Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

32
PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNANETRA A. PENGERTIAN 1. Tunanetra Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak berfungsinya indera penglihatan. Tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain: a. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu) meter. b. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki. c. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20º. (Heward & Orlansky, 1988:p.296) 2. Low Vision Berdasarkan definisi World Health Organization (WHO), seseorang dikatakan Low Vision apabila: a. Memiliki kelainan fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan, misalnya operasi dan atau koreksi refraksi standart (kacamata atau lensa). b. Mempunyai ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 sampai dapat menerima persepsi cahaya. c. Luas penglihatan kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi

Transcript of Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Page 1: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNANETRA

A. PENGERTIAN

1. Tunanetra

Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak

berfungsinya indera penglihatan.

Tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain:

a. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu) meter.

b. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada

jarak 20 kaki.

c. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20º. (Heward & Orlansky, 1988:p.296)

2. Low Vision

Berdasarkan definisi World Health Organization (WHO), seseorang dikatakan

Low Vision apabila:

a. Memiliki kelainan fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan, misalnya

operasi dan atau koreksi refraksi standart (kacamata atau lensa).

b. Mempunyai ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 sampai dapat menerima persepsi

cahaya.

c. Luas penglihatan kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi

d . Secara potensial masih dapat menggunakan penglihatannya untuk perencanaan dan atau

pelaksanaan suatu tugas.

B. KLASIFIKASI

Klasifikasi tunanetra secara garis besar dibagi empat yaitu:

1. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan

Page 2: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak

memilikpengalaman penglihatan.

b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-kesan serta

pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.

c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah memiliki kesan-kesan

visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.

d. Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu

melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.

e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan

penyesuaian diri.

2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan

a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki hambatan

dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan

dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.

b. Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya

penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa

atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.

c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.

3. Berdasarkan pemeriksaan klinis

a. Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 dan atau memiliki

bidang penglihatan kurang dari 20 derajat.

b. Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai dengan 20/200

yang dapat lebih baik melalui perbaikan.

4. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata

a. Myopia; adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina.

b. Hyperopia; adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang

retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses

Page 3: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

penglihatan pada penderita Hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.

c. Astigmatisme; adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena

ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga

bayangan benda baik pada jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk

membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi

dengan lensa silindris.

C. PENYEBAB

Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan antara lain:

1. Pre-natal

Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah

keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan, antara lain:

a. Keturunan

Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara,

sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra. Ketunanetraan akibat faktor

keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa, penyakit pada retina yang umumnya merupakan

keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan mundur atau memburuknya retina.

Gejala pertama biasanya sukar melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan

periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat yang tertinggal.

b. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat disebabkan

oleh:

1. Gangguan waktu ibu hamil.

2. Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan

janin dalam kandungan.

3. Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat

Page 4: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin

yang sedang berkembang.

4. Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada

otak yang berhubungan dengan indera penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.

5. Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga hilangnya

fungsi penglihatan.

2. Post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi

lahir antara lain:

a. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau

benda keras.

b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil gonorrhoe

menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat

hilangnya daya penglihatan.

c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:

1. Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.

2. Trachoma; yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.

3. Catarac; yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh,

akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.

4. Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata, sehingga

tekanan pada bola mata meningkat.

5. Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang disebabkan karena diabetis. Retina

penuh dengan pembuluh-pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi

hingga merusak penglihatan.

6. Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, dimana daerah tengah dari

retina secara berangsur memburuk. Anak dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan

perifer akan tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di bagian

Page 5: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

tengah bidang penglihatan.

7. Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena lahirnya terlalu

prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan

prematur biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi,

sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat

menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam

bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala

(retina) dan tunanetra total.

d. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau

tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dll.

D. KARAKTERISTIK

1. Tunanetra

a. Fisik

Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya. Perbedaan nyata

diantara mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.

Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik diantaranya:

1) Mata juling

2) Sering berkedip

3) Menyipitkan mata

4) (kelopak) mata merah

5) Mata infeksi

6) Gerakan mata tak beraturan dan cepat

7) Mata selalu berair (mengeluarkan air mata) .Pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu

mata.

b. Perilaku

Page 6: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

1) Ada beberapa gejala tingkah laku yang tampak sebagai petunjuk dalam mengenal anak yang

mengalami gangguan penglihatan secara dini: Menggosok mata secara berlebihan

1. Menutup atau melindungi mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan kepala ke

depan.

2. Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan lain yang sangat memerlukan penggunaan

mata.

3. Berkedip lebih banyak daripada biasanya atau lekas marah apabila mengerjakan suatu

pekerjaan.

4. Membawa bukunya ke dekat mata.

5. Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh.

6. Menyipitkan mata atau mengkerutkan dahi.

7. Tidak tertarik perhatiannya pada objek penglihatan atau pada tugas-tugas yang memerlukan

penglihatan seperti melihat gambar atau membaca.

8. Janggal dalam bermain yang memerlukan kerjasama tangan dan mata.

9. Menghindar dari tugas-tugas yang memerlukan penglihatan atau memerlukan penglihatan

jarak jauh.

2) Penjelasan lainnya berdasarkan adanya beberapa keluhan seperti:

(a) Mata gatal, panas atau merasa ingin menggaruk karena gatal.

(b) Banyak mengeluh tentang ketidakmampuan dalam melihat.

(c) Merasa pusing atau sakit kepala.

(d) Kabur atau penglihatan ganda.

c. Psikhis

Secara psikhis anak tunanetra dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Mental/intelektual

Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak

normal/awas. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah, jadi

Page 7: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan ada yang kurang pintar. Intelegensi mereka

lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga

punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah,

bahagia dan sebagainya.

2) Sosial

1. Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah hubungan dengan ibu, ayah, dan

anggota keluarga lain yang ada di lingkungan keluarga. Kadang kala ada orang tua dan anggota

keluarga yang tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra, sehingga muncul ketegangan,

gelisah di antara keluarga. Akibat dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima perlakuan

orang lain terhadap dirinya.

2. Tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian dengan timbulnya beberapa

masalah antara lain:

(1) Curiga terhadap orang lain

Akibat dari keterbatasan rangsangan visual, anak tunanetra kurang mampu berorientasi dengan

llingkungan, sehingga kemampuan mobilitaspun akan terganggu. Sikap berhati-hati yang

berlebihan dapat berkembang menjadi sifat curiga terhadap orang lain.

Untuk mengurangi rasa kecewa akibat keterbatasan kemampuan bergerak dan berbuat, maka

latihan-latihan orientasi dan mobilitas, upaya mempertajam fungsi indera lainnya akan

membantu anak tunanetra dalam menumbuhkan sikap disiplin dan rasa percaya diri.

(2) Perasaan mudah tersinggung

Perasaan mudah tersinggung dapat disebabkan oleh terbatasnya rangsangan visual yang diterima.

Pengalaman sehari-hari yang selalu menumbuhkan kecewa menjadikan seorang tunanetra yang

emosional.

(3) Ketergantungan yang berlebihan

Ketergantungan ialah suatu sikap tidak mau mengatasi kesulitan diri sendiri, cenderung

mengharapkan pertolongan orang lain. Anak tunanetra harus diberi kesempatan untuk menolong

diri sendiri, berbuat dan bertanggung jawab. Kegiatan sederhana seperti makan, minum, mandi,

berpakaian, dibiasakan dilakukan sendiri sejak kecil.

Page 8: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

2. Low Vision

Beberapa ciri yang tampak pada anak low vision antara lain:

1. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat

2. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.

3. Mata tampak lain; terlihat putih di tengah mata (katarak) atau kornea (bagian bening di depan

mata) terlihat berkabut.

4. Terlihat tidak menatap lurus ke depan.

5. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba

melihat sesuatu.

6. Lebih sulit melihat pada malam hari daripada siang hari.

7. Pernah menjalani operasi mata dan atau memakai kacamata yang sangat tebal tetapi masih

tidak dapat melihat dengan jelas.

