KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI...
Transcript of KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI...
1 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA
A. Suryansyah S., E. Maryani*), B. Waluya*)
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia
Email:
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kawasan Percandian Muarajambi merupakan cagar budaya nasional dengan luas 3.981 hektar.
Tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan setiap tahun dan beragamnya daya tarik menjadikan
kawasan ini memiliki potensi kemenarikan menjadi destinasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menentukan faktor tingginya kunjungan, tingkat kemenarikan, peran masyarakat, dan peran
pengelola terhadap destinasi wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan melakukan wawancara, angket, dan skoring untuk memperoleh data primer, studi
literatur dan dokumentasi untuk memperoleh data skunder. Teknik yang digunakan yaitu
pengharkatan, perhitungan kemenarikan dan persentase. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari
sampel wilayah meliputi semua daya tarik yang telah dikunjungi wisatawan dan sampel manusia
yang terdiri dari wisatawan, penduduk sekitar, dan pemerintah terkait. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aksesibilitas dan daya tarik wisata merupakan faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan
wisata. Keberagaman daya tarik, kemenarikan dan keragaman aktifitas wisata memperoleh penilaian
kemenarikan tertinggi oleh wisatawan. Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu perencanaan
mengembangkan pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian bangunan candi, menyelenggarakan
event wisata rutin, promosi dan pemugaran candi. Sapta pesona telah diterapkan oleh penduduk
sekitar karena secara umum merupakan kebiasaan sehari-hari dan telah terdapat kelompok penggerak
pariwisata, yaitu Padmasana Foudation.
Kata Kunci: Kemenarikan, Destinasi wisata, Candi Muarajambi
Abstract
Muarajambi Temple Compounds is a national cultural heritage with total surface area of 3,981
hectares. High growth of tourist arrivals every year and the diversity of tourist attractions making
this area to have attraction potential become a tourism destination. The aim of this research is to
determine the factors of high visits, attraction level, role of society, and role of manager for tourism
destination. Methods that used in this research is descriptive methods by interview, questionnaire,
and scoring to obtain primary data, literature study and documentation to obtain secondary data.
Techniques that used is valuation, attraction calculation and percentation. Sample in this research
consists of sample area including all of tourist attractions that has been visited by tourists and sample
population that consists of tourists, people around area and related government. Result of this
research shows that accessibility and tourist attractions is factor that leads to high tourism visits.
Diversity of tourist attractions, attraction and various tourism activities gain highest attraction
valuation by tourists. The efforts that have been done by government is tourism development
planning by keeping the preservation of temples, organize tourism event routinely, promote and
restore temples. Sapta pesona has applied by the society around the temples because generally it was
a daily habits and there is a tourism activator group which is Padmasana Foundation.
Keywords: Attraction, Tourism destination, Muarajambi Temple
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 2
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
kaya akan sumber daya alam, sosial dan
budaya. Hal ini terlihat dari jumlah pulau
yang dimiliki yaitu 13.466 pulau (BIG,
2013) yang dihuni oleh 1.430 suku
bangsa (BPS, 2014) dengan 514 dialek
bahasa (Budiwiyanto, 2012), memiliki
hutan tropis terbesar kedua setelah Brazil,
dan memiliki 51 taman nasional (Teguh,
2013). Semua itu apabila dikelola secara
baik dapat menjadi daya tarik wisata yang
menarik bagi wisatawan manca negara
maupun domestik.
Indonesia memiliki banyak tempat
indah yang menarik untuk dikunjungi.
Keindahan yang ada membutuhkan
pengelolaan oleh pemerintah, beserta
masyarakat sekitar, sehingga potensi
kemenarikan yang ada dapat
dikembangkan menjadi destinasi wisata.
Berdasarkan data ASEAN pada tahun
2013 kunjungan wisatawan ke Indonesia
berada peringkat keempat dinegara-
negara Asia Tenggara (ASEAN, 2013),
tingginya permintaan (demand) terhadap
pariwisata harus dipenuhi dengan
penyediaan destinasi wisata oleh
pemerintah melalui pemerintah daerah,
dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang optimal dibidang
pariwisata.
Berdasarkan Undang-undang
Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 Pasal
4, kepariwisataan memiliki tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menghapus kemiskinan, mengatasi
pengangguran, dan lain-lain. Hal ini
menjelaskan bahwa suatu daya tarik
wisata harus memiliki dampak
pengembangan, pembangunan, dan
perekonomian bagi masyarakat sekitar
sehingga mampu mensejahterakan lewat
lapangan pekerjaan yang berhubungan
dengan pariwisata.
Sedangkan berdasarkan Undang-
undang Otonomi Daerah No. 25 Tahun
2000 tentang kewenangan Pemerintah
Provinsi sebagai daerah otonomi. Setiap
daerah berusaha berlomba untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD), salah satunya dengan cara
pengembangan sektor pariwisata yang
ada di daerah dengan harapan dapat
memutar roda perekonomian untuk
meningkatkan kesejahteraan daerah dan
masyarakat.
Setiap daerah tentu memiliki daya
tarik wisata, begitupun di Provinsi Jambi
tercatat pada data BPS tahun 2012
Provinsi Jambi memiliki 255 daya tarik
wisata yang tersebar di 11 Kota/
Kabupaten 91 diantaranya adalah wisata
alam yang berada dibagian barat Provinsi
3 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
Jambi tepatnya di Kabupaten Kerinci,
Kabupaten Bungo dan Kabupaten
Merangin yang termasuk daerah
pegunungan bukit barisan, 61 daya tarik
wisata buatan, dan 34 daya tarik wisata
budaya/ sejarah (BPS, 2012).
