Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

81
i KEMAMPUAN MENGGUNAKAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM PENULISAN CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3 KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH PARNO NPM. 05.311.246/P

Transcript of Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

Page 1: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

i

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

DALAM PENULISAN CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3

KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata 1

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH

PARNO

NPM. 05.311.246/P

Page 2: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

ii

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI MADIUN

April 2007

Page 3: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

iii

Skripsi oleh Parno ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Madiun, 20 April 2007

Pembimbing I,

Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd.

NIP. 131 846 601

Madiun, 20 April 2007

Pembimbing II,

Panji Kuncoro Hadi, S.S.

NIY. 130.152

Page 4: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

iv

Skripsi oleh Parno ini telah dipertahankan di depan panitia penguji pada hari Selasa,

tanggal 26 Juni 2007

Panitia Penguji

Drs. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd. Ketua

NIDY. 070680301299

Hj. Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd. Sekretaris

NIY. 130.140

Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd. Anggota

NIP. 131 846 601

Panji Kuncoro Hadi, S.S. Anggota

NIY. 130.152

Page 5: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

v

Mengetahui, Mengesahkan,

Kaprodi PBSI Dekan FPBS

Hj. Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd. Drs. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd.

NIY. 130.140 NIDY. 070680301299

Page 6: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

vi

ABSTRAK

Parno. 2007. Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam

Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 3, Kecamatan

Bendo, Kabupaten Magetan, Tahun 2006/2007. Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP PGRI Madiun. Pembimbing (I)

Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd., (II) Panji Kundoro, S.S.

Kata Kunci : Kemampuan, Ejaan yang Disempurnakan, Penulisan Cerita

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menggunakan ejaan

yang disempurnakan dalam penulisan cerita siswa kelas 6 SDN Kinandang 3,

Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Tahun 2006/2007.

Penelitian ini meneliti seluruh populasi. Oleh karena itu, penelitian ini

disebut penelitian total sampling. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 6

SDN Kinandang 3, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, tahun pelajaran

2006/2007 yang berjumlah 16 siswa.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Selanjutnya,

pengumpulan data yang digunakan adalah teknis tes. Setelah data terkumpul,

kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan rumus

prosentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kemampuan menggunakan huruf

kapital memperoleh hasil baik dengan nilai rata-rata sebesar 8,0. 2) Kemampuan

menggunakan kata depan memperoleh hasil cukup dengan nilai rata-rata sebesar 6,8.

3) Kemampuan menggunakan partikel memperoleh hasil baik dengan nilai rata-rata

sebesar 7,1. 4) Kemampuan menggunakan tanda baca memperoleh hasil baik dengan

nilai rata-rata sebesar 7,3.

Page 7: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

vii

MOTTO

Wahai manusia,

Ketika kamu lahir, orang-orang di

sekelilingmu tertawa riang, sedangkan

kamu menangis keras

Berusahalah untuk dirimu,

Ketika orang-orang di sekelilingmu

menangisi kematianmu, kamu tersenyum

gembira melihat syurga di depanmu

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Istriku tercinta, Halimah, serta anak-anakku

tersayang, 1) Norma Puspita Dewi,

2) Silvia Novitasari

Page 8: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

atas rahmat dan petunjuk-Nya, penelitian yang berjudul "Kemampuan Menggunakan

Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang

3, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Tahun 2006/2007" dapat penulis

laksanakan dan penulis laporkan hasilnya dalam bentuk skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan karena adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun.

2. Bapak Drs. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd., Dekan Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni IKIP PGRI Madiun.

3. Ibu Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia FPBS IKIP PGRI Madiun.

4. Bapak Drs. V. Teguh Suharto, M.Pd., Pembimbing I.

5. Bapak Panji Kuncoro, S.S., Pembimbing II.

6. Bapak Muljono, A.Ma.Pd., Kepala SDN Kinandang 3, Kecamatan Bendo,

Kabupaten Magetan yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan

penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Page 9: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

ix

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena

itulah, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengajaran sastra

Indonesia, terutama dalam pengajaran ejaan yang disempurnakan dalam penulisan

cerita.

Madiun, 4 April 2007

Penulis,

Page 10: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ........................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN ...................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Batasan Masalah ....................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 8

A. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ........................ 8

B. Penulisan Cerita ....................................................................... 21

C. Cerita ....................................................................................... 25

Page 11: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

xi

D. Kemampuan Penggunaan Ejaan .............................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 31

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................. 31

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 32

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ......................... 33

E. Teknik Analisis Data ............................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 38

A. Deskripsi Data ......................................................................... 38

B. Interpretasi Data Penelitian ...................................................... 43

C. Diskusi Hasil Penelitian .......................................................... 44

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 46

A. Simpulan .................................................................................. 46

B. Saran ........................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... 49

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 50

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 58

Page 12: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Huruf

Kapital Dalam Penulisan Cerita ................................................ 38

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Kata Depan

Dalam Penulisan Cerita ............................................................ 40

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Partikel

Dalam Penulisan Cerita ............................................................ 41

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Tabda Baca

Dalam Penulisan Cerita ............................................................. 42

Tabel 5 Perbandingan Rata-rata (Mean) Kemampuan Menggunakan

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ......................... 43

Page 13: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Histogram Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital

Dalam Penulisan Cerita ......................................................... 39

Gambar 2 Histogram Kemampuan Menggunakan Kata Depan Dalam

Penulisan Cerita .................................................................... 40

Gambar 3 Histogram Kemampuan Menggunakan Partikel Dalam

Penulisan Cerita .................................................................... 41

Gambar 4 Histogram Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Dalam

Penulisan Cerita .................................................................... 43

Page 14: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Respondensiswa Kelas 6 SDN Kinandang

03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Tahun

Pelajaran 2006/2007 .......................................................... 50

Lampiran 2 Soal Kemampuan Menggunakan Ejaan yang

Disempurnakan dalam Penulisan Cerita Siswa Kelas 6

SDN Kinandang 3, Kecamatan Bendo Kabupaten

Magetan Tahun 2006/2007 ............................................... 51

Lampiran 3 Nomor Responden, Skor Tingkat Kesalahan dan Nilai

Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital dalam

Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 3,

Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2006/2007 .......................................................................... 52

Lampiran 4 Nomor Responden, Skor Tingkat Kesalahan dan Nilai

Kemampuan Siswa Menggunakan Kata Depan dalam

Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 3,

Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2006/2007 .......................................................................... 53

Lampiran 5 Nomor Responden, Skor Tingkat Kesalahan dan Nilai

Kemampuan Siswa Menggunakan Partikel dalam

Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 3,

Page 15: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

xv

Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2006/2007 .......................................................................... 54

Lampiran 5 Nomor Responden, Skor Tingkat Kesalahan dan Nilai

Kemampuan Siswa Menggunakan Tanda Baca dalam

Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 3,

Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2006/2007 .......................................................................... 55

Lampiran 6 Surat Permohonan Penelitian dari IKIP PGRI Madiun ... 56

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari Sekolah ..................................... 57

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ...................................................... 58

Page 16: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melalui pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa diharapkan dapat

memiliki pengetahuan tentang bahasa Indonesia, mampu mengapresiasi, bersikap

positif terhadap nilai bahasa Indonesia dan dapat mencintai bahasa Indonesia

sebagai salah satu bagian dari budaya bangsa.

