KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KASET REKAMAN PADA ANAK TUNANETRA

24
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KASET REKAMAN PADA ANAK TUNANETRA Hani Awaliyah (Guru SLB-A Pembina Tk. Nasional Jakarta Selatan, e- mail:[email protected]) Abstract; The aims of this research are to analyze the application of cassete recording media to reading comprehension, describe the increase of reading ability through cassette recording media,and to minimize students “mistakes in reading comprehension. This is a classrrom action research which uses Kemmis and Taggart model with 4 stages i.e. planning, action,observation and test. The data collecting techniques are interview, observation and test.The data analysis was carried out descriptively through reflections of the cycles. The research was conducted in 2 cycles in five meetings . Cycle I consisted of thre meetings with mean = 64%,and it indicates that the students have not achieved mastery learning (75 % ). In the next cycle that is cycle II which consisted of 2 meetings, the mean = 76 % ,which indicates that there is 12 % increase and it shows that the students have achieved mastery learning. Based on the finding of the research,it is concluded that “the reading comprehension ability of the blind students increases if cassette recording media is used in the teaching and learning process “. Abstrak; Tujuan penelitian ini untuk mengkaji penerapan media kaset rekaman pada membaca pemahaman, mendiskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui media kaset rekaman, meminimalkan kesalahan siswa dalam membaca pemahaman. Penelitian ini merupakan tindakan kelas dengan menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi., teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan tes. Sedangkan analisis data pada penelitian ini, analisis data diskriptif melalui refleksi berdasarkan siklus – siklus. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus dalam 5 kali pertemuan, pada siklus 1 dilakukan 3 kali pertemuan dengan hasil rerata yang diperoleh sebesar 64 %, hal ini ditemukan bahwa kemampuan siswa belum mencapai belajar tuntas ( 75 % ). Sehingga dilanjutkan siklus 2 sebanyak 2 kali pertemuan dengan hasil rerata kelas sebesar 76 %, jadi ada peningkatan 12 % tindakan siklus 2 menunjukkan hasil belajar tuntas.Berdasarkan temuan penelitian maka simpulan yang dikemukakan adalah “Kemampuan membaca pemahaman

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Hani Awaliyah,

Transcript of KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KASET REKAMAN PADA ANAK TUNANETRA

Manajemen Mutu Pendukung Akademik Sekolah Dasar Berbasis Religi

JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA,APRIL 2012,VOLUME 8, NOMOR.1

Awaliyah, Kemampuan Membaca Pemahaman .(95- 109) KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KASET REKAMAN PADA ANAK TUNANETRA

Hani Awaliyah(Guru SLB-A Pembina Tk. Nasional Jakarta Selatan, e-mail:[email protected])

Abstract; The aims of this research are to analyze the application of cassete recording media to reading comprehension, describe the increase of reading ability through cassette recording media,and to minimize students mistakes in reading comprehension. This is a classrrom action research which uses Kemmis and Taggart model with 4 stages i.e. planning, action,observation and test. The data collecting techniques are interview, observation and test.The data analysis was carried out descriptively through reflections of the cycles. The research was conducted in 2 cycles in five meetings . Cycle I consisted of thre meetings with mean = 64%,and it indicates that the students have not achieved mastery learning (75 % ). In the next cycle that is cycle II which consisted of 2 meetings, the mean = 76 % ,which indicates that there is 12 % increase and it shows that the students have achieved mastery learning. Based on the finding of the research,it is concluded that the reading comprehension ability of the blind students increases if cassette recording media is used in the teaching and learning process .

Abstrak; Tujuan penelitian ini untuk mengkaji penerapan media kaset rekaman pada membaca pemahaman, mendiskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui media kaset rekaman, meminimalkan kesalahan siswa dalam membaca pemahaman. Penelitian ini merupakan tindakan kelas dengan menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi., teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan tes. Sedangkan analisis data pada penelitian ini, analisis data diskriptif melalui refleksi berdasarkan siklus siklus. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus dalam 5 kali pertemuan, pada siklus 1 dilakukan 3 kali pertemuan dengan hasil rerata yang diperoleh sebesar 64 %, hal ini ditemukan bahwa kemampuan siswa belum mencapai belajar tuntas ( 75 % ). Sehingga dilanjutkan siklus 2 sebanyak 2 kali pertemuan dengan hasil rerata kelas sebesar 76 %, jadi ada peningkatan 12 % tindakan siklus 2 menunjukkan hasil belajar tuntas.Berdasarkan temuan penelitian maka simpulan yang dikemukakan adalah Kemampuan membaca pemahaman siswa tunanetra meningkat jika pembelajaran melaui media kaset rekaman.

