Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam...

23
1 Kemampuan Efisiensi Perusahaan Dalam Menghasilkan Laba Pada Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian Global Pendahuluan Adanya PBB sebagai salah satu organisasi dunia, menjadi bukti dan gambaran bahwa terdapat hubungan antar negara yang telah terjalin dengan baik saat ini. Hubungan baik antar negara tersebut menumbuhkan rasa saling ketergantungan antar negara dalam berbagai sektor seperti sektor ekonomi, ketahanan negara, dan berbagai sektor lainnya. Menurut Maramis (2012), hubungan baik antar negara mempunyai dampak negatif seperti saat terjadi krisis dalam suatu negara, negara lain ikut merasakan dampaknya seperti adanya krisis perekonomian global yang terjadi pada tahun 2008. Krisis perekonomian global ini dimulai dengan adanya kredit macet perumahan di negara Amerika Serikat. Krisis perekonomian yang terjadi di Amerika Serikat menyebabkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melemah. Melemahnya perekonomian Amerika Serikat membawa dampak yang juga dirasakan oleh negara lainnya seperti Indonesia. Perekonomian Indonesia melemah saat terjadinya krisis global, hal tersebut dapat di lihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2004 hingga tahun 2012 berikut ini : Sumber : The World Bank (Lampiran 1) Gb.1 Grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2004-2012 dalam persen (%)

Transcript of Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam...

Page 1: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

1

Kemampuan Efisiensi Perusahaan Dalam Menghasilkan Laba Pada Sektor

Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

Global

Pendahuluan

Adanya PBB sebagai salah satu organisasi dunia, menjadi bukti dan

gambaran bahwa terdapat hubungan antar negara yang telah terjalin dengan baik

saat ini. Hubungan baik antar negara tersebut menumbuhkan rasa saling

ketergantungan antar negara dalam berbagai sektor seperti sektor ekonomi,

ketahanan negara, dan berbagai sektor lainnya. Menurut Maramis (2012),

hubungan baik antar negara mempunyai dampak negatif seperti saat terjadi krisis

dalam suatu negara, negara lain ikut merasakan dampaknya seperti adanya krisis

perekonomian global yang terjadi pada tahun 2008. Krisis perekonomian global

ini dimulai dengan adanya kredit macet perumahan di negara Amerika Serikat.

Krisis perekonomian yang terjadi di Amerika Serikat menyebabkan

pertumbuhan ekonomi di negara tersebut melemah. Melemahnya perekonomian

Amerika Serikat membawa dampak yang juga dirasakan oleh negara lainnya

seperti Indonesia. Perekonomian Indonesia melemah saat terjadinya krisis global,

hal tersebut dapat di lihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2004

hingga tahun 2012 berikut ini :

Sumber : The World Bank (Lampiran 1)

Gb.1 Grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2004-2012 dalam persen (%)

Page 2: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

2

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi dari

tahun 2004 sampai 2012 berfluktuasi. Hal tersebut diperlihatkan oleh grafik

pertumbuhan ekonomi dari tahun 2008 yang menurun pada tahun 2009 dan

penurunannya terlihat jelas. Setelah mengalami penurunan, dari grafik tersebut

diperlihatkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami perbaikan setelah

tahun 2009. Pada saat terjadi krisis perekonomian global, setiap perusahaan

dituntut untuk dapat mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya dapat dinilai

dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Berdasarkan quick survey yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia

Semarang dengan Fakultas Ekonomi UNISSULA Semarang (2008), krisis

keuangan global diperkirakan akan memberikan dampak berupa perlambatan

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan 2009, hampir semua sektor ekonomi

akan terkena dampaknya, terutama yang berorientasi ekspor dan menggunakan

bahan baku impor relatif banyak, sektor perbankan diperkirakan akan mengalami

perlambatan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2008, dan sedikit membaik

pada tahun 2009 mendatang namun masih belum sebaik pada masa sebelum

terjadinya krisis. ( www.bi.go.id )

Uraian sebelumnya telah menjelaskan bahwa semua sektor perusahaan

terkena dampak dari krisis perekonomian global. Bursa Efek Indonesia telah

membagi perusahaan-perusahaan yang ada kedalam sembilan sektor perusahaan.

Berdasarkan sembilan sektor yang ada, sektor perusahaan yang dipilih sebagai

objek dalam penelitian ini adalah sektor aneka industri dan industri barang

konsumsi. Sektor aneka industri dipilih karena perusahaan-perusahaan sektor ini

merupakan perusahaan yang bahan baku produksinya harus dengan melakukan

impor dan juga terdapat perusahaan yang pemasaran produknya dengan

mengekspor, sedangkan industri barang konsumsi dipilih karena perusahaan di

sektor ini merupakan perusahaan yang memproduksi barang-barang yang

diperlukan oleh masyarakat umumnya pada kehidupan sehari-hari sehingga

produk yang dihasilkan oleh perusahaan dalam sektor ini sangat mudah

terpengaruh adanya inflasi akibat adanya kenaikan harga minyak bumi.

Page 3: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

3

Berdasarkan uraian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat ketidakstabilan

perekonomian di Indonesia yang dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang ada.

