KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN -...

14
KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT No. Tanggal Media Berita 1. 14 September Indopos Luhut Yakin, Susi Ragu 2. 14 September Koran Tempo Pelanggaran di Pulau Buatan 3 14 September Media Indonesia Pemanfaatan Mangrove 4. 14 September Pos Kota 13 Koperasi Pengelola Garam Ikuti Pelatihan 5. 14 September wartaekonomi.co.id/ Swasembada Garam 2019, Luhut: Jangan Ada yang Pesimis, Harus Optimis 6. 14 September aktual.com DPR: Kalau Bisa 2018 Swasembada Garam Kenapa Harus Tunggu 2019 7. 14 September wartaekonomi.co.id Luhut Klaim Bisa Bikin Swasembada Garam Nasional 8. 14 September viva.co.id Menyelami Keindahan Bawah Laut Taman Nasional Taka Bonerate 9. 14 September tirto.id PT Garam Jual Garam Impor di Atas Harga Rp2.000 per Kg 10. 14 September kontan.co.id Surat tugas, dalih PT Garam tak serap garam petani Mengetahui a.n Kepala Bagian Humas dan Kerjasama Ka. Sub Bagian Humas Hery Gunawan Daulay

Transcript of KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN -...

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT No. Tanggal Media Berita

1. 14 September Indopos Luhut Yakin, Susi Ragu

2. 14 September Koran Tempo Pelanggaran di Pulau Buatan

3 14 September Media Indonesia Pemanfaatan Mangrove

4. 14 September Pos Kota 13 Koperasi Pengelola Garam Ikuti Pelatihan

5. 14 September wartaekonomi.co.id/ Swasembada Garam 2019, Luhut: Jangan Ada yang Pesimis, Harus Optimis

6. 14 September aktual.com DPR: Kalau Bisa 2018 Swasembada Garam Kenapa Harus Tunggu 2019

7. 14 September wartaekonomi.co.id Luhut Klaim Bisa Bikin Swasembada Garam Nasional

8. 14 September viva.co.id Menyelami Keindahan Bawah Laut Taman Nasional Taka Bonerate

9. 14 September tirto.id PT Garam Jual Garam Impor di Atas Harga Rp2.000 per Kg

10. 14 September kontan.co.id Surat tugas, dalih PT Garam tak serap garam petani

Mengetahui

a.n Kepala Bagian Humas dan Kerjasama Ka. Sub Bagian Humas

Hery Gunawan Daulay

Berikut kami sampaikan Ringkasan Pemberitaan PRL 14 September 2017 Media Cetak dan Online

No Media Judul Ringkasan

1. Indopos Luhut Yakin, Susi Ragu Anomali cuaca tak jarang menjadi alibi tidak terpenuhinya target produksi garam dalam negeri, terlebih memenuhi kebutuhan garam konsumsi. Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan kurang optimis untuk Swasembada garam 2019. Tapi dia mengatakan peningkatan kualitas garam perlu di dorong di lahan potensial seperti di NTT. "Saya kurang optimis mampu Swasembada garam pada 2019. Namun kita akan tetap berupaya,"

2. Koran Tempo Pelanggaran di Pulau Buatan

Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun lalu membuat kajian khusus tentang proyek reklamasi di Teluk Jakarta, kajian itu menyimpulkan adanya sejumlah pelanggaran. Analisis mengenai dampak lingkungan dan izin reklamasi yang diterbitkan pemerintah DKI Jakarta dibuat per pulau. Karena total luas lahan reklamasi lebih dari 500 hektare, diperlukan izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3. Media Indonesia Pemanfaatan Mangrove Berita foto: Warga melintas di kawasanhutan mangrove di pesisir pantai Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, kemarin. Masyarakat di kawasan pesisir pantai memanfaatkan hutan mangrove untuk menyimpan dan berlabuhnya perahu, membudidayakan kerang dan tiram serta Kepiting.

