KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2018-03-13 · IKHTISAR EKSEKUTIF Rumah...
Transcript of KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2018-03-13 · IKHTISAR EKSEKUTIF Rumah...
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2016 Hal 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL
LAPORAN TAHUNAN
TAHUN. 2017
JL. M.T. Haryono Kav. 11 Cawang Jakarta Timur 13630
Telp. ( Hunting ) 021-29373377 Fax.021-29373445-29373385
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................................................... 4
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................................. 6
1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 6
2. Maksud dan Tujuan Laporan............................................................................................... 6
3. Ruang Lingkup Laporan ....................................................................................................... 6
BAB II : ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN ..................................................................................... 7
1. Hambatan Tahun Lalu ......................................................................................................... 7
2. Kelembagaan....................................................................................................................... 7
3. Sumber Daya ....................................................................................................................... 8
BAB III : TUJUAN DAN SASARAN KERJA ..................................................................................... 14
1. Dasar Hukum ..................................................................................................................... 14
2. Tujuan, Sasaran dan Indikator .......................................................................................... 14
BAB IV : STRATEGI PELAKSANAAN ............................................................................................. 20
1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran .......................................................................... 20
2. Hambatan dan Pelaksanaan Strategi ................................................................................ 21
3. Upaya Tindak Lanjut.......................................................................................................... 21
BAB V : HASIL KERJA ................................................................................................................... 22
1. Pencapaian Target Kinerja ................................................................................................ 22
2. Realisasi Anggaran ............................................................................................................ 52
3. Upaya Untuk Meraih WTP dan Zona Integritas ................................................................ 53
BAB VI : PENUTUP ....................................................................................................................... 54
1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 54
2. Saran ................................................................................................................................. 54
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 4
IKHTISAR EKSEKUTIF
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional merupakan salah satu unit pelayanan vertikal di bidang
pelayanan kesehatan di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, sesuai dengan Surat Keputusan Kementerian Kesehatan RI Nomor
045/Menkes/Per/X/2012 dan telah diresmikan pada 14 Juli 2014 oleh Presiden RI, Soesilo
Bambang Yudhoyono.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan tata
kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengedepankan akuntabilitas, sehingga
pelaksanaan penyelenggaraan kinerja RS Pusat Otak Nasional untuk tahun 2017 dapat
dipertanggungjawabkan yaitu dalam bentuk Laporan berkala Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Tahun 2017.
Pada tahun 2017 ini Capaian pelayanan RS Pusat Otak Nasional untuk kunjungan rawat
jalan meningkat 52.56% (58.982 pengunjung) dari capaian tahun 2016 (38.661 pengunjung),
dan pengunjung IGD meningkat 2.85% (4735 pengunjung) dari capaian tahun 2016 (4604
pengunjung). Seiring dengan meningkatnya kunjungan pasien rawat inap selama tahun 2017
sebesar 13.15% (3614 pengunjung) dari capaian tahun 2016 (3194 pengunjung), maka RS Pusat
Otak Nasional melakukan penambahan kapasitas tempat tidur dari yang semula 128 tempat tidur
pada awal tahun 2017 menjadi 132 tempat tidur. Dengan adanya penambahan kapasitas tempat
tidur ini menjadikan BOR RS Pusat Otak Nasional untuk tahun 2017 sebesar 62.92% dengan
nilai rata-rata tempat tidur kosong (TOI) sebesar 5 hari dan rata-rata lama rawat pasien (ALOS)
sebesar 9 hari.
Pelayanan poliklinik RS Pusat Otak Nasional terbagi atas beberapa subdivisi, yang
dimaksudkan agar penanganan pasien lebih spesifik disesuaikan dengan kondisi kesehatannya.
Adapun poliklinik yang telah dilaksanakan di tahun 2017 antara lain :
1. Neuro Umum 9. Sleep Disorder 17. Anestesi 25. Neuro Diagnostik
2. Neuro Vascular 10. Nyeri Kepala 18. Gigi 26. Neuro RDemensia
3. Neuro Infeksi 11. Saraf Perifer 19. Penyakit Dalam 27. Psikologi
4. Neuro Trauma 12. Pain Intervention 20. Jantung 28. Fisioterapi
5. Neuro Behavior 13. Bedah Umum 21. Paru 29. Terapi Wicara
6. Neuro Restorasi 14. Bedah Saraf 22. THT 30. Okupasi Terapi
7. Neuro Pediatri 15. Bedah Orthopedi 23. Gizi
8. Epilepsi 16. Bedah Plastik 24. Neuro Kognitif
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 5
Sejak tanggal 1 Maret 2015 RS Pusat Otak Nasional telah membuka pelayanan Poliklinik
Eksekutif dengan jam pelayanan :
1. Senin - Jumat mulai pukul 07.30 - 21.00 WIB
2. Sabtu mulai pukul 07.30 – 14.00 WIB
Adapun pelayanan yang diberikan di Poliklinik Eksekutif adalah Fisioterapi Eksekutif,
Okupasi Terapi Eksekutif, Terapi Wicara Eksekutif, Neurodiagnostik Eksekutif, Neurokognitif
Eksekutif dan Poli Vaksinasi.
Pada tanggal 8 Mei 2015, RS Pusat Otak Nasional telah mendapatkan sertifikat
akreditasi rumah sakit dengan tingkat kelulusan Paripurna dengan nomor : KARS-
SERT/108/V/2015, dan pada tanggal 7 Desember 2015 RS Pusat Otak Nasional telah memiliki
izin operasional sebagai Rumah Sakit Khusus Otak kelas A sesuai dengan Keputusan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan nomor : 4/1/10/KES/PMDN/2015. Dengan
demikian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional diharapkan dapat memberikan yang terbaik dalam
pelayanan kesehatan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat khusus di bidang Otak dan
persarafan.
Pencapaian penerimaan RS Pusat Otak Nasional pada tahun 2017 tercapai sebesar
Rp. 129.615.850.938 (51.85%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 85.359.041.000,- Dengan
telah dibukanya pelayanan poliklinik eksekutif dan adanya ikatan kerjasama dengan beberapa
asuransi kesehatan swasta selain BPJS telah meningkatkan penerimaan rumah sakit . Realisasi
penyerapan anggaran DIPA Rumah Sakit Pusat Otak Nasional per tanggal 31 Desember 2017
sebesar Rp. 177.106.533.462 (77.64 %) dari pagu anggaran tahun 2017 sebesar
Rp 228.100.847.000,- Berdasarkan hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja ditahun 2016, RS Pusat
Otak Nasional mendapatkan predikat AA.
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 6
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penyusunan laporan berkala merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi dari
satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang memuat
perkembangan dan hasil pencapaian kinerja baik kegiatan maupun anggaran dalam kurun
waktu semesteran maupun tahunan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perkembangan dan hasil pencapaian
kinerja baik kegiatan maupun anggaran dalam kurun waktu tahun 2017, maka disusunlah
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional tahun 2017, dimana RS Pusat Otak Nasional
merupakan salah satu unit pelayanan vertikal di bidang pelayanan kesehatan di lingkungan
Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
2. Maksud dan Tujuan Laporan Maksud dan tujuan penyusunan laporan berkala Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, yakni :
a. Dalam rangka mendukung sistem akuntabilitas negara dengan memenuhi kewajiban
institusional dan pertanggungjawaban kinerja Rumah Sakit sebagai salah satu satuan
organisasi Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkungan Ditjen Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
b. Sebagai bahan monitoring dan evaluasi atas kegiatan serta kinerja organisasi yang sudah
berjalan selama tahun 2017, sehingga dapat dijadikan sebagai tolak ukur serta acuan
dalam meningkatkan kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di masa yang akan
datang.
3. Ruang Lingkup Laporan Ruang lingkup laporan berkala RS Pusat Otak Nasional tahun 2017 meliputi :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Analisis Situasi Awal Tahun
Bab III : Tujuan dan Sasaran Kerja
Bab IV : Strategi Pelaksanaan
Bab V : Hasil Kerja
Bab VI : Penutup
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 7
BAB II : ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
1. Hambatan Tahun Lalu Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selama tahun 2017, hambatan yang
mempengaruhi kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional baik secara langsung maupun
tidak langsung adalah sebagai berikut:
• Pencatatan dan dokumentasi berbagai data, belum dilaksanakan dengan baik;
• Belum terintegrasinya Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) secara
menyeluruh;
• Kurang maksimalnya pelayanan kepada pasien rawat inap dikarenakan masih
terbatasnya jumlah tempat tidur di RS Pusat Otak Nasional yakni sebanyak 132 tempat
tidur;
• Terbatasnya kuantitas dan kualitas pegawai ;
• Disiplin dan komitmen petugas yang masih lemah;
• Koordinasi antar unit kerja belum terlaksana dengan baik;
• Belum tersedianya beberapa tenaga profesional yang sesuai dengan kebutuhan Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat kajian dan rujukan nasional otak
dan sistem persarafan;
• Belum sempurnanya hospital safety system dan maintenance building.
2. Kelembagaan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta adalah Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, yang
mempunyai tugas menyelenggarakan upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan di
bidang otak dan saraf yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan
dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pelayanan kesehatan otak dan saraf secara paripurna dari pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif;
b. Pelaksanaan deteksi dini dan pencegahan penyakit otak dan saraf;
c. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan;
d. Pelaksanaan pelayanan rujukan;
e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang otak dan saraf serta kesehatan lainnya;
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 8
f. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang otak dan saraf serta kesehatan
lainnya;
g. Pengelolaan sumber daya manusia; dan
h. Pelaksanaan keuangan dan administrasi umum.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan no. 45 tahun. 2012 tanggal 29 Oktober 2012
mengenai organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (terlampir),
organisasi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama,
terdiri atas:
a. Direktorat Pelayanan
b. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian,
c. Direktorat Keuangan Administrasi Umum; dan
d. Unit-unit Non- struktural (Komite, Instalasi dan Satuan Pemeriksaan Intern).
