Pemda di tahun

2020 untuk melakukan rasionalisasi belanja pegawai dalam rangka mendukung

pendanaan kegiatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi turut mendorong

angka rasio ruang fiskal berada pada kondisi yang cukup ideal.

4.2.1.4 Analisis Komparatif Dana Transfer/Perimbangan Tren Alokasi Dana

Transfer Terhadap Indikator FiskalTabel 4.9

Alokasi Cadangan DAK Fisik Gagal Salur 2020

Peningkatan alokasi dana transfer yang diikuti dengan pengoptimalan fungsi

desentralisasi fiskal pada Pemerintah Daerah diharapkan dapat membawakan multiplier

effect bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, yang secara tidak langsung dapat

meningkatkan kualitas layanan publik oleh Pemda.

Alokasi dana transfer regional Kaltara tahun 2020 sebesar Rp6,94 triliun,

tercatat mengalami penurunan sebesar 6,44 persen dampak pengalihan pendanaan

penanganan dampak pandemi Covid-19 secara terpusat. Meskipun mengalami

penurunan, penggunaan alokasi dana transfer tetap difokuskan sebagai instrumen

Sumber: BPS Prov. Kaltara, LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 102: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202068

utama untuk melindungi masyarakat yang rentan terimbas dampak pandemi

Covid-19 di daerah. Berdasarkan tabel 4.9, beberapa indikator fiskal seperti Laju

Pertumbuhan Ekonomi, PDRB, dan Indeks Pembangunan Manusia mengalami

penurunan sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka dan Jumlah Penduduk Miskin

semakin meningkat. Hanya Gini Ratio yang masih stagnan bila dibandingkan dengan

data pada tahun 2019. Penurunan kinerja pada beberapa indikator fiskal ini merupakan

dampak yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang diumumkan kasus pertamanya

oleh Pemerintah pada bulan Maret 2020. Namun demikian, sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya bahwa peran dari dana transfer yang cukup besar dalam

memberikan stimulus bagi perekonomian di masa pandemi, berpengaruh positif

terhadap laju pertumbuhan ekonomi regional Kaltara yang meskipun mengalami

kontraksi namun masih relatif lebih baik dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi

nasional dan provinsi lain di Pulau Kalimantan.

4.2.2 Pendapatan Asli Daerah

4.2.2.1 Rasio Kemandirian Daerah

Rasio PAD terhadap pendapatan menunjukkan tingkat kemandirian keuangan suatu

daerah dalam rangka menjalankan tugas-tugas kepemerintahannya. Kontribusi PAD

terhadap total pendapatan di masing-masing pemda menunjukkan angka yang cukup

bervariasi. Kontribusi PAD yang cukup besar tercatat pada Pemprov Kaltara, yang

dipengaruhi oleh tingginya kontribusi pendapatan dari pajak kendaraan bermotor yang

memang hanya dikelola oleh Pemprov Kaltara.

Di tingkat Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Kaltara yang mencatatkan rasio kontribusi

PAD terhadap pendapatannya tertinggi adalah Pemkab Bulungan. Kontribusi PAD atas

Pendapatan yang cukup tinggi pada Pemkab Bulungan tersebut masih disumbangkan

Grafik 4.2 Rasio PAD terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020

Grafik 4.3 Rasio Dana Transfer terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 103: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202069

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

oleh penerimaan komponen Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

seiring dengan masih tingginya transaksi jual/beli tanah dan/atau gedung bangunan

di wilayah administrasi Pemkab Bulungan yang didorong oleh rencana pembentukan

Daerah Otonomi Baru Kota Tanjung Selor.

Selain dari sisi PAD, tingkat kemandirian daerah dapat juga dilihat dari sisi pendapatan

transfer yang diterima oleh pemda terkait. Pada periode 2019-2020, rata-rata rasio dana

transfer terhadap pendapatan daerah di Kaltara berada di atas 70 persen pada seluruh

Pemda. Angka rasio yang tercatat pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan

tahun 2019 seiring dengan menurunnya alokasi TKDD tahun 2020 sebagai respon fiskal

Pemerintah melalui refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan pandemi

Covid-19. Rasio dana transfer terhadap pendapatan daerah yang cukup tinggi di Kaltara

mengindikasikan pembiayaan belanja daerah masih bergantung pada pemerintah pusat,

sehingga langkah-langkah intensifikasi PAD melalui optimalisasi potensi-potensi sumber

daya yang dimiliki baik yang telah atau akan dilakukan Pemda, tentunya akan mampu

meningkatkan kemampuan fiskal Pemda untuk mendanai program prioritas yang dapat

mendorong tumbuhnya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kaltara.

4.2.3 Pendapatan Lain-LainSelain dari komponen PAD dan pendapatan

transfer, sumber pendapatan daerah juga berasal

dari Lain-lain PAD Yang Sah (LLPADYS)

Mayoritas sumber pendapatan Komponen

LLPADYS berasal dari Pendapatan BLUD.

Permintaan layanan kesehatan oleh masyarat

yang meningkat dimasa pandemi, mendorong

tumbuhnya realisasi pendapatan BLUD di Kaltara. Berbeda dengan pemda lainnya

di Kaltara, rasio LLPADYS terhadap pendapatan daerah tahun 2020 di Tana Tidung

dan Tarakan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019. Hal ini dipengaruhi

oleh sumber pendapatan terbesar komponen LLPADYS pada kedua pemda tersebut

tidak berasal dari pendapatan BLUD karena belum terdapat OPD yang menerapkan

PPK BLU. Pendapatan atas jasa yang diperoleh unit penyelenggara kesehatan pada

Pemda Tana Tidung dan Tarakan tercatat pada komponen PAD yaitu retribusi daerah.

Grafik 4.4 Rasio LLPADYS terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 104: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202070

4.3 BELANJA DAERAH

4.3.1 Rincian Belanja Daerah Menurut Jenis BelanjaTabel 4.10

Agregat Belanja per Jenis Belanja APBD Kaltara Tahun 2018-2020 (juta Rp)

Anggaran belanja yang dialokasikan oleh Pemda lingkup Provinsi Kaltara pada tahun

2020 secara agregat meningkat sebesar 2,85 persen dari anggaran belanja tahun 2019.

Berdasarkan tabel 4.10, kenaikan yang sangat signifikan terjadi pada komponen belanja

tidak terduga dengan kenaikan 1.321,07 persen bila dibandingkan dengan alokasi

pada tahun 2019. Sebaliknya, komponen belanja modal mengalami penurunan alokasi

ditengah upaya pemerintah pusat mendorong pembangunan infrastruktur yang

dicantumkan kedalam salah satu 5 prioritas nasional pada tahun 2020. Hal tersebut

terjadi dikarenakan adanya Pandemi Covid-19 yang mengharuskan pemerintah untuk

mengambil langkah yang cepat dan extraordinary dalam menangani dampak yang

ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19. Langkah tersebut Salah satunya, melakukan

refocusing penggunaan alokasi belanja yang diutamakan untuk belanja kesehatan serta

penanganan dampak Pandemi Covid-19 yang dapat membahayakan perekonomian

dan/atau stabilitas sistem keuangan.

Total Belanja dan Transfer APBD Pemda lingkup Kaltara pada tahun 2020 adalah sebesar

Rp8,38 triliun dengan rincian Rp7,19 triliun untuk belanja dan Rp1,19 triliun untuk transfer.

Total belanja dan transfer ini meningkat bila dibanding tahun 2019. Porsi terbesar belanja

APBD di tahun 2020 tercatat pada Belanja Operasi sebesar Rp 5,47 triliun atau 76,08

persen dari total belanja, sedangkan belanja modal hanya tercatat sebesar Rp 1,64 triliun

atau 22,67 persen dari total belanja.

Sampai dengan akhir tahun 2020 tingkat penyerapan belanja APBD mencapai 92,05

persen, meningkat signifikan dibandingkan penyerapan di tahun 2019 yang tercatat

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 105: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202071

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

sebesar 87,93 persen. Kondisi ini tentunya sangat dipengaruhi oleh upaya seluruh pemda

untuk menjadikan APBD sebagai instrumen utama dalam rangka pengendalian Covid-19

serta menstimulus ekonomi daerah agar dapat segera pulih. Pada jenis belanja Bantuan

Sosial (Bansos) meskipun tingkat penyerapannya masih belum ideal yaitu sebesar 57,28

persen dari alokasi, namun nominal realisasinya yang meningkat signifikan dibandingkan

tahun 2018 dan 2019 menunjukkan peran penting insentif perlindungan sosial untuk

mengurangi tekanan dampak Covid-19 bagi masyarakat yang rentan di Kaltara. Untuk

memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait belanja APBD di Provinsi Kaltara,

kami akan bahas lebih rinci pada subbab berikutnya yaitu, subbab Analisis Kinerja

Pengelolaan Keuangan Daerah.

4.4 Perkembangan BLU Daerah

4.4.1 Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah

Sampai dengan akhir tahun 2020, terdapat 5 (lima) BLUD yang ada di wilayah Provinsi

Kaltara dan seluruhnya bergerak di bidang layanan kesehatan berbentuk RSUD. Jumlah

RSUD yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU di Provinsi Kaltara dikelola

oleh 5 (lima) Pemda yaitu, Pemprov Kaltara, Pemkab Bulungan, Pemkab Malinau,

Pemkab Nunukan, dan Pemkot Tarakan. Selain dari 5 pemda tersebut, Pemkab Tana

Tidung juga sudah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU pada salah satu

fasyankes dan sampai dengan disusunnya kajian ini berdasarkan informasi yang diterima

masih dalam proses untuk peningkatan tipe/jenis instansi menjadi RSUD sebagai satker

BLUD.Tabel 4.11

Profil BLUD Regional Kaltara 2018-2020 (Juta Rp)

4.4.2 Perkembangan Pengelolaan Aset, Pagu dari APBD dan Pagu dari Pendapatan BLU

Tabel 4.12Perkembangan Aset BLUD Regional Kaltara 2018-2020 (Juta Rp)

Sumber: RSUD BLUD se-Kaltara

Sumber: RSUD BLUD se-Kaltara

Page 106: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202072

Berdasarkan tabel 4.12, hanya RSUD Malinau yang mengalami penurunan aset bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut diasumsikan karena

pencatatan penyusutan pada sistem akuntansinya. Selain itu, penyusutan yang

mengurangi nilai aset tercatat tidak hanya penyusutan selama tahun 2020 saja melainkan

juga merupakan akumulasi penyusutan dari tahun-tahun sebelumnya yang belum

tercatat. Sedangkan peningkatan aset pada 4 (empat) RSUD lainnya dikarenakan adanya

pengadaan alat-alat kesehatan penanganan Covid-19 serta penambahan ruangan

isolasi bagi pasien positif Covid-19. Peningkatan nilai aset dapat juga dipengaruhi oleh

belanja yang mengakibatkan penambahan masa manfaat suatu aset, seperti renovasi

gedung, pemeliharaan alat kesehatan, dan sebagainya.

Selaras dengan kebijakan pemerintah terkait realokasi belanja pemerintah yang

difokuskan pada belanja Kesehatan dalam rangka penanganan dampak Covid-19.

Terlihat pada tabel 4.13 dana yang bersumber dari APBD mengalami peningkatan pada

hampir semua BLUD kecuali RSUD dr. H. Soemarno S. Bulungan.Tabel 4.13

Perkembangan Pagu dari APBD dan Pagu dari Pendapatan BLUD 2018-2020 (Juta Rp)

4.4.3 Analisis Legal

Penerapan pola pengelolaan BLU di semua BLUD di Kaltara sudah berlandaskan pada

peraturan kepala daerah. Pengaturan terkait SDM, Tata Kelola dan Pengendalian telah

ditetapkan, baik berupa peraturan kepala daerah ataupun peraturan yang diterbitkan

oleh pemimpin BLUD. Meskipun demikian, masih terdapat BLUD yang baru terbentuk

pada tahun 2020 yaitu RSU Kota Tarakan dimana implementasi pola pengelolaan

keuangan BLU tentunya masih akan terus melakukan pemenuhan terhadap aspek-

aspek legal.

4.5 Surplus/Defisit APBD

4.5.1 Perkembangan Surplus/Defisit APBD

4.5.1.1 Rasio Surplus/Defisit Terhadap Pendapatan

Secara agregat, pada tahun 2020 regional Kalimantan Utara mengalami kondisi defisit

Sumber: RSUD BLUD se-Kaltara

Page 107: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202073

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

sebesar Rp306,39 miliar. Berbeda dengan tahun 2019, dimana mayoritas daerah

mengalami kondisi surplus, pada tahun 2020 mayoritas daerah justru mengalami defisit.

Rasio surplus hanya tercatat di Pemkab Malinau

dan Pemkab Nunukan pada tahun 2020. Daerah

dengan defisit terbesar tercatat pada Pemprov

Kaltara dengan defisit sebesar Rp251,6 miliar.

Kondisi defisit pada mayoritas pemda

regional Kaltara merupakan imbas dari

menurunnya seluruh komponen pendapatan

daerah, namun disaat yang sama realisasi belanja meningkat signifikan sebagai upaya

percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 dan stimulus pemulihan ekonomi

daerah.

4.6 Pembiayaan

4.6.1 Pembiayaan Daerah

4.6.1.1 Rasio SiLPA/SiKPA terhadap Belanja

Rasio ini diperlukan untuk mengetahui proporsi

belanja atau kegiatan yang tidak digunakan

dengan efektif oleh pemerintah daerah. SiLPA

lingkup Provinsi Kaltara pada tahun 2020

mencapai Rp399,75 miliar atau naik sebesar

45,34 persen dibandingkan tahun 2019. Apabila

dirinci per pemda, 6 (enam) pemda atau seluruh

pemda di Kaltara memiliki SILPA di tahun 2020. Faktor penyebab terjadinya SiLPA

dapat terjadi sejak proses penganggaran hingga pelaksanaan anggaran. Dari sisi

penganggaran, SiLPA terjadi karena kesenjangan anggaran (budgetary slack) baik di

sisi pendapatan yang terlalu rendah maupun belanja yang terlalu tinggi. Pada kasus ini,

penerimaan pembiayaan yang direncakan lebih besar sehingga terjadi SiLPA Positif pada

mayoritas pemda regional Kaltara. Lain halnya dengan Pemkab Malinau dan Pemkab

Nunukan dimana surplus sebagai pos utama yang berkontribusi terhadap munculnya

SiLPA.

Pada tahun 2020, rata-rata rasio di Provinsi Kaltara mengalami penurunan yang cukup

Grafik 4.5 Rasio Surplus/Defisit terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018-2020

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Grafik 4.6 Rasio SILPA/SIKPA terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2018-2020

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 108: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202074

signifikan dari sebesar 10.3 persen menjadi 5,8 persen di tahun 2020. Penurunan rasio

SiLPA secara agregat pada tahun 2020 mengindikasikan semakin bagusnya kualitas

perencanaan pemerintah daerah dan/atau penyerapan belanja yang dilakukan

pemerintah daerah semakin optimal.

4.6.1.2 Keseimbangan Primer [Pendapatan - (Belanja-Belanja Bunga)]

Pada tahun 2020 keseimbangan primer yang terendah tercatat pada Pemkot Tarakan.

Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan pada realisasi belanja yang tidak diimbangi

dengan peningkatan pada sisi pendapatan sehingga masih belum mampu menutupi

seluruh belanja.Dapat dilihat pada Grafik 4.9 bahwa pada tahun

2020 hampir seluruh Pemda di Provinsi

Kaltara kecuali Pemkot Tarakan menunjukkan

keseimbangan primer positif. Terlihat dari grafik

4.9 Pemkab Nunukan membentuk tren

peningkatan keseimbangan primer sejak tahun

2018. Hal tersebut dikarenakan adanya

peningkatan realisasi pendapatan dari Pemkab Nunukan sejak tahun 2018 hingga tahun

2020. Tercatat peningkatan realisasi pendapatan yang paling signifikan pada komponen

Pendapatan Asli Daerah terutama pada pos Pajak Daerah dan LLPADYS.

4.6.1.3 Keseimbangan Umum

Keseimbangan umum digunakan untuk mengetahui kebijakan fiskal yang diterapkan

Pemerintah Daerah bersifat Ekspansif atau Kontraktif. Apabila Surplus, maka hal itu

menunjukan terdapat sumber pendapatan yang dapat digerakan dari ekonomi dan

APBD memiliki kapasitas untuk menghambat inflasi dan mengurangi defisit berjalan. Tabel 4.14

Keseimbangan Umum APBD Kaltara Tahun 2020 (Rp)

Dalam hal surplus, maka kebijakan bersifat kontraktif. Dan sebaliknya, apabila defisit,

maka kebijakan bersifat ekspansif untuk menggerakan ekonomi, mengatasi resesi

Grafik 4.7 Keseimbangan Primer Kaltara Tahun 2018-2020 (Miliar Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 109: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202075

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

ekonomi, namun harus dicermati bahwa defisit yang tidak terkendali dapat menyebabkan

default terhadap pembayaran utang dalam menutup defisit.

4.7 Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

4.7.1 Analisis Horizontal dan Vertikal

4.7.1.1 Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis untuk membandingkan angka-angka dalam

satu laporan realisasi antar pemda dalam satu regional (Provinsi). Kinerja realisasi PAD

berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan capaian yang menggembirakan pada sebagian

besar Pemda di Kaltara, bahkan terdapat 4 (empat) Pemda dengan capaian realisasi

yang melebihi 100 persen dari target yang ditetapkan. Capaian tertinggi tercatat di

Kabupaten Bulungan yang mencapai 137,40 persen, berbanding terbalik dengan

realisasi pada Kabupaten Tana Tidung yang hanya mencapai 46,16 persen.

Selanjutnya, kinerja pemda realisasi belanja modal yang tersaji pada tabel 4.16,

menunjukkan capaian tingkat penyerapan pada tahun 2020 yang relatif ideal dan

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019. Terdapat 3 (tiga) Pemda yang

konsisten dalam peningkatan capaian realisasi belanja modal dari tahun ke tahun,

yaitu Pemprov Kaltara, Pemkab Bulungan, dan Pemkab Tana Tidung. Untuk Pemkab

Bulungan serapan belanja modal dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 selalu

di atas 90 persen. Sedangkan tingkat penyerapan tahun 2020 sebesar 88,65 persen

pada Pemkot Tarakan, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan

periode 2018-2019 yang selalu dibawah 70 persen. Pemkot Tarakan mengalami

peningkatan yang cukup signifikan pada capaian realisasi pada tahun 2020 sebesar

88,65 persen dimana capaian pada tahun 2018 dan 2019 selalu dibawah 70 persen.

4.7.1.2 Analisis Vertikal

a. Rasio Belanja Modal tehadap Total Belanja

Secara agregat, rasio belanja modal terhadap total belanja tahun 2020 di Provinsi

Tabel 4.15Realisasi PAD Kaltara Tahun 2020 (Rp)

Tabel 4.16Realisasi Belanja Modal Pemda Lingkup Kaltara Tahun 2020 (Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 110: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202076

Kaltara sebesar 22,8 persen, naik dari 23,2 persen pada 2019. Dari 6 (enam) Pemda

lingkup Kaltara, hanya Pemprov Kaltara, Pemkot Tarakan, dan Pemkab Tana Tidung

yang rasio belanja modal terhadap total belanja mampu melebihi rasio agregat

regional Kaltara. Sedangkan Pemkab Bulungan, Pemkab Malinau, dan Pemkab

Nunukan besaran dari rasio belanja modal terhadap total belanja nya masih dibawah

rasio agregat regional Kaltara. Rasio belanja modal terhadap total belanja yang

tertinggi tercatat di Pemkab Tana Tidung yang mencapai 28,4 persen. Sedangkan

rasio yang terendah tercatat pada Pemkab Malinau yang hanya 13,6 persen.

Sebagai catatan, besaran belanja modal

APBD yang terealisasi di tahun 2020

sebenarnya tidak sepenuhnya untuk

membiayai pembangunan di tahun 2020.

Hal tersebut dikarenakan di beberapa

pemda APBD tahun 2020-nya juga

digunakan untuk membayar hutang biaya

pembangunan di tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan rasio belanja modal

mengalami perbaikan dalam 3 tahun terakhir, menunjukkan upaya pemda di Kaltara

untuk meningkatkan alokasi belanja pada sektor-sektor produktif dan mempunyai

daya ungkit yang lebih besar bagi perekonomian Kaltara. Penurunan rasio ditahun

2020, merupakan dampak penyesuaian APBD dalam rangka penanganan dampak

pandemi Covid-19 melalui rasionalisasi Belanja Modal hingga 50 persen.

b. Rasio Belanja Pegawai terhadap Total BelanjaSecara agregat, rasio belanja pegawai

terhadap total belanja tahun 2020 di

Kaltara tercatat sebesar 35,45 persen. Rasio

belanja pegawai terhadap total belanja di

tahun 2020 yang tergolong sangat tinggi

tercatat di Pemkab Malinau (43,88%). Angka

tersebut mencerminakan bahwa hampir

dari setengah belanja APBD hanya dipergunakan untuk membiayai penghasilan

pegawai kota tersebut. Selanjutnya diikuti Pemkab Nunukan dengan besaran rasio

Grafik 4.8 Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2020 (Triliun Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Grafik 4.9 Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2020 (Triliun Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Page 111: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202077

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

43,07 persen dari total belanjannya. Sedangkan rasio terendah tercatat pada

Pemprov Kaltara dimana belanja pegawaihanya 23,74 persen. Rasio Belanja Pegawai

pada Pemprov Kaltara merupakan kondisi ideal yang semestinya dapat menjadi

benchmarking bagi kabupaten/kota lainnya di Kaltara.

4.7.2 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 120/PMK.07/2020 tentang Peta

Kapasitas Fiskal Daerah yang ditetapkan pada tanggal 31 Agustus 2020 memberikan

informasi yang memadai mengenai Kapasitas Fiskal seluruh Pemerintah Daerah.

Mengutip dari PMK tersebut, Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan

masing-masing daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi

dengan pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu.

Berdasarkan tabel 4.17, secara keseluruhan,

Indeks Kapasitas Fiskal Daerah di wilayah

Provinsi Kaltara terdapat tiga Pemda yang masuk

pada kategori “Sedang”, yaitu Kabupaten

Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kota Tarakan.

Sedangkan lainnya berada pada kategori

“Rendah” bahkan “Sangat Rendah”. Pengukuran

indeks kapasitas fiskal daerah dibagi dalam 2

(dua) kategori, yaitu kategori Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Peta kapasitas

fiskal dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan daerah penerima hibah,

penentuan besaran dana pendamping oleh pemerintah daerah, dan/atau penggunaan

lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4.8 Perkembangan Belanja Wajib Daerah

4.8.1 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Pasal 31 ayat (4) dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 49 ayat (1), alokasi anggaran untuk belanja Pendidikan minimal sebesar

20 persen dari APBD.

Berdasarkan grafik 4.13, terlihat pada tahun 2020 baik alokasi maupun realisasi belanja

Tabel 4.17Kapasitas Fiskal Daerah Kaltara Tahun 2020

Sumber: PMK Nomor 120/PMK.07/2020 (diolah)Keterangan:1.Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi • 0,277 ≤ IKFD < 0,546 (Rendah)2.Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kota/Kabupaten • IKFD < 0,517 (Sangat Rendah) • 0,517 ≤ IKFD < 0,747 (Rendah) • 0,747 ≤ IKFD < 1,168 (Sedang)

Page 112: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202078

sektor Pendidikan mengalami sedikit penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2019.

Penurunan alokasi belanja sektor Pendidikan

merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari

dikarenakan adanya realokasi anggaran

belanja yang difokuskan pada peningkatan

alokasi belanja kesehatan sebagai langkah

pemerintah dalam penanganan dan

pencegahan pandemi Covid-19. Apabila ditinjau

dari segi persentase alokasi belanja pendidikan terhadap APBD, regional Kaltara dari

tahun ke tahun memiliki alokasi belanja yang berada dibawah 20 persen dari APBD.

Apabila ditinjau dari perkembangan beberapa

indikator Pendidikan di regional Kaltara, sektor

pendidikan Kaltara menunjukkan

perkembangan yang progresif dari tahun ke

tahun seperti yang disajikan dalam tabel 4.18.Tabel 4.19

Alokasi dan Realisasi Capaian Output TKDD Bidang Pendidikan Kaltara Tahun 2018-2020 (Miliar Rp)

Apabila ditinjau lebih spesifik menurut sumber pendanaan belanja sektor pendidikan,

pada APBD, belanja sektor pendidikan tahun 2020 yang bersumber dari DAK Fisik

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2019. Alokasi DAK

Fisik bidang Pendidikan tahun 2020 di Kaltara menghasilkan sejumlah output diantaranya

Pembangunan Ruang Kelas Baru sebanyak 90 Unit, Rehabilitasi Ruang Kelas sebanyak

108 Unit, Pembangunan Perpustakaan Beserta Perabotnya sebanyak 1 Unit,

Pengembangan Bahan Perpustakaan Umum Provinsi dan Kabupaten/Kota sebanyak

1 Unit, Pembangunan Rumah Dinas Guru sebanyak 24 Unit, serta Penyediaan Sarana

dan Prasarana Belajar Lainnya.