Kinerja perusahaan umumnya dinilai menggunakan laba yang dihasilkan

perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti tingkat penjualan serta kemampuan efektifitas dan efisiensi

perusahaan dalam menjalankan operasinya. Tingkat penjualan yang dihasilkan

perusahaan sangat dipengaruhi oleh pihak eksternal perusahaan sehingga nilai dari

tingkat penjualan dapat tidak berbatas, sedangkan kemampuan efektifitas dan

efisiensi perusahaan merupakan faktor yang berpengaruh berasal dari dalam

perusahaan. Kemampuan efektifitas dan efisiensi yang berasal dari dalam

perusahaan digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan keadaan yang terjadi

saat krisis ekonomi global. Persoalan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu

mengenai kemampuan efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasinya.

Berdasarkan seluruh uraian tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk

mendeskripsikan kemampuan efisiensi perusahaan sektor aneka industri dan

industri barang konsumsi dalam menghadapi krisis perekonomian global serta

mendeskripsikan keterkaitan antara aspek ukuran perusahaan, perubahan laba dan

perubahan biaya operasi. Penelitian ini memiliki manfaat yaitu peneliti dapat

mengetahui kemampuan efisiensi perusahaan sektor aneka industri dan industri

barang konsumsi dalam menghadapi krisis perekonomian global, hasil penelitian

ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca agar dapat menambah

pengetahuan mengenai kemampuan efisiensi perusahaan dalam menghadapi krisis

perekonomian.

Telaah Teoritis

Ukuran Perusahaan

Menurut Standart Akuntansi Keuangan aset didefinisikan sebagai suatu

sumber yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

(misalnya pembelian atau penciptaan sendiri) dan dari manfaat ekonomis masa

Page 4: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

4

depan (arus kas masuk atau aset lain-lain) yang diharapkan. Aset dikelompokan

menjadi 2 yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Berdasarkan dua kelompok

tersebut, aset diklasifikasikan kedalam beberapa bagian. Aset dapat digunakan

sebagai instrumen dalam menilai ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan menunjukan kondisi perusahaan. Menurut Reviani dan

Sudantoko (2012), beberapa informasi yang dapat digunakan untuk menilai besar

kecilnya ukuran perusahaan adalah jumlah karyawan, total asset, total penjualan,

dan kapitalisasi pasar. Semakin banyak jumlah karyawan, berarti semakin banyak

hasil yang diproduksi. Semakin besar asset berarti semakin banyak modal yang

ditanam, semakin tinggi jumlah penjualan berarti semakin banyak perputaran

uang, dan semakin tinggi kapitalisasi pasar berarti semakin dikenal dalam

masyarakat.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi persepsi

masyarakat dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Perusahaan besar dianggap

sebagai perusahaan yang lebih dapat bertahan dalam segala kondisi

perekonomian, sehingga sebagian besar masyarakat maupun investor yang ingin

menginvestasikan uangnya akan memilih menginvestasikannya ke perusahaan –

perusahaan yang berukuran besar. Masyarakat memiliki persepsi bahwa

perusahaan besar akan dapat menghasilkan keuntungan yang stabil, artinya bagi

masyarakat ukuran perusahaan mempengaruhi tingginya laba yang dihasilkan.

Perubahan Laba

Berdasarkan uraian sebelumnya, kemampuan perusahaan dapat dianalisa

dengan menggunakan analisis rasio. Menurut Atarwaman (2011), informasi laba

merupakan perhatian utama untuk menilai kinerja dan pertanggungjawaban

manajemen. Rasio yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

adalah rasio provitabilitas.

Rasio provitabilitas terdiri dari beberapa rasio yang beberapa diantaranya,

penghitungannya menggunakan variabel laba. Menurut Widayanti et al (2009, 55-

Page 5: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

5

57) rasio provitabilitas terdiri dari beberapa rasio yaitu gross profit margin

(GPM), operating profit margin (OPM), net profit margin (NPM), return on

investment (ROI), return on equity (ROE), earnings per share (EPS) dan

price/earning rasio (P/E).

Menurut Setiawan (2009) dan Kusumawati (2012) mengemukakan bahwa

informasi perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan

biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin serta perubahan

arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan.

Menurut Taruh (2012), perubahan laba merupakan perubahan persentase laba

yang diperoleh perusahaan.

Perubahan Biaya Operasi

Informasi selanjutnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu

informasi perubahan biaya operasi. Informasi perubahan biaya operasi dalam

penelitian ini merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi kinerja

perusahaan. Menurut Belkaoui dalam Rusdiyaningsih (2008), biaya administrasi

dan penjualan atau beban operasi merupakan seluruh biaya non-manufaktur yang

diperlukan untuk memelihara organisasi penjualan dan administrasi dasar. Biaya

tersebut diperlukan sebagai biaya periodik pada periode di mana biaya tersebut

terjadi, baik dalam metode perhitungan biaya langsung, maupun metode

perhitungan penyerapan penuh.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jika terjadi

peningkatan biaya operasi, akan berpengaruh pada laba yang diperoleh

perusahaan semakin kecil. Perusahaan dapat mencapai kinerja yang optimal

apabila perusahaan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki secara efektif

dan efisien. Tingkat keefektifan sebuah perusahaan dapat dianalisis melalui

analisis rasio profitabilitas, sedangkan untuk mengukur tingkat keefisienan

perusahaan dalam menjalankan operasi, perusahaan dapat menggunakan rasio

efisiensi. Untuk menilai efisiensi biaya yang digunakan perusahaan dalam

operasionalnya, dapat digunakan rasio operasi.