Salah satu kabupaten di Provisi
Jambi yang memiliki potensi
kemenarikan pariwisata adalah
Kabupaten Muaro Jambi. Hal ini terlihat
pada data distribusi wisatawan yang
menunjukkan bahwa, Kabupaten Muaro
Jambi berada diurutan pertama rata-rata
pertumbuhan wisatawan selama tahun
2010-2013 dengan persentase 26,16% ini
menujukkan terjadinya peningkatan
kunjungan wisatawan yang signifikan
setiap tahunnya. Data wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Muaro Jambi
hanya diperoleh dari daya tarik wisata
Percandian Muarajambi. Berikut ini
grafik pertumbuhan wisatawan.
Grafik 1
Pertumbuhan Jumlah Wisatawan
Percandian Muarajambi 2010-2013
Tingginya pertumbuhan kunjungan
wisatawan, luasnya kawasan, dan
beragam daya tarik wisata menjadikan
Kawasan percandian Muarajambi
memiliki potensi kemenarikan sebagai
destinasi wisata. Keberagaman daya tarik
tersebut berupa bangunan candi, Kolam
Telagorajo, museum, perkebunan duku,
perkebunan durian, Danau Kelari, Bukit
Perak, Sungai Batanghari, perkebunan
pertanian masyarakat, pemukiman
penduduk berarsitektur kuno dan Kanal-
kanal kuno yang menghubungkan tiap
bangunan candi. Guna mengetahui
kemenarikan, faktor tingginya kunjungan,
upaya pemerintah dan partisipasi
masyarakat perlu adanya penelitian yang
mengkaji potensi kemenarikan Kawasan
Percandian Muarajambi sebagai destinasi.
Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengidentifikasi faktor tingginya
kunjungan wisatawan, upaya pemerintah,
partipasi masyarakat dan tingkat
kemenarikan Kawasan Percandian
Muarajambi sebagai destinasi wisata.
METODE
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan melakukan
wawancara, angket, dan skoring untuk
memperoleh data primer, studi literatur
dan dokumentasi untuk memperoleh data
skunder. Sampel dalam penelitian ini
158 179 194 254
22.376
83.775
104.407
127.237
0
50000
100000
150000
2010 2011 2012 2013MancanegaraNusantara
Sumber: Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Jambi 2013
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 4
terdiri dari sampel wilayah meliputi
semua daya tarik yang telah dikunjungi
wisatawan dan sampel manusia yang
terdiri dari wisatawan, penduduk sekitar
dan pemerintah terkait. Sampel
wisatawan dipilih sebanyak 100
responden dan sampel penduduk
sebanyak 70 responden. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah accidental sampling pada
wisatawan dan Random Sampling
penduduk.
Variabel dalam penelitian ini yaitu
Kawasan Percandian Muarajambi dengan
indikator komponen destinasi, komponen
kemenarikan, wisatawan, partisipasi
masyarakat dan peran pemerintah.
Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengharkatan,
perhitungan kemenarikan dan persentase.
Berikut rumus peritungan kemenarikan
yang digunakan.
A𝑖 = ∑ (𝑉𝑖)(𝐵𝑖𝑗)𝑛
𝑖=0
Sumber: Stephen L. J. Smisth (dalam
Maryani, 2007, hlm. 7)
Keterangan:
Ai = Intensitas yang dipilih dari
beberapa keterangan prodak i
Vi = Kepetingan karakteristik i
Bij = Tingkatan dari pilihan j yang
tersedia untuk karakteristik i
n = Nomor keseluruhan karakteristik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kawasan Percandian Muarajambi
terletak di tujuh desa di dua kecamatan
yaitu Kecamatan Maro sebo dan
Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten
Muaro Jambi, Provinsi Jambi secara
astronomis terletak diantara 1°24’-1°33’
Lintang Selatan dan 103°22’-103°45’
Bujur Timur. Berikut 7 desa yang
termasuk Kawasan Percandian
Muarajambi.
Tabel 1. Desa di Kawasan Percandian
Muarajambi
No Nama Desa Kecamatan
1 Muarajambi
Maro Sebo 2 Danau Lamo
3 Desa Baru
4 Keingking Dalam
Taman Rajo 5 Kemingking Luar
6 Dusun Mudo
7 Teluk Jambu
Sumber: Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi (RTR-KSP) Kawasan
Wisata Candi Muaro Jambi, 2013.
5 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
Berikut Peta Kemenarikan Kawasan
Percandian Muarajambi.
Secara administratif Kawasan
Percandian Muarojambi berbatasan
langsung dengan wilayah-wilayah sebagai
berikut:
a) Sebelah utara berbatasan dengan
Sungai Berembang Dan Danau Lamo.
b) Sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Kemingkingdalam dan Desa
Tebatpatah.
c) Sebelah barat berbatasan dengan Desa
Danaulamo dan Desa Baru.
d) Sebelah timur berbatasan dengan Desa
Telukjambu dan Desa Dusunmudo.
Situs Sejarah Percandian Muarajambi
mulai diketahui dunia luar sejak
kunjungan seorang perwira Inggris
bernama Kapten E.C Crooke tahun 1820.