Guna mewujudkan hal di atas, telah ditempuh atau dilakukan beberapa

hal. Misalnya, usaha-usaha pembinaan dan pengembangan dalam bidang

kurikulum, seminar-seminar, penataran-penataran, sarasehan-sarasehan mengenai

pengajaran bahasa Indonesia. Dalam pengembangan kurikulum, telah diupayakan

penyempurnaan dan pembaharuan. Misalnya, dalam kurikulum 1975 materi

pengajaran bahasa Indonesia yang masih menekankan pada segi pengetahuan,

dalam kurikulum 1984/1994 dan kurikulum yang berlaku setelah itu, materi

pengajaran bahasa Indonesia sudah menekankan pada bidang keterampilan atau

apresiasi bahasa Indonesia secara langsung. Kemudian pada kurikulum berbasis

kompetensi, materi pengajaran bahasa Indonesia menekankan pada penerapan

pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai dengan sekarang

belum diketahui secara pasti apakah harapan di atas telah tercapai atau belum.

Demikian pula dengan masalah pelaksanaan kurikulum, apakah pengajaran

bahasa Indonesia di sekolah dasar telah dilaksanakan secara efektif atau belum.

Page 17: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

49

Pengajaran bahasa Indonesia yang hanya menekankan pada segi

pengetahuan belum memberikan harapan tercapainya tujuan pengajaran bahasa

Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya lebih menekankan pada

segi apresiasi, yaitu agar siswa mampu memahami dan menghayati bahasa

Indonesia yang dibacanya. Pembinaan apresiasi bahasa Indonesia dapat dilakukan

melalui beberapa kegiatan, antara lain membaca karya sastra, mempelajari teori

yang berkenaan dengan bahasa, mempelajari esai dan kritik bahasa Indonesia,

serta mempelajari sejarah bahasa Indonesia. Berdasarkan pendapat tersebut,

siswa tidak cukup hanya diberi pengetahuan tentang membaca dan menulis yang

benar, tetapi siswa langsung dihadapkan pada karya cipta bahasa Indonesia dalam

penulisan cerita, penggunaan ejaan yang tepat dalam menulis, dan lain

sebagainya.

Banyak pihak yang menyatakan bahwa pengajaran yang menekankan

pada bahasa Indonesia khususnya menulis bahasa Indonesia saat ini kurang

memuaskan. Hal itu disebabkan siswa belum dibiasakan akrab dengan aktivitas

menulis. Siswa belum dilatih secara maksimal untuk menggunakan/menerapkan

ejaan yang disempurnakan dalam menulis cerita. Didorong oleh keadaan anak

yang beraneka macam, anak belum mampu menerapkan ejaan yang

disempurnakan dan menulis cerita secara benar. Akrab atau tidaknya siswa

terhadap aktivitas menulis tidak dapat terlepas dari peran guru. Guru memegang

peran yang sangat penting dalam pengajaran apresiasi bahasa Indonesia. Hal-hal

yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana ia memilih bahan

atau materi yang cocok, bagaimana mengembangkan bahan atau materi, dan

Page 18: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

50

bagaimana pula menjelaskan materi itu kepada siswa secara efektif dan objektif.

Dengan demikian, pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan

pengetahuan semata-mata. Faktor guru sangat besar perannya dalam mencapai

tujuan pengajaran yang diharapkan.

Menurut pengamatan penulis, ada beberapa hambatan yang muncul dalam

pelaksanaan pengajaran menulis di sekolah dasar. Beberapa hambatan tersebut

antara lain kurang tersedianya buku-buku panduan mengenai membaca dan

menulis yang benar dan sistem evaluasi yang masih menitikberatkan pada segi

pengetahuan atau teori membaca dan menulis yang benar.

Dalam mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia diperlukan buku-buku

panduan yang relevan sehingga buku-buku tersebut akan dapat menunjang proses

belajar mengajar. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah, sebab di samping

memerlukan dana yang tidak kecil juga diperlukan adanya kebijakan yang

mendukung dan mendorong tercapainya tujuan itu.

Pengajaran menulis merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia

di sekolah dasar. Dalam pengajaran bahasa, guru hendaknya mengadakan

penulisan dengan saksama lebih dahulu tentang amanat apa yang tersurat dan

tersirat dalam pengajaran bahasa Indonesia. Sudah sesuaikah hal itu diajarkan

kepada para siswa, serta bagaimanakah gaya dan cara mengajarkannya, dengan

demikian, kunci keberhasilan proses belajar mengajar membaca itu terletak pada

kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman dalam hal

menulis secara benar. Memiliki pengalaman menulis dapat diperoleh melalui

Page 19: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

51

analisis dan kesediaan guru dalam memberikan peluang yang leluasa untuk

menemukan masalah beserta pemecahannya.

Sekalipun sudah ada upaya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa

Indonesia di sekolah, sampai dengan sekarang belum diketahui apakah

pengajaran bahasa Indonesia di sekolah benar-benar sudah memenuhi harapan

sebagaimana yang telah ditentukan dalam kurikulum.

Pada kesempatan ini peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

“Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dalam Penulisan Cerita

Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan,

Tahun Pelajaran 2006/2007”. Hal itu dilakukan penulis karena selama ini belum

ada pihak yang melakukan penelitian di lembaga tersebut dengan topik yang

sama.

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Ada beberapa kelemahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

dasar, antara lain :

a. Terbatasnya kemampuan siswa dalam menulis dengan ejaan yang

disempurnakan.

b. Kurangnya keterampilan siswa dalam menulis terutama penulisan cerita.

c. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

d. Kurangnya guru memberikan dorongan kepada siswa untuk aktif menulis

kepada siswa selama dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Page 20: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

52

e. Terbatasnya buku dan bacaan di sekolah yang berkaitan dengan

keterampilan menulis cerita.

2. Siswa sekolah dasar terutama di daerah pedesaan memiliki kemampuan pikir,

kondisi ekonomi, lingkungan belajar yang berbeda-beda. Hal ini

menyebabkan kemampuan belajar bahasa mereka beragam.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dalam penelitian ini, penulis

membatasi masalah yang muncul sebagai berikut

1. Kemampuan menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam menulis siswa

kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Tahun

Pelajaran 2006/2007.

2. Ketrampilan menulis dibatasi pada menulis cerita.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan batasan masalah, dirumuskan

masalah penelitian, sebagai berikut

1. Bagaimanakah kemampuan menggunakan huruf kapital pada karangan cerita

siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan?

2. Bagaimanakah kemampuan menggunakan kata depan pada karangan cerita

siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan?

3. Bagaimanakah kemampuan menggunakan partikel pada karangan cerita

siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan?

4. Bagaimanakah kemampuan menggunakan tanda baca pada karangan cerita

siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan?

Page 21: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

53

E. Tujuan Penelitian

Setelah permasalahan dirumuskan, langkah berikutnya adalah

menentukan tujuan yang akan dicapai. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui kemampuan menggunakan huruf kapital pada karangan

cerita siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten

Magetan?

2. Untuk mengetahui kemampuan menggunakan kata depan pada karangan

cerita siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten

Magetan?

3. Untuk mengetahui kemampuan menggunakan partikel pada karangan cerita

siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan?

4. Untuk mengetahui kemampuan menggunakan tanda baca pada karangan

cerita siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten

Magetan?

F. Kegunaan Penelitian

1. Diperolehnya paparan secara objektif tentang kemampuan menggunakan

ejaan yang disempurnakan dalam penulisan cerita siswa kelas 6 SDN

Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru

yang bersangkutan bahwa dalam mengajarkan bahasa Indonesia hendaknya

berpedoman pada hakikat tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang benar.