Adapun susunan direksi pada struktur organisasi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : dr. Mursyid Bustami, Sp S (K), KIC, MARS
Direktur Pelayanan : dr. Andi Basuki Prima Birawa, Sp S (K), MARS
Direktur SDM dan Diklit : dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S, MARS
Direktur Keuangan dan Adum : Drs. Syamsuri, MM. MAk
3. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Rumah Sakit Pusat Otak Nasional terdiri atas
PNS, Non PNS. Adapun gambaran sumber daya manusia Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
REKAPITULASI JABATAN
RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL
NO JABATAN
JANUARI 2017 DESEMBER 2017
PNS NON PNS
KONSULTAN/ TAMU
JUMLAH PNS NON PNS
KONSULTAN/ TAMU
JUMLAH
1 Pimpinan Tinggi Pratama 4 0 0 4 4 0 0 4
2 Administrator 8 0 0 8 7 0 0 7
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 9
3 Pengawas 5 0 0 5 5 0 0 5
4 Dokter Konsultan 0 0 4 4 0 0 6 6
5 Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama
2 0 0 2 2 0 0 2
6 Dokter Ahli Pertama 4 0 0 4 4 0 0 4
7 Dokter Ahli Muda 5 0 0 5 5 0 0 5
8 Dokter 43 8 0 51 42 10 1 53
9 Dokter Gigi Ahli Madya 1 0 0 1 1 0 0 1
10 Psikolog Klinis Pertama 1 0 0 1 1 0 0 1
11 Perawat Ahli Pertama 36 0 0 36 33 0 0 33
12 Perawat Ahli Muda 0 0 0 0 1 0 0 1
13 Perawat 108 0 0 108 110 12 0 122
14 Perawat Terampil 39 0 0 39 52 0 0 52
15 Perawat Pemula 144 1 0 145 131 11 0 142
16 Radiografer Penyelia 1 0 0 1 1 0 0 1
17 Radiografer Pemula 16 0 0 16 16 0 0 16
18 Fisikawan Medis 1 0 0 1 1 0 0 1
19 Apoteker Ahli Madya 1 0 0 1 2 0 0 2
20 Apoteker 10 0 0 10 9 0 0 9
21 Asisten Apoteker Terampil
1 0 0 1 1 0 0 1
22 Asisten Apoteker Pemula 20 0 0 20 20 1 0 21
23 Pranata Lab. Kes. Pemula
22 0 0 22 22 1 0 23
24 Fisioterapis Ahli Pertama 1 0 0 1 1 0 0 1
25 Fisioterapis 1 0 0 1 1 5 0 6
26 Fisioterapis Terampil 4 0 0 4 4 0 0 4
27 Fisioterapis Pemula 1 6 0 7 1 4 0 5
28 Okupasi Terapis Terampil 1 0 0 1 1 0 0 1
29 Okupasi Terapis Pemula 0 1 0 1 0 2 0 2
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 10
30 Terapis Wicara Pemula 1 2 0 3 1 2 0 3
31 Nutrisionis 7 0 0 7 7 0 0 7
32 Nutrisionis Pemula 8 1 0 9 8 1 0 9
33 Perekam Medik Ahli Pertama
1 0 0 1 1 0 0 1
34 Perekam Medik Pemula 15 0 0 15 15 0 0 15
35 Petugas Pendaftaran 0 0 0 0 0 2 0 2
36 Pekarya 0 0 0 0 0 4 0 4
37 Auditor 0 0 0 0 1 0 0 1
38 Administrator Kesehatan 3 1 0 4 3 1 0 4
39 Analis Kepegawaian Pemula
1 0 0 1 1 0 0 1
40 Analis Kepegawaian Pertama
1 1 0 2 1 1 0 2
41 Pustakawan Pemula 1 0 0 1 1 0 0 1
42 Analis Data 1 0 0 1 1 0 0 1
43 Perencana 2 1 0 3 2 1 0 3
44 Pengevaluasi 2 0 0 2 1 0 0 1
45 Pengadministrasi Umum 2 2 0 4 2 4 0 6
46 Penyusun Laporan 0 1 0 1 0 1 0 1
47 Bendahara 2 0 0 2 2 0 0 2
48 Penata Laporan Keuangan
6 3 0 9 7 3 0 10
49 Verifikator Keuangan 9 1 0 10 8 1 0 9
50 Juru Bayar/ Kasir 0 4 0 4 0 7 0 7
51 Pranata Hubungan Masyarakat
5 0 0 5 5 0 0 5
52 Sekretaris 4 0 0 4 4 0 0 4
53 Pranata Komputer Pertama
7 5 0 12 7 5 0 12
54 Pranata Komputer Pemula
9 1 0 10 9 1 0 10
55 Sanitarian Pemula 1 0 0 1 1 0 0 1
56 Sanitarian 1 0 0 1 1 0 0 1
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 11
57 Teknisi Elektromedis Terampil
2 0 0 2 2 0 0 2
58 Teknisi Elektromedis Pemula
1 0 0 1 1 0 0 1
59 Teknisi Jaringan 0 6 0 6 0 6 0 6
60 Teknisi Mesin 0 8 0 8 0 7 0 7
61 Binatu 0 0 0 0 0 2 0 2
62 Pramu 0 0 0 0 0 5 0 5
63 Caraka 1 2 0 3 1 4 0 5
64 Pengemudi 0 5 0 5 0 5 0 5
65 Pengemudi Ambulan 0 3 0 3 0 2 0 2
66 Satpam 0 6 0 6 0 6 0 6
Total 573 69 4 646 571 117 7 695
Sumber : Laporan Bulanan Bagian SDM
Uraian Status Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan Jabatan
No URAIAN STATUS PEGAWAI JUMLAH
PNS NON PNS
I Berdasarkan Pendidikan :
1 S3 1 5 6
2 S2 61 12 73
3 S1 203 26 229
4 D.IV 2 7 9
5 D.III 302 26 328
6 SLTA 2 48 50
Jumlah 571 124 695
II Berdasarkan Golongan :
1 Golongan IV 20 - 20
2 Golongan III 249 - 249
3 Golongan II 302 - 302
4 Golongan I - - -
5 Non PNS - 124 124
Jumlah 571 124 695
Sumber : Laporan Bulanan Bagian SDM
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 12
b. Sarana dan Prasarana
Gedung Bangunan yang dimiliki dan telah dipergunakan oleh Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional sampai dengan Desember 2017 adalah gedung A seluas 36.792 meter persegi
yang terdiri 12 lantai dan gedung B seluas 31.927 meter persegi. Gedung A pada
dasarnya hanya ditujukan untuk pelayanan kepada pasien saja, sehingga untuk kegiatan
manajemen dan administrasi masih menggunakan gedung yang sama sampai dengan
bulan Februari 2017. Pembangunan gedung B manajemen telah dilakukan di Tahun
2015, dan telah diselesaikan pembangunannya ditahun 2016, sehingga dibulan Maret
tahun 2017 untuk kegiatan manajemen, parkir, rumah singgah keluarga pasien dan riset
medis dapat dilakukan digedung baru dengan total keseluruhan 16 lantai bangunan.
Laporan pengelolaan sarana dan prasarana Rumah Sakit Pusat Nasional selama untuk
tahun anggaran 2017 per 31 Desember 2017, adalah :
a. BMN Intrakomtabel
Posisi Awal (per 1 Januari 2017) : Rp. 753.188.584.352
Penambahan : Rp. 481.288.511.259
Pengurangan : Rp. 24.153.888.599
Posisi akhir (per 31 Desember 2017) : Rp. 1.210.323.207.012
b. BMN Ekstrakomptabel
Posisi Awal (per 1 Januari 2017) : Rp. 350.159.156
Penambahan : Rp. 6.480.636
Pengurangan : Rp. -
Posisi akhir (per 31 Desember 2017) : Rp. 356.640.252
c. BMN Gabungan
Posisi Awal (per 1 Januari 2017) : Rp 753.538.743.968
Penambahan : Rp. 481.294.991.895
Pengurangan : Rp. 24.153.888.599
Posisi akhir (per 31 Desember 2017) : Rp. 1.210.679.847.264
d. BMN Aset Tak Berwujud
Posisi Awal (per 1 Januari 2017) : Rp 2.517.763.270
Penambahan : Rp. -
Pengurangan : Rp. 49.060.000
Posisi akhir (per 31 Desember 2017) : Rp. 2.468.703.270
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 13
Laporan Posisi Barang Milik Negara RS Pusat Otak Nasional
Per Tanggal 31 Desember 2017 (dalam Rupiah)
AKUN NERACA JUMLAH
KODE URAIAN Nilai BMN Akumulasi
Penyusutan Nilai Netto
117111 Barang Konsumsi 4.375.823.639 - 4.375.823.639
117113 Bahan untuk Pemeliharaan 452.429.275 - 452.429.275
117114 Suku Cadang 4.857.650.251 - 4.857.650.251
117131 Bahan Baku 81.046.033 - 81.046.033
117199 Persediaan Lainnya 7.160.461.328 - 7.160.461.328
131111 Tanah 463.032.094.000 - 463.032.094.000
132111 Peralatan dan Mesin 313.193.756.127 209.632.108.125 103.561.648.002
133111 Gedung dan Bangunan 432.282.490.350 7.544.024.923 424.738.465.427
134112 Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.670.860.535 81.019.841 1.589.840.694
135121 Aset Tetap Lainnya 144.006.000 - 144.006.000
136111 Konstruksi dalam Pengerjaan - - -
162151 Aset Tak Berwujud 2.468.703.270 1.143.232.617 1.325.470.653
J U M L A H 1.229.719.320.808 218.400.385.506 1.011.318 935.302
Sumber : Laporan SIMAK BMN TA. 2017
c. Dana
Anggaran RS Pusat Otak Nasional untuk tahun 2017, dapat dilihat berdasarkan tabel
berikut ini:
Jenis Belanja DIPA
APBN BLU JUMLAH
Belanja Pegawai 44.197.299.000 - 44.197.299.000
Belanja Barang 68.350.986.000 85.028.264.000 153.379.250.000
Belanja Modal 30.193.521.000 330.777.000 30.524.298.000
Total 142.741.806.000 85.359.041.000 228.100.847.000
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 14
BAB III : TUJUAN DAN SASARAN KERJA
1. Dasar Hukum Dasar Hukum yang dijadikan acuan oleh Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dalam menyusun
kebijakan dan rencana kerja, yaitu :
a. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional tahun 2010-2014;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/IV/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja kementerian Kesehatan;
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
d. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Rencana Strategis
kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 1981/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman
Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntasi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor.4 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum dilingkungan Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan.
h. Pakta Integritas Menteri Kesehatan;
i. Peraturan Menteri Kesehatan no. 045/Menkes/Per/X/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta
j. Rencana Strategi Bisnis (RSB) RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019
k. Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahun 2017
2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Tujuan dan sasaran Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah :
Tujuan – 1 : Meningkatnya kompetensi tenaga rumah sakit dalam rangka optimalisasi pelayanan
Sasaran : 1. Terwujudnya SDM yang kompeten
2. Terwujudnya budaya kinerja yang baik
Tujuan – 2 : Meningkatnya sistem manajemen Keuangan dan pengelolaan sumber daya secara
efisiensi, transparan dan akuntabel.