Grafik 4.10 Pagu dan Realisasi Belanja Sektor Pendidikan 2018-2020 (Triliun Rp)

Sumber: LRA Per-fungsi Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Tabel 4.18Indikator Pendidikan Kaltara Tahun 2018-2020

Sumber: Dinas Pendidkan Provinsi Kaltara

Sumber: Aplikasi SIMTRADA dan OM SPAN (diolah)

Page 113: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202079

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Selain dari DAK Fisik, alokasi DAK Non Fisik untuk sektor Pendidikan ditujukan untuk

meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi dan pemberian Tunjangan Profesi Guru,

serta peningkatan efektivitas BOS menunjukkan capaian realisasi penyaluran yang lebih

baik dibanding tahun 2019 walaupun dari segi alokasi mengalami sedikit penurunan.

Adapun belanja pendidikan yang bersumber dari Dana Desa mengalami penurunan

yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2019. Hal tersebut disebabkan

oleh kebijakan Refocusing Penggunaan Dana Desa yang diutamakan pada penyaluran

Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa sebagai jaring pengaman sosial di desa yang

ditujukan kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa yang terdampak dari pandemi

Covid-19.

4.8.2 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan, telah diatur pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan yang menginstruksikan besar anggaran kesehatan Pemda dialokasikan

minimal 10 persen dari APBD. Hal ini ditunjukan pada grafik 4.14 bahwa

proporsi belanja kesehatan pemda terhadap APBD regional Kaltara dari tahun

ke tahun menunjukan peningkatan. Proporsi belanja kesehatan pemda regional

Kaltara juga telah memenuhi ketentuan yang daitur dalam Undang-Undang.

Peningkatan pada alokasi belanja kesehatan searah dengan fokus pemerintah

dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari alokasi belanja

sektor kesehatan yang mengalami peningkatan pada tahun 2020 dari Rp1,15 triliun

di tahun 2019 menjadi Rp1,23 triliun di tahun 2020 Dampak dari peningkatan alokasi

belanja sektor kesehatan dapat dilihat dari perkembangan indikator Usia Harapan

Hidup yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Grafik 4.11 Pagu dan Realisasi Belanja Sektor Kesehatan 2018-2020 (Triliun Rp)

Sumber: LRA Per-fungsi Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara

Tabel 4.20Usia Harapan Hidup Regional Kaltara 2018-

2020

Page 114: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202080

Tabel 4.21Alokasi dan Realisasi Capaian Output TKDD Bidang Kesehatan Kaltara Tahun 2018-2020 (Miliar Rp)

Apabila ditinjau lebih spesifik menurut sumber pendanaan belanja sektor kesehatan,

pada APBD alokasi DAK Fisik serta DAK Non Fisik bidang kesehatan tahun 2020

mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan tahun 2019. Beberapa output

yang dihasilkan dari pelaksanaan DAK Fisik bidang Kesehatan pada tahun

2020 antara lain: Pengadaan Alat Kesehatan sebanyak 50 Unit, Rehabilitasi

Labkesda sebanyak 3 Unit, Penyediaan Obat dan BMHP sebanyak 8 Paket,

Pengadaan Alat Kesehatan Ruang Isolasi Covid-19 sebanyak 100 Unit, serta

penyediaan sarana dan prasarana kesehatan lainnya. Selain dari DAK Fisik, alokasi

DAK Non Fisik pada bidang kesehatan juga mengalami kenaikan dengan target

peningkatan efektivitas BOK dan BOKB. Selain DAK Fisik, alokasi DAK Non Fisik bidang

kesehatan tahun 2020 juga difokuskan untuk kegiatan penanganan Covid-19.

Dalam upaya mengurangi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan pandemi

Covid-19, pemerintah mengalokasikan cadangan DAK Fisik dimana prioritas

pelaksanaannya ditujukan untuk memberdayakan tenaga kerja dan bahan baku lokal.

Terdapat alokasi Cadangan DAK Fisik pada sektor Kesehatan di Kabupaten Tana Tidung,

namun sampai dengan akhir tahun 2020 tidak dapat disalurkan dikarenakan adanya

permasalahan administratif dalam proses revisi alokasi dalam Daftar Pelaksanaan

Anggaran (DPA) OPD teknis pelaksana kegiatan.

Sumber: Aplikasi SIMTRADA dan OM SPAN (diolah)

Page 115: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202081

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Sementara belanja sektor kesehatan yang bersumber dari Dana Desa juga mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun 2019. Hal tersebut juga disebabkan oleh kebijakan

refocusing penggunaan Dana Desa yang diutamakan pada penyaluran Bantuan

Langsung Tunai (BLT) Desa sebagai jaring pengaman sosial di desa yang ditujukan

kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa yang terdampak pandemi Covid-19.

4.8.3 Belanja Infrastruktur DaerahPenyesuaian pada postur APBD Tahun 2020

melalui rasionalisasi pendapatan dan belanja

dalam rangka mendukung pelaksanaan

kebijakan refocusing dan realokasi anggaran

dalam rangka pencegahan dan penanganan

Covid-19 di daerah. Komponen belanja modal

yang dirasionalisasi hingga mencapai 50

persen sebagaimana ketentuan, berdampak

pada alokasi belanja infrastruktur yang mengalami penurunan dari Rp1,41 triliun di tahun

2019 menjadi Rp1,20 triliun di tahun 2020.Tabel 4.22

Alokasi dan Realisasi Capaian Output TKDD Bidang Infrastruktur Kaltara Tahun 2018-2020 (Miliar Rp)

Grafik 4.12 Pagu dan Realisasi Belanja Sektor Infrastruktur 2018-2020 (Triliun Rp)

Sumber: LRA Per-fungsi Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Sumber: Aplikasi SIMTRADA dan OM SPAN (diolah)

Page 116: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202082

Apabila ditinjau lebih dalam pada belanja infrastruktur tahun 2020 yang bersumber dari

salah satu unsur TKDD, yaitu DAK Fisik yang alokasinya mengalami penurunan hingga

47,12 persen atau sebesar Rp145,18 miliar dari tahun 2019. Guna mendukung program

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui PMK 76/PMK.07/2020 dialokasikan

Cadangan DAK Fisik, dimana regional Kaltara mendapatkan alokasi untuk sektor

infrastruktur sebesar Rp14,78 miliar.

Apabila ditinjau lebih dalam pada belanja infrastruktur tahun 2020 yang bersumber dari

salah satu unsur TKDD yaitu DAK Fisik, alokasinya mengalami penurunan hingga

47,12 persen atau sebesar Rp145,18 miliar dari tahun 2019. Guna mendukung program

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui PMK 76/PMK.07/2020 dialokasikan

Cadangan DAK Fisik, dimana regional Kaltara mendapatkan alokasi untuk sektor

infrastruktur sebesar Rp14,78 miliar.

Belanja infrastruktur tahun 2020 yang bersumber dari Dana Desa, secara agregat juga

mengalami penurunan yang signifikan hingga Rp156,69 miliar atau 60,66 persen. Hal

tersebut juga dikarenakan kebijakan refocusing penggunaan Dana Desa yang

diutamakan pada belanja perlindungan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Desa.

Page 117: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB VPERKEMBANGAN

ANALISIS ANGGARAN

KONSOLIDASIAN

Page 118: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 119: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202083

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun

berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu. LKPK yang disusun

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kaltara pada periode 2020

menunjukkan kondisi Pendapatan Konsolidasian (gabungan antara APBN dan APBD)

Prov. Kaltara sebesar Rp3,13 triliun dan Belanja Konsolidasian sebesar Rp10,93 triliun.Tabel 5.1

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020 (Juta Rp)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Utara

Dari sisi pendapatan konsolidasian, realisasi yang tercatat pada tahun 2020 mengalami

penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 14,9 persen. Penurunan tersebut

disumbangkan oleh penerimaan pajak yang mengalami penurunan realisasi sebesar

Rp588,6 miliar atau setara 20,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut

diakibatkan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya kegiatan

perekonomian di Kaltara. Porsi belanja terbesar terdapat pada Belanja Pemerintah

sebesar Rp10,03 triliun dari keseluruhan Belanja Konsolidasian yang berjumlah

Rp10,93 miliar. Meskipun merupakan penyumbang terbesar belanja konsolidasian,

namun Belanja Pemerintah tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan

periode tahun 2019. Belanja tersebut sebagian besar berasal dari Belanja Pegawai,

Belanja Barang, dan Belanja Modal.

Page 120: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202084

Meskipun terjadi penurunan nilai

pendapatan konsolidasian, namun

untuk komponen PBNP, Hibah,

dan Transfer mengalami kenaikan.

Kenaikan ketiga komponen tersebut

tidak dapat mengimbangi penurunan

yang terjadi pada komponen Pajak

disebabkan dalamnya penurunan pajak pada periode tersebut. Komponen pendapatan

yang mengalami kenaikan paling besar ialah komponen Hibah, kemudian diikuti oleh

Transfer, dan PBNP dengan total kenaikan sebesar Rp38,84 miliar. Sedangkan untuk

komponen Pajak mengalami penurunan sebesar Rp588,64 miliar. Penurunan pajak

dalam negeri sebagian besar diakibatkan dari penurunan penerimaan hampir pada

semua komponen pajak. Penyumbang terbesar penurunan tersebut ialah Pajak

Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) sebesar Rp148,77 miliar dan juga Pajak Penghasilan

Pasal 23 (PPh 23) sebesar Rp100,86 miliar.

Pendapatan perpajakan pada tahun 2020 sebagian besar berasal dari Pemerintah Pusat,

yaitu sebesar Rp1.869 miliar dari total penerimaan pajak yang sebesar Rp2.399 miliar atau

5.1 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh

pendapatan Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode

pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).

Total pendapatan konsolidasian tingkat wilayah Provinsi Kaltara mengalami penurunan

dari Rp3.683,3 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp3.133,5 miliar di tahun 2020.

5.1.1 Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan Konsolidasian Provinsi Kaltara pada tahun 2020 mengalami penurunan

sebesar 14,09 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan tersebut berbanding

lurus dengan keadaan perekonomian Provinsi Kalimantan Utara yang mengalami

kontraksi sebesar 1,11 persen (c-to-c) dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Kontribusi pendapatan konsolidasian pada tahun 2020, masih menempatkan kelompok

perpajakan sebagai kontributor terbesar, diikuti PNBP, Hibah, dan Transfer. Untuk lebih

detailnya terlihat dari grafik berikut.

Grafik 5.1 Komposisi Pendapatan Konsolidasian Tahun 2020

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Utara

Page 121: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202085

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

sharing untuk Pemerintah Pusat sebesar 79,89 persen dan pemerintah daerah sebesar

20,11 persen. Berikut komposisi pendapatan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah

daerah pada tahun 2020.

Kontribusi terbesar pajak Pemerintah Pusat

berasal dari Pajak Dalam Negeri, yaitu

sebesar Rp1.817 miliar atau 97,22 persen.

Penyumbang terbesar Pajak Dalam Negeri

berasal PPN DN sebesar Rp599,1 miliar

atau setara 32,06 persen dan PPh 21

sebesar Rp485 miliar atau setara dengan 25,96 persen dari keseluruhan penerimaan

perpajakan Pemerintah Pusat. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada PNBP dan hibah

konsolidasian, kontribusi pemerintah daerah lebih dominan. Bahkan untuk pendapatan

hibah dan transfer keseluruhannya bersumber dari Pemda. Untuk PNBP Pemerintah

Pusat dan pemerintah daerah memiliki sharing masing-masing sebesar 16,5 persen

dan 83,5 persen. Komponen PNBP Pemda sebagian besar merupakan kontribusi

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (LPADYS) dengan besaran Rp464,74 miliar

atau setara 49,75 persen.

Sementara pajak Perdagangan Internasional

seluruhnya bersumber dari Pemerintah

Pusat. Pada saat perekonomian Kaltara

mengalami kontraksi 1,11 persen, Pajak

Perdagangan Internasional tetap

mengalami pertumbuhan yang positif

dibandingkan periode sebelumnya.

Pertumbuhannya mencapai 103,1 persen

atau menjadi Rp51,87 miliar. Penyumbang

terbesar Pajak Perdagangan Internasional ialah Pendapatan Bea Masuk dengan

proporsi Rp26,26 miliar atau setara 50,63 persen. Hal tersebut sejalan dengan

pertumbuhan pada Sektor Impor Barang dan Jasa yang mengalami pertumbuhan

sebesar 3,06 persen (c-to-c) yang merupakan sektor pertumbuhan tertinggi di Kaltara.

Grafik 5.2 Komposisi BelanjaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2020 (Miliar Rp)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Grafik 5.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pusat dan Daerah Terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Tahun 2020 (miliar Rp)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 122: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202086

5.1.2 Rasio Pajak

Rasio Pajak Konsolidasian dihitung dari perbandingan pajak konsolidasian terhadap

PDRB di wilayah Kaltara pada tahun 2020, mengalami penurunan menjadi 3,85 persen

dibanding tahun 2019 yang sebesar 4,77 persen. Penurunan rasio perpajakan sejalan

dengan laju pertumbuhan PDRB yang mengalami kontraksi. Berikut grafik perkembangan

rasio perpajakan terhadap PDRB.Berdasarkan grafik 5.4, selama tiga tahun

terakhir kenaikan PDRB ADHK diikuti pula

oleh kenaikan penerimaan perpajakan,

demikian pula penurunan PDRB ADHK

akan diikuti pula dengan dengan penurunan

penerimaan perpajakan.

Perkembangan rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB ADHK di wilayah Kaltara

pada tahun 2020 mencapai 3,85 persen, jauh lebih rendah dibanding rasio pajak

nasional yang berkisar 8,63 persen dari PDB.

Penurunan terbesar penerimaan pajak terjadi pada jenis pajak PPh 21. Kondisi ini

dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor ketenagakerjaan,

mengingat jenis pajak PPh 21 dipotong/dipungut atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan dan pembayaran lain yang diterima oleh pegawai, bukan

pegawai, mantan pegawai, penerima pesangon dan lain sebagainya. Tabel 5.2

Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja Di Kaltara

Berdasarkan tabel 5.2, terlihat komposisi tenaga kerja yang terdampak Covid-19

sebanyak 71.455 orang memengaruhi penerimaan PPh 21. Selain itu, pada tahun 2020

kebijakan pemerintah dalam rangka PEN melalui pemberian insentif perpajakan

untuk menstimulus aktivitas dunia usaha berupa PPh 21 Ditanggung Pemerintah (DTP)

berimplikasi terhadap realisasi penerimaan PPh 21.

Grafik 5.4 Rasio Pajak terhadap PDRB Kaltara Tahun 2018-2020 (Miliar)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 123: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202087

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

5.1.3 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Perubahan Realisasi Pendapatan

Konsolidasian

Pada tahun 2020 PDRB (ADHK) Provinsi Kaltara mencapai Rp60,74 miliar atau

mengalami kontraksi sebesar 1,11 persen dari periode sebelumnya (c-to-c). Demikian

pula dengan pendapatan pajak konsolidasian di regional Kaltara pada periode yang

sama, tercatat mengalami penurunan yang signifikan sebesar Rp588,64 miliar atau

sebesar 20,11 persen dari tahun 2019.Tabel 5.3

Tabel Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pusat dan Daerah Kaltara Tahun 2018-2020 ( Rp)

Pendapatan PNBP dan Hibah juga mengalami pertumbuhan positif dengan persentase

yang cukup besar mencapai 5,14 persen. Kenaikan tersebut paling besar disumbangkan

oleh komponen LLPADYS (Pemprov) dengan capaian sebesar Rp227,31 miliar.

5.2 BELANJA KONSOLIDASIAN

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh belanja

Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah dalam suatu wilayah pada satu periode

pelaporan, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi). Total

realisasi Belanja Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah di wilayah Kaltara

pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 1,9 persen dari realisasi tahun 2019.

Nominal realisasi pada tahun 2020 menurun dari sebesar Rp11.142,17 miliar menjadi

Rp10.930,55 miliar.

5.2.1 Analisis Proporsi dan Perbandingan

Dalam 3 tahun terakhir, lebih dari separuh total realisasi belanja konsolidasian terserap

pada sektor belanja operasional. Pada tahun 2020, realisasi belanja operasional

mengalami peningkatan menjadi Rp7.269,25 miliar sehingga meningkatkan kontribusi

belanja dan transfer terhadap total belanja konsolidasian dari 63,27 persen pada tahun

2019 menjadi 66,50 persen pada tahun 2020. Sementara porsi belanja produktif atau

belanja modal mengalami penurunan yang signifikan mencapai Rp478,43 miliar atau

15,15 persen.

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 124: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202088

Pada tahun 2020, Porsi belanja yang

bersumber dari pemda senantiasa lebih

dominan dari belanja Pemerintah Pusat.

Hal ini dapat dilihat dari belanja pemda

yang memiliki proporsi 71,70 persen atau

meningkat dari sebelumnya yang hanya

sebesar 65,38 persen dari keseluruhan

belanja konsolidasi. Belanja Pemerintah

Pusat pada tahun 2020 berfokus pada belanja barang. Hal ini tercermin dari grafik 5.5,

yang menggambarkan belanja barang berkontribusi sebesar 38,28 persen dibandingkan

belanja modal yang berkontribusi sebesar 36,73 persen terhadap seluruh belanja

konsolidasian.

Meningkatnya kontribusi belanja barang tersebut, sesuai dengan kebijakan Menteri

Keuangan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Salah satu langkah

yang diambil adalah dengan melakukan percepatan penyerapan untuk menjaga

pertumbuhan ekonomi. Belanja pemerintah berperan penting dalam

menstimulus roda perekonomian dimana Belanja barang memiliki dampak yang lebih

besar dan lebih cepat dalam mendorong pertumbuhan perekonomian perekonomian

dibanding belanja modal atau belanja pegawai.

5.2.3 Analisis PerubahanTren belanja dalam periode 2019-2020,

berdasarkan kontribusi jenis belanja terhadap

total belanja mengalami mengalami beberapa

perubahan. Pada tahun 2020 hampir semua

belanja mengalami penurunan realisasi,

kecuali belanja subsidi, hibah, dan belanja tak

terduga. Belanja pegawai masih memberikan

kontribusi paling besar terhadap total belanja konsolidasian, ditunjukkan dengan

peningkatan kontribusi belanja pegawai sebesar 0,5 persen. Demikian pula dengan

kontribusi belanja hibah yang mengalami peningkatan signifikan sebesar 79,6 persen,

berbanding terbalik dengan kontribusi belanja modal yang menurun sebesar 13,6 persen.

Grafik 5.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Antara Pusat dan Daerah Tahun 2020 (miliar)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Grafik 5.6 Komposisi Belanja Konsolidasian Tanpa Transfer Tahun 2018-2020

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 125: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202089

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Peningkatan signifikan pada kontribusi belanja hibah terjadi karena adanya perhelatan

Pilkada serentak di wilayah Kaltara serta adanya tambahan kebutuhan dana dalam rangka

penerapan protokol kesehatan pada pelaksanaan Pilkada serentak di masa pandemi

Covid-19.Meskipun belanja pegawai merupakan penyumbang terbesar bagi total belanja,

namun pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Penurunan belanja pegawai mencapai Rp40,67 miliar atau setara 1,23 persen.

Hampir semua belanja mengalami penurunan, kecuali belanja subsidi, hibah, dan belanja

tak terduga. Belanja hibah pada periode tersebut mengalami kenaikan paling besar

dengan capaian Rp739 miliar atau naik sebesar Rp320,1 miliar setara dengan 7,36

persen. Kenaikan ini seiring dengan adanya kegiatan pemilihan kepala daerah di

Kalimantan Utara. Kenaikan belanja hibah tersebut terjadi salahsatunya diakibatkan

adanya keperluan tambahan dana untuk protokol saat pilkada dilakukan.

5.2.4 Analisis Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Terhadap Total Belanja

KonsolidasianTabel 5.4

Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Terhadap Total Belanja Konsolidasian Kalimantan Utara Tahun 2018-2020

Rasio belanja operasi konsolidasian selama tiga tahun terakhir selalu mengalami

peningkatan dari 62.80 persen di tahun 2018, meningkat menjadi 63.27 persen di tahun

2019, terakhir menjadi sebesar 66,5 persen pada tahun 2020. Semakin meningkatnya

rasio belanja operasi, menunjukkan alokasi belanja yang terdiri dari semua belanja

selain belanja modal dan belanja tak terduga untuk mendukung jalannya pemerintahan

senantiasa meningkat di wilayah Kaltara. Pada tahun 2020 belanja operasi digunakan

sebagai salah satu instrumen pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 karena

belanja operasi memberikan dampak lebih besar dan cepat untuk pertumbuhan

perekonomian dalam jangka waktu pendek. Namun sebaiknya pada masa yang akan

datang setelah keadaan normal kembali, perlu lebih memfokuskan belanja modal pada

sektor-sektor produktif yang memiliki daya ungkit besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 126: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202090

5.2.5 Rasio Belanja Konsolidasian per Kapita

Rasio belanja konsolidasian per kapita pada tahun 2020 secara agregat mengalami

kenaikan dari Rp81.581.731 menjadi Rp84.544.748 atau 3,63 persen dibandingkan

tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah di Kaltara membelanjakan

anggarannya bagi setiap penduduk sebesar Rp16.908.950 untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.Tabel 5.5

Belanja Konsolidasian per Kapita

Berdasarkan data tabel 5.5, sebagian besar kabupaten/kota di Kaltara mengalami

kenaikan pertumbuhan belanja perkapita, kecuali untuk wilayah Kota Tarakan dan

Kabupaten Malinau. Kabupaten Tana Tidung merupakan daerah dengan rasio tertinggi,

yaitu sebesar Rp29,91 juta. Tingginya rasio ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk di

Kabupaten Tana Tidung yang hanya mencapai 27.923 jiwa dan jumlah tersebut

merupakan jumlah penduduk terkecil untuk wilayah kota/kabupaten di Kaltara.

Hal sebaliknya terjadi di Kota Tarakan dengan rasio hanya sebesar Rp6,07 juta,

yang memiliki penduduk sebanyak 258.608 jiwa atau hampir 10 kali lipat jumlah

penduduk Kabupaten Tana Tidung .

5.2.6 Rasio Belanja PendidikanBelanja pada fungsi pendidikan untuk

pemda/pemkot di Kaltara mengalami

penurunan dari Rp1.451,91 miliar pada tahun

2019 menjadi Rp1.430,63 miliar pada tahun

2020. Kota Tarakan merupakan daerah

dengan porsi belanja fungsi pendidikan

terbesar terhadap total belanja konsolidasi.

Sebaliknya Kabupaten Tana Tidung

merupakan daerah dengan persentase belanja fungsi pendidikan terkecil.

Belanja pendidikan di Kaltara hampir semua mengalami penurunan, kecuali Kota Tarakan

yang mengalami peningkatan alokasi pada tahun 2020 sebesar Rp42,35 miliar. Demikian

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Grafik 5.7 Porsi Belaja Fungsi Pendidikan

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 127: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202091

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

pula untuk proporsi belanja pendidikan Kota Tarakan memiliki porsi paling besar

mencapai 27,42 persen dari sebelumnya hanya 15,75 persen. Peningkatan yang sangat

pesat tersebut merupakan indikator arah kebijakan Pemkot Tarakan untuk mendukung

program pendidikan. Kenaikan porsi belanja pendidikan berbanding lurus dengan kenaikan

rata-rata lama sekolah (RLS) dari tahun 2019 sebesar 9,96 meningkat 1 basis poin

pada tahun 2020 menjadi 9,97. Demikian pula dengan harapan lama sekolah (HLS)

yang meningkat 29 basis poin dari sebesar 13,73 pada tahun 2019 menjadi sebesar

14,02 pada tahun 2020. Hal tersebut mendorong pertumbuhan HLS di Kaltara

menjadi positif 0,09 tahun. RLS dan HLS merupakan salah satu komponen yang

digunakan untuk perhitungan IPM. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan

capaian IPM Kota Tarakan yang juga mengalami penurunan dari 76,09 menjadi 75,83

pada tahun 2020. Meskipun demikian, kebijakan yang diambil Pemkot Tarakan untuk

meningkatkan porsi belanja pendidikan merupakan kebijakan yang efektif untuk menjaga

pertumbuhan IPM agar tidak mengalami penurunan yang semakin dalam.

5.3 SURPLUS/DEFISIT

5.3.1 Komposisi Surplus/Defisit Konsolidasian dan Rasio

Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan daerah dan belanja

daerah dalam tahun anggaran yang sama. Pada tahun 2020, defisit konsolidasian

pemerintah di regional Kaltara mencapai Rp7.797,06 miliar. Penyumbang terbesar

defisit tersebut berasal dari APBN di wilayah Kaltara yang mencapai Rp7.490,67

miliar. Besarnya defisit Pemerintah Pusat tersebut karena APBN berperan

sebagai fungsi distribusi. Penerimaan perpajakan bagian Pemerintah Pusat dicatat dalam

APBN tidak dirinci per daerah, kemudian seluruh penerimaan tersebut didistribusi

ke seluruh Pemerintah Daerah dalam bentuk belanja transfer ke daerah. Agregat

APBD Pemda se-Kaltara defisit sebesar Rp306,39 miliar. sehingga rasio defisit

konsolidasian terhadap PDRB di Kaltara minus 7,27 persen.

