KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA … PDF/F. Psikologi/Psikologi...i KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA...
Transcript of KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA … PDF/F. Psikologi/Psikologi...i KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA...
i
KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
NEGERI 1 SEWON
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :Diah Pertiwi Nugroho
NIM: 019114103
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAJOGJAKARTA
2009
iv
MOTTO
Perbaharuilah Dirimu Hari Ini, Perbaharuilah Dirimu
Setiap Hari, Dan Perbaharuilah Dirimu Seterusnya.
Seseorang Yang Takut Berbuat Salah Justru Merasa
Kelelahan Meskipun Belum Berbuat Apa-Apa.
Tanpa Doa Dan Ikhtiar, Sebuah Harapan Tidak Akan
Terwujud Dengan Sempurna.
v
KARYA SEDERHANA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK
Bapak dan Ibu tercinta
Yang selalu memberiku limpahan cinta, kasih sayang,
perhatian, pengertian, kesabaran yang tak terhingga, dan
yang telah mendidik dan menjaga aku hingga aku bisa
seperti ini.
Mbak-mbakku tersayang
Mama Kun, Mama Tie, dan Mama Nie yang selalu
mengajarkan aku tentang kedewasaan dan menjadi tempatku
untuk berbagi keluh kesah.
Bang Jefry
Yang telah dengan sabar menunggu dan terus menempa aku
menjadi lebih dewasa.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Diah Pertiwi Nugroho
NIM : 019114103
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul
“KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SEWON” adalah karya tulis saya sendiri.
Skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah saya
sebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Jogjakarta, 23 Mei 2009
Penulis,
Diah Pertiwi Nugroho
vii
ABSTRAKKEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SEWON
Diah Pertiwi Nugroho019114103
Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kematangan vokasional pada siswa SMK N 1 Sewon. Kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon adalah hasil evaluasi terhadap siswa SMK N 1 Sewon dalam penguasaan individu terhadap tugas perkembangan vokasional. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMK N 1 Sewon yang berjumlah 63 orang. Pengambilansampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kematangan vokasional yang disusun oleh peneliti. Skala tersebut terdiri dari 30 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,919. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 36 siswa (57,14%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional sangat tinggi, 21 siswa (33,33%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional tinggi, 6 siswa (9,52%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional rendah dan sangat rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas subyek penelitian telah memiliki tingkat kematangan vokasional sangat tinggi.
Kata kunci : kematangan vokasional, siswa SMK N 1 Sewon.
viii
ABSTRACTVOCATIONAL MATURITY OF THE STUDENTS
OF SEWON 1 STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL(SMK N 1 SEWON)
Diah Pertiwi Nugroho019114103
Psychology FacultySanata Dharma University Yogyakarta
This research was aimed to investigate description of vocational maturity level of the students of SMK N 1 Sewon. Vocational maturity of the student of SMK N 1 Sewon is result of evaluation to student of SMK N 1 Sewon in hand individual of vocational development task. The subjects of this research were 633rd grade students of SMK N 1 Sewon. Accidental sampling was applied to collect data. Data collection was conducted using vocational maturity scale thatwas made by researcher. The scale consisted of 30 items with reliability coefficient of 0,919. Result of current research indicates that there are 36 students (57,14%) with a very high level of vocational maturity, 21 student (33,33%) ofhigh level of vocational maturity, 6 student (9,52%) of medium level of vocationalmaturity, and there is no student ( 0%) of low and very low level of vocational maturity. It was concluded that majority of the subjects have already had a very high level of vocational maturity.
Keyword : vocational maturity, students of SMK N 1 Sewon.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
sarjana pada Jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama persiapan, penyusunan hingga
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Eddy Suhartanto, S. Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, atas
ijin dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
2. Ibu Sylvia Carolina M. Y. M., S.Psi., M.Si., selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas saran, perhatian, dan
motivasi kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya selaku dosen pembimbing skripsi. Terima
kasih atas kesabaran, ketelitian dan nasihat yang diberikan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si dan Bapak P. Agung Santoso, S. Psi., M.A
selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan dan kritikan demi
kesempurnaan skripsi ini.
xi
5. Seluruh staf pengajar di Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu-ilmu psikologi yang menarik tentang kepada penulis.
6. Karyawan Fakultas Psikologi., Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas
Muji, dan, Mas Doni terima kasih atas bantuan dan kebersamaan yang telah
diberikan kepada penulis selama penulis kuliah.
7. Bapak Sudarman selaku Kepala Sekolah SMK N I Sewon telah memberikan
ijin penelitian di SMK N I Sewon. Beserta para guru yang telah membantu
penulis, terutama Pak Matori yang dengan senang hati membantu penulis
dalam ngurus ijin penelitian. “Matur nuwun sanget nggih Pak”.
8. Bapak tercinta, terima kasih untuk limpahan cinta, kasih sayang pengertian,
perhatian, dan pengalaman menyenangkan yang selalu Bapak berikan untuk
penulis. Semoga Bapak bisa segera pulih dan kita bisa jalan-jalan berdua lagi.
9. Ibu tercinta, terima kasih atas limpahan cinta, kasih sayang, perhatian,
pengertian, doa, pengorbanan, dan kesabaran tak terhingga yang selalu Ibu
untuk penulis. Kerja keras dan semangat Ibu, akan aku jadikan teladan dalam
kehidupanku.
10. Mama Kun, Mama Tie, & Mama Nie, terima kasih atas setiap dukungan,
bantuan, pengertian, doa, pengalaman berharga, dan keponakan-keponakan
yang lucu yang telah kalian berikan untukku. Terutama buat Mama Kun:
“Makasih ya Ma udah banyak mengalah n kasih aku waktu buat sering-sering
ke kampus. Meski kadang kerjaan Mama lg banyak”. I Love U All.
11. Ketiga kakak iparku (Mas Rinto, Mas Andi, & Mas Antok) “Makasih ya Mas
atas kesediaannya mengantar jemput aku kuliah dulu, dan nganterin aku kalo
xii
mo pergi-pergi. Sekarang aku dah bisa mandiri dan nggak ngrepotin kalian
lagi. Hehehehe......”
12. Octa Viantary alias Mbieeel “makasih ya Nduk udah menghibur Tante kalo
Tante lagi suntuk, jadi temen berantem Tante di rumah, dan jadi temen hang
out n jajan bareng yang menyenangkan sekaligus menguras kantong”.
13. Midhul, Dea, Edunk, Chacha, Ndul-ndul dan dua ponakanku yang masih ada
di perut, “makasih ya udah memberikan keceriaan dalam hari-hari Tante dan
saat-saat bersama kalian selalu membuat Tante tersenyum”.
14. Bang Jefry, terima kasih atas kebersamaan yang bermakna selama 5 taon ini.
Dari Abang, aku banyak belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya dan
dari Abang aku banyak belajar untuk bersikap dewasa. Semoga ini akan
menjadi awal yang indah untuk kita. Amien..
15. Keluarga ‘Kidhul’ (Simak, Abah, So Im, Tante). Makasih ya atas dukungan,
doa, dan waktu curhatnya. Especially buat So Im, “makasih ya Om udah
nemenin wara wiri selama ini. Makasih juga buat masukan-masukan,
sindiran-sindiran, dan kritik tajam yang memilukan hati. Hiks.. Hiks.. Hiks..”
16. My best friend Dita Anggraini alias ‘Onyel’ “Makasih ya Hun buat
kebersamaan yang indah selama 8 taon ini. Semoga persahabatan kita bisa
tidak terhenti disini meskipun jalan yang akan kita tempuh berbeda.
Perjanjian masih terus lanjut to Hun??Hehehehe...”
17. Temen-temen ‘01 baik yang udah lulus maupun yang sedang berjuang
denganku. Kebersamaan kita selama ini lebih memberikan warna dalam
kehidupanku. Buat yang lagi berjuang: “Semangat! Kalian pasti bisa...”
xiii
18. Buat ketiga “sahabatku” dalam ngerjain skripsi ini ‘3620’, ‘3744’, dan ‘2067’.
“Makasih ya kalian udah dengan setia nemenin aku kapanpun, dimanapun,
dan dalam keadaan apapun kalian ada untukku hingga skripsi ini selesai.
Jangan pada rewel ya. Hehehehe...”
19. Almameter-almameter peneliti dan para “pahlawan tanpa tanda jasa” yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga dan tak ternilai
untuk peneliti. Tanpa campur tangan Bapak dan Ibu sekalian mungkin
peneliti hanya akan menjadi “manusia tanpa arah dan masa depan”.
20. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang
telah diberikan.
Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak akan selalu diterima dengan terbuka supaya Tugas Akhir ini dapat
berguna bagi pembaca maupun pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian
tentang kematangan vokasional terutama pada siswa sekolah.
Yogyakarta, 23 Mei 2009
Penulis
Diah Pertiwi Nugroho
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT....................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
A. Remaja................................................................................................................ 7
1. Definisi Remaja............................................................................................. 7
2. Batasan Usia Remaja.................................................................................... 7
3. Tugas Perkembangan Vokasional pada Masa Remaja ............................ 8
B. Kematangan Vokasional................................................................................. 12
xv
1. Pengertian Kematangan Vokasional ......................................................... 12
2. Aspek-aspek Kematangan Vokasional...................................................... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Vokasional................ 16
C. Sekolah Menengah Kejuruan.......................................................................... 19
1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan.................................................. 19
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan........................................................ 20
3. Pendekatan Pembelajaran ........................................................................... 21
4. Pola Penyelenggaraan ................................................................................. 22
D. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul.............................. 23
1. Deskripsi SMK N 1 Sewon ........................................................................ 23
2. Jurusan........................................................................................................... 24
3. Visi dan Misi SMK N 1 Sewon ................................................................. 24
4. Fasilitas Sekolah .......................................................................................... 25
5. Kurikulum Sekolah...................................................................................... 26
E. Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon ....................................... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 31
A. Desain Penelitian............................................................................................. 31
B. Subyek Penelitian............................................................................................ 32
C. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................................... 32
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian..................................................... 32
E. Alat Pengumpulan Data.................................................................................. 34
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................................ 39
G. Analisis Data.................................................................................................... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 45
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 45
xvi
B. Hasil Penelitian................................................................................................ 46
1. Deskripsi Statistik Data Penelitian ............................................................ 46
2. Tingkat Kematangan Siswa SMK N 1 Sewon ......................................... 46
C. Pembahasan...................................................................................................... 48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 51
B. Kelemahan Penelitian ..................................................................................... 51
B. Saran.................................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 53
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue-print Skala Kematangan Vokasional.......................................... 36
Tabel 2. Distribusi Item Pra Uji-Coba Skala Kematangan Vokasional ............ 37
Tabel 3. Skor Skala Kematangan Vokasional................................................... 38
Tabel 4. Distribusi Item Final Skala Kematangan Vokasional ......................... 41
Tabel 5. Uji Reliabilitas α Cronbach Skala Kematangan Vokasional .............. 43
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian.................................................................... 46
Tabel 7. Norma Kategori Skor .......................................................................... 47
Tabel 8. Kategori Skor Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon....... 47
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba............................................................................... 56
Lampiran 2. Data Try Out.................................................................................. 63
Lampiran 3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Skala....................................... 67
Lampiran 4. Data Lolos Try Out ........................................................................ 69
Lampiran 5. Analisis Reliabilitas Item Sahih .................................................... 72
Lampiran 6. Skala Final ..................................................................................... 74
Lampiran 7. Data Penelitian............................................................................... 80
Lampiran 8. Analisis Deskriptif Data Penelitian ............................................... 86
Lampiran 9. Kategori Siswa SMK N 1 Sewon
Berdasarkan Tingkat Kematangan Vokasional.............................. 87
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian dari SMK N I Sewon ..................... 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu perhatian utama remaja usia 15-21 tahun pada umumnya
difokuskan pada perencanaan dan persiapan akan suatu pekerjaan (Havighurst,
1953). Perencanaan akan suatu pekerjaan ini dilakukan dengan jalan
mempersiapkan diri secara lebih baik sesuai dengan rencana tersebut, seperti
memilih kurikulum, jenis pendidikan, dan tambahan ketrampilan yang sekiranya
bisa mendukung rencana tersebut.
Hal ini sejalan dengan salah satu tugas perkembangan yang penting
pada masa remaja yaitu mempersiapkan karier ekonomi (Havighurst, 1953).
Tugas ini sering disebut dengan tugas perkembangan vokasional. Tugas
perkembangan vokasional diartikan Conger (1977) sebagai sikap memilih dan
mempersiapkan diri dalam memasuki pekerjaan guna mempersiapkan
kemandirian dalam bidang ekonomi. Super (dalam Jersild, dkk, 1965)
menambahkan bahwa tugas perkembangan vokasional pada masa remaja adalah
melakukan pemantapan pilihan-pilihan pekerjaan sehingga seseorang
memformulasikan pendapatnya tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya.