Sasaran : 1. Kehandalan sarana prasarana dan alat kesehatan
2. Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 15
3. Terwujudnya optimalisasi surplus RS
Tujuan – 3 : Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit bagi pelanggan eksternal dan internal
Sasaran : 1. Terselenggaranya layanan produk unggulan
2. Terwujudnya RS sebagai Sarana Pendidikan pelayanan primer neurologi
3. Terjalinnya kerjasama untuk semua bidang pelayanan
4. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan kendali mutu dan
kendali biaya
5. Terwujudnya kepuasan stakeholder
Key Performance Indicators (KPI) sesuai RSB RS Pusat Otak Nasional
Adapun KPI RS Pusat Otak Nasional berdasarkan Rencana Strategi Bisnis (RSB) Tahun 2015-
2019 adalah sebagai berikut :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2017
1 2 3 4
I Direktorat Pelayanan
1 Terselenggaranya layanan unggulan Jumlah layanan unggulan 6
2 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan kendali mutu & kendali biaya
Persentase kasus sesuai PPK 85%
Persentase capaian 5 indikator
medik 85%
II Direktorat SDM dan Diklit
1 Terwujudnya SDM yang kompeten Persentase SDM yang tersertifikasi 50%
2 Terwujudnya budaya kinerja yang baik Persentase SDM dengan kinerja
optimal 85%
3 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik Akreditasi rumah sakit Kontinuitas
KARS
4 Terwujudnya rumah sakit sebagai sarana
pendidikan otak dan sistem persarafan Akreditasi rumah sakit pendidikan
Terakreditasi
RS
Pendidikan
5 Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan,
pendidikan dan penelitian Jumlah kerjasama 10
6 Terwujudnya kepuasan stakeholder
Tingkat kepuasan pasien dan
keluarga 80%
Tingkat kepuasan staf 80%
III Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum
1 Terwujudnya sistem informasi RS yang
terintegrasi
Level integrasi IT rumah sakit Integrated-1
2 Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan
Tingkat kehandalan sarana,
prasarana dan alat kesehatan sesuai
best practice
70%
3 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik Opini audit atas laporan keuangan WTP
4 Peningkatan pendapatan dan efisiensi anggaran
Peningkatan surplus rumah sakit
per tahun
5 %
Peningkatan sistem akuntansi 4
Sumber : KPI RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 16
Standar Pelayanan Minimum (SPM) :
NO JENIS
PELAYANAN INDIKATOR
STANDAR
1 Administrasi
dan Manajemen 1 Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 100%
2 Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala 100%
3 Utility peralatan canggih CT Scan ≥ 80%
4 Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 100%
5 Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam
setahun ≥ 60%
6 Cost Recovery Rate > 40%
7 Efektifitas penanganan komplain pasien 100%
8 Cash Ratio 10
9 Current Ratio 13
10 Collection Period 10
11 Fixed Asset Turnover 10
12 Return On Asset 5
13 Return On Equity 5
14 Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional 12
2 Gawat Darurat 1. Kemampuan resusitasi pasien anak dan dewasa di IGD 100%
2. Jam buka Pelayanan IGD 24 Jam
3. Sertifikasi pemberi pelayanan Gawat Darurat 100%
4. Waktu tanggap (response time) pelayanan dokter di IGD ≤ 5 mnt
5. Kematian pasien < 24 jam ≤ 2‰
6. Turn around time pasien IGD 100%
7. Kepuasan Pelanggan ≥ 70%
3 Bedah 1. Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari ≤ 2 hari
2. Kejadian kematian di meja operasi ≤ 1 %
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100%
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100%
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh
pasien setelah operasi 100%
7. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan
salah penempatan ETT ≤ 6%
4 Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pemeriksaan Radiologi CT Scan Kepala
≤ 3 jam ≥ 80%
2. Waktu tunggu hasil pemeriksaan radiologi Thorax < 3 jam ≥ 80%
3. Reject Film Radiologi ≤ 2%
5 Transfusi Darah 1. Kejadian Reaksi Transfusi ≤ 0.01%
2. Efektifitas Penggunaan Darah 100%
6 Rawat Inap 1. Kematian pasien > 48 jam ≤ 0.24%
2. Kejadian pulang paksa ≤ 5 %
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 17
3. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian 100%
4. Pengkajian awal Ranap < 24 jam 100%
5. Komunikasi efektif/TBAK 100%
6 Kepuasan Pelanggan ≥ 90%
7 Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien ≥ 90%
2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien ≤ 20%
3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet 100%
8 Laundry 1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang 100%
2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 100%
9 Sterilisasi
Sentral
1. Indikator Biologi :
- Uji Biologi Indikator Plasma negatif
- Uji Biologi Indikator Implant negatif
- Uji Biologi Indikator Steam negatif
10 Rawat Jalan 1. Pengkajian pasien di Rajal < 2 jam 100%
2. Tingkat Kepuasan Pelanggan >90%
3. Tidak ada kejadian pasien jatuh 100%
4. Response time pelayanan poli < 2 Jam 100%
11 Laboratorium 1. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan lab 100%
2. TAT pemeriksaan lab emergency (CITO) kurang dari 140
menit 100%
3. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan lab 100%
4. Kepuasan Pelanggan ≥80%
12 Ambulance 1. Waktu pelayanan Ambulance 24 jam
2. Kecepatan memberikan pelayanan Ambulance di RS 100%
13 Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan :
- Obat Jadi ≤ 30 mnt
- Obat Racikan ≤ 60 mnt
2. Penulisan resep sesuai dengan formularium nasional 100%
3. Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat 100%
14 Pengelolaan
Limbah
1. Baku mutu limbah cair
BBLK
Unilab
dan
BPLHD
- pH 6.0 - 9.0 6.0 - 9.0
- Total zat padat tersuspensi 30 75
- BOD 30 75
- COD 80 100
- Amonia bebas
- Phosphat
2. Baku mutu limbah padat 100%
15 IPSRS 1. Ketepatan waktu menanggapi kerusakan alat ≥ 80%
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100%
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 18
3. Peralatan yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi 100%
16 Sasaran
Keselamatan
Pasien
1 Identifikasi pasien secara benar 100%
2 Komunikasi efektif/TBAK 100%
3 Jumlah kejadian penyimpanan cairan elektrolit pekat di
ruang rawat 0
4 Kepatuhan penerapan time out 100%
5. Kepatuhan kebersihan tangan petugas 100%
6. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian 100%
17 Rekam Medik 1. Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 100%
2. Kelengkapan Pengisian Informed Consent 100%
18 PPI 1. VAP 0%
2. Infeksi Aliran Darah (IADP) < 3.5%
3. Plebitis < 1%
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK) < 4.7%
5. Infeksi Daerah Operasi (IDO) < 2%
6. Hospital Acquired Pneumonia (HAP) < 1%
7. Dekubitus < 3%
8. Tertusuk Jarum 0%
19 Pemulasaraan
Jenazah
1. Kecepatan Waktu Pelayanan Pengambilan Jenazah dari
Ruangan 100%
2. Kecepatan Waktu Dimulainya Memandikan Jenazah 100%
3. Kecepatan Waktu Dimulainya Pengawetan Jenazah 100%
4. Pelayanan Penitipan Jenazah Kondisi Baik di Lemari
Pendingin 100%
20 Pelayanan
Intensif
(NCCU)
1. Rata-rata Pasien yang Kembali ke Perawatan Intensif
dengan Kasus yang Sama < 72 Jam ≤3%
2. Pemberi Pelayanan Unit Intensif 100%
21 Penanggulangan
Infeksi
Tuberkulosis
1. Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis yang Ditangani dengan
Strategi DOTS 100%
2. Pasien Rawat Inap Tuberkulosis yang Ditangani dengan
Strategi DOTS 100%
22 Indikator Medis 1. Penderita Stroke Iskemik mendapatkan terapi
antitrombolitik pada saat pulang 100%
2. Penderita Stroke Iskemik dengan AF mendapatkan
tambahan terapi antikoagulan pada saat pulang 100%
3. Penderita Stroke (Iskemik dan Hemoragik) 100%
mendapatkan edukasi tentang pengelolaan faktor risikonya 100%
4. Penderita Stroke (Iskemik dan Hemoragik) 100% dilakukan
rehabilitasi medik 100%
23 Neurodiagnostik 1. Waktu tunggu hasil pelayanan Neurodiagnostik ≤ 120 mnt 100%
2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan Neurodiagnostik 100%
3. Kejadiaan penundaan pemeriksaan neurodiagnostik < 10 kejadian
4. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 19
5. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian 100%
24 Neurobehaviour 1. Waktu tunggu hasil pelayanan Neurobehaviour ≤ 120 mnt 100%
2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan Neurobehaviour 100%
3. Kejadiaan penundaan pemeriksaan neurobehaviour < 10 kejadian
4. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
5. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian 100%
Sumber : SPM RS Pusat Otak Nasional
Penetapan Kinerja Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2017
1 2 3 4
I Direktorat Pelayanan
1 Terselenggaranya layanan unggulan Jumlah layanan unggulan 6
2 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan kendali mutu & kendali biaya
Persentase kasus sesuai PPK 85%
Persentase capaian 5 indikator
medik 85%
II Direktorat SDM dan Diklit
1 Terwujudnya SDM yang kompeten Persentase SDM yang tersertifikasi 50%
2 Terwujudnya budaya kinerja yang baik Persentase SDM dengan kinerja
optimal 85%
3 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik Akreditasi rumah sakit Kontinuitas
KARS
4 Terwujudnya rumah sakit sebagai sarana
pendidikan otak dan sistem persarafan Akreditasi rumah sakit pendidikan
Terakreditasi
RS
Pendidikan
5 Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan,
pendidikan dan penelitian Jumlah kerjasama 10
6 Terwujudnya kepuasan stakeholder
Tingkat kepuasan pasien dan
keluarga 80%
Tingkat kepuasan staf 80%
III Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum
1 Terwujudnya sistem informasi RS yang
terintegrasi
Level integrasi IT rumah sakit Integrated-1
2 Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan
Tingkat kehandalan sarana,
prasarana dan alat kesehatan sesuai
best practice
70%
3 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik Opini audit atas laporan keuangan WTP
4 Peningkatan pendapatan dan efisiensi anggaran
Peningkatan surplus rumah sakit
per tahun
5 %
Peningkatan sistem akuntansi 4
Sumber : SPM RS Pusat Otak Nasional
Jumlah anggaran kegiatan RS Pusat Otak Nasional untuk tahun 2017 adalah sebesar
Rp. 228.100.847.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Delapan Milyar Seratus Juta Delapan Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 20
BAB IV : STRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran a. Komponen Pelayanan :
- Mengoptimalkan pelayanan sub spesialistik paripurna di Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional
- Memanfaatkan pendeknya waktu tunggu operasi
- Menyiapkan SDM penunjang pelayanan sub spesialistik yang kompeten untuk
menghadapi tuntutan fasilitas pelayanan yang lebih canggih
- Mengoptimalkan pengembangan sistem pemberian pelayanan keperawatan
- Menetapkan standar pelayanan medis yang baku
b. Komponen Keuangan :
- Menyusun perencanaan keuangan komprehensip
- Memanfaatkan fleksibilitas dalam pengelolaan anggaran PNBP/BLU
- Menerapkan pengelolaan keuangan yang akuntabel dan terintegrasi
- Meningkatkan Sistem Informasi Rumah Sakit yang terpadu dan terintegrasi
c. Komponen Organisasi Manajemen dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
- Mengoptimalkan program pemasaran.
- Mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan dan penyuluhan kesehatan bagi pasien
- Meminimalisasi keluhan pelanggan rumah sakit
- Meningkatkan kualitas SDM disatuan kerja rumah sakit
- Tersusunnya kegiatan pelayanan administrasi
- Pemberdayaan SDM rumah sakit
- Tersusunnya perencanaan program dan kebutuhan yang berorientasi sesuai arah
pengembangan pelayanan rumah sakit
- Melakukan kegiatan layanan sesuai arah pengembangan
- Melakukan upaya preventif dibidang pelayanan dan administrasi
- Hemat energi melalui green hospital
- Menerapkan standar pelayanan sesuai kaidah akreditasi JCI atau sejenisnya.
d. Komponen Sarana dan Prasarana
- Mengoptimalkan utilitas sarana dan prasarana rumah sakit
- Menggunakan masterplan perpektif
- Mengoptimalkan kinerja sanitasi
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 21
2. Hambatan dan Pelaksanaan Strategi Dalam melaksanakan strategi pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan, masih banyak
hambatan terjadi dalam pelaksanaan operasional Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, antara lain :
a. Hambatan dalam komponen Pelayanan
- Koordinasi Pelayanan belum optimal, karena kurangnya pemahaman akan tupoksinya
masing-masing;
- Standar Pelayanan Operasional (SPO) belum sepenuhnya dilaksanakan;
- Masih kurangnya kuantitas tenaga medis yang kompeten terutama untuk bidang yang
berhubungan dengan otak dan sistem persarafan;
b. Hambatan dalam komponen Keuangan
- Standar Pelayanan Operasional (SPO) belum sepenuhnya dilaksanakan
- Belum optimalnya SIMRS (Billing System), dan jaringannya terbatas
- Koordinasi yang belum optimal didalam komponen keuangan ini, dikarenakan kurangnya
pemahaman akan tupoksinya masing-masing.
c. Hambatan dalam komponen Organisasi Manajemen dan Peningkatan SDM
- Penempatan dan pemanfaatan SDM belum sesuai dengan kompetensinya;
- Belum optimalnya sistem reward dan punishment;
- Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM yang kompeten dibidangnya.
d. Hambatan dalam komponen sarana dan prasarana
- Belum terintegrasinya SIMRS secara menyeluruh, sehingga terhambatnya sistem
monitoring dan evaluasi;
- Potensi banjir di lingkungan rumah sakit relatif masih tinggi.
3. Upaya Tindak Lanjut - Melengkapi & memperbaiki Standar Prosedur Operasional (SPO) dan dilaksanakan secara
konsisten dan berkesinambungan;
- Untuk memperbaiki koordinasi antara direktorat, setiap satu minggu sekali, yakni setiap hari
rabu diadakan rapat struktural, dan diadakannya rapat internal yang dilakukan oleh masing-
masing direktorat
- Mengirimkan SDM baik yang berhubungan dengan pelayanan maupun administrasi untuk
pelatihan, seminar ataupun studi banding ke satker lain untuk meningkatkan kompetensinya
- Mengkaji kembali penempatan dan pemanfaatan SDM sesuai dengan kompetensinya
- Melengkapi dan meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit.
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 22
BAB V : HASIL KERJA
1. Pencapaian Target Kinerja Target dan Realisasi Penerimaan
Uraian Target Realisasi %
Pendapatan Badan Layanan Umum 84.837.641.000 126.699.692.202 149.34%
Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit 84.837.641.000 126.699.692.202 149.34%
Jumlah Penerimaan 84.837.641.000 126.699.692.202 149.34%
Pendapatan Hasil Kerjasama Lembaga/Badan
Usaha 246.400.000 1.061.741.335 430.90%
Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU 275.000.000 1.854.417.401 674.33%
Jumlah Pendapatan 85.359.041.000 129.615.850.938 151.85%
Sumber : target dan realisasi penerimaan
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit rujukan bidang otak dan
persarafan yang sudah semakin dikenal dikalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari semakin
meningkatnya dari waktu ke waktu jumlah pasien yang berkunjung sejak rumah sakit mulai
operasional sampai dengan saat ini. Kunjungan pasien tidak hanya berasal dari wilayah DKI
Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan sampai wilayah lain di Indonesia.
Peningkatan kunjungan pasien Rumah Sakit Pusat Otak Nasional pada tahun 2017 terlihat
hampir diseluruh kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Pada bulan April
2015 pelayanan poliklinik mulai per subdivisi, sehingga penanganan pasien lebih spesifik
disesuaikan dengan kondisi kesehatannya.