4. Pos Kota 13 Koperasi Pengelola Garam Ikuti Pelatihan

Sebanyak 13 koperasi pengelola garam mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu. Edi Kumaedi, Kepala Bidang Budi Daya Diskanla Indramayu, menerangkan, tujuan pelatihan Kopn erasi Pengelola garam itu agar seluruh koperasi pengelola garam di Kabupaten Indramayu mampu menampung seluruh hasil produksi Kelautan berupa garam, sehingga produksi garam dapat diserap pasar dan harga jualnya jangan sampai anjlok.

5. wartaekonomi.co.id/ Swasembada Garam 2019, Luhut: Jangan Ada yang Pesimis, Harus Optimis

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak optimistis mewujudkan swasembada garam pada 2019.

6. aktual.com DPR: Kalau Bisa 2018 Swasembada Garam Kenapa Harus Tunggu 2019

Anggota Komisi IV DPR Ichsan Firdaus menginginkan pemerintah dapat mendorong agar target swasembada garam dapat dipercepat sebagai langkah yang selaras dengan niat pemerintah untuk melakukan swasembada pangan.

7. wartaekonomi.co.id Luhut Klaim Bisa Bikin Swasembada Garam Nasional

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak optimistis mewujudkan swasembada garam pada 2019. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendukung swasembada garam 2019 yakni melakukan ekstensifikasi dengan membuka lahan baru di sejumlah wilayah.

8. viva.co.id Menyelami Keindahan Bawah Laut Taman Nasional Taka Bonerate

Indonesia menjadi salah satu tempat yang paling diminati oleh wisatawan asing untuk melakukan berbagai aktivitas menyelam. Hal ini tak lepas dari anugerah Indonesia yang memiliki perairan laut yang tenang dan hangat.

9. tirto.id PT Garam Jual Garam Impor di Atas Harga Rp2.000 per Kg

PT Garam menjual garam impor asal Australia dengan harga di atas Rp2.000 per kilogram supaya harga garam rakyat tidak anjlok.

10. kontan.co.id Surat tugas, dalih PT Garam tak serap garam petani

Rencana penyerapan garam petani oleh PT Garam belum bisa direalisasikan. Sebab hingga kini PT Garam belum mendapat surat penugasan resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyerap garam yang dihasilkan petani.

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan Media : Indopos Tanggal : 14 September 2017

Halaman : 2

Judul : Luhut Yakin, Susi Ragu

Ringkasan : Anomali cuaca tak jarang menjadi alibi tidak terpenuhinya target produksi garam dalam negeri, terlebih memenuhi kebutuhan garam konsumsi.

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan kurang optimis untuk Swasembada garam 2019. Tapi dia mengatakan peningkatan kualitas garam perlu di dorong di lahan potensial seperti di NTT. "Saya kurang optimis mampu Swasembada garam pada 2019. Namun kita akan tetap berupaya,"

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan Media : Koran Tempo Tanggal : 14 September 2017

Halaman : 6

Judul : Pelanggaran di Pulau Buatan

Ringkasan : Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun lalu membuat kajian khusus tentang proyek reklamasi di Teluk Jakarta, kajian itu menyimpulkan adanya sejumlah pelanggaran. Analisis mengenai dampak lingkungan dan izin reklamasi yang diterbitkan pemerintah DKI Jakarta dibuat per pulau. Karena total luas lahan reklamasi lebih dari 500 hektare, diperlukan izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan Media : Media Indonesia Tanggal : 14 September 2017

Halaman : 22

Judul : PEMANFAATAN MANGROVE

Ringkasan : Berita foto: Warga melintas di kawasanhutan mangrove di pesisir pantai Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, kemarin. Masyarakat di kawasan pesisir pantai memanfaatkan hutan mangrove untuk menyimpan dan berlabuhnya perahu, membudidayakan kerang dan tiram serta Kepiting.