Kata kunci : Media kaset rekaman, membaca pemahaman, anak tunanetra. Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar luar biasa Tunanetra ialah pengajaran membaca dan menulis Braille. Kemampuan membaca dan menulis Braille yang memadai sejak dini merupakan dasar untuk menguasai semua bidang studi di sekolah dan akan terciptanya masyarakat yang gemar belajar membaca. Masyarakat yang gemar belajar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa masa mendatang. Bums dkk ( 1996 ),dalam ( Rahim, 2007 ) mengemukakan bahwa kemampuan membaca dan menulis merupakan suatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar, namun anak anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Demikian pula pendidikan anak berkebutuhan khusus yang salah satunya Anak tunanetra berpotensi untuk termotivasi untuk belajar membaca., anak Tunanetra kehilangan salah satu indera utama yaitu daya penglihatan sehingga dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya membaca dan menulis Braille diperlukan pelayanan khusus sesuai dengan kondisi anak yang mengalami kebutaan Untuk membantu kelancaran belajar membaca dan menulis Braille diperlukan media atau alat bantu yang bisa memberikan pengalaman bermakna dan membentuk pemahaman bagi diri anak.Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 1 31 Maret 2011 di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan untuk materi pokok mengenai membaca pemahaman. menunjukkan bahwa anak kurang lancar dalam memahami bacaan dongeng. Pembelajaran materi membaca pemahaman mengunakan teks bacaan, reglet, papan Braille, waktu membaca anak sering kali melakukan kesalahan yaitu pada tanda bunyi suku kata dan kata yang di gabungkan kembali menjadi kalimat semula, kalimat yang dibaca tidak sama dengan jari kanan dan kiri waktu menelusuri atau meraba huruf teks bacaan. Pada kalimat Batu Raden ujung ujung jari telah meraba huruf ( n ) kalimat yang muncul dari bibir masih huruf ( B ) kesalahan membaca pada tanda titik, koma, tanda tanya, tanda seru, masih sering muncul.Selama observasi di lapangan kondisi anak dalam proses belajar mengajar menunjukkan mudah lupa dengan teks bacaan yang sedang dibacanya, juga memerlukan jeda waktu yang lama dari tiap huruf yang dibacanya, karena pengulangan pada waktu membaca anak mudah jenuh, sehingga asyik bermain sendiri menggoyang goyangkan tubuhnya dan tertidur. Situasi kelas sangat gaduh dengan ketukkan ketukkan pada meja yang sering dilakukan anak Demikian juga hasil pengajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demontrasi kurang memuaskan kemampuan mambaca siswa kelas 3 tunanetra rendah, pemberian tugas untuk pekerjaan rumah materi membaca pemahaman hasilnya juga rendah, nampak pada hasil membaca dari praktik pembelajaran di kelas, kualitas belajar siswa yang kurang optimal masih senang bermain main, lingkungan tidak menunjang kurang media cetak bagi anak tunanetra, maka dalam pelaksanaan pembelajaran perlu dimaksimalkan., proses belajar mengajar perlu disesuaikan dengan kondisi anak metode yang monoton perlu diubah dengan metode yang tepat.Menurut Ikwan Alsafah dalam ( Rahim : 2007 ) : Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Untuk mendapatkan hasil belajar anak dengan standart nilai yang baik pada materi membaca pemahaman dibutuhkan peranan guru dalam proses belajar mengajar antara lain menciptakan pengalaman yang memperkenalkan, memelihara, atau memperluas kemampuan siswa untuk memahami teks bacaan juga memahami bahwa membaca adalah proses sosial konstruktivis yang paling berfungsi dalam situasi nyata. Untuk mengatasi belajar murid perlu diberikan motivasi Rahim, ( 2007 : 17 ) mengemukakan bahwa orang tua yang hangat demokratis bisa mengarahkan anak anak mereka pada kegiatan yang berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berfikir, dan suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar disekolahCrawley & Mountain ( 1995 ) dalam (Rahim,2007) mengemukakan: bahwa anak anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi. Dari hasil observasi yang telah diuraikam untuk mengatasi kondisi anak kelas 3 ini dapat dilakukan dengan menggunakan media audio yang mengandung pesan dalam bentuk auditif berupa kaset ( Pita Suara atau Piringan Suara ) Menurut Sudjana ( 2007:120 ). menjelaskan bahwa media kaset rekaman untuk pengajaran, di maksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang baik.Keunggulan Media Audio hasil temuan Rivai ( 2007 : 130 ) yaitu siswa dapat memusatkan perhatian mengikuti pengarahan, melatih daya analisis, memperoleh arti dari suatu konteks, memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan, mengingat dan mengemukakan kembali ide dari cerita yang di dengar. Wassid ( 2008 : 208 ) : alat untuk menyampaikan pengalaman Vicarious yaitu menyajikan bahan kepada peserta didik yang tidak dapat mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah, dapat di lakukan melalui rekaman suara dan lain lain Vicarious substitusi untuk pengganti pengalaman yang langsung. Menurut hasil temuan Florenti ( 2000 : 32 ) yaitu dengan mendengarkan kaset akan lebih efektif dari pada siswa membaca langsung teks bacaan.Mencermati hasil observasi di lapangan dan teori tentang media pembelajaran khususnya mengenai membaca pemahaman maka dilakukan penelitian tindakan kelas melalui penerapan media kaset rekaman untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa tunanetra kelas 3 SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan. Sesuai dengan latar belakang, maka rumusan masalahnya Bagaimana kemampuan membaca pemahaman melalui penggunaan Media Kaset Rekaman siswa Tunanetra kelas 3 SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan ?. Tujuan kajian ini adalah mendiskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui penerapan media kaset rekaman di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan Adapun manfaatnya diihasilkannya karya kajian tentang media kaset untuk proses belajar mengajar, membaca pemahaman pada anak tunanetra.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) / Classroom Action Research ( CAR ) dengan menggunakan disain model PTK Kemmis dan Taggart ( Aqib 2006 : 22 ). Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian praktis yang dilaksanakan oleh guru untuk menemukan solusi dari permasalahan yang timbul di kelasnya agar dapat mengkaitkan proses dan hasil pembelajaran di kelas ( Dasna, 2007 : 2 ).Adapun disain tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, dan (Refleksi). Penelitian dilaksanakan di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan, khususnya siswa kelas 3 A dengan jumlah siswa 3. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian tindakan ini adalah (1) Wawancara, dalam hal ini pihak yang diwawancarai adalah orang tua siswa. Adapun materi pokok wawancara tentang pola asuh orang tua dan kemauan anak dalam belajar membaca. Dalam wawancara peneliti tidak membawa buku atau catatan secara resmi, tetapi wawancara dilakukan secara bincang bincang. (2) Observasi, dalam melakukan observasi, peneliti ikut serta dalam kegiatan siswa sehingga perilaku atau sikap siswa adalah sikap aslinya atau tidak dibuat buat. Sedangkan yang diobservasi adalah hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan membaca pemahaman melalui media kaset rekaman.(3 ) Tes, yang digunakan berupa tes tulis dan praktek ( unjuk kerja ). Soal tes yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran membaca pemahaman pada tiap tiap siklus pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data deskriptif, untuk mendeskripsikan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk menemukan peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan Media Kaset Rekaman pemberian tindakan, peneliti menggunakan analisis refleksi berdasarkan siklus siklus.