Page 6: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

6

Penelitian Terdahulu

Menurut Dwimulyani dan Shirley (2007), rasio laba kotor atas penjualan,

rasio kewajiban atas total aktiva, dan ukuran perusahaan merupakan variabel

yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba. Menurut Whitaker

dalam Sudiyatno dan Saleh (2013), faktor yang dapat menyebabkan perusahaan

menghadapi kebangrutan yaitu antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi

berlebihan, ketinggalan teknolgi, kondisi persaingan, kondisi ekonomi, kelemahan

manajemen perusahaan dan penurunan aktivitas perdagangan industri. Menurut

Wibowo dan Pujiati (2011), efisiensi perusahaan dapat dinilai dengan rasio

perputaran total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat efisiensi aktiva perusahaan

dalam pemanfaatannya untuk memperoleh penghasilan, sehingga rasio ini juga

dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang.

Metode Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

publik yang digolongkan dalam sektor aneka industri serta sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 – 2012.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling

yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun

kriteria dalam pengambilan sampel ini adalah :

1. Perusahaan Go Public yang terdaftar dalam BEI dari tahun 2008 – 2012

2. Perusahaan Go Public yang menerbitkan laporan keuangan auditan secara

konsisten dan lengkap dari tahun 2008–2012.

3. Perusahaan yang menggunakan mata uang Indonesia dalam laporan

keuangannya.

4. Data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu perusahaan yang

mengalami laba positif berturut-turut selama 5 tahun periode 2008-2012.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berupa laporan keuangan time series selama 5 tahun yaitu laporan keuangan tahun

Page 7: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

7

2008 – 2012. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan

situs resminya yaitu www.idx.co.id.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel ukuran

perusahaan, perubahan laba, dan perubahan biaya operasi. Berikut ini adalah

penjelasan dari variabel penelitian :

1. Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinilai berdasarkan informasi

total aset. Penghitungan variabel ukuran perusahaan dilakukan dengan

menghitung selisih nilai total aset riil yang dimiliki perusahaan. Penggunaan

nilai total aset ini dengan alasan agar diperoleh data yang valid, karena data

mengenai total aset tidak terpengaruh oleh kondisi pasar. Data dari variabel

ukuran perusahaan, kemudian dibagi kedalam 3 kategori perusahaan yaitu

kategori I, kategori II, dan kategori III.

Ukuran Perusahaan = Total Asset t – Total Aset t-1

2. Perubahan Laba

Variabel perubahan laba dalam penelitian ini merupakan perhitungan

perbandingan laba dengan penjualan. Variabel ini menjelaskan besar laba

yang dihasilkan dengan besar penjualan tertentu pada periode tertentu.

Informasi laba yang digunakan untuk menghitung variabel perubahan laba ini

adalah laba usaha, karena informasi laba usaha merupakan selisih dari

pendapatan perusahaan dengan biaya operasi perusahaan. Data variabel

perubahan laba yang diolah kemudian dibagi kedalam 3 tingkatan kelas yaitu

perubahan laba tinggi, sedang dan rendah.

Perhitungan perubahan laba yaitu :

Perubahan Laba =

Page 8: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

8

3. Perubahan Biaya Operasi

Variabel perubahan biaya operasi dalam penelitian ini merupakan perhitungan

perbandingan biaya operasi dengan penjualan. Variabel ini menjelaskan besar

beban operasi yang digunakan untuk menghasilkan penjualan tertentu pada

periode tertentu. Data variabel perubahan biaya operasi yang diolah kemudian

dibagi kedalam 3 tingkatan kelas yaitu perubahan biaya operasi tinggi, sedang

dan rendah.

Perubahan Biaya Operasi =

Teknis Analisis

Teknik dan tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah,

mengklasifikasikan data dari variabel ukuran perusahaan tersebut menjadi 3

kategori dan membagi variabel perubahan laba dan perubahan biaya operasi

menjadi 3 tingkatan kelas. Selanjutnya dilakukan uji statistik deskriptif untuk

menguji kemampuan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dan

mendeskripsikan keterkaitan antara aspek ukuran perusahaan, perubahan laba, dan

perubahan biaya operasi.