Defisit pada tahun 2020 meningkat dibandingkan

tahun 2019 yang hanya sebesar Rp7.088,97.

Meningkatnya defisit ini merupakan salah satu

kebijakan perekonomian yang pemerintah

gunakan dalam menghadapi pandemi Covid-19Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Tabel 5.6 Rasio Surplus/Defisit Konsolidasian Terhadap

PDRB Kaltara Tahun 2020 (miliar)

Page 128: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202092

karena belanja pemerintah tersebut dioptimalisasikan untuk menjaga pertumbuhan

ekonomi.

5.3.2 Perbandingan Rasio Surplus/Defisit Antar Kabupaten/Kota

Defisit konsolidasian tertinggi terjadi di

Pemprov Kaltara sebesar Rp2.501 miliar,

sedangkan yang terendah tercatat di

Pemkab Tana Tidung dengan defisit

sebesar Rp37,4 miliar. Kondisi anomali terjadi

di Kota Tarakan, yang tercatat mengalami

surplus APBN sebesar Rp664 miliar

pada akhir tahun 2020. Surplus APBN tersebut

dikarenakan realisasi pajak pusat hanya tercatat di Kota Tarakan, mengingat dua

Kantor Pelayanan Pajak yang ada di Kaltara (KPP Tarakan dan KPP Tanjung Redeb)

berkedudukan di Kota Tarakan, sehingga kode lokasi pada penerimaan pajak pusat ha-

nya tercatat di Kota Tarakan karena realisasi pajak pusat di KPP hanya terjadi di Kota

Tarakan.

5.4 ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO

Belanja pemerintah pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp6.327,1 miliar, turun dari

realisasi belanja di tahun lalu yang mencapai Rp6.333,1 miliar. Demikian pula

dari sisi kontribusi belanja pemerintah dalam pembentukan PDRB mengalami

penurunan dari sebesar 6,56 persen pada tahun 2019 menjadi sebesar 6,29 persen pada

tahun 2020. Kondisi ini menggambarkan penurunan belanja pemerintah berbanding lurus

dengan laju PDRB di Kaltara serta mengindikasikan adanya petumbuhan yang melambat

untuk pembangunan di Kaltara. Menurunnya tingkat partisipasi pemerintah di dalam

pembangunan perekonomian Kaltara juga berdampak langsung terhadap perekonomian

Kaltara yang mengalami kontraksi pada periode pelaporan.

Grafik 5.8 Grafik Surplus/Defisit Konsolidasi Tahun 2020 (Miliar Rp)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara

Page 129: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202093

Bab V Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Tabel 5.7 Tabel Kontribusi Pemerintah dalam Pembentukan PDRB Kalimantan Utara Tahun 2018-2020 (Rp)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kaltara dan BPS Prov. Kaltara

Selanjutnya, dari sisi kontribusi investasi pemerintah tidak jauh berbeda dengan

kontribusi belanja pemerintah dalam pembentukan PDRB. Kontribusi investasi pemerintah

juga terus mengalami penurunan, pada tahun 2019 investasi pemerintah berkontribusi

sebesar 3,16 persen, turun menjadi sebesar 2,56 persen pada tahun 2020. Kondisi ini

dimungkinkan karena adanya kebijakan rasionalisasi belanja modal untuk mendukung

pendanaan kegiatan penanganan dampak Covid-19.

Selain itu, terdapat beberapa kendala yang memengaruhi hal tersebut, salah satunya

adalah tertundanya pembangunan Pos Lintas Batas Negeri di Nunukan karena terdapat

penolakan dari warga terhadap biaya ganti rugi berdasarkan appraisal dinas terkait serta

sebagian lahan masih mengalami sengketa, dan terdapat alokasi belanja modal yang

bersumber dari dana PNBP untuk pelaksanaan pekerjaan fisik di Kementerian Hukum

dan HAM tidak terserap optimal karena Maksimum Pencairan (MP) PNBP yang terbit

belum mencukupi kebutuhan anggaran satker.

Page 130: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 131: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB VIKEUNGGULAN DAN

POTENSI EKONOMI

SERTA TANTANGAN

FISKAL

REGIONAL

Page 132: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 133: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202094

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

6.1 SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSIAL DI KALIMANTAN UTARA BERDASARKAN ANALISIS LQ, SHIFT-SHARE, MODEL RASIO PERTUMBUHAN (MRP), OVERLAY, DAN TIPOLOGI KLASSEN

Kegiatan ekonomi yang bervariasi mendorong setiap daerah kabupaten atau kota

untuk mengembangkan potensi ekonominya. Oleh karena itu pembangunan daerah

dilakukan secara terpadu dan sinergis agar pembangunan yang berlangsung sesuai

dengan prioritas dan potensi daerah. Struktur dan faktor penentu pertumbuhan daerah

akan sangat penting artinya bagi pemerintah daerah dalam menentukan upaya-upaya

yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya (Sjafrizal,

2008). Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda, untuk mampu meningkatkan

perekonomian daerah dan dapat mengelola dengan baik maka setiap daerah/wilayah

harus memilih sektor ekonomi unggulan/potensi (Devi, 2014).

Salah satu indikator untuk menggambarkan tingkat kemakmuran suatu daerah ada-

lah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku ataupun atas

dasar harga konstan. Perubahan setiap sektor usaha terhadap struktur PDRB dapat

memberikan gambaran keadaan perekonomian di wilayah Kaltara. Dari keadaan

tersebut dapat diketahui keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh Kaltara untuk

mencapai tujuan pembangunan. Dengan mengetahui keunggulan dan potensi yang di-

miliki maka kesempatan daerah tersebut untuk bersaing yang lebih tinggi.

Sektor perekonomian unggulan dan potensial di Kaltara dapat diketahui melalui analisis

data PDRB Kaltara dan PDB Nasional per lapangan usaha. Untuk melakukan analisis

diperlukan metode tertentu sebagai suatu alat analisis. Hal tersebut akan menjadi sangat

krusial jika analisis dilakukan hanya dengan satu alat (metode). Oleh karena itu, dalam

rangka melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial dalam suatu wilayah akan

menggunakan beberapa metode analisis, antara lain analisis Location Quotient (LQ),

Shift Share (SS), Model Rasio Pertumbuhan (MRP), metode overlay, dan tipologi Klassen.

Analisis LQ dilakukan bertujuan untuk mengetahui sektor usaha unggulan dalam

keunggulan komparatif dan juga digunakan untuk memahami potensi salah satu sektor

suatu wilayah terhadap sektor yang sama terhadap wilayah yang lebih luas.

Berdasarkan data PDRB Kaltara dan PDB Nasional per lapangan usaha dalam periode

tahun 2014 sampai dengan tahun 2020, diperoleh hasil analisis sektor unggulan dan

Page 134: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202095

potensial di Provinsi Kalimantan Utara sebagaimana tampak pada tabel berikut.Tabel 6.1

Hasil Analisis Potensi Sektor Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014-2020

Sumber: Data PDB dan PDRB BPS (diolah)Keterangan :1. Data sumber berasal dari PDRB Kaltara dan PDB Nasional tahun 2014-2020.2. Jika nilai LQ>1, hal tersebut berarti sektor atau sub sektor usaha bersangkutan merupakan sektor basis dan memiliki keunggulan komparatif.

Dari tabel 6.1 terlihat beberapa kategori lapangan usaha memiliki nilai LQ lebih besar

dari 1 (satu) dan nilai tersebut relatif stabil dalam 7 (tujuh) tahun terakhir, memiliki

pengertian bahwa selama ini sektor tersebut merupakan basis perekonomian di

Kaltara. Lapangan usaha yang menjadi basis perekonomian di Kaltara relatif stabil

antara lain, yaitu 1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; 2. Sektor Pertamban-

gan dan Penggalian; 3. Sektor Konstruksi; 4. Sektor Transportasi dan Pergudangan;

dan 5. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Se-

lain hal tersebut, dapat juga diketahui lapangan usaha yang memiliki potensi yang baik

Page 135: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202096

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

untuk dikembangkan dan ditingkatkan di masa mendatang, meskipun pada saat ini

belum menjadi basis ekonomi.

Analisis Shift Share (SS) digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi

daerah dengan perekonomian nasional dan juga untuk mengetahui keunggulan

kompetitif dan spesialisasi sektor lapangan usaha di Kaltara. Berdasarkan data PDRB

Kaltara dan PDB Nasional per lapangan usaha dalam periode tahun 2014 sampai dengan

tahun 2020, diperoleh hasil analisis SS pendekatan klasik di Provinsi Kalimantan Utara

sebagaimana pada tabel berikut.Tabel 6.2

Hasil Analisis Shift Share klasik Prov. Kaltara Tahun 2014-2020 (Juta Rp)

Dengan menggunakan pendekatan analisis SS (klasik) dapat diketahui secara

keseluruhan bahwa sektor lapangan usaha di Kaltara memiliki nilai komponen

pertumbuhan nasional (Nij) yang memiliki nilai positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pertumbuhan sektor-sektor tersebut secara positif dipengaruhi oleh pertumbuhan

nasional. Secara tidak langsung hal tersebut menggambarkan bahwa kebijakan

Sumber: Data PDB dan PDRB BPS (diolah)

Page 136: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202097

fiskal dan moneter nasional memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan sektor

lapangan usaha di Kaltara.

Komponen pertumbuhan proporsional (Mij) pada tahun 2020 mengalami sedikit

perubahan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada tahun 2020 pertumbuhan

sektor regional lebih banyak mengalami perlambatan dibandingkan dengan sektor

serupa di tingkat nasional. Sektor lapangan usaha yang mengalami perlambatan

pertumbuhan ialah sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak

terhadap perubahan prioritas pembangunan pemerintah dari pembangunan fisik menjadi

jaringan pengamanan sosial dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

yang diambil oleh pemda di wilayah Kaltara.

Komponen keunggulan kompetitif (Cij) sebagian besar menunjukkan nilai yang positif.

Hal ini mengindikasikan bahwa sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif

dibandingkan wilayah lain di Indonesia, begitu juga sebaliknya apabila komponen

keunggulan memiliki nilai minus maka hal tersebut menunjukkan bahwa sektor tersebut

tidak memiliki keunggulan komparatif. Namun, terdapat beberapa sektor lapangan usaha

yang mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu

sektor Informasi dan Komunikasi serta sektor Real Estate. Meskipun sektor Informasi

dan Komunikasi mengalami pertumbuhan prosporsional (Mij) yang positif pada tahun

2020, tetapi hal tersebut tidak berdampak langsung terhadap keunggulan kompetitif

dibandingkan dengan sektor yang sama untuk wilayah yang lain di Indonesia.

Nilai pergeseran bersih (Dij) pada tahun 2020 untuk semua sektor menunjukkan angka

yang positif. Hal tersebut mengindikasikan pergerakan keseluruhan sektor yang

progresif.

Analisis MRP dilakukan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi terutama struktur

ekonomi wilayah Kalimantan Utara yang menekankan pada kriteria pertumbuhan baik

secara eksternal (nasional) maupun intemal (wilayah Kalimantan Utara). Pendekatan

analisis MRP dibagi menjadi 2 (dua), yaitu rasio pertumbuhan wilayah referensi

Nasional (RPr) dan rasio pertumbuhan wilayah studi Kaltara (RPs).

Page 137: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202098

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Hasil analisis MRP diklasifikasikan menjadi empat:

1. Klasifikasi 1, yaitu nilai RPs (+) dan RPr (+) berarti mempunyai pertumbuhan yang

menonjol baik pada tingkat wilayah referensi (Nasional) maupun pada tingkat wilayah

Kaltara. Kegiatan ini selanjutnya disebut sebagai dominan pertumbuhan.

2. Klasifikasi 2, yaitu nilai RPr (-) dan RPs (+) berarti pada tingkat wilayah referensi

Nasional pertumbuhannya tidak menonjol, akan tetapi pada wilayah studi Kaltara

pertumbuhan kegiatan tersebut menonjol. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang

potensial untuk dikembangkan di wilayah studi Kaltara

3. Klasifikasi 3, yaitu nilai RPr (+) dan RPs (-) berarti pada tingkat wilayah referensi

(Nasional) mempunyai pertumbuhan yang menonjol namun pada wilayah studi

Kaltara belum menonjol.

4. Klasifikasi 4, yaitu RPr (-) dan RPs (-) berarti baik pada tingkat wilayah referensi

(Nasional) maupun wilayah studi Kaltara mempunyai pertumbuhan yang rendah.Tabel 6.3

Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan

Sumber: Data PDB dan PDRB BPS (diolah)Keterangan :1. Jika nilai >1, maka rasio pertumbuhan menunjukkan tanda positif (+)2. Jika nilai >1, maka rasio pertumbuhan menunjukkan tanda positif (-)

Page 138: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 202099

Pada tabel 6.3 menunjukkan bahwa lapangan usaha Konstruksi; Jasa Pendidikan; Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta Jasa Lainnya merupakan kegiatan yang dominan

pertumbuhan yang artinya kegiatan tersebut pada tingkat Nasional maupun wilayah

Kaltara mempunyai pertumbuhan menonjol (klasifikasi I).

Lapangan usaha yang potensial untuk dikembangkan (klasifikasi II) di wilayah Kaltara

ialah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik

dan Gas; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;

Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; dan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, yang mana sektor

tersebut diharapkan akan potensial peranannya dalam memberikan kontribusi

pertumbuhan Provinsi Kalimantan Utara. Sedangkan untuk sektor-sektor seperti

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Informasi dan

Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; dan Jasa Perusahaan

pertumbuhannya rendah di wilayah Kalimantan Utara, dan tinggi di tingkat Nasional

yang mengindikasikan kegiatan sektoral tersebut kurang potensial untuk dikembangkan

(klasifikasi III) di wilayah Kalimantan Utara.

Lapangan usaha yang masuk klasifikasi IV ialah lapangan usaha Pertambangan dan

Penggalian. Sektor tersebut meskipun penyumbang terbesar terhadap PDRB, tetapi

persentase proporsi terhadap PDRB selalu mengalami penurunan dalam 3 (tiga) tahun

terakhir, begitu pula untuk pertumbuhan sektornya pada tahun 2020 juga mengalami

penurunan mencapai -6.81 persen.

Metode Overlay dengan menggunakan analisis LQ, MRP, dan Shift Share mempunyai

penilaian terhadap sektor-sektor ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria kontribusi,

kriteria pertumbuhan, dan keunggulan kompetitif wilayah Kaltara. Berikut

hasil analisis overlay dari penggunaan ketiga alat analisis.Tabel 6.4

Hasil Analisis Metode Overlay Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014-2020

Page 139: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020100

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Sumber: Data PDB dan PDRB BPS (diolah)Keterangan :1. Jika nilai +++, maka sektor tersebut merupakan sektor unggulan2. Jika nilai ++/+, maka sektor tersebut merupakan sektor potensial3. Jika nilai ---, maka sektor tersebut bukan merupakan sektor potensial

Berdasarkan tabel 6.4 hasil perhitungan analisis overlay untuk wilayah Kalimantan

Utara dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Konstruksi; Transportasi dan

Pergudangan; dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib merupakan sektor yang unggulan atau dominan karena mempunyai tingkat

pertumbuhan yang positif dan memberikan kontribusi yang besar serta memiliki

keunggulan kompetitif dalam PDRB Kalimantan Utara.

2. Sektor industri pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya

termasuk dalam sektor yang potensial dengan memberikan tingkat pertumbuhan

yang besar/positif dan memiliki keunggulan kompetitif tetapi memiliki kontribusi

yang tidak terlalu signifikan. Sektor Pertambangan dan Penggalian termasuk dalam

kriteria ini, tetapi dengan klasifikasi yang sedikit berbeda dengan sektor yang lain.

Sektor ini memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB dan memiliki keunggulan

Page 140: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020101

Berdasarkan grafik 6.1 dapat diketahui

sebagian besar sektor ekonomi yang

potensial di wilayah Kalimantan Utara

berada pada sektor maju dan berkem-

bang yang diwakili oleh kuadran 3 (tiga)

yang mencapai 7 sektor, yaitu Industri

Pengolahan; Pengadaan Listrik dan

Gas; Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum; Jasa Pendidikan; Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya. Sektor maju dan tumbuh cepat

yang diwakili oleh kuadran 1 (satu) terdapat 5 (lima) sektor yang terdiri atas, Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Konstruksi; Transportasi

dan Pergudangan; dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib. Dan yang terakhir sektor yang relatif tertinggal diwakili kuadran 3 (tiga), yaitu

sektor Informasi dan Komunikasi serta sektor Real Estate. Dengan banyaknya sektor

yang maju dan berkembang di Kalimantan Utara memberikan ruang yang sangat luas

untuk mengembangkan/meningkatkan perekonomian.

6.2 SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSIAL DI KALIMANTAN UTARA

Pada subbab ini akan dibahas lebih detail tentang sektor unggulan, yaitu sektor

kompetitif tetapi tingkat pertumbuhannya mengalami perlambatan. Sektor Informasi

dan Komunikasi dan Real Estate juga merupakan sektor yang potensial

dikarenakan memiliki keunggulan kompetitif.

3. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Jasa

Keuangan dan Asuransi; dan Jasa Perusahaan merupakan sektor dengan

tingkat pertumbuhan dan kontribusi kecil terhadap PDRB Kaltara.

Analisis berikutnya adalah dengan menggunakan scatter plot tipologi Klassen.

Penggunaan analisis ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor atau komoditas

unggulan atau prioritas suatu daerah berdasrakan laju pertumbuhan dan kontribusi

PDRB sektoral.

Sumber: Data PDB dan PDRB BPS (diolah)Keterangan :1. Kuadran 1, sektor maju dan tumbuh pesat2. Kuadran 2, sektor maju namun tertekan3. Kuadran 3, sektor maju dan masih berkembang4. Kuadran 4, sektor relatif tertinggal

Grafik 6.1 Hasil Analisis Pertumbuhan dan Kontribusi Provinsi Kaltara Tahun 2018-2020

Page 141: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020102

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Konstruksi; dan Administrasi Pemerintahan;

dan Pertahanan dan Jaminan Sosial sedangkan sektor potensial hanya akan dibahas

sektor Pertambangan dan Penggalian sebagai penopang terbesar PDRB untuk wilayah

Kaltara.

6.2.1 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Berdasarkan hasil analisis overlay dan tipologi Klassen, sektor Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan merupakan sektor unggulan yang maju dan tumbuh pesat. Pertumbuhan

ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Utara cenderung bersumber dari kegiatan

perekonomian di sektor primer. Sektor primer yang sangat mempengaruhi perekonomian

Provinsi Kaltara adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Per-

tambangan dan Penggalian.

Pada tahun 2020 kedua sektor ini memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB

Kaltara dengan besaran mencapai Rp36,59 triliun atau 43.77 persen. Sektor Pertani-

an, Kehutanan, dan Perikanan menyumbang sebesar 17.98 persen, sedangkan sektor

Pertambangan dan Penggalian sebesar 25.79 persen pada periode yang sama.

Meskipun masuk dalam kuadran I, pemerintah daerah dapat untuk lebih mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya. Salah satunya dengan pemanfaatan lahan yang belum produktif.

Berdasarkan data yang ada mempunyai luas lahan lading/huma dan lahan sementara

tidak diusahakan di Kalimantan Utara yang mencapai luasan 38,615 hektar dan 121,542

hektar sedangkan lahan pertanian dan perkebunan di Provinsi Kaltara yang sudah

diusahakan/digunakan secara aktif sebesar 14,333 hektar dan 36,460 hektar.

Salah satu multiplier effect yang diharapkan dari optimalisasi tersebut dapat mening-

katkan penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Utara. Berikut tabel kontribusi sektoral

dengan penyerapan tenaga kerja.Tabel 6.5

Perkembangan Kontribusi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Prov. Kaltara Tahun 2017-2020

Berdasarkan tabel 6.5, selama 4 tahun terakhir sektor ini selalu mengalami pertumbuhan

baik dari besaran PDRB maupun penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2020 sektor ini

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)

Page 142: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020103

mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja sebesar 3,79 persen atau menyerap tenaga

kerja sebanyak 103.368 tenaga kerja dan sektor ini merupakan menyerap tenaga kerja

terbesar di Kalimantan Utara dengan kontribusi sebesar 31,28 persen terhadap seluruh

tenaga kerja di Kalimantan Utara. Hal ini menjadi modal untuk mempertahankan dan

meningkatkan keunggulan sektor basis tersebut di masa mendatang.

6.2.2 Sektor Konstruksi

Sektor Konstruksi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis di Kaltara.

Sebagai daerah provinsi termuda yang sedang gencar melakukan pembangunan

infrastruktur, konstruksi menjadi penyumbang terbesar ketiga PDRB. Kontribusi

sektoral terhadap PDRB pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,99 poin

menjadi 13,01 persen. Kontribusi tersebut tentu akan semakin mempercepat

pembangunan infrastruktur secara otomatis dan juga akan mampu mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah/negara. Sedangkan rerata pertumbuhan

sektor ini selama 6 tahun terakhir ialah 6,79 persen. Meskipun rerata pertumbuhan sektoral

tersebut relatif tinggi, tetapi pada tahun 2020 terjadi pelambatan pertumbuhan yang

cukup signifikan dari 12,02 persen pada tahun 2019 menjadi hanya 0,25 persen pada

tahun 2020. Hal tersebut tidak memengaruhi peran sektoral konstruksi sebagai salah

satu kontributor penyumbang besar terhadap PDRB Kaltara.

Data tersebut menunjukkan bahwa sektor konstruksi merupakan sektor unggulan dan

potensial untuk Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini diperkuat dengan penggunaan analisis

Tipologi Klassen yang menunjukkan sektor ini merupakan sektor maju dan tumbuh

pesat yang terklasifikasi pada kuadran I. Sektor konstruksi merupakan salah satu basis

perekonomian daerah yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB (LQ>I) dan

memiliki keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lain di Indonesia (Cij +). Selain itu,

hasil analisis menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kaltara lebih besar

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) begitu pula dengan kon-

tribusi sektor ini terhadap PDRB Kaltara lebih besar dibandingkan PDB. Hal ini dapat

diartikan bahwa sektor Konstruksi di Kalimantan Utara merupakan sektor yang potensial

karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar

dibandingkan kinerja secara nasional.

Namun terjadinya pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap pertumbuhan sektor

Page 143: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020104

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

konstruksi. Hal tersebut diakibatkan adanya kebijakan pemda terkait pembatasan

interaksi sosial dan perkumpulan manusia di tempat umum sehingga menyebabkan

berbagai pekerjaan termasuk pekerjaan konstruksi berhenti dan tertunda sementara.

Mengingat perannya yang sangat penting untuk menggerakkan perekonomian negara,

Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah mengambil berbagai kebijakan dan

perubahan agar sektor konstruksi tetap berjalan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan

sektor Konstruksi pada tahun 2020 pada grafik berikut.Berdasarkan grafik 6.2, pertumbuhan

sektoral pada tahun 2020 (q to q) yang selalu

meningkat (kecuali pada triwulan II/

pada awal terjadinya pandemi Covid-19).

Pembangunan pada sektor konstruksi akan

memberikan sebuah multiplier effect kepada

suatu perekonomian nasional. Konstruksi

adalah sektor yang penggunaan tenaga

kerjanya cukup intensif khususnya di negara berkembang, dan output dari sektor

konstruksi sangat bergantung pada kinerja tenaga kerja. Berikut grafik penyerapan tena-

ga kerja sektor Konstruksi dari tahun 2018 – 2020.

Selama 3 tahun terakhir pertumbuhan PDRB

sektor Konstruksi berbanding lurus dengan

peningkatan penyerapan tenaga kerja di

Kaltara. Dengan jumlah tenaga kerja

sebesar 19.666, sektor ini menyumbang

tenaga kerja sebesar 5,95 persen dari total

tenaga kerja. Sektor kontruksi di Kaltara masih

tetap potensial di tahun ini dan beberapa tahun ke depan. Hal itu disebabkan salah

satu prioritas pembangunan wilayah Kaltara meningkatnya pembangunan infrastruktur,

utilitas dan fasilitas yang merata (RPJMD Kalimantan Utara). Dengan kondisi geografis

yang ada, pemerintah mengutamakan pembangunan infrastruktur yang terpadu (darat,

sungai, laut, dan udara). Selain itu juga memeratakan pembangunan fasilitas fisik,

sosial, ekonomi dan pengelolaan di seluruh wilayah terlebih di daerah perbatasan dan

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)

Grafik 6.2 Perkembangan Sektor Konstruksi di Kalimantan Utara Tahun 2020 (Triwulan)

Grafik 6.3 Perkembangan Penyerapan Naker Sektor Konstruksi di Kaltara (2018-2020)

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)

Page 144: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020105

terpencil. Bahkan pemerataan pembangunan untuk wilayah Kalimantan Utara dari tahun

2014 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini diperkuat dengan meng-

gunakan alat analisis Indeks Williamson.Berdasarkan grafik 6.4, ketimpangan

pembangunan antar wilayah di Kaltara semakin

rendah, dari tahun 2014 yang indeksnya 0,2382

menjadi 0,1417 pada tahun 2019. Hal ini

mengindikasikan pemerataan pembangunan

di Kaltara lebih baik dari tahun ke tahun.