Page 22: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

54

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kepala

sekolah di tempat penelitian ini dilaksanakan guna menentukan

kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran bahasa Indonesia

di sekolah.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada siswa untuk

aktif dalam kegiatan belajar mengajar serta memiliki kemampuan menulis

sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Page 23: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

55

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

G. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Perjalanan sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia berawal sejak tahun

1901, yaitu dengan penerapan Ejaan Melayu dengan huruf Latin yang dirancang

Ch. A. van Ophusyen dengan bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan

Moehammad Taib Soetan Ibrahim, dan penyempurnaannya telah berkali-kali

diusahakan. Pada tahun 1938, pada saat Kongres Bahasa Indonesia yang pertama

di Solo, disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalisasikan.

(Depdikbud, 1996:ix).

Pada tahun 1947, dengan Keputusan Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan

Kebudayaan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku lebih disederhanakan dengan

nama Ejaan Republik. Dalam perkembangannya, pada tahun 1959, bekerjasama

dengan pemerintahan Malaysia mempersamakan ejaan bahasa kedua negara itu.

Hasil dari konsep ejaan bersama itu kemudian dikenal dengan nama Ejaan

Melindo (Melayu-Indonesia), tetapi perkembangan politik selama tahun-tahun

berikutnya mengurungkan peresmian ejaan tersebut.

Setelah melalui berbagai perubahan-perubahan, disusunlah konsep yang

merangkum segala usaha penyempurnaan yang terdahulu. Konsep itu

diperkenalkan secara luas pada tahun 1972 dengan Keputusan Presiden No. 57

tahun 1972 dengan nama Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai

patokan pemakaian ejaan yang baku.

Page 24: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

56

Adapun beberapa unsur yang ditetapkan oleh ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan, yaitu : huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital/miring,

dan lain-lain. Berikut akan disajikan kajian dari masing-masing.

1. Pemakaian Huruf

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri dari huruf

berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A a a J j je S s es

B b be K k ka T t te

C c ce L l el U u u

D d de M m em V v ve

E e e N n en W w we

F f ef O o o X x eks

G g ge P p pe Y y ye

H h ha Q q qi Z z zet

I i i R r er

2. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri dari

huruf a, e, i, o, dan u.

Huruf Vokal Contoh Pemakaian dalam Kata

Di Awal Di Tengah Di Akhir

A api padi lusa

e* enak petak sore

emas kena tipe

i itu simpan murni

o oleh kota radio

Page 25: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

57

u ulang bumi ibu

* Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata

menimbulkan keraguan.

Misalnya

Anak-anak bermain di teras (teras)

Kami menonton film seri (seri)

Page 26: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

58

3. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri

atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata

Di Awal Di Tengah Di Akhir

b bahasa sebut adab

c cakap kaca -

d dua ada abad

f fakir kafan maaf

g guna tiga gudeg

h hari saham tuah

j jalan manja mikraj

k kami paksa politik

l lekas alas kesal

m maka kami diam

n nama anak daun

p pasang apa siap

q quran furqan -

r raih bara putar

s sampai asli lemas

t tali mata rapat

v varia lava -

w wanita hawa -

x xenon - -

y yakin payung -

Z zeni lazim juz

4. Huruf Diftong

Page 27: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

59

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan

dengan ai, au, dan oi.

Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata

Di Awal Di Tengah Di Akhir

ai ain syaitan pandai

au aula saudara harimau

oi - boikot amboi

Page 28: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

60

5. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang

melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing

melambangkan satu bunyi konsonan.

Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata

Di Awal Di Tengah Di Akhir

kh khusus akhir tarikh

ng ngilu bangun senang

ny nyata hanyut -

sy syarat isyarat -

6. Pemenggalan Kata

a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

1) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu

dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya

ma-in, sa-at, bu-ah

Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga

pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.

Misalnya

au-la bukan a-u-la

2) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf

konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan

sebelum huruf konsonan.

Misalnya

Page 29: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

61

ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang

3) Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,

pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.

Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.

Misalnya

man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, ap-ril, bang-sa

4) Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,

pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan

huruf konsonan yang kedua.

Misalnya

in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las

b. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami

perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan

kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.

Misalnya

makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah

Perlu diperhatikan bahwa

1) Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.

2) Akhiran –i tidak dipenggal.

3) Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan

sebagai berikut.

Misalnya, te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi

Page 30: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

62

c. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu

dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di

antara unsur-unsur itu, atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan

kaidah di atas.

Misalnya

bio-grafi, bi-o-gra-fi

foto-grafi, fo-to-gra-fi

7. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

a. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata

pada awal kalimat.

Misalnya

Dia mengantuk.

Apa maksudnya?

2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya

Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”

“Besok pagi,” kata Ibu, “dia akan berangkat”.

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti

untuk Tuhan.

Misalnya

Allah, Yang Mahakuasa, Alkitab, Quran, Weda, Islam

Page 31: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

63

Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-

Nya.

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya

Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Imam Syafii

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai

pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya

Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru,

Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara Husein

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan

pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama

tempat.

Misalnya

Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang.

Misalnya

Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Page 32: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

64

Misalnya

mesin diesel, 10 volt, 5 ampere

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku

bangsa, dan bahasa.

Misalnya

bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,

suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya

mengindonesiakan kata asing

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,

hari raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya

bangsa Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah

yang tidak dipakai sebagai nama.

Misalnya

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan

bangsanya.

9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya

Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon

Page 33: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

65

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi

yang tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya

berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat

10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama

negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama

dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Misalnya

Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata bukan nama

resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta

nama dokumen resmi.

Misalnya

Menjadi sebuah republik, menurut undang-undang

11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk

ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah

dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia

12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk

unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat

Page 34: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

66

kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,

untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke

Roma.

13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama

gelar, pangkat, dan sapaan.

Misalnya

Dr. doktor

M.A. master of arts

S.E. sarjana ekonomi

S.Pd. sarjana pendidikan

Tn. Tuan

Sdr. saudara

14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman

yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Misalnya

“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.

Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk

hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau

penyapaan.

Page 35: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

67

Misalnya

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya

Sudahkah Anda tahu?

Surat Anda telah kami terima.

b. Huruf Miring

1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,

majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya

Majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku Negarakertagama

karangan Prapanca

2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya

Huruf pertama kata abad ialah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama

ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Misalnya

Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Page 36: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

68

Tetapi

Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.

Catatan: selengkapnya dapat dilihat pada buku Pedoman Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan.

8. Pemakaian Tanda Baca

a. Tanda titik (.)

1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan.

Misalnya

Ayahku tinggal di Solo.

Biarlah mereka duduk di sana.

2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar.

Misalnya

a. III. Departemen Dalam Negeri

1.1 Isi Karangan

Catatan tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam

suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang

terakhir dalam deretan angka atau huruf.

3) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak

berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam

daftar pustaka.

Misalnya

Page 37: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

69

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden Balai

Pustaka.

4) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal

surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya

Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)

Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)

b. Tanda koma (,)

1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

Misalnya

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain dalam kalimat.

Misalnya

Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”

3) Tanda koma dipakai di antara nama orang tua dan gelar akademik

yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,

keluarga, dan marga.

