KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk...

16
. . KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 /PB/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATAS BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN Menimbang Mengingat DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, a. bahwa berdasarkan pembagian beban kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I, KPPN Jakarta II, KPPN Jakarta III, KPPN Jakarta IV, dan KPPN Jakarta V, terdapat pengalihan kantor bayar terhadap pembayaran atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang semula dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara dialihkan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II; b. bahwa untuk pelaksanaan pembayaran atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dimaksud, perlu petunjuk pelaksanaan pembayaran pengembalian atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara atas Beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran; 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1OO/PMK01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143.1/PMK.01/2009;

Transcript of KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk...

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

..

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAANNOMOR PER- 69 /PB/2010

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN PENGEMBALIANPENERIMAAN NEGARA ATAS BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

Menimbang

Mengingat

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

a. bahwa berdasarkan pembagian beban kerja Kantor PelayananPerbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I, KPPN Jakarta II, KPPNJakarta III, KPPN Jakarta IV, dan KPPN Jakarta V, terdapat pengalihankantor bayar terhadap pembayaran atas beban Sisa Lebih PerhitunganAnggaran yang semula dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan KasNegara dialihkan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan NegaraJakarta II;

b. bahwa untuk pelaksanaan pembayaran atas beban Sisa LebihPerhitungan Anggaran dimaksud, perlu petunjuk pelaksanaanpembayaran pengembalian atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaranmelalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf adan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur JenderalPerbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan PembayaranPengembalian Penerimaan Negara atas Beban Sisa Lebih PerhitunganAnggaran;

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan NegaraBukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4400);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar AkuntansiPemerintahan;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK06/2005 tentang PedomanPembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK05/2007 tentang SistemAkuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1OO/PMK01/2008 tentang Organisasidan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana diubah terakhirdengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143.1/PMK.01/2009;

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

Menetapkan PERATURANPETUNJUKPENERIMAANANGGARAN.

MEMUTUSKAN:

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANGPELAKSANAAN PEMBAYARAN PENGEMBALIANNEGARA ATAS BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN

BABI

KETENTUANUMUM

I', '.' ~, 'J

""'" ".

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksuddengan:

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SiLPA adalahselisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satuperiode anggaran.

2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yangberwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran padaKementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalahpejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untukmenggunakan anggaran yang dikuasakankepadanya.

4. Direktorat Pengelolaan Kas Negara adalah unit eselon' II pada DirektoratJenderal Perbendaharaan yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan.ke,bij~kal}_,perencanaari;pelaksanaan, pengendalian, verifikasi danpl?mberian bimbingan teknis pi bidang pengelolaan kas dan pro.grampensiun serta pelaksanaan akuntansi atas transaksi keuangan melaluiDirektorat Pengelolaan Kas Negara berdasarkan kebijakan teknis yangditetapkan oleh Direktur Jenderal.

5. Pejabat Pembuat Komitmen Pembayaran Pengembalian PenerimaanNegara yang selanjutnya disingkat PPK Pembayaran PengembalianPenerimaan Negara adalah pejabat yang diberi kewenangan untukmengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkanpengeluaran atasbeban SiLPA yang ditetapkan dengan KeputusanMenteri Keuangan.

6. Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar Pengembalian PenerimaanNegara adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji danmenandatangani Surat Perintah Membayar Pengembalian PenerimaanNegara yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

7. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkatKPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yangmemperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara.

8. Surat Keputusan Persetujuan Pembayaran Pengembalian Penerimaanyang selanjutnya disebut SKP4 adalah dokumen yang berfungsi sebagaidasar pengembalian pendapatan dan/atau penerimaan.

9. Surat Keterangan Telah Dibukukan yang selanjutnya disingkat SKTBadalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Seksi Verifikasi danAkuntansi KPPN/Direktorat Pengelolaan Kas Negara atas pendapatan

dan/atau penerimaan negara yang telah dibukukan KPPN/Direktorat ,..;Pengelolaan Kas Negara. If

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

10. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalahsuatu dokumen yang dibuaUditerbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada PAiKuasa PAatau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnyaditeruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.

11. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalahdokumen yang diterbitkan oleh PAiKuasa PA atau pejabat lain yangditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumenlain yang dipersamakan.

12. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LSadalah surat perintah membayar langsung kepada pihak ketiga yangditerbitkan oleh PAiKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atausurat perintah kerja lainnya.

13. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalahsurat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BendaharaUmum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBNberdasarkan Surat Perintah Membayar.

14. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalahseluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaanperpajakan.

15. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat RKUN adalahrekening tempat menyimpan uang negara yang ditentukan oleh MenteriKeuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruhpenerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara padabank sentral.

16. Subrekening Kas Umum Negara Kuasa Bendahara Umum Negara didaerah yang sefanjutnya disebut Subrekening Kas Umum Negara KantorPelayanan Perbendaharaan Negara (SUBRKUN KPPN) yaitu rekeningNomor 501.00000x di Bank Indonesia.

17. Kas Negara adafah tempat menyimpan uang negara yang ditentukanMenteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampungseluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara.

18. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disingkatSPTJM adalah surat pernyataan yang menyatakan bahwa segala akibatdari tindakan pejabaUseseorang yang dapat mengakibatkan kerugiannegara menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pejabaUseseorang yangmengambil tindakan dimaksud.

BAB II

RUANG LlNGKUP PENGEMBALIAN

Pasal2

Pelaksanaan pembayaran pengembalian penerimaan negara atas bebanSiLPA merupakan pengembalian atas penerimaan tahun anggaransebelumnya yang meliputi:

1. pengembalian atas penerimaan negara yang diterima melalui RKUN;

2. pengembalian atas penerimaan negara,yang diterima melalui Kas Negara

dan/atau SUBRKUN KPPN; r

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

Pasal3

(1) Pembayaran pengembalian atas penerimaan negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 angka 1 meliputi: •

a. Pengembalian PNBP yang disetor dan/atau dipotong melalui RKUN,akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran;2) kelebihan/kesalahan memotong pada SPM;3) setoran ganda;4) ikatan perjanjian;5) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

b. Pengembalian penerimaan lainnya selain dimaksud pada huruf akecuali pengembalian retur SP2D, pengembalian pajak. danpengembalian bea cukai, yang disetorkan melalui RKUN akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran;2) kelebihan/kesalahan memotong pada SPM;3) setoran ganda;4) ikatan perjanjian;5) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

(2) Pembayaran pengembalian atas penerimaan negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 angka 2 meliputi:

a. Pengembalian PNBP yang disetor melalui Kas Negarq.akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran;2) setoran ganda;3) ikatan perjanjian;4) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

b. Pengembalian lainnya selain dimaksud pada huruf a kecualipengembalian retur SP2D, pengembalian pajak, dan pengembalianbea cukai, yang disetorkan melalui Kas Negara akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran;2) setoran ganda;3) ikatan perjanjian;4) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

BAB III

TATA CARA PENERBITAN SPM

Bagian Kesatu

Pembayaran Pengembalian atas Penerimaan Negarayang Diterima melalui RKUN

Pasal 4

(1) PNKuasa PA mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negarakepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat PengelolaanKas Negara dengan melampirkan:

a. Copy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi olehBUN/Kuasa BUN PusaUKuasa BUN di Daerah;

b. Surat Ketetapan Pengembalian;c. SPTJM.

~III

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

(2) Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan KasNegara/PPK melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pemintaanpengembalian penerimaan negara.

