KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report...

6
Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global Pasar Saham. Bursa saham AS menguat pada perdagangan pekan lalu. Dalam sepekan, indeks Dow Jones menguat 3,29 persen ke level 24.465,16, indeks S&P 500 menguat 3,20 persen ke level 2.955,45, dan indeks Nasdaq menguat 3,44 persen ke level 9.324,59 dipengaruhi perkembangan uji coba vaksin virus corona, dan optimisme investor terhadap rencana pelonggaran lockdown dan reopening perekonomian AS. Indikator 22 Mei 2020 Perubahan (%) WoW YoY Ytd T1 ---- Nilai Tukar/USD ---- Euro 0.92 0.76 (2.78) (2.84) Yen 107.64 (0.54) 1.53 0.89 GBP 0.82 0.50 (4.51) (8.99) Real 5.53 5.53 (37.52) (37.26) Rubel 71.62 2.69 (11.10) (15.54) Rupiah 14,710.00 1.01 (2.22) (6.09) Rupee 75.96 (0.51) (9.26) (6.42) Yuan 7.14 (0.49) (3.42) (2.49) KRW 1,237.00 (0.47) (4.10) (6.98) SGD 1.42 0.13 (3.61) (5.87) Ringgit 4.36 (0.26) (4.17) (6.64) Baht 31.90 0.51 (0.15) (6.45) Peso 50.71 0.05 2.80 (0.12) T2 ----- Pasar Modal ------ DJIA 24,465.16 3.29 (4.38) (14.27) S&P500 2,955.45 3.20 4.58 (8.52) FTSE 100 5,993.28 3.34 (17.65) (20.54) DAX 11,073.87 5.82 (7.80) (16.42) KOSPI 1,970.13 2.22 (3.68) (10.35) Brazil IBrX 867.56 2.29 (29.20) (33.75) Nikkei 20,388.16 1.75 (3.45) (13.82) SENSEX 30,672.59 (1.37) (22.22) (25.65) JCI 4,545.95 0.85 (24.95) (27.84) Hangseng 22,930.14 (3.64) (16.17) (18.66) Shanghai 2,813.77 (1.91) (1.38) (7.75) STI 2,499.83 (0.94) (21.14) (22.43) FTSE KLCI 1,436.76 2.37 (10.11) (9.57) SET 1,303.97 1.81 (19.21) (17.46) PSEi 5,539.19 (0.05) (28.50) (29.12) T3 ------ Surat Berharga Negara ------ Yield 5 th, (FR 81) 6,88 (24) n/a 50 Yield 10 th, (FR82) 7,47 (29) n/a 44 T4 ------ Komoditas ------ Brent Oil 35.13 8.09 (48.86) (46.77) CPO 2,240.00 5.91 13.36 (26.34) Gold 1,734.68 (0.52) 35.00 14.33 Coal 51.95 1.96 (37.90) (23.26) Nickel 12,250.00 3.33 (0.85) (12.66) T5 ------ Rilis Data ------ GDP (qoq) Jepang Q1 : (0,9) Q4 : (1,9) Thailand Q1 : (2,2) Q4 : 0,2 CPI (yoy) Inggris Apr : 0,8 Mar : 1,5 Uni Eropa Apr : 0,3 Mar : 0,7 Retail Sales (mom) Inggris Apr : (18,1) Mar : (5,2) Interest Rate Jepang Mei : (0,1) Apr : (0,1) India Mei : 4,0 Apr : 4,4 Initial Jobless Claim AS Mei : 2,44 Jt Mei : 2,69 Jt Existing Home Sales AS Apr : 4,33 Jt Mar : 5,27 Jt Highlight Minggu Ini Bursa saham AS pada perdagangan minggu lalu ditutup menguat karena dorongan positif dari uji coba virus corona. Hal tersebut juga terjadi di Bursa saham dari kawasan Eropa dan Asia, yang mayoritas ditutup menguat didorong oleh perkembangan positif uji coba vaksin corona yang dilakukan di beberapa negara. Indeks dollar AS pada pekan lalu melemah 0,54 persen dari posisi 100,40 menjadi 99,86, sementara yield US Treasury tenor 10 tahun bergerak naik 2 bps di level 0,66 persen. Naiknya yield obligasi pemerintah AS didorong oleh turunnya permintaan terhadap obligasi pemerintah karena kekhawatiran investor terhadap perekonomian AS menurun setelah adanya perkembangan positif uji coba vaksin dan pelonggaran lockdown. Dari pasar komoditas, harga minyak pada pekan lalu menguat dipengaruhi oleh meningkatnya proyeksi permintaan minyak dunia setelah adanya kebijakan pelonggaran lockdown. Penguatan harga juga terjadi pada komoditas CPO dan batu bara pada perdagangan pekan lalu. Dari pasar keuangan domestik, IHSG menguat 0,85 persen ke level 4.545,95 secara mingguan dengan investor non residen mencatatkan net buy sebesar Rp13,79 triliun dalam sepekan, yield SUN seri benchmark pada Jumat (22/5) bergerak turun antara 21 hingga 29 bps dibandingkan posisi Jumat (15/5). Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat 1,01 persen terhadap dolar AS ke level Rp14.710. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.631 per US$. Memasuki triwulan kedua, dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 mulai terasa meningkat. Neraca perdagangan di bulan April yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pertengahan Mei lalu tercatat sebesar negatif US$344,7 juta. Hal tersebut sejalan dengan penurunan impor yang cukup signifikan yang tercatat pada Current Account Deficit (CAD) pada triwulan I-2020 lalu. Ke depan, penurunan aktivitas perdagangan dapat menimbulkan adanya shock yang cukup keras pada perekonomian di masa depan. Selain itu, penurunan aktivitas produksi dan investasi, dan pelemahan daya beli harus terus diwaspadai di tengah adanya pandemi ini. Gambar 1. Pasar Saham Global