Analisis dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan sektor aneka

industri dan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang listing di BEI

selama periode 2008-2012 dengan jumlah 75 perusahaan. Berikut hasil

perhitungan sampel :

Page 9: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

9

Tabel 1. Jumlah Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012

Perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang

konsumsi yang tidak mengeluarkan laporan keuangan secara

terus menerus selama tahun 2008-2012

Perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang

konsumsi yang tidak menggunakan mata uang Indonesia dalam

laporan keuangannya

Perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang

konsumsi yang tidak mengalami laba positif berturut-turut

selama 2008-2012

75

(21)

(9)

(11)

Jumlah sampel yang terpilih 34

Lampiran 2

Setelah melakukan perhitungan terhadap sampel yang ada, dari 75

perusahaan sampel, sebanyak 41 perusahaan tidak memenuhi kriteria yang

ditentukan. Berdasarkan perhitungan sampel yang memenuhi kriteria, sampel

yang dapat digunakan dalam penelitian ini hanya 34 perusahaan sektor aneka

industri dan sektor industri barang konsumsi. Sampel perusahaan tersebut terdiri

dari 15 perusahaan aneka industri dan 19 perusahaan sektor industri barang

konsumsi.

Sampel berjumlah 34 yang akan diuji diklasifikasikan ke dalam 3 ukuran

perusahaan dan 3 tingkatan kelas perubahan laba dan perubahan biaya operasi.

Pengklasifikasian perusahaan menurut ukuran perusahaan dibagi kedalam 3

kategori yaitu Kategori I, Kategori II, Kategori III. Pembagian kategori tersebut

dilihat berdasarkan nilai perubahan aset riil perusahaan yang diurutkan menurut

besarnya nilai total aset perusahaan, kemudian dibagi tiga.

Page 10: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

10

Tabel 2

Klasifikasi Sampel Berdasarkan Ukuran Perusahaan

Keterangan Jumlah

Perusahaan yang masuk dalam Kategori I (120,2 Miliar – 8,2 Triliun)

Perusahaan yang masuk dalam Kategori II (1,2 Miliar – 84 Miliar)

Perusahaan yang masuk dalam Kategori III (-4,8 Miliar – 297 Miliar)

12

11

11

Jumlah 34

Lampiran 3

Perusahaan kategori I merupakan perusahaan dengan nilai perubahan

total aset 120,2 Miliar sampai 8,2 Triliun, sedangkan perusahaan kategori II

merupakan perusahaan dengan nilai perubahan total aset 1,2 Miliar sampai

dengan 84 Miliar. Kategori terakhir (Kategori III) merupakan perusahaan

dengan nilai perubahan total aset -4,8 Miliar sampai dengan -297 Miliar.

Perusahaan yang masuk dalam klasifikasian ukuran perusahaan pada

perusahaan kategori I adalah 12 perusahaan, perusahaan kategori II berjumlah

11 perusahaan dan perusahaan kategori III berjumlah 11 perusahaan. Sampel

perusahaan juga diklasifikasikan berdasarkan perubahan laba kedalam 3 kelas

yaitu tinggi, sedang, rendah.

Tabel 3

Klasifikasi Sampel Berdasarkan Perubahan Laba

Tingkatan Kelas Jumlah

Tinggi (0,4552 - 0,6826)

Sedang (0,2277 - 0,4551)

Rendah (0,0002 - 0,2276)

2

3

29

Jumlah 34

Lampiran 4

Berdasarkan nilai perubahan laba, perusahaan sampel yang berjumlah 34

diklasifikasikan kedalam 3 kelas yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perusahaan

Page 11: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

11

yang tergolong dalam perusahaan dengan nilai perubahan laba tinggi yaitu

perusahaan dengan nilai perubahan laba sebesar 0,4552 hingga 0,6826,

sedangkan yang tergolong dalam perusahaan dengan nilai perubahan laba

sedang yaitu perusahaan dengan nilai perubahan laba sebesar 0,2277 sampai

0,4551. Penggolongan perusahaan yang terakhir yaitu perusahaan dengan nilai

perubahan laba rendah, perusahaan ini memiliki nilai perubahan laba sebesar

0,0002 sampai 0,2276.

Berdasarkan pembagian tersebut, perusahaan sampel diklasifikasikan

sesuai kriteria yang telah disebutkan di atas. Setelah dilakukan

pengklasifikasian, diperlihatkan bahwa terdapat 2 perusahaan yang memiliki

perubahan laba yang tinggi, 3 perusahaan memiliki perubahan laba sedang, dan

29 perusahaan memiliki perubahan laba yang rendah. Sampel perusahaan juga

diklasifikasikan berdasarkan perubahan biaya operasi kedalam 3 kelas yaitu

tinggi, sedang, rendah.

Tabel 4

Klasifikasi Sampel Berdasarkan Perubahan Biaya Operasi

Tingkatan Kelas Jumlah

Tinggi (0,1333 – 0,1998)

Sedang (0,0667 – 0,1332)

Rendah (0,0001 – 0,0666)

1

0

33

Jumlah 34

Lampiran 5

Perusahaan sampel dibagi kedalam 3 kelas yaitu perusahaan dengan

perubahan biaya operasi tinggi, perusahaan dengan biaya operasi sedang, dan

perusahaan dengan perubahan biaya operasi rendah. Perusahaan dengan nilai

perubahan biaya operasi berkisar antara 0,1333 – 0,1998 merupakan perusahaan

dengan nilai biaya operasi tinggi, sedangkan nilai perubahan biaya operasi yang

berkisar antara 0,0667 sampai 0,1332 merupakan perusahaan dengan nilai

perubahan biaya operasi sedang. Perusahaan yang termasuk dalam kategori

biaya operasional rendah yaitu perusahaan 0,0001 sampai 0,0666. Perusahaan

Page 12: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

12

yang perubahan biaya operasi tinggi sebanyak 1 perusahaan sedangkan 33

perusahaan yang lain merupakan perusahaan dengan perubahan biaya operasi

rendah.