Infrastruktur merupakan faktor penting dalam

pembangunan perekonomian. Keberadaan

infrastruktur dalam perekonomian akan

mendorong peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi, memperlancar mobilitas

penduduk, barang dan jasa, juga memperlancar perdagangan antar daerah. Ketersediaan

infrastruktur akan meningkatkan output ekonomi dalam jangka pendek dan akan mening-

katkan produktivitas dalam jangka panjang (Permana, 2010; Stupak, 2018).

6.2.3 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib terdiri dari

kegiatan yang termasuk dalam administrasi pemerintahan, kebijakan ekonomi dan

sosial, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan negara, serta jaminan sosial

wajib (KBLI, 2017). Nilai PDRB dari sektor tersebut diperoleh dari penjumlahan seluruh

belanja pegawai dari kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan ditambah

dengan penyusutan. Jumlah pegawai pemerintah di Kaltara menjadi indeks tertimbang

yang berpengaruh terhadap fluktuasi kontribusi PDRB dari sektor dimaksud.Di tahun 2020, kontribusi sektor Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan

Sosial Wajib terhadap total PDRB (ADHK) di

Kaltara mengalami kenaikan sebanyak 0.19

basis poin menjadi 2,63 persen. Pada tahun

2019 terjadi kenaikan jumlah PNS didorong

oleh dibentuknya Instansi Polda Kalimantan

Utara. Dibandingkan tahun 2019 sektor ini

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)*) Data tahun 2020 belum dirilis oleh BPS

Grafik 6.4 Indeks Williamson

Keterangan :a. IW< 0,3, ketimpangan ekonomi wilayah rendah b. IW, 0,3-0,5, ketimpangan ekonomi wilayah sedang c. IW.> 0,5, ketimpangan ekonomi wilayah tinggi

Grafik 6.5 Perkembangan Jumlah PNS dan Kontribusi PDRB 2017-2019

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)*) Data tahun 2020 sampai dengan laporan ini dibuat belum dirilis oleh BPS

Page 145: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020106

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

mengalami tumbuh melambat 5,61 basis poin menjadi 1,07. Sedangkan pada tahun

2021 diperkirakan akan meningkat, hal itu dikarenakan masih akan bertambahnya PNS

baru sebagai dampak adanya pembukaan perkantoran perwakilan di wilayah Kalimantan

Utara. Namun demikian, seharusnya ketergantungan ekonomi kepada sektor

administrasi pemerintahan perlu dikurangi.

6.2.4 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Lapangan usaha sektor Pertambangan dan Penggalian mempunyai peranan yang sangat

penting dan strategis di Kaltara. Sektor ini merupakan penopang utama

perekonomian di Kalimantan Utara dengan menyumbang Rp25.584,9 miliar atau

berkontribusi sebesar 25,45 persen terhadap PDRB (ADHB) Kaltara. Meskipun pada

tahun 2020 mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB, namun sektor ini tetap

menjadi penyumbang utama terhadap besaran PDRB.

Dengan penggunaan analisis Tipologi Klassen, sektor ini merupakan sektor maju dan

tumbuh cepat yang terwakilkan pada kuadran I. Sektor Pertambangan dan Penggalian

merupakan salah satu basis perekonomian daerah yang memberikan kontribusi besar

terhadap PDRB (LQ>I) dan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan wilayah

lain di Indonesia (Cij +). Selain itu, hasil analisis menggambarkan laju pertumbuhan

ekonomi (PDRB) Kaltara lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi

nasional (PDB) begitu pula dengan kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kaltara lebih

besar dibandingkan PDB. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor Pertambangan dan

Penggalian di Kaltara merupakan sektor yang potensial karena memiliki kinerja laju

pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar dibandingkan kinerja nasional.

Salah satu penyumbang terbesar sektor

ini ialah pertambangan batubara dan lignit.

Dari tahun 2018 pertambangan batubara

dan lignit selalu mengalami fluktuatif. Berdasarkan grafik 6.6, selama 3 tahun

besaran PDRB sektoral sangat dipengaruhi

oleh kontribusi subsektor pertambangan

batubara dan lignit. Meskipun dari sisi harga, batubara cenderung mengalami penurunan

sejak tahun 2018 tetapi subsektor tersebut tetap menjadi penopang utama PDRB Kaltara.

Grafik 6.6 Kontribusi Pertambangan Batubara dan Lignit Tahun 2018-2020

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)

Page 146: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020107

Pada awal tahun 2020, harga batubara acuan dipatok pada angka 92,41 USD per ton dan

terus menurun hingga mencapai nilai 65,93 USD per juta ton bahkan sempat menyentuh

level terendah pada bulan September 49,42 USD. Harga batubara acuan rata-rata pada

tahun 2020 berada pada nilai 58,17 USD, mengalami penurunan sebesar 10,03 persen dari

periode sebelumnya. Penurunan harga batubara acuan ini terjadi karena adanya

penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor khususnya China karena adanya pan-

demi Covid-19.

Untuk kedepannya, sektor Pertambangan dan Penggalian masih akan menjadi

penopang utama PDRB Kaltara. Selain itu untuk potret Ekspor Kaltara tahun 2021 juga

masih akan didominasi hasil tambang, khususnya dari komoditas batubara. Hal tersebut

didasarkan pada hasil statisik beberapa tahun terakhir, hasil tambang berkontribusi

lebih dari 70 persen ekspor Kaltara. Bahkan untuk tahun 2021, sektor ini akan

menambah dominasi nilai ekspor karena adanya penambahan kuota produksi batubara.

Semakin besarnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB, seharusnya perlu diantisipasi

oleh pemerintah daerah karena hasil tambang merupakan sumber daya alam yang tidak

bisa diperbarui lagi. Sehingga apabila sudah habis, maka kinerja ekspor Kalimantan

Utara akan menurun drastis. Perlu disiapkan produk ekspor alternatif untuk mengganti

peran batu bara di masa mendatang dengan komoditi dari sektor lain.

6.3 TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Komoditas pertanian sangat penting dan strategis karena menyangkut kebutuhan dasar

manusia. Menurut teori Piramida Maslow, kebutuhan fisiologis manusia termasuk pangan

merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dipenuhi. Dengan meningkatnya

jumlah populasi di dunia yang tidak diimbangi dengan kenaikan penyediaan bahan

pangan karena produktivitas pertanian pangan yang meningkat lebih lambat

mengakibatkan ketahanan pangan global berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Kondisi ini menyebabkan harga komoditas pertanian di dunia terus meningkat.

Harga komoditas yang fluktuatif dan cenderung meningkat akhir-akhir ini sangat

dipengaruhi oleh harga internasional, dimana lonjakan harga pangan dunia saat ini sudah

berada di posisi tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan data FAO food prices index

yang dihitung dari rata-rata tertimbang 55 jenis komoditas perdagangan internasional

menunjukkan indeks rata-rata pada tahun 2020 sebesar 98,0 atau naik sebesar 3.0 dari

Page 147: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020108

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

tahun sebelumnya. Bahkan pada tahun 2020 tercatat indeks tertinggi sebesar 108,3

yang terjadi pada Desember.

Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir, kinerja produksi padi relatif stabil dengan

berbagai upaya khusus percepatan swasembada pangan yang melalui berbagai program

terobosan kebijakan pembangunan pertanian dalam rangka optimalisasi lahan dan

penambahan luas tanam, perbaikan infrastruktur dan penyediaan bantuan sarana

usaha tani. Sementara itu, volatilitas harga komoditas memberikan dampak terhadap

kuantitas produksi dan ekspor pada kelompok perkebunan khususnya pada komoditas

kelapa sawit, karet, dan kakao

6.3.1 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Salah satu sektor penting yang mendukung tercapainya kedaulatan pangan ialah

sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan

ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB), penyerapan tenaga kerja, penciptaan kesempatan kerja/berusaha, peningkatan

pendapatan masyarakat, dan sumber perolehan devisa.Target pemerintah di bidang

pertanian ialah mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Dalam

kenyataannya, produksi komoditas pertanian tidak selalu konsisten meningkat, melainkan

berfluktuasi, bahkan sebagian di antaranya menunjukkan tren menurun. Berikut ini

kontribusi sektor Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan terhadap PDB Indonesia

tahun 2018-2020.

Kondisi yang ingin dicapai dalam terjaganya

ketahanan pangan nasional adalah stabilnya

pasokan pangan, akses pangan mudah dan

murah serta distribusi pangan yang lancar.

Melalui dukungan pembangunan dan

perbaikan infrastruktur pertanian dapat

mendorong produktivitas pertanian

sehingga menjamin ketersediaan pasokan.

Sementara itu, dengan terselesaikannya proyek-proyek infrastruktur perhubungan juga

diharapkan dapat mendukung terciptanya sistem logistik yang lebih efisien sehingga

dapat mendukung stabilitas harga hingga ke tingkat daerah. Dukungan pembangunan

Grafik 6.7 Kontribusi Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Terhadap PDB Tahun 2018-2020

Sumber: BPS Prov. Kaltara (diolah)

Page 148: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020109

dan perbaikan infrastruktur pertanian dapat mendorong produktivitas pertanian sehingga

menjamin ketersediaan pasokan. Sementara itu, dengan terselesaikannya proyek-

proyek infrastruktur perhubungan juga diharapkan dapat mendukung terciptanya

sistem logistik yang lebih efisien sehingga dapat mendukung stabilitas harga hingga

ke tingkat daerah. Di sisi lain, perubahan iklim memberi ancaman bagi produktivitas

perekonomian, khususnya di sektor primer seperti pertanian dan perikanan (ekosistem

kelautan). Hal tersebut berpotensi menciptakan gangguan pasokan sehingga mendorong

kenaikan harga komoditas pertanian dan perikanan yang merupakan bagian penting

dari ketahanan pangan.

Selain kebijakan tersebut, pemerintah juga melanjutkan kebijakan pupuk bersubsidi

untuk tahun 2020. Bahkan untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah

meningkatkan subsidinya menjadi Rp29,7 triliun atau setara 8.949.303 ton pupuk.

Sedangkan untuk penetapan alokasi pupuk bersubsidi per provinsi didasarkan pada

beberapa hal, antara lain rata-rata realisasi penyaluran selama 5 tahun terakhir, serta

data sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK) 2020.

6.3.2 Tantangan Fiskal Pemerintah Daerah

Pertumbuhan ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Utara masih cenderung bersumber

dari kegiatan perekonomian di sektor primer. Sektor primer yang sangat mempengaruhi

perekonomian Prov. Kaltara adalah sektor pertanian; dan pertambangan dan penggalian.

Kedua sektor tersebut merupakan sektor yang berbasis pada sumber daya alam yang

tidak terbarukan. Perluasan dan pengembangannya juga rentan merusak lingkungan

dan mengakibatkan bencana. Selain itu, kegiatan pengolahan yang dapat memberikan

nilai tambah kepada hasil sektor tersebut masih sangat terbatas. Saat ini kegiatan

perekonomian di sektor tersebut belum memiliki forward linkage ke sektor industri.

Artinya, produk kedua sektor tersebut sebagian besar masih dijual sebagai bahan mentah

atau tidak terolah. Seperti produk sektor pertanian masih diserap dalam bentuk

konsumsi langsung oleh masyarakat lokal.

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kaltara dalam mendukung

program pemerintah terkait dengan kedaulatan pangan. Pertama, belum optimalnya

pemanfaatan lahan potensial yang produktif pertanian di Kaltara, sehingga

Page 149: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020110

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

hasil produksi menjadi terbatas. Hal tersebut dipengaruhi karena kurangnya

infrastruktur yang tersedia dalam mendukung peningkatan produktivitas. Baik itu,

infrastruktur pengairan (bendungan, embung, ataupun jaringan irigasi) maupun

infrastruktur jalan/transportasi yang digunakan untuk mobilitas barang/orang. Masih

terdapat beberapa daerah di Kaltara yang memiliki akses jalan kurang memadai/

memiiliki konektivitas yang rendah. Hal tersebut berdampak terhadap proses

distribusi hasil atau bahan pertanian yang terhambat selain itu juga menyebabkan

bertambahnya waktu yang diperlukan untuk melakukan pendistribusian barang/hasil

pertanian, padahal hasil pertanian cenderung tidak bertahan lama. Faktor lain yang

memengaruhi ialah lahan potensial yang tersedia untuk pertanian belum semuanya

dibuka dengan baik dan statusnya kepemilikannya masih banyak yang belum jelas.

Kedua, kurang tersedianya sarana produksi pertanian. Salah satu permasalahannya

ialah ketersediaan bibit unggul sebagai inputan utama dalam menghasilkan produk

pertanian yang berkualitas. Disamping itu, minimnya ketersediaan pupuk, obat obatan

juga menjadi tantangan petani dalam bertanam di Provinsi Kaltara.

Ketiga, terbatasnya sumber daya manusia di bidang pertanian. Sebagian besar

tenaga kerja yang bergerak di sektor pertanian merupakan para transmigran. Rendahnya

sumber daya manusia di bidang pertanian bukan hanya bersumber dari tenaga kerja,

namun juga jumlah tenaga penyuluh pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas,

lalu keberadaan kelompok tani, gapoktan yang belum terorganisir dengan baik, dan

kelembagaan swadaya masyarakat yang bergerak di bidang agrobisnis dan agroindustri

masih kurang. Hal ini terlihat dari keberadaan agroindustri yang lingkupnya baru berskala

industri rumah tangga.

Keempat, belum berkembangnya hilirisasi komoditas pertanian. Sebagian besar

hasil produk pertanian belum dapat memberikan nilai tambah ekonomi. Hal tersebut

disebabkan karena penjualan produk pertanian merupakan penjualan langsung

(mentah) tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Baru sebagian kecil yang melakukan

pengolahan produk pertanian menjadi produk jadi.

6.3.3 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat-Daerah

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor strategis dalam pembangunan ekonomi

Page 150: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020111

nasional sehingga harus mendapatkan prioritas. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) maupun PDRB, penyerapan tenaga kerja,

penciptaan kesempatan kerja/berusaha yang masih tinggi. Sinkronisasi kebijakan

perencanaan dan pengangggaran antara pusat dan daerah terkait dengan kedaulatan

pangan selaras antara kebijakan pusat dan daerah.

Pembangunan pertanian di Kalimantan Utara diharapkan dapat mengembangkan

perekononomian yang berdaya saing, yaitu dengan dengan meningkatkan nilai tambah

ekonomi berbasis unggulan. Hal tersebut dilakukan dengan menentukan arah kebijakan

pembangunan pertanian, antara lain:

a. Meningkatkan produksi pertanian dalam arti luas secara adil dan berkelanjutan

yang mendukung kesejahteraan masyarakat.

b. Memperkuat perwujudan ketahanan dan kedaulatan pangan.

c. Memperkuat kelembagaan petani.

d. Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan,

perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

e. Meningkatkan penerapan teknologi yang tepat untuk pengembangan sektor

unggulan.

Selain itu pembangunan pertanian di Kaltara bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan ekonomi hijau (green economy). Hal

tersebut dilaksanakan dengan peningkatan ketersediaan infrastruktur pengairan

(jaringan irigasi) dan sarana produksi pertanian. Selain infrastruktur pengairan, Pemda

juga memberikan prioritas pembangunan konektivitas antar daerah di Kaltara,

antara lain pembangunan infrastruktur yang terpadu (darat, sungai, laut, dan udara) dan

pemerataan pembangunan fasilitas fisik, sosial, ekonomi dan pengelolaan di seluruh

wilayah terlebih di daerah perbatasan dan terpencil.

Page 151: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB VIIANALISIS TEMATIK

“ Refocusing APBD Untuk Mendanai Program

Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan

Ekonomi Nasional (PC-PEN) di Daerah”

Page 152: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 153: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020112

Bab VII Analisis Tematik

7.1 Pendahuluan

Sejak kasus positif Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada Februari 2020 di dalam

negeri, Pemerintah berupaya menempuh berbagai langkah extraordinary untuk

mengendalikan penyebaran wabah penyakit yang tetapkan oleh WHO sebagai pandemi

pada Bulan Maret 2020. Dari sisi kebijakan fiskal dan keuangan negara, Pemerintah

menempuh langkah dengan menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan

Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman

Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020, kebijakan fiskal penanganan pandemi Covid-19

merupakan upaya sinergis antara Pemerintah Pusat dengan Pemda dengan melakukan

refocusing dan realokasi Belanja pada APBN dan APBD untuk mendanai program

penanganan dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Dari sisi

APBN, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian/Lembaga melakukan refocusing

dengan mengutamakan penggunaan alokasi anggaran yang telah ada untuk kegiatan-

kegiatan yang bersifat mendukung percepatan penanganan Covid-19 dan melakukan

revisi serta penyesuaian anggaran secara cepat, sederhana dan akuntabel. Sementara

realokasi anggaran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang secara umum kurang

prioritas, dana yang masih diblokir, sisa tender dan kegiatan yang dibatalkan, belanja

perjalanan dinas, pertemuan yang menghadirkan banyak peserta serta kegiatan yang

belum ada perikatan. Adapun dari sisi APBD, Pemda melakukan penyesuaian postur

APBD dengan melakukan rasionalisasi target pendapatan dan pagu belanja.

7.2 Penyesuaian Belanja APBDBerpedoman pada Surat Keputusan Bersama

(SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri

Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor

177/KMK.07/2020 Tentang Percepatan

Penyesuaian Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka

Penanganan Corona Virus Disease 2019

(COVID-19), Serta Pengamanan Daya Beli

Tabel 7.1Agregat Penyesuaian Belanja dan Pendapatan

APBD Kalimantan Utara 2020

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Page 154: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VII Analisis Tematik

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020113

Masyarakat Dan Perekonomian Nasional, pemerintah daerah diminta untuk melakukan

penyesuaian pada postur APBD sebagai langkah strategis di daerah dalam rangka

mencegah, menangani dan mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 yang

diperkirakan akan mempengaruhi realisasi penerimaan negara dan pendapatan daerah

secara signifikan. Besaran alokasi belanja dan pendapatan APBD dalam sub bab ini

mengacu pada Laporan Penyesuaian APBD Pemda se-Kaltara sebagaimana diatur

dalam PMK Nomor 35/PMK.07/2020, sehingga terdapat perbedaan besaran alokasi

dengan postur APBD pada BAB IV Perkembangan Analisis dan Pelaksanaan APBD

yang mengacu pada LRA APBD Pemda per 31 Desember 2020.

Pemda se-Kaltara telah menyelesaikan proses penyesuaian postur APBD di akhir

bulan April. Dari sisi pendapatan, dari total target yang direncanakan pada

APBD awal tahun 2020 sebesar Rp8,75 triliun turun sebesar 7,52 persen atau

menjadi sebesar Rp8,09 triliun. Sementara dari sisi Belanja, pagu secara agregat yang

direncanakan sebesar Rp 9,27 triliun juga turun menjadi Rp 7,91 triliun.

Lebih lanjut dari sisi penyesuaian pendapatan, angka persentase rasionalisasi terbesar

tercatat pada komponen PAD sebesar 12,28 persen atau turun dari Rp1,09 triliun

menjadi Rp0,95 triliun. Persentase rasionalisasi PAD tertinggi berasal dari APBD Kota

Tarakan yang tercatat sebesar 45 persen dari target sebelumnya, dimana target Pajak

Perhotelan dan Pajak Restoran mengalami rasionalisasi yang paling dalam. Hal ini

merupakan respon kebijakan fiskal Pemkot Tarakan seiring dengan menurunnya

secara drastis tingkat hunian hotel dan penjualan restoran yang memang menjadi salah

satu sektor ekonomi esensial di Tarakan. Sementara dari komponen belanja, hal yang

menjadi perhatian adalah persentase rasionalisasi Belanja Modal pada Kabupaten

Nunukan yang mencapai 89 persen dari alokasi sebelumnya atau turun sebesar

Grafik 7.1 Persentase Rasionalisasi APBD 2020 Per Pemda Kaltara

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Page 155: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020114

Bab VII Analisis Tematik

Rp250,3 miliar, sehingga tercatat melampaui batas minimal rasionalisasi belanja modal

yang diatur dalam SKB Mendagri dan Menkeu sebesar 50 persen. Penyesuaian APBD

dengan merasionalisasi target pendapatan dan belanja tersebut diharapkan akan mampu

mendukung implementasi refocusing Belanja dalam rangka penanganan dampak

pandemi Covid-19 di daerah.

7.3 Kinerja Belanja Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

(PC-PEN) di Kalimantan Utara

Pemerintah daerah mengutamakan penggunaan alokasi belanja hasil penyesuaian

pendapatan dan belanja dalam APBD tahun 2020 untuk mendukung langkah-

langkah percepatan penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

(PC-PEN) melalui 3 (tiga) sektor prioritas yaitu Belanja Bidang Kesehatan, jaring

pengaman sosial, dan Pemulihan Dampak Ekonomi di daerah.

7.3.1 Pagu dan RealisasiPada tahun 2020, agregat alokasi Belanja APBD

untuk program PC-PEN di wilayah Kaltara mencapai

Rp501,56 miliar atau sebesar 6,33 persen terhadap

total belanja APBD pada Laporan Penyesuaian

APBD Tahun 2020 se-Kalimantan Utara. Dari

total tersebut, mayoritas atau sebesar 59,91

persen digunakan untuk Belanja Bidang Kesehatan yang mencapai Rp300,48 miliar.

Grafik 7.2 Komposisi Alokasi Belanja Penanganan Covid-19 Kaltara

Grafik 7.3 Komposisi Alokasi Belanja Penanganan Covid-19 Kaltara per Pemda (Miliar Rp)

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)Jika dilihat per Pemda, rata-rata alokasi belanja PC-PEN mencapai 8,22 persen dari total

belanja APBD tahun 2020 yang telah mengalami penyesuaian di masing-masing pemda.

Secara nominal, alokasi belanja program PC-PEN yang terbesar di Kaltara tercatat

pada Provinsi Kaltara yang mencapai Rp136,21 miliar. Sebaliknya, pada Kabupaten

Bulungan tercatat alokasi yang terkecil dengan nominal sebesar Rp59,5 miliar. Belanja

Bidang Kesehatan merupakan fokus yang paling dominan hampir di seluruh Pemda.

Page 156: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VII Analisis Tematik

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020115

Tabel 7.2Realisasi Belanja Penanganan Covid-19 Kaltara (Miliar Rp)

Hingga akhir periode pelaporan, Belanja Penanganan Covid-19 di Kaltara secara

agregat terealisasi sebesar Rp413,7 miliar atau 74,07 persen dari alokasi. Persentase

realisasi tertinggi tercatat pada Belanja Bidang Kesehatan yang mencapai Rp241,6

miliar atau 72,27 persen dari alokasi. Berikutnya adalah realisasi belanja Jaring

Pengaman Sosial yang mencapai Rp102,6 miliar atau sebesar 72,91 persen dari alokasi.

Belanja Penanganan Covid-19 dengan capaian persentase realisasi yang masih

relatif rendah tercatat pada belanja untuk Pemulihan Dampak Ekonomi yang baru

mencapai 66,09 persen dari alokasi atau sebesar Rp69,09 miliar.

7.3.2 Capaian Output

Pemanfaatan hasil penyesuaian APBD 2020 melalui program PC-PEN adalah respon

fiskal Pemda melalui instrumen Belanja yang difokuskan pada kegiatan Bidang

Kesehatan, Penyediaan Jaring Pengaman Sosial, dan Penanganan Dampak Ekonomi.

Untuk belanja Bidang Kesehatan di wilayah Kaltara, sampai dengan akhir tahun 2020

mayoritas pemanfaatannya digunakan untuk mendanai pembayaran Insentif Tenaga

Kesehatan, pengadaan alat-alat kesehatan dirumah sakit, bahan medis dan obat-

obatan, penyediaan ruang isolasi Covid-19, serta penyediaan jaminan pelayanan

Kesehatan. Adapun capaian output untuk kegiatan-kegiatan dengan nominal alokasi

yang terbesar pada belanja bidang kesehatan di Kaltara disajikan pada tabel berikut.Tabel 7.3

Capaian Output Belanja Bidang Kesehatan

Adapun stimulus APBD untuk penyediaan Jaring Pengaman Sosial di wilayah Kaltara,

sampai dengan akhir tahun 2020 mayoritas pemanfaatannya berupa Bantuan Langsung

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Page 157: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020116

Bab VII Analisis Tematik

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Tunai (BLT) untuk keluarga miskin, Bantuan Sembako, dan BLT untuk mahasiswa/

pelajar. Adapun capaian output untuk kegiatan-kegiatan dengan nominal alokasi yang

terbesar pada belanja Jaring Pengaman Sosial di Kaltara disajikan pada tabel berikut. Tabel 7.4

Capaian Output Belanja Bidang Kesehatan

Untuk klaster berikutnya yaitu Penanganan Dampak Ekonomi, sampai dengan akhir

tahun 2020 di Kaltara, dimanfaatkan untuk mendanai program bantuan permodalan

UMKM dan stimulus ekonomi pelaku usaha, Subsidi Ongkos Angkut Penumpang dan

Barang, serta kegiatan yang pelaksanaannya mengutamakan penggunaan tenaga kerja

lokal (Padat Karya Tunai). Adapun capaian output untuk kegiatan-kegiatan dengan

nominal alokasi yang terbesar pada belanja Pemulihan Dampak Ekonomi di Kaltara

disajikan pada tabel berikut.Tabel 7.5

Capaian Output Penanganan Dampak Ekonomi

Sumber: BPKAD se-Kaltara (diolah)

Realisasi program belanja PC-PEN tiap-tiap klaster di Kaltara baik dari sisi nominal

maupun capaian outputnya sampai dengan akhir tahun 2020 berada dalam kondisi

yang cukup ideal. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi

Pemda dalam berupaya untuk mengakselerasi penyerapan belanja Program PC-PEN

di tengah pandemi itu sendiri, diantaranya implementasi penyesuaian regulasi agar

tetap berada dalam koridor governance yang terjaga.

Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, capaian indikator makro

ekonomi serta pembangunan di Kaltara tahun 2020 yang masih dalam taraf cukup

baik di tingkat kawasan maupun nasional, menunjukkan dampak positif dari stimulus

belanja APBD khusus penyaluran program belanja PC-PEN.

Page 158: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 159: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

BAB VIIIPENUTUP

Page 160: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 161: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020117

Bab VIII Penutup

8.1 KESIMPULAN

1. Pandemi Covid-19 menyebabkan kinerja perekonomian di Kaltara pada tahun 2020

mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pertumbuhan

ekonomi tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,11 persen, lebih rendah dibandingkan

Nasional yang mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen. Demikian pula dengan

tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali, yaitu 1,32 persen bahkan berada di

bawah tingkat inflasi nasional yang sebesar 1,68 persen sehingga berdampak terhadap

kemampuan daya beli masyarakat yang tidak mengalami penurunan terlalu dalam.

2. Indikator Kesejahteraan di Kaltara menunjukkan penurunan, IPM mengalami

penurunan sebesar 0,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penduduk miskin

mengalami peningkatan sebesar 0,9 ribu orang (per September 2020) dibandingkan

dengan periode Maret tahun 2020. Begitu pula dengan tingkat pengangguran

mengalami kenaikan menjadi 17.290 orang (per Agustus 2020). Sedangkan

NTP dan NTN mengalami pertumbuhan yang positif dengan nilai indeks yang

menunjukkan surplus masing-masing sebesar 102,75 persen dan 102,84 persen.

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan makro ekonomi dan

pembangunan regional melalui instrumen fiskal baik APBN dan APBD di Kaltara,

dapat dikatakan cukup efektif terutama dalam meredam dampak pandemi Covid-19

yang lebih buruk terhadap indikator-indikator makro ekonomi dan kesejahteraan

3. Pelaksanaan anggaran 2020 (Pemerintah Pusat) mencatatkan realisasi pendapatan

sebesar Rp1.769,5 atau lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, demikian pula

pada sektor belanja terjadi penurunan realisasi. Penurunan belanja terbesar terjadi

pada belanja modal dengan besaran mencapai Rp570,3 miliar sebagai dampak

adanya penyesuaian alokasi belanja modal sebagai upaya untuk mendukung

pendanaan kegiatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

4. Pada level pemerintah daerah (APBD), realisasi pendapatan berada di bawah

target yang ditetapkan sebelumnya. Penurunan ini terjadi baik dari sisi nominal dan

persentase terhadap target. Penurunan terbesar terjadi pada komponen Pendapatan

Belanja Transfer dengan besaran mencapai Rp390,5 miliar. Realisasi Belanja

mengalami hal sebaliknya, dimana terjadi kenaikan baik secara nominal

Page 162: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VIII Penutup

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020118

maupun secara persentase terhadap pagu. Kenaikan terbesar terjadi pada

komponen Belanja Operasi dengan besaran mencapai Rp342,8 miliar.

5. Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian tahun 2020 menunjukkan penurunan

sebesar Rp549,8 miliar. Penurunan tersebut sebagian besar diakibatkan dari turunnya

penerimaan perpajakan sebagai dampak dari adanya pendemi Covid-19. Hal

yang sama terjadi pada realisasi Belanja Negara Konsolidasian yang mengalami

penurunan sebesar Rp211,6 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada pada komponen

belanja modal dikarenakan adanya penyesuaian pada pagu belanja modal.

6. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Konstruksi; dan Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial; Pertambangan dan Penggalian; dan

Transportasi dan Pergudangan merupakan sektor unggulan untuk meningkatkan

kinerja perekonomian di wilayah Kaltara. Dengan mempertimbangkan besaran

kontribusi dan laju pertumbuhan, sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang maju

dan tumbuh pesat. Pada periode ini telah dilakukan sinkronisasi kebijakan fiskal

Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah guna mendorong pertumbuhan sektoral

dalam rangka meningkatkan kinerja perekonomian.

7. Tantangan fiskal yang dihadapi Kaltara adalah ketergantungan terhadap kegiatan

perekonomian di sektor primer. Sektor tersebut merupakan sektor yang berbasis

pada sumberdaya alam yang tidak terbarukan. Sehingga perluasan dan

pengembangannya akan rentan terhadap lingkungan hidup. Untuk itu, kebijakan

fiskal yang sinergis antara pusat dan daerah perlu ditingkatkan untuk mendukung

transformasi ekonomi Kaltara melalui program prioritas yang berorientasi pada

peningkatan kinerja sektor pertanian, konstruksi dan perdagangan (UMKM).

8. Belanja Penanganan Covid-19 (PC-PEN) dibagi menjadi 3 (tiga) sektor, yaitu bidang

kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Realisasi belanja

mencapai Rp413,7 miliar atau setara 74,1 persen dari alokasi. Realisasi belanja

PC-PEN berada dalam kondisi cukup ideal.

Page 163: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020119

Bab VIII Penutup

8.2 REKOMENDASI

Berdasarkan kajian yang dilakukan dan sesuai dengan kesimpulan di atas, dalam rangka

menjaga dan meningkatkan stabilitas makroekonomi di daerah dalam upaya peningkatan

kesejahteraan rakyat, dapat disampaikan beberapa rekomendasi yaitu:

1. Kebijakan di Pemerintah Daerah

a. Mendorong optimalisasi pemanfaatan belanja modal, terutama terkait dengan

pembangunan infrastruktur/konektivitas antar daerah di Kaltara. Keberadaan

infrastruktur yang memadai akan berkontribusi pada kelancaran produksi maupun

distribusi barang dan jasa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

meningkatkan pemerataan ekonomi di Kaltara

b. Sebagai langkah antisipasi dampak pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih

akan berlanjut dan tentunya memberi tekanan pada APBN yang dapat berakibat

pada menurunnya alokasi TKDD, perlu upaya-upaya yang strategis untuk

menggali sumber-sumber pendapatan baru yang potensial yang diiringi dengan

peningkatan kualitas belanja (spending better).

2. Kebijakan di Pemerintah Pusat

a. Agar pencapaian output dan outcome dari program strategis pemerintah pusat

melalui alokasi TKDD yang bersifat earmark di Kaltara dengan karakteristik

wilayah perbatasan, perlu dukungan melalui pengaturan khusus dalam rangka

pengelolaan alokasi TKDD tersebut oleh Pemda di Kaltara.

b. Mendorong Kementerian/Lembaga untuk meningkatkan koordinasi dengan pemda

dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan anggaran pusat di daerah maupun

TKDD untuk meminimalisir kendala teknis dan operasional yang dihadapi pemda.

3. Kebijakan di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

a. Mewujudkan pelaksanaan sinkronisasi belanja APBD dan APBN yang

implementatif untuk mendukung optimalisasi pencapaian program prioritas

melalui :

• Penyelerasan program penyaluran Bantuan Sosial sebagai intsrumen untuk

melindungi masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan.

• Penguatan sinergitas untuk mendorong efektivitas pelaksanaan pro-

gram pembangunan sektor pertanian Kaltara sebagai upaya peningkatan

Page 164: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Bab VIII Penutup

Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Utara 2020120

ketahanan pangan serta mampu menjadi daerah penyuplai di masa

mendatang.

b. Meningkatkan optimalisasi penyaluran kredit program di Kaltara melalui

pemanfataan Sistem Informasi Kredit Program dan kerjasama penyaluran

Pembiayaan Ultra Mikro agar dapat memperluas cakupan UMKM yang

terfasilitasi kredit program sehingga dapat menjadi salah satu penggerak

perekonomian Kaltara.

Page 165: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden. 2019. Nomor 78 Tahun 2019. Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. Jakarta

_________________ 2020. Nomor 54 Tahun 2020. Perubahan Postur Dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran (APBN) 2020. Jakarta

_________________ 2020. Nomor 72 Tahun 2020. Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Postur Dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran (APBN) 2020. Jakarta.

Peraturan Menteri Keuangan. 2020. Nomor 35/PMK.07/2020. Pengelolaan Trasfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran Dalam Rangka Penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19 dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional. Jakarta.

_________________ 2020. Nomor 76/PMK.07/2020. Pengelolaan Cadangan Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2020. Jakarta

Keputusan Kementerian Pertanian. 2020. Nomor 259/Kpts/RC.020/M/05/2020. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024. Jakarta

Badan Pusat Statistik 2016. Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Utara Agustus 2016, Berita Resmi Statistik No.97/11/64/Th. XIX, 7 November 2016

_________________ 2017. Direktori Perusahaan Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara 2016, Publikasi Statistik No. 65530.1701, Februari 2017

_________________ 2017. Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Utara Agustus 2017, Berita Resmi Statistik No. 93/11/64/Th. XX, 6 November 2017

_________________ 2018. Direktori Perusahaan Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara 2017, Publikasi Statistik No. 65530.1801, Maret 2018

_________________ 2018. Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Utara Agustus 2018, Berita Resmi Statistik No. 96/11/64/Th. XXI, 5 November 2018

_________________ 2019. Direktori Perusahaan Kontruksi Provinsi Kalimantan Utara 2018, Publikasi Statistik No. 65530.1901, 15 Maret 2019

_________________ 2019. Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Utara Agustus 2019, Berita Resmi Statistik No. 46/11/65/Th. V, 5 November 2019

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Januari 2020. Berita Resmi Statistik No. 05/02/65/Th. VI, 3 Februari 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Februari 2020. Berita Resmi Statistik No. 11/03/65/Th. VI, 2 Maret 2020

_________________ 2020. Direktori Perusahaan Kontruksi Provinsi Kalimantan Utara 2019, Publikasi Statistik No. 65530.2001, 13 Maret 2020

Page 166: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Maret 2020. Berita Resmi Statistik No. 17/04/65/Th. VI, 1 April 2020

_________________ 2020. Provinsi Kalimantan Utara Dalam Angka 2020, Publikasi Statistik No. 65560.2004, April 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan April 2020. Berita Resmi Statistik No. 21/05/65/Th. VI, 4 Mei 2020

_________________ 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2020, Berita Resmi Statistik No. 39/05/Th.XXIII, 5 Mei 2020

_________________ 2020. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Triwulan I-2020, Berita Resmi Statistik No. 26/05/65/Th.VI, 5 Mei 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Mei 2020. Berita Resmi Statistik No. 27/06/65/Th. VI, 2 Juni 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Juni 2020. Berita Resmi Statistik No. 31/07/65/Th. VI, 1 Juli 2020

_________________ 2020. Statistik Transportasi Provinsi Kalimantan Utara, Publikasi Statistik No. 65540.2003, Juli 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Juli 2020. Berita Resmi Statistik No. 36/08/65/Th. VI, 3 Agustus 2020

_________________ 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020, Berita Resmi Statistik No. 64/08/Th.XXIII, 5 Agustus 2020

_________________ 2020. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Triwulan II-2020, Berita Resmi Statistik No. 41/08/65/Th. VI, 5 Agustus 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Agustus 2020. Berita Resmi Statistik No. 42/09/65/Th. VI, 1 September 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan September 2020. Berita Resmi Statistik No. 46/10/65/Th. VI, 1 Oktober 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Oktober 2020. Berita Resmi Statistik No. 50/11/65/Th. VI, 2 November 2020

_________________ 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2020, Berita Resmi Statistik No. 85/11/Th.XXIII, 5 November 2020

_________________ 2020. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Triwulan III-2020, Berita Resmi Statistik No. 55/11/65/Th. VI, 5 November 2020

_________________ 2020. Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Utara Agustus 2020, Berita Resmi Statistik No. 56/11/65/Th. VI, 5 November 2020

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan November 2020. Berita Resmi Statistik No. 57/12/65/Th. VI, 1 Desember 2020

Page 167: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

_________________ 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Utara Bulan Desember 2020. Berita Resmi Statistik No. 61/01/65/Th. VII, 4 Januari 2021

_________________ 2021. Hasil Sensus Penduduk 2020 Provinsi Kalimantan Utara, Berita Resmi Statistik No.67/01/65/Th.VII, 21 Januari 2021

_________________ 2021. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020, Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XXIV, 5 Februari 2021

_________________ 2021. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Triwulan IV-2020, Berita Resmi Statistik No. 72/02/65/Th.VII, 5 Februari 2021

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara. 2020. Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara November 2020. Bank Indonesia

Kementerian Keuangan. 2020. APBN Kita, Kinerja dan Fakta. Jakarta.

Kementerian Keuangan. 2019. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2020. Jakarta

Badan Kepegawaian Negara. 2020. Buku Statistik PNS Edisi Juni 2020

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Niaga Swadaya.

Kusdiana, Didik dan Candra Wulan. (2007). Analisis Daya Saing Ekspor Sektor Unggulan di Jawa Barat. Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi UNPAS

Wati, Rahayu Mustika. 2019. Analisis Location Qoutient dan Shift Share Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013-2017. 9(2): 1-14.

Monica, Clara Ayu, Taufiq, Marwa dan Anna, Yulianita. 2017. Analisis potensi daerah sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah di Sumatera Bagian Selatan. 15(1): 60-18.

Hajeri, Yurisinthae, Erlinda dan Eva, Dolorosa. 2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian di Kabupaten Kubu Raya. 4(2): 253-226.

Iswanto, Denny. 2015. Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. 4(1): 1-26.

Food and Agriculture Organization of the United Nation. 2020. FAO Food Price Index, http://www.fao.org/worldfoodsituation/foodpricesindex/en/. Diakses pada 20 februari 2020 pukul 20.00.

Olivia, Grace. 2019. “Tren penerimaan pajak bumi dan bangunan kian melambat, ini sebabnya”, https://nasional.kontan.co.id/news/tren-penerimaan-pajak-bumi-dan-bangunan-kian-melambat-ini-sebabnya. diakses pada 10 Februari 2020 pukul 13.00.

_________________ 2021. “Daya dorong belanja barang pemerintah paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi”, https://nasional.kontan.co.id/news/daya-dorong-belanja-barang-pemerintah-paling-besar-terhadap-pertumbuhan-ekonomi. diakses pada 12 Februari 2020 pukul 14.00.

Page 168: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 169: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Lampiran

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN TINGKAT WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

TAHUN ANGGARAN 2020

URAIAN PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH DAERAH KONSOLIDASI JUMLAH

KONSOLIDASIAN A. Pendapatan Provinsi dan Hibah

I. Penerimaan Perpajakan 1.868.647.554.113 470.473.864.874 - -

2.339.121.418.987

1. Pajak Dalam Negeri 1.816.782.452.993 470.473.864.874

2.287.256.317.867 2. Pajak Perdagangan Internasional

51.865.101.120 -

51.865.101.120

II. Penerimaan Negara Bukan Pajak

184.541.213.137 7.314.503.006.559 6.704.678.268.246

- 794.365.951.450

1. Penerimaan Sumber Daya Alam

- -

-

2. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan

- 31.394.485.435

31.394.485.435

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

161.313.071.030 30.409.923.036

191.722.994.066

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang sah

- 464.739.289.853 -

464.739.289.853

5. Pendapatan Transfer - 6.312.806.386.043

6.309.672.916.600 - 3.133.469.443

6. Lain Pendapatan Daerah yang Sah

- 407.639.325.520 395.005.351.646

- 12.633.973.874

7. Pendapatan Hibah - 67.513.596.672 67.513.596.672

8. Pendapatan BLU 23.228.142.107 - 23.228.142.107

Jumlah Pendapatan, Hibah dan Transfer (A.I + A.II) 2.053.188.767.250 7.784.976.871.433

6.704.678.268.246 -

3.133.487.370.437

B. Belanja dan Transfer

Page 170: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

I. Belanja Pemerintah Pusat/Daerah

2.839.185.195.068 7.193.901.019.605 - - 10.033.086.214.673

1. Belanja Pegawai 709.095.442.230 2.550.365.608.102

3.259.461.050.332

2. Belanja Barang 1.086.287.597.284 2.134.373.913.600

3.220.661.510.884

3. Belanja Modal 1.042.714.168.071 1.637.050.915.897

2.679.765.083.968 4. Belanja Pembayaran Bunga Utang

- -

-

5. Belanja Subsidi - 35.087.047.322 35.087.047.322

6. Belanja Hibah - 738.697.863.483

738.697.863.483

7. Belanja Bantuan Sosial 1.087.987.483 14.249.734.405 15.337.721.888

8. Belanja Tak Derduga - 84.075.936.797 84.075.936.797

9. Belanja Lain-lain - - -

II. Transfer 6.704.678.268.246 897.461.330.769 - 6.704.678.268.246

897.461.330.769 II.1. Transfer Pemerintah

Pusat ke Pemerintah Daerah 6.704.678.268.246 - 6.704.678.268.246 -

II.2. Transfer Antar Pemerintah Daerah

- 897.461.330.769 - - 897.461.330.769

Jumlah Belanja dan Transfer (B.I + B.II) 9.543.863.463.314 8.091.362.350.374 - 6.704.678.268.246

10.930.547.545.442

C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) (7.490.674.696.064) (306.385.478.941)

6.704.678.268.246 6.704.678.268.246

(7.797.060.175.005)

D. Pembiayaan I. Penerimaan Pembiayaan

Daerah - 775.827.743.448 - -

775.827.743.448 II. Pengeluaran Pembiayaan

Daerah - 69.692.080.068 - - 69.692.080.068

Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) - 706.135.663.380 - -

706.135.663.380

E. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran-(D+C)

(7.490.674.696.064) 399.750.184.439 6.704.678.268.246

6.704.678.268.246 (7.090.924.511.625)

Page 171: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH TINGKAT WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

RINCIAN ANGKA PER KABUPATEN 3500 3501 3502 3503 3504 3551

Nama Akun Provinsi Kalimantan Utara Kabupaten Bulungan Kabupaten Nunukan Kabupaten Malinau Kabupaten Tana

Tidung Kota Tarakan

A Pendapatan Pemerintah Daerah I Pendapatan Asli Daerah 1 Pendapatan Pajak Daerah 348.949.836.778,00

Jumlah Pendapatan Pajak Daerah 348.949.836.778,00 35.224.884.278,87 28.343.639.055,31 10.103.027.404,00

3.440.103.869,12

44.412.373.489,08

2 Pendapatan Retribusi Daerah 4.856.242.203,00 468.000,00

Jumlah Pendapatan Retribusi Daerah 4.856.242.203,00 8.729.716.394,50 3.933.426.986,00 1.444.868.069,00 972.295.144,00

10.473.374.239,70

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 7.455.831.909,73

Jumlah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

7.455.831.909,73 10.739.852.281,36 2.994.239.146,08 3.250.680.716,62 4.029.893.627,19

2.923.987.753,67

4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 227.308.478.042,85

Jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 227.308.478.042,85 85.121.635.990,08 97.924.380.521,28 43.456.552.444,77

3.523.602.355,40

7.404.640.498,84

II Pendapatan Transfer 1 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan

Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1.788.785.787.701,00 815.198.141.826,00 882.266.056.906,00 1.147.461.770.413,00

616.746.577.283,00

701.496.403.326,00

2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Jumlah Pendapatan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 47.482.275.000,00 163.123.494.145,00 38.854.741.000,00

21.601.351.000,00

72.493.053.000,00

14.163.265.000,00

3 Transfer Pemerintah Daerah Lainnya/Provinsi Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah

Lainnya/Provinsi - 49.523.527.506,09 54.288.081.841,91 43.149.023.138,12

18.884.969.007,16

54.525.124.541,51

4 Transfer Bantuan Keuangan Jumlah Pendapatan Transfer Bantuan Keuangan - 16.719.438.631,36 19.419.209.199,97 9.713.509.370,34 4.303.661.247,96 13.891.681.550,37

III Lain-lain Pendapatan yang Sah

Page 172: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

1 Pendapatan Hibah 25.648.440.000,00

Jumlah Pendapatan Hibah 336.000.000,00 27.524.440.000,00 9.905.144.841,73 2.935.000.000,00 - 26.813.011.830,11

2 Pendapatan dari Dana Darurat

Jumlah Pendapatan Dana Darurat - - - - -

-

3 Pendapatan Lainnya

Jumlah Pendapatan Lain-lain - - 254.408.964.000,00 157.973.035.000,00

1.718.193.250,00

-

B Belanja Pemerintah Daerah I Belanja Operasi

1 Belanja Pegawai 567.086.139.979,69

Jumlah Belanja Pegawai 567.086.139.979,69 415.365.642.233,00 450.785.440.725,00 480.189.954.990,00

237.692.671.167,00

399.245.759.007,69

2 Belanja Barang dan Jasa 727.302.590.988,24 -

Jumlah Belanja Barang dan Jasa 727.302.590.988,24 340.739.469.508,70 327.812.104.433,86 336.955.340.731,00

192.764.087.887,00

208.800.320.051,04

3 Belanja Bunga

Jumlah Belanja Bunga - - - - -

-

4 Subsidi 21.188.660.225,92 12.016.469.096,03 1.881.918.000,00

Jumlah Belanja Subsidi 21.188.660.225,92 - 12.016.469.096,03 1.881.918.000,00 -

-

5 Hibah 389.760.351.725,68

Jumlah Belanja Hibah 389.760.351.725,68 96.529.004.816,00 57.650.623.737,00 83.449.745.169,00

30.841.402.613,00

80.466.735.421,91

6 Bantuan Sosial 7.524.143.719,00

Jumlah Belanja Bantuan Sosial 7.524.143.719,00 300.000.000,00 235.000.000,00 3.909.543.425,00 456.120.000,00

1.824.927.261,00

II Belanja Modal 1 Belanja Modal Tanah 57.360.558.808,00

Jumlah Belanja Modal Tanah 57.360.558.808,00 - 257.425.000,00 78.305.181,00

237.765.760,00

12.410.981.300,00

2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 187.202.130.781,66

Jumlah Belanja Modal Peralatan dan Mesin 187.202.130.781,66 34.026.675.789,00 72.117.988.753,46 23.030.030.689,00

33.037.046.032,00

21.266.648.834,00

Page 173: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 265.446.856.203,54

Jumlah Belanja Modal Gedung dan Bangunan 265.446.856.203,54 36.992.412.142,00 42.534.282.320,13 50.237.623.670,00

96.463.004.181,00

110.503.135.843,00

4 Belanja Modal Jalan, Iringasi dan Jaringan 151.910.691.099,00

Jumlah Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 151.910.691.099,00 112.864.641.379,31 59.851.622.428,78 74.974.715.067,00

52.927.195.781,00

114.617.050.124,00

5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 7.303.014.313,00

Jumlah Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 7.303.014.313,00 894.271.720,00 100.005.829,00 - 211.293.724,00

26.730.000,00

6 Belanja Modal Konstruksi dalam Pengerjaan

Jumlah Belanja Modal Konstruksi Dalam Pengerjaan - - - - -

-

7 Belanja Modal Aset Lainnya 6.940.840.389,00 315.802.900,00 731.264.127,00

651.995.000,00

Jumlah Belanja Modal Aset Lainnya 6.940.840.389,00 315.802.900,00 - 731.264.127,00

-

651.995.000,00

8 Belanja BLUD 9.526.910.727,70

Jumlah Belanja Modal BLUD - - 9.526.910.727,70 - -

-

III Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga 22.798.170.370,58 13.598.022.339,00 38.892.325.734,00 8.787.418.353,29

Jumlah Belanja Tak Terduga - 22.798.170.370,58 13.598.022.339,00 38.892.325.734,00

-

8.787.418.353,29

C Transfer Pemerintah Daerah I Transfer/Bagi Hasil ke Desa

Jumlah Transfer Bagi Hasil ke Desa 223.698.123.321,77 4.895.872.000,00 - - -

-

II Transfer Bantuan Keuangan 1 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

Jumlah Transfer Bantuan Keuangan ke Pemeritah Daerah Lainnya 64.047.500.000,00 - - -

-

-

2 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 159.210.720.000,00 323.180.085.718,66 313.710.773.000,00