Pada tanggal 1 Maret 2015, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional telah membuka pelayanan
Poliklinik Eksekutif, dimana jam pelayanannya dilakukan Senin sampai Jumat mulai pukul
07.30 - 21.00 WIB dan Sabtu mulai pukul 07.30 – 14.00 WIB. Dengan adanya pembukaan
layanan Poliklinik Eksekutif tersebut, sehingga menambah pendapatan yang diperoleh
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Penambahan pendapatan lainnya juga diperoleh melalui
hasil kerjasama lembaga/badan usaha, jasa layanan perbankan, ambulance dan bagian diklat.
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 23
Adapun data pelayanan RS Pusat Otak Nasional di Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
Perbandingan Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014 – 2017
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
Perbandingan Total Kunjungan Poliklinik Reguler tahun 2017
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 24
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
Perbandingan Total Kunjungan Poli Eksekutif & Vaksinasi Tahun 2017
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
Perbandingan Kunjungan IGD Tahun 2014 - 2017
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 25
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
Perbandingan Kunjungan Rawat Inap Tahun 2014 - 2017
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
Perbandingan BOR (Bed Occupancy Rate) Tahun 2014 – 2017
• Instalasi Rekam Medik
Instalasi Rekam Medik mempunyai 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu:
▪ Pelayanan, yang terdiri dari: Pendaftaran dan Pengarsipan Rekam Medik
▪ Pengolahan Data, yang terdiri dari: Assembling, Coding, Sensus Harian, Analisa
kelengkapan rekam medik, Pelaporan
▪ Penjaminan, yang terdiri dari: Grouping Klaim INA-CBGs, Laporan klaim jaminan,
Pemberkasan dan Korespondensi Rekam Medik
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 26
LAPORAN RESPONTIME PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN
URAIAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL
Rata2
Pendaftaran
Pasien
0:03:07 0:03:04 0:03:10 0:03:14 0:03:21 0:03:19 0:03:43 0:03:32 0:03:27 0:03:32 0:03:06 0:02:48 0:03:17
RATA-RATA WAKTU PENDAFTARAN DARI JANUARI S/D DESEMBER 0:03:17
Keterangan:
Perhitungan dilakukan terhadap kunjungan pasien pertama, berdasarkan selisih waktu pemanggilan nomor antrian oleh petugas pendaftaran
sampai dengan pendaftaran selesai (waktu admisi).
LAPORAN RESPONTIME PENCARIAN DAN DISTRIBUSI STATUS REKAM MEDIS RAWAT JALAN
URAIAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Rata2 pencarian
berkas 0:13:10 0:14:29 0:12:11 0:15:58 0:14:06 0:11:38 0:13:29 0:13:39 0:09:30 0:09:25 0:12:05 0:11:48
Rata2 distribusi 0:09:15 0:07:35 0:08:05 0:10:22 0:08:49 0:10:40 0:10:56 0:11:42 0:10:55 0:09:20 0:13:04 0:16:00
TOTAL 0:22:25 0:22:04 0:20:16 0:26:20 0:22:55 0:22:18 0:24:25 0:25:21 0:20:25 0:18:45 0:25:09 0:27:48
Rata-rata pencarian dan distribusi Bulan Januari-Desember 2017 = 0:23:11
Keterangan:
1. Perhitungan dilakukan terhadap pasien yang berkunjung ke poliklinik lantai 2 dan lantai 4, berdasarkan waktu tiba berkas.
2. Waktu tiba diinput oleh petugas Filling di ruangan bekas pendaftaran lantai 2 (depan ruang Ka.Ins Rawat Jalan) dan lantai 4 sebelum berkas
tiba di ruang Assesment Perawat serta ruang diagnostik di lantai yang sama.
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2016 Hal 26
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi Instalasi Rekam Medik atau target kegiatan yang belum
tercapai pada tahun 2017 yaitu:
No. Masalah Tindak Lanjut Yang Sudah/Akan Dilakukan
1 Analisa Kelengkapan Rekam Medik
Rawat Inap belum dapat berjalan lancar
karena petugas sering backup pelayanan
karena keterbatasan tenaga di pendaftaran
sedangkan hasil rekapan diperlukan untuk
data pendukung remunerasi dan IKT Dirut
1. Pengajuan lembur
2. Petugas pendaftaran membantu kegiatan
analisa kelengkapan RM setelah selesai
pelayanan
2 Kegiatan merekap data kelengkapan per
dokter/profesi untuk dilaporkan dan
menyiapkan RM untuk dilengkapi tidak
berjalan rutin
Koordinasi dengan Diryan dan Instalasi Rawat
Inap untuk laporan dan memaksimalkan
kelengkapan diruangan
3 Pengembalian Rekam Medik >24 jam
setelah pasien pulang rawat masih ada
walaupun sudah banyak berkurang
1. Koordinasi dengan Instalasi Rawat Inap
2. Petugas rekam medik menagih via telepon
jika pasien kontrol
3. Membuat laporan rutin setiap bulan ke
Direktur Pelayanan
3 Laporan pelayanan terlambat 1. Memaksimalkan output laporan berdasarkan
Electronic Health Record (EHR)
2. Koordinasi dengan unit pelayanan untuk
permintaan data ke unit-unit pelayanan agar
segera mengirim laporan maksimal tanggal 5
setiap bulan
4 Electronic Health Record (EHR) belum
lengkap, sehingga laporan sebagian masih
manual
Koordinasi dengan IT untuk usulan
pengembangan atau perbaikan
5 Tidak ada tenaga khusus coding, sehingga
Coding rawat jalan, coding rawat inap dan
IGD pasien umum terhambat
1. Usulan tenaga khusus coding
2. Membagi tugas coding ke petugas RM pagi,
siang dan malam
6 Pendaftaran online belum bridging Membuat usulan pengembangan pendaftaran
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 27
dengan EHR online
7 Panitia rekam medik tidak berjalan, salah
satu fungsinya pemantauan
penyelenggaraan dan pengisian rekam
medik sesuai standar
1. Membuat program kerja
2. Mengadakan rapat panitia RM
8 Sering terjadi pasien rawat jalan merubah
tujuan berobat dari tujuan satu ke
berikutnya sedangkan berkas rekam
medik sudah diantarkan ke tujuan
sebelumnya, sehingga petugas harus
memindahkan berkasnya
1. Koordinasi dengan instalasi di pelayanan
2. Meminta petugas Pendaftaran menegaskan
agar pasien tidak merubah tujuan kunjungan
9 Ruang assesment poli sering berganti,
menimbulkan resiko salah pengantaran
berkas rekam medik
Koordinasi dengan kepala instalasi rawat jalan
dan kepala ruangan
10 Penyiapan berkas rekam medik sehari
sebelumnya belum maksimal
1. Koordinasi dengan petugas filing RM
2. Evaluasi kegiatan
3. Menyiapkan rak untuk tempat berkas RM
yang disiapkan
11 Rekam medik tidak lengkap, sering dokter
tidak langsung melengkapi di basement
ketika diinformasikan
Koordinasi dengan dokter yang mengisi dan
Kabid.Medik
12 Peminjaman rekam medik keluar ruangan
arsip RM dan sering tidak kembali dalam
sehari
Dicatat pada buku peminjaman
13 Belum ada petugas pendaftaran khusus
Vaksinasi, sehingga petugas analisa
bertugas sebagai pendaftaran vaksin pagi
hari
1. Pengajuan orang
2. Koordinasi dengan Direktur SDM dan Diklit
14 Masih terjadi duplikasi nomor rekam
medik
1. Briefing/pembinaan terhadap petugas
pendaftaran
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 28
2. Koordinasi dengan SIRS dalam melengkapi
menu cek data pasien baru
15 Masih terjadi berkas rekam medis RM di
rawat jalan terbawa pulang oleh pasien
Koordinasi dengan perawat poli dan pihak
terkait
16 Masih banyak pasien yang datang ke
poliklinik namun belum daftar online,
sehingga harus dibantu daftarkan online
oleh petugas infomasi
1. Pengajuan komputer khusus untuk pasien
yang daftar online mandiri
2. Edukasi pasien agar dapat daftar online
sebelum kedatangan ke RS
3. Membuat evaluasi mengenai jumlah pasien
yang belum daftar online
17 Penerapan Rekam Medik Elektronik
khusunya dirawat jalan
1. Study Banding ke RS Pelni
2. Usulan tim pengembangan RME
3. Monitoring secara kontinue
4. Koordinasi dengan Instalasi SIRS
18 Masih terjadi bagian dari isi rekam medik
yang disusulkan dikembalikan ke IRM,
berdampak pada petugas RM harus
mengambil berkas dan memasukkan
bagian tersebut serta menyimpan kembali
Koordinasi dengan petugas terkait
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Rekam Medik Tahun 2017
• Instalasi Gizi
Pemberian makanan pasien untuk periode Tahun 2017 merupakan hasil produksi sendiri oleh
Instalasi Gizi (swakelola). Perhitungan jumlah porsi didasarkan pada rekapan dari DPBM (Daftar
Permintaan Makanan Pasien) yang dibuat oleh Ahli Gizi Ruangan kemudian diterjemahkan dalam
bentuk porsi dan bahan makanan oleh Ahli Gizi Produksi Makanan. Standar pelayanan yang
ditetapkan untuk makanan pasien adalah 3x makan utama + 2x snack (untuk bentuk makanan biasa,
lunak dan saring), sedangkan untuk cair tergantung pada kebutuhan pasien, rata-rata 6x pemberian.
Selain itu, untuk pasien yang membutuhkan ekstra seperti putih telur diberikan untuk pasien dalam
kondisi khusus.
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 29
Pencapaian Asesmen Gizi Pasien Rawat Inap
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Gizi
Data Pengkajian Gizi pasien Rawat Inap menunjukkan fluktasi sesuai dengan jumlah
pasien yang di rawat. Disamping itu, untuk Re-Assesment (pengkajian ulang) dilakukan
berdasarkan hasil skor pengkajian awal. Misalnya, hasil skor 0 akan dilakukan pengkajian
ulang 7 hari kemudian, skor 1 dilakukan pemantauan asupan selama 3 hari kemudian
dilakukan pengkajian ulang ketika asupan selama 3 hari kurang dari 80% dan skor 2
langsung dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Gizi
Berdasarkan data skor pengkajian gizi awal menunjukkan bahwa dari Bulan Januari – Desember
Tahun 2017 terdapat skor pengkajian gizi berdasarkan MUST (Mulnutrition Universal Screening
Tools) dengan risiko malnutrisi (≥2) lebih tinggi dari pada skor 1 dan 0. Analisis yang didapatkan
di Ruang Rawat Inap, sebagian besar pasien masuk dengan gangguan nutrisional berupa tidak
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES
RE-ASSESMENT 529 493 534 377 422 351 407 412 394 439 372 169
PENGKAJIAN AWAL 271 241 297 240 266 242 313 339 283 301 292 295
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
DATA PENGKAJIAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
PENGKAJIAN AWAL RE-ASSESMENT
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 30
adanya asupan gizi selama 5 hari, adanya penurunan berat badan selama 6 bulan terakhir, pasien
masuk dalam kondisi criticall ill atau adanya komplikasi penyakit yang diderita pasien. Hal tersebut
dapat mempengaruhi hasil skor pengkajian gizi lanjut pasien rawat inap. Tahap Pengkajian gizi
lanjut ini penting untuk menentukan tahap asuhan gizi selanjutnya terutama untuk menentukan
diagnosis gizi, intervensi gizi dan rencana monitoring evaluasi untuk memantau terapi gizi yang
diberikan kepada pasien.
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Gizi
Data pencapaian Edukasi gizi pasien rawat inap mengalami penurunan terutama pada Bulan
Desember, hal tersebut dikarenakan pasien dirawat one day care sehingga tidak mendapat edukasi
gizi. Namun demikian, terus diupayakan agar semua pasien mendapatkan edukasi gizi, terutama
pasien dengan risiko nutrisional.