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan Media : Pos Kota Tanggal : 14 September 2017

Halaman : 2A

Judul : 13 Koperasi Pengelola Garam Ikuti Pelatihan

Ringkasan : Sebanyak 13 koperasi pengelola garam mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu. Edi Kumaedi, Kepala Bidang Budi Daya Diskanla Indramayu, menerangkan, tujuan pelatihan Kopn erasi Pengelola garam itu agar seluruh koperasi pengelola garam di Kabupaten Indramayu mampu menampung seluruh hasil produksi Kelautan berupa garam, sehingga produksi garam dapat diserap pasar dan harga jualnya jangan sampai anjlok.

Swasembada Garam 2019, Luhut: Jangan Ada yang Pesimis, Harus Optimis

Warta Ekonomi, 14 Sep 2017 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak optimistis mewujudkan swasembada garam pada 2019. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendukung swasembada garam 2019 yakni melakukan ekstensifikasi dengan membuka lahan baru di sejumlah wilayah. "Lahan harus selesai tahun ini. Saya sudah minta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil dan katanya oke. Jadi jangan ada yang pesimis, harus optimis, yang membuat keputusan kan kita, tanahnya juga tanah negara," katanya di Jakarta, Rabu (13/9/2017). Luhut menyebut masalah kelangkaan garam yang kerap terjadi harus segera diselesaikan. Upaya yang dilakukan pemerintah saat ini, diharapkan dapat membuahkan hasil, yakni swasembada garam sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor. "Kita lihat dalam dua tahun ke depan kita tidak perlu impor lagi," ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono menjelaskan salah satu wilayah yang akan dikembangkan pemerintah untuk menjadi ladang garam baru adalah d Nusa Tenggara Timur. Ia merinci, saat ini ada 400 hektare lahan PT Garam di NTT yang sudah berproduksi. Selain itu, ada tambahan 225 hektare lahan di sana yang akan dikembangkan BUMN tersebut. "Ada juga 3.720 hektare lahan yang separuhnya masih ada penduduk, tapi separuhnya lagi sudah clean and clear. Yang clean and clear ini tahun ini akan digarap karena sudah ada investornya," jelasnya. Adapun sisa separuhnya akan diupayakan agar dapat diselesaikan masalahnya dengan penduduk setempat. Lebih lanjut, ada pula tambahan 777 hektare lahan garam di Negekeo yang tahun ini akan dikerjakan. Ratusan hektare lahan tersebut, menurut Agung, merupakan lahan terlantar yang telah diusahakan agar statusnya clean and clear oleh BPN. "Insya Allah 2019 kami optimis menyelesaikan masalah pergaraman ini," pungkasnya. (CP/Ant) https://www.wartaekonomi.co.id/read154411/swasembada-garam-2019-luhut-jangan-ada-yang-pesimis-harus-optimis.html

DPR: Kalau Bisa 2018 Swasembada Garam Kenapa Harus Tunggu 2019

Aktual, 14 Sep 2017 – Anggota Komisi IV DPR Ichsan Firdaus menginginkan pemerintah dapat mendorong agar target swasembada garam dapat dipercepat sebagai langkah yang selaras dengan niat pemerintah untuk melakukan swasembada pangan. “Kalau bisa tahun 2018 swasembada garam, kenapa harus tunggu 2019,” kata Ichsan dalam rilis, Rabu (13/9). Untuk itu, ujar dia, sudah selayaknya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga tidak hanya fokus dalam perikanan tangkap, tetapi juga perikanan budidaya dan garam. Politisi Partai Golkar itu juga menginginkan anggaran KKP dapat dialokasikan lebih besar untuk program yang lebih efektif dan efisien seperti untuk mencapai swasembada garam. Sebagaimana diwartakan, Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo meyakini Republik Indonesia bisa mewujudkan swasembada garam asalkan berbagai pihak terkait benar–benar serius dalam menggarap komoditas tersebut di negara yang memiliki garis pai terpanjang kedua di dunia ini. Menurut Edhy Prabowo, perhatian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saja tidak cukup namun hal tersebut memerlukan semua perhatian dari berbagai pemangku kepentingan. Politisi Partai Gerindra itu berpendapat, saat ini yang ditunggu keseriusan dari berbagai instansi pemerintah, ara lain untuk membenahi sistem infrastruktur pengolahan garam. “Dengan dibenahi sistem infrastruktur pengolahan ini, maka nasib para petani tidak seperti ini. Harga garam tidak terus menurun,” papar Edhy. Ia juga menyatakan bahwa untuk mewujudkan swasembada maka pemerintah perlu berinvestasi lebih tinggi guna memenuhi kebutuhan industri garam. Sebelumnya, KKP mengingatkan pentingnya menjaga ketersediaan lahan pesisir di sejumlah daerah sebagai sarana memproduksi garam dalam rangka mewujudkan swasembada komoditas tersebut. “Kita bisa swasembada garam asal kita menjaga lahan–lahan pesisir untuk tambak garam,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menteri Susi mengemukakan, pemerintah akan memberikan buan untuk membranisasi agar garam yang dihasilkan bersih putih dan bisa digunakan sebagai garam industri. Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mencatat setidaknya sejak 1990 impor garam telah dilakukan sebanyak 349.042 ton untuk memenuhi kebutuhan industri serta kelangkaan stok garam akibat dampak dari anomali cuaca. http://www.aktual.com/dpr-kalau-bisa-2018-swasembada-garam-kenapa-harus-tunggu-2019/