E. ALAT PENDIDIKAN

1. Bagi Tunanetra

Alat pendidikan bagi tunanetra dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu alat pendidikan khusus,

alat bantu dan alat peraga.

a. Alat pendidikan khusus anak tunanetra antara lain:

1) reglet dan pena,

2) mesin tik Braille,

3) computer dengan program Braille,

4) printer Braille,

5) abacus,

6) calculator bicara,

7) kertas braille, penggaris Braille,

9) kompas bicara.

b. Alat Bantu

Page 9: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Alat bantu pendidikan bagi anak tunanetra sebaiknya menggunakan materi perabaan dan

pendengaran.

1. Alat bantu perabaan sebagai sumber belajar menggunakan buku-buku dengan huruf Braille.

2. Alat bantu pendengaran sebagai sumber belajar diantaranya talking books (buku bicara), kaset

(suara binatang), CD, kamus bicara

c. Alat Peraga.

Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui perabaan atau

pendengaran. Alat peraga tersebut antara lain:

1. benda asli : makanan, minuman, binatang peliharaan (kucing, ayam, ikan hias, dll) tubuh anak

itu sendiri, tumbuhan/tanaman, elektronik, kaset, dll.

2. benda asli yang diawetkan : binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan,

3. benda asli yang dikeringkan (herbarium, insektarium)

4. benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan, dll.

5. gambar timbul sesuai dengan bentuk asli; grafik, diagram dll.

6. Gambar timbul skematik; rangkaian listrik, denah, dll.

7. Peta timbul; provinsi, pulau, negara, daratan, benua, dll.

8. Globe timbul

9. Papan baca

10. Papan paku

2. Bagi Low Vision

Alat bantu pendidikan dan peraga bagi anak low vision dibagi tiga yaitu alat bantu optik dan non

optik serta alat peraga.

a. Alat bantu optik antara lain:

1) kacamata

2) kacamata perbesaran

3) syand magnifier

Page 10: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

4) hand magnifier

5) kombinasi

6) telescop

7) CCTV

b. Alat bantu non optik antara lain:

1) kertas bergaris tebal

2) spidol

3) spidol hitam

4) pensil hitam tebal

5) buku-buku dengan huruf yang diperbesar

6) penyangga buku

7) lampu meja typoscope

9) tape recorder

10) bingkai untuk menulis

c. Alat peraga bagi anak low vision:

Alat peraga bagi anak low vision adalah alat peraga visual, antara lain:

1) gambar-gambar yang diperbesar.

2) benda asli; makanan, minuman, binatang peliharaan (kucing, ayam, ikan hias, dll) tubuh anak

itu sendiri, tumbuhan/tanaman, elektronik, kaset, dll.

3) benda asli yang diawetkan; binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan,

4) benda asli yang dikeringkan (herbarium, insektarium)

5) benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan.

F. TENAGA KEPENDIDIKAN

Tenaga kependidikan yang dibutuhkan antara lain:

1. Guru dengan kualifikasi:

Page 11: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

1. SGPLB (Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa)

2. Sarjana (S-1) PLB

3. Pasca Sarjana (S-2) PLB

4. Sarjana (S-1) bukan PLB tetapi memiliki latar belakang keahlian tertentu/khusus yang

dibutuhkan anak tunanetra, seperti; Pendidikan Agama, Musik, Massage, dll.

5. Guru sekolah umum yang diberi training minimal 6 bulan

2. Psikolog

Psikolog diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan intelegensi anak tunanetra.

Disamping itu membantu guru dalam assessment. Tujuan assessment adalah untuk mengetahui

sejauhmana potensi dan kekurangan/hambatan yang dimiliki anak tunanetra, sehingga dapat

diketahui apa kebutuhan anak tunanetra dalam proses pembelajaran.

3. Dokter mata

Rekomendasi dari dokter mata sangatlah diperlukan bagi lembaga penyelenggara pendidikan

tunanetra. Seorang dokter mata memiliki kewenangan untuk menentukan bahwa seseorang

memiliki hambatan dalam penglihatan.