Selanjutnya tahun 1920 diteliti oleh
Adam, kemudian tahun 1935 Schnitger
mengadakan ekspedisi dan eskavasi pada
sejumlah Situs Bangunan Sejarah
Muarajambi. Secara resmi pada tahun
1954 Pemerintah Indonesia mulai
memperhatikan Situs Sejarah Muarajambi
hingga saat ini. Penelitian arkeologi mulai
intensif dilakukan Pusat Penelitian
Gambar 1 Peta Kemenarikan Kawasan Wisata Percandian Muarajambi
Sumber: Balai Pelestarian Cagar Budaya Wilayah Kerja Jambi, Belitung, Sumsel dan
Bengkulu 2013. Peta RTRKS Kawasan Muarajambi.
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 6
Arkeologi Nasional sejak 1981 hingga
sekarang. Pada tahun 1990 pengawasan
dan pemeliharaan situs mulai
dikoordinasikan dibawah naungan Kantor
Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan
Bengkulu.
Pada tanggal 22 September 2011
kompleks percandian ini juga diresmikan
menjadi Kawasan Wisata Sejarah Terpadu
Percandian Muarajambi, kemudiaan pada
tahun 2009 Kawasan Percandian
Muarajambi sudah didaftarkan ke
UNESCO sebagai world heritage atau
warisan dunia dan sudah mendapat nomor
registrasi (Tentative Lists of World
Heritage UNESCO no. 5465) namun
sampai saat ini masih menunggu
penetapannya. Selanjutnya berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor
259/M/2013 pada tahun 2013 ditetapkan
sebagai Satuan Ruang Geografis
Muarajambi sebagai Kawasan Cagar
Budaya Peringkat Nasional dengan luas
wilayah 3.981 Hektar.
Selain itu Percandian Muarajambi
diakui sebagai warisan budaya dan
monumental peradaban Budha yang
diikutsertakan dalam Civilitation Trail
(Jejak Peradaban Budha) yang termaktub
pada deklarasi Borobudur oleh enam
negara ASEAN yaitu Thailand, Myanmar,
Kamboja, Vietnam, Laos, dan Indonesia
pada tahun 2006. Sehingga menjadi salah
satu faktor yang membuat wisatawan
terutama yang bergama Budha untuk
datang beribadah.
Topografi Kawasan Percandian
Muarajambi terletak di suatu daerah
dataran yang merupakan daerah tanggul
alam dari Sungai Batanghari
ketinggiannya sekitar 14 mdpl di sebelah
utara terdapat rawa-rawa yang
ketinggiannya sekitar 10 mdpl dan di
sebelah selatan dan timur terdapat Sungai
Batanghari serta di beberapa tempat masih
terdapat daerah yang rendah dan
merupakan daerah rawa.
Morfologi Kawasan Percandian
Muarajambi termasuk pada dataran
rendah delta sungai. Kondisi morfologi
tanah Kawasan Percandian Muarajambi
tidak rata, terdapat cekungan, tanah
rendah, dan bagian yang agak tinggi. Pada
bagian tanah rendah kedaannya agak
basah karena sering tergenang luapan
Sungai Batanghari. Sedangkan bagian
yang agak tinggi pada umunya tidak
terkena banjir dan di sinilah berdiri
bangunan candi dan pohon-pohon besar.
Destinasi wisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau
lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata
7 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan (UU No 10, 2009).
Pendapat lain menyatakan sebuah
destinasi harus memiliki komponen
seperti daya tarik, aksesibilitas, amenitas,
fasilitas pendukung, kelembagaan dan
infrastruktur pendukung (Sunaryo, 2013).
Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya kunjungan
wisatawan ke Kawasan Percandian
Muarajambi berdasarkan hasil skoring
komponen destinasi wisata.
Tabel 2 Pengharkatan Kemenarikan
Aksesibilitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2014
Hasil yang diperoleh berdasarkan
tabel 2 menyatakan, kemenarikan
aksesibilitas memperoleh total harkat 24,
sehingga memiliki kemenarikan sedang
atau cukup menarik. Hal ini dikarenakan
belum tersedianya angkutan umum
menuju kawasan lokasi wisata, sehingga
wisatawan masih mengandalkan
kendaraan pribadi dan carteran. Perlunya
pengembangan transportasi darat serta
sungai sebagai jalur alternatif, sekaligus
sarana wisata air menyusuri Sungai
Batanghari yang penuh dengan sejarah,
rumah panggung tradisional, dan beberapa
daya tarik wisata lainnya sehingga
wisatawan merasakan suasana yang
berbeda.
Tabel 3 Pengharkatan Kemenarikan
Amenitas
Sumber:Hasil Penelitian, 2014
Hasil yang diperoleh berdasarkan
tabel 3 menyatakan, kemenarikan
amenitas memperoleh total harkat 10,
sehingga kawasan ini memililiki
kemenarikan rendah atau kurang menarik.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya
akomodasi yang tesedia dikawasan
Percandian Muarajambi, adapun
akomodasi yang tersedia yaitu 1 guest
house yang dikelola Dinas Pariwisata
Kab. Muaro Jambi, 5 home stay yang biasa
disewa wisatawan dan 5 pondok
penginapan. Untuk harga sewa guest
house dan pondok adalah Rp 200.000,-
sampai Rp 300.000,- permalam dengan
tiga kali makan, atau wisatawan bisa
No Parameter Harkat
1 Akomodasi 3
2 Toko cinderamata 2
3 Rumah makan/ restoran 2
4 Pusat informasi 3
Jumlah 10
No Parameter Harkat
1 Kondisi jalan 5
2 Kendaraan umum 1
3 Jarak terhadap transportasi 2
4 Waktu tempuh 5
5 Biaya transportasi 3
6 Kondisi dermaga dan
terminal
2
7 Kelengkapan fasilitas
lalulintas
3
8 Akses antar objek 3
Jumlah 24
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 8
beristirahat di Kota Jambi yang terdapat
banyak hotel berbintang yang tidak jauh
dari lokasi.