Seorang remaja diharapkan sudah mulai mencari informasi yang berhubungan
dengan pekerjaan yaitu pekerjaan yang sesuai dengan perkembangan minat,
kemampuan, dan kesempatan yang ada. Sejalan dengan pendapat Super,
Tiedeman dan O’Hara (dalam Jersild, dkk, 1965) mengungkapkan bahwa
2
perkembangan vokasional merupakan proses perkembangan diri seseorang yang
berhubungan dengan memilih, memasuki, dan mencapai kemajuan-kemajuan
yang terjadi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
Dari beberapa penjelasan mengenai perkembangan vokasional diatas
dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan vokasional adalah sikap
mempersiapkan diri dalam memasuki pekerjaan dengan jalan memilih pekerjaan
yang sesuai dengan dirinya yaitu sesuai dengan minat, kemampuan, kesempatan
yang ada, dan mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilihnya.
Ketika individu telah menguasai dan menjalankan tugas-tugas perkembangan
vokasionalnya maka individu tersebut dikatakan telah mempunyai kematangan
vokasional (Anastasi, 1979).
Philip (dalam Handayani, 2002) mendefinisikan kematangan vokasional
sebagai kesiapan diri untuk suatu bidang pekerjaan. Dalam kematangan
vokasional diperlukan adanya kesesuaian antara individu dengan pekerjaan, dan
bagaimana proses pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan (Crites,
1969). Kematangan vokasional juga terlihat dari cara individu dalam memilih
pekerjaan dengan penuh keyakinan (Pietrofesa dan Splete, 1975). Jordan (dalam
Fuhrman, 1990) menambahkan karakteristik dari individu yang memiliki
kematangan vokasional, diantaranya: bertanggung jawab, menilai diri dalam cara
yang realistik, mampu menggunakan informasi pendidikan dan pekerjaan secara
tepat, memahami segala faktor yang perlu dipertimbangkan dan mengambil
keputusan yang tepat dalam memilih pekerjaan.
3
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan vokasional pada
masa remaja, diantaranya: inteligensi, bakat, sekolah, keluarga, kepribadian, dan
minat individu terhadap suatu pekerjaan (Sukardi, 1987). Salah satu faktor yang
mempunyai peran yang cukup dominan dalam pencapaian kematangan vokasional
pada masa remaja adalah faktor sekolah. Menurut Brown (dalam Wahyono,
2002) idealnya sekolah mampu memberikan pengetahuan dasar dan sejumlah
ketrampilan khusus serta pelatihan yang dapat mempertemukan siswa dengan
persyaratan-persyaratan di dunia kerja. Peran sekolah dalam pencapaian
kematangan vokasional pada siswa ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan
oleh Dharmastuti (1997) yaitu kematangan vokasional pada siswa STM lebih
tinggi daripada kematangan vokasional pada siswa SMU. Hal tersebut sejalan
dengan arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan yaitu menghasilkan
lulusan seperti yang diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
sumber daya manusia yang memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi
(“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004).
Melalui sekolah kejuruan para siswa dididik dan diarahkan untuk
menjadi tenaga kerja menengah yang terampil, mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya. Hal ini dikarenakan Sekolah
Menengah Kejuruan memberikan pelatihan di industri yang dilaksanakan selama
empat bulan sampai dengan satu tahun pada industri dalam maupun luar negeri
atau lebih dikenal dengan program Pendidikan Sistem Ganda (“Kurikulum SMK
Edisi 2004,” 2004). Program ini selain memberikan pengalaman kerja juga
bermanfaat untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, mengerti kemampuan
4
dan minatnya, menjadi produktif dan dapat digunakan untuk mengembangkan
ketrampilan dan bakat.
Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berhasil
mengantarkan lulusannya memasuki dunia kerja, baik bekerja di sebuah
perusahaan ataupun berwirausaha adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Sewon menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan besar yang ada di
Indonesia seperti Sari Ayu Martha Tilaar dan Mustika Ratu yang bergerak di
bidang kecantikan, memilih siswa-siswa lulusan SMK N 1 Sewon untuk bekerja
di perusahaan mereka (Wuris, 2007). Kerja sama yang terjalin tersebut membantu
siswa untuk dapat langsung bekerja setelah mereka lulus sehingga siswa tidak
kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Dengan adanya kerja sama tersebut, siswa dituntut untuk memiliki
kematangan vokasional yaitu kesiapan diri untuk suatu bidang pekerjaan sebelum
mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal kematangan vokasional yang tinggi,
siswa bisa lebih siap kerja, memiliki kompetensi terhadap pekerjaan, dan mampu
mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan pekerjaan. Sebaliknya, siswa
yang dengan tingkat kematangan vokasional yang rendah dapat mengalami
kesulitan ketika mereka dihadapkan dalam dunia kerja yang sebenarnya karena
kurangnya persiapan diri, kurangnya kompetensi terhadap pekerjaan, dan tidak
dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan pekerjaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti ingin mengetahui
gambaran tingkat pencapaian kematangan vokasional siswa Sekolah Menengah
5
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan evaluasi mengenai kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon
yaitu sejauh mana pihak sekolah membantu siswa mencapai tingkat kematangan
vokasional melalui kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan. Dengan demikian,
sekolah dapat menciptakan kondisi-kondisi yang sesuai sehingga dapat membantu
para siswa untuk mencapai tingkat kematangan vokasional yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pokok yang akan
diungkap dalam penelitian ini, adalah sejauh mana tingkat kematangan vokasional
telah dicapai oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon,
Bantul, Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pencapaian kematangan
vokasional siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul,
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi, bahan
referensi, dan dasar untuk penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan
kematangan vokasional.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa kelas 3, memberikan gambaran mengenai kematangan
vokasional yang telah dicapai mereka terutama setelah menempuh
pendidikan di SMK N 1 Sewon.
b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
evaluasi dalam pelaksanaan kebijakan yang telah dan akan dilakukan oleh
pihak sekolah dalam meningkatkan kematangan vokasional siswa
sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
siap memasuki dunia kerja.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja berasal dari kata adolescence yang berarti tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1999). Santrock
(2003) mendefinisikan masa remaja sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, dan sosial-
emosional. Remaja dikaitkan sebagai peralihan antara anak dan dewasa, karena
remaja tidak bisa digolongkan lagi sebagai anak atau masuk pada kategori orang
dewasa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan
masa peralihan antara anak dan dewasa yang mencakup perubahan kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik.
2. Batasan Usia Remaja
Monks & Knoers (2001) menyebutkan batasan usia remaja adalah 12
tahun sampai 21 tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu fase
remaja awal yang berusia 12-15 tahun, fase remaja tengah yang berusia 15-18
tahun, dan fase remaja akhir yang berusia 18-21 tahun. Sedangkan Steinberg
(1991) menggolongkan remaja menjadi dua bagian, yaitu remaja awal dan remaja
8
akhir. Remaja awal (early adolescence) berusia antara 10-14 tahun, dan batasan
usia remaja akhir (late adolescence) antara usia 15-22 tahun.
Menurut Sarwono (2003) di Indonesia, batasan usia remaja adalah
orang yang berusia 11-24 tahun dan belum menikah. Pernikahan menentukan
batasan antara masa remaja dan masa dewasa. Sarwono (2003) menambahkan
bahwa di Indonesia pada umumnya orang yang sudah menikah dianggap sudah
sebagai seorang dewasa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa batasan usia
remaja adalah orang yang berusia 11-21 tahun dan belum menikah.
3. Tugas Perkembangan Vokasional pada Masa Remaja
Havighurst (1953) mendefinisikan tugas perkembangan sebagai suatu
tugas yang timbul pada suatu periode atau masa tertentu dalam kehidupan
seseorang. Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar
dalam sikap dan pola perilaku anak. Tugas-tugas perkembangan tersebut
dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan
dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Ada delapan tugas
perkembangan pada masa remaja (Havighurst, 1953):
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
9
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karier ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
Dari tugas-tugas perkembangan pada masa remaja diatas, salah satu
tugas perkembangan yang penting adalah mempersiapkan karier ekonomi yang
difokuskan pada perencanaan dan persiapan akan suatu pekerjaan (Havighurst,
1953). Tugas ini sering disebut dengan tugas perkembangan vokasional. Tugas
perkembangan vokasional pada remaja adalah kemampuan untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan dasar dalam bekerja dengan jalan belajar, mengorganisasikan
energi untuk meyelesaikan suatu tugas pekerjaan sekolah, pekerjaan sehari-hari,
dan belajar untuk menomorsatukan pekerjaan dari keinginan untuk bermain.
(Havighurst dalam Pietrofesa & Splete, 1975)
Tugas perkembangan vokasional diartikan Conger (1977) sebagai
sikap memilih dan mempersiapkan diri dalam memasuki pekerjaan guna
mempersiapkan kemandirian dalam bidang ekonomi. O’Hara (dalam Tarsidi,
2007) mengemukakan bahwa perkembangan vokasional pada dasarnya
merupakan sebuah proses belajar sehingga tingkat belajar individu akan
menentukan keefektifan pemilihan kariernya. Sedangkan Super (dalam Jersild,
dkk, 1965), lebih menitik beratkan perkembangan vokasional remaja pada sikap
melakukan pemantapan pilihan-pilihan pekerjaan sehingga remaja
memformulasikan pendapatnya tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya.
10
Selain itu, seorang remaja juga mulai membuat pilihan pekerjaan sementara dan
mewujudkannya melalui pilihan yang tepat (Fuhrman, 1990). Pada tahap ini
remaja mulai mencari informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, yang sesuai
dengan perkembangan minat, kemampuan, dan kesempatan yang ada. Sejalan
dengan pendapat Super, Tiedeman dan O’Hara (dalam Jersild, dkk, 1965)
mengungkapkan bahwa perkembangan vokasional merupakan proses
perkembangan diri seseorang yang berhubungan dengan memilih, memasuki, dan
mencapai kemajuan-kemajuan yang terjadi dalam bidang pendidikan dan
pekerjaan.
Schulenberg, dkk, (dalam Prihastiwi, 1988) mendefinisikan
perkembangan vokasional sebagai suatu proses yang terjadi dalam hubungannya
dengan pekerjaan, dari memasuki sebuah pekerjaan sampai meninggalkan
pekerjaan. Powell (dalam Prihastiwi, 1988) menguraikan perkembangan
vokasional sebagai proses yang terjadi terus menerus melalui suatu periode waktu
dan dimanifestasikan dalam rangkaian tingkah laku vokasional yang terjadi
sepanjang kehidupannya. Asumsi lain yang terkandung dalam perkembangan
vokasional menurut Osipow (dalam Osipow, Walsh, & Tosi, 1984) yaitu bahwa
pekerjaan atau karier dianggap cara untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Ginzberg (dalam Grinder, 1978) menjelaskan tugas perkembangan
vokasional pada masa remaja, yaitu:
a. Mempertimbangkan faktor-faktor pribadi yang bersifat subyektif seperti
minat, kemampuan, nilai-nilai.
11
b. Mulai mempertimbangkan nilai-nilai yang dimiliki dan mencari bidang
pekerjaan atau kegiatan yang memungkinkan mereka mengekspresikan nilai-
nilai tersebut.
c. Muncul minat untuk dapat berguna bagi orang lain.
d. Mulai mengambil keputusan khusus tentang pekerjaan di masa datang.
e. Mencari lingkungan baru di luar rumah guna mengekspresikan minat dan
menguji keahliannya.
f. Dapat menemukan jalan untuk melaksanakan pilihan-pilihan yang telah
dibuat.
g. Dapat mengevaluasi pengalaman dan umpan balik yang diterima dari orang
lain.
Dari beberapa penjelasan mengenai perkembangan vokasional diatas
dapat disimpulkan bahwa perkembangan vokasional adalah sikap mempersiapkan
diri dalam memasuki pekerjaan dengan jalan memilih pekerjaan yang sesuai
dengan dirinya yaitu sesuai dengan minat, kebutuhan, kemampuan, kesempatan
yang ada, dan mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilihnya.
Ketika individu telah menguasai dan menjalankan tugas-tugas perkembangan
vokasionalnya maka individu tersebut dikatakan telah mempunyai kematangan
vokasional (Anastasi, 1979).
12
B. Kematangan Vokasional
1. Pengertian Kematangan Vokasional
Jersild, dkk (1965) mengatakan bahwa kematangan adalah suatu dasar
kemajuan atau perkembangan. Hal ini mengandung pengertian bahwa seseorang
yang telah mencapai suatu kematangan tidak berarti ia telah mencapai titik akhir
dalam suatu perkembangan, namun bisa dikatakan bahwa ia telah mampu
menggunakan potensi yang ada pada dirinya dalam menghadapi tugas-tugas
perkembangan. Istilah vokasional biasanya dikaitkan dengan masalah pekerjaan.
Vokasional berasal dari kata vocation (pekerjaan) yang berarti cara seseorang
mendapatkan pekerjaan (Gulo, tanpa tahun). Dari penjelasan mengenai
kematangan dan vokasional diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan
vokasional adalah proses menghadapi tugas-tugas perkembangan terutama dalam
mencari pekerjaan dengan menggunakan potensi yang ada dalam diri individu.