Misalnya

B. Ratulangi, S.E.

Page 38: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

70

4) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung

itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya

“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.

Catatan: selengkapnya dapat dilihat pada buku Pedoman Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan.

H. Penulisan Cerita

1. Pengertian Menulis

Menurut Henry Guntur Tarigan (1991:21) menulis ialah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan keterampilan

berbahasa (writing skills) yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Kemudian menurut Morsey (dalam Henry Guntur Tarigan, 1991:4)

menulis dipergunakan orang terpelajar untuk mencatat/merekam,

meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud

serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang

yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas.

Kejelasan tersebut tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata,

dan struktur kalimat. Penulis harus menguasai prinsip-prinsip menulis dan

Page 39: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

71

berpikir, yang akan menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang

terpenting di antara prinsip-prinsip itu adalah penemuan, susunan, dan gaya.

Page 40: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

72

2. Fungsi Tulisan

Pada prinsipnya, fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung (Henry Guntur Tarigan, 1991:22).

Mengingat fungsi di atas maka seorang penulis dituntut mampu berpikir

secara kritis, merasakan dan menikmati hubungan-hubungan kalimat,

memperdalam persepsi, membuat susunan dan gaya bahasa yang menarik

sesuai dengan alur yang dikehendaki.

Penulis yang baik adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi

yang tepat dalam merangkai tulisannya, meliputi

a. maksud dan tujuan penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi

pada diri pembaca),

b. pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau

teman penulis),

c. waktu dan kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan

berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang

menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan,

pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya) (D’angelo dalam

Henry Guntur Tarigan, 1991:22).

Dengan demikian, penulis akan mendapatkan respons atau jawaban

yang diharapkan penulis dari pembaca. Respon atau umpan balik dari

pembaca, baik negatif maupun positif, menunjukkan keberhasilan penulis

dalam menuangkan tulisannya.

Page 41: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

73

3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan sesuatu tulisan menurut Hugo Hartig (dalam Henry

Guntur Tarigan, 1991:24) sebagai berikut.

a. Tujuan penugasan (assignment purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

Misalnya, para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris

yang ditugaskan membuat laporan, notulen rapat).

b. Tujuan altruistik (altruistic purpose)

Penulis bertujuan untuk menyengkan para pembaca, menghindarkan

kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya,

baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau

penikmat karyanya itu adalah lawan atau musuh. Tujuan altruistik adalah

kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

c. Tujuan persuasif (persuasive purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

d. Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan

kepada para pembaca.

Page 42: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

74

e. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri penulis

kepada para pembaca.

f. Tujuan kreatif (creative purpose)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tujuan yang

bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g. Tujuan pemecahan masalah (problem-sovling purpose)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang

dihadapi.

4. Klasifikasi Tulisan

Menurut Weaver (dalam Henry Guntur Tarigan, 1991:27) membagi

tulisan berdasarkan bentuknya sebagai berikut.

a. Eksposisi, yang mencakup

1) Definisi

2) Analisis

b. Deskripsi, yang mencakup

1) Deskripsi ekspositori

2) Deskripsi literer

c. Narrasi, yang mencakup

1) Urutan waktu

2) Motif

3) Konflik

4) Titik pandangan

Page 43: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

75

5) Pusat minat

d. Argumentasi, yang mencakup

1) Induksi

2) Deduksi

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis

membutuhkan keterampilan yang selalu di asah untuk memperoleh kemampuan

yang optimal. Semakin sering seorang penulis berlatih maka semakin terasah

keterampilan menulisnya.

I. Cerita

Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu

hal (peristiwa, kejadian dan sebagainya).

Narasi adalah penceritaan suatu cerita atau kejadian, cerita atau deskripsi

dari suatu kejadian atau peristiwa; kisahan; tema suatukarya seni; menyajikan

sebuah kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu.

Persamaan cerita dan narasi terletak sama-sama mendeskripsikan suatu

kejadian atau peristiwa.

Beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam menulis cerita adalah sebagai

berikut.

1. Alur

Istilah lain yang sama maknanya dengan alur atau plot ini adalah trap

atau dramatic conflict. Keempat istilah ini bermakna struktur gerak atau laku

dalam suatu fiksi atau drama (Brooks and Warren, dalam Henry Guntur

Tarigan, 1991:150).

Page 44: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

76

Menurut Lubis (dalam Henry Guntur Tarigan, 1991:150) setiap cerita

biasanya dpat dibagi atas lima bagian, meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan atau situasi).

b. Generating circumstance (peristiwa yang bersangkut-paut, yang berkait-

kaitan mulai bergerak).

c. Rising action (keadaan mulai memuncak).

d. Climax (peristiwa-peristiwa mencapai klimaks).

e. Denouement (pengarang memberikan pemecahan soal dari semua

peristiwa).

Kemudian pola yang digunakan dalam penyusunan alur dengan pola

tradisional dengan unsur-unsur terlihat sebagai berikut.

a. Exposition pengenalan tokoh, pembukaan hubungan-hubungan, menata

adegan, menciptakan suasana, penyajian sudut pandang.

b. Complication mempertinggi/meningkatkan perhatian kegembiraan,

kehebohan, atau keterlibatan pada saat bertambahnya kesukaran-

kesukaran atau kendala-kendala.

c. Turning point krisis atau klimaks, titik emosi, dan perhatian yang paling

besar serta mendebarkan, apabila kesukaran atau masalah dihadapi dan

diselesaikan.

d. Ending penjelasan peristiwa-peristiwa, bagaimana caranya para tokoh

itu dipengaruhi, dan apa yang terjadi atas diri mereka masing-masing

(Adelstein & Pival, dalam Henry Guntur Tarigan, 1991:151)

Page 45: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

77

Dari uraian di atas maka alur cerita mempengaruhi hidup tidaknya

suatu cerita.

2. Tokoh

Penokohan atau karakterisasi adalah proses yang dipergunakan oleh

seseorang pengarah untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya. Tokoh fiksi

harus dilihat sebagai yang berada pada suatu masa dan tempat tertentu dan

haruslah pula diberi motif-motif yang masuk akal bagi segala sesuatu yang

dilakukannya. Tugas pengarang ialah membuat tokoh itu sebaik mungkin,

seperti yang benar-benar ada. Cara untuk mencapai tujuan ini tentu beraneka

ragam, termasuk pemerian atau analisis, apa yang dikatakan atau yang

dilakukan oleh para tokoh. Cara mereka mereaksi dalam situasi-situasi

tertentu, apa yang dikatakan oleh tokoh lain terhadap mereka atau bagaimana

mereka bereaksi terhadapnya.

Perlu dipahami, bahwa pengarang adalah pencipta, tetapi dunia sastra

yang mereka ciptakan haruslah kira-kira sama dengan dunia nyata. Untuk

mencapai sasaran di atas, perlu memunculkan tokoh dalam penulisan cerita,

meliputi

a. tokoh utama, tokoh pusat (central character),

b. tokoh penunjang (supporting character),

c. tokoh latar belakang (background character).

Kesusastraan memang mengesankan bagi para tokoh yang telah

menjelajahi halaman demi halaman sampai masuk ke dalam kesadaran

budaya pembacanya.