Transcript of KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report...

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1

DAN 18 s.d. 24 Mei 2020

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

I. Pasar Global

Pasar Saham. Bursa saham AS menguat pada perdagangan pekan lalu.

Dalam sepekan, indeks Dow Jones menguat 3,29 persen ke level 24.465,16,

indeks S&P 500 menguat 3,20 persen ke level 2.955,45, dan indeks Nasdaq

menguat 3,44 persen ke level 9.324,59 dipengaruhi perkembangan uji coba

vaksin virus corona, dan optimisme investor terhadap rencana pelonggaran

lockdown dan reopening perekonomian AS.

Indikator 22 Mei 2020 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd

T1 ---- Nilai Tukar/USD ---- Euro 0.92 0.76 (2.78) (2.84) Yen 107.64 (0.54) 1.53 0.89

GBP 0.82 0.50 (4.51) (8.99) Real 5.53 5.53 (37.52) (37.26)

Rubel 71.62 2.69 (11.10) (15.54) Rupiah 14,710.00 1.01 (2.22) (6.09) Rupee 75.96 (0.51) (9.26) (6.42) Yuan 7.14 (0.49) (3.42) (2.49) KRW 1,237.00 (0.47) (4.10) (6.98) SGD 1.42 0.13 (3.61) (5.87)

Ringgit 4.36 (0.26) (4.17) (6.64) Baht 31.90 0.51 (0.15) (6.45) Peso 50.71 0.05 2.80 (0.12)

T2 ----- Pasar Modal ------

DJIA 24,465.16 3.29 (4.38) (14.27) S&P500 2,955.45 3.20 4.58 (8.52)

FTSE 100 5,993.28 3.34 (17.65) (20.54) DAX 11,073.87 5.82 (7.80) (16.42)

KOSPI 1,970.13 2.22 (3.68) (10.35) Brazil IBrX 867.56 2.29 (29.20) (33.75)

Nikkei 20,388.16 1.75 (3.45) (13.82) SENSEX 30,672.59 (1.37) (22.22) (25.65)

JCI 4,545.95 0.85 (24.95) (27.84) Hangseng 22,930.14 (3.64) (16.17) (18.66) Shanghai 2,813.77 (1.91) (1.38) (7.75)

STI 2,499.83 (0.94) (21.14) (22.43) FTSE KLCI 1,436.76 2.37 (10.11) (9.57)

SET 1,303.97 1.81 (19.21) (17.46) PSEi 5,539.19 (0.05) (28.50) (29.12)

T3 ------ Surat Berharga Negara ------ Yield 5 th, (FR 81) 6,88 (24) n/a 50 Yield 10 th, (FR82) 7,47 (29) n/a 44

T4 ------ Komoditas ------ Brent Oil 35.13 8.09 (48.86) (46.77)

CPO 2,240.00 5.91 13.36 (26.34) Gold 1,734.68 (0.52) 35.00 14.33 Coal 51.95 1.96 (37.90) (23.26)