Anastasi (1979) menjelaskan bahwa individu yang telah menguasai
dan menjalankan tugas-tugas perkembangan vokasional bisa dikatakan telah
mempunyai kematangan vokasional. Kematangan vokasional diartikan sebagai
kesiapan seseorang untuk menyelesaikan perkembangan vokasional (Philip dan
Strohmer, 1982). Menurut Crites (1969), dalam konsep kematangan vokasional
diperlukan adanya kesesuaian antara individu dengan pekerjaan, dan bagaimana
proses pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Individu dikatakan
memiliki kematangan vokasional yang tinggi jika ditandai oleh keajegan memilih
pekerjaan yang diharapkan. Kematangan vokasional juga terlihat dari cara
individu dalam memilih pekerjaan dengan penuh keyakinan (Pietrofesa dan
13
Splete, 1975). Karakteristik individu yang memiliki kematangan vokasional
memiliki ciri-ciri: bertanggung jawab, menilai diri dalam cara yang realistik,
mampu menggunakan informasi pendidikan dan pekerjaan secara tepat,
memahami segala faktor yang perlu dipertimbangkan dan berkeinginan untuk
mengambil keputusan yang tepat (Jordan dalam Fuhrman, 1990).
Crites (1969) menambahkan, untuk memiliki kematangan vokasional yang
baik individu harus realistis dalam memilih suatu bidang pekerjaan, memiliki
kompetensi terhadap pekerjaan, mempunyai sikap terhadap pemilihan pekerjaan,
dan mempunyai kemantapan terhadap pilihannya. Menurut Ginzberg (dalam
Adams, 1980) pemilihan pekerjaan bukan suatu kejadian sesaat melainkan suatu
proses panjang yang berlangsung dari masa kanak-kanak akhir sampai masa
dewasa. Keputusan pemilihan pekerjaan dibuat melalui sebuah pertimbangan
yang dilandasi oleh ketertarikan pada suatu pekerjaan. Ketertarikan tersebut
muncul ketika individu berhadapan dengan rasa tanggung jawab dalam membuat
keputusan yang bijaksana dan menerima konsekuensi atas pilihan mereka
(Osipow, Walsh, & Tosi, 1984). Ginzberg (dalam Pietrofesa dan Splete, 1975)
menambahkan bahwa proses pemilihan pekerjaan tetap terbuka selama hidup
walaupun keputusan yang dibuat pada masa remaja mempengaruhi keputusan-
keputusan selanjutnya, dan pengalaman kehidupan secara terus-menerus
mempengaruhi kematangan vokasional. Disamping itu Ginzberg (dalam
Pietrofesa dan Splete, 1975) juga menyadari peluang/kesempatan memegang
peranan penting. Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan kariernya
berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi jika peluang/kesempatan
14
untuk bekerja dalam bidang tersebut tertutup karena tidak ada lowongan maka
karier yang dicita-citakan tidak bisa terwujud.
Menurut Super (dalam Tarsidi, 2007) kematangan vokasional tidak hanya
terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual
tetapi juga dengan perilaku yang dimanifestasikan dalam caranya melaksanakan
tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu. Lebih lanjut, Super
mengidentifikasi enam dimensi yang relevan dan tepat untuk remaja dalam
kematangan vokasional, yaitu:
a. orientation to vocational choice: dimensi sikap yang menentukan pilihan akhir
pekerjaannya.
b. information and planning: dimensi kompetensi individu untuk memilih jenis
informasi tentang keputusan karier masa depannya dan perencanaan yang
sudah terlaksana.
c. consistency of vocational preference: konsistensi individu dalam pilihan karier
yang disukainya.
d. crystallization of traits: kemajuan individu ke arah pembentukan konsep diri.
e. vocational independence: kemandirian dalam pengalaman kerja.
f. wisdom of vocational preference: dimensi yang berhubungan dengan
kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistik yang konsisten
dengan tugas-tugas pribadinya.
Hal lain yang berkaitan dengan kematangan vokasional adalah proses
pembuatan keputusan melibatkan apa yang sudah dipelajari oleh individu tentang
karier, maka tingkat belajar individu akan menentukan keefektifan pilihan-
15
pilihannya. Tujuan vokasional akan terumuskan dengan baik apabila persyaratan-
persyaratan pendidikan akademik terkait erat dengan persyaratan vokasionalnya.
2. Aspek-aspek Kematangan Vokasional
Berdasarkan uraian tentang kematangan vokasional diatas, dapat
diambil suatu kesimpulan mengenai kematangan vokasional yang dijadikan
konsep dalam penelitian ini. Kematangan vokasional merupakan penguasaan
individu terhadap tugas perkembangan vokasional yang menyangkut empat aspek
(Widayani, 1999), yaitu:
a. Eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan.
Sejauh mana remaja mulai mempersiapkan diri dengan cara memilih
jenis pendidikan yang tepat dan mulai mencari informasi tentang
pekerjaan yang akan dipilihnya sebagai bekal untuk memasuki
pekerjaan tersebut.
b. Penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan
pekerjaan.
Sejauh mana remaja mampu mengevaluasi kemampuan diri, mampu
mengadakan penyesuaian antara kemampuan dan kesempatan yang
dimiliki dengan pekerjaan yang dipilih.
c. Perencanaan masalah pekerjaan.
Sejauh mana remaja mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan
minat, kemampuan, bekal pendidikan, dan kesempatan yang dimiliki
16
individu, dan membuat usaha perencanaan tentang suatu pekerjaan
yang akan dipilih.
d. Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
Sejauh mana remaja mampu membuat keputusan secara mandiri dalam
pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya,
bertanggung jawab dengan pilihannya, dan berusaha aktif dalam
pencapaian pemilihan suatu pekerjaan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Vokasional
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan vokasional individu
terdiri dari faktor inteligensi, bakat, minat terhadap pekerjaan, kepribadian,
keluarga, jenis kelamin, dan faktor sekolah (Sukardi, 1987).
a. Inteligensi
Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu dapat dipergunakan
sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karier,
dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan suatu jenjang
pendidikan tertentu (Sukardi, 1987). Individu yang memiliki kemampuan
inteligensi yang lebih tinggi akan memilih pekerjaan lebih objektif dibanding
dengan individu yang memiliki kemampuan inteligensi rata-rata (Super &
Crites, 1962). Selain itu kemampuan inteligensi digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah yang timbul selama pemilihan pekerjaan.
17
b. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang
memungkinkan individu untuk berkembang pada masa mendatang (Sukardi,
1987). Bakat dapat dipergunakan untuk memprediksi jenis pekerjaan yang
sesuai bagi seorang individu.
c. Minat individu terhadap pekerjaan
Minat merupakan suatu perangkat yang terdiri dari campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan
lain yang mengarahkan individu pada pilihan tertentu (Mappiare, 1982).
Minat individu terhadap suatu pekerjaan akan membantu individu dalam
mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan. Tanpa adanya minat terhadap suatu
pekerjaan, individu akan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Minat individu terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat
kelompoknya. Jika orang tua atau kelompok individu tersebut berorientasi
pada pekerjaan (work oriented) maka seringkali remaja meminati sekolah
yang mengarah pada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika orang tua atau
kelompoknya berorientasi pada kuliah (college oriented) maka remaja
terpengaruh meminati sekolah-sekolah yang dapat mengantarkannya ke
Perguruan Tinggi, menuju cita-cita jabatannya (Mappiare, 1982).
d. Kepribadian
Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam
individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-
penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya (Sukardi, 1987). Menurut
18
Holland (dalam Santrock, 2002) ketika seseorang menemukan karier yang
sesuai dengan kepribadiannya, ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan
bekerja di bidang tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja di bidang
yang tidak cocok dengan kepribadiannya.
e. Keluarga
Keluarga membantu memberikan informasi kepada individu baik secara
langsung maupun secara tidak langsung tentang pekerjaan, jabatan atau karier
tertentu yang ada dalam dunia kerja. Latar belakang sosial ekonomi keluarga
ikut berpengaruh pada arah pilihan jabatan individu. Ginzberg (dalam Sukardi,
1987) mengungkapkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga berada
memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki perguruan tinggi dan
kemudian memilih lapangan kerja profesional, sedangkan anak-anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kecenderungan arah pilihan
pekerjaan yang bersifat ketrampilan yang lebih tinggi dibandingkan orang
tuanya.
f. Sekolah
Sekolah, guru, dan pembimbing memberikan pengaruh yang sangat kuat
dalam perkembangan karier bagi siswa (Santrock, 2002). Sekolah adalah
pijakan awal di mana individu pertama kali berkenalan dengan dunia kerja.
Sekolah memberikan suasana untuk mengembangkan diri sendiri sehubungan
dengan prestasi dan kerja yaitu dengan adanya kurikulum sekolah, bimbingan
karier, dan fasilitas sekolah yang mendukung perkembangan karier siswa.
Menurut Brown (dalam Wahyono, 2002) idealnya sekolah mampu
19
memberikan pengetahuan dasar dan sejumlah ketrampilan khusus serta
pelatihan yang dapat mempertemukan siswa dengan persyaratan-persyaratan
di dunia kerja.
C. Sekolah Menengah Kejuruan
1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 15, yang
menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu
(“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). Pendidikan Menengah Kejuruan adalah
pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif, yang
langsung dapat bekerja di bidangnya baik bekerja secara mandiri (wiraswasta)
maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada setelah melalui pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi. Oleh karena itu, arah pengembangan Pendidikan
Menengah Kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja.
Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-
mata sebagai faktor produksi, karena pembangunan ekonomi memerlukan
kesadaran sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus
sebagai warga negara yang produktif (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004).
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu institusi yang
menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana
20
yang diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki
daya adaptasi dan daya saing yang tinggi.
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan umum dan tujuan khusus Pendidikan Menengah Kejuruan adalah
sebagai berikut (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004):
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa
Indonesia.
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif
dan efisien.
b. Tujuan Khusus
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
21
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan
sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
3. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude),
ilmu pengetahuan (knowledge), dan ketrampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai
profesinya seperti yang dituntut suatu kompetensi (“Kurikulum SMK Edisi 2004,”
2004). Untuk dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran
sebagai berikut:
a. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang
memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi
pembelajaran berbasis produksi.
b. Individual learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap
individu) dilaksanakan dengan sistem modular.
22
Mengingat lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bekerja sebagai
wiraswastawan atau pegawai, pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
tersebut di atas dapat dilakukan melalui alternatif jalur sebagai berikut:
a. Jalur kelas industri/employee, dimana peserta didik belajar di sekolah dan
berlatih di industri.
b. Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self-employed, dimana peserta didik belajar
dan berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha secara mandiri.
4. Pola Penyelenggaraan
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dapat menerapkan
berbagai pola penyelenggaraan pendidikan yang dapat dilaksanakan secara
terpadu yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-multi exit (MEME)
dan pendidikan jarak jauh (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004).
a. Pola Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama
antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang
merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk
alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb. Durasi pelatihan di
industri dilaksanakan selama empat bulan sampai dengan satu tahun pada industri
dalam dan luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses
penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka lebih mendekatkan
mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.
23
b. Pola Multi-Entry-Multi-Exit (MEME)
Pola multi-entry-multi-exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan
sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara
fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di
Sekolah Menengah Kejuruan dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu
karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi di berbagai institusi
pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan
sebagainya.
c. Pendidikan Jarak Jauh
Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat
menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini
akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang
memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.
D. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul
1. Deskripsi SMK N 1 Sewon
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon terletak di Desa Pulutan,
Pendowoharjo, Sewon, Bantul. SMK N 1 Sewon terletak agak jauh dari jalan
besar yaitu Jalan Bantul dan berada di sekitar areal persawahan dan
perkampungan penduduk sehingga suasana sekolah tergolong tenang karena jauh
dari kebisingan. Meskipun bentuk bangunan dari SMK ini termasuk bangunan
lama tetapi masih terawat dengan baik sehingga masih nyaman untuk proses
belajar mengajar.
24
SMK N 1 Sewon terdiri dari 28 ruang kelas, yang terdiri dari 12 ruang teori, 5
ruang praktek busana, 4 ruang praktek boga, 1 ruang praktek gizi, 3 ruang praktek
kecantikan, dan juga terdapat ruang penunjang lainnya seperti ruang sanggar
busana dan kecantikan, laboratorium komputer dan laboratorium bahasa. Setiap
kelas rata-rata terdiri sekitar 36 siswa sehingga total keseluruhan siswa SMK ini
adalah 972 siswa.
2. Jurusan
Ada lima jurusan yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Sewon, yaitu: Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan Rambut, Tata
Kecantikan Kulit, dan Akomodasi Perhotelan.
3. Visi dan Misi SMK N 1 Sewon
a. Visi SMK N 1 Sewon
Menghasilkan tamatan yang berkualitas, bertakwa, cerdas, terampil,
mandiri dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi di dunia kerja pada
era pasar bebas.
b. Misi SMK N 1 Sewon
1. Meningkatkan kedisiplinan, keimanan, dan ketakwaan, peserta didik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memberi bekal dasar kepada peserta agar mampu mengembangkan diri
menurut bakat dan minat sesuai dengan bidangnya secara berkelanjutan.
3. Membekali kehalian kepada peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan sehingga memiliki keunggulan dalam persaingan bebas
25
terutama di bidang Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan dan
Akomodasi Perhotelan.
4. Fasilitas Sekolah
a. Fasilitas Umum: ruang olah raga, perpustakaan, laboratorium bahasa,
laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium IPS, dan
mushola.
b. Fasilitas Khusus: hotel training, hotel sekolah yang disewakan untuk
umum, ruang dapur, ruang hidang, salon kecantikan rambut, salon
kecantikan kulit, ruang jahit, laboratorium EP (Enterpreneur Practice).