HASIL DAN PEMBAHASANPenyajian data ini memaparkan hasil tindakan siklus dan pembahasan diuaraikan dengan mengacu pada rumusan masalah yang telah diajukan. Paparan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut :Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain tindakan kelas model Kemmis ( 1988 ) berdasarkan siklus siklus. Sesuai dengan penelitian yang telah dilaksanakan dan berdasarkan temuan penelitian, peneliti telah melaksanakan tindakan sebanyak 2 siklus karena dengan siklus kedua dirasa sudah ada peningkatan untuk prestasi belajar membaca pemahaman di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan.Pada kegiatan ini sebelum memberikan media kaset rekaman dongeng Jaka Tarub terlebih dahulu peneliti memberikan pengertian tentang media kaset rekaman dongeng Jaka Tarub dan memberi penjelasan tentang gambaran media kaset rekaman dongeng Jaka Tarub sehingga dapat berorientasi terhadap media kaset rekaman.

Hasil Siklus I Pelaksanaan Siklus 1, pertemuan 1 dengan langkah-langkah yaitu:Rencana tindakan peneliti berdasarkan materi yang disesuaikan dengan waktu dan jadwal yang telah dibuat serta RPP tentang membaca dongeng. Persiapan rencana pembelajaran difokuskan pada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia. Materi dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membaca pemahaman dengan media kaset rekaman dongeng Jaka Tarub. Selain menyiapkan materi yang akan disajikan dalam penelitian, peneliti juga menyiapkan hal lain yang menunjang penelitian yaitu media kaset rekaman dongeng Jaka Tarub dan Tape Recorder. Teks Braille bacaan dongeng Jaka Tarub dan buku sumber bahasa Indonesia.Pelaksanaan Tindakan, dilakukan proses pembelajaran didalam kelas adalah sebagai berikut: (-) peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yaitu dapat membaca dongeng dan memahami isi dongeng yang dibacanya, (-) sesuai tujuan pengajaran yang tertera pada rencana pembelajaran, (-) peneliti bercerita dan tanya jawab dengan anak mengenai seputar dongeng Jaka Tarub, (-) peneliti membagikan bacaan Braile dongeng Jaka Tarub pada semua anak, peneliti membacakan bacaan dongeng Jaka Tarub sedangkan anak mendengarkan dan memperhatikan, peneliti memperkenalkan media kaset pada semua anak dengan cara setiap anak diminta untuk meraba ciri ciri kaset yang terdiri dari bagian atas dan bawah terbuat dari plastik, dua buah sepul untuk pita kaset serta 4 lubang skrup di sebelah kanan dan kiri kemudian anak dikenalkan untuk mengoperasikan tipe rekorder sebagai alat operasionalnya, (-) peneliti mengoperasikan tape recorder untuk memperdengarkan media kaset rekaman dongeng Jaka Tarup. Semua anak diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan. (-) Peneliti meminta kepada ketiga anak secara bersama untuk membaca dongeng Jaka Tarub yang ada pada teks bacaan paragraf pertama yaitu : dimulai dari Alkisah dan berakhir pada Ki Jaka Tarub; (-) peneliti mengulang kembali memutar kembali media kaset rekaman dongeng Jaka Tarub setiap paragraf diberi jeda. Diminta anak untuk mendengarkan dan memperhatikan, (-) peneliti meminta kepada anak untuk menyimak paragraf pertama bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat paragraf satu yang ada pada teks bacaan, (-) peneliti meminta kepada anak untuk menyimak paragraf kedua bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat paragraf dua yang ada pada teks bacaan, (-) peneliti meminta kepada anak untuk menyimak paragraf ketiga bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat paragraf tiga yang ada pada teks bacaan; (-) peneliti meminta kepada anak untuk menyimak paragraf keempat bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat paragraf empat yang ada pada teks bacaan; (-) peneliti mengulang kembali memutar media kaset rekaman dan memberi penekanan pada tanda koma dan tanda titik yang ada pada bacaan, diminta semua anak mendengarkan dan memperhatikan; (-) peneliti mengenalkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub diminta anak untuk mendengarkan bacaan dongeng Jaka Tarub dan memperhatikan nama tokoh yang ada pada paragraf satu; (-) peneliti meminta anak untuk mendengarkan media kaset dan memperhatikan inti dari paragraf satu pada bacaan dogeng Jaka Tarub, (-) peneliti meminta anak untuk menyebutkan kembali nama nama tokoh dan watak yang ada pada dongeng Jaka Tarub secara lesan, (-) peneliti meminta anak untuk menceritakan kembali inti pargaraf satu secara lesan, (-) setelah peneliti memberikan pengajaran membaca pemahaman mengenai dongeng Jaka Tarub, peneliti memberikan tugas pada ketiga anak untuk mengerjakan LKS yang berkaitan dengan materi membaca dongeng dengan melengkapi kalimat yamg ada pada soal pertanyaan; (-) sebelum jam pelajaran berakhir anak ditugaskan untuk mengerjakan PR yang masih ada kaitannya dengan materi membaca dongeng dan menceritakan isi dongeng yang dibacaObservasi, Siswa yang bernama DP pada waktu mendengarkan kaset rekaman dongeng Jaka Tarub senang dengan permainannya sendiri mengetuk ngetuk ibu jarinya serta bersenandung sendiri. Sepintas saja tertarik dengan suara media kaset yang sedang memutar cerita dongeng Jaka Tarub. Siswa yang bernama DP kesulitan untuk menceritakan kembali dongeng yang di dengarnya Siswa yang bernama DP belum bisa membaca tanda koma, tanda titik pada teks bacaan Braile; Siswa yang bernama KA acuh dengan suara kaset rekaman dongeng Jaka Tarub tangannya lebih senang dengan meraba raba tape recorder, berbicara sendiri dan menggerak gerakan badannya. Serta jalan kesana kemari karena siswa masih mempunyai sedikit sekali sisa penglihatan, siswa yang bernama KA kesulitan menceritakan dongeng yang didengarnya Siswa yang bernama KA sulit membaca teks Braile, huruf huruf Braile pada teks bacaan diraba dengan jari jari sesukanya meloncat loncat tidak sesuai dengan teks bacaan,anak terkesan kurang jelas dalam pengucapan kata .sehingga secara individu anak masih memerlukan bimbingan dari guru dan memerlukan perbaikan dalam pembelajaran membaca pemahaman; Siswa yang bernama FR memperhatikan dengan sungguh sungguh suara kaset rekaman cerita dongeng Jaka Tarub dan mendengarkan dengan seksama, siswa yang bernama FR secara acak dapat menceritakan kembali dongeng yang didengarnya. Siswa yang bernama FR membaca teks bacaan tersendat sendat karena mengalami kebutaan pada usia sekolah sehingga konsep mendengarkan lebih menarik perhatiaannya dibanding membaca teks Braile yang dirasa masih perlu adaptasi baginya, sehingga untuk membaca teks Braile harus dengan bimbingan. FR menunjukan semangat dan aktif pada saat pengajaran membaca. Evaluasi, hasil evaluasi dan kegiatan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1; (a) Siswa yang bernama DP mendapatkan nilai 56 dengan gambaran siswa masih salah menangkap isi wacana baik yang didengar dari kaset rekaman maupun dari bacaan, baru bisa menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri, belum dapat menemukan ide atau pengertian pokok wacana, baru bisa menemukan pikiran pokok setiap paragraf dengan bimbingan, belum dapat menjawab pertanyaan dengan lengkap dan belum bisa membaca dengan tuntas; (b) Siswa yang bernama KA mendapatkan nilai 50, dengan gambaran Siswa masih salah menangkap isi wacana baik yang didengar dari kaset rekaman maupun dari bacaan, belum bisa menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri, belum dapat menemukan ide atau pengertian pokok wacana, belum bisa menemukan pikiran pokok setiap paragraf walaupun dengan bimbingan, belum dapat menjawab pertanyaan dengan lengkap dan belum bisa membaca dengan benar; (c) Siswa yang bernama FR mendapatkan nilai 60, dengan gambaran siswa dapat menangkap isi wacana baik yang didengar dari kaset rekaman maupun dari bacaan, baru bisa menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri, dapat menemukan ide atau pengertian pokok wacana, bisa menemukan pikiran pokok setiap paragraf dengan bimbingan, dapat menjawab pertanyaan secara lengkap dengan bimbingan dan membaca bacaan belum tuntas. Dengan melihat hasil yang didapat oleh masing masing anak maka dapat di ketahui bahwa nilai tertinggi diperoleh oleh FR yaitu 60,DP memperoleh 56 dan nilai terendah diperoleh KA yaitu 50. Jadi rata - rata nilai yang diperoleh anak dalam pencapaian evaluasi belajar untuk peningkatan hasil belajar membaca pada anak tunanetra kelas 3 adalah 55 artinya nilai yang diperoleh masih dibawah dari indikator yang ditetapkan oleh peneliti.