Nickel 12,250.00 3.33 (0.85) (12.66) T5 ------ Rilis Data ------

GDP (qoq) Jepang Q1 : (0,9) Q4 : (1,9) Thailand Q1 : (2,2) Q4 : 0,2

CPI (yoy) Inggris Apr : 0,8 Mar : 1,5 Uni Eropa Apr : 0,3 Mar : 0,7

Retail Sales (mom) Inggris Apr : (18,1) Mar : (5,2) Interest Rate Jepang Mei : (0,1) Apr : (0,1)

India Mei : 4,0 Apr : 4,4 Initial Jobless Claim AS Mei : 2,44 Jt Mei : 2,69 Jt Existing Home Sales AS Apr : 4,33 Jt Mar : 5,27 Jt

Highlight Minggu Ini

• Bursa saham AS pada perdagangan minggu lalu ditutup menguat

karena dorongan positif dari uji coba virus corona. Hal tersebut juga

terjadi di Bursa saham dari kawasan Eropa dan Asia, yang mayoritas

ditutup menguat didorong oleh perkembangan positif uji coba vaksin

corona yang dilakukan di beberapa negara.

• Indeks dollar AS pada pekan lalu melemah 0,54 persen dari posisi 100,40

menjadi 99,86, sementara yield US Treasury tenor 10 tahun bergerak

naik 2 bps di level 0,66 persen. Naiknya yield obligasi pemerintah AS

didorong oleh turunnya permintaan terhadap obligasi pemerintah

karena kekhawatiran investor terhadap perekonomian AS menurun

setelah adanya perkembangan positif uji coba vaksin dan pelonggaran

lockdown.

• Dari pasar komoditas, harga minyak pada pekan lalu menguat

dipengaruhi oleh meningkatnya proyeksi permintaan minyak dunia

setelah adanya kebijakan pelonggaran lockdown. Penguatan harga juga

terjadi pada komoditas CPO dan batu bara pada perdagangan pekan

lalu.

• Dari pasar keuangan domestik, IHSG menguat 0,85 persen ke level

4.545,95 secara mingguan dengan investor non residen mencatatkan

net buy sebesar Rp13,79 triliun dalam sepekan, yield SUN

seri benchmark pada Jumat (22/5) bergerak turun antara 21 hingga 29

bps dibandingkan posisi Jumat (15/5). Sementara itu, nilai tukar rupiah

menguat 1,01 persen terhadap dolar AS ke level Rp14.710. Secara ytd,

rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.631 per US$.

• Memasuki triwulan kedua, dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19

mulai terasa meningkat. Neraca perdagangan di bulan April yang baru

saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pertengahan Mei lalu

tercatat sebesar negatif US$344,7 juta. Hal tersebut sejalan dengan

penurunan impor yang cukup signifikan yang tercatat pada Current

Account Deficit (CAD) pada triwulan I-2020 lalu. Ke depan, penurunan

aktivitas perdagangan dapat menimbulkan adanya shock yang cukup

keras pada perekonomian di masa depan. Selain itu, penurunan aktivitas

produksi dan investasi, dan pelemahan daya beli harus terus diwaspadai

di tengah adanya pandemi ini.

Gambar 1. Pasar Saham Global

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 2

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 4. Slope US Yield curve dan Resesi

Gambar 2. Yield treasury AS tenor 10 tahun turun 4 bps

pada hari Jumat (15/5)

Perusahaan farmasi asal AS, Moderna, melaporkan bahwa pihaknya telah

melakukan uji coba vaksin corona dan menujukkan perkembangan yang cukup

positif. Perkembangan positif tersebut membuat para investor melakukan aksi

beli di bursa saham, dan mendorong bursa menguat, termasuk harga saham

Moderna yang menguat hingga 26 persen.

Informasi perkembangan uji coba vaksin yang positif di AS juga berasal dari Dr.

Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

Dr. Fauci mengatakan pada pers pekan lalu bahwa dirinya optimis vaksin

corona akan segera ditemukan sebelum Desember tahun 2020 ini. Pernyataan

Dr. Fauci tersebut memberikan optimisme investor.

Terakhir, meskipun menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia,

pertumbuhan kasus baru corona di AS telah memasuki fase menurun. Hal

tersebut menjadi dasar pertimbangan pelonggaran lockdown dan pembukaan

kembali ekonomi AS. Hal tersebut memberikan keyakinan bahwa

perekonomian AS bisa segera berangsur normal pada awal semester kedua

tahun ini.

