Kembangkan Sapi Perah di Dataran Rendah, Dosen …...stress akibat kepanasan. Dewasa ini peternak...

1
Kembangkan Sapi Perah di Dataran Rendah, Dosen Unila Raih Gelar Doktor di UB Submit by dietodita on December 21, 2016 | Comment(s) : 0 | View : 3349 6155_20161222141350 Peternakan sapi perah umumnya berada di wilayah dataran tinggi yang dingin dan sejuk untuk menghindari ternak stress akibat kepanasan. Dewasa ini peternak mengembangkan sapi perah di dataran rendah untuk meningkatkan produksi dan menekan jumlah impor susu. Namun cekaman panas karena suhu dan kelembapan yang tinggi di dataran rendah menjadi kendala bagi ternak untuk berproduksi secara optimal. Berangkat dari latar belakang tersebut mahasiswa program doktoral Pascasasarjana Fapet UB, Ir. Arif qisthon, M.Si melakukan kajian untuk memanipulasi lingkungan guna menciptakan kondisi yang lebih nyaman. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung ini, melakukan penelitian sebagai ujian akhir disertasi yang dilaksanakan pada, Kamis (15/12/2016). Ia mengangkat judul “Potensi Pengembangan Sapi Perah di Dataran Rendah : Kajian Fisiologis dan Produksi Susu Pada Perlakuan Pendinginan Tubuh Untuk Mengatasi Cekaman Panas (Studi Kasus di Peternakan KUTT Suka Makmur, Grati, Kabupaten Pasuruan dan PT Antara Dairy Farm, Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur”. Dibawah asuhan komisi pembimbing Prof. Woro Busono, Prof. Suyadi, dan Dr. Puguh Surjowardojo, ia melakukan penelitian di dua lokasi dataran rendah dengan musim yang berbeda. Yaitu kandang Koperasi Usaha Tani Ternak (KUTT) sapi perah Suka Makmur, Desa Trewung, Grati pada musim kemarau (Oktober – Desember 2014). Sedangkan di PT Antara Dairy Farm Desa Tergambang Kabupaten Tuban dilakukan padamusim hujan (Januari – Maret 2014). Penelitian di KUTT menggunakan 12 ekor sapi PFH sedangkan di PT. Antara Dairy Farm menggunakan 16 ekor. Ternak dikelompokkan berdasarkan jumlah produksi susu harian awal dengan beberapa perlakuan. Antara lain K (kontrol, tanpa penganinan dan penyiraman air), A (penganginan dengan kipas angin), S (penyiraman dengan sprayer) dan SA (kombinasi penyiraman dan penganginan). Perlakuan tersebut dilaksanakan pada frekuensi dan suhu tertentu. Kesimpulanyang dapat ditarik dari ialah perlakuan penyiraman air ke tubuh dapat memperbaiki mekanisme termoregulasi. Sehingga mampu mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal pada sapi PFH yang menderita cekaman panas di dataran rendah. (dta)

Transcript of Kembangkan Sapi Perah di Dataran Rendah, Dosen …...stress akibat kepanasan. Dewasa ini peternak...

Kembangkan Sapi Perah di Dataran Rendah, Dosen Unila Raih Gelar Doktor di UB

Submit by dietodita on December 21, 2016 | Comment(s) : 0 | View : 3349

6155_20161222141350

Peternakan sapi perah umumnya berada di wilayah dataran tinggi yang dingin dan sejuk untuk menghindari ternak stress akibat kepanasan. Dewasa ini peternak mengembangkan sapi perah di dataran rendah untuk meningkatkan produksi dan menekan jumlah impor susu. Namun cekaman panas karena suhu dan kelembapan yang tinggi di dataran rendah menjadi kendala bagi ternak untuk berproduksi secara optimal. Berangkat dari latar belakang tersebut mahasiswa program doktoral Pascasasarjana Fapet UB, Ir. Arif qisthon, M.Si melakukan kajian untuk memanipulasi lingkungan guna menciptakan kondisi  yang lebih nyaman.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung ini, melakukan penelitian sebagai ujian akhir disertasi yang dilaksanakan pada, Kamis (15/12/2016). Ia mengangkat judul “Potensi Pengembangan Sapi Perah di Dataran Rendah : Kajian Fisiologis dan Produksi Susu Pada Perlakuan Pendinginan Tubuh Untuk Mengatasi Cekaman Panas (Studi Kasus di Peternakan KUTT Suka Makmur, Grati, Kabupaten Pasuruan dan PT Antara Dairy Farm, Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur”.

Dibawah asuhan komisi pembimbing Prof. Woro Busono, Prof. Suyadi, dan Dr. Puguh  Surjowardojo, ia melakukan penelitian di dua lokasi dataran rendah dengan musim yang berbeda. Yaitu kandang Koperasi Usaha Tani Ternak (KUTT) sapi perah Suka Makmur, Desa Trewung, Grati pada musim kemarau (Oktober – Desember 2014). Sedangkan di PT Antara Dairy Farm Desa Tergambang Kabupaten Tuban dilakukan  padamusim hujan (Januari – Maret 2014).

Penelitian di KUTT menggunakan 12 ekor sapi PFH sedangkan di PT. Antara Dairy Farm menggunakan 16 ekor. Ternak dikelompokkan berdasarkan jumlah produksi susu harian awal dengan beberapa perlakuan. Antara lain K (kontrol, tanpa penganinan dan penyiraman air), A (penganginan dengan kipas angin), S (penyiraman dengan sprayer) dan  SA (kombinasi penyiraman dan penganginan). Perlakuan tersebut dilaksanakan pada frekuensi dan suhu tertentu.

Kesimpulanyang dapat ditarik dari ialah perlakuan penyiraman air ke tubuh dapat memperbaiki mekanisme termoregulasi. Sehingga mampu mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal pada sapi PFH yang menderita cekaman panas di dataran rendah. (dta)