Pelaksanaan Siklus 1 pertemuan 2 langkah-langkah sebagai berikut:Pelaksanaan tindakan, yaitu (a) peneliti mengawali dengan salam dan dilanjutkan dengan pengaturan tempat duduk, bercerita dan Tanya jawab tentang seputar dongeng Jaka Tarub, mengenalkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub, (b) mengenalkan watak para tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub, membagikan bacaan Braile dongeng Jaka Tarub pada semua anak, (c) meminta Siswa secara bersama sama mendengarkan kaset rekaman dongeng Jaka Tarub yang dibagi 4 paragraf setiap paragraf peneliti memberikan jeda, siswa membaca teks Braile dongeng Jaka Tarub, penelti memberi tekanan pada tanda titik dan tanda koma, (d) peneliti meminta kepada anak untuk menyimak paragraf pertama bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. (e) salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat paragraf satu yang ada pada teks bacaan, (f) peneliti meminta siswa untuk mengambil inti pada paragraf pertama dongeng Jaka Tarub, (g) peneliti meminta kepada anak untuk menyimak paragraf kedua bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat paragraf dua yang ada pada teks bacaan, (h) peneliti meminta siswa untuk mengambil inti pada paragraf kedua dongeng Jaka Tarub, (i) peneliti meminta kepada setiap anak untuk menceritakan kembali inti paragraf kedua secara lesan, (k) sebelum jam pelajaran berakhir anak diminta untuk membaca teks bacaan dongeng Jaka Tarub secara bergiliran serta menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti selama proses pembelajaran.Observasi tindakan , hasil aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media kaset rekaman ternyata menunjukkan peningkatan namun masih dibawah standart yang ditetapkan peneliti, hal ini dikarenakan siswa masih senang dengan membaca teks Braile. Siswa DP dan FR waktu mendengarkan kaset rekaman dongeng Jaka Tarub, sambil menyimak dan membaca teks Braile untuk menyamakan jari jarinya masih sering terlambat, jari-jari meraba sering salah sehingga pengertian bacaan dengan tokoh tokoh yang ada pada dongeng masih salah baca, watak para tokoh masih belum dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Siswa KA tidak bisa duduk tenang sehingga pada waktu membaca teks Braile dan mendengarkan kaset rekaman dongeng Jaka Tarub lupa sama sekali, waktu membaca teks Braile jari jari waktu meraba dan lafal tidak sama hasilnya siswa KA tidak bisa menyebutkan nama tokoh dan watak pada dongeng maupun inti dongeng Jaka TarubEvaluasi, Hasil evaluasi dari kegiatan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 2, yaitu (1) Siswa DP mendapat nilai 60, siswa FR mendapat nilai 65, Siswa sudah dapat menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng, watak para tokoh dan inti setiap paragraf. Siswa KA mendapat nilai 50, siswa dalam menyebutkan nama tokoh tokoh dan watak para tokoh masih salah. (2) Siswa dalam mengambil inti setiap paragraf masih dengan bimbingan. Berdasarkan hasil tindakan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media kaset rekaman pada siklus 1 dapat diambil kesimpulan adanya kekurang optimalan siswa. Dengan melihat hasil nilai anak dapat dilihat bahwa nilai tertinggi tetap diperoleh anak yang bernama FR. Dan nilai terendah diperoleh anak yang bernama KA. Jadi rata rata nilai anak yang diperoleh dalam pencapaian evaluasi belajar untuk peningkatan hasil belajar membaca pemahaman pada anak kelas 3 adalah 58 yang artinya nilai yang diperoleh masih dibawah dari indikator yang ditetapkan oleh peneliti.

Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 3 langkah-langkah sebagai berikut;Pelaksanaan tindakan, yaitu (a) peneliti mengawali dengan salam dan dilanjutkan dengan pengaturan tempat duduk, (b) peneliti membagikan bacaan Braile dongeng Jaka Tarub pada semua anak, (c) siswa membaca teks Braile dongeng Jaka Tarub, penelti memberi tekanan pada tanda titik dan tanda koma. Peneliti meminta kepada anak untuk menyimak bacaan dongeng Jaka Tarub sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat yang ada pada teks bacaan, (d) peneliti meminta Siswa menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub secara lesan, (e) siswa mengenalkan watak tokoh tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub secara lesan, (f) peneliti meminta siswa untuk mengambil inti pada paragraf ketiga dan keempat dongeng Jaka Tarub, (g) siswa mengambil inti setiap paragraf pada dongeng Jaka Tarub.secara tertulis, (h) siswa menceritakan kembali cerita dongeng Jaka Tarub secara tertulis, (i) siswa menceritakan kembali cerita dongeng Jaka Tarub secara lesan, (j) sebelum jam pelajaran berakhir anak diminta untuk membaca teks bacaan dongeng Jaka Tarub secara bergiliran serta menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti selama proses pembelajaran.Observasi, Observasi tindakan siklus 1 pertemuan 3 didapat hasil siswa mendengarkan kaset rekaman dongeng Jaka Tarub secara sungguh sungguh, siswa membaca teks bacaan secara benar, Siswa DP dan FR dapat membaca dongeng Jaka Tarub secara lancar, Siswa DP dan FR sudah dapat menceritakan isi dongeng Jaka Tarub secara lesan, Siswa KA masih salah dalam menceritakan kembali isi dongeng Jaka Tarub. siswa KA belum dapat membaca dengan lancar masih terbata bata dengan bimbingan. Evaluasi , hasil evaluasi dari kegiatan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 3, siswa DP mendapat nilai 65, siswa FR mendapat nilai 68, hal ini dikarenakan, (a) Siswa sudah dapat menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub, (b) Siswa sudah dapat mengenalkan watak para tokoh pada dongeng Jaka Tarub, (c) Siswa sudah dapat mengambil inti dari setiap paragraf pada dongeng Jaka Tarub, (d) Siswa dapat menceritakan kembali isi dongeng Jaka Tarub secara tertulis dan lesan. Siswa KA mendapat nilai 58 hal ini dikarenakan, (a) siswa kadang masih salah menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Jaka Tarub, (b) siswa tidak berani menjawab pertanyaan, (c) siswa tidak bisa menceritakan kembali isi dongeng secara lesan dan tertulis.Berdasarkan hasil tindakan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media kaset rekaman pada siklus 1 dapat diambil kesimpulan adanya kekurang optimalan siswa karena hasil yang didapat DP mendapat 65, KA 58, FR 69, sehingga didapat rerata sebesar 64 % hal ini siswa belum dapat dikatakan berhasil karena siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sebesar 75 %. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menemukan kekurangan kekurangan dan kelebihan kelebihan yang muncul selama pembelajaran. Temuannya adalah sebagai berikut: (1) Kelebihannya Siswa merasa dibantu dengan adanya alat Bantu yang dapat membantu memahami isi bacaan yakni kaset rekaman dongeng; Siswa merasa lebih mudah memahami isi dongeng menggunakan kaset rekaman walaupun siswa masih belum lancar dalam membaca; Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa dapat belajar sambil mendengarkan cerita. (2) Kekurangannya; Siswa masih baru mengenal media kaset rekaman; Siswa masih memerlukan daya konsentrasi untuk membaca teks bacaan dengan mendengarkan media kaset rekaman; Siswa masih belum memahami tanda koma, tanda titik pada bacaan yang ada pada teks bacaan Braille; Siswa masih kesulitan untuk mengambil inti pada setiap paragraph; Kalimat pada cerita terlalu panjang.Berdasarkan dari temuan temuan yang didapat dari pelaksanaan tindakan, pada proses pengajaran membaca pemahaman pada siklus 1 pertemuan 1, 2, dan 3. Maka dapat diambil kesimpulan adanya kekurang optimalan dalam memahami bacaan dengan mendengarkan media kaset rekaman. Anak kesulitan dalam membaca tanda koma tanda titik dan mengambil inti pada setiap paragraf .Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dari perolehan hasil yang dicapai pada siklus 1 didapat rerata 64 % hal ini siswa belum dikatakan berhasil karena siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sebesar 75 % maka dari itu peneliti melanjutkan pada siklus II.