4. Optometris

Kemampuan penglihatan anak tunanetra dapat dikatehui salah satunya dari hasil assessment

klinis yang dilakukan oleh seorang optometris. Kondisi anak tunanetra dapat diketahui melalui

laporan hasil assessment, misalnya:

a. Ketajaman penglihatan

b. lapang pandang

c. kebutuhan media baca tulis

d. alat bantu yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan anak

e. alat peraga yang dibutuhkan

f. penempatan di dalam kelas

G. LAYANAN PENDIDIKAN

Page 12: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

1. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan bagi anak tunanetra terdiri dari:

a. Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB)

1. Program Kegiatan Belajar:

(a) Program umum: pembentukan perilaku melalui pengembangan Pancasila, agama, disiplin,

perasaan/emosi dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan berbahasa,

daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.

(b) Program khusus: Orientasi dan Mobilitas.

2. Susunan Program Pengajaran:

• Kegiatan belajar 3 jam perhari. Setiap jam pelajaran lamanya 30 menit.

3. Lama Pendidikan: berlangsung selama satu sampai tiga tahun

4. Usia: sekurang-kurangnya berusia 3 tahun

5. Rasio guru dan murid: 1 guru membimbing 5 peserta didik.

6. Sistem guru:

(a) Guru kelas, kecuali untuk bidang pengembangan Orientasi dan Mobilitas.

(b) Team teaching

b. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

1) Kurikulum:

1. Program Umum: pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajian Tangan dan

Kesenian, pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

2. Program Khusus: Orientasi dan Mobilitas, dan Braille

3. Program Muatan Lokal antara lain: bahasa Daerah, bahasa Inggris, Kesenian Daerah atau

lainnya yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Daerah setempat.

2) Susunan Program Pengajaran:

Page 13: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Kegiatan belajar sekurang-kurangnya 30 sampai 42 jam pelajaran tiap minggu. Untuk kelas I dan

II setiap jam pelajaran lamanya 30 menit, kelas III sampai dengan VI setiap jam pelajaran

lamanya 40 menit.

3) Lama Pendidikan: berlangsung selama sekurang-kurangnya 6 tahun.

4) Usia: sekurang-kurangnya berusia 6 tahun

5) Rasio guru dan murid: 1 guru mengajar maksimal 12 siswa.

6) Sistem guru:

(a) Guru kelas, kecuali untuk mata pelajaran Orientasi dan Mobilitas, pendidikan Agama,

pendidikan jasmani dan Kesehatan.

(b) Team teaching

(c) Mengembangkan program pendidkan individual bagi siswa tunanetra yang membutuhkan

layanan tertentu.

c. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB)

1) Kurikulum:

1. Program Umum: pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, pendidikan Jasmani

dan Kesehatann bahasa Inggris.

2. Program Khusus: Orientasi dan Mobilitas, dan Braille.

3. Program Muatan Lokal: bahasa Daerah, Kesenian Daerah atau lainnya yang telah ditetapkan

oleh Dinas Pendidikan Daerah setempat.

4. Program Pilihan: paket keterampilan Rekayasa, Pertanian, Usaha dan Perkantoran,

Kerumahtanggaan, dan Kesenian.

2) Susunan Program Pengajaran: Kegiatan belajar sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran tiap

minggu. Setiap jam pelajaran lamanya 45 menit. Alokasi waktu program umum, program khusus

dan muatan lokal kurang lebih 48%, sedangkan alokasi waktu program pilihan kurang lebih

52%.

3) Lama Pendidikan: berlangsung selama sekurang-kurangnya 3 tahun.

Page 14: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

4) Siswa: telah tamat Sekolah Dasar Luar Biasa atau satuan pendidikan yang

sederajat/setara.

5) Rasio guru dan murid: 1 guru mengajar maksimal 12 siswa.

6) Sistem guru: Guru mata pelajaran

d. Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB)

1) Kurikulum:

1. Program Umum: pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, pendidikan Jasmani

dan Kesehatan Bahasa Inggris.

2. Program Khusus: Braille

3. Program Pilihan: paket keterampilan Rekayasa, Pertanian, Usaha dan Perkantoran,

Kerumahtanggaan, dan Kesenian.

2) Susunan Program Pengajaran:

Kegiatan belajar sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran tiap minggu. Setiap jam pelajaran

lamanya 45 menit.