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar
mengajar secara umum seperti ruang olah raga, laboratorium bahasa, dan
laboratorium komputer. Sedangkan fasilitas khusus yang terdapat di sekolah ini
merupakan fasilitas untuk masing-masing jurusan yang digunakan untuk melatih
ketrampilan siswa sesuai dengan jurusan yang mereka pilih. Fasilitas tersebut
antara lain: hotel training dan hotel milik SMK N 1 Sewon yang disewakan untuk
umum yang terletak di daerah Kasongan untuk jurusan Akomodasi Perhotelan,
ruang dapur dan ruang hidang untuk jurusan Tata Boga, ruang jahit dan
laboratorium EP (Enterpreneur Practice) untuk jurusan Tata Busana, salon
kecantikan rambut untuk jurusan Kecantikan Rambut, dan salon kecantikan kulit
untuk jurusan Kecantikan Kulit.
Selain fasilitas tersebut, masih terdapat ruang pendukung yang digunakan
untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar antara lain Bengkel Kerja (Dapur)
26
dan Green House. Selain itu terdapat fasilitas berupa OHP, Radio, Televisi, Slide
Projector, dan Display Mading.
5. Kurikulum Sekolah
Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Sewon berisi mata pelajaran wajib, mata
pelajaran kejuruan, muatan lokal, dan pengembangan diri untuk masing-masing
jurusan. Struktur Kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. SMK N 1 Sewon juga berusaha
menyesuaikan kurikulum pendidikan dan pengajaran dengan permintaan dunia
industri. Pada tahun 2005 SMK Negeri 1 Sewon mendapat akreditasi karena
prestasi-prestasi yang berhasil diraih.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon seperti halnya Sekolah
Menengah Kejuruan yang lain, membekali siswa sebelum memasuki dunia kerja
melalui program Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 4 bulan atau ditempuh
dalam 192 jam pelajaran (durasi pembelajaran per jam @ 45 menit) yaitu pada
semester 5 (kelas 3). Program Praktek Kerja Lapangan atau disebut dengan
Praktek Kerja Industri (Prakerin) diadakan untuk memperkenalkan siswa secara
langsung dengan dunia kerja yang akan mereka hadapi sesuai dengan jurusan
yang dipilih. Pihak sekolah bekerja sama dengan beberapa perusahaan atau
bidang industri yang sesuai dengan jurusan yang ada di SMK N 1 Sewon dalam
menempatkan siswanya untuk mengikuti program Prakerin. Program Praktek
Kerja Industri membekali siswa dengan ketrampilan-ketrampilan khusus sesuai
dengan bidang keahlian mereka dan juga membekali siswa dengan pengalaman
kerja sebelum mereka memasuki bidang industri yang sesungguhnya. Selama
27
mengikuti PKL siswa dihadapkan pada situasi pekerjaan yang sesungguhnya
sehingga lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh
dunia industri/usaha.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul termasuk salah
satu SMK yang mampu mengantarkan siswa lulusannya memasuki dunia kerja
yaitu dengan banyaknya lulusan yang dapat bekerja di beberapa perusahaan
terkemuka maupun berwirausaha. SMK N 1 Sewon telah melakukan kerjasama
dengan beberapa perusahaan besar maupun perusahaan kecil yang ada di
Indonesia yang akan menampung siswa-siswa yang berbakat untuk bekerja di
perusahaan mereka. Perusahaan tersebut antara lain: Sari Ayu Martha Tilaar dan
Mustika Ratu yang bergerak di bidang kecantikan. Dengan demikian, siswa-siswa
SMK N 1 Sewon diharapkan memiliki kompetensi-kompetensi sebagai bekal
memasuki dunia kerja sesuai dengan visi SMK N 1 Sewon yaitu menghasilkan
tamatan yang berkualitas, bertakwa, cerdas, terampil, mandiri dan memiliki
kemampuan untuk berkompetisi di dunia kerja pada era pasar bebas (Wuris,
2007).
E. Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon
Jika dilihat dari rentang usia, siswa Sekolah Menengah Kejuruan
berada dalam masa remaja. Pada masa remaja, salah satu tugas perkembangan
yang utama adalah mempersiapkan karier ekonomi. Tugas perkembangan ini
sering disebut sebagai tugas perkembangan vokasional. Dalam perkembangan
vokasional dikenal istilah kematangan vokasional. Kematangan vokasional
28
merupakan kesiapan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
vokasional.
Gambaran kematangan vokasional seorang remaja dapat dilihat dari
perilaku yang berhubungan dengan eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan
pekerjaan, penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan
pekerjaan, perencanaan masalah pekerjaan, dan pengambilan keputusan dalam
pemilihan pekerjaan.
Sesuai arah pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan yang
diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, maka Sekolah Menengah
Kejuruan dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan
dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi
dan daya saing yang tinggi. Melalui sekolah kejuruan para siswa dididik dan
diarahkan untuk menjadi tenaga kerja menengah yang terampil, mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya yaitu melalui
pelatihan di industri yang dilaksanakan selama empat bulan sampai dengan satu
tahun pada industri dalam maupun luar negeri atau lebih dikenal dengan program
Pendidikan Sistem Ganda.
Dengan bekal pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang diberikan
oleh sekolah, siswa Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan memiliki kesiapan
diri sebelum memasuki dunia kerja. Kesiapan diri memasuki dunia kerja lebih
dikenal dengan kematangan vokasional. Kematangan vokasional akan membuat
siswa lebih realistis dalam memilih suatu bidang pekerjaan, memiliki kompetensi
29
terhadap pekerjaan, mempunyai sikap dan bertanggung jawab terhadap pemilihan
pekerjaan, dan mempunyai kemantapan terhadap pekerjaan yang telah mereka
rencanakan. Siswa SMK yang mempunyai kematangan vokasional yang tinggi
serta mempunyai bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang cukup, lebih
realistis dalam melakukan pemilihan pekerjaan, terutama dalam situasi dimana
lapangan pekerjaan yang tersedia cukup terbatas.
Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah berhasil
mengantarkan lulusannya memasuki dunia kerja yaitu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Sewon menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan besar
yang ada di Indonesia, seperti Sari Ayu Martha Tilaar dan Mustika Ratu yang
bersedia menampung lulusan SMK N 1 Sewon untuk bekerja di perusahaan
mereka. Kerja sama yang terjalin tersebut membantu siswa untuk dapat langsung
bekerja setelah mereka lulus sehingga siswa tidak kesulitan dalam mencari
pekerjaan.
Kerja sama dengan beberapa perusahaan tersebut, menuntut siswa
memiliki kematangan vokasional yaitu kesiapan diri untuk suatu bidang pekerjaan
sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal kematangan vokasional
yang tinggi, siswa bisa lebih siap kerja, memiliki kompetensi terhadap pekerjaan,
dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan pekerjaan.
Sebaliknya, siswa yang dengan tingkat kematangan vokasional yang rendah dapat
mengalami kesulitan ketika mereka dihadapkan dalam dunia kerja yang
sebenarnya karena kurangnya persiapan diri, kurangnya kompetensi terhadap
30
pekerjaan, dan tidak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan
pekerjaan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
kematangan vokasional yang tinggi lebih siap dalam memasuki dunia kerja.
Mengingat pentingnya tingkat pencapaian kematangan vokasional dalam diri
siswa sebelum memasuki dunia kerja, maka peneliti ingin mengetahui gambaran
pencapaian kematangan vokasional siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Dengan demikian, sekolah dapat
menciptakan kondisi-kondisi yang sesuai sehingga dapat membantu para siswa
untuk mencapai kematangan vokasional.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan
penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan
mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam
penelitian (Sukardi, 2008). Menurut Nawawi (1985), penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah
atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar
mengungkapkan fakta (fact finding).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kematangan
vokasional siswa SMK N 1 Sewon dengan melakukan evaluasi terhadap
kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh pihak SMK N 1 Sewon.
Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini akan menggunakan metode survey.
Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Dalam metode ini ada
evaluasi dan perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan
orang dalam menangani situasi atau masalah-masalah yang serupa dan hasilnya
dapat digunakan dalam pembuatan rencana di masa yang akan datang (Nazir,
1988).
32
B. Subyek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul. Alasan peneliti memilih
siswa kelas 3 karena mereka akan memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan
pendidikannya dan telah mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin) sehingga
diharapkan telah mencapai kematangan vokasional.
Sedangkan pengambilan data sampel ini dilakukan dengan cara
accidental sampling, yaitu memilih dengan sengaja sampel kepada siapapun yang
ditemui atau by accident pada tempat, waktu, dan cara yang telah ditentukan
(Sukardi, 2008).
Peneliti menggunakan 63 orang subyek sebagai responden penelitian ini.
Semua sampel telah memiliki karakteristik dari populasi yang akan diteliti, yaitu
siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon dan telah mengikuti
Praktek Kerja Industri (Prakerin).
C. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah gambaran kematangan vokasional pada
siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional kematangan vokasional pada siswa SMK N 1
Sewon adalah hasil evaluasi terhadap siswa SMK N 1 Sewon, Bantul dalam
penguasaan individu terhadap tugas perkembangan vokasional yang dilihat dari
empat aspek, yaitu:
33
1. Eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan.
Mempersiapkan diri dengan cara memilih jenis pendidikan yang tepat dan
mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilih sebagai bekal
untuk memasuki pekerjaan tersebut.
2. Penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan
pekerjaan.
Mengevaluasi kemampuan diri, dan mampu mengadakan penyesuaian antara
kemampuan dan kesempatan yang dimiliki dengan pekerjaan yang dipilih.
3. Perencanaan masalah pekerjaan.
Memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan, bekal pendidikan,
dan kesempatan yang dimiliki individu, dan membuat usaha perencanaan
tentang suatu pekerjaan yang akan dipilih.
4. Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
Membuat keputusan secara mandiri dalam pemilihan pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan dan kemampuan, bertanggung jawab dengan pilihan
pekerjaan tersebut, dan berusaha aktif dalam pencapaian pemilihan suatu
pekerjaan.
Kematangan vokasional pada siswa SMK N 1 Sewon, Bantul akan diukur
berdasarkan skala yang dibuat oleh peneliti, yaitu berdasarkan perhitungan skor
total dari respon siswa terhadap indikator masing-masing aspek yang dijadikan
item dalam skala kematangan vokasional. Semakin tinggi skor yang diperoleh
siswa dari respon terhadap skala kematangan vokasional akan menunjukkan
semakin tinggi kematangan vokasional yang dicapai siswa, sebaliknya semakin
34
rendah skor yang diperoleh akan menunjukkan semakin rendah pencapaian
kematangan vokasional oleh siswa.
E. Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala
yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan pada aspek-aspek kematangan
vokasional diatas. Menurut Allen dan Yen (dalam Supratiknya, 1998), skala
adalah rangkaian pengukuran yang mengikuti aturan tertentu untuk mengukur satu
sifat. Tujuan dari penskalaan adalah mendapatkan skala yang baik, menyajikan
dasar-dasar teknik untuk memilih jenis-jenis skala tertentu dan untuk
mendeskripsikan sifat-sifat aneka skala menurut taraf pengukuran masing-masing.
Metode yang digunakan dalam skala ini adalah Summated Rating ala Likert yang
telah dimodifikasi dengan meniadakan jawaban tengah (ragu-ragu) sehingga
alternatif jawaban hanya terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Dalam skala Likert yang telah dimodifikasi ini tidak ada jawaban
tengah (ragu-ragu). Hal ini dimaksudkan untuk:
1. Menghindari kegandaan jawaban yaitu ketika subyek belum bisa
memberikan jawaban maka subyek akan cenderung memilih jawaban
tengah atau netral.
2. Membuat subyek lebih tegas dalam memilih jawaban.
Skala kematangan vokasional disusun berdasarkan indikator diatas
yang terdiri dari item favorable dan item unfavorable. Item favorable adalah item
35
yang isinya mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri adanya atribut yang
diukur sedangkan item unfavorable adalah item yang isinya tidak mendukung atau
tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2002). Pernyataan
favorable dan unfavorable dalam skala ini dimaksudkan untuk meminimalisasi
stereotipe jawaban yang diberikan oleh subyek. Sedangkan untuk mengurangi rasa
ketidak bebasan subyek dalam memberikan respon maka cara yang digunakan
adalah meminta subyek untuk tidak mencantumkan identitas mereka serta
memberikan penjelasan kepada subyek bahwa tidak ada efek negatif yang akan
diterima subyek atas jawaban mereka.
Semua item dalam skala ini disusun berdasarkan blue-print dan
dirumuskan dalam kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Blue-print akan
memberikan gambaran mengenai skala dan menjadi acuan serta pedoman bagi
penulis untuk tetap berada dalam lingkup ukur yang benar. Penggunaan blue-print
dalam pembuatan skala ini dimaksudkan supaya setiap aspek kematangan
vokasional yang ada dapat termuat dalam skala, sehingga tidak ada satupun aspek
kematangan vokasional yang akan terlewatkan. Bila diikuti dengan baik, blue-
print akan mendukung validitas isi skala (Azwar, 2002). Selain itu skala tentang
kematangan vokasional juga tidak melenceng dari tujuan penelitian ini. Untuk
lebih jelasnya lihat tabel 1:
36
Tabel 1. Blue-print Skala Kematangan vokasional
No. Aspek Kematangan Vokasional Total
1.