95.622.336.600,00

Jumlah Transfer Belanja Bantuan Keuangan ke Desa - 159.210.720.000,00 323.180.085.718,66 313.710.773.000,00 95.622.336.600,00 -

3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 841.543.450,00

Jumlah Transfer Bantuan Keuangan Lainnya - - - - 841.543.450,00 -

Page 174: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

4 Transfer Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota

Jumlah Transfer Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota - - - -

-

-

E Pembiayaan Pemerintah Daerah

I Penerimaan Pembiayaan Daerah 1 Penggunaan SiLPA 353.939.781.977,55 58.035.320.458,88 30.827.997.380,97 89.844.672.500,90 52.495.737.528,98 160.831.703.932,43

2 Pencairan Dana Cadangan 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4 Pinjaman Dalam Negeri

Jumlah Pinjaman Dalam Negeri - - 29.852.529.668,00 - -

-

5 Penerimaan Kembali Piutang

Jumlah Penerimaan Kembali Piutang - - - - -

-

6 Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

Jumlah Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya - - - -

-

-

7 Pinjaman Luar Negeri 8 Penerimaan Utang Jangka Panjang Lainnya II Pengeluaran Pembiayaan Daerah

1 Pembentukan Dana Cadangan 2 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah

18.305.100.000,00

Jumlah Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah 1.500.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00

-

18.305.100.000,00

3 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Jumlah Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - - 41.886.980.068,00 - - -

4 Pemberian Pinjaman Daerah Jumlah Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -

5 Pengeluaran Investasi Non Permanen Lainnya Jumlah Pengeluaran Investasi Non Permanen

Lainnya - - - - -

-

6 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

Page 175: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Utara

RINCIAN ANGKA PER KABUPATEN NAMA KABUPATEN

Nama Akun Prov. Kalimantan

Utara Kab. Bulungan Kab. Nunukan Kab. Malinau Kab. Tana Tidung Kota Tarakan

A. Pendapatan

I. Penerimaan Perpajakan

1. Pajak Dalam Negeri 0

0

0

0

0

1.816.782.452.993

2. Pajak Perdagangan Internasional 0

0

20.898.281.000

0

0

30.966.820.120

Jumlah Penerimaan Perpajakan 0

0

20.898.281.000

0

0

1.847.749.273.113

II. Penerimaan Negara Bukan Pajak

1. Penerimaan Sumber Daya Alam 0

0

0

0

0

0

2. Pendapatan Bagian Laba Bumn/Kekayaan Negara Dipisahkan 0

0

0

0

0

0

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya I 0

0

0

0

0

0

4. Pendapatan BLU 0

0

0

0

0

23.228.142.107

5. Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya II 1.108.675.845

34.601.851.363

9.166.808.725

3.049.264.289

13.783.763

113.372.687.045

Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak 1.108.675.845

34.601.851.363

9.166.808.725

3.049.264.289

13.783.763

136.600.829.152

Jumlah Pendapatan (A.I + A.II) 1.108.675.845

34.601.851.363

30.065.089.725

3.049.264.289

13.783.763

1.984.350.102.265

B. Belanja

I. Belanja Pemerintah Pusat per Wilayah

1. Belanja Pegawai 6.153.372.752

294.166.233.552

104.122.248.927

50.473.909.111

5.384.153.901

248.795.523.987

2. Belanja Barang 113.945.349.635

501.414.783.143

111.068.718.148

61.714.094.746

12.365.258.667

285.779.392.945

3. Belanja Modal 282.943.094.460

625.045.399.370

28.895.942.703

29.532.068.800

531.707.500

75.765.955.238

4. Belanja Subsidi 0

0

0

0

0

0

Page 176: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

5. Belanja Hibah 0

0

0

0

0

0

6. Belanja Bantuan Sosial 301.000.000

107.000.000

30.000.000

649.987.483

0

0

7. Belanja Lain-lain 0

0

0

0

0

0

Jumlah Belanja Pemerintah Pusat per Wilayah 403.342.816.847

1.420.733.416.065

244.116.909.778

142.370.060.140

18.281.120.068

610.340.872.170

II. Transfer ke Daerah

1. Transfer Dana Perimbangan

Jumlah Belanja Transfer Dana Perimbangan 0

0

0

0

0

0

Jumlah Transfer Ke Daerah 0

0

0

0

0

0

Jumlah Belanja Negara (B.I + B. II) 403.342.816.847

1.420.733.416.065

244.116.909.778

142.370.060.140

18.281.120.068

610.340.872.170

C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) (402.234.141.002)

(1.386.131.564.702)

(214.051.820.053)

(139.320.795.851)

(18.267.336.305)

1.374.009.230.095

D. Pembiayaan

I. Pembiayaan Dalam Negeri (Neto) 0 0 0 0 0 0

I. Pembiayaan Dalam Negeri (Neto)

E. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran- SiLPA (SiKPA) (D - C) (402.234.141.002)

(1.386.131.564.702)

(214.051.820.053)

(139.320.795.851)

(18.267.336.305)

1.374.009.230.095

Page 177: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

GFS YEARBOOK QUESTIONNAIRE STATEMENT I

STATEMENT OF GOVERNMENT OPERATIONS NFPS

Consolidated Nonfinancial Public

Sector Accounting method: Non Cash

TRANSACTIONS AFFECTING NET WORTH: 1 Revenue 13.352.438.014.829,3 11 Taxes 2.339.084.546.527,4 12 Social contributions 13 Grants 344.268.028.816,8 14 Other revenue 10.669.085.439.485,1 2 Expense 8.925.869.642.552,3 21 Compensation of employees 3.259.461.050.332,4 22 Use of goods and services 3.052.288.056.041,8 23 Consumption of fixed capital 0,0 24 Interest 0,0 25 Subsidies 35.087.047.322,0 26 Grants 2.040.894.088.872,3 27 Social benefits 15.337.721.888,0 28 Other expense 522.801.678.095,8 GOB Gross operating balance (1-2+23+NOBz) 4.426.568.372.277,0 NOB Net operating balance (1-2+NOBz) 4.426.568.372.277,0

TRANSACTIONS IN NONFINANCIAL ASSETS: 31 Net Acquisition of Nonfinancial Assets 2.679.765.083.967,6 311 Fixed assets 2.572.571.390.493,6 312 Change in inventories 0,0 313 Valuables 0,0 314 Nonproduced assets 107.193.693.474,0

NLB Net lending / borrowing (1-2+NOBz-31) 1.746.803.288.309,4 TRANSACTIONS IN FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (FINANCING): 32 Net acquisition of financial assets 1.734.768.837.909,4 321 Domestic 1.734.768.837.909,4 322 Foreign 0,0 33 Net incurrence of liabilities -12.034.450.400,0 331 Domestic -12.034.450.400,0 332 Foreign 0,0

Page 178: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Lapangan Usaha

PDB Indonesia (Miliar) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

1.129.052.700.000.000

1.171.445.800.000.000

1.210.955.500.000.000

1.257.875.500.000.000

1.307.300.000.000.000

1.354.400.000.000.000

1.378.100.000.000.000

B. Pertambangan dan Penggalian

794.489.500.000.000

767.327.200.000.000

774.593.100.000.000

779.678.400.000.000

796.500.000.000.000

806.200.000.000.000

790.500.000.000.000

C. Industri Pengolahan

1.854.256.700.000.000

1.934.533.200.000.000

2.016.876.900.000.000

2.103.466.100.000.000

2.193.400.000.000.000

2.276.700.000.000.000

2.209.900.000.000.000 D. Pengadaan Listrik dan Gas

94.047.200.000.000

94.894.800.000.000

100.009.900.000.000

101.551.300.000.000

107.100.000.000.000

111.500.000.000.000

108.800.000.000.000

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6.882.500.000.000

7.369.000.000.000

7.634.600.000.000

7.986.100.000.000

8.400.000.000.000

9.000.000.000.000

9.500.000.000.000

F. Konstruksi

826.615.600.000.000

879.163.900.000.000

925.040.300.000.000

987.924.900.000.000

1.048.100.000.000.000

1.108.400.000.000.000

1.072.300.000.000.000 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.177.297.500.000.000

1.207.164.500.000.000

1.255.760.800.000.000

1.311.762.500.000.000

1.376.900.000.000.000

1.440.300.000.000.000

1.386.700.000.000.000

H. Transportasi dan Pergudangan

326.933.000.000.000

348.855.900.000.000

374.843.400.000.000

406.679.400.000.000

435.300.000.000.000

463.200.000.000.000

393.500.000.000.000

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

257.815.500.000.000

268.922.400.000.000

282.823.400.000.000

298.079.400.000.000

315.100.000.000.000

333.300.000.000.000

299.300.000.000.000

J. Informasi dan Komunikasi

384.475.600.000.000

421.769.800.000.000

459.208.100.000.000

503.420.800.000.000

538.800.000.000.000

589.500.000.000.000

651.900.000.000.000 K. Jasa Keuangan dan Asuransi

319.825.500.000.000

347.269.000.000.000

378.279.400.000.000

398.959.300.000.000

415.600.000.000.000

443.100.000.000.000

457.500.000.000.000

L. Real Estate

256.440.200.000.000

266.979.600.000.000

279.500.500.000.000

289.730.400.000.000

299.600.000.000.000

316.900.000.000.000

324.300.000.000.000

M,N. Jasa Perusahaan

137.795.300.000.000

148.395.500.000.000

159.321.700.000.000

172.763.800.000.000

187.700.000.000.000

206.900.000.000.000

195.700.000.000.000 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

296.329.700.000.000

310.054.600.000.000

319.965.000.000.000

326.570.700.000.000

349.300.000.000.000

365.500.000.000.000

365.400.000.000.000

P. Jasa Pendidikan

263.685.000.000.000

283.020.100.000.000

293.887.600.000.000

304.762.100.000.000

321.100.000.000.000

341.400.000.000.000

350.300.000.000.000 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

91.357.100.000.000

97.465.800.000.000

102.490.200.000.000

109.504.100.000.000

117.300.000.000.000

127.500.000.000.000

142.300.000.000.000

R,S,T,U. Jasa Lainnya

134.070.100.000.000

144.904.200.000.000

156.507.500.000.000

170.177.300.000.000

185.400.000.000.000

205.000.000.000.000

196.600.000.000.000 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

8.351.368.700.000.000

8.699.535.300.000.000

9.097.697.900.000.000

9.530.892.100.000.000

10.002.900.000.000.000

10.498.800.000.000.000

10.332.600.000.000.000

Page 179: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Lapangan Usaha

PDRB Kaltara (Miliar) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.021.340.200.000

8.574.016.300.000 9.021.730.700.000 9.420.028.300.000 9.941.200.000.000

10.475.600.000.000 10.922.800.000.000

B. Pertambangan dan Penggalian 15.345.733.700.000

14.941.856.700.000 14.415.640.800.000 15.443.864.400.000 15.987.500.000.000

16.809.300.000.000 15.664.200.000.000

C. Industri Pengolahan 4.459.054.200.000

4.732.387.700.000 5.029.555.500.000 5.308.102.000.000 5.371.000.000.000

5.629.900.000.000 5.413.400.000.000 D. Pengadaan Listrik dan Gas 22.594.600.000

28.847.000.000 31.172.000.000 33.912.900.000 37.700.000.000

39.800.000.000 44.300.000.000

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 31.727.300.000

32.486.700.000 34.500.300.000 37.005.100.000 39.500.000.000

40.600.000.000 42.900.000.000

F. Konstruksi 5.507.373.500.000

5.709.650.300.000 6.190.778.900.000 6.570.561.900.000 7.039.500.000.000

7.885.300.000.000 7.905.200.000.000 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4.815.744.800.000

4.956.086.000.000 5.290.697.600.000 5.736.806.200.000 6.213.500.000.000

6.768.300.000.000 6.796.600.000.000

H. Transportasi dan Pergudangan 2.694.262.800.000

2.921.587.800.000 3.091.050.700.000 3.425.858.300.000 3.705.100.000.000

3.963.800.000.000 3.824.800.000.000

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 572.312.000.000

611.176.500.000 660.672.900.000 746.481.700.000 831.400.000.000

897.200.000.000 857.300.000.000

J. Informasi dan Komunikasi 1.149.747.100.000

1.308.795.200.000 1.412.687.000.000 1.547.971.200.000 1.679.900.000.000

1.817.700.000.000 1.937.700.000.000

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 513.521.800.000

554.558.900.000 584.752.900.000 608.296.300.000 657.500.000.000

692.800.000.000 696.300.000.000

L. Real Estate 461.330.800.000

481.979.900.000 488.910.400.000 512.189.200.000 541.100.000.000

570.900.000.000 575.200.000.000

M,N. Jasa Perusahaan 143.028.200.000

140.640.000.000 134.478.900.000 139.210.900.000 143.700.000.000

147.000.000.000 145.900.000.000 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.274.599.500.000

2.415.145.400.000 2.603.751.300.000 2.780.612.900.000 2.934.400.000.000

3.130.400.000.000 3.163.800.000.000

P. Jasa Pendidikan 1.035.169.600.000

1.140.884.100.000 1.214.671.900.000 1.306.139.800.000 1.371.300.000.000

1.504.000.000.000 1.597.200.000.000 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 422.384.000.000

500.383.300.000 564.176.000.000 599.693.300.000 627.800.000.000

684.700.000.000 753.500.000.000

R,S,T,U. Jasa Lainnya 226.430.600.000

265.263.200.000 295.509.700.000 317.772.800.000 336.800.000.000

365.400.000.000 401.800.000.000 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 47.696.354.700.000

49.315.745.000.000 51.064.737.500.000 54.534.507.200.000 57.458.900.000.000

61.422.700.000.000 60.742.900.000.000

Page 180: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Subkategori Lapangan Usaha PDRB KABUPATEN BULUNGAN

2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.065.934,34 2.172.512,60 2.355.195,00 2.500.399,00 2.637.891,50 2.865.138,60 B. Pertambangan dan Penggalian 4.963.837,03 4.070.095,50 3.760.946,00 4.428.989,00 4.826.352,60 4.902.859,30 C. Industri Pengolahan 1.674.445,63 1.824.457,40 1.944.131,00 2.147.957,00 2.354.687,70 2.544.839,70 D. Pengadaan Listrik dan Gas 2.657,50 3.993,70 4.599,00 5.595,00 6.209,80 6.892,80

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7.043,95 7.583,40 8.159,00 9.575,00 11.228,20

12.096,50 F. Konstruksi 1.116.338,82 1.352.327,40 1.583.478,00 1.716.962,00 1.943.266,50 2.331.259,60

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 795.504,50 911.536,80 1.027.214,00 1.160.399,00 1.303.793,50

1.491.182,10 H. Transportasi dan Pergudangan 482.832,69 527.457,60 573.266,00 639.716,00 740.819,70 836.813,30 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 134.648,59 160.618,90 179.123,00 209.399,00 243.220,40 272.892,20 J. Informasi dan Komunikasi 247.434,20 272.335,30 298.705,00 339.349,00 376.899,90 443.304,60 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 89.261,65 104.314,20 115.253,00 119.760,00 139.070,70 151.486,80 L. Real Estate 119.436,11 139.288,20 147.515,00 159.748,00 172.688,70 187.952,10 M,N. Jasa Perusahaan 14.182,51 15.821,40 16.139,00 17.533,00 18.767,30 20.174,10

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 653.273,23 827.084,30 945.395,00 1.058.358,00 1.162.730,40

1.281.797,30 P. Jasa Pendidikan 347.916,37 409.258,40 460.539,00 507.235,00 559.491,10 619.296,60 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71.256,27 89.681,30 106.344,00 116.619,00 128.191,80 145.765,60 R,S,T,U. Jasa Lainnya 68.161,85 87.215,20 108.740,00 123.265,00 132.986,70 150.841,60 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12.854.165,25 12.975.581,60 13.634.741,00 15.260.860,00 16.758.296,40 18.264.592,70

Page 181: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Subkategori Lapangan Usaha PDRB KABUPATEN MALINAU

2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 870.691,50 914.741,66 999.146,79 1.033.618,53 1.072.431,50 1.164.059,00 B. Pertambangan dan Penggalian 3.131.055,59 3.278.029,45 3.280.388,16 4.151.544,89 4.620.074,70 5.324.300,20 C. Industri Pengolahan 194.726,23 210.760,24 227.101,09 243.386,93 259.425,80 276.857,50 D. Pengadaan Listrik dan Gas 1.492,98 2.218,00 2.605,60 2.958,92 3.263,10 3.882,90

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3.976,10 4.202,53 5.242,78 5.715,99 6.331,90

7.232,50 F. Konstruksi 1.025.050,33 1.064.552,02 1.193.620,32 1.317.035,98 1.461.610,10 1.716.803,90

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 244.508,14 265.826,92 305.239,56 341.685,85 386.472,60

444.164,10 H. Transportasi dan Pergudangan 211.525,35 220.084,95 234.005,79 260.462,65 300.678,00 336.507,20 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108.732,07 118.605,25 124.356,15 145.024,64 171.917,80 194.946,00 J. Informasi dan Komunikasi 20.750,71 22.342,07 24.112,94 26.909,42 30.491,80 34.948,40 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 12.778,47 15.330,10 16.741,24 18.385,07 20.976,80 22.792,50 L. Real Estate 16.018,78 17.593,41 18.084,75 19.856,18 22.194,20 24.674,20 M,N. Jasa Perusahaan 11.968,66 12.204,50 12.401,49 13.313,22 14.310,60 15.944,40

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 528.079,13 519.371,32 559.480,21 606.311,20 649.503,60

699.680,30 P. Jasa Pendidikan 129.755,96 159.121,69 182.194,60 196.462,14 214.446,70 236.664,90 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 75.790,34 89.176,55 98.811,27 108.393,77 119.900,70 135.089,50 R,S,T,U. Jasa Lainnya 3.937,77 4.431,26 5.105,45 5.896,80 6.690,70 7.536,70 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6.590.838,11 6.918.591,93 7.288.638,20 8.496.962,17 9.360.720,70 10.646.084,00

Page 182: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Subkategori Lapangan Usaha PDRB KOTA TARAKAN

2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.445.017,30 2.729.411,40 2.866.549,14 3.135.723,29 3.488.773,50 3.954.541,24 B. Pertambangan dan Penggalian 1.407.933,00 1.328.716,90 1.212.728,57 1.321.261,73 1.465.194,33 1.639.691,89 C. Industri Pengolahan 2.589.079,70 2.800.198,30 3.104.829,09 3.537.863,66 3.774.738,27 4.122.275,00 D. Pengadaan Listrik dan Gas 12.455,50 15.988,40 21.200,00 26.882,58 30.763,14 33.532,93

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 18.127,90 19.505,30 20.441,63 23.352,72 26.013,45

27.208,41 F. Konstruksi 2.880.641,60 3.159.530,90 3.637.590,17 4.317.886,53 5.106.432,08 6.270.954,14

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.866.693,20 4.455.353,90 5.110.815,64 5.892.237,71 6.848.228,65

7.978.820,19 H. Transportasi dan Pergudangan 2.460.919,30 2.926.049,20 3.327.898,14 4.016.949,73 4.566.569,80 5.127.296,06 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 421.017,20 470.292,20 543.893,23 639.426,68 738.818,58 842.299,68 J. Informasi dan Komunikasi 712.339,70 792.107,70 900.929,31 1.047.502,92 1.184.929,71 1.342.528,00 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 506.773,60 549.851,90 616.688,42 668.640,66 752.309,88 815.923,70 L. Real Estate 242.578,90 264.591,20 279.599,73 305.774,67 343.047,68 381.342,18 M,N. Jasa Perusahaan 131.474,70 136.073,50 136.253,02 150.263,77 160.624,63 168.346,26

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 893.891,10 976.795,50 1.147.781,50 1.261.943,48 1.348.387,85

1.484.309,31 P. Jasa Pendidikan 531.311,50 608.822,80 718.263,16 831.571,15 911.911,91 1.051.274,95 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 310.468,50 406.746,60 505.814,41 557.584,20 611.587,04 697.877,67 R,S,T,U. Jasa Lainnya 141.827,20 184.534,20 235.123,02 274.409,62 307.055,72 351.489,07 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 19.572.550,00 21.824.569,70 24.386.398,17 28.009.275,10 31.665.386,22 36.289.710,68

Page 183: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Subkategori Lapangan Usaha PDRB TANA TIDUNG

2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.261.383,22 1.375.876,81 1.524.290,78 1.539.673,36 1.615.621,03 1.776.628,61 B. Pertambangan dan Penggalian 1.233.121,63 1.136.397,98 1.061.298,65 1.427.187,77 1.618.282,94 1.852.320,72 C. Industri Pengolahan 82.055,04 90.469,08 100.762,12 108.622,93 114.083,25 122.342,30 D. Pengadaan Listrik dan Gas 303,89 471,63 634,90 716,19 783,63 1.051,62

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 457,94 495,57 573,64 620,36 678,64

728,64 F. Konstruksi 563.344,67 612.948,60 698.742,10 767.915,10 858.522,82 959.753,08

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 153.119,41 173.251,60 199.271,21 229.529,65 250.835,41

276.299,44 H. Transportasi dan Pergudangan 28.121,31 31.012,93 32.140,30 35.352,21 38.999,59 42.589,03 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.417,83 8.160,80 9.004,77 10.052,29 11.208,23 12.277,27 J. Informasi dan Komunikasi 1.333,23 1.442,59 1.499,14 1.610,23 1.716,21 2.014,33 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 3.545,79 3.801,43 4.303,84 4.697,77 5.263,46 5.544,10 L. Real Estate 24.107,83 26.384,30 27.688,32 29.741,22 32.812,78 35.633,51 M,N. Jasa Perusahaan 690,85 747,51 772,30 805,23 846,35 891,96

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 368.965,54 422.524,88 463.346,64 503.750,04 538.877,51

589.203,18 P. Jasa Pendidikan 51.709,64 58.120,80 64.763,69 70.161,30 75.429,94 82.590,18 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.374,17 2.593,05 2.855,46 3.045,68 3.261,87 3.626,57 R,S,T,U. Jasa Lainnya 14.146,45 15.604,35 17.782,82 19.408,70 19.797,20 22.199,22 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.796.198,41 3.960.303,92 4.209.730,69 4.752.890,03 5.187.020,87 5.785.693,75

Page 184: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Subkategori Lapangan Usaha PDRB NUNUKAN

2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.147.511,70 3.249.515,90 3.778.207,60 4.321.541,70 4.891.696,40 5.554.072,30

B. Pertambangan dan Penggalian 7.960.065,30 7.441.393,10 7.311.094,10 9.535.926,50 10.827.101,10 12.063.225,30

C. Industri Pengolahan 1.190.262,40 1.292.477,30 1.388.350,90 1.566.662,10 1.654.775,80 1.813.693,90

D. Pengadaan Listrik dan Gas 2.446,20 3.750,50 4.356,30 5.044,30 5.651,00 6.611,50

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.266,00 6.617,40 7.252,50 8.326,20 9.072,00 9.599,70

F. Konstruksi 1.008.847,00 1.065.343,10 1.218.109,60 1.428.128,50 1.683.095,00 1.995.461,30

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 737.568,00 830.733,90 963.026,60 1.121.953,50 1.249.316,00 1.420.604,40

H. Transportasi dan Pergudangan 294.441,30 331.151,50 358.312,00 404.421,00 458.106,00 520.956,30

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 134.363,60 149.594,70 167.557,70 198.260,00 231.824,30 259.461,20

J. Informasi dan Komunikasi 231.160,60 255.117,10 287.134,70 333.995,00 376.693,00 434.803,40

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 49.629,40 55.345,10 63.170,80 69.285,20 74.474,10 81.622,90

L. Real Estate 73.121,50 77.370,00 81.871,00 88.526,70 98.040,80 108.347,10

M,N. Jasa Perusahaan 5.989,60 6.370,20 6.222,70 6.928,40 7.173,50 7.431,40

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 419.203,80 464.742,20 527.134,80 573.264,00 623.551,70 688.750,50

P. Jasa Pendidikan 188.791,10 221.835,20 259.603,60 288.568,60 309.851,10 343.915,10

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.893,20 3.591,10 4.301,00 5.005,20 5.577,60 6.137,40

R,S,T,U. Jasa Lainnya 50.222,40 62.983,40 76.288,60 85.061,40 91.066,60 104.408,40

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 15.502.783,00 15.517.931,80 16.501.994,40 20.040.898,40 22.597.065,90 25.420.102,10

Page 185: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 186: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 187: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 188: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SEKTOR

PDB Indonesia

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.129.052.700.000.000 1.171.445.800.000.000 1.210.955.500.000.000 1.257.875.500.000.000 1.307.300.000.000.000 1.354.400.000.000.000 1.378.100.000.000.000

B. Pertambangan dan Penggalian 794.489.500.000.000 767.327.200.000.000 774.593.100.000.000 779.678.400.000.000 796.500.000.000.000 806.200.000.000.000 790.500.000.000.000

C. Industri Pengolahan 1.854.256.700.000.000 1.934.533.200.000.000 2.016.876.900.000.000 2.103.466.100.000.000 2.193.400.000.000.000 2.276.700.000.000.000 2.209.900.000.000.000