Page 46: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

78

Karakter tokoh dalam cerita, biasanya memiliki ciri-ciri yang mudah

diserap pembaca, sebagaimana tokoh Brutus dalam Juleus Caesar (Adelstein

& Pival, dalam Henry Guntur Tarigan, 1991:145) dengan ciri-ciri

a. tolol, kekanakan-kanakan, atau naif (dikelabui oleh Cassius, ditipu oleh

Antony);

b. dihormati (semua komplotan pada dasarnya menaruh kepercayaan dan

memberi penghormatan kepadanya, menjadi pemimpin);

c. lekas marah (bertengkar dengan Cassius, jengkel dan marah kepada

penyair);

d. sabar, lembut, baik hati (mencintai Portia, penuh perhatian pada Lucius);

e. idealistis (taat pada Republik, tidak ada rencana menggantikannya).

J. Kemampuan Penggunaan Ejaan

1. Pengertian Kemampuan

a. Pengertian

Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:553)

adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri

sendiri. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan

berkaitan dengan potensi yang dapat diusahakan dan ditingkatkan oleh

seseorang.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa setiap orang

memiliki kemampuan yang berbeda-beda

b. Ciri orang yang mampu

1) Sanggup

Page 47: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

79

2) Cakap

3) Kuat

4) Berusaha dengan diri sendiri

2. Pengukuran/Penilaian Kemampuan

a. Pengertian Pengukuran/Penilaian Kemampuan

Tuckman (dalam Burhan Nurgiyantoro, 1987:5) mengartikan

penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu

kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan

tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Kemudian Cronbach (dalam

Burhan Nurgiyantoro, 1987:6) memberikan definisi bahwa penilaian

adalah proses pengumpulan dan penggunan informasi yang dipergunakan

sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program pendidikan.

Untuk memberikan penilaian secara tepat, diperlukan data-data

yang akurat. Untuk mendapatkan data-data yang akurat, diperlukan alat

berupa pengukuran. Melalui kegiatan pengukuran dapat diketahui

informasi yang dibutuhkan dalam penilaian. Sedang pengukuran

(measurement) hanyalah bagian atau alat penilaian saja misalnya, berupa

skor-skor siswa (Tuckman, dalam Burhan Nurgiyantoro (1987:5).

b. Cara-cara mengukur kemampuan

1) Pemberian tes lisan

2) Pemberian tes tulis (paper and pencil test)

3) Pemberian tes perbuatan (performance test) (Depdiknas, 2003:17-21)

Page 48: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

80

Dengan pemberian tes akan diketahui kemampuan masing-

masing siswa pada kompetensi yang dikehendaki.

Page 49: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

81

BAB III

METODE PENELITIAN

K. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti memilih tempat penelitian di SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo,

Kabupaten Magetan. Tempat tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena

pertimbangan di tempat tersebut belum pernah ada penelitian dengan masalah

yang sama seperti yang dilakukan peneliti.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu selama 4 bulan, yakni mulai

bulan Januari 2007 sampai dengan bulan April 2007.

L. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu memperoleh paparan yang objektif mengenai kemampuan menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam

penulisan cerita siswa kelas VI SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.

Sehubungan dengan penelitian deskriptif ini, ada dua jenis penelitian menurut proses sifat dan analisis datanya, yaitu

1. riset deskriptif yang bersifat eksploratif, yakni bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena;

2. riset deskriptif yang bersifat developmental, yakni riset deskriptif yang digunakan untuk menemukan suatu model

atau prototype, dan bisa digunakan untuk segala jenis bidang (Arikunto, 2002:194-196).

Atas dasar uraian tersebut, jelaslah bahwa penelitian ini termasuk desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif

mempunyai ciri-ciri tertentu. Surahmad (2003:132) menyatakan bahwa desain penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri : (1)

memusatkan pada pemecahan masalah yang ada sekarang, (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,

kemudian dianalisis, (3) menjelaskan dengan teliti dan terinci, baik mengenai dasar-dasar metodologinya maupun

mengenai detail teknis secara khusus, (4) menjelaskan prosedur pengumpulan data, pengawasan dan penilaian terhadap

data, serta (5) memberikan alasan yang kuat tentang penggunaan teknik tertentu dan teknik lainnya.

Berdasarkan teori di atas, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini berupaya memperoleh

data secara sahih, cermat, akurat, dan lengkap. Dari data yang terkumpul kemudian diperiksa, diklasifikasikan, dianalisis,

dan dideskripsikan. Hasil analisisnya merupakan deskripsi mengenai kemampuan menggunakan ejaan yang disempurnakan

Page 50: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

82

dalam penulisan cerita siswa kelas 6 SDN Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan tahun pelajaran

2006/2007.

M. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:102).

Sesuai dengan pengertian ini maka populasi dalam penelitian ini adalah

siswa-siswi kelas 6 SDN

Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan tahun pelajaran

2006/2007. Adapun siswa-siswi kelas VI SDN Kinandang 03, Kecamatan

Bendo, Kabupaten Magetan berjumlah 16 orang.

3. Sampel

Oleh karena keterbatasan jumlah subjek, penelitian ini merupakan penelitian

populasi, yaitu menggunakan seluruh dari populasi sebagai subjek penelitian. Hal

ini mengingat jumlah populasinya tidak melebihi 100, seluruh populasi, peneliti

jadikan sampel atau total sampling yaitu 16 siswa.

B. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dengan jalan memberikan tes kepada

responden. Tes adalah yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran

yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen

kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu (Ngalim Purwanto,

1990:33). Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan peneliti setelah

mendapat izin dari Kepala Sekolah.

Page 51: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

83

Adapun prosedur pelaksanaan pengumpulan data adalah sebagai

berikut : (1) mengatur persiapan dan menertibkan teste, (2) memberikan

petunjuk cara pengerjaan soal dan mengadakan pembetulan jika ada

kesalahan pengetikan, (3) membagikan lembar soal berupa perintah untuk

membuat cerita.

Page 52: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

84

2. Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian ini, untuk mengukur kemampuan siswa dengan

menggunakan soal tes dalam bentuk cerita dengan tema “Liburan Ke Rumah

Nenek”. Dengan memberi waktu penulisan cerita selama 40 menit, kemudian

hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk dianalisa tingkat kemampuan

penggunaan ejaan yang disempurnakan dalam penulisan cerita siswa kelas 6 SDN

Kinandang 03, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan tahun pelajaran

2006/2007.

Skala penilaian digunakan untuk mengukur penampilan atau

perilaku orang/individu lain oleh seseorang, melalui pernyataan perilaku

individu pada suatu titik kontinue atau suatu kategori yang bermakna nilai

(Nana Sudjana, 2001:112). Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai

dari yang tertinggi sampai terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk huruf

(a, b, c d) atau angka (4, 3, 2, 1). Sedangkan menurut Yatim Riyanto

(2001:101) bahwa score yang diberikan pengamat/peneliti merupakan

judment (kebijakan) pengamat/peneliti itu sendiri.

Pemberian skor atau penilaian diukur dengan ketentuan sebagai berikut.

Page 53: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

85

a. Nilai 10, bila tidak ada kesalahan

b. Nilai 9, bila tingkat kesalahan antara 1 sampai dengan 3

c. Nilai 8, bila tingkat kesalahan antara 4 sampai dengan 5

d. Nilai 7, bila tingkat kesalahan antara 6 sampai dengan 7

e. Nilai 6, bila tingkat kesalahan antara 8 sampai dengan 9

f. Nilai 5, bila tingkat kesalahan diatas 10

C. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi sesuai dengan tingkat

kesalahan dalam penggunaan ejaan yang disempurnakan. Kemudian dari data

tersebut, peneliti membuat tingkat kemampuannya dengan indikator tingkat

kesalahan sebagai ketentuan pada instrumen penelitian di atas dengan

menggunakan rumus prosentase.