2.
3.
4.
Eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan
pekerjaan.
Penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan
dengan pemilihan pekerjaan.
Perencanaan masalah pekerjaan.
Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
10
10
10
10
Total 40
Skala kematangan vokasional berisi 10 item dari masing-masing aspek
kematangan vokasional seperti yang terlihat pada tabel blue-print diatas dengan
rincian 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek eksplorasi terhadap
masalah pendidikan dan pekerjaan, 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada
aspek penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan
pekerjaan, 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek perencanaan
masalah pekerjaan, dan 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek
pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Total item pra uji-coba pada
skala kematangan vokasional adalah 40 item. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2:
37
Tabel 2. Distribusi Item Pra Uji-Coba Skala Kematangan Vokasional
Aspek Kematangan VokasionalJumlah item
TotalFavorable Unfavorable
Eksplorasi terhadap masalah
pendidikan dan pekerjaan.
a. Mempersiapkan diri
(memilih jenis pendidikan
yang tepat).
b. Mencari informasi tentang
pekerjaan yang dipilih
4, 13,24
22, 28
8,19, 29
31, 35
10
Penilaian terhadap kemampuan diri.
a. Mengevaluasi kemampuan
diri
b. Penyesuaian antara
kemampuan & kesempatan
yang dimiliki dengan
pekerjaan yang dipilih.
2, 6, 15
32, 34
9, 21, 27
10, 2510
Perencanaan masalah pekerjaan.
a. Memilih pekerjaan sesuai
dengan minat, kemampuan,
bekal pendidikan, dan
kesempatan yang dimiliki.
b. Membuat usaha perencanaan
tentang suatu pekerjaan
yang akan dipilih.
18, 30
1, 17, 26
33, 36
5, 23, 38
10
38
Pengambilan keputusan dalam
pemilihan pekerjaan.
a. Membuat keputusan secara
mandiri.
b. Bertanggung jawab dengan
pilihan pekerjaan.
c. Berusaha aktif dalam
pencapaian suatu pekerjaan.
20, 40
7, 39
37
11, 14
3, 12
16
10
TOTAL ITEM 40
Setiap item akan diberi skor sesuai dengan jawaban yang telah
diberikan oleh subyek. Skoring setiap item dalam skala kematangan vokasional
tergantung pada bentuk pernyataan. Untuk pernyataan favorable dan unfavorable
skoringnya dapat dilihat dalam tabel 3:
Tabel 3. Skor Skala Kematangan Vokasional
Jawaban
Skoring
Favorable Unfavorable
(SS) Sangat Setuju 4 1
(S) Setuju 3 2
(TS) Tidak Setuju 2 3
(STS) Sangat Tidak Setuju 1 4
39
F. Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang sangat berkaitan dan
berperan dalam membuat suatu alat ukur yang berkualitas. Kualitas alat ukur ini
nantinya akan menentukan baik atau buruknya suatu penelitian.
Dengan demikian, uji validitas dan reliabilitas perlu dilakukan sebelum
suatu alat ukur digunakan dalam suatu penelitian. Hal ini bertujuan agar alat ukur
yang digunakan dalam penelitian ini menjadi akurat dan dapat dipercaya.
1. Validitas
Validitas dapat diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam menjalankan tugasnya untuk mengukur sesuatu. Suatu alat ukur
dianggap memiliki validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan
hasil ukur sesuai dengan maksud pengukuran tersebut. Sisi lain dari validitas
adalah kecermatan pengukuran. Cermat berarti pengukuran tersebut mampu
memberikan gambaran mengenai perbedaan sekecil-kecilnya antar subyek
yang satu dengan subyek yang lain (Azwar, 1992). Pemeriksaan validitas
skala ini dilakukan dengan pemeriksaan validitas isi (content validity).
Validitas isi adalah validitas yang terestimasi lewat pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional, yaitu sejauh mana item-item skala mencerminkan
ranah isi atribut psikologis yang ingin diukur. Untuk menghindari bias
subyektif perlu diadakan analisis rasional yang dilakukan oleh orang lain
yakni professional judgement yakni dosen pembimbing (Azwar, 1992).
Evaluasi ini melihat apakah item yang ditulis sudah sesuai dengan blue-print
dan indikator perilaku yang ingin diungkapnya, apakah item yang ditulis
40
sesuai dengan kaidah penulisan yang benar, serta apakah item soal sudah
dapat membedakan pernyataan yang favorable dan unfavorable.
Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh kumpulan item dalam jumlah
yang cukup maka kumpulan item tersebut dikompilasikan dalam bentuk
semifinal yang siap diuji-cobakan secara empiris kepada kelompok subyek
yang memiliki karakteristik seperti kelompok sasaran.
Tahap kedua adalah prosedur seleksi item berdasarkan data empiris (data
hasil uji coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan
subjek yang hendak dikenai skala itu nantinya) dengan melakukan analisis
kuantitatif terhadap parameter-parameter item. Pada tahap ini paling tidak
akan dilakukan seleksi item berdasar daya diskriminasinya. Penentuan daya
diskriminasi item menggunakan koefisien korelasi item total per skala.
Sebagai kriteria digunakan batasan rix ≥ 0,30. Item dengan korelasi item total
per skala minimal 0,30 diangap valid, sedangkan item kurang dari 0,30
dinyatakan memiliki daya diskriminasi rendah sehingga harus digugurkan.
Batasan 0,30 digunakan karena dalam pengembangan dan penyusunan skala-
skala psikologis digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama
dengan 0,30 (Azwar, 2002).
Berdasarkan hasil daya uji beda yang dilakukan maka hasil uji coba skala
ini dapat dilihat pada lampiran 2 & 3. Dari item-item yang diuji-cobakan pada
skala kematangan vokasional terdapat 10 item yang gugur yaitu item 4 item
favorable dan 6 item unfavorable. Oleh karena itu, masih terdapat 30 item
41
yang lolos uji coba, masing-masing terdiri dari 16 item favorable dan 14 item
unfavorable. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4:
Tabel 4. Distribusi Item Final Skala Kematangan Vokasional
Aspek Kematangan VokasionalJumlah item
TotalFavorable Unfavorable
Eksplorasi terhadap masalah
pendidikan dan pekerjaan.
a. Mempersiapkan diri (memilih
jenis pendidikan yang tepat).
b. Mencari informasi tentang
pekerjaan yang dipilih
13 [11], 24 [19]
22 [15], 28 [22]
8 [6], 19 [17],
29 [23]
35 [26]
8
Penilaian terhadap kemampuan diri.
a. Mengevaluasi kemampuan diri.
b. Penyesuaian antara kemampuan
& kesempatan yang dimiliki
dengan pekerjaan yang dipilih.
2, 6 [4], 15 [13]
34 [25]
9 [7], 21 [18],
27 [21]
10 [8]
8
Perencanaan masalah pekerjaan.
a. Memilih pekerjaan sesuai
dengan minat, kemampuan,
bekal pendidikan, dan
kesempatan yang dimiliki.
b. Membuat usaha perencanaan
tentang suatu pekerjaan yang
akan dipilih.
18, 30 [24]
1, 26 [20]
36 [27]
5 [3]
6
42
Pengambilan keputusan dalam
pemilihan pekerjaan.
a. Membuat keputusan secara
mandiri.
b. Bertanggung jawab dengan
pilihan pekerjaan.
c. Berusaha aktif dalam
pencapaian suatu pekerjaan.
40 [30]
7 [5], 39 [29]
37 [28]
11 [9], 14 [12]
12 [10]
16 [14]
8
TOTAL ITEM 30
[ ] : item dengan nomor baru.
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan seleksi item dan memperoleh item-item yang memadai,
peneliti akan melakukan estimasi reliabilitas. Estimasi reliabilitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah item-item yang lolos seleksi atau
yang sudah menjadi alat ukur memiliki reliabilitas yang baik untuk digunakan
dalam penelitian.
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrumen. Reliabilitas juga dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2003 b).
Dalam penelitian ini digunakan estimasi reliabilitas terhadap skala dengan
metode estimasi penyajian tunggal (single-trial administration) yang
menghasilkan koefisien konsistensi internal. Prinsip metode penyajian
tunggal adalah pengujian akan konsistensi antarbagian atau konsistensi antara
43
item dalam tes (Azwar, 2003 a) sehingga metode ini lebih dikenal sebagai
metode konsistensi internal (internal consistency). Pendekatan konsistensi
internal ini hanya melakukan satu kali tes terhadap subyek yang telah
ditentukan. Untuk mengestimasi reliabilitas skala digunakan teknik koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach (Azwar, 2002). Hasil estimasi reliabilitas skala
kematangan vokasional adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Uji Reliabilitas α Cronbach Skala Kematangan Vokasional
α
Koefisien reliabilitas skala kematangan vokasional 0,919
Dalam aplikasinya, koefisien reliabilitas berada dalam rentang dari 0
sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, yaitu mendekati angka
1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah
koefisien reliabilitasnya, yaitu mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya. Hasil pengujian reliabilitas skala kematangan vokasional
memperlihatkan koefisien reliabilitas (α) = 0,919. Hal ini menunjukkan
bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga dapat digunakan
untuk penelitian. Secara lengkap hasil estimasi reliabilitas skala kematangan
vokasional dapat dilihat pada lampiran 4 & 5. Estimasi reliabilitas skala
diatas terhadap item yang lolos seleksi akan menjadi bentuk final skala.
44
G. ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai
maksimum, nilai minimum, mean teoritik, mean empiris, dan standar deviasi.
Perhitungan statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) version 12.0 for
Windows.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian di SMK N 1 Sewon, peneliti meminta ijin
untuk melakukan penelitian terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Dan setelah
mendapatkan ijin dari pihak sekolah, maka peneliti memulai penelitian di SMK N
1 Sewon. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument (alat) berupa
skala, yaitu skala kematangan vokasional yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala
kematangan vokasional telah di uji coba (try out) dan telah diuji validitas-
reliabilitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Uji coba (try out) dilakukan
pada tanggal 01 Mei 2009 di SMK N 1 Sewon. Try out dikenakan terhadap 30
siswa pada salah satu kelas yaitu kelas 3 jurusan Keahlian Restoran 1 (Tata Boga)
yang dinilai mampu mewakili karakteristik dari populasi.
Maksud dari uji coba tersebut adalah untuk melihat apakah skala
kematangan vokasional tersebut sudah memenuhi syarat dan layak digunakan
untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini.
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Penelitian yang pertama
dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2009, pukul 09.00-09.45 WIB (pada saat
dilakukannya try out), dan penelitian kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Mei
2009 pukul 09.30-10.15 WIB terhadap 33 siswa kelas 3 jurusan Busana 2 (Tata
Busana).
46
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Statistik Data Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian, diperoleh deskripsi skor
kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data penelitian
N Xmin Xmaks Mean SD
Teoritik 63 30 120 75 15
Empirik 63 78 119 98,90 9,625
Keterangan:
N : Jumlah subyek penelitian
Xmin : Skor terendah yang dicapai subyek
Xmaks : Skor tertinggi yang dicapai subyek
Mean : Rata-rata skor yang diperoleh
SD : Deviasi standar (Simpangan baku)
2. Tingkat Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengelompokkan
subyek pada masing-masing kategori. Menurut Azwar (1999), penggunaan
kategori jenjang (ordinal) ini bertujuan untuk menempatkan subyek ke dalam
kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur. Kategorisasi ini kemudian dinyatakan
sebagai acuan atau norma dalam pengelompokan skor individu yang dikenai
skala kematangan vokasional. Kontinum jenjang yang digunakan dalam
47
penelitian ini terdiri dari lima kategori, yaitu: sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi, dan sangat tinggi. Kategori ini dipilih agar pembagiannya terstruktur
secara mendetail, berurutan, dan jelas. Norma kategori skor dapat dilihat pada
tabel 7:
Tabel 7. Norma Kategori Skor
Skor Kategori
X ≤ (μ-1,5σ) Sangat rendah
(μ-1,5σ) < X ≤ (μ-0,5σ) Rendah
(μ-0,5σ) < X ≤ (μ+0,5σ) Sedang
(μ+0,5σ) < X ≤ (μ+1,5σ) Tinggi
(μ+1,5σ) < X Sangat Tinggi
Keterangan :
μ : Mean teoritik (rata-rata skor)
σ : Deviasi standar (simpangan baku)
Berdasarkan analisis deskriptif diatas, maka kategorisasi subyek untuk
skala kematangan vokasional dapat dilihat dalam tabel 8:
Tabel 8. Kategori Skor Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon
Skor Jumlah subyek Persentase Kategori
X ≤ 53 0 0% Sangat Rendah
53 < X ≤ 68 0 0% Rendah
68 < X ≤ 82 6 9,52% Sedang
82 < X ≤ 98 21 33,33% Tinggi
98 < X 36 57,14% Sangat Tinggi
Total 63 100%
48
Tabel 8 menunjukan bahwa 36 dari 63 subyek (57,14%) memiliki tingkat
kematangan vokasional sangat tinggi, 21 dari 63 subyek (33,33%) memiliki
tingkat kematangan vokasional tinggi, 6 dari 63 subyek (9,52%) memiliki tingkat
kematangan vokasional sedang, 0 dari 63 subyek (0%) memiliki tingkat
kematangan vokasional rendah, dan 0 dari 63 subyek (0%) memiliki tingkat
kematangan vokasional sangat rendah.