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Gizi
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 31
Pengkajian gizi lanjut yang dilakukan oleh dietisien rawat inap sesuai dengan standar akreditasi
KARS 2012, dilakukan pada 0-48 jam pasien pertama kali masuk. Masih adanya pasien yang
mendapatkan pengkajian gizi lanjut > 48 jam diantaranya disebabkan kerena pasien langsung
masuk operasi cito dan berada di ruang recovery, data pasien baru yang terlambat masuk, pasien
masuk di hari sabtu/minggu pada saat ahli gizi ruangan sedang libur. Namun demikian, telah
diambil tindak lanjut untuk adanya piket ahli gizi ruangan setiap hari sabtu/minggu untuk
menghindari keterlambatan pengkajian gizi lanjut >48 jam. Upaya tersebut dilakukan untuk
membantu menurunkan angka resiko Hospital Malnutrition dan memantau terapi gizi pasien setiap
hari sesuai dengan hasil pengkajian gizi lanjut dan SOP yang telah ditetapkan.
Berdasarkan data ketepatan asesmen gizi menjunjukkan terdapat penurunan pencapaian skor
ketepatan asesmen ulang yang seharusnya 75%, hanya mencapai 70%. Hal tersebut dikarenakan
adanya kesalahan administrasi dari Dietiesien yang tidak sesuai SOP, sehingga pendokumentasian
asesmen ulang tidak berjalan dengan baik. Telah dilakukan sosialisasi SOP dan perbaikan akan
kondisi tersebut.
Laporan Tahunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 32
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Gizi
URAIAN INDIKATOR KINERJA PENCAPAIAN % KETERANGAN
6 7
1 Sisa Makan Pasien Sisa Makan Pasien Per
Bulan Rata-rata < 20%
Pencapaian sisa
makan pasien masih
kurang dari target
23,96%
Kondisi pasien yang
mengalami disfagia,
menu kurang
bervariasi karena
jumlah pemasak
hanya 1 orang per
shift
2 Ketepatan Diet
Pasien
Rata-Rata Ketepatan
Diet Pasien Per Hari
100%
Sesuai Target 100%
3 Ketepatan Waktu
Makan
Rata-Rata Ketepatan
Waktu Makan Pasien
Per Kali Makan 90%
Ketepatan waktu
makan sesuai target 92%
Pramusaji januari
sampai agustus
berjumlah 7 orang.
mulai bulan oktober
jumlah pramusaji
bertambah 2 orang
(honorer) sehingga
total pramusaji mulai
bulan oktober 9
orang.
4 Ketepatan Asesmen
Pasien
Pencapaian Asesmen
Awal 75%
Ketepatan asesmen
pasien lebih target
yang ditetapkan
100,00%
5 Ketepatan Re
Asesment Pasien
Pencapaian Asesmen
Ulang 75%
Ketepatan Re-
asesmen pasien lebih
target yang
ditetapkan
95,83%
6
Ketepatan
Monitoring Pasien
Pencapaian Monitoring
Pasien Rawat Inap 75%
Ketepatan
Monitoring pasien
lebih tinggi dari
target yang
ditetapkan
75,83%
7 Ketepatan Edukasi/
Konseling Gizi
Pasien Rawat Inap
Pencapaian Konseling
Gizi Rawat Inap 75%
Ketepatan Edukasi
pasien lebih tinggi
dari target yang
ditetapkan
93,33%
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Gizi
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2016 Hal 31
Pencapaian Kepuasan Pelayanan Gizi
Tahun 2017
Indikator
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES Rata-Rata Keterangan
Pelayanan 100 100 98,3 100 100 100 100 98,1 98,1 97,4 100 100 99,3 Mencapai Target
Keramahan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 97,4 100 100 99,8 Mencapai Target
Penyajian 100 100 96,6 100 96,2 100 100 98,1 98,1 100 97,6 100 98,9 Mencapai Target
Kebersihan alat makan 100 100 96,6 100 100 93,1 100 98,1 96,3 100 90 100 97,8 Mencapai Target
Ketepatan waktu 100 100 100 100 100 96,5 100 98,1 98,1 97,4 95,1 100 98,8 Mencapai Target
Menu 100 100 96,6 100 92,3 86,2 93,75 94,3 94,4 97,4 92,7 100 95,6 Mencapai Target
Variasi makanan 100 97,1 87 100 87 86,2 100 94,3 92,6 94,7 95,1 100 94,5 Mencapai Target
Warna makanan 100 97,1 96,6 100 88,5 89,6 100 98,1 98,1 100 95,1 100 96,9 Mencapai Target
Rasa makanan 97,8 100 98,2 100 88,5 86,2 93,75 94,3 94,4 84,2 95,1 90 93,5 Mencapai Target
Tekstur kematangan
makanan 100 100 98,3 100 88,5 86,2 100 96,2 96,3 92,1 100 100 96,5 Mencapai Target
Target 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Gizi
Secara Keseluruhan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional bulan Januari - Desember 2017 masih belum optimal
dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah kendala fasilitas dan sistem. Apabila terjadi hambatan di satu bagian, maka akan
berdampak pada bagian yang lain. Oleh karena itu, perlu upaya menyeluruh dari semua bagian di Instalasi Gizi juga pembinaan yang
terus menerus terhadap SDM di Instalasi Gizi terutama mengenai Kinerja dan Perilaku.
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2016 Hal 32
• Instalasi Neurorestorasi
Instalasi Neurorestorasi RS Pusat Otak Nasional merupakan instalasi fungsional yang
melayani rehabilitasi sebagai upaya pengembalian dan peningkatan fungsional tubuh.
Instalasi Neurorestorasi mencakup 3 unit pelayanan, yaitu :
a. Fisioterapi
b. Okupasi Terapi dan
c. Terapi Wicara.
Sejak Instalasi ini beroperasi peningkatan pelayanan setiap tahun nya cukup signifikan,
namun belum selaras dengan peningkatan kualitas pelayanan melalui penambahan SDM,
sarana prasarana dan kompetensi SDM secara optimal. Berikut kami sampaikan laporan
pelayanan pada Instalasi Neurorestorasi, beserta capaian Standar Pelayanan Minimal dan
hambatan dan upaya penyelesaian yang telah dilakukan.
Pelayanan Neurorestorasi di RSPON saat ini adalah pelayanan untuk rawat jalan, rawat
inap dan senam stroke. Variasi kasus yang ditangani adalah kasus-kasus neurologi dan
neuromuscular, sebagai berikut:
1. Cerebro Vascular Desease (stroke)
2. Dementia Vascular
3. Keganasan (tumor cerebri)
4. Lesi pada Medula Spinalis
5. Cedera kepala
6. Parkinson
7. HNP Lumbal
8. HNP Cervical
9. Radiculopaty Lumbal
10. Radiculopaty Cervical
Sejak bulan Agustus tahun 2017 telah dibuka Unit Pelayanan Neurorestorasi Rawat
Inap. Pelayanan ini ditujukan sebagai melatih kemampuan fungsional dan kemandirian
pasien dengan lebih optimal, dimana pelayanan neuorestorasi diberikan dengan frekuensi
yang lebih sering dan dilakuan juga di hari libur kerja.
Unit ini terdiri dari 16 tempat tidur dan dilengkapi dengan ruangan khusus untuk
fisioterapi (mini gymnasium), okupasi terapi dan terapi wicara.
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 33
Selain unit tersebut, untuk pelayanan pasien eksekutif Neurorestorasi saat ini
dilaksanakan secara intergratif di Poliklinik Eksekutif, sehingga pelayanan nya dapat lebih
optimal karena tidak digabung dengan pasien umum.
Secara umum pada tahun 2017 jumlah pasien yang dilayani sebanyak 28.045 orang
dengan rincian seperti pada tabel dibawah ini:
Pencapaian Target Pelayanan Neurorestorasi RSPON
Periode Tahun 2017
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
1 Fisioterapi 7705 13038 20,743 14,504 143.02%
2 Okupasi Terapi 2032 721 2,753 1,848 148.97%
3 Terapi Wicara 1642 2907 4,549 2,440 186.43%
JUMLAH 11,379 16,666 28,045 14,504 193.36%
NOJENIS PELAYANAN
TARGET % PELAYANAN
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Neurorestorasi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pencapaian target sebesar 193,36% atau dari
target sebesar 14.504 pasien, dapat dicapai pelayanan untuk 28.045 pasien. Peningkatan
yang hampir dua kali lipat dikarenakan penambahan fisioterapis sejak bulan Juli 2017, dari
13 menjadi 17 orang dan Okupasi Terapi dari 2 menjadi 3 orang. Penetapan target tahun
2017, ditetapkan dengan kenaikan sebesar 50% dari pencapaian tahun 2016.
Selain itu penambahan pasien disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Penambahan Unit Pelayanan Neurorestorasi Rawat Inap
2. Poliklinik Eksekutif yang dibuka sejak pagi hari
3. Poliklinik Pediatri yang telah aktif kembali, karena dokter yang bertugas telah aktif,
dimana sebelumnya 2 dokter sedang melakukan tugas belajar.
Namun angka pencapaian tersebut belum optimal, dikarenakan kebijakan pembatasan
pelayanan BPJS, yaitu 1 hari 1 pelayanan, sehingga beberapa pasien tidak melakukan
kunjungan, saat di hari yang sama pasien tersebut dijadwalkan untuk konsultasi dokter.
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 34
Penilaian pencapaian SPM berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun
2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi, karena untuk SPM dari Okupasi Terapi dan
Terapi Wicara belum ada. Selama periode Tahun 2017, Instalasi Neurorestorasi belum dapat
mencapai 100% standar indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dari 3 indikator
SPM, terdapat 1 indikator yang tidak tercpai, dengan rincian sebagai berikut:
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Instalasi Neurorestorasi
Tahun 2017
No Indikator Pencapaian
Standar PMK
Nomor 65 Tahun 2015
1 Kepuasan pelanggan 85% ≥ 80%
2 Kejadian kesalahan
tindakan fisioterapi 0,1%
0%
3 Angka kejadian drop out 10% ≤ 50 %
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Neurorestorasi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator kepuasan pelanggan mencapai
85%. Nilai ini diatas standar pada PMK Nomor 65 Tahun 2015 sebesar ≥ 80%. Kekurangan
yang dikeluhkan oleh pasien adalah waktu tunggu pelayanan, 1 kali pelayanan dalam 1 hari
dan frekuensi pelayanan yang hanya 1x dalam seminggu. Kejadian kesalahan tindakan
fisioterapi 0,1%, yaitu terdapat 2 orang pasien luka bakar akibat penggunaan electrical
stimulasi dengan pad yang rusak. Angka kejadian drop out mencapai 10%, dimana pasien
yang drop out disebabkan lokasi tempat tinggal diluar Jakarta, sehingga untuk terapi
selanjutnya dilakukan kembali di rumah sakit yang merujuk.
Selama proses pelayanan di Instalasi Neurorestorasi berlangsung tahun 2017, terdapat
beberapa hambatan dan masalah. Berikut gambaran permasalahan tersebut :
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 35
Gambaran Permasalahan di unit Fisioterapi RS.PON pada tahun 2017
No Permasalahan Pemecahan Masalah
1
Sarana :
Luas area Unit Pelayanan Fisioterapi yang
ada di Gymnasium lantai 4:
a. Sarana latihan 4 bed, Fisioterapi yang
bertugas 7 orang dan pasien rata-rata per
hari 25 pasien.
b. Sarana elektroterapi: 2 bed dengan 2
TENS dan 1 US. Fisioterapi yang
bertugas 1 orang dan pasien rata-rata
perhari 15 pasien.
- Mengajukan usulan penambahan ruangan,
modalitas elektroterapi, dan bed terapi
- Mengajukan usulan pengembangan
hydrotherapy
2
Kurang optimal nya pelayanan untuk
neurorestorasi pediatric, saat ini masih di
gabung dengan dewasa
- Mengajukan sarana dan prasarana untuk
neurorestorasi pediatri
3
Daftar tunggu untuk pelayanan terapi
wicara, karena kurang nya SDM terapi
wicara
- Mengajukan ABK
- Mengajukan usulan SDM terapi wicara
4
Frekuensi Pelayanan: Pelayanan yang
diberikan belum berdasarkan kondisi dan
kebutuhan pasien. Frekuensi pelayanan
untuk setiap pasien disamakan sebanyak 1x
per minggu
- Mengajukan penambahan sarana
- Mengajukan penambahan prasarana
5
Kompetensi SDM: belum memiliki
kompetensi yang sama dan diakui secara
legal melalui sertifikasi untuk
pengembangan suatu metode terapi khusus
dan mengikuti perkembangan IPTEK
terbaru.