Pengujian Kemampuan Efisiensi Perusahaan

Pada penelitian ini dilakukan uji statistik deskriptif untuk menguji

kemampuan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba, yaitu dengan melihat

nilai rata-rata rasio antara variabel perubahan laba dan variabel perubahan biaya

operasi. Rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan efisiensi yaitu rasio

operasional. Rasio operasional membandingkan laba dengan penggunaan biaya

operasi perusahaan. Rasio ini menjelaskan besarnya biaya operasi perusahaan

yang digunakan untuk menghasilkan laba perusahaan.

Tabel. 5

Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata Rasio Perubahan Laba Terhadap Perubahan

Biaya Operasi

Ukuran Perusahaan Rata – Rata Rasio Perubahan Laba / Perubahan Biaya

Operasi

Kategori I 94,732

Kategori II 3,222

Kategori III 1,633

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014 (Lampiran 6)

Nilai rata-rata rasio perubahan laba / perubahan biaya operasi dari tiap

kategori perusahaan dapat dilihat pada tabel di atas. Berdasarkan nilai rata-rata

tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio perubahan laba / perubahan biaya operasi

yang semakin rendah seiring dengan semakin kecilnya ukuran perusahaan. Pada

tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan dengan nilai besaran aset perusahaan

yang tinggi memiliki kemampuan efisiensi yang lebih baik yang ditunjukan

dengan nilai rata – rata rasio yang tinggi.

Page 13: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

13

Pembahasan

Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai rata – rata rasio perubahan laba /

perubahan biaya operasi semakin rendah seiring dengan ukuran perusahaan yang

besaran asetnya semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar ukuran

perusahaan yang besaran asetnya semakin besar, maka laba yang dihasilkan dari

biaya operasi perusahaan pada periode tersebut semakin tinggi. Hal ini berarti

semakin besar ukuran perusahaan, semakin baik kemampuan efisiensinya dalam

memperoleh laba.

Berdasarkan hasil pengujian, terlihat bahwa laba yang dihasilkan pada

perusahaan kategori I (120,2 Miliar – 8,2 Triliun) tinggi. Laba tinggi yang

dihasilkan oleh perusahaan kategori ini dapat diperoleh karena perusahaan –

perusahaan tersebut telah memiliki strategi khusus untuk dapat menghasilkan laba

tertentu dengan menggunakan biaya operasi rendah. Perusahaan kategori II (1,2

Miliar – 84 Miliar) memiliki laba yang cukup tinggi dihasilkan yang dapat

disebabkan karena perusahaan pada kategori ini telah memiliki strategi tertentu

untuk meminimalkan biaya operasi. Hal ini berarti pada perusahaan kategori I dan

II telah memiliki kemampuan efisiensi yang cukup baik dalam menjalankan

operasinya dan menghasilkan laba. Perusahaan kategori III (-4,8 Miliar – 297

Miliar) memiliki laba yang rendah, hal ini disebabkan karena pada perusahaan –

perusahaan kategori ini belum memiliki kemampuan yang cukup baik dalam

menggunakan biaya operasi secara efisien. Berikut ini adalah matrik yang dibuat

untuk menggambarkan hasil uji kemampuan efisiensi perusahaan dalam

menghasilkan laba pada penelitian ini dengan melihat keterkaitan antar variabel :

Tabel. 6

CrossTabulation antara Ukuran Perusahaan dengan Perubahan Laba

Ukuran

Perusahaan

Perubahan Laba

Tinggi Sedang Rendah

Kategori I 11 perusahaan 0 perusahaan 0 perusahaan

Kategori II 10 perusahaan 0 perusahaan 0 perusahaan

Kategori III 8 perusahaan 3 perusahaan 2 perusahaan

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014 (Lampiran 7)

Page 14: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

14

Berdasarkan matrik di atas dapat dilihat bahwa dalam setiap kategori

perusahaan terdapat perusahaan yang memiliki perubahan laba tinggi. Perusahaan

yang memiliki perubahan laba sedang dan rendah hanya dimiliki oleh perusahaan

kategori III. Berikut ini adalah hasil crosstabulation antara ukuran perusahaan

dengan perubahan biaya operasi :

Tabel. 7

CrossTabulation antara Ukuran Perusahaan dengan Perubahan Biaya Operasi

Besaran Total

Aset

Perubahan Biaya Operasi

Tinggi Sedang Rendah

Kategori I 11 perusahaan 0 perusahaan 0 perusahaan

Kategori II 10 perusahaan 0 perusahaan 0 perusahaan

Kategori III 12 perusahaan 0 perusahaan 1 perusahaan

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014 (Lampiran 8)