Pada Kawasan Percandian
Muarajambi hanya terdapat satu toko
cinderamata yang menjual produk yang
beragam, terdapat 3 rumah makan dengan
pelayan yang memadai di dekat daya tarik
wisata dan beberapa rumah makan di
pinggir jalan lintas candi. Terdapat dua
pusat informasi yang tersedia di Kawasan
Muarajambi satu bangunan menyatu
dengan gedung koleksi atau museum yang
menyediakan peta wisata dan buku
panduan, pusat informasi ini dikelola oleh
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi,
sedangkan yang kedua tersedia di halaman
parkir kendaraan yang dikelola Dinas
Pariwisata Kab. Muaro Jambi namun tidak
optimal dalam pengoperasiannya.
Tabel 4 Pengharkatan Kemenarikan Daya
Tarik Muarajambi
No Parameter Harkat
1 Keragaman daya tarik
wisata 4
2 Daya Tarik Wisata Alam 5
3 Daya Tarik Wisata
Budaya 4
4 Daya Tarik Wisata
Minat Khusus 4
5 Kesenian 3
6 Adat istiadat 3
7 Cinderamata 5
8 Aktifitas wisata 4,1
9 Event wisata 5
10 Kekhasan/ keunikan 4,2
Jumlah 41.3
Sumber:Hasil Penelitian, 2014
Hasil yang diperoleh berdasarkan
tabel 4 menyatakan, kemenarikan daya
tarik memperoleh total harkat 41,3
sehingga memiliki tingkat kemenarikan
tinggi/ sangat menarik. Kawasan
Percandian Muarajambi memiliki
keragaman daya tarik/ objek wisata, setiap
objek wisata memiliki daya tarik mulai
dari alam seperti Kanal kuno, Sungai,
Danau, Kolam dan perkebunan
masyarakat, selanjutnya daya tarik budaya
seperti candi, perumahan tradisional
melayu, festival, dan museum, serta daya
tarik wisata minat khusus seperti
penelitian, ibadah, bersepeda, fotograpi
dan lain-lain tergantung minat wisatawan.
Kekhasan/ keunikan yang dimiliki
Kawasan Percandian Muarajambi
dibandingkan dengan daya tarik wisata
lain yaitu merupakan bangunan candi
berbahan batu bata, bangunan candi
menyebar luas dalam satu kawasan, dari
satu bangunan candi dengan candi yang
lain dihubungkan oleh kanal kuno,
kawasan candi yang bersentuhan langsung
dengan penduduk sekitar, terdapat danau,
perkebunan duku, perkebunan durian dan
perumahan tradisonal masyarakat melayu.
Keragaman cinderamata yang ada di
Kawasan Percandian Muarajambi cukup
beragam diantaranya seperti, madu alam,
baju kaos bercorak Jambi, miniatur candi,
anyaman, duku, durian dan batu cincin
9 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
(gamstone). Beragamnya sumber daya
alam yang ada di Kawasan Percandian
Muarajambi serta didukung adanya
pariwisata menuntut kekreatifan
penduduk sekitar untuk mengolah sumber
daya yang ada, sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan penduduk
lewat penjualan cinderamata.
Wisatawan yang berkunjung ke
Kawasan Muarajambi pada umumnya
melakukan beragam kegiatan wisata
seperti menikmati keindahan candi, jalan-
jalan, bersepeda, beribadah, berperahu di
kanal dan danau, memetik duku,
manikmati durian, berkeliling dengan
becak, berfoto, penelitian, dan berbelanja.
Keragaman kesenian dan adat istiadat
Kawasan Muarajambi cukup beragam
seperti pencak silat, lukah gilo, musik
rebana siam, dan tari topeng. Kesenian
tersebut ditampilkan pada event-event
wisata dan khusus tari topeng hanya
ditampilkan ketika perayaan idul fitri
untuk menjaga kekhasannya. Sedangkan
adat istiadat yang ada dikawasan
percandian MuaraJambi terlihat ketika
upacara pernikahan seperti berbalas
pantun, sekolo adat, rebana siam, dan
tradisi adat pernikahan.
Acara atau event wisata yang ada di
Kawasan Percandian Muarajambi cukup
beragam baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat sekitar.
Event wisata berupa festival Cani
Muarajambi, festival kanal kuno, tanah
sejarah bergetar, pentas budaya
Muarajambi dan upacara keagamaan.
Berikut tabel kemenarikan fasilitas
pendukung
Tabel 5 Kemenarikan Fasilitas
Pendukung Pariwisata Muarajambi
Sumber: Hasil Penenlitian 2014
Hasil yang diperoleh berdasarkan
tabel 5 menyatakan, kemenarikan fasilitas
pendukung pariwisata Kawasan
Percandian Muarajambi memperoleh total
harkat 40,92 sehingga memiliki
kemenarikan rendah atau kurang menarik.