P = %100xN

F

Keterangan :

P = Prosentase

F = Tingkat kesalahan

N = Jumlah responden

Kecuali itu, peneliti mencari nilai mean, median, modus, SD,

kemencengan poligon, histogram, dan poligon. Adapun rumus yang

dipergunakan ialah:

1. Menentukan Nilai Rata-rata (Mean)

Dalam menentukan nilai rata-rata (Mean) digunakan rumus :

Page 54: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

86

Mean =

fi

xi.fi(Sudjana, 1996:67)

Keterangan :

fi = jumlah frekuensi

xi = titik tengah interval

2. Median

Rumus yang dipakai untuk menentukan median ialah :

Me = b + p

f

Fn21

(Sudjana, 1996:79)

Keterangan :

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas interval

n = banyak sampel

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

3. Menentukan Modus (Mo)

Dalam menentukan modus (Mo) dipakai rumus :

Mo = b + p

2b1b

1b

(Sudjana, 1996:79)

Keterangan :

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas modal terdekat

sebelumnya.

Page 55: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

87

b2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas terdekat berikutnya.

4. Menentukan Standar Deviasi (SD)

Rumus yang digunakan untuk menentukan standar deviasi atau simpangan

baku (SD) ialah :

SD =

1n

xxifi2

(Sudjana, 1996:94)

Keterangan :

fi = jumlah frekuensi

xi = titik tengah interval

x = nilai rata-rata

n = banyaknya data

5. Menentukan Kecondongan Poligon

Rumus untuk menentukan kecondongan poligon ialah :

Rumus = S

Mox (Sudjana, 1996:94)

Keterangan :

x = nilai rata-rata atau Mean

Mo = modus/harga tengah

S = simpangan baku

Page 56: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

88

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini akan dilaporkan secara deskriptif yang dilengkapi dengan

tabel frekuensi, poligon, dan histogram. Berdasarkan variabel-variabelnya, maka hasil

penelitian ini dilaporkan sebagai berikut :

A. Deskripsi Data

1. Kemampuan menggunakan huruf kapital.

Dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2003,

nilai-nilai yang didapatkan yaitu: n sebanyak 16; nilai minimum sebesar 6,0; nilai

maksimum sebesar 9,0; mean (Mn) sebesar 8,0; median (Me) sebesar 8; modus

(Mo) sebesar 9,0, simpangan baku (SD) sebesar 1,1.

Berdasarkan data tersebut dibuat tabel distribusi frekuensi kemampuan

menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam penulisan cerita.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital

Dalam Penulisan Cerita

Nilai Frekuensi

6 2

7 3

8 4

9 7

Berdasarkan tabel 1 tersebut, dibuat grafik histogram sebagai berikut.

Page 57: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

89

Keterangan : SD: 1,1; Mo:9,0; Me:8,0; Mn:8,0; Min:6,0; Max:9,0; n:nilai;

f:frekuensi; Poligon condong kiri (-0,9)

Gambar 1 Histogram Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital Dalam

Penulisan Cerita

2. Kemampuan menggunakan kata depan.

Dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2003,

nilai-nilai yang didapatkan yaitu: n sebanyak 16; nilai minimum sebesar 5,0; nilai

maksimum sebesar 9,0; mean (Mn) sebesar 6,8; median (Me) sebesar 7,0; modus

(Mo) sebesar 7,0, simpangan baku (SD) sebesar 1,2.

Berdasarkan data tersebut dibuat tabel distribusi frekuensi kemampuan

menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam penulisan cerita.

2

3

4

7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

6 7 8 9

Page 58: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

90

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Kata Depan Dalam

Penulisan Cerita

Nilai Frekuensi

5 4

6 1

7 7

8 3

9 1

Berdasarkan tabel 2 tersebut, dibuat grafik histogram sebagai berikut.

Keterangan : SD: 1,2; Mo:7,0; Me:7,0; Mn:6,8; Min:5,0; Max:9,0; n:nilai;

f:frekuensi; Poligon condong kiri (-0,2)

Gambar 2 Histogram Kemampuan Menggunakan Kata Depan Dalam

Penulisan Cerita

3. Kemampuan menggunakan partikel.

4

1

7

3

1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

5 6 7 8 9

Page 59: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

91

Dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2003,

nilai-nilai yang didapatkan yaitu: n sebanyak 16; nilai minimum sebesar 5,0; nilai

maksimum sebesar 9,0; mean (Mn) sebesar 7,1; median (Me) sebesar 7,0; modus

(Mo) sebesar 7,0, simpangan baku (SD) sebesar 1,4.

Berdasarkan data tersebut dibuat tabel distribusi frekuensi kemampuan

menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam penulisan cerita.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Partikel Dalam

Penulisan Cerita

Nilai Frekuensi

5 2

6 3

7 6

8 1

9 4

Berdasarkan tabel 3 tersebut, dibuat grafik histogram sebagai berikut.

2

3

6

1

4

0

1

2

3

4

5

6

7

5 6 7 8 9

Page 60: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

92

Keterangan : SD: 1,4; Mo:7,0; Me:7,0; Mn:7,1; Min:5,0; Max:9,0; n:nilai;

f:frekuensi; Poligon condong kanan (0,1)

Gambar 3 Histogram Kemampuan Menggunakan Partikel Dalam

Penulisan Cerita

4. Kemampuan menggunakan tanda baca.

Dengan bantuan komputer menggunakan program Microsoft Excel 2003,

nilai-nilai yang didapatkan yaitu: n sebanyak 16; nilai minimum sebesar 5,0; nilai

maksimum sebesar 9,0; mean (Mn) sebesar 7,3; median (Me) sebesar 7,0; modus

(Mo) sebesar 7,0, simpangan baku (SD) sebesar 1,4.

Berdasarkan data tersebut dibuat tabel distribusi frekuensi kemampuan

menggunakan ejaan yang disempurnakan dalam penulisan cerita.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menggunakan Tabda Baca Dalam

Penulisan Cerita

Nilai Frekuensi

5 2

6 2

7 5

8 3

9 4

Berdasarkan tabel 4 tersebut, dibuat grafik histogram sebagai berikut.

Page 61: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

93

Keterangan : SD: 1,4; Mo:7,0; Me:7,0; Mn:7,3; Min:5,0; Max:9,0; n:nilai;

f:frekuensi; Poligon condong kanan (0,2)

Gambar 4 Histogram Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Dalam

Penulisan Cerita

5. Perbandingan Rata-rata Kemampuan Menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan

Setelah dikelompok-kelompokkan sesuai dengan rancangan penelitian,

maka rata-rata (mean) Kemampuan Menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan sebagai berikut.

Tabel 5 Perbandingan Rata-rata (Mean) Kemampuan Menggunakan Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Aspek Ejaan

Huruf Kapital Kata Depan Partikel Tanda Baca

Kemampuan 8,0 6,8 7,1 7,3

2 2

5

3

4

0

1

2

3

4

5

6

5 6 7 8 9

Page 62: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

94

B. Interpretasi Data Penelitian

Setelah dilakukan perhitungan secara deskriptif, diperoleh kenyataan

bahwa rata-rata kemampuan penggunaan ejaan jika ditinjau dari empat aspek

yang diteliti, kemampuan menggunakan huruf kapital menduduk prestasi yang

paling tinggi (rata-rata 8,0), kemudian menggunakan tanda baca (7,3), kemudian

penggunaan partikel (7,1), dan yang paling rendah yaitu kemampuan

menggunakan kata depan (6,8).