Matrik di atas menunjukan hubungan antara ukuran perusahaan dengan

biaya operasi dari perusahaan sampel. Berdasarkan matrik di atas dapat dilihat

bahwa dalam setiap kategori perusahaan terdapat perusahaan yang memiliki

perubahan biaya operasi tinggi. Perusahaan yang memiliki perubahan biaya

operasi rendah hanya dimiliki oleh perusahaan kategori III, sedangkan tidak

terdapat perusahaan dalam semua kategori perusahaan yang memiliki perubahan

biaya operasi sedang.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu :

1. Perusahaan kategori I (120,2 Miliar – 8,2 Triliun) dan kategori II (1,2 Miliar

– 84 Miliar) memiliki kemampuan efektifitas yang cukup baik, karena kedua

kategori perusahaan ini telah memiliki kemampuan yang baik dalam

memanfaatkan biaya operasi tertentu untuk hasil yang maksimal. Hal ini

berbeda dengan perusahaan kategori III (-4,8 Miliar sampai -297 Miliar) yang

belum memiliki kemampuan efektifitas yang baik, karena masih terjadi

pemborosan biaya operasinya.

Page 15: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

15

2. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa

perusahaan kategori I (120,2 Miliar – 8,2 Triliun) dan kategori II (1,2 Miliar

– 84 Miliar) memiliki tingkat perubahan laba yang tinggi dengan perubahan

biaya operasi yang juga tinggi, artinya perusahaan tersebut menggunakan

biaya operasi yang cukup besar, tetapi masih mampu menghasilkan laba yang

tinggi. Hal ini berbeda dengan perusahaan kategori III (-4,8 Miliar – 297

Miliar) yang menunjukan bahwa nilai perubahan biaya operasi lebih tinggi

dari laba.

Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini masih

memiliki keterbatasan yaitu :

1. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat banyak perusahaan yang tidak

memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini, sehingga

jumlah sampel yang digunakan semakin kecil.

2. Berdasarkan variabel penelitian yang digunakan, penilaian kemampuan

efektifitas dan efisiensi hanya terbatas dengan menggunakan variabel ukuran

perusahaan, variabel perubahan laba dan variabel perubahan biaya operasi.

Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya,

terdapat saran bagi penelitian selanjutnya yaitu :

1. Populasi penelitian dapat diperluas tidak hanya terbatas pada sektor aneka

industri dan sektor industri barang konsumsi saja.

2. Variabel penelitian yang digunakan dapat ditambah dengan variabel

penjualan, suku bunga, inflasi, perpajakan, bea ekspor & impor, dan nilai

tukar.

Page 16: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

16

Daftar Pustaka

Atarwaman, Rita J.D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba yang

Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Ilmu Ekonomi ADVANTAGE, Vol.2, No.2 : 67 – 79

Bank Indonesia. 2008. Quick Survey Dampak Krisis Finansial Global Terhadap

Perbankan Dan Sektor Ekonomi Terpilih Di Jawa Tengah. www.bi.go.id

Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan Publikasi.

http://www.idx.co.id/id -

id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

Dwimulyani, Susi dan Shirley. 2007. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Rasio-

Rasio Keuangan, Laba Bersih, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Prediksi Pertumbuhan Laba Usaha Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan

Keuangan Publik, Vol. 2, No. 1 : 43 – 57

Kusumawati, Enik. 2012. Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi

Laba Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun 2000-2005. Jurnal Studi Manajemen

Indonesia, Vol.1 No.1 : 44-53

Maramis, Christie N. J. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi,

Investasi, Dan Ekspor Neto Di Indonesia Dan Sulawesi Utara Sebelum

Dan Sesudah Krisis Finansial Global Tahun 2008. Jurnal EMBA, Vol.1

No.4 : 1431-1443

Reviani, Dinni dan Sudantoko Djoko. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan ,

Ukuran Perusahaan, dan Corporate Governance Terhadap Manajemen

Laba. Prestasi, Vol.9 No.1 : 96-112

Rudiyaningsih, Eka dan Abubakar Arif. 2008. Analisis Kemampuan Laba,

Piutang, Persediaan, Biaya Administrasi &Penjualan, Dan Rasio Laba

Kotor Terhadap Penjualan Dalam Memprediksi Laba. Jurnal Informasi

Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Vol.3 No.2 : 101-114

Page 17: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

17

Setiawan, Zeffri. 2010. Kemampuan Informasi Keuangan Dalam Memprediksi

Perubahan Laba Dan Perubahan Arus Kas Di Masa Mendatang Pada

Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi Yang Terdapat Di

Bursa Efek Indonesia (Bei). Universitas Diponegoro. Semarang

Sudiyatno, Bambang dan Amir Saleh. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Untuk

Memprediksi Probablilitas Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Akuntansi, Keuangan

dan Perbankan, Vol.1, No.1 : 82-91

Taruh, Victorson. 2012. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi

Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Pelangi

Ilmu Vol.5 No.1

The World Bank. 2014. Pertumbuhan Perekonomian Indonesia.

www.worldbank.go.id

Wibowo, Hendra Agus dan Diyah Pujiati. 2011. Analisis Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property

di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapura (SGX). The Indonesian

Accounting Review, Vol.1, No.2 : 155-178

Widayanti, Rita et al. 2009. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat.