(3) Dalam hal setoran telah diterima dan dibukukan pada RKUN, DirektoratPengelolaan Kas Negara C.q. Subdirektorat Kas Umum Negaramenerbitkan SKTB dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 dan lembar ke-2 disampaikan kepada PPK;b. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

(4) Atas dasar SKTB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur JenderalPerbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan SKP4 (formatsebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur JenderalPerbendaharaan ini) atas nama Menteri Keuangan dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 dan lembar ke-2 disampaikan kepada PPK;b. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

Bagian Kedua

Pengembalian atas Penerimaan Negara yang Diterima melalui Kas Negaradan/atau SUBRKUN KPPN

PasalS

(1) PAlKuasa PA mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negarakepada KPPN mitra kerjanya dengan melampirkan: .

a. Copy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi olehBUN/Kuasa BUN Pusat/Kuasa BUN di Daerah;

b. Surat Ketetapan Pengembalian;c. SPTJM (format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

(2) KPPN melakukan pemeriksaan kelengkapan pemintaan pengembalianpenerimaan negara ..

(3) Dalam hal setoran telah diterima dan dibukukan pada Kas Negara/SubRKUN, Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN menerbitkan SKTB (formatsebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II dan Lampiran III PeraturanDirektur Jenderal Perbendaharaan ini) dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 disampaikan kepada PAlKuasa PA;b. lembar ke-2 disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas

Negara/PPK;c. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

(4) Atas dasar SKTB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala KPPNmenerbitkan SKP4 dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 disampaikan kepada PAlKuasa PA;b. lembar ke-2 disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas

Negara/PPK;c. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

(5) KPPN meneruskan permintaan pengembalian penerimaan negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan SKTB dan SKP4kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Kas r~Negara. '

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

Pasal 6

(1) PPK Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara melakukanpenelitian atas permintaan pengembalian penerimaan negara yangdiajukan oleh PNKuasa PNKPPN ..

(2) Dalam hal permintaan pengembalian penerimaan negara telah dilengkapidengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, PPK PembayaranPengembalian Penerimaan Negara menerbitkan SPP denganmenggunakan akun SiLPA.

(3) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada PejabatPenerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara dilengkapi dengandokumen SKP4 lembar ke-2, SKTB lembar ke-2, SPTJM, dan SuratKetetapan Pengembalian.

(4) Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara melakukanpengujian atas SPP yang diajukan oleh PPK sebagaimana dimaksud padaayat (3).

(5) Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara membuat danmenandatangani SPM atas beban SiLPA dalam hal hasil pengujiansebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah memenuhi persyaratan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) SPM yang memuat nilai nominal mata uang rupiah ditulis dalam angkarupiah penuh tanpa angka sen di belakang koma.

(7) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dibuat dalamrangkap 3 dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 dilengkapi dengan dokumen sebagaimana dimaksud padaayat (3) dan lembar ke-2 tanpa lampiran disampaikan kepada KPPNJakarta II;

b. SPM lembar ke-3 sebagai pertinggal Pejabat Penerbit SPMPengembalian Penerimaan Negara.

BAB IV

TATA CARA PENERBITAN SP2D

Pasal 7

(1) KPPN Jakarta II melakukan pengujian atas SPM sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 ayat (7).

(2) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari pengujiansubstantif dan pengujian formal. .

(3) Pengujian substantif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. pengujian atas kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalamSPM;

b. pengujian atas dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang ditunjukdalam SPM; .

c. pengujian atas kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 ayat (7) huruf a.

(4) Pengujian formal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. pencocokan tanda tangan Pejabat Penerbit SPM PengembalianPenerimaan Negara, cap/stempel kantor/satker/PNKuasa PA denganspesimen yang diterima;

b. kebenaran cara penulisan pengisian jumlah uang dalam angka danhuruf pada kuitansi termasuk tidak boleh terdapat cacat dalampenulisan;

r

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

c. kebenaran penulisan SPM, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalampenulisan.

(5) Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) danayat (4), KPPN Jakarta II melakukan:

a. penerbitan SP2D dalam hal SPM yang diajukan telah memenuhipersyaratan; atau

b. pengembalian SPM kepada Pejabat Penerbit SPM PengembalianPenerimaan Negara dalam hal SPM yang diajukan tidak memenuhipersyaratan.

Pasal 8

SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf a diterbitkansesuai ketentuan.

Pasal 9

(1) SPM yang telah diterbitkan SP2D dan telah dicairkan tidak dapatdibatalkan.