Berdasarkan pada hasil kemampuan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa

kemampuan menggunakan huruf kapital menduduki prestasi yang paling tinggi

disebabkan bahwa pemahaman siswa terhadap huruf kapital seperti dipakai

sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, huruf pertama petikan langsung,

huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab

suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan, huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, huruf pertama unsur nama

jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti

nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat sudah banyak dipahami

oleh siswa. Hal ini disebabkan pemakaian huruf kapital sudah lazim dibaca di

tempat-tempat umum seperti papan nama, reklame, surat-surat dinas, majalah,

koran dan sebagainya.

Sedangkan untuk kemampuan menggunakan kata depan menduduki

kemampuan paling rendah disebabkan kerancuan pemahaman bahwa kata depan

harus dipisah dengan kata berikutnya, seperti penulisan di atas, di bawah, di

samping, dan sebagainya.

Page 63: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

95

C. Diskusi Hasil Penelitian

Dari hasil komputasi diperoleh kenyataan bahwa dari empat kemampuan

dalam menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diperoleh

ketuntasan belajar yang memuaskan dengan rata-rata nilai di atas 7 untuk empat

aspek, yaitu kemampuan menggunakan huruf kapital, partikel, dan tanda baca.

Sedangkan satu aspek, yaitu kemampuan menggunakan kata depan memperoleh

nilai rata-rata cukup yaitu 6,8.

Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia di

SDN Kinandang 3, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan tergolong baik. Hal

ini ditunjukkan dari keluaran (output) berupa kemampuan siswa dalam

mengapresiasi Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mendapatkan nilai

rata-rata yang memuaskan yaitu di atas nilai 7.

Walaupun dalam penelitian tidak dimunculkan kemampuan siswa dalam

menulis cerita, seperti alur, plot, setting, karakter tokoh dalam cerita tersebut,

menurut pengamatan penulis, dari waktu yang disediakan yaitu selama 40 menit,

siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Bahkan, beberapa siswa telah

menyelesaikan sebelum waktu yang disediakan berakhir.

Page 64: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

96

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab IV, kemampuan menggunakan ejaan

yang disempurnakan pada penulisan cerita dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kemampuan menggunakan huruf kapital memperoleh hasil baik dengan nilai

rata-rata sebesar 8,0.

2. Kemampuan menggunakan kata depan memperoleh hasil cukup dengan nilai

rata-rata sebesar 6,8.

3. Kemampuan menggunakan partikel memperoleh hasil baik dengan nilai rata-

rata sebesar 7,1.

4. Kemampuan menggunakan tanda baca memperoleh hasil baik dengan nilai

rata-rata sebesar 7,3.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan pada bab empat, kemampuan menggunakan

ejaan yang disempurnakan pada penulisan cerita dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya lebih sering lagi melatih

anak didiknya dalam penggunaan ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan dalam penulisan cerita.

2. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya pandai-pandai memilih

bahan pengajaran, maksudnya cerita-cerita yang menarik, cocok dan disukai

Page 65: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

97

anak didiklah yang dipilih sebagai bahan pengajaran.

3. Dalam pelaksanaan pengajaran, guru hendaknya dapat menyajikan

pembelajaran dengan menarik. Dengan teknik penyajian yang menarik,

diharapkan anak didik termotivasi dan tertarik dengan bahan pengajaran

tersebut, sehingga hasil pembelajaran diharapkan sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki.

4. Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan buku-buku yang cukup

terutama buku cerita, sehingga mendorong siswa untuk lebih banyak

membaca dan mengapresiasi cerita tersebut.

Page 66: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

98

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Nurgiyantoro. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE IKIP Yogyakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pembinaan TK/SD. 2006. Program Pembinaan TK dan SD Tahun 2006:

Kebijakan tentang KTSP dan Silabus di SD. Jakarta: Dinas Pendidikan

Nasional.

Henry Guntur Tarigan. 1991. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Nana Sudjana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru

Algensindo.

Ngalim Purwanto. 1990. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

_______. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana, MS. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Page 67: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

99

Winarno Surachmad. 2003. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, Dasar dan Teknik

Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Yatim Riyanto. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Surabaya : Penerbit SIC.

Page 68: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

100

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Parno

NPM : 05.311.246/P

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Pendidikan Bahasa Indonesia.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini plagiat, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Madiun, 20 April 2007

Yang membuat pernyataan,

Parno

Page 69: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

101

LAMPIRAN 1

DAFTAR NAMA RESPONDEN

SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG KECAMATAN BENDO

KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No No Induk Nama Siswa / Responden Jenis Kelamin

1 2345 Agung Puji L

2 2346 Tri Wahyuni P

3 2347 Tri Tobat Budi S L

4 2349 Amirudin Mahmud L

5 2351 Aji Ryan Pranata L

6 2352 Eriska Devi DC P

7 2353 Lely Rusiana P

8 2355 Miftahul Hadi L

9 2361 Nampi Sri Wahyuni P

10 2363 Rifki Siti Mutmainah P

11 2364 Ririn Pramita S P

12 2366 Sigit Budi Santoso L

13 2369 Umul Mahmudah P

14 2370 Yuliani Dwi Astuti P

Page 70: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

102

15 2371 Frudita Nur P

16 2373 Burhanudin S L

Sumber: Buku Leger Kelas VI SDN Kinandang, Kecamatan Bendo, Kabupaten

Magetan

Page 71: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

103

LAMPIRAN 2

SOAL

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM

PENULISAN CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3 KECAMATAN

BENDO KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2006/2007

Perintah:

Buatlah karangan dengan tema “Liburan Ke Rumah Nenek” dengan ketentuan

sebagai berikut.

1. Karangan terdiri dari 3 paragraf.

2. Lama menulis karangan 40 menit.

3. Tulislah nama dan nomor absen di pojok kanan atas.

Agar dalam penulisan karangan tidak mengalami kesulitan, buatlah kerangka

karangan terlebih dahulu.

Selamat mengerjakan !