Alokasi waktu program umum kurang lebih 38%, sedangkan alokasi waktu program plihan

kurang lebih 62%.

3) Lama Pendidikan: berlangsung selama sekurang-kurangnya 3 tahun.

4) Siswa: telah tamat Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat/setara. 5) Rasio guru dan

murid: 1 guru mengajar maksimal 12 siswa.

6) Sistem guru: Guru mata pelajaran

2. Model Pendidikan

a. Pendidikan Khusus (SLB)

Page 15: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

SLB adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus.

1) Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunanetra; yaitu sekolah yang hanya memberikan pelayanan

pendidikan kepada anak tunanetra.

2) Sekolah Dasar Luar Biasa; yaitu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus, dengan

bermacam jenis kelainan yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.

b. Pendidikan Terpadu

Pendidikan Terpadu ialah model penyelenggaraan program pendidikan bagi anak yang

berkebutuhan khusus yang diselenggarakan bersama-sama dengan anak normal dalam satuan

pendidikan yang bersangkutan di sekolah reguler (SD,SMP, SMA dan SMK) dengan

menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan yang bersangkutan

(Kepmendikbud No. 002/U/1986).

Dalam pendidikan terpadu harus disiapkan:

1) Seorang guru Pembimbing Khusus (Guru PLB)

2) Sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan alat pendidikan bagi anak yang berkebutuhan

khusus . Ruangan khusus ini dibuat dengan tujuan apabila anak yang berkebutuhan khusus

tersebut mengalami kesulitan di dalam kelas, maka ia dibawa ke ruang khusus untuk diberi

pelayanan dan bimbingan oleh guru Pembimbing Khusus. Bimbingan ini dapat berupa:

(a) bantuan untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran, dengan menggunakan alat

bantu atau alat peraga,

(b) pengayaan agar ketika anak belajar di kelas bersama anak lainnya anak tunanetra sudah siap

menerima materi pelajaran,

(c) rehabilitasi sosial bagi anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan dalam bergaul

dengan teman sebayanya.

c. Guru Kunjung

Page 16: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Di dalam sistem Pendidikan Luar Biasa terdapat sebuah model pelayanan pendidikan bagi anak

yang berkebutuhan khusus yaitu dengan model Guru Kunjung.

Model guru kunjung ini dilakukan dalam upaya pemerataan pendidikan bagi anak yang

berkebutuhan khusus usia sekolah. Oleh karena sesuatu hal, anak tsb tidak dapat belajar di

sekolah khusus atau sekolah lainnya, seperti:

1) Tempat tinggal yang sulit dijangkau akibat dari kemampuan mobilitas yang terbatas

2) Jarak sekolah dan rumah terlalu jauh

3) Kondisi anak tunanetra yang tidak memungkinkan untuk berjalan.

4) Menderita penyakit yang berkepanjangan

5) Dll.

Pelayanan pendidikan dengan model guru kunjung ini bisa dilaksanakan di beberapa tempat,

diantaranya;

1) Rumah anak tunanetra sendiri

2) Pada sebuah tempat yang dapat menampung beberapa anak tunanetra

3) Rumah sakit

4) Dll.

Kurikulum yang digunakan pada model guru kunjung adalah kurikulum PLB, kemudian

dikembangkan kepada program pendidikan individual yang disesuaikan dengan kemampuan dan

kebutuhan masing-masing anak.

d. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif adalah pendidikan reguler yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang

memerlukan pendidikan khusus pada sekolah reguler dalam satu kesatuan yang sistemik.

Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0491/U/1992, anak-anak yang memiliki kebutuhan

khusus seperti tunanetra dapat belajar secara terpadu dengan anak sebaya lainnya dalam satu

sistem pendidikan yang sama. Layanan pendidikan di dalam pendidikan inklusif memperhatikan:

Page 17: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

1. Kebutuhan dan kemampuan siswa

2. Satu sekolah untuk semua

3. Tempat pembelajaran yang sama bagi semua siswa

4. Pembelajaran didasarkan kepada hasil assessment

5. Tersedianya aksesibilitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga siswa merasa aman

dan nyaman.