Hasil Siklus II Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus 1 pada materi membaca tanda baca, koma, dan titik dibacaan dongeng Jaka Tarub, dan mengambil inti setiap paragraf siswa mengalami kesulitan maka pembelajaran siklus 2 diadakan perbaikan pembelajaran dengan mengulang kembali mendengarkan kaset rekaman pada bagian yang dianggap sulit oleh siswa. Dan mengganti dengan bacaan dongeng Baturaden.

Pelaksanaan siklus 2 pertemuan 1, yaitu:Perbaikan Tindakan, perencanaan tindakan sama dengan siklus 1 yaitu :disiapkan rencana pembelajaran hanya terdapat sedikit perubahan yaitu agar siswa lebih mudah memahami bacaan, diberikan bimbingan secara individu, dan diberi bimbingan langsung jika siswa mengalami kesalahan. Pelaksanaan tindakan yaitu (a) Peneliti membagikan bacaan Braile dongeng Baturaden pada semua anak, (b) Siswa dibentuk kerja sama meskipun hanya tiga orang, tiap siswa secara individu mendengarkan kaset rekaman dongeng Baturaden, dan siswa yang lain membaca teks bacaan, (c) Peneliti meminta salah satu Siswa membaca teks Braile dongeng Baturaden, dan memberi tekanan pada tanda titik dan tanda koma, (d) Peneliti meminta kepada setiap anak untuk menjadi tutor sebaya sambil mendengarkan media kaset rekaman. Salah satu anak diminta untuk membaca semua kalimat yang ada pada teks bacaan, (e) Peneliti meminta Siswa menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Baturaden secara lesan, (f) Peneliti meminta Siswa mengenalkan watak tokoh tokoh yang ada pada dongeng Baturaden secara lesan, (g) Peneliti meminta siswa untuk mengambil inti pada paragraf satu sampai keempat dongeng Baturaden, (i) Peneliti meminta Siswa mengambil inti setiap paragraf pada dongeng Baturaden.secara tertulis, (j) Peneliti minta Siswa menceritakan kembali cerita dongeng Baturaden secara tertulis, (k) Peneliti minta Siswa menceritakan kembali cerita dongeng Baturaden secara lesan, (l) Peneliti minta kepada tiga siswa bersama sama membaca teks bacaan, (m) Peneliti minta sesama siswa melakukan Tanya jawab tentang tokoh tokoh dan watak yang ada pada dongeng Baturaden serta inti dari setiap paragraph, (n) Peneliti minta Siswa menceritakan kembali dongeng jaka tarub secara tertulis dan lisan, (o) Sebelum jam pelajaran berakhir anak diminta untuk membaca teks bacaan dongeng Baturaden secara bergiliran serta menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti selama proses pembelajaran.Observasi tindakan yaitu (a) Setelah siswa dibentuk kerja sama maka bisa lebih tepat waktu menjawab pertanyaan tentang dongeng Baturaden, (b) Siswa dapat membaca dengan lancar dan dapat menyebutkan tokoh yang ada pada dongeng Baturaden antara lain yaitu Suta, Sang Adipati, Emban. Siswa dapat mengambil inti setiap paragraf secara tertulis dan lesan antara lain.yaitu paragraf pertama contoh Dahulu kala, hiduplah seorang pembantu ( bahasa Jawanya batur ) yang bernama Suta disebuah Kadipaten. Suatu ketika, ia berjalan disekitar tempat pemandian tiba tiba ia dikejutkan oleh jeritan seorang wanita. Suta segera mencari arah jeritan tadi. Hasilnya siswa DP dan FR dapat membaca dengan lancar, sudah ada perubahan pada waktu membaca tanda baca koma dan titik dan tidak di ketemukan kesalahan. Siswa KA sudah ada perubahan mau membaca teks bacaan walaupun terbata bata. Evaluasi dari kegiatan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1, adalah: (a) Siswa yang bernama DP mendapatkan nilai 69 ini karena; siswa sudah dapat membaca lancer, mengenal semua tokoh tokoh yang ada pada dongeng.Baturaden, sudah dapat memahami isi bacaan dongeng Baturaden, dan mau menjawab pertanyaan guru. (b) Siswa yang bernama FR mendapatkan nilai 73, karena Siswa dapat membaca lancar dan benar pada tanda koma dan tanda titik, sudah dapat menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Baturaden, dapat menceritakan isi bacaan secara tertulis, dan menjawab pertanyaan guru sekitar dongeng Baturaden. (c) Siswa yang bernama KA mendapat nilai 59, karena Siswa mengenal tokoh tokoh yang ada pada dongeng Baturaden, dapat membaca dengan terbata bata, mau menjawab pertanyaan guru. Hasil evaluasi dari kegiatan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1. Siswa yang bernama DP mendapat nilai 69, siswa FR mendapat nilai 73 dan siswa KA mendapat nilai 59, sehingga rerata didapat 67 %, jadi pada siklus 2 pertemuan 1 ini belum dapat dikatakan berhasil karena siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sebesar 75 %. Pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 langkahnya:Pelaksanaan tindakan, yaitu (a) peneliti membagikan bacaan Braile dongeng Baturaden pada semua anak, (b) peneliti minta Siswa mendengarkan kaset rekaman secara bergiliran, satu siswa mendengarkan dan dua siswa membaca teks bacaan, (c) peneliti minta Siswa menjadi tutor sebaya dan membaca teks bacaan dongeng Baturaden secara bergiliran, (d) Peneliti minta Siswa menulis kembali bacaan dongeng jaka tarub yang telah didengar dari kaset rekaman dengan bahasanya sendiri, (e) Peneliti meminta Siswa menyebutkan tokoh tokoh yang ada pada dongeng Baturaden secara lesan, (f) Peneliti minta Siswa mengenalkan watak tokoh tokoh yang ada pada dongeng Baturaden secara lesan, (g) Peneliti meminta siswa untuk mengambil inti pada paragraf satu sampai keempat dongeng Baturaden secara lesan, (h) Peneliti minta Siswa mengambil inti setiap paragraf pada dongeng Baturaden.secara tertulis, (i) Siswa diminta menceritakan kembali cerita dongeng Baturaden secara tertulis, (j) Siswa diminta menceritakan kembali cerita dongeng Baturaden secara lesan, (k) Peneliti minta siswa bersama sama membaca teks bacaan, (l) Peneliti minta sesama siswa melakukan tanya jawab tentang tokoh tokoh dan watak yang ada pada dongeng Baturaden serta inti dari setiap paragraph, (m) Siswa diminta menjawab pertanyaan dari inti setiap paragraf secara tertulis dan lesan, (n) Sebelum jam pelajaran berakhir anak diminta untuk membaca teks bacaan dongeng Baturaden secara bergiliran serta menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti selama proses pembelajaran serta memberikan tugas PR pada anak - anak.Observasi yaitu (a) Siswa sudah dapat membaca dengan lancar sesuai dengan kalimat yang didengar dari kaset rekaman dongeng Baturaden, (b) Siswa dapat menyebutkan semua kejadian yang ada pada dongeng Baturaden. Hasilnya siswa DP dan FR sudah dapat membaca dengan benar dan memahami isi dongeng Baturaden. Siswa DP dan FR dapat membaca dengan lancar dan benar, siswa KA dapat duduk dengan tenang dan mau mebaca teks bacaan dengan tenang. Siswa KA mau duduk tenang dan membaca kalimat demi kalimat Evaluasi hasilnya Siswa yang bernama DP mendapat nilai 80, siswa FR mendapat nilai 83 dan siswa KA mendapat nilai 65, sehingga rerata didapat 76,70 %, jadi pada siklus 2 pertemuan 2 ini telah mencapai indikator keberhasilan karena rerata didapat 75 %. Adapun indikator keberhasilan yang telah dicapai siswa adalah sebagai berikut; (a) Siswa sudah dapat membaca dongeng Baturaden beserta didalamnya tanda titik dan koma, mengambil inti tiap paragraph, (b) Siswa sudah dapat menceritakan dan memahami isi dongeng yang telah dibaca.Refleksi siklus 2, berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus 2 ditemukan peningkatan dalam membaca dongeng dan menceritakan isi dongeng yang dibacanya dengan hasil belajar membaca dongeng dan menceritakan isi dongeng yang dicapai pada siklus 1 adalah (a) Kekurangannya, Siswa masih perlu adaptasi yang lebih lama untuk mendengarkan media kaset rekaman; Siswa masih memerlukan konsentrasi untuk mendengarkan media kaset rekaman; Siswa masih perlu bimbingan untuk mengenal tanda baca yang tidak terekplisit pada media kaset rekaman yang didengar; Siswa masih perlu bimbingan untuk mengambil inti paragraph; Siswa perlu mengenal tanda jeda pada waktu membaca bacaan dongeng. (b) Kelebihannya, Siswa dapat berlatih konsentrasi dengan mendengar media kaset rekaman, Siswa dapat mengurangi kebiasaan blindism dengan mendengarkan media kaset rekaman, Siswa sudah dapat menceritakan kembali isi dongeng yang di dengar dari kaset rekaman, Siswa dapat menulis cerita dongeng dari kaset rekaman yang di dengarnya, Adanya kemudahan siswa untuk memahami isi dongeng dari teks melalui kaset rekaman dongeng yang didengarnya, Siswa lebih senang melakukan aktifitas dengan mendengarkan kaset rekaman.Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan media kaset rekaman untuk pembelajaran bahasa Indonesia membaca dongeng dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar sehingga siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasilnya.Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kekuarangan dan kelebihan baik pada siklus 1 maupun siklus 2:Kekurangannya siklus 1, dalam proses pembelajaran membaca pemahaman ,Siswa baru mengenal media kaset rekaman sehingga masih perlu adaptasi yang lebih lama untuk mendengarkan media kaset rekaman. Sesuai dengan karakteristik anak tunanetra yaitu sikap blindism sering muncul pada saat pembelajaran, anak sering menggoyang nggoyangkan anggota badan , sehingga kurang konsentrasi pada saat pembelajaran. .maka dengan demikian siswa memerlukan konsentrasi untuk membaca teks bacaan dongeng dengan mendengarkan kaset rekaman. untuk mengenal tanda baca yang tidak terekplisit pada media kaset rekaman yang didengar.siswa memerlukan bimbingan , demikian pula konsep membaca pemahaman dengan media kaset rekaman.siswa masih kurang memahami. Menurut peneliti kekurang berhasilan siswa dalam membaca pemahaman karena siswa tidak memahami kata kata dan kalimat yang dibacanya, hal tersebut sesuai dengan pendapat Syafie ( Rahim 2007 : 2 ) membaca pemahaman adalah penekanan membaca pada tahap ini ialah proses perceptual yaitu proses korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi bunyi bahasa.Kelebihan siklus 1 adalah keberhasilan siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman karena ditunjang oleh media yang menarik. Melalui media kaset rekaman siswa merasa lebih mudah memahami isi bacaan dengan mendengarkan kaset rekaman pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa dapat belajar sambil mendengarkan cerita dan dapat diputar ulang. Sesuai dengan pendapat Widjajantin dan Hutepeau metode membaca dan media yang sesuai dapat membantu peningkatan pembelajaran pada anak tunanetra. Keberhasilan siswa dapat memahami isi bacaan dengan mendengarkan kaset rekaman dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.Mendengarkan bahan bacaan dalam bentuk rekaman menjadi sumber belajar yang efisien, Juang ( 2005: 83 ). Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dapat berhasil ada peningkatan yang segnifikan dalam membaca pemahaman apa bila dalam pembelajaran memakai media mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak tunanetra yaitu media kaset rekaman.Kekurangan siklus 2 bahwa Siswa masih perlu adaptasi yang lebih lama untuk mendengarkan media kaset rekaman, dan perlu bimbingan untuk mengenal tanda baca yang tidak terekplisit pada media kaset rekaman yang didengar. dengan kurangnya memahami isi bacaan maka siswa menjadi ragu dalam menyelesaikan soal dan memerlukan bimbingan. Menurut peneliti kurang memahaminya siswa dalam membaca pemahaman melalui media kaset rekaman dikarenakan siswa baru mengenal media kaset rekaman. Sehingga dengan demikian siswa perlu adaptasi dan dilatih secara rutin untuk mendengarkan bunyi.dengan memberi motifasi pada siswa serta memberi kepercayaan diri yang kuat maka siswa akan mampu menyelesaikan setiap soal yang sedang dikerjakan tanpa memerlukan bimbingan. Sesuai dengan pendapat Hadi bahwa sikap dan perilaku anak Tunanetra yang sulit untuk percaya diri sehingga anak tidak dapat mandiri dan selalu bergantung pada orang lain Hadi (2005 : 51) Menurut peneliti kurang peka anak Tunanetra dalam mendengarkan karena indera pendengaran jarang mendapat rangsang atau bunyi sehingga anak kurang memahami bunyi yang didengar. Sesuai dengan pendapat Hosni bahwa indera pendengaran memegang peranan yang paling penting di dalam orientasi tunanetra, karena melalui pendengaran dia mendapat informasi tentang lingkungan.dan tidak terlalu ketinggalan dalam memperoleh informasi. Hosni ( 1996 : 125 ).Kelebihan siklus 2, keberhasilan anak dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui Media kaset rekaman, karena anak telah terlatih kepekaanya dengan lebih banyak mendengarkan media kaset rekaman secara berulang ulang sehingga Siswa dapat menceritakan kembali isi dongeng yang di dengar dari kaset rekaman. juga dapat memahami isi dongeng dari teks melalui kaset rekaman. Dengan media kaset siswa lebih senang melakukan aktifitas belajar sambil mendengarkan kaset rekaman. Keberhasilan siswa membaca teks dongeng dan menceritakan isi dongeng yang telah dibaca ditunjang dengan mendengarkan kaset rekaman yang dapat diputar secara berulang - ulang sehingga, mempermudah siswa beraktifitas belajar. Sesuai dengan karakteristik Anak Tunanetra yang cenderung belajar dengan mendengar, penggunaan media kaset rekaman dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Menurut pendapat Soleh ( 1986 : 44 ) : Penerimaan bahan belajar yang dibantu dengan media pembelajaran akan sangat membantu anak Tunanetra dalam memahami maupun menyimpan serta menginformasikan kembali bahan - bahan belajar secara urut dan jelas penerimaan ini membantu siswa untuk menyimpan bahan - bahan belajar secara permanen dan akumulatif. Dengan mengacu pendapat florenti ( 2000 : 56 ) : Pembelajaran bahasa Indonesia membaca pemahaman dengan menggunakan media kaset rekaman dapat memotivasi belajar, mempermudah memahami bahan bahan belajar dan menimbulkan semangat keinginan lebih maju dalam meningkatkan belajar. Jadi dapat disimpulkan penelitian dapat berhasil hal ini ditunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, Hal ini juga disebabkan karena menggunakan alat peraga yang menarik yakni kaset rekaman dongeng.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa Penerapan pembelajaran membaca pemahaman melalui media kaset rekaman dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut sudah ditunjukkan dalam siklus 1 yaitu diperoleh rerata 64 % menjadi 76,70 % pada siklus 2 berarti sudah mencapai belajar tuntas 76,70 % dan selama ini media tersebut belum pernah diterapkan dengan pembelajaran dikelas. Berkaiatan dengan kesimpulan penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut; (a) Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan acuan dalam manajemen sekolah terutama dalam hal media pembelajaran yang menyenangkan, (b) Bagi guru, dengan temuan penelitian ini hendaknya guru selalu memakai media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya diantara yaitu : Media kaset rekaman, (c) Bagi siswa, dapat dijadikan media membaca sambil mendengarkan sehingga pembelajaran tidak membosankan.