Page 72: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

104

LAMPIRAN 3

NOMOR RESPONDEN, SKOR TINGKAT KESALAHAN DAN NILAI

KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL DALAM

PENULISAN CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3,

KECAMATAN BENDO, KABUPATEN MAGETAN

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No Resp Tingkat Kesalahan

Nilai Keterangan Alinea 1 Alinea 2 Alinea 3 Jml

1 0 1 3 4 8 Baik

2 2 1 3 6 7 Cukup

3 2 1 0 3 9 Baik

4 3 2 3 8 6 Cukup

5 2 1 2 5 8 Baik

6 0 2 0 2 9 Baik

7 2 1 3 6 7 Cukup

8 0 2 0 2 9 Baik

9 2 1 3 6 7 Cukup

10 0 2 0 2 9 Baik

11 2 1 0 3 9 Baik

12 0 2 3 5 8 Baik

13 2 1 2 5 8 Baik

14 3 3 2 8 6 Cukup

15 2 1 0 3 9 Baik

16 0 2 1 3 9 Baik

Jml 22 24 25 71 128

Rata-rata 8.0 Baik

Max 9.0

Min 6.0

Page 73: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

105

SD 1.1

Mo 9.0

Median 8.0

Mean 8.0

Kecondongan grafik -0,9 (Negatif)

Penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer program Ms. Excel 2003

Keterangan:

Tidak ada kesalahan : nilai 10

Tingkat kesalahan 1 – 3 : nilai 9

Tingkat kesalahan 4 – 5 : nilai 8

Tingkat kesalahan 6 – 7 : nilai 7

Tingkat kesalahan 8 – 9 : nilai 6

Tingkat kesalahan > 9 : nilai 5

LAMPIRAN 4

NOMOR RESPONDEN, SKOR TINGKAT KESALAHAN DAN NILAI

KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KATA DEPAN DALAM

PENULISAN CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3,

KECAMATAN BENDO, KABUPATEN MAGETAN

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No Resp Tingkat Kesalahan

Nilai Keterangan Alinea 1 Alinea 2 Alinea 3 Jml

1 2 5 3 10 5 Cukup

2 6 3 4 13 5 Kurang

3 1 3 3 7 7 Cukup

4 2 2 3 7 7 Cukup

Page 74: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

106

5 2 2 2 6 7 Cukup

6 1 1 2 4 8 Baik

7 0 3 6 9 6 Cukup

8 3 2 2 7 7 Cukup

9 5 3 5 13 5 Kurang

10 2 3 2 7 7 Cukup

11 1 0 1 2 9 Baik

12 2 2 3 7 7 Cukup

13 2 1 2 5 8 Baik

14 1 3 1 5 8 Baik

15 3 4 3 10 5 Cukup

16 2 1 4 7 7 Cukup

Jml 35 38 46 119 108

Rata-rata 6.8 Cukup

Max 9.0

Min 5.0

SD 1.2

Mo 7.0

Median 7.0

Mean 6.8

Kecondongan grafik -0,2 Negatif

Penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer program Ms. Excel 2003

Keterangan:

Tidak ada kesalahan : nilai 10

Tingkat kesalahan 1 – 3 : nilai 9

Tingkat kesalahan 4 – 5 : nilai 8

Tingkat kesalahan 6 – 7 : nilai 7

Tingkat kesalahan 8 – 9 : nilai 6

Tingkat kesalahan > 9 : nilai 5

Page 75: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

107

LAMPIRAN 5

NOMOR RESPONDEN, SKOR TINGKAT KESALAHAN DAN NILAI

KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN PARTIKEL DALAM PENULISAN

CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3, KECAMATAN BENDO,

KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No Tingkat Kesalahan

Nilai Keterangan Alinea 1 Alinea 2 Alinea 3 Jml

1 2 1 3 6 7 Cukup

2 2 1 3 6 7 Cukup

3 2 1 3 6 7 Cukup

4 3 2 3 8 6 Cukup

5 2 1 2 5 8 Baik

6 0 2 0 2 9 Baik

7 2 1 3 6 7 Cukup

8 0 2 0 2 9 Baik

9 2 5 3 10 5 Cukup

10 0 2 0 2 9 Baik

11 2 5 3 10 5 Cukup

12 2 5 2 9 6 Cukup

13 2 3 2 7 7 Cukup

14 3 3 2 8 6 Cukup

15 2 1 0 3 9 Baik

16 3 2 2 7 7 Cukup

Jml 29 37 31 97 114

Rata-rata 7.1 Baik

Max 9.0

Min 5.0

SD 1.4

Page 76: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

108

Mo 7.0

Median 7.0

Mean 7.1

Kecondongan grafik 0,1 Positif

Penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer program Ms. Excel 2003

Keterangan:

Tidak ada kesalahan : nilai 10

Tingkat kesalahan 1 – 3 : nilai 9

Tingkat kesalahan 4 – 5 : nilai 8

Tingkat kesalahan 6 – 7 : nilai 7

Tingkat kesalahan 8 – 9 : nilai 6

Tingkat kesalahan > 9 : nilai 5

Page 77: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

109

LAMPIRAN 6

NOMOR RESPONDEN, SKOR TINGKAT KESALAHAN DAN NILAI

KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN TANDA BACA DALAM

PENULISAN CERITA SISWA KELAS 6 SDN KINANDANG 3,

KECAMATAN BENDO, KABUPATEN MAGETAN

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No Tingkat Kesalahan

Nilai Keterangan Alinea 1 Alinea 2 Alinea 3 Jml

1 3 1 3 7 7 Cukup

2 1 1 3 5 8 Baik

3 2 1 3 6 7 Cukup

4 3 2 3 8 6 Cukup

5 2 1 2 5 8 Baik

6 1 2 0 3 9 Baik

7 3 1 3 7 7 Cukup

8 0 2 0 2 9 Baik

9 2 5 3 10 5 Cukup

10 0 2 0 2 9 Baik

11 2 5 3 10 5 Cukup

12 2 1 2 5 8 Baik

13 2 3 2 7 7 Cukup

14 3 3 2 8 6 Cukup

15 2 1 0 3 9 Baik

16 3 2 2 7 7 Cukup

Jml 31 33 31 95 117

Rata-rata 7.3 Baik

Max 9.0

Min 5.0

Page 78: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

110

SD 1.4

Mo 7.0

Median 7.0

Mean 7.3

Kecondongan grafik 0,2 Positif

Penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer program Ms. Excel 2003

Keterangan:

Tidak ada kesalahan : nilai 10

Tingkat kesalahan 1 – 3 : nilai 9

Tingkat kesalahan 4 – 5 : nilai 8

Tingkat kesalahan 6 – 7 : nilai 7

Tingkat kesalahan 8 – 9 : nilai 6

Tingkat kesalahan > 9 : nilai 5

Page 79: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

56

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR NEGERI KINANDANG 3

Alamat : Desa Kinandang Nomor : ___ Telp. : ________

KECAMATAN BENDO

SURAT KETERANGAN

Nomor : 02/400/416/105.16/07

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SDN Kinandang 3, Kecamatan

Maospati, Kabupaten Magetan menerangkan bahwa :

nama : Parno

NPM : 05.311.246/P

program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

fakultas : Pendidikan Bahasa dan Seni

semester / jenjang : VII / Sarjana Strata 1

benar-benar telah melaksanakan penelitian di sekolah kami guna keperluan penyusunan

skripsi dengan judul: Kemampuan Menggunakan Ejaan yang Disempurnakan dalam

Penulisan Cerita Siswa Kelas 6 SDN Kinandang 3, Kecamatan Bendo, Kabupaten

Magetan Tahun 2006/2007.

Demikian surat keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Kinandang, 14 April 2007

Kepala Sekolah

Page 80: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

57

MULJONO, A.Ma.Pd.

NIP. 130405798

Page 81: Kemampuan Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Cerita

58

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Parno, dilahirkan di Desa Carikan, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan

pada tanggal 16 Juni 1963. Pendidikan Dasar di Kecamatan Bendo, tamat SDN

Carikan tahun 1976, SMP Bendo tahun 1980, SPGN Madiun tahun 1983.

Pendidikan berikutnya ditempuh di Universitas Terbuka lulus tahun 1998,

kemudian ia melanjutkan ke Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Madiun sampai sekarang.

Mengajar di SDN Kinandang 3 tahun 2001 sebagai guru sampai sekarang.