- Mengajukan usulan keikutsertaan dalam
seminar, workshop atau pelatihan
- Mengadakan diskusi internal antar terapis
untuk berbagi ilmu dan pengalaman
- Mengajukan usulan in house training
mengenai suatu metode khusus sesuai
dengan kebijakan manajemen
6
Belum memiliki SOTK, sehingga tidak ada
penanggung jawab atas tugas-tugas yang
terkait manajemen instalasi dan
pengembangan pelayanan.
- Tahun 2017 sudah diajukan usulan SOTK
namun masih ada revisi.
7 Perbedaan jenis tarif yang ada pada EHR
dengan system INA CBG’s JKN
- Membuat usulan revisi tariff
- Tahun 2017 sudah diusulkan, namun
belum di SK kan menunggu perbaikan
tarif dari instalasi lain.
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Neurorestorasi
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 36
• Instalasi Laboratorium
• Instalasi Laboratorium RS Pusat Otak Nasional terletak di lantai 2. Instalasi Laboratorium
RS Pusat Otak Nasional memberikan pelayanan selama 24 jam. Memberikan pelayanan
untuk pemeriksaan rutin di bidang hematologi, kimia klinik, imunologi, analisa cairan
tubuh (urinalisa, feses, analisa cairan otak), pewarnaan Gram dan BTA. Untuk
pemeriksaan kultur, patologi anatomi dan pemeriksaan yang belum dapat dikerjakan di
Instalasi Laboratorium akan dirujuk ke laboratorium rujukan yang fasilitasnya lebih
lengkap.
• Beberapa pemeriksaan khusus dan pemeriksaan yang masih jarang dilakukan, dirujuk ke
laboratorium rujukan. Pengiriman sampel pemeriksaan dilakukan secara mandiri ke
laboratorium rujukan oleh kurir menggunakan kendaraan dinas, sampel yang dirujuk ke
Prodia dan ABC dilakukan oleh kurir laboratorium rujukan.
• Pembayaran ke laboratorium rujukan dilakukan dengan pembayaran tunai menggunakan
anggaran biaya pemeriksaan keluar. Adapun pembayaran ke laboratorium Prodia dan
ABC dilakukan dengan sistem tagihan setiap bulan.
• Pada Tahun 2017, Instalasi Laboratorium telah melayani 110.498 pemeriksaan menurun
sebesar 9.9% dibanding tahun 2016 (122.629 pemeriksaan).
• Untuk pelayanan transfusi darah, permintaan darah masih dilakukan di UTD PMI DKI
Jakarta karena belum tersedianya Bank Darah Rumah Sakit.
• Berikut gambaran pemeriksaan di Instalasi Laboratorium pada Tahun 2017:
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Laboratorium
Pemeriksaan Instalasi Laboratorium Tahun 2017
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 37
Berikut tabel jumlah kunjungan pasien di Instalasi Laboratorium tahun 2017 :
No Bulan Jumlah Kunjungan
1 Januari 2257
2 Februari 1832
3 Maret 2301
4 April 2069
5 Mei 2204
6 Juni 1820
7 Juli 2337
8 Agustus 2396
9 September 2147
10 Oktober 2469
11 November 2339
12 Desember 2169
Total 26.340
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Neurorestorasi
Berdasarkan Tabel tersebut Jumlah kunjungan pasien Instalasi Laboratorium Tahun 2017
sebanyak 26.340 meningkat 1.6% bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan di tahun
2016.
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Neurorestorasi
Kunjungan Pasien Instalasi Laboratorium Tahun 2017
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Kunjungan Pasien Instalasi LaboratoriumTahun 2017
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 38
Dari grafik, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien selama Tahun 2017 di Instalasi
Laboratorium yaitu sebanyak 26.340 kunjungan, meningkat 1,58% dari jumlah kunjungan
di Tahun 2016. Kunjungan pasien ini mengalami fluktuasi, dimana terjadi penurunan
selama 3 bulan terakhir. Trend kunjungan pasien yang mengalami fluktuasi ini
menyebabkan pendapatan per bulan Instalasi Laboratorium.
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Instalasi Laboratorium
Tahun 2017
No Indikator Pencapaian Target
1 Waktu tunggu hasil pelayanan
cito (< 100 menit) 97.8% 100%
2 Pelaksana ekspertisi hasil
pemeriksaan laboratorium 100% 100%
3
Tidak adanya kesalahan
peyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium
100% 100%
4 Kepuasan Pelanggan 91.0 % ≤ 80%
5 Pelaporan hasil kritis 99.3% 100%
6 Angka pengulangan
pemeriksaan laboratorium 1.46% 0%
7 Pertumbuhan pemeriksaan
laboratorium 1
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Laboratorium
Dari 7 indikator SPM tersebut, terdapat 3 indikator yang sudah tercapai, yaitu
pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium oleh Dokter Spesialis Patologi
Klinik, tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, dan kepuasan
pelanggan. Sedangkan untuk indikator waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium cito <
100 menit baru mencapai 97.8%. Ada beberapa hal yang mempengaruhi yaitu 1) Adanya
maintenance alat yang memerlukan waktu cukup lama, 2) Terdapat pemeriksaan yang
memerlukan konfirmasi manual, 3) Alat sempat mengalami gangguan. Indikator
pelaporan hasil kritis mencapai 99.3%, faktor yang mempengaruhi yaitu ada pemeriksaan
yang perlu dilakukan konfirmasi manual. Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium
sebesar 1.46% karena membutuhkan pengulangan pemeriksaan untuk konfirmasi hasil.
Pelayanan Transfusi Darah
SPM pelayanan transfusi darah dapat dilihat dari 2 indikator, yaitu kejadian reaksi
transfusi dan efektivitas penggunaan darah. Berikut pencapaian SPM pelayanan
transfusi darah :
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 39
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Transfusi Darah Tahun 2017
No Indikator Pencapaian Target
1 Efektivitas penggunaan darah
66.37% 100%
2 Kejadian reaksi transfusi darah
0.00% ≤ 0.01%
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Laboratorium
1) Kejadian Reaksi Transfusi
Standar yang ditetapkan untuk angka kejadian reaksi transfusi adalah
0.01%. Pada Tahun 2017, dari semua kantong darah yang
ditransfusikan ke pasien, tidak ada kejadian reaksi transfusi .
2) Efektivitas Penggunaan Darah
Standar pencapaian efektivitas penggunaan darah adalah 100%. Hasil
yang diperoleh pada Tahun 2017, dari 2545 kantong permintaan darah
sebanyak 856 kantong (33.63%) tidak terpakai dan harus dimusnahkan.
Hal ini disebabkan klinisi melakukan permintaan darah untuk persiapan
operasi, tetapi tidak digunakan setelah operasi karena kondisi pasien
pasca operasi baik dan tidak memerlukan transfusi darah, KU pasien
mengalami penurunan sehingga tidak dapat dilakukan transfusi, pasien
meninggal dunia. Akan tetapi, darah yang tidak digunakan tidak dapat
dikembalikan ke UTD PMI sehingga harus dimusnahkan.
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 40
Rencana Tindak Lanjut
Pada proses pelayanan laboratorium yang berlangsung pada tahun 2017,
terdapat beberapa hambatan dan masalah, diantaranya :
Gambaran Permasalahan dan Tindak Lanjut Instalasi Laboratorium
Tahun 2017
No Masalah Tindak Lanjut
1 Prasarana/alat lab belum lengkap
▪ Melakukan pengiriman ke laboratorium rujukan
▪ Melakukan Ikatan Kerja Sama dengan pihak penyedia alat
2 Pemeriksaan ke laboratorium rujukan membutuhkan dana
▪ Membuat pengajuan uang muka biaya pemeriksaan keluar untuk melakukan pembayaran tunai biaya pemeriksaan laboratorium luar
Melakukan kerjasama dengan laboratorium swasta (Laboratorium ABC dan Prodia) untuk mengurangi frekuensi pembayaran tunai dan pengiriman sampel langsung oleh kurir
3 Belum adanya Bank Darah
Melakukan kerjasama dengan PT Frismed Hoslab Indonesia untuk peminjaman alat crossmatch Bank Darah
Sebelum beroperasional, tahun 2018 akan dilakukan pra uji coba dengan pendampingan dari pihak UTD PMI DKI Jakarta
Sumber : Laporan Tahunan Instalasi Laboratorium
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 41
Pencapaian hasil kinerja berdasarkan SPM RS :
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 42
1. Waktu tunggu operasi elektif ≤
2 hari
≤ 2 hari 0.1 hari 0.05 hari 0 hari 0.3 hari 0.4 hari 0.1 hari 0.05 hari 0.2 hari 0.2 hari 0.25 hari 0.06 hari 0.31 hr
2. Kejadian kematian di meja
operasi
≤ 1 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
3. Tidak adanya kejadian operasi
salah sisi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi
salah orang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Tidak adanya kejadian salah
tindakan pada operasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6. Tidak adanya kejadian
tertinggalnya benda asing pada
tubuh pasien setelah operasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7. Komplikasi anestesi karena
overdosis, reaksi anestesi, dan
salah penempatan ETT
≤ 6% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
1. Waktu tunggu hasil
pemeriksaan Radiologi CT Scan
Kepala ≤ 3 jam
≥ 80% 65,00% 71,00% 65,00% 56% 86% 51% 52% 52% 66% 63% 89% 49%
2. Waktu tunggu hasil
pemeriksaan radiologi Thorax
< 3 jam
≥ 80% 74,20% 47,30% 75,27% 62,89% 73,43% 55,52% 53,14% 39,70% 67,65% 58,26% 57,71% 71,58%
3. Reject Film Radiologi ≤ 2% 1,34% 1,14% 0,90% 0,91% 0,64% 0,45% 0,44% 0,73% 0,46% 1,11% 0,86% 1,01%
1. Kejadian Reaksi Transfusi ≤ 0.01% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
2. Efektifitas Penggunaan Darah 100% 60,00% 62% 71,00% 70% 73% 65% 66% 70% 62% 72% 71% 55%
1. Kematian pasien > 48 jam ≤ 0.24% 7,5% 3,56% 4,62% 9,40% 7,56% 6,45% 6,12% 8,80% 6,73% 5,27% 1,47% 4,46%
2. Kejadian pulang paksa ≤ 5 % 1,8% 1,19% 0,92% 0,75% 1,72% 2,15% 0,68% 0,88% 2,24% 2,69% 1,18% 0,32%
3. Tidak adanya kejadian pasien
jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
100% 100% 99,97% 99,89% 100% 99,89% 100% 100% 100% 99,8% 99,86% 99,98% 100%
4. Pengkajian awal Ranap < 24
jam
100% 93,11% 81,69% 96,09% 94,02% 95% 96% 94% 96,40% 93,40% 93,63% 96,30% 94,52%
5 NIHSS 100% 42,40% 49,47% 38,13% 48,42% 50,96% 50,83% 56% 43,98% 41,70% 43,15% 56,08% 55,25%
6 Status Fungsional 100% 48,25% 62,56% 43,71% 50,18% 43,04% 43,11% 59% 52% 54,80% 69,99% 45,09% 58,38%
7 Komunikasi efektif/TBAK 100% 50,30% 53,82% 44,05% 53,00% 47,93% 46,46% 60% 52,90% 52,34% 68,70% 51,79% 57,17%
8 Kepuasan Pelanggan ≥ 90% 95,77% 94,26% 96,71% 94,89% 91% 95% 94% 96% 95,30% 95,13% 94,23% 94,92%
Bedah
Radiologi
Transfusi
Darah
Rawat Inap
3
4
5
6
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 43
1 Ketepatan diet pasien 100% 100,0% 100,0% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Ketepatan waktu pemberian
makanan kepada pasien
≥ 90% 96,1% 96,43% 92,90% 98% 95% 98% 91% 80% 75% 95% 90% 95%
3 Sisa makanan yang tidak
termakan oleh pasien
≤ 20% 30,0% 28,00% 26,00% 28% 16% 24% 24% 22% 22% 18% 22% 20%
4 Ketepatan penyajian alat
makan pasien
90% 100,0% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Kepuasan pelayan gizi 70%
a. Pelayanan gizi yang
diberikan
70% 100,0% 100% 98,30% 100% 100% 100% 100% 98,10% 98% 97,40% 100% 100%
b. Keramahan petugas gizi 70% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 97% 100% 100%
c. Penyajian makanan yang
diberikan
70% 100% 100% 97% 100% 96% 100% 100% 98% 98% 100% 97,60% 100%
d. Kebersihan alat makan 70% 100,0% 100% 96,60% 100% 100% 93,10% 100% 98,10% 96,30% 100,00% 90,00% 100%
e. Ketepatan waktu makan 70% 100,0% 100% 100,00% 100% 100% 96,50% 100,00% 98,10% 98,10% 97,40% 95,10% 100%
f. Menu yang disajikan 70% 100,0% 100% 96,60% 100% 92% 86,20% 94,30% 94,30% 94,40% 97,40% 92,70% 100%
g. Variasi makanan yang
diberikan
70% 100,0% 97,06% 87,00% 100% 87% 86,2% 97,10% 94,30% 92,60% 94,70% 95,10% 100%
h. Warna makanan yang
diberikan
70% 100,0% 97,06% 96,60% 100% 89% 89,60% 97,10% 98,10% 98,10% 100% 95% 100%
i. Rasa makanan yang disajikan 70% 97,8% 100% 98,20% 100% 89% 86% 94,30% 94% 94,40% 100% 95,10% 90%
j. Tekstur kematangan yang
disajikan
70% 100,0% 100% 98,30% 100% 89% 86% 94,30% 96,20% 96,30% 92,10% 100,00% 100%
6 Kesesuaian menu dan
organoleptik
94
a. Kesesuaian menu yang
disajikan