Dari kawasan Eropa, bursa saham FTSE 100 Inggris dan DAX Jerman

menguat pada perdagangan pekan lalu. Penguatan bursa saham di Kawasan

Eropa didorong oleh perkembangan uji coba vaksin yang menunjukkan tanda-

tanda positif dan kondisi perekonomian yang mulai berangsur normal setelah

adanya pelonggaran lockdown. Perkembangan positif penemuan vaksin

corona datang dari sejumlah negara, seperti AS, Inggris, dan Tiongkok. Hal

tersebut membuat investor optimis bahwa pandemi corona dapat segera

berakhir.

Selain itu, perekonomian di sejumlah negara Eropa yang mulai melonggarkan

lockdown berangsur mulai menunjukkan aktivitas normal. Meskipun hal

tersebut berisiko menimbulkan gelombang kedua corona, para pelaku pasar

memandang optimis perkembangan aktivitas ekonomi. Pada pekan lalu, bursa

saham FTSE 100 di Inggris menguat 3,34 persen ke level 5.993,28, dan bursa

saham DAX Jerman menguat 5,82 persen ke level 11.073,87.

Dari kawasan Asia, bursa saham yang diamati mayoritas ditutup menguat,

kecuali bursa saham Hangseng Hong Kong, STI Singapura, dan Shanghai

Tiongkok. Pergerakan bursa saham di kawasan Asia pada pekan lalu masih

dipengaruhi oleh perkembangan kasus baru corona. Pada pekan lalu, bursa

saham Kospi di Korea Selatan menguat 2,22 persen ke level 1.970,13, bursa

saham Nikkei di Jepang menguat 1,75 persen ke level 20.388,16, bursa saham

Malaysia menguat 2,37 persen ke level 1.436,76, bursa saham SET Thailand

menguat 1,81 persen ke level 1.303,97, sedangkan bursa saham STI di

Singapura melemah 0,94 persen ke level 2.499,83, bursa saham Hangseng di

Hong Kong melemah 3,64 persen ke level 22.930,14, dan bursa saham Shanghai

di Tiongkok melemah 1,91 persen ke level 2.813,77.

Pasar Uang. Indeks dollar AS berbalik melemah sebesar 0,54 persen dalam

sepekan terhadap enam mata uang utama dunia dari posisi 100,40 pada

Jumat (15/5) menjadi 99,86 pada akhir perdagangan pekan lalu (22/5).

Mata uang dollar AS secara umum terkoreksi sepanjang pekan lalu di tengah

penguatan Euro akibat adanya program dana pemulihan wabah virus corona

untuk Eropa. Selain itu, pelemahan dollar AS disebabkan oleh ekspektasi pelaku

pasar terhadap pemulihan ekonomi dunia dari kejatuhan yang disebabkan oleh

virus corona. Namun demikian, indeks dollar AS mengalami kenaikan harian di

akhir pekan karena meningkatnya ketegangan hubungan antara Amerika

Serikat dan Tiongkok terkait kebebasan sipil di Hongkong yang memicu

Gambar 3. Fed Balance Sheet dan government bond

yields

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 3

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 6. Selain emas, harga hard commodities yang

diamati menguat secara mingguan

Gambar 5. Harga minyak mentah Brent, minyak mentah

WTI, dan batubara ICE Newcastle menguat secara

mingguan

permintaan untuk mata uang safe-haven. Seorang pejabat senior Gedung Putih

mengatakan bahwa rencana Beijing untuk memberlakukan Undang-Undang

keamanan nasional yang baru di Hongkong dapat menyebabkan sanksi AS dan

memperburuk hubungan yang sudah memanas. Presiden Donald Trump

memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan bereaksi sangat kuat terhadap

Undang-Undang tersebut. Hong Kong berisiko kehilangan sebagian dari

ketentuan perdagangan khusus antara Hong Kong dan Amerika Serikat, yang

membantu mempertahankan posisinya sebagai pusat keuangan global.

Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu

(15/5) ditutup di level 0,66 persen atau naik 2 bps bila dibandingkan

penutupan pekan sebelumnya di angka 0,64 persen. Tingkat imbal hasil

obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun turun didorong oleh turunnya

permintaan US treasury bond akibat menurunnya kekhawatiran investor

terhadap perekonomian AS setelah adanya perkembangan positif uji coba

vaksin dan pelonggaran lockdown.

Pasar Komoditas. Harga minyak Brent kontrak berjangka acuan global

kembali menguat pada perdagangan pekan lalu. Harga minyak Brent acuan

global menguat 8,09 persen ke level US$35,13 per barel. Pelonggaran lockdown

dan reopening economy yang dilakukan di sejumlah negara menjadi salah satu

faktor utama yang mempengaruhi penguatan harga minyak mentah. Kembali

dibukanya perekonomian membuat proyeksi permintaan minyak mentah akan

meningkat. Di sisi lain, pasokan minyak dunia akan terus dikontrol oleh OPEC+

untuk menjaga harga minyak mentah tetap stabil.