Hal ini disebakan kurangnya
pembangunan sarana pariwisata dan
perawatan sarana yang sudah ada di
Kawasan Percandian Muarajambi,
sehingga mengganggu kenyamanan
No Parameter Rata-rata
Harkat
1 Sarana Hiburan 2,7
2 Sarana Kesehatan 2
3 Failitas Kebersihan 2,5
4 Parkir Kendaraan 2,3
5 Air Bersih 4
6 Jasa Perbankan 2,0
7 Sarana Ibadah 2,9
8 Biro Perjalanan 3
9 Kedai Makanan
dan Minuman 1,7
10 Keamanan 4
11 Jaringan Listrik 3
12 Rambu Penunjuk
Wisata 3
13 Toilet 1,7
14 Sarana Komunikasi 4
15 Canopy/ tempat
istirahat 2,1
Jumlah 40.92
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 10
wisatawan dalam beraktifitas. Belum
tersedianya fasilitas pendukung seperti
jasa perbankan, dan sarana kesehatan yang
berdekatan dengan daya tarik sehingga
menyulitkan wisatawan untuk berbelanja
serta berobat jika sakit.
Berdasarkan data skoring diketahui
faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya kunjungan wisatawan adalah
daya tarik wisata dan aksesibilitas. Daya
tarik yang ada dikawasan Percandian
Muarajambi sangat beragam sehingga
wisatawan dapat melakukan aktifitas
wisata yang beragam pula. Aksesibilitas
yang cukup baik mendukung wisatawan
untuk mengunjungi Kawasan Percandian
Muarajambi dengan nyaman.
Kemenarikan merupakan tingkatan
yang menunjukkan seberapa menarik daya
tarik wisata tertentu, kemenarikan
biasanya digambarkan dengan rasa
keindahan, kekaguman, keingintahuan,
kenyamanan, dan kesenangan yang
dirasakan wisatawan selama berwisata.
Berikut tingkat kemenarikan daya tarik
menurut wisatawan.
Tabel 6 Nilai Kemenarikan Daya Tarik
Wisata di Kawasan Percandian
Muarajambi
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
kemenarikan daya tarik wisata di Kawasan
Percandian Muarajambi, diketahui bahwa
Bangunan candi yang terdiri dari 11
bangunan yang telah diekskavasi dari 110
bangunan memiliki daya tarik yang lebih,
namun Kawasan Percandian Muarajambi
memiliki daya tarik wisata alam seperti
danau, sungai dan perkebunan buah-buah
seperti duku serta durian yang dapat
dikunjungi dan dikembangkan menjadi
wisata agro. Keberagaman daya tarik
wisata yang dapat dikunjungi oleh
wisatawan menjadikan salah satu potensi
kemenarikan destinasi unggulan yang
menarik di Provinsi Jambi. Berikut
kemenarikan komponen kemenarikan
wisata menurut wisatawan.
No Indikator Vi Bij ∑(𝐕𝐢) (𝐁𝐢𝐣)
𝒏
𝒊=𝟏
1 Bangunan
Candi 403 15,3 6191,72
2 Perkebunan
Duku 371 14,1 5247,46
3 Danau Kelari
dan Kanal 361 13,7 4968,39
4 Museum/
Gedung
Koleksi
344 13,1 4511,47
5 Perkebunan
Durian 318 12,1 3855,28
6 Sungai
Batanghari 301 11,4 3454,09
7 Pemukiman
Tradisional
Penduduk
297 11,3 3362,90
8 Bukit Perak
(Bukit
Sengalo)
228 8,69 1981,85
Jumlah 2623 100 33573,19
11 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
Tabel 7 Nilai Kemenarikan Wisata
Kawasan Percandian Muarajambi
Menurut Wisatawan
No Indikator Vi Bij ∑(𝐕𝐢) (𝐁𝐢𝐣)
𝒏
𝒊=𝟏
1 Keragaman daya
tarik wisata 373 9,76 3638,399
2 Kemenarikan daya
tarik wisata 328 8,58 2816,345
3 Keragaman
aktifitas wisata 320 8,38 2682,682
4 Keramahan-
tamahan penduduk 318 8,33 2649,253
5 Aksesibilitas 311 8,14 2533,903
6 Kebersihan dan
Kerapihan 293 7,67 2249,078
7 Penataan
lingkungan 292 7,64 2228,655
8
Keragaman dan
Keunikan
Cinderamata
290 7,58 2198,195
9
Keberadaan dan
Kenyamanan
Parkir
286 7,47 2135,411
10 Kelengkapan
fasilitas wisata 285 7,47 2132,420
11 Makanan khas 262 6,86 1798,340
12 Kualitas pelayanan 244 6,39 1559,728
13 Atraksi wisata
yang digelar 216 5,66 1226,828
Jumlah 3817 100 29849,242
Sumber: Hasil Penelitian, 2014
Nilai kemenarikan Kawasan
percandian Muarajambi menunjukkan,
bahwa keragaman daya tarik,
kemenarikan dan keragaman aktifitas
yang dapat dilakukan wisatawan
mendapatkan nilai kemenarikan tertinggi
dari wisatawan. Selanjutnya yang perlu
diperhatikan oleh pengelola pariwisata
dalam hal ini pemerintah terkait yaitu
atraksi wisata, kualitas pelayanan dan
fasilitas pariwisata yang dapat
mengurangi kemenarikan dan
kenyamanan wisatawan ketika berwisata.
Dalam hal keragaman cinderamata,
makanan khas dan keramah-tamahan
penduduk sekitar terhadap wisatawan,
pemerintah terkait dapat
meningkatkannya dengan cara
memberikan pelatihan dan sosialisasi
sadar wisata sehingga penduduk sekitar
dapat ikut serta dalam pengembangan
pariwisata. Aksesibilitas merupakan salah
satu faktor penting untuk memudahkan
wisatawan menuju lokasi, dalam hal ini
perlu adanya penyediaan sarana
transportasi umum baik darat maupun
sungai untuk mempermudah wisatawan
menuju lokasi wisata.