D. Pengadaan Listrik dan Gas 94.047.200.000.000 94.894.800.000.000 100.009.900.000.000 101.551.300.000.000 107.100.000.000.000 111.500.000.000.000 108.800.000.000.000

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6.882.500.000.000 7.369.000.000.000 7.634.600.000.000 7.986.100.000.000 8.400.000.000.000 9.000.000.000.000 9.500.000.000.000

F. Konstruksi 826.615.600.000.000 879.163.900.000.000 925.040.300.000.000 987.924.900.000.000 1.048.100.000.000.000 1.108.400.000.000.000 1.072.300.000.000.000

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.177.297.500.000.000 1.207.164.500.000.000 1.255.760.800.000.000 1.311.762.500.000.000 1.376.900.000.000.000 1.440.300.000.000.000 1.386.700.000.000.000

H. Transportasi dan Pergudangan 326.933.000.000.000 348.855.900.000.000 374.843.400.000.000 406.679.400.000.000 435.300.000.000.000 463.200.000.000.000 393.500.000.000.000

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 257.815.500.000.000 268.922.400.000.000 282.823.400.000.000 298.079.400.000.000 315.100.000.000.000 333.300.000.000.000 299.300.000.000.000

J. Informasi dan Komunikasi 384.475.600.000.000 421.769.800.000.000 459.208.100.000.000 503.420.800.000.000 538.800.000.000.000 589.500.000.000.000 651.900.000.000.000

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 319.825.500.000.000 347.269.000.000.000 378.279.400.000.000 398.959.300.000.000 415.600.000.000.000 443.100.000.000.000 457.500.000.000.000

L. Real Estate 256.440.200.000.000 266.979.600.000.000 279.500.500.000.000 289.730.400.000.000 299.600.000.000.000 316.900.000.000.000 324.300.000.000.000

M,N. Jasa Perusahaan 137.795.300.000.000 148.395.500.000.000 159.321.700.000.000 172.763.800.000.000 187.700.000.000.000 206.900.000.000.000 195.700.000.000.000

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

296.329.700.000.000 310.054.600.000.000 319.965.000.000.000 326.570.700.000.000 349.300.000.000.000 365.500.000.000.000 365.400.000.000.000

P. Jasa Pendidikan 263.685.000.000.000 283.020.100.000.000 293.887.600.000.000 304.762.100.000.000 321.100.000.000.000 341.400.000.000.000 350.300.000.000.000

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 91.357.100.000.000 97.465.800.000.000 102.490.200.000.000 109.504.100.000.000 117.300.000.000.000 127.500.000.000.000 142.300.000.000.000

R,S,T,U. Jasa Lainnya 134.070.100.000.000 144.904.200.000.000 156.507.500.000.000 170.177.300.000.000 185.400.000.000.000 205.000.000.000.000 196.600.000.000.000

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 8.351.368.700.000.000 8.699.535.300.000.000 9.097.697.900.000.000 9.530.892.100.000.000 10.002.900.000.000.000 10.498.800.000.000.000 10.332.600.000.000.000

Page 189: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SEKTOR

PDRB Kaltara

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.021.340.200.000 8.574.016.300.000 9.021.730.700.000 9.420.028.300.000 9.941.200.000.000 10.475.600.000.000 10.922.800.000.000

B. Pertambangan dan Penggalian 15.345.733.700.000 14.941.856.700.000 14.415.640.800.000 15.443.864.400.000 15.987.500.000.000 16.809.300.000.000 15.664.200.000.000

C. Industri Pengolahan 4.459.054.200.000 4.732.387.700.000 5.029.555.500.000 5.308.102.000.000 5.371.000.000.000 5.629.900.000.000 5.413.400.000.000

D. Pengadaan Listrik dan Gas 22.594.600.000 28.847.000.000 31.172.000.000 33.912.900.000 37.700.000.000 39.800.000.000 44.300.000.000

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

31.727.300.000 32.486.700.000 34.500.300.000 37.005.100.000 39.500.000.000 40.600.000.000 42.900.000.000

F. Konstruksi 5.507.373.500.000 5.709.650.300.000 6.190.778.900.000 6.570.561.900.000 7.039.500.000.000 7.885.300.000.000 7.905.200.000.000

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4.815.744.800.000 4.956.086.000.000 5.290.697.600.000 5.736.806.200.000 6.213.500.000.000 6.768.300.000.000 6.796.600.000.000

H. Transportasi dan Pergudangan 2.694.262.800.000 2.921.587.800.000 3.091.050.700.000 3.425.858.300.000 3.705.100.000.000 3.963.800.000.000 3.824.800.000.000

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 572.312.000.000 611.176.500.000 660.672.900.000 746.481.700.000 831.400.000.000 897.200.000.000 857.300.000.000

J. Informasi dan Komunikasi 1.149.747.100.000 1.308.795.200.000 1.412.687.000.000 1.547.971.200.000 1.679.900.000.000 1.817.700.000.000 1.937.700.000.000

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 513.521.800.000 554.558.900.000 584.752.900.000 608.296.300.000 657.500.000.000 692.800.000.000 696.300.000.000

L. Real Estate 461.330.800.000 481.979.900.000 488.910.400.000 512.189.200.000 541.100.000.000 570.900.000.000 575.200.000.000

M,N. Jasa Perusahaan 143.028.200.000 140.640.000.000 134.478.900.000 139.210.900.000 143.700.000.000 147.000.000.000 145.900.000.000

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.274.599.500.000 2.415.145.400.000 2.603.751.300.000 2.780.612.900.000 2.934.400.000.000 3.130.400.000.000 3.163.800.000.000

P. Jasa Pendidikan 1.035.169.600.000 1.140.884.100.000 1.214.671.900.000 1.306.139.800.000 1.371.300.000.000 1.504.000.000.000 1.597.200.000.000

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 422.384.000.000 500.383.300.000 564.176.000.000 599.693.300.000 627.800.000.000 684.700.000.000 753.500.000.000

R,S,T,U. Jasa Lainnya 226.430.600.000 265.263.200.000 295.509.700.000 317.772.800.000 336.800.000.000 365.400.000.000 401.800.000.000

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 47.696.354.700.000 49.315.745.000.000 51.064.737.500.000 54.534.507.200.000 57.458.900.000.000 61.422.700.000.000 60.742.900.000.000

Page 190: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

LOCATION QUOTIENT (LQ)

SEKTOR

LOCATION QUOTIENT (LQ) Rata-rata (2014-

2020) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,24 1,29 1,33 1,31 1,32 1,32 1,35 1,31 B. Pertambangan dan Penggalian 3,38 3,44 3,32 3,46 3,49 3,56 3,37 3,43 C. Industri Pengolahan 0,42 0,43 0,44 0,44 0,43 0,42 0,42 0,43 D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 0,05 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,81 0,78 0,81 0,81 0,82 0,77 0,77 0,79 F. Konstruksi 1,17 1,15 1,19 1,16 1,17 1,22 1,25 1,19 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,72 0,72 0,75 0,76 0,79 0,80 0,83 0,77 H. Transportasi dan Pergudangan 1,44 1,48 1,47 1,47 1,48 1,46 1,65 1,49 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,39 0,40 0,42 0,44 0,46 0,46 0,49 0,44 J. Informasi dan Komunikasi 0,52 0,55 0,55 0,54 0,54 0,53 0,51 0,53 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,28 0,28 0,28 0,27 0,28 0,27 0,26 0,27 L. Real Estate 0,31 0,32 0,31 0,31 0,31 0,31 0,30 0,31 M,N. Jasa Perusahaan 0,18 0,17 0,15 0,14 0,13 0,12 0,13 0,15 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,34 1,37 1,45 1,49 1,46 1,46 1,47 1,44 P. Jasa Pendidikan 0,69 0,71 0,74 0,75 0,74 0,75 0,78 0,74 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,81 0,91 0,98 0,96 0,93 0,92 0,90 0,91 R,S,T,U. Jasa Lainnya 0,30 0,32 0,34 0,33 0,32 0,30 0,35 0,32

MODEL RASIO PERTUMBUHAN (MRP)

SEKTOR RPr RPs

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,64 0,93 B. Pertambangan dan Penggalian -4,13 -0,02 C. Industri Pengolahan 1,12 0,81 D. Pengadaan Listrik dan Gas 6,12 0,66 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,93 1,60 F. Konstruksi 1,46 1,25 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,31 0,75 H. Transportasi dan Pergudangan 2,06 0,86 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,09 0,68 J. Informasi dan Komunikasi 0,99 2,93 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,83 1,81 L. Real Estate 0,93 1,12 M,N. Jasa Perusahaan 0,05 1,77 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,68 0,98 P. Jasa Pendidikan 1,65 1,38 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,41 2,35 R,S,T,U. Jasa Lainnya 1,66 1,97

Page 191: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SHIFT SHARE – NATIONAL SHARE….(1)

SEKTOR

2014-2015 2015-2016 2016-2017

E r,i,t-n E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,t/

E N,t-n

(a) (b) (c) = (a)x(b) (d) = (c) - (a) (a) (b) (c) = (a)x(b) (d) = (c) - (a) (a) (b) (c) = (a)x(b) (d) = (c) - (a)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.021,34 1,04 8.355,75 334,41 8.574,02 1,05 8.966,43 392,42 9.021,73 1,05 9.451,31 429,58

B. Pertambangan dan Penggalian 15.345,73 1,04 15.985,49 639,76 14.941,86 1,05 15.625,72 683,86 14.415,64 1,05 15.102,05 686,41

C. Industri Pengolahan 4.459,05 1,04 4.644,95 185,90 4.732,39 1,05 4.948,98 216,59 5.029,56 1,05 5.269,04 239,49

D. Pengadaan Listrik dan Gas 22,59 1,04 23,54 0,94 28,85 1,05 30,17 1,32 31,17 1,05 32,66 1,48

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 31,73 1,04 33,05 1,32 32,49 1,05 33,97 1,49 34,50 1,05 36,14 1,64

F. Konstruksi 5.507,37 1,04 5.736,97 229,60 5.709,65 1,05 5.970,97 261,32 6.190,78 1,05 6.485,56 294,78

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4.815,74 1,04 5.016,51 200,77 4.956,09 1,05 5.182,92 226,83 5.290,70 1,05 5.542,62 251,92

H. Transportasi dan Pergudangan 2.694,26 1,04 2.806,59 112,32 2.921,59 1,05 3.055,30 133,72 3.091,05 1,05 3.238,23 147,18

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 572,31 1,04 596,17 23,86 611,18 1,05 639,15 27,97 660,67 1,05 692,13 31,46

J. Informasi dan Komunikasi 1.149,75 1,04 1.197,68 47,93 1.308,80 1,05 1.368,70 59,90 1.412,69 1,05 1.479,95 67,27

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 513,52 1,04 534,93 21,41 554,56 1,05 579,94 25,38 584,75 1,05 612,60 27,84

L. Real Estate 461,33 1,04 480,56 19,23 481,98 1,05 504,04 22,06 488,91 1,05 512,19 23,28

M,N. Jasa Perusahaan 143,03 1,04 148,99 5,96 140,64 1,05 147,08 6,44 134,48 1,05 140,88 6,40

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.274,60 1,04 2.369,43 94,83 2.415,15 1,05 2.525,68 110,54 2.603,75 1,05 2.727,73 123,98

P. Jasa Pendidikan 1.035,17 1,04 1.078,33 43,16 1.140,88 1,05 1.193,10 52,22 1.214,67 1,05 1.272,51 57,84

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 422,38 1,04 439,99 17,61 500,38 1,05 523,28 22,90 564,18 1,05 591,04 26,86

R,S,T,U. Jasa Lainnya 226,43 1,04 355,49 16,93 265,26 1,05 355,49 16,93 295,51 1,05 355,49 16,93

JUMLAH 47.696,35 17,71 49.804,42 1.995,94 49.315,75 17,78 51.650,93 2.261,88 51.064,74 17,81 53.542,13 2.434,35

Page 192: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SHIFT SHARE – NATIONAL SHARE….(2)

SEKTOR

2017-2018 2018-2019 2019-2020

Rata-rata

(2014-

2020)

E r,i,t-n E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,t/

E N,t-n

(a) (b) (c) = (a)x(b) (d) = (c) - (a) (a) (b) (c) = (a)x(b) (d) = (c) - (a) (a) (b) (c) = (a)x(b) (d) = (c) - (a)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

9.420,03 1,05 9.886,55 466,52 9.941,20 1,05 10.434,04 492,84 10.475,60 0,98 10.309,77 -165,83 324,99

B. Pertambangan dan Penggalian 15.443,86 1,05 16.208,71 764,84 15.987,50 1,05 16.780,09 792,59 16.809,30 0,98 16.543,20 -266,10 550,23

C. Industri Pengolahan 5.308,10 1,05 5.570,98 262,88 5.371,00 1,05 5.637,27 266,27 5.629,90 0,98 5.540,78 -89,12 180,33

D. Pengadaan Listrik dan Gas 33,91 1,05 35,59 1,68 37,70 1,05 39,57 1,87 39,80 0,98 39,17 -0,63 1,11

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 37,01 1,05 38,84 1,83 39,50 1,05 41,46 1,96 40,60 0,98 39,96 -0,64 1,27

F. Konstruksi 6.570,56 1,05 6.895,96 325,40 7.039,50 1,05 7.388,49 348,99 7.885,30 0,98 7.760,47 -124,83 222,54

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.736,81 1,05 6.020,92 284,11 6.213,50 1,05 6.521,54 308,04 6.768,30 0,98 6.661,16 -107,14 194,09

H. Transportasi dan Pergudangan 3.425,86 1,05 3.595,52 169,66 3.705,10 1,05 3.888,78 183,68 3.963,80 0,98 3.901,05 -62,75 113,97

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 746,48 1,05 783,45 36,97 831,40 1,05 872,62 41,22 897,20 0,98 883,00 -14,20 24,55

J. Informasi dan Komunikasi 1.547,97 1,05 1.624,63 76,66 1.679,90 1,05 1.763,18 83,28 1.817,70 0,98 1.788,93 -28,77 51,04

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 608,30 1,05 638,42 30,13 657,50 1,05 690,10 32,60 692,80 0,98 681,83 -10,97 21,06

L. Real Estate 512,19 1,05 537,55 25,37 541,10 1,05 567,93 26,83 570,90 0,98 561,86 -9,04 17,95

M,N. Jasa Perusahaan 139,21 1,05 146,11 6,89 143,70 1,05 150,82 7,12 147,00 0,98 144,67 -2,33 5,08

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.780,61 1,05 2.918,32 137,71 2.934,40 1,05 3.079,87 145,47 3.130,40 0,98 3.080,84 -49,56 93,83

P. Jasa Pendidikan 1.306,14 1,05 1.370,83 64,69 1.371,30 1,05 1.439,28 67,98 1.504,00 0,98 1.480,19 -23,81 43,68

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 599,69 1,05 629,39 29,70 627,80 1,05 658,92 31,12 684,70 0,98 673,86 -10,84 19,56

R,S,T,U. Jasa Lainnya 317,77 1,05 355,49 16,93 336,80 1,05 355,49 16,93 365,40 0,98 355,49 16,93 16,93

JUMLAH 47.696,35 17,71 49.804,42 1.995,94 49.315,75 17,78 51.650,93 2.261,88 51.064,74 17,81 53.542,13 2.434,35

Page 193: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SHIFT SHARE - PROPORTIONAL SHIFT….(1)

SEKTOR

2014-2015 2015-2016 2016-2017

E r,i,t-n E N,i,t/

E N,i,t-n

E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,i,t/

E N,i,t-n

E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,i,t/

E N,i,t-n

E N,t/

E N,t-n

(a) (b) (c) (d)=(b)-(c) (e)=(a)x(d) (a) (b) (c) (d)=(b)-(c) (e)=(a)x(d) (a) (b) (c) (d)=(b)-(c) (e)=(a)x(d)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

8.021,34 1,04 1,04 - 0,00 - 33,23 8.574,02 1,03 1,05 - 0,01 - 103,24 9.021,73 1,04 1,05 - 0,01 - 63,35

B. Pertambangan dan Penggalian 15.345,73 0,97 1,04 - 0,08 - 1.164,41 14.941,86 1,01 1,05 - 0,04 - 542,38 14.415,64 1,01 1,05 - 0,04 - 565,14

C. Industri Pengolahan 4.459,05 1,04 1,04 0,00 7,15 4.732,39 1,04 1,05 - 0,00 - 15,16 5.029,56 1,04 1,05 - 0,00 - 14,26

D. Pengadaan Listrik dan Gas 22,59 1,01 1,04 - 0,03 - 0,74 28,85 1,05 1,05 0,01 0,23 31,17 1,02 1,05 - 0,03 - 0,95

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

31,73

1,07

1,04

0,03

0,92

32,49

1,04

1,05 - 0,01 - 0,32 34,50 1,05 1,05 0,00 0,01

F. Konstruksi 5.507,37 1,06 1,04 0,02 120,50 5.709,65 1,05 1,05 0,01 36,62 6.190,78 1,07 1,05 0,02 137,51

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4.815,74 1,03 1,04 - 0,02 - 78,60 4.956,09 1,04 1,05 - 0,01 - 27,32 5.290,70 1,04 1,05 - 0,00 - 6,20

H. Transportasi dan Pergudangan

2.694,26 1,07 1,04 0,03 68,34 2.921,59 1,07 1,05 0,03 83,92 3.091,05 1,08 1,05 0,04 121,06

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

572,31 1,04 1,04 0,00 0,80 611,18 1,05 1,05 0,01 3,62 660,67 1,05 1,05 0,01 5,40

J. Informasi dan Komunikasi 1.149,75 1,10 1,04 0,06 63,59 1.308,80 1,09 1,05 0,04 56,27 1.412,69 1,10 1,05 0,05 71,36

K. Jasa Keuangan dan Asuransi

513,52 1,09 1,04 0,04 22,66 554,56 1,09 1,05 0,04 24,14 584,75 1,05 1,05 0,01 5,20

L. Real Estate 461,33 1,04 1,04 - 0,00 - 0,27 481,98 1,05 1,05 0,00 0,54 488,91 1,04 1,05 -0,01 -4,48

M,N. Jasa Perusahaan 143,03 1,08 1,04 0,04 5,04 140,64 1,07 1,05 0,03 3,92 134,48 1,08 1,05 0,04 5,19

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.274,60 1,05 1,04 0,00 10,52 2.415,15 1,03 1,05 - 0,01 - 33,34 2.603,75 1,02 1,05 -0,03 -65,41

P. Jasa Pendidikan 1.035,17 1,07 1,04 0,03 32,75 1.140,88 1,04 1,05 - 0,01 - 8,41 1.214,67 1,04 1,05 -0,01 -10,65

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

422,38 1,07 1,04 0,03 10,63 500,38 1,05 1,05 0,01 2,89 564,18 1,07 1,05 0,02 12,79

R,S,T,U. Jasa Lainnya 226,43 1,08 1,04 0,04 8,86 265,26 1,08 1,05 0,03 9,10 295,51 1,09 1,05 0,04 12,29

JUMLAH 47.696,35 17,89 17,71 0,18 - 925,47 49.315,75 17,89 17,78 0,11 - 508,89 51.064,74 17,89 17,78 0,11 - 359,64

Page 194: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SHIFT SHARE - PROPORTIONAL SHIFT….(2)

SEKTOR

2017-2018 2018-2019 2019-2020 Rata-

rata

(2014-

2020)

E r,i,t-n E N,i,t/

E N,i,t-n

E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,i,t/

E N,i,t-n

E N,t/

E N,t-n

E r,i,t-n E N,i,t/

E N,i,t-n

E N,t/

E N,t-n

(a) (b) (c) (d)=(b)-(c) (e)=(a)x(d) (a) (b) (c) (d)=(b)-(c) (e)=(a)x(d) (a) (b) (c) (d)=(b)-(c) (e)=(a)x(d)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

9.420,03 1,04 1,05 -0,01 -61,01 9.941,20 1,04 1,05 -0,01 - 96,83 10.475,60

1,02 1,05 -0,03 -296,14 -108,97

B. Pertambangan dan Penggalian 15.443,86 1,02 1,05 -0,02 -373,64 15.987,50 1,01 1,05 -0,03 - 537,02 16.809,30 0,98 1,05 -0,07 -1.096,68 -713,21

C. Industri Pengolahan 5.308,10 1,04 1,05 -0,00 -15,99 5.371,00 1,04 1,05 -0,01 - 41,84 5.629,90 0,97 1,05 -0,08 -422,86 -83,83

D. Pengadaan Listrik dan Gas 33,91 1,05 1,05 0,01 0,30 37,70 1,04 1,05 -0,00 - 0,18 39,80 0,98 1,05 -0,07 -2,79 -0,69

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

37,01 1,05 1,05 0,01 0,22 39,50 1,07 1,05 0,03 1,01 40,60 1,06 1,05 0,01 0,40 0,37

F. Konstruksi 6.570,56 1,06 1,05 0,02 99,49 7.039,50 1,06 1,05 0,01 82,82 7.885,30 0,97 1,05 -0,08 -617,72 -23,46

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5.736,81 1,05 1,05 0,00 22,31 6.213,50 1,05 1,05 0,00 1,72 6.768,30 0,96 1,05 -0,08 -561,65 -108,29

H. Transportasi dan Pergudangan

3.425,86 1,07 1,05 0,02 84,30 3.705,10 1,06 1,05 0,02 67,90 3.963,80 0,85 1,05 -0,20 -777,87 -58,72

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

746,48 1,06 1,05 0,01 8,46 831,40 1,06 1,05 0,01 9,97 897,20 0,90 1,05 -0,15 -132,59 -17,39

J. Informasi dan Komunikasi 1.547,97 1,07 1,05 0,02 37,94 1.679,90 1,09 1,05 0,05 81,19 1.817,70 1,11 1,05 0,06 109,21 69,93

K. Jasa Keuangan dan Asuransi

608,30 1,04 1,05 -0,00 -2,47 657,50 1,07 1,05 0,02 13,41 692,80 1,03 1,05 -0,01 -9,19 8,96

L. Real Estate 512,19 1,03 1,05 -0,01 -5,99 541,10 1,06 1,05 0,01 6,48 570,90 1,02 1,05 -0,02 -12,80 -2,75

M,N. Jasa Perusahaan 139,21 1,09 1,05 0,04 5,66 143,70 1,10 1,05 0,06 8,12 147,00 0,95 1,05 -0,10 -14,69 2,21

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.780,61 1,07 1,05 0,02 66,27 2.934,40 1,05 1,05 0,00 1,79 3.130,40 1,00 1,05 -0,05 -144,13 -27,38

P. Jasa Pendidikan 1.306,14 1,05 1,05 0,01 10,24 1.371,30 1,06 1,05 0,02 23,93 1.504,00 1,03 1,05 -0,02 -29,63 3,04

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

599,69 1,07 1,05 0,03 15,25 627,80 1,09 1,05 0,04 25,86 684,70 1,12 1,05 0,07 48,14 19,26

R,S,T,U. Jasa Lainnya 317,77 1,09 1,05 0,04 13,88 336,80 1,11 1,05 0,06 20,19 365,40 0,96 1,05 -0,09 -31,70 5,44

JUMLAH 54.534,51 17,96 17,78 0,19 - 94,77 57.458,90 18,05 17,78 0,27 -331,47 61.422,70 16,89 17,78 -0,89 -3.992,66

Page 195: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SHIFT SHARE – DIFFERENTIAL SHIFT….(1)

SEKTOR

2014-2015 2015-2016 2016-2017

E r,i,t E N,i,t/

E N,i,t-n E r,i,t-n E r,i,t

E N,i,t/

E N,i,t-n E r,i,t-n E r,i,t

E N,i,t/

E N,i,t-n E r,i,t-n

(a) (b) (c) (d)=(b)x(c) (e)=(a)-(d) (a) (b) (c) (d)=(b)x(c) (e)=(a)-(d) (a) (b) (c) (d)=(b)x(c) (e)=(a)-(d)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.574,02 1,04 8.021,34 8.322,52 251,49 9.021,73 1,03 8.574,02 8.863,19 158,54 9.420,03 1,04 9.021,73 9.371,29 48,74

B. Pertambangan dan Penggalian

14.941,86 0,97 15.345,73 14.821,09 120,77 14.415,64 1,01 14.941,86 15.083,34 -667,70 15.443,86 1,01 14.415,64 14.510,28 933,58

C. Industri Pengolahan 4.732,39 1,04 4.459,05 4.652,10 80,29 5.029,56 1,04 4.732,39 4.933,82 95,73 5.308,10 1,04 5.029,56 5.245,49 62,62

D. Pengadaan Listrik dan Gas

28,85 1,01 22,59 22,80 6,05 31,17 1,05 28,85 30,40 0,77 33,91 1,02 31,17 31,65 2,26

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

32,49 1,07 31,73 33,97 -1,48 34,50 1,04 32,49 33,66 0,84 37,01 1,05 34,50 36,09 0,92

F. Konstruksi 5.709,65 1,06 5.507,37 5.857,48 -147,83 6.190,78 1,05 5.709,65 6.007,59 183,19 6.570,56 1,07 6.190,78 6.611,63 -41,07