6. Lingkungan kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang fleksibel, yang disesuaikan dengan

kemampuan dan kebutuhan setiap siswa.

REFERENSI

1. Corn & Koenig. (1996). Foundation of Low Vision: Clinical and Functional Persfectives. New

York: American Foundation for the Blind Press.

2. Departemen Pendidikan Nasional. (…) Keputusan Mendikbud No. 002/U/1986. Jakarta:

Depdiknas

3. Departemen Pendidikan Nasional. (…) Keputusan Mendikbud No. 0491/U/1992. Jakarta:

Depdiknas

4. Departemen Pendidikan Nasional. (1991). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

72 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas

5. Departemen Pendidikan Nasional. (1994). Kurikulum Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:

Depdiknas

6. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Pelayanan Pendidikan Terpadu bagi anak

berkebutuhan Khusus dan Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdiknas

7. Heather Mason and Stephen Mc. Call. (1991). Visual Impairment. London: David Fulcon

Publisher Ltd.

H. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Sekolah Luar Biasa (1/provinsi)

Page 18: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

SDLB Srengseng Sawah

Jl. Lenteng Agung RT 11/12 Jagakarsa, Jakarta Selatan

Tlp. 021-7820040

SLB-A Negeri Pajajaran

Jl. Pajajaran No 50 Bandung Jawa Barat

Tlp. 022-4203327

SLB-A YKAB

Jl. Cokroaminoto Jagalan, Surakarta, Jawa Tengah

SLB-A Yaketunis

Jl. Parangtritis No. 46 DI Yogyakarta

Tlp. 0274-377430

SLB-A YPAB

Jl. Tegalsari N0 56, Surabaya.

Tlp. 031-5340297

SDLB Pidie

Jl. Bale Oen Bambi Blang Raya, Kab Pidie 24172, DI Aceh

g. SLB-A Yayasan Pendidikan Tanjung Morawa

Km. 21,5 Medan Tlp. 061-7940467-7944550

SDLB Painan

Jl. Iyos Yakup Kel. Painan Mara, Kec I. Yurai, Kab Pesisir Selatan KP 25611

Tlp. 0756-21621

SDLB Kampar

Jl. Letnan Boyak 01, Kel bangkinang, Kec. Bamgkinang, Kab. Kampar 2841

Tlp. 0761-322703

SDLB Muara Bulian

Kab. Batang Hari, Jambi

Page 19: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

SDLB Muara Enim

Jl. Tanjung Priok No. 51 Kel. Tungkai Kec. Muara Enim Kp. 31313

SLB-A Bina Insani

Jl. Purnawirawan Gg. Cemara No 17 A Gedung Meneng Kedaton, Bandar Lampung

SDLB Mempawah

Jl. Raden Kusno Terusan, Kec. Mempawah Ilir, Kab. Pontianak 78912

SLB-A Buntok

Jl. Pahlawan No. 105 Rt 37 Buntok, Kota Dusun Selatan, Kalimantan Tengah.

SDLB Sepinggan Baru

Jl. Sepingggan Baru RT 56/10 Kec. Balikpapan, Kodya Balikpapan 76115

Tlp. 0542-760511

SLB-A Fajar Harapan

Jl. A. Yani Km 37 No. 8 Martapura, Kalimantan Selatan 70613

Tlp. 0511-705458

SLB-A Bartenius

Jl. Samratulangi No 335 Wamea, Manado.

Tlp. 0431-852295 Fax. 0431-847851

SLB-A ABCD Raha

Jl. Bata Laiwuro, Kab Muna, Sulawesi Tenggara

Tlp. 0403-21810

SDLB Gianjar

Jl. Erlangga Ds. Gianjar, Kec. Gianjar, Bali

Tlp. 0361-941541

Page 20: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

SLB-A YPTN Mataram

Jl. Peternakan, Salagalas, Mataram, NTB

Tlp. 0370-621622

SLB-A Karya Murni, Cabang Ruteng

Jl. Pelita, Tromol Pos 801 NTT.