90% 94,0% 79,00% 94,00% 81% 81% 94% 100% 93% 100% 100% 100% 100%
b. Warna makanan yang
disajikan
90% 100,0% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
c. Aroma makanan yang
disajikan
90% 100,0% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 93%
d. Rasa makanan yang disajikan 90% 97,0% 89,70% 84,00% 94% 90% 94% 94% 97% 97% 94% 100% 97%
e. Tekstur makanan yang
disajikan
90% 97,0% 100% 87,00% 87% 100% 100% 100% 97% 100% 100% 100% 93%
7 Tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian diet
100%
Gizi
(Manajerial
operasional )
7
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 44
1 Asesmen awal 75% 100,0% 100,0% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Asesmen ulang 75% 100,0% 100,0% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 80%
3 Monitoring 75% 80,0% 70,0% 80,00% 70% 80% 80% 80% 90% 90% 80% 60%
4 Edukasi gizi 75% 90,0% 90,0% 100% 70% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1. Tidak adanya kejadian linen
yang hilang
100%
2. Ketepatan waktu penyediaan
linen untuk ruang rawat inap
100% 70,00% 95% 96% 88,50% 100% 96% 88,50% 74,10% 61,50% 73,10% 65,40% 100%
1. Indikator Biologi :
- Uji Biologi Indikator
Plasma
negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif
- Uji Biologi Indikator
Implant
negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif
- Uji Biologi Indikator
Steam
negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif negatif
1. Tingkat Kepuasan Pelanggan >90% 92% 90% 92% 92% 93% 91% 90% 91% 91% 92% 92% 93%
2. Tidak ada kejadian pasien jatuh 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Response time pelayanan
rawat jalan ≤ 60 menit
100% 91% 90% 90% 89% 92% 92% 93% 91% 93% 91% 93% 91%
4. Kunjungan Pasien sesuai divisi 100% 99% 99% 99% 99% 99% 99% 99% 98% 99% 99% 99% 99%
1. Tidak adanya kesalahan
penyerahan hasil pemeriksaan
lab
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. TAT pemeriksaan lab
emergency (CITO) kurang dari
100 menit
100% 98% 99% 98% 99% 98% 98% 98% 97,50% 97% 97% 98% 98%
3. Pelaksana ekspertisi hasil
pemeriksaan lab
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 95,00% 100% 100%
4. Kepuasan Pelanggan ≥80% 94% 93% 100% 88% 89% 98% 91% 98% 94% 99% 91% 91%
5 Pelaporan Hasil Kritis 100% 100% 98% 99% 99% 99% 100% 98% 99% 100% 99% 99,5% 99%
1. Waktu pelayanan Ambulance 24 jam 22.4 jam 20.6 jam 24 jam 24 jam 21.6 jam 20.8 jam 24 jam
2. Kecepatan memberikan
pelayanan Ambulance di RS
100% 91% 85% 97,50% 100% 87% 86,70% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Gizi (Klinis)
Laundry
Sterilisasi
Sentral
Rawat Jalan
Laboratorium
Ambulance12
8
9
10
11
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 45
1. Waktu tunggu pelayanan :
- Obat Jadi ≤ 30 mnt 38.14 mnt44.2 mnt 36.64 mnt44.6 mnt 41.6 mnt 49.8 mnt 47.7 mnt 47.4 mnt 50 mnt 51 mnt 52.7 mnt 60.2 mnt
- Obat Racikan ≤ 60 mnt 60.7 mnt 62.6 mnt 54.14 mnt59.3 mnt 52.3 mnt 64.3 mnt 66 mnt 62.3 mnt 66.2 mnt 65 mnt 66.3 mnt 71.7 mnt
2. Penulisan resep sesuai dengan
formularium nasional
100% 90,40% 90% 91% 90,57% 91,89% 92,80% 95,09% 94,98% 94,72% 94,62% 95,91 95,05%
3. Tidak Ada Kejadian Kesalahan
Pemberian Obat
100% 99,50% 99,47% 99,39% 99,59% 99,53% 99,40% 99,68% 99,47% 99,42% 99,32% 99,45% 99,63%
1. Baku mutu limbah cair BBLK Unilab
dan
BPLHD
- pH 6.0 - 9.0 6.0 - 9.0 7,6 7,2 7,9 7 7 7,2 8 8 8,1 7 7,4 7
- Total zat padat tersuspensi 30 75 3,0 4 6 <2 3 3 5 4 7 2 1
- BOD 30 75 2,9 1,48 13,62 <2 7 4,23 10 11 30 9 5,74 2,25
- COD 80 100 8,8 9,5 45,61 30 35 12,3 49 50 100 44 14,2 22,2
- Amonia bebas 6,8 3,12 16,28 12 13 7,15 12 14 10 14 3,47 1,85
- Phosphat
− Minyak dan Lemak 5 10 1,3 <1.13 < 1.13 <1.8 <1.8 <1.13 < 1.8 < 1.8 5 < 1.8 - -
− Senyawa Aktif 10
− Total Coliform 3000 10000 > 16000 > 3000 1.6 x 10⁴ 150 9,1 9 x 10³ 2400 2400 3000 2400 3 x10⁴ 9 x 10³
2. Baku mutu limbah padat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1. Ketepatan waktu menanggapi
kerusakan alat
≥ 80% 95% 93% 98% 100% 100% 100% 95% 97% 67% 97% 92% 92%
2. Ketepatan waktu pemeliharaan
alat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Peralatan yang terkalibrasi
tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi
100%
Farmasi
Pengelolaan
Limbah
IPSRS
100%
13
14
15
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 46
1 Identifikasi pasien secara benar 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Komunikasi efektif/TBAK 100% 50,30% 54% 44% 53% 48% 46% 60% 53% 52% 69% 52% 57%
3 Jumlah kejadian penyimpanan
cairan elektrolit pekat di ruang
rawat
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
4 Kepatuhan penerapan time out 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Kepatuhan kebersihan tangan
petugas
100%
6. Tidak adanya kejadian pasien
jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
100% 100% 99,97% 99,89% 100% 99,89% 100% 100% 100% 99,8% 99,86% 99,98% 100%
1. Kelengkapan Pengisian Rekam
Medik
100% 65,70% 61,49% 63,44% 76,85% 82,35% 83% 73% 74,87% 74% 83% 80% 80,32%
2. Kelengkapan Pengisian
Informed Consent
100% 80% 80% 80% 60% 86,67% 96,43% 90% 95,07% 94,97% 96,55%
95,91%
98,85% 98,85%
1. VAP 0‰ 0‰ 6.94‰ 5.43‰ 10.53‰ 0,00% 5.38‰ 4.39‰ 4.76‰ 3.9 ‰ 4.2 ‰ 10.1 ‰ 4.1‰
2. Infeksi Aliran Darah (IADP) < 3.5‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0% 0% 0,00% 0 ‰ 0 ‰ 0 ‰ 5 ‰ 3 ‰ 5‰
3. Plebitis < 1‰ 0 ‰ 0.6‰ 0.91‰ 0.44‰ 0‰ 0‰ 0 ‰ 0 ‰ 0.32 ‰ 0.46 ‰ 0 ‰ 0 ‰
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK) < 4.7‰ 0‰ 0‰ 2.78‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0 ‰ 0.33‰ 0.88 ‰ 0‰ 0‰
5. Infeksi Daerah Operasi (IDO) < 2% 0% 0% 0% 1% 0% 0,00% 0‰ 0 ‰ 0.19‰ 0 ‰ 0‰ 0‰
6. Hospital Acquired Pneumonia
(HAP)
< 1‰ 0‰ 1.17‰ 0.46‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0.54‰ 0 ‰ 0.27‰ 1.36 ‰ 1.4‰ 0.89‰
7. Dekubitus <3% 0,53% 1,17% 0% 0,47% 0,47% 0,54% 0‰ 0 ‰ 0.33 ‰ 3 ‰ 0.47‰ 0.45‰
8. Tertusuk Jarum 0% 0,2% 0% 0,2% 0,00% 0,2% 0% 0% 0 ‰ 0.6 ‰ 0‰
0 ‰
0‰
Rekam Medik
PPI
Sasaran
Keselamatan
Pasien
41,6%
17
18
16
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 47
1. Kecepatan Waktu Pelayanan
Pengambilan Jenazah dari
Ruangan
100%
2. Kecepatan Waktu Dimulainya
Memandikan Jenazah
100%
3. Kecepatan Waktu Dimulainya
Pengawetan Jenazah
100%
4. Pelayanan Penitipan Jenazah
Kondisi Baik di Lemari
Pendingin
100%
1. Rata-rata Pasien yang Kembali
ke Perawatan Intensif dengan
Kasus yang Sama < 72 Jam
≤3% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
2. Pemberi Pelayanan Unit
Intensif
100% 95% 95% 95,00% 95% 95% 95% 95% 84% 84% 83,7% 83,3% 81,39%
1. Pasien Rawat Jalan
Tuberkulosis yang Ditangani
dengan Strategi DOTS
100%
2. Pasien Rawat Inap
Tuberkulosis yang Ditangani
dengan Strategi DOTS
100%
1. Penderita Stroke Iskemik
mendapatkan terapi
antitrombolitik pada saat
pulang
100%
2. Penderita Stroke Iskemik
dengan AF mendapatkan
tambahan terapi antikoagulan
pada saat pulang
100%
3. Penderita Stroke (Iskemik dan
Hemoragik) 100%
mendapatkan edukasi tentang
pengelolaan faktor risikonya
100%
4. Penderita Stroke (Iskemik dan
Hemoragik) 100% dilakukan
rehabilitasi medik
100%
1. Waktu tunggu hasil pelayanan
Neurodiagnostik ≤ 120 mnt
100% 100,00% 100% 100,0% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99,28%
2. Pelaksana ekspertisi hasil
pemeriksaan Neurodiagnostik
100% 100% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Kejadiaan penundaan
pemeriksaan neurodiagnostik
< 10
kejadia
n
0 kejadian0 kejadian0 kejadian0 kejadian0 kejadian< 10 kejadian0 kejadian0 kejadian0 kejadian2 kejadian0 kejadian0 kejadian
4. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 % 86% 96% 96,00% 90% 100% 93% 95% 90% 100% 96% 100% 100%
5. Tidak adanya kejadian pasien
jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
100% 100% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Indikator
Medis
Neurodiagnost
ik
Pemulasaraan
Jenazah
Pelayanan
Intensif
(NCCU)
Penanggulanga
n Infeksi
Tuberkulosis
22
23
19
20
21
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 48
Keterangan :
= Data belum dilaporkan ke Komite PMKP
= Capaian indikator mutu bulan januari yang belum memenuhi standar
= Indikator mutu baru
= Instalasi Non aktif
=Frekuensi pengumpulan data tahunan
1. Waktu tunggu hasil pelayanan
Neurobehaviour ≤ 120 mnt
100% 100% 100% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Pelaksana ekspertisi hasil
pemeriksaan Neurobehaviour
100% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100% 100% 100% 100%
3. Kejadiaan penundaan
pemeriksaan neurobehaviour
< 10
kejadia
n
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
0
kejadian
3
kejadian
3
kejadian
3
kejadian
4. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 % 94,0% 92% 93% 91% 93% 95% 95% 95% 95% 100% 100% 100%
5. Tidak adanya kejadian pasien
jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1. respontime pelayanan rawat
jalan ≤ 60 menit
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Tingkat Kepuasan Pelanggan > 90% 100% 100% 100% 100% 100% 96%
3. Pasien Jatuh 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
4. Divisi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1 re-grading laporan insiden
keselamatan pasien
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 pendidikan dan pelatihan
PMKP
100%
27 UVPP
1 Kelengkapan rekam medik BPJS 100%
84,50% 71,26% 82,55%
70,91% 70,91%
69%
100%
26
24 Neurobehavio
ur
PMKP
25 Neuropediatri
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 49
Pencapaian hasil kinerja berdasarkan KPI :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2017 Realisasi 2017
1 2 3 4 5
I Direktorat Pelayanan
1 Terselenggaranya layanan unggulan Jumlah layanan unggulan 6 5
2 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan kendali mutu & kendali biaya
Persentase kasus sesuai PPK 85% 85%
Persentase capaian 5 indikator medik
85% 100%
II Direktorat SDM dan Diklit
1 Terwujudnya SDM yang kompeten Persentase SDM yang tersertifikasi
50% 77,55%
2 Terwujudnya budaya kinerja yang baik Persentase SDM dengan kinerja optimal
85% 98%
3 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Akreditasi rumah sakit Kontinuitas KARS
100%
4 Terwujudnya rumah sakit sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persarafan
Akreditasi rumah sakit pendidikan
Terakreditasi RS
Pendidikan
Persiapan 80%
5 Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian
Jumlah kerjasama 10 15
6 Terwujudnya kepuasan stakeholder Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
80% 87,47%
Tingkat kepuasan staf 80% 81,20%
III Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum
1 Terwujudnya sistem informasi RS yang terintegrasi
Level integrasi IT rumah sakit Integrated-1 Integrated-1
2 Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
Tingkat kehandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan sesuai best practice
70% 80%
3 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Opini audit atas laporan keuangan
WTP WTP
4 Peningkatan pendapatan dan efisiensi anggaran
Peningkatan surplus rumah sakit per tahun
5% 68,67%
Peningkatan sistem akuntansi 4 WTP Sumber : LAKIP Tahun 2017
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 50
Pencapaian kinerja promotif preventif :
Sebagai wujud kepedulian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional kepada masyarakat, telah
dilakukan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dimaksudkan untuk
memberikan pengertian kepada masyarakat tentang kesehatan khususnya yang berhubungan
dengan otak dan persarafan. Untuk tahun 2017 PKRS dilakukan didalam Rumah Sakit kepada
pasien dan keluarga pasien baik di instalasi rawat jalan maupun rawat inap dan di beberapa
puskesmas binaan disekitar rumah sakit.