Harga komoditas batu bara ICE Newcastle pada pekan lalu (22/5) ditutup

menguat 1,96 persen ke level US$51,95 per metriks ton dibandingkan

dengan penutupan pekan sebelumnya di level US$50,95 per metriks ton.

Dengan begitu, harga batu bara telah mengakhiri pelemahan selama tujuh

pekan sebelumnya. Pelemahan harga batu bara pada pekan lalu terjadi

meskipun ketegangan hubungan Tiongkok-Australia meningkat. Hubungan

kedua negara tersebut memburuk setelah Perdana Menteri Australia, Scott

Morrison, mendesak Tiongkok bertanggung jawab atas penyebaran virus Covid-

19 yang menjadi pandemi global. Tiongkok merespon dengan cukup keras

dengan tiba-tiba mengenakan bea masuk anti dumping dan subsidi sebesar

80,5 persen untuk sereal (barley) asal Australia pada awal pekan lalu. Bahkan bea

masuk tersebut akan dikenakan setidaknya selama lima tahun ke depan yang

dapat direvisi tergantung situasi dan kondisi. Tidak hanya barley, Tiongkok juga

mempertimbangkan untuk mempersulit masuknya produk-produk asal

Australia lainnya seperti anggur (wine), produk susu (dairy), makanan laut, dan

buah-buahan. Caranya adalah dengan pemeriksaan yang lebih ketat,

pengenaan bea masuk, dan penundaan kepabeanan. Tiongkok bisa saja

menyetop impor seluruh produk dari Australia termasuk batu bara yang

menyebabkan kekhawatiran penurunan permintaan yang tajam. Sebagaimana

diketahui, Tiongkok merupakan salah satu pembeli terbesar batu bara Australia

senilai AU$13,84 miliar pada tahun fiskal 2017/2018. Kekhawatiran sedikit

mereda karena Tiongkok sangat bergantung pada batu bara coking Australia

yang dipakai untuk proses pembuatan baja. Hal ini dikarenakan sedikitnya

alternatif pengganti, di mana pengiriman dari Kanada atau Amerika Serikat (AS)

akan terlalu lama.

Dari komoditas CPO, harga CPO berjangka kontrak acuan di Bursa Malaysia

Derivatives Exchange pekan lalu menguat sebesar 5,91 persen. Harga CPO

ditutup menguat ke level 2.240 Ringgit/ton pada Jumat (22/5) dari penutupan

pekan sebelumnya di level 2.115 Ringgit/ton. Kenaikan harga CPO pada pekan

lalu terjadi setelah India melanjutkan pembelian CPO Malaysia setelah aksi

Gambar 7. Selain kedelai dan kopi, harga soft

commodities menguat secara mingguan

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 4

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

boikot empat bulan menyusul perseteruan diplomatik antar kedua negara.

India melakukan pembelian didorong oleh terjadinya penurunan cadangan

domestik dan diskon harga. Data pelacakan kapal oleh Refinitiv menunjukkan,

total impor minyak sawit India untuk empat bulan pertama tahun ini merosot

lebih dari 50 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi

1,11 juta ton. Pembelian tersebut juga terjadi ditengah hubungan

perdagangan kedua negara yang membaik, pasca pembentukan

pemerintahan baru Malaysia. Pekan lalu, Malaysia meneken kesepakatan

pembelian 100.000 ton beras dari India. Sedangkan, para importir terkemuka

India minggu lalu menandatangani kontrak hingga 200.000 ton CPO dari

Malaysia. Produsen CPO terbesar kedua di dunia ini akan mengirimnya pada

Juni dan Juli nanti.

IHSG menguat 0,85 persen pada perdagangan minggu lalu ke level

4.545,95 dan diperdagangkan di kisaran 4.519,51 – 4.609,04. Investor non

residen mencatatkan net buy pada perdagangan pekan lalu, dengan total

mencapai Rp13,79 triliun dan tercatat beli bersih sebesar Rp8,0 triliun

secara mtd, sedangkan secara ytd tercatat jual bersih sebesar Rp11,13

triliun. Nilai rata-rata transaksi perdagangan harian selama

sepekan terpantau naik dari level Rp6,40 triliun ke level Rp18,51 triliun pada

pekan lalu.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat (22/5) bergerak

turun antara 21 hingga 29 bps dibandingkan posisi Jumat

(15/5). Berdasarkan data setelmen BI tanggal 19 Mei 2020, kepemilikan

investor non residen naik sebesar Rp2,62 triliun (0,28 persen) dibandingkan

posisi Jumat (15/5), dari posisi Rp921,14 triliun (30,21 persen) ke posisi

Rp923,76 triliun (30,37 persen).