Luhut Klaim Bisa Bikin Swasembada Garam Nasional

Warta Ekonomi, 14 Sep 2017 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak optimistis mewujudkan swasembada garam pada 2019. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendukung swasembada garam 2019 yakni melakukan ekstensifikasi dengan membuka lahan baru di sejumlah wilayah. "Lahan harus selesai tahun ini. Saya sudah minta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil dan katanya oke. Jadi jangan ada yang pesimis, harus optimis, yang membuat keputusan kan kita, tanahnya juga tanah negara," katanya. Luhut menyebut masalah kelangkaan garam yang kerap terjadi harus segera diselesaikan. Upaya yang dilakukan pemerintah saat ini, diharapkan dapat membuahkan hasil, yakni swasembada garam sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor. "Kita lihat dalam dua tahun ke depan kita tidak perlu impor lagi," ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono menjelaskan salah satu wilayah yang akan dikembangkan pemerintah untuk menjadi ladang garam baru adalah d Nusa Tenggara Timur. Ia merinci, saat ini ada 400 hektare lahan PT Garam di NTT yang sudah berproduksi. Selain itu, ada tambahan 225 hektare lahan di sana yang akan dikembangkan BUMN tersebut. "Ada juga 3.720 hektare lahan yang separuhnya masih ada penduduk, tapi separuhnya lagi sudah 'clean and clear'. Yang 'clean and clear' ini tahun ini akan digarap karena sudah ada investornya," jelasnya. Ada pun sisa separuhnya akan diupayakan agar dapat diselesaikan masalahnya dengan penduduk setempat. Lebih lanjut, ada pula tambahan 777 hektare lahan garam di Negekeo yang tahun ini akan dikerjakan. Ratusan hektare lahan tersebut, menurut Agung, merupakan lahan terlantar yang telah diusahakan agar statusnya "clean and clear" oleh BPN. https://www.wartaekonomi.co.id/read154420/luhut-klaim-bisa-bikin-swasembada-garam-nasional.html

Menyelami Keindahan Bawah Laut Taman Nasional Taka Bonerate

Kamis, 14 September 2017

VIVA.co.id – Indonesia menjadi salah satu tempat yang paling diminati oleh wisatawan asing untuk melakukan berbagai aktivitas menyelam. Hal ini tak lepas dari anugerah Indonesia yang memiliki perairan laut yang tenang dan hangat.

Keindahan batu karang dan beragam spesies biota laut menjadi daya tarik untuk menyelam menjelajahi dunia bawah laut. Indonesia pun memiliki banyak destinasi wisata maritim yang telah terkenal di dunia, seperti Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat.