Program Unggulan
Tahun 2017 RS Pusat Otak Nasional memiliki 5 Layanan unggulan yaitu :
1. Brain Check up
Brain Check Up adalah rangkaian pemeriksaan untuk mendeteksi dini adanya gangguan
di otak dan pembuluh darah otak (seperti infark/kematian sel otak, aneurisma, tumor dll)
sebagai upaya pencegahan /prevensi berkembangnya penyakit otak lebih lanjut.
2. Stroke Care Comprehensive
Stroke care comprehensive adalah rangkaian pelayanan lengkap dan spesialis, untuk
pengobatan stroke yang efektif, akurat dan cepat dan juga mampu mengintervensi cepat
untuk membedakan gejala stroke dan non-stroke.
3. Gangguan memori dan neurobehavior
Gangguan memori adalah suatu keadaan dimana pasien tidak mampu untuk mempelajari
informasi baru atau untuk memanggil kembali informasi yang sudah didapat sebelumnya.
Gangguan memori merupakan keluhan kognitif yang paling sering terjadi pada pasien
dengan sindrom behavioral organik. Hampir seluruh pasien demensia menunjukkan
gangguan memori pada awal gejala timbulnya penyakit.
Neurobehavior adalah subspesialisasi neurologi yang mempelajari dasar neurologis dari
perilaku, memori, dan kognisi, dampak dari kerusakan saraf dan penyakit pada fungsi-
fungsi ini, dan perlakuan tersebut.Gangguan neurobehavioral terdiri dari kelompok besar
gangguan perilaku yang terlihat dalam hubungan dengan penyakit otak (misalnya, stroke,
multiple sclerosis, demensia, dan kondisi neuro-onkologi), sementara serta gangguan otak
permanen (misalnya, metabolisme dan ensefalopati beracun), dan / atau cedera (misalnya,
trauma, hipoksia, dan / atau iskemia).
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 51
4. Neurointervensi
Neurointervensi adalah prosedur minimally invasive, hanya menggunakan kateter melalui
pembuluh darah (pangkal paha atau lengan), dengan bekas operasi sebesar jarum yang
dapat dilakukan dengan anastesi lokal atau general
5. Brain Micro Surgery
Brain micro surgery adalah suatu teknologi bedah mikro (microsurgery) pada otak dan
pembuluh darah di kepala menggunakan teknik key hole surgery (operasi melalui lubang
sebesar lubang kunci) yang dengan bantuan mikroskop khusus dan kamera endoskopi,
maka struktur bagian terdalam otak atau pembuluh darah sekalipun akan tampak jelas.
Dengan tenik key hole ini memiliki keuntungan yakni luka yang ditimbulkan sangat kecil
sehingga operasi akan berjalan lebih singkat dan waktu sembuhnya leih cepat sehingga
diharapkan cedera otak akibat tindakan operasi dapat diminimalisir. Kecilnya luas luka
sayatan dari microsurgery tersebut dapat pula meminimalkan dampak infeksi dan secara
kosmetik lebih bagus sebab luka bekas sayatan relative lebih tidak kentara, sehingga
diharapkan pasien yang dioperasi dengan teknik key hole akan lebih cepat pulih
kesehatannya dan tidak perlu berlama-lama di rumah sakit.
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 52
2. Realisasi Anggaran Realisasi anggaran per 31 Desember 2017 :
Uraian Anggaran Realisasi %
I. Pendapatan Negara dan Hibah
a. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit 84.837.641.000 126.699.692.202 49.34%
b. Pendapatan Hasil Kerjasama Lembaga/Badan
Usaha 246.400.000 1.061.741.335 330.90%
c. Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU 275.000.000 1.854.417.401 574.33%
Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah 85.359.041.000 129.615.850.938 51.85%
Sumber : Laporan Pengesahan Pendapatan BLU Tahun 2017
Sumber : Aplikasi OM SPAN Kementerian Keuangan RI per 31 Desember 2017
Kendala penyerapan anggaran untuk Tahun 2017 :
1) Belanja Pegawai
Penyerapan untuk belanja Pegawai mengalami beberapa kendala diantaranya :
• Ada kelebihan pagu perencanaan belanja pegawai
2) Belanja Barang
Penyerapan untuk belanja barang mengalami beberapa kendala di antaranya :
• Adanya berkas tagihan dari pihak penyedia yang belum lengkap sehingga
menghambat proses pembayaran.
• Untuk pembayaran Remunerasi baru mulai dibayarkan pada bulan Juni karena
menunggu keputusan Kementerian Kesehatan RI.
APBN BLU JUMLAH APBN BLU JUMLAH
Belanja Pegawai 44.197.299.000 0 44.197.299.000 29.582.316.942 0 29.582.316.942 66,93
Belanja Barang 68.350.986.000 85.028.264.000 153.379.250.000 64.989.380.528 52.448.477.138 117.437.857.666 76,57
Belanja Modal 30.193.521.000 330.777.000 30.524.298.000 30.046.292.551 40.066.303 30.086.358.854 98,57
Total 142.741.806.000 85.359.041.000 228.100.847.000 124.617.990.021 52.488.543.441 177.106.533.462 77,64
URAIANALOKASI REALISASI
%
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 53
3. Upaya Untuk Meraih WTP dan Zona Integritas
Dalam rangka meraih WTP dan zona integritas, maka ada beberapa hal yang dilakukan oleh
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, yakni :
- Membangun Komitmen dan Integritas Pimpinan, Para Pengelola dan Para Pelaksana
Kegiatan, hal ini dibuktikan sejak tahun 2016 telah di bentuk tim UPG (Unit
Pengendalian Gratifikasi) dan penandatanganan pakta integritas yang dilakukan oleh
jajaran direksi dan karyawan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional sebagai komitmen dalaam
rangka menuju wilayah bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM)
- Melakukan Penguatan Monitoring dan Evaluasi, yakni dengan :
1. Meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring terpadu terhadap pelaksanaan kegiatan
dan anggaran diantaranya dengan melakukan monitoring anggaran setiap bulannya
2. Melakukan perbaikan segera terhadap ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan dan
anggaran diantaranya dengan melakukan revisi DIPA dan POK
3. Melakukan pertemuan rutin selama satu kali dalam seminggu dalam rangka evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan anggaran diantaranya rapat struktural dan rapat masing-
masing direktorat
- Peningkatan Kapasitas SDM, antara lain :
1. Melaksanakan pelatihan diantaranya dengan mengikut sertakan pelatihan ACLS,
BNLS dan lain-lain bagi perawat & dokter dan pelatihan Bendahara Pengeluaran dan
Penerimaan bagi staf keuangan bekerjasama dengan Direktorat jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
2. Melaksanakan studi banding pengelolaan keuangan & pelayanan bagi para pejabat,
para pengelola keuangan dan pelaksana kegiatan internal rumah sakit ke satker-satker
lainnya diantaranya Kementerian Kesehatan RI, RS Persahabatan, RSCM dan lain-lain
3. Melaksanakan seminar yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan RI ataupun
perkumpulan profesi lainnya diantaranya mengikuti seminar bagi fisioterapi, dokter &
perawat
4. Meningkatkan kualitas SDM pengadaan barang/jasa (PPK dan Panitia)
- Bimbingan teknis dengan KPPN Jakarta VII
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 54
BAB VI : PENUTUP
1. Kesimpulan Secara umum, laporan berkala ini menunjukkan pencapaian kinerja Rumah Sakit
Pusat Otak Nasional selama tahun 2017 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional memiliki tugas untuk menyelenggarakan upaya
penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi paripurna di bidang Otak dan Persarafan secara
serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta
melaksanakan upaya rujukan.
Sebagai rumah sakit yang baru diresmikan oleh Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 14 Juli 2014, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional berpotensi untuk
terus tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik, hal ini tercermin dari pencapaian kinerja
yang telah dilaksanakan selama tahun 2017 dengan realisasi penyerapan anggaran di tahun
2017 sebesar Rp. 177.106.533.462 (77.64 %) dari pagu anggaran tahun 2017 sebesar
Rp 228.100.847.000,-.
2. Saran Upaya dan strategi yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dalam
pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah sebagai berikut :
a. Membangun komitmen dari keseluruhan pegawai untuk bersama-sama melaksanakan
dan mengoptimalkan kinerja pelayanan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional;
b. Meningkatkan pengetahuan dari keseluruhan pegawai sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
c. Meningkatkan percepatan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) dalam rangka meningkatkan pelayanan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional;
d. Untuk penguatan monitoring dan evaluasi, maka dilakukan koordinasi dan integrasi
semua kegiatan di rumah sakit melalui pertemuan rutin secara berkala dan berjenjang
di semua lini anggaran (para pemegang anggaran);
e. Melakukan efisiensi biaya operasional rumah sakit;
Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 Hal 55
f. Melakukan optimalisasi dalam pengelolaan keuangan baik penyusunan anggaran,
perencanaan, pelaksanaan anggaran kegiatan dan pelaporan keuangan secara tertib,
teratur sesuai aturan.
Demikian Laporan Berkala RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017 ini dibuat sebagai
gambaran kinerja RS Pusat Otak Nasional dengan harapan dapat dijadikan dasar bagi
perbaikan dimasa yang akan datang.
Berikut adalah foto-foto dari beberapa fasilitas yang dimiliki dan dapat menunjang program
yang djadikan unggulan oleh Rumah Sakit Pusat Otak Nasional :