Nilai tukar Rupiah menguat sebesar 1,01 persen pada sepekan lalu ke

level 14.710 per US$. Secara year to date Rupiah tercatat melemah sebesar

6,09 persen terhadap US$. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah relatif

meningkat selama sepekan lalu, sebagaimana tercermin dari

perkembangan spread harian antara nilai spot dan non deliverable forward 1

bulan yang bergerak naik dalam rentang Rp55 sampai Rp336 per US$, lebih

tinggi dibanding spread Rp112 sampai Rp181 per US$ per US$ pada pekan

sebelumnya. Pekan lalu, Rupiah diperdagangkan di kisaran 14.710 – 14.888

per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level

Rp14.631 per US$.

III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS, Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (21/5)

melaporkan 2,4 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu.

Secara total dalam sembilan pekan, jumlah pengajuan total selama pandemi

menjadi lebih dari 38 juta. Jumlah klaim berkelanjutan berada di 25,07 juta,

level tertinggi dalam catatan. Angka ini menunjukan tren penurunan dari

minggu sebelumnya, namun dampak pelonggaran kebijakan lockdown belum

terlihat cukup menyediakan lapangan pekerjaan.

Penjualan rumah di AS mencatat penurunan terbesar selama kurun hampir 10

tahun pada April 2020 sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang

mengurangi permintaan atas perumahan. Existing Home Sales tercatat turun

17,8 persen (mom) atau sebanyak 4,33 juta unit pada April. Catatan ini turun

dari bulan Maret yang turun 8,5 persen (mom) atau sebanyak 5,27 juta unit.

Dari kawasan Eropa, Badan Statistik Uni Eropa mencatat inflasi di Uni Eropa

mencapai 0,3 persen secara tahunan pada April 2020. Angka ini merupakan

yang terendah selama hampir empat tahun terakhir dan lebih rendah dari

perkiraan di 0,4 persen. Pada April, harga makanan, alkohol dan tembakau

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah meningkat dibanding

pekan sebelumnya

Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah

terapresiasi, IHSG menguat, dan yield SBN seri

benchmark turun

Gambar 10. Nilai tukar mata uang utama Asia yang

diamati bervariasi terhadap dolar AS secara mingguan

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 5

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Gambar 12. Lebih dari 856.000 warga Inggris meminta

tunjangan pengangguran pada bulan April

Gambar 13. PDB Jepang tercatat minus 0,9% qoq pada

kuartal I 2020

menjadi kontributor tertinggi. Dari Inggris Raya, inflasi juga tercatat di angka

terendah dalam kurun hampir empat tahun di level 0,8 persen (yoy) dari 1,5

persen pada Maret 2020. Tekanan terhadap inflasi berasal dari penurunan

harga bahan bakar, energi dan biaya transportasi, serta pakaian.

Lebih dari 856.000 warga Inggris minta tunjangan pengangguran pada bulan

April, jumlah tertinggi sejak 1996. Sebagian besar klaim pengangguran

tersebut merupakan indikasi dampak pandemi Covid-19 bagi orang-orang

yang kehilangan pekerjaan dan penutupan sejumlah bisnis. Kantor Statistik

Nasional Inggris (ONS) menyebutkan klaim bulan April tersebut menambah

jumlah pengangguran menjadi 2,1 juta. Sementara itu, tingkat

pengangguran Inggris mencapai 3,9 persen pada bulan Maret. Beberapa

analis memperkirakan tingkat pengangguran akan mendekati 10 persen

pada musim gugur. Analis juga mengatakan, situasi pengangguran di Inggris

bisa jauh lebih buruk jika pemerintah tidak membentuk program retensi

pekerjaan dan memasukkan mereka dalam daftar gaji pemerintah.