Jakarta

Lampiran – Lampiran

Lampiran 1

DATA PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2004-2012

Page 18: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

18

Lampiran 2

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEL

No Kode Nama Perusahaan

1. AISA TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD

2. ASII ASTRA INTERNATIONAL

3. AUTO ASTRA OTOPARTS

4. BATA SEPATU BATA

5. BIMA PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE

6. DLTA DELTA DJAKARTA

7. DVLA DARYA-VARIA LABORATORIA

8. GJTL GAJAH TUNGGAL

9. HMSP HANJAYA MANDALA SAMPOERNA

10. ICBP INDOFOOD

11. INAF INDOFARMA

12. INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR

13. INDS INDOSPRING

14. KAEF KIMIA FARMA

15. KBLI KMI WIRE AND CABLE

16. KBLM KABELINDO MURNI

17. KDSI KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL

18. KLBF KALBE FARMA

19. LMPI LANGGENG MAKMUR INDUSTRI

20. LPIN MULTI PRIMA SEJAHTERA

21. MLBI MULTI BINTANG INDONESIA

22. MERK MERCK

23. MYOR MAYORA INDAH

24. NIPS NIPRESS

25. PBRX PAN BROTHERS

26. PYFA PYRIDAM FARMA

27. RICY RICKY PUTRA GLOBALINDO

28. SKLT SEKAR LAUT

29. SMSM SELAMAT SEMPURNA

30. SQBI TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA

31. TCID MANDOM INDONESIA

32. TSPC TEMPO SCAN PACIFIC

33. UNIT NUSANTARA INTI CORPORA

34 UNVR UNILEVER INDONESIA

Page 19: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

19

Lampiran 3

DAFTAR PERUSAHAAN BERDASARKAN KLASIFIKASI UKURAN

PERUSAHAAN

Nama Perusahaan Perubahan Total

Aset

Klasifikasi

ASTRA INTERNATIONAL (ASII) 8,198,000,000,000 Kategori I

HANJAYA MANDALA SAMPOERNA (HMSP) 1,582,628,000,000 Kategori I

UNILEVER INDONESIA (UNVR) 980,254,000,000 Kategori I

INDOFOOD SUKSES MAKMUR (INDF) 791,644,000,000 Kategori I

KALBE FARMA (KLBF) 778,614,258,274 Kategori I

ASTRA OTOPARTS (AUTO) 663,623,000,000 Kategori I

TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD (AISA) 551,872,244,849 Kategori I

MAYORA INDAH (MYOR) 323,500,100,916 Kategori I

TEMPO SCAN PACIFIC (TSPC) 296,045,859,558 Kategori I

GAJAH TUNGGAL (GJTL) 163,587,000,000 Kategori I

DARYA-VARIA LABORATORIA (DVLA) 145,952,220,000 Kategori I

KIMIA FARMA (KAEF) 120,161,466,635 Kategori I

MANDOM INDONESIA (TCID) 83,830,548,404 Kategori II

KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL (KDSI) 64,969,613,191 Kategori II