(2) SPM yang telah diterbitkan SP2D hanya dapat dilakukan perbaikankesalahan yang bersifat administrasi yang tidak berakibat perubahanjumlah uang pada SPM, yaitu:

a. kesalahan dalam pencantuman kode akun;b. kesalahan dalam pencantuman kode fungsi, subfungsi, program,

kegiatan, subkegiatan, bagian anggaran; dan/atauc. kesalahan dalam penulisan uraian pengeluaran.

(3) Atas kesalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat PenerbitSPM Pengembalian Penerimaan Negara menyampaikan suratpemberitahuan perbaikan SPM kepada KPPN Jakarta II.

(4) Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negaramemberitahukan kepada PAlKuasa PAlPPK dalam hal ditemukankesalahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untukdilakukan perbaikan.

BABV

PELAPORAN DAN AKUNTANSI

Pasal 10

(1) KPPN Jakarta II mencantumkan realisasi penerbitan SP2D atas beban .SiLPA dalam Laporan Harian Kas Posisi (format sebagaimana ditetapkandalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

(2) KPPN Jakarta II wajib melaporkan realisasi penerbitan SP2D atas bebanSiLPA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur

Pengetotaan Kas Negara, dan menyusun taporan keuangan sesua; (

ketentuan perundang-undangan.

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

BABVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal11

Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, makaKeputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-57/PB/2010tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan NomorKEP-239/PB/2009 tentang Pembagian Beban Kerja KPPN Jakarta I, Jakarta II,Jakarta III, Jakarta IV, dan Jakarta V dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal13

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku sejak tanggal 1Januari 2011.

Ditetapkan di Jakartapadatanggal 31 Desember ·2010

r

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

LAMPIRAN IPERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 I PB/2010TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARANPENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATASBEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANNOMOR KEP (diisi dengan nomor keputusan)

TENTANGPERSETUJUAN PEMBAYARAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN

ATAS BEBAN SILPA

DENGAN RAMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIKEUANGAN

Membaca : 1 (diisi dengan nomor dan tanggal surat permintaan)2 (diisi dengan nomor dan tanggal SKTB)

MEMUTUSKAN:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan PeraturanPemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyetujui pembayaranpengembalian pendapatan/penerimaan negara melalui rekening pengeluaran bendahara umumnegara dengan uraian sebagai berikut:1. Jumlah uang

2. Yang berhak menerima

3. Atas beban :a. Fungsi, Sub Fungsi, Programb. Kegiatan, Sub Kegiatanc. Klasifikasi Belanjad. Mata Anggarane. Bagian Anggaranf. Satuan Kerjag. Lokasi

: Rp (diisi dengan jumlah uang yang diminta)(. ) (diisi dengan huruf senilai yang diminta)

: (diisi yang berhak menerima, no rekening, dannama bank) .

: 00.00.00: 0000.0000: 3112 (SiLPA): 311212 (Koreksi Pendapatan Tahun Anggaran lalu): 999.99 (Bendahara Umum Negara): 999001(Direktorat Pengelolaan Kas Negara): 01.51 (Jakarta Pusat)

4. Untuk keperluan : (diisi uraian pembayaran)5. Asli Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara

selaku penerbit Surat Perintah Membayar (SPM)6. Pencairan dana dilakukan melalui KPPN Jakarta II

Ditetapkan di. (diisi nama kota)Pada tanggal. (diisi tanggal ketetapan)

a.n. Menteri Keuangan............. (diisi nama Jabatan Penanda tangan)

Nama (diisi nama penanda tangan)NiP (diisi NIP Penanda tangan)

.IREKTUR JENDERAL /\ 11 f'\~

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

LAMPI RAN IIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 I PB/2010TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARANPENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATASBEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

(KOP SURA T)

SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN

Nomor .... (1) .....

Seksi Verifikasi dan Akuntansi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (2) .menerangkan bahwa Rekening Kas Negara nomor (3) telah menerimasetoran dan telah dibukukan oleh KPPN sebagai penerimaan pada Buku Bank/Pos denganrincian sebagai berikut.