Tlp. 0385-21495

SDLB Sorong

Jl. Tim-tim No 17-18 Kepala Lima, Kec. Kupang Utara, Kab. Kupang NTT.

SDLB Serang

Jl. Bhayangkara 18 B Sumber Agung, Sumur Pucung, Kab. Serang, Banten.

Tlp. 0254-208485

SDLB Wumialo

Jl. Kenangan Kel. Wumialo Kec. Kota Utara, Kodya Gorontalo 96128.

SLB Pembina

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, KP 12440

Tlp. 021-7657327

SLB-B Pembina Tingkat Nasional, Bali

Nusa Dua, Bali

SLB-B Pembina Tingkat Provinsi, Sumedang, Jawa Barat

SLB-C Pembina Tingkat Provinsi, Yogyakarta

SLB-C Pembina Tungkat Nasional, Malang, Jawa Timur

SLB-C Pembina Tingkat Provinsi, Kalimantan Selatan

Page 21: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

SLB Pembina Palembang

SLB-D Pembina Tingkat Provinsi, Makassar, Sulawesi Selatan

SLB-E Pembina Tingkat Nasional, Medan, Sumatera Utara

SLB-A Pembina Tingkat Provinsi Pemalang, Jawa Tengah

Pusat Sumber

Pusat Sumber I

Jl. Pertanian Raya. Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan KP 12440

Tlp. 021 – 7657327

Pusat Sumber II

SLB-A Negeri Citeureup

Jl. Ciawitali, Ciuyah, Sukarasa No. 40, Cimahi Utara, Kab Bandung Jawa Barat.

Tlp. 022 – 6649170

Pusat Sumber III

SLB-A Pembina Tingkat Provinsi

Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 3A, Pemalang, Jawa Tengah

Tlp. 0284 – 321518/323058

Pusat Sumber IV

SLB-A Negeri

Jl. Serma Gede N0 11 Sanglah, Denpasar, Bali KP 50114, Tlp. 0361 – 224375

Pusat Sumber V

SLB Pembina

Kec. Narmada, Kodya Lombok Barat. NTB

Tlp. 0370 – 646578

Page 22: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Pusat Sumber VI

SLB-A YAPTI

Jl. Kapten Pierre Tendean Blok M/2, Makassar, Sulawesi Selatan

Tlp. 0411 – 447786

Pusat Sumber VII

SLB-A Tunanetra

Jl. Soekarno-Hatta No. 288, Payakumbuh, Sumatera Barat

Tlp. 0752 – 93395

Pusat Sumber VIII

Lawang, Malang, Jawa Timur

Pusat Sumber IX

Jl Wates, Bantul, Yogyakarta.

Categories:

Tak Berkategori

« FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN

INFORMASI PEHDIDIKAN ANAK TUNARUNGU »

Leave a response -

Name*

Email*

Website

Page 23: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Your response:

Anti-spam word: (Required)*

To prove you're a person (not a spam script), type the security word shown in the picture.

Categories

MATERI KULIAH DASAR-DASAR REHABILITASI DAN PEKERJAAN SOSIAL

(S1 PLB) IKIP PGRI JEMBER

MATERI KULIAH PENANGANNAN ANAK BERKELAINAN (S1 PAUD) IKIP

PGRI JEMBER

Spiritual

Tak Berkategori

 

Maret 2010

S S R K J S M

« Feb   Apr »

Submit Comment 50

4

Page 24: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Maret 2010

S S R K J S M

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 31  

Arsip

Tulisan Terakhir

Menyambut Tahun Baru 1432 H Bagaimana Hari Esok ?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010

Bagaimana Kita Mengasuh Anak

Keajaiban Shodaqoh

Pengantar Pendidikan Luar Biasa

Komentar Terakhir

endro pada MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA INKLUSI TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN

JEMBER (SMP INKLUSI TPA JEMBER)

roni pada Pendidikan Inklusif

achmad rivaldi ARP pada Renungan Motivasi

bambang wagiman pada Pendidikan Inklusif

Kategori

Pilih Bulan

Page 25: Informasi Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunanetra

Bambang Wagiman

Create Your Badge

| Theme: Ocean Mist by Ed Merritt

Pilih Kategori