C. Pembahasan
Pada lampiran 10 dapat dilihat penggolongan siswa berdasarkan kategori
skor kematangan vokasional. Dan berikut ini merupakan pembahasan hasil
penelitian tingkat kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon.
1. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional sangat tinggi
Terdapat 36 siswa yang mencapai kematangan vokasional sangat tinggi.
Data ini menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut sangat siap dalam
memasuki dunia kerja setelah lulus dari SMK N 1 Sewon. Hal ini ditunjukkan
oleh pencapaian skor rata-rata yang tinggi pada item 11, item 15, dan item 13.
Subyek merasa bahwa pilihan mereka untuk bersekolah di SMK merupakan
pilihan yang tepat (item 11). Subyek juga memilih bersekolah di SMK untuk
meningkatkan kemampuan mereka sehingga bisa diterima bekerja di bidang
yang mereka inginkan (item 15). Selain itu, selama bersekolah di SMK ini,
mereka merasa bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang mereka miliki
bertambah (item 13). Meskipun subyek merasa bahwa ketrampilan mereka
bertambah selama mereka bersekolah di SMK, tetapi subyek merasa bahwa
49
ketrampilan yang mereka miliki masih kurang jika dibandingkan ketrampilan
yang dimiliki oleh teman-temannya yang lain (item 21).
2. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional tinggi
Terdapat 21 siswa yang mencapai kematangan vokasional tinggi. Data ini
menunjukkan bahwa siswa tersebut siap dalam memasuki dunia kerja setelah
lulus dari SMK N 1 Sewon. Hal ini ditunjukkan oleh pencapaian skor rata-
rata yang tinggi pada item 11 yaitu subyek merasa bahwa keputusannya untuk
bersekolah di SMK merupakan keputusan yang tepat. Subyek juga merasa
bekal ketrampilan dan pengalaman kerja mereka bertambah (item 13). Selain
itu, subyek akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan
pekerjaan yang mereka inginkan (item 28). Tetapi subyek merasa bahwa
ketrampilan yang mereka miliki masih kurang jika dibandingkan ketrampilan
yang dimiliki oleh teman-temannya yang lain (item 21).
3. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional sedang
Terdapat 6 siswa yang mencapai kematangan vokasional sedang (subyek 1,
subyek 8, dan subyek 24, subyek 27, subyek 29, dan subyek 36). Data ini
menunjukkan bahwa siswa tersebut cenderung siap dalam memasuki dunia
kerja setelah lulus dari SMK N 1 Sewon meskipun ada beberapa hal yang
masih harus ditingkatkan lagi terutama pada item 21 dan 27. Seperti terlihat
pada item 21 yaitu subyek merasa ketrampilan yang mereka miliki masih
kurang dibandingkan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh teman-teman
50
mereka. Subyek juga merasa bahwa kesempatan yang dimiliki subyek untuk
bekerja di bidang yang diinginkannya menjadi lebih terbatas sehingga subyek
tidak yakin akan bekerja di bidang tersebut (item 27).
4. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional rendah dan sangat rendah
Tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat kematangan vokasional rendah
dan sangat rendah. Data ini menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang belum
siap memasuki dunia kerja setelah mereka lulus. Kenyataan ini
memperlihatkan adanya gejala positif pada proses pencapaian kematangan
vokasional siswa SMK N 1 Sewon. Siswa-siswa di SMK N 1 Sewon telah
mencapai taraf kematangan vokasional yang tinggi dapat membuat siswa
menjadi lebih siap untuk memasuki pekerjaan yang mereka inginkan.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon memiliki kematangan
vokasional yang sangat tinggi. Dari 63 siswa yang menjadi sampel penelitian,
terdapat 36 siswa (57,14%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional sangat
tinggi, 21 siswa (33,33%) memiliki tingkat kematangan vokasional tinggi, 6 siswa
(9,52%) memiliki tingkat kematangan vokasional sedang, dan tidak ada siswa
yang memiliki tingkat kematangan rendah dan sangat rendah.
B. KELEMAHAN PENELITIAN
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan. Seperti pada ruang lingkup penelitian yang terbatas pada siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon sehingga hasil penelitian ini
belum bisa digeneralisasikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada
umumnya. Selain itu, skala kematangan vokasional yang terdiri dari 30 item
kemungkinan belum dapat mengukur tingkat kematangan vokasional dengan
maksimal karena pada salah satu aspek hanya terdiri dari 6 item (favorable dan
unfavorable) sehingga komposisi aspek-aspek kematangan vokasional menjadi
tidak seimbang.
52
C. SARAN
1. Bagi siswa SMK N 1 Sewon
Bagi siswa SMK N 1 Sewon terutama kelas 1 dan kelas 2 disarankan
untuk terus meningkatkan ketrampilan mereka sehingga mereka lebih siap
dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Bagi siswa kelas 3
yang akan memasuki dunia kerja diharapkan untuk lebih aktif dalam
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan mengingat ketatnya persaingan
kerja saat ini.
2. Bagi pihak sekolah (SMK N 1 Sewon)
Pihak sekolah hendaknya terus menjaga kualitas pendidikan dan
pengajaran, serta senantiasa melakukan penyesuaian kurikulum dengan
permintaan dunia kerja saat ini sehingga bisa membantu siswa dalam
pencapaian kematangan vokasional.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian serupa diharapkan
dapat merevisi skala kematangan vokasional yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menambah jumlah item pada salah satu aspek
sehingga komposisi item (favorable dan unfavorable) pada masing-
masing aspek kematangan vokasional bisa seimbang. Selain itu, peneliti
lain bisa menambah jumlah variabel penelitian untuk kepentingan
eksplanasi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J. F. (1980). Understanding Adolescence. Fourth edition. Boston: Allyn and Bacon. Inc.
Anastasi, A. (1979). Field of Applied Psychology. Second Edition. Tokyo: Mc Graw Hill Kogakusha Ltd.
Azwar, S. (1992). Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2003 a). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2003 b). Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bachroni, M. (1984). Kematangan vokasional ditinjau dari perbedaan kelas pada siswa STM Pembangunan di Yogyakarta. (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Program Pascasarjana.
Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Edisi 1. Cetakan 8. Kartono, K (Alih Bahasa). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Conger, J. J. (1977). Adolescence and Youth: Psychological Development in A Changing World. Second Edition. New York: Harper and Row Publisher.
Crites, J. O. (1969). Vocational Psychology: The study of vocational behavior and development. New York: Mc Graw Hill.
Dharmastuti. (1997). Perbedaan kematangan vokasional antara siswa Sekolah Teknologi Menengah dengan siswa Sekolah Menengah Umum. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Fakultas Psikologi.
Fuhrman, B. S. (1990). Adolescence, Adolescent. Second edition. New York: Foresman & Company.
Grinder, R. E. (1978). Adolescence. Second edition. New York: John Willy and Sons, Inc.
Handayani, S. (2002). Hubungan optimisme dengan kematangan vokasional pada diri remaja. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Fakultas Psikologi.
54
Havighurst, R. J. (1953). Human Development and Education. New York: Longmans, Green and Co.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan. Edisi Kelima. Istiwidayanti & Soedjarwo (Alih Bahasa). Sijabat, R. M. (Editor). Jakarta: Erlangga.
Jersild, A. T. (1965). The Psychology of Adolescence. Second Edition. New York: The Macmillan Companny.
Kurikulum SMK Edisi 2004. Bidang Keahlian Bisnis & Manajemen, Pariwisata. Program Keahlian Administrasi Perkantoran, Akuntansi, dan Akomodasi Perhotelan. (2004). Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Monks, F. J., & Knoers, A. M. P. (2001). Psikologi Perkembangan. Cetakan ketiga belas. Haditono, S. R (Alih Bahasa). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Osipow, S. H. (1983). Theories Of Career Development. 3rd. ed. New Jersey: Prentice Hall.
Osipow, S. H., Walsh, W. B., & Tosi, D. J. (1984). A Survey Counseling Methods. Illinois: The Dorsey Press.
Philip, S. D. & Strohmer, D. C. (1982). Vocationally Mature Coping Strategies and Progress in The Decision-Making Process; A Canonical Analysis. Journal of Counseling Psychology.
Pietrofesa, J. J. & Splete. H. (1975). Career Development: Theory and Research. New York: Grune and Stratton.
Prihastiwi, J. (1988). Studi Perbandingan tentang Kematangan Vokasional antara Remaja Awal, Tengah, dan Akhir pada siswa SMP 3, SMA 9, dan Mahasiswa Psikologi Tingkat I. Intisari Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Wuris, F. X. (2007, Oktober 29). Profil SMK N 1 Sewon.. Diambil tanggal 24 Mei 2008 dari http://www.smkn1sewon.com/.
55
Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Santrock, J. W. (2002). Life – span development. Perkembangan masa hidup. (edisi 5, jilid 2). Damanik, J & Chusairi, A. (Alih Bahasa). Kristiaji, W. C & Sumiharti, Y. (Ed). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. (edisi keenam).Adelar, S. B. & Saragih, S. (Alih Bahasa). Kristiaji, W. C & Sumiharti, Y. (Ed). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Steinberg, L. (1991). Adolescence. Third Edition. New York: Mcgraw Hill.
Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, D. K. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Super, D. E & Crites, J. O. (1962). Appraising Vocational Fitness. By means of Psychological Tests. Revised Edition. New York: Harper & Row.
Supratiknya, A. (1998). Psikometri. Yogyakarta: Pusat Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Suryabrata, S. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tarsidi, D. (2007). Teori Perkembangan Karir. Diambil tanggal 24 Mei 2008 dari http://d-tarsidi.blogspot.com/.
Triton, P. B. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset.
Wahyono, T. (2002). Program Ketrampilan Hidup (Life Skills Program) untuk Meningkatkan Kematangan Vokasional Siswa. Anima, vol 17 (4), 385-393.
Widayani, N. (1999). Kematangan Vokasional Pada Remaja Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
56
LAMPIRAN 1: SKALA UJI COBA
SKALA UJI COBA
(TRY OUT)
UNIVERSITAS SANATA DHARMAJOGJAKARTA
2009
57
PETUNJUK PENGISIAN
Dalam skala kematangan vokasional ini terdapat 40 butir pernyataan.
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan yang terdapat pada skala ini sebelum
Anda memberikan jawaban. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Anda saat ini dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu dari empat kolom
pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. Tidak ada jawaban benar
atau salah,baik atau buruk dalam skala ini. Jawaban yang baik adalah jawaban
yang sesuai dengan kondisi atau keadaan diri Anda. Isilah setiap nomor tanpa ada
yang terlewati. Kami sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Anda.
Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Anda.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri Anda.
S : Setuju, bila pernyataan tersebut dengan diri Anda.
TS : Tidak Setuju, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri Anda.
STS : Sangat Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai
dengan diri Anda.
58
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
1.Saya telah mempersiapkan diri untuk bekerja di
bidang yang saya inginkan mulai saat ini.
2.Saya merasa yakin akan mendapatkan pekerjaan
setelah saya lulus.
3.
Saya akan bekerja di bidang yang diinginkan oleh
orangtua saya meskipun saya tidak menyukai
bidang tersebut.
4.
Saya mulai mempersiapkan diri saya untuk
memasuki pekerjaan yang saya inginkan sejak
saya masuk SMK.
5.
Saya belum mempunyai rencana sama sekali
untuk bekerja di sebuah bidang/perusahaan
tertentu setelah saya lulus.
6.
Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
telah saya miliki saat ini akan memudahkan saya
mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
saya.
7.
Saya tidak menyesal telah memilih pekerjaan yang
akan saya masuki karena saya yakin saya akan
berhasil di bidang tersebut.
8.
Saya telah memilih jurusan yang salah karena
tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang saya
inginkan kelak.
9.Saya merasa ketrampilan saya tidak meningkat
selama saya bersekolah di SMK.
59
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
10.
Saya takut bersaing dalam mendapatkan pekerjaan
yang saya inginkan sebab kesempatan yang saya
miliki cukup terbatas.
11.
Saya hanya terpengaruh oleh orang lain dalam
memilih pekerjaan yang akan saya pilih setelah
saya lulus nanti.
12.
Saya belum merasa yakin akan berhasil dalam
pekerjaan yang akan saya masuki karena saya
masih takut gagal dalam bidang tersebut.
13.Saya merasa pilihan saya untuk bersekolah di
SMK merupakan pilihan yang tepat.
14.
Hingga saat ini, saya belum memutuskan untuk
memilih pekerjaan sesuai dengan keinginan dan
kemampuan yang saya miliki.
15.Selama bersekolah di SMK bekal ketrampilan dan
pengalaman kerja saya bertambah.
16.
Saya pasrah jika pekerjaan yang akan saya
dapatkan tidak sesuai dengan keinginan dan
kemampuan saya.
17.