No NamaTanggal Setor Pembukuan KPPNPenyetor

TanggalNomor NotaMAPJumlahDebeUKredit

Setoran1

2 34567

(4)

... (5). .... .... (6L .... .. ..(7) ......... (8L ......... (9L ......... (10L ....

..... (11) tanggal (12) .Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi,

......... (13) : .

Nama LengkapNIP

{

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

NO.1

.1(3)

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN

DIREKTUR JENDERAL,

t

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

..

LAMPI RAN IIIPERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 IPB/2010TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARANPENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATASBEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

(KOP SURAT)

SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN

Nomor .... (1) .....

Direktorat Pengelolaan Kas Negara menerangkan bahwa Rekening Kas Umum Negara Nomor............... (2) telah menerima setoran dan telah dibukukan sebagai penerimaannegara dengan rincian sebagai berikul.

No. NamaTanggal Setor Pembukuan Dil. PKNPenyetor

TanggalNomor NotaMAPJumlahDebet/Kredit

Setoran1

2 34567

(3)

... (4) ..... .. ..(5).. ........ (6).. .......(i)........... (8) ...........(gL ....

..... (10) tanggal (11) .a.n. Direktur Pengelolaan Kas Negara

Kasubdit Kas Umum Negara,

......... (1.2) .

Nama LengkapNIP

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN

Page 14: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

..

Nomor

LampiranPerihal

LAMPIRAN IVPERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 IPB/2010TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARANPENGENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATASBEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN •

(KOP SURA T)

: ... lembar

: Laporan Harian Kas Posisi

LAPORAN HARlAN KAS POSISI TANGGAL .

(Dalam Rupiah)

PENDAPATAN DAN PENERIMAAN NONANGGARAN

BELANJA DAN PENGELUARAN NONANGGARAN

BKPP URAIAN JUMLAHBKPKURAIAN JUMLAH41

PENERIMAAN 31SILPAPERPAJAKAN 42

PENERIMAAN NEGARA 52BELANJA BARANGBUKAN PAJAK 81

PENERIMAAN NON 53BELANJA MODALANGGARAN 61

BELANJA DANAPERIMBANGAN82

PENGELUARANNON ANGGARANJUM. PEND & PEN NON ANGG

JUM. BEL & PENG NONANGGSALDO AWAL HARIINI

SALDO AKHIR HARIINI

JUMLAH SELURUHNYA

JUMLAH SELURUHNYA

r

Page 15: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

Saldo AkhirMenurut Pembukuan BankHari Ini SaldoNo Rek. Bank/Pas MenurutSaldo AwalPenerimaanPengeluaranAkhirPembukuan Hari IniHari iniHari Ini

Hari iniKPPN1

2 345671

Bank TunQQal2

BO I Non Gaii3

BO I Gaji4

BO II5

BO III PBB6

BO III BPHTB

7

Rek. Kas. Neg.

Gab.8GP Penerimaan

9GP PenQeluaran

10GP PBB

11GP BPHTB

12BLU

Jumlah

Kepala KPPN .

/

Page 16: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … · Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18.

.•

LAMPIRAN VPERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 IPB/2010TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARANPENGENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATASBEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

SURA T PERNY AT AAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIP

Jabatan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen .

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Bertanggung jawab penuh atas permintaan pembayaran pengembalian penerimaanpada Satuan Kerja sebesar Rp (dengan huruf).

2. Apabila di kemudian hari terdapat kesalahan dan/atau kelebihan atas pembayaranpengembalian penerimaan tersebut, sebagian atau seluruhnya, kami bertanggung jawabsepenuhnya dan bersedia menyetorkan kembali kelebihan pembayaran terse but kerekening Kas Negara.

3. Segala akibat yang timbul dari pembayaran pengembalian penerimaan ini menjaditanggung jawab kami sepenuhnya.

Oemikian pernyataan ini kami buat d~ngan sebenar-benarnya.

Kuasa Pengguna Anggaran/PPK

(Nama Lengkap)NIP