Berdasarkan tabel 7 juga dapat
menentukan prioritas pengembangan
pariwisata Kawasan Percandian
Muarajambi. Prioritas pengembangan
pariwisata yang harus dibenahi di
Kawasan Percandian Muarajambi.
Pembenahan tersebut melibatkan
pemerintah terkait, pihak swasta dan
penduduk sekitar. Keterlibatan
pemerintah berupa pembangunan sarana
dan prasarana pariwisata, meningkatkan
pelayanan, dan menyelenggarakan atraksi
budaya yang dapat menarik wisatawan.
Peran pihak swasta seperti kelompok
penggerak pariwisata, dalam hal ini
menyediakan paket wisata yang menarik,
menyediakan parkir dan lain-lain.
Selanjutnya peran penduduk sekitar dapat
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 12
dilakukan dengan menerapkan sapta
pesona yang telah dicanangkan
pemerintah, namun dalam hal ini
memerlukan bimbingan dari pemerintah
dalam bentuk pelatihan dan sosialisasi
sadar wisata, sehingga penduduk sekita
bisa memanfaatkan pariwisata untuk
meningkatkan kesejahteraan dan
menerapkan sapta pesona sehingga
menciptakan suasana yang kondusif dan
nyaman bagi wisatawan yang berkunjung.
Partisipasi yang dapat dilakukan
penduduk dalam pengembangan
pariwisata adalah dengan menciptakan
suasana sapta pesona, yakni aman, tertib,
bersih, sejuk, ramah, indah dan kenangan.
Tabel 8 Pengetahuan Penduduk
Mengenai Sapta Pesona
Sumber: Hasil Penelitian, 2014
Mengenai sapta pesona yang
dilakukan penduduk sekitar, walaupun
sebagian besar masyarakat belum
mengetahui sapta pesona namun mereka
telah melakukannya sebagai salah satu
kebiasaan sehari-hari. Sebagian besar
sapta pesona sudah dilakukan berupa
menjaga kebersihan, menjaga keamanan,
menjaga keindahan, menjaga kesejukan,
menjaga ketertiban, dan bersikap ramah
tetapi unsur kenangan yang dilakukan
masyarakat masih sangat sedikit. Oleh
karena itu perlu adanya kesadaran dari
masyarakat untuk ikut terlibat dalam
pengembangan pariwisata di daerahnya
yaitu dengan cara ikut dalam Kompepar
dan mengikuti penyuluhan pariwisata. Hal
tersebut dapat dilihat dari kurangnya
akifitas yang dilakukan penduduk dan
kurangnya hasil produk kerajinan yang
dapat dijual kepada wisatawan.
Penduduk memilki harapan yang
besar kepada pemerintah untuk
peningkatkan pengembangan pariwisata
berupa pelengkapan fasilitas, dan
memperbaiki aksesibilitas, menyediakan
tempat sampah, promosi pariwisata,
mengatasi perusahaan penimbunan batu
bara (stockpile) serta perkebunan sawit
dengan pembatasan kawasan untuk
menjaga lingkungan bangunan cagar
budaya dan menciptakan kenyamanan
wisatawan. Oleh karena itu pemerintah
terkait perlu memperhatikan keluhan dan
harapan dari penduduk, sehingga
pariwisata di Kawasan Percandian
Muarajambi dapat berkembang dan
menjadi salah satu destinasi wisata
andalan di Kabupaten Muaro Jambi atau
bahkan Provinsi Jambi.
Penerapan sadar wisata dan sapta
pesona, pemerintah dalam hal ini
No Respon
Penduduk
Jumlah
Penduduk
Persen
tase
(%)
1 Mengetahui
Sapta Pesona 33 47,1
2
Tidak
Mengatahui
Sapta Pesona
37 52,9
Jumlah 70 100
13 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
Kementerian Pariwisata mencanangkan
program pembentukan Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis), adalah kelembagaan
di tingkat masyarakat yang anggotanya
terdiri dari para pelaku kepariwisataan
yang memiliki kepedulian dan tanggung
jawab serta berperan sebagai penggerak
dalam mendukung terciptanya iklim
kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya kepariwisataan, serta
terwujudnya sapta pesona dalam
meningkatkan pembangunan daerah
melalui kepariwisataan dan
manfaatkannya bagi kesejahteraan
masyarakat sekitar. Termasuk dalam
kategori Pokdarwis diatas adalah
organisasi masyarakat yang disebut
Kompepar (Kelompok Penggerak
Pariwisata).
Tabel 9 Keikutsertaan Penduduk Pada
KOMPEPAR di Kawasan Percandian
Muarajambi
Sumber: Hasil Penelitian, 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar penduduk
sekitar sebesar 69% belum terlibat dalam
kelompok penggerak pariwisata,
kemudian sebagain kecil sebesar 31%
terlibat dalam kelompok penggerak
pariwisata. Masih kecilnya keterlibatan
masyarakat dalam kelompok pariwisata
karena belum terasanya dampak langsung
dari perkembangan pariwisata bagi
masyarakat sekitar.
Terdapat satu kelompok penggerak
wisata yaitu Padmasana Foundation.
Yayasan Padmasana Foundation adalah
lembaga nirlaba yang merupakan
kolaborasi antara Macro Film
International, Dwarapalamuja dan
Saramuja. Bersifat terbuka, non-
pemerintah serta berbasis masyarakat
tidak terikat dengan agama. Terbentuknya
yayasan ini menjadikan siapa saja dan
latar belakang apapun dapat bergabung
atas dasar kepedulian terhadap Kawasan
Percandian Mauarajambi. Beragamnya
latar belakang anggota, menjadikan
padmasana sebagai wadah saling berbagi
pengetahuan yang dikuasi tiap anggota.