Saya memilih bersekolah di SMK untuk
meningkatkan kemampuan saya sehingga saya
bisa diterima bekerja di bidang yang saya
inginkan.
18.
Saya memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
jurusan yang saya pilih.
60
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
19.Keputusan saya untuk bersekolah di SMK
merupakan keputusan yang keliru.
20.
Saya memilih sendiri jenis pekerjaan yang akan
saya pilih setelah saya lulus meskipun orangtua
saya kurang menyetujuinya.
21.
Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
saya miliki saat ini belum bisa mengantarkan saya
memasuki pekerjaan yang saya inginkan.
22.
Saya selalu mencari informasi terbaru yang
berhubungan dengan pekerjaan yang akan saya
pilih sehingga saya bisa diterima bekerja di bidang
tersebut.
23.
Keputusan saya dalam menentukan jenis
pekerjaan yang akan saya pilih masih sering
berubah-ubah.
24.
Saya memilih untuk bersekolah di SMK karena
saya memiliki kemampuan di bidang/jurusan yang
saya pilih saat ini.
25.
Saya merasa takut jika tidak diterima bekerja di
bidang yang saya inginkan dengan bekal
kemampuan yang saya miliki saat ini.
26.
Saya telah merencanakan pekerjaan yang akan
saya pilih sesuai dengan kemampuan dan
ketrampilan yang saya miliki.
61
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
27.
Saya merasa ketrampilan yang saya miliki masih
kurang dibadingkan dengan ketrampilan yang
dimiliki oleh teman-teman saya yang lain.
28.
Saya mendaftarkan diri di SMK karena saya
tertarik dengan peluang kerja yang bisa saya
dapatkan setelah saya lulus.
29.
Saya hanya mengikuti tren/teman-teman saya
ketika saya memutuskan untuk bersekolah di
SMK ini.
30.Pekerjaan yang akan saya pilih merupakan
pekerjaan yang saya inginkan sejak dulu.
31.Informasi mengenai pekerjaan yang akan saya
pilih masih sangat terbatas.
32.Saya mempunyai kemampuan untuk bekerja di
bidang yang saya inginkan.
33.
Saya lebih mengandalkan keberuntungan untuk
mendapatkan pekerjaan daripada ketrampilan
yang saya miliki.
34.
Saya selalu berusaha meningkatkan ketrampilan
yang saya miliki sebagai bekal mendapatkan
pekerjaan terutama pekerjaan yang saya inginkan.
35.Saya bersekolah di SMK karena paksaan dari
orang tua saya, bukan keinginan saya sendiri.
36.
Kesempatan saya untuk bekerja di bidang yang
saya inginkan sangat terbatas sehingga saya tidak
yakin akan bekerja di bidang tersebut.
62
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
37.Saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan.
38.
Saya akan bekerja di bidang apapun walaupun
bidang tesebut tidak sesuai dengan jurusan saya
saat ini.
39.
Saya akan mempertanggung jawabkan pekerjaan
yang telah saya pilih baik terhadap diri sendiri
maupun orang tua.
40.
Saya telah memutuskan untuk memilih jenis
pekerjaan sesuai dengan keinginan dan
kemampuan yang saya miliki.
☺ TERIMA KASIH ☺
63
LAMPIRAN 2: DATA TRY OUT
It1 It2 It3 It4 It5 It6 It7 It8 It9 It10
Subjek1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2Subjek2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3Subjek3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3Subjek4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3Subjek5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3Subjek6 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3Subjek7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3Subjek8 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2Subjek9 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3
Subjek10 4 4 3 4 3 4 4 1 2 3Subjek11 4 3 4 4 3 3 4 1 3 4Subjek12 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4Subjek13 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3Subjek14 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4Subjek15 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3Subjek16 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3Subjek17 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3Subjek18 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3Subjek19 2 4 4 3 4 4 4 3 1 2Subjek20 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4Subjek21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4Subjek22 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3Subjek23 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3Subjek24 2 3 3 4 2 2 3 3 2 1Subjek25 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4Subjek26 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4Subjek27 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3Subjek28 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4Subjek29 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3Subjek30 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3
64
It11 It12 It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It20
Subjek1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2Subjek2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2Subjek3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3Subjek4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3Subjek5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2Subjek6 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4Subjek7 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2Subjek8 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2Subjek9 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3
Subjek10 1 1 4 3 4 3 4 4 3 4Subjek11 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3Subjek12 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3Subjek13 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3Subjek14 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3Subjek15 4 3 4 3 4 2 4 4 3 2Subjek16 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3Subjek17 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4Subjek18 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2Subjek19 1 1 4 4 4 1 3 3 4 2Subjek20 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2Subjek21 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2Subjek22 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1Subjek23 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3Subjek24 2 1 1 1 3 4 3 4 2 2Subjek25 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2Subjek26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4Subjek27 2 2 2 2 4 1 4 4 3 2Subjek28 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3Subjek29 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3Subjek30 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2
65
It21 It22 It23 It24 It25 It26 It27 It28 It29 It30
Subjek1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3Subjek2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3Subjek3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3Subjek4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3Subjek5 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4Subjek6 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4Subjek7 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3Subjek8 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3Subjek9 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3
Subjek10 2 4 3 4 3 4 1 4 1 4Subjek11 2 4 4 2 2 4 3 2 3 4Subjek12 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4Subjek13 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4Subjek14 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4Subjek15 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4Subjek16 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3Subjek17 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4Subjek18 2 4 2 4 2 2 2 4 3 4Subjek19 2 1 3 3 3 3 2 4 4 3Subjek20 3 4 3 3 2 4 2 4 4 3Subjek21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4Subjek22 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4Subjek23 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4Subjek24 2 3 1 3 3 4 1 3 1 3Subjek25 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3Subjek26 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4Subjek27 3 4 2 4 2 4 1 3 1 3Subjek28 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3Subjek29 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3Subjek30 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3
66
It31 It32 It33 It34 It35 It36 It37 It38 It39 It40 Jumlah
Subjek1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 107
Subjek2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 127
Subjek3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 122
Subjek4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 124
Subjek5 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 138
Subjek6 1 3 3 2 3 3 4 2 4 4 133
Subjek7 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 137
Subjek8 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 108
Subjek9 2 3 3 4 4 3 4 1 4 4 134
Subjek10 2 4 1 4 3 3 4 3 4 4 125
Subjek11 2 4 3 4 2 3 4 3 4 4 131
Subjek12 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 134
Subjek13 1 2 2 4 2 2 4 2 4 3 122
Subjek14 3 4 1 2 2 2 2 2 3 2 121
Subjek15 2 4 3 3 3 2 4 1 4 4 131
Subjek16 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 118
Subjek17 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 136
Subjek18 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 131
Subjek19 1 4 2 3 4 3 4 3 3 4 117
Subjek20 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 140
Subjek21 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 153
Subjek22 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 134
Subjek23 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 137
Subjek24 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 104
Subjek25 2 3 3 4 4 3 4 1 4 4 136
Subjek26 1 3 3 4 4 2 4 2 4 4 141
Subjek27 1 4 3 2 2 1 2 3 2 3 106
Subjek28 2 3 4 3 4 2 4 2 4 4 134
Subjek29 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 99
Subjek30 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 127
67
LAMPIRAN 3: ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA
Case Processing Summary
N %Cases Valid 30 100,0
Excluded(a)
0 ,0
Total 30 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,901 40
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
126,90 158,576 12,593 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
DeletedIt1 123,50 148,879 ,519 ,897It2 123,33 148,575 ,630 ,896It3 123,67 158,713 -,032 ,904It4 123,50 154,810 ,219 ,901It5 123,67 149,471 ,450 ,898It6 123,50 150,328 ,471 ,898It7 123,27 151,099 ,601 ,897It8 123,67 151,333 ,327 ,900It9 123,63 147,344 ,497 ,898
It10 123,80 147,407 ,617 ,896It11 123,70 148,217 ,468 ,898It12 123,97 147,757 ,453 ,898It13 123,43 145,909 ,606 ,896It14 123,97 147,620 ,579 ,896It15 123,17 152,420 ,536 ,898It16 123,97 150,309 ,374 ,900It17 123,27 149,926 ,612 ,897
68
It18 123,27 149,789 ,559 ,897It19 123,43 148,323 ,644 ,896It20 124,30 157,252 ,038 ,905It21 124,07 152,202 ,465 ,898It22 123,60 153,145 ,311 ,900It23 124,43 153,564 ,296 ,900It24 123,60 151,972 ,385 ,899It25 124,20 154,097 ,279 ,901It26 123,63 152,309 ,339 ,900It27 124,50 149,155 ,441 ,898It28 123,47 149,085 ,595 ,897It29 123,77 145,495 ,565 ,896It30 123,43 152,599 ,456 ,899It31 124,73 157,099 ,056 ,904It32 123,60 157,214 ,080 ,903It33 124,07 155,789 ,132 ,903It34 123,50 149,155 ,503 ,898It35 123,67 148,299 ,550 ,897It36 124,10 148,507 ,549 ,897It37 123,30 149,114 ,598 ,897It38 124,47 158,671 -,034 ,905It39 123,50 150,741 ,488 ,898It40 123,47 151,430 ,400 ,899
69
LAMPIRAN 4: DATA LOLOS TRY OUT
It1 It2 It5 It6 It7 It8 It9 It10 It11 It12
Subjek1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2Subjek2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3Subjek3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4Subjek4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2Subjek5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3Subjek6 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3Subjek7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4Subjek8 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2Subjek9 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4
Subjek10 4 4 3 4 4 1 2 3 1 1Subjek11 4 3 3 3 4 1 3 4 4 4Subjek12 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4Subjek13 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3Subjek14 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4Subjek15 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3Subjek16 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3Subjek17 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3Subjek18 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3Subjek19 2 4 4 4 4 3 1 2 1 1Subjek20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3Subjek22 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3Subjek23 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4Subjek24 2 3 2 2 3 3 2 1 2 1Subjek25 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4Subjek26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3Subjek27 4 3 3 3 3 3 1 3 2 2Subjek28 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3Subjek29 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3Subjek30 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
70
It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It21 It24 It26
Subjek1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2Subjek2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3Subjek3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3Subjek4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3Subjek5 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4Subjek6 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4Subjek7 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3Subjek8 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3Subjek9 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
Subjek10 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4Subjek11 2 3 4 4 4 4 3 2 2 4Subjek12 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3Subjek13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3Subjek14 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3Subjek15 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4Subjek16 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2Subjek17 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3Subjek18 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2Subjek19 4 4 4 1 3 3 4 2 3 3Subjek20 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4Subjek22 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3Subjek23 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4Subjek24 1 1 3 4 3 4 2 2 3 4Subjek25 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4Subjek26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3Subjek27 2 2 4 1 4 4 3 3 4 4Subjek28 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3Subjek29 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2Subjek30 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
71
It27 It28 It29 It30 It34 It35 It36 It37 It39 It40 Jumlah
Subjek1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82
Subjek2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 100
Subjek3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 94
Subjek4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 95
Subjek5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
Subjek6 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 105
Subjek7 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 106
Subjek8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 82
Subjek9 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 108
Subjek10 1 4 1 4 4 3 3 4 4 4 94
Subjek11 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 98
Subjek12 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 105
Subjek13 1 3 3 4 4 2 2 4 4 3 97
Subjek14 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 93
Subjek15 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 104
Subjek16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90
Subjek17 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 104
Subjek18 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 102
Subjek19 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 91
Subjek20 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 110
Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119
Subjek22 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 105
Subjek23 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 108
Subjek24 2 3 3 3 4 3 2 4 3 4 79
Subjek25 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 111
Subjek26 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 112
Subjek27 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 78
Subjek28 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 105
Subjek29 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 80
Subjek30 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 98
72
LAMPIRAN 5: ANALISIS RELIABILITAS ITEM SAHIH
Uji Reliabilitas Item Sahih
Case Processing Summary
N %Cases Valid 30 100,0
Excluded(a)
0 ,0
Total 30 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,919 30
73
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
DeletedIt1 95,0667 125,720 ,477 ,917It2 94,9000 124,507 ,650 ,914It5 95,2333 125,082 ,480 ,917It6 95,0667 125,857 ,507 ,916It7 94,8333 127,316 ,581 ,916It8 95,2333 126,254 ,384 ,918It9 95,2000 123,407 ,509 ,916It10 95,3667 123,964 ,600 ,915It11 95,2667 124,202 ,480 ,917It12 95,5333 123,568 ,476 ,917It13 95,0000 121,172 ,673 ,913It14 95,5333 123,292 ,617 ,915It15 94,7333 128,409 ,527 ,917It16 95,5333 127,292 ,322 ,919It17 94,8333 126,351 ,586 ,916It18 94,8333 126,420 ,519 ,916It19 95,0000 124,207 ,669 ,914It21 95,6333 127,964 ,478 ,917It24 95,1667 128,075 ,372 ,918It26 95,2000 128,579 ,314 ,919It27 96,0667 125,651 ,420 ,918It28 95,0333 124,861 ,624 ,915It29 95,3333 120,920 ,619 ,914It30 95,0000 128,897 ,419 ,917It34 95,0667 125,651 ,481 ,917It35 95,2333 124,323 ,562 ,915It36 95,6667 125,333 ,509 ,916It37 94,8667 125,154 ,607 ,915It39 95,0667 126,478 ,509 ,916It40 95,0333 127,551 ,389 ,918
74
LAMPIRAN 6: SKALA FINAL PENELITIAN
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
JOGJAKARTA2009
75
PETUNJUK PENGISIAN
Dalam skala kematangan vokasional ini terdapat 30 butir pernyataan.