Dari kawasan Asia Pasifik, Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tercatat

minus 0,9 secara qoq pada Q1-2020, meskipun penurunan tersebut lebih

kecil dari proyeksi para analis yang berada di kisaran 1,2 persen. Jepang telah

mengalami kontraksi sejak Q4-2019 akibat Topan Hagibis yang melanda

Jepang. Kini ekonomi Jepang kembali masuk ke dalam periode resesi akibat

pandemi virus corona yang menyebabkan konsumen membatasi

pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan perusahaan memangkas investasi,

produksi, dan perekrutan untuk tetap bertahan di tengah pandemi. Secara

yoy, PDB Jepang terkontraksi 3,4 persen pada Q1-2020. Penurunan ini

diprediksi masih akan berlanjut ke kuartal berikutnya.

Bank Sentral India (RBI) kembali menurunkan tingkat suku bunga acuannya

untuk kedua kalinya di tahun ini. RBI memotong suku bunga acuannya

sebesar 40 bps menjadi 4,0 persen, juga dengan reverse repo rate sebesar

40 bps ke level 3,35 persen. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melawan

tekanan ekonomi yang sedang berlangsung, di tengah pandemi Covid-19

yang melanda India.

IV. Perekonomian Domestik

Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Mei 2020 memutuskan Bank

Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo

Rate (BI7DRR) di level 4,5 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75

persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25 persen. Gubernur BI,

Perry Warjiyo, menyebutkan kebijakan tersebut telah disesuaikan dengan

kondisi ekonomi global dan domestik serta mempertimbangkan perlunya

menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian keuangan

global.

Defisit transaksi berjalan Q1-2020 menurun dipengaruhi oleh penurunan

impor sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik. Defisit transaksi

berjalan sebesar US$3,9 miliar atau 1,4 persen dari Produk Domestik Bruto

(PDB), jauh lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang

mencapai US$8,1 miliar atau 2,8 persen dari PDB. Penurunan defisit transaksi

berjalan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca perdagangan

barang, disertai dengan penurunan defisit neraca jasa dan neraca

pendapatan primer. Transaksi modal dan finansial Q1-2020 tercatat menurun

signifikan, di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Transaksi modal dan finansial defisit sebesar US$2,9 miliar, terutama

dipengaruhi oleh defisit investasi portofolio, setelah pada triwulan

sebelumnya surplus sebesar US$12,6 miliar.

Gambar 11. Penjualan ritel AS anjlok pada April 2020

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL DAN...Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 1 DAN 18 s.d. 24 Mei 2020 KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL I. Pasar Global

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report 6

KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL

Penurunan aktivitas ekspor impor pada bulan April yang cukup

dalam ini harus diwaspadai, terutama penurunan pada impor

bahan baku atau penolong yang cukup signifikan. Penurunan

pada impor bahan baku atau penolong dapat diperkirakan

sebagai adanya penurunan pada aktivitas industri di dalam

negeri. Secara umum, penurunan impor bahan baku dan

penolong merupakan tanda yang kurang bagus bagi

perekonomian. Sebab, impor barang-barang tersebut

merupakan refleksi kegiatan produksi dan investasi di dalam

negeri. Artinya, dengan adanya penurunan impor bahan baku

dan penolong, aktivitas produksi dan investasi juga mengalami

penurunan.

Masih seputar aktivitas perdagangan, Bank Indonesia

memprediksi penjualan ritel di bulan April akan turun di kisaran

11,8 persen, atau melanjutkan pelemahan yang yang sudah

terjadi sebesar 4,5 persen di bulan Maret. Penurunan pada

penjualan ritel terjadi di hampir seluruh kelompok komoditas.

Yang terdalam adalah kelompok barang lainnya, khususnya

subkelompok sandang yang turun sebesar 60,5 persen pada

bulan Maret, dan diprediksi akan terus turun hingga sebesar

67,3 persen pada awal triwulan II-2020 ini. Namun, penurunan

pada penjualan ritel tidak terjadi di kelompok makanan,

minuman, dan tembakau yang masih menunjukkan

pertumbuhan yang cukup solid.

Tekanan pada penjualan ritel pada bulan-bulan mendatang

diperkirakan masih akan cukup kuat mengingat situasi

perekonomian yang masih penuh ketidakpastian akibat

adanya pandemi. Tekanan tersebut berpengaruh terhadap

harga eceran di tingkat pedagang yang tercermin dari Indeks

Ekspektasi Harga (IEH) yang mengalami penurunan ke posisi

160,7, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang berada di level 173,0. Dalam hal ini, pada beberapa bulan

ke depan permintaan konsumen diperkirakan akan melemah

karena penurunan IEH dapat merefleksikan penurunan harga

barang akibat adanya pelemahan permintaan oleh konsumen,

setidaknya dalam tiga bulan ke depan.