Berikut program kegiatan yang dilakukan
padmasana foudation diantaranya:
a. Melakukan riset sejarah untuk
merekonstruksi serta
mengkultivasi Universal Value
dan Sejarah Melayu.
b. Mengumpunkan benda-benda
cagar budaya yang ditemukan
masyarakat untuk diteliti dan
dijaga kelestariannya.
No Jawaban
Responden
Jumlah
Penduduk Persentase
1 Mengikuti
KOMPEPAR 22 31
2
Tidak
Mengikuti
KOMPEPAR
48 69
Jumlah 70 100
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 14
c. Melakukan pelatihan dan
sosialisasi tentang sejarah dan
pariwisata.
d. Menjadi rekan kerja dinas
pariwisata dalam mengadakan
event wisata, pengembangan
wisata dan pembuatan video profil
wisata di daerah Jambi.
e. Mengusulkan dan membantu
perangkat desa untuk
pengembangan desa wisata.
f. Merancang dan mendirikan sarana
pariwisata.
g. Mendidik anak-anak sekitar
melalui Sekolah Alam Raya
Muaro Jambi.
h. Membantu mencari donatur
beasiswa untuk anak-anak sekitar
candi yang mau melanjutkan
kuliah jurusan arkeologi.
i. Membangun rumah budaya
(rumah menapo) di Kawasan
Percandian Muarajambi
Selain Padmasana Foudation terdapat
juga Gerakan Muaro Jambi Bersakat yang
merupakan lembaga kemasyarakatan dari
desa Jambi Tulo dan Jambi Kecik,
Kecamatan Muaro Sebo yang berbatasan
langsung dengan Kawasan Percandian
Muarajambi, GMJB merupakan lembaga
kemasyarakatan yang konsen dalam
penyelamatan anggrek hutan di
Kabupaten Muaro Jambi. Terdapat juga
organisasi yang lebih besar yaitu The
Society Of Muaro Jambi Temple (THE
SOMT) adalah sebuah komunitas
masyarakat yang peduli terhadap
Percandian Muarjambi. Tujuan utama
pembentukan The SOMT yaitu bagaimana
Candi Muarajambi diakui UNESCO
sebagai warisan dunia (world Herritage).
Pengembangan pariwisata harus
didukung oleh berbagai pihak yang
tentunya berkaitan dengan kegiatan
pariwisata itu sendiri, baik pihak swasta,
pemerintah daerah khususnya desa,
maupun dinas terkait seperti Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, Balai
Pelestarian Cagar Budaya Jambi dan
dinas-dinas lainnya. Pengelola inilah yang
nantinya akan mengatur kebijakan-
kebijakan serta pelaksanaan di lapangan,
pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar
Budaya Jambi, serta perangkat Desa dan
Kecamatan sebagai pengelola harus
berpartisipasi aktif dalam perencanaan,
pembinaan, pengaturan, pelaksanaan,
serta pengawasannya.
Pengelolaan Muarajambi harus
berbasis masyarakat, yaitu pengelolaan
yang memperkerjaan atau
mengikutsertakan masyarakat lokal agar
dapat menumbuhkan rasa memiliki dan
kesadaran untuk ikut berperan aktif dalam
pengembangan kepariwisataan
15 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
dilingkungannya. Dinas Pariwisata dan
Budaya telah melibatkan masyarakat
sekitar secara langsung seperti melibatkan
masyarakat dalam event-event wisata,
melakukan pelatihan kepariwisataan dan
sosialisasi pentingnya pelestarian serta
kesejahteraan masyarakat melalui
pariwisata. Balai Pelestarian Cagar
Budaya dalam hal ini juga melibatkan
masyarakat dalam melaksanakan tugasnya
seperti menjadikan masyarakat sekitar
sebagai tenaga lokal dalam penelitian dan
proses ekskavasi, juru pelihara, tenaga
keamanan, dan memberikan pelatihan
serta sosialisasi tentang pelestarian cagar
budaya.
Promosi yang sudah dilakukan oleh
pemerintah terkait yaitu melalui media
lokal yang berada di Jambi, melalui dunia
maya dengan membuat video profil
pariwisata, pemilihan duta pariwisata dan
melalui pameran-pameran kebudayaan
baik yang berada di jambi maupun
nasional. Promosi merupakan salah satu
hal penting agar wisatawan mengetahui
wisata yang ada di Jambi guna menarik
wisatawan agar berkunjung ke Kawasan
Percandian Muarajambi. Promosi juga
dilakukan dengan mengajak setiap peserta
kunjungan kedinasan dari daerah lain
untuk mengunjungi Kawasan Percandian
Muarajambi.
Rencana pengembangan pariwisata
kedepan yaitu membangun infrastruktur
yang dibutuhkan seperti akses jalan raya,
pusat informasi, parkir, jaringan listrik dan
air, museum, dan kebutuhan infrastruktur
lainnya. Selanjutnya rencana kebijakan
dilalukan dengan memperhatikan aspek
perlindungan cagar budaya salah satunya
dengan pengendalian pemanfaatan
kawasan yaitu dengan pembagian zona.
Berikut pembagian pembagian zona
pengendalian pemanfaatan kawasan.
- Zona I (zona inti) yang merupakan
daya tarik artefak yang dilindungi
- Zona II (zona pengaruh) untuk
pengembangan daya tarik baru
- Zona III (zona pengembangan) yang
diharapkan untuk memberi dampak
bagi penduduk sekitar.