Tetapi, masih banyak destinasi wisata bawah laut yang banyak wisatawan Indonesia yang belum ramai terjamah wisatawan. Salah satunya adalah di Taman Nasional Taka Bonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Dilansir dari situs resmi pariwisata Indonesia, Kamis 14 September 2017, Taka Bonerate disebut sebagai wilayah pulau karang terbesar ketiga di dunia setelah Kwajalein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Maladewa. Taka Bonerate pun disebut sebagai salah satu daerah yang berada di segitiga terumbu karang terbaik bersama dengan Wakatobi, Banda, Raja Ampat dan Derawan.

Taka Bonerate pun disebut-sebut memiliki salah satu keanekaragaman laut tertinggi di dunia. Perairan yang jernih menyingkapkan keindahan berbagai macam terumbu karang, mulai dari terumbu karang sampai tebing curam, serta lereng dan dasar laut.

Semua itu menawarkan kesempatan bagi para penyelam profesional untuk menguji kemampuan mereka dan mengagumi keindahan kehidupan bawah laut ini.

Di sini, terdapat 242 jenis spesies karang, 526 spesies ikan karang yang berwara-warni, serta 112 spesies ganggang makro. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi para penyelam untuk menyusuri perairan Taka Bonerate.

Selain itu, di sini penyelam dapat berenang dekat dengan lumba-lumba, kura-kura, penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tenun Pasifik (Lepidochelys olivicea), dan penyu hijau (chelonia mydas), serta pari manta. Jika beruntung Anda dapat berenang bersama hiu atau paus, atau gorgonian raksasa. Dalam perairan ini pun ada karang hitam, nudibranch, tuna, trevallies, ikan napoleon wrasse dan masih banyak lagi.

Taman ini memiliki lebih dari 50 tempat penyelaman yang fantastis, beberapa di antaranya adalah di pulau Tinabo, pulau Kahabia, Belang-Belang, dan Taka Lamungan. (asp)

http://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/956692-menyelami-keindahan-bawah-laut-taman-nasional-taka-bonerate

PT Garam Jual Garam Impor di Atas Harga Rp2.000 per Kg

14 September, 2017 Petugas Satgas Pangan Polres Blitar memeriksa salah satu gudang distributor milik PT Garam Indonesia (Persero) saat sidak di Blitar, Jawa Timur, Kamis (20/7). ANTARA FOTO/Irfan Anshori Sebanyak 15 ribu ton lebih garam impor telah didistribusikan dengan harga pada kisaran Rp2.250 - Rp2.500 PT Garam menjual garam impor asal Australia dengan harga di atas Rp2.000 per kilogram supaya harga garam rakyat tidak anjlok. tirto.id - Direktur Produksi PT Garam, Budi Sasongko mulai menanggapi putusan pemerintah terkait kebijakan impor garam yang dilimpahkan kepada perusahaannya. Kini, PT Garam mulai menjual garam impor asal Australia kepada mitra usahanya dengan harga berkisar antara Rp2.250 hingga Rp2.500 per kilogram. Langka PT Garam ini diungkapkan dalam rapat dengar pendapat tentang penyerapan garam rakyat yang berlansung di Komisi II DPRD Sumenep, Jawa Timur, Kamis (14/9/2017) siang. Ketua Asosiasi Masyarakat Garam Sumenep, Ubaidillah mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya yaitu PT Garam menjual garam impor di atas harga Rp2.000 per kilogram. Hal ini semata-mata dilakukan agar harga garam rakyat tidak anjlok. “Sebagaimana yang kami suarakan sebelumnya, kami berharap PT Garam menjual garam impor dengan harga di atas Rp 2.000 per kilogram supaya harga garam rakyat tidak anjlok,” kata Ubaidillah sebagaimana dikutip Antara. Direktur Produksi PT Garam, Budi Sasongko menambahkan bahwa perusahaannya kini telah menjual sebanyak 15 ribu ton lebih dari 75 ribu ton garam yang diimpor. Hal itu sudah sesuai dengan yang ditugaskan oleh negara. “Dari 75 ribu ton garam yang kami impor dari Australia sebagaimana ditugaskan negara, sebanyak 15 ribu ton lebih telah didistribusikan [dijual] dengan harga pada kisaran Rp2.250 hingga Rp2.500 per kilogram,” jelasnya. Budi mengatakan hal ini mewujudkan perusahaannya memberikan perlindungan kepada petani garam rakyat yang saat ini memang sedang memanen komoditas tersebut. Patokan harga jual garam impor di atas Rp2.000 per kilogramnya sudah sesuai sebagai bentuk perlindungan, kata Budi. “Kami memang dan harus tahu diri. Saat ini adalah masa panen garam. Kami wajib melindungi petani garam dan salah satu caranya dengan menjual garam impor tersebut di atas Rp 2.000 per kilogram,” tutup Budi dalam rapat yang dihadiri oleh perwakilan petani garam rakyat setempat dan manajemen PT Garam.