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan yang terdapat pada skala ini sebelum
Anda memberikan jawaban. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Anda saat ini dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu dari empat kolom
pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. Tidak ada jawaban benar
atau salah, baik atau buruk dalam skala ini. Jawaban yang baik adalah jawaban
yang sesuai dengan kondisi atau keadaan diri Anda. Isilah setiap nomor tanpa ada
yang terlewati. Kami sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Anda.
Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Anda.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri Anda.
S : Setuju, bila pernyataan tersebut dengan diri Anda.
TS : Tidak Setuju, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri Anda.
STS : Sangat Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai
dengan diri Anda.
76
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
1.Saya telah mempersiapkan diri untuk bekerja di
bidang yang saya inginkan mulai saat ini.
2.Saya merasa yakin akan mendapatkan pekerjaan
setelah saya lulus.
3.
Saya belum mempunyai rencana sama sekali
untuk bekerja di sebuah bidang/perusahaan
tertentu setelah saya lulus.
4.
Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
telah saya miliki saat ini akan memudahkan saya
mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
saya.
5.
Saya tidak menyesal telah memilih pekerjaan yang
akan saya masuki karena saya yakin saya akan
berhasil di bidang tersebut.
6.
Saya telah memilih jurusan yang salah karena
tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang saya
inginkan kelak.
7.Saya merasa ketrampilan saya tidak meningkat
selama saya bersekolah di SMK.
8.
Saya takut bersaing dalam mendapatkan pekerjaan
yang saya inginkan sebab kesempatan yang saya
miliki cukup terbatas.
9.
Saya hanya terpengaruh oleh orang lain dalam
memilih pekerjaan yang akan saya pilih setelah
saya lulus nanti.
77
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
10.
Saya belum merasa yakin akan berhasil dalam
pekerjaan yang akan saya masuki karena saya
masih takut gagal dalam bidang tersebut.
11.Saya merasa pilihan saya untuk bersekolah di
SMK merupakan pilihan yang tepat.
12.
Hingga saat ini, saya belum memutuskan untuk
memilih pekerjaan sesuai dengan keinginan dan
kemampuan yang saya miliki.
13.Selama bersekolah di SMK bekal ketrampilan dan
pengalaman kerja saya bertambah.
14.
Saya pasrah jika pekerjaan yang akan saya
dapatkan tidak sesuai dengan keinginan dan
kemampuan saya.
15.
Saya memilih bersekolah di SMK untuk
meningkatkan kemampuan saya sehingga saya
bisa diterima bekerja di bidang yang saya
inginkan.
16.
Saya memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
jurusan yang saya pilih.
17.Keputusan saya untuk bersekolah di SMK
merupakan keputusan yang keliru.
18.
Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
saya miliki saat ini belum bisa mengantarkan saya
memasuki pekerjaan yang saya inginkan.
78
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
19.
Saya memilih untuk bersekolah di SMK karena
saya memiliki kemampuan di bidang/jurusan yang
saya pilih saat ini.
20.
Saya telah merencanakan pekerjaan yang akan
saya pilih sesuai dengan kemampuan dan
ketrampilan yang saya miliki.
21.
Saya merasa ketrampilan yang saya miliki masih
kurang dibadingkan dengan ketrampilan yang
dimiliki oleh teman-teman saya yang lain.
22.
Saya mendaftarkan diri di SMK karena saya
tertarik dengan peluang kerja yang bisa saya
dapatkan setelah saya lulus.
23.
Saya hanya mengikuti tren/teman-teman saya
ketika saya memutuskan untuk bersekolah di
SMK ini.
24.Pekerjaan yang akan saya pilih merupakan
pekerjaan yang saya inginkan sejak dulu.
25.
Saya selalu berusaha meningkatkan ketrampilan
yang saya miliki sebagai bekal mendapatkan
pekerjaan terutama pekerjaan yang saya inginkan.
26.Saya bersekolah di SMK karena paksaan dari
orang tua saya, bukan keinginan saya sendiri.
27.
Kesempatan saya untuk bekerja di bidang yang
saya inginkan sangat terbatas sehingga saya tidak
yakin akan bekerja di bidang tersebut.
79
No. Daftar Pernyataan SS S TS STS
28.Saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan.
29.
Saya akan mempertanggung jawabkan pekerjaan
yang telah saya pilih baik terhadap diri sendiri
maupun orang tua.
30
Saya telah memutuskan untuk memilih jenis
pekerjaan sesuai dengan keinginan dan
kemampuan yang saya miliki.
☺ TERIMA KASIH ☺
80
LAMPIRAN 7: DATA PENELITIAN
It1 It2 It3 It4 It5 It6 It7 It8 It9 It10
Subjek1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2Subjek2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3Subjek3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4Subjek4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2Subjek5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3Subjek6 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3Subjek7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4Subjek8 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2Subjek9 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4
Subjek10 4 4 3 4 4 1 2 3 1 1Subjek11 4 3 3 3 4 1 3 4 4 4Subjek12 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4Subjek13 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3Subjek14 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4Subjek15 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3Subjek16 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3Subjek17 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3Subjek18 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3Subjek19 2 4 4 4 4 3 1 2 1 1Subjek20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3Subjek22 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3Subjek23 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4Subjek24 2 3 2 2 3 3 2 1 2 1Subjek25 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4Subjek26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3Subjek27 4 3 3 3 3 3 1 3 2 2Subjek28 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3Subjek29 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3Subjek30 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
81
It1 It2 It3 It4 It5 It6 It7 It8 It9 It10
Subjek31 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3Subjek32 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3Subjek33 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3Subjek34 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3Subjek35 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3Subjek36 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2Subjek37 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4Subjek38 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3Subjek39 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3Subjek40 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3Subjek41 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3Subjek42 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4Subjek43 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4Subjek44 3 4 3 4 4 4 4 2 1 2Subjek45 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2Subjek46 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3Subjek47 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4Subjek48 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3Subjek49 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3Subjek50 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3Subjek51 2 3 2 4 4 2 3 3 3 3Subjek52 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3Subjek53 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2Subjek54 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3Subjek55 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4Subjek56 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4Subjek57 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3Subjek58 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4Subjek59 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3Subjek60 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3Subjek61 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3Subjek62 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3Subjek63 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4
82
It11 It12 It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It20
Subjek1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2Subjek2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3Subjek3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3Subjek4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3Subjek5 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4Subjek6 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4Subjek7 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3Subjek8 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3Subjek9 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
Subjek10 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4Subjek11 2 3 4 4 4 4 3 2 2 4Subjek12 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3Subjek13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3Subjek14 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3Subjek15 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4Subjek16 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2Subjek17 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3Subjek18 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2Subjek19 4 4 4 1 3 3 4 2 3 3Subjek20 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4Subjek22 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3Subjek23 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4Subjek24 1 1 3 4 3 4 2 2 3 4Subjek25 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4Subjek26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3Subjek27 2 2 4 1 4 4 3 3 4 4Subjek28 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3Subjek29 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2Subjek30 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
83
It11 It12 It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It20
Subjek31 4 2 4 3 4 4 3 1 4 2
Subjek32 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
Subjek33 4 1 4 2 4 4 4 3 4 4
Subjek34 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
Subjek35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Subjek36 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2
Subjek37 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3
Subjek38 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3
Subjek39 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Subjek40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
Subjek41 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Subjek42 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4
Subjek43 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
Subjek44 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4
Subjek45 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3
Subjek46 4 2 4 2 4 4 3 3 3 3
Subjek47 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3
Subjek48 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
Subjek49 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
Subjek50 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3
Subjek51 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3
Subjek52 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4
Subjek53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Subjek54 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
Subjek55 3 2 4 3 2 3 4 4 2 2
Subjek56 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3
Subjek57 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3
Subjek58 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3
Subjek59 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3
Subjek60 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3Subjek61 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4Subjek62 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3Subjek63 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4
84
It21 It22 It23 It24 It25 It26 It27 It28 It29 It30 Jumlah
Subjek1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82
Subjek2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 100
Subjek3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 94
Subjek4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 95
Subjek5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
Subjek6 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 105
Subjek7 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 106
Subjek8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 82
Subjek9 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 108
Subjek10 1 4 1 4 4 3 3 4 4 4 94
Subjek11 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 98
Subjek12 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 105
Subjek13 1 3 3 4 4 2 2 4 4 3 97
Subjek14 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 93
Subjek15 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 104
Subjek16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90
Subjek17 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 104
Subjek18 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 102
Subjek19 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 91
Subjek20 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 110
Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119
Subjek22 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 105
Subjek23 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 108
Subjek24 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 79
Subjek25 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 111
Subjek26 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 112
Subjek27 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 78
Subjek28 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 105
Subjek29 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 80
Subjek30 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 98
85
It21 It22 It23 It24 It25 It26 It27 It28 It29 It30 Jumlah
Subjek31 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 99
Subjek32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91
Subjek33 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 104
Subjek34 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 108
Subjek35 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 91
Subjek36 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 83
Subjek37 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 110
Subjek38 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 105
Subjek39 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94
Subjek40 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93
Subjek41 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 105
Subjek42 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 110
Subjek43 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 107
Subjek44 1 4 4 4 3 3 2 4 4 4 99
Subjek45 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 103
Subjek46 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 99
Subjek47 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 102
Subjek48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 86
Subjek49 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 107
Subjek50 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 102
Subjek51 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 98
Subjek52 2 3 3 3 4 3 2 4 3 4 95
Subjek53 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 87
Subjek54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93
Subjek55 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 91
Subjek56 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 106
Subjek57 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 103
Subjek58 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 104
Subjek59 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 97
Subjek60 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 87
Subjek61 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 108Subjek62 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 104Subjek63 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 106
86
LAMPIRAN 8: ANALISIS DESKRIPTIF DATA PENELITIAN
Descriptive Statistics
N Valid 63Missing 0
Mean 98,90Median 102,00Mode 105Std. Deviation 9,625Variance 92,636Range 46Minimum 73Maximum 119Sum 6231
87
LAMPIRAN 9: KATEGORI SISWA SMK N 1 SEWON BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGAN VOKASIONAL
Siswa dengan Tingkat Kematangan Vokasional Sedang (68 < X ≤ 83)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑
Subjek1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82
Subjek8 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 82
Subjek24 2 3 2 2 3 3 2 1 2 1 1 1 3 4 3 3 2 2 3 4 1 3 1 3 4 3 2 3 3 4 79Subjek27 4 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 4 1 4 4 3 3 4 3 1 3 1 3 2 2 1 2 2 3 78Subjek29 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 80Subjek36 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 83
TOTAL 15 16 14 15 18 17 16 13 16 12 13 13 19 16 18 17 17 15 17 16 12 17 14 17 17 17 12 17 17 18
88
Siswa dengan Tingkat Kematangan Vokasional Tinggi (83 < X ≤ 98)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑
Subjek3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 94
Subjek4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 95
Subjek10 4 4 3 4 4 1 2 3 1 1 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 1 4 1 4 4 3 3 4 4 4 94Subjek11 4 3 3 3 4 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 98Subjek13 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 4 2 2 4 4 3 97Subjek14 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 93Subjek16 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90Subjek19 2 4 4 4 4 3 1 2 1 1 4 4 4 1 3 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 91Subjek30 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 98Subjek32 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91Subjek35 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 91Subjek39 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94Subjek40 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93Subjek48 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 86Subjek51 2 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 98Subjek52 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 4 95Subjek53 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 87Subjek54 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93Subjek55 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 3 2 3 4 4 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 91Subjek59 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 97Subjek60 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 87
TOTAL 66 67 62 71 69 58 68 61 62 61 73 60 73 58 70 70 67 59 61 63 49 66 67 66 69 64 61 73 70 60
89
Siswa dengan Tingkat Kematangan Vokasional Sangat Tinggi (98 < X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑
Subjek2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 100
Subjek5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
Subjek6 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 105
Subjek7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 106
Subjek9 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 108Subjek12 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 105Subjek15 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 104Subjek17 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 104Subjek18 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 102Subjek20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 110Subjek21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119Subjek22 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 105Subjek23 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 108Subjek25 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 111Subjek26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 112Subjek28 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 105Subjek31 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 1 4 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 99Subjek33 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 1 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 104Subjek34 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 108Subjek37 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 110Subjek38 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 105Subjek41 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 105
90
Subjek42 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 110Subjek43 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 107Subjek44 3 4 3 4 4 4 4 2 1 2 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 3 2 4 4 4 99Subjek45 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 103Subjek46 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 99Subjek47 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 102Subjek49 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 107Subjek50 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 102Subjek56 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 106Subjek57 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 103Subjek58 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 104Subjek61 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 108Subjek62 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 104Subjek63 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 106
TOTAL 132 131 113 132 136 128 129 117 127 118 142 106 141 108 141 138 132 109 133 122 100 134 127 125 135 129 114 140 135 131
Keterangan : : skor total item tertinggi.
: skor total item terendah.