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4.956,09 1,03 4.815,74 4.937,92 18,17 5.290,70 1,04 4.956,09 5.155,60 135,10 5.736,81 1,04 5.290,70 5.526,64 210,17

H. Transportasi dan Pergudangan 2.921,59 1,07 2.694,26 2.874,93 46,66 3.091,05 1,07 2.921,59 3.139,23 -48,18 3.425,86 1,08 3.091,05 3.353,58 72,28

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

611,18 1,04 572,31 596,97 14,21 660,67 1,05 611,18 642,77 17,90 746,48 1,05 660,67 696,31 50,17

J. Informasi dan Komunikasi

1.308,80 1,10 1.149,75 1.261,27 47,52 1.412,69 1,09 1.308,80 1.424,97 -12,28 1.547,97 1,10 1.412,69 1.548,70 -0,73

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 554,56 1,09 513,52 557,59 -3,03 584,75 1,09 554,56 604,08 -19,33 608,30 1,05 584,75 616,72 -8,42

L. Real Estate 481,98 1,04 461,33 480,29 1,69 488,91 1,05 481,98 504,58 -15,67 512,19 1,04 488,91 506,80 5,38

M,N. Jasa Perusahaan 140,64 1,08 143,03 154,03 -13,39 134,48 1,07 140,64 151,00 -16,52 139,21 1,08 134,48 145,82 -6,61

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.415,15 1,05 2.274,60 2.379,95 35,19 2.603,75 1,03 2.415,15 2.492,34 111,41 2.780,61 1,02 2.603,75 2.657,51 123,11

P. Jasa Pendidikan 1.140,88 1,07 1.035,17 1.111,07 29,81 1.214,67 1,04 1.140,88 1.184,69 29,98 1.306,14 1,04 1.214,67 1.259,62 46,52

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 500,38 1,07 422,38 450,63 49,76 564,18 1,05 500,38 526,18 38,00 599,69 1,07 564,18 602,79 -3,09

R,S,T,U. Jasa Lainnya 265,26 1,08 226,43 244,73 20,53 295,51 1,08 265,26 286,50 9,01 317,77 1,09 295,51 321,32 -3,55

JUMLAH 49.315,75 17,89 47.696,35 48759,33299 556,41 51.064,74 17,89 49.315,75 51063,95259 0,78 54.534,51 17,89 51.064,74 53042,23771 1.492,27

Page 196: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

SHIFT SHARE – DIFFERENTIAL SHIFT….(2)

SEKTOR

2017-2018 2018-2019 2019-2020

E r,i,t E N,i,t/

E N,i,t-n

E r,i,t-n

E r,i,t E N,i,t/E

N,i,t-n

E r,i,t-n

E r,i,t E

N,i,t/E

N,i,t-n

E r,i,t-n

(a) (b) (c) (d)=(b)x(c) (e)=(a)-(d) (a) (b) (c) (d)=(b)x(c) (e)=(a)-

(d)

(a) (b) (c) (d)=(b)x(c)

(e)=(a)-

(d)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9.941,20 1,04 9.420,03 9.790,16 151,04 10.475,60 1,04 9.941,20 10.299,37 176,23 10.922,80 1,02 10.475,60 10.658,91 263,89

B. Pertambangan dan Penggalian

15.987,50 1,02 15.443,86 15.777,07 210,43 16.809,30 1,01 15.987,50 16.182,20 627,10 15.664,20 0,98 16.809,30 16.481,95 - 17,75

C. Industri Pengolahan 5.371,00 1,04 5.308,10 5.535,05 - 164,05 5.629,90 1,04 5.371,00 5.574,98 54,92 5.413,40 0,97 5.629,90 5.464,71 - 51,31

D. Pengadaan Listrik dan Gas

37,70 1,05 33,91 35,77 1,93 39,80 1,04 37,70 39,25 0,55 44,30 0,98 39,80 38,84 5,46

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

39,50 1,05 37,01 38,92 0,58 40,60 1,07 39,50 42,32 - 1,72 42,90 1,06 40,60 42,86 0,04

F. Konstruksi 7.039,50 1,06 6.570,56 6.970,78 68,72 7.885,30 1,06 7.039,50 7.444,50 440,80 7.905,20 0,97 7.885,30 7.628,48 276,72

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6.213,50 1,05 5.736,81 6.021,68 191,82 6.768,30 1,05 6.213,50 6.499,60 268,70 6.796,60 0,96 6.768,30 6.516,42 280,18

H. Transportasi dan Pergudangan 3.705,10 1,07 3.425,86 3.666,96 38,14 3.963,80 1,06 3.705,10 3.942,57 21,23 3.824,80 0,85 3.963,80 3.367,35 457,45

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

831,40 1,06 746,48 789,11 42,29 897,20 1,06 831,40 879,42 17,78 857,30 0,90 897,20 805,68 51,62

J. Informasi dan Komunikasi

1.679,90 1,07 1.547,97 1.656,76 23,14 1.817,70 1,09 1.679,90 1.837,98 - 20,28 1.937,70 1,11 1.817,70 2.010,11 - 72,41

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 657,50 1,04 608,30 633,67 23,83 692,80 1,07 657,50 701,01 - 8,21 696,30 1,03 692,80 715,31 - 19,01

L. Real Estate 541,10 1,03 512,19 529,64 11,46 570,90 1,06 541,10 572,35 - 1,45 575,20 1,02 570,90 584,23 - 9,03

M,N. Jasa Perusahaan 143,70 1,09 139,21 151,25 - 7,55 147,00 1,10 143,70 158,40 - 11,40 145,90 0,95 147,00 139,04 6,86

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.934,40 1,07 2.780,61 2.974,14 - 39,74 3.130,40 1,05 2.934,40 3.070,49 59,91 3.163,80 1,00 3.130,40 3.129,54 34,26

P. Jasa Pendidikan 1.371,30 1,05 1.306,14 1.376,16 - 4,86 1.504,00 1,06 1.371,30 1.457,99 46,01 1.597,20 1,03 1.504,00 1.543,21 53,99

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 627,80 1,07 599,69 642,39 - 14,59 684,70 1,09 627,80 682,39 2,31 753,50 1,12 684,70 764,18 - 10,68

R,S,T,U. Jasa Lainnya 336,80 1,09 317,77 346,20 -9,40 365,40 1,11 336,80 372,41 - 7,01 401,80 0,96 365,40 350,43 51,37

JUMLAH 57.458,90 17,96 54.534,51 56935,68439 523,22 61.422,70 18,05 57.458,90 59757,2234 1.665,48 60.742,90 16,89 61.422,70 60241,24796 501,65

Page 197: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

KLASSEN…(1)

SEKTOR

PERTUMBUHAN NASIONAL Rata-

rata

(2014-

2010)

PERTUMBUHAN KALTARA Rata-rata

(2014-

2010)

Rata-rata

Kontribusi

Nasional

(2014-

2010)

Rata-rata

Kontribusi

Kaltara

(2014-

2010)

Gi - G Si - S 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,75 3,37 3,87 3,93 3,60 1,75 3,38 6,89 5,22 4,41 5,53 5,38 4,27 5,28 13,24 17,37 1,90 4,12 B. Pertambangan dan Penggalian -3,42 0,95 0,66 2,16 1,22 - 1,95 - 0,06 -2,63 -3,52 7,13 3,52 5,14 -6,81 0,47 8,28 28,41 0,54 20,13 C. Industri Pengolahan 4,33 4,26 4,29 4,28 3,80 - 2,93 3,00 6,13 6,28 5,54 1,18 4,82 -3,85 3,35 21,93 9,40 0,35 -12,53 D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,90 5,39 1,54 5,46 4,11 - 2,42 2,50 27,67 8,06 8,79 11,17 5,57 11,31 12,09 1,08 0,06 9,60 -1,02 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

7,07 3,60 4,60 5,18 7,14 5,56 5,53 2,39 6,20 7,26 6,74 2,78 5,67 5,17 0,09 0,07 -0,35 -0,02

F. Konstruksi 6,36 5,22 6,80 6,09 5,75 - 3,26 4,49 3,67 8,43 6,13 7,14 12,02 0,25 6,27 10,29 12,25 1,78 1,95 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2,54 4,03 4,46 4,97 4,60 -3,72 2,81 2,91 6,75 8,43 8,31 8,93 0,42 5,96 13,77 10,62 3,15 -3,15

H. Transportasi dan Pergudangan 6,71 7,45 8,49 7,04 6,41 - 5,05 3,51 8,44 5,80 10,83 8,15 6,98 -3,51 6,12 4,13 6,18 2,61 2,05 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,31 5,17 5,39 5,71 5,78 - 0,20 2,69 6,79 8,10 12,99 11,38 7,91 -4,45 7,12 3,09 1,35 4,43 -1,74

J. Informasi dan Komunikasi 9,70 8,88 9,63 7,03 9,41 10,59 9,20 13,83 7,94 9,58 8,52 8,20 6,60 9,11 5,34 2,84 -0,09 -2,50 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 8,58 8,93 5,47 4,17 6,62 3,25 6,17 7,99 5,44 4,03 8,09 5,37 0,51 5,24 4,15 1,13 -0,93 -3,02 L. Real Estate 4,11 4,69 3,66 3,41 5,77 2,34 4,00 4,48 1,44 4,76 5,64 5,51 0,75 3,76 3,06 0,95 -0,23 -2,11 M,N. Jasa Perusahaan 7,69 7,36 8,44 8,65 10,23 - 5,41 6,16 -1,67 -4,38 3,52 3,22 2,30 -0,75 0,37 1,82 0,26 -5,79 -1,56 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4,63 3,20 2,06 6,96 4,64 - 0,03 3,58 6,18 7,81 6,79 5,53 6,68 1,07 5,68 3,51 5,05 2,10 1,54

P. Jasa Pendidikan 7,33 3,84 3,70 5,36 6,32 2,61 4,86 10,21 6,47 7,53 4,99 9,68 6,20 7,51 3,24 2,40 2,65 -0,85 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,69 5,16 6,84 7,12 8,70 11,61 7,68 18,47 12,75 6,30 4,69 9,06 10,05 10,22 1,18 1,09 2,53 -0,10 R,S,T,U. Jasa Lainnya 8,08 8,01 8,73 8,95 10,57 - 4,10 6,71 17,15 11,40 7,53 5,99 8,49 9,96 10,09 1,79 0,58 3,38 -1,22 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,17 4,58 4,76 4,95 4,96 - 1,58 3,64 3,40 3,55 6,79 5,36 6,90 -1,11 4,15 1,15 1,00

Page 198: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

PPh Pasal 21 DTP

SEKTOR NILAI

INDUSTRI PENGOLAHAN 603.055.486 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 11.817.739 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 63.648.286 JASA PENDIDIKAN 31.036.156 JASA PERSEWAAN, KETENAGAKERJAAN, AGEN PERJALANAN DAN PENUNJANG USAHA LAINNYA 11.052.132 KEBUDAYAAN, HIBURAN DAN REKREASI 24.444.000 KONSTRUKSI 142.859.722 PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR PANAS DAN UDARA DINGIN 67.776.656 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM 28.454.975 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI DAN PERAWATAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 134.044.292 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.938.914.791 PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 578.157.222 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 306.667.570 TOTAL 3.941.929.027

PPh UMKM DTP

SEKTOR NILAI

INDUSTRI PENGOLAHAN 142.577.150 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 1.142.720 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 1.314.585 JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA; KEGIATAN YANG MENGHASILKAN BARANG DAN JASA OLEH RUMAH TANGGA YANG DIGUNAKAN SENDIRI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN

5.263.415

JASA PERSEWAAN, KETENAGAKERJAAN, AGEN PERJALANAN DAN PENUNJANG USAHA LAINNYA 23.923.617

JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS 700.620 KEBUDAYAAN, HIBURAN DAN REKREASI 1.994.325 KEGIATAN JASA LAINNYA 48.418.264 KONSTRUKSI 89.654.044 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM 65.172.541 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI DAN PERAWATAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 916.776.446

PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 102.214.838 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 79.253.249 TOTAL 1.478.405.814

Pembebasan PPh Pasal 22 Impor SEKTOR NILAI

INDUSTRI PENGOLAHAN 408.346.000 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5.068.185.000 TOTAL 5.476.531.000

Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25

SEKTOR NILAI

INDUSTRI PENGOLAHAN 2.640.173.108 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 8.681.704 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 3.306.310 JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS 33.742.000 KEGIATAN JASA LAINNYA 10.314.035 KONSTRUKSI 693.439.502 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM 240.798.876 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI DAN PERAWATAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 2.556.326.166 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 6.643.095.192 PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 4.782.944.285 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 799.799.415 TOTAL 18.412.620.593

Pengembalian Pendahuluan PPN

SEKTOR NILAI

INDUSTRI PENGOLAHAN 14.321.918.776 KONSTRUKSI 1.603.915.997 PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR PANAS DAN UDARA DINGIN 907.446.355 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI DAN PERAWATAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 4.860.398.570 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3.609.916.216 PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 21.934.073.389 TOTAL 47.237.669.303

Page 199: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

REALISASI PENERIMAAN PERPAJAKAN TAHUN 2018-2020 LINGKUP KALIMANTAN UTARA PER KAB/KOTA

TA 2018

No WILAYAH JENIS PAJAK TOTAL PPh PPN PPnBM PBB Pajak Lainnya 1 Kota Tarakan 355,037,550,088 283,396,040,908 167,350,261 59,381,345,614 7,349,004,676 705,331,291,547 2 Kab. Bulungan 183,926,892,714 104,036,711,719 167,175,724 54,814,354,964 4,547,731,690 347,492,866,811 3 Kab. Nunukan 197,998,312,071 120,755,416,520 95,318,208 67,185,932,377 22,679,311 386,057,658,487 4 Kab. Malinau 81,992,762,630 (38,196,528,260) 34,590,809 41,773,360,101 3,820,382 85,608,005,662 5 Kab. Tana Tidung 21,307,061,910 18,588,127,030 8,057,302 9,833,647,972 100,000 49,736,994,214

Total 840,262,579,413 488,579,767,917 472,492,304 232,988,641,028 11,923,336,059 1,574,226,816,721 TA 2019

No WILAYAH JENIS PAJAK TOTAL PPh PPN PPnBM PBB Pajak Lainnya

1 Kota Tarakan 499,590,564,453 292,353,052,191 27,823,958 62,550,119,128 7,876,630,700 862,398,190,430 2 Kab. Bulungan 229,845,898,978 128,205,558,930 33,889,378 58,752,387,675 4,735,670,772 421,573,405,733 3 Kab. Nunukan 191,615,411,738 78,497,180,029 87,208,678 53,065,459,213 10,401,429 323,275,661,087 4 Kab. Malinau 94,183,797,663 17,065,502,615 82,770,062 32,379,579,866 722,800 143,712,373,006 5 Kab. Tana Tidung 19,591,438,149 4,981,679,007 30,210,471 22,771,704,194 - 47,375,031,821

Total 1,034,827,110,981 521,102,972,772 261,902,547 229,519,250,076 12,623,425,701 1,798,334,662,077

TA 2020

No WILAYAH JENIS PAJAK

TOTAL PPh PPN PPnBM PBB Pajak Lainnya

1 Kota Tarakan 374,835,961,332 261,842,117,350 730,741,073 63,752,494,055 6,741,667,914 707,902,981,724 2 Kab. Bulungan 191,269,351,270 91,916,285,808 351,963,322 57,017,420,631 4,447,194,499 345,002,215,530 3 Kab. Nunukan 119,210,509,413 102,059,972,765 152,450,593 53,597,248,159 30,129,000 275,050,309,930 4 Kab. Malinau 77,268,227,742 25,807,336,769 (15,311,701) 35,991,787,831 1,200,000 139,053,240,641 5 Kab. Tana Tidung 21,808,635,498 9,537,200,819 125,536,813 34,619,548,076 - 66,090,921,206

Total 784,392,685,255 491,162,913,511 1,345,380,100 244,978,498,752 11,220,191,413 1,533,099,669,031

REALISASI PENERIMAAN BEA DAN CUKAI WILAYAH KALTARA TA 2020 (RIBU RUPIAH)

No KPPBC

Bea Masuk (ribu rupiah) Bea Keluar C u k a i Total (BM+BK+Cukai) P a j a k

Target Realisasi

Target Realisasi

Target Realisasi

Target Realisasi Pajak Dalam Rangka Impor PPh Psl 22

Ekspor PPN

HT/DN Total Pajak

Penerimaan % Penerimaan % Penerimaan % Penerimaan % PPN PPnBM PPH

1 Tarakan

10,496,287.00 12,848,185.12 122.41

13,143,984.00 18,118,635.00

137.85 - -

- 23,640,271.00 30,966,820.12

130.99 16,558,235.38 - 4,773,438.00 110,862,206.64 - 132,193,880.01

2 Nunukan

11,585,213.00 13,811,528.00 119.22

4,080,400.00 7,086,753.00

173.68 - -

- 15,665,613.00 20,898,281.00

133.40 17,596,365.00 - 4,498,109.00 7,352,353.00 - 29,446,827.00

Jumlah

22,081,500.00 26,659,713.12 120.73

17,224,384.00 25,205,388.00

146.34 - -

- 39,305,884.00 51,865,101.12

131.95 34,154,600.38 - 9,271,547.00 118,214,559.64 - 161,640,707.01

Page 200: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Menimbang :a.

Mengingat

SALII[AIT

GUBERJ{I'R' I(ALIMAIITAI{ I'TARA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARANOMOR 24 TAHUN 2AL9

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERiNTAH DAERAHPROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2O2A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA.

trahrva sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun2AA Fasal 1 butir 29, Rencana PembangunanTahunan Daerah yang selanjutnya disebut RencanaI{erja Pemerintah Daerah -vang seianjutnv-a disingkatRKPD adalah dokun:len perencanaan Daerah untukperiode t {satu} tahun;Lrahrq,a sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun2At4 Pasal 264 a_yat (2), RKPD seLragaimanadimaksud pada huruf a di.tetapkan denganPeraturan Kepala Daerah;hahrr,a hprriacetlran narfimlranGafl aehaoaimanau! uhbq:r4a.la^u

dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlumenetapkan Peraturan Gubernur tentang RencanaKerja Pemerintah Daerah Provinsi l{alimantan UtaraTahun 2A2O.

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tenta"ngPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 2O1lNomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikI-,{^*^-;^ \T^-^- trO?.4\.rttUvrrt,Jrd rlvrlrU, \tLJ I | |

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2Ol2 tentangPembentukan Provinsi Kalimantan Utara {LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2A12 Nomor 229);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AU tentangPemerintahan Daerah {l,embaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2A14 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),sebagaimana teiah diubatr beberapa kaii terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

ti.

2.

3.

Page 201: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

4.

Nomor 23 Tahun 2A14 tentang PemerintahanDaerah {Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

Peraturan Pemerintah Nomor 1,2 Tahun 2019tentang Pengeiolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Tahun 2Al9 Nomor 42, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322i;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2A06 Tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaera.h, sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan KeduaAtas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2A06 tentang Pedoman PengelolaanI/otttnft-n r)caeoL /Do-i+^ 1\T-^^-^ D^.^,.1-Ill-r\Ludr.lr5ari uuLralr iLrUtjL<-r irU6citi:i l\tjiJi.jUiii\Indonesia Tahun 7ALL Nomor 31O);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah{Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 2036), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun2OlB tentang Perubahan Atas Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor B0 Tahun 2015 tentangD^-1-a-+,,1,^* D-^.{,,1. LL,1.,,* n^^-^1^ /D^-i+^ I\l^-^*^r ullruullr-uAdlt r ruuuh tluhurrt uoLLtdtr luLt tLct ltl-Ecr,t<jLRepubiik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 157lr;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendaliandan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata CaraEvaluasi Rancangan Peraturan Dae::ah TentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah danRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,Serta Tata Cara Perubahan Rencana PembangunanI^-^l-^ D^-;^^- r'\^^-^L D^-^^'^^ f)^*1-^-^rJcl-lI6nCr t dl.Uctrr5 urt\;r <ltt, t\LllLCtrlCr r ftIrLJcrirBLtilailrJangka Menengah Daerah, dan Rencana KerjaPemerintah Daerah {Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2A17 Nomor 1312);

Peraturan l\"{enteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Ker.jaPemerintah Daerah Tahun 2A2A (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 611);

5.

6.

t.

a(J.

Page 202: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

Peraturan Daerah Provinsi Kaiimantan Utara Nomor11 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas peraturanDaerah Nomor 2 Tahun 2Arc tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah provinsiKalimantan Utara Tahun 2Arc-2A21 {LembaranDaerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah provinsiKalimantan iitara Tahun 2018 Nomor 1);

Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 68Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas PeraturanGubernur Kalimantan Utara Nomor 9 Tahun z}rcTentang Rencana Straiegis Perangkat DaerahProvinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2A21 (BeritaDaerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018Nomor 68).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA KERJAPEMERINTAH DAERAH FROVINSI KALIIVIANTAN UTARATAHUN 2020,

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Provinsi Kaiimantan Utara.2. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Utara.3. Kabupaten/Kota adalah KabupatenlKota di Provinsi Kalimantan Utara.4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan Dervan

Perw-akilan Rakyat Daerah daiam penyelenggaraan Urusan Pemerintahanyang menjadi kervenangan Daerah.

5. Pembangunan Daerah adalah pcrubahan )ang diiakukan secara terus-menerus dan terencana oleh seluruh komponen di Daerah untukmewujudkan visi Daerah.

6. Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya yang berisisatu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daSra yangdisediakan untuk mencapai hasil -vang terukur sesuai dengan misi.

7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu ataulebih unit kerja pada Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaiansasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekr-rmpulantindakan pcngcrahan sumi:.^r da5,a, baik bcrupa personal, barang modaltermasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kornbinasi dari beberapaatau kesemua jenis sumber daya, sebagai masukan (input) untukmenghasiikan keluaran (output) dalam bentuk barang dan jasa.

9.

10.

Page 203: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

8.

9.

Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebutRencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutn3,a disingkat RKPDadalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun'Rencana Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Utara yangselanjutn5za disebut Renja-PD, adaiah dokumen perencanaan PerangkatDaerah untuk periode 1 isatu) tahun.

10. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ProvinsiKalimantan Utara iang selanSutnya disingkat KUA adalah dokumen yangmemuat kebijakan Lridang pendapatan, belanja, dan pembiayaan sertaasumsi yang mendasarinS,-a untuk periode 1 (satui tahun.

1 1. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang seianjutn3ra disingkat PPASadalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yangdiberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap program sebagai acuandalam penlrusunarr rencana kerja dan anggaran satuan kerja PerangkatDaerah.

D^^^1 .)I aoflr z

RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2O2A dimaksudkan untuk:a. Sekragai pedoman dalam menetapkan Renja-PD Tahun 2424.b. Sebagai pedoman penyempurnaalr rancangan akhir RKPD

Kabupaten lKata.c. Sebagai pedoman dalam menyusun KUA-PPAS APBD Provinsi Kalimantan

Utara Tahun 2A20.d. Digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah.

BAB IIPENYUSUNAN

Pasai 3

RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2A2O merupakan penjabaran dariRencana PemLrangunan Jangka Menengah Daerah yang mernuat rancangankerangka ekonomi Daerah, prioritas pemi:angunan Daerah, serta rencanakerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusundengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategisnasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat"

BAB iIISISTEMATIKA

Pasal 4

(1) Sistematika RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2A2A adalah berikut:^ D^t- r D^*.]^L,,1,,^-.cL. L)etU I TEIILIdI lLllLld.llt

b. Bab 1l Gambaran Umum Kondisi Daerah;c. Bab IiI Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah;d. Bab IV Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah;e. Bab V Arah Kei:ijakan Pembangunan Kabupaten/Kota;

Page 204: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja

f. Bab VI Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah;g. Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.h. Bab VIII Penutup.

(2) Rincian lebih lanjut mengenai RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun2O2A seLragaimana dimaksud pada ayat (1i, tercantum daiam lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Guber:nur ini.

BAB VIKETENTUAN PENUTUP

Pasai 5

Peraturan Gubernur ini mulaj berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanGubernur ini dengan penempatann.va dalam Berita Daerah ProvinsiKalimantan Utara.

Ditetapkan di Tanjung Seiorpada tanggal 26 Juni 2019

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA,

ttd

IRIANTO LAMBRIE

Diundangkan di Tanjung Seiorpada tanggal 26 Juni 2019

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI I{ALI [\{AII{TAIY UTARA,

ttd

SURIANSYAH

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2AT9 NOMOR 24

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Utara

a.n. KepalaBirgHukumu.b. Kasubbag Pera]u/ran Kepala Daerah

syah, S.H.,M.H.NIP. 19790711 2AA7A1 1 006

Page 205: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 206: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 207: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 208: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja
Page 209: Kementerian Keuangan RI - Penanggung Jawab...83 94 112 Keunggulan dan Potensi Ekonomi Serta Tantangan Fiskal Regional Anilisis Tematik Penutup 117 4.2 Pendapatan Daerah 4.3 Belanja