DELTA DJAKARTA (DLTA) 62,128,892,000 Kategori II

MERCK (MERK) 58,906,143,000 Kategori II

MULTI BINTANG INDONESIA (MLBI) 52,076,000,000 Kategori II

TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA

(SQBI) 24,208,998,000 Kategori II

NUSANTARA INTI CORPORA (UNIT) 22,186,046,322 Kategori II

INDOFOOD (ICBP) 18,177,000,000 Kategori II

SEPATU BATA (BATA) 14,778,568,000 Kategori II

SELAMAT SEMPURNA (SMSM) 11,898,092,229 Kategori II

PYRIDAM FARMA (PYFA) 1,282,073,760 Kategori II

SEKAR LAUT (SKLT) (4,817,420,742) Kategori III

NIPRESS (NIPS) (10,530,348,413) Kategori III

PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE

(BIMA) (12,588,285,433) Kategori III

LANGGENG MAKMUR INDUSTRI (LMPI) (19,564,483,454) Kategori III

MULTI PRIMA SEJAHTERA (LPIN) (45,030,211,286) Kategori III

RICKY PUTRA GLOBALINDO (RICY) (46,037,385,417) Kategori III

KABELINDO MURNI (KBLM) (104,329,755,558) Kategori III

KMI WIRE AND CABLE (KBLI) (116,510,338,185) Kategori III

PAN BROTHERS (PBRX) (133,177,050,782) Kategori III

INDOFARMA (INAF) (236,108,691,503) Kategori III

INDOSPRING (INDS) (297,087,306,764) Kategori III

Page 20: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

20

Lampiran 4

DAFTAR PERUSAHAAN BERDASARKAN KLASIFIKASI PERUBAHAN

LABA

Nama Perusahaan Perubahan

Laba

Klasifikasi

INDOSPRING (INDS) 0,6825 Tinggi

SEPATU BATA (BATA) 0,5545 Tinggi

INDOFARMA (INAF) 0,3673 Sedang

PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE (BIMA) 0,3252 Sedang

GAJAH TUNGGAL (GJTL) 0,2354 Sedang

KMI WIRE AND CABLE (KBLI) 0,1640 Rendah

RICKY PUTRA GLOBALINDO (RICY) 0,1172 Rendah

ASTRA OTOPARTS (AUTO) 0,1127 Rendah

MULTI BINTANG INDONESIA (MLBI) 0,1017 Rendah

PAN BROTHERS (PBRX) 0,1000 Rendah

SELAMAT SEMPURNA (SMSM) 0,0990 Rendah

TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA

(SQBI) 0,0929 Rendah

ASTRA INTERNATIONAL (ASII) 0,0790 Rendah

DELTA DJAKARTA (DLTA) 0,0684 Rendah

INDOFOOD (ICBP) 0,0674 Rendah

NUSANTARA INTI CORPORA (UNIT) 0,0533 Rendah

TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD (AISA) 0,0517 Rendah

MERCK (MERK) 0,0481 Rendah

NIPRESS (NIPS) 0,0426 Rendah

MAYORA INDAH (MYOR) 0,0400 Rendah

MULTI PRIMA SEJAHTERA (LPIN) 0,0312 Rendah

KALBE FARMA (KLBF) 0,0273 Rendah

INDOFOOD SUKSES MAKMUR (INDF) 0,0228 Rendah

SEKAR LAUT (SKLT) 0,0165 Rendah

LANGGENG MAKMUR INDUSTRI (LMPI) 0,0103 Rendah

MANDOM INDONESIA (TCID) 0,0083 Rendah

KABELINDO MURNI (KBLM) 0,0081 Rendah

HANJAYA MANDALA SAMPOERNA (HMSP) 0,0078 Rendah

UNILEVER INDONESIA (UNVR) 0,0049 Rendah

DARYA-VARIA LABORATORIA (DVLA) 0,0020 Rendah

TEMPO SCAN PACIFIC (TSPC) 0,0009 Rendah

KIMIA FARMA (KAEF) 0,0004 Rendah

KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL (KDSI) 0,0002 Rendah

PYRIDAM FARMA (PYFA) 0,0002 Rendah

Page 21: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

21

Lampiran 5

DAFTAR PERUSAHAAN BERDASARKAN KLASIFIKASI PERUBAHAN

BIAYA OPERASI

Nama Perusahaan Perubahan

Biaya Operasi

Klasifikasi

TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA

(SQBI) 0,1995 Tinggi

NUSANTARA INTI CORPORA (UNIT) 0,0601 Rendah

MULTI BINTANG INDONESIA (MLBI) 0,0583 Rendah

INDOFARMA (INAF) 0,0471 Rendah

NIPRESS (NIPS) 0,0422 Rendah

MULTI PRIMA SEJAHTERA (LPIN) 0,0421 Rendah

MERCK (MERK) 0,0331 Rendah

DELTA DJAKARTA (DLTA) 0,0325 Rendah

DARYA-VARIA LABORATORIA (DVLA) 0,0321 Rendah

TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD (AISA) 0,0261 Rendah

SEKAR LAUT (SKLT) 0,0244 Rendah

KABELINDO MURNI (KBLM) 0,0223 Rendah

KMI WIRE AND CABLE (KBLI) 0,0191 Rendah

INDOFOOD SUKSES MAKMUR (INDF) 0,0183 Rendah

RICKY PUTRA GLOBALINDO (RICY) 0,0177 Rendah

KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL (KDSI) 0,0177 Rendah

INDOSPRING (INDS) 0,0176 Rendah

PYRIDAM FARMA (PYFA) 0,0174 Rendah

TEMPO SCAN PACIFIC (TSPC) 0,0158 Rendah

GAJAH TUNGGAL (GJTL) 0,0157 Rendah

PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE (BIMA) 0,0140 Rendah

KALBE FARMA (KLBF) 0,0136 Rendah

ASTRA OTOPARTS (AUTO) 0,0134 Rendah

UNILEVER INDONESIA (UNVR) 0,0107 Rendah

LANGGENG MAKMUR INDUSTRI (LMPI) 0,0100 Rendah

KIMIA FARMA (KAEF) 0,0095 Rendah

MANDOM INDONESIA (TCID) 0.0086 Rendah

HANJAYA MANDALA SAMPOERNA (HMSP) 0.0074 Rendah

PAN BROTHERS (PBRX) 0.0065 Rendah

SELAMAT SEMPURNA (SMSM) 0.0065 Rendah

MAYORA INDAH (MYOR) 0.0044 Rendah

INDOFOOD (ICBP) 0.0033 Rendah

SEPATU BATA (BATA) 0.0026 Rendah

ASTRA INTERNATIONAL (ASII) 0.0001 Rendah

Page 22: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

22

Lampiran 6

HASIL PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA RASIO PERUBAHAN LABA /

PERUBAHAN BIAYA OPERASI

Lampiran 7

Hasil Crosstabulation antara Ukuran Perusahaan dengan Perubahan Laba

Page 23: Kemampuan Efisiensi Perusahaan dalam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5774/3/T1_232009056_Full... · Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian

23

Lampiran 8

Hasil Crosstabulation antara Ukuran Perusahaan dengan Perubahan Biaya Operasi