DAFTAR ACUANAqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.Arikunto, Suharsimi 1992 Prosedur Penelitian Jakarta Rineka CiptaArsyad, Azhar. 2008 . Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo PersadaBSNP, 2007 Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( Dokumen I dan II) SDLB, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.BSNP, 2007. Model Penilaian Kelas Pendidikan Khusus.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.Dasna, I Wayan. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Badan Penyelenggara Sertifikasi Guru (BPSG) Rayon 15 Universitas Negeri Malang. Dwiloka Bambang dan Rianti ,2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah , Bandung: Rineka Karya.Florenti, 2000. Pemahaman Bahasa Indonesia, Surakarta: UNS Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research 2. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.Hosni Irham.2006.Buku Ajar Oirientasi Mobilitas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga GuruIskandarwasid dan Sunendar, Dadang. 2008.Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : PT Remaja RosdakaryaMajid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja RosdakaryaMochtar, Syamsuar .1984 Ortopedagogik Tunanetra,Yogyakarta; SGPLBPujiastuti, 2003. Membaca sebagai ketrampilan berbahasa, Bandung: AngkasaPradopo Sukeni 1975 Pendidikan Anak anak tunanetra SGPLB, Jakarta: Departemen P dan K.Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar . Jakarta : PT Bumi Aksara.Santosa, Indra. 2002. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya : CV. Pustaka Agung Harapan..Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2007.Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru AlgensindoStandart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Luar BiasaTunanetra (SDLB-A) 2006. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.Standart Isi, Standart Kompetensi Lulusan dan Penyusunan KTSP Tunanetra .2006. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.Suryabrata, 2002. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: CV Pustaka Agung HarapanWidjajantin,Anastasia. Ortopedagogik Tunanetra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.Zuchdi, Darmiyati. 2007 Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca, Yogyakarta : UNY Press.108

109