Adanya pembagian zona ini bertujuan
untuk menjaga bangunan cagar budaya
yang ada serta tetap mengembangan
bangunan candi sebagai daya tarik wisata.
Pemerintah melalui bantuan kementerian
koperasi sudah menyediakan bangunan
disekitar parkir untuk lokasi masyarakat
berjualan baik makanan dan minuman
atau souvenir.
Event wisata yang diselenggarakan
oleh pemerintah terkait yaitu Festival
Candi Muarajambi yang diselenggarakan
rutin setiap tahunnya, even ini berisikan
acara seperti pertunjukan seni budaya tiap
S.Suryansyah, dkk
Kemenarikan Kawasan Percandian... | 16
Kota/ kabupaten, lomba perahu, lomba
tari, lomba musik tradisional, tour sepeda,
bazar UKM dan hiburan artis ibu kota.
Kendala dalam pengembangan
pariwisata Kawasan Percandian
Muarajambi adalah tersebar luasnya
bangunan candi yang membutuhkan dana
besar untuk di ekskavasi, terbatasnya
SDM dan waktu yang lama untuk
ekskavasi, terbatasnya dana untuk
ekskavasi, adanya perusahaan
penimbunan batu bara (stockpile) yang
merusak menapo, dan adanya pekebunan
sawit .
KESIMPULAN
Berdasarkan penilaian wisatawan dan
data kunjungan menunjukkan, bahwa
Kawasan Percandian Muarajambi
merupakan destinasi wisata yang menarik,
hal ini juga terlihat dari grafik pengunjung
yang setiap tahunnya semakin meningkat.
Nilai kemenarikan keragaman,
kemenarikan daya tarik , dan keragaman
aktifitas yang dapat dilakukan wisatawan
mendapatkan nilai kemenarikan tertinggi
dari wisatawan. Berdasarkan skoring
peneliti di lapangan, aksesibilitas menuju
lokasi memiliki tingkat kemenarikan
cukup menarik, atraksi daya tarik wisata
memiliki kemenarikan tinggi/ sangat
menarik, amenitas memiliki kemenarikan
rendah atau kurang menarik, dan
infrastruktur pendukung wisata memiliki
kemenarikan rendah atau kurang menarik.
Meskipun sebagian besar masyarakat
belum mengatahui sapta pesona, akan
tetapi sesungguhnya mereka telah
melaksanakan beberapa unsur sapta
pesona sebagai kebiasan dalam kehidupan
sehari-hari. Terdapat kelompok penggerak
pariwisata yaitu Padmasana Foundation
digerakan oleh pemuda sekitar serta
menjadi rekan kerja pemerintah dalam
mempercepat pengembangan pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan
Pembangunan Destinasi Pariwisata
Konsep dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Saudagar, Fachruddin. (2013). Memasuki
Gerbang Situs Sejarah Muaro
Jambi. Jambi: Yayasan FORKKAT
Jambi.
Sumber Hasil Penelitian, Laporan,
Skripsi, Tesis, Jurnal:
17 | Antologi Geografi, Volume 3 Nomor 2 September 2015
Badan Statistik Jambi. (2012). Jambi
Dalam Angka 2012. Jambi. BPS
Jambi.
Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik
Politik 2014. Jakarta: BPS Nasional.
Budiwiyanto, Adi. (2012). Kontribusi
Kosakata Bahasa Daerah dalam
Bahasa Indonesia. [Online].
Diakses dari
http://badanbahasa.kemdikbud.go.i
d/lamanbahasa/content/kontribusi-
kosakata-bahasa-daerah-dalam-
bahasa-indonesia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jambi (2013). Data Base
Pariwisata Provinsi Jambi. Jambi:
Disbudpar
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi.
(2013). Laporan Draft Akhir
Penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Provinsi (RTR
KSP) Kawasan Wisata Muaro
Jambi. Jambi: Dinas PU.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif. (2012). Pedoman Kelompok
Sadar Wisata. Jakarta:
Kemenparekraf.
Maryani, Enok (2011). Pengembangan
Wisata Bandung Persepsi
Wisatawan. Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Sumaryadi, Aditio. (2014). Kesesuaian
Rencana Pengembangan
Pariwisata Kawasan Kaki
Jembatan Suramadu Sisi Madura,
Dengan Persepsi Wisatawan
Terhadap Kebutuhan
Pariwisata.(Jurnal). Sekolah
Arsitektur, Perencanaan dan
Pengembangan Kebijakan ITB
Teguh, Frans. (2013). Kebijakan
Pengembangan Destinasi Nasional
Untuk Pembangunan Pariwisata.
Seminar Nasional Ekowisata
Universitas Wigyatama. Malang:
tidak diterbitkan.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan.
Undang-undang Otonomi Daerah No. 25
Tahun 2000
Sumber Internet:
ASEAN (Association Of South East
Asian Nations) . (2013). Tourist
arrivals in ASEAN.
[Online]. Diakses dari http://
www.asean.org/images/2015/februar
y/asean_statistic/Table%2028.pdf
BIG (Badan Informasi Geospasial).
Indonesia Memiliki 13.466 Pulau
yang Terdaftar dan Berkoordinat
[Online]. Diakses dari
http://www.bakosurtanal.go.id/berita
-surta/show/indonesia-memiliki-13-
466-pulau-yang-terdaftar-dan-
berkoordinat
Mardianto, Roy. (2013). Profil
Padmasana Foundation. [Online].
Diakses dari
http://padmasanafoundation.blogspot
.com/2013/11/padmasana.html