Sebagai penutup, penurunan aktivitas perdagangan dapat

menimbulkan adanya shock yang cukup keras pada

perekonomian di masa depan. Hal tersebut dikarenakan

adanya potensi tekanan dari dua sisi, baik sisi supply yang

diakibatkan oleh penurunan aktivitas produksi dan investasi,

maupun sisi demand yang diakibatkan oleh pelemahan daya

beli. (RF)

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur, Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir Sumber Data: Bloomberg, Reuters,

CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

menutup Spring Meeting

yang diselenggarakan

sepanjang minggu lalu. Para

pembuat kebijakan

menyampaikan pesan

mengenai kekhawatiran

yang bercampur dengan

optimisme prospek ekonomi

ke depan. Para Menteri

Keuangan dunia mengakhiri

pembicaraan di Washington

DC yang memadukan

kekhawatiran terhadap

keadaan ekonomi dunia

yang bergerak melambat

saat ini dengan keyakinan

akan segera pulih.

Pergeseran tren yang

menjauh dari pengetatan

kebijakan moneter oleh

bank sentral, kebijakan

stimulus baru-baru ini di

Tiongkok dan meredanya

ketegangan perdagangan

menjadi harapan bahwa

perlambatan ekonomi akan

berlangsung tidak terlalu

lama meskipun tidak ada

yang memperkirakan

momentum booming baru.

Rally pasar saham yang kini

terjadi cukup mengundang

optimisme tentang prospek

pertumbuhan untuk berbalik

"menguat." Direktur

Pelaksana IMF Christine

Lagarde tetap

memperingatkan dunia

berada pada "saat yang

Tajuk Minggu Ini:

Mewaspadai Penurunan Aktivitas Perdagangan

Pekan lalu, Chairman the Fed, Jerome Powell, menyampaikan

pandangannya mengenai outlook perekonomian AS. Powell,

salah satu orang paling berpengaruh dalam perekonomian AS

saat ini, menyatakan bahwa pelemahan perekonomian AS

mungkin akan berlangsung dalam jangka panjang, pun demikian

dengan masa recovery yang dibutuhkan akan berlangsung

panjang hingga vaksin Covid-19 ditemukan.

Komentar Powell di atas bukan tanpa dasar. Tanda-tanda

semakin muramnya perekonomian di triwulan ini sudah terlihat

dari lemahnya aktivitas perdagangan pada awal triwulan pertama

tahun 2020 ini. Rilis data retail sales di AS, yang merupakan salah

satu leading indicator, pada pekan lalu menunjukkan penurunan

sangat signifikan yaitu sebesar 16,4 persen, atau merupakan

penurunan penjualan ritel yang terbesar sepanjang sejarah AS.

Penurunan aktivitas perdagangan yang demikian besar tidak

hanya terjadi di AS, tapi juga di banyak negara termasuk

Indonesia. Hal tersebut tercermin di Current Account Deficit

(CAD) kuartal I-2020 yang berada di posisi US$3,9 miliar (1,4

persen PDB), atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya

di posisi defisit 2,8 persen PDB. Salah satu penyebab penurunan

defisit CAD adalah penurunan nilai impor yang cukup signifikan

sejalan dengan melemahnya permintaan dalam negeri.

Memasuki triwulan kedua, dampak yang ditimbulkan oleh Covid-

19 mulai terasa meningkat. Neraca perdagangan di bulan April

yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada

pertengahan Mei lalu tercatat sebesar negatif US$344,7 juta.

Defisit tersebut terjadi akibat nilai impor di bulan April, yang

sebesar US$12,54 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan

ekspor yang sebesar US$12,19 miliar.

Aktivitas ekspor dan impor tersebut juga menunjukkan

penurunan, baik secara bulanan maupun secara tahunan. Secara

bulanan, aktivitas ekspor di bulan April turun sebesar 13,33

persen, sedangkan impor turun sebesar 6,1 persen. Sedangkan

secara tahunan, ekspor dan impor Indonesia mengalami

penurunan masing-masing sebesar 7,02 persen dan 18,58 persen.

Penurunan ekspor terjadi di semua sektor, namun yang paling

dalam terjadi pada bahan bakar mineral yang mengalami

penurunan sebesar 22,15 persen dibandingkan dengan bulan

Maret. Di sisi lain, penurunan impor terbesar terjadi pada bahan

baku atau penolong yang mengalami penurunan sebesar 9

persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Penyusun: YG Nugroho Agung Wijoyo, Risyaf Fahreza, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho, Zerah Aprial Pasimbong Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada

kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.