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan akan adanya impor garam. Hal ini sebagai imbas dari adanya anomali cuaca yang terjadi di awal kemarau tahun ini yang mengakibatkan keterbatasan stok komoditas garam. PT Garam kemudian ditunjuk pemerintah sebagai pengimpornya. Baca juga artikel terkait GARAM IMPOR atau tulisan menarik lainnya Nicholas Ryan (tirto.id - rya/rat) https://tirto.id/pt-garam-jual-garam-impor-di-atas-harga-rp2000-per-kg-cwB1

Surat tugas, dalih PT Garam tak serap garam petani

Rabu, 13 September 2017 / 09:36 WIB

KONTAN.CO.ID - Rencana penyerapan garam petani oleh PT Garam belum bisa direalisasikan. Sebab hingga kini PT Garam belum mendapat surat penugasan resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyerap garam yang dihasilkan petani.

Direktur Keuangan PT Garam Anang Abdul Qoyyum mengatakan, hingga kini pihaknya masih menunggu surat penugasan untuk menyerap garam petani. "Kami masih menunggu surat tugas untuk menjadi off taker dari menteri," ujarnya, Selasa (12/9).

Selain masalah surat, dia mengaku, penyerapan garam petani masih sulit dilakukan. Sebab harga yang ditetapkan PT Garam untuk membeli garam rakyat masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Catatan saja, PT Garam menetapkan harga Rp 1.000 per kilogram (kg) untuk membeli garam petani. Sedangkan HPP garam kualitas 1 sebesar Rp 1.250 per kg.

Anang bilang penyerapan garam petani untuk mendongkrak mutu garam. Nantinya PT Garam akan meminta petani meningkatkan mutu bila ingin garam produksinya diserap perusahaan pelat merah itu. "Selain itu kami akan pertanyakan kebutuhannya agar bisa kami bantu," jelasnya.

Nantinya garam yang terserap oleh PT Garam akan disimpan di gudang penyimpanan yang dibangun oleh KKP.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi berkilah, surat tugas belum ada karena surat permintaan PT Garam ke KKP belum ada. Dengan begitu maka PT Garam belum menyerap garam petani. Dia mengaku ia mendukung PT Garam menyerap garam petani agar perusahaan itu bisa menjalankan fungsinya memperbaiki kualitas garam petani. "PT Garam harus menjadi off taker bagi garam rakyat," ujarnya.

Satyamurti menjelaskan, pemerintah juga tengah membahas pemberlakuan Harga Pokok Pembelian (HPP) garam untuk mengantisipasi penurunan harga garam saat panen raya. Dalam pembahasan HPP garam, KKP dan PT Garam mengusulkan harga garam kualitas 1 sebesar Rp 1.250 per kg, kualitas 2 Rp 1.000 per kg, dan garam kualitas 3 sebesar Rp 800 per kg.

KKP optimistis HPP garam segera disahkan, sehingga bisa diterapkan. Nantinya PT garam yang akan menyerap garam petani bila harga sudah jatuh di bawah HPP. Pemerintah juga sudah menyusun skema penyerapannya.

http://industri.kontan.co.id/news/surat-tugas-dalih-pt-garam-